Tipus Ptu
Tipus Ptu
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Ransum
Ransum adalah jumlah total bahan makanan yang diberikan pada ternak
selama 24 jam. Sedangkan yang dimaksud dengan bahan pakan adalah komponen
Ransum merupakan factor yang sangat penting di dalam suatu usaha peternakan,
baik secara kualitas maupun kuantitas maupun perubahan pada komponennya akan
a. Bahan pakan harus mudah di peroleh dan sedapat mungkin tedapat di daera
kesulitan mencari.
c. Bahan pakan harus mempunyai harga yang layak dan sedapat mungkin
macam saja.
e. Bahan pakan harus dapat diganti oleh bahan pakan lain yang kandungan zat-
f. Bahan pakan tidak mengandung racun dan tidak dipalsukan atau tidak
pembuatan formulasi ransum yang dapat berasal dari tanaman ataupun hewan, ikan,
dan hasil sampingan industri pertanian. Beberapa bahan pakan konvensional yang
sering digunakan dalam formulasi ransum unggas seperti jagung, dedak, bungkil
kedelai, tepung ikan, atau menggunakan pakan buatan pabrik untuk ayam ras
(Resnawati, 2012).
karena memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk pertumbuhan dan produksi
ternak. Bahan pakan non konvensional yang dapat dijadikan ransum unggas yaitu
tepung bekicot, bungkil biji karet, tepung cacing tanah, dan bungkil biji kapuk
(Resnawati, 2012).
2.2 Bahan Pakan Sumber Protein
Pakan sumber protein adalah pakan yang mengandung lebih dari 20%
protein kasar (Achmadi, 2012). Sumber protein bisa didapatkan dari hijauan,
limbah industri, biji-bijian dan hewan. Sumber protein yang berasal dari hijauan
yaitu dari tanaman leguminosa, sedangkan biji-bijian yaitu biji yang sudah
diekstraksi minyaknya seperti bungkil kedelai. Sumber protein yang berasal dari
hewan yaitu tepung ikan, tepung darah dan tepung bulu (Haryanto, 2012).
protein asal tumbuhan, bungkil ini mempunyai kandungan protein yang berbeda
mencapai 44-51%. Hal ini selain oleh kualitas kacang kedelai juga macam proses
sebagai sebagai sumber protein dan energi. Sekitar 50% protein untuk pakan unggas
berasal dari bungkil kedelai dan pemakaiannya untuk pakan ayam pedaging
berkisar antara 15-30%, sedangkan untuk pakan ayam petelur 10-25% (Wina,
1999). Kandungan protein bungkil kedelai mencapai 43-48%. Bungkil kedelai juga
pertumbuhan unggas, namun zat antinutrisi tersebut akan rusak oleh pemanasan
sehingga aman untuk digunakan sebagai pakan unggas. Bungkil kedelai dibuat
penggilingan (Boniran, 1999). Bungkil kedelai yang baik mengandung air tidak
beda. Semakin tinggi kelarutan protein dari suatu bahan, maka protein tersebut
semakin tidak tahan terhadap degradasi di dalam rumen. Berdasarkan tingkat
bungkil kacang dan biji matahari (Khalil, 1999) dalam (Ali 2006 ). Oleh sebab itu
bungkil kedelai memiliki nilai biologis yang kurang memberikan arti bagi ternak
dalam rumen dan kurang dapat dimanfaatkan oleh ternak. Untuk memperkecil
degradasi protein bungkil kedelai dari perombakan mikroba di dalam rumen, maka
abomasum dan usus. Perlindungan protein dari degradasi rumen dapat dilakukan
dengan cara pemanasan, pemberian formalin, tanin dan kapsulasi. Bungkil kedelai
ini mensuplai hampir 25% kebutuhan protein pada unggas (McNoughton dkk.,
1981).
Tepung ikan adalah suatu produk padat kering yang dihasilkan dengan jalan
mengeluarkan sebagian besar cairan dan sebagian atau seluruh lemak yang
terkandung didalam tubuh ikan. Untuk membuat tepung ikan sebenarnya dapat
digunakan semua jenis ikan, tetapi karena faktor harga maka, ikan pelagis dan
demersal yang banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan tepung ikan
Tepung ikan (fish meal) adalah salah satu produk pengawetan ikan dalam
bentuk kering, dimana ikan yang masih utuh digiling menjadi tepung. Bahan baku
tepung ikan umumnya adalah ikan-ikan yang kurang ekonomis, hasil sampingan
penangkapan dari penangkapan selektif, glut ikan (ikan yang melimpah) pada
Selain sebagai sumber protein, tepung ikan juga dapat digunakan sebagai
sumber kalsium. Tepung ikan yang baik mempunyai kandungan protein kasar 58-
68%, air 5,5-8,5%, serta garam 0,5-3,0%. Kandungan protein atau asam amino
tepung ikan dipengaruhi oleh bahan ikan yang digunakan serta pembuatannya.
Pemanasan yang berlebihan menghasilkan tepung ikan yang berwarna coklat dan
kadar protein atau asam aminonya cenderung menurun atau menjadi rusak
(Sitompul, 2004).
Corn Gluten Meal adalah hasil samping dari proses jagung yang dibuat pati
jagung dan sirup. Corn Gluten Meal kira-kira terdapat 10 % nitrogen, jadi Corn
Gluten Meal bagus digunakan sebagai pupuk alami (Caroline, 2005). Pengertian
lain juga berasal dari Agus (2008) bahwa Corn Gluten Meal adalah produk
sampingan dri pabrik tepung jagung dan sirup jagung. Mengandung protein dalam
jumlah tinggi dan dipakai sebagai suplemen protein untuk ternak. Kandungan
TDNnya sedikit lebih besar dari jagung dan proteinnya terdegradasi dengan lambat
dalam rumen.
Jenis corn gluten meal (CGM) dengan kandungan protein 41% banyak
tersedia di pasaran. Akan tetapi, kandungan serat kasarnya lebih tinggi dari 5% dan
TDNnya lebih rendah dari 78% dibandingkan dengan CGM yang mengandung 60%
protein. Tepung ini sebaiknya tidak dicampur dengan biji-bijian lebih dari 15% atau
jangan diberikan lebih besar dari 2,25 kg per ekor per hari karena rasanya kurang
Dedak padi merupakan hasil ikutan penggilingan padi yang berasal dari
lapisanluar beras pecah kulit dalam proses penyosohan beras. Proses pengolahan
gabah menjadi beras akan menghasilkan dedak padi kira-kira sebanyak 10%
pecahan-pecahan beras atau menir sebanyak 17%, tepung beras 3%, sekam 20%
dan berasnya sendiri 50%. Persentase tersebut sangat bervariasi tergantung pada
varietas dan umur padi, derajat penggilingan serta penyosohannya (Grist, 1972).
Dedak padi mengandung energi metabolis sebesar 2980 kkal/kg, protein kasar
12.9%, lemak 13%, serat kasar 11,4%, Ca 0,07%, P tersedia 0,22%, Mg 0,95% serta
kadar air 9 (National Research Council (1994) dalam Dewan Standarisasi Nasional,
2001).
beras yang mengandung “bagian luar” beras yang tidak terbawa, tetapi tercampur
pula dengan bagian penutup beras itu. Hal inilah yang mempengaruhi tinggi atau
rendahnya kandungan serat kasar dedak (Rasyaf, 1990). Kandungan lemak yang
oksidatif. Dedak padi mentah yang dibiarkan pada suhu kamar selama 10 -12
minggu dapat dipastikan 75-80% lemaknya berupa asam lemak bebas, yang sangat
mudah tengik (Amrullah, 2002). Dedak padi yang berkualitas baik mempunyai ciri
fisik seperti baunya khas, tidak tengik, teksturnya halus, lebih padat dan mudah
digenggam karena mengandung kadar sekam yang rendah, dedak yang seperti ini
2.3.2 Jagung
padi. Tanaman jagung sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan ternak.
vitamin. Fungsi zat gizi yang terkandung di dalamnya dapat memberi energi,
membentuk jaringan, pengatur fungsi, dan reaksi biokimia di dalam tubuh. Semua
bagian tanaman jagung dapat dimanfaatkan. Batang dan daun jagung yang masih
muda sangat bermanfaat untuk pakan ternak dan pupuk hijau. Klobot (kulit jagung)
dan tongkol jagung dapat digunakan sebagai pakan ternak, serta dapat digunakan
sebagai bahan bakar. Rambut jagung dapat digunakan sebagai obat kencing manis
yang mempunyai kadungan energi metabolis sekitar 1640 kkal/kg dan serat kasar
yang cukup tinggi pula yaitu berkisar antara 20-26 % (Bidura, 2007)
Tepung tulang merupakan salah satu bahan baku pembuatan pakan ternak
yang terbuat dari tulang hewan. Tulang yang akan dijadikan tepung haruslah tulang
yang berasal dari hewan ternak dewasa dan biasanya berasal dari tulang hewan
berkaki empat seperti tulang sapi, kerbau, babi, domba, kambing, dan kuda. Tepung
tulang dijadikan sebagai salah satu bahan dasar pembuatan pakan karena
mengandung mineral makro yakni kalsium dan posfor serta mineral mikro lainnya.
Tepung tulang selain dijadikan sebagai sumber mineral juga mengandung asam
amino dan protein. Kalsium dan posfor sangat diperlukan oleh hewan karena
Fungsi mineral bagi hewan ternak antara lain : (1) menjaga keseimbangan asam
basa dalam cairan tubuh, (2) sebagai khelat, (3) sebagai zat pembentuk kerangka
tubuh, (4) sebagai bagian aktif dalam struktur protein, (5) sebagai bagian dari asam
amino, (6) sebagai bagian penting dalam tekanan osmotik sel, (7) pendukung
aktivitas enzim dan (8) membantu mekanisme transportasi dalam tubuh (Murtidjo,
2001).
Tepung tulang yang baik memiliki ciri-ciri tidak berbau, kadar air maksimal
% (Rasidi, 1999).
dengan tepung tulang. Tepung kerang kerap kali diberikan kepada ayam hias, ayam
pelung, dan juga campuran ransum untuk ayam ayam aduan. Tepung kerang
Tetapi peranan kedua bahan pakan ini semakin merosot dengan banyak beredarnya
2001).
Bahan baku pakan berupa tepung kerang diperoleh dengan cara menggiling
kerang dari berbagai ukuran besar dan kecil. Tepung kerang ini digunakan sebagai
unsur pencampuran di dalam ransum karena kandung Ca dan P nya cukup tinggi.
Tepung kerang ini seperti halnya tepung tulang juga sangat potensial dalam proses
(Sudarmono, 1996).
Tepung kerang diperoleh dari kulit kerang yang dihaluskan menjadi tepung.
Jenis tepung ini merupakan sumber kalsium dan fosfor. Penggunaannya sering
mencapai 38% jadi lebih besar dari kandungan kalsium tepung tulang. Karena itu,
penggunaan tepung kerang untuk itik petelur jumlahnya tidaklah terlalu banyak
(Suharno, 2001). Tepung kerang memiliki kandungan protein 2-3%, dan kalsium
30-40%. Sebaiknya diberikan kepada anak itik dan itik dara sebanyak 1%, serta itik
dewasa sebanyak 3% dari total ransum yang diberikan (Martawijaya, dkk, 1996).
ubuh dan diperlukan dalam jumlah sedikit. Vitamin ini digunakan sebagai koenzim
atau regulator metabolisme. Vitamin digolongkan menjadi dua yaitu vitamin yang
larut dalam lemak dan vtamin larut dalam air. VitaminA, D, E, K adalah vitamin
yang larut dalam air adalah tiamin, ibofialin, asam nukletat, folasin, biotin dan asam
pentotenat. Sedangkan vitamin C tidak dapat disintesis oleh tubuh jadi sagat
Bahan pakan yang termasuk dalam sumber protein adalah semua makanan
yang mengandung cukup banyak vitamin. Bahan pakan yang mengandung sumber
vitamin adalah jagung kuning, jagun kuning memiliki kualitas yang cukup baik
metabolisme.
nutrisi, terutama zat nutrisi mikro seperti vitamin, mineral atau asam amino.
ransum kurang atau tidak sesuai standar. Terlebih lagi pada ransum hasil self
dalam kuantitas yang kecil, kedalam campuran makanan dasar untuk memenuhi
kebutuhan khusus, contoh additive yaitu bahan premix, additive bahan makanan
2.6.1 Premix
mempertimbangkan faktor kebutuhan ternak dan faktor reaksi antar mineral saat
esensial untuk kesehatan, pertumbuhan, dan produksi ternak yang optimal (Phillips,
2008). Pemberian kurang dari jumlah mineral yang optimum dapat menyebabkan
meningkatnya insiden penyakit dan masalah reproduksi, produksi yang rendah, dan
laju pertumbuhan yang menurun pada sapi dara. Defisiensi mineral utama yang
untuk melawan infeksi, seperti pada penyakit mastitis dan penyakit lainnya.
kelainan akibat defisiensi, seperti perubahan warna bulu dan lesi kulit.
jenis vitamin dan mineral. Cara pemberiannya tergantung pada pabrik yang
membuat.
umumnya kita hadapi adalah jeleknya mutu bahan pakan, dan adanya pemalsuan
dilakukan dengan panca indera. Sampel bahan pakan dapat diperiksa atas beberapa
Bahan yang diuji digiling dengan ukuran 10, 20, 40, 60 dan 80 mesh) dan diperiksa
Dilakukan uji kimiawi terhadap komposisi kimia bahan pakan. Uji kimiawi
ini cukup mahal, namun sebenarnya sangat penting. Pada umumnya dilakukan
terhadap kadar air, kadar abu, protein kasar, lemak, serat kasar dan bahan ekstrak
tanpa nitrogen.
Evaluasi Biologis dari Makanan Ternak cukup sering, uji biologis digunakan dalam
Uji biologis cenderung sulit dan memakan waktu. Sejumlah besar sampel
diperlukan untuk menghasilkan hasil statistik yang dapat dipercaya dan cukup
sering data yang didapatkan dari uji ini adalah sangat bervariasi. Uji menggunakan
binatang yang kekurangan nutrient adalah terutama tidak praktis karena (1)
binatang harus mempunyai jenis kelamin yang sama dan diperkirakan usia dan
beratnya sama dan (2) waktu yang dibutuhkan untuk memasukan kondisi yang
Pakan (Feed Conversion Ratio). Nilai ini sebenarnya tidak merupakan angka
mutlak, karena tidak hanya ditentukan oleh kualitas, tetapi juga dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain, seperti jenis, ukuran ikan, kepadatan, kualitas air dll. Semakin
kecil nilai konversi pakan, semakin baik kualitas pakan, karena akan semakin
http://duniasapi.com/id/pendukung-perah/952-ransum-dan-bahan-pakan-
Swadaya. Jakarta.
Grist, D.H., 1972. Rice. 4th Ed. Lowe and Brydine Ltd. London.
Dewan Standarisasi Nasional (DSN), 2001. Dedak Padi/ Bahan Baku Pakan.
Amrullah, K. I., 2002. Nutrisi Ayam Broiler. Lembaga Satu Gunung Budi. Bogor.
Jakarta.
Caroline, C. 2005. Corn Gluten Meal A Natural Lawn Care Herbicide. Journal of
Yogyakarta.
Rasidi. 1999. 302 Formulasi Pakan Lokal Alternatif untuk Unggas. Cetakan ke-2.
Evi, Liviawaty. 2005. Pakan Ikan. Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI). Jl.
Yogyakarta.
Sitompul, Saulina. 2004. Analisis Asam Amino dalam Tepung Ikan dan Bungkil
Kurnia, P dan Purwani, E. 2008. Pemanfaatan Ikan Kembung Sebagai Bahan Baku
Tepung Ikan Ditinjau Dari Kadar Abu, Air, Protein, Lemak dan
Ali AJ. 2006. Karakteristik sifat fisik bungkil kedelai, bungkil kelapa dan bungkil
McNaughton, S.J dan Wolf, Larry. L. 1992. Ekologi Umum. Edisi -2. Yogyakarta.
5:79-95.
Rajawali Pers.
Haryanto, B. 2012. Perkembangan penelitian nutrisi ruminansia. Wartazoa Vol 22
Hartadi, H., S. Reksodiprodjo dan A.D. Tillman. 1991. Tabel Komposisi Bahan
Yogyakarta.