Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dislipidemia merupakan ketidaknormalan kadar lipid di dalam darah yang

ditandai dengan salah satu atau kombinasi dari peningkatan kadar kolesterol total,

Trigliserida (TG), Low Density Lipoprotein (LDL), atau menurunnya kadar High

Density Lipoprotein (HDL). Penyebab terjadinya dislipidemia dapat dilihat dari

kehidupan modern pada saat ini yang berpengaruh terhadap kebiasaan hidup

seseorang, seperti meningkatknya konsumsi makanan yang berlemak, kurang

aktivitas fisik, dan merokok (Pesek dkk., 2011; NCEP, 2002).

Dislipidemia menjadi faktor resiko pemicu berbagai penyakit, salah satunya

yaitu penyakit jantung koroner. Tingginya kadar LDL serta rendahnya kadar HDL

dalam darah akan memicu terjadinya aterosklerosis yang dapat mengakibatkan

penyakit jantung koroner. Berdasarkan data World Health Organization (WHO),

penyakit jantung koroner merupakan penyebab utama dari 10 penyebab kematian

di dunia (Pesek dkk., 2011; WHO, 2014).

Pengobatan dislipidemia harus disertai dengan perubahan pola hidup seperti

berhenti merokok, meningkatkan aktivitas fisik dengan olahraga yang cukup, serta

mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol untuk menurunkan kadar kolesterol.

Obat dislipidemia yang telah tersedia seperti golongan statin dan fibrat (Ganiswarna

dkk., 2004).

1
2

Penggunaan obat tradisional sebagai alternatif pengobatan di kalangan

masyarakat semakin meningkat dengan adanya kecenderungan masyarakat untuk

kembali ke alam (Dewoto, 2007). Indonesia merupakan negara dengan

keanekaragaman hayati yang berlimpah, sehingga memiliki banyak jenis tumbuhan

obat yang berpotensi sebagai bahan baku obat. Keanekaragaman jenis tumbuhan

obat tersebut belum sepenuhnya dikaji lebih lanjut (Sukara dan Tobing, 2008).

Untuk itu perlu dilakukan penelitian-penelitian tentang uji efektivitas tumbuhan

obat.

Daun katuk secara tradisional telah digunakan oleh masyarakat untuk

meningkatkan produksi air susu ibu dan mengatasi sembelit (Santoso, 2008).

Ekstrak etanol daun katuk juga telah teruji memiliki aktivitas antidislipidemia pada

penelitian yang dilakukan oleh Budiman (2014). Penelitian ini menunjukkan bahwa

pemberian ekstrak etanol 90% daun katuk dengan dosis 100 mg/kgBB dan 200

mg/kgBB mampu menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida pada tikus jantan

galur wistar yang diinduksi pakan kaya lemak. Senyawa kimia yang terkandung

dalam ekstrak etanol 90% daun katuk yaitu alkaloid, terpenoid, flavonoid, saponin,

tanin, dan glikosida (Budiman, 2014).

Senyawa terpenoid banyak terkandung di dalam daun katuk (Selvi dan

Basker, 2010). Terpenoid terbagi dalam beberapa golongan yaitu monoterpenoid,

seskuiterpenoid, diterpenoid, sesterpenoid, triterpenoid, tetraterpenoid, dan

politerpenoid. Beberapa terpenoid telah tersedia dalam sediaan farmasi sebagai obat

malaria dan kanker (Harborne, 2006; Goto dkk., 2010). Terpenoid berperan dalam

menghambat biosintesis kolesterol dengan mengatur degradasi enzim 3-hidroksi-3-


3

metilglutaril (HMG-KoA) reduktase (Bradfute dan Simoni, 1994). Menurut

penelitian Machaba dkk. (2014), menunjukkan bahwa senyawa triterpen (Methyl-

3β-hydroxylanosta-9,24-dien-21-oate) yang diisolasi dari kulit batang Protorhus

longifolia (Benrh) Engl memiliki aktivitas antidislipidemia yang diuji secara in-

vivo. Pemberian secara per oral triterpen dengan dosis 100 mg/kgBB dan 200

mg/kgBB mampu menurunkan kadar kolesterol dan LDL, serta meningkatkan HDL

secara signifikan pada tikus yang diinduksi pakan kaya lemak (Machaba dkk.,

2014).

Berdasarkan uraian di atas, maka akan dilakukan penelitian untuk

mengetahui pengaruh pemberian fraksi terpenoid daun katuk terhadap profil lipid

tikus putih (Rattus norvegicus, L.) jantan galur wistar yang diinduksi pakan kaya

lemak.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah pengaruh pemberian fraksi terpenoid daun katuk (Sauropus

androgynus (L.) Merr) terhadap profil lipid darah tikus putih jantan galur wistar

yang diinduksi pakan kaya lemak ?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh pemberian fraksi terpenoid daun katuk

(Sauropus androgynus (L.) Merr) terhadap profil lipid darah tikus putih jantan galur

wistar yang diinduksi pakan kaya lemak.


4

1.4 Manfaat Penelitian

Untuk memberikan informasi akan pemanfaatan fraksi terpenoid daun katuk

(Sauropus androgynus (L.) Merr) dalam menurunkan kadar kolesterol total,

trigliserida, LDL, dan meningkatkan kadar HDL, sehingga dapat dikembangkan

menjadi obat baru antidislipidemia.

Anda mungkin juga menyukai