Filsafat selalu melandasi diri pada tiga landasan pemikiran, yaitu; landasan
ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Ketiga landasan pemikiran filsafat
dimaksud, tidak bersifat partikular (terlepas pisah), namun saling terkait secara
utuh, dalam rangka memberikan landasan-landasan yang kokoh bagi pemikiran,
maupun pengembangan pemikiran itu sendiri dalam bentuk ilmu, pengetahuan,
teknologi, maupun dalam bentuk lakon kehidupan yang aktual.
Filsafat ilmu secara umum dapat difahami dari dua sisi, yaitu sebagai
disiplin ilmu dan sebagai landasan filosofis bagi proses keilmuan. Sebagai
sebuah disiplin ilmu, filsafat ilmu merupakan cabang dari ilmu filsafat yang
membicarakan obyek khusus, yaitu ilmu pengetahuan yang memiliki sifat dan
kharakteristik tertentu hampir sama dengan filsafat pada umumnya.
Sementara itu, filsafat ilmu sebagai landasan filosofis bagi proses
keilmuan, ia merupakan kerangka dasar dari proses keilmuan itu sendiri.
Filsafat dan ilmu pada dasarnya adalah dua kata yang saling terkait, baik
secara substansial maupun historis, karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan
filsafat. Filsafat sebagai induk dari segala ilmu membangun kerangka berfikir
dengan meletakkan tiga dasar utama, yaitu ontologi, epistimologi dan axiologi.
Maka Filsafat Ilmu menurut Jujun Suriasumantri merupakan bagian dari
epistimologi (filsafat ilmu pengetahuan yang secara spesifik mengkaji hakekat
ilmu (pengetahuan ilmiah) Dalam pokok bahasan ini akan diuraikan pengertian
filsafat ilmu, obyek kajian serta latar belakang lahirnya yang menjadi cakupannya.
Terdapat cukup alasan yang baik untuk belajar filsafat, khususnya apabila ada
pertanyaan-pertanyaan rasional yang tidak dapat atau seyogyanya tidak dijawab
oleh ilmu atau cabang ilmu-ilmu. Misalnya: apakah yang dimaksud dengan
pengetahuan, dan/atau ilmu? Dapatkah kita bergerak ke kiri dan kanan di dalam
ruang tetapi tidak terikat oleh waktu? Masalah yang dibahas dalam makalah ini
adalah sekitar pendidikan dan ilmu pendidikan. Kiranya kegiatan pendidikan
bukanlah sekedar gejala sosial yang bersifat rasional semata mengingat kita
mengharapkan pendidikan yang terbaik untuk bangsa Indonesia, lebih-lebih untuk
diri sendiri, ilmu pendidikan secara umum tidak begitu maju ketimbang ilmu-ilmu
sosial dan biologi tetapi tidak berarti bahwa ilmu pendidikan itu sekedar ilmu atau
suatu studi terapan berdasarkan hasil-hasil yang dicapai oleh ilmu-ilmu sosial dan
atau ilmu perilaku.
B. Objek Kajian Filsafat Ilmu
Objek kajian adalah sasaran yang menjadi fokus bahasan dalam sebuah
kajian. Filsafat Ilmu terbagi menjadi dua bagian, yaitu objek material dan objek
formal:
Objek Material adalah suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau
pembentukan pengetahuan itu. Dalam filsafat ilmu, objek material adalah ilmu
pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan yang telah disusun secara sistematis
dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya secara umum.
a) Ada yang bersifat umum (ontologi), yakni ilmu yang menyelidiki tentang
hal yang ada pada umumnya.
b) Ada yang bersifat khusus yang terbagi dua yaitu ada secara mutlak
(theodicae) dan tidak mutlak yang terdiri dari manusia (antropologi metafisik) dan
alam (kosmologi).
Contoh : Objek materialnya adalah manusia dan manusia ini di tinjau dari sudut
pandangan yang berbeda-beda sehingga ada beberapa ilmu yang mempelajari
manusia di antaranya psikologi, antropologi, sosiologi dan lain sebagainya.
2. Objek Formal
Mustansyir Rizal & Misnal Munir, 2003, Filsafat Ilmu. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.