Anda di halaman 1dari 7

Seminar Tugas Akhir Mei 2016

Automatic Processing Film Berbasis Mikrokontroller ATMEGA 8535


(Kecepatan Motor dan Sensor Film))
Putri Laras Sari1, Tri Bowo Indrarto2, Lamidi3
Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya
Jln. Pucang Jajar Timur No. 10 Surabaya
ABSTRAK
Automatic Processing Film digunakan untuk pengolahan atau pencucian film yang mengubah
gambaran laten yang diciptakan oleh X-Ray menjadi gambar radiografi dengan menggunakan bantuan dari
cairan kimia fotografi. Pada tugas akhir ini, penulis mengembangkan alat automatic processing film dari
sistem digital ke sistem Mikrokontroller. Penulis merancang dengan menggunakan Mikrokontroler ATMega
8535.
Sebelumnya alat ini pernah dibuat dengan pengaturan suhu developer, suhu pengering dan
keceptan motor. Untuk memaksimalkan Alat Automatic Processing Film yang lama maka alat ini
dikembangkan dengan penambahan sensor ukuran luasan film untuk mengetahui ukuran yang sedang
dicuci, Selain itu dikembangkan juga pengaturan kecepatan motor atau lama waktu pencucian, dengan
pemilihan kecepatan High, Low, Medium, pemilihan kecepatan ini digunakan dengan menyesuaikan kondisi
cairan. Jika cairan dalam kondisi baru maka kecepatan motor dipilih pada mode high, sedangkan mode
medium digunakan pada saat cairan mulai kotor dan mode low digunakan pada saat cairan dalam kondisi
over dead.
Hasil pengujian alat menunjukan bahwa lama waktu pencucian pada mode high memiliki tingkat
error 3% dan kelemahan alat ini tidak dilengkapi dengan penyimpanan data berapa banyak jumlah film
beserta ukuran film yang telah dicuci.

Kata Kunci: Film, Kecepatan, Cairan

1.1 Latar Belakang Masalah untuk proses secara manual dibutuhkan


waktu proses yang cukup lama, biaya
Automatic Processing Film (APF) yang dikeluarkan lebih besar,
merupakan alat pengolahan atau tergantung dari ketrampilan user dalam
pencucian film yang mengubah mengolah film. Kondisi seperti ini
gambaran laten yang diciptakan oleh dapat mengakibatkan ketidakefektifan
X-ray menjadi gambar radiografi dalam pencucian film dan hanya dapat
dengan menggunakan bantuan dari menghasilkan film dalam jumlah
cairan kimia fotografi. Bidang sedikit. (Sita Alfitrah, 2013)
teknologi radiologi terus berkembang Sebelumnya alat ini pernah dibuat
menjadi lebih otomatis dan mekanis pada tahun 2005, namun hanya sebatas
untuk menyeimbangkan pekerjaan rangkaian pengontrol dengan judul
dengan tingkat beban kerja yang terus Rangkaian Kontrol Suhu Pengering
meningkat di klinik atau instalasi dan Kecepatan Motor pada APF
radiologi. Produksi hasil rontgen setiap Berbasis Mikrokontroller AT89S51
hari terus meningkat, maka diperlukan oleh Nova Dwi Hapsari dan Rangkaian
metode pengolahan film-film yang Kontrol Suhu Developer dan
lebih cepat. Akibatnya, prosesor Kecepatan Motor pada APF Berbasis
otomatis telah berkembang dari proses Mikrokontroller AT89S51 oleh Siti
manual dan sekarang digunakan Nurkalima. Selain itu pernah juga
banyak rumah sakit. (Rizki Kurniawan, dilakukan modifikasi APF pada tahun
2014) 2010 oleh Okky Aditya Surya Wardana
Pengolahan film X-ray dapat dan Affan Ardianto dengan judul
dilakukan secara manual atau otomatis, Modifikasi Rangkaian APF compact

1
Seminar Tugas Akhir Mei 2016

X-4 X-ogograph Berbasis 1.5.1.1 Meningkatkan wawasan dan


Mikrokontroler AT89S51. pengetahuan di bidang peralatan
Berdasarkan permasalahan diatas Radiologi
penulis ingin membuat “Automatic 1.5.1.2 Dapat dijadikan referensi bagi
Processing Film (APF) Berbasis mahasiswa yang ingin
Mikrokontroller AT MEGA 8535” yang mengembangkan lebih lanjut pada
memiliki kelebihan dengan adanya proses pengolahan Film X-Ray
indikator film menggunakan photodioda 1.5.2 Manfaat Praktis
dan infrared selain itu terdapat sirkulasi 1.5.2.1 Membantu proses kegiatan
cairan. pembelajaran di mata kuliah bedah
. dan anasthesi serta kalibrasi
1.2 Batasan Masalah 1.5.2.2 Membantu cara untuk memastikan
1.2.1 Ukuran film yang digunakan adalah hasil kerja Autocalve
18x24 cm, 24x30 cm, 30x40 cm,
35x35 cm 2.1 Tinjauan Pustaka
1.2.2 Sensor film membaca lebar film dan Dalam dunia radiografi,
dimulai dari titik yang telah pengolahan film yang dilakukan tidak
ditentukan hanya dengan cara manual, tetapi ada
1.2.3 Sensor film menggunakan photodioda pengolahan film dengan cara lain yaitu
dan infrared pengolahan film secara otomatis
1.2.4 Ada 3 pemilihan kecepatan motor (automatic processing). Automatic
yaitu Low, Medium dan High processing mempunyai pengertian
1.2.5 LCD menampilkan luasan film yang pengolahan film yang dilajukan secara
dicuci otomatis dengan menggunakan mesin
pengolahan film untuk melakukan
1.3 Rumusan Masalah pekerjaan pengolahan film yang
Dapatkah dibuat “Automatic biasanya dilakukan oleh manusia.
Processing Film (APF) berbasis Dalam automatic processing,
mikrokontroller ATMega 8535 ?” semua telah diatur oleh mesin mulai
film masuk ke developer, ke fixer
1.4 Tujuan Penelitian hingga film keluar dari mesin dalam
1.4.1 Tujuan Umum keadaan kering. Automatic processing
Dibuatnya alat radiologi dikenal juga dengan istilah dry to dry
khususnya proses pencucian film yang artinya film masuk dalam
menggunakan Automatic Processing keadaan kering dan keluar juga dalam
Film (APF) berbasis keadaan kering, tidak seperti pada
mikrokontroller ATMega 8535. pengolahan film secara manual dimana
1.4.2 Tujuan Khusus film masih harus dikeringkan beberapa
1.4.2.1 Membuat Rancangan Mekanik saaat sebelum akhirnya kering.
Motor
Film Developer Fixer Washer
1.4.2.2 Membuat Rangkaian Minimum (gambar laten)
System
1.4.2.3 Membuat Rangkaian Sensor Film
Film Dryer
1.4.2.4 Membuat Rangkaian Kontrol Motor (gambar tampak)
1.4.2.5 Uji Coba alat
1.5 Manfaat Penelitian Gambar 2.1 Blok Diagram APF
1.5.1 Manfaat Teoritis

2
Seminar Tugas Akhir Mei 2016

3. Metodologi akan mempertahankan suhu setting pada


developer. Blok rangkaian setting
3.1 Diagram Mekanis kecepatan digunakan untuk mengatur
kecepatan yang diinginkan. Fungsi blok
rangkaian sensor film yaitu mendeteksi
DEVELOP

WATER
FIXER
adanya film berupa detector infrared
yang diletakkan pada tempat masuknya
ER

film (feed tray). Cara kerjanya adalah


film yang dimasukkan melewati feed
tray akan memutus hubungan infrared.
Pemutusan hubungan infrared ini akan
mengaktifkan semua mekanik dari
processing yang meyebabkan motor
akan bergerak, selain mengaktifkan
Gambar 3.1 Blok Diagram Mekanis motor juga sebagai sensor untuk
mengetahui ukuran film yang
3.2 Blok Diagram dimasukkkan dan ditampilkan pada
LCD. Blok ADC akan merubah output
dari rangkaian sensor film yang masih
BUZZER berupa sinyal analog menjadi sinyal
SETTING M
SUHU I digital yang nantinya dapat diproses
K oleh mikrokontroller. Blok
R DRIVER mikrokontroller akan mengatur system
SETTING O HEATER kecepatan motor yang telah di setting.
K
KECEPATAN Driver motor berfungsi mengatur
O
N putaran motor sehingga motor dapat
T HEATER bekerja.
SENSOR R
FILM O
L LCD
L
SENSOR E
SUHU R DRIVER
MOTOR

Blok yang
dibahas
Blok yang tidak MOTOR
dibahas

Gambar 3.2 Blok Diagram Rangkaian

Cara Kerja Blok Diagram


Ketika alat dihidupkan, semua blok
mendapatkan suplai tegangan. Blok
kontrol suhu melakukan proses pre-
heating yang sudah disetting terlebih
dahulu. Setelah suhu setting tercapai
buzzer akan berbunyi yang menandakan
film siap dimasukkan. Rangkaian suhu

3
Seminar Tugas Akhir Mei 2016

3.3 Diagram Alir dalam penelitian eksperimen mode ini


dapat digambarkan sebagai berikut :
Mulai

Setting Suhu Perlakuan Diukur

Heater Bekerja

No X--------------------------------------O
Suhu Tercapai
Yes
X = Treatment/perlakuan yang
Buzzer
diberikan (variable independent)
O = Observasi (Variabel Dependen)
Setting kecepatan
3.5 Variabel Penelitian
Deteksi Luasan Film 3.5.1 Variabel Bebas
Sebagai variabel bebas adalah
Motor bekerja kecepatan motor
3.5.2 Variabel Terikat
Sebagai variabel terikat adalah film
Proses pencucian selesai
X-ray
3.5.3 Variabel Moderator
selesai Sebagai variabel terikat adalah film
Gambar 3.3 Blok Alir X-ray

Cara Kerja Diagram Alir


3.6 Definisi Operasional
Setelah alat menyala, setting suhu
yang dibutuhkan dan heater akan Dalam kegiatan operasionalnya, variabel-
bekerja. Setelah suhu tercapai maka variabel yang digunakan dalam pembuatan
buzzer berbunyi, setting kecepatan modul, baik variabel tekendali, tergantung,
pada motor yang terdapat 3 pilihan dan bebas memiliki fungsi-fungsi antara
yaitu low, medium dan high. lain :
Kemudian sensor film akan mendeteksi Tabel 3.1 Tabel Variabel
N Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
ketika film telah diletakkan di feed tray. o Ukur
Motor bekerja dan film akan masuk 1. Kecepata Cepat lambatnya Stopwatch Low = 10 Ordinal
n Motor putaran pada mnt
kedalam proses pencucian. Luasan film motor. Terdapat Medium =
akan ditampilkan pada LCD. tiga pengaturan 7 mnt
motor yaitu low, High = 5
medium, dan high. mnt
3.4 Desain Exsperimental 2. Film Sebagai bahan Mistar 18x24 cm, Nomin
Rancangan desain experimental X-ray yang digunakan 24x30 cm, al
untuk mencetak 30x35cm,
alat ini menggunakan metode pre- hasil rontgen. 35x35cm
eksperimental dengan jenis penelitian 3. Motor Alat yang
digunakan untuk
One Group Post Test Design. Pada menjalankan
rancangan ini, peneliti hanya melihat Roller untuk
menarik film
hasil perlakuan pada satu kelompok
objek tanpa ada kelompok pembanding
dan kelompok kontrol. Paradigma

4
Seminar Tugas Akhir Mei 2016

3.7 Jadwal Kegiatan 4.2 Hasil Pengukuran Kecepatan Motor


Jadwal kegiatan penulis susun menurut Mode Medium
jadwal kalender Akademik yang ada di Tabel 4.2 Hasil pengukuran kecepatan motor
PoleteknikKesehatan Jurusan Teknik mode medium
Elektromedik Surabaya. Pengukuran Tachometer STOPWATCH
Ke- (RPM) (Detik)
I 76,9 Rpm 239 detik
II 78,5 Rpm 221 detik
III 80,5 Rpm 211 detik
IV 79,7 Rpm 214 detik
V 81,9 Rpm 205 detik
Jumlah 397,5 1090
Rata-rata 79,5 Rpm 218 detik

4.3 Hasil Pengukuran Kecepatan Motor


Mode Low
Tabel 4.3 Hasil pengukuran kecepatan motor
mode low

5. Pembahasan
5.1 Rangkaian Sensor Film
+5 +5 +5 +5 +5 +5

R1 R3 R5
1K 1K 1K
D1 J1 D2 J2 D3 J3
PHOTODIODE 1 PHOTODIODE 1 PHOTODIODE 1
2

2
R11 MIC R12 MIC R13 MIC
1 Q1 1 Q2 1 Q3
BD 139 BD 139 BD 139
1K 1K 1K
R2 R4 R6
3

3
1K 1K 1K

0 0 0 0 0 0
Tabel 2 Jadwal Kegiatan
+5 +5 +5 +5

R7 R9
1K 1K
D4 J4 D5 J5
+5 J6
PHOTODIODE 1 PHOTODIODE 1

4. Hasil pengukuran dan Analisis 1


2
2

R14 MIC R15 MIC


1 Q4 1 Q5

4.1 Pengukuran Kecepatan Motor Mode R8


1K
BD 139

R10
1K
BD 139
0
PS
3

1K 1K

High
Tabel 4.1 Hasil pengukuran kecepatan motor 0 0 0 0

mode high
Pengukuran Tachometer STOPWATCH Gambar 7 Rangkaian Sensor Film
Ke- (RPM) (Detik)
I 89,4 Rpm 191 detik 5.2 Rangkaian Kontrol Kecepatan
II 88,3 Rpm 192 detik
Motor
III 90,5 Rpm 190 detik
IV 91,3 Rpm 187 detik J3
4
R6

V 90,8 Rpm 188 detik


3
2
1 1K 1/4

CON4

Jumlah 450,3 948 R3


2

Rata-rata 90,6 Rpm 189,6 detik U5

MOC3021
POT

R2
R4
4 6

1K 1/2
R7 POT J1

1
R5 2
1K 1/4

MOTOR
2

POT
R1 Q1
U6 TRIAC Q4004LT

MOC3021 10K 1/2

4 6

J2
R8 1
C2 C1 2
33n 250V 33n 250V

1K 1/4 220V
2

U7

MOC3021
4 6

5
Seminar Tugas Akhir Mei 2016

Gambar 5.2 Rangkaian Kontrol Kecepatan Motor Siti Nurkalima, 2005. Rangkaian Kontrol
Suhu Developer dan Kecepatan Motor
5.3 Rangkaian M inimum system pada APF Berbasis Mikrokontroller
J7
enable
+5v AT89S51. Jurusan Teknik Elektromedik-
+5v
R1
1K
+5v

Poltekkes Kemenkes, Surabaya.

10
1
2

rst 9 22 PC0 1

VCC
RESET PC0/SCL J4
D2 23 PC1 2

1
J1 AC SW1 13 PC1/SDA 24 PC2 3 1
2 Reset 12 XTAL1 PC2/TCK 25 PC3 4 J5 R2 2
U1 XTAL2 PC3/TMS 2 3
1 LM7805 +5v C1 26 PC4 5
- + 1 2 100nF PA0 40 PC4/TDO 27 PC5 6 50K PD0 4

Okky Aditya Surya Wardana, 2010.


VI VO PA1 PA0/ADC0 PC5/TDI PC6 PD1 5
39 28 7
GND

PA2 PA1/ADC1 PC6/TOSC1 PC7 PD2 6


VCC 38 29 8
C2 PA3 37 PA2/ADC2 PC7/TOSC2 7
PA3/ADC3 8

3
~ PA4 36 14 PD0 1
DIODE BRIDGE_1234 PA5 35 PA4/ADC4 PD0/RXD 15 PD1 2 9
3

22pF

C3
Y1

XTAL
PA6
PA7
34
33

1
PA5/ADC5
PA6/ADC6
PA7/ADC7

PB0/T0/SCK
PD1/TXD
PD2/INT0
PD3/INT1
PD4/OC1B
PD5/OC1A
16
17
18
19
PD2
PD3
PD4
PD5
3
4
5
6
J2
R3
PD3
PD4
PD5
PD6
10
11
12
13
14
Modifikasi Rangkaian APF compact X-4
2 20 PD6 7

22pF

mosi
3
4
5
6
PB1/T1
PB2/AIN0/INT2
PB3/AIN1/OC0
PB4/SS
PB5/MOSI
PD6/ICP1
PD7/OC2
21 PD7

+5v
8

Lcd (-PD7)
220
15
16

LCD
X-ogograph Berbasis Mikrokontroler
SW2 UP miso 7 30

SW3 DOWN
sck 8 PB6/MISO
PB7/SCK

GND
11
AVCC
AREF
AGND
32
31
+5v
AT89S51. Jurusan Teknik Elektromedik-
ATMEGA8535 R10
SW4 ENTER
J6
1 mosi
PA0
PA1
PA2
1
2
20K
Poltekkes Kemenkes, Surabaya.
2 miso 3
3 sck PA3 4 J3
4 rst PA4 5
5 PA5 6
6 PA6 7
PA7 8

CON6

Gambar 8 Rangkaian sensor warna Affan Ardianto, 2010. Modifikasi Rangkaian


APF compact X-4 X-ogograph Berbasis
6 PENUTUP Mikrokontroler AT89S51. Jurusan
6.1 KESIMPULAN Teknik Elektromedik-Poltekkes
Kemenkes, Surabaya.
Setelah dilakukan pengukuran dan
analisa data penulis dapat menyimpulkan Fujiflm Technical Handbook, 2009. The
sebagai berikut : Fundamentals of Industrial Radiograpy.
1) Telah dapat dibuat alat Automatic Tokyo, Japan
Processing Film
2) Memiliki 3 pemilihan kecepatan yaitu Neil Serman, 2000. Processing The
High, Medium dan Low Radiograph Chapter 6
3) Memiliki sensor film untuk mendeteksi
ukuran film menggunakan Photodioda U.S. Army Medical Department Center And
dan Infrared School, X-Ray Film Processing. Fort
Sam Houston, Texas
6.2. SARAN
Dari hasil penelitian, dapat dianalisa NATIONAL HEALTH AND NUTRITION,
kekurangan dari alat yang penulis buat. August 1998, X-ray Procedures Manual,
Berikut ini adalah beberapa saran yang Rockville, Maryland.
dapat dipertimbangkan untuk
penyempurnaan penelitian lebih lanjut: Sita Alfitrah,2013.
1) Menggunakan penyimpanan untuk http://sitaalfitra.blogspot.co.id/2013/06/a
mengetahui jumlah film yang sudah utomatic-processing.html diakses pada
dicuci untuk mengetahui kelayakan tanggal 25 September 2015 pada pukul
18.00 WIB
cairan developer
2) Sirkulasi eksternal
Eka Rezkiyani, 2014.
http://ririru.blogspot.co.id/2014/05/auto
DAFTAR PUSTAKA matic-processing.html diakses pada
tanggal 25 September 2015 pada pukul
Nova Dwi Hapsari, 2005. Rangkaian Kontrol 18.23 WIB
Suhu Pengering dan Kecepatan Motor
pada APF Berbasis Mikrokontroller Wanda Saputra, 2015.
AT89S51. Jurusan Teknik Elektromedik- https://wandasaputra93.wordpress.com/20
Poltekkes Kemenkes, Surabaya. 15/01/10/motor-ac/ diakses pada tanggal
September 2015 pada pukul 17.10 WIB

6
Seminar Tugas Akhir Mei 2016

pada tanggal 4 November 2015 pada


pukul 11.37 WIB
Dickson Kho, 2014.
http://teknikelektronika.com/pengertian- Ismaya,2010.http://siavent.blogspot.co.id/201
optocoupler-fungsi-prinsip-kerja- 0/03/jenis-film-sinar-x.html diakses pada
optocoupler/ diakses pada tanggal 22 tanggal 4 November 2015 pada pukul
Oktober 2014 pada pukul 12.51 11.56 WIB

Mr. Alan Chen, 2015. http://shbysh.en.made- Rizdha Jihan, 2012.


in- http://rizdhajihan.blogspot.co.id/2012/05/t
china.com/product/EqemBxhlYsWG/Chi eknik-kamar-gelap.html diakses pada
na-X-ray-Film-Medical-Film-X-ray tanggal 24 November 2015 pada pukul
Medical-Film-Radiology-Film-Analogue- 20.21 WIB
Film-Wet-Film-Conventional-Film-
Medical-Consumables-Green-Sensitive- BIODATA PENULIS
Blue-Sensitive-18X24cm.htmldiakses Nama : Putri Laras Sari
NIM : P27838013018

Anda mungkin juga menyukai