Anda di halaman 1dari 20

Jenis-Jenis Laporan Auditor

1. Laporan audit bentuk baku


Laporan audit bentuk baku memuat pendapat wajar tanpa pengecualian
(unqualified opinion) yang mengandung arti bahwa laporan keuangan menyajikan
secara wajar, dalam hal ini yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus
kas suatu satuan usaha sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
(Jusup,57:2001) Laporan ini dirancang untuk memisahkan secara jelas antara
tanggung jawab manajemen dengan auditor (Darmawan: 2012).
Unsur pokok laporan audit bentuk baku (Darmawan: 2012):
1) Judul laporan yang berbunyi “Laporan Auditor Independen”.
2) Pihak kepada siapa laporan audit ditujukan.
3) Paragraf pengantar, menyangkut pernyataan yang menyangkut apa saja yang
telah diaudit dan pernyataan mengenai perbedaan tanggung jawab auditor dan
manajemen.
4) Paragraf lingkup audit, menyangkut pernyataan auditor melaksanakan audit
sesuai standar auditing yang telah ditetapkan dan pernyataan rencana auditor
untuk melakukan audit agar tidak terjadi salah saji material. Pernyataan yang
telah auditor laksanakan mengenai pemeriksaan bukti-bukti mendukung
diungkapkan berdasar pengujian, penilaian prinsip akuntansi yang digunakan
manajemen, penilaian penyajian laporan keuangan keseluruhan. Pernyataan
yakin dari auditor bahwa audit yang dilaksanakan memberikan dasar yang
memadai untuk menyatakan pendapat.
5) Paragraf pendapat, pernyataan mengenai laporan keuangan yang disebut dalam
paragraph lingkup audit disajikan secara wajar.
6) Tanda tangan, nama, dan nomor register Negara auditor.
7) Tanggal diselesaikannya pekerjaan audit.

Laporan audit baku diberikan dalam kondisi:


1) Semua laporan sudah dimasukkan dalam laporan keuangan.
2) Semua standar umum dan standar pekerjaan lapangan telah dilaksanakan
dengan bukti yang cukup.
3) Laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai prinsip akuntansi berterima
umum.

2. Laporan audit standar


Laporan standar merupakan laporan yang paling umum dterbitkan dan berisi
pendapat wajar tanpa pengecualian yang menetapkan semua asersi manajemen atas
pengendalian internal wajar dalam material. Kesimpulan ini dapat diterapkan
apabila auditor telah memeriksa tidak ada kelemahan material dalam pengendalian
internal atas pelaporan keuangan. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk
menerbitkan laporan audit ini, meliputi (Darmawan: 2012):
1) Standar auditing sudah terpenuhi dan auditor sudah berkedudukan independen.
2) Laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
3) Pernyataan yang dimuat dalam laporan keuangan mudah dipahami. Tidak
terdapat ketidakpastian yang luar biasa mengenai perkembangan perusahaan
pada periode berikutnya.

3. Laporan Audit Keuangan


Audit laporan keuangan merupakan jenis audit yang sering dilakukan oleh
auditor independen karena dapat meningkatkan kepercayaan bagi pemakai laporan
keuangan yang dihasilkan perusahaan. Auditor melakukan audit ini atas permintaan
akan jasa pengauditan oleh para pengguna laporan keuangan, hal ini tentu saja akan
menciptakan pasar bagi auditor independen (Darmawan: 2012).
Para pemakai laporan keuangan meminta para auditor melakukan audit atas
laporan mereka atas dasar :
1) Adanya perbedaan kepentingan yang dapat menimbulkan konflik antara
manajemen sebagai pembuat laporan keuangan dengan para pemakai laporan
keuangan.
2) Keinginan para pemakai laporan keuangan agar informasi yang ada di dalam
laporan tersebut sudah sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum dan
terbukti kewajarannya.
3) Para pemakai laporan keuangan mengandalkan jasa auditor untuk memastikan
kualitas laporan keuangan yang bersangkutan apakah sudah relevan atau belum.
4) Karena keterbasan akses, para pemakai laporan keuangan mengandalkan
kemampuan auditor untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan dengan
menekan risiko informasi.
Manfaat ekonomis audit laporan keuangan :
1) Meningkatkan kredibilitas perusahaan
2) Meningkatkan efesiensi dan kejujuran
3) Meningkatkan efesiensi operasional perusahaan
4) Mendorong efesiensi pasar modal
Keterbatasan audit laporan keuangan, meliputi :
1) Pembatasan biaya dan penarikan sampel akan membuat terbatasnya pengujian
serta ketidakakuratannya data pendukung yang menjadi sampel.
2) Keterbatasan waktu yang tidak memadai untuk auditor melakukan audit akan
memberikan keraguan bagi pemakai laporan keuangan terhadap keakuratan data
yang diaudit. Apabila auditor juga terlalu lama melakukan audit, maka akan
mempengaruhi jumlah bukti yang diperoleh tentang peristiwa dan transaksi
setelah tanggal neraca dan akan berdampak pada laporan keuangan.
Dapat terujinya data laporan keuangan dapat dilihat dari apakah bukti-bukti yang
ada untuk menilai kewajaran laporan keuangan sudah sesuai dengan kenyataannya.
Tahapan audit laporan keuangan (Darmawan: 2012):
1) Auditor melakukan pertimbangan penerimaan tugas apabila auditor belum
mengenal klien.
2) Auditor membuat perencanaan audit untuk melakukan audit dan
mengkoordinasikan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan audit.
3) Auditor mengadakan tes uji audit untuk mengumpulkan bukti mengenai
efektivitas pengendalian intern dan memberikan dasar bagi pemberian
pernyataan mengenai kewajaran laporan keuangan klien.
4) Auditor melaksanakan audit sesuai standar umum dan standar pekerjaan
lapangan.
5) Auditor melaporkan hasil auditnya berdasarkan temuan yang dia temukan.
Persyaratan Masing-Masing Auditor
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, kegiatan audit bertujuan untukmenilai
layak dipercaya atau tidaknya laporan pertanggung jawaban manajemen.Penilaian yang
baik adalah yang dilakukan secara obyektif oleh orang yang ahli (kompeten) dan cermat
(due care) dalam melaksanakan tugasnya. Untuk menjamin obyektivitas penilaian,
pelaku audit (auditor) baik secara pribadi maupun institusi harus independen terhadap
pihak yang diaudit (auditi), dan untuk menjamin kompetensinya, seorang auditor harus
memiliki keahlian dibidang auditing dan mempunyai pengetahuan yang cukup
mengenai bidangyang diauditnya. Sedangkan kecermatan dalam melaksanakan tugas
ditunjukkan oleh perencanaan yang baik, pelaksanaan kegiatan sesuai standar dan kode
etik, supervisi yang diselenggarakan secara aktif terhadap tenaga yang digunakan dalam
penugasan, dan sebagainya (Anonim : 2011)

1. Kompetensi
Kompeten artinya auditor harus memiliki keahlian di bidang auditing dan
mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai bidang yang diauditnya.
1) Kompetensi seorang auditor dibidang auditing ditunjukkan oleh latar belakang
pendidikan dan pengalaman yang dimilikinya. Dari sisi pendidikan, idealnya seorang
auditor memiliki latar belakang pendidikan (pendidikan formal atau pendidikan dan
latihan sertifikasi) dibidang auditing. Sedangkan pengalaman, lazimnya ditunjukkan
oleh lamanya yang bersangkutan berkarir di bidang audit atau intensitas/sering dan
bervariasinya melakukan audit. Jika auditor menugaskan orang yangkurang/belum
berpengalaman, maka orang tersebut harus disupervisi(dibimbing) oleh seniornya
yang berpengalaman.
2) Kompetensi auditor mengenai bidang yang diauditnya juga ditunjukkan oleh latar
belakang pendidikan dan pengalaman yang dimilikinya.
3) Auditor yang mengaudit laporan keuangan harus memiliki latar belakang pendidikan
dan memahami dengan baik proses penyusunan laporan keuangan dan standar
akuntansi yang berlaku. Demikian pula denganauditor yang melakukan audit
operasional dan ketaatan, dia harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai
kegiatan operasional yang diauditnya, baik cara melaksanakannya, maupun kriteria
yang digunakan untuk melakukan penilaian. Jika auditor kurang mampu atau tidak
memiliki kemampuan tersebut, maka dia (auditor) wajib menggunakan tenaga ahli
yang sesuai.
2. Independensi
Independen artinya bebas dari pengaruh baik terhadap manajemen yang
bertanggung jawab atas penyusunan laporan maupun terhadap para
penggunalaporan tersebut. Hal ini dimaksudkan agar auditor tersebut bebas dari
pengaruh subyektifitas para pihak yang tekait, sehingga pelaksanaan danhasil
auditnya dapat diselenggarakan secara obyektif.Independensi yang dimaksud
meliputi independensi dalam kenyataan (infact) dan dalam penampilan (in
appearance). Independensi dalam kenyataan lebih cenderung ditunjukkan oleh
sikap mental yang tidak terpengaruh olehpihak manapun. Sedangkan independensi
dalam penampilan ditunjukkanoleh keadaan tampak luar yang dapat
mempengaruhi pendapat orang lainterhadap independensi auditor.Contoh
penampilan yang dapat mempengaruhi pendapat orang terhadap independensi
auditor, apabila dia (auditor) sering tampak makan-makan ataubelanja bersama-
sama dengan dan dibayari oleh auditinya. Walaupun pada hakekatnya (in fact)
auditor tetap memelihara independensinya, kedekatan dalam penampilan itu dapat
merusak citra independensinya dimata publik.Independensi tidak hanya dari sisi
kelembagaan. Tetapi juga dari sisi pekerjaan. Misalnya suatu Kantor Akuntan
Publik menjadi konsultan pada suatu perusahaan atau membantu perusahaan
menyusunkan laporan keuangannya. Terhadap perusahaan tersebut, Kantor
Akuntan Publik yang bersangkutan tidak boleh memberikan jasa audit.
3. Kecermatan dalam melaksanakan tugas.
Dalam melaksanakan tugasnya, auditor harus menggunakan keahliannya dengan
cermat (due professional care), direncanakan dengan baik, meng-gunakan
pendekatan yang sesuai, serta memberikan pendapat berdasarkanbukti yang cukup
dan ditelaah secara mendalam.Di samping itu, institusi audit harus melakukan
pengendalian mutu yang memadai; organisasinya ditata dengan baik, terhadap
SDM yang digunakan dilakukan pembinaan, diikut sertakan dalam pendididkan
dan pelatihan yang berkesinambungan, pelaksanaan kegiatannya disupervisi
denganbaik, dan hasil pekerjaannya direviu secara memadai.Kecermatan
merupakan hal yang mutlak harus diterapkan auditor dalam pelaksanaan tugasnya.
Karena hasil audit yang dilakukan akan berpengaruh pada sikap orang yang akan
menyandarkan keputusannya pada hasil audityang dilakukannya. Oleh karena itu,
auditor harus mempertimbangkan bahwa suatu saat dia harus mempertanggung
jawabkan hasil auditnya,termasuk apabila dia tidak dapat menemukan kesalahan
yang sebenarnya telah terjadi dalam laporan yang diauditnya, namun tidak
berhasil meng-ungkapkannya.

Opini Audit

Opini Wajar Tanpa Pengecualian

Untuk merumuskan opini tersebut, auditor harus menyimpulkan apakah auditor


telah memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan secara
keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material baik yang disebabkan oleh
kecurangan maupun kesalahan. Kesimpulan tersebut harus memperhitungkan:

a. Kesimpulan auditor, berdasarkan SA 330, bahwa bukti audit yang cukup dan
tepat telah diperoleh
b. Kesimpulan auditor, berdasarkan SA 450, bahwa kesalahan penyajian yang tidak
dikoreksi adalah tidak material, baik secara individual maupun secara kolektif
c. Evaluasi yang diharuskan oleh paragraf 12-15 SA700 sebagai berikut:
1) Auditor harus mengevaluasi apakah laporan keuangan disusun, didalam
semua hal yang material, sesuai dengan ketentuan dalam kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku. Pengevaluasian tersebut harus
mencakup pertimbangan atas aspek kualitatif praktik akuntansi entitas,
termasuk indikator kemungkinan penyimpangan dalam pertimbangan
menajemen (SA 700.12)
2) Secara khusus, auditor harus mengevaluasi apakah, dari sudut pandang
ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku:
(1) Laporan keuangan mengungkapkan kebijakan akuntansi
signifikan yang dipilih dan diterapkan secara memadai
(2) Kebijakan akuntansi yang dpilih dan diterapkan konsisten dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan sudah tepat
(3) Estimasi keuangan yang dibuat oleh manajemen adalah wajar
(4) Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah relevan,
dapat diandalkan, dapat diperbandingkan, dan dapat dipahami
(5) Laporan keuangan menyediakan pengungkapan yang memadai
untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan yang dituju
memahami pengguna laporan keuangan yang dituju memahami
pengaruh transaksi dan peristiwa material terhadap informasi
yang disampaikan dalam laporan keuangan
(6) Terminologi yang digunakan dalam laporan keuangan, termasuk
judul setiap laporan keuangan yang sudah tepat (SA 700.13)
3) Ketika laporan keuangan disusun berdasarkan suatu kerangka penyajian
wajar, suatu pengevaluasian yang diharuskan oleh SA 700.12-13 diatas
juga harus mencakup apakah laporan keuangan, mencapai penyajian
wajar. Pengevaluasian auditor tentang apakah laporan keuangan
mencapai penyajian wajar harus mencakup pertimbangan-pertimbangan
sebagai berikut:
(1) Penyajian struktur dan isi laporan keuangan secara keseluruhan
(2) Apakah laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan
keuangan terkait mencerminkan transaksi dan peristiwa yang
mendasarinya dengan suatu cara yang mencapai penyajian wajar

Apabila semua persyaratan diatas terpenuhi, suatu laporan audit dengan opini
wajar tanpa pengecualian dapat diterbitkan untuk laporan keuangan bertujuan umum
yang disusun berdasarkan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

Opini Wajar Dengan Pengecualian

Auditor harus menyatakan opini wajar dengan pengecualian ketika:

a. Auditor, setelah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, menyimpulkan
bahwa kesalahan penyajian, baik secara individual maupun secara agregasi,
adalah material, tetapi tidak pervasif, terhadap laporan keuangan
b. Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang
mendasari opini, tetapi auditor menyimpulkan bahwa pengaruh kesalahan
penyajian yang tidak terdeteksi yang mungkin timbul terhadap laporan
keuangan, jika ada , dapat menjadi material, tetapi tidak pervasif.
Opini Tidak Wajar

Auditor harus menyatakan suatu opini tidak wajar ketika auditor, setelah
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, menyimpulkan bahwa kesalahan
penyajian, baik secara individual maupun secara agregasi adalah material dan pervasif
terhadap laporan keuangan.

Opini Tidak Menyatakan Pendapat

Auditor harus tidak menyatakan pendapat ketika auditor tidak dapat memperoleh
bukti audit yang cukup dan tepat mendasari opini, dan auditor menyimpulkan bahwa
pengaruh kesalahan penyajian material yang tidak terdeteksi yang mungkin timbul
terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat bersifat material dan pervasif.

Auditor harus tidak menyatakan pendapat ketika, dalam kondisi yang sangat
jarang melibatkan benyak ketidakpastian auditor menyimpulkan bahwa, meskipun telah
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang setiap ketidakpastian tersebut,
apakah tidak mungkin untuk merumuskan suatu opini atas laporan keuangan karena
interaksi yang potensial dari ketidakpastian tersebut yang mungkin timbul terhadap
laporan keuangan.
Contoh Opini

Contoh 1

Laporan Tanpa Modifikasi (Wajar Tanpa Pengecualian)

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

[Pihak yang dituju]

Pelaporan atas Laporan Keuangan

Kami telah mengaudit laporan keuangan Entitas ABC telampir, yang terdiri atas laporan
posisi keuangan tanggal 31 Desember 20XX, laporan laba rugi komprehensif, laporan
perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berkahir pada tanggal
tersebut,s erta suatu ringkasan kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan
lain.

Tanggungjawab Manajemen atas Laporan Keuangan

Manajemen bertanggungjawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan


tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia, dan atas pengendalian
internal yang ditentukan perlu oleh manajemen untuk memungkinkan penyusunan
laporan keuangan tersebut bebas dari kesalahan penyajian material, yang disebabkan
kecurangan atau kesalaha.

Tanggungjawab Auditor

Tanggungjawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan
tersebut berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit.
Standar tersebut mengharuskan kami untuk mematuhi ketentuan etika serta
merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa
laporan keuangan bebas dari kesalahan penyajian material. Suatu audit mencakup
pelaksananaan prosedur untuk memperoleh bukti-bukti tentang jumlah-jumlah dan
pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipilih tergantung paa
pertimbangan auditor, termasuk penilaian atas resiko kesalahan penyajian material
dalam laporan keuangan, yang disebabkan kecurangan atau kesalahan. Dalam
melakukan penilaian atas resiko tersebut auditor mempertimbangkan pengendalian
internal yang relevan dengan penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan untuk
merancang prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisinya, namun tidak untuk
tujuan menyatakan suatu opini atas efektivitas pengendalian internal entitas. Suatu audit
juga mencakup pengevaluasian atas ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan
untuk kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen, serta pengevaluasian
atas penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.

Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk
menyediakan dasar bagi opini kami.

Opini

Menurut opini kami, laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua
hal yang material, posisi keuangan entitas ABC tanggal 31 Desember 20XX, serta
kinerja keuangan dan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia.

Laporan atas Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Lain

[Bentuk dan isi bagian ini dalam laporan auditor akan bervariasi tergantung pada sifat
tanggungjawab pelaporan lain auditor]

[Tanda tangan auditor]

[Tanggal laporan auditor]

[Alamat auditor]

Contoh 2

Laporan Auditor yang Berisi Opini Wajar dengan Pengecualian Karena Kesalahan
Penyajian Material dalam Laporan Keuangan

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

[Pihak yang dituju]

Pelaporan atas Laporan Keuangan

Kami telah mengaudit laporan keuangan Entitas ABC, yang terdiri atas laporan posisi
keuangan tanggal 31 Desember 20XX, laporan laba rugu komprehensif, dan laporan
perubahan ekuitas serta laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal
tersebut serta ringkasan kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lain.

Tanggungjawab Manajemen atas Laporan Keuangan

Manajemen bertanggungjawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan


sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia, dan atas pengendalian internal
yang ditentukan perlu oleh manajeman untuk penyusunan laporan keuangan yang bebas
dari kesalahan penyajian material, yang disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan.

Tanggungjawab Auditor

Tanggungjawab kami terletak pada pernyataan opini atas laporan keuangan berdasarkan
audit kami. Kami melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit. Standar tersebut
mengharuskan kami untuk mematuhi ketentuan etika dan merencanakan serta
melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan
bebas dari kesalahan penyajian material.

Suatu audit mencakup pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang
jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipilih
tergantung pada pertimbangan auditor, termasuk penilaian risiko kesalahan penyajian
material dalam laporan keuangan yag disebabkan oleh kecurangan dan kekeliruan.
Dalam melaksanakan penilaiain risiko, auditor mempertimbangkan pengendalian
internal yang relevan dengan penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas secara
wajar yang bertujuan untuk merancang prosedur audit yang tepat sesuai dengan
kondisinya, namun bukan untuk tujuan menyatakan opini tentang efektivitas
pengendalian internal entitas. Audit juga mencakup penilaian atas ketepatan kebijakan
akuntansi yang digunakan dan kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh
manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara kesleuruhan.

Kami yakin bahwa bukti audit yang kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk
menyediakan basis untuk opini audit wajar dengan pengecualian.

Basis untuk Opini Wajar dengan Pengecualian

Persediaan Entitas di laporan posisi keuangan dicantumkan sebesar Rp xxx. Manajemen


tidak menyajikan persediaan tersebut pada nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat
dan jumlah terpulihkan namun menyajikannya semata-mata pada jumlah tercatat, yang
merupakan penyimpangan dari Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Catatan
entitas menunjukkan bahwa seandainya manajemen menyajikan persediaan pada nilai
yang lebih rendah antara jumlah tercatat dan jumlah terpulihkan, jumlah Rp xxx
semestinya diakui untuk menurunkan nilai persediaan ke nilai terpulihkan, jumlah Rp
xxx semestinya diakui untuk menurunkan nilai persediaan ke nilai terpulihkan. Oleh
karena itu, harga pokok penjualan semestinya meningkat sebesar Rp xxx, dan pajak
penghasilan, laba bersih serta ekuitas pemegang saham semestinya turun masing-masin
sebesar Rp xxx, Rp xxx, Rp xxx.

Opini Wajar dengan Pengecualian

Menurut opini kami, kecuali dampak dari hal yang telah kami jelaskan dalam paragraf
Basis untuk Opini Wajar dengan Pengecualian, laporan keuangan menyajikan secara
wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Entitas ABC pada tanggal 31
Desember 20XX, dan kinerja keuangan,serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada
tanggal tersbut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

Laporan atas Ketentuan Peraturan Perundang-udangan Lain

[Bentuk dan isi bagian laporan auditor ini akan bervariasi tergantung dari sifat
tanggungjawab pelaporan lain auditor]

[Tanda tangan auditor]

[Tanggal laporan auditor]

[Alamat audior]

Contoh 3
Laporan Auditor yang Berisi Opini Tidak Wajar Karena Kesalahan Penyajian Material
dalam Laporan Keungan

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

[Pihak yang dituju]

Pelaporan atas Laporan Keuangan Konsolidasian

Kami telah mengaudit laporan keuangan konsolidasian Entitas ABC dan Entitas Anak,
yang terdiri atas laporan posisi keuangan dikonsolidasian tanggal 31 Desember 20XX,
laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas
konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, serta suatu ringkasan
kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lain.

Tanggungjawab Manajemen atas Laporan Keuangan

Manajemen bertanggungjawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan


konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dan atas
pengendalian internal yang ditentukan perlu oleh manajemen untuk memungkinkan
penyusunan laporan keuangan konsolidasian bebas dari kesalahan penyajian material,
yang disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan.

Tanggungjawab Auditor

Tanggung jawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan
konsolidasian berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit berdasarkan Standar
Audit. Standar tersebut mengharuskan kami untuk mematuhi ketentuan etika serta
merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa
laporan keuangan konsolidasian bebas dari kesalahan penyajian material.

Suatu audit mencakup pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang
jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian. Prosedur
yang dipilih tergantung pada pertimbangan auditor, termasuk penilaian atas risiko
kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan, yang disebabkan kecurangan
atau kesalahan. Dalam melakukan penilaian atas risiko tersbut audior
mempertimbangkan pengendalian internal yang relevan dengan penyusunan da
penyajian wajar laporan keuangan konsolidasian yang bertujuan untuk merancang
prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisinya, namun tidak untuk tujuan
menyatakan suatu opini atas efektivitas pengendalian internal entitas. Suatu audit juga
mencakup pengevaluasian atas ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan dan
kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen, serta pengevaluasian atas
penyajian laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk
menyediakan dasar untuk opini tidak wajar.

Basis untuk Opini Tidak Wajar

Seperti yang telah dijelaskan pada catatan X, entitas tidak mengonsolidasikan laporan
keuangan Entitas Anak XYZ yang diakuisisi dalam tahun 20XX karena Entitas tidak
dapat memastikan nilai wajar aset dan liabilitas material tertentu Entitas Anak pada
tanggal akuisisinya. Oleh karena itu investasi ini dicatat dengan basis harga perolehan.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, Entitas Anak harus
dikonsolidasikan karena telah dikendalikan oleh Entitas. Jika Entitas XYZ
dikonsolidasikan, banyak unsur dalam laporan keuangan terlampir akan terpengaruh
secara material. Dampak terhadap laporan keuangan karena tidak melakukan
konsolidasian tidak dapat ditentukan.

Opini Tidak Wajar

Menurut opini kami, karena signifikansinya hal yang telah dibahas dengan paragraf
Basis untuk Opini Tidak Wajar, laporan keuangan konsolidasian terlampir tidak
menyajikan secara wajar, posisi keuangan Entitas ABC dan Entitas Anak pada tanggal
31 Desember 20XX, serta kinerja keuangan dan arus kas untuk tahun yang berakhir
pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

Laporan atas Ketentuan Peraturan Peundang-undangan Lain

[Bentuk dan isi bagian ini dalam laporan auditor akan bervariasi tergantung pada sifat
tanggungjawab pelaporan lain auditor]

[Tanda tangan auditor]

[Tanggal laporan auditor]


[Alamat auditor]

Contoh 4. Laporan Auditor yang Berisi Opini Wajar dengan Pengecualian Karena
Ketidakmampuan Auditor untuk Memperoleh Bukti Audit yang Cukup dan Tepat

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

[Pihak yang dituju]

Pelaporan atas Laporan Keuangan

Kami telah mengaudit laporan keuangan Entitas ABC yang terlampir, yang terdiri atas
laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember 20XX, laporan laba rugi komprehensif,
dan laporan perubahan ekuitas serta laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada
tanggal tersebut serta ringkasan kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan
lain.

Tanggungjawab Manajemen atas Laporan Keuangan

Manajemen bertanggungjawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan


sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia, dan atas pengendalian internal
yang ditentukan perlu oleh manajeman untuk penyusunan laporan keuangan yang bebas
dari kesalahan penyajian material, yang disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan.

Tanggungjawab Auditor

Tanggungjawab kami terletak pada pernyataan opini atas laporan keuangan berdasarkan
audit kami. Kami melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit. Standar tersebut
mengharuskan kami untuk mematuhi ketentuan etika dan merencanakan serta
melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan
bebas dari kesalahan penyajian material.

Suatu audit mencakup pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang
jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipilih
tergantung pada pertimbangan auditor, termasuk penilaian risiko kesalahan penyajian
material dalam laporan keuangan yag disebabkan oleh kecurangan dan kesalahan.
Dalam melaksanakan penilaiain risiko, auditor mempertimbangkan pengendalian
internal yang relevan dengan penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas secara
wajar yang bertujuan untuk merancang prosedur audit yang tepat sesuai dengan
kondisinya, namun bukan untuk tujuan menyatakan opini tentang efektivitas
pengendalian internal entitas. Audit juga mencakup penilaian atas ketepatan kebijakan
akuntansi yang digunakan dan kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh
manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.

Kami yakin bahwa bukti audit yang kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk
menyediakan basis untuk opini audit wajar dengan pengecualian.

Basis Untuk Opini Wajar dengan Pengecualian

Investasi Entitas ABC dalam Entitas XYZ, suatu entitas asosiasi asing yang diakuisisi
dalam tahun 20XX dan tercatat dnegan metoda ekuitas sebesar Rp xxx di laporan posisi
keuangan tanggal 31Desember 20XX, dan bagian ABC dalam laba bersih XYZ sebesar
Rp xxx dimasukkan dalam laba ABC untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut.
Kami tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang jumlah tercatat
investasi ABC dalam XYZ tanggal 31 Desember 20XX dan bagian ABC dalam laba
bersih XYZ untuk tahun tersebut karena kami tidak diperbolehkan untuk mengakses
informasi keuangan, manajemen, dan auditor XYZ. Sebagai konsekuensinya, kami tidak
dapat menentukan apakah diperlukan penyesuaian terhadap jumlah-jumlah tersebut atau
tidak.

Opini Wajar dengan Pengecualian

Menurut opini kami, kecuali dampak yang mungkin timbul dari hal yang telah
dijelaskan dalam paragraf Basis untuk Opini Wajar dengan Pengecualian, laporan
keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan
Entitas ABC pada tanggal 31 Desember 20XX, dan kinerja keuangan, serta arus kas
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia.

Laporan atas Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Lain

[Bentuk dan isi bagian laporan auditor ini akan bervariasi tergantung dari sifat
tanggungjawab pelaporan lain auditor]

[Tanda tangan auditor]


[Tanggal laporan auditor]

[Alamat auditor]

Contoh 5. Laporan Auditor yang Berisi Opini Tidak Menyatakan Pendapat Karena
Ketidakmampuan Auditor untuk Memperoleh Bukti Audit yang Cukup dan Tepat
Tentang suatu Unsur Tunggal dalam Laporan Keuangan

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

[Pihak yang dituju]

Pelaporan atas Laporan Keuangan

Kami telah melakukan perikatan untuk mengaudit laporan keuangan Entitas ABC yang
terlampir, yang terdiri atas laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember 20XX,
laporan laba rugi komprehensif, dan laporan perubahan ekuitas serta laporan arus kas
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut serta ringkasan kebijakan akuntansi
signifikan dan informasi penjelasan lain.

Tanggungjawab Manajemen atas Laporan Keuangan

Manajemen bertanggungjawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan


sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia, dan atas pengendalian internal
yang ditentukan perlu oleh manajeman untuk penyusunan laporan keuangan yang bebas
dari kesalahan penyajian material, yang disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan.

Tanggungjawab Auditor

Tanggungjawab kami terletak pada pernyataan opini atas laporan keuangan berdasarkan
audit kami. Kami melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit. Namun, oleh karena
hal yang dijelaskan dalam paragraf Basis untuk Opini Tidak Menyataka Pendapat, kami
tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyediakan basis bagi
opini audit.

Basis untuk Opini Tidak Menyatakan Pendapat

Investasi perusahaan dalam ventura bersama XYZ (yang terletak di negara X)


dicantumkan sebesar Rp xxx dalam laporan posisi keuangan Entitas, yang
mencerminkan lebih dari 90% aset bersih Entitas, pada tanggal 31 Desember 20XX.
Kami tidak diperbolehka mengakses manajemen dan auditor XYZ, termasuk
dokumentasi audit auditor XYZ. Sebagai akibatnya kami tidak dapat menentukan
apakah penyesuaian diperlukan atau tidak terhadap bagian proporsional kepemilikan
Entitas atas aset XYZ yang dikendalikan bersama, bagian proporsional atas liabilitas
XYZ yang menjadi tanggungjawab bersama, bagian proporsional atas pendapatan dan
beban XYZ dalam tahun tersebut, dan unsur-unsur yang membentuk laporan perubahan
ekuitas dan laporan arus kas.

Opini Tidak Menyatakan Pendapat

Oleh karena signifikannya hal-hal yang kami jelaskan dalam paragraf Basis untuk Opini
Tidak Menyatakan Pendapat, kami tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan
tepat untuk menyediakan basis bagi suatu opini audit. Oleh karena itu, kami tidak
menyatakan suatu opini atas laporan keuangan tersebut.

Laporan atas Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Lain

[Bentuk dan isi bagian laporan auditor ini akan bervariasi tergantung dari sifat
tanggungjawab pelaporan lain auditor]

[Tanda tangan auditor]

[Tanggal laporan auditor]

[Alamat auditor]

Contoh 6. Laporan Auditor yang Berisi Opini Tidak Menyatakan Pendapat Karena
Ketidakmampuan Auditor untuk Memperoleh Bukti Audit yang Cukup dan Tepat
Tentang Banyak Unsur dalam Laporan Keuangan

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

[Pihak yang dituju]

Pelaporan atas Laporan Keuangan


Kami telah melakukan perikatan untuk mengaudit laporan keuangan Entitas ABC yang
terlampir, yang terdiri atas laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember 20XX,
laporan laba rugi komprehensif, dan laporan perubahan ekuitas serta laporan arus kas
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut serta ringkasan kebijakan akuntansi
signifikan dan informasi penjelasan lain.

Tanggungjawab Manajemen atas Laporan Keuangan

Manajemen bertanggungjawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan


sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia, dan atas pengendalian internal
yang ditentukan perlu oleh manajeman untuk penyusunan laporan keuangan yang bebas
dari kesalahan penyajian material, yang disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan.

Tanggungjawab Auditor

Tanggungjawab kami terletak pada pernyataan opini atas laporan keuangan berdasarkan
audit kami. Kami melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit. Namun, oleh karena
hal yang dijelaskan dalam paragraf Basis untuk Opini Tidak Menyataka Pendapat, kami
tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyediakan basis bagi
opini audit.

Basis untuk Opini Tidak Menyatakan Pendapat

Kami belum ditunjuk sebagai auditor Entitas hingga setelah tanggal 31 Desember 20XX
dan dengan demikian kami tidak dapat mengobservasi penghitungan persediaan fisik
pada awal dan akhir tahun. Kami tidak dapat meyakinkan diri kami dengan prosedur
alternatif lain yang berkaitan dengan kuantitas persediaan yang ada pada 31 Desember
20XX dan 20XX yang dicantumkan di laporan posisi keuangan masing-masing sebesar
Rp xxx dan Rp xxx. Disamping itu, pengenalan sistem baru komputerisasi piutang
usaha dalam bulan September 20XX menghasilkan sejumlah kekeliruan dalam akun
pitang usaha. Sejak tanggal laporan audit, manajemen masih tetap dalam proses
memperbaiki defisiensi sistem dan mengoreksi kekeliruan. Kami tidak dapat melakukan
konfirmasi atau tidak dapat melakukan verifikasi piutang usaha yang tercantum dalam
laporan posisi keuangan sebesar Rp xxx pada tanggal 31 Desember 20XX melalui
prosedur alternatif. Sebagai akibatnya, kami tidak dapat menentukan apakah diperlukan
penyesuaian terhadap persediaan dan piutang, baik yang tercatat maupun yang tidak
tercatat, dan unsur-unsur laporan laba-rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas,
dan laporan arus kas.

Opini Tidak Menyatakan Pendapat

Oleh karena signifikannya hal-hal yang kami jelaskan dalam paragraf Basis untuk Opini
Tidak Menyatakan Pendapat, kami tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan
tepat untuk menyediakan basis bagi suatu opini audit. Oleh karena itu, kami tidak
menyatakan suatu opini atas laporan keuangan.

Laporan atas Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Lain

[Bentuk dan isi bagian laporan auditor ini akan bervariasi tergantung dari sifat
tanggungjawab pelaporan lain auditor]

[Tanda tangan auditor]

[Tanggal laporan auditor]

[Alamat auditor]

Paragraf Penekanan Suatu Hal dan Paragraf Hal Lain Dalam Laporan Auditor
Independen

SA 107 mengatur komunikasi tambahan dalam laporan auditor ketika auditor


menganggap perlu untuk:

1. Menarik perhatian pengguna laporan keuangan pada suatu hal atau beberapa hal
yang disajikan atau diungkapkan dalam laporan keuangan yang sedemikian
penting, yang bersifat fundamental bagi pemahaman pengguna laporan keuangan.
2. Menarik perhatian pengguna laporan keuangan pada suatu hal atau beberapa hal
selain yang disajikan atau diungkapkan dalam laporan keuangan yang relevan bagi
pemahaman pengguna laporan keuangan atas audit, tanggungjawab auditor, dan
laporan auditor.

Anda mungkin juga menyukai