Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BIOTEKNOLOGI FARMASI

“REKAYASA GENETIKA DIBIDANG FARMASI

Disusun Oleh :

1. Alief Muhammad Iffansyah

2. Eka Ayu maylanda Bastian

3. Indah Setya Rahmawati

4. Melisa Purnama Putri Suwandi

Prodi Kesehatan Jurusan Farmasi

Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri Bojonegoro

2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik
dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam mempelajari dan memahami
tentang “Rekayasa Genetika dibidang Farmasi”.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................................1

KATA PENGANTAR ............................................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar belakang......................................................................................................................4

B.Rumusan Masalah.................................................................................................................5

C.Tujuan....................................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A.Definisi rekayasa genetika....................................................................................................6

B.Rekayasa genetika dalam bidang


farmasi......................................................................................................................................7

C.Proses pembuatan produk-produk farmasi...........................................................................7

BAB III PENUTUP

Kesimpulan.............................................................................................................................12

Saran.......................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sejarah perkembangan genetika sebagai ilmu pengetahuan dimulai menjelang akhir


abad ke 19 ketika seorang biarawan Austria bernama Gregor Johann Mendel berhasil
melakukan analisis yang cermat dengan interpretasi yang tepat atas hasil-hasil percobaan
persilangannya pada tanaman kacang ercis (Pisumsatifum).Sebenarnya, Mendel bukanlah
orang pertama yang melakukan percobaan-percobaan persilangan. Akan tetapi, berbeda
dengan para pendahulunya yang melihat setiap individu dengan keseluruhan sifatnya yang
kompleks, Mendel mengamati pola pewarisan sifat demi sifat sehingga menjadi lebih mudah
untuk diikuti. Deduksinya mengenai pola pewarisan sifat ini kemudian menjadi landasan utama
bagi perkembangan genetika sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan, dan Mendelpun di
akui sebagai Bapak Genetika.

Selanjutnya, pada awal abad ke-20 ketika biokimia mulai berkembang sebagai cabang
ilmu pengetahuan baru, para ahli genetika tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang
hakekat materi genetik, khususnya mengenai sifat biokimianya.Pada tahun 1920-an, dan
kemudian tahun 1940-an, terungkap bahwa senyawa kimia materi genetika adalah asam
dioksiribonekleat (DNA). Dengan ditemukannya model struktur molekul DNA pada
tahun1953 oleh J.D.Watson dan F.H.C. Crick dimulailah era genetika yang baru, yaitu genetika
molekuler.

Perkembangan penelitian genetika molekuler terjadi demikian pesatnya. Jika ilmu


pengetahuan pada umumnya mengalami perkembangan dua kali lipat (doubling time) dalam
satu dasa warsa, maka hal pada genetika molekuler hanyalah dua tahun.Bahkan, perkembangan
yang lebih revolusioner dapat disaksikan semenjak tahun 1970-an, yaitu pada saat dikenalnya
teknologi manipulasi molekul DNA atau teknologi DNA rekombinan atau dengan istilah yang
lebih populer disebut Rekayasa Genetika.

Rekayasa genetika dalam arti paling luas adalah penerapan genetika untuk kepentingan
manusia. Pada bidang farmasi, rekayasa genetika terbukti mampu menghasilkan berbagai jenis

4
obat dengan kualitas yang lebih baik sehingga memberikan harapan dalam upaya penyembuhan
sejumlah penyakit di masa mendatang. Bahan-bahan untuk mendiagnosis berbagai macam
penyakit dengan lebih akurat juga telah dapat dihasilkan.

Oleh sebab itu, penting untuk mahasiswa kesehatan farmasi mempelajari dan memahami
rekayasa genetika dibidang farmasi.

Rumusan Masalah

1.Apa yang dimaksud dengan rekayasa genetika?

2.Bagaimana rekayasa genetika dalam industri farmasi?

3.Bagaimana proses pembuatan produk-produk farmasi?

Tujuan

1.Untuk mempelajari definisi rekayasa genetika

2.Untuk mengetahui rekayasa genetika dalam industri farmasi

3.Untuk mengetahui proses pembuatan produk-produk farmasi

5
BAB II

PEMBAHASAN

Definisi Rekayasa Genetika

Rekayasa genetika adalah teknik untuk menghasilkan molekul DNA yang berisi gen baru yang
diinginkan/kombinasi gen-gen baru atau dapat dikatakan manipulasi organisme.

-Syarat sel inang yang baik:

1.Cepat tumbuh

2. Mampu tumbuh pada medium kultur yang murah

3. Tidak patogenik

4. Stabil dalam kultur

-Syarat vektor untuk transfer gen:

1.Harus berukuran kecil

2. Melangsungkan independen replikasi (replikasi sendiri)

3. Berisi sisi pengenal tunggal untuk satu atau lebih enzim restriksi pada tempat yang tidak
esensial untuk replikasi

4. Memiliki gen untuk resistensi terhadap antibiotik

5. Tidak mengganggu metabolisme dan merusak gen dalam sel target

6. Mampu memindahkan secara efisien

-Keberhasilan Rekayasa Genetika tergantung pada :

 Kemurnian DNA
 Bersih dari “DNA-ase”
 Kemampuan penguasaan teknik rekombinan

6
Kriteria keberhasilan :

Bila gen asing yang di “clone” dapat berekspresi dengan baik dan stabil.

Rekayasa Genetika dalam Industri Farmasi

Teknik rekayasa genetika memungkinkan diperolehnya berbagai produk industri


farmasi penting seperti insulin, interferon, beberapa hormon pertumbuhan dengan cara yang
lebih efisien dan terapi gen. Hal ini karena gen yang bertanggung jawab atas sintesis produk-
produk tersebut diklon ke dalam sel inang bakteri tertentu yang sangat cepat pertumbuhannya
dan hanya memerlukan cara kultivasi biasa. Dengan mentransfer gen untuk produk protein
yang dikehendaki ke dalam bakteri, ragi, dan jenis sel lainnya yang mudah tumbuh di dalam
kultur seseorang dapat memproduksi protein dalam jumlah besar, yang secara alami hanya
terdapat dalam jumlah sangat sedikit.

1) Pembuatan insulin melalui proses rekayasa genetika


Insulin adalah suatu hormon polipetida yang diproduksi dalam sel-sel β kelenjar
Langerhaens pankreas. Insulin berperan penting dalam regulasi kadar gula darah (kadar gula
darah dijaga 3,5-8,0 mmol/liter). Hormon insulin yang diproduksi oleh tubuh kita dikenal juga
sebagai sebutan insulin endogen. Namun, ketika kalenjar pankreas mengalami gangguan
sekresi guna memproduksi hormon insulin, disaat inilah tubuh membutuhkan hormon insulin
dari luar tubuh, dapat berupa obat buatan manusia atau dikenal juga sebagai sebutan insulin
eksogen. Kekurangan insulin dapat menyebabkan penyakit seperti diabetes mellitus tergantung
insulin (diabetes tipe I). Insulin terdiri dari 51 asam amino. Molekul insulin disusun oleh 2
rantai polipeptida A dan B yang dihubungkan dengan ikatan disulfida. Rantai A terdiri dari 21
asam amino dan rantai B terdiri dari 30 asam amino.

7
Adapun proses pembuatan insulin dengan menggunakan plasmid pada bakteri sebagai
vektor pengklon (pembawa DNA) sebagai berikut:

1- Pengisolasian vector dan DNA sumber gen


Rangkaian DNA yang mengkode insulin dapat diisolasi dari gen manusia yang sebelumnya
telah ditumbuhkan dalam kultur di laboratorium
Vektor yang digunakan berupa plasmid dari bakteri Escherichia coli. Plasmid merupakan
molekul DNA kecil, sirkuler, dapat bereplikasi sendiri dan terpisah dari kromosom bakteri.
Adapun plasmid yang digunakan mengandung gen:
· Amp-R yang terbukti memberikan resistensi pada sel inang terhadap antibiotik amphisilin
· LacZ yang mengkode enzim β-galaktosidase yang menghidrolisis gula laktosa
Plasmid ini memiliki pengenalan tunggal untuk enzim restriksi endonuklease yang digunakan
dan urutan ini terletak dalam gen lacZ

2- Penyelipan DNA ke dalam vector


- Plasmid maupun DNA manusia dipotong dengan menggunakan enzim restriksi yang sama
dimana enzim ini memotong DNA plasmid pada tempat restriksi tunggalnya dan mengganggu
gen lacZ.
- Mencampurkan fragmen DNA manusia dengan plasmid yang telah dipotong
- Penambahan enzim ligase untuk membentuk ikatan kovalen antara keduanya

3- Pemasukan plasmid ke dalam sel bakteri


- Plasmid yang telah termodifikasi dicampurkan dalam kultur bakteri

8
- Bakteri akan mengambil plasmid rekombinan secara spontan melalui proses transformasi
namun tidak semua bakteri yang akan mengambil plasmid rekombinan yang diinginkan

4- Pengklonaan sel dan gen asing


- Bakteri hasil transformasi ditempatkan pada medium nutrient padat yang mengandung
amphisilin dan gula yang disebut X-gal. Amphisilin dalam medium yang akan memastikan
bahwa hanya bakteri yang mengandung plasmid yang dapat tumbuh karena adanya resistensi
dari amp-R. Sedangkan X-gal akan memudahkan identifikasi koloni bakteri yang mengandung
gen asing yang disisipkan. X-gal ini akan dihidrolisis oleh β-galaktosidase menghasilkan
produk berwarna biru, sehingga koloni bakteri yang mengandung plasmid dengan gen β-
galaktosidase utuh akan berwarna biru. Tetapi jika suatu plasmid memiliki DNA asing yang
diselipkan ke dalam gen lacZ-nya maka koloni sel yang mengandung DNA asing ini akan
berwarna putih karena sel tersebut tidak bisa menghasilkan β-galaktosidase untuk
menghidrolisis X-gal.

5- Identifikasi klon sel yang membawa gen yang diinginkan


- Setelah tumbuh membentuk koloni, bakteri yang mengandung DNA rekombinan
diidentifikasi menggunakan probe asam nukleat. Probe adalah rantai RNA atau rantai tunggal
DNA yang diberi label isotop radioaktif atau bahan fluorescent dan dapat berpasangan dengan
basa nitrogen tertentu dari DNA rekombinan. Pada langkah pembuatan insulin ini probe yang
digunakan adalah RNAd dari gen pengkode insulin pankreas manusia. Untuk memilih koloni
bakteri mana yang mengandung DNA rekombinan, caranya adalah menempatkan bakteri pada
kertas filter lalu disinari dengan ultraviolet. Bakteri yang memiliki DNA rekombinan dan telah
diberi probe akan tampak bersinar.
Setelah mengidentifikasi klon sel yang diinginkan, kemudian ditumbuhkan dalam kultur
cair dalam tangki besar dan selanjutnya dengan mudah mengisolasi gen tersebut dalam jumlah
besar. Selain itu juga dapat digunakan sebagai probe untuk mengidentifikasi gen yang serupa
atau identik di dalam DNA dari sumber lain.
Pada industri pengolahan pangan, misalnya pada pembuatan keju, enzim renet yang
digunakan juga merupakan produk organisme transgenik. Hampir 40% keju keras (hard
cheese) yang diproduksi di Amerika Serikat menggunakan enzim yang berasal dari organisme
transgenik. Demikian pula, bahan-bahan food additive seperti penambah cita rasa makanan,
pengawet makanan, pewarna pangan, pengental pangan, dan sebagainya saat ini banyak
menggunakan produk organisme transgenik

9
2) Pembuatan interferon melalui proses rekayasa genetika

Suatu unsur penting dalam sistem kekebalan alamiah adalah interferon (IFN), yang juga ikut
mengatur sistem kekebalan yang didapat. Interferon adalah salah satu protein dari famili
sitokin. Sitokin merupakan kelompok protein regulator dengan berat molekul rendah dan
disekresikan oleh sel darah putih dan beberapa sel lain di dalam tubuh akibat adanya suatu
rangsangan. Sitokin berikatan pada reseptor spesifik dari membran sel target. Sejarah
penemuan IFN dimulai pada tahun 1954 ketika Nagano dan Kojima menemukannya pada virus
di kelinci. Tiga tahun kemudian Isaacs dan Lindenmann berhasil menemukan molekul yang
serupa pada kultur sel ayam yang diinfeksi dengan virus influenza. Molekul tersebut kemudian
diberi nama interferon.
Proses pembuatan interferon melalui rekayasa genetika mirip seperti proses pembuatan
insulin. Gen dari sel yang diserang virus disisipkan dalam ke dalam plasmid E coli.

3) Pembuatan hormon pertumbuhan melalui rekayasa genetika

Produksi hormon pertumbuhan manusia dalam ‘E.coli’ menarik perhatian orang pada beberapa
prilaku rekayasa genetika. Hormon pertumbuhan manusia (HGH= Human Growth Hormone)
adalah suatu rantai polipeptida tunggal yang mempunyai 191 asam amino dan diproduksi
dalam kelenjar pituiteria (kelenjar pada infundibulum otak). Seperti insulin, ia tidak
terglirosilasi. Hormon pertumbuhan mengendalikan pertumbuhan tubuh kita ; tubuh kecil
orang kerdil disebabkan karena kekurangan hormon pertumbuhan. Dengan menggunakan
kombinasi dari sintesis kimia DNA dan sintesis enzimatik cDNA, telah diproduksi suatu

10
rangkaian yang mengkode asam-asam amino 1-14 telah disintesis secara kimia.Langsung di
depan kodon pertama, ditambahkan suatu trio (triplet) basa (ATG) yang menspesifikasi asam
amino metionin.Bila permulaan dari gennya telah disintesis secara kimia untuk menjamin
permulaan yang tepat dari proteinnya, maka diperoleh suatu rangkaian DNA yang mengkode
sisa dari rantai polipeptida yaitu, residu asam amino 25-19,1 dengan membuat kopi-kopi cDNA
dari preparat-preparat nRNa darii sel-sel pituitaria manusia. Kedua fragmen DNA ini
kemudian dikonkan secara terpisah. Fragmen-fragmen DNAnya dimurnikan kembali dan
disambung menjadi satu untuk menghasilkan rangkaian DNA lengkap untuk horman
pertumbuhan manusia mulai dengan suatu prodon inisiator yaitu metionin, diikuti oleh
rangkaian untuk 191 asam amino dalam frotein masak, dan berakhai dengan sinyal untuk
menghentikan sintesisi frotein. Kemudian “gen”dimasukkan kedalam suatu fektor ekspresi dan
dimasukkan kedalam “ekoli” diaman diarahkan untuk membaut pertumbuhan manusia.

Proses pembuatan hormon pertumbuhan

Mengekstraksi mRNA dari sample infundibulum otak manusia

mRNA untuk bergeser ke arah bead (affinity chromatography)  sebagian besar DNA dan non-mRNA tidak dapat melekat pada bead
dan keduanya terpisah dari mRNA

Plasmid disisipkan ke bakteri secara transformasi

• Bakteri rekombinan yang baru memiliki gen yang baru


• DNA  enginstruksi bakteri untuk membuat mRNA baru  protein baru  menghasilkan hormon pertumbuhan

Gen aktif pada infundibulum otak  GH dalam jumlah banyak dapat diproduksi dengan cepat (bakteri menggandakan diri setiap 40
menit)

Mengemas GH murni, lalu simpan di vial atau injeksi.

Pembuatan sel kompeten


• Bakteri E.coli untuk produksi protein rekombinan dikultur pada media SOB

Transformasi
• Memasukkan plasmid dg fragmen DNA insersi ke sel bakteri

Seleksi koloni bakteri


• Metode cracking  identifikasi bakteri hasil transformasi yang membawa plasmid pColdl/OgGH

Produksi protein GH
• Bakteri yang mengandung pColdl/OgGH diinkubasi

Lisis sel bakteri


• Enzim lisozim

4. Pembuatan terapi gen melalui rekayasa genetika

11
Terapi gen adalah teknik untuk mengoreksi gen-gen yang cacat yang bertanggung jawab
terhadap suatu penyakit atau perbaikan kelainan genetik dengan memperbaiki gen.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1.Rekayasa genetika adalah teknik untuk menghasilkan molekul DNA yang berisi gen baru
yang diinginkan/kombinasi gen-gen baru atau dapat dikatakan manipulasi organisme.

2.Teknik rekayasa genetika memungkinkan diperolehnya berbagai produk industri farmasi


penting seperti insulin, interferon, dan beberapa hormon pertumbuhan dengan cara yang lebih
efisien.

3.Proses pembuatan
 Insulin dengan menggunakan plasmid pada bakteri sebagai pembawa DNA adalah
dengan pengisolasian vector dan DNA sumber gen, penyelipan DNA ke dalam
vector, pemasukan plasmid ke dalam sel bakteri, pengklonaan sel dan gen asing, dan
identifikasi klon sel yang membawa gen yang diinginkan.
 Interferon mirip seperti proses pembuatan insulin. Gen dari sel yang diserang virus
disisipkan dalam ke dalam plasmid E coli.

12
 Hormon pertumbuhan ekstraksi mRNA mRNA bergeser plasmid disisipkan ke
bakteri gen aktifGH dikemas disimpan. pembuatan sel kompeten
transformasi seleksi koloni bakteri produksi protein GH lisis sel bakteri
 Terapi gen  memasukkan gen yang normal ke dalam lokasi non spesifik diantara
genom untuk pengganti gen yang tidak bagus

Saran

Mahasiswa kesehatan khususnya farmasi sebaiknya agar mempelajari dan memahami rekayasa
genetik dibidang farmasi.

Lembar Pertanyaan

1.Lina Maulidiyah

Apa yang dimaksud dengan kemurnian DNA dan DNA ase, bagaimana cara pengujiannya?

Jawab :

 Kemurnian DNA : tidak terdapat zat pengotor dalam dalam DNA tersebut, yang dapat
diperoleh dari proses pembuatannya / terbawa dari lingkungan .
Uji : dengan alat Nanodrop spektrofotometer
 DNA ase : enzim ekstrasel yang dapat memotong DNA, nukleotida yang dapat larut
dalam asam sedangkan DNA tidak larut asam
Uji : bakteri digores pada media agar DNA ase, di inkubasi pada suhu 35c selamat 18-
24 jam, lalu koloni digenangi dengan HCl 1M. Dinyatakan + jika daerah disekitar
koloni tampak jernih

13
DAFTAR PUSTAKA

1.https://ejournal.unpatti.ac.id/ppr_iteminfo_lnk.php?id=296

2.http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/26581/Chapter%20I?sequence=3

3.http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/kauniyah/article/download/4864/pdf

4.https://www.scribd.com/document/361572788/Pemanfaatan-Rekayasa-Genetika-Bidang-
Farmasi

5.http://library.usu.ac.id/download/fmipa/biologi-mizawarti1.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai