PENDAHULUAN
Pendidikan adalah upaya yang memang secara sadar terencana yang dilakukan
melalui proses untuk mengembangkan potensi dasar secara jasmani dan rohani agar
bisa menggapai segala tujuan. Sebagaimana pendidikan umumnya, kita mengetahui
bahwa pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan
manusia, baik dalam lingkungan keluarga yaitu orang tua sebagai pendidik di dalam
keluarga dan guru di lingkungan sekolah. Pengaruh serta timbal balik pendidikan di
sekolah, keluarga, dan masyarakat sangatlah penting karena itu sangat menentukan
kejiwaan serta tingkah laku anak didik dalam kehidupan sosial masyarakat. Untuk
itu, dalam makalah ini akan membahas tentang pengaruh timbal balik antara
sekolah, keluarga, dan lingkungan.
1
1.3 Tujuan Masalah
BAB II
2
lembaga pendidikan formal didasarkan pada 3 faktor:
Keadaan tiap-tiap keluarga berlain-lainan pula satusama lain. Ada keluarga yang
kaya, ada yang kurang mampu. Ada keluarga yang selalu diliputi oleh suasana
tenang dan tentram, ada pula yang selalu gaduh, bercekcok dan sebagainya. Dengan
sendirinya, keadaan dalam keluarga yang bermacam-macam coraknya itu akan
membawa pengaruh yang berbeda-beda pula terhadap pendidikan anak. Bagaimana
cara mendidik yang berlaku dalam keluarga itu, demikianlah cara anak itu mereaksi
terhadap lingkungannya.
Jika dalam lingkungan keluarga anak itu dibesarkan dan dididik oleh orang tua/
lingkungan keluarga yang mengetahui akan kehendaknya dan berdasarkan kasih
sayang kepadanya, ia akan tumbuh menjadi anak yang tenang dan mudah
menyesuaikan diri terhadap orang tua dan anggota-anggota keluarga lainnya, serta
3
terhadap teman-temannya. Wataknya akan berkembang dengan tidak mengalami
kesulitan-kesulitan yang besar.Sebaliknya jika di dalam lingkungan keluarganya ia
selalu dianggap dan dikatakan masih kecil dan karena itu belum dapat melakukan
sesuatu, kemungkinan besar anak itu akan menjadi orang yang selalu merasa kecil,
tidak berdaya, tidak sanggup mengerjakan sesuatu. Ia akan berkembang menjadi
orang yang bersifat masa bodoh, kurang mempunyai perasaan harga diri.Mengingat
buruknya akibat tersebut, dan tidak sesuai lagi dengan alam kemerdekaan kita
sekarang ini, maka perlu kiranya disini diberikan beberapa petunjuk untuk
memberantas, atau sekurang-kurangnya mengurangi, perasaan harga diri yang
masih kurang:
d. Jangan terlalu memanjakan anak, tetapi tidak baik pula jika kita tidak
mempedulikan.
Tanggung jawab pendidikan yang perlu disadarkan dan dibina oleh kedua orang tua
terhadap anak antara lain sebagai berikut:
4
d) Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya
pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah. Cara pendidikan anak
dapat ditempuh pula dengan menimbulkan kesadaran keluarga, yaitu ia
adalah salah satu anggota keluarga di dalam rumahnya. Banyak pembinaan
kepribadian anak yang dilakukan oleh kedua orang tua terhadap anaknya.
Bila pembinaan kepribadian yang diwarnai dengan ajaran agama yang
berkesinambungan ini dapat dilakukan maka ia dapat diharapkan akan
menjadi seorang anak (dewasa) kelak akan menjadi manusia yang
berkepribadian muslim.Alangkah baiknya anak sesekali diajak rekreasi
untuk meluaskan wawasannya seperti keluar kota. Dengan melakukan
bepergian bersama anak ini akan lebih menambah kekerabatan kedua belah
pihak dan menumbuhkan rasa kasih sayang, karena anak merasa dirinya
mendapat pembinaan dan perhatian dari kedua orang tuanya.
Dewasa ini para ahli didik mengakui besarnya peranan ibu dalam mendidik anak-
anaknya, walaupun ibu/ wanita digolongkan pada kaum yang lemah. Melalui
belaian tangan, ciumannya serta kata-katanya yang lemah lembut anaknya dekat
dengannya anak merasa lebih dekat dan lebih sayang kepadanya dibandingkan
kedekatannya kepada ayahnya.
Masyarakat bila dilihat dari konsep sosiologi adalah sekumpulan manusia yang
bertempat tinggal dalam suatu kawasan dan saling berinteraksi sesamanya untuk
mencapai tujuan. Secara kualitatif dan kuantitatif anggota masyarakat terdiri dari
berbagai ragam pendidikan, profesi, keahlian, suku bangsa, kebudayaan, agama,
lapisan sosial sehingga menjadi mayarakat yang majemuk.
Setiap anggota masyarakat secara tidak langsung telah mengadakan kerjasama dan
saling mempengaruhi untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuannya.Bila
dilihat dari konsep pendidikan, masyarakat adalah sekumpulan banyak orang
dengan berbagai ragam kualitas diri mulai dari yang tidak berpendidikan sampai
kepada yang berpendidikan tinggi. Ia adalah laboratorium besar tempat para
anggotanya mengamalkan semua ketrampilan yang dimilikinya. Baiknya kualitas
5
suatu masyarakat ditentukan oleh kualitas pendidikan para anggotanya. Demikian
pula halnya dengan masyarakat bangsa Indonesia.
Makin baik pendidikan anggotanya maka makin baik pula kualitas masyarakat
seecara keseluruhan.Dilihat dari lingkungan pendidikan, masyarakat disebut
lingkungan pendidikan non formal yang memberikan pendidikan secara sengaja dan
berencana kepada seluruh anggotanya tetapi tidak sistematis. Secara fungsional
struktural, masyarakat ikut mempengaruhi terbentuknya sikap sosial para
anggotanya, melalui berbagai pengalaman yang berulang kali , mengingat
pengalaman yang beraneka ragam, maka setiap sosial anggotanyapun beraneka
ragam pula.Kalau di lembaga pendidikan pendidiknya adalah guru, tapi kalau
pendidik dalam masyarakat adalah orang dewasa yang bertanggung jawab terhadap
pendewasaan anggotanya. Dengan demikian para pemimpin resmi maupun tidak
resmi adalah pendidik dalam masyarakat.Pendidik secara fungsional dan struktural
di lingkungan masing-masing bertanggung jawab terhadap perilaku dan tingkah
laku warganya. Secara konsepsional tanggung jawab pendidikan oleh kedua jenis
pemimpin masyarakat ini antara lain adalah mengawasi, menyalurkan, membina
dan meningkatkan kualitas anggotanya. Dengan demikan aktivitas masing-masing
anggota masyarakat berjalan menurut fungsinya dalam upaya mewujudkan
masyarakat yang damai.
Setiap pusat pendidikan dapat memberikan kontribusi yang besar dalam ketiga
kegiatan pendidikan, yakni:a) Pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi
yang berbudaya.b) Pengajaran dalam upaya pemahiran.c) Pelatihan dalam upaya
pemahiran keterampilan. Dalam melakukan pembinaan pendidikan, secara tidak
langsung antara orang tua, sekolah, dan masyarakat telah mengadakan kerjasama
yang erat dalam praktek pendidikan. Di dalam lingkungan keluarga, orang tua
meletakkan dasar-dasar pendidikan di rumah tangga, terutama dalam segi
pembentukan kepribadian, nilai moral, dan agama sejak kelahirannya. Kemudian
dilanjutkan dan dikembangkan dengan berbagai materi berupa ilmu dan
keterampilan yang dilakukan oleh sekolah. Orang tua anak mengawasi dan menilai
hasil didikan sekolah ini dalam kehidupan sehari-hari dan dalam lingkungan
masyarakat ikut serta berperan dalam mengontrol, menyalurkan, dan membina serta
meningkatkannya.
7
3. Pendidikan fungsional adalah pendidikan yang berlangsung secara naluriah,
tanpa rencana dan tujuan tetapi berlangsung begitu saja. Sedangkan pendidikan
intensional adalah lawan dari pendidikan fungsional.
4. Bila dilihat dari aspek pribadi yang disentuh, maka terdapat jenis pendidikan
Orkes (Olah Raga Kesehatan), Pendidkan Sosial, Pendidikan Bahasa,
Pendidikan Kesenian, Pendidikan Moral, Pendidikan Seks dan sebagainya.
9. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.
10. Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari
pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui
teknologi komunikasi, informasi, dan media lain.
8
13. Pendidikan dalam keluarga lebih menonjolkan bagaimana kita mengajar diri
kita sendiri, dimana kita cenderung untuk berbicara dan bergabung dalam
kegiatan dengan orang lain di sekitar anak, dan ini berlangsung secara tidak
sadar dalam waktu selama pergaulan dengan anak terjadi, mulai dari anak
bangun sampai akan tidur didengarkan cerita dan nyanyian yang mengandung
nilai pendidikan sebagai bekal anak nemasuki dunia formal.
14. Langeveld menyatakan, tiap-tiap pergaulan antara orang dewasa (orang tua)
dengan anak adalah merupakan lapangan atau suatu tempat di mana pekerjaan
mendidik itu berlangsung.
15. Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar
bagi pendidikan akhlak dan pan-dangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat
anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga
yang lain.
17. Pendidikan dalam sekolah atau pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang
terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi.
18. Sekolah adalah lembaga yang dirancang untuk mengajarkan siswa (atau
"murid") di bawah pengawasan guru.
19. Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan formal, yang umumnya
wajib. Dalam sistem ini, siswa kemajuan melalui serangkaian sekolah. Nama-
nama untuk sekolah yang berbeda di setiap negara tetapi umumnya termasuk
sekolah dasar untuk anak-anak dan sekolah menengah bagi remaja yang telah
menyelesaikan pendidikan dasar.
9
21. Mungkin sekolah swasta untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus ketika
pemerintah tidak menyediakan untuk mereka; agama seperti sekolah Islam
Kristen, Budha dan dan lain-lain; atau sekolah yang memiliki standar
pendidikan yang lebih tinggi atau mencari untuk mendorong prestasi pribadi
lainnya.
22. Sekolah untuk orang dewasa termasuk perusahaan lembaga pelatihan dan
pendidikan dan pelatihan militer. Homeschooling dan online di sekolah-
sekolah, pengajaran dan pembelajaran berlangsung di luar gedung sekolah
tradisional.
23. Menurut status sekolah terbagi dari: sekolah negeri, yaitu sekolah yang
diselenggarakan oleh pemerintah, mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah
pertama, sekolah menengah atas, dan perguruan tinggi. Sekolah swasta, yaitu
sekolah yang diselenggarakan oleh non-pemerintah/swasta, penyelenggara
berupa badan berupa yayasan pendidikan yang sampai saat ini badan hukum
penyelenggara pendidikan masih berupa rancangan peraturan pemerintah.
25. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar, yang terdiri atas
pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan
menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA),
sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK),
atau bentuk lain yang sederajat.
26. Pendidikan di dalam masyarakat atau pendididikan non formal adalah lembaga
pendidikan tidak dapat dikesampingkan dari pendidikan keluarga dan sekolah,
karena kedua lembaga tadi Said Suhil Achmad: Pengantar Pendidikan.
Kegiatan 4 17 tidak boleh terlepas dari tatanan kehidupan sosial dan
berjenisjenis kebudayaan yang sedang berkembang di dalam masyarakat di
mana keluarga dan sekolah itu berada.
10
27. Pendidikan non-formal menjadi bagian dari wacana internasional tentang
kebijakan pendidikan pada akhir tahun 1960-an dan awal 1970-an.
29. Sistem pendidikan formal telah beradaptasi terlalu lambat dengan perubahan
sosio-ekonomi di sekitar mereka dan bahwa mereka menahan tidak hanya oleh
konservatisme mereka sendiri, tetapi juga oleh masyarakat sendiri inersia.
31. Banyak diantara lembaga sejenis itu yang bergiat langsung dalam dunia
pendidikan seperti dengan mendirikan sekolahsekolah swasta, baik umum
maupun sekolah berwawasan agama, malah mulai jenjang pendidikan yang
paling rendah: taman kanak-kanak sampai ke perguruan tinggi, malah kegiatan
mereka lebih luas dari pendidikan keluarga dan sekolah.
BAB III
11
Sejalan dengan kepentingan dan masa depan anak-anak, maka orang tua
menyekolahkan anak-anak mereka, dan secara kelembagaan sekolah di sini sebagai
penanggung jawab pendidikan.
Tanggung jawab sekolah sebagai lembaga pendidikan didasarkan atas tiga faktor,
yaitu :
b. Tanggung jawab keilmuan, yakni berdasarkan bentuk, isi, dan tujuan serta
tingkat pendidikan yang dipercayakan kepada sekolah oleh masyarakat
sebagaimana yang tertuang dalam pasal 13, 15, dan 16 Undang-undang
sistem pendidikan nasional.
12
berusaha membentuk akhlak dan kepribadian peserta didiknya, sehingga menjadi
lebih dewasa dan memiliki kecerdasan (intelektual, emosional dan spiritual) yang
lebih matang serta bisa bertanggung jawab. Dalam kaitan ini, H.M Arifin
menegaskan bahwa sebagai pendidik, guru harus mampu menempatkan dirinya
sebagai pengarah dan pembina dalam mengembangkan bakat dan kemampuan anak
didik ke arah titik maksimal. Selanjutnya, Zakiah Dradjat mengatakan faktor
terpenting bagi seorang guru adalah kepribadiannya, dan kepribadian itulah yang
menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak
didiknya, atau menjadi perusak dan penghancur bagi hari depan anak didik,
terutama bagi anak yang masih kecil (tingkat sekolah dasar), dan mereka
mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah).
BAB IV
13
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai pihak,
khususnya keluarga, sekolah, dan massyarakat sebagai lingkungan pendidikan yang
dikenal sebagai tripusat pendidikan. Fungsi dan peranan tripusat pendidikan
tersebut baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama merupakan faktor
penting dalam mencapai tujuan pendidikan yaitu membangun manusia
Indonesiaseluruhnya serta menyiapkan SDM pembangunan yang berlaku.Keluarga
bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar
tumbuh dan berkembang dengan baik. Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan
atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya. Karena itu
sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan. Pendidikan yang
dialami dalam masyarakat, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu
setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah.
Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
14
Puranto, M. Ngalim. 1995. Ilmu pendidikan teoritis dan praktis. Bandung: PT.
Remaja Kosda Karya.
Arifin, H.M. Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum. Jakarta: Bumi Aksara,
1995
Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan Prospektif Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1979
15