Skrip Si 015
Skrip Si 015
SKRIPSI
Disusun oleh :
ZAENIL MUSTOPA
NIM. C2B007068
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2011
2
PERSETUJUAN SKRIPSI
Dosen Pembimbing,
Tim Penguji
Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Zaenil Mustopa, menyatakan bahwa
skripsi dengan judul : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN DEMAK, adalah tulisan
saya sendiri. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi
ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin atau meniru dalam bentu rangkaian kalimat atau simbol yang
menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui
seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan/atau tidak terdapat bagian atau
keseluruhan tulisan yang saya salin itu, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain
tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.
Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut di
atas, baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang
saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kumudian terbukti bahwa saya
melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil
pemikiran saya sendiri, berarti gfelat dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas
batal saya terima .
(Zaenil Mustopa)
5
NIM. C2B007068
...Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat
janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya.
kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir. (QS, Al-Baqarah: 286)
...dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang
berputus asa dari rahmat Allah hanyalah orang-orang kafir (QS, Yusuf: 87)
ABSTRAK
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang
mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Demak. Hal ini menjadi
penting karena sektor pertanian merupakan sektor yang strategis dan mempunyai
peran yang penting bagi perekonomian dan memberikan sumbangan yang besar
terhadap penyerapan tenaga kerja. Dalam penelitian ini variabel bebas yang
digunakan adalah jumlah penduduk, jumlah industri, serta jumlah pendapatan
domestik regional bruto (PDRB). Dengan menggunakan data primer yaitu dengan
cara wawancara secara langsung serta data sekunder yang di peroleh dari badan
terkait.
Penelitian ini dilakukan dengan metode kuadrat terkecil biasa dan model
estimasinya yaitu dengan mentransformasikan ke dalam bentuk semi logaritma, yang
kemudian dianalisis dengan regresi. Analisis perkembangan alih fungsi lahan
pertanian ke non pertanian beberapa tahun ke belakang yang terjadi di Kabupaten
Demak dianalisis dengan metode grafik.
Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa secara keseluruhan
baik itu jumlah penduduk, jumlah industri, maupun jumlah PDRB berpengaruh
positif terhadap besarnya alih fungsi lahan. Akan tetapi hanya variabel jumlah
penduduk dan jumlah industri yang terbukti signifikan. Variabel jumlah PDRB
terbukti tidak signifikan. Dari analisis dengan metode grafik dapat diketahui bahwa
jumlah alih fungsi lahan di Kabupaten Demak cenderung meningkat dari tahun ke
tahun. Dari analisis tersebut dapat diketahui bahwa alih fungsi lahan tersebut
digunakan untuk pemukiman penduduk serta pembangunan pabrik untuk sektor
industri.
Kata kunci :Alih fungsi lahan pertanian, pertumbuhan penduduk dan industri,
pendapatan domestik regional bruto.
7
ABSTRACT
This research is aimed to know about the factors that influence to change of
farming function in Demak Regency. This issue is important sice farming was the
main sector and had important role for economic and also employment . On this
research the independent variables are the number of population, the number of
industries, and also domestic income (PDRB)
The research is analized with regression by ordinary least square method and
using semilog model for this estimation. Hence, the change of farming function is
analized by graphical method.
The result of this research shows that all the independent variables has
positive relationship to the change of farming function. But only two variables are his
significane, that are number of population and number industries. From the
grapichal method analysis we know that the number of change of farming function is
increase from year to year. Most of the phenomenom is used to housing and
industrial need.
KATA PENGANTAR
kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan taufik, hidayah, serta kasih
sayangnya. Sehingga dengan didasari semangat yang tinggi, penuh kesabaran serta
Skripsi ini merupakan syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada
Pada akhirnya diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi alih fungsi lahan
tersebut, dan dapat dijadikan pedoman bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan
berbagai pihak, maka penulisan skripsi ini tidak akan dapat berjalan dengan baik.
Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ayah dan ibuku tercinta yang selalu memberikan doa dan dorongan
semangat untuk maju. Terima kasih atas bimbingannya selama ini, karena
Engkaulah semangat untuk maju selalu ada di dalam diriku. Semoga cita-
3. Bapak Prof. Dr. H. Purbayu Budi Santosa, MS, selaku dosen pembimbing
saya, serta memberikan semangat kepada penulis hingga skripsi ini dapat
4. Ibu Dra Tri Wahyu Rejekiningsih, MSi, selaku dosen wali yang telah
5. Bapak Drs. H. Edy Yusuf AG, MSc, Ph. D selaku ketua jurusan Ilmu
penulis.
6. Bapak Drs. Bagio Mudakir, MSP dan Bapak Achma Hendra Setiawan,
SE, M.Si, selaku dosen penguji terima kasih atas segala masukan dan
kepada penulis.
10
oleh penulis.
10. Saudara kandungku seperti Mbak Atun, Mas Dita, Mas Udin, Mas
Ahmad, serta Zida yang telah memberikan doa, semangat, dan dukungan
kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Jaga
11. Eyang kakung dan Eyang Putri yang selalu mendoakan keberhasilan
cucunya pada tiap hari. Semoga selalu diberi kesehatan oleh Allah SWT.
12. Semua keluarga besar yang ada di Desa Dewi terima kasih atas doa dan
14. Ragil dan Fadholi yang telah memberikan doa dan banyak informasi
15. Teman satu kos ‘Bu Jamillah” seperti Alim, Arief, Gendut, Budhuk, Adi,
Fino, Tofa yang telah memberikan semangat serta tawa di setiap hari.
16. Temen-temenku satu angkatan IESP ’07 seperti Aji, Gege, Indra, Putri,
Dhini, Retno, Dollina dan teman-teman lainnya yang tidak mungkin saya
sebutkan satu demi satu. Semoga ke kompakan IESP ’07 tetap terjaga
dengan baik
17. Anik, Rahma, Maya, Dessy, Diah, Elisa, Yati, Rika, yang telah
18. Mbak Yuni dan Mbak Dian yang telah memberikan doa serta berbagai
Pedurungan, Kota Semarang seperti : Nila, Bena, Hilda, Diah, Apri, Diaz,
Hendra, Wulan, Bella, Lia, Difah, Shomad, Cha-cha, Kipli, Uman, Santi
12
20. Semua orang-orang yang dating dan pergi yang telah banyak membantu
terima kasih.
Tak ada yang pantas penulis ucapkan selain banyak-banyak terima kasih.
Semoga keikhlasan bantuan yang kaliyan semua berikan mendapatkan balasan yang
berlipat-lipat oleh Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari
kesempurnaan, itulah sifat dari manusia biasa, karena kesempurnaan adalah milik
Allah semata. Dan akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan
Penyusun
Zaenil Mustopa
NIM. C2B007068
13
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.4. Jumlah Alih Fungsi Lahan di Kabupaten Demak dan Sekitarnya
Tabel 4.2. PDRB atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Jumlah Alih Fungsi Lahan di Jawa Tengah Tahun 2003-2008... 7
Penggunaan Lahan....................................................................... 25
Tahun 2004-2009...................................................................... 70
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran C Surat Keterangan Bukti Penelitian dari Dinas Terkait ................ 109
22
BAB I
PENDAHULUAN
serta adanya potensi yang besar membuat sektor ini perlu mendapatkan perhatian
yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa. Potensi itu
misalnya pada saat ini harga komoditas pertanian seperti beras, jagung kedelai di
dunia yang semakin meningkat, serta sektor pertanian yang tidak mudah terkena
dampak krisis ekonomi dunia. Oleh sebab itu pembangunan pertanian perlu
Pada masa Orde Baru sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang
paling besar dalam sumbangannya terhadap pendapatan nasional. Hal tersebut bisa
terjadi karena kebijakan yang diambil oleh pemerintah yang sangat mendukung
pembangunan lima tahun (REPELITA) satu dan dua. Dalam kebijakan tersebut sektor
pertanian menjadi prioritas yang paling utama dalam pembangunan bangsa Indonesia.
Bentuk dari kesuksesan kebijakan tersebut adalah pada tahun 1984 Negara Indonesia
mengalami ketahanan pangan yang cukup kuat, dan dapat melakukan ekspor hasil-
Menurut Bambang Irawan dan Supena Friyanto (2002) ada dua faktor kunci
anggaran pemerintah yang cukup karena oil boom untuk membiayai berbagai proyek
industri yang bersifat foot lose, yang semula pada sektor pertanian, membuat sektor
ini kembali mengalami penurunan. Semenjak itu sektor industri menjadi penggerak
kegoncangan akibat krisis yang puncaknya terjadi pada tahun 1998. Mulai sekitar
tahun 1990 sampai tahun 2007 sektor pertanian di Indonesia mengalami masa-masa
pemerintah yang kurang dan lebih mementingkan sektor industri untuk peningkatan
seperti dilansir dalam bukunya Mubyarto (1972). Yang pertama adalah pertanian
2. Perkebunan
24
3. Kehutanan
4. Peternakan
5. Perikanan.
Yang kedua adalah pertanian dalam arti sempit atau pertanian rakyat yaitu
usaha pertanian keluarga dimana diproduksi bahan makanan utama seperti beras,
Kebanyakan para petani di Indonesia masih bersifat subsisten, yang berarti produksi
salah satu penggerak utama dari roda perekonomian. Bahkan Provinsi Jawa Tengah
menjadi salah satu sentra produksi padi di indonesia. Hal ini dapat kita pahami karena
wilayah ini mempunyai lahan pertanian yang luas serta memiliki tingkat kesuburan
yang tinggi jika dibandingkan daerah lainnya. Salah satu bentuk dari pentingnya
sektor pertanian di Jawa Tengah adalah pada penyerapan tenaga kerja. Pada Tabel 1.1
ini merupakan jumlah penduduk di Jawa Tengah yang bekerja menurut lapangan
usaha.
25
Tabel 1.1
Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan
Usaha Utama di Jawa Tengah pada Tahun 2004-2008
Dari Tabel 1.1 tersebut kita melihat bahwa pada tahun 2004 sektor pertanian
menyumbang 42% tenaga kerja di Jawa Tengah, akan tetapi pada tahun 2005
menjadi 37%, dan pada tahun 2007 dan 2008 kembali mengalami peningkatan
menjadi 38%. Sementara di sisi lain sektor industri menunjukkan trend yang
semakin meningkat. Pada sektor industri pada tahun 2004 menyumbang 16% tenaga
kerja di Jawa Tengah, dan pada tahun 2008 bertambah menjadi 18%.
sektor pertanian memberikan kontribusi tertinggi dalam penyerapan tenaga kerja, tapi
disebabkan mulai beralihnya tenaga kerja tersebut ke sektor lain seperti sektor
industri, perdagangan maupun jasa. Pada kasus ini menunjukkan jika sektor industri
26
dan sektor lainnya lebih disukai oleh para pekerja dari pada sektor pertanian, karena
menempati urutan kedua dalam kontribusinya terhadap PDRB Jawa Tengah setelah
sektor industri pengolahan. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.2 yang tertera
berikut ini.
Tabel 1.2
PDRB Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan Lapangan Usaha Atas Dasar
Harga Konstan, Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2009 (jutaan Rp)
pengolahan hotel,restoran
Dari Tabel 1.2 terlihat bahwa posisi sektor pertanian berada di posisi kedua
setelah sektor industri pengolahan. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian
masih menjadi salah satu pilar penggerak utama dari perekonomian di Jawa Tengah.
Akan tetapi sektor pertanian masih kalah jauh jika dibandingkan dengan sektor
27
industri pengolahan, bahkan dalam dua tahun terakhir sektor pertanian kalah oleh
sektor perdagangan, hotel dan restoran. Yang berarti bahwa sektor pertanian mulai
ditinggalkan, dan mulai menuju pada sektor lainnya yang dianggap lebih memberikan
keuntungan. Padahal apabila dikaitkan dengan Tabel 1.1 sektor industri mempunyai
Implikasi dari semakin pesatnya sektor industri dan sektor perdagangan, hotel dan
bangunan fisik seperti jalan, hotel, pabrik dan lain-lain. Selain itu peningkatan jumlah
penduduk yang terjadi juga mengakibatkan banyak lahan pertanian yang berubah
permintaan lahan pertanian yang ada menjadi cukup besar. Akibatnya banyak lahan
pertanian yang beralih fungsi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Selain itu
terjadinya alih fungsi lahan juga mungkin dikarenakan kurangnya insentif atau
perhatian sektor pertanian ini oleh pemerintah, sehingga masyarakat beralih ke sektor
perkembangan alih fungsi lahan tiap tahun yang terjadi di Jawa Tengah dari tahun
2003-2008.
28
Gambar 1.1
Jumlah Alih Fungsi Lahan di Jawa Tengah Tahun 2003-2008 (Dalam Ha)
Dari Gambar 1.1 di atas kita melihat bahwa perkembangan alih fungsi lahan
di Jawa Tengah dari tahun 2003-2008 tergolong cukup tinggi. Pada tahun 2003
jumlah alih fungsi lahan sebesar 545,41 Ha, kemudian pada tahun 2004 mengalami
peningkatan yang cukup besar yaitu sebesar 625,15 Ha. Tahun 2005 kembali
mengalami peningkatan sebesar 747,32 Ha, setelah itu alih fungsi lahan yang ada
terus mengalami penurunan sampai tahun 2008 yaitu sebesar 533,54 Ha.
Walaupun pada rentang waktu 2005 sampai 2008 jumlah alih fungsi lahan
tersebut mengalami penurunan akan tetapi adanya alih fungsi lahan di Jawa Tengah
sudah tergolong tinggi. Alih fungsi lahan yang terjadi di Provinsi Jawa Tengah juga
29
kurang memberikan sanksi yang tegas terhadap alih fungsi lahan tersebut. Selain itu
Jawa Tengah menuntut jumlah produksi pangan yang semakin banyak. Sementara di
sisi lain pertumbuhan ekonomi menuntut adanya permintaan jumlah lahan untuk
oleh besarnya lahan yang digunakan. Disini faktor lahan pertanian mempunyai
pengaruh yang sangat penting, sehingga jika keberadaanya menurun maka akan
mengganggu jumlah produksi pangan yang ada. Sahid Susanto (2008) mengatakan
lahan sawah beririgasi mempunyai peran utama dalam menjaga stabilitas suplai
berbasis agraris.
adanya alih fungsi lahan pertanian. Masalah lainnya antara lain akan terjadi
penurunan kualitas lingkungan seperti penurunan kualitas air tanah, pencemaran dan
lain sebagainya.
Kabupaten Demak merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Jawa Tengah
yang memiliki sistem pertanian yang sudah baik. Hal ini dikarenakan selain jenis
tanah yang subur untuk pertanian, jumlah lahan pertanian di Kabupaten tersebut
30
cukup luas. Bahkan Kabupaten ini menjadi lumbung pangan untuk daerah Jawa
Kabupaten Kudus, bahkan mungkin bisa sampai ke luar Provinsi Jawa Tengah.
Oleh karena itu sektor pertanian ini memegang peranan penting bagi
pendapatan daerah.
Dari data Tabel 1.3 tersebut kita melihat bahwa selama lima tahun terakhir
sektor pertanian menjadi sektor unggulan di Kabupaten Demak. Setelah itu disusul
oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta jasa-jasa. Jumlah penerimaan
Tabel 1.3
PDRB atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha
Di Kabupaten Demak Tahun 2005-2009 (jutaan Rp)
pengolahan hotel,restoran
luas lahan pertanian di Kabupaten Demak sangat luas, serta memiliki tingkat
kesuburan yang tinggi. Akan tetapi seiring dengan semakin majunya perkembangan
zaman banyak lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi non pertanian. Peralihan
merupakan Grafik besarnya alih fungsi lahan tiap tahun yang ada di Kabupaten
Gambar 1.2
Besarnya Alih Fungsi Lahan Pertanian ke Non Pertanian Melalui IPPT
(Perijinan) di Kabupaten Demak pada Tahun 2002-2010 (m²)
Dari Gambar 1.2 di atas kita dapat melihat besarnya alih fungsi lahan
pertanian ke non pertanian yang terjadi di Kabupaten Demak. Pada tahun 2002
jumlah alih fungsi lahan sebesar 83363 m², kemudian dari tahun 2003 sampai tahun
2008 jumlah alih fungsi lahan mengalami fluktuasi. Akan tetapi pada tahun 2009
jumlah alih fungsi lahan meningkat sangat tajam sebesar 1078630 m². Kemudian
pada tahun 2010 juga mengalami alih fungsi yang sangat besar yaitu sebesar 1250857
m².
Alih fungsi lahan ini akan mengakibatkan jumlah produksi padi yang semakin
berkurang. Semakin banyaknya alih fungsi lahan yang terjadi di Kabupaten Demak
33
disebabkan karena secara geografis Kabupaten ini terletak pada persimpangan pusat-
pusat pertumbuhan ekonomi. Kabupaten Demak juga terletak di daerah jalur pantura
di sepanjang jalan pantura juga cukup pesat. Kabupaten Demak juga merupakan
hiterland dari Kota Semarang sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan
Penyebab lain adanya alih fungsi lahan adalah sektor pertanian yang tidak
mudah diprediksi karena sangat tergantung dari alam. Oleh karena itu banyak para
Tabel 1.4
Jumlah Alih Fungsi Lahan di Kabupaten Demak dan Sekitarnya
Tahun 2006-2009 ( dalam m²)
Dari Tabel 1.4 di atas dapat dilihat bahwa dalam rentang tahun 2006-2009,
jumlah alih fungsi lahan di Kabupaten Demak menduduki peringkat pertama yaitu
sebesar 2.317.873 m². Pada posisi kedua adalah Kabupaten Kendal sebesar 1.196.586
34
m². Selanjutnya pada posisi yang ketiga yaitu Kabupaten Semarang yaitu sebesar
1.016.651 m². Jika dilihat ketiga kabupaten tersebut mempunyai persamaan yaitu
letaknya yang langsung berbatasan dengan Kota Semarang. Akan tetapi Kabupaten
Faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan di Kabupaten Demak antara lain
secara tajam. Sementara di sisi lain skala usaha pertanian dianggap kurang
dengan sektor lainnya. Adanya pemecahan lahan atau fragmentasi juga ikut
pertanahan yang masih dangkal, sehingga terdapat celah untuk alih fungsi lahan.
Kabupaten yang mempunyai lokasi strategis yaitu terletak di sepanjang jalur pantura
serta menjadi hiterland dari Kota Semarang, maka pembangunan berbagai fasilitas-
ekonomi yang semakin tinggi. Sebagai implikasinya permintaan lahan untuk kegiatan
non pertanian meningkat, sehingga banyak lahan pertanian yang beralih fungsi.
35
Adanya alih fungsi lahan tersebut antara lain dikarenakan oleh peningkatan
faktor tersebut akan mengurangi lahan pertanian yang ada di Kabupaten Demak. Oleh
besarnya PDRB Kabupaten Demak terhadap besarnya alih fungsi lahan yang
serta besarnya PDRB terhadap besarnya alih fungsi lahan yang terjadi di
Kabupaten Demak.
1. Dapat digunakan sebagai penentu kebijakan oleh pemerintah baik itu melalui
2. Sebagai alat bagi pemerintah agar lebih berhati-hati dalam memberikan ijin
akan datang.
Dalam setiap karya tulis, sistematika yang baik dan benar sangat dibutuhkan
ini terdiri dari lima pokok bahasan yang saling berkaitan dan membahas dari hal yang
paling umum menuju hal yang paling khusus, maka sistematika pembahasan dibagi
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang pemilihan obyek penelitian, serta
rumusan masalah dan tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam faktor-faktor
yang mempengaruhi alih fungsi lahan di Kabupaten Demak. Selain itu juga berisi
Dalam bagian ini berisi mengenai landasan teori yang akan digunakan dalam
dahulu pernah digunakan, serta kerangka pemikiran atau alur penelitian dan hipotesis
penelitian.
definisi operasional, sumber data yang akan dianalisis. Dalam bab ini juga berisi
mengenai modtode yang digunakan serta model analisis penelitian, serta berbagai
Dalam bab ini berisi mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan, dan juga
BAB V PENUTUP
Dalam bab yang terakhir ini berisi mengenai kesimpulan dari penelitian yang
telah dilakukan. Selain itu juga berisi saran atau rekomendasi kepada pihak-pihak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kebutuhan manusia. Malthus salah satu orang yang pesimis terhadap masa depan
manusia. Hal itu didasari dari kenyataan bahwa lahan pertanian sebagai salah satu
pertanian bisa ditingkatkan, peningkatannya tidak akan seberapa. di lain pihak justru
Karena perkembangannya yang jauh lebih cepat dari pada pertumbuhan hasil
Salah satu saran Malthus agar manusia terhindar dari malapetaka karena
adanya kekurangan bahan makanan adalah dengan kontrol atau pengawasan atas
Kebijakan lain yang dapat diterapkan adalah dengan menunda usia kawin sehingga
menurut suatu deret ukur yang akan berlipat ganda tiap 30-40 tahun. Pada saat yang
(deminishing return) dari suatu faktor produksi yang jumlahnya tetap maka
persediaan pangan hanya akan meningkat menurut deret hitung. Hal ini karena setiap
anggota masyarakat akan memiliki lahan pertanian yang semakin sempit, maka
pangan yang ada tidak akan dapat memenuhi kebutuhan hidup seluruh manusia
karena keterbatasan lahan pertanian. Akan tetapi disini Malthus melupakan hal yang
paling penting yaitu kemajuan teknologi. Dengan adanya teknologi maka dapat
meningkatkan produktivitas pangan. Tapi sekarang ini masalah yang sedang dihadapi
adalah semakin banyaknya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian, sehingga
walaupun teknologi yang digunakan sudah cukup maju tapi dengan lahan yang
semakin berkurang maka produktivitas juga mulai terganggu. Hal inilah yang dapat
40
Persentase
Tingkat
Pertumbuhan
B C
Tingkat
Pertumbuhan
Populasi ( ∆P/P)
Tingkat Pertumbuhan
Pendapatan( ∆Y/P)
0
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5
Dari Gambar 2.1 di atas secara ringkas dapat dijelaskan bahwa pada awalnya
jumlah penduduk lebih tinggi dari pada tingkat pertumbuhan pendapatan. Ini yang
produksi.
disebut sebagai konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh
kawasan lahan dari fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain
yang menjadi dampak negatif (masalah) terhadap lingkungan dan potensi lahan itu
sendiri. Alih fungsi lahan juga dapat diartikan sebagai perubahan untuk penggunaan
lain disebabkan oleh faktor-faktor yang secara garis besar meliputi keperluan untuk
perkotaan.
persawahan pada umumnya lebih baik dari pada wilayah lahan kering
42
dimana pada wilayah dengan topografi seperti itu (terutama di Pulau Jawa)
sektor dengan diikuti pengurangan jenis lahan di sektor lainnya. Atau dengan kata
lain perubahan penggunaan lahan merupakan berubahnya fungsi lahan pada periode
waktu tertentu, misalnya saja dari lahan pertanian digunakan untuk lahan non
dua hal, pertama adanya keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin
meningkat jumlahnya dan kedua berkaitan dengan meningkatnya tuntutan akan mutu
Menurut Lilis Nur Fauziah (2005) menyebutkan bahwa alih fungsi lahan yang
efektif, baik itu dari segi substansi ketentuannya yang tidak jelas dan tegas, maupun
penegakannya yang tidak didukung oleh pemerintah sendiri sebagai pejabat yang
berwenang memberikan izin pemfungsian suatu lahan. Tetapi juga tidak didukung
oleh “tidak menarik”nya sektor pertanian itu sendiri. Langka dan mahalnya pupuk,
alat-alat produksi lainnya, tenaga kerja pertanian yang semakin sedikit, serta
diperkuat dengan harga hasil pertanian yang fluktuatif, bahkan cenderung terus
43
Menurut Irawan (2005),ada dua hal yang mempengaruhi alih fungsi lahan .
lokasi alih fungsi lahan, maka aksesibilitas di lokasi tersebut menjadi semakin
meningkatnya permintaan lahan oleh investor lain atau spekulan tanah sehingga harga
nonpertanian yang terjadi disebabkan oleh beberapa faktor. Ada tiga faktor penting
1. Faktor Eksternal.
2. Faktor Internal.
Faktor ini lebih melihat sisi yang disebabkan oleh kondisi sosial-ekonomi
3. Faktor Kebijakan.
Yaitu aspek regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat maupun daerah
aspek regulasi atau peraturan itu sendiri terutama terkait dengan masalah
44
kekuatan hukum, sanksi pelanggaran, dan akurasi objek lahan yang dilarang
dikonversi.
lahan pertanian semakin luas. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena jumlah lahan
pertanian di Negara kita terbatas, sementara jumlah produksi pangan setiap tahunnya
dituntut untuk lebih tinggi seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk yang ada.
Jika permintaan pangan tersebut tidak bisa dipenuhi biasanya pemerintah akan
mengambil jalan melalui kebijakan impor beras seperti pada tahun ini.
b. Pertumbuhan penduduk
c. Arus urbanisasi
Alih fungsi lahan ke sektor non pertanian dapat terjadi karena para petani
merasa pendapatan yang di dapatkan dari hasil pertanian dirasa kurang. Ini bisa
terjadi, karena semakin lama tingkat kesuburan lahan pertanian yang semakin
45
peningkatan. Perkembangan sektor industri akan menarik penduduk dari luar kota
untuk dating ke kota tersebut, sehingga pertumbuhan penduduk juga akan mengalami
peningkatan. Karena kedua faktor tersebut jumlah alih fungsi lahan terus bertambah.
Karena adanya faktor tersebut sewa lahan (land rent) pada suatu daerah akan
semakin tinggi. Menurut Barlowe ( dalam Fanny Anugrah K, 2005) sewa ekonomi
lahan mengandung pengertian nilai ekonomi yang diperoleh suatu bidang lahan bila
lahan tersebut digunakan untuk kegiatan proses produksi. Urutan besaran ekonomi
berikut :1). Industri manufaktur, 2). Perdagangan, 3). Pemukiman, 4). Pertanian
2005). Dapat dilihat bahwa pada industri dan perdagangan mempunyai sewa ekonomi
paling tinggi, kemudian di urutan kedua adalah pada pemukiman. Sewa ekonomi
Gambar 2.2
Hubungan Antara Land Rent dengan Kapasitas Penggunaan Lahan
Sewa Ekonomi
Industri & Perdagangan
Pemukiman
Pertanian
Hutan
Lahan Tandus
terjadinya konversi lahan sawah yaitu pertumbuhan penduduk, kontribusi PDRB non
penduduk, kontribusi PDRB non tanaman pangan, jarak lokasi dari pusat
kepercayaan 99%.
Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang jumlahnya terbatas.
merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting perannya dalam pertanian
jika dibandingkan dengan faktor produksi yang lain. Jika tidak ada lahan, maka tidak
akan ada pertanian. Hal ini dikarenakan lahan tersebut merupakan tempat dimana
Permintaan akan tanah dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan, hal
ini yang mengakibatkan harga tanah semakin tinggi. Umumnya tingginya permintaan
tersebut seiring dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah besar. Selain itu
banyak juga lahan pertanian yang beralih fungsi sebagai pabrik industri, hal ini yang
Pada dasarnya penggunaan tanah yang ada sekarang ini digunakan untuk
sektor pertanian. Akan tetapi seiring kemajuan jaman banyak lahan pertanian yang
beralih fungsi menjadi tanah non pertanian. Banyak para ahli ekonomi yang
(2005) menurut Mazhab Fisiokratis yang dipelopori oleh Quesnay mengatakan bahwa
48
hukum ekonomi yang bersesuaian dengan hukum alam ini menjadikan alam. Dalam
hal ini adalah tanah sebagai satu-satunya sumber kemakmuran bagi rakyat.
kegiatan industri hanya mengubah bentuk dan sifat barang. begitu juga dengan
perdagangan yang dinilai hanya memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat
yang lain. Menurut Quesnay kaum petani paling produktif, oleh karena itu dia
bahwa para petani harus mendapatkan perhatian yang khusus dari pemerintah agar
proses produksi pertanian dapat meningkat. Perhatian tersebut misalnya saja dengan
alih fungsi lahan dari sektor pertanian ke non pertanian. Ini dimaksudkan agar proses
Dalam bukunya Mubyarto (1972) David Ricardo dalam teori mengenai sewa
tanah differensial mengatakan bahwa tinggi rendahnya sewa tanah adalah disebabkan
oleh perbedaan kesuburan tanah, makin subur tanah maka makin tinggi sewa tanah.
Hal ini dapat dimengerti bahwa dengan tanah yang subur, maka perkembangan
49
tanaman itu menjadi semakin cepat, jumlah pupuk yang dibutuhkan juga lebih sedikit,
dan akhirnya hasil yang didapatkan pada tanah yang subur akan lebih banyak.
Dalam teorinya tentang sewa tanah David Ricardo menjelaskan bahwa jenis
tanah berbeda-beda. Ada yang subur, kurang subur hingga tidak subur sama sekali.
Dengan demikian untuk menghasilkan satu satuan unit produksi di perlukan biaya-
biaya (biaya rata-rata dan biaya marjinal). Makin rendah tingkat kesuburan tanah,
Selain harga yang terus mengalami peningkatan, masalah lainnya bahwa tanah
macam-macam sebab misalnya jual beli, pewarisan serta hibah perkawinan dan sitem
penyakapan. Pada saat ini harga tanah berbanding lurus dengan harga bahan pangan
yang ada. Semakin tinggi harga pangan, maka akan semakin tinggi pula harga tanah
yang di beli suatu petani. Selain itu tanah di sektor industri dihargai jauh lebih mahal
dari pada sektor pertanian, oleh sebab itu sekarang ini semakin banyak alih fungsi
Akan tetapi pada saat ini harga tanah sangat ditentukan juga oleh lokasi
dimana tanah itu berada. Jika tanah berada di lokasi yang strategis seperti di pinggir
jalan bisa mempunyai harga yang lebih tinggi dari pada tanah yang berada di
dibandingkan tanah yang di pinggir jalan. Akan tetapi untuk kasus di daerah
Kabupaten Demak, kebanyakan memiliki tingkat kesuburan tanah yang relatif sama.
50
Tapi dengan letak tanah yang berbeda-beda mengakibatkan harga pada tiap bidang
efisien, sehingga keuntungan yang diperoleh oleh produsen dapat maksimal. Produksi
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dengan mengubah input
atau masukan menjadi output atau keluaran (Nicholson: 2002). Hal ini mempunyai
pendek apabila sebagian dari faktor produksi tersebut dianggap tetap jumlahnya.
Dalam jangka panjang semua faktor produksi yang dipakai dapat mengalami
perubahan, yang berarti bahwa setiap faktor produksi dapat ditambah jumlahnya
tersebut maka jumlah produksi juga akan semakin banyak sehingga bisa
tidak hanya output saja yang mengalami perubahan, akan tetapi mungkin semua input
dapat diubah dan hanya teknologi dasar produksi yang tidak mengalami perubahan
(Nicholson, 2002). Banyak input-input yang dalam jangka pendek seperti misalnya
51
tenaga kerja, modal tidak bisa ditambah, akan tetapi di dalam jangka panjang input-
Produksi merupakan muara dari semua kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
sebuah perusahaan. Produksi akan berjalan dengan lancar jika didukung oleh
pemenuhan input yang sesuai. Tanpa adanya input, maka proses produksi tidak akan
mempengaruhinya. Salah satu faktor di dalam produksi tanaman pangan seperti padi
adalah ketersediannya lahan yang cukup. Akan tetapi pada sekarang ini di Kabupaten
Demak banyak lahan-lahan pertanian yang beralih fungsi ke sektor non pertanian
sehingga mengakibatkan proses produksi menjadi terganggu. Hal yang sekarang bisa
kita lihat akibat terganggunya proses produksi tersebut adalah kurangnya bahan
makanan seperti beras pada saat musim tertentu, misalnya saja pada akhir atau awal
tahun. Di mana musim panen belum tiba, tapi stok beras di dalam Negeri sudah habis.
Ini yang kemudian mengakibatkan pemerintah melakukan impor beras dari luar
Negeri yang besarnya pada tahun ini mencapai 1.4 juta ton.
produksi (input). Dalam bukunya Sukirno (2005) menjelaskan bahwa yang dimaksud
dengan fungsi produksi adalah hubungan antara faktor-faktor produksi dan tingkat
52
produksi yang diciptakan. Faktor produksi dikenal sebagai input, sedangkan jumlah
Sementara itu yang di maksud dengan fungsi produksi adalah semua korbanan
yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan
produksi atau output akan sangat dipengaruhi oleh jumlah input yang digunakan
dalam proses produksi. Apabila ada penambahan input maka jumlah output yang
mempunyai landasan teknis yang dalam teori ekonomi disebut sebagai fungsi
antara besarnya input dan output dalam kegiatan produksi. Hubungan antara faktor-
berikut:
Q = f(K, L, M,...)
Keterangan:
53
Q = Merupakan keluaran perusaan untuk satu barang tertentu selama satu periode
Dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah keluaran atau output
pada sebuah perusahaan sangat dipengaruhi oleh kombinasi antara modal, tenaga
kerja, serta bahan mentah yang digunakan. Semakin besar dan tepat jumlah
kombinasi antara input-input tersebut, maka akan semakin besar pula jumlah output
yang akan didapatkan oleh perusahaan tersebut. Dalam bukunya Dominice Salvator
yang dapat diproduksi per unit waktu setiap kombinasi input alternatif, bila
Q = f (K, L, R, T )
Dimana K adalah jumlah stok modal, L adalah jumlah tenaga kerja dan ini meliputi
berbagai jenis tenaga kerja keahlian keusahawanan, R merupakan kekayaan alam, dan
T adalah tingkat teknologi yang digunakan. Disini yang menarik adalah masuknya
unsur teknologi dalam persamaan fungsi produksi tersebut. Dengan adanya peranan
54
teknologi maka dapat memperlambat penurunan produksi dari suatu usaha. Hal ini
Apabila banyak tanah pertanian yang beralih fungsi ke non pertanian hal ini tentunya
akan menyebabkan penurunan produksi pertanian. Ini dapat terjadi karena input yang
digunakan untuk proses produksi tersebut berkurang, sehingga hasil yang akan
Dalam teori produksi dikenal dengan istilah The Law Deminishing of Return
atau hasil yang semakin berkurang. Dalam hukum ini menjelaskan bahwa bila satu
macam input ditambah penggunaannya sedang input-input lain tetap maka tambahan
output yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan tadi
mula-mula menaik, tetapi kemudian seterusnya menurun bila input tersebut terus
ditambah. Dari Gambar 2.3 di bawah dapat dijelaskan bahwa pada mula-mula dengan
hingga mencapai titik 1. Pada titik ini marginal produk mencapai titik maksimum
yaitu pada titik 4. Kemudian pada tahap berikutnya kurva total produksi terus
mengalami peningkatan hingga mencapai titik 2, pada titik ini kurva total produksi
mencapai titik maksimum. Ini dapat dilihat dari perpotongan antara kurva MP dan
AP. Selain itu kurva TP juga bersinggungan dengan garis miring. Mulai pada titik 2
jika factor produksi yang digunakan terus ditambah, maka produksi akan naik dengan
55
tingkat kenaikan yang semakin menurun. Kondisi seperti ini akan terus terjadi sampai
Tahap II
3 Tahap III
Tahap I
Y
2
0 Jumlah Unit
TPP
Input Variabel
4
5
6 AAP
0 MP Jumlah Unit
MPP Input Variabel
Sumber :Ari Sudarman, 2002
Pada titik 3 jumlah total produksi sudah mencapai titik maksimum. Hal ini
mengandung pengertiaan jika jumlah factor produksi yang digunakan terus ditambah,
56
maka tidak akan menambah produksi yang ada. Oleh karena itu nilai kemiringan
kurva sama dengan 0. kurva total produksi akan terus bertambah kearah kanan, maka
setelah melewati titik 3 jumlah pergerakannya akan semakin menurun, dan produksi
Dari gambar hubungan antara produksi total, produksi rata-rata, dan produksi
batas di atas juga terdapat 3 tahap produksi (three stages of production). Pada tahap
yang pertama meliputi daerah penggunaan factor produksi variabel sebelah kiri titik
5. Pada tahap ini produksi rata-rata dari factor produksi variabel menaik dengan
titik 5 dan titik 6, dimana produksi batas dari factor produksi variable sama dengan 0.
Pada tahapan ini tercipta efisiensi produksi secara maksimal. Tahap ketiga ketiga
merupakan daerah disebelah kanan dari titik 6. Pada tahapan ini penggunaan
produksi batas dari penggunaan factor produksi variable sama dengan negative.
Karena bernilai negative maka tidak ada satu perusahaan yang mau memproduksi
hidup manusia. Manfaat itu tidak hanya dari sektor ekonomi saja, tapi juga sektor
lainnya seperti lingkungan, biologis. Oleh sebab itu dengan semakin banyaknya
57
jumlah alih fungsi lahan yang terjadi selama ini akan menimbulkan berbagai
permasalahan.
pertanian dapat dibagi menjadi 2 kategori. Yang pertama use values atau nilai
penggunaan yang dapat pula disebut sebagai personal use values. Manfaat ini
dihasilkan dari hasil eksploitasi atau kegiatan usahatani yang dilakukan pada sumber
daya lahan pertanian. Yang kedua adalah non use values yang dapat pula disebut
sebagai intrinsic values atau manfaat bawaan. Yang termasuk kategori ini adalah
berbagai manfaat yang tercipta dengan sendirinya walaupun bukan merupakan tujuan
Dari teori di atas dapat diketahui bahwa manfaat lahan pertanian sangat besar
untuk kelangsungan hidup manusia serta makhluk lainnya. Banyaknya alih fungsi
Seperti penjelasan di atas, dampak alih fungsi lahan pertanian antara lain
sistem ketahan pangan yang akan menjadi terganggu. Secara umum di Jawa Tengah
memiliki ketahanan pangan yang baik, Jawa Tengah menyangga 16% ketahanan
pangan nasional dengan surplus beras sebesar 2,6 juta ton menurut Gubernur Jawa
Tengah seperti yang dilansir dalam koran Republika pada tahun 2009.
Dengan adanya alih fungsi lahan yang sekarang ini banyak terjadi di daerah-
daerah bukan tidak mungkin Jawa Tengah yang tadinya surplus beras menjadi
58
dan industri, akan tetapi juga menimbulkan dampak negatif yang kurang
sedangkan pencetakan sawah baru yang sangat besar biayanya di luar Pulau
Selain dampak tersebut dengan adanya alih fungsi lahan dari sektor pertanian
ke non pertanian juga bisa menyebabkan timbulnya berbagai bencana seperti banjir,
tanah longsor, kekeringan. Ini dikarenakan kurangnya daerah resapan air karena
mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian. Pada penelitian terdahulu
ini banyak variabel independen yang digunakan oleh peneliti. Variabel tersebut
PDRB non sektor pertanian dan lain sebaginay. Berikut adalah kumpulan penelitian
terdahulu yang berkaitan dengan alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian.
Tabel 2.1
Kumpulan Penelitian Terdahulu
Penelitian analisis
perumahan dll.
nyata berpengaruh
meningkatkan produksi
total tanaman
padi,sedangkan luas
membuktikan pengaruh
total di Kabupaten
pada tingkat
signifikansi 5%.
b. Konversi lahan
sawah cenderung
menunjukkan
semakin besar,
sedangkan percetakan
sawah cenderung
menunjukkan
peningkatan produksi
semakin kecil
berpengaruh nyata
lahan.
berpenagruh negatif
sawah, kontribusi
sektor pertanian,
peubah dummy
(kebijakan pemerintah).
sawah pada
kepercayaan 90%
adalah produktivitas
irigrasi, kontribusi
sektor pertanian
pertumbuhan
pebnduduk dan
pertambahan panjang
berpengaruh secara
64
nyata.
LQ berdasarkan
indikator pendapatan
menunjukkan bahwa
sektor pertanian
dan mampu
memberikan nilai
surplus pendapatan
menggunakan indikator
tenaga kerja
menunjukkan bahwa
sektor pertanian
mempunyai nilai LQ
satu
peneliti. Pada kerangka pemikiran ini berisi gambaran mengenai penelitian yang akan
banyaknya jumlah penduduk, jumlah industri yang ada di Kabupaten Demak, dan
jumlah pendapatan domestik regional bruto (PDRB). Kombinasi dari ketiga faktor
tersebut diperkirakan akan mempengaruhi jumlah alih fungsi lahan dari sektor
alih fungsi lahan tersebut terhadap ketahanan pangan maupun dampak negatif lainnya
yang mungkin timbul karena adanya alih fungsi lahan. Berikut merupakan Gambar
Faktor jumlah
penduduk
Kabupaten Demak
Faktor jumlah
PDRB Kabupaten
Demak
66
2.4 Hipotesis
dilakukan oleh si peneliti. Oleh karena itu jawaban sementara yang menjadi hipotesis
a. Di duga ada pengaruh yang positif antara jumlah penduduk terhadap alih
b. Di duga ada pengaruh yang positif antara jumlah industri terhadap alih fungsi
d. Di duga ada pengaruh yang positif antara jumlah penduduk, jumlah industri,
serta jumlah pendapatan domestik regional bruto (PDRB) terhadap alih fungsi
BAB III
METODE PENELITIAN
secara jelas, lengkap dan terperinci. Definisi operasional variabel yang akan
Merupakan besarnya lahan pertanian yang beralih fungsi dari sektor pertanian
ke sektor non pertanian. Dengan kata lain lahan tersebut yang tadinya
2. Jumlah Penduduk
di Kabupaten Demak. Jumlah ini terdiri dari gabungan antara penduduk laki-
laki dan perempuan yang sudah tercatat oleh pemerintah setempat. Satuan
3. Jumlah PDRB
terdiri dari sembilan sektor yang ada, baik itu sektor pertanian, industri
68
maupun sektor yang lainnya pada tiap tahunnya. Dari PDRB kita dapat
lahan apa tidak. Selain itu kita juga bisa melihat pertumbuhan perekonomian
pada daerah tersebut. Satuan yang digunakan adalah jutaan rupiah pada tiap
tahun.
4. Jumlah Industri
industri rumah tangga (jumlah tenaga kerja < 5orang), industri kecil ( jumlah
tenaga kerja antara 6 sampai 19 orang), industri menegah (jumlah tenaga kerja
antarta 20 sampai 99 orang), serta industri besar (jumlah tenaga kerja > 100).
dilakukan di Kabupaten Demak. Hal ini dikarenakan daerah ini terletak di daerah
Kabupaten Demak selain menjadi hiterland dari Kota Semarang juga letaknya yang
Penelitian ini mengambil obyek alih fungsi lahan pertanian. Dengan adanya
alih fungsi lahan ini diperkirakan dapat memberikan pengaruh yang negatif seperti
di Kabupaten Demak. Selain itu kita juga akan mengetahui faktor-faktor apa saja
Menurut Ni Putu Martini Dewi (2008) yang dimaksud dengan data sekunder
adalah data yang diperoleh dari bukan sumber data pertama. Data sekunder
merupakan data yang diperoleh dari pihak-pihak lain seperti BPS, Badan Pertanahan
Negara (BPN), Dinas Pertanian dan Kehutanan maupun dari dinas lain yang terkait.
Data sekunder misalnya berisi mengenai jumlah orang yang bekerja sebagai petani
Selain data sekunder, dalam penelitian ini juga menggunakan data kualitatif.
Data ini bukan berbentuk angka, akan tetapi berbentuk informasi-informasi dari dinas
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber
pertama. Di sini data primer yang dimaksud adalah gasil wawancara secara langsung
70
kepada ketua bidang Pengaturan dan Penataan Pertanahan (P3) di kantor Badan
Tengah.
untuk suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan peneliti tersebut. Menurut
Moh Nazir (1983) pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar
untuk memperoleh data yang diperlukan, pengumpulan data merupakan langkah yang
amat penting dalam metode ilmiah. Metode pengumpulan data yang saya lakukan
3.5.1. Wawancara
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka
mengerti betul tentang alih fungsi lahan yang sedang terjadi. para pemangku
pemerintah itu misalnya saja kepala Bapeda Kabupaten Demak, kepala BPN baik
Metode analisis merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk mencari
pengaruh antara variabel bebas dengan variabel tak bebas. Dalam penelitian ini untuk
menganalisis atau melihat pengaruh antara jumlah penduduk, besarnya PDRB, serta
jumlah industri terhadap besarnya alih fungsi lahan di Kabupaten Demak. Metode
yang digunakan adalah menggunakan metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least-
Yí = ß1 + ß2 X2 + ß3 X 3+ ß4 X4 + µ
ß = Konstanta
X2 = Jumlah penduduk
X4 = Besarnya PDRB
sedangkan variabel independennya tetap. Ini dilakukan karena dengan model semi
logaritma dapat menghasilkan estimasi model yang terbaik, serta mempunyai tingkat
keakuratan yang cukup tinggi. Selain itu tujuan dari bentuk semi logaritma adalah
sesuai yang dikatakan oleh Imam Ghozali (2009) yaitu hasil regresi melanggar
asumsi klasik yaitu pada autokorelasi dan heteroskedastisitas, oleh sebab itu untuk
mengobati penyakit tersebut model regresi diubah ke dalam bentuk semi log. Berikut
LnYí = ß1 + ß2 X2 + ß3 X 3+ ß4 X4 + µ
Regresi tersebut akan terpenuhi jika koefisien regresinya linear, tak bias dan
mempunyai varian yang minimum atau efisien. Oleh sebab itu berbagai pengujian
penyakit atau tidak. Dengan metode OLS dari analisis regresi linear koefisien dari
yang berpengaruh. Serta menunjukkan sejauh mana faktor tersebut secara bersama-
sama mempengaruri besarnya jumlah alih fungsi lahan atau variabel dependen.
sempurna diantara beberapa variabel yang ada di dalam model regresi. Hal ini
dikarenakan salah satu asumsi model linear klasik yang menyatakan bahwa tidak ada
Uji multikolinearitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen. Jika terjadi
dan standar error menjadi tak terhingga. Jika terjadi multikolinearitas antar variabel
tidak sempurna tetapi tinggi, maka koefisien regresi X dapat ditentukan, tapi
memiliki nilai standar error yang tinggi yang berarti nilai koefisien regresi tidak
Menurutnya salah satu tanda ada tidaknya kolinearitas antara lain Jika nilai R²
cukup tinggi, akan tetapi tidak satupun koefisien regresi parsial yang signifikan
secara individu jika dilakukan uji t. untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas
maka digunakan collinearity statistic dengan melakukan regresi antar variabel bebas.
antara lain:
4. Overdetermined model, hal ini terjadi ketika model regresi memiliki jumlah
Asumsi penting dari regresi linear klasik adalah bahwa gangguan yang
muncul dalam fungsi regresi adalah homoskedatisitas, yaitu semua gangguan tadi
asumsi kritis dari model linear klasik ialah bahwa kesalahan penganggu εi, semuanya
harus mempunyai varian yang sama yaitu E (εi) = σ² untuk semua I, ( i=1, 2,…,n).
data silang (crossection) dari pada data runtut waktu (time series). Heteroskedastistas
tidak akan merusak property dari estimasi ordinary least square (OLS) yaitu tetap
tidak biased dan konstan estimator. Akan tetapi estimator ini tidak lagi memiliki
minimum variance dan efisien sehingga tidak lagi BLUE ( Best Linear unbiased
Estimator)
a. Metode Grafik
Metode ini dilakukan dengan melihat Grafik plot antara nilai prediksi variabel
heteroskedastistas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas, serta titiknya
menyebar di atas dan di bawah titik 0 pada sumbu Y secara acak, maka tidak
terjadi heteroskedatistas
75
Pada uji statistik ada beberapa uji yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada
tidaknya heteroskedatistas misalnya saja uji park, uji glejser, uji white, dan
lain sebagainya.
Asumsi lain dari regresi linear klasik adalah tidak adanya autokorelasi atau
kondisi yang berurutan di antara gangguan yang masuk di dalam fungsi regresi.
Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota seri observasi yang disusun menurut
urutan waktu atau korelasi pada dirinya sendiri menurut J. Supranto (2010).
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu
sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas
Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dalam sebuah
Gambar 3.1
Statistik d Durbin-watson
F (d)
A B D E
C
d
0 dL dU 2 4-dU 4-dL 4
dilakukan dengan melakukan pengujian Run Test. Jika antar residual tidak terdapat
hubungan korelasi, maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random, Run
77
Test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak
Di dalam uji normalitas ini bertujuan untuk melihat apakah model tersebut
baik atau tidak. Model tersebut dapat dikatakan baik jika mempunyai distribusi
normal atau hampir normal. Cara yang digunakan untuk melihat hubungan antara
variabel tersebut adalah dengan metode normal probability plot. Metode ini dapat
dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal
Dalam bukunya Imam Ghozali (2009) bahwa uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai
distribusi normal, seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan nilai residual
mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi
menjelaskan variasi perubahan variasi berikutnya. Pengujian ini juga untuk melihat
apakah model regresi yang terestimasi cukup baik atau tidak. Jika nilai R² mendekati
78
angka 1 maka model tersebut dikatakan baik, begitu juga sebaliknya jika nilai dari R²
mendekati angka 0, maka model tersebut kurang baik. Hal ini dikarenakan semakin
dekat dengan 0 maka model tersebut kurang bisa menjelaskan hubungan antara
maka variabel bebas makin dapat menjelaskan perubahan dari variabel tak bebas
(Gujarati: 1995). Menurut Imam Ghozali (2009) menyebutkan bahwa salah satu
variabel; independen, maka nilai R² pasti akan meningkat tidak peduli apakah
sebab itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R² pada
F= R²/(K-1)
(1-R²) / (N-K)
K =Jumlah parameter
79
N =jumlah sample
Semakin besar nilai R², maka semakin besar pula nilai F. akan tetapi jika R² = 1,
maka F menjadi tak terhingga. Jadi dapat disimpulkan uji F statistik yang mengukur
signifikansi secara keseluruhan dari garis regresi dapat juga digunakan untuk menguji
model tersebut dikatakan signifikan, atau dengan kata lain secara bersama-sama
variabel bebas berpengaruh terhadap variabel tak bebas. Begitu juga sebaliknya jika
ternyata F hitung < F Tabel maka model tersebut tidak signifiakan, atau dengan kata
masing-masing variabel bebas terhadap variabel tak bebas. Pengujian ini mempunyai
tujuan untuk mengetahui apakah koefisien regresi signifikan atau tidak signifikan.
Jika t hitung > dari pada t Tabel, maka variabel bebas mempunyai pengaruh yang
nyata terhadap variabel bebas, dengan kata lain Ho diterima dan H1 ditolak.
Sebaliknya jika t hitung < dari pada t Tabel maka variabel bebas tidak mempunyai
pengaruh yang nyata terhadap variabel bebas, dengan kata lain Ho ditolak dan H1
diterima.