Anda di halaman 1dari 16

MODUL I PENDAHULUAN DAN PENGERTIAN

PSIKOLOGI

A. Pendahuluan
Menurut asal katanya Psikologi bersal dari kata-kata
Yunani : psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti
ilmu, jadi psikologi secara harafiah berarti ilmu jiwa.
Sebelum psikologi berdiri sebagai ilmu pengetahuan
pada tahun 1879, psikologi itu artinya gejala-gejala
kejiwaan yg dipelajari oleh filsafat dan ilmu faal.
Ilmu psikologi berkembang terus hingga ratusan tahun
ke depan oleh 3 (tiga) tokoh yaitu : Sokrates, Plato dan
Aristoteles.
Sokrates percaya bahwa pikiran-pikiran itu
mencerminkan keberadaan jiwa di balik tubuh manusia.
Plato berteori bahwa “jiwa manusia mulai masuk ke
tubuh sejak manusia ada dalam kandungan dan
mempunyai tiga fungsi yaitu akal berpusat di kepala,
rasa berpusat di dada, kehendak berpusat di perut”.
Aristoteles bahwa makhluk hidup terbagi dalam tiga
golongan yaitu tumbuh-tumbuhan (Anima Vegetativa),
hewan (Anima Aensitiva) dan manusia (Anima
Intelektiva), tulisannya berjudul "The Anima".
Anima intelektiva merupakan tingkatan anima yang
paling tinggi, sedangkan anima vegetativa merupakan
anima yang terendah.

1
Psikologi, sebagai suatu ilmu, tidak lepas dari segi
perkembangan psikologi itu sendiri, serta ilmu – ilmu
yang lain. Dari waktu ke waktu, psikologi sebagai suatu
ilmu akan mengalami perkembangan sesuai dengan
perkembangan keadaan.
Oleh karena itu, psikologi sebagai suatu ilmu
mempunyai sejarah tersendiri, hingga merupakan
psikologi dalam bentuk yang sekarang ini.
Dari pemikiran para ahli, yang mungkin saling
mempunyai pandangan yang berbeda akan memacu
perkembangan dari psikologi itu. Secara jelas dan
tuntas tentang perkembangan psikologi itu akan dapat
ditelaah dalam sejarah perkembangan psikologi.
Oleh karena yang mengadakan pendekatan itu
manusia, disamping mempunyai sifat – sifat kesamaan,
juga mempunyai sifat – sifat perbedaan, maka para ahli
dalam mengadakan peninjauan terhadap objek atau
masalah, besar kemungkinannya akan terdapat
perbedaan pula. Inilah yang menyebabkan adanya
perbedaan segi pandangan dari seorang ahli dengan
ahli – ahli yang lain.

B. Pengertian Psikologi
Perbedaan pandangan bukanlah merupakan hal yang
baru dalam lapangan ilmu, masing – masing ahli
mempunyai sudut pandang sendiri – sendiri mana yang
dianggap penting, sehingga akan berbeda dalam
meletakkan titik beratnya. Perbedaan pandangan ini

2
mungkin karena perbedaan bidang studi atau pun
metode yang digunakan dalam pendekatan masalah.
Ini akan jelas apabila dilihat tentang batasan apakah
yang dimaksud dengan psikologi itu
Lalu apa yang dimaksud dengan psikologi itu ?
Untuk memberikan jawaban ini, baiklah dikemukakan
beberapa pendapat dari para ahli yang menunjukkan
adanya pandangan yang berbeda.
Perkembangan mengenai pengertian tentang psikologi
berlanjut hingga sekarang. Diantara para sarjana
psikologi modern dapat dikemukakan beberapa
diantaranya, seperti yang dikemukakan beberapa
pendapat mengenai pengertian psikologi, antara lain :
1. Wilhelm Maximilian Wundt (1879), “psikologi itu
merupakan ilmu tentang kesadaran manusia.”
2. Gardner Murphy (1929), “Psikologi adalah ilmu yang
mempelajari respons yang diberikan oleh makhluk
hidup terhadap lingkungannya ”
3. Floyd L. Ruch (1948), dikatakan bahwa psikologi
merupakan bagian dari ilmu biologi dan ilmu sosial
diperluas bidang kedua ilmu tersebut dan
hubungannya dengan ilmu – ilmu yang lain.
4. Herbert S. Langfeld, Harry P. Weld (1948), “Psikologi
adalah studi tentang hakekat manusia”.
5. Robert S. Woodworth and Donald G. Marquis (1957),
berpendapat bahwa psikologi sebagai ilmu yang
mempelajari segala aktivitas manusia.
3
6. Sedangkan Knight and Knight (1959), psikologi
didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
sistematika tingkah laku dan pengalaman –
pengalaman hidup pada manusia dan bintang.
7. Disamping itu Ernest Ropiequet Hilgard (1962),
psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku
manusia dan hewan.
8. Clifford T. Morgan (1966), “Psikologi adalah ilmu
yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan”
Dari 8 (delapan) pengertian psikologi diatas dapat
dikonkritkan menjadi :
“Psikologi adalah ilmu pengetahuan mempelajari
prilaku manusia dalam hubungan dengan
lingkungannya”.
Tanpa adanya satu pengertian yang dapat dijadikan
pegangan, maka akan sukarlah berbicara mengenai
“Psikologi”.
Seperti yang telah dipaparkan di depan bahwa psikologi
merupakan ilmu tentang perilaku, dengan pengertian
bahwa perilaku atau aktivitas-aktivitas itu merupakan
manifestasi kehidupan psikis.
Sebagaimana diketahui bahwa perilaku atau aktivitas
yang ada pada individu itu tidak timbul dengan
sendirinya, akan tetapi akibat dari adanya rangsangan
atau stimulus yang timbul dari diri manusia dan perilaku
atau aktivitas itu merupakan respon terhadap stimulus

4
yang ada. Dengan demikian maka dalam psikologi itu
fokusnya adalah manusia.
Dari uraian di atas menunjukkan adanya perilaku
manusia yang tidak dapat lepas juga dari pengaruh
lingkungan dan manusia itu sendiri.
Pada perilaku manusia, perilaku psikologis inilah yang
dominan, merupakan perilaku yang banyak pada diri
manusia. Karena begitu kompleksnya perilaku manusia
itu, maka psikologi ingin memahami perilaku-perilaku
manusia tersebut.
Perlu diketahui pula perilaku mempunyai arti yang lebih
konkret daripada jiwa, karena dengan melihat perilaku
lebih mudah dipelajari daripada jiwa dan melalui
perilaku akan tetap dapat mempelajari jiwa.
Termasuk dalam perilaku di sini adalah aktivitas-
aktivitas yang terbuka maupun yang tertutup.
Perilaku yang terbuka adalah perilaku yang terlihat
kasat mata atau dapat diamati secara langsung melalui
panca indera, seperti berlari, melempar, melompat,
mengangkat alis, menggerak-gerakan hidung.
Perilaku yang tertutup hanya dapat diketahui secara
tidak langsung melalui alat-alat (tools) atau metode-
metode khusus, seperti berpikir, mimpi, bermimpi, takut.
Berkaitan dengan dengan hal tersebut, bagaimanakah
cara membentuk perilaku itu sesuai dengan yang
diharapkan dengan cara :

5
1. Pembentukan perilaku dengan kebiasaan atau
conditioning yaitu dengan membiasakan diri untuk
berperilaku seperti yang diharapkan secara terus
menerus yang akhirnya akan terbentuk perilaku
kebiasaan tersebut. Misalnya, anak yang
dibiasakan bangun pagi, menggosok gigi sebelum
tidur, datang ke sekolah tidak terlambat,
mengucapkan terima kasih.
2. Pembentukan perilaku dengan pengertian atau
insight yaitu pembentukan perilaku dengan
pengertian. Misalnya, naik motor harus pakai helm
karena untuk keselamatan diri, mau makan harus
cuci tangan dahulu karena untuk kesehatan diri.
3. Pembentukan dengan menggunakan model atau
contoh yaitu pembentukan perilaku dengan figur
teladan. Misalnya. orang tua dijadikan contoh bagi
anak-anaknya, pemimpin dijadikan model bagi
yang dipimpinnya, guru sebagai model bagi siswa-
siswanya.

C. Ruang Lingkup Psikologi


1. Psikologi Umum
Psikologi khusus : mempelajari perbedaan-
perbedaan individual dan kelainan – kelainan tingkah
laku manusia.
- Psikologi perkembangan.

6
- Psikologi klinis (Psi.kriminal; Psiko patologi;
Patologi sosial).
- Psikologi Kelompok.
- Psikologi Sosial.
- Psikologi Kepribadian.
- Psikologi Hewan.
- Parapsikologi, mempelajari gejala kerohanian
terlepas dari gejala badaniah

2. Psikologi Teoritis
Psikologi Praktis : Perkembangan dari psikologi
teoritis
- Psikologi – Teknik, psikologi yang diterapkan
dibidang teknologi, industri, perusahaan-
perusahaan, perdagangan, serta macam-macam
profesi → mempergunakan metode kerja yang
efisien, sehingga dengan pembiayaan yang
minimal akan diperoleh hasil produksi maksimal.
- Psikologi Pedagogis
- Psikologi Pastoral
- Psikologi Kriminal
- Psikologi Medis
3. Psikologi Empiris : dalam penerapannya
menggunakan metoda empiris pada pengalaman,
pengamatan dan eksperimen.

7
Dari sejarahnya yang berawal dari filsafat dan ilmu faal,
serta pengertian psikologi seperti yang tersebut di atas
dapatlah dipahami bahwa psikologi sangat berguna dan
dapat banyak membantu ilmu-ilmu lainnya, terutama
yang secara langsung menyangkut kehidupan manusia.
Dan ilmu-ilmu sosial adalah yang pertama-tama
berhubungan dan yang terdekat dengan psikologi.
Disebabkan hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan
dalam ilmu-ilmu sosial dikembangkan berdasarkan
perilaku manusia atau kelompok manusia yang
beraktivitas, seperti masyarakat, kelompok budaya,
komunitas hobi.
Misalnya :
- Sosiologi, seperti adanya konflik antar kelompok
memerlukan penjelasan psikologi, sehingga timbul
cabang ilmu psikologi yang khusus mempelajari
masalah-masalah sosial yang dinamakan Psikologi
Sosial.
- Ilmu Politik, seperti kandidat presiden dalam pemilu
memerlukan ahli psikologi untuk memenangkan
pemilihan yang belum tentu dimenangkannya atau
kharismanya terhadap massa mereka bisa
menduduki jabatan itu, sehingga timbul cabang
psikologi yang khusus untuk menjawab masalah-
masalah politik yang dinamakan Psikologi Politik.
- Antropologi, seperti mereka hanya mempelajari
perilaku-perilaku manusia dalam kelompok-
kelompok budaya primitif dengan menghasilkan
penelitian yang berpengaruh terhadap psikologi.

8
- Filsafat, seperti menjawab atas timbulnya
pertanyaan-pertanyaan yang mendasar :

apa dan siapakah manusia itu?, bisa diupayakan


jawabannya melalui pengamatan, bahkan
eksperimen-eksperimen objektif tentang perilaku.

Untuk ilmi-ilmu pasti dan teknologi yang diamalkan


bagi kepentingan manusia, psikologi juga banyak
membantu, dalam :
- Ilmu Kedokteran, seperti membantu para dokter
untuk mengadakan pendekatan yang sebaik-
baiknya terhadap para pasien, menemukan
penyebab-penyebab non-medis dari gejala
penyakit yang tidak ditemukan faktor penyebab
medisnya membantu pasien dalam mengatasi
penyakitnya.
- Arsitektuk dan Tata Kota, seperti psikoligi
membantu para arsitek untuk mbuat r7mah yang
nyaman bagi penghuni-penghuninya, menyusun
tata kota atau pemukiman yang sesuai dengan
pola perilaku penghuninya.
- Teknologi Penerbangan, seperti psikologi
membantu para insinyur untuk membuat
pesawat-pesawat terbang yang dapat
menghindarkan penerbang dari stress yang
tidak perlu dan menghindarkan kelelahan yang
terlalu cepat.
Psikologi digunakan juga untuk terapi phobia
terbang.

9
Selain itu psikologi banyak sekali membantu pada
berbagai profesi, misalnya :
- Guru dalam mendidik siswa-siswanya.
- Manajer perusahaan dalam mengatur pegawai-
pegawainya.
- Tentara dalam menyusun perang.
- Polisi dalam menginterogasi tahanan, mengatasi
huru-hara, mengatur lalu lintas jalan.

Hal ini terjadi karena para ahli dari ilmu-ilmu tersebut


di atas mulai memperhatikan gejala-gejala
psikologis. Terasakan di sini bahwa meskipun saat
sekarang psikologi tidak lagi mempunyai hubungan
yang erat dengan ilmu-ilmu alam dan biologi, tetapi
dahulu ilmu-ilmu itu ikut memberikan sumbangan
bagi lahirnya psikologi sebagai ilmu yang berdiri
sendiri.

Sebagian besar orang seringkali salah pengertian


tentang psikologi dan psikiatri.
Objek studi dari keduanya memang “jiwa” manusia,
tetapi psikiatri adalah cabang spesialis dari ilmu
kedokteran yang bidang utamanya juga mengenai
penyakit jiwa.
Tugas psikiater sebagai seorang dokter adalah
mengobati orang-orang yang sakit jiwa atau
mengalami gangguan jiwa. Psikiater tidak terlepas
dari teknik pengobatan medis, karena jalur
pendidikannya melalui pendidikan kedokteran.

10
Di lain pihak, psikologi mempelajari perilaku pada
umumnya, jadi tidak hanya mengatasi penyakit-
penyakit. Psikolog lebih banyak berhubungan
dengan orang normal daripada dengan orang sakit.
Meskipun demikian, memang sering terjadi tumpang
tindih karena psikiatri akhir-akhir ini tidak
berorientasi medis saja, akan tetapi sudah mulai
memperhatikan faktor-faktor sosial, kebudayaan.
Sebaliknya, dalam psikologi dikenal bidang
psikologi klinis, psikologi abnormal yang menangani
masalah-masalah yang timbul sebagai akibat
adanya gangguan-gangguan kejiwaan.

Metode-metode dalam psikologi yang dapat


diterapkan pada kehidupan :
1. Metode Eksperimental biasanya dilakukan di
dalam laboratorium dengan mengadakan
berbagai eksperimen.
2. Observasi alamiah
Metode yang dilakukan berdasarkan
pengamatan berbagai gejala tingkah laku,
misalnya mengamati tingkah laku orang-orang
berjalan di keramaian pasar, mengamati tingkah
laku anak yang sedang bermain, mengamati
tingkah laku pengendara-pengendara
kendaraan bermotor di jalan raya.
3. Sejarah kehidupan, dapat dijadikan sumber data
yang penting untuk lebih mengetahui jiwa
seseorang.
4. Wawancara, melalui tanya-jawab antara si
pemeriksa dan orang yang diperiksa, dengan
11
metode ini untuk menggali semua informasi
yang diperlukan misalnya isi hatinya,
pandangan-pandangannya, pendapatnya.
5. Angket biasanya digunakan untuk survei-survei
yang membutuhkan data dari sejumlah besar
orang.
6. Pemeriksaan Psikologis.
Biasanya dikenal dengan sebutan Psikotes,
metode ini menggunakan alat-alat
psikodiagnostik yang hanya dapat digunakan
oleh para ahli yang benar-benar terlatih. Alat-alat
itu dapat dipergunakan untuk mengukur dan
mengetahui taraf kecerdasan, arah minat, sikap,
struktur kepribadian dari seseorang yang mau
di-tes.

D. Peristiwa-Peristiwa Kejiwaan

Manusia merupakan makhluk yang berjiwa yang


direfleksikan dalam perilaku atau aktivitas manusia
memberikan gambaran bahwa dalam diri manusia
berlangsung kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas
kejiwaan.
Mengenai kemampuan jiwa manusia dibedakan dalam
2 (dua) golongan yaitu :
1. Kemampuan manusia menerima stimulus dari luar
yang berhubungan dengan pengenalan (kognisi).

12
2. Kemampuan manusia untuk melahirkan apa yang
terjadi dalam jiwanya yang berhubungan dengan
motif atau kemauan (konasi).
Disamping adanya kognisi dan konasi masih ada
proses kejiwaan manusia yang berhubungan dengan
perasaan (emosi), jadi kemampuan jiwa dibedakan atas
3 (tiga) golongan yaitu :
1. Kognisi, yang berhubungan dengan pengenalan,
2. Emosi, yang berhubungan dengan perasaan,
3. Konasi, yang berhubungan dengan motif.
Walaupun kemampuan jiwa itu digolong-golongkan,
namun jiwa manusia itu merupakan satu kesatuan,
totalitas, yang artinya bahwa bagian satu tidak terlepas
sama sekali dari bagian yang lainnya akan tetapi selalu
berhubungan satu sama lainnya.

Manusia tidak dapat lepas dari lingkungannya, manusia


akan selalu menerima rangsangan (stimulus) dari
lingkungannya. Bukan berarti bahwa stimulus itu hanya
datang dari luar diri individu saja, stimulus juga dapat
berasal dari dalam diri individu itu sendiri.
Adapun yang dimaksud dengan stimulus adalah segala
sesuatu yang mengenai reseptor dan menyebabkan
individu itu aktif.

Sejak manusia dilahirkan, sejak itu pula secara


langsung berhubungan dengan dunia sekitarnya. Mulai
saat itu pula individu secara langsung menerima
stimulus dari luar dirinya, dan ini berkaitan dengan
persepsi.
13
Apakah itu Persepsi?
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh
proses penginderaan yaitu proses diterimanya stimulus
oleh individu melalui alat indera yang disebut proses
sensoris.
Dalam persepsi stimulus datang dari luar diri individu.
Sekalipun persepsi dapat melalui macam-macam alat
indera yang ada pada individu tetapi sebagian besar
persepsi melalui alat indera penglihatan.
Berdasarkan hal tersebut, maka dalam persepsi dapat
dikemukakan, karena perasaan, kemampuan berpikir,
pengalaman-pengalaman individu tidak sama maka
dalam mempersepsikan sesuatu stimulus hasilnya akan
berbeda antara individu satu dengan individu lainnya.
Persepsi itu bersifat individual.
Hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya perbedaan
persepsi antar individu dan antar kelompok yaitu :
1. Perhatian, setiap saat ada ratusan mungkin ribuan
stimulus yang tertangkap oleh indra kita, tentunya
tidak semua dapat terserap seluruh stimulus
tersebut sekaligus. Karena keterbatasan daya serap
dari persepsi kita, maka kita terpaksa hanya bisa
memusatkan perhatian pada satu atau dua objek
saja.
Misalnya saat sedang menonton TV sambil makan,
persepsinya hanya pada terfokus kepada TV dan
makan sehingga ketika dipanggil seseorang berkali-
kali tidak mendengar. Untuk mengingatkan
dipanggil dengan teriakan barulah mendengar.

14
Perbedaan fokus tersebut menyebabkan perbedaan
persepsi antara mereka berdua.
2. Set (mental set) adalah kesiapan mental seseorang
untuk menghadapi sesuatu rangsangan yang akan
timbul dengan cara tertentu.
Misalnya seorang Ibu biasa membeli telur 500 ribu
di pasar, ternyata sudah naik menjadi 550 ribu,
kecewalah. Tetapi seorang Ibu lainnya biasa belanja
di supermarket dengan harga 600 ribu, suatu ketika
belanja telurnya di pasar dengan harga 550 ribu,
maka Ibu itu sangat senang. Perbedaan set dapat
menyebabkan perbedaan persepsi.
3. Kebutuhan, yang berbeda akan menyebabkan
perbedaan persepsi.
4. Sistem nilai, yang berlaku dalam suatu masyarakat
berpengaruh terhadap persepsi.
5. Tipe kepribadian, dua orang memiliki kepribadian
yang berbeda memiliki perbedaan persepsi
terhadap suatu hal yang sama.

Berpikir dan Belajar


Manusia berpikir secara menyeluruh, maka proses
belajar yang terutama melibatkan proses berpikir, harus
dimulai dengan mempelajari materi secara keseluruhan
baru ke detail.

Emosi
Perilaki manusia juga disertai oleh perasaan (emosi),
bisa positif (perasaan senang) atau negatif (perasaan
tidak senang). Beberapa macam emosi seperti
gembira, bahagia, terkejut, bosan, benci, was-was.
15
Motif
Motif dalam psikologi berarti motivasi merupakan
proses gerakan, dorongan yang timbul dalam diri
individu, dan perilaku yang ditimbulkan oleh situasi
tersebut dengan tujuan melakukan tindakan atau
perbuatan. Misalnya seseorang yang baru lulus
diwisuda sedang mencari pekerjaan, termotivasi
mencari pekerjaan. Dia aktif membaca iklan lowongan
pekerjaan, mengirimkan lamaran dan saat ada
panggilan untuk mengikuti wawancara dan segera
mempersiapkan diri agar tidak terlambat. Sementara
itu, motifnya sendiri untuk mencari kerja adalah untuk
membantu orangtuanya di samping dia ingin belajar
mandiri.

16

Anda mungkin juga menyukai