Diktat Menpro 1
Diktat Menpro 1
1. Yang membedakan proyek teknologi informasi dengan proyek lain pada umumnya proyek
teknologi informasi yaitu;
- Proyek analisa kebutuhan sistem informasi manajemen perusahaan
- proyek perencanaan sistem data bagian akuntansi dan keuangan
- proyek pengembangan perangkat lunak sumber daya manusia
- Proyek implementasi aplikasi siap pakai semacam oracle,SAP,atau microsoft office, proyek
lain pada umumnya
- Proyek pengembangan produk-produk baru
- proyek perubahan struktur organisasi perusahaan
- proyek pelatihan manajemen dan karyawanperusahaan
- proyek pengadaan barang kebutuhan disebuah divisi usaha
- proyak konstruksi bangunan kantor cabang.
Keunikan
Suatu proyek mempunyai ciri tersendiri yang berbeda dari apa yang sudah dikerjakan
sebelumnya.
Tidak permanen
Proyek adalah aktivitas temporer artinya suatu proyek memiliki batasan waktu tertentu
Ketidakbiasaan
Proyek biasanya menggunakan teknologi baru dan memiliki elemen yang tidak pasti dan
beresiko.
Siklus Hidup
Selama proses, proyek akan melewati beberapa fase yang disebut siklus hidup proyek
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa proyek adalah suatu jenis program yang
disusun secara terperinci sebagai suatu bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan dan didalamnya
secara konkrit ditetapkan tujuan dan hasil yang akan dicapai, lokasi jelas, organisasi pelaksana, biaya
dan jadwal waktu serta anggarannya tertuang dalam suatu dokumen
Komponen Proyek
Suatu proyek terdiri atas beberapa komponen yang mendukung yaitu :
Kemampuan
Berhubungan dengan pengetahuan tentang projek yang akan dikerjakan, kemampuan dalam
mengerjakan proyek tersebut, dan pengalaman yang dibutuhkan yang bertujuan untuk
mengurangi faktor resiko yang terjadi dari suatu proyek yang akan dikerjakan
Perangkat Bantu
Alat bantu yang dibutuhkan oleh seorang manajer proyek untuk meningkatkan kemampuan
menangani suatu proyek dalam bentuk perangkat lunak maupun perangkat keras, seperti dalam
hal dokumentasi, perencanaan, permodelan, audit maupun pengevaluasian proyek
Proses
Adalah suatu teknis dan urutan kebutuhan yang dapat di monitor dan di kontrol dalam waktu
tertentu meliputi waktu, dana, kualitas, resiko maupun bidang garapan proyek.
Manajemen Proyek
Secara tradisional pengertian manajemen adalah meliputi kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, penempatan orang, pengendalian dan pengarahan.
Macam-macam Proyek
Proyek Kapital
Proyek ini biasanya berupa pengeluaran biaya untuk pembebasan tanah, pembelian peralatan,
pemasangan fasilitas dan konstruksi gedung
Proyek Penelitian dan Pengembangan
Proyek ini bisa penemuan produk baru, temuan alat baru dll. proyek ini dapat muncul dilembaga
komersial maupun pemerintah.
Proyek yang berhubungan dengan manajemen service
Proyek ini sering uncul dalam perusahaan maupun instansi pemerintah. Proyek ini bisa berupa
perancangan struktur organisasi, pembuatan sistem informasi manajemen, peningkatan
produktifitas perusahaan.
1. Spektrum Manajemen
Manajemen proyek Perangkat Lunak (PL) yang efektif berfokus pada
1.1 People ( Manusia)
SEI telah mengembangkan suatu model kematangan kemampuan manajemen manusia (People
Management Capability Manurity Model ( PM – CMM ) ) untuk mempertinggi kesiapan organisasi
PL dalam membuat aplikasi yang semakin kompleks sehingga menarik, menumbuhkan, memotivasi,
menyebarkan dan memelihara bakat yang dibutuhkan untuk mengembangkan kemapuan
mengembangkan PL mereka.
Model kematangan manajemen manusia membatasi pada :
Rekruitmen, Seleksi, Manajemen unjuk kerja, Pelatihan
Kompensasi, Pemgembangan karir, Desain kerja & organisasi, Perkembangan karir tim / kultur
7 faktor proyek yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan tim RPL yaitu :
1. Kesulitan pada masalah
2. Ukuran program yang dihasilkan (LOC / function)
3. Waktu tim (umur)
4. Tingkat dimana dapat dimodularitasi
5. Kualitas serta keandalan
6. Kepastian tanggal penyampaian
7. tingkat sosiabilitas / komunikasi
1.3 Process
Proses PL memberikan suatu kerangka kerja dimana rencana komprehensip bagi pengembangan PL
yang dapat dibangun dengan :
Sejumlah kumpulan tugas yang berbeda, kemampuan penyampaian & jaminan kualitas
Aktifitas pelindung, jaminan kualitas PL, manajemen konfigurasi PL & pengukuran
Tahap process ini berhubungan dengan metode pengembangan perangkat lunak.
Apabila diperhatikan, siklus hidup produk ini sebenarnya tidak terlepas dari pendekatan Siklus
Hidup Pengembangan Sistem (Systems Development Life Cycle – SDLC), dengan fase-fase
kegiatan :
Perencanaan (Planning)
Analisis (Analysis)
Perancangan (Design)
Implementasi (Implementation)
Dukungan (Support)
Dalam penerapannya, beberapa model metodologi pengembangan sistem telah dikembangkan,
misalnya :
Model Waterfall : Model ini terdefisinikan dengan baik dimana pengembangan dan support
sistem mempunyai jenjang/tahapan kegiatan secara linier.
Model Spiral : Pada model ini, perangkat lunak dikembangkan menggunakan pendekatan iteratif
atau spiral yang dirasakan lebih baik dibandingkan pendekatan linier.
Model Incremental Release :
Model RAD (Rapid Application Development) : Digunakan untuk mengembangkan sistem
secara cepat tanpa mengabaikan kualitas.
Model Prototyping : Digunakan dalam mengembangkan prototipe untuk memperjelas dan
memenuhi kebutuhan user.
Pembahasan lebih lanjut dari masing-masing model metodologi pengembangan sistem ini dapat
dibaca pada referensi-referensi mengenai analisis dan desain sistem.
Berkaitan dengan siklus hidup produk dan siklus hidup proyek dapat disimpulkan bahwa :
Siklus hidup proyek dapat diterapkan untuk semua proyek, baik pada proyek pengembangan
produk maupun bukan.
Model siklus hidup produk sangat berbeda-beda tergantung pada sifat/karakteristik produk yang
akan dikembangkan.
Produk IT sebagian besar dikembangkan sebagai deretan proyek.
Manajemen Proyek pada dasarnya digunakan pada semua fase siklus hidup produk.
Memahami Kepentingan Stakeholder dan Struktur Organisasi Proyek
Sebuah proyek akan mencapai keberhasilan melalui tiap fase proyek yang kemudian dilanjutkan
pada fase berikutnya. Pertimbangan manajemen muncul dalam setiap fase untuk mengevaluasi
kemajuan proyek dan kemudian disesuaikan dengan sasaran organisasi.
Stakeholder proyek adalah orang-orang yang tergabung atau berkepentingan dalam aktivitas proyek.
Manajer proyek harus menyisihkan waktunya untuk mengidentifikasi, memahami dan mengelola
hubungan dengan stakeholder proyek. Dalam hal ini senior eksekutif merupakan stakeholder yang
sangat penting. Untuk membantu memahami kebutuhan dan harapan stakeholder, manajer proyek
dapat menggunakan 4 kerangka pemahaman organisasi, yaitu:
Kerangka Struktural ; Pemahaman pada peran dan tanggungjawab, koordinasi dan kontrol.
Kerangka Sumber Daya Manusia ; Pemahaman pada hubungan yang harmonis antara kebutuhan
organisasi dan kebutuhan sumber daya manusia.
Kerangka Politis ; Pemahaman bahwa organisasi merupakan koalisi / gabungan dari orang-orang
atau kelompok-kelompok. Konflik dan kekuasaan merupakan issue utama dalam kerangka ini.
Kerangka Simbolik ; Pemahaman pada simbol dan arti berkaitan dengan suatu event. Kultur
(budaya) merupakan hal yang sangat penting dalam kerangka ini.
Sebagian besar organisasi memfokuskan pada kerangka struktural. Terdapat 3 macam bentuk
struktur organisasi yaitu :
Struktur Organisasi Fungsional
Struktur organisasi yang berfokus pada garis tanggungjawab, koordinasi dan kontrol secara
bertingkat menurut fungsi-fungsi manajemen.
Proyek CEO
CEO
Project
Project A
A Manager
Manager Project
Project B
B Manager
Manager Project
Project C
C Manager
Manager
Staff
Staff Staff
Staff Staff
Staff
Matriks CEO
CEO
Program
Program Manager
Manager VP
VP Engineering
Engineering VP
VP Manufacturing
Manufacturing VP
VP IT
IT VP
VP HR
HR
Staff
Staff Staff
Staff Staff
Staff Staff
Staff Staff
Staff
Project
Project Manager
Manager A
A 22 Engineering
Engineering 11 Manufacturing
Manufacturing 3.5
3.5 IT
IT 0.5
0.5 HR
HR
Project
Project Manager
Manager BB 55 Engineering
Engineering 33 Manufacturing
Manufacturing 10
10 IT
IT 11 HR
HR
Project
Project Manager
Manager C
C 11 Engineering
Engineering 00 manufacturing
manufacturing 44 IT
IT 0.1
0.1 HR
HR
Perbedaan bentuk struktur organisasi tentunya akan mempunyai pengaruh pada pelaksanaan proyek,
khususnya penerapan manajemen proyek. Berikut ini tabel ringkasan bagaimana pengaruh dari
macam-macam bentuk struktur organisasi pada pelaksanaan sebuah proyek.
Untuk membantu memudahkan pertanggungjawaban setiap aktifitas pekerjaan dalam proyek maka
Senior Manajemen dapat menggunakan software dan format standar organisasi untuk aktivitas
manajemen proyek, mengembangkan dan menggunakan petunjuk untuk menulis perencanaan proyek
atau menyediakan informasi, serta membuat kantor manajemen proyek supaya berbagai pekerjaan
koordinasi dan kontrol mudah dilakukan.
Estimasi Biaya
Salah satu keluaran dari manajemen biaya proyek yang paling penting adalah suatu perkiraan
(estimasi) biaya.
Ada beberapa jenis perkiraan biaya dan alat bantu (tool) serta teknik yang dapat digunakan untuk
membantu menyusun estimasi biaya.
Adalah penting juga untuk disusun suatu rencana manajemen biaya yang menguraikan
bagaimana variasi pengaturan biaya atas suatu proyek.
Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya proyek meliputi :
Monitoring penggunaan biaya ;
Memastikan bahwa perubahan biaya proyek sudah tercakup dalam anggaran biaya yang direvisi
dalam pedoman anggaran biaya ;
Memberikan informasi kepada stakeholder proyek terhadap perubahan-perubahan yang
mempengaruhi biaya proyek
Pengendalian Mutu
Keluaran dari proses pengendalian mutu yang utama adalah :
Pengambilan keputusan
Pengerjaan ulang
Penyesuaian proses
Beberapa tool dan teknik dalam pengendalian mutu antara lain :
analisa pareto
statistik sampling
diagram kendali mutu (diagram : p, c, R, s, x dll) Baca buku statistika/manajemen mutu
pengujian
FAKTOR MOTIVASI
Abraham Maslow mengembangkan hirarki dari kebutuhan untuk menggambarkan teorinya
bahwa perilaku masyarakat/orang berpedoman pada suatu urutan atau hirarki kebutuhan. Hirarki
Kebutuhan Maslow meliputi :
Kebutuhan Fisiologis ; bahwa orang akan bekerja dalam upaya untuk memenuhi berbagai
fisiologis seperti berbagai kebutuhan primer (sandang, pangan, papan), kebutuhan biologis dan
lainnya.
Kebutuhan Rasa Aman ; bahwa dalam melakukan pekerjaan, orang membutuhkan adanya rasa
aman dan nyaman tanpa mempunyai beban atau tekanan dari orang lain termasuk perasaan
cemas, takut dan sebagainya. Terpenuhinya kebutuhan ini akan meningkatkan kinerja dan
produktivitas seorang pekerja.
Kebutuhan Sosial ; bahwa setiap orang (khususnya sebagai makhluk sosial) tidak akan terlepas
dari interaksi dengan orang lain. Kerjasama dengan orang lain atau tim work dalam sebuah
lingkungan pekerjaan merupakan salah satu wujud kebutuhan sosial dalam rangka untuk
memenuhi kebutuhan ini..
Kebutuhan Harga Diri ; Kebutuhan ini menyangkut penghargaan seseorang, termasuk
didalamnya unsur harga diri dan kekuasaan. Selain itu perasaan untuk diperhatikan dan
memperhatikan juga merupakan salah satu kunci keberhasilan seseorang dalam melakukan
pekerjaan.
Kebutuhan Aktualisasi Diri ; bahwa setiap orang pada dasarnya suatu saat akan berusaha untuk
menunjukkan jati dirinya. Biasanya orang akan berusaha untuk meraih prestasi-prestasi terbaik
dalam bidangnya.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut di atas dapat dilihat secara hirarki dimana kebutuhan fisiologis
merupakan kebutuhan yang paling mendasar dan menuntut untuk dipenuhi terlebih dahulu. Setelah
kebutuhan ini terpenuhi, kebutuhan orang akan meningkat ke jenjang kebutuhan yang lebih tinggi
yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kemudian akan meningkat lagi pada kebutuhan sosial dan
kebutuhan harga diri. Dan akhirnya dengan terpenuhinya kebutuhan tersebut maka orang akan lebih
mudah melakukan atau memenuhi kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan ini akan memacu seseorang
untuk berprestasi. Maslow berpendapat bahwa manusia mempunyai kualitias yang unik yang
memungkinkannya untuk membuat pilihan sendiri, dengan begitu memberikan pada mereka sebuah
kendali untuk tujuan mereka.
Proyek biasanya akan sukses apabila manajer proyek sangat memperhatikan akan unsur keahlian
dan tantangan pekerjaan. Sebaliknya akan cenderung gagal apabila manajer proyek lebih
berorientasi pada otoritas, uang dan sanksi.
KEKUASAAN
Kekuasaan adalah kemampuan manajer untuk mempengaruhi lingkungan agar pekerja betul-betul
mengerjakan apa yang harus dikerjakan dan tidak mengerjakan apa yang seharusnya tidak
dikerjakan. Bentuk-bentuk kekuasaan ini haruslah bersifat memaksa, resmi, sesuai keahlian,
mengandung imbal balik/penghargaan dan terdapat referensi.
EFEKTIVITAS
7 Upaya Covey untuk meningkatkan Efektivitas :
Be proactive
Begin with the end in mind
Put first things first
Think win/win
Seek first to understand then to be uunderstood
Synergize
Sharpen the saw
Manajer proyek yang baik adalah pendengar yang serius dan tegas dalam sebuah komunikasi.
Mereka mendengarkan dengan seksama untuk memahami sesuatu. Profesional IT hendaknya
meningkatkan relasi baik dengan pekerja maupun dengan stakeholder proyek.
PENGADAAN STAFF
Perencanaan dan prosedur perekrutan staf merupakan hal yang sangat penting.
Beberapa perusahaan memberikan upah karyawan untuk tiap orang yang membantu bekerja
(dipekerjakan) dalam proyek.
Beberapa organisasi juga mengijinkan orang-orang bekerja dari rumah, tergantung jenis
pekerjaannya.
Faktor-faktor yang menyebabkan pekerja meninggalkan pekerjaannya mungkin disebabkan oleh
tidak adanya penghargaan yang jelas atas bidang pekerjaannya, rendahnya upah, tidak dapat
bekerja sama baik dengan atasan atau rekan pekerja, kurangnya motivasi dan hanya sekedar
mencari uang dan lain-lain.
Pengaturan Sumber Daya
Pengaturan Sumber Daya adalah suatu teknik untuk memecahkan konflik sumber daya dengan
melakukan penundaan tugas.
Tujuan utama pengaturan sumber daya adalah untuk menciptakan suatu distribusi/alokasi
pemakaian sumber daya yang lebih fleksibel sesuai beban pekerjaan dan mengurangi over
alokasi.
Contoh :
Diketahui pekerjaan-pekerjaan proyek sebagai berikut :
Nama Kode Aktivitas Duras
Aktivitas Aktivitas Yang i
Mendahu (hari)
lui
Analisis Kebutuhan Software A - 1
Pemodelan Sistem B - 2
Analisis Kebutuhan Hardware C - 3
Pengadaan & Instalasi SO & D A 4
DBMS
Desain Input, Output, Database E B 5
Persiapan & Pelatihan User F B 4
Pengadaan Hardware G C 6
Programming H D, E 6
Instalasi Hardware I G 2
Implementasi J F, H, I 3
Pengertian Proyek
Proyek adalah serangkaian aktifitas temporer dalam usaha melakukan dan mencapai tujuan
unik (Schwalbe K, 2002). Sedangkan manajemen proyek adalah sekelompok alat, proses dan sumber
daya manusia yang berkompeten guna mengerjakan aktivitas-aktivitas yang berkaitan, dan berusaha
untuk menggunakan sumber daya secara efektif untuk menyelesaikan proyek secara efisien dan tepat
Komponen Proyek
Terdapat empat komponen penting dari sebuah proyek, yaitu ruang lingkup (scope) , waktu,
biaya dan kualitas. Empat komponen tersebut yang menjadi batasan terhadap pelaksanaan proyek.
Bisa dikatakan bahwa kriteria yang harus dipenuhi dari produk yang dihasilkan dari proyek meliputi
kriteria atau batasan waktu, batasan ruang lingkup, batasan biaya dan batasan kualitas. Jadi terdapat
empat keharusan dalam sebuah proyek yaitu:
1. Proyek harus diselesaikan dan diserahkan dengan tepat waktu.
2. Proyek harus cukup dibiayai dengan dana yang telah ditentukan
Manager proyek
Manajer proyek adalah seseorang yang memiliki tanggung jawab terbesar atas pelaksanaan
proyek. Pekerjaan utama dari manajer proyek adalah mengarahkan, mengawasi dan mengendalikan
proyek dari awal sampai selesai. Hal-hal yang perlu dilakukan seorang manajer proyek adalah :
1. Manajer proyek harus mendefinisikan proyek, membreakdown proyek menjadi serangkaian
tugas(tasks) yang mudah dikelola, memperoleh sumberdaya yang dibutuhkan, dan
membentuk tim kerja untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut.
2. Manajer proyek harus menetapkan tujuan akhir dari proyek dan memitivasi anggota tim kerja
untuk menyelesaikan proyek tepat waktu
3. Manajer proyek harus menginformasikan kepada stakeholder tentang perkembangan
pelaksanaan proyek secara periodik.
4. Manajer proyek harus mengenali resiko yang mungkin terjadi dan meminimalkan dampak
terhadap penyelesaian proyek.
5. Manajer proyek harus beradaptasi terhadap perubahan-perubahan, karena tidak ada proyek
yang 100% berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
Berkaitan dengan tugas-tugas seorang manajer, maka area kemampuan yang perlu dimiliki
oleh seorang manajer adalah: kepemimpinan, manajemen orang (konsumen, suplier, manajer dan
kolega), komunikasi , negosiasi, perencanaan, manajemen kontrak, pemecahan masalah dan berpikir
kreatif). Banyak kesalahan terjadi dalam mengelola sebuah proyek yang menyebabkan sering
menjadi hambatan. Hambatan-hambatan yang mungkin terjadi adalah:
1. komunikasi yang tidak baik (Poor communication)
2. persetujuan yang tidak jelas (Disagreement)
3. kesalahpahaman (Misunderstandings)
4. suasana yang tidak mendukung (Bad weather)
5. pemogokan kerja (Union strikes)
6. konflik pribadi (Personality conflicts)
7. manajemen yang tidak baik (Poor management)
8. definisi sasaran dan tujuan tidak jelas (Poorly defined goals and objectives)
Manajer proyek yang baik tidak menghindari semua resiko, tetapi menyiapkan proses dan
prosedur standart untuk berusaha mencegah resiko yang mungkin terjadi seperti:
1. Keterlambatan penyelesaian proyek, pembekakkan anggaran atau keingingan konsumen tidak
terpenuhi.
2. Tidak konsisten antara proses dan prosedur yang digunakan manajer proyek
3. Proyek tidak bermanfaat dan membuang-buang waktu dan biaya
4. Tidak sinerginya faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi proyek.
Tabel dibawah ini menampilkan faktor-faktor yang menyebakan kegagalan sebuah proyek :
Faktor Prosentase (%)
Kebutuhan yang tidak jelas 13,1
Manajemen Waktu
Manajemen waktu proyek adalah suatu proses yang menjamin bahwa suatu proyek akan
selesai dalam waktu yang tepat sesuai dengan yang ditetapkan. Manajemen waktu terjadi pada tahap
perencanaan dan tahap pengendalian. Kegiatan yang dilakukan dalam manajemen waktu adalah :
1. Mendefinisikan aktivitas, yaitu berdasarkan pada WBS dari proses pendefinisian ruang
linkup dibuat daftar pekerjaan yang memerlukan waktu penyelesaian.
2. Membuat urutan aktivitas, yaitu berdasarkan definisi aktivitas disusun daftar urutan aktivitas
sesuai dengan persyaratan pengerjaan atau penyelesaian setiap aktivitas.
3. Estimasi durasi waktu, yaitu berdasarkan definisi aktivitas dan urutan aktivitas, diperkirakan
waktu yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas.
4. Mengembangkan jadwal, yaitu menyusun rencana alokasi waktu pelaksanaan proyek dengan
alat-alat seperti Network Planning, diagram chart dan sebagainya.
5. Pengendalian jadwal, yaitu melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan setiap aktivitas
proyek, apakah sesuai dengan jadwal yang direncanakan dan mencari solusi jika terjadi
perubahan jadwal pada saat pelaksanaan proyek.
Manajemen Biaya
Manajemen Biaya adalah suatu proses yang menjamin bahwa proyek dapat diseleaikan
dengan dana yang tersedia. Manajemen biaya diperlukan pada tahap perencanaan dan tahap
pengendalian. Aktivitas yang tercakup dalam manajemen biaya adalah :
1. Perencanaan sumber daya, yaitu berdasarkan pada ruang lingkup, aktivitas dan sebagainya
dapat diidentifikasikan sumber daya yang memerlukan dana atau biaya (tenaga kerja, alat
administrasi dan sebagainya)
Manajemen Komunikasi
Manajemen komunikasi adalah proses yang menjamin kelancaran arus informasi termasuk
didalamnya adalah pengumpulan, penyebaran informasi dan pelaporan. Manajemen komunikasi
diperlukan pada proses perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan proses penyerahan. Aktivitas
dari manajemen komunikasi meliputi:
1. Perencanaan komunikasi, yaitu menetapkan atau mengidentifikasi kebutuhan informasi dan
komunikasi bagi stakeholder, siapa dan informasi apa yang dibutuhkan, kapan
membutuhkannya dan bagaimana informasi disampaikannya.
2. Distribusi informasi, yaitu mendistribusikan informasi agar sampai yang pada stakeholder
tepat waktu.
3. Pelaporan kinerja, yaitu mengkoleksi data, menyebarluaskan, pelaporan status dan
pengukuran kemajuan proyek.
4. Persetujuan administratif , yaitu mengumpulkan dan menyerahkan laporan secara
menyeluruh pada penyerahan proyek.
Manajemen Resiko
Manajemen resiko adalah suatu proses untuk meminimalkan potensi terjadinya resiko dan
memaksimalkan potensi kesempatan memperoleh keuntungan. Manajemen resiko diperlukan pada
proses perencanaan dan proses pengendalian proyek. Yang tercakup dalam manjemen resiko adalah :
1. Perencanaan manajemen resiko, yaitu menetapkan pendekatan dan rencana aktivitas
manajemen resiko. Dengan mereview diagram proyek, WBS, toleransi resiko stakeholder dan
sebagainya akan dapat menyususn rencana manajemen resiko.
Manajemen Pengadaan
Manajemen pengadaan adalah suatu proses yang menjamin tersedianya barang maupun jasa
dari luar yang dibutuhkan oleh proyek. Manajemen pengadaan diperlukan pada proses perencanaan,
pelaksanaan dan proses penyerahan proyek. Aktivitas dari manajemen pengadaan ini meliputi :
1. Perencanaan pengadaan, yaitu menetapkan apa saja yang perlu disediakan dan kapan harus
dilakukan. Memilih pemasok dan menetapkan kontrak kesepakatan kerja.
2. Solicitation planning (perencanaan permintaan) , yaitu mendokumentasi permintaan produk
dan mengidentifikasi sumber-sumber potensial, mendokumentasikan pengadaan dalam
bentuk Request for Proposal(RFP) dan mengembangkan kriteria evaluasi.
3. Solititation (permintaan), yaitu proses melakukan permintaan terhadak kebutuhan-
kebutuhan yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek.
4. Seleksi sumber, yaitu memilih suplier-suplier potensial, mengevaluasi prospek suplier dan
negosiasi kontrak.
5. Penyelesaian kontrak, yaitu melakukan verifikasi produk dan audit kontrak.
PERENCANAAN PROYEK
Perencanaan sering merupakan aktivitas yang sangat sulit dan merupakan proses yang tidak
dihargai dalam manajemen proyek. Banyak orang memandang negatif terhadap perencanaan karena
rencana dibuat bukan fasilitas untuk action. Walaupun demikian rencana proyek adalah memberi
arahan untuk pelaksanaan proyek. Sebagai arahan, rencana proyek harus realistis dan berdaya guna.
Perencanaan proyek membutuhkan setiap area pengetahuan yang diperlukan dalam
pengelolaan sebuah proyek. Keterkaitan antara Area pengetahuan, proses perencanaan dan output
yang dihasilkan terlihat seperti pada tabel 4.1
Mendefinisikan Aktivitas
Pada diagram proyek telah tercantum rencana mulai dan selesainya sebuah proyek dan ini
merupakan langkah awal untuk membuat jadwal lebih detail. Berdasarkan diagram proyek, manajer
proyek mengembangkan statemen ruang lingkup danWBS
Definisi aktvitas merupakan hasil dari tim proyek dalam mengembangkan lebih detail dari
WBS dengan penjelasan yang mendukungnya. Tujuan dari proses ini adalah agar tim proyek
memahami secara lengkap seluruh pekerjaan yang harus dikerjakan sebagai bagian dari ruang
lingkup proyek. Aktivitas ini merupakan elemen pekerjaan yang diukur kinerjanya karena memiliki
durasi, biaya dan kebutuhann sumber daya yang diharapkan.
Pengurutan Aktivitas
Pengurutan aktivitas mencakup review aktivitas dalam detail WBS, diskripsi produk detail,
asumsi dan batasan-batasan yang menunjukkan keterkaitan antar aktivitas. Termasuk di dalamnya
mengevaluasi alasan-alasan ketergantungan dan perbedaan tipe-tipe ketergantungan. Ketergantungan
atau keterkaitan menunjukkan urutan dari aktivitas atau tugas, seperti, apakah aktivitas harus selesai
sebelum aktivitas lain di mulai? Apakah bisa beberapa aktivitas dikerjakan secara paralel? Apakah
bisa beberapa aktivitas sebagian overlap? Menetapkan relasi atau ketergantungan antar aktivitas
memeliki pengaruh yang signifikan pada pengembangan dan pengelolaan jadwal proyek.
Tujuan dari fase definisi adalah untuk memahami dengan baik masalah-masalah yang dihadapi oleh
user dalam memperkirakan biaya dan waktu penyelesaian proyek.
Kedua
Anda harus memutuskan proyek akan dilaksanakan atau tidak.
Pertama, menulis Requirement Document (RD), yaitu dokumen yang berisi rincian kebutuhan user.
Dokumen RD harus jelas dan lengkap, sehingga Tim Proyek (Project Tem (PT)) dapat memahami
seluruh masalah-masalah yang dihadapi oleh user dan dapat memperkirakan biaya penyelesaian
proyek tersebut.. Kejadian penting pertama yang akan Anda hadapi berupa persetujuan atau
penandatanganan dokumen RD oleh User dan Tim Proyek.
Selanjutnya, menulis Pendahuluan Perencanaan Proyek (Preliminary Project Plan (PPP)). PPP
merupakan langkah pertama dalam merencanakan langkah-langkah berikutnya yang harus diambil
untuk mengembangkan produk dan sumber-sumber apa saja yang dibutuhkan untuk setiap
langkahnya. Rencana tersebut menggambarkan berapa lama sumber-sumber tersebut akan diperlukan
dan berapa banyak biaya yang akan dikeluarkan.
Ketiga
Anda harus memberikan perkiraan-perkiraan ini kepada user dalam bentuk PROPOSAL.
Seberapa jauh perkiraan-perkiraan tersebut dapat dipertanggung jawabkan ? Ada dua alasan dalam
hal ini. Pertama, kita tidak begitu ahli dalam memperkirakan sesuatu. Kedua, perkiraan-perkiraan
tersebut dibuat pada saat masih dalam tahap pendefinisian masalah, dimana pada saat itu baru
sebagian kecil informasi yang kita peroleh dari masalah yang sedemikian luas.
Jika anda tidak yakin dengan kebutuhan-kebutuhan yang telah digambarkan secara akurat dalam
dokumen RD, disarankan untuk membagi proyek tersebut menjadi 2 tahap : Fase Analisis sebagai
proyek pertama diikuti dengan fase sebelumnya sebagai proyek kedua.
Pada saat pendefinisian, proposal anda hanya akan menjadi analisis saja, dan ini disebut PROPOSAL
ANALISIS. Setelah analisis akan ada PROPOSAL PENGEMBANGAN (Lihat bab 3). Kedua hal ini
disebut dengan dua fase proposal. Kejadian penting yang terdapat disini adalah pembelian proposal
oleh user.
Masalah terbesar berkaitan dengan pemakai akhir (end-user) yang sesungguhnya petugas pemasukan
data atau petugas pengirim barang yang berada di gudang. Seringkali manajer atau supervisor
mengatakan bahwa pemakai akhir sangat sibuk dan tidak mampu untuk memberikan informasi yang
dapat dipercaya. Terkadang manajer merasa dilangkahi atau diremehkan jika anda berhubungan
langsung dengan pemakai akhir yang berada di departemen mereka. Solusi dari masalah ini adalah
mendidik para wakil tim proyek tersebut bagaimana pentingnya komunikasi dengan para pemakai
Siapkan rencana untuk melakukan wawancara. Pelajari tentang bisnis yang mereka lakukan, dan
tulislah pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Berikut ini pertanyaan yang berhubungan
dengan wawancara yang akan dilakukan :
Pertama, cari tahu tentang aliran informasi yang ada dalam perusahaan tersebut. Mulailah dengan
pertanyaan-pertanyaan seperti : informasi apa saja yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan
bisnis perusahaan ? Seberapa penting aliran data, baik antara departemen maupun antar individual ?
Tentukan frekuensi, waktu dan keakuratannya.
Dalam suatu studi kelayakan kita mempertimbangkan semua penyelesaian masalah teknis yang
mungkin, dan coba untuk memperkirakan biaya dari masing-masing penyelesaian masalah. Untuk
suatu proyek yang berukuran besar, kita mempertimbangkan keputusan utama mengenai hardware
apa yang digunakan, dan apakah akan membuat atau membeli software. Untuk proyek berukuran
kecil sampai menengah studi kelayakan yang formal tidak perlu ditulis. Biasanya cukup dengan
mengangkat seseorang untuk mempelajari penyelesaian masalah yang mungkin dan menilai
keuntungan-keuntungan.
Perkiraan keuntungan ini mungkin saja mudah, tetapi seharusnya tidak dipergunakan. Manajer
proyek tidak hanya harus menjawab “Apakah proyek ini secara teknik dapat dikerjakan ?” tetapi juga
menjawab pertanyaan yang lebih penting : “Apakah proyek ini dapat dikerjakan oleh saya sekarang
?”
Manajer proyek harus bertanya pada diri sendiri apakah proyek yang ada memiliki peluang untuk
sukses, atau proyek tersebut akan mengalami kegagalan disebabkan oleh terbatasnya sumber-
sumber, pengetahuan, atau risiko di luar kekuasaannya. Tidak terkira proyek-proyek telah gagal
secara keseluruhan maupun sebagian, karena orang mengabaikan tanda-tanda penting dan nyata yang
menunjukan kegagalan. Setiap rencana dipengaruhi oleh risiko.
MANAJEMEN RISIKO
Menurut sejarah, industri pemrosesan data telah membuat reputasi yang buruk sekali karena
meremehkan proyek-proyek yang ada. Ketika ditanya tentang alasannya, para ahli pemrosesan data
membela diri dengan meberikan pernyataan seperti : “Saya menilai dengan benar berdasarkan fakta-
fakta yang diberikan kepada saya.