Di Indonesia
Di Indonesia
Asia Tenggara merupakan penyumbang paling besar kasus GAKY di dunia, yaitu sekitar 486
juta penduduknya didapati mengalami kekurangan yodium, terutama di negara Indonesia,
Myanmar, dan Thailand. Gangguan akibat kurang yodium masih merupakan salah satu masalah
gizi mikro di Indonesia. GAKY di Indonesia telah menyengsarakan lebih dari 14 juta penduduk,
sekitar 750 orang menderita kretin, 10 juta mengalami gondok, dan 3,5 juta orang terjangkit
gangguan bentuk lain (Arisman, 2004).
Di Indonesia sendiri sesuai survey yang dipublikasikan WHO tahun 2001 prevalensi Total Goiter Rate
(TGR) nasional mencapai 9,8% dan sebanyak 17 juta penduduk tinggal di area dengan angka TGR
melebihi 20 persen. Tahun 2003 dilakukan lagi survey nasional yang dibiayai melalui proyek IP-
GAKY untuk mengetahui dampak dari intervensi program penanggulangan GAKY. Dari hasil survey
ini diketahui secara umum bahwa TGR pada anak sekolah masih berkisar 11,1%. GAKY di Indonesia
merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius mengingat dampaknya sangat besar
terhadap kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2013
prevalensi GAKY di Indonesia mencapai 11,1% Gondok dikatakan endemik apabila lebih dari 5%
penduduk atau anak sekolah berusia 6-12 tahun menderita gondok. Selain itu, akibat kekurangan
yodium tidak terbatas pada gondok dan kreatinisme saja, tetapi berpengaruh terhadap kualitas sumber
daya manusia secara luas, karena mengganggu perkembangan otak, sehingga menurunkan potensi
tingkat kecerdasan (Riskesdas,).
Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2007 berhasil mengumpulkan 257.065
sampel rumah tangga untuk diperiksa cakupan garam beryodium. Sampel ini
diambilkan dari penduduk terpilih yang tinggal di 30 kabupaten/kota dengan
berbagai kategori tingkat konsumsi yodium. Sebanyak 62,3% rumah tangga
Indonesia mempunyai garam cukup yodium, sedangkan persentase rumah tangga
yang menggunakan garam dengan kandungan yodium sesuai Standar Nasional
Indonesia (30-80 ppm KIO3) hanya 24,5% dari sampel 30 kabupaten//kota
terpilih. Sebanyak enam provinsi telah mencapai target Universal Salt Iodization
2010 (90%), yaitu Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka
Belitung, Gorontalo dan Papua Barat. Nusa Tenggara Barat merupakan provinsi
dengan cakupan garam yang mengandung cukup yodium paling rendah diantara
30 propinsi di Indonesia yakni 27,9%, masyarakat provinsi Nusa Tenggara Barat
persentase rumah tangga yang mempunyai garam cukup yodium lebih besar sama
dengan 30 ppm hanya 27,9%.
Dari hasil cakupan garam yang rendah tersebut bisa
dikatakan bahwa masyarakat Nusa Tenggara Barat mengkonsumsi garam
beryodium tidak semuanya sesuai dengan kandungan yodium yang ditentukan.
yaitu untuk mencapai USI masyarakat paling sedikit 90% rumah tangga telah
menggunakan garam beryodium yang mempunyai kadar antara 30 – 80 ppm (data
terlampir). Hasil cakupan garam beryodium di Nusa Tenggara Barat pada hasil
Riskesdas 2007 ini juga tidak sesuai dengan syarat WHO yang menyatakan
bahwa semua rumah tangga menggunakan garam beryodium yang memenuhi
syarat dengan kandungan yodium 30-80 ppm. World Health Organization (WHO)
menyatakan bahwa GAKY dapat dicegah bila paling sedikit 90% rumah tangga
telah menggunakan garam beryodium dengan kandungan yodium 30-80 ppm.
(WHO, 1985).
Dari Riskesdas 2007 diperoleh informasi bahwa di Indonesia persentase
rumah tangga yang mempunyai garam cukup yodium menurut karakteristik
responden adalah karakteristik tingkat pendidikan rendah (tidak tamat SD dan
tamat SD) 55,2%, tinggi (tamat SLTP, tamat SLTA, tamat PT) 74,9%;
karakteristik pekerjaan proporsi kualitas garam baik untuk tidak bekerja /
pekerjaan informal (IRT, wiraswasta, petani, nelayan, buruh) 60,3% serta untuk
pekerja formal (PNS, TNI, Polri, BUMN) 77,45%; Untuk karakteristik Tipe
daerah perkotaan 70,4%, daerah pedesaan 56,3%. Serta untuk tingkat ekonomi
rendah 56,7%, tingkat ekonomi tinggi 70% (Riskesdas, 2007).
Disamping hasil Riskesdas 2007, data dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Lombok Tengah terkait data Total Goiter Rate yang dari tahun ke tahun
meningkat yaitu 7,12% (data tahun 1994/1995), 10,4% (tahun 1998) serta 11,2%
kelompok rentan
http://vhychocolatenurse.blogspot.co.id/2012/05/gangguan-akibat-kekurangan-yodium-
gaky.html
Arisman. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: EGC.