Anda di halaman 1dari 2

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT

NOMOR :330/Dir-SK/XII/2016
TENTANG
KEBIJAKAN PEMANTAUAN DAN PELAPORAN EFEK SAMPING OBAT
RUMAH SAKIT
DIREKTUR RUMAH SAKIT
b. Pencatatan adalah kegiatan atau proses pendokumentasian suatu aktivitas dalam bentuk
tulisan.
c. Pelaporan adalah catatan yang memberi informasi tentang kegiatan tertentu, KTD adalah
insiden yang mengakibatkan cidera pada pasien.
MENGINGAT : 1. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang RI Nomor 7 tahun 1963 tentang Farmasi.
3. Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1197 tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi
di Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
1. Indikasi penggunaan (dosis obat dan rute pemberian obat)
2. Efektivitas obat dan keamanan obat (safety)
3. Resiko obat
4. Biaya obat
5. Setiap Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yang tidak diantisipasi atau kondisi yang
berhubungan dengan obat baru selama periode pengenalan.

Ditetapkan di : Tangerang
Tanggal : 30 Desember 2016
RUMAH SAKIT TANGERANG
Direktur
TEMBUSAN Yth :
1. Wadir Pelayanan Medis
2. Komite Medis
3. Seluruh Dokter di Rumah Sakit
4. Kepala Bagian Keperawatan
5. Seluruh Kepala Ruang Keperawatan
6. Instalasi Farmasi
7. Arsip
SURAT PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
NOMOR : 330//Dir-SK/XII/2016
TANGGAL : 30 Desember 2016
A. PEMANTAUAN DAN PELAPORAN EFEK SAMPING OBAT

Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang merugikan atau tidak
diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis,
diagnosis dan terapi.
Tujuan :
·Menemukan ESO (Efek Samping Obat) sedini mungkin terutama yang berat, tidak dikenal,
frekuensinya jarang.
·Menentukan frekuensi dan insidensi Efek Samping Obat yang sudah dikenal sekali, yang baru
saja ditemukan.
·Mengenal semua faktor yang mungkin dapat menimbulkan/mempengaruhi timbulnya Efek
Samping Obat atau mempengaruhi angka kejadian dan hebatnya Efek Samping Obat.
Kegiatan :
·Menganalisa laporan Efek Samping Obat
·Mengidentifikasi obat-obatan dan pasien yang mempunyai resiko tinggi mengalami Efek
Samping Obat
·Mengisi formulir Efek Samping Obat
·Melaporkan ke Panitia Efek Samping Obat Nasional
Faktor yang perlu diperhatikan :
• Kerjasama dengan Panitia Farmasi dan Terapi dan ruang rawat
• Ketersediaan formulir Monitoring Efek Samping Obat

Anda mungkin juga menyukai