Anda di halaman 1dari 14

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 12 04 01

RUMAH SAKIT TK. Iv 12 07 02 SINTANG

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan agar pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan
hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
B. Pengertian
Adalah suatu prosedur konfirmasi identitas pasien untuk ketepatan Identifikasi Pasien
agar tidak terjadi kesalahan dan agar sesuai dengan identitas yang ada di dalam rekam
medik.
Kesalahan karena keliru pasien sebenarnya terjadi di semua aspek diagnosis dan
pengobatan. Keadaan yang dapat mengarahkan terjadinya error/kesalahan dalam
mengidentifikasi pasien adalah pasien yang dalam keadaan terbius/tersedasi, mengalami
disoreintasi atau tidak sadar sepenuhnya, mungkin bertukar tempat tidur, kamar, maupun
lokasi di dalam rumah sakit, mungkin mengalami disabilitas sensori atau akibat situasi lain.

C. Tujuan
1. Teridentifikasinya pasien dengan cara yang dapat dipercaya/reliable, sehingga pasien
teridentifikasi sebagai individu yang dimaksudkan untuk mendapatkan pelayanan atau
pengobatan, sehingga mengurangi kejadian/kesalahan yang berhubungan dengan
salah identifikasi pasien selama dirawat di rumah sakit. Kesalahan ini dapat berupa :
salah pasien, kesalahan prosedur, kesalahan medikasi, kesalahan transfusi, dan
kesalahan pemeriksaan diagnostik.
2. Mencocokkan pelayanan atau pengobatan terhadap individu tersebut,sehingga
mengurangi kejadian/kesalahan yang berhubungan dengan salah identifikasi pasien
selama dirawat di rumah sakit.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan Identifikasi Pasien ini diterapkan kepada semua pasien Instalasi Rawat Inap,
rawat jalan, pasien Instalasi Gawat Darurat (IGD), pasien Haemodialisa, pasien endoscopy,
pasien BNO/IVP, pasien menggunakan bahan kontras dan pasien yang akan menjalani suatu
tindakan medis.
Pelaksana panduan ini adalah para tenaga kesehatan (medis, perawat, farmasi, bidan,
dan tenaga kesehatan lainnya), staf di ruang rawat inap / jalan, staf administrasi, dan staf
pendukung yang bekerja di rumah sakit.
A. Prinsip
1. Semua pasien rawat inap, IGD, dan yang akan menjalani suatu tindakan medis harus
diidentifikasi dengan benar saat masuk rumah sakit dan selama masa perawatannya.
Identifikasi menggunakan nama pasien, nomor rekam medik dan tanggal lahir.
Pengecualian prosedur identifikasi dapat dilakukan pada kondisi kegawat daruratan
pasien di IGD, ICU, dan kamar operasi dengan tetap memperhatikan data pada gelang
identifikasi pasien.
2. Gelang identifikasi pasien berisi data : nama lengkap pasien, nomor rekam medik dan
tanggal lahir.
3. Tujuan utama gelang identifikasi pasien ini adalah untuk mengidentifikasi pemakainya.
4. Proses verifikasi identitas pasien dilakukan pada saat :
a. Sebelum pemberian obat, darah atau produk darah
b. Sebelum pemberian transfusi darah
c. Sebelum pengambilan darah atau spesimen lain untuk pemeriksaan klinis
(laboratorium, rontgen)
d. Sebelum pemberian pengobatan dan tindakan medis lainnya.

Kebijakan dan prosedur mendukung proses identifikasi yang konsisten pada semua
situasi dan lokasi.
Pengecualian prosedur identifikasi dapat dilakukan pada kondisi kegawatdaruratan
pasien di IGD, ICU dan kamar operasi dengan tetap memperhatikan data pada gelang
identifikasi pasien.

2
B. Kewajiban dan Tanggung Jawab
1. Seluruh Staf Rumah Sakit
Memahami dan menerapkan prosedur identifikasi pasien. Memastikan identifikasi
pasien yang benar ketika pemberian obat, darah, atau produk darah, pengambilan
darah/spesimen, pemeriksaan klinis, radiologi atau tindakan lain.Melaporkan
kejadian salah identifikasi pasien, termasuk hilangnya gelang pengenal ke kepala
ruangan kemudian didokumentasikan untuk dilaporkan ke Komite Keselamatan Pasien
Rumah Sakit (KKP-RS).
2. Perawat yang bertugas (Perawat Penanggung Jawab Pasien)
a. Bertanggung jawab memakaikan gelang identifikasi pasien dan memastikan
kebenaran data yang tercatat di gelang identifikasi pasien.
b. Memastikan gelang identifikasi pasien terpasang dengan baik dan benar. Jika
terdapat kesalahan data, gelang identifikasi pasien harus diganti dan bebas coretan.
3. Kepala Instalasi/Kepala Ruangan
a. Memastikan seluruh staf di Instalasi memahami prosedur identifikasi pasien dan
menerapkannya.
b. Menyelidiki semua insiden salah identifikasi pasien dan memastikan terlaksananya
suatu tindakan untuk mencegah terulangnya kembali insiden tersebut.
c. Pada pasien IGD perawat yang bertugas di triage IGD bertanggung jawab untuk
memakaikan gelang identifikasi pasien.
4. Penanggung Jawab Ruangan
a. Memantau dan memastikan panduan identifikasi pasien dikelola dengan baik oleh
Kepala Instalasi.
b. Menjaga standarisasi dalam menerapkan panduan identifikasi pasien.

BAB III
3
TATA LAKSANA

A. Prosedur Pemakaian Gelang Identifikasi Pasien


1. Semua pasien harus diidentifikasi dengan benar sebelum pemberian obat, darah, atau
produk darah, pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis atau
pemberian pengobatan atau tindakan lain.
2. Pakaikan gelang pengenal di pergelangan tangan kiri, kalau tidak memungkinkan
pergelangan tangan kanan, jika tidak memungkinkan dipasang ditangan maka,
dipasang pada kaki kiri, bila tidak memungkinkan, di kaki kanan, jelaskan dan pastikan
gelang tepasang dengan baik dan nyaman untuk pasien.
3. Pada pasien dengan fistula arterio-vena (pasien hemodialisis) gelang pengenal tidak
boleh dipasang di sisi lengan yang terdapat fistula.
4. Pada situasi di mana tidak dapat dipasang di pergelangan kaki atau tangan, gelang
pengenal akan ditempel di sampul rekam medis.
5. Gelang pengenal hanya boleh dilepas saat pasien keluar/pulang dari rumah sakit oleh
perawat.
6. Gelang identifikasi pasien meliputi :
a. Nama pasien
b. Nomor rekam medis
c. Tanggal Lahir
7. Detail lainnya adalah warna gelang pengenal sesuai jenis kelamin pasien.
8. Nama tidak boleh disingkat, nama harus sesuai dengan yang tertulis di rekam medis.
9. Jangan pernah mencoret dan menulis ulang di gelang pengenal. Ganti gelang pengenal
jika terdapat kesalahan penulisan data.
10. Jika gelang pengenal terlepas, segera berikan gelang pengenal yang baru.
11. Gelang pengenal harus dipakai oleh semua pasien selama perawatan dan selama
tindakan/prosedur di rumah sakit
12. Jelaskan prosedur identifikasi dan tujuannya kepada pasien.
13. Periksa ulang gelang identifikasi pasien sebelum dipakaikan kepada pasien rawat inap.
14. Proses pelaksanaan KONFIRMASI IDENTITAS PASIEN dengan cara menanyakan
minimal 2 identitas yang terdapat digelang pasien yaitu NOMOR REKAM MEDIS DAN
NAMA LENGKAP.
15. Saat menanyakan identitas pasien, selalu gunakan pertanyaan terbuka misalnya“Siapa
nama Anda?” (jangan menggunakan pertanyaan tertutup seperti “Apakah nama anda
Ibu Susi?”)
4
16. Jika pasien tidak mampu memberitahukan namanya (misalnya pada pasien tidak sadar,
bayi, disfasia, gangguan jiwa) verifikasi identitas pasien kepada keluarga/pengantarnya
atau tanya ulang nama dan nomor rekam medik, dan tanggal lahir kemudian
bandingkan. Jika mungkin, gelang identifikasi pasien jangan dijadikan satu-satunya
bentuk identifikasi sebelum dilakukan suatu intervensi,khusus untuk pasien jiwa, pasien
luka bakar dilakukan foto di ruangan / IGD oleh perawat yang bertugas yang kemudian
di tempelkan di rekam medik.
17. Semua pasien rawat inap dan yang akan menjalani tindakan medis menggunakan 1
gelang identifikasi pasien. Kecuali pasien pasca persalinan menggunakan 2 gelang,
yaitu 1 gelang ibu dan 1 gelang anak. Pengecekan gelang identifikasi pasien dilakukan
tiap kali pergantian jaga perawat.
18. Sebelum pasien ditransfer ke unit lain, lakukan identifikasi dengan benar dan pastikan
gelang identifikasi pasien terpasang dengan baik.
19. Unit yang menerima transfer pasien harus menanyakan ulang identitas pasien dan
membandingkan data yang diperoleh dengan yang tercantum di gelang identifikasi
pasien.
20. Pada kasus pasien yang tidak menggunakan gelang pengenal:
a. Hal ini dapat dikarenakan berbagai macam sebab seperti:
1) Menolak penggunaan gelang pengenal.
2) Gelang pengenal menyebabkan iritasi kulit.
3) Gelang pengenal terlalu besar.
4) Pasien melepas gelang pengenal.
b. Yang harus dilakukan, pasien harus diinformasikan akan risiko yang dapat terjadi
jika gelang identifikasi pasien tidak dipakai dan petugas harus lebih waspada dan
mencari cara lain untuk mengidentifikasi pasien dengan benar sebelum dilakukan
prosedur kepada pasien. Alasan pasien harus dicatat pada rekam medik, dan
ditandatangani pasien/keluarga, kemudian direkap oleh kepala ruangan dan
didokumentasikan.

B. Warna Pada Gelang identifikasi pasien


1. Kepada seluruh pasien yang tidak memiliki alergi, gunakan gelang pengenal sesuai
dengan jenis kelaminnya:
5
a. Biru untuk pasien pria
Contoh gambar :

b. Merah muda(pink) untuk pasien wanita.


Contoh gambar :

2. Semua pasien harus ditanyakan mengenai alergi yang dimiliki. Jika pasien memiliki
alergi diberikan PIN/kancing pengenal berwarna merah, tulis dengan jelas alergi pada
rekam medik tersebut. Riwayat alergi pasien harus dicatat di rekam medik.
Contoh gambar :

3. Pasien memiliki risiko jatuh, diberikan PIN/kancing berwarna kuning.


Contoh gambar :

4. Pasien yang menolak resusitasi ( DNR ) diberikan PIN/kancing berwarna ungu.


Contoh gambar :

C. Prosedur Yang Membutuhkan Identifikasi Pasien Dengan Benar


Berikut adalah beberapa prosedur yang membutuhkan identifikasi pasien:
1. Pemberian obat-obatan.
2. Prosedur pemeriksaan radiologi (rontgen, CT scan, MRI, dan sebagainya).
3. Intervensi pembedahan dan prosedur invasif lainnya.
4. Transfusi darah.
5. Pengambilan sampel (misalnya darah, tinja, urin, dan sebagainya).
6. Transfer pasien.
7. Konfirmasi kematian.
D. Konfirmasi identifikasi
Para staf Rumah Sakit harus mengkonfirmasi identifikasi pasien dengan benar dengan
menanyakan nama pasien kepada pasien/ keluarga/pengantar bila ada dan mencocokkan/
membandingkannya nama, nomor rekam medik dan tanggal lahir dengan data yang
tercantum di rekam medik dan gelang identifikasi pasien.

E. Identifikasi Pasien yang menjalani prosedur pemeriksaan Radiologi


1. Operator harus memastikan identitas pasien dengan benar sebelum melakukan
prosedur dengan cara:
6
a. Meminta pasien untuk menyebutkan nama, nomor rekam medik dan tanggal lahir.
b. Periksa dan bandingkan data pada gelang identifikasi pasien dengan rekam medik.
Jika data yang diperoleh sama, lakukan tindakan medis.
c. Jika terdapat ≥ 2 pasien di departemen radiologi dangan nama yang sama, periksa
ulang identitas dengan melihat alamat rumahnya.
2. Jika data pasien tidak lengkap, informasi lebih lanjut harus diperoleh sebelum pajanan
radiasi (exposure) dilakukan.

F. Identifikasi Pasien yang menjalani tindakan Operasi


1. Petugas di kamar operasi harus mengkonfirmasi identitas pasien
2. Jika diperlukan untuk melepas gelang identifikasi pasien selama dilakukan operasi,
tugaskanlah seorang perawat di kamar operasi untuk bertanggungjawab melepas dan
memasang kembali gelang identifikasi pasien.
3. Gelang identifikasi pasien yang dilepas harus ditempelkan di depan rekam medik
pasien.

G. Prosedur Pengambilan Dan Pemberian Produk/Komponen Darah


1. Identifikasi, pengambilan, pengiriman, penerimaan, dan penyerahan komponen darah
(transfusi) merupakan tanggungjawab petugas yang mengambil darah.
2. Perawat yang kompeten harus memastikan kebenaran data demografik pada kantong
darah, jenis darah, golongan darah pada pasien dan yang tertera pada kantong darah,
waktu kadaluarsanya, dan identitas pasien pada gelang identifikasi pasien.
3. Perawat ruangan harus meminta pasien untuk menyebutkan nama lengkap, nomor
rekam medik dan tanggal lahir.
4. Jika Perawat tidak yakin/ragu akan kebenaran identitas pasien, jangan lakukan transfusi
darah sampai diperoleh kepastian identitas pasien dengan benar.

H. Prosedur Identifikasi pada bayi baru lahir atau Neonatus


1. Pemasangan gelang identifikasi pasien dilakukan oleh bidan yang menolong dipasang
di tangan kiri jika tidak memungkinkan pasang di tangan kanan atau kaki.
2. Untuk bayi baru lahir yang masih belum diberi nama, maka data di gelang identifikasi
pasien berisikan nama ibu dan nomor rekam medik bayi.
3. Gunakan gelang identifikasi pasien berwarna merah muda(pink) untuk bayi perempuan
dan biru untuk bayi laki-laki.

7
4. Untuk bayi baru lahir dengan jenis kelamin ganda atau tanpa jenis kelamin, untuk warna
gelangnya menyesuaikan dengan warna gelang ibunya yaitu warna pink.
5. Untuk bayi yang lahir kembar, identitas di gelang diberi huruf A,B. Jika ada yg lahir pada
hari yang sama dengan nama ibunya sama dengan yang lahir kembar diberi identitas
dengan huruf A 1 dan A 2 baru yang lahir berikutnya B.

I. Identifikasi Pasien Rawat Jalan


1. Sebelum melakukan suatu prosedur/terapi, tenaga medis harus menanyakan identitas
pasien berupa nama, nomor rekam medik dan tanggal lahir yang ada di kartu berobat
yang dibawa pasien. Data ini harus dikonfirmasi dengan yang tercantum pada rekam
medik.
2. Pasien rawat jalan yang menggunakan gelang identifikasi pasien pada pasien tindakan
: endoskopi, haemodialisa, BNO/IVP dan tindakan yang menggunakan bahan kontras.
3. Jika pasien adalah rujukan dari dokter umum/puskesmas/layanan kesehatan lainnya,
surat rujukan harus berisi identitas pasien berupa nama lengkap, tanggal lahir, dan
alamat. Jika data ini tidak ada, prosedur/terapi tidak dapat dilaksanakan.
4. Jika pasien rawat jalan tidak dapat mengidentifikasi dirinya sendiri, verifikasi data
dengan menanyakan keluarga/pengantar pasien.

J. Identifikasi Pasien dengan nama yang sama satu ruang perawatan


1. Apabila ada pasien dengan nama sama dalam satu ruangan maka diberi identitas
tambahan berupa huruf kapital dibelakang nama dimulai dari huruf A dan seterusnya
Contoh : Toni A, Toni B dst
2. Apabila pasien lupa dengan nomor rekam medik, maka perawat harus
menginformasikan kepada perawat yang bertugas setiap kali pergantian jaga mengenai
nama, nomor rekam medik dan tanggal lahir dari pasien tersebut dan didokumentasikan.
3. Berikan tanda perhatian dengan menggunakan spidol merah “pasien dengan nama
yang sama” di lembar pencatatan, lembar obat-obatan, dan lembar tindakan.

K. Prosedur Pasien yang identitasnya tidak diketahui


1. Apabila ada pasien masuk rumah sakit, sadar atau tidak sadar, tanpa tanda pengenal
dan tidak ada keluarga,diberikan identitas nama dengan huruf X(Mr.X) dan tanggal
8
masuk rumah sakit. Bila pada hari yang sama, ada pasien tak dikenal berikutnya, akan
diberi nama Mr.Y, dan seterusnya
2. Saat pasien sudah dapat diidentifikasi, berikan gelang identifikasi pasien baru dengan
identitas yang benar.

L. Prosedur penulisan obat untuk pasien alergi pada Rekam medik.


1. Tulis nama obat yang menyebabkan pasien alergi pada Rekam Medik, macam/jenis
obat.
2. Setiap pergantian jaga,Perawat ruangan selalu serah terima kepada perawat pengganti.

M. Prosedur identifikasi untuk pemasangan PIN / kancing ungu DNR


1. Memberi penjelasan/ meminta persetujuan kepada keluarga pasien mengenai perlu
tidaknya dilakukan RJP pada pasien dengan prognosa jelek yang disertai kondisi :
- Pasien umur diatas 80 tahun.
- Pasien mengalami koma dengan GCS dibawah 9.
- Pasien dengan kondisi sakit berat contohnya trauma kepala berat, pasien sepsis dll.
2. Apabila menyetujui untuk pemasangan PIN/kancing DNR, keluarga mengisi inform
consent.
3. Apabila terjadi henti jantung, pasien yang bertanda PIN/kancing warna ungu tidak perlu
dilakukan tindakan RJP.

N. Prosedur Identifikasi Pasien Gangguan Jiwa


1. Pada pasien gangguan jiwa identifikasi pasien menggunakan foto pasien dengan
ukuran 4 X 6 yang ditempel di sampul lembar rekam medik, beserta data lengkap
lainnya.
2. Proses pembuatan foto dilakukan di ruang perawatan jiwa setelah pasien masuk
perawatan dan di foto oleh perawat ruangan.
3. Jika terdapat ≥ 2 pasien dengan nama yang sama di ruang rawat, berikan tanda/label
notifikasi pada rekam medik, tempat tidur pasien, dan dokumen lainnya.

O. Identifikasi pasien luka bakar


Pasien dengan luka bakar jika kondisi memungkinkan diidentifikasi menggunakan
gelang identifikasi pasien, apabila tidak memungkinkan identifikasi menggunakan foto
ukuran 4 X 6 dan di tempel di sampul lembar rekam medik.
9
Bagi pasien luka bakar yang masuk IGD pengambilan gambar / foto dilakukan oleh
perawt IGD

P. Identifikasi Pasien yang Meninggal


1. Pasien yang meninggal di ruang rawat rumah sakit harus dilakukan konfirmasi terhadap
identitasnya dengan gelang identifikasi pasien dan rekam medik (sebagai bagian dari
proses verifikasi kematian).
2. Satu salinan surat kematian harus ditempelkan di kain kafan/ diserahkan keluarganya.
Salinan kedua harus ditempelkan di kantong jenazah (body bag)apabila pasien dengan
penyakit menular. Salinan ketiga disimpan di rekam medik pasien.

Q. Prosedur Melepas Gelang identifikasi pasien


1. Gelang identifikasi pasien hanya dilepas saat pasien pulang atau keluar dari rumah
sakit.
2. Yang bertugas melepas gelang identifikasi pasien adalah perawat ruangan yang
bertanggung jawab terhadap pasien selama masa perawatan di rumah sakit.
3. Gelang identifikasi pasien dilepas setelah semua proses selesai dilakukan. Proses ini
meliputi: pemberian obat-obatan kepada pasien dan pemberian penjelasan mengenai
rencana perawatan selanjutnya kepada pasien dan keluarga.
4. Gelang identifikasi pasien dilepas dengan cara digunting menjadi potongan-potongan
kecil sebelum dibuang ke tempat sampah medis (kantong plastik warna kuning).
5. Pada saat kondisi-kondisi yang memerlukan pelepasan gelang identifikasi pasien
sementara (saat masih dirawat di rumah sakit), misalnya lokasi pemasangan gelang
identifikasi pasien mengganggu suatu tindakan medis. Segera setelah prosedur selesai
dilakukan, gelang identifikasi pasien dipasang kembali oleh perawat ruangan.
6. Pada pasien yang meninggal, gelang identifikasi pasien di lepas di kamar jenazah oleh
petugas kamar jenazah.

BAB IV
DOKUMENTASI

A. Pelaporan Insiden / Kejadian Kesalahan Identifikasi Pasien


10
1. Setiap petugas yang menemukan adanya kesalahan dalam identifikasi pasien harus
segera melapor kepada kepala ruangan di ruang rawat/instalasi tersebut, kemudian
melengkapi laporan insiden.
2. Petugas harus memberikan laporan kepada atasan langsung mengenai kesalahan
identifikasi pasien yang telah dilakukan sehingga cepat ditindak lanjuti supaya tidak
menyebabkan kesalahan tindakan.
3. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah:
a. Kesalahan penulisan alamat di rekam medik.
b. Kesalahan identitas digelang identifikasi pasien .
c. Tidak adanya gelang identifikasi pasien.
d. Mis-identifikasi data/pencatatan di rekam medik.
e. Mis-identifikasi pemeriksaan radiologi (rontgen).
f. Mis-identifikasi laporan investigasi.
g. Mis-identifikasi perjanjian (appointment).
h. Registrasi ganda saat masuk rumah sakit.
i. Salah memberikan obat ke pasien.
j. Pasien menjalani prosedur yang salah.
k. Salah pelabelan identitas pada wadah sampel untuk pemeriksaan laboratorium.
4. Kesalahan juga termasuk insiden yang terjadi akibat adanya mis-identifikasi, dengan
atau tanpa menimbulkan bahaya, dan juga insiden yang hampir terjadi dimana mis-
identifikasi terdeteksi sebelum dilakukan suatu prosedur.
5. Beberapa penyebab umum terjadinya mis-identifikasi adalah:
a. Kesalahan pada administrasi :
1) Salah memberikan label.
2) Kesalahan mengisi formulir.
3) Kesalahan memasukkan nomor/angka pada rekam medik.
4) Penulisan alamat yang salah.
5) Pencatatan yang tidak benar/tidak lengkap/tidak terbaca.
b. Kegagalan verifikasi
1) Tidak adekuatnya/tidak adanya protokol verifikasi.
2) Tidak mematuhi protokol verifikasi.
c. Kesulitan komunikasi
1) Hambatan akibat penyakit pasien, kondisi kejiwaan pasien, atau keterbatasan
bahasa.
2) Kegagalan untuk pembacaan kembali.
11
3) Kurangnya kultur/budaya organisasi.
6. Jika terjadi insiden akibat kesalahan identifikasi pasien, lakukan hal berikut ini:
a. Pastikan keamanan dan keselamatan pasien.
b. Pastikan bahwa tindakan pencegahan cedera telah dilakukan.
c. Jika suatu tindakan telah dilakukan pada pasien yang salah atau dilakukan di tempat
yang salah, para perawat harus memastikan bahwa langkah-langkah yang penting
telah diambil untuk melakukan tindakan yang tepat pada pasien yang tepat.

B. Revisi dan Audit


1. Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu 2 tahun.
2. Rencana audit akan disusun dengan berkoordinasi dengan Panitia Peningkatan Mutu
dan Keselamatan Pasien (PMKP), dan dilaksanakan dalam waktu 6 bulan setelah
implementasi kebijakan. Audit klinis ini meliputi:
a. Jumlah persentase pasien yang menggunakan gelang identifikasi pasien.
b. Akurasi dan reliabilitas informasi yang terdapat di gelang identifikasi pasien.
c. Alasan mengapa pasien tidak menggunakan gelang identifikasi pasien.
d. Efikasi cara identifikasi lainnya.
e. Insiden yang terjadi dan berhubungan dengan mis-identifikasi.
3. Setiap pelaporan insiden yang berhubungan dengan identifikasi pasien akan dipantau
dan ditindak lanjuti saat dilakukan revisi kebijakan.

C. ALGORITMA IDENTIFIKASI PASIEN


Pasien Masuk RS

Melalui IRJ

Melalui IGD
Dirawat untuk menjalani 12
operasi elektif
BAB V
PENUTUP

Demikian Buku Panduan Identifikasi Pasien dibuat sejalan dengan semakin meningkatnya
tuntutan masyarakat terhadap pelayanan di rumah sakit maka pelaksanaan kegiatan Identifikasi
Pasien di rumah sakit sangatlah penting.Melalui panduan Identifikasi Pasien ini diharapkan
terjadi penekanan/penurunan insiden sehingga dapat lebih meningkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap Rumah Sakit Tk. IV 12 07 02 Sintang. Panduan Identifikasi Pasien
merupakan never ending proses, karena itu diperlukan budaya termasuk motivasi yang cukup
tinggi untuk bersedia melaksanakan Identifikasi Pasien secara benar, berkesinambungan dan
berkelanjutan.

Ditetapkan di S i n t a n g
Pada tanggal 2016
Kepala Rumah Sakit TK IV 12 07 02 Sintang

dr. Inikke Kusumawaty, Sp.A, MSi.Med


Mayor Ckm (K) NRP 11020023810875

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Mentri Kesehatan Repblik Indonesia. No 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang


Keselamatan Pasien Rumah sakit
2. World Health Organization Collaborating Centre for Patient Safety Solutions. Patient
identification.Dalam:Patient Safety Solutions. Volume 1. Solution 2. 2007.
3. Critical Management Solutions. Patient identification policy. [diakses tanggal 25
Februari 2012] Diunduh dari www.kraskerhc.com. 2009.
4. Tameside Hospital NHS Foundation Trust. Patient identification policy; 2010.
5. Royal United Hospital Bath. Policy for the positive identification of patients; 2010.
6. Royal Free Hampstead NHS Trust.Patient identification policy; 2008.
7. Standar Akreditasi Rumah Sakit, Kemkes RI, 2011
8. Joint Commission InternationalStandar Akreditasi Rumah Sakit, edisi 4, 2011

14

Anda mungkin juga menyukai