Anda di halaman 1dari 5

Indo. J. Chem. Sci.

1 (2) (2012)
Indonesian Journal of Chemical Science
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijcs

UJI ANTIMIKROBA ETIL p-METOKSI SINAMAT DARI


RIMPANG KENCUR TERHADAP BACILLUS SUBTILIS

Septian Alif Nugraha*), Kusoro Siadi, dan Sudarmin


Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang
Gedung D6 Kampus Sekaran Gunungpati Telp. (024)8508112 Semarang 50229

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Etil p-metoksi sinamat merupakan senyawa hasil isolasi dari rimpang kencur,
Diterima Agustus 2012 dalam penelitian ini dilakukan uji aktivitas antimikroba terhadap Bacillus subtilis
Disetujui September 2012 dengan metode difusi agar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar etil p-
Dipublikasikan November metoksi sinamat yang didapatkan dari penelitian ini sebesar 99% menggunakan
2012 instrumen GC-MS. Senyawa etil p-metoksi sinamat dalam pelarut kloroform
(konsentrasi 0,1 M; 0,2 M; 0,3 M) mendapatkan daerah bening di sekitar cakram
Kata kunci:
uji sebesar berturut-turut 12 mm; 13,66 mm; 15,66 mm. Ekstrak kencur 20%
bacillus subtilis
dalam pelarut kloroform mendapatkan daerah bening sebesar 8,66%; ekstrak
etil p-metoksi sinamat
kencur 100% tidak menunjukkan adanya daerah bening dan pelarut kloroform
kencur
sebagai kontrol mendapatkan daerah bening sebesar 11 mm. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa etil p-metoksi sinamat tidak menunjukkan hasil hambatan
yang signifikan terhadap pertumbuhan Bacillus subtilis dibandingkan kloroform,
dimungkinkan yang lebih berperan untuk menghambat Bacillus subtilis adalah
kloroform itu sendiri. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
senyawa etil p-metoksi sinamat dan ekstrak kencur tidak mempunyai aktivitas
hambatan pertumbuhan Bacillus subtilis.

Abstract
Ethyl p-Methoxy Cinnamate compounds isolated from greater galingale rhizome
result, in this research tested the antimicrobial activity against Bacillus subtilis.
The results showed that the levels of Ethyl p-Methoxy Cinnamate obtained from
this research is at 99% using GC-MS instrument. Compound Ethyl p-Methoxy
Cinnamate the solvent chloroform (concentration 0.1 M: 0.2 M: 0.3 M) a clear
area around the test discs in a row for 12mm; 13.66 mm; 15.66 mm. Greater
galingale extract 20% in the solvent chloroform to get a clear area of 8.66%;
greater galingale extract 100% does not indicate a clear regional and chloroform
as a solvent control to get a clear area of 11mm. The results showed that the
Ethyl p-Methoxy Cinnamate not show a significant barrier to the growth of
Bacillus subtilis than chloroform, it is on the possible that more acts to inhibit
Bacillus subtilis is chloroform itself. Based on the research results can be
concluded that the compound Ethyl p-Methoxy Cinnamate and greater galingale
extract had no growth inhibition activity of Bacillus subtilis.

© 2012 Universitas Negeri Semarang


 Alamat korespondensi:
Email: alifsinaga12@yahoo.co.id ISSN NO 2252-6951
S A Nugraha / Indonesian Journal of Chemical Science 1 (2) (2012)
Pendahuluan dimaserasi selama beberapa jam kemudian
Kencur (Kaempferia Galanga Linn) adalah dipindahkan ka dalam bejana silinder yang
tanaman tropis dan di Indonesia dahulunya bagian bawahnya diberi sekat berpori, cairan
merupakan tanaman pekarangan. Hal ini pelarut dialirkan dari atas ke bawah melalui
disebabkan karena secara tradisional kencur simplisia tersebut, pelarut akan melarutkan zat
termasuk tanaman obat (Hamida, 2007). Sudah aktif dalam sel-sel simplisia yang dilalui sampai
sejak lama rakyat Indonesia menggunakan keadaan jenuh. Gerakan ke bawah disebabkan
kencur sebagai ramuan obat-obatan, ada yang oleh karena gravitasi, kohesi, dan berat cairan di
memanfaatkan sebagai bumbu masakan, atas dikurangi gaya kapiler yang menahan
sebagai minuman beras kencur. Masyarakat gerakan ke bawah, perkolat yang diperoleh
mempercayai dapat mengobati penyakit dikumpulkan lalu dimurnikan.
tertentu, antara lain dapat menyembuhkan Dalam rangka usaha pengembangan dan
masuk angin, batuk, dan sakit tenggorokan. pemanfaatan obat tradisional secara luas
Kencur banyak digunakan sebagai bahan baku dikembangkan oleh masyarakat, maka perlu
obat tradisional (jamu), fitofarmaka, industri dilakukan penelitian untuk pendayagunaan
kosmetika, penyedap makanan dan minuman, potensi sumber daya alam. Untuk mengetahui
rempah, serta bahan campuran saus rokok pada aktivitas biologis dari senyawa bahan alam
industri rokok kretek, bahkan dapat dalam tanaman kencur dalam penelitian ini
dimanfaatkan sebagai bioinsektisida (Rostiana akan dilakukan uji aktivitas antimikroba
dan Efendi, 2007). senyawa etil p-metoksi sinamat yang diisolasi
Menurut Gholib, D. (2009) ekstrak kencur dari rimpang kencur terhadap Bacillus subtilis.
dalam etanol mempunyai daya antimikroba Mikroba Bacillus subtilis dikenal sebagai salah
terhadap salah satu jamur kulit. Senyawa yang satu mikroba yang menyebabkan kerusakan
terkandung dalam rimpang kencur antara lain pada makanan, akan tetapi dari mikroba ini
etil sinamat, etil p-metoksi sinamat, p-metoksi dapat pula menguntungkan manusia untuk
stiren, kamfen, dan borneol. Dan etil p-metoksi manipulasi genetik (Dagmar, F. and Rudiger, P.
sinamat merupakan komponen utama yang 2001), diharapkan dalam penelitian ini dapat
mudah untuk diisolasi dan dimurnikan. Herbert menguji aktivitas antimikroba senyawa etil p-
(2009) mengemukakan komponen minyak atsiri metoksi sinamat dari rimpang kencur yang
dari simplisia kencur yang dianalisis secara diujikan pada mikroba Bacillus subtilis, dan
GC-MS antara lain etil sinamat 43,47%, etil p- semoga dapat diaplikasikan sebagai pengawet
metoksi sinamat 31,36%, penta dekana 3,35%, alami.
borneol 3,35% delta 3-karen 2,86%, -pinen
Metode Penelitian
2,47%, kamfen 2,22%.
Bahan yang digunakan dalam penelitian
Pemanfaatan hasil isolasi bahan alam ini antara lain: rimpang kencur, aquades,
menjadi salah satu bahan obat menjadi tren di petroleum eter (teknis) , kloroform (teknis),
dunia pengobatan sekarang ini, dikenal sebagai larutan bromin dalam kloroform (teknis), dan
pengobatan tradisional karena menggunakan mikroba jamur Bacillus subtilis..
obat-obat tradisional yang menggunakan bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian
dasar dari alam. Minyak atsiri akhir-akhir ini
ini antara lain: seperangkat alat gelas, neraca
menarik perhatian dunia, usaha pencarian
analitis (AL20U Mettler Toledo 0,1 mg), ayakan
senyawa baru terhadap tumbuhan juga semakin
50 mesh, oven, corong vakum, satu set alat
banyak, hal ini disebabkan minyak atsiri dari
isolasi maserasi perkolasi, tille, cawan petri,
beberapa tumbuhan bersifat aktif biologis
jarum ose, kertas cakram, inkubator, rotary
sebagai antibakteri dan antijamur sehingga
evaporator (Heidolp vv 2000), spektrofotometer
dapat dipergunakan sebagai bahan pengawet
inframerah FTIR (Shimadzu), GC (Shimadzu)
pada makanan dan sebagai antibiotik alami
dan GC-MS (Shimadzu).
(Copriady dkk, 2002).
Sebanyak 2 kg rimpang kencur dicuci
Kandungan etil p-metoksi sinamat pada
dengan air agar kencur bersih dari kotoran yang
rimpang kencur sekitar 10,5 % yang dapat
menempel, kemudian rimpang kencur dipotong
diisolasi dengan mudah memakai pelarut
kecil-kecil dikeringkan di dalam oven pada suhu
petroleum eter dengan metoda perkolasi.
40oC selama 2,5 jam agar kandungan air di
Metoda perkolasi merupakan salah satu prinsip
dalam rimpang kencur tersebut berkurang.
ekstraksi, yaitu penyaringan zat aktif yang
Diambil suhu 40oC, untuk menjaga produk etil
dilakukan dengan cara serbuk simplisia
148
S A Nugraha / Indonesian Journal of Chemical Science 1 (2) (2012)

p-metoksi sinamat tidak rusak. Setelah itu, antimikroba dari ekstrak kencur (Yuharmen,
rimpang kencur diblender sampai menjadi Eryanti Y. dan Nurbalatif, 2002).
serbuk dan diayak dengan ayakan 50 mesh.
Hasil dan Pembahasan
Kemudian didapatkan simplisia kencur lalu
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
diuji karakteristik simplisia kencur seperti kadar
serbuk halus rimpang kencur masih mempunyai
air dan kadar abu (Herman dan Rusli, R. 2011).
kadar air sebesar 4,29% dan mempunyai kadar
Sebanyak 100 gram serbuk kencur abu total sebesar 4,02%, Serbuk rimpang kencur
dimasukkan dalam alat perkolator dan teruji kemudian diisolasi dengan lama
dimaserasi dengan pelarut petroleum eter perendaman 3 jam, 5 jam dan 24 jam
sambil diaduk selama 3 jam, 5 jam, dan 24 jam, mendapatkan senyawa etil p-metoksi sinamat
waktu disini merupakan variabel bebas. Ekstrak berbentuk kristal dengan berat rendemen
yang terbentuk diuapkan dalam rotary berturut-turut masing-masing 1,94 gram; 2,11
evaporator kemudian didinginkan hingga gram; 4,19 gram. Berdasarkan sifat fisik produk,
terbentuk kristal dan dimurnikan dengan cara dapat diketahui bahwa senyawa tersebut adalah
direkristalisasi menggunakan pelarut kloroform etil p-metoksi sinamat, lebih lanjut dilakukan uji
untuk menghilangkan pengotor yang masih brominasi untuk mengetahui ikatan rangkap
tertinggal. kemudian dipanaskan hingga gugus aromatik yang terdapat dalam etil p-
terbentuk kristal putih. metoksi sinamat, pemeriksaan mendapatkan
Setelah dilakukan isolasi etil p-metoksi hasil yaitu perubahan warna pada penetesan
sinamat, kemudian dihitung berapa berat larutan brom dalam kloroform yaitu warna
rendemen hasil isolasi yang terbentuk, lalu kuning memudar menjadi bening. Hal ini
diidentifikasi secara kimia dengan cara menandakan adanya cincin benzena dalam
brominasi, diidentifikasi titik leleh kristal hasil produk senyawa yang dihasilkan. Senyawa etil
isolasi kemudian diidentifikasi struktur etil p- p-metoksi sinamat mempunyai sifat fisik seperti
metoksi sinamat hasil isolasi secara ditunjukkan dalam Tabel 1.
spektroskopi dilakukan dengan Tabel 1. Sifat fisik etil p-metoksi sinamat
spektrofotometer inframerah FTIR dan
kromatografi GC serta GC-MS. Identifikasi titik
leleh, etil p-metoksi sinamat ditotolkan pada
pipa kapiler kecil dan dimasukkan ke lubang
kecil pada tille yang sebelumnya telah terpasang
termometer, alat pengatur suhu diputar sampai
suhu pas saat etil p-metoksi sinamat meleleh,
dilihat angka pada termometer dan dicatat.
Brominasi dilakukan dengan cara meneteskan
larutan brom pada kloroform pada kondisi
terang terhadap etil p-metoksi sinamat, dilihat
perubahan yang terjadi.
Pelaksanaan uji aktivitas antimikroba
dilakukan secara aseptik dengan metode difusi
agar. spora jamur disuspensikan dalam media
Gambar 1. Kromatogram GC etil p-metoksi
water pepton dan sebanyak 1 mL dimasukkan sinamat perendaman 24 jam
ke dalam petridis kemudian ditambahkan media Reaksi brominasi etil p-metoksi sinamat
Potato Dextrose Agar (PDA) pada 45oC. Setelah berpotensi menghasilkan produk baru dengan
agar membeku, dimasukkan kertas cakram Br menempati posisi orto terhadap metoksi (-
(diameter 6 mm) yang telah dibasahi senyawa OCH3) pada etil p-metoksi sinamat, hal ini
etil p-metoksi sinamat dalam pelarut kloroform dikarenakan cincin benzena mengalami
dengan konsentrasi 0,2 M ; 0,4 M ; 0,6 M dan subtitusi ketiga dimana bila sebuah cincin
diberi kontrol pelarut kloroform. Cawan petri benzena mempunyai dua subtituen, maka
diinkubasi dengan cara terbalik selama 24 jam subtituen ketiga akan menuju ke tempat yang
pada suhu 37oC sampai mendapat daerah lebih stabil, dan kestabilan itu dipengaruhi oleh
bening. Daerah bening di sekitar kertas cakram gugus yang terdapat dalam cincin benzena. Etil
menunjukkan uji positif, diameter daerah p-metoksi sinamat mempunyai dua gugus
bening yang diperoleh kemudian diukur, dan subtituen yaitu gugus metoksi (–OCH3)
hasilnya dibandingkan dengan uji aktivitas
149
S A Nugraha / Indonesian Journal of Chemical Science 1 (2) (2012)

pengaktivasi kuat dan gugus alkil (-R) Analisis menggunakan GC-MS


pengaktifasi lemah, kedua gugus subtituen dimaksudkan untuk mengetahui semua
sama-sama pengarah orto;para akan tetapi kemungkinan struktur yang terjadi dan sekalian
gugus metoksi yang lebih kuat efek menunjukkan kadar senyawa dari etil p-metoksi
pengarahannya terhadap sbtituen ketiga, maka sinamat yang terbentuk. Data gambar
dari itu gugus Br lebih dominan akan kromatogram analisis GC-MS dari senyawa etil
menempati posisi orto terhadap gugus metoksi. p-metoksi sinamat ditunjukkan oleh Gambar 3.
Berdasarkan data kromatogram dari etil p-
metoksi sinamat, maka diperoleh data bahwa
senyawa etil p-metoksi sinamat perendaman 24
jam mempunyai kadar kemurnian sebesar
97,4874%, dan kadar etil p-metoksi sinamat
perendaman 3 jam dan 5 jam berturut-turut
sebesar 97,4791% dan 97,3982%. Diperoleh
kadar etil p-metoksi yang hampir sama dengan
berat rendemen yang beragam. Gambar 3. Kromatogram GC pada GC-MS
dari etil p-metoksi sinamat
Selain dilakukan analisis kadar
Dari Gambar 3 hanya terlihat dua puncak
menggunakan GC, dilakukan pula analisis
yang teridentifikasi oleh alat instrumen GC-MS,
struktur mengunakan spektrofotometer IR,
dan diperkirakan puncak kedua merupakan
sampel diambil dari etil p-metoksi sinamat
senyawa etil p-metoksi sinamat dengan
perendaman 24 jam dengan kadar 97,4874%.
presentase relatif sebesar 99%. Terlihat jelas
dapat dilihat gambar spektrum IR dari etil p-
dalam kromatogram senyawa etil p-metoksi
metoksi sinamat pada Gambar 2.
sinamat yang telah di isolasi berhasil
mendapatkan tingkat kemurnian yang tinggi
dengan presentase relatif dari pengotor hanya
sebesar 1%.
Berdasarkan spektra massa GC-MS dari
peak kedua (Line#2) terlihat senyawa dengan
m/z = 206 dimana struktur senyawa tersebut
diperkirakan adalah etil p-metoksi sinamat yang
telah terdeteksi, spektra massa peak kedua dari
etil p-metoksi sinamat ditunjukkan oleh Gambar
Gambar 2. Spektrum IR dari etil p-metoksi 4.
sinamat
Hasil spektra IR dari isolasi etil p-metoksi
sinamat dengan perendaman 24 jam
menunjukkan gugus-gugus fungsional yang
mendukung hipotesis bahwa senyawa tersebut
adalah benar etil p-metoksi sinamat. Semua
Gambar 4. Spektra massa GC-MS dari etil p-
serapan gelombang pada spektra daerah tersebut metoksi sinamat
mendukung hipotesis bahwa senyawa tersebut Dari mass spectra GC-MS padai peak
adalah etil p-metoksi sinamat. Hasil interpretasi kedua dapat diajukan fragmentasi pemecahan
data spektrum IR secara lengkap dari senyawa molekul stuktur dari senyawa yang telah
etil p-metoksi sinamat seperti ditunjukkan terdeteksi tersebut. Perkiraan fragmentasi dari
dalam Tabel 2. stuktur senyawa etil p-metoksi sinamat tersebut
Tabel 2. Interpretasi data spektrum ir dari dapat ditunjukkan oleh Gambar 5.
senyawa etil p-metoksi sinamat

Gambar 5. Fragmentasi senyawa etil p-metoksi


sinamat
150
S A Nugraha / Indonesian Journal of Chemical Science 1 (2) (2012)

Di dalam rimpang kencur terdapat etil p- p-metoksi sinamat dan ekstrak kencur terhadap
metoksi sinamat, salah satu senyawa dari Bacillus subtilis didapatkan etil p-mtoksi
turunan asam sinamat, beberapa dari turunan sinamat dan ekstrak kencur tidak mempunyai
asam sinamat ini memiliki berbagai aktivitas daya aktivitas antimikroba terhadap Bacillus
aktivitas biologis seperti antibakteri, anestetik, subtilis.
antiinflamasi, antispasmodik, antimutagenetik,
Simpulan
fungisida, herbisida, serta penghambat enzim
Kadar etil p-metoksi sinamat yang
tirosinase (Rudyanto, M, dan Hartanti, L.
dihasilkan dari penelitian ini sebesar 99%
2008). Etil p-metoksi sinamat konsentrasi 0,6 M
menggunakan instrumen GC-MS. Etil p-
(dalam pelarut kloroform) memberikan zona
metoksi sinamat dan ekstrak kencur tidak
hambat terhadap Bacillus subtilis sebesar rata-
mempunyai daya aktivitas antimikroba terhadap
rata 15,66 mm, ini lebih besar dibandingkan
Bacillus subtilis.
senyawa standart antibiotik ampisilin yang
memberikan zona hambat terhadap Bacillus Daftar Pustaka
subtilis sebesar 13 mm tapi lebih kecil Achmad, A, S. 1986. Kimia Organik Bahan
dibandingkan senyawa standart antibiotik Alam. Penerbit Karunia Jakarta:
Universitas Terbuka. Jakarta
tetrasiklin yaitu memberikan zona hambat
Copriady, J., Miharty dan Herdini. 2002.
terhadap Bacillus subtilis sebesar 22 mm Gallokatekin : Senyawa Flavonoid
(Yuharmen, Eryanti Y. dan Nurbalatif, 2002). Lainnya Dari Kulit Batang Rengas. Jurnal
Hasil pengujian aktivitas senyawa etil p- Natur Indonesia, 4 (1) ISSN 1410-9379.
metoksi sinamat menunjukkan bahwa senyawa Dagmar, F. and Rudiger, P. 2001.
tersebut tidak mempunyai aktivitas sebagai Reclassification of Bioindicator Strains
Bacillus subtilis DSM 675 and Bacillus
antijamur Bacillus subtilis, akan tetapi yang subtilis DSM 2277 as Bacillus atropaeus.
lebih berperan dalam menghambat International Journal of Systematic and
pertumbuhan Bacillus subtilis adalah pelarut Evolutionary Microbiology. 51:35-37
kloroform. Dapat dilihat dari diameter zona Gholib, D. 2009. Daya Hambat Ekstrak Kencur
bening dari cakram uji etil p-metoksi sinamat, Terhadap Trichophyton Mentagrophytes
kurang menunjukkan hasil yang signifikan dan Cryptococcus neoformans Jamur
terhadap penghambatan pertumbuhan Bacillus Penyebab Penyakit Kurap Pada Kulit dan
Penyakit Paru. Bul. Littro. Vol. 20 No. 1,
subtilis dibandingkan dengan diameter zona 59 – 67
bening dari cakram uji pelarut kloroform. Hasil Hamida, L. 2007. Seni Tanaman Rempah
pengukuran diameter zona bening dari senyawa Kencur. Penerbit CV. Habsa Jaya:
etil p-metoksi sinamat dalam berbagai Bandung.
konsentrasi, kloroform sebagai kontrol dan Herbert, R. 2009. Minyak Atsiri Rimpang
ekstrak kencur dapat dilihat pada Tabel 3. Kencur Karakterisasi Simplisia, Isolasi dan
Tabel 3. Hasil pengukuran diameter zona Analisis Komponen Minyak Atsiri Secara
bening (mm) dari senyawa etil p-metoksi GC-MS. Skripsi. Fakultas Farmasi.
sinamat Universitas Sumatera Utara. Medan.
Herman dan Rusli, R. 2011. Analisis Kadar
Mineral Dalam Abu Buah Nipa
Kaliwanggu Teluk Kendari Sulawesi
Tenggara. J.Trop. Phar.Chem, 2011. Vol 1.
No. 2
Rostiana, O, dan Effendi, D, S. 2007. Teknologi
Unggulan Kencur. Badan Penelitian Dan
Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian
Dan Perkebunan. Bogor.
Rudyanto, M, dan Hartanti, L. 2008. Sintesis
Beberapa Turunan Asam Sinamat:
Etil p-metoksi sinamat merupakan salah Pengaruh Gugus yang Terikat pada Cincin
Aromatik Terhadap Kereaktifan
satu turunan asam sinamat, termasuk jenis Benzaldehida. Indo. J. Chem 8 (2), 226-
senyawa yang tergolong dalam fenil propanoid, 230
kelompok senyawa fenol yang berasal dari jalur Yuharmen, Eryanti Y. dan Nurbalatif. 2002. Uji
sikimat, mempunyai kerangka dasar karbon Aktivitas Antimikroba Minyak Atsiri dan
yang terdiri dari cincin benzena yang terikan Ekstrak Metanol Lengkuas (Alpinia
pada ujung rantai karbon propan (Achmad, Galanga). Laporan Penelitian. Jurusan
1986). Dari pengujian aktivitas antimikroba etil Kimia. FMIPA. Universitas Riau.

151

Anda mungkin juga menyukai