1. PENDAHULUAN
1.1. Dengan penetapan Undang Undang No 20 tahun 2014 tentang Standardisasi dan
Penilaian Kesesuaian, ketentuan di dalam Peraturan Pemerintah No 102 tahun
2000 tentang Standardisasi Nasional yang tidak bertentangan dengan UU No. 20
tahun 2014 tetap berlaku sebagai aturan pelaksanaan dari ketentuan UU No. 20
tahun 2014 sebelum ditetapkan Peraturan Pemerintah penggantinya.
1.2. UU No. 20 tahun 2014 memuat ketentuan tentang Sertifikasi Barang, Sertifikasi
Proses, dan Sertifikasi Jasa yang dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi yang
kompeten dan memenuhi persyaratan kompetensi Lembaga Sertifikasi yang diakui
di tingkat internasional. Persyaratan kompetensi Lembaga Sertifikasi barang,
sertifikasi proses, dan sertifikasi jasa yang disepakati di tingkat internasional pada
saat ini adalah ISO/IEC 17065: 2012 yang telah diadopsi secara identik sebagai
Standar Nasional Indonesia (SNI) yaitu SNI ISO/IEC 17065:2012, Penilaian
kesesuaian - Persyaratan untuk Lembaga Sertifikasi produk, proses, dan jasa.
1.3. Sejalan dengan penetapan SNI ISO/IEC 17065:2012 yang masa transisi
penerapannya berakhir pada bulan September 2015 dan penetapan UU 20 tahun
2014, KAN yang di dalam UU 20 tahun 2014 diberi tanggung jawab untuk
melaksanakan tugas pemerintah di bidang akreditasi lembaga penilaian kesesuaian
memandang perlu untuk merevisi DPLS 04 revisi 2: Desember 2013 – Syarat dan
Aturan Akreditasi Lembaga Sertifikasi Produk menjadi DPLS 04 revisi 3: Februari
2016, “Syarat Aturan Akreditasi Lembaga Sertifikasi Produk, Proses, dan Jasa”.
1.4. Dokumen ini menjelaskan syarat dan aturan dalam pelaksanaan akreditasi kepada
Lembaga Sertifikasi yang dioperasikan berdasarkan SNI ISO/IEC 17065:2012.
Dalam dokumen ini dijelaskan juga informasi secara rinci tentang proses akreditasi,
termasuk aturan untuk pemberian, pemeliharaan, pembekuan, pencabutan,
perluasan dan pengurangan akreditasi.
1.5. KAN, Lembaga Sertifikasi yang telah diakreditasi berbasis SNI ISO/IEC
17065:2012, dan Lembaga Sertifikasi pemohon akreditasi berbasis SNI ISO/IEC
17065:2012 harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan di dalam dokumen ini,
dan persyaratan umum untuk Lembaga Sertifikasi lainnya yang telah ditetapkan
oleh KAN dan relevan dengan akreditasi Lembaga Sertifikasi produk, proses, dan
jasa berbasis SNI ISO/IEC 17065:2012.
2. RUANG LINGKUP
2.1. Dokumen ini berlaku untuk Lembaga Sertifikasi yang beroperasi berdasarkan SNI
ISO/IEC 17065:2012
2.2. Yang dimaksud dengan Lembaga Sertifikasi dalam dokumen ini adalah Lembaga
Sertifikasi atau apapun namanya yang melakukan kegiatan sertifikasi produk,
proses dan jasa, sesuai dengan definisi pada SNI ISO/IEC 17000:2009, dan SNI
ISO/IEC 17065:2012
2 dari 35
2.3. Definisi produk, proses, dan jasa yang digunakan dalam dokumen ini mengacu
pada definisi yang diberikan dalam SNI ISO/IEC 17065:2012, dan mencakup definisi
barang, proses, dan jasa yang ditetapkan dalam UU No. 20 tahun 2014.
2.4. Dokumen ini juga memberikan penjelasan terhadap interpretasi persyaratan SNI
ISO/IEC 17065:2012 yang diperlukan untuk harmonisasi implementasi persyaratan
SNI ISO/IEC 17065:2012 oleh Lembaga Sertifikasi yang diakreditasi oleh KAN dan
harus digunakan sebagai persyaratan bersama-sama dengan SNI ISO/IEC
17065:2012.
2.5. Bila diperlukan untuk mengoperasikan akreditasi Lembaga Sertifikasi dengan ruang
lingkup khusus yang diatur oleh Kementerian, Lembaga Pemerintah Non
Kementerian (LPNK), atau pemilik skema lainnya, KAN dapat menetapkan
persyaratan tambahan yang harus diterapkan bersama-sama dengan dokumen ini.
3. PERSYARATAN AKREDITASI
3.1 Persyaratan Umum
i. Memahami dan mematuhi regulasi teknis yang terkait dengan standar produk
yang tercakup dalam ruang lingkup akreditasinya.
b. Apabila kegiatan sertifikasi dilakukan oleh bagian dari badan hukum yang lebih
besar, akreditasi hanya dapat diberikan kepada badan hukum yang lebih besar
yang menaungi bagian yang melakukan kegiatan sertifikasi tersebut.
d. Bila Lembaga Sertifikasi merupakan bagian dari organisasi yang lebih besar yang
melakukan kegiatan di luar kegiatan sertifikasi, hubungan dengan bagian lain dari
organisasi tersebut harus dinyatakan dengan jelas dan dapat ditunjukkan bahwa
tidak terdapat konflik kepentingan yang dapat berpengaruh negatif terhadap
kegiatan sertifikasi.
e. Bila Lembaga Sertifikasi merupakan bagian dari organisasi yang lebih besar
sebagaimana dimaksud dalam butir d, asesmen yang dilakukan oleh KAN dapat
memerlukan informasi dan/atau akses terkait dengan bagian lain dari organisasi
yang lebih besar tersebut.
4 dari 35
i. personel internal yaitu pegawai tetap Lembaga Sertifikasi atau personel yang
bekerja untuk Lembaga Sertifikasi berdasarkan kontrak permanen dalam
jangka waktu tertentu, atau
f. Personel yang bekerja untuk organisasi lain (yang melakukan pekerjaan yang
dialihdayakan oleh Lembaga Sertifikasi kepada organisasi lain tersebut) tidak
termasuk dalam cakupan pengaturan “personel Lembaga Sertifikasi”, namun
demikian sebelum memberikan kontrak alih daya kepada organisasi lain tersebut,
Lembaga Sertifikasi harus memastikan bahwa organisasi lain tersebut memiliki
seluruh sumber daya, termasuk sumber daya manusia yang kompeten untuk
melakukan pekerjaan yang dialihdayakan.
5 dari 35
iv. pengujian,
v. inspeksi,
i. dilakukan oleh:
dan/atau
d. sumber daya eksternal sebagaimana dimaksud pada butir c.ii dapat berupa:
ii. badan hukum lain yang memiliki keterkaitan organisasi atau merupakan
bagian dari klien sertifikasi, sebagai contoh: laboratorium uji milik pabrikan
yang mengajukan sertifikasi.
6 dari 35
iv. tanda tangan dari personel yang secara hukum bertindak mewakili
Lembaga Sertifikasi dan lembaga penerima alihdaya.
k. Bila Lembaga Sertifikasi menerima hasil evaluasi yang diajukan oleh klien
sebagaimana dimaksud pada butir e, Lembaga Sertifikasi harus memastikan
bahwa hasil evaluasi tersebut berlaku untuk obyek yang diajukan untuk
disertifikasi dan diperoleh dari lembaga yang memenuhi persyaratan
kompetensi yang relevan sebagaimana dimaksud pada butir e.
n. Bila sumber daya untuk evaluasi telah diakreditasi oleh KAN atau Badan
Akreditasi negara lain penandatangan saling pengakuan antar badan
akreditasi yang diakui oleh KAN, atau diterima dalam skema keberterimaan
antar lembaga penilaian kesesuiaan yang diakui oleh pemerintah Republik
Indonesia, Lembaga Sertifikasi harus memastikan bahwa ruang lingkup
kompetensi dari sumber daya untuk evaluasi tersebut sesuai dengan
persyaratan obyek sertifikasi di dalam ruang lingkupnya.
7 dari 35
o. Bila sumber daya untuk evaluasi belum memenuhi persyaratan pada butir l,
Lembaga Sertifikasi harus melakukan penilaian dan memelihara hasil
penilaian kompetensi sumber daya untuk evaluasi berdasarkan persyaratan
kompetensi yang relevan untuk kegiatan evaluasi yang dilakukan
sebagaimana dinyatakan pada butir f.
b. Skema sertifikasi sebagaimana dimaksud pada butir (a) paling sedikit harus
mencakup kegiatan:
review,
8 dari 35
h. Keputusan sertifikasi harus ditetapkan oleh 1 (satu) orang atau lebih yang
ditugaskan oleh Lembaga Sertifikasi untuk menetapkan keputusan sertifikasi
berdasarkan hasil evaluasi, hasil tinjauan, dan informasi lain yang diperoleh
dalam proses sertifikasi.
CATATAN 1 Definisi klien dari SNI ISO/IEC 17065:2012 butir 3.1 adalah “organisasi
atau orang yang bertanggung jawab kepada Lembaga Sertifikasi untuk memastikan
persyaratan sertifikasi termasuk persyaratan produk, proses, dan jasa dipenuhi”.
CATATAN 2 Pihak lain yang mewakili klien sebagaimana dimaksud pada butir (a)
adalah badan hukum yang berkedudukan di wilayah RI dan memiliki perjanjian yang
9 dari 35
mengikat secara hukum dengan klien yang memuat hak dan tanggung jawabnya
dalam mewakili klien untuk kepentingan pengajuan sertifikasi.
nama dan identitas unik dari produk, proses, atau jasa yang
disertifikasi
(untuk sertifikasi barang) identitas unik dari tipe produk, atau kelompok
produk yang dinyatakan memenuhi persyaratan
ix. masa atau tanggal berakhir sertifikasi (bila relevan dengan skema
sertifikasi),
x. tanda tangan yang mengikat secara hukum dari personel yang bertindak
atas nama Lembaga Sertifikasi.
10 dari 35
sertifikasi barang, atau bila relevan, pada barang yang telah diproduksi
dengan proses yang telah memenuhi persyaratan sertifikasi proses.
ii. nama, alamat, dan personel yang berwenang atas nama pelaku usaha
yang berkedudukan hukum di wilayah RI yang bertindak sebagai
perwakilan resmi klien sertifikasi yang berkedudukan hukum di
wilayah RI berdasarkan perjanjian yang mengikat secara hukum,
beserta nama alamat, dan personel yang berwenang atas nama klien
sertifikasi.
12 dari 35
8) Publikasi.
9) Periode perjanjian.
11) Pertanggunggugatan.
d. Bila diperlukan KAN dapat merubah, menambah atau mencabut tiap bagian
dari Syarat dan Aturan Akreditasi. Apabila terjadi perubahan, KAN akan
menginformasikan kepada Lembaga Sertifikasi yang telah diakreditasi dan
memberi jangka waktu yang memadai untuk melakukan penyesuaian
terhadap perubahan Syarat dan Aturan Akreditasi. Lembaga Sertifikasi yang
diakreditasi harus memberi informasi kepada KAN apabila penyesuaian telah
dilaksanakan seluruhnya.
4.2.1 Pelaksanaan penyaksian asesmen (witness) dilakukan oleh KAN selain sebagai
salah satu alat untuk memastikan kompetensi auditor Lembaga Sertifikasi,
sekaligus juga untuk memverifikasi bahwa Lembaga Sertifikasi telah menerapkan
prosedurnya secara memuaskan, sesuai dengan sistem sertifikasi yang
diterapkan. Witness disyaratkan pada akreditasi awal, survailen, re-asesmen dan
13 dari 35
4.2.2 Dalam satu siklus akreditasi selama 4 tahun, Lembaga Sertifikasi harus di-witness
untuk seluruh kelompok ruang lingkup yang diakreditasi (Lampiran 2).
4.2.3 Bila dalam satu siklus akreditasi terdapat ruang lingkup yang tidak dapat di-
witness, maka kelompok ruang lingkup akreditasi Lembaga Sertifikasi tersebut
akan ditinjau kembali permohonan ruang lingkup terkait pada saat pengajuan re-
akreditasi.
4.2.5 Setelah jadwal pelaksanaan witness disepakati, KAN akan membentuk tim
witness. Lembaga Sertifikasi harus menyerahkan salinan surat tugas Tim
Evaluator, jadwal audit, sertifikat produk terkait (jika survailen atau re-sertifikasi),
permohonan sertifikasi dari klien (apabila kegiatan audit merupakan audit
sertifikasi awal), prosedur dan skema sertifikasi, serta surat persetujuan dari klien
mengenai kegiatan audit Lembaga Sertifikasi. Ketua Tim akan menginformasikan
tujuan dan proses dari witness tersebut, pada pertemuan pembukaan.
4.2.6 Bila kegiatan witness telah selesai, asesor KAN akan menyampaikan hasil
pengamatannya kepada Lembaga Sertifikasi yang di-witness. Apabila terdapat
ketidaksesuaian yang ditemukan, Lembaga Sertifikasi harus menindaklanjuti dan
menyampaikan tindakan perbaikan (dengan jangka waktu sesuai kebijakan KAN
terkait tindakan perbaikan) kepada asesor KAN untuk diverifikasi dan ditutup
sebelum keputusan/pemeliharaan status akreditasi diberikan.
4.3.1 Lembaga Sertifikasi yang telah terakreditasi dapat mengajukan perluasan ruang
lingkup akreditasi. Seluruh dokumen persyaratan permohonan perluasan ruang
lingkup akreditasi sesuai dengan butir 2.2.
4.3.2 Pengajuan perluasan ruang lingkup akreditasi dapat dilakukan setelah 3 (tiga)
bulan sejak status akreditasi diberikan.
4.3.4 Proses akreditasi untuk perluasan ruang lingkup sama seperti proses akreditasi
awal.
4.3.5 Jika ruang lingkup yang ditambahkan mempunyai metode atau sistem yang sama
dengan ruang lingkup yang telah diakreditasi, Sekretariat KAN dapat melakukan
verifikasi terhadap bukti terkait yang diserahkan ke Sekretariat KAN untuk
memastikan kompetensi dari Lembaga Sertifikasi tersebut, yang dapat mencakup,
tetapi tidak terbatas hanya pada:
4.3.6 Apabila perluasan ruang lingkup akreditasi diputuskan untuk diberikan, KAN
hanya akan mengganti atau menambah lampiran sertifikat akreditasi dengan
lingkup akreditasi baru.
4.3.7 Masa berlaku sertifikat akreditasi setelah perluasan ruang lingkup mengikuti masa
berlaku sertifikat akreditasi yang berlaku pada saat itu.
4.3.8 Biaya akreditasi untuk perluasan ruang lingkup dibebankan kepada Lembaga
Sertifikasi sesuai dengan struktur biaya akreditasi KAN, termasuk juga biaya
permohonan dan biaya asesmen lapangan/verifikasi jika diperlukan.
4.4.2 Pemutakhiran ruang lingkup akreditasi dapat dilakukan tanpa dilakukan asesmen
lapangan bila Lembaga Sertifikasi telah memiliki bukti kompetensi laboratorium
penguji telah mampu melakukan pengujian untuk standar termutakhir.
4.4.3 Bukti kompetensi adalah berupa akreditasi, namun bila laboratorium penguji
belum diakreditasi untuk keseluruhan atau sebagian ruang lingkup yang
diperlukan, akan dilakukan witness verifikasi pemenuhan persyaratan kompetensi
laboratorium tersebut sebagai bagian dari kegiatan asesmen Lembaga Sertifikasi
oleh KAN.
15 dari 35
4.4.5 Apabila pemutakhiran ruang lingkup akreditasi diputuskan untuk diberikan, KAN
hanya akan mengganti lampiran sertifikat akreditasi dengan lingkup akreditasi
baru.
4.4.6 Masa berlaku sertifikat akreditasi setelah pemutakhiran ruang lingkup mengikuti
masa berlaku sertifikat akreditasi yang berlaku pada saat itu.
4.5.2 Survailen tidak terjadwal/verifikasi lapangan dapat dilakukan dengan atau tanpa
pemberitahuan terlebih dahulu kepada Lembaga Sertifikasi. Kunjungan tidak rutin
tanpa pemberitahuan dilakukan dalam kasus penyelidikan keluhan terhadap
Lembaga Sertifikasi. KAN berhak untuk melakukan kunjungan tidak rutin tanpa
pemberitahuan terlebih dahulu jika dibutuhkan.
4.6.1 KAN dapat membekukan status akreditasi dengan segera untuk seluruh atau
sebagian lingkup akreditasi Lembaga Sertifikasi jika terjadi, tapi tidak terbatas
pada kondisi di bawah ini :
4.6.1.1 Lembaga Sertifikasi gagal disurvailen dalam kerangka waktu yang telah
ditentukan;
16 dari 35
4.6.2 Pencabutan status akreditasi dapat dilakukan untuk seluruh atau sebagian ruang
lingkup akreditasi, namun tidak terbatas pada kondisi sebagai berikut :
4.6.2.2 terdapat ruang lingkup yang tidak dapat dilakukan penyaksian (witness)
dalam satu siklus;
4.6.2.5 Lembaga Sertifikasi yang masa akreditasinya sudah habis namun belum
menyampaikan permohonan perpanjangan status akreditasi;
4.6.4 Lembaga Sertifikasi yang status akreditasinya dibekukan atau dicabut dilarang
mencantumkan simbol akreditasi KAN dalam laporan dan/atau sertifikat produk,
dan/atau memberikan persetujuan penggunaan tanda SNI dalam skema KAN
serta menyebarluaskan segala bentuk publikasi termasuk pernyataan diakreditasi
oleh KAN.
CATATAN Pada proses akreditasi awal atau jika ada perubahan penandatanganan.
4.9.1 Lembaga Sertifikasi yang diakreditasi oleh KAN mempunyai hak untuk :
4.9.1.1 menggunakan simbol akreditasi KAN sesuai dengan Pedoman KAN 12;
4.9.2.3 menjamin bahwa informasi dan dokumentasi mutu yang diberikan kepada
KAN dijaga selalu mutakhir dan terkendali;
4.9.4 patuh pada aturan penggunaan simbol akreditasi KAN sesuai dengan pedoman
yang ditetapkan oleh KAN;
4.9.5 selalu memenuhi Pedoman dan Kebijakan KAN yang terkait dengan akreditasi
Lembaga Sertifikasi serta Syarat dan Aturan Akreditasi Lembaga Sertifikasi
Produk;
4.9.6 menangani pengaduan dan perselisihan yang terkait dengan keputusan sertifikasi
produk Lembaga Sertifikasi yang termasuk dalam ruang lingkup akreditasi;
4.9.7 tidak menggunakan akreditasinya sedemikian sehingga dapat merugikan KAN dan
tidak akan membuat pernyataan yang berkaitan dengan akreditasinya yang dapat
menyesatkan;
4.9.8 menjamin tidak ada keputusan sertifikasi yang digunakan oleh pelanggan atau
orang yang diberi kuasa untuk maksud promosi atau publikasi yang dapat
menyesatkan;
4.9.9 Akreditasi KAN tidak membebaskan atau mengurangi tanggung jawab Lembaga
Sertifikasi dalam memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku;
4.9.10 Lembaga Sertifikasi harus memberikan akses dan kerjasama kepada KAN dan
perangkatnya untuk memungkinkan KAN dapat memantau pemenuhan terhadap
19 dari 35
Syarat dan Aturan Akreditasi Lembaga Sertifikasi dan kriteria akreditasi KAN,
mencakup:
4.9.11 Atas permintaan KAN, Lembaga Sertifikasi harus menyediakan rekaman semua
keluhan dan perselisihan, termasuk juga tindak lanjutnya.
4.9.12 Lembaga Sertifikasi harus menyampaikan kepada KAN setiap 3 (tiga) bulan
sekali data sertifikat yang telah diterbitkan.
4.9.13 Lembaga Sertifikasi harus mengalokasikan waktu untuk KAN dalam rangka
pelaksanaan asesmen, survailen, dan witness sesuai dengan ketentuan KAN.
4.10.1 Untuk tujuan akreditasi, hanya Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT
SNI) yang memuat simbol akreditasi KAN yang dianggap sebagai sertifikat yang
dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi dalam status diakreditasi. Simbol akreditasi
KAN juga dapat digunakan sebagai bukti ketertelusuran SPPT SNI untuk SNI
yang bersifat sukarela dan produk yang tercantum dalam regulasi teknis.
4.10.2 SPPT SNI yang diterbitkan dengan menggunakan simbol akreditasi KAN, hanya
bisa diterbitkan jika sertifikat tersebut ditandatangani oleh penandatangan
keputusan sertifikasi Lembaga Sertifikasi yang sah.
4.10.3 Simbol akreditasi KAN terdiri atas logo KAN dan nomor akreditasi yang dijelaskan
dalam kebijakan KAN untuk penggunaan simbol akreditasi untuk Lembaga
Sertifikasi.
4.10.5 Lembaga Sertifikasi yang telah diakreditasi oleh KAN, berhak menggunakan
simbol akreditasi KAN dan ditempatkan sesuai aturan yang terdapat dalam
Pedoman KAN 12-2004.
4.10.6 Format dan besarnya simbol akreditasi disesuaikan dengan logo Lembaga
Sertifikasi.
20 dari 35
4.10.7.2 Jika dalam waktu 2 (dua) bulan, tidak dapat menyelesaikan tindakan
perbaikan atau dengan sengaja terus menyalahgunakan simbol
akreditasi KAN, KAN akan memberikan peringatan kedua kepada
Lembaga Sertifikasi.
4.11.1 Penggunaan tanda kesesuaian SNI harus memenuhi ketentuan yang diatur dalam
Pedoman KAN 403-2011 dan PSN 307-2006.
4.11.2 Apabila tanda kesesuaian SNI yang diterbitkannya disalahgunakan atau apabila
produk yang telah secara benar menggunakan tanda kesesuaian yang
diterbitkannya ternyata kemudian membahayakan, Lembaga Sertifikasi harus
melakukan tindakan koreksi sesuai ketentuan yang diatur dalam PSN 307-2006.
4.12.1 Pengalihan hak penggunaan tanda kesesuaian SNI harus memenuhi ketentuan
yang diatur dalam DPLS 17:2011, Transfer Sertifikat Persetujuan Penggunaan
Tanda SNI.
4.12.2 Lembaga Sertifikasi yang mengalihkan hak penggunaan tanda SNI harus
memberikan informasi yang lengkap dan benar kepada KAN dan kepada
Lembaga Sertifikasi penerima hak penggunaan tanda kesesuaian SNI (SPPT SNI)
yang telah disetujui oleh KAN.
4.13.2 Sampling lokasi evaluasi (audit) dalam hal ini yang berlaku adalah audit sistem
manajemen mutu (jika ada dalam skema sertifikasi) dan pengambilan contoh
hanya dapat dilakukan pada proses survailen (jika ada dalam skema sertifikasi)
dan re-sertifikasi bila tidak ada penambahan lokasi.
21 dari 35
4.14.1 Lembaga Sertifikasi bertanggung jawab untuk mengganti kerugian atas tuntutan
yang disampaikan ke KAN oleh pihak ketiga yang muncul langsung maupun tidak
langsung dari akreditasi Lembaga Sertifikasi dan penggunaan simbol akreditasi
KAN sesuai dengan Syarat dan Aturan Akreditasi Lembaga Sertifikasi Produk.
Pengaturan lebih lanjut mengenai penggantian kerugian ini disesuaikan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
22 dari 35
Lampiran 1 (normatif)
PENJELASAN UMUM
d) Untuk penerapan skema sertifikasi yang disusun berdasarkan skema tipe 5 SNI
ISO/IEC 17067:2013, lampiran ini memberikan penjelasan berdasarkan ISO/IEC
TR 17026:2015, Conformity Assessment – Example of a certification scheme for
tangible products.
1. Seleksi
i. jenis produk;
iv. [bila legalitas hukum pemohon berbeda dengan legalitas hukum pemilik
merek] perjanjian yang mengikat secara hukum antara pemohon dan
pemilik merek produk;
vi. [bila pemilik merek berkedudukan hukum di luar wilayah RI] nama
organisasi dan legalitas hukum perwakilan resmi (authorized
representative) pemilik merek di wilayah hukum RI;
vii. [bila pemilik merek berkedudukan hukum di luar wilayah RI dan tidak
memiliki perwakilan resmi di wilayah RI] perjanjian yang mengikat
secara hukum antara pemilik merek dengan pihak-pihak yang terlibat
dalam rantai pasok produk (importir, distributor, perakit, atau pihak lain)
yang berkedudukan hukum di wilayah RI;
viii. bukti kepemilikan hak atas merek sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku di wilayah RI.
i. disain produk;
24 dari 35
ii. pasokan bahan baku atau komponen produk, daftar pemasok, dan bila
dipersyaratkan sertifikat kesesuaian bahan baku atau kompoonen;
iv. peralatan produksi utama, dan bila relevan sertifikat kalibrasi dari peralatan
produksi utama;
a) disain produk;
c) proses produksi;
f. (bila telah tersedia) sertifikat kesesuaian dari tipe produk yang diajukan
untuk disertifikasi terhadap persyaratan produk yang dinyatakan dalam butir
(e).
25 dari 35
b. Kontrak sertifikasi mengatur hak dan kewajiban Lembaga Sertifikasi dan Klien
selama masa permohonan dan sertifikasi berjalan.
2. Determinasi
26 dari 35
ii. terhadap contoh produk yang diambil dari produksi massal dan
disampaikan kepada Lembaga Sertifikasi sebelum pelaksanaan
asesmen proses produksi dan/atau audit sistem manajemen mutu,
ii. jumlah jalur produksi dalam satu lokasi produksi dari produk yang
diajukan untuk disertifikasi
ii. hasil evaluasi produk diterbitkan untuk tipe produk yang sama
dengan tipe produk yang diajukan untuk disertifikasi;
a) wujud fisik dari tipe produk yang relevan dengan hasil evaluasi
produk yang disampaikan oleh klien,
28 dari 35
2.3 (bila relevan dengan skema sertifikasi tipe 2, 3, 4, dan 5 – SNI ISO/IEC
17065:2013) asesmen proses produksi dan/atau audit sistem manajemen:
c. (bila relevan dengan skema sertifikasi) salah satu kegiatan yang dilakukan
dalam asesmen proses produksi dan/atau audit sistem manajemen adalah
pengambilan sampel dari jalur produksi atau dari gudang produk akhir
untuk memastikan bahwa pabrik sedang memproduksi produk yang
diajukan untuk disertifikasi. Kegiatan ini diperlukan, khususnya bila sampel
yang diajukan dalam kegiatan evaluasi awal terhadap produk adalah
prototipe produk pada saat belum dilakukan produksi massal.
3 Review
3.1 Saat seluruh kegiatan determinasi telah selesai dilaksanakan, hasil dari evaluasi
awal produk dan assesmen lapangan dikaji untuk memastikan telah tersedia
bukti yang cukup bahwa produk dan sistem terkait pemastian kualitas produk
telah memenuhi persyaratan spesifik. Pengkajian dilakukan oleh seseorang
(sekelompok orang) yang tidak terlibat dalam kegiatan determinasi. Jika bukti
telah dianggap cukup, rekomendasi untuk keputusan dapat dibuat.
3.2 Evaluasi dlakukan terhadap hasil audit sistem manajemen dan inspeksi pabrik
serta review hasil dari pengujian.
29 dari 35
Dalam skema ini, penyataan kesesuaian yang dimaksud dalam bentuk sertifikat dan
pencantuman dalam laman pemilik skema oleh Lembaga Sertifikasi, dan jika
dianggap perlu pada laman Lembaga Sertifikasi.
ii. Pelanggan dari klien menempelkan label sendiri, termasuk tanda kesesuaian
pada produk dengan persetujuan klien – pelanggan mungkin diperlukan
sebagai penerima persetujuan penggunaan tanda SNI dan /atau tanda
kesesuaian.
c. Dalam semua kasus, klien memastikan bahwa Lembaga Sertifikasi memiliki akses
terhadap lokasi penerima persetujuan penggunaan tanda SNI dan/atau tanda
kesesuaian untuk tujuan asesmen proses produksi dan audit sistem manajemen,
pada permohonan awal dan saat survailen.
d. Sesuai dengan ISO/IEC Guide 23 dan ISO/IEC 17030, sertifikat dan tanda
kesesuaian memiliki kekhasan dan
i. Memiliki hak milik. Dengan perlindungan hukum terkait komposisi dan kontrol
terhadap penggunaan.
ii. Terkodifikasi atau dengan kata lain didesain untuk membantu pendeteksian
dari pemalsuan dan bentuk lain penyalahgunaan dan.
iii. Tanda kesesuaian secara langsung diletakkan pada setiap individu produk
kecuali ukuran dari unit atau tipe prodok tidak memungkinkan untuk
dilakukan. Dalam kasus seperti ini, tanda bisa diletakkan pada kemasan
terkecil unit tersebut dipasarkan.
30 dari 35
iii. Identifikasi dari standar yang digunakan termasuk tanggal publikasinya, dan
iv. Sertifikat dan label yang digunakan sesuai dengan skema sertifikasi produk.
7 Survailen
b. Untuk temuan pada sistem manajemen, survailen bisa dilakukan lebih sering
hingga level keyakinan yang diinginkan kembali tercapai. Aktivitas survailen
mencakup semua situs dimana kegiatan manufaktur terjadi mencakup satu atau
lebih hal-hal berikut :
i. Inspeksi sampel produk diambil apakah dari titik produksi, dari pasar atau
keduanya untuk kesesuaian dengan tipe yang disertifikasi,
ii. Pengujian produk diambil apakah dari titik produksi, pasar atau keduanya,
untuk melihat apakah memenuhi dengan persyaratan spesifik produk,
31 dari 35
Lampiran 2
32 dari 35
14. BAHAN DAN PRODUK TAMBANG, MINERAL, GAS DAN MINYAK BUMI
01. Mineral logam
02. Mineral non-logam
03. Minyak bumi
04. Gas alam
05. Pelumas dan produk terkait
06. Bahan bakar
07. Peralatan pertambangan
35 dari 35