Anda di halaman 1dari 6

SOP PERSALINAN NORMAL

NO DOKUMEN
NO REVISI
SOP TANGGAL TERBIT
HALAMAN

UPT. PUSKESMAS
BAMBU APUS

Drg. Siti Nurmah


NIP. 19780703 201001
2 003

1. DEFINISI Asuhan yang bersih dan aman selama pengeluaran konsepsi hasil
pembuahan berumur > 37 minggu dan setelah bayi lahir serta upaya
pencegahan komplikasi.

2. TUJUAN Persalinan bersih dan aman, mencegah komplikasi persalinan


Keputusan pimpinan

3. KEBIJAKAN Dilakukan oleh bidan lulusan D III Kebidanan sesuai Standar Pelayanan
Kebidanan

4. PERSIAPAN ALAT - Bak instrument berisi partus set (klem 2, gunting tali pusat 1,
DAN BAHAN setengah koher 1, kateter 1)
- Sarung tangan steril
- Kom berisi kapas dan air DTT
- Penghisap lender atau delee
- Oksitosin
- Spuit 3 cc
- Umbilical klem dan mono aural
- Kasa steril
- Kain untuk ibu dan bayi
- Bengkok
- Tempat plasenta
- Baskom berisi air DTT dan waslap
- Baskom berisi cairan klorin 0,5%
- Tempat sampah basah dan kering

5. PROSEDUR I. MENGENAL GEJALA DAN TANDA KALA DUA


1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala Dua
Dorongan kuat meneran
Tekanan rektum dan vagina semakin meningkat
Perineum tampak menonjol
Vulva dan sfingter ani membuka
II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2. Pastikan tidak adanya 18 Penapisan. Lengkapi peralatan, bahan, dan
obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dan penatalaksanaan
komplikasi ibu dan bayi baru lahir
Menggelar kain di atas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu
bayi
Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam
partus set
3. Memakai celemek plastik
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci
tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan tangan dengan
handuk bersih
5. Pakai sarung tangan DTT untuk melakukan pemeriksaan dalam
6. Memasukkan oksitosin ke tabung suntik (gunakan tangan yang
memakai sarung tangan DTT dan steril), pastikan tidak terjadi
kontaminasi pada alat suntik.

III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN BAIK

7. Membersihkan vulva dan perineum, dari depan ke belakang dengan


kapas / kasa dengan air DTT
Jika introitus vagina, perineum / anus terkontaminasi tinja, bersihkan
seksama
Buang kasa / kapas pembersih (terkontaminasi) dalam wadah tersedia
Ganti jika sarung tangan terkontaminasi (dekontaminasi) lepas dan
rendam dalam larutan klorin 0,5%
8. Melakukan pemeriksaan dalam memastikan pembukaan lengkap
Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan lengkap lakukan
amniotomi
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara celupkan tangan yang
masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%,
kemudian lepaskan dan rendam sarung tangan dalam posisi terbalik
selama 10 menit. Kemudian cuci tangan
10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/saat relaksasi
uterus memastikan DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit)

Dokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil


penilaian serta asuhan pada partograf.

IV. MENYIAPKAN IBU DAN SUAMI MEMBANTU PROSES BIMBINGAN


UNTUK MENERAN

11. Beritahu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik
dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman sesuai
keinginanannya.
- Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan
kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan
fase aktif) dokumentasikan temuan yang ada
12. Bila ada rasa untuk meneran dan kontraksi kuat, bantu ibu ke posisi
setangah duduk / posisi lain yang diingkan dan pastikan ibu nyaman
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan
kuat meneran :
- Bimbing ibu meneran secara benar
- Dukung dan beri semangat saat meneran, perbaiki cara meneran bila
tidak sesuai
- Bantu ibu mengambil posiis nyaman sesuai pilihannya (kecuali posisi
terlentang dalam waktu lama)
- Anjurkan ibu istirahat diantara kontraksi
- Anjurkan suami beri dukungan dan semangat pada ibu
- Beri cukup asupan cairan per-oral (minum) dan nutrisi
- Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
- Segera rujuk jika bayi belum / tidak segera lahir setelah 120 menit (2
jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran
(multigravida)
14. Anjurkan ibu berjalan-jalan, berjongkok / mengambil posisi nyaman
jika ibu belum merasa ada dorongan meneran dalam 60 menit

V. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI

15. Letakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di atas perut ibu,
jika kepala bayi telah membuka vulva 5-6 cm
16. Letakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu
17. Buka tutup partus set perhatikan kembali kelengkapan bahan dan
alat
18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

VI. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI

Lahir Kepala
19. Setelah tampak kepala bayi diameter 5-6 cm membuka vulva maka
lindungi perineum dengan satu tangan dilapisi kain bersih dan kering.
Tangan lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan
membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu meneran perlahan dengan
sebelumnya menarik nafas panjang
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan
sesuai jika hal itu terjadi, dan lanjutkan proses kelahiran bayi
Jika tali pusatmelilit di leher secara longgar, lepaskan lewat bagian aytas
kepala bayi
- Jika tali pusat melilit leher kuat, klem tali pusat di dua tempat
dan potong diantara dua klem tersebut
21. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan

Lahirkan Bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
biparietal. Anjurkan ibu mengatur nafas dan tidak meneran kembali
walau ada kontraksi. Dengan lembut gerakan ke arah bawah dan distal
hingga bahu bawah muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakan
ke arah atas dan distal untuk mengeluarkan bahu belakang

Lahirkan Badan dan Tungkai


23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu
untuk menyangga kepala, lengan, dan siku sebelah bawah. Gunakan
tangan atas untuk menelusuri tubuh bayi dan memegang lengan dan
siku sebelah atas (sanggah susur)
24. Setelah tubuh dan lengan lahir ( sanggah susur), pegang kedua mata
kaki (masukkan telunjuk diantara kedua kaki dan pegang masing-masing
mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya)
VII. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR

25. Lakukan penilaian (selintas) :


- Apabila bayi menangis kuat dan / bernafas tanpa kesulitan ?
- Apabila bayi bergerak dengan aktif ? serta perhatikan warna kulitnya
Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap lakukan
tindakan reusitasi ( langkah 25 ini berlanjut kre langkah-langkash
prosedur resusitasi bayi baru lahir dengan asfiksia)
26. Keringkan dan posisi tubuh bayi di atas perut ibu
Keringkan bayi dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya (tanpa
membersihkan verniks) kecuali bagian tangan
- Ganti handuk basah dengan handuk kering
- Pastikan bayi dalam kondisi yang mantap di atas perut ibu

V. PENANGANAN KALA III DAN IV PERSALINAN

27. Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tak ada bayi dalam
uterus (hamil tunggal)
28. Beritahu ibu bahwa penolong akan menyuntikan oksitosin (agar
uterus berkontraksi baik)
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 menit
(intramuscular)di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi
sebelum sebelum menyuntikan oksitosin)
30. Dengan menggunakan klem, jepit tali pusat (dua menit setelah bayi
lahir) pada sekitar 3 cm dari pusar (umbilicus) bayi dengan sebelumnya
mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) . Dari sisi luar klem penjepit,
dorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan lakukan penjepitan kedua
pada 2 cm distal dari klem pertama.
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
- Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah dijepit kemudian
lakukan pengguntingan tali pusat (lindungi perut bayi) diantara 2 klem
tersebut
- Ikat tali pusat dengan benang DTT / Steril pada satu sisi kemudian
lingkarkan kembali benang ke sisi berlawanan dan lakukan ikatan kedua
menggunakan dengan simpul kunci
- Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan.
32. Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit dengan ibu, usahakan
kepala bayi berada antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari
putting payudara ibu. Anjurkan IMD selama 1 jam. Dan tetap jaga 4
pelepasan panas oleh tubuh BBL (Konduksi, Konveksi, Evaporasi, Radiasi)
33. Mengosongkan Kandug Kemih dan Memantau tanda-tanda
pelepasan plasenta (adanya semburan darah segar secara spontan
kurang lebih 50 cc, adanya tali pusat memanjang, uterus teraba keras /
globuler). Memindahkan klem 3 cm depan vulva, melakukan peregangan
tali pusat terkendali tanpa penarikan pada tali pusat, tangan kiri di atas
tulang pubis lakukan dorso cranial kearah ibu. 10-15 menit setelah
suntikan oksitosin plasenta lahir, saat tampak di vulva lakukan putaran
sirkuler perlahan hingga lahirnya plasenta.
34. Lakukan eksplorasi jalan lahir dengan kasa steril ( untuk mengetahui
adanya sisa plasenta dan robekan)
35. Melakukan massage sirkuler selama 15 detik / 15 kali sirkuler pada
uterus di perut luar ibu
36. Lakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta
37. Bila terdapat laserasi dengan perdarahan aktif lakukan hecting
sesuai derajat luka.
38. Pantau tanda vital dan keadaan umum ibu setiap 15 menit selama 1
jam dan setiap 2 jam di jam berikutnya (kontraksi, perdarahan, Tinggi
Fundus Uteri, Kandung Kemih). Motivasi ibu untuk tidak tidur selama 2
jam pertama dan cukup nutrisi hidrasi. Anjurkan cukup tidur setelah 2
jam.
39. Awasi kemungkinan terjadi HPP di 24 jam pertama, tanda bahaya
masa nifas dan BBL.
40. Bersihkan tubuh ibu dengan kain dan air DTT tanpa mengganggu
proses IMD, merendam semua alat ke larutan klorin 0,5% selama 10
menit lalu mencucinya dengan air sabun mengalir, mengeringkan
dengan kain bersih dan steril alat (memisahkan sampah infeksius sesuai
jenisnya)
42. Lakukan pemeriksaan Laboratorium Hb pada ibu.
41. Dokumentasikan seluruh hasil dan kegiatan pada Register
Persalinan, BBL, Dan Nifas, Data Base ibu, Buku KIA, Dan Laporan
Persalinan

6. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN : Riwayat persalinan dan kemungkinan penyakit penyerta
pada ibu

7.UNIT TERKAIT : 1. Laboratorium

2. Pendaftaran dan Rekam Medis

3. Farmasi

8. DOKUMEN TERKAIT : 1. Register Persalinan, BBL, dan Ibu Nifas

2. Data Base ibu

3. Buku KIA dan Laporan Persalinan

Anda mungkin juga menyukai