Puji syukur kehadiratTuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan karuniaNYA, kami dapat
menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2018
sampai dengan 20 Maret 2018.
Praktek Kerja Lapangan ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan proses
belajar di kelas XI dan naik ke kelas XII di SMK Ayodya Marta. Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan
ini adalah untuk mengetahui secara langsung proses produksi minyak kelapa sawit khususnya di
penimbangan buah, sortasi (penerimaan buah) dan laboratorium mutu.
Selesainya laporan ini dengan baik, tentu tak lepas dari peran dan bantuan beberapa pihak. Oleh
karena itu, kami ucapkan terimakasih yang tulus dan sebesar-besarnya kepada:
Bapak Rajiman SP selaku kepala sekolah Smk Ayodya Marta yang telah mengijinkan kami
untuk melaksanakan PKL menambah pengetahuan kami diluar sekolah.
Isnani hadiyatul SP selaku guru pembimbing bidang studi Agribisnis tanaman perkebunan
yang telah memberikan arah kepada kami, sehingga laporan ini dapat selesai dengan baik.
Teman-teman dan pihak-pihak yang membantu kami dalam menyusun laporan Pkl
Kami berharap laporan kami bisa bermanfaat bagi semuanya dan menjadi referensi dalam menambah
wawasan serta ilmu pengetahuan.Kami pun mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
agar laporan ini dapat menjadi jauh lebih baik dari pada sebelumnya. Selain itu kami memohon maaf
atas kekurangan yang ada dalam laporan ini.
PENULIS
HALAMAN PENGESAHAN
SMK AYODYA MARTA
LAPORAN KEGIATAN PKL DISUSUN SEBAGAI PERSYARATAN
UNTUK MENGIKUTI UJUAN NASIONAL TAHUN 2017/2018 BAGI
SELURUH SISWA/SISWI AYODYA MARTA KELAS III DAN TELAH
DINILAI OLEH PEMBIMBING LAPANGAN
HARI : SELASA
TANGGAL : 20 MARET 2018
MENGETAHUI :
MENYETUJUI :
KEPALA SEKOLAH
SMK AYODYA MARTA
(RADJIMAN S.Pd)
DAFTAR ISI
Bagi Indonesia, tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan
perkebunan nasional. Selain mampu menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada
kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber perolehan devisa negara. Indonesia
merupakan salah satu produsen utama minyak sawit.
Prospek pasaran dunia untuk minyak sawit dan produk-poduknya cukup bagus.Karena
itu, perkebunan kelapa sawit sekarang telah diperluas secara besar-besaran dengan pola
perkebunan besar, pola kebun inti, pola Perkebunan inti Rakyat (PIR), atau pola kredit
Koperasi Primer untuk Anggota (KKPA).Sistem perkebunan ini dapat ditangani oleh
perkebunan negara, perkebunan swasta, serta masyarakat baik secara mandiri maupun
bermitra dengan perusahaan perkebunan.
Minyak sawit dan minyak inti sawit umumnya digunakan untuk pangan dan
nonpangan.Dari segi pangan, minyak sawit atau minyak inti sawit digunakan sebagai bahan
untuk membuat minyak goreng, lemak pangan, margarin, lemak khusus (subsitusi cacao
butter), kue, biskuit, atau es krim. Produk pangan ini umumnya dihasilkan melalui proses
fraksinasi, rafinasi, dan hidrogenasi.
PT. Tunas Prima Sejahtera-Mill merupakan salah satu perusahaan penghasil minyak
kelapa sawit. Perusahaan ini telah memberikan kontribusi besar terhadap laju perekenomian
nasional karena berperan dalam menyumbang devisa bagi negara dan meningkatkan
perekonomian masyarakat sekitar.
Oleh karena itu, Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilakukan untuk mengetahui proses
pengolahan buah kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit secara keseluruhan khususnya di
penimbangan buah, stasiun penerimaan buah dan laboratorium mutu produksi yang
diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan di bidang produksi kelapa sawit.
2.2TUJUAN DAN MANFAAT PKL
Adapun tujuan dan manfaat Praktek Kerja Lapangan ini yaitu sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui secara umum tentang pengolahan tandan buah segar mulai dari
tahap penimbangan sampai pada proses pengolahan TBS menjadi CPO.
2. Dapat mengetahui secara lengkap tahap-tahap dan kegiatan yang dilakukan pada saaat
penimbangan buah.
3. Dapat mengetahui jenis dan syarat buah yang masuk pada stasiun penerimaan buah.
4. Dapat mengetahui jenis-jenis analisa mutu produksi yang dilakukan di laboratorium
mutu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman kelapa sawit dianggap sudah mengahasilkan pada tahun ketiga atau
keempat setelah ditanam.Sementara itu, buah kelapa sawit biasanya sudah dianggap
matang sekitar 6 bulan setelah penyerbukan. Proses pemasakan tandan sawit dapat
dilihat dari perubahan warna buahnya. Buah kelapa sawit yang masih mentah
berwarna hijau karena pengaruh zat klorofil. Selanjutnya akan berubah menjadi merah
atau orange yang berarti minyak sawit yang terkandung dalam daging buah telah
mencapai maksimal dan buah sawit akan lepas dari tangkai tandannya. Kriteria
kematangan tandan dinyatakan dalam jumlah buah
sawit yang sudah jatuh (brondolan). Sebagai patokan, jumlah minimum buah sawit
yang jatuh (brondol) sebanyak 10 buah untuk tanaman muda menghasilkan dan 15
buah untuk tanaman tua menghasilkan.Adapun hubungan antara fraksi Tandan Buah
Segar (TBS), tingkat kematangan dan jumlah brondolan dapat dilihat pada Tabel 1.
1. Sortasi buah dilakukan di lantai sortasi untuk memastikan buah yang masuk
berada dalam kondisi yang optimal untuk diekstrak minyaknya.
2. Sebelum dilakukan sortasi petugas sortasi menentukan terlebih dahulu truk TBS
yang akan disortasi, jika terdapat lebih dari 1 unit truk TBS
3. Kemudian truk tersebut setelah ditentukan menurunkan TBS dan menghamparkan
di lantai sortasi.
4. TBS tersebut kemudian diambil 100 buah sebagai sampel dan dikelompokkan
berdasarkan kriteria matang panen.
5. Setelah itu dilakukan pencatatan dan perhitungan jumlah TBS tersebut pada
formulir data sortasi buah.
6. Setelah pencatatan, TBS dimasukkan ke dalam loading ramp oleh wheel.
2.1.2 Proses Pengolahan Minyak Kelapa Sawit
Digester berfungsi untuk melumatkan daging buah yang sudah dimasak. Jika
pelumatan kurang sempurna maka dapat mempengaruhi proses pengepresaan, sebab
jika pelumatan kurang halus maka proses pengepresan akan membutuhkan tekanan
yang cukup besar untuk mengekstraksi daging buah sehingga kemungkinan biji pecah
akan semakin besar. Sebaliknya jika proses pelumatan terlalu halus maka proses
pengeresan akan sulit. Oleh karena itu, proses pelumatan harus dilakukan dengan baik
agar proses pengepresan dapat memperoleh minyak kasar yang optimal.
c. Stasiun Pengepresan
Pemisahan biji dan serat bertujuan untuk mendapatkan biji yang benar-benar
bersih dari serat. biji dan serat dipisahkan berdasarkan perbedaan berat jenis antara
bahan yang berat dan yang ringan dimana bahan yang berat akan jatuh ke bawah
masuk kedalam nut polishing drum sedangkan serat (fibre) yang ringan akan terhisap
ke atas oleh blower sehingga diperoleh serat (fibre) yang menjadi bahan bakar di
boiler.
g. Pemecah Biji
Berfungsi untuk memisahkan inti sawit dari pecahan cangkang dan diperoleh
inti sawit (kernel) yang bersih dari kotoran. Pemisahan inti dan cangkang dilakukan
dengan 2 cara yaitu pemisahan kering pada LTDS dan pemisahan basah pada
hydrocyclone. Pemisahan pada LTDS dilakukan dengan hisapan udara dengan
memanfaatkan perbedaan berat inti dengan cangkang dimana bagian yang ringan
seperti cangkang akan terisap oleh blower sedangkan bagian yang berat seperti inti
akan jatuh ke bawah menuju kernel silo tetapi inti pecah atau inti ringan yang gagal
masuk kenel silo akan dibawa ke dalam hydrocyclone. pemisahan basah terjadi pada
hydrocyclone dengan memanfaatkan aliran air yang menggunakan gaya sentrifugal
sehingga terjadi pemisahan inti dan cangkang.
i. Pengeringan Inti
Pengeringan inti sawit bertujuan untuk menurunkan kadar air pada inti sawit
sehingga diperoleh kadar air sekitar 7%. Pengeringan inti perlu dilakukan agar
kegiatan mikroorganisme pada inti tersebut tidak aktif sehingga pada saat inti sawit
produksi tersebut disimpan di dalam kernel silo atau bunker silo maka proses
pembentukan jamur dapat dibatasi.
Penimbunan inti bertujuan untuk menjaga mutu inti agar tidak mudah rusak
sehingga pada saat dilakukan penyimpanan dilengkapi dengan fan untuk
menghembuskan udara agar ruangan tidak lembab karena jika lembab dapat memacu
tumbuhnya jamur yang dapat membuat mutu inti sawit produksi menjadi tidak baik.
BAB III
METODE PELAKSANAAN PKL
4.1 Laboratorium
Fungsi dari laboratorium adalah untuk memonitor hasil kinerja alat dan
mesin dengan menganalisa hasil olahannmya dilaboratorium. Hasil olahan
diambil secara sampling untuk dianalisa komposisi bahan yang terkandung
didalamnya. Dari hasil analisa, dapat diketahui komposisi sample secara
kuantitatif sebagai indikator efisiensi dari alat dan mesin. Bila hasil analisa
laboratorium menunjukkan adanya penyimpangan maka harus segera
ditindaklanjutin untuk menghindari kerugian yang lebih besar.
FFAsesuai dengan namanya adalah “free fatty acid” atau asam lemak
bebas yaitu nilai yang menunjukan jumlah asam lemak bebas yang ada
didalam lemak atau jumlah yang menunjukan jumlah berapa banyak asam
lemak bebas yang terdapat dalam lemak setelah lemak tersebut di hidrolisa.
Metode Analisa
1. Timbang 2-5 gram sample minyak (CPO) di dalam labu erlenmeyer250 ml
(W).
2. Tambahkan 50 ml iso propil alkohol yang sudah dinetralkan dan panaskan
di atas hot plate hingga mencapai suhu 40°C kemudian homogenkan
dengan magnetic strirrer bar.
3. Tambahkan 1-2 tetes indikator phenolphtalein(PP).
4. Titrasi dengan larutan standard NaOH 0.1 N tetes demi tetes hingga
terbentuk warna merah muda (merah jambu) yang stabil dalam waktu 30
detik.
5. Catat volume larutan NaOH yang digunakan (V).
6. Lakukan 2-3 kali analisa untuk menjaga keakuratan data hasil analisa.
Kalkulasi
Persentase asam lemak bebas dihitung sebagai asam palmitat berdasarkan
rumus di bawah ini dan dinyatakan dalam 2 desimal.
25,6 x N x V
% Asam Lemak Bebas (FFA) = x 100%
W
dimana :
25,6 = konstanta untuk menghitung kadar asam lemak bebas sebagai
asam palmitat
N = normalitas larutan NaOH
V = volume larutan NaOH
W = berat sample minyak (CPO)
1. Pengertian
Ekstraksi adalah penyairan zat-zat aktif dari bagian tanaman obat. Adapun
tujuan dari ekstraksi yaitu untuk menarik komponen kimia yang terdapat
dalam simplisia.
2. Tujuan ekstraksi
Tujuanekstraksiadalah untuk menarik semua komponen kimia yang
terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa
komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulia terjadi pada
lapisan antara muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut.
Ekstraksi sample cair dan padat
Timbangan berat kosong beker glass + kertas saring whatman +
kapas (catat)
Keluarkan kapas kemudian dinolkan, masukan berat sample 15
gram dan 6 gram. Sample cair (solid decenter, final effuent, under
flow vst, condensat, heavy phase decenter, inlet fat fit, empty
bunch, pres cake fibre 1, pres cake fibre 2, pres cake fibre 3, oil in
shell in nut)
Dikeringkan di oven setahlah itu didinginkan
Kemudian ditimbang berat sample kering
Dimasukan kedalam whatman 8
Bahan-bahan yang digunakan :
Plat botol ditimbangan berat kosongnya
Dimasukan air (N-HEXANE) secukupnya ( diatas 250 ml)
Kemudian dimasukan whatman yang sudah berisi sample
kedalam alat ekstraksi.
Diatur suhunya antara
Pertama 1 sampai 5, setelah panas di lanjutkan sampai
ke 10
Diekstraksi selama 4 jam dan pastikan air harus
mengalir.
A.4 Penimbangan
1. Jembatan Timbang
1. Immature = tidak ada brondolan yang lepas dari tandan (target 0%)
2. Unripe = brondolan yang lepas <10 per tandan (target 0%)
3. Under ripe = brondolan yang lepas 10 – 24 per tandan (target 20%)
4. Normal ripe = brondolan yang lepas >25 per tandan (target 75%)
5. Over ripe = brondolan yang lepas lebih dari 50% (target 2%)
6. Empty bunch = brondolan lepas lebih dari 90% (target 0%)
7. Buah busuk (target 1%)
8. Buah abnormal (target 1%)
9. Buah dengan tangkai panjang (target 1%)
10. Brondolan yang lepas (12% – 14%)
Proses sortasi yang terbuka harus disaksikan oleh pihak penghasil buah
(pihak ketiga) dan karyawan pabrik. Hal ini penting karena tingkat
ekstraksi minyak (rendemen) terutama dipengaruhi oleh kualitas bahan
bakunya. TBS dalam keadaan normal ripe (matang) dapat mencapai
rendemen yang tinggi, sedangkan buah immature memiliki kadar minyak
yang sangat rendah. Oleh karena itu sangat diharapkan pihak penghasil
TBS mengirimkan TBS dengan kualitas yang baik agar diperoleh oil
extraction rate (OER) yang maksimum.
Selain itu, buah yang masuk ke pabrik diharapkan buah segar, bukan buah
bermalam (restan). Hal ini berkaitan dengan kualitas buah, yaitu asam
lemak bebas. Asam lemak bebas akan mulai mengalami peningkatan
setelah buah terpisah dari batangnya, dan akan terus naik sebelum proses
sterilisasi dilakukan. Jadi diharapkan, TBS yang telah dipanen harus
segera dikirim ke pabrik.
G
a
m
G
G
a
Gambar 1.4 Persiapan Timbel Untuk Ekstraksi
Gambar 1.5 Analisa Sample Padat
Gambar 1.6 Loading ramp