PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pernikahan dini yaitu faktor tingkat pengetahuan, sosial, ekonomi dan budaya.
Dampak yang dapat ditimbulkan akibat pernikahan dini lebih banyak dialami oleh
Idealnya seseorang sudah siap untuk menikah dengan usia pernikahan bagi
menyikapi banyak hal, dan ini berpengaruh dalam perkawinan. Perempuan yang
masih berumur kurang dari 20 tahun cenderung belum siap disebabkan mereka
senang. Laki-laki minimal berusia 25 tahun, karena laki-laki pada usia tersebut
memiliki kondisi psikis dan fisik yang kuat, sehingga mampu menopang kehidupan
keluarga untuk melindungi baik secara psikis emosional, ekonomi dan sosial
(BKKBN, 2012).
sebanyak 16 juta kelahiran terjadi pada ibu yang berusia 15-19 tahun atau 11% dari
berkembang. Di Amerika Latin dan Karibia, 29% wanita muda menikah saat
mereka berusia 18 tahun. Prevalensi tertinggi kasus pernikahan usia dini tercatat di
Nigeria (79%), Kongo (74%), Afganistan (54%), dan Bangladesh (51%) (WHO,
2012).
menikah pada usia 15-19 tahun (ICRW, 2013). Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
memprediksikan lebih dari 140 juta anak perempuan akan menikah dalam satu
dekade menjelang tahun 2020. Hal Ini setara dengan 14 juta pengantin anak setiap
tahun atau hampir 39.000 perempuan menikah setiap hari (Singh, 2013).
Selatan (46,8%), Sub Sahara Afrika (37,3%), Amerika Latin (29%), Asia Timur
dan Pasifik (17,6%) dan Timur Tengah dan Afrika Utara. Fenomena menikah dini
negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Kanada dan Austria, hanya sedikit
dunia (ranking 37) dan tertinggi kedua di ASEAN setelah Kamboja. Hasil data
Riskesdas 2013, menunjukkan sebesar 41,9% usia kawin pertama berada pada
kelompok umur 15-19 tahun dan pada kelompok umur 10-14 tahun sebesar 4,8%
sudah menikah. Selain itu berdasarkan Data SDKI tahun 2012, persentase 2
perempuan yang menikah di bawah usia 20 tahun sebesar 13% dengan median usia
pernikahan 20,1 tahun dan median usia kawin pertama di pedesaan lebih rendah
usia (<15 tahun) tertinggi di Indonesia adalah Kalimantan Selatan (15,48%), Jawa
Barat (15,45%), Jawa Timur (14,92%), Banten (13,42%), dan diikuti propinsi
memiliki persentase < 12%. Sementara itu provinsi dengan persentase pernikahan
(35,93%), urutan pertama Jawa Timur (36,86%), diikuti peringkat ke 2 Jawa Barat
2013).
peringkat pertama untuk pernikahan dini. Angka pernikahan dini di Kalsel dengan
usia antara 10 sampai 14 tahun sebanyak 5,7% dan usia antara 15 sampai 19 tahun
perempuan pernah kawin usia 20-24 tahun yang menikah sebelum usia 15 tahun di
Kalimantan selatan rata- rata 3,8 %, sedangkan menikah sebelum usia 16 tahun
9,1%, serta menikah sebelum usa 18 tahun 32,7%. Kabupaten tapin berada di
peringkat ke dua Tanah Bumbu 29%, diikuti Tanah Laut, Balangan, dan Kota Baru
daerah Tapin, diminta untuk berkomitmen tidak menikah pada usia muda dengan
minimal usia 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki sebagaimana
upaya BKKBN dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk
Remaja Putri yang telah menikah pada usia dini masih belum siap dalam
diantaranya, perdarahan, infeksi, dan proses persalinan yang dapat memakan waktu
cukup lama dan tidak mudah. Pada usia kurang dari 20 tahun ternyata mengalami
kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan 2-5 kali lebih tinggi
dibandingkan kematian maternal pada usia wanita 20-29 tahun, (Romauli dan
Vindari, 2012).
peran penting yaitu jangan sampai terjebak dalam situasi disorientasi pada individu
yang di sebabkan perubahan yang berbagai macam dalam waktu singkat dan jangan
terjebak untuk mengulang kebiasaan yang sudah pernah sukses dilakukan pada
tahun-tahun dahulu dalam hal menikah dini, tetapi sebenarnya hal tersebut tidaklah
cocok dan tidak relevan dilakukan pada masa/keadaan saat ini, dalam hal tersebut
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan Umum
tentang dampak pernikahan dini di MTs Tatakan Tapin Selatan Tahun 2017
Tujuan Khusus
D. Manfaat
Manfaat Teoritis
yang lebih efektif sebagai data untuk mendukung program Badan Koordinasi
Manfaat Praktis
1. Bagi dinas kesehatan dan puskesmas, sebagai bahan masukan dalam upaya
BKKBN, 2012. Kajian Pernikahan Dini Pada Beberapa Provinsi di Indonesia: Dampak
BPS, 2013. Data dan Informasi kemiskinan Kabupaten/Kota tahun 2013. Jakarta: Badan
Pusat Statistik.
http://www.netralnews.com/news/kesehatan/read/70746/pernikahan.dini.di.kalsel.
2017.
Kemenkes, 2013. Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, Jakarta: Badan Penelitian dan
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%20201
3.pdf
Vogelstein, R. (2013) Ending Child Marriage: How Elevating the Status of Girls Advances