PENINGKATAN
KETERAMPILAN MENULIS KARYA ILMIAH
SISWA KELAS II-5 SMA NEGERI 12 SEMARANG
DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL
ELEMEN INKUIRI
SKRIPSI
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
oleh
Nama : Wahyu Lestari
NIM : 2101401005
Program studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia
i
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi.
ii
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Semarang
Ketua Sekretaris
Penguji I
SARI
iii
iv
vii
iv
v
viii
v
vi
Menyetujui,
Ketua Jurusan, Yang mengajukan,
vi
vii
PERNYATAAN
ii
Saya menyatakan bahwa yang tertulis ini benar-benar karya saya sendiri, bukan
i
jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
Wahyu Lestari
vii
viii
MOTTO
“Bawalah mereka dari dunia mereka ke dunia kita, kemudian antarkan mereka
dari dunia kita ke dunia mereka kembali.” (Nurhadi 2003 : 7)
PERSEMBAHAN
viii
ix
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia dan kesempatan yang diberikan ivv kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan penelitian dan menyusun skripsi sesuai dengan waktu yang
direncanakan. Skripsi ini disusun sebagai sebuah proses kegiatan akademik untuk
memberikan kontribusi terhadap penelitian bidang pendidikan, khususnya bagi
pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia.
Proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Tommi Yuniawan, S.Pd., M.Hum. dan Drs. Wagiran, M.Hum., sebagai
pembimbing I dan pembimbing II yang telah membimbing dan
memberikan motivasi sehingga proses penyusunan skripsi berjalan lancar;
2. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan
kepada peneliti untuk melaksanakan kegiatan akademik dan nonakademik
di Universitas Negeri Semarang;
3. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian;
4. Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan
motivasi dan kemudahan administrasi sehingga peneliti tidak mengalami
kesulitan dalam melaksanakan proses penyusunan skripsi;
5. Pusat referensi Kombat 202 Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang
telah menyediakan sumber referensi bagi peneliti untuk menyusun skripsi;
6. Kepala SMA Negeri 12 Semarang yang telah memberikan izin penelitian
dan kemudahan administrasi proses pelaksanaan penelitian;
7. Siswa kelas II-5 SMA Negeri 12 Semarang yang telah bersedia menjadi
responden bagi penelitian yang peneliti laksanakan;
8. Ibu Pujiarti, guru mata pelajaran bahasa Indonesia SMA Negeri 12
Semarang yang telah memberikan bimbingan dan kemudahan pada proses
penelitian;
v
ix
x
9. Ibu Nas Haryati, dosen wali kelas reguler prodi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Angkatan 2001 yang selalu memberikan motivasi dan
saran pada proses penelitian dan penyusunan skripsi;
10. Bapak Triyanto, Pembantu Dekan III FBS yang selalu memberikan
motivasi dan saran bagi proses penelitian dan penyusunan skripsi;
11. Sahabatku Asri, Eko, Titin, Iyan, Hastono, dan Widi untuk doa, motivasi,
dan bantuan materi selama proses pembuatan skripsi;
12. Teman-teman kelas reguler prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Angkatan 2001, terutama untuk Susanip yang telah membantu proses
pelaksanaan penelitian;
13. Keluarga besar UKM Kesenian Jawa, Tim Wereng, dan HIMA BSI, serta
teman-teman seperjuangan di PKM FBS yang telah membantu proses
penelitian;
14. Mbak Bachah dan Mas Maskur Rental Perdana Jalan Kalimasada atas
kebaikan, bantuan, dan kepercayaan yang diberikan kepada peneliti untuk
melakukan proses penyusunan skripsi dari awal hingga akhir;
15. Semua pihak yang telah membantu dan selalu mendukung peneliti dari
mulai awal penyusunan hingga akhir yang tidak dapat peneliti sebutkan.
Demikian prakata yang dapat penulis sampaikan. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi proses perjalanan akademik dan penelitian yang akan datang.
Penulis
vi
x
xi
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... i
PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... ii
PERNYATAAN............................................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
PRAKATA....................................................................................................... v
SARI................................................................................................................. vi
DAFTAR ISI.................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................ xii
DAFTAR GRAFIK.......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................. 5
1.3 Pembatasan Masalah ............................................................................ 6
1.4 Rumusan Masalah ................................................................................ 7
1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ............................. 9
2.1 Kajian Pustaka...................................................................................... 9
2.2 Landasan Teori..................................................................................... 13
2.2.1 Keterampilan Menulis.................................................................... 13
2.2.1.1 Pengertian Menulis .................................................................. 14
2.2.1.2 Manfaat Menulis ...................................................................... 16
2.2.2 Karya Ilmiah .................................................................................. 18
2.2.2.1 Pengertian Karya Ilmiah .......................................................... 18
2.2.2.2 Jenis-Jenis Karya Ilmiah .......................................................... 19
2.2.2.3 Bagian Karya Ilmiah ................................................................ 21
xi ix
xii
xiix
xiii
xiii
xi
xiv
DAFTAR GAMBAR
xiv
xiv
xv
DAFTAR GRAFIK
xiii
xv
xvi
DAFTAR TABEL
xvi
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
yang inovatif dan variatif mulai diterapkan para guru bahasa Indonesia. Tujuan
berbahasa bukan lagi hanya untuk diketahui, melainkan untuk dikuasai oleh siswa.
menulis, karena menulis adalah kegiatan yang menuntut adanya latihan dan
pengetahuan yang luas dan pola pikir yang logis. Pengetahuan yang luas tidak
terlepas dari kegiatan membaca, maka kegiatan menulis harus diimbangi dengan
menyukai hal-hal yang bersifat praktis dan instan. Kenyataan tersebut menjadi
kendala dan hambatan bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan menulis secara
maksimal. Untuk itu, agar siswa menyadari bahwa segala sesuatu yang berhasil
baik harus melalui proses dan tahapan, maka kegiatan pembelajaran menulis harus
1
2
sangat bermanfaat bagi siswa untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan
meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Proses untuk
menuju mayarakat Indonesia yang intelek dan terpelajar dapat diawali dengan
berpikir logis yang kemudian dilanjutkan dengan pemilihan bahasa yang efektif
1994 maupun Kurikulum 2004. Salah satu kegiatan menulis yang terdapat dalam
pengamatan hasil karya tulis siswa biasanya lebih berorientasi pada banyak dan
panjangnya karangan, bukan pada isi dan manfaat karangan (Doyin, dkk. 2002:v).
yang urut, agar siswa dapat menghasilkan karya tulis seperti yang diharapkan,
3
karena menulis karya ilmiah berbeda dengan menulis karangan yang lain,
menulis karya ilmiah merupakan aktivitas teknis yang wujud tulisannya harus
Peningkatan Keterampilan Menulis Karya Ilmiah Siswa Kelas II-5 SMA Negeri
rendah dan belum maksimal. Hal ini sesuai dengan keterangan yang diperoleh dari
guru bidang studi bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa, siswa belum mampu
menghasilkan karya tulis yang produktif dan sesuai dengan syarat karya tulis yang
baik dan benar, siswa cenderung membuat karya tulis berdasarkan penugasan dari
guru yang harus sesuai dengan sistematika penulisan yang diberikan guru ketika
pengetahuan yang baru dengan cara menggali pengetahuan lama yang telah
4
komponen inkuiri diharapkan mampu meningkatkan life skill siswa. Life skill
siswa meliputi academic skill, personal skill, social skill, dan vocasional skill.
Life skill yang dikuasai pada siswa SMA meliputi academic skill, personal skill,
social skill, sedangkan vocational skill dikuasai siswa SMK, karena bersifat
pendekatan dan media yang digunakan serta keterlibatan guru dalam proses
pembelajaran keterampilan menulis karya ilmiah siswa kelas II-5 SMA Negeri 12
karya ilmiah dan meningkatkan life skill siswa yang meliputi personal skill, social
menulis karya tulis ilmiah ada dua, yaitu faktor dari guru sebagai fasilitator dan
ditentukan dari dua faktor tersebut, guru harus dapat memilih metode yang tepat
dan sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai, sedangkan siswa harus mampu
kurang efektif dan tidak sesuai untuk pembelajaran bahasa dengan kompetensi
komponen inkuiri. Life skill yang terdapat di SMA meliputi academic skill,
personal skill, dan social skill, sedangkan vocasinal skill merupakan life skill
SMA dan bagaimana peningkatan life skill siswa yang mencakup personal skill,
6
social skill, dan academic skill setelah pembelajaran menulis karya tulis ilmiah
menulis karya ilmiah siswa kelas II-5 SMA Negeri 12 Semarang direncanakan
komponen inkuiri?
skill, dan social skill siswa kelas II-5 SMA Negeri 12 Semarang setelah
personal skill, dan social skill siswa kelas II-5 di SMA Negeri 12
1. Manfaat Teoretis
2. Manfaat Praktis
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
dilakukan oleh Ziyadati (2004), Astuti (2004), Budiyati (2004), dan Setyowati
bertanya diterapkan. Skor rata-rata kelas pada tahap prasiklus sebesar 50,37. Pada
siklus I skor rata-rata kelas meningkat sebesar 15,54 menjadi 65, 91. Sedangkan
pada siklus II skor rata-rata kelas meningkat sebesar 12 menjadi 77,91. Penerapan
Siswa-siswa yang sebelumnya bosan dan tidak berminat pada kegiatan menulis
menjadi lebih terlatih dan bersemangat. Penelitian yang dilakukan Ziyadati adalah
kontekstual elemen bertanya pada siswa SMP kelas II. Berdasarkan hasil
9
10
dapat mengubah perilaku belajar siswa, dari perilaku negatif menjadi perilaku
peneliti saat ini, karena pada penelitian Ziyadati menggunakan pendekatan dengan
menulis. Perbedaannya adalah pada elemen yang digunakan dan subjek penelitian.
diterapkan. Hasil penelitian pada tahap prasiklus adalah 60, dan mengalami
peningkatan 8 point pada siklus I yaitu sebesar 68, dan meningkat lagi sebesar 7
poin menjadi 75 pada siklus II. Penelitian Astuti adalah penelitian tentang
dalam pembelajaran menulis dapat mengubah perilaku siswa, dari perilaku negatif
penelitian yang peneliti lakukan saat ini, yang menjadi perbedaan adalah elemen
yang dilakukan Budiyati, dkk. (2004) hampir sama dengan penelitian yang
penelitian dalam penelitian Budiyati, dkk adalah kemampuan berpikir logis dalam
menulis karya tulis untuk siswa SMP, sedangkan subjek penelitian yang dilakukan
peneliti saat ini adalah keterampilan menulis karya ilmiah siswa SMA. Penelitian
ini adalah penelitian tindakan kelas dengan 2 siklus. Pada siklus awal peneliti
logis dalam menulis karya ilmiah dan kemampuan menyusun karya ilmiah, yang
karya tulis, yang mencakup kesesuaian judul dengan isi, kemampuan berpikir
ejaan, dan kemampuan menulis sumber pustaka, dan daftar pustaka. Berdasarkan
logis dalam menyusun karya tulis paling tinggi berkategori baik dengan skor 76-
87 hanya 1 orang atau 2,5 %. Hasil dari penelitian tersebut didapatkan adanya
peningkatan dari 4,5 atau 10,73 % meningkat menjadi 13,9 atau 34,75 %.
peneliti saat ini adalah dalam rangka mengembangkan penelitian yang pernah
Siswa Kelas III F SLTP Negeri 1 Pemalang. Hasil penelitian menunjukkan adanya
tersebut terlihat dari hasil secara keseluruhan, yaitu ketidakefektifan kalimat pada
rata-rata pada tahap prasiklus sebesar 42,92 %, sedangkan pada siklus II jumlah
bagi penelitian yang saat ini dilakukan peneliti. Penelitian ini menggunakan teknik
yang sama seperti penelitian yang dilakukan peneliti saat ini yaitu, inkuiri pada
memperkuat bukti bahwa inkuri adalah elemen dari pendekatan kontekstual yang
menulis siswa dan dapat mengubah perilaku belajar siswa menjadi positif.
penelitian yang dilakukan peneliti saat ini. Penelitian yang akan dilakukan peneliti
saat ini menjadi pelengkap bagi penelitian tindakan kelas untuk pembelajaran
dengan orang lain dengan menggunakan bahasa, baik bahasa tulis maupun bahasa
yang paling sulit. Dalam keterampilan menulis akan dibahas tentang pengertian
grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambar grafik tersebut.
Suriamiharja, dkk. ( 1997:1) mengatakan “To write is to put down the graphic
symbols that represent a language one understands, so that other can read these
dimengerti oleh seseorang, kemudian dapat dibaca oleh orang lain yang
melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Dapat juga diartikan bahwa
Nursisto (1999: 3) yang mengatakan “seorang anak yang pendiam dan malu lebih
15
senang menungkapkan pendapatnya secara tertulis, karena dia merasa takut dan
sulit untuk mengungkapkan secara lisan.” Dari pendapat itu menunjukkan bahwa
komunikasi tulis sangat bermanfaat dan sangat diperlukan bagi seseorang untuk
mengungkapkan gagasan dan ide. Berdasarkan pendapat Webb, Nursisto (1999 :4)
yang sangat ampuh dalam belajar yang dengan sendirinya memainkan peranan
merupakan suatu bentuk berpikir untuk penanggap tertentu dan untuk situasi
pesan yang dibawa oleh penulis melalui gambar huruf-huruf tersebut dalam
bahwa menulis bukan hanya sekadar menggambarkan huruf tapi juga mempunyai
menulis yang dikemukakan lado dalam Ahmadi yang dikutip oleh Subyantoro dan
sedemikian rupa sehingga orang lain dapat membaca simbol grafis itu sebagai
latihan terus menerus dan bukan hanya bergantung pada bakat seseorang,
melainkan suatu keinginan atau minat yang besar untuk mau belajar, membangun
atau mengatur simbol-simbol grafis menjadi rangkaian bahasa yang bermakna dan
menulis telah dikemukakan oleh Percy (1980) dalam Nursisto (1999 : 12),
manfaat menulis terdiri dari : (1) sarana untuk pengungkapan diri, (2) sarana
kebanggaan, dan rasa harga diri, (4) sarana untuk meningkatkan kesadaran dan
dengan penuh semangat, dan (6) sarana untuk mengembangkan pemahaman dan
menulis kedua yaitu sebagai sarana memahami sesuatu. Kegiatan menulis adalah
proses kegiatan berpikir, mencoba memahami setiap pilihan kata yang disusun
dan menyesuaikan dengan ide atau gagasan tulisan, sehingga proses tersebut
Kegiatan menulis adalah kegiatan menghasilkan karya tulis, setiap proses dalam
kegiatan menulis adalah upaya dan kerja keras yang dilakukan penulis. Hasil dari
kegiatan menulis tersebut memberikan nilai positif tersendiri bagi penulis, yaitu
rasa puas, bangga dan percaya diri karena telah menghasilkan sebuah karya tulis.
meningkatkan kesadaran akan potensi diri. Manfaat menulis yang keenam adalah
atau ide, 4) melatih sikap objektif yang ada pada diri seseorang, 5) membantu
18
Penulis dapat memunculkan ide baru dan menuangkannya dalam sebuah tulisan
Karya ilmiah merupakan hasil tulisan yang bersifat ilmiah. Karya ilmiah
adalah karya tulis yang bersifat nonfiksi yang dikaitkan dengan ide ilmiah yang
yang berkaitan dengan materi karya ilmiah, yaitu pengertian karya ilmiah, jenis-
Karya ilmiah dapat disebut sebagai tulisan atau karangan yang bersifat
ilmiah. Penulisan karya ilmiah selalu bersifat objektif dan sistematis. Hal tersebut
sesuai dengan yang dikemukakan Sudjana (2002 : 21), pada hakikatnya karya
ilmiah merupakan produk manusia atas dasar pengetahuan, sikap dan cara berpikir
19
ilmiah. Menurut Budiyati, dkk. (2004 : 4) karya ilmiah merupakan hasil dari
proses berpikir ilmiah yang didalamnya mengandung kebenaran ilmiah yang dapat
dibuktikan secara empiris. Doyin, dkk. (2002:7) berpendapat bahwa karya ilmiah
adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta yang dapat dibuktikan
kebenarannya dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.
Pengertian tersebut disempurnakan oleh Wagiran dan Doyin (2004 : 12) yang
metodologi penulisan yang baik dan benar, serta menggunakan bahasa ragam
ilmiah.
karya ilmiah adalah suatu karangan yang mengandung ilmu pengetahuan dan
kebenaran ilmiah yang menyajikan fakta dan disusun secara sistematis menurut
dimaksud dapat berupa laporan kegiatan ilmiah, kegiatan kajian, dan penelitian,
sebagai laporan kegiatan ilmiah memiliki berbagai jenis. Menurut Doyin, dkk.
(2002 : 8) jenis-jenis karya ilmiah meliputi, buku, makalah, kertas kerja, artikel,
yakni karya ilmiah akademis dan karya ilmiah profesional. Karya ilmiah akademis
bimbingan dan tanggung jawab orang yang lebih profesional, tidak dipublikasikan
dengan lebih menekankan pada proses bukan pada hasil yang memerlukan
akademis adalah (1) paper, (2) skripsi, (3) tesis, dan (4) disertasi. Karya ilmiah
yang berbentuk paper sering juga disebut makalah atau karya tulis. Karya ilmiah
yang berbentuk skripsi, tesis dan disertasi adalah karya ilmiah yang dibuat untuk
profesional, yaitu karya ilmiah yang dibuat untuk pengembangan profesi bagi para
dan lebih menekankan pada hasil. Bentuk karya ilmiah profesional adalah (1)
buku, (2) makalah, (3) kertas kerja, (4) artikel, dan (5) laporan penelitian. Karya
ilmiah yang berbentuk buku adalah buku yang berisi fakta umum ilmiah dan
ditulis dengan sistem penulisan yang standar. Makalah adalah karya ilmiah yang
yang bersifat objektif. Kertas kerja adalah karya ilmiah yang berisi analisis
terhadap fakta secara objektif, perbedaannya dengan makalah adalah analisis yang
21
lebih mendalam daripada analisis data dalam makalah. Artikel adalah karya ilmiah
yang diterbitkan jurnal ilmiah. Bentuk karya ilmiah profesional yang terakhir
dua, yakni karya ilmiah akademis dan karya ilmiah profesional. Bentuk Karya
ilmiah akademis adalah paper, skripsi, tesis, dan disertasi. Bentuk karya ilmiah
profesional adalah buku, makalah, kertas kerja, artikel, dan laporan penelitian.
metodologi penulisan yang tepat. Sistematika penulisan dalam karya ilmiah terdiri
atas bagian-bagian yang berurutan. Wagiran dan Doyin (2004 : 18) berpendapat
pola dasar karya ilmiah secara umum paling sedikit berisikan bagian-bagian yang
sudah baku, yaitu bagian pengenalan, batang tubuh, dan kepustakaan. Bagian
pengenalan dalam karya ilmiah merupakan bagian awal yang berisi hal-hal yang
bersifat informatif tentang karya ilmiah tersebut. Dalam bagian pengenalan ada
dua jenis pengenalan, yaitu bagian pengenalan yang bersifat umum dan bagian
bentuk karya ilmiah adalah tidak sama. Bagian pengenalan pada jenis karya
ilmiah yang berbentuk buku berbeda dengan bagian pengenalan bentuk makalah,
kertas kerja, artikel, skripsi, tesis, disertasi dan laporan penelitian. Beberapa istilah
22
pada bagian pengenalan yang terdapat dalam semua jenis karya ilmiah adalah
judul dan nama penulis. Bagian pengenalan yang perlu dijelaskan adalah judul,
nama penulis (baris kepemilikan), abstrak, kata kunci, prakata dan kata pengantar
(Wagiran 2004:19).
judul yang baik adalah mencerminkan isi karangan, berupa pernyataan, bersifat
singkat dan jelas serta menarik. Dalam baris kepemilikan biasanya dituliskan
gelar atau pangkat, jika penulis lebih dari satu harus dicantumkan semua. Pangkat
dan gelar dapat dicantumkan pada bagian biografi pengarang jika ada. Istilah yang
lain dalam bagian pengenalan adalah abstrak. Abstrak adalah ringkasan tulisan.
Dalam abstrak tercakupi seluruh bagian isi karangan, dari pendahuluan sampai
penutup. Kata kunci adalah kata-kata atau istilah yang dianggap penting dan
mutlak harus diketahui pembaca dalam sebuah karya ilmiah. Prakata dan kata
pengantar adalah dua istilah yang berbeda, pengantar adalah tulisan awal yang
ditulis oleh penulisnya sendiri, sedangkan kata pengantar adalah tulisan awal yang
ditulis oleh orang lain yang menguasai karya ilmiah yang bersangkutan.
Bagian kedua dalam penulisan karya ilmiah adalah batang tubuh. Batang
tubuh adalah isi karya ilmiah yang sebenarnya. Secara umum batang tubuh terbagi
menjadi tiga, yaitu pendahuluan, isi dan penutup. Bagian pendahuluan dalam
karya ilmiah sertidaknya berisi latar belakang masalah dan rumusan masalah.
Untuk karya ilmiah yang berbentuk skripsi, tesis, disertasi dan laporan penelitian
bagian pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, dan
23
manfaat. Bagian kedua dalam batang tubuh adalah bagian isi. Untuk karya ilmiah
yang berbentuk buku, makalah, artikel dan kertas kerja berisi persoalan-persoalan
inti atau materi inti yang ingin disajikan. Untuk karya ilmiah yang berbentuk
artikel, skripsi, tesis, disertasi, dan laporan penelitian bagian isi berupa landasan
teoretis, metodologi, dan hasil, serta pembahasan. Bagian terakhir dalam batang
bagian karya ilmiah pada intinya terbagi menjadi 3 bagian pokok, yaitu bagian
pengenalan, batang tubuh dan bagian penutup. Bagian pengenalan berisi hal-hal
yang bersifat informatif yang menunjukkan identitas karya ilmiah, yaitu judul,
nama penulis, pengantar/kata pengantar dan abstrak bagi karya ilmiah yang
bersifat laporan penelitian. Bagian batang tubuh merupakan bagian inti dalam
karya ilmiah. Pada bagian batang tubuh terdapat tiga bagian unsur, yaitu
Pada bagian penutup berisi simpulan dan saran. Bagian terakhir dalam karya
ilmiah memiliki ciri-ciri khusus. Wagiran dan Doyin (2004 : 13) mengemukakan
penulisannya harus cermat, tepat, benar, tulus, dan tidak memuat terkaan.
dan tak berefek samping, 3) tidak mengejar keuntungan pribadi, yakni tidak
memberitahukan sesuatu.
konseptual dan prosedural, 5) karangan ilmiah tidak bersifat emotif, atau tidak
pendukung kecuali dalam hipotesis kerja, 7) ditulis secara tulus dan hanya
fakta dan aplikasi hukum alam kepada problem spesifik. Tujuan karangan ilmiah
dapat disimpulkan ciri-ciri karya ilmiah adalah (1) menyajikan fakta objektif
secara sistematis, (2) ditulis secara cermat, tepat, benar, dan tulus, (3) tidak
sistematis, ditulis secara konseptual dan prosedural, (5) karangan ilmiah tidak
bersifat emotif, (6) karangan ilmiah tidak bersifat argumentatif dan persuatif, (7)
pandangan ahli pendidikan klasik John Dewey yang pada tahun 1916 mengajukan
kontekstual berakar dari paham progresivisme John Dewey. Intinya siswa akan
belajar dengan baik apabila apa yang mereka pelajari berhubungan dengan apa
yang telah mereka pelajari berhubungan dengan apa yang telah mereka ketahui,
serta jika siswa telibat aktif dalam proses belajar di sekolah. Pokok-pokok
siswa belajar dengan baik apabila mereka secara aktif dapat mengkonstruksi
sendiri pemahaman mereka tentang apa yang diajarkan oleh guru, (2) anak harus
langsung untuk merangsang belajar, (3) guru sebagai pembimbing dan peneliti
harus ada kerja sama antara sekolah dan masyarakat, (4) sekolah progresif harus
dasar dalam pembelajaran kontekstual ketika siswa dituntut aktif dalam kegiatan
(Nurhadi 2003 : 9). Siswa menjadi objek dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan
guru menjadi fasilitator dalam kegiatan pembelajaran yang mengajak siswa untuk
guru. Dalam pembelajaran kontekstual siswa dituntut kritis, kreatif, dan mandiri
menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat
dan siswa akan memperoleh pengalaman dalam setiap kegiatan belajar mereka.
guru menjadi proses belajar yang berorientasi pada pemberdayaan potensi siswa
daripada memberi informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah
tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas
(siswa). Sesuatu yang baru datang dari kegiatan “menemukan sendiri” bukan dari
pembelajaran. Siswa dibiarkan bebas berekspresi dan belajar mandiri, guru hanya
dengan situasi nyata lingkungan seseorang dan itu dapat terjadi melalui pencarian
pendekatan yang mendekatkan siswa dengan konteks atau situasi nyata, sehingga
memberikan kebebasan penuh kepada siswa untuk belajar secara mandiri, kreatif,
Inkuiri pada dasarnya adalah suatu ide yang kompleks, yang berarti
banyak hal, bagi banyak orang, dalam banyak konteks (a complex idea that means
many things to in many people in many contexs) (Sudjana 2001:57). Inkuiri adalah
inkuiri merupakan pembelajaran yang ideal, karena siswa dituntut untuk berpikir
dan menemukan jawaban dari permasalahan yang ditemukan sendiri. Selain itu,
(Hastuti 1996 : 234). Kegiatan inkuiri merupakan sebuah siklus. Siklus itu terdiri
dari kerangka berpikir inkuiri. Pada dasarnya kerangka berpikir dalam inkuiri
adalah (1) siklus yang terdiri dari mengamati, bertanya, menganalisis dan
inkuiri, maka proses pelaksanaan inkuiri secara teknis di lapangan harus dirancang
dan direncanakan.
dan kondisi siswa. Kondisi yang diperlukan untuk proses belajar melalui inkuiri
adalah (1) kondisi yang fleksibel, bebas dan berinteraksi, (2) kondisi lingkungan
yang responsif, (3) kondisi lingkungan yang memudahkan konsentrsai, (4) kondisi
yang bebas tekanan, (5) menstimulasi dan menantang siswa berpikir, (6)
bagaimana berpikir kritis, karena berpikir kritis merupakan salah satu tujuan
bagi siswa. Penemuan siswa dalam proses pembelajaran adalah pengetahuan baru
sebagai hasil dari proses berpikir dan menemukan sendiri pengetahuan tersebut
Konsep life skill merupakan salah satu fokus analisis dalam pengembangan
(Anwar 2004:20). Brolin (2000) dalam Anwar (2004 : 5) menjelaskan bahwa life
sikll constitu a continuum of knowledge and aptude that are necessary for a
Dengan demikian life skills dapat dinyatakan sebagai kecakapan untuk hidup.
Istilah kecakapan hidup menurut Satori (2000) dalam Anwar (2004 : 6) bukan
hanya untuk kemampuan tertentu saja, namun harus memiliki kemampuan dasar
yang dapat memberikan bekal keterampilan yang praktis, terpakai, terkait dengan
kebutuhan pasar kerja, peluang usaha dan potensi ekonomi atau industri yang ada
kesiapan serta kecakapan untuk bekerja, dan memilki karakter dan etika untuk
terjun ke dunia kerja. Pengertian yang lain mengemukakan bahwa life skill atau
menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan,
32
kemudian secara pro-aktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi, sehingga
menjadi empat jenis, yaitu ; (1) kecakapan personal (personal skill) yang
kecakapan sosial (social skill), (3) kecakapan akademik (academic skill), dan (4)
mengenal diri dan berpikir rasional. Kecakapan mengenal diri sendiri pada
dasarnya merupakan penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa,
meningkatkan diri sebagai individu yang bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.
merupakan sikap penuh pengertian dan seni berkomunikasi dua arah. Dalam
menekankan juga isi dan sampainya pesan disertai kesan yang baik yang akan
kejuruan, artinya kecakapan yang dikaitkan dengan bidang profesi tertentu yang
ada di masyarakat.
skills adalah (1) terjadi proses identifikasi kebutuhan belajar, (2) terjadi proses
penyadaran untuk belajar bersama, (3) terjadi keselarasan kegaitan belajar untuk
mengembangkan diri, belajar, usaha mandiri, usaha bersama, (4) terjadi proses
interaksi saling belajar dari ahli, (7) terjadi proses penilaian kompetensi, (8)
pendidikan di Indonesia.
life skill adalah kecakapan hidup yang harus dimiliki seseorang untuk menghadapi
dihadapi. Life skill memiliki dua karakter sifat, yaitu bersifat umum dan
khusus/spesifik. Life skill yang bersifat umum adalah kecakapan yang secara
umum harus dimiliki siswa untuk semua jenjang pendidikan, baik TK, SD, SMP,
kecakapan personal dan kecakapan sosial. Kecakapan hidup yang bersifat khusus
siswa SMK.
(deduktif dan induktif), baik dari pikiran sendiri maupun dari berbagai tulisan
nonsastra, dalam berbagai bentuk (baik berupa memo, surat, proposal atau karya
tulis ilmiah) kompetensi dasar menulis karya tulis ilmiah. Menulis karya tulis
ilmiah merupakan salah satu butir pembelajaran dari beberapa butir pembelajaran
yang terdapat dalam kurikulum bahasa Indonesia untuk SMA dengan indikator
35
pencapaian hasil belajar siswa mampu menulis hal-hal yang perlu ditulis dalam
membuat karya tulis berdasarkan topik yang dipilih, siswa mampu menentukan
pengamatan atau penelitian), siswa mampu menyusun kerangka karya tulis, siswa
pustaka dan siswa mampu membuat karya tulis ilmiah dengan sistematika yang
belum memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes keterampilan menulis siswa
yang masih rendah. Rendahnya keterampilan menulis karya ilmiah tersebut dapat
dilihat dari nilai pada aspek – aspek yang terdapat dalam penulisan karya ilmiah
yang belum maksimal. Aspek-aspek tersebut antara lain, (1) sistematika penulisan
dipengaruhi beberapa faktor, salah satu faktor yang berpengaruh besar yaitu
penelitian ini memberikan alternatif terbaik bagi guru dalam rangka memilih
ingin dicapai. Tahapan selanjutnya adalah kegiatan tindakan, observasi dan yang
terakhir adalah refleksi. Apabila dalam siklus I didapatkan hasil yang kurang
memuaskan, maka dilanjutkan pada siklus II. Siklus II merupakan hasil perbaikan
pada siklus I.
pemikiran dalam penelitian ini, maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah
terdapat peningkatan keterampilan menulis karya ilmiah dan life skill yang
meliputi personal skill, social skill, dan academic skill siswa kelas II-5 SMA
inkuiri.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian tindakan kelas konsep Stepehen Kemmis dan Mc. Taggart (Hopskin
tindakan kelas dilaksanakan dalam wujud proses pengkajian berdaur yang terdiri
refleksi.
berikut ini.
OBA
P RP
R T R T
O O
Siklus I Siklus II
P = Perencanaan
T = Tindakan
37
38
O = Observasi
R = Refleksi
RP = Revisi Perencanaan
penelitian yang dilakukan peneliti terdiri atas dua siklus, yaitu siklus I dan siklus
II. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti merupakan sebuah siklus
mencapai hasil yang diinginkan. Dalam siklus II tahap perencanaan akan direvisi
untuk mencapai hasil yang ingin dicapai. Daur penelitian tindakan kelas yang
akan dipakai dalam penelitian ini adalah sama dengan daur penelitian Kemmis
dan Tagart. Desain penelitian ini diuraikan pada proses tindakan siklus I dan
siklus II.
3.1.1 Siklus I
1) Perencanaan
berikut ini.
39
sebagai pemodelan.
berlangsung.
belajar mengajar.
2) Tindakan
oleh peneliti, yaitu dengan melasanakan skenario pembelajaran yang telah disusun
dengan cara menemukan sendiri dari pemodelan yang diberikan guru kemudian
didiskusikan dengan kelompok belajar yang telah dibentuk. Tindakan inkuiri yang
dilakukan pada siklus I ini bertujuan untuk meningkatkan minat menulis siswa
dan meningkatkan keterampilan menulis karya ilmiah siswa kelas II-5 SMA
Negeri 12 Semarang.
40
masing-masing kelompok diberi contoh karya tulis ilmiah yang benar, selanjutnya
unsur-unsur yang terdapat dalam karya tulis ilmiah. Selain itu, berdasarkan
kelompok diminta untuk menemukan cara menulis daftar pustaka dan sumber
3) Pengamatan
Dalam kegiatan pengamatan ini peneliti mengamati life skill siswa yang
meliputi personal skill, social skill, dan academic skill yang telah dijabarkan ke
dalam aspek pengamatan dalam lembar observasi dan setiap perilaku serta
dilakukan peneliti berkaitan dengan sikap dan perilaku siswa dari mulai awal
4) Refleksi
Kegiatan dalam tahap refleksi ini adalah peneliti bersama siswa mengulas
penilaian atau ulasan singkat materi pelajaran yang telah disampaikan. Pada tahap
ini siswa menyampaikan simpulan dari hasil kegiatan diskusi yang dilakukan
berdasarkan temuan yang diperoleh dari pemodelan. Kemudian guru dan siswa
41
yang terdapat dalam kegiatan penulisan karya ilmiah sebelumnya, selain itu untuk
3.1.2 Siklus II
Perbedaan antara siklus I dan siklus II adalah pada kegiatan dalam setiap
1. Perencanaan
yang tidak terlaksana dan telah direncanakan pada siklus I. Kemudian dilanjutkan
sebagai berikut.
belajar klasikal untuk memperbaiki hasil tes menulis karya ilmiah siklus I.
b. mempersiapkan instrumen yang akan digunakan pada siklus II, yaitu lembar
2. Tindakan
pada siklus II. Tindakan yang dilakukan adalah dengan cara memberikan teknik
pembelajaran out door, yaitu kegiatan pembelajaran di luar kelas melalui kegiatan
secara inkuiri, yaitu menemukan sendiri pengetahuan dengan cara belajar mandiri,
aktif, kreatif dan menyenangkan, karena siswa tidak hanya duduk dan belajar di
dalam kelas, tetapi siswa dapat belajar di luar kelas. Siswa diberi kesempatan
untuk bekerjasama dengan orang lain, sehingga siswa akan terlatih untuk berpikir
kritis dan berinisiatif. Tindakan ini dilakukan agar siswa dapat belajar dalam
situasi santai tanpa tekanan, namun mengena karena siswa langsung dihubungkan
dengan konteksnya.
3. Pengamatan
dilakukan peneliti masih sama dengan siklus I, yaitu life skill siswa yang meliputi
personal skill, social skill, dan academic skill serta kegiatan inkuiri yang
pengamatan yang dilaksankan pada siklus II dapat diketahui peningkatan life skill
4. Refleksi
memberikan alternatif bagi siswa dalam menentukan tema dan topik penulisan
karya ilmiah.
Subjek penelitian ini adalah keterampilan menulis karya ilmiah siswa kelas
ditemukan di lapangan pada saat survei awal. Latar belakang penentuan subjek
penelitian ini berdasarkan hasil pengamatan awal yang dilakukan peneliti di SMA
Negeri 12 Semarang.
berdasarkan hasil tes menulis karangan ilmiah siswa kelas II yang belum
kelas II-5 hasil tes keterampilan menulis karya ilmiah siswa paling rendah jika
oleh guru yang bersangkutan, bahwa rendahnya hasil tes keterampilan menulis
karya ilmiah tersebut jika dibandingkan dengan tes keterampilan menulis yang
44
lain disebabkan karena mengarang ilmiah membutuhkan waktu yang lama dan
menulis karangan yang lain siswa tidak terlalu kesulitan, karena tidak ada aturan
yang mengikat juga penentuan topik ditentukan guru, sehingga siswa tidak akan
Kelas yang dipilih adalah kelas II-5, alasan pemilihan kelas tersebut adalah
berdasarkan hasil tes keterampilan menulis karangan ilmiah siswa kelas II-5
paling rendah jika dibandingkan dengan hasil tes keterampilan menulis karangan
ilmiah kelas II yang lain di SMA Negeri 12 Semarang. Jumlah siswa kelas II-5
adalah 40 siswa, terdiri atas 18 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Hasil tes
keterampilan menulis karangan ilmiah siswa kelas II-5 paling rendah jika
didapatkan dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan kepada guru mata
observasi pada hasil tes keterampilan menulis siswa kelas II-5 belum memuaskan.
karakter siswa kelas II-5 kurang berminat dan bersemangat ketika mengikuti
pembelajaran yang dilakukan guru. Siswa kelas II-5 lebih berminat dan
cenderung malas dan kurang antusias jika diberi tugas menulis karangan.
45
kelas II-5 untuk memperbaiki hasil tes keterampilan menulis karya ilmiah siswa
kelas II-5 dan meningkatkan minat menulis siswa kelas II-5 SMA Negeri 12
Semarang serta meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas II-5 SMA Negeri
12 Semarang.
3.3 Variabel
penulisan karya ilmiah, yaitu (1) sistematika penulisan karya ilmiah, (2)
kemampuan berpikir logis, (3) kesesuaian judul dengan isi, (4) kemampuan
menggunakan ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, (5) kemampuan
menulis paragraf, kalimat, dan kata, (6) kemampuan menulis sumber kutipan, (7)
kemampuan menulis daftar pustaka, dan (8) kerapian penulisan karya ilmiah.
Pembelajaran menulis karya ilmiah berhasil jika telah mencapai nilai ketuntasan
metode diskusi dan inkuiri melalui pemodelan dan observasi. Dalam proses
belajar dan diskusi untuk menemukan sesuatu yang baru dari pemodelan.
3.4 Instrumen
nontes. Instrumen tes digunakan untuk mengungkap data tes keterampilan menulis
karya ilmiah siswa. Instrumen nontes digunakan untuk mengungkap data nontes
yang terdiri atas jurnal siswa, lembar observasi, pedoman wawancara, dan
dokumentasi foto.
diperlukan alat ukur yang berupa tes tertulis. Tes tertulis ini berupa soal esai
terbuka yang berisi soal-soal tentang materi menulis karya ilmiah. Tes penulisan
karya tulis ilmiah meliputi aspek penulisan karya ilmiah, yaitu (1) sistematika
penulisan karya ilmiah, (2) kemampuan berpikir logis, (3) Kesesuaian judul dan
(5) kemampuan menulis paragraf, kalimat, dan kata, (6) kemampuan menulis
47
sumber kutipan, (7) kemampuan menulis daftar pustaka, dan (8) kerapian
penulisan karya ilmiah. Pedoman penilaian karya tulis ilmiah mencakup aspek
penilaian penulisan karya tulis ilmiah dengan skor maksimal, criteria, dan kategori
2. Kemampuan 20
berpikir logis
a. mampu berpikir 20 Mampu mengungkapkan gagasan ke Sangat Baik
secara logis dalam tulisan secara runtut dan logis (SB)
serta fokus, tidak bertele-tele
b. agak mampu 15 Mampu mengungkapkan gagasan ke Baik(B)
berpikir logis dalam tulisan secara runtut, tetapi
kurang logis.
c. kurang mampu 10 Mengungkapkan gagasan ke dalam Cukup (C)
berpikir logis tulisan kurang runtut dan kurang
fokus, namun masih relevan
d. tidak mampu 5 Mengungkapkan gagasan ke dalam Kurang (K)
berpikir logis tulisan tidak runtut dan tidak fokus.
48
3. Kesesuaian judul 10
dan isi
a. sesuai 10 Antara judul dan isi sesuai atau Sangat baik
relevan (SB)
b. agak sesuai 7 Judul dan isi agak relevan Baik (B)
c. kurang sesuai 4 Antara judul dan isi kurang relevan Cukup (C)
d. tidak sesuai 1 Antara judul dan isi tidak sesuai Kurang (K)
4. Kemampuan 15
menggunakan
ejaan
a. sempurna 12-15 Kesalahan penggunaan ejaan kurang Sangat Baik
dari 10 kata (SB)
b. agak sempurna 8-11 Kesalahan penggunaan ejaan antara Baik (B)
10-20 kata
c. kurang sempurna 4-7 Kesalahan ejaan antara 20-25 kata Cukup (C)
d. tidak sempurna 0-3 Kesalahan lebih dari 25 kata Kurang (K)
5. Kemampuan 15
menulis paragraf,
kalimat, dan Kata
a. sempurna 15 Menggunakan kalimat secara efektif Sangat Baik
dan dikembangkan dengan pola (SB)
pengembangan paragraf yang baik
b. agak sempurna 11 Kalimat yang dipilih efektif, namun
pengembangan paragraf masih Baik (B)
kurang
c. kurang sempurna 7 Menggunakan kalimat kurang efektif
dan tidak menggunakan pola Cukup (C)
pengembangan paragraf yang baik
d. tidak sempurna 3 Tidak menggunakan kalimat secara
efektif dan tidak menggunakan pola Kurang (K)
pengembangan paragraf dalam
mengembangkan paragraf.
6. Kemampuan 10
menulis sumber
kutipan
a. sempurna 10 Sempurna/penulisan sumber kutipan Sangat Baik
sesuai dengan aturan/kaidah. (SB)
b. agak sempurna 7 Penulisan sumber kutipan mendekati
sempurna,kesalahan hanya pada Baik (B)
tanda baca.
c. kurang sempurna 4 Penulisan sumber kutipan kurang
memperhatikan aturan/kaidah dalam Cukup (C)
menulis sumber kutipan
d. tidak sempurna 1 Tidak menggunakan kaidah atau
aturan baku dalam menulis sumber Kurang (K)
kutipan
49
7. Kemampuan 10
Menulis Daftar
Pustaka
a. sempurna 10 Penulisan daftar pustaka sesuai Sangat Baik
dengan kaidah penulisan daftar (SB)
pustaka yang benar.
b. agak sempurna 7 Penulisan daftar pustaka agak Baik (B)
sempurna, kesalahan pada tanda baca.
c. kurang sempurna 4 Penulisan daftar pustaka kurang Cukup (C)
sesuai dengan kaidah penulisan daftar
pustaka yang benar.
d. tidak sempurna 1 Penulisan daftar pustaka tidak sesuai Kurang (K)
dengan kaidah penulisan daftar
pustaka yang benar.
8. Kerapian 5
a. rapi 5 Tulisan terbaca dan disusun secara Sangat Baik
rapi/diketik (SB)
b. agak rapi 3 Tulisan terbaca dan agak rapi/tidak Baik (B)
diketik
c. kurang rapi 2 Tulisan tidak terbaca dan dtulis Cukup (C)
tangan
d. tidak rapi 1 Tulisan tidak terbaca dan tidak rapi. Kurang (K)
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat aspek penilaian dengan uraian skor dan
penilaian bagi tes keterampilan menulis karya ilmiah yang dilaksanakan pada
akhir pembelajaran siklus 1 dan siklus II. Tes keterampilan menulis karya ilmiah
dianggap berhasil jika hasil rata-rata skor adalah sama dengan atau lebih dari 75
siswa kelas II-5 SMA N 12 Semarang siklus I dan siklus II. Kategori sangat baik
memiliki skor 85 sampai 100, skor 75 sampai 84 berada pada kategori baik,
kategori cukup berada pada rentang skor 65 sampai 74, dan rentang skor untuk
observasi penelitian, (2) jurnal siswa, (3) pedoman wawancara, dan (4)
kejadian dan peristiwa yang terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran.,
baik keadaan kelas pada saat pembelajaran dan perilaku siswa ketika kegiatan
1. Lembar Observasi
dilakukan peneliti dan berorientasi pada rumusan masalah dalam penelitian ini.
terjadi dalam kegiatan belajar mengajar. Lembar observasi dalam penelitian ini
51
mencakup 3 jenis life skill yang dijabarkan dalam 11aspek pengamatan. Jenis life
skill yang diamati meliputi personal skill, social skill, dan academic skill. Aspek
berpendapat, dan 4) kemampuan siswa berdiskusi secara tertib dan aktif. Aspek
kemampuan bekerja sama dengan teman. Aspek academic skill dijabarkan dalam
yang digunakan pada siklus I dan siklus II adalah sama. Masing-masing aspek
pengamatan diamati dengan pedoman kategori sangat baik, baik, cukup, dan
selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung pada siklus I dan siklus II.
2. Jurnal Siswa
Jurnal adalah catatan harian yang ditulis siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Jurnal siswa memuat hal-hal yang berkaitan dengan tanggapan dan
penelitian ini memuat 5 pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap-tiap siswa untuk
52
pembelajaran menulis karya ilmiah di kelas II-5. Adapun aspek yang terdapat
dialami siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menulis karya ilmiah, dan
5) minat siswa menulis karya ilmiah. Jurnal siswa disusun peneliti untuk
kesulitan yang dialami siswa dalam melaksanakan kegiatan menulis karya ilmiah.
3. Pedoman Wawancara
pertanyaan yang harus dijawab siswa yang ditunjuk peneliti berdasarkan hasil tes
kegiatan pembelajaran menulis karya ilmiah mata pelajaran bahasa Indonesia, (2)
minat siswa terhadap materi menulis karya ilmiah mata pelajaran bahasa
saran dan kritik siswa terhadap kegiatan pembelajaran menulis karya ilmiah, 7)
minat siswa untuk menulis karya ilmiah, 8) kesulitan siswa ketika membuat karya
tulis ilmiah, 9) keuntungan siswa setelah membuat karya tulis ilmiah, 10) karya
4. Dokumentasi Foto
kegiatan penelitian pada setiap tahapan penelitian, yaitu pada siklus I dan siklus
II. Dokumentasi foto pada siklus I difokuskan pada tahapan kegiatan inkuiri
kelompok dan kegiatan diskusi. Dokumentasi foto pada siklus II meliputi kegiatan
inkuiri di luar kelas yang dlaksankan dengan kegiatan observasi. Kegiatan inkuiri
telah ditentukan.
54
Teknik tes dilakukan untuk memperoleh data tes dalam rangka mengukur
Tes dilaksanakan pada akhir pembelajaran siklus I dan siklus II. Tes ini
bertujuan untuk mengukur keterampilan menulis karya ilmiah siswa kelas II-5
penulisan karya ilmiah, (2) kemampuan berpikir logis, (3) Kesesuaian judul dan
isi, (4) kemampuan menggunakan ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, (5)
kemampuan menulis paragraf, kalimat dan kata, (6) kemampuan menulis sumber
kutipan, (7) kemampuan menulis daftar pustaka dan (8) kerapian penulisan karya
ilmiah. Tes yang telah disusun peneliti diberikan kepada siswa dan dikerjakan
siswa pada akhir pembelajaran siklus I dan II. Hasil tes siklus I dibandingkan
3.5.2.1 Observasi
maupun di luar kelas. Kegiatan pengamatan dilakukan terhadap siswa kelas II-5
Lembar observasi diisi oleh peneliti sesuai dengan aspek yang diamati dan
yang dilakukan peneliti bertujuan untuk mengetahui life skill siswa, yaitu personal
skill, social skill, dan academic skill yang telah dijabarkan dan tercantum dalam
berlangsung pada siklus I dan II. Berdasarkan kegiatan observasi yang dilakukan
pada siklus I dan siklus II dapat diamati life skill siswa dan peningkatannya dalam
Jurnal siswa adalah catatan harian yang ditulis siswa selama proses
diisi siswa pada akhir siklus I dan II untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap
proses pembelajaran, yang meliputi pendekatan dan cara guru mengajar serta
56
minat siswa terhadap materi yang diajarkan. Jurnal siswa harus diisi siswa dengan
3.5.2.3 Wawancara
wawancara disusun sesuai tujuan yang ingin dicapai, yaitu untuk mengetahui
ilmiah siswa dan melengkapi data dari instrumen jurnal, lembar observasi dan
menggunakan alat rekam suara untuk merekam semua pertanyaan dan jawaban
selesai, peneliti mencatat hasil rekaman menjadi data tulis hasil wawancara
dengan responden kelompok nilai rendah dan kelompok nilai tinggi. Kegiatan
menulis rendah dan tinggi. Kelompok siswa yang memiliki hasil tes keterampilan
menulis karya ilmiah rendah berjumlah 5 responden, dan kelompok yang memiliki
karya ilmiah selesai direkap pada siklus I dan siklus II. 10 siswa yang menjadi
responden bersama peneliti mencari tempat yang tenang dan kondusif untuk
baik siklus I maupun siklus II. Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam
Hasil dokumentasi mendukung dan melengkapi data jurnal, lembar observasi dan
Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara kuantitatif
menganalisis data kuantitatif. Data kuantitaif ini diperoleh dari hasil tes menulis
siswa, 2) menghitung skor kumulatif dari semua aspek, 3) menghitung skor rata-
SP = SK ×100 %
R
SP : skor persentase
SK : skor komulatif
R : jumlah responden
dibandingkan antara hasil tes prasiklus, siklus I dan hasil tes siklus II. Hasil
kategorisasi data kualitatif, yakni menguraikan data nontes secara deskripsi. Data
nontes yang diperoleh peneliti adalah data dari lembar observasi, jurnal siswa,
pedoman wawancara dan dokumentasi foto. Data hasil observasi diuraikan secara
seluruh jurnal yang telah diisi siswa pada akhir pembelajaran pada siklus I dan
siklus II, kemudian diuraikan dengan cara deskripsi. Data wawancara diperoleh
dengan teknik rekam dan teknik catat. Data wawancara dianalisis dengan
mencermati kembali hasil rekaman dan hasil catatan kemudian dirumuskan dan
data yang diperoleh dari dokumentasi foto yang menunjukkan setiap tahapan
mengalami kesulitan dalam membuat karya tulis ilmiah, (2) mengetahui minat
Hasil tes menulis karangan ilmiah siswa kelas II-5 SMA N 12 Semarang
tergolong paling rendah jika dibandingkan dengan hasil tes menulis karangan
ilmiah siswa kelas II yang lain di SMA Negeri 12 Semarang. Hasil tes menulis
karya ilmiah siswa kelas II-5 pada tahap prasiklus menunjukkan rata-rata sebesar
62,13 dan termasuk ke dalam kategori kurang. Hal tersebut dapat dilihat pada data
tabel 3 berikut.
kategori sangat baik tidak ada, siswa yang mendapatkan nilai dengan kategori
baik hanya 1 siswa atau 2,50 % dari 40 siswa kelas II-5, siswa yang mendapatkan
nilai dengan kategori cukup berjumlah 15 siswa atau 37,5 %, dan 24 siswa atau
60,00 % siswa kelas II-5 mendapatkan nilai dengan kategori kurang. Skor rata-
rata hasil tes keterampilan menulis karya ilmiah pada tahap prasiklus sebesar
62,13.
60
61
Rendahnya hasil tes tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor yang
paling banyak dialami siswa adalah kesulitan menentukan topik dan tema
kesulitan menuangkan ide atau gagasan ke dalam tulisan. Faktor yang lain adalah
kurangnya minat siswa terhadap kegiatan menulis, siswa cenderung malas dan
pada tahap prasiklus ini dilaksanakan oleh guru secara klasikal, sehingga siswa
penyebab rendahnya hasil tes keterampilan menulis karangan ilmiah siswa kelas
II-5 SMA Negeri 12 Semarang pada tahap prasiklus, maka perlu dilakukan
4.2 Siklus I
Hasil tes keterampilan menulis karangan ilmiah siswa kelas II-5 SMA
Negeri 12 Semarang pada tahap prasiklus belum memuaskan, untuk itu perlu
dan meningkatkan keterampilan menulis karya ilmiah siswa kelas II-5 SMA
elemen inkuiri. Tindakan inkuiri yang dilakukan pada siklus I ini bertujuan untuk
ilmiah siswa kelas II-5 SMA Negeri 12 Semarang. Kegiatan inkuiri pada siklus I
menulis karya ilmiah secara mandiri melalui pemodelan. Siswa kelas II-5
masing-masing kelompok diberi contoh karya tulis ilmiah yang benar, selanjutnya
unsur-unsur yang terdapat dalam karya tulis ilmiah. Selain itu, berdasarkan
kelompok diminta untuk menemukan cara menulis daftar pustaka dan sumber
Tes keterampilan menulis karya ilmiah siswa kelas II-5 SMA Negeri 12
Semarang dilaksanakan pada akhir kegiatan pembelajaran siklus I dan hasil karya
berpikir logis, (3) Kesesuaian judul dan isi, (4) kemampuan menggunakan ejaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar, (5) kemampuan menulis paragraf, kalimat,
dan kata, (6) kemampuan menulis sumber kutipan, (7) kemampuan menulis daftar
Hasil tes keterampilan menulis karya ilmiah siswa kelas II-5 SMA Negeri
menunjukkan peningkatan sebesar 7,45 poin dari hasil tes menulis karangan
ilmiah pada tahap prasiklus yaitu sebesar 62,13. Hasil tes keterampilan menulis
63
karya ilmiah pada siklus I masuk ke dalam kategori cukup hal ini dibuktikan
Hasil analisis data tes yang ditunjukkan tabel 4 dapat dijelaskan bahwa
siswa yang mendapatkan nilai dengan kategori sangat baik tidak ada, siswa yang
mendapatkan nilai dengan kategori baik hanya berjumlah 19 siswa atau 47,50 %
dari jumlah siswa sebanyak 40, siswa yang mendapatkan nilai dengan kategori
cukup sebesar 10 siswa atau 25,00 % dari jumlah siswa sebanyak 40, dan siswa
yang mendapatkan nilai dengan kategori kurang sebesar 27,50 % atau 11 siswa.
dari 40 siswa.
Dalam aspek sistematika diatur sistem penyusunan unsur-unsur karya ilmiah yang
penulisan karya ilmiah merupakan salah satu aspek penilaian dalam tes
didapatkan hasil tes pada aspek sistematika penulisan karya ilmiah siswa kelas II-
karya ilmiah dengan penulisan sistematika yang benar, urut dan lengkap yaitu 19
siswa atau 47,50 % dari 40 siswa, jumlah siswa yang cukup memahami
kurang lengkap dan urut, atau lengkap tapi tidak urut adalah 17 siswa atau 42,5 %
dari jumlah siswa kelas II-5 sebanyak 40 siswa, sedangkan siswa yang kurang
memahami sistematika penulisan karya ilmiah dengan kriteria kurang urut dan
ilmiah aspek sistematika penulisan karya ilmiah pada siklus I kurang berhasil
karena lebih dari 50 % siswa belum mampu menyusun karya tulis ilmiah dengan
tulis ilmiah yang sangat menentukan kualitas isi karya ilmiah, karena daya logika
berpikir logis adalah aspek yang mempunyai skor maksimal paling tinggi yaitu
20, karena aspek kemampuan berpikir logis adalah aspek paling sulit, yaitu aspek
yang menuntut kecerdasan dan ketelitian dalam mengungkapkan ide dan gagasan
ke dalam tulisan dengan disertai pemilihan kata yang tepat dan kalimat efektif.
Hasil tes keterampilan menulis karya ilmiah aspek kemampuan berpikir logis
mengungkapkan gagasan ke dalam tulisan secara logis, urut dan efektif adalah 23
gagasannya secara logis adalah berjumlah 17 siswa atau 42,50 %, dan jumlah
siswa yang kurang mampu berpikir logis adalah 0 atau tidak ada. Berdasarkan
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih dari 50 % siswa kelas II-5
atau tema penulisan, selain itu berkaitan juga dengan kemampuan menyusun
bagian-bagian dalam karya tulis ilmiah dan menyesuaikan dengan judul penulisan
agar antara judul dan isi sesuai. Hasil tes keterampilan menulis karya ilmiah aspek
kesesuaian judul dan isi siswa kelas II-5 pada siklus I terdapat pada tabel 7
berikut.
Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa kelas II-5
sudah mampu menyesuaikan isi dengan judul penulisan, hal ini dibuktikan dengan
data siswa yang berkategori sangat baik dalam aspek kesesuain judul dan isi
atau 27,50 %, dan siswa yang berkategori baik dan kurang pada aspek ini tidak
ada. Berdasarkan data rata-rata pada aspek ini adalah 8,50. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar siswa kelas II-5 mampu menulis karya ilmiah dengan
penulisan judul yang sesuai dengan isi karya ilmiah. Berdasarkan data tersebut
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas II-5 tidak mengalami
Disempurnakan
berupa atauran penggunaan kata dan kalimat yang harus sesuai dengan ragam
bahasa baku karena salah satu ciri karya tulis ilmiah yang membedakan karya
populer adalah ragam bahasa yang digunakan. Kriteria pada aspek kemampuan
penggunaan ejaan lebih dari 10 dan kurang dari 20 berkategori baik, sedangkan
kesalahan penggunaan ejaan sebanyak 20-25 kata berkategori cukup, dan kategori
kurang berkriteria kesalahan ejaan lebih dari 25 kata. Hasil penilaian terhadap tes
Indonesia yang disempurnakan siswa kelas II-5 pada siklus I dapat dilihat pada
tabel 8 berikut.
sangat baik dengan kriteria kesalahan ejaan kurang dari 10 kata adalah 11 siswa
atau 27,50 %, siswa yang berkategori baik dengan kriteria kesalahan ejaan lebih
68
dari 10 kata dan kurang dari 20 kata berjumlah 28 siswa atau 70,00 %, dan jumlah
siswa yang berkategori kurang dengan kriteria kesalahan ejaan antara 20 kata
sampai 25 kata adalah 1 siswa atau 2,50 %. Kategori kurang tidak ada. Hasil data
dengan pola pengembangan paragraf. Kemampuan siswa dalam memilih kata dan
paragraf dengan menggunakan pola pengembangan paragraf yang baik dan benar.
skor maksimal 15. Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang
berkategori sangat baik dengan kriteria mampu menggunakan kalimat dan kata
secara efektif hanya 1 siswa atau 2,50 %, siswa yang berkategori baik dengan
kriteria menggunakan kalimat dan kata kurang efektif dengan menggunakan pola
pengembangan paragraf yang baik berjumlah 24 siswa atau 60,00 %, dan jumlah
69
siswa yang berkategori cukup dengan kriteria kurang mampu menggunakan kata
dan kalimat seacra efektif dan tidak menggunakan pola pengembangan paragraf
yang baik 15 siswa atau 37,5 %. Untuk siswa yang berada pada kategori kurang
tidak ada. Berdasarkan data pada tabel 8 ditunjukkan skor rata-rata pada aspek ini
referensi yang digunakan penulis dalam karya tulis ilmiah, hal ini bertujuan untuk
membentuk sikap ilmiah siswa agar tidak membiasakan siswa menjadi plagiator.
Aspek ini sesuai dengan indikator yang tercantum dalam rencana pembelajaran
yang digunakan peneliti. Hasil tes keterampilan menulis karya ilmiah aspek
Berdasarkan tabel 10 di atas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang berkategori
sangat baik dengan kriteria menulis sumber kutipan sesuai dengan kaidah
penulisan sumber kutipan dalam penulisan karya ilmiah adalah 23 siswa atau
57,50 %, siswa yang berkategori baik dengan kriteria kurang mampu menulis
70
sumber kutipan yang sesuai dengan kaidah berjumlah 16 siswa atau 40,00 %, dan
jumlah siswa yang berkategori cukup dengan kriteria kurang mampu menulis
sumber kutipan yang sesuai dengan kaidah penulisan sumber kutipan berjumlah 1
siswa atau 2,50 %. Dan untuk kategori kurang tidak ada. Skor rata-rata pada aspek
ini adalah 8,2. Berdasarkan data tersebut pada aspek ini siswa kelas II-5 berada
daftar pustaka yang baik dan benar. Kriteria aspek kemampuan menulis daftar
pustaka dalam karya ilmiah adalah mampu menulis daftar pustaka sesuai dengan
kaidah penulisan daftar pustaka yang baik dan benar berkategori sangat baik, agak
mampu menulis daftar pustaka sesuai dengan aturan dan kaidah penulisan
berkategori baik, kriteria kurang mampu menulis daftar pustaka sesuai dengan
kaidah penulisan karya ilmiah yang baik dan benar berkategori cukup, dan tidak
mampu menulis daftar pustaka sesuai dengan kaidah penulisan karya ilmaih yang
baik dan benar beraktegori kurang. Hasil tes keterampilan menulis karya ilmiah
pada aspek kemampuan menulis daftar pustaka diuraikan pada tabel 11 berikut.
maksimal 10. Aspek ini sesuai dengan indikator yang tercantum dalam Rencana
dilihat bahwa jumlah siswa yang berkategori sangat baik adalah 21 siswa atau
52,50 %, siswa yang berkategori baik berjumlah 18 siswa atau 45,00 %, dan
jumlah siswa yang berkategori cukup berjumlah 1 siswa atau 2,50 %. Untuk
jumlah siswa yang berkategori kurang tidak ada. Berdasarkan rata-rata skor pada
penyusunan karya ilmiah. Aspek kerapian penulisan karya ilmiah memilki skor 5
dengan kategori baik, cukup dan kurang. Adapun kriteria masing-masing kategori
adalah berkategori baik jika tulisan siswa rapi dan atau diketik, berkategori cukup
jika tulisan tangan, agak rapi dan terbaca, untuk kategori kurang jika tulisan
tangan tidak rapi dan tidak terbaca. Hasil tes keterampilan menulis karya ilmiah
aspek kerapian penulisan karya ilmiah dapat dilihat pada tabel 12 berikut.
Berdasarkan tabel 12 dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang berkategori baik
dengan kriteria menulis karya ilmiah dengan pola penulisan yang rapi dan atau
diketik adalah 3 siswa atau 7,50 %, siswa yang berkategori cukup berjumlah 37
siswa atau 92,50 %. Siswa yang berkategori kurang tidak ada. Berdasarkan uraian
hasil tes keterampilan menulis karya ilmiah siswa kelas II-5 SMA N 12 Semarang
pada siklus I belum mencapai ketuntasan belajar klasikal yaitu sebesar 75, maka
dialami siswa dalam menulis karya ilmiah. Permasalahan yang dihadapi masih
sama, yaitu kesulitan dalam menemukan dan menentukan topik penulisan karya
ilmiah. Pada siklus I siswa mulai bersemangat dan mengalami peningkatan minat
pada kegiatan menulis karya ilmiah, hal ini dibuktikan dengan hasil karya yang
dikumpulkan sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan, selain itu indikator
4.2.9 Observasi
siswa yang meliputi personal skill, social skill dan academic skill. Berdasarkan
cukup. Aspek menggali dan menemukan informasi dapat diamati dari perilaku
kelompok. Berdasarkan hasil laporan atau rangkuman siswa pada siklus I, dari 8
kelompok, terdapat 3 kelompok atau 15 siswa kelas II-5 kurang aktif dan kurang
kreatif dalam menggali dan menemukan informasi, berarti 25 siswa atau lebih dari
50 % dari 40 siswa kelas II-5 masih kurang dalam menggali dan menemukan
sistematika penulisan karya ilmiah, sedangkan aspek-aspek karya ilmiah yang lain
74
tidak ditemukan. Lima kelompok yang lain dapat menemukan unsur sistematika
penulisan karya ilmiah, ragam bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah, serta
berada pada kategori kurang. Hal tersebut dikarenakan hanya 1 kelompok yang
mampu mengolah informasi dengan rinci, sistematik, dan jelas. Berarti hanya 5
siswa atau kurang dari 25 % dari jumlah siswa keseluruhan yang mampu
mengolah informasi dengan rinci dan jelas. Tujuh kelompok atau 35 siswa masih
kurang jelas. Berarti hanya 12,5 % siswa kelas II-5 yang mampu mengolah
berada pada kategori kurang, karena hanya 1 kelompok atau 5 siswa atau 12,5 %
perbedaan antara karya ilmiah dan karya tulis non-ilmiah, dan menentukan
penulisan sumber kutipan dan daftar pustaka. Kelompok yang lain dalam proses
negatif yang diamati peneliti berkaitan dengan sikap tertib mengikuti kegiatan
yang dilakukan siswa adalah mengantuk, berbicara sendiri, sering minta izin
keluar ruangan tanpa alasan yang jelas. Berdasarkan pengamatan peneliti, siswa
nomor 15 dan 16. Siswa yang sering minta izin keluar ruangan adalah 30 dan 35,
dan siswa yang sering berbicara sendiri atau ramai sendiri saat kegiatan
disimpulkan bahwa 8 siswa atau 20 % siswa kelas II-5 kurang tertib dalam
Pada aspek ini, siswa kelas II-5 termasuk dalam kategori kurang aktif,. karena
dari guru. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, siswa kelas II-5
kurang aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru, karena jumlah siswa yang
76
bersedia dan mampu menjawab pertanyaan dari guru kurang dari 25 % siswa,
masih kurang berani dalam mengeluarkan pendapat, hal ini ditunjukkan dengan
sikap diam jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpendapat
tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi menulis karya ilmiah. Siswa yang
bersedia memberikan tanggapan hanya 3 siswa atau 7,5 %, sedangkan siswa yang
lain cenderung diam dan tidak berani untuk mengungkapkan pendapat atau
gagasan mereka. Alasan yang lain adalah siswa malu untuk berbicara dengan
pendapat sendiri karena takut salah dan ditertawakan siswa yang lain.
secara tertib dan aktif. Kemampuan siswa berdiskusi secara aktif dan tertib adalah
pelakasanaan diskusi kelas antar kelompok yang aktif dan tertib. Berdasarkan
antar-kelompok siswa kelas II-5 adalah cukup baik. Hal tersebut dibuktikan
dengan 15 siswa atau 37,5 % tercatat sebagai partisipan aktif dalam diskusi, baik
urut, dan kelompok yang lain tertib dan tenang mendengarkan laporan hasil
aktif siswa pun menanggapi hasil laporan yang telah disampaikan. Diskusi kelas
77
pada saat itu berjalan baik, aktif dan tertib dengan menghasilkan simpulan yang
dengan teman. Aspek ini diamati peneliti ketika proses berlangsungnya kegiatan
kelompok belajar. Kemampuan bekerjasama siswa kelas II-5 baik, hal tersebut
ditunjukkan dengan kegiatan kelompok belajar yang aktif berdiskusi dan saling
siswa atau 75 % siswa kelas II-5 sudah aktif dan tertib dalam melaksanakan
kegiatan diskusi kelompok, sedangkan 2 kelompok yang lain masih kurang dalam
yang termasuk dalam proses kegiatan inkuiri dan proses penyusunan karya ilmiah.
Hal ini terlihat dari proses diskusi kelompok yang berjalan pada masing-masing
kelompok. 7 kelompok atau 35 siswa atau 87,5 % siswa kelas II-5 masih terlihat
hanya 12,5 % siswa yang mampu merumuskan masalah dengan baik. Dari
permasalahan dengan baik dan kreatif, proses tersebut didukung faktor kerjasama
kegiatan penelitian, yaitu pengumpulan data. Kegiatan penelitian dalam hal ini
kemampuan siswa kelas II-5 dalam melaksanakan penelitian masih kurang, hal ini
terlihat dari kemampuan siswa dalam menggali dan mengolah informasi dari hasil
kegiatan inkuiri yang kurang maksimal. Hal ini terbukti hanya 1 kelompok atau 5
siswa atau 12,5 % siswa kelas II-5 yang mampu menggali dan mengolah
informasi dengan baik. Data pada tabel 13 dapat digambarkan dengan grafik 1
berikut.
90.0%
80.0% 80.0%
75.0%
70.0%
FREKUENSI
60.0%
50.0%
40.0% 37.5% 37.5%
30.0%
20.0% 20.0%
12.5% 12.5% 15.0% 12.5%
12.5%
10.0% 7.5%
0.0%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
ASPEK PENGAMATAN
disimpulkan bahwa siswa kelas II-5 masih terdapat banyak kekurangan, terutama
kreatif. Kekurangan pada social skill terletak pada kecakapan berkomunikasi yang
Perilaku siswa kelas II-5 yang menonjol pada saat kegiatan inkuiri adalah
berdiskusi secara baik, tertib, dan aktif. Berdasarkan hasil simpulan tersebut dapat
dinyatakan bahwa pencapaian life skill siswa kelas II-5 yang mencakup personal
skill, social skill, dan academic skill masih kurang, berarti diperlukan tindakan
80
dengan tindakan inkuiri yang baru, sehingga dapat meningkatkan life skill siswa
pertanyaan yang harus dijawab siswa secara jujur pada akhir pembelajaran siklus
I. 5 aspek yang terdapat dalam jurnal siswa adalah 1) tanggapan siswa tentang
kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia, 2) hal-hal yang paling disukai siswa dari
membuat karya tulis ilmiah, dan 5) minat siswa menulis karya ilmiah. Jurnal
siswa merupakan alat bagi peneliti untuk mengetahui hal-hal yang telah tercantum
bahasa Indonesia pada siklus I adalah terbagi dalam 4 kategori, yaitu menarik,
kurang menarik, tidak menarik, dan biasa-biasa saja. Berdasarkan hasil analisis
siswa yang memberi tanggapan kurang menarik berjumlah 7 siswwa atau 17,5 %,
jumlah siswa yang memberi tanggapan tidak menarik adalah 5 orang atau 12,5 %
dan siswa yang memberi tanggapan biasa-biasan saja berjumlah 4 orang atau 10
berkesan pada kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia pada saat itu adalah
karena tidak ada tekanan dari guru yang bersifat santai dan menggunakan teknik
81
pemodelan dan diskusi. Siswa yang menanggapi kurang menarik pada umumnya
beranggapan bahwa mata pelajaran bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang
siswa yang memberikan tanggapan biasa-biasa saja adalah tanpa memberi alasan
yang jelas.
Aspek pertanyaan yang kedua dalam jurnal siswa adalah Hal-hal yang
paling disukai siswa pada saat kegaitan pembelajaran berlangsung. Pada aspek
kedua ini, berdasarkan analisis data jurnal siswa didapatkan hasil 31 atau 77,5 %
pendahuluan, dan 7 atau 17,5 % siswa mengungkapkan tidak ada hal-hal yang
hasil data tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis karya ilmiah
baik dan berhasil, hal tersebut dibuktikan dengan lebih dari 75 % siswa tertarik
pemodelan.
karya ilmiah, 5 atau 12,50 % siswa mengalami kesulitan mencari data atau
masalah, siswa yang mengalami hambatan waktu yang kurang berjumlah 6 atau
82
dan siswa yang tidak mengalami hambatan berjumlah 1 siswa atau 2,50 %.
ilmiah dan itu berarti lebih dari 50 % siswa pernah membuat karya ilmiah dan
sisanya sebanyak 9 siswa atau 22,50 % siswa menyatakan belum pernah membaut
karya tulis ilmiah. Dari 31 atau 77,50 % siswa yang pernah membuat karya ilmiah
hanya 2 siswa yang membuat karya ilmiah karena keinginan sendiri mengikuti
lomba penulisan karya ilmiah, sedangkan sisanya karena penugasan dari sekolah.
menulis karya ilmiah. Hasil analisis data menunjukkan jumlah siswa yang
berminat dan tertarik menulis karya ilmiah berjumlah 20 siswa atau 50 % siswa
dari jumlah siswa kelas II-5, sedangkan 6 siswa menyatakan kurang berminat, dan
jumlah siswa yang menyatakan tidak berminat menulis karya ilmiah adalah 4
siswa, sedangkan 10 siswa yang lain menyatakan belum memiliki keinginan atau
ditulis siswa disertai dengan alasan-alasan, yaitu siswa yang menyatakan berminat
ilmiah menyita banyak waktu, pikiran dan tenaga, sedangkan siswa yang
menyatakan tidak berminat memberikan alasan karena malas menulis, dan siswa
83
yang menyatakan belum berminat untuk menulis karya ilmiah karena menulis
karya ilmiah memerlukan pemikiran yang matang dan waktu yang lama.
disimpulkan bahwa minat siswa kelas II-5 untuk menulis karya ilmiah sudah
sudah agak berhasil menarik minat siswa untuk menulis karya ilmiah.Dari
berbagai hambatan dan kesulitan yang dikemukakan siswa dapat menjadi fokus
nanti.
4.2.11 Wawancara
hasil tes tersebut, yaitu 5 kelompok yang mendapatkan nilai tinggi dalam tes
nilai rendah dalam tes keterampilan menulis karya ilmiah. Kegiatan wawancara
peneliti dan menggunakan alat bantu rekam tape recorder. Pedoman wawancara
memuat 10 aspek pertanyaan yang harus dijawab siswa secara langsung atau lisan.
Sepuluh aspek pertanyaan tersebut adalah (1) pendapat siswa mengenai kegiatan
pembelajaran menulis karya ilmiah mata pelajaran bahasa Indonesia, (2) minat
siswa terhadap materi menulis karya ilmiah mata pelajaran bahasa Indonesia, 3)
mengikuti kegiatan pembelajaran menulis karya ilmiah, 5) hal-hal baru yang siswa
dapatkan melalui kegiatan pembelajaran menulis karya ilmiah, 6) saran dan kritik
siswa terhadap kegiatan pembelajaran menulis karya ilmiah, 7) minat siswa untuk
menulis karya ilmiah, 8) kesulitan siswa ketika membuat karya tulis ilmiah, 9)
keuntungan siswa setelah membuat karya tulis ilmiah, 10) karya ilmiah yang
wawancara bagian kedua pada siklus I dilakukan terhadap kelompok siswa yang
menulis karya ilmiah. Pada aspek kedua ini dari 10 responden, baik kelompok
Aspek pertanyaan yang ketiga dan keempat adalah saling berkaitan. Pada
mengikuti kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia materi karya ilmiah dan pada
aspek ketiga dan keempat, sebagian besar responden menjawab ada hambatan dan
hambatan dan kesulitan terletak pada materi karya imiah yang tergolong baru,
kelompok rendah pada umumnya menjawab bahwa, materi karya ilmiah adalah
materi yang sangat sulit, selain itu mereka menyatakan tidak ada semangat untuk
Pada aspek pertanyaan keenam adalah tentang hal-hal baru yang diperoleh
mengetahui perbedaan karya ilmiah dengan karya populer, dan mengetahui cara
menyusun karya ilmiah. Sedangkan 4 siswa yang lain menjawab tidak ada.
pertanyaan aspek ketujuh, yaitu tentang saran dan kritik terhadap kegiatsn
pembelajaran. Dari hasil analisis diperoleh 8 siswa menjawab sudah bagus, tidak
ada saran dan kritik. Dua siswa memberikan saran dan kritik tentang penggunaan
selingan permainan agar tidak membosankan. Saran dan kritik tersebut merupakan
instropeksi bagi peneliti untuk memperbaikinya bagi pembelajaran pada siklus II.
sedangkan 3 siswa yang lain tidak berminat. Alasan yang dikemukakan adalah
alasan yang dikemukakan responden yang tidak berminat menyatakan sulit dan
membuat karya tulis ilmiah. Berdasarkan analisis data wawancara aspek sembilan
diperoleh hasil bahwa semua responden mengalami kesulitan yang sama yaitu
menentukan topik penulisan, menentukan objek dan menyusun kata dan kalimat
diperoleh siswa setelah membuat karya tulis ilmiah, yaitu pada umumnya sama
kelompok nilai tinggi dan kelompok nilai rendah sebagian besar berminat
kesulitan yang sama, yaitu sulit menentukan topik, menyusun kata, dan kalimat
dan penjelasan awal materi karya ilmiah. Pada bagian kegiatan inti adalah
diskusi kelas.
Dalam kegiatan inti ini, siswa bukan hanya melaksanakan kegiatan inkuiri,
kelompok. Bagian inti kedua adalah kegiatan inkuiri melalui kegiatan diskusi
kelas, yaitu dengan melaporkan hasil kegiatan diskusi kelompok yang telah
Semarang. Uraian tahapan kegiatan dan deskripsi foto akan digambarkan sebagai
berikut.
88
penjelasan awal materi menulis karya ilmiah. Guru memberikan apersepsi, yaitu
mengingatkan kembali siswa tentang materi menulis karangan ilmiah yang pernah
dengan aspek-aspek penulisan karya ilmiah secara garis besar, karena siswa akan
mempelajari materi karya tulis ilmiah lebih lanjut secara mandiri melalui kegiatan
siswa tidak mengalami kesulitan dalam menerima materi yang baru tentang
Kegiatan inti pada siklus I ini adalah kegiatan inkuiri melalui pemodelan
dengan cara berkelompok dan berdiskusi di kelas. Kegiatan inti pada siklus I
berjumlah 5 siswa yang dipilih secara acak, sehingga terdapat 8 kelompok belajar,
untuk menemukan pengetahuan secara mandiri dengan bimbingan dari guru yang
berkaitan dengan unsur-unsur karya ilmiah dan hal-hal baru yang ditemukan siswa
kontribusi bagi kegiatan diskusi kelompok. Hanya satu kelompok tersebut yang
mempunyai anggota berperilaku negatif, kelompok belajar yang lain tertib dan
aktif berdiskusi kelompok dan menghasilkan laporan hasil diskusi kelompok yang
disampaikan pada saat diskusi kelas. Kegiatan diskusi kelas ditunjukkan pada
gambar 3 berikut.
depan kelas.
91
4.3 Siklus II
II-5 SMA Negeri 12 Semarang pada tahap prasiklus belum memuaskan, untuk itu
belajar yang dilakukan peneliti pada siklus II adalah pembelajaran menulis karya
inkuiri yang dilakukan pada siklus II ini bertujuan untuk meningkatkan minat
menulis siswa dan meningkatkan keterampilan menulis karya ilmiah siswa kelas
II-5 SMA Negeri 12 Semarang berdasarkan hasil dari siklus I yang masih kurang.
Tes keterampilan menulis karya ilmiah siswa kelas II-5 SMA Negeri 12
Semarang dilaksanakan pada akhir kegiatan pembelajaran siklus II dan hasil karya
digunakan pada siklus I, yaitu 1) sistematika yang tepat, (2) kemampuan berpikir
logis, (3) Kesesuaian judul dan isi, (4) kemampuan menggunakan ejaan bahasa
kata, (6) kemampuan menulis sumber kutipan, (7) kemampuan menulis daftar
menunjukkan peningkatan sebesar 7,57 poin dari hasil tes keterampilan menulis
92
karya ilmiah pada tahap siklus I yaitu sebesar 69,58. Hasil tes keterampilan
menulis karya ilmiah pada siklus II masuk ke dalam kategori baik, karena sudah
mencapai skor lebih dari nilai klasikal ketuntasan belajar yaitu sebeasr 75. Hasil
tes keterampilan menulis karya ilmiah siswa kelas II-5 akan diuraikan berdasarkan
tabel 14 berikut.
Hasil analisis data tes yang ditunjukkan tabel 14 di atas dapat dijelaskan
bahwa siswa yang mendapatkan nilai dengan kategori sangat baik berjumlah 1
orang atau 2,50 %, jumlah siswa yang mendapatkan nilai dengan kategori baik
adalah 28 siswa atau 70,00 %, siswa yang mendapatkan nilai dengan kategori
cukup berjumlah 7 siswa atau 17,50 % dan siswa yang mendapatkan nilai dengan
kategori kurang sebesar 10,00 % atau 4 siswa. Hasil analisis data pada tabel 14
keterampilan menulis karya ilmiah pada siklus II berada pada kategori baik. Hasil
tes keterampilan menulis karya ilmiah siswa kelas II-5 akan diuraikan tiap aspek
berikut ini.
93
Hasil analisis data tes keterampilan menulis karya ilmiah siswa kelas II-5
SMA Negeri 12 Semarang pada aspek sistematika penulisan karya ilmiah dapat
karya ilmiah dengan penulisan sistematika yang benar, urut dan lengkap yaitu 31
siswa atau 77,50 % dengan kategori sangat baik, siswa yang memahami
agak baik, atau lengkap tapi tidak urut berjumlah 9 siswa atau 22,50 % dengan
karya ilmiah dengan kriteria kurang urut dan kurang lengkap tidak ada atau 0,00
ilmiah pada aspek sistematika penulisan karya ilmiah siklus II berhasil karena
lebih dari 50 % siswa sudah mampu menyusun karya tulis ilmiah dengan
sistematika penulisan yang tepat, hal ini dibuktikan dengan jumlah siswa yang
mampu menulis karya ilmiah dengan sistematika penulisan yang tepat sebesar
77,50 % siswa atau 31 siswa. Hasil analisis tes keterampilan menulis karya ilmiah
94
pada aspek sistematika penulisan karya ilmiah siswa kelas II-5 sudah berkategori
sangat baik, karena jumlah siswa yang berkategori sangat baik berjumlah lebih
Hasil tes keterampilan menulis karya ilmiah siswa kelas II-5 aspek
kemampuan berpikir logis pada siklus I sudah menunjukkan hasil yang cukup
baik. Pada siklus II ini, aspek kemampuan berpikir logis mengalami peningkatan.
mengungkapkan gagasan ke dalam tulisan seacra logis, urut dan efektif adalah 28
gagasannya secara logis adalah berjumlah 12 siswa atau 30 %, dan jumlah siswa
yang kurang mampu berpikir logis adalah 0,00 % atau tidak ada. Siswa yang
kelas II-5 berkategori baik pada aspek kemampuan berpikir logis dan ini
menunjukkan bahwa siswa kelas II-5 termasuk kelas dengan siswa yang memiliki
95
kecerdasan cukup baik. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa kelas
II-5 merupakan kelas yang memiliki siswa dengan kecerdasan yang cukup baik.
Tes keterampilan menulis karya ilmiah siswa kelas II-5 pada siklus II
mengalami peningkatan, hai tersebut dapat diketahui dari data tes keterampilan
menulis karya ilmiah siklus II yang menaglami peningkatan pada tiap aspek,
termasuk aspek kesesuaian judul dan isi. Hasil tes keterampilan menulis karya
ilmiah aspek kesesuaian judul dan isi siswa kelas II-5 pada siklus II diuraikan
karya ilmiah aspek kesesuaian judul dan isi. siswa kelas II-5 yang berkategori
berjumlah 8 siswa atau 20 % dan siswa yang berkategori kurang dan baik pada
aspek ini tidak ada. Rata-rata skor pada aspek ini adalah 9,0. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar siswa kelas II-5 mampu menulis karya ilmiah dengan
penulisan judul yang sesuai dengan isi karya ilmiah. Berdasarkan data tersebut
96
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas II-5 tidak mengalami
Disempurnakan
Hasil tes keterampilan menulis karya ilmiah siswa kelas II-5 SMA Negeri
Disempurnakan Siklus II
Aspek penggunaan ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar memiliki
skor maksimal 15. Berdasarkan tabel 18 dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang
berkategori sangat baik adalah 15 siswa atau 37,50 %, siswa yang berkategori
baik berjumlah 25 siswa atau 62,50 %, dan jumlah siswa yang berkategori cukup
dan kurang tidak ada. Rata-rata pada aspek ini adalah 10,9, hasil tersebut termasuk
menggunakan kata dan kalimat efektif siswa kelas II-5 pada siklus II diuraikan
tabel 19 berikut.
sangat baik tidak ada atau 0,00 %, Siswa yang berkategori baik berjumlah lebih
dari 50 % dari seluruh jumlah siswa kelas II-5, yaitu sebesar 75 % atau 30 siswa,
siswa yang berkategori cukup 10 siswa atau 25,00 %, dan jumlah siswa yang
berkategori kurang sebesar tidak ada. Rata-rata pada aspek ini adalah 8,8 dengan
kategori baik.
sumber kutipan siswa kelas II-5 siklus II dapat dilihat pada tabel 20 berikut.
berkategori sangat baik dengan kriteria menulis sumber kutipan sesuai dengan
kaidah penulisan sumber kutipan dalam penulisan karya ilmiah adalah 38 siswa
atau 95,50 %, siswa yang berkategori baik berjumlah 2 siswa atau 5,00 %, dan
jumlah siswa yang berkategori cukup dan kurang dengan kriteria tidak mampu
menulis sumber kutipan yang sesuai dengan kaidah penulisan sumber kutipan
tidak ada. Rata-rata pada aspek ini adalah 9,8 dengan kategori baik. Berdasarkan
data tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis sumber
siswa kelas II-5 siklus II mengalami peningkatan. Hasil tes keterampilan menulis
karya ilmiah pada aspek kemampuan menulis daftar pustaka diuraikan pada tabel
21 berikut.
sangat baik adalah 34 siswa atau 85,00 %, siswa yang berkategori baik berjumlah
15 siswa atau 15,00 %, dan jumlah siswa yang berkategori cukup dan kurang
99
tidak ada. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan rata-rata pada aspek ini
menulis daftar pustaka yang sesuai dengan kaidah penulisan karya ilmiah. Hasil
tes keterampilan menulis karya ilmiah aspek kemampuan menulis daftar pustaka
pada siklus II mengalami peningkatan pada kategori baik dari siklus I yang
sebesar 21 siswa atau 52,50 % menjadi 34 siswa atau 85 % pada siklus II. Pada
menjadi 6 siswa pada siklus II, demikian juga pada kategori kurang, pada siklus I
terdapat 1 siswa yang berada pada kategori kurang, namun pada siklus II sudah
tabel 22 dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang berkategori sangat baik dengan
kriteria menulis karya ilmiah dengan pola penulisan yang rapi dan atau diketik
100
adalah 11 siswa atau 27,50 %, siswa yang berkategori baik berjumlah 29 siswa
atau 72,50 %. Sedangkan siswa yang beraktegori cukup dan kurang tidak ada.
Hasil tes pada siklus II mengalami peningkatan untuk kategori sangat baik
meningkat sebesar 45 % dari hasil tes siklus I yang hanya sebesar 27,50 %
menjadi 72,50. Kebalikan dengan kategori cukup pada aspek kerapian untuk hasil
4.3.9 Observasi
yang mencakup 11 aspek pengamatan yang berorientasi pada perilaku siswa yang
meliputi personal skill, social skill, dan academic skill. Berdasarkan pengamatan
perubahan perilaku siswa, yaitu lebih dari 50 % siswa kelas II-5 atau tepatnya 30
siswa kelas II-5 mampu menggali dan menemukan informasi dengan baik dan
kreatif. Aspek menggali dan menemukan informasi dapat diamati dari perilaku
kelompok.
sekitar sekolah. Berdasarkan hasil laporan atau rangkuman siswa pada siklus II,
dari 8 kelompok, terdapat 6 kelompok yang sudah aktif dan kreatif dalam
menggali dan menemukan informasi, berarti 10 siswa dari 40 siswa kelas II-5
masih kurang dalam menggali dan menemukan informasi. Enam kelompok yang
ilmiah, terutama menentukan topik dan tema penulisan. Enam kelompok yang lain
dapat menemukan cara menentukan topik dan tema penulisan karya ilmiah.
pada siklus II mengalami peningkatan sama seperti siklus I, yaitu dari kategori
kurang menjadi kategori baik. Hal tersebut dikarenakan hanya 1 kelompok yang
kurang mampu mengolah informasi dengan rinci, sistematik, dan jelas. Berarti
hanya 5 siswa atau kurang dari 25 % dari jumlah siswa keseluruhan yang kurang
mampu mengolah informasi dengan rinci dan jelas. 7 kelompok atau 35 siswa
yang lain menghasilkan laporan yang spesifik, sistematis, jelas, dan informatif.
kesulitan dalam menentukan topik dan tema dalam menulis karya ilmiah.
kelas II-5 pada siklus II juga mengalami peningkatan dari siklus I yang berada
pada kategori kurang menjadi kategori baik, karena semua kelompok sudah
yaitu sebagai ketua atau penanggung jawab kelompok, sekretaris yang bertugas
negatif yang diamati peneliti berkaitan dengan sikap tertib mengikuti kegiatan
103
yang yang dilakukan siswa adalah mengantuk, berbicara sendiri, sering minta izin
keluar ruangan tanpa alasan yang jelas. Berdasarkan pengamatan peneliti, siswa
yang mengantuk pada waktu kegiatan pembelajaran siklus II sudah tidak ada,
sedangkan siswa yang sering minta izin keluar ruangan masih ada, namun
bahwa 3 siswa atau 7,5 % siswa kelas II-5 masih kurang tertib dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran, sedangkan 37 siswa yang lain sudah baik dan tertib dalam
Berdasarkan pengamatan peneliti pada aspek keaktifan bertanya siswa kelas II-5
pada siklus II mengalami peningkatan, yaitu dengan kategori baik, karena lebih
proses pelaksanaan kegiatan inkuiri yang dilaksanakan pada siklus II, yiatu
dari guru. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, siswa yang aktif
guru.
104
pada siklus II dalam aspek ini mengalami peningkatan. Keadaan ini terjadi pada
saat diskusi yang diselenggarakan setelah kegiatan out class selesai. Pada saat
diskusi kelas terjadi, tercatat 15 siswa atau 37,5 % siswa memberikan tanggapan
secara tertib dan aktif. Kemampuan siswa berdiskusi secara aktif dan tertib adalah
antar-kelompok siswa kelas II-5 pada siklus II mengalami peningkatan dari pada
siklus I, pada siklus II kemampuan siswa kelas II-5 dalam berdiskusi secara aktif
dan tertib berada pada kategori baik. Hal tersebut dibuktikan dengan catatan siswa
yang berpartisipasi menunjukkan 20 siswa atau 50 % siswa kelas II-5 sudah aktif
menyampaikan hasil diskusi kelompok secara tertib dan urut, dan kelompok yang
lain tertib dan tenang mendengarkan laporan hasil diskusi kelompok yang
kelompok diberi kesempatan untuk menangapi, dan secara aktif siswa pun
menanggapi hasil laporan yang telah disampaikan. Diskusi kelas pada saat itu
berjalan baik, aktif dan tertib dengan menghasilkan simpulan yang disimpulkan
dengan teman. Aspek ini diamati peneliti ketika proses berlangsungnya kegiatan
105
tersebut ditunjukkan dengan kegiatan kelompok belajar yang aktif berdiskusi dan
objek pengamatan. Tindakan inkuiri yang dilakukan peneliti pada siklus II ini
berbeda dengan tindakan inkuiri pada siklus I, pada siklus II siswa diberikan
cukup, hal tersebut dapat ditunjukkan dengan jumlah kelompok yang sudah
siswa kelas II-5 sudah mampu merumuskan masalah dengan baik. Hal ini terbukti
106
dari hasil pembahasan diskusi kelompok yang tersusun secara rinci, sistematis,
jelas dan informatif. Masing-masing kelompok memiliki daya inisiatif yang baik,
hal ini dibuktikan dengan objek pengamatan yang telah ditentukan masing-masing
ruang UKS, ruang Bimbingan Konseling, dan ruang TU. Pada siklus II,
dibandingkan dengan siklus I, hal ini terlihat dari hasil rumusan dalam laporan
penelitian dalam kegiatan pengumpulan data yang dimiliki siswa kelas II-5 sangat
baik, hal ini terlihat dari proses kegiatan observasi yang dilaksanakan masing-
siswa yang mampu melaksanakan kegiatan penelitian dengan baik. Berarti sudah
Data kegiatan observasi pada tabel 23 dapat digambarkan dengan grafik 2 berikut.
107
100.0%
90.0% 87.5%87.0% 87.5%
80.0%
75.0%75.0%
70.0%
FREKUENSI
60.0%
55.0%
50.0% 50.0% 50.0%
50.0%
40.0%
30.0% 30.0%
20.0% 20.0%
10.0%
0.0%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
ASPEK PENGAMATAN
memiliki frekuensi sebesar 75,0 %, pada aspek 3 dan 4 memiliki frekuensi sebesar
75,0 %, pada aspek 5 frekuensi sebesar 20,0 %, pada aspek 6 memiliki frekuensi
dilaksanakan pada siklus II dapat meningkatkan life skill siswa kelas II-5 yang
meliputi personal skill, social skill, dan academic skill. Kenyataan tersebut
inkuiri dilaksanakan siswa secara berkelompok. Peningkatan life skill terjadi pada
life skill yang menonjol terjadi pada aspek kemampuan siswa berdiskusi secara
Jurnal siswa yang digunakan pada siklus II masih sama dengan jurnal
siswa yang digunakan pada siklus I, yaitu memuat 5 aspek pertanyaan. Aspek
pada siklus II adalah mengalami perubahan dari siklus I dalam hal pembagian
kategori, dari sikluis I yang terbagi dalam 4 kategori, yaitu menarik, kurang
menarik, tidak menarik, dan biasa-biasa saja, pada siklus II menjadi 2 kategori
yanitu, kategori menarik dan kurang menarik. Berdasarkan hasil analisis data,
jumlah siswa yang memberi tanggapan menarik meningkat tajam dari 24 siswa
menjadi 39 siswa atau 97,5 %, sedangkan 1 siswa atau 2,5 % dari kelas II-5
untuk belajar secara mandiri dengan metode out class, sehingga memberikan
Aspek pertanyaan yang kedua dalam jurnal siswa adalah hal-hal yang
paling disukai siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada aspek
kedua ini, berdasarkan analisis data jurnal siswa terdapat perubahan kategori dari
siklus I yang terdapat 3 kategori, yaitu bagian pengenalan, diskusi kelas dan tidak
ada, pada siklus II berubah menjadi 2 kategori, yaitu kegiatan out class, dan
diskusi kelas. Hasil analisis data menunjukkan bahwa 35 atau 87,5 % siswa
109
menyukai 2 kegiatan, yaitu diskusi kelas dan pembelajaran out class, 3 siswa atau
7,5 % siswa dari 40 siswa menyukai kegiatan pembelajaran out class, menyukai
elemen inkuiri pada siklus II berhasil dengan baik, hal tersebut dibuktikan dengan
semua siswa kelas II-5 tertarik dengan kegiatan inkuri yang dilaksanakan pada
siklus II, keadaan ini akan mempengaruhi minat siswa untuk menulis karya
ilmiah.
kegiatan pembelajaran menulis karya ilmiah. Hasil analisis data jurnal siswa pada
siklus II menunjukkan bahwa masih terdapat hambatan dan kesulitan yang dialami
siswa, yaitu 11 siswa atau 24,50 % mengalami hambatan sulit menentukan tema
penulisan karya ilmiah. Keadaan ini meningkatkan kualitas sumber daya manusia
dengan perubahan menurun pada jumlah siswa yang mengalami hambatan suilit
menentukan tema dari siklus I sebesar 21 siswa menjadi 11 siswa pada siklus II.
Peningkatan yang lain terjadi pada jumlah siswa yang tidak mengalami hambatan
pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran adalah dari siklus I berjumlah 1 orang
meningkat menjadi 10 siswa pada siklus II. Sedangkan keadaan yang tidak
mengalami perubahan adalah kesulitan mencari data masih sama dengan jumlah
pada siklus I, yaitu 5 atau 12,50 % siswa mengalami kesulitan mencari data atau
masalah. Siswa yang mengalami hambatan waktu yang kurang meningkat pada
dan siswa yang mengalami hambatan malas pada siklus II sama dengan siklus I,
keempat adalah pertanyaan mengenai apakah siswa pernah membuat karya ilmiah.
membuat karya tulis ilmiah. Hal ini disebabkan semua siswa kelas II-5 pernah
menulis karya ilmiah. Hasil analisis data menunjukkan jumlah siswa yang
berminat dan tertarik meningkat dari siklus I berjumlah 20 siswa atau 50 % siswa
menjadi 27 siswa atau 67,50 % pada siklus II. Pada jawaban yang lain 6 siswa
menyatakan kurang berminat, dan jumlah siswa yang menyatakan tidak berminat
menulis karya ilmiah adalah 4 siswa, sedangkan 10 siswa yang lain menyatakan
belum memiliki keinginan atau minat terhadap kegiatan menulis karya ilmiah
untuk menulis karya ilmiah. Masing-masing jawaban yang ditulis siswa disertai
alasan karena kegiatan menulis karya ilmiah mempunyai banyak manfaat, yaitu
menyita banyak waktu, pikiran dan tenaga, sedangkan siswa yang menyatakan
tidak berminat memberikan alasan karena malas menulis, dan siswa yang
111
menyatakan belum berminat untuk menulis karya ilmiah karena menulis karya
atas dapat disimpulkan bahwa minat siswa kelas II-5 untuk menulis karya ilmiah
sudah mencapai lerbih dari 50 %, berarti ini menandakan bahwa kegiatan inkuiri
pada siklus II sudah berhasil menarik minat siswa untuk menulis karya ilmiah.
Dari berbagai hambatan dan kesulitan yang dikemukakan siswa sudah dapat di
4.3.11 Wawancara
yang diwawancarai pada siklus II masih sama seperti pada siklus I, yaitu 5
kelompok yang mendapatkan nilai tinggi dalam tes keterampilan menulis karya
ilmiah, dan 5 kelompok siswa yang mendapatkan nilai rendah dalam tes
dengan siklus I dan menggunakan alat bantu rekam tape recorder. Responden
yang dipilih peneliti pada bagian pertama adalah kelompok siswa yang
Indonesia kelompok semua responden nilai tinggi ditambah 4 responden dari nilai
membosankan.
menulis karya ilmiah. Pada aspek kedua ini dari 10 responden, 9 siswa
Aspek pertanyaan yang ketiga dan keempat adalah saling berkaitan. Pada
mengikuti kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia materi karya ilmiah dan pada
menjawab ada hambatan dan kesulitan dengan alasan. Responden yang menjawab
tidak ada hambatan mengemukakan alasan bahwa pembelajaran pada siklus II ini
sudah dapat mengatasi kesulitan dan hambatan yang dialami pada siklus I,
Pada aspek pertanyaan keenam, yaitu tentang hal-hal baru yang diperoleh
kegiatan wawancara.
pertanyaan aspek ketujuh, yaitu tentang saran dan kritik terhadap kegiatan
tidak ada saran dan kritik, kegiatan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan
karya tulis ilmiah. Responden yang menyatakan berminat pada siklus II berjumlah
8 siswa, sedangkan 2 siswa yang lain belum berminat. Alasan yang dikemukakan
adalah sangat bermanfaat dan dapat mengasah kecerdasan bagi yang berminat,
menyatakan bahwa menulis karya ilmiah memerlukan banyak waktu dan proses
membuat karya tulis ilmiah. Berdasarkan analisis data wawancara aspek sembilan
diperoleh siswa setelah membuat karya tulis ilmiah, yaitu pada umumnya
disimpulkan bahwa terdapat peningaktan minat untuk menulis karya ilmiah, masih
Uraian tahapan kegiatan dan deskripsi foto akan digambarkan sebagai berikut.
115
112 Semarang. Dalam gambar tersebut dapat dilihat bahwa siswa sedang aktif
mencari buku yang digunakan untuk sumber referensi dalam menulis karya
ilmiah. Siswa terlihat serius dan tertib dalam melaksankan kegiatan observasi dan
ditemukan dan hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan baru yang baru di
dapatkan siswa. Setelah kegiatan inkuiri melalui observasi dan diskusi selesai,
satunya adalah kegiatan wawancara terhadap guru pembimbing dan siswa yang
4.4 Pembahasan
Hasil tes keterampilan menulis karya ilmiah siswa kelas II-5 SMA Negeri
tahapan prasiklus, siklus I dan siklus II. Kenyataan tersebut dapat dilihat pada
tabel 24 berikut.
frekuensi dari tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II hasil tes keterampilan menulis
karya ilmiah siswa kelas II-5. Nilai rata-rata tes keterampilan menulis karya
ilmiah siswa kelas II-5 pada tahap prasiklus adalah 62,13 dengan distribusi
frekuensi hasil tes keterampilan menulis karya ilmiah siswa kelas II-5 yang
berkategori sangat baik tidak ada, kategori baik hanya 1 siswa atau sebesar 2,50
%, kategori cukup berjumlah 15 siswa atau 37,50 %, dan hasil tes siswa yang
119
termasuk dalam kategori kurang sebanyak 24 siswa atau 60 hasil tes keterampilan
menulis karya ilmiah siswa kelas II-5 % pada tahap prasiklus termasuk dalam
kategori kurang, karena lebih dari 50 % siswa kelas II-5 kurang terampil dalam
menulis karya ilmiah. Rendahnya hasil tes tersebut disebabkan oleh beberapa
faktor. Faktor yang paling banyak dialami siswa adalah kesulitan menentukan
topik dan tema penulisan karangan ilmiah dan kesulitan memulai kegiatan
menulis, yaitu kesulitan menuangkan ide atau gagasan ke dalam tulisan. Faktor
yang lain adalah kurangnya minat siswa terhadap kegiatan menulis, siswa
Kegiatan pembelajaran pada tahap prasiklus ini dilaksanakan oleh guru secara
klasikal, sehingga siswa bosan dan tidak bersemangat untuk melakukan kegiatan
menulis.
II-5 perlu dilakukan tindakan yang efektif agar hasil tes keterampilan menulis
karya ilmiah siswa kelas II-5 pada tahap prasiklus dapat diperbaiki. Setelah
elemen inkuiri dapat dilihat hasil tes keterampilan menulis karya ilmiah siswa
kelas II-5 siklus I pada tabel 22 yang menununjukkan peningkatan daripada tahap
prasiklus. Nilai rata-rata tes keterampilan menulis karya ilmiah siswa kelas II-5
pada tahap siklus I adalah 69,58 dengan distribusi frekuensi siswa yang hasil tes
keterampilan menulis karya ilmiahnya berada pada kategori sangat baik tidak ada,
kategori baik meningkat menjadi 19 siswa, masih sama dengan tahap prasiklus.
120
Pada kategori cukup jumlah siswa masih sama dengan tahap prasiklus yaitu 10
siswa atau 37,50 %, dan kategori kurang berjumlah 11 siswa. Pada kategori baik
meningkat dari jumlah 1 siswa pada tahap prasiklus menjadi 19 siswa pada siklus
II, dan terjadi penurunan jumlah siswa yang berada pada kategori kurang siklus I
jumlah siswa yang kurang terampil menulis karya ilmiah berkurang menjadi 11
siswa.
Nilai rata-rata tes keterampilan menulis karya ilmiah siswa kelas II-5 tahap
siklus I termasuk dalam kategori cukup, namun hasil tersebut belum mencapai
nilai klasikal ketuntasan belajar siswa kelas II-5 sebesar 75, sehingga untuk
dilihat peningkatan hasil tes keterampilan menulis karya ilmiah dari tahap
kelas II-5, nilai rata-rata pada siklus II sebesar 77,15 dengan distribusi frekuensi
pada kategori sangat baik berjumlah 1 siswa, pada kategori baik meningkat tahap
prasiklus dan siklus I yaitu sebesar 28 siswa atau 70,00 %, siswa yang berkategori
cukup berjumlah 7 siswa atau 17,50 %, jumlah siswa yang berada pada kategori
kurang sebanyak 4 siswa atau 10 % . Nilai tersebut meningkat sebesar 15,02 dari
121
nilai rata-rata tahap prasiklus sebesar 62,13, dan meningkat sebesar 7,57 dari
kelas II-5 SMA Negeri 12 Semarang pada siklus I dan siklus II pada tiap aspeknya
mengalami peningkatan pada hasil tes keterampilan menulis karya ilmiah dari
tahap prasiklus, siklus I dan siklus II. Peningkatan hasil tes keterampilan menulis
karya ilmiah siswa kelas II-5 dari siklus I dan siklus II pada tiap aspek
19,15 % dari hasil tes siklus I rata-rata skor sebesar 8,23 pada siklus II meningkat
122
yang didapat siswa dari kegiatan inkuiri pada siklus II, yaitu dengan mencermati
sumber pustaka yang tergolong karya ilmiah, yaitu buku referensi. Peningkatan
rata-rata skor siklus I sebesar 10,75 menjadi 10,93 pada siklus II. Kenyataan ini
disebabkan faktor intern dari siswa yang kurang teliti dalam menyusun karya tulis
ilmiah, sehingga banyak kesalahan penggunaan ejaan atau tanda baca yang kurang
benar penempatannya.
yang meningkat sebesar 16,84 dari siklus I sebesar 11,88 menjadi 13,88 pada
dari hasil kegiatan inkuiri yang kedua, yaitu melalui kegiatan diskusi kelas.
Peningkatan pada aspek kemampuan berpikir logis terjadi sebesar 7.94% dari
siklus I sebesar 11,03 menjadi 11,90 pada siklus II. Berdasarkan pengamatan,
peningkatan pada aspek ini terjadi karena siswa sudah memiliki pengetahuan yang
observasi di perpustakaan.
adalah aspek kesesuaian judul dan isi yang mengalami peningkatan sebesar 6,51
% dari siklus I sebesar 8.45 menjadi 9.00 pada siklus II. Peningkatan ini
sekolah, sehingga siswa lebih banyak menemukan tema atau bahan untuk
paragraf, kalimat, dan kata dengan peningkatan sebesar 6.06% dari siklus I
sebesar 8.25 menjadi 8.75 pada siklus II. Peningkatan pada aspek ini terjadi
berdasarkan evaluasi yang dilaksanakan pada tahap refleksi pada akhir siklus I.
17.13% pada siklus I sebesar 8.03 menjadi 9.40 pada siklus II. Aspek ini
kegiatan inkuiri yang dilaksanakan pada siklus II. Pada aspek kerapian penulisan
karya ilmiah juga mengalami peningkatan sebesar 17.65% dari siklus I nilai rata-
skor rata-rata sebesar 69,58 menjadi 77,15 pada siklus II. Data peningkatan pada
25%
16.84%
17.13%
15%
10%
7.94%
6.51% 6.06%
5%
1.63%
0%
1 2 3 4 5 6 7 8
Aspek
keterampilan menulis karya ilmiah siswa klelas II-5 pada siklus I dan siklus II.
dengan peningkatan sebesar 19,15 % dari hasil tes siklus I rata-rata skor sebesar
8,23 pada siklus II meningkat menjadi 9,80. Peningkatan terendah terjadi pada
dengan hanya mengalami peningkatan sebesar 1,63 %, dari rata-rata skor siklus I
Berdasarkan uraian data tes keterampilan menulis karya ilmiah siswa kelas
4.4.2 Peningkatan Life skill Siswa Kelas II-5 yang meliputi Personal Skill,
Life skill siswa SMA meliputi, personal skill, social skill dan academic
skill. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data lembar pengamatan dapat
disimpulkan bahwa life skill siswa kelas II-5 mengalami. Hasil analisis data pada
lembar observasi siklus I dan siklus II dan peningkatannya dapat dilihat pada tabel
berkut 26.
125
Berdasarkan tabel 26 dapat dilihat peningkatan Life skill dari siklus I dan
siklus II, tabel 25 menunjukkan pada aspek pertama pada siklus I berjumlah
kepada siswa untuk bebas melakukan kegiatan observasi sesuai dengan kreativitas
peningkatan kesadaran diri dari siswa untuk belajar secara mandiri dan
peningkatan pada aspek ini adalah adanya kerjasama yang baik antar siswa,
sehingga proses komunikasi berjalan baik dan dapat memecahkan masalah secara
Peningkatan life skill juga terjadi pada aspek pengamatan keempat, yaitu
pada siklus I sebesar 80.00% dan meningkat sebesar 7 % menjadi 87.00 % pada
siklus II. Peningkatan ini terjadi karena siswa secara mandiri belajar bersama dan
Berdasarkan sistem ini, siswa harus mentatai semua agenda kegiatan yang
kepada siswa untuk belajar secara serius dan tertib, agar target yang ditetapkan
dapat tercapai.
dari data pada siklus Indonesia yang aktif bertanya hanya 20 % siswa dari 40
siswa, dan pada siklus II data menunjukkan tetap tidak ada perubahan. Hal ini
sebagai penanya, sehingga siswa yang lain tidak bertanya karena sudah ada
pada siklus II, dari siklus I sebesar 15 % meningkat pada siklus II menjadi 55 %.
Pada aspek ketujuh juga mengalami peningkatan, yaitu 7,50 % pada siklus
sebesar 75.00% mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 88%, pada aspek
adanya sistem kerja kelompok pada siklus Indonesia amupun siklus II, sehingga
informasi pada siklus II adalah peningkatan kategori dari siklus I yang termasuk
dalam kategori kurang, pada siklus II meningkat menjadi kategori baik. Hal
tersebut berdasarkan hasil laporan kegiatan inkuiri siklus I dan siklus II yang
berbeda, yaitu pada siklus I hanya ada satu kelompok yang dapat menggali dan
menemukan informasi dengan jelas, rinci dan kreatif, sedangkan pada siklus II
menemukan informas secara jelas dan rinci. Peningkatan juga terjadi pada aspek
kemampuan mengolah informasi. Hal ini terlihat dari hasil laporan kegiatan
inkuiri yang disusun secara sistematis dan informatif. Pada siklus I hanya ada satu
kelompok yang mampu mengolah informasi dengan baik, sedangkan pada siklus
masalah secara kreatif juga mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat
berdasarkan pengamatan pada saat kegiatan inkuri dilaksanakan pada siklus I dan
siklus II. Pada siklus I hanya 1 kelompok yang mampu memecahkan masalah
secara kreatif, hal ini berdasarkan hasil rumusan laporan kegiatan inkuiri pada
masalah secara kreatif dengan baik, yaitu melaksankan kegiatan inkuiri dengan
pembelajaran, yaitu pada siklus I banyak siswa yang berperilaku negatif, misalnya
mengantuk, berbicara sendiri, dan sering izin keluar kelas, sedangkan pada siklus
129
II perilaku neghatif yang dilakukan siswa berubah dan berkurang. Semua siswa
Peningkatan life skill juga terjadi pada aspek social skill. Social skill yang
bekerjasama dengan teman pada siklus II mengalami peningkatan, hal ini terlihat
pada saat kegiatan inkuiri yang dilaksanakan pada siklus II. Pada siklus I
kemampuan bekerjasama siswa kelas II-5 sudah baik, sedangkan pada siklus II
meningkat menjadi sangat baik. Hal ini berdasarkan proses kegiatan inkuiri yang
dilaksanakan pada siklus II sangat memerlukan kerjasama yang baik dari masing-
masing anggota kelompok, dan siswa kelas II-5 mampu melaksanakan kegiatan
inkuiri siklus II dengan kerjasama yang baik dan kompak yang ditandai dengan
Aspek life skill yang ketiga, yaitu academic skill yang mencakup
laporan yang dapat mengatasi kesulitan yang di alami siswa pada siklus I. Selain
itu, peningkatan academic skill siswa kelas II-5 SMA Negeri 12 Semarang dapat
dilihat berdasarkan hasil tes penilaian karya tulis ilmiah siswa pada siklus I dan
siklus II.
Peningkatan hasil tes pada siklus I dan siklus II adalah berbanding lurus
dengan peningkatan life skill siswa yang mencakup academic skill dan personal
skill. Academic skill yang meningkat adalah kecakapan merumuskan masalah dan
menulis karya ilmiah siswa kelas II-5 SMA Negeri 12 Semarang yang mengalami
peningkatan dari siklus I sebesar 69,58 menjadi 77,15. Peningkatan terjadi pada
tulis ilmiah pada aspek kecakapan berpikir rasional atau berpikir logis, yang
paragraf. Hasil tes keterampilan menulis karya ilmiah aspek kemampuan berpikir
logis pada siklus II menunjukkan peningkatan sebesar sebesar 7.94% dari siklus I
sebesar 11,03 menjadi 11,90 pada siklus II. Berdasarkan hasil tes tersebut dapat
disimpulkan personal skill siswa kelas II-5 pada aspek kecakapan berpikir
logis/rasional meningkat. Peningkatan life skill pada siklus I dan siklus II dapat
70.00%
60.00% 60.64%
50.00%
40.00%
NILAI
30.00% 29.32%
20.00%
10.00%
0.00%
SIKLUS I SIKLUS II
SIKLUS
kontekstual elemen inkuiri sangat efektif untuk meningkatkan life skill siswa,
yaitu academic skill, personal skill, dan social skill. Kegiatan inkuiri yang
sangat efektif untuk meningkatkan minat siswa untuk menulis karya ilmiah.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
ilmiah siswa kelas II-5 SMA Negeri 12 Semarang. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tes keterampilan menulis karya ilmiah siswa kelas II-5 mengalami
peningkatan pada tiga tahapan, yaitu tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II. Hasil
tes keterampilan menulis karya ilmiah siswa kelas II-5 pada tahap prasiklus men
unjukkan nilai rata-rata sebesar 62,13, sedangkan pada siklus I meningkat menjadi
69,58 dan hasil tersebut meningkat lagi pada siklus II, yaitu 77,15. Peningkatan
keterampilan menulis karya ilmiah siswa kelas II-5 terjadi pada tiap aspek
kelas II-5 pada kegiatan pembelajaran menulis karya ilmiah dengan menggunakan
132
132
133
observasi siklus I dan siklus II yang menunjukkan hasil analisis lembar observasi
inkuiri yang dilaksanakan pada siklus II. Peningkatan life skill yang pertama
terdapat pada personal skill yang meliputi, kemampuan menggali dan menemukan
secara kreatif, dan siswa yang tertib dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Peningkatan life skill pada aspek social skill adalah aspek kecakapan bekerjasama
5.2 Saran
pendekatan kontekstual elemen inkuiri pada siswa kelas II-5 di SMA Negeri 12
yang terdapat dalam pendekatan kontekstual pada semua mata pelajaran. Saran
bagi penelitian yang akan datang, penelitian tentang keterampilan menulis karya
DAFTAR PUSTAKA
Anwar. 2004. Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education) Konsep dan
Aplikasinya. Bandung : Alfabeta.
Budiyati, Ida Zulaeha, Siti Ida, Markini. 2004. Peningkatan Kemampuan Berpikir
Logis dalam Menulis Karya Tulis dengan Elemen Inkuiri
Pendekatan Pembelajaran Kontekstual (CTL) pada Siswa Kelas III
SLTP 3 Ungaran-Semarang.Laporan Penelitian.Universitas Negeri
Semarang.
Doyin, Mukh, Wagiran, Ida Zulaeha, Tommi Yuniawan. 2002. Bahasa Indonesia
dalam Penulisan Karya Ilmiah. Semarang : Nusa Budaya.
134
135
135
Sudjana, Nana. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru
Algensindo.
Winarmo. 2002. Budaya Tulisan Versus Budaya Lisan. Tiara Bahasa Vol.1,No.1
September.Hlm.3.
136
136
157
158
Keterangan :
Pengamat,
158
159
Lampiran 10
160
167
168
Keterangan :
161
169
Peneliti
162
Lampiran 11
163
170
171
Keterangan :
164
172
Peneliti
165
Lampiran 12
NO ASPEK/KATEGORI FREKUENSI
1. 1/ - menarik 24 siswa (60 %)
- kurang menarik 7 siswa (17,5 %)
- tidak menarik 5 siswa (12,5 %)
- biasa saja 4 siswa (10 %)
Peneliti
166
173
Lampiran 13
NO ASPEK/KATEGORI FREKUENSI
1. 1/ - menarik 39 siswa (97,5 %)
- kurang menarik 1 siswa ( 2,5 %)
- tidak menarik -
- biasa saja -
Peneliti
167
Lampiran 8
HASIL TES KETERAMPILAN MENULIS KARYA ILMIAH SIKLUS II
NOMOR SKOR TIAP ASPEK
RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 JUMLAH
1 15 14 10 11 10 10 10 3 83
2 15 7 10 12 10 10 10 3 77
3 10 7 5 15 10 10 6 3 66
4 15 14 10 10 10 10 10 4 83
5 15 14 10 11 10 10 10 3 83
6 15 14 10 12 10 10 10 3 84
7 15 7 10 11 5 10 10 3 71
8 15 14 10 10 10 10 10 3 82
9 10 7 5 10 10 10 10 3 65
10 15 14 10 10 10 10 10 4 83
11 15 14 10 12 5 10 10 3 79
12 15 14 10 12 10 10 10 3 84
13 10 7 5 10 5 10 6 3 56
14 15 14 10 10 10 10 10 5 84
15 15 7 5 10 5 6 10 3 61
16 10 7 5 10 5 6 6 3 52
17 10 14 10 10 10 10 10 3 77
18 15 14 10 10 10 10 10 3 82
19 15 7 10 12 10 10 10 5 79
20 15 7 5 12 10 10 6 5 70
21 10 7 5 10 5 10 10 3 60
22 15 14 10 12 10 10 6 5 82
23 15 14 10 12 10 10 10 3 84
24 15 14 10 10 5 10 10 5 79
25 10 14 5 10 10 10 10 5 74
26 15 14 10 12 10 10 10 3 84
27 15 14 10 10 10 10 10 3 82
28 15 14 10 10 5 10 10 5 79
29 10 14 10 10 5 10 6 3 68
30 15 14 10 10 10 10 10 3 82
31 15 14 10 12 10 10 10 3 84
32 15 14 10 12 10 10 10 3 84
33 15 14 10 12 10 10 10 3 84
34 10 7 10 10 5 10 10 3 65
35 15 14 10 12 10 10 10 3 84
36 15 14 10 12 10 10 10 3 84
37 15 14 10 10 10 10 10 3 82
38 15 14 10 10 10 10 10 3 82
39 15 14 10 11 10 10 10 5 85
40 15 7 10 10 10 10 10 5 77
JUMLAH 555 476 360 437 350 392 376 140 3086
RATA-RATA 13.875 11.9 9 10.925 8.75 9.8 9.4 3.5 77.15
164
168
Lampiran 7
HASIL TES KETERAMPILAN MENULIS KARYA ILMIAH SIKLUS I
163
169
Lampiran 9
HASIL ANALISIS DESKRIPTIF PERSENTASE
KERAMPILAN MENULIS KARYA ILMIAH
PRASIKLUS, SIKLUS I, DAN SIKLUS II
165
170
166
Distribusi Frekuensi
Sangat baik 0 0 1
Baik 1 19 28
Cukup 15 10 7
Kurang 24 11 4
Distribusi Persentase
Sangat baik 0.00% 0.00% 2.50%
Baik 2.50% 47.50% 70.00%
Cukup 37.50% 25.00% 17.50%
Kurang 60.00% 27.50% 10.00%
174
171