Anda di halaman 1dari 42

DASAR – DASAR

ERGONOMI KERJA

Armaidi Darmawan
Bagian IKM-IKK-IKP
FKIK UNJA
Learning Objective
1. Menjelaskan latar belakang ergonomi kerja
2. Menjelaskan tujuan dan manfaat ergonomi kerja
3. Menjelaskan dasar-dasar ergonomi kerja
4. Menjelaskan faktor risiko ergonomi kerja
5. Menjelaskan penerapan ergonomi kerja
6. Menjelaskan pembinaaan dan evaluasi penerapan ergonomi
kerja
Pendahuluan

Latar Belakang
Manusia –> mahluk kreatif –> ingin ke arah
lebih baik
 Penciptaan produk
 Penciptaan pekerjaan
 Penciptaan alat-alat bantu
 Penciptaan metode kerja
Pendahuluan (2)

Zaman dulu : Alat-alat dibuat sendiri


Sekarang : Produksi secara massal

KENDALA :
Ketidak sesuaian antara yang diinginkan
produsen dan karakteristik pengguna / konsumen
Pengertian
 Arti kata ergonomi : Ergon = kerja, Nomos = aturan 
sbg aturan yang diperlukan sewaktu kerja

 Ergonomi kerja  adalah ilmu tentang kemampuan,


keterbatasan dan sifat manusia dalam sistim kerjanya
serta memanfaatkan pengetahuan ini untuk mendapatkan
sistim kerja yang efektif aman, sehat, nyaman dan efisien

 Ergonomi kerja “ Ilmu penyesuaian peralatan dan


perlengkapan kerja dengan kondisi dan kemampuan naker
yang optimal”.
 Pendekatan Ergonomi:

Penyesuaian dari suatu pekerjaan (alat, cara,


proses, tempat & lingkungan kerja)
terhadap pekerja (kondisi manusia)

BUKAN SEBALIKNYA !

 Studi tentang manusia dengan pekerjaannya 


me  kondisi kerja dan  kinerja
Ilmu Terkait

Fisiologi Psikologi Anatomi

ERGONOMI

Manajemen Disain Engineering/m


esin/alat
Konsep keseimbangan ergonomi
 Jika tuntutan tugas > kemampuan kerja  over stress,
discomfort, lelah, cidera, celaka, sakit, produktivitas turun

 Jika tuntutan tugas < kemampuan kerja  under stress,


bosan, lesu, tidak produktif

 Harapannya adalah antara tuntutan tugas = kemampuan


tugas  performa optimal
Tujuan ergonomi kerja
 Tercapainya keserasian antara pekerja dengan pekerjaannya
dan sebaliknya

 Dapat terhindar dari PAK dan kecelakaan kerja

 Menciptakan kenyamanan kerja


Manfaat ergonomi kerja
 Bagi petugas kesehatan
 Acuan untuk pelasanaan program/kegiatan ergonomi kerja
 Bagi pekerja
 Status kesehatan terjaga dan meningkat
 Kinerja dan produktifitas meningkat
 Bagi perusahaan/tempat kerja
 Meningkatnya citra/image tempat kerja
 Terciptanya lingk. tempat kerja sehat, aman,nyaman,efektif, dan
efisien
 Meningkatnya hasil produksi
Fc Risiko ergonomi kerja
1. Gerakan berulang
2. Beban berat
3. Sikap tubuh yang janggal/postur kaku
4. Beban statis (diam dlam satu pososi beban)
5. Tekanan langsung pada satu bagian tubuh
6. Peralatan yang tidak sesuai
7. Suhu ekstrim
8. Organisasi kerja yg tdk baik
 Jam istirahat
 Kerja monoton
 Beban kerja belebihan
 Prosedur kerja tdk standar
 Cara kerja tidak aman
9. Rancangan tempat kerja yang tidak memadai
Penaggulangan Gerakan berulang
 Rancang kembali cara kerja kurangi gerakan berulang
 Tambah waktu jeda
 Kurangi jam kerja
 Gilir dengan pekerjaan lain dg gerakan berbeda
Penanggulangan beban berat
 Rancang kembali cara kerja (angkat dengan punggung,
kepala, bahu, tangan dsb)
 Angkat berdua atau lebih
 Tambah jumlah pekerja
 Gunakan peralatan mekanik
 Jika dijinjing beban tidak lebih dari (ILO)
 Laki dewasa : 40 kg
 Wanita dewasa : 15-20 kg
 Laki (6-18 th) : 15-20 kg
 Wanita (16-18 th) : 12-15 kg
 Usahakan postur tubuh selama kerja lebih alami
 Duduk, kaki tidak dibebani
 Berdiri, posisi vertebrae vertikal dan BB tertumpu secara
seimbng pada kedua kaki

Penanggulangan beban statis


 Hindari terlalu lama dalam satu postur
 Harus ada kesempatan untuk merubah posisi
 Perbaiki peralatan
 Tambahkan pengaman
 Beri bantalan / buffer

Peralatan tidak sesuai


 Ganti dengan size alat yang pas
 Atur tinggi rendahnya
 Pilih alat kerja yang dapat disetel
 Pakai jacket bila dingin
 Beri alat penahan panas/ kipas

Perbaikan organisasi kerja


 Beban kerja layak
 Istirahat cukup
 Pekerjaan bervariasi
 Otonomi individu
 Tata ruangan dan luas yang agak lapang
 Tata letak alat kerja
 Pencahayaan yang cukup

Proses kerja yang baik


 Beban jangan terlalu berat  merasa tdk mampu jangan teruskan
 Pakaian jangan ketat
 Kelelahan sebelum waktu rehat  beri tahu supervisor
Gejala yg timbul akibat masalah
ergonomi
 Gangguan gerakan otot (work-related Musculosceletal
Disorder)
 Gangguan gerak
 Kaku otot
 Gannguan sendi
 Gannguan saraf
 Low back pain
 Keluhan mata
 Mata lelah akibat kurang penerangan, lama lihat LCD
 Beberapa contoh berikut  ………next
No Kelainan Gejala Penyebab
1. Bursitis. Nyeri dan bengkak Berlutut, tekukan pada
Pembengkakan bursa antara pada tempat yang siku, gerkan bahu yang
kulit dan tulang atau tendon sakit berulang.
dan tulang.
Bisa dilutut, siku, bahu
2. Carpal tunnel syndrome. Rasa tertusuk, Pengulangan pekerjaan
Penekanan syaraf yang nyeri, kaku pergelangan tangan
melewati pergelangan tangan. dengan menggunakan
peralatan yang bergetar.
3. Celulitis. Nyeri dan bengkak Menggunakan peralatan
Infeksi telapak tangan karena di telapak tangan tangan, palu.
mencuci berulang
4. Epicondilitis. Nyeri dan bengkak Pengulangan pekerjaan
Bengkak di daerah dimana di pinggiran luka tangan.
tendon dan tulang bersatu . Bila
di siku (tennis elbow)
5. Ganglion kista. Keras, kecil, Pengulangan gerakan
Kista di selaput sendi atau bengkak tangan.
tendon. sekelilingnya,
Biasanya di punggung, tangan biasanya nyeri
dan tungkai.
No Kelainan Gejala Penyebab
6. Osteo arthitis. Kaku dan nyeri tulang Beban lebih dalam
Kerusakan sendi akibat belakang, leher dan jangka lama pd tulang
parut di sendi dan sendi lain. belakang dan sendi lain.
tumbuh tulang.
7. Tendonitis. Nyeri, bengkak, ngilu Gerakan pengulangan.
Bengkak di area otot dan bengkak dari
dan sendi bersatu. tangan, kaki, lengan,
susah digerakkan.
8. Tenosynovitis. Nyeri, bengkak, ngilu, Pengulangan gerakan,
Bengkak tendon atau nyeri hebattangan, Mengangkat beban yang
selaputnya. susah digerakkan. tiba-tiba meningkat atau
pengenalan proses baru.

9. Tenson neck. Nyeri terlokalsir di leher Harus mempertahankan


Bengkak di otot dan atau bahu. posisi tegak.
tendon di leher bahu.
10. Triger finger. Tidak bisa Pengulangan gerakan,
Bengkak di tendon menggerakkan jari pegangan terlalu lama,
atau selaput dari jari secara pelan tanpa rasa terlalu keras, terlalu
nyeri. sering.
No Kelainan Keterangan
11. Algias Penyakit pada juru ketik, sekretaris, pekerja yang
posturnya membungkuk ke depan, vertebral syndrome
pada pembawa barang, pengantar barang dan penerjun
payung.
12. Osteo articular Scoliosis pada pemain violin dan operator kerja bangku,
deviations bungkuk (kifosis) pada buruh pelabuhan dan pemikul
keranjang, datarnya telapak kaki pada penunggu,
pembuat roti dan pemangkas rambut.
13. Rasa nyeri pada Rusaknya tendon avhiles bagi para penari, tendon
otot dan tendon paada ekstensor panjang bagi para drummer,
tenosyinvitis pada pemoles kaca, pemain piano dan
tukang kayu.
14. Iritasi pada cabang Saraf ulnar bagi para pengemudi kendaraan, tukang
saraf tepi kunci, tukang pandai besi, reparasi arloji, penjilidan
buku, pemotong kaca dan pengendara sepeda.
15. Hernia Nucleus Mengangkat tidak ergonomis
Pulposus/ HNP
16 Low Back Pain Cara kerja tidak ergonomis

17. Repetition Strain Semua rasa nyeri akibat pekerjaan


Injury (RSI)
Cara Mengenal Permasalahan
Ergonomi
1. Morbiditas keluhan yang terkait dengan pekerjaan
2. Peristiwa kecelakaan kerja
3. Terhentinya pekerjaan karena gangguan mesin atau pekerja
4. Pindahnya pekerja ke perusahaan lain (Turn Over )
5. Absensi sakit pekerja
Pendekatan penerapan ergonomi
1. Pendekatan konsepsual (pendekatan sistem)
 Dimulai sejak perencanaan (rencana tata ruang, alat, cara
kerja, dll)
 Proses pemilihan dan alih teknologi
 Kajian prinsip ergonomi pada setiap penyediaan tempat dan
alat
2. Pendekatan korektif
 Dilakukan pada saat sudah dan sedang berlangsung pekerjaan
 Berupa koreksi/perbaikan/modifikasi
Strategi penerapan ergonomi di
tempat kerja
1. Menjangkau pekerja
2. Mengumpulkan informasi untuk mengidentifikasi masalah
3. Mempelajari daerah yang diduga terdapat problem
4. Mengumpulkan rekomendasi dari :
 Pekerja yang tepapar
 Pekerja maitenance
 Departemen K3
 Health and Safety Specialis
5. Mendorong Perubahan Penting  ajukan ke manajemen
6. Informasian ke Pekerja Komunikasi dua arah
Evaluasi kegiatan ergonomi kerja
 Untuk menilai efektifitas suatu intervensi guna memperbaiki
program ergonomi
 Berkurangnya keluhan muskuloskletal pekerja
 Meningkatnya produksi kerja
 Sikap kerja dan lingkungan yang makin baik
 Penurunan angka absensi

 Penilaian untuk evaluasi dapat dilakukan dengan:


 Survey ergonomi
 Survey catatan medis
TIPS KERJA YANG ERGONOMIS
 Persendian pada posisi netral
 Hindarkan membungkuk
 Mendekatkan pekerjaan pada tubuh pekerja
 Hindarkan perputaran tulang belakang
 Hindarkan pergerakan & kekuatan mendadak
 Hindarkan Posisi dan pergerakan sama dlm waktu lama
 Cegah kelelahan otot (otot besar/kecil)
 Istirahat pendek & sering lebih baik dpd sekali & lama
 Hindari posisi tubuh tidak normal
 Hindari gerakan extensi tetap lengan, baik ke depan
maupun ke samping
 Kerja statis dikurangi seminimal mungkin
Penelitian Caldwell
 Kekuatan otot tangan dlm pronasi (180N) lbh kuat dibanding
dlm supinasi (110N)
 Tangan menarik kebawah (370N) lebih kuat dpd menarik
keatas (160N)
 Tenaga mendorong beban (600N) lebih kuat dpd menarik
beban (360)
POSISI KERJA SALAH
X
After
Before Self-leveling work surface
Much bending

X
X
X

X
Effects of lateral flexion & rotation
showing increased tension
distributed in part of the annulus
fibrosus
“ Grip angle ”

GOOD

X
BAD
X

X
SALAH

BENAR

X
Example of lifting task and
measurements used in the
lifting model. The origin of
H is taken from the point
halfway between the
ankles.
H= horizontal modes
TIPS
TATA LETAK TEMPAT KERJA
1. Tinggi meja kerja disesuaikan dg tinggi pekerja saat kerja dg cara
duduk ataupun berdiri
- pekerjaan halus , tinggi meja 5 – 10 cm diatas siku
- kerja manual dg alat, tinggi meja 10 –15 cm dibawah siku
- kerja dg kekuatan besar, tinggi meja 15 – 40 cm dibawah siku
2. Semua peralatan kerja diletakkan pada jangkauan normal
3. Panel kontrol dirancang sedemikian rupa sehingga cocok dengan
jari tangan
4. Penyangga kaki diperlukan supaya kedua lengan bebas bergerak
5. Tinggi dan letak sasaran pandang sedemikian rupa sehingga obyek
pandang dapat jelas dilihat. Makin kecil objek penglihatan main
dekat jauh pandang.
6. Usahakan gerakan bola mata minimal
Preferred (crosshatched) and regular manipulation space. (modified from
Kroemer KHE: What one should know about switches, cranks, and pedals,
Berlin, 1967, Beuth (in German.)
Body supports that are transitions between sitting and standing. (From Kroemer KHE, Kroemer
HB, and Kroemer-Elbert KE: Ergonomics: how to design for ease and efficiency, Englewood
Cliffs, NJ, 1994, Prentice Hall. Used by permission.)
Sitting posture contorted because space for the legs is missing

X
work spaces designed for a standing operator when large forces are required
over a large area or work on large objects is required. ( From Kroemer KHE,
Kroemer HB, and Kroemer-Elbert KE: Ergonomics: how to design for ease
and efficiency, Englewood Cliffs, NJ, 1994, Prentice Hall. Used by
permission.)
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai