Efektifitas Jus Belimbing Terhadap Penurunan Tekanan Darah PDF
Efektifitas Jus Belimbing Terhadap Penurunan Tekanan Darah PDF
ABSTRAK
Salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan tekanan darah tinggi adalah usia. Karena semakin
bertambahnya usia seseorang maka pembuluh darah akan cenderung lebih kaku dan elastisitasnya
akan berkurang, sehingga akan mengakibatkan tekanan darah meningkat. Salah satu cara untuk
mengobati hipertensi yaitu dengan mengkonsumsi jus belimbing. Jus belimbing dapat menurunkan
tekanan darah, dikarenakan adanya Kandungan Kalium, Kalsium dan Magnesium pada buah
belimbing yang mampu melindungi seseorang dari hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui efektifitas jus belimbing terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di Kelurahan
Tawangmas Baru, Kecamatan Semarang Barat. Penelitian ini dilaksanakan selama saatu minggu
dengan pemberian jus belimbing satu hari satu kali. Rancangan penelitian menggunakan peelitian
Quasi-Experiment menggunakan One group pre-post test design terhadap 21 responden dengan
hipertensi. Uji statistic yang digunakan adalah uji Wilcoxon. Dari hasil uji Wilcoxon didapatkan p
value tekanan darah sistolik = 0.000 dan p value tekanan darah diastolik = 0.000 maka Ha diterima,
artinya ada pengaruh pemberian jus belimbing terhadap penurunan tekanan pada lansia dengan
hipertensi di Kelurahan Tawangmas Baru Kecamatan Semarang Barat. Berdasarkan Hasil peelitian ini,
peneliti menyarankan agar jus belimbing dapat dijadikan sebagai intervensi mandiri terutama bagi
lansia hipertensi.
ABSTRACT
One of the factors that cause an increase in high blood pressure is age. Due to the increasing age of the
person’s blood vessels will tend to be more rigid and elastic will reduced, thus resulting in increased
blood pressure. One way to treat hypertension is the star fruit juice consumption. Juice can lower
blood pressure, due to the content of potassium, calcium, and magnesium in starfruit that can protect a
person from hypertension. The perpose of this study was to determine the effectiveness of starfruit
juice to decrease blood pressure in the elderly in Tawangmas Baru, district of Semarang Barat. This
study was conducted for one week by administration of starfruit juice once a day. The design of
research studies using Quasi-experiment using One group pre-post test design of the 21 respondents
with hypertension. Statical test used was the Wilcoxon test. From the results obtained wilcoxon test p
value = 0.000 systolic blood pressure and diastolic blood pressure blood p value = 0.000 then Ha is
accepted, meaning that there is effect of starfruit juice to decrease the pressure in the elderly with
hypertension in the village of Tawangmas Baru district of Semarang Barat. Based on the results of this
research, researchers suggested that starfruit juice can be used as a standalone intervention, especially
for the elderly hypertensive.
2 Jurnal Ilmi Keperawatan Dan Kebidanan (JIKK), Vol. ... No. ...
Hasil dan Pembahasan sebagian besar berusia 60-64 tahun, hal ini
didukung oleh penelitian terkait dan juga teori
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap lansia yang menunjukkan bahwa usia mempengaruhi
dengan hipertensi di Kelurahan Tawangmas kesehatan lansia dan penyakit hipertensi.
Baru Kecamatan Semarang Barat. Hasil
penelitian ini menjelaskan tentang data yang Karakteristik responden berdasarkan jenis
terkait dengan gambaran umum lokasi kelamin
penelitian, karakteristik responden, tekanan Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden
darah sistolik dan tekanan darah diastolik. berdasarkan jenis kelamin di Kelurahan
Tawangmas Baru, Semarang Barat tanggal 21-
Karakteristik responden berdasarkan usia 27 April 2014 (n=21)
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden
berdasarkan usia di Kelurahan Tawangmas Jenis kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)
Laki-laki 5 23,8
Baru, Semarang Barat tanggal 21-27 April
Perempuan 16 76,2
2014 (n=21)
Total 21 100
Usia Frekuensi (f) Persentase (%)
60-64 9 42,9 Berdasarkan hasil penelitian pada 21
65-69 4 19,0 responden yang menderit hipertensi, diketahui
70-74 4 19,0 bahwa responden terbanyak adalah perempuan
>75 4 19,0 yaitu sebanyak 16 responden atau 76,2%,
Total 21 100 sedangkan yang berjenis kelamin laki-laki
hanya 5 responden atau 23,8%. Hal ini
menunjukkan bahwa secara biologis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 21
perempuan sedikit lemah dibandingkan laki-
responden, responden terbanyak berusia 60-64
laki. Penelitian yang sama dikemukakan oleh
tahun dengan jumlah 9 responden atau 42,9%,
Heri Sulistyono (2009) yang mengatakan
sementara responden dengan kelompok usia
bahwa responden dengan jenis kelamin
lainya, mempunyai jumlah responden yang
perempuan adalah responden terbanyak yaitu
sama yaitu 4 responden atau 19,0%. Penelitian
75%. Hasil yang sama juga dikemukakan oleh
ini juga didukung dari penelitian Ririe Febriani
Lailatul Muniroh (2010) yang mengatakan
(2011) yang mengatakan bahwa usia tebanyak
bahwa responden berjenis kelamin perempuan
yang menderita hipertensi adalah antara usia
adalah responden terbanyak, jumlah responden
60-64 yaitu sebanyak 68%. Penelitian lain juga
mencapai 80%.
dikemukakan oleh Aryati (2012) yang
mengatakan bahwa jumlah lansia terbanyak Pada usia lebih dari 55 tahun, hipertensi
berusia 60-64 tahun yaitu sebanyak 73%. banyak terjadi pada wanita. Seseorang wanita
yang memasuki usia menopause dimana terjadi
Hipertensi pada lansia dikarenakan adanya
penurunan hormon estrogen, akan
proses penuaan dan biasanya individu tersebut
menyebabkan hipertensi (Ridwan, 2009,
sudah mengalami kemunduran fungsi fisiologis
hlm.15). Untuk mengatasi penurunan hormon
organ tubuhnya (Wahyunita & Fitrah, 2010,
etrogen, perempuan biasanya sering
hlm.1). Semakin bertambahnya usia, maka
mengkonsumsi obat oral kontrasepsi yang
pembuluh darah mengalami penurunan
berisi estrogen. Hal ini dapat menyebabkan
elastisitas, pelebaran dan cenderung kaku
hipertensi melalui mekanisme rennin-
(Susanto, 2010, hlm.15).
aldosteron-mediated volume expansion.
Dengan penghentian oral kontrasepsi, tekanan
Dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan
darah kembali normal setelah beberapa bulan
bahwa lansia yang menderita hipertensi
(Udjianti, 2010, hlm.107).
Kategori
(Sistolik mmHg) Frekuensi (f) Persentase (%)
Ringan
3 14,3
(140-159mmhg)
Sedang
11 52,4
(160-179mmHg)
Berat
6 28,6
(180-209 mmhg)
Maligna
1 4,8
(≥210 mmHg)
Total 21 100.0
Hasil penelitian diketahui tekanan darah jumlah frekuensi 11 (52,4%), kategori berat
sistolik sebelum perlakuan kategori ringan jumlah frekuensi 6 (28,6%), kategori maligna
jumlah frekuensi 3 (14,3%), kategori sedang jumlah frekuensi 1 (4,8%).
Hasil penelitian diketahui tekanan darah dengan jumlah frekuensi terkecil adalah
sistolik sebelum perlakuan dengan frekuensi kategori berat yaitu dengan jumlah frekuensi 2
terbesar adalah kategori ringan yaitu dengan (9,5%).
jumlah frekuensi 12 (57,1%), sedangkan
4 Jurnal Ilmi Keperawatan Dan Kebidanan (JIKK), Vol. ... No. ...
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tekanan darah diastolik sebelum
perlakuan di Kelurahan Tawangmas Baru, Semarang Barat tanggal 21-27 April 2014 (n=21)
Kategori Frekuensi (f) Persen (%)
Ringan 3 14,3
(90-99mmHg)
Sedang 8 38,1
(100-99mmHg)
Berat 3 14,3
(110-119mmHg)
Maligna 7 33,3
(>120mmHg)
Total 21 100,0
Hasil penelitian diketahui tekanan darah dengan jumlah frekuensi terkecil adalah
diastolik sebelum perlakuan dengan jumlah kategori ringan dan kategori berat masing-
frekuensi terbesar adalah kategori sedang, masing dengan jumlah frekuensi 3 (14,3%).
dengan jumlah frekuensi 8 (38,1%), sedangkan
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tekanan darah diastolik sesudah
perlakuan di Kelurahan Tawangmas Baru, Semarang Barat tanggal 21-27 April 2014 (n=21)
Kategori Frekuensi (f) Persen (%)
Normal 6 28,6
(<85mmHg)
Ringan 9 42,9
(90-99mmHg)
Sedang 3 14,3
(100-99mmHg)
Berat 3 14,3
(110-119mmHg)
Total 21 100,0
Hasil penelitian diketahui tekanan darah dengan jumlah frekuensi terkecil adalah
diastolik sesudah perlakuan dengan jumlah kategori sedang dan kategori berat, masing-
frekuensi terbesar adalah kategori ringan, masing dengan jumlah frekuensi 3 (14,3%).
dengan jumlah frekuensi 9 (42,9%), sedangkan
Tabel 5.9 Hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test tekanan darah sistolik dan diastolik di Kelurahan
Tawangmas Baru, Semarang Barat tanggal 21-27 April 2014 (n=21)
Z -4.067a
Asymp. Sig. (2-
0,0001
tailed)
Z -3.879a
Asymp. Sig. (2-
0,0001
tailed)
6 Jurnal Ilmi Keperawatan Dan Kebidanan (JIKK), Vol. ... No. ...
Bagi Institusi Pendidikan Berdasarkan hasil Ekasari, M.F.,, et al. (2008). Keperawatan
penelitian pemberian terapi jus belimbing komunitas upaya memandirikan
selama satu minggu setiap hari satu kali, masyarakat untuk hidup sehat. Jakarta:
sebanyak 200 cc, dapat menurunkan tekanan Trans Info Media
darah, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan Fatimah. (2010). Gizi usia lanjut. Jakarta:
masukan untuk penambahan pembelajaran Erlangga
baru tentang efektifitas jus belimbing terhadap Febranie, Ririe. (2011). Pengaruh blimbing
penurunan tekanan darah pada pendidikan wuluh terhadap penurunan tekanan
keperawatan, khususnya keperawatan gerontik. darah pada wanita dewasa.
Bagi Profesi Keperawatan Berdasarkan hasil http://www.library.upnvj.ac.id/29939/2
penelitian pemberian terapi jus belimbing /ririe.pdf// diperoleh pada tanggal 20
selama satu minggu setiap hari satu kali, Desember 2013
sebanyak 200 cc, dapat menurunkan tekanan Hidayat, A. Aziz Alimul. (2007). Metodologi
darah. Hal ini dapat dijadikan sebagai salah penelitian keperawatan dan tekhnik
satu intervensi mandiri perawat dalam analisis data. Jakarta: Salemba
menurunkan tekanan darah pada pasien lansia Medika
hipertensi. _______. (2009). Metode penelitian
keperawatan dan tekhnik analisis data.
Bagi Peneliti Selanjutnya berdasarkan hasil Jakarta: Salemba Medika
penelitian pemberian terapi jus belimbing Indriyani, W.N. (2009). Deteksi dini kolsterol
selama satu minggu setiap hari satu kali, hipertensi dan stroke. Yogyakart:
sebanyak 200 cc, dapat menurunkan tekanan Mieston
darah. Hasil penelitian ini dapat dijadikan Jain, Ritu. (2011). Pengobatan alternatif untuk
sebagai bahan acuan atau dasar untuk mengatasi tekanan darah. Jakarta:
melakukan penelitian selanjutnya terutama Gramedia Pustaka Utama
mengenai efektifitas pemberian jus belimbing Junaidi, Iskandar. (2010). Hipertensi. Jakarta:
terhadap penurunan tekanan darah. Peneliti PT. Bhuana Ilmu Popular
mengharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat Lestari, A.P. (2012). Pengaruh pemberian jus
ditambahkan untuk jumlah responden, jumlah belimbing terhadap tekanan darah
waktu yang lebih lama lagi dan juga jumlah pada wanita postmenopause
takaran jus belimbimng yang lebih banyak. Hal hipertensi. Skripsi.
ini dikarenakan dalam pemberian jus dengan http//www.eprints.unsoed.ac.id//diund
jumlah waktu yang lama, apakah lebih uh tanggal 9 Desember 2013
berpengaruh atau sama saja dengan jumlah Lailatul, Muniroh. (2009). Pengaruh
waktu yang diteliti oleh peneliti. pemberian jus belimbing dan
mentimun terhadap pnurunan tekanan
Daftar pustaka darah.
Adzakia. (2012). Pencegahan hipertensi M, Aprodita. (2010). Terapi jus buah dan
dengan terapi jus. sayur. Jakarta: AR-Ruzz Media Group
http://www.pustakaundip.qc.id// Machfoedz, Icham. (2007). Metodologi
diunduh tanggal 20 Desember 2013 penelitian. Yogyakarta: Kayon
Corwin, J. Elizabeth. (2009). Buku saku Maryam, R.Siti, Ekasari, Rosidawati, Jubaidi,
patofisiologi. Edisi 3. Jakarta: EGC Batubara. (2008). Mengenal usia
Efendi, F., & Makhfudli. (2009). Keperawatan lanjut dan perawatnya. Jakarta:
kesehatan komunitas teori dan Salemba Medika
praktekdalam keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika
8 Jurnal Ilmi Keperawatan Dan Kebidanan (JIKK), Vol. ... No. ...