Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( PKL)


AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

SMK AYODYA MARTA KEC.KENOHAN


KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiratTuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan karuniaNYA, kami dapat
menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2018
sampai dengan 20 Maret 2018.

Praktek Kerja Lapangan ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan proses
belajar di kelas XI dan naik ke kelas XII di SMK Ayodya Marta. Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan
ini adalah untuk mengetahui secara langsung proses produksi minyak kelapa sawit khususnya di
penimbangan buah, sortasi (penerimaan buah) dan laboratorium mutu.

Selesainya laporan ini dengan baik, tentu tak lepas dari peran dan bantuan beberapa pihak. Oleh
karena itu, kami ucapkan terimakasih yang tulus dan sebesar-besarnya kepada:
 Bapak Rajiman SP selaku kepala sekolah Smk Ayodya Marta yang telah mengijinkan kami
untuk melaksanakan PKL menambah pengetahuan kami diluar sekolah.
 Isnani hadiyatul SP selaku guru pembimbing bidang studi Agribisnis tanaman perkebunan
yang telah memberikan arah kepada kami, sehingga laporan ini dapat selesai dengan baik.
 Teman-teman dan pihak-pihak yang membantu kami dalam menyusun laporan Pkl

Kami berharap laporan kami bisa bermanfaat bagi semuanya dan menjadi referensi dalam menambah
wawasan serta ilmu pengetahuan.Kami pun mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
agar laporan ini dapat menjadi jauh lebih baik dari pada sebelumnya. Selain itu kami memohon maaf
atas kekurangan yang ada dalam laporan ini.

TUANA TUHA, DESEMBER 2018

PENULIS
HALAMAN PENGESAHAN
SMK AYODYA MARTA
LAPORAN KEGIATAN PKL DISUSUN SEBAGAI PERSYARATAN
UNTUK MENGIKUTI UJUAN NASIONAL TAHUN 2017/2018 BAGI
SELURUH SISWA/SISWI AYODYA MARTA KELAS III DAN TELAH
DINILAI OLEH PEMBIMBING LAPANGAN

HARI : SELASA
TANGGAL : 20 MARET 2018
MENGETAHUI :

KETUA PROGRAM KEAHLIAN ATP MILL MANAGER


(AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN) PT. TUNAS PRIMA
SEJAHTERA

(ISNANI HADIYATUL S.P) (INDONSARAGIH)

MENYETUJUI :
KEPALA SEKOLAH
SMK AYODYA MARTA

(RADJIMAN S.Pd)
DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................................... i


Kata Pengantar ........................................................................................................ ii
Lembar Pengesahan................................................................................................. iii
Daftar Isi ................................................................................................................... iv
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan dan Manfaat PKL........................................................................... 2
BAB II Tinjauan Pustaka
A. Pengolahan Minyak Kelapa Sawit ............................................................. 3
B. Identifikasi Tanaman Siap Panen .............................................................. 4
C. Grading ......................................................................................................... 5
BAB III Metode Pelaksanaan
A. Profil Tempat PKL ...................................................................................... 6
B. Uraian Kegiatan PKL .................................................................................. 7
BAB IV Pembahasan
A. Laboratorium ............................................................................................... 8
B. Jenis Analisa ................................................................................................. 9
C. Penentuan Kadar Kotoran .......................................................................... 10
D. Penimbangan ................................................................................................ 11
BAB V Pembahasan
A. Kesimpulan ................................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................................. 12
Daftar Pustaka ......................................................................................................... 13
Kesimpulan ............................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 LATAR BELAKANG

Bagi Indonesia, tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan
perkebunan nasional. Selain mampu menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada
kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber perolehan devisa negara. Indonesia
merupakan salah satu produsen utama minyak sawit.

Prospek pasaran dunia untuk minyak sawit dan produk-poduknya cukup bagus.Karena
itu, perkebunan kelapa sawit sekarang telah diperluas secara besar-besaran dengan pola
perkebunan besar, pola kebun inti, pola Perkebunan inti Rakyat (PIR), atau pola kredit
Koperasi Primer untuk Anggota (KKPA).Sistem perkebunan ini dapat ditangani oleh
perkebunan negara, perkebunan swasta, serta masyarakat baik secara mandiri maupun
bermitra dengan perusahaan perkebunan.

Minyak sawit dan minyak inti sawit umumnya digunakan untuk pangan dan
nonpangan.Dari segi pangan, minyak sawit atau minyak inti sawit digunakan sebagai bahan
untuk membuat minyak goreng, lemak pangan, margarin, lemak khusus (subsitusi cacao
butter), kue, biskuit, atau es krim. Produk pangan ini umumnya dihasilkan melalui proses
fraksinasi, rafinasi, dan hidrogenasi.

PT. Tunas Prima Sejahtera-Mill merupakan salah satu perusahaan penghasil minyak
kelapa sawit. Perusahaan ini telah memberikan kontribusi besar terhadap laju perekenomian
nasional karena berperan dalam menyumbang devisa bagi negara dan meningkatkan
perekonomian masyarakat sekitar.

Oleh karena itu, Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilakukan untuk mengetahui proses
pengolahan buah kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit secara keseluruhan khususnya di
penimbangan buah, stasiun penerimaan buah dan laboratorium mutu produksi yang
diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan di bidang produksi kelapa sawit.
2.2TUJUAN DAN MANFAAT PKL

Adapun tujuan dan manfaat Praktek Kerja Lapangan ini yaitu sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui secara umum tentang pengolahan tandan buah segar mulai dari
tahap penimbangan sampai pada proses pengolahan TBS menjadi CPO.
2. Dapat mengetahui secara lengkap tahap-tahap dan kegiatan yang dilakukan pada saaat
penimbangan buah.
3. Dapat mengetahui jenis dan syarat buah yang masuk pada stasiun penerimaan buah.
4. Dapat mengetahui jenis-jenis analisa mutu produksi yang dilakukan di laboratorium
mutu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengolahan Minyak Kelapa Sawit


2.1.1 Kriteria Panen

Tanaman kelapa sawit dianggap sudah mengahasilkan pada tahun ketiga atau
keempat setelah ditanam.Sementara itu, buah kelapa sawit biasanya sudah dianggap
matang sekitar 6 bulan setelah penyerbukan. Proses pemasakan tandan sawit dapat
dilihat dari perubahan warna buahnya. Buah kelapa sawit yang masih mentah
berwarna hijau karena pengaruh zat klorofil. Selanjutnya akan berubah menjadi merah
atau orange yang berarti minyak sawit yang terkandung dalam daging buah telah
mencapai maksimal dan buah sawit akan lepas dari tangkai tandannya. Kriteria
kematangan tandan dinyatakan dalam jumlah buah
sawit yang sudah jatuh (brondolan). Sebagai patokan, jumlah minimum buah sawit
yang jatuh (brondol) sebanyak 10 buah untuk tanaman muda menghasilkan dan 15
buah untuk tanaman tua menghasilkan.Adapun hubungan antara fraksi Tandan Buah
Segar (TBS), tingkat kematangan dan jumlah brondolan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Tingkat Kematangan dan Jumlah Brondolan


Fraksi Jumlah Brondolan Tingkat Kematangan
00 Tidak ada, buah berwarna hitam Sangat mentah
0 1-12,-5% buah luar membrondol Mentah
1 12,-5-25%buah luar membrondol Kurang matang
2 25-50% buah luar membrondol Matang I
3 50-75%buah luar membrondol Matang II
4 75-100% buah luar membrondol Lewat matang I
Buah dalam juga membrondol,ada
5 Lewat matang II
buah yang busuk

Kriteria panen merupakan tahapan dalam pemanenan yang dilakukan sebelum


memanen TBS sebab dengan kita mengetahui kriteria panen buah sawit maka kita
dapat memperkirakan buah yang kita panen masak atau belum masak dengan melihat
warna dan brondolan yang lepas dari pohon kelapa sawit.
a. Penerimaan Buah di Pabrik

Pengangkutan (TBS) dari kebun ke pabrik biasanya dilakukan menggunakan


truk atau trailer yang ditarik dengan wheel tractor. Setiap truk atau trailer yang
sampai di pabrik harus ditimbang di jembatan (penimbangan) pada saat berisi (bruto)
dan sesudahdibongkar (tarra). Selisih timbangan broto dan tarra merupakan berat TBS
yang diterima dan diolah di pabrik. Dengan adanya penimbangan TBS diawal proses
pengolahan CPO maka pabrik dapat mengetahui beberapa besar jumlah TBS yang
akan diolah pabrik atau memproduksi CPO dan juga pabrik dapat mengetahui
beberapa jumlah hasil produksi CPO dan kernel yang didapat dari TBS yang diolah
tersebut.

b. Grading atau Sortasi

Sortasi bertujuan untuk mengoptimalkan buah-buah matang (rife) dan yang


diterima untuk mengetahui kualitas TBS yang dikirim kebun ke pabrik. Adapun
prosedur yang dilakukan di sortasi yaitu sebagai berikut:

1. Sortasi buah dilakukan di lantai sortasi untuk memastikan buah yang masuk
berada dalam kondisi yang optimal untuk diekstrak minyaknya.
2. Sebelum dilakukan sortasi petugas sortasi menentukan terlebih dahulu truk TBS
yang akan disortasi, jika terdapat lebih dari 1 unit truk TBS
3. Kemudian truk tersebut setelah ditentukan menurunkan TBS dan menghamparkan
di lantai sortasi.
4. TBS tersebut kemudian diambil 100 buah sebagai sampel dan dikelompokkan
berdasarkan kriteria matang panen.
5. Setelah itu dilakukan pencatatan dan perhitungan jumlah TBS tersebut pada
formulir data sortasi buah.
6. Setelah pencatatan, TBS dimasukkan ke dalam loading ramp oleh wheel.
2.1.2 Proses Pengolahan Minyak Kelapa Sawit

a. Stasiun Perebusan (sterilizer)

Proses perebusan merupakan faktor penentuan dalam pengolahan CPO kerena


jika perebusan dilakukan kurang maksimal maka dapat mempengaruhi dalam proses
selanjutnya. Misalnya pada saat proses pemipilan sebagian buah sulit lepas dari
tandan sehingga menyebabkan kehilangan miyak dalam tandan meningkat. Apabila
perebusan terlalu lama maka kehilangan minyak dalam air kondesat akan semaki
tinggi oleh karena itu proses perebusan harus dilakukan dengan baik agar memperoleh
rendemen yang optimal.

b. Stasiun Pemipilan atau Penebahan (thresher)

Pemipilan merupakan suatu proses yang dilakukan setelah proses perebusan


selesai, proses pemipilan ini bertujuan untuk melepaskan brondolan dari tandannya.
Dengan cara membantingkan tandan buah di dalam drum thresher dengan kecepatan
23-24rpm sehinggadengan kecepatan putaran tersebut buah tidak banyak tertinggal
pada tandannya.

c. Stasiun Pelumatan (Digester)

Digester berfungsi untuk melumatkan daging buah yang sudah dimasak. Jika
pelumatan kurang sempurna maka dapat mempengaruhi proses pengepresaan, sebab
jika pelumatan kurang halus maka proses pengepresan akan membutuhkan tekanan
yang cukup besar untuk mengekstraksi daging buah sehingga kemungkinan biji pecah
akan semakin besar. Sebaliknya jika proses pelumatan terlalu halus maka proses
pengeresan akan sulit. Oleh karena itu, proses pelumatan harus dilakukan dengan baik
agar proses pengepresan dapat memperoleh minyak kasar yang optimal.

c. Stasiun Pengepresan

Proses pengepresan bertujuan untuk mendapatkan minyak dari bubur buah


yang telah dilumatkan pada digester dan untuk memisahkan serat (fiber) dari biji
sawit (nut). Pada proses pengeresan ini, buah yang telah dilumatkan mengunakan
digester akan di press sehingga buah sawit yang telah dilumatkan akan mengeluarkan
minyak dan secara otomatis kernel juga akan terpisah dari fiber sehingga
mengahasilkan minyak kotor (Crude Oil).

d. Stasiun Klarifikasi atau Pemurnian Minyak

Prose pemurnian minyak bertujuan untuk memperoleh CPO sebersih mungkin


dari kotoran dan CPO yang dihasilka berkualitas tinggi dengan mengupayakan
kehilangan minyak seminimal mungkin. Proses pemurnian minyak merupakan suatu
tahap dimana minyak yang masih kotor (Crude Oil) dapat dimurnikan melalui
berbagai macam proses dengan alat yang berbagai macam. Selain itu juga, tahap
pemurnian minyak ini juga merupakan satu tahap penentu kualitas minyakyang
dihasilkan pabrik. PT. Tunas Prima Sejahtera memiliki standar mutu kualitas cpo
untuk ALB < 5.00%, kadar airnya adalah sekitar < 0,20 %, sedangkan untuk kadar
kotorannya < 0,020 %.

e. Penyimpanan dalam Tangki Timbun

Penyimpanan CPO dalam tangki timbun berfungsi untuk menampung minyak


produksi dan juga berguna sebagai pengukur minyak produksi harian pada pabrik,
sehingga CPO yang dihasilkan memiliki mutu yang baik.
f. Pemisahaan Biji dan Serat (fibre)

Pemisahan biji dan serat bertujuan untuk mendapatkan biji yang benar-benar
bersih dari serat. biji dan serat dipisahkan berdasarkan perbedaan berat jenis antara
bahan yang berat dan yang ringan dimana bahan yang berat akan jatuh ke bawah
masuk kedalam nut polishing drum sedangkan serat (fibre) yang ringan akan terhisap
ke atas oleh blower sehingga diperoleh serat (fibre) yang menjadi bahan bakar di
boiler.

g. Pemecah Biji

Pemecahan biji bertujuan untuk memisahkan biji dari cangkangnya sehingga


diperoleh inti sawit. Pemecahan biji dilakukan pada rotor (kernel) yang berputar
sehingga terjadi benturan antara biji dengan dinding ripple mill yang akhirnya
mengakibatkan biji menjadi pecah dan diperoleh inti sawit. Pengisian biji di ripple
mill harus diatur dengan baik sehingga biji pecah yang diperoleh dapat maksimal.

h. Pemisahan Inti dan Cangkang

Berfungsi untuk memisahkan inti sawit dari pecahan cangkang dan diperoleh
inti sawit (kernel) yang bersih dari kotoran. Pemisahan inti dan cangkang dilakukan
dengan 2 cara yaitu pemisahan kering pada LTDS dan pemisahan basah pada
hydrocyclone. Pemisahan pada LTDS dilakukan dengan hisapan udara dengan
memanfaatkan perbedaan berat inti dengan cangkang dimana bagian yang ringan
seperti cangkang akan terisap oleh blower sedangkan bagian yang berat seperti inti
akan jatuh ke bawah menuju kernel silo tetapi inti pecah atau inti ringan yang gagal
masuk kenel silo akan dibawa ke dalam hydrocyclone. pemisahan basah terjadi pada
hydrocyclone dengan memanfaatkan aliran air yang menggunakan gaya sentrifugal
sehingga terjadi pemisahan inti dan cangkang.
i. Pengeringan Inti

Pengeringan inti sawit bertujuan untuk menurunkan kadar air pada inti sawit
sehingga diperoleh kadar air sekitar 7%. Pengeringan inti perlu dilakukan agar
kegiatan mikroorganisme pada inti tersebut tidak aktif sehingga pada saat inti sawit
produksi tersebut disimpan di dalam kernel silo atau bunker silo maka proses
pembentukan jamur dapat dibatasi.

j. Penimbunan Inti Sawit (Kernel)

Penimbunan inti bertujuan untuk menjaga mutu inti agar tidak mudah rusak
sehingga pada saat dilakukan penyimpanan dilengkapi dengan fan untuk
menghembuskan udara agar ruangan tidak lembab karena jika lembab dapat memacu
tumbuhnya jamur yang dapat membuat mutu inti sawit produksi menjadi tidak baik.
BAB III
METODE PELAKSANAAN PKL

3.1 Profil Tempat PKL

PT. Tunas Prima Sejahtera perusahaan yang bergerak dibidang usaha


perkebunan kelapa sawit dan pabrik pengolahan minyak kelapa sawit dengan
status PMA (asing). dimana kepemilikan saham sebesar 95% oleh asia yang
agriculture holdings dan 5% oleh perusahaan lokal agriculture merupakan
anak perusahaan lowyat grup sendiri yang berkantor dimalaysia. Lowyat grup
merupakan perusahaan terbesar dimalaysia dengan bidang usaha properti dan
perhotelan.

Pabrik PT. TUNAS PRIMA SEJAHTERA bediri pada awal bulan


0ktober 2010 dan sudah beroperasi secara bulan april 2014 dengan kapasitas
30 ton TBS/ jam pada area seluas 7HA dengan menggunakan tenaga
propesional serta teknologi yang baik.

MANAJEMEN DIPABRIK PT. TUNAS PRIMA SEJAHTERA

 INDON SARAGIH (MANAGER PALM OIL MILL)


 TAMBOS SINAGA (ASSISTEN MILL)
 YOVI HADINATA (KTU)
 RENY SURYANI S. (ASSISTEN LAB)
URAIAN KEGIATAN
1. Kegiatana PKL ini dilaksanakan di PT. TUNAS PRIMA SEJAHTERA
desa teluk bingkai, kec.kenohan, kab. Kutai kartanegara waktu
pelaksanaan yaitu mulai tanggal 20 desember 2017 sampai tanggal 16
maret 2018 dengan waktu kerja 7 jam / selama 6 hari berturut-turut.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Laboratorium

Fungsi dari laboratorium adalah untuk memonitor hasil kinerja alat dan
mesin dengan menganalisa hasil olahannmya dilaboratorium. Hasil olahan
diambil secara sampling untuk dianalisa komposisi bahan yang terkandung
didalamnya. Dari hasil analisa, dapat diketahui komposisi sample secara
kuantitatif sebagai indikator efisiensi dari alat dan mesin. Bila hasil analisa
laboratorium menunjukkan adanya penyimpangan maka harus segera
ditindaklanjutin untuk menghindari kerugian yang lebih besar.

4.1.1 Jenis-jenis Analisa Berdasarkan Sample


A. Sample Minyak Kelapa Sawit (CPO)

Pengambilan sampel minyak dilakukan untuk mengetahui mutu


minyak yang dihasilkan tiap satu hari produksi, pengambilan sampel minyak
biasanya dilakukan oleh para petugas laboratorium yang sering dikenal dengan
sebutan sample boy. Sampel minyak yang diambil kemudian dianalisa di
laboratorium dengan parameter yang dianalisa meliputi asam lemak bebas,
kadar air dan kadar kotoran. Dengan dilakukannya pengambilan sampel setiap
hari pada tangkitimbun dan di stasiun klarifikasi produksi maka akan
memudahkan pabrik untukmengetahui mutu minyak yang diproduksi pada
setiap harinya. Standard ALB yaitu < 5,00 %, kadar air 0,20 %, dankadar
kotoran 0,020 %.
A.1 Penentuan Kandungan Asam Lemak Bebas (FFA)

FFAsesuai dengan namanya adalah “free fatty acid” atau asam lemak
bebas yaitu nilai yang menunjukan jumlah asam lemak bebas yang ada
didalam lemak atau jumlah yang menunjukan jumlah berapa banyak asam
lemak bebas yang terdapat dalam lemak setelah lemak tersebut di hidrolisa.

Asam lemak bisa berbentuk bebas (karena lemak yang terhidrolisis)


maupun terikat sebagai gliserida. Asam lemak, bersama-sama dengan gliserol
merupakan penyusun utama minyak nabati atau lemak dan merupakan bahan
baku untuk semua lipida pada makhluk hidup. Asam ini mudah dijumpai
dalam minnyak masak (gorengan), margarin atau lemak hewan.

 Bahan dan Alat


Analisa asam lebak bebas menggunakaniso propil alkohol netral,
larutan standard NaOH 0.1 N dan indikator PP (phenolphtalein). Peralatan
yang dibutuhkan adalah labu erlenmeyer 250 mL, timbangan analitik, gelas
ukur, pipet tetes, magnetic stirrer bar, buret dan hot plate.

 Metode Analisa
1. Timbang 2-5 gram sample minyak (CPO) di dalam labu erlenmeyer250 ml
(W).
2. Tambahkan 50 ml iso propil alkohol yang sudah dinetralkan dan panaskan
di atas hot plate hingga mencapai suhu 40°C kemudian homogenkan
dengan magnetic strirrer bar.
3. Tambahkan 1-2 tetes indikator phenolphtalein(PP).
4. Titrasi dengan larutan standard NaOH 0.1 N tetes demi tetes hingga
terbentuk warna merah muda (merah jambu) yang stabil dalam waktu 30
detik.
5. Catat volume larutan NaOH yang digunakan (V).
6. Lakukan 2-3 kali analisa untuk menjaga keakuratan data hasil analisa.
 Kalkulasi
Persentase asam lemak bebas dihitung sebagai asam palmitat berdasarkan
rumus di bawah ini dan dinyatakan dalam 2 desimal.

25,6 x N x V
% Asam Lemak Bebas (FFA) = x 100%
W

dimana :
25,6 = konstanta untuk menghitung kadar asam lemak bebas sebagai
asam palmitat
N = normalitas larutan NaOH
V = volume larutan NaOH
W = berat sample minyak (CPO)

A.2 Penentuan Moisture


 Metode Analisa
a. Tempatkan sample pan (piring aluminium) pada moisture analyzer dan
pastikan angka pada layar moisture analyzer 0,000.
b. Timbang 5-10 gram sample minyak (CPO).
c. Aturlah suhu pada moisture analyzer yaitu 105 °C dan pengaturan waktu yaitu
autostop.
d. Tutuplah moisture analyzer dan tunggu hingga alarm tanda selesainya analisa
berbunyi.
e. Catatlah persentase moisture (kadar air) yang tertera pada layar moisture
analyzer.
A.3 Ekstraksi

1. Pengertian
Ekstraksi adalah penyairan zat-zat aktif dari bagian tanaman obat. Adapun
tujuan dari ekstraksi yaitu untuk menarik komponen kimia yang terdapat
dalam simplisia.
2. Tujuan ekstraksi
Tujuanekstraksiadalah untuk menarik semua komponen kimia yang
terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa
komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulia terjadi pada
lapisan antara muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut.
 Ekstraksi sample cair dan padat
 Timbangan berat kosong beker glass + kertas saring whatman +
kapas (catat)
 Keluarkan kapas kemudian dinolkan, masukan berat sample 15
gram dan 6 gram. Sample cair (solid decenter, final effuent, under
flow vst, condensat, heavy phase decenter, inlet fat fit, empty
bunch, pres cake fibre 1, pres cake fibre 2, pres cake fibre 3, oil in
shell in nut)
 Dikeringkan di oven setahlah itu didinginkan
 Kemudian ditimbang berat sample kering
 Dimasukan kedalam whatman 8
 Bahan-bahan yang digunakan :
 Plat botol ditimbangan berat kosongnya
 Dimasukan air (N-HEXANE) secukupnya ( diatas 250 ml)
 Kemudian dimasukan whatman yang sudah berisi sample
kedalam alat ekstraksi.
 Diatur suhunya antara
 Pertama 1 sampai 5, setelah panas di lanjutkan sampai
ke 10
 Diekstraksi selama 4 jam dan pastikan air harus
mengalir.
A.4 Penimbangan

Sebelum diolah di dalam Pabrik Kelapa Sawit (PKS), Tandan Buah


Segar (TBS) yang berasal dari kebun pertama kali diterima di stasiun
penerimaan buah untuk ditimbang di jembatan timbang dan ditampung
sementara di penampungan buah (loading ramp).

1. Jembatan Timbang

Gambar 1.1 Jembatan Timbang

Jembatan timbang (weightbridge) adalah alat ukur timbangan berupa


jembatan untuk kendaraan. Jembatan timbang terdiri dari beberapa bagian
utama yaitu platform untuk menerima beban secara langsung, indikator untuk
membaca berat yang diterima oleh bagian platform, dan unit komputer untuk
memproses pembacaan indikator.
Pada PKS, jembatan timbang digunakan untuk tujuan sebagai berikut:

a. Menimbang tandan buah segar yang masuk


b. Menimbang CPO yang keluar
c. Menimbang palm kernel yang keluar
d. Menimbang solid yang keluar
e. Menimbang janjangan kosong yang keluar
f. Menimbang solar yang masuk

Penimbangan dilakukan dua kali untuk setiap angkutan TBS yang


masuk ke pabrik, yaitu pada saat masuk (berat truk dan TBS) serta keluar
(berat truk). Dari selisih timbangan saat truk masuk dan keluar, diperoleh berat
bersih TBS yang masuk ke pabrik. Jembatan timbang dioperasikan secara
mekanis maupun elektronis. Truk yang keluar-masuk ke jembatan timbang
harus berjalan perlahan-lahan sebab perangkat elektronik dari jembatan
timbang sangat sensitif terhadap beban kejut. Pada saat penimbangan, posisi
truk harus berada di tengah agar beban yang dipikul merata.
2. Sortasi (Grading)

Gambar 1.2 Proses Sortasi TBS


Setelah penimbangan brutto, tandah buah segar yang masuk ke PKS
dibawa ke loading ramp untuk disortir menurut kriteria sortasi buah. Dalam
hal ini, untuk menghemat waktu proses sortasi tidak dilakukan untuk
keseluruhan buah yang masuk ke pabrik, tetapi dilakukan pengambilan sampel
secara acak untuk buah dari kebun perusahaan, dan dilakukan proses sortasi
untuk buah dari pembelian pihak ketiga. Adapun kriteria sortasi yang menjadi
acuan adalah :

1. Immature = tidak ada brondolan yang lepas dari tandan (target 0%)
2. Unripe = brondolan yang lepas <10 per tandan (target 0%)
3. Under ripe = brondolan yang lepas 10 – 24 per tandan (target 20%)
4. Normal ripe = brondolan yang lepas >25 per tandan (target 75%)
5. Over ripe = brondolan yang lepas lebih dari 50% (target 2%)
6. Empty bunch = brondolan lepas lebih dari 90% (target 0%)
7. Buah busuk (target 1%)
8. Buah abnormal (target 1%)
9. Buah dengan tangkai panjang (target 1%)
10. Brondolan yang lepas (12% – 14%)
Proses sortasi yang terbuka harus disaksikan oleh pihak penghasil buah
(pihak ketiga) dan karyawan pabrik. Hal ini penting karena tingkat
ekstraksi minyak (rendemen) terutama dipengaruhi oleh kualitas bahan
bakunya. TBS dalam keadaan normal ripe (matang) dapat mencapai
rendemen yang tinggi, sedangkan buah immature memiliki kadar minyak
yang sangat rendah. Oleh karena itu sangat diharapkan pihak penghasil
TBS mengirimkan TBS dengan kualitas yang baik agar diperoleh oil
extraction rate (OER) yang maksimum.
Selain itu, buah yang masuk ke pabrik diharapkan buah segar, bukan buah
bermalam (restan). Hal ini berkaitan dengan kualitas buah, yaitu asam
lemak bebas. Asam lemak bebas akan mulai mengalami peningkatan
setelah buah terpisah dari batangnya, dan akan terus naik sebelum proses
sterilisasi dilakukan. Jadi diharapkan, TBS yang telah dipanen harus
segera dikirim ke pabrik.

Selanjutnya setelah proses sortasi selesai dilaksanakan (termasuk


recording dan pelaporannya), buah kemudian ditumpahkan (di dorong
dengan loader) ke loading ramp untuk penimbunan sementara menunggu
proses selanjutnya, yaitu sterilisasi.
3. Loading Ramp

Gambar 1.3 Loading Ramp TBS


Loading ramp merupakan suatu bangunan dengan lantai berupa kisi-
kisi pelat besi berjarak 10 cm dengan kemiringan 45°C. Kisi-kisi tersebut
berfungsi untuk memisahkan kotoran berupa pasir, kerikil dan sampah yang
terikut dalam TBS. Loading ramp dilengkapi pintu-pintu keluaran yang
digerakkan secara hidrolik sehingga memudahkan dalam pengisian TBS ke
dalam lori untuk proses selanjutnya. Setiap lori dimuat dengan ±16 ton TBS.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Materi merupakan pengantar kepada teknik lapangan dimana setia
materi harus terseleksi untuk dilakukan dilapangan dapat .
menggunakan inten dan teknik yang sesuai dengan kondisi dan arah.
Penyesuaian area dan cara kerja dipengaruhi lingkungan kenyataan lapangan.
Setiap praktek kerja lapangan dibutukan materi pendukung di bantu dengan
logika yang kuat dan masuk akal untuk menyelesaikan suatu perkerjaan.
Praktek dan teori sangat penting untuk dilakukan tetapi pemahaman haruslah
dipertimbangkan.
B. Saran
Kami menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
namun walaupun demikian akan mencoba memberikan saran yang mungkin
akan dapat membangun, adapun tersebut anatara lain :
1. Dengan ada ny program praktik ini di harapkan kerja sama yang baik baik di
antara pihak SMK AYODYA MARTA dengan perusahaan atau instansi
tempat pelaksanaan praktek kerja lapangan
2. Bagi pegawai dapat memperkenalkan porgram aplikasi apa saja yang di
gunakan pada perusahaan ,agar siswa yang melaksanakan praktek kerja
lapangan dapat memahami nya.
3. Dan juga agar guru selalu membrikan motifasi dan bimbingan kepada siswa
siswi SMK AYODYA MARTA.
DAFTAR PUSTAKA

WW.Belajar sawit.Blogspot .com /2012/12/.yogyakarta .16


maret 2018 Htt :/sawit .Blogspot .com /2009/09/unitelet-
document –kelapa sawit Id.wikipedia.org/wiki/sample
Gambar 1.4 Ekstraksi
Gambar 1.5 Flat Bottom

Gambar 1.6 Sample Cair


Gambar 1.6 NaOH - Iso Propil Alkohol – Indicator Phenolphthalein

Gambar 1.7 Sample Padat


Gambar1.8 Penimbangan Berat Bruto

Gambar 1.9 Berat Tarra


Gambar 1.10 Moisture

Gambar 1.11 Dirt


Gambar 1.12 Analisa Sample Padat

Gambar 1.13 Menimbang Sample Padat


Gambar 1.14 Persiapan Timbel Untuk Ekstraksi
G
a
g
g
g

G
a
m
G

G
a
Gambar 1.4 Persiapan Timbel Untuk Ekstraksi
Gambar 1.5 Analisa Sample Padat
Gambar 1.6 Loading ramp

Anda mungkin juga menyukai