Y DENGAN
PERUBAHAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI
PENGLIHATAN RUANGAN SINABUNG RUMAH
SAKIT JIWA
Prof. Dr. M. ILDREAM
DAERAH SUMATERA UTARA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
T.A. 2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan studi kasus selama 2 minggu yang dimulai tanggal
30-10-2017 sampai dengan 10-11-2017 di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. M. Ildream daerah
Provinsi Sumatera Utara Medan adapun tujuan pembuatan askep yang berjudul “ Asuhan
Keperawatan Dengan Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi Penglihatan pada Tn. Y di
ruang Sinabung Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. M. Ildream Daerah Provinsi Sumatera
Utara”.
1. Bpk. Saffarudin yang telah mewakili Direktur Rumah Sakit Jiwa Pusat Daerah Provinsi
Sumatera Utara yang memberikan izin praktek di Rumah Sakit Sakit Jiwa Prof. Dr. M.
Ildream Daerah Provinsi Sumatera Utara”.
2. Lince, S.Kep. NS selaku pembimbing di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera
Utara yang telah memberikan pengarahan selama praktek lapangan.
3. Corry N Manurung M.kes, N,s selaku Direktur Akper Columbia Asia Medan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Kesehatan jiwa merupakan bagian yang integral dari kesehatan, Kesehatan jiwa bukan
sekedar terbebas dari gangguan jiwa, akan tetapi merupakan suatu hal yang di butuhkan oleh
semua orang. Kesehatan jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi
tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagai mana adanya. Serta mempunyai sikap
positif terhadap diri sendiri dan orang lain. (Menkes, 2005)
Menurut Sekretaris Jendral Dapertemen Kesehatan (Sekjen Depkes), H. Syafii Ahmad,
kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi setiap negara termasuk
Indonesia. Proses globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi informasi memberikan
dampak terhadap nilai-nilai sosial dan budaya pada masyarakat. Di sisi lain, tidak semua
orang mempunyai kemampuan yang sama untuk menyusuaikan dengan berbagai perubahan,
serta mengelola konflik dan stres tersebut. ( Diktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan
Pelayanan Medik Dapertemen Kesehatan, 2007).
Setiap saat dapat terjadi 450 juta orang diseluruh dunia terkena dampak permasalahan
jiwa, syaraf maupun perilaku dan jumlahnya terus meningkat. Pada study terbaru WHO di 14
negara menunjukkan bahwa pada negara-negara berkembang, sekitar 76-85% kasus
gangguan jiwa parah tidak dapat pengobatan apapun pada tahun utama (Hardian,
2008). Masalah kesehatan jiwa merupakan masalah kesehatan masyarakat yang demikian
tinggi dibandingkan dengan masalah kesehatan lain yang ada dimasyarakat.
Dari 150 juta populasi orang dewasa Indonesia, berdasarkan data Departemen
Kesehatan (Depkes), ada 1,74 juta orang mengalami gangguan mental emosional. Sedangkan
4 % dari jumlah tersebut terlambat berobat dan tidak tertangani akibat kurangnya layanan
untuk penyakit kejiwaan ini. Krisis ekonomi dunia yang semakin bera tmendorong jumlah
penderita gangguan jiwa di dunia, dan Indonesia khususnya kian meningkat, diperkirakan
sekitar 50 juta atau 25% darijuta penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa
(Nurdwiyanti, 2008).
Berdasarkan keadaan umum semua pasien yang ada di ruangan Sinabung RS. Jiwa
sumatra utara yaitu berjumlah 24 orang.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran nyata tentang asuhan keperawatn jiwa pada klien dengan
perubahan persepsi sensori : halusinasi pengelihatan di ruangan Sinabung Rumah Sakit
Jiwa Prof. Dr. M. Ildream Daerah Provinsi Sumatera Utara”.
1.2.2 Tujuan khusus
1. Melakukan pengkajian pada klien dengan perubahan persepsi sensori: halusinasi
pengelihatan
2. Membuat diagnosa keperawatan pada klien perubahan persepsi sensori : halusinasi
3. Melakukan intervensi keperawatan kepada klien perubahan persepsi
sensori:halusinasi pengelihatan.
4. Melakukan tindakan keperawatan pada klien perubahan persepsi sensori :
halusinasi pengelihatan.
5. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan pada klien perubahan persepsi sensori :
halusinasi pengelihatan.
6. Pendokumentasian asuhan keperawatan pada klien dengan perubahan persepsi
sensori : halusinasi pengelihatan.
7. Dapat membandingkan kesenjangan antara teori dengan kenyataan yang
penullisan.
- Latar belakang
- Tujuan penulisan
- Ruang lingkup penulisan
- Metode penulisan
- Sistematika penulisan
- Teoritis medis
- Teoritis keperawatan
- Pengkajian keperawatan
- Diagnosa keperawatan
- Intervensi keperawatan
- Implementasi keperawatan
- Evaluasi keperawatan
BAB IV : Pembahasan
BAB V : Penutup
- Kesimpulan
- Saran
DAFTAR PUSTAKA.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Prilaku Klien:
- Tersenyum, tertawa sendiri
- Mengerakkan bibir tanpa suara
- Pergerakan mata yang cepat
- Respon verbal yang lambat
- Diam dan berkonsentrasi
Prilaku Klien:
- Terjadi peningkatan denyuit jantung, pernapasan dan tekanan darah
- Perhatian dengan lingkungan berkurang.
- Konsentrasi terhadap pengalaman sensorinya.
- Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan realitas.
Tahap III:
- Mengontrol
- Tingkat kecemasan berat.
- Pengalaman halusinasi tidak dapat ditolak lagi
Karakteristik :
- Klien menyerah dan menerima pengalaman sensorinya (halusinasi)
- Isi halusinasi menjadi atraktif.
- Kesepian bila pengalaman sensori berakhir psikotik.
Perilaku Klien :
- Perintah halusinasi ditaati.
- Sulit berhubungan dengan orang lain.
- Perhatian terhadap lingkungan berkurang, hanya beberapa detik.
- Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat, tampak tremor & berkeringat.
Tahap IV
- Klien sudah dikuasai oleh halusinasi
- Klien panik
Perilaku Klien :
- Perilaku panik
- Resiko tinggi mencederai
- Aditasi
- Kataton
- Tidak mampu berespon terhadap lingkungan(Rasman Skp. Hal, 24)
2.2 Teoritis Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
2.2.1.1 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Halusinasi Penglihatan
A. Pengkajian Terdiri Dari:
I. Identitas Klien
II. Alasan Masuk
III. Faktor- Faktor Predisposisi :
- Faktor Biologis
- Abnormalitas otak yang menyebabkan respon neurobiologik yang maldaptik yaitu:
- Penelitian pencitraan sudah mulai menunjukkan keterlibatan otak lebih luas dalam
perkembangan skizofrenia paranoid, lesi pada daerah prontal,termoral, dan limbik
paling berhubungan dengan perilaku psikotik.
- Beberapa kimia otak dikaitkan dengan skizopenia hasil penelitian menunjukkan hal-
hal berikut ini:
a. Dopamin neurotransmitter yang berlebihan.
b. Ketidak seimbangan antara dopamin dan neurotransmitter lain.
c. Masalah- masalah pada sisten respon dopamin.
- Faktor Psikologi Teori psikologi untuk trjadinya respon neurobiologik yang
maladaptik belum didukung oleh penelitian. Sayangnnya teori psikologik terlalu
menyalahkan sebagai penyebab gangguan ini sehingga menimbulkan kurang percaya
keluarga terhadap tenaga kesehatan jiwa profesional.
- Faktor Secara Budaya Stress yang menumpuk dapat menunjang terjadinya
skizopenia paranoid dengan halusinasi penglihatan.
2.2.1.3 Perilaku
Respon klien terhadap halusinasi dapat berupa Bicara kotor, marah-marah, dan
mengatakan sering melihat bayangan seperti setan yang sering mengikutinya dan dan klien
pernah mengamuk, memukul,orangtuanya karena menyangka orangtuanya adalah setan yang
akan memukulnya, suka menarik diri.
Tujuan :
SP I P
Menghardik halusinasi
Intervensi
SP 2 P
Intervensi :
SP3 P
Intervensi :
Intervensi :
SP1K
Intervensi :
SP2K
Intervensi :
SP3K
Intervensi :
2.2.1.8 Implementasi
Pada Pasien Dengan Halusinasi Penglihatan.
1. Bina Hubungan Saling Percaya
- Berbicara dengan pasien secara jujur, singkat, jelas, mudah dimengerti, dan tentang
hal yang nyata.
- Dengarkan pernyataan tentang halusinasi pasien tanpa menentang maupun
menyetujui
- Perhatikan secara cermat ungkapan pasien.
3. Anjurkan, Bantu & Bimbing Klien Untuk Menemukan Cara Mendidik Halusinasi
Dalam Meneyelesaikan Masalah Yang Konstitutip.
- Bersama klien merencanakan kegiatan untuk mencegah terjadinya halusinasi
- Bimbing pasien melakukan kegiatan yang tepat misalnya dengan bercakap- cakap
dengan oang lain, melakukan kegiatan rumah, membuat jadwal kegiatan harian.
- Beri kesempatan kepada pasien untuk mencoba cara yagn dipilihnya
- Bimbing pasien untuk mencoba cara lain
- Beri pujian atas keberhasilan klien
- Anjurkan pasien untuk meminum obat secara teratur
2.2.1.9 Evaluasi
Klien mampu :
- Mengungkapkan & menjelaskan jenis,isi, waktu, Frekuensi & situasi yang
menimbuklkan terjadinya halusinasi.
- Membedakan hal yang nyata & tidak nyata
- Memilih cara untuk mengatasi terjadinya halusinasi
- Berinteraksi dengan orang lain tanpa ada rasa curiga
- Berespon sesuai stimulus di luar dirinya
- Klien tidak mencederai orang lain,diri sendiri & lingkungannya.
BAB III
TINJAUAN KASUS
C. Alasan Masuk
Keluarga klien mengatakan bahwa klien sebelumnya pernah mengalami gangguan jiwa
dan dibawa berobat ke RSJ. Swasta kemudian dibawa pulang kerumah, tetapi selama dirumah
klien mengalami gangguan lagi seperti : susah tidur, bicara kacau,ngomong sendiri,ketawa-
ketawa sendiri, marah tanpa sebab dan mau mengganggu lingkungan; kebersihan diri
menurun, pergi tanpa tujuan, sering minum tuak.
D. Faktor Predisposisi
1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ? Ya Tidak
2. Pengobatan sebelumnya Berhasil Kurang Berhasil Tidak
Berhasil
3. Trauma Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia
Aniaya Fisik
Aniaya Seksual
Penolakan
Kekerasan dalam keluraga
Tindakan kriminal
Jelaskan No.
1. Klien sebelumnya pernah mengalami gangguan jiwa dan dibawa berobat ke
RSJ.Swasta, pulang dengan keadaan tenang.
2. Setelah dirumah klien tidak makan obat dan kontrol secara teratur serta keluarga kurang
perhatian terhadap perawatan dan pengobatan klien sehingga kambuh kembali.
Masalah keperawatan :
- Regimen teraupetik inefektif
- Koping keluarga in efektif
- Perilaku Kekerasan.
a. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : ( ) Ya () Tidak
b. Hubungan keluarga
c. Gejala
d. Riwayat Pengobatan/Perawatan
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah yang terjadi pada keluarga klien.
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, Klien pernah bekerja tapi sudah dipecat
karena klien tidak mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan didalam pekerjaannya.
4. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki : Perempuan
Jelaskan :
Klien adalah anak ke 3 dari 4 bersaudara dan sebelum di rawat klien tinggal bersama orang
tua, karena orang tuanya meninggal maka klien dirawat oleh adeknya.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
I. FISIK
1. Tanda vital : TD : 110/90 mmhg N : 80x/i S : 36ºC P : 20x/i
2. Ukur : TB : 150 cm BB : 50 kg
3. Keluhan Fisik Ya √ Tidak
II. PSIKOSOSIAL
1. Konsep diri :
a. Citra tubuh : Klien menerima keadaan dirinya dan menyukai seluruh
bagian tubuhnya.
b. Identitas : Klien tamatan SMP, lajang tidak memiliki pekerjaan
c. Peran : Sebagai anak dalam keluarga
d. Ideal diri : Klien ingin cepat sembuh dan berkumpul dengan
keluarganya.
e. Harga diri : Klien sering dikucilkan oleh keluarganya dirumah karena
sering marah-marah
Masalah keperawatan : Harga diri rendah
2. Hubungan sosial :
a. Orang yang berarti bagi klien : Saudara / adek kandungnya
sendiri.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Klien setiap pagi mengikuti
kegiatan ruangan
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien tidak mempunyai
hambatan dalam bergaul.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
3. Spiritual :
a. Nilai dan keyakinan : Klien menganut agama Islam dan klien percaya kepada
agamanya.
b. Kegiatan ibadah : Sebelum klien sakit rajin sholat .
Masalah keperawatan : Masalah keperawatan tidak ada.
Jelaskan : klien berpakaian tidak rapi, kotor, kuku panjang dan hitam.
2. Pembicaraan
√ Cepat Keras Gagap Inkoheren
Jelaskan : Klien berbicara cepat dan klien dapat menjawab setiap pertanyaan yang
diajukan perawat sesuai dengan topik pembicaraan, klien tidak menunjukkan adanya tanda-
tanda kerusakan komunikasi verbal.
3. Aktivitas Motorik
Lesu Tegang √ Gelisah √ Apatis
4. Suasana Perasaan
Lesu Ketakutan Putus Asa Gembira Berlebihan
√
Jelaskan :Klien mengatakan tidak berguna dan sangat sedih karena masuk Rumah Sakit
Jiwa dan merasa diasingkan dari keluargannya, klien sudah menyendiri, pandangan kosong.
5. Afek
Datar Tumpul Labil √ Tidak Sesuai
Jelaskan: Ada perubahan roman muka pada saat stimulus yang meragukan.
7. Persepsi
Masalah keperawatan :
8. Proses Pikir
Sirkumstansial Tangensial Kehilangan Assosiasi
Flight Of Ideas Blocking Pengulangan Pembicaraan
Waham
Disorientasi :
Waktu Tempat Orang
Jelaskan : Klien dalam keadaan baik, karena disointrai, klien bisa membedakan
waktu,tempat dan orang.
11. Memori
Gngguan ingat jangka panjang Gangguan daya ingat jangka pendek
Ya Tidak Ya Tidak
Keamanan Tempat Tinggal
Perawatan Uang
Kesehatan
Jelaskan : klien mampu memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa bantuan orang lain.
Makanan √
Jelaskan :
1. Makan : klien bisa makan sendiri
2. BAB/ BAK : Sendiri
3. Mandi : klien mandi 2x sehari tanpa bantuan orang lain
4. Berpakaian : klien mampu berpakaian sendiri
b. Nutrisi Ya Tidak
Apakah anda puas dengan pola makan anda
√
√
Mengatur penggunaan obat
Ya Tidak Ya Tidak
Ya Tidak
Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan yang menghasilkan atau hobi?
VII.MEKANISME KOPING
Apabila klien ada masalah, maka klien lebih suka bercerita pada temannya.
Adaptif Maladaptif
Lainnya Lainnya
memperhatikan.
4.Masalah dengan perumahan: klien ingin tinggal di truma & merasa bosan diRSJ medan.
kegiatan sosial.
Koping Obat-obatan
Lainnya
Jelaskan : klien tidak mengetahui tentang penyakit yang dia alami dan tidak mampu
melakukan pertahanan diri dengan baik serta tidak mampu mengetahui jenis obat
yang dia gunakan
2.Halloperidol 5 mg 3x1
1.Resiko terjadinya tindakan kekerasan yang diarahkan pada lingkungan, oranglain & diri
sendiri
No Data Masalah
1. Ds : - Klien mengatakan tidak bisa tidur Resiko terjadinya tindakan kekerasan
pada malam hari karena melihat yang dirasakan pada lingkungan, orang
bayangan- bayangan seperti setan. lain & diri sendiri.
Membuang/merusak barang- barang,
jalan mondar-mandir.
POHON MASALAH
Resiko terhadap tindakan kekerasan
yang diarahkan pada lingkungan
Koping keluarga
in efektif