OLEH :
OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Pengantar
Manajemen yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) dalam Mengelola
Perubahan Organisasi dan Inovasi.
1. Ibu Indri Murniawaty, S.Pd, M.Pd selaku Dosen mata kuliah Pengantar
Manajemen yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menyusun
makalah ini.
2. Semua pihak yang telah membantu, mendukung dan memberi semangat kepada
penulis dalam penyusunan makalah Pengantar Manajemen yang tidak bisa
penulis sebutkan satu-persatu.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A.Latar Belakang.................................................................................................1
B.Rumusan Masalah............................................................................................2
C.Maksud dan Tujuan..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A.Perubahan.....................................................................................................3-9
B.Inovasi dan Tempat Kerja Yang Berubah-ubah..........................................9,10
C.Mengubah Hal-hal Tertentu Seperti Produk dan Teknologi Baru............10-17
D.Mengubah Orang-orang dan Budaya.......................................................17-23
E.Kekuatan-kekuatan penyebab Perubahan.................................................23-25
F.Melaksanakan Perubahan..........................................................................25-32
BAB III PENUTUP................................................................................................33
A.Kesimpulan....................................................................................................33
B.Saran..............................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
34
iii
BAB I
PENDAHULUAN
.A Latar Belakang
1
Manajer bertanggung jawab penuh terhadap manajemen sumber daya
manusia yang berkenaan dengan penarikan, penempatan, pemberian latihan,
dan pengembangan anggota-anggota organisasi. Untuk memenuhi kebutuhan
sumber daya manusia sekarang dan diwaktu yang akan datang dalam
organisasi sehingga akan mendorong evektifitas organisasi.
.B Rumusan Masalah
Maksud dan tujuan dari penyusunan masalah ini adalah sebagai berikut :
2
BAB II
PEMBAHASAN
.D Perubahan
motivasi dalam organisasi mungkin menurun karena orang merasa bingung dan kalang
kabut;
resistensi tehadap perubahan ke depan meningkat karena orang merasa takut dengan
memerhatikan perubahan yang sedang berjalan. Dengan demikian, pemahaman
segenap sumber daya manusia tentang fungsi, peran, keterampilan, aktivitas, dan
pendekatan dalam menjalankan manajemen mempunyai arti penting untuk
mencapai tujuan organisasi, terutama dalam kondisi lingkungan yang selalu
berubah.
3
Mengelola Perubahan
Jenis-jenis Perubahan
Secara umum ada dua jenis perubahan yang terjadi dalam suatu organisasi :
Perubahan Proaktif
4
Perubahan proaktif atau biasa disebut terencana ini adalah perubahan
yang dirancang dan diimplementasikan secara berurutan dan tepat waktu
sebagai antisipasi dari peristiwa di masa mendatang. Perubahan yang
direncanakan bertujuan untuk menyiapkan seluruh organisasi atau sebagian
besar untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan signifikan dalam sasaran
dan arah suatu organisasi.
Perubahan Reaktif
5
2. Pendekatan teknologi
Untuk mremperbaiki prestasi, F.W. Taylor dan pengikutnya mencoba
menganalisa dan memperbaiki interaksi-interaksi pada karyawan dan mesin-
mesin untuk meningkatkan efisiensi sehubungan dengan perubahan
teknologi. Adakalanya perubahan yang dilakukan ternyata sering tidak cocok
dengan struktur organisasi.
Hal ini dapat menciptakan ketidaksenangan dan pemutusan hubungan
diantara para anggota organisasi, akibanya terjadi penurunan produktivitas,
lebih banyak kecelakaan dan tingkat perputaran karyawan yang tinggi.
Penggabungan pendekatan struktural dan pendekatan teknologi
(teknostruktural) bermaksud memperbaiki prestasi melalui perubahan
berbagai aspek, baik struktur organisasi maupun teknologinya, contohnya
pengenalan teknologi baru yang diikuti pengorganisasian kembali.
3. Pendekatan orang
Pendekatan orang bermaksud untuk mengubah secara langsung
perilaku karyawan melalui pemusatan pada keterampilan sikap, persepsi dan
pengharapan mereka, sehingga dapat melaksanakan tugas dengan efektif.
6
penyesuaian atas kebiasaan yang selama ini ia lakukan Sebagai contoh :
seseorang akan cenderung untuk melalui rute perjalan menuju kantor yang
biasa dilaluinya setiap hari yang jarak tempuhnya lebih panjang,
dibandingkan melalui jalur baru yang belum ia kenal yang jarak tempuhnya
lebih pendek.
b. Ketakutan terhadap munculnya dampak yang tidak diinginkan
Perubahan tak jarang menimbulkan ketidak-pastian, karena
perubahan membuat seseorang bergerak dari suatu situasi yang ia ketahui
menuju pada situasi yang tidak diketahuinya. Akibatnya orang yang
bersangkutan akan merasa takut bahwa dampak perubahan akan merugikan
dirinya.
c. Faktor-faktor ekonomi
Berkurangnya penghasilan, kenaikan gaji yang tidak sesuai harapan,
meningkatnya ongkos angkutan, merupakan faktor-faktor ekonomi yang
dapat menjadi penyebab munculnya resistensi terhadap perubahan. Bila
perubahan memberikan dampak ekonomi yang cukup besar terhadap
seseorang, maka dapat diramalkan bahwa resistensi dari orang yang
bersangkutan terhadap perubahan akan semakin kuat.
d. Tidak adanya kepercayaan dalam situasi kerja
Seorang manajer yang membangun hubungan kerja dengan
bawahannya atas dasar ketidak-percayaan, akan lebih mungkin menghadapi
resistensi dari bawahannya bila ia menggulirkan perubahan. Sementara
seorang manajer yang mempercayaai bawahannya akan memperlakukan
perubahan sebagai hal yang sifatnya terbuka, jujur dan partisipatif. Di sisi
lain, bawahan yang dipercaya oleh atasannya akan mungkin untuk
melakukan upaya yang lebih baik dalam menghadapi perubahan dan melihat
perubahan sebagai sebuah kesempatan. Hal ini terjadi karena tumbuhnya
kepercayaan/ketidak-percayaan dalam hubungan kerja bersifat timbal
balik.
e. Takut mengalami kegagalan
Proses perubahan pada pekerjaan yang bersifat menekan karyawan,
akan dapat memunculkan keraguan pada karyawan akan kemampuannya
7
untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Keraguan ini lambat laun akan
mengkikis kepercayaan dirinya dan melumpuhkan pertumbuhan dan
perkembangan dirinya.
f. Hilangnya status atau keamanan kerja
Pemanfaatan teknologi atau sistim administrasi yang baru di dalam
dunia kerja , pada satu sisi dapat mempercepat proses kerja. Namun pada sisi
lainnya akan dapat mengakibatkan berkurangnya jumlah pekerjaan. Dampak
inilah yang dikawatirkan oleh para karyawan bila terjadi perubahan. Buat
sebagian besar karyawan, hilangnya pekerjaan dapat diartikan sebagai
hilangnya status dan juga hilangnya penghasilan. Untuk alasan inilah maka,
para karyawan cenderung untuk resisten terhadap perubahan.
g. Tidak ada manfaat yang diperoleh dari perubahan
Seseorang akan melakukan resistensi terhadap perubahan bila yang
bersangkutan memperkirakan atau melihat bahwa dirinya tidak akan
mendapatkan manfaat bila melakukan perubahan.
8
Memberikan program pelatihan ulang, liburan, dukungan emosional
dan memahami orang yang terpengaruh terhadap perubahan. Pendekatan ini
dapat digunakan bila orang akan menolak karena masalah penyesuaian.
d. Negosiasi dan persetujuan
Melakukan negosiasi dengan penolak potensial atau mengusahakan
surat pemahaman tertulis. Pendekatan ini digunakan bila beberapa orang atau
organisasi dengan kekuatan besar akan menolak perubahan.
e. Manipulasi dan pemilihan menjadi anggota
Memberikan peran yang diinginkan oleh orang yang berpengaruh
dalam mendesain atau mengimplementasikan proses perubahan. Pendektan
ini digunakan bila taktik lain tidak akan berhasil atau terlalu mahal.
f. Memaksa secara terang-terangan dan terselubung
Menakut-nakuti dengan kehilangan pekerjaan atau pemindahan, tidak
dipromosikan dan sebaginya. Pendekatan ini digunakan bila kecepatan dalam
proses perubahan diperlukan dan pemrakarsa perubahan memiliki kekuatan
yang cukup besar.
9
.A Inovasi dan Tempat Kerja
yang Berubah-ubah
Inovasi merupakan salah satu hal yang sangat di butuhkan dalam bisnis.
Perusahaan-perusahan yang di masa kini sukses adalah perusahaan yang terus-
menerus melakukan inovasi. Inovasi-inovasi yang muncul dapat mengakibatkan
perubahandi lingkungan perusahaan maupun organisasi. Organisasi-organisasi yang
berhasil melakukan perubahan adalah organisasi yang mendatangkan keuntungan.
Ide-ide para pegawai yang tidak pernah didengar oleh para manajer
Sulit melakuakan kerjasama antara para pegawai dan para manajer untuk merealisasikan
ide-ide yang tercipta
10
Perubahn Ambidekstrus yaitu menggabungkan struktur dan proses yang
sesuai untuk impuls kreatif maupun penerapan inovasi yang sistematis. Dengan
pendekatan ambidekstrus manajer-manajer dapat mengusung fleksibilitas dan
kebebasan untuk membawa dan memberikan ide-ide baru dengan pihak lain, tetapi
manajer0manajer tersebut menggunakan pendekatan yang lebih kaku,
desentralisasi, dan distandardisai untuk menerapkan inovasi-inovasi.
Pengenalan produk dan teknologi adalah area vital bagi inovasi. Perubahan
produk (Product Change) adalah perubahan dalam produk atau jasa yang dihasilkan
oleh suatu organisasi. Inovasi barang dan jas adalah cara utama di mana suatu
organisasi beradaptasi terhadap perubahan-perubahan di pasar, teknologi, dan
persaingan.
Tiga strategi inovasi penting untuk mengubah produk dan teknologi, antara
lain :
1. Eksplorasi
11
Manajer adalah orang yang bertanggung jawab dalam menciptakan
lingkungan kerja yang memungkinkan berkembangnya kretivitas.
12
Kemandirian Adanya penerimaan terhadap
kesalahan, penghargaan terhadap
Kepercayaan diri
pengambilan risiko
13
seluruh pegawai di perusahaan dapat dikembangkan tanpa gangguan dari
birokrat atau politik perusahaan.
2. Kerja Sama
14
dalam sebuah organisasi secara serentak memberikan kontribusi pada
terciptanya produk dan teknologi baru.
15
3. Kewirausahaan
Daya dan upaya pribadi dibutuhkan untuk mengusung sebuah ide baru
dengan sukses.
16
Tim usaha baru memberi kebebasan pada kreativitas anggota-
anggotanya karena fasilitas dan lokasi kerja mereka yang terpisah dapat
membebaskan para anggota dari kekangan-kekangan yang berasal dari
peraturan dan prosedur organisasi. Tim usaha baru biasanya adalah tim kecil
dengan struktur yang longgar dan fleksibel, yang mencerminkan karakteristik
dari organisasi-organisasi kreatif.
17
Cara mempermudah proses pengubahan :
2. Pengembangan Organisasi
Pengembangan organisasi (organization development) adalah proses
perubahan sistematis dan terencana yang menggunakan pengetahuan dan
teknik ilmu perilaku untuk memperbaiki kesehatan dan keefektifan suatu
organisasi melalui kemampuannya untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan, memperbaiki hubungan internal, serta meningkatkan
pembelajaran dan kemampuan dalam menyelesaikan masalah.
Pengembangan Organisasi difokuskan pada aspek kemanusiaan dan sosial
dari organisasi dan diusahakan untuk mengubah sikap dan hubungan di
antara pegawai dengan membantu memperkuat kapasitas perubahan untuk
melakukan adaptasi dan pembaruan.
Tiga jenis masalah yang kini sedang terjadi dapat diselesaikan dengan
pengembangan organisasi :
a. Merger/Akuisisi
Hasil finansial yang mengecewakan yang terjadi dari merger dan
akuisisi disebabkan oleh gagalnya para eksekutif untuk menentuakn
apakah gaya administrasi dan budaya perusahaan antara kedua
perusahaan sesuai atau tidak. Para eksekutif tersebut mungkin
berkonsentrasi pada sinergi potensial dalam sistem teknologi, produk
pemasaran, dan mutu, tetapi gagal mengenali bahwa kedua perusahaan
18
mungkin memiliki nilai, keyakinan, dan praktik yang jauh berbeda.
Perbedaan-perbedaan ini menciptakan ketegangan dan kegelisahaan bagi
para pegawai, dan emosi-emosi negatif ini mempengaruhi kinerja di
masa depan. Perbedaan-perbedaan budaya harus dievaluasi selama
proses akuisisi dan para ahli pengembangan organisasi dapat
digunakan untuk mempermulus interograsi kedua perusahaan tersebut.
b. Kemunduran/Kebangkitan Organisasi
Organisasi-organisasi yang sedang mengalami masa kemunduran
dan kebangkitan kembali akan menemukan beragam masalah, di
antaranya tingkat kepercayaan yang rendah, kurangnya inovasi,
pergantian yang sering, serta tingkat konflik dan stres yang tinggi.
Periode transisi mengharuskan adanya perilaku oposisi, di antaranya
adalah dengan menghadapi stress tersebut, menciptakan komunikasi
terbuka, dan menggunkan inovasi kreatif untuk menghasilkan tingkat
produktivitas yang tinggi. Teknik pengembangan organisasi sangat
berperan dalam terciptanya kebangkitan kembali (revitalisasi) budaya
dengan melakukan manajemen konflik, membantu perkembangan
komintmen dan memfalitasi komunikasi.
c. Manajemen Konflik
Konflik dapat terjadi kapan saja dan dimana saja dalam sebuah
organisasi. Misalnya, sebuah tim akan mengerjakan sebuah produk dan
memperkenalkan paket piranti lunak baru telah dibentuk di sebuah
perusahaan komputer. Tim yang terjadi atas individu-individu yang
berkemauan tinggi membuat kemajuan yang sedikit anggota-anggotanya
tidak bisa setuju dengan tujuan-tujuan proyrk mereka. Di sebuah
perusahaan manufaktur, orang-orang penjualan telah menjanjikan tanggal
pengiriman barang pada pelanggan yang bertentangan dengan prioritas
supervisior perusahaan dalam merakit pesanan pelanggan. Dalam sebuah
perusahaan penerbitan, dua orang manajernya sama sekali tidak saling
menyukai satu sama lain. Mereka berdua selalu berdebat saat rapat,
saling melobi untuk melawan satu sama lain, dan mengurangi prestasi
departemannya satu sama lain. Usaha pengembangan perusahaan
dapat membantu menyelesaikan pertentangan seperti ini, serta konflik
19
berhubungan dengan perbedaan-perbedaan yang makin berkembang dan
keadaan-keadaan organisasi hari ini di kehidupan dunia internasional.
20
Pendekatan intervensi kelompok besar (large-group intervention)
menggabungkan partisipan dari semua bagian organisasi untuk membahas
permasalahan atau peluang serta rencana untuk melakukan perubahan.
Intervensi kelompok besar dapat berisi 50 hingga 500 orang dan diadakan
hingga berhari-hari. Tujuannya dalah untuk mengikutsertakan setiap orang
yang berkepentingan dalam perubahan tersebut, mengumpulkan pemikiran-
pemikiran dari semua bagian organisasi, dan memungkinkan orang-orang
untuk menciptakan masa depan bersama melalui dialog yaang tanpa henti
dan terkendali.
Intervensi kelompok besar mencerminkan perubahan signifikan dalam
pendekatan pada perubahan di organisasi dari konsep pendekatan
pengembangan organisasi yang terdahulu.
21
keseluruhan sistem telah dilibatkan bisa sangat menajubkan. Selain itu,
pembelajaran akan terjadi di seluruh bagian organisasi secara serempak, dan
bukannya oang per orang., kelompok kecil, atau unit bisnis semata. Hasilnya
menunjukkan bahwa pendekatan kelompok besar menawarkan kemungkinan
yang lebih besar bagi terciptanya transformasi radikal dan fundamental yang
terjadi pada keseluruhan budaya, sedangkan pendekatan tradisional
menciptakan perubahan inkremental pada diri orang per orang atau kelompok
kecil satu per satu.
Tiga tahap penting dalam melakukan perubahan sikap dan perilaku :
a. Unfreezing
Semua orang dalam suatu perusahaan dibuat sadar akan adanya
permasalahan dan pentingnya melakukan perubahan. Tahap ini menciptakan
motivasi bagi orang-orang untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.
Unfreezing dapat dimulai ketika manajer-manajer menyajikan informasi
yang menunjukkan ketidaksesuaian antara perilaku atau kinerja yang
dikehendaki dengan situasi yang ada. Selain tiu, manajer-manajer harus
harus membangun keadaan yang mendesak untuk mencairkan (unfreeze)
orang-orang dan menciptakan keterbukaan dan kerelaan untuk melakukan
perubahan. Tahap unfreezing sering kali diasosiasikan dengan diagnosis,
yang menggunakan para ahli dari luar yang disebut agen perubahan. Agen
perubahan (change agent) adalah seorang ahli di bidang pengembangan
organisasi yang melakukan diagnosis sistematis terhadap organisasi dan
berusaha menemukan permasalahan-permasalahan yang berhubungan
dengan pekerjaan. Ia bekerja dengan mengumpulkan dan menganalisis data
melalui individu-individu, daftar pertanyaan, dan observasi di setiap rapat
yang dilakukannya sendiri. Diagnosis yang dibuatnya akan membantu
mencairkan menajer-manajer dengan membuat mereka menyadari
permasalahan-permasalahan dalam perilaku mereka.
b. Charging
Tahap charging terjadi ketika individu-individu bereksperimen dengan
perilaku baru dan mempelajari keterampilan baru untuk digunakan di tempat
kerja. Proses ini terkadang dikenal dengan sebutan intervensi, dimana agen
perubahan menerapkan sebuah rencana spesifik untuk melatih para manajer
serta pegawai. Tahap charging mungkin terdiri atas sejumlah tahapan-
22
tahapan khusus. Misalnya, manajer mengumpulkan sejumlah orang yang
memiliki kehendak dan kuasa untuk mengarahlkan perubahan, menciptakan
visi dan rencana untuk perubahan di seluruh penjuru perusahaan. Selain itu,
perubahan yang sukses akan mengharuskan adanya keterlibatan emosi
sebagaimana ketrlibatan logika untuk mengajak orang-orang dan
memberdayakan para pegawai untuk melaksanakan rencana dan mencapai
perubahan yang diinginkan.
c. Refreezing
Tahap refreezing terjadi ketika individu memperoleh sikap atau nilai
baru dan ia mendapatkan penghargaan dari organisasi atas perolehannya
tersebut. Dampak dari perilaku-perilaku baru ini dievaluasi san diperkuat.
Agen perubahan akan memberikan data baru yang menunjukkan perubahan-
perubahan positif dari kinerja para individu. Manajer-manajer mungkin akan
menyediakan data yang telah diperbarui pada para pegawai, yang
menunjukkan perubahan-perubahan posotif dalam kinerja individu dan
organisasi. Eksekutif puncak akan merayakan keberhasilannya dan
memberikan penghargaan atas perubahan-perubahan perilaku yang positif.
Pada tahap ini, perubahan-perubahan ini akan menjadi bagian adat dalam
budaya perusahaan, sehingga para pegawai dapat memulai memandang
perubahan-perubahan tersebut sebagai bagian yang normal dan terpadu
dalam operasional perusahaan. Para pegawai pun dapat juga berpartisipasi
dalam kegiatan-kegiatan penyegar untuk menjaga dan meningkatkan
perilaku-perilaku yang baru ini.
23
.C Kekuatan-Kekuatan
Penyebab Perubahan
Kekuatan-kekuatan eksternal
Kebudayaan
Pendidikan
Sosial
Politik
Ekonomi
Teknologi
Kekuatan-kekuatan internal
24
Kekuatan-kekuatan perubahan internal, meliputi :
Kegiatan-kegiatan karyawan
Tujuan organisasi
Teknologi
25
Di dalam proses perubahan, terdapat seorang atau individu yang
bertanggung jawab atas peranan kepemimpinan dalam proses pengelolaan
perubahan. Individu ini disebut dengan “Change Agent” (pengantar
perubahan). Sedangkan individu atau kelompok yang merupakan sasaran
perubahan disebut “sistem klien”. Pengantar perubahan ini dapat berasal
dari para anggota organisasi atau dapat sebagai konsultan dari luar
organisasi.
.A Melaksanakan Perubahan
Banyak orang merasa tidak rela untuk melakukan perubahan, kecuali jika
mereka merasakan adanya masalah atau krisis. Namun, banyak permasalahan
yang hampir tidak kentara, sehingga para manajer harus mengenali
permasalahan tersebut dan kemudian membuat orang lain menyadari
pentingnya melakukan perubahan.
26
Sebuah cara agar seorang manajer dapat merasakan pentingnya melakukan
perubahan adalah dengan munculnya kesenjangan kinerja (performance gap)
perbedaan antara tingkatan kinerja yang ada dan kinerja yang dikehendaki.
Manajer tersebut kemudian berusaha menciptakan rasa urgensi sehingga orang-
orang di organisasi akan mengenali dan memahami keharusan untuk
melakukan perubahan. Seorang manajer bertanggung jawab untuk mencari
tahu ancaman serta peluang dalam lingkungan eksternal, serta kekuatan dan
kelemahan yang ada dalam organisasi untuk menentukan ada atau tidaknya
keharusan untuk melakukan perubahan. Permasalahan-permasalahan besar
akan mudah dikenali, tetapi sistem pengawan yang sensitive akan dibutuhkan
untuk menangkap adanya perubahan-perubahan bertahap yang dapat
mengetahui para manajer dengan pemikiran bahwa perusahaan mereka baik-
baik saja. Sebuah organisasi mungkin sedang berada dalam bahaya yang lebih
besar ketika lingkungannya berubah secara perlahan-lahan, Karena manajernys
mungkin akan gagal untuk memicu respon dari organisasinya.
Kepentingan Pribadi
27
meningkatnya beban kerja para pegawai atau hilangnya kekuasaan, prestise,
bayaran, atau keuntungan. Rasa takut terhadap munculnya kerugian bagi diri
sendiri mungkin adalah rintangan terbesar untuk melakukan perubahan dalam
organisasi.
Ketidakpastian
28
Manajer-manajer di departemen yang berbeda mengejar tujuan-tujuan yang
berbeda, dan sebuah inovasi mungkin saya malah mengurangi kinerja dan
pencapaian tujuan bagi beberapa departemen.
Taktik-taktik Pelaksanaan
29
Komunikasi dan Edukasi
Partisipasi
30
Negosiasi
Negosiasi adalah cara yang lebih formal dalam mencapai suatu kerja
sama. Negosiasi menggunakan tawar-menawar untuk memenangkan
penerimaan atau persetujuan terhadap perubahan yang dikehendaki. Misalnya,
jika departemen pemasaran merasa takut akan kehilangan kekuasaan jika
struktur manajemen baru diterapkan, manajer-manajer puncak dapat
melakukan negosiasi dengan departemen pemasaran untuk mencari solusinya.
Perusahaan-perusahaan yang memiliki serikat pekerja untuk merundingkan
perubahan yang hendak dilaksanakan. Perubahan tersebut mungkin menjadi
bagian dari kontrak serikat pekerja yang menjadi kesepakatan kedua belah
pihak.
Paksaan
31
puncak yang sering kali mengusung pentingnya inovasi baik secara verbal
maupu simbolis. Dukungan manajemen puncak akan sangat berguna ketika
perubahan yang hendak dilaksanakan melibatkan banyak departemen atau
ketika sumber daya hendak dialokasikan ulang antar departemen. Tanpa
dukungan manajemen puncak, perubahan-perubahan akan terhambat karena
adanya perselisihan antar departemen. Selain itu, ketika agen perubahan gagal
mendapatkan dukungan dari para eksekutif puncak, para pemimpin ini dapat
secara sembrono merespon proyek perubahan ini dengan mencetuskan perintah
yang kontradiktif.
32
BAB III
PENUTUP
.A Kesimpulan
Perubahan ekonomi pengetahuan menjadi ekonomi kreatif dipicu oleh
kekuatan dalam organisasi maupun lingkungan organisasi sehingga inovasi sangat
dibutuhkan dalam kesuksesan orgamisasi. Hal ini terwujud dalam perubahan
organisasional :
1. Pengubahan hal-hal tertentu seperti produk dan teknologi baru dengan 3 strategi
penting, yaitu eksplorasi, kerjasama, dan kewirausahaan.
2. Perubahan orang-orang dan budaya , dimana pengubahan orang-orang ini
berhubungan dengan pengubahan pola pikir, sedangkan pengubahan budaya
berkaitan dengan organisasi secara keseluruhan. Pengubahan orang dan budaya
tidaklah mudah bagi para manajer sehingga dibutuhkan cara untuk
mempermudah pengubahan budaya, diantaranya
a. pelatihan dan pengembangan
b. pengembangan organisasi
33
.A Saran
Perekonomian di era modern ini menuntut individu maupun oerganisasi untuk
bertindak kreatif dan inovatif dalam mencapai tujuan dan kesuksesan yang ingin
diraih. Berbagai hal dilakukan dalam memenuhi tuntutan lingkungan agar dapat
bertahan dan terus berkembang di masyarakat luas. Hal seperti itu memang perlu,
namun tidak sepenuhnya mengikuti arah perkembangan zaman. Suatu individu atau
organisasi tidak hanya mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mengikuti
perkembangan zaman saja, tetapi pengembangan budaya organisasi yang patut
dipercontohkan di lingkungan juga perlu di terapkan sehingga eksistensi suatu
organisasi bisa tumbuh dalam lingkungannya.
DAFTAR PUSTAKA
Daft, Richard L. 2012. Era Baru Manajemen Buku 2. Jakarta : Salemba Empat
Robbins, Stephen P dan Marry Coulter. Manajemen Edisi Kesepuluh Jilid 2. Jakarta :
Erlangga
http://pengantarmanajemenfeuh.blogspot.co.id/2012/11/mengelola-perubahan-dan-
inovasi.html
http://astutidw.blogspot.co.id/2013/01/makalah-pengantar-manajemen-
mengelola_8.html
34