1
Menyelesaikan seluruh kewajiban
Mendistribusikan kas kepada sekutu berdasarkan saldo akhir modal mereka
Penjelasan umum mengenai proses likuidasi meng-asumsi-kan bahwa persekutuan mampu
membayar hutang-hutangnya, dengan kata lain aktiva yang dimiliki melebihi kewajiban. Juga
diasumsikan bahwa semua sekutu memiliki bagian dalam aktiva bersih persekutuan, tidak ada
hutang yang berasal dari pinjaman kepada sekutu, dan seluruh aktiva dikonversikan menjadi
kas sebelum kas didistribusikan kepada sekutu. Aturan dalam mendistribusikan aktiva dalam
likuidasi persekutuan dibuat bertingkat sesuai prioritas :
Jumlah yang dipinjam dari kreditur yang bukan sekutu
Jumlah yang diinjam dari sekutu selain untuk modal dan laba
Jumlah yang harus diberikan kepada sekutu sesuai kepemilikannya
Seluruh saldo laba atau rugi dan prive harus ditutup keperkiraan modal sebelum distribusi
dilakukan. Kekayaan persekutuan tidak boleh didistribusikan kepada sekutu yang memiliki
saldo modal negative. Maka dari itu saldo pinjaman sekutu harus ditutup dengan saldo modal
untuk menentukan jumlah yang dibagikan kepada sekutu.
Likuidasi Persekutuan Sederhana
Likuidasi persekutuan yang sederhana mengkonversi seluruh aktiva sekutu menjadi kas
dan mendistribusikan kas kepada sekutu pada penyelesaian akhir persekutuan. Jumlah kas yang
didistribusikan kepada sekutu sama dengan saldo modal masing-masing setelah seluruh
kerugian yang terjadi dari likuidasi diakui. Kerugian selama likuidasi dibebankan langsung ke
perkiraan modal. Rasio pembagian laba dan rugi digunakan selama likuidasi kecuali jika
perjanjian persekutuan menyebutkan metode pembagian laba dan rugi yang lain selama
likuidasi. Jika dalam perjanjian menyebutkan penyisihan untuk gaji dan bunga, maka rasio
pembagian sisal aba dan rugi yang digunakan selama likuidasi. Ini dikarenakan keuntungan
dan kerugian atas likuidasi merupakan penyesuaian atas laba sebelumnya yang akan dibagikan
dengan rasio pembagian laba sisa, jika telah diakui sebelum disolusi.
Saldo Modal Debit dalam Persekutuan Likuid
Dalam melikuidasi persekutuan yang likuid, sumber dana yang tersedia dipakai untuk
membayar kreditur dan sisanya dibagikan untuk sekutu. Tetapi proses likuidasi bisa saja
menghasilkan kerugian yang menyebabkan perkiraan modal sekutu menjadi bersaldo debit.
Jika ini terjadi, sekutu yang memiliki saldo debit tersebut mempunyai kewajiban terhadap
sekutu yang modalnya bersaldo kredit, dan mereka diminta untuk menggunakan harta pribadi
mereka untuk menyelesaikan kewajibannya. Apabila sekutu yang memiliki saldo debit tidak
2
memiliki harta ppribadi, maka sekutu yang masih memilikii kekayaan diasumsikan rugi sebesar
saldo debit. Kerugian ini dibagi berdasarkan rasio pembagian laba dan rugi.
Seluruh kewajiban selain kepada sekutu telah dibayar, dan para sekutu memperkirakan
penjualan tanah dan bangunan akan memakan waktu beberapa bulan. Maka dari itu, mereka
3
sepakat bahwa seluruh kas yang ada di tangan, di luar Rp 10.000.000 untuk menutup biaya dan
kontijensi, harus diidstribusikan secepatnya. Dengan informasi ini, skedul pembayaran aman
dipersiapkan untuk menentukan jumlah kas yang bias didistribusikan secara aman untuk tiap
sekutu. Skedul pembayaran aman untuk Budi, Mina dan Nani diberikan pada tabel berikut.
Persekutuan Budi, Mina dan
Nani
Skedul Pembayaran Aman
(Jumlah dalam ribuan)
Ekuitas Ekuitas
Rugi yang Budi Mina Ekuitas
Mungkin (50%) (30%) Nani (20%)
4
sebesar mungkin. Umumnya para sekutu menerima pembayaran periodik selama likuidasi
karena mereka memerlukan dana tersebut untuk keperluan pribadi.
Likuidasi bertahap mencakup distribusi kas kepada para sekutu sebelum likuidasi aset
sepenuhnya dilakukan. Pihak akuntan secara khusus harus berhati-hati pada saat
mendistribusikan kas, karena dapat saja terjadi suatu peristiwa di masa mendatang yang
mungkin mengubah jumlah yang harus dibayarkan kepada masing-masing sekutu. Untuk
alasan ini, panduan praktis berikut dapat digunakan untuk membantu para akuntan dalam
menentukan pembayaran bertahap yang aman kepada para sekutu.
1. Tidak mendistribusikan kas kepada para sekutu hingga seluruh kewajiban dan
beban likuidasi aktual maupun potensial telah dibayarkan atau telah dicadangkan
seperlunya.
2. Antisipasilah kemungkinan yang terburuk, atau yang paling membatasi sebelum
menentukan jumlah uang tunai yang dapat dierima oleh masing-masing sekutu.
a. Asumsikanlah bahwa seluruh aset nonkas yang tersisa akan dihapuskan
sebagai kerugian, yaitu asumsikan bahwa tidak ada yang dapat direalisasikan
lagi dari penghapusan aset.
b. Asumsikanlah bahwa defisit yang timbul pada akun modal para sektu akan
didistribusikan kepada sekutu yang tersisa; asumsikan bahwa defisit tersebut
tidak akan dihapuskan olej kontribusi modal tambahan para sekutu.
3. Setelah akuntan mengasumsikan kasus terburuk yang dapat terjadi, maka sisa saldo
kredit pada akun modal menunjukkan distribusi aset dan kas yang aman yang dapat
didistribusikan kepada masing-masing sekutu dalam jumlah yang terkait.
Apabila pelaksanaan likuidasi memerlukan waktu yang lama, maka pembayaran
kembali kepada para pemilik dapat dilakukan secara bertahap sesuai jumlah uang kas yang
tersedia, setelah semua kewajiban kepada kreditur dibayar lunas. Ada dua metode yang dipakai
untuk menentukan besarnya pembayaran kembali hak penyertaan anggota:
1. Besarnya pembayaran ditentukan secara periodik atau setiap kali aktiva dapat
direalisasikan (dijual).
2. Menyusun rencana prioritas pembayaran kepada anggota sebelum proses likuidasi
berlangsung, sehingga pembayaran dapat segera dilakukan sesuai jumlah uang yang
tersedia.
3.4.1 Pembayaran kembali hak penyertaan ditentukan secara periodik atau setiap kali
aktiva dapat direalisasi
5
Penentuan besarnya jumlah pembayaran kembali hak penyertaan kepada masing-
masing anggota, sebelum L/R likuidasi dapat ditentukan secara pasti harus dilakukan dengan
cermat, sehingga dapat dihindarkan kemungkinan terjadinya pembayaran dalam jumlah yang
berlebihan kepada anggota tertentu dengan mengurangi hak-hak anggota lain.
Contoh:
X dan Y adalah anggota persekutuan . Pembagian L/R masing-masing anggota adalah : 60%
: 40%. Neraca per 31 Juni 2001 sesaat sebelum likuidasi adalah sebagai berikut :
Proses likuidasi berlangsung sejak tanggal 1 Juli 2001 adalah sebagai berikut :
- Penjualan pertama dapat dijual aktiva yang mempunyai nilai buku Rp 300.000 dengan
harga Rp 270.000.
- Bulan Agustus , aktiva dengan nilai buku Rp 200.000 dapat dijual dengan harga Rp
225.000.
- Bulan Desember 2001 , aktiva sebesar nilai buku Rp 155.000 dapat dijual seharga Rp
140.000
Dari data tersebut, pada penjualan pertama dibuat perhitungan jumlah uang yang dapat
dibayarkan kepada anggota.
Penjualan pertama Rp 270.000 dari nilai buku Rp 300.000, sehingga rugi Rp 30.000 yang
dibagi kepada anggota sesuai rasio pembagian L/ R . Masing-masing kerugian adalah X = Rp
18.000 dan Y = Rp 12.000
Keterangan X Y
Saldo modal 31 Juni Rp 250.000 Rp 200.000
Kerugian Penjualan Aktiva(I) Rp (18.000) Rp (12.000)
Rp 232.000 Rp 188.000
Pembebanan kemungkinan kerugian aktiva Rp 213.000 Rp 142.000
tidak terealisasi ( 355.000)
Jumlah yang dibayarkan kepada anggota Rp 19.000 Rp 46.000
0 0 0
3.4.2 Menyusun rencana prioritas pembayaran kepada anggota sebelum proses likuidasi
berlangsung, sehingga pembayaran dapat segera dilakukan sesuai jumlah uang yang
tersedia
Penyusunan rencana prioritas pembayaran kepada anggota dilakukan melalui tiga tahap :
1. Menentukan kerugian maksimum yag dapat dibebabkan kepada saldo hak-hak penyertaan
dari masing-masing anggota , yang dihitung dari hasil bagi antara saldo kredit modal
dengan % pembagian L/R. Atas dasar kemampuan tiap-tiap anggota menanggung kerugian
maksimum , kemudian disusun suatu ranking pembayaran dimulai dari anggota yang
memiliki kemampuan tertinggi.
7
2. Menentukan besarnya hak prioritas pembayaran diantara anggota-anggota persekutuan.
yang didasarkan pada urutan ranking. Besarnya hak pembayaran , tergantung pada selisih
lebih kemampuan hak penyetaan anggota yang bersagkutan untuk menanggung kerugian
maksimum diatas kemampuan anggota lainnya.
3. Menyusun skedul pembayarannya
Contoh:
Persekutuan ABC akan dilikuidasi, pada saat itu perusahaan memiliki aktiva non kas sebesar
1.200.000 hutang kepada kreditur 190.000 dan modal masing –masing serta rasio pembagian
L/ R adalah :
40%
30%
30%
Berdasar rasio tersebut maka disusun kerugian maksimum dan ranking prioritas pembayaran:
So. Modal Rasio Kemampuan menanggung Ranking
L/R rugi maksimal pembayaran
A 500.000 0,40 1.250.000 1
B 300.000 0,30 1.000.000 2
C 210.000 0,30 700.000 3
Perhitungan hak prioritas pembayaran sesuai dengan ranking yang telah ditentukan
adalah sebagai berikut :
Kemamp Menangg Rugi Jumlah Hak Pembyr
A B C A B C
1.250.000 1.000.000 700.000
Priort I A (250.000) - - 100.000
1.000.000 1.000.000 700.000
Prior II A& B (300.000) (300.000) - 120.000 90.000
700.000 700.000 700.000
Prior III A,B,C (700.000) (700.000) (700.000) 280.000 210.000 210.000
8
Bila proses reslisasi non kas persekutuan berlangsung dua tahap
Tahap I Tahap II Total
Nilai buku yang dijual 600.000 410.000 1.010.000
Rugi 100.000 70.000 150.000
Kas yang tersedia 500.000 340.000 840.000
Alokasi pembayaran dapat dibuat :
KAS Hutang A B C
kreditur
Tahap 1
Pertama 150.000 150.000
Berikut 100.000 100.000
Berikut 210.000 120.000 90.000
Selebihnya 40.000 16.000 12.000 12.000
Jumlah tahap1 500.000 150.000 236.000 102.000 12.000
Tahap 2
Pertama 100.000 100.000
Berikut 210.000 120.000 90.000
Selebihnya 30.000 12.000 9.000 9.000
Jumlah tahap2 340.000 232.000 99.000 9.000
9
rencana distribusi kas dari skedul kerugian distribusi kas dari skedul kerugian yang dapat
ditanggung. Untuk menggambarkan pembentukan rencana distribusi kas, persekutuan
Dono, Kasino, dan Indro digunakan lagi.
10
SKEDUL KERUGIAN YANG DAPAT DITANGGUNG DONO, KASINO, DAN INDRO
11
Dalam membuat rencana distribusi kas, kas yang tersedia paling pertama untuk
didistribusi diberikan kepada kreditur bukan sekutu. Ini terdiri dari Rp 300.000.000
utang dagang dan Rp 200.000.000 wesel bayar persekutuan Dono, Kasino, dan Indro
tanggal 31 Desember 19X1. Selanjutnya Rp 20.000.000 dibayarkan kepada Kasino atas
pinjaman yang diberikan kepada persekutuan karena pinjaman sekutu lebih tinggi
prioritasnya daripada modal sekutu. Kemudian sejumlah Rp 100.000.000 yang tersedia
didistribusikan kepada Kasino dengan mempertimbangkan saldo modalnya. Distribusi
ini melengkapi penyesuaian seluruh saldo modal dan rasio pembagian laba. Sisa
distribusi dilakukan berdasarkan rasio pembagian laba.
Kasino dapat menganalisa rencana distribusi, kas pada 1 Januari 19X2 dan
menentukan bahwa dia akan mulai menerima kas setelah Rp 500.000.000 dibayarkan
kepada kreditur. Begitu pula Kasino dan Indro dapat menggunakan rencana ini untuk
melihat kesempatan mereka dalam memperbaiki ekuitas persekutuan mereka. Misalkan
jika Dono mengharapkan Rp 800.000.000 direalisasi dari seluruh persekutuan, dia
dapat dengan mudah menghitung jumlah yang akan ia terima [(Rp 800.000.000-Rp
680.000.000) X 50% = Rp 60.000.000]
3.5.4 Skedul Distribusi Kas
Penerapan lebih lanjut dari rencana distribusi kas dapat didistribusikan dengan
mengasumsikan bahwa persekutuan Dono, Kasino, Indro dilikuidasi dengan dua tahap.
Pada tahap pertama kas sebesar Rp 550.000.000 didistribusikan dan sebesar Rp
250.000.000 pada tahap kedua dan terakhir. Dengan asumsi ini rencana distribusi kas
akan digunakan dalam menyiapkan skedul distribusi kas seperti di bawah ini.
SKEDUL DISTRIBUSI KAS DONO, KASINO, DAN INDRO
12
dari Kasino. Sisa Rp 30.000.000 dibayarkan kepada Kasino untuk mengurangi saldo
perkiraan modalnya. Pada distribusi tahap kedua, Kasino mendapat Rp 70.000.000
pertama untuk menyesuaikan perkiraan modalnya dengan Indro. Kemudian Rp
60.000.000 dialokasikan kepada Kasino dan Indro berdasarkan rasio pembagian laba
dan rugi 60:40, dan terakhir Rp 120.000.000 dialokasikan kepada Dono, Kasino dan
Indro berdasarkan rasio pembagian laba dan rugi 50:30:20. Informasi dari skedul
distribusi kas digunakan dengan cara yang sama seperti informasi dari skedul
pembayaran aman, yaitu pembayaran kas yang diindikasikan dengan skedul distribusi
kas dimasukkan dalam laporan likuidasi persekutuan dan dalam catatan persekutuan
sebagai distribusi kas yang benar-benar dilakukan.
Pembuatan rencana distribusi kas lebih banyak memakan waktu dibandingkan
pembuatan skedul pembayaran aman. Tetapi seperti yang diperlihatkan disini, rencana
distribusi kas memberikan arti yang fleksibel dan efisien untuk menentukan
pembayaran yang aman kepada sekutu. Lagipula, rencana distribusi kas memberikan
fungsi perencanaan yang sama baiknya dengan fungsi perhitungan.
3.6 Sekutu dan Persekutuan yang tidak Likuid
Urutan pendistribusian aktiva dalam likuidasi persekutuan yang diberikan pada awal
pokok bahasan ini ialah:
a. Jumlah yang dipinjam dari kreditur yang bukan sekutu
b. Jumlah yang dipinjam sekutu selain untuk modal dan laba
c. Jumlah yang harus diberikan kepada sekutu sesuai kepemilikannya
Untuk sekutu yang tidak likuid aturan yang berlaku untuk mengklaim harta dari sekutu
yang bangkrut sebagai berikut :
a. Jumlah terhutang kepada kreditur luar
b. Jumlah terhutang kepada kreditur persekutuan
c. Jumlah terhutang kepada sekutu dari kontribusi
Urutan prioritas ini memberiksn implikasi yang penting untuk likuidasi persekutuan
yang tidak likuid (aktiva persekutuan lebih kecil dari kewajiban persekutuan), dan untuk
likuidasi persekutuan yang likuid (aktiva persekutuan lebih besar dari kewajiban
persekutuan), tetapi satu atau lebih sekutu individu tidak likuid (harta pribadi lebih kecil
dari kewajiban pribadi). Kreditur persekutuan pertama kali menuntut pembayaran dari
harta persekutuan, dan kreditur dari sekutu individu harus mencari pemulihan klaim dari
harta individu. Jadi, harta individu dan persekutuan dipisahkan dalam menyusun prioritas
klaim.
13
3.6.1 Persekutuan Likuid-Satu atau lebih Sekutu Tidak Likuid
Dalam likuidasi persekutuan yang likuid, kreditur persekutuan mendapatkan
penggantian atas klaim mereka dari harta persekutuan. Persekutuan harus hati-hati untuk
tidak mendistribusikan harta persekutuan kepada sekutu yang tidak likuid karena kreditur
pribadi mereka mengklaim aktiva persekutuan atas ketidaksanggupan sekutu membayar
hutangnya. Begitu pula jika sekutu tidak likuid memiliki saldo modal kredit dan sekutu
likuid memiliki saldo debit yang seimbang , maka kreditur pribadi sekutu yang tidak likuid
memiliki klaim atas pribadi sekutu likuid sejumlah saldo debitnya.
Meskipun persekutuan likuid, ungkin saja sekutu individu memiliki saldo debit dalam
perkiraan modalnya pada saat disolusi, atau mungkin juga akibat rugi dan biaya yang
terjadi selama proses likuidasi, daldo modalnya menjadi debit. Sekutu ini memiliki
kewajiban terhadap sekutu yang memiliki ekuitas dalam persekutuansejumlah saldo
debitnya. Tetapi bila sekutu yang mempunyai saldo modal debit secara pribadi juga tidak
likuid. , seluruh jumlah dari aktiva pribadisekutu itu diberikan kepada kreditur pribadinya
(urutan I), dan jumlah yang dimiliki sekutu dari kontribusinya (urutan III) tidak akan
dibagi dalam distribusi aktiva pribadi sekutu.
3.6.2 Persekutuan tidak Likuid
Ketika persekutuan tidak likuid, kas yang tersedia setelah seluruh aktiva nonkas
dikonversi menjadi kas tidak akan cukup untuk membayar kreditur persekutuan. Kreditur
persekutuan akan mendapatkan penggantian sebagian dari aktiva persekutuan (urutan I)
dan mendesak sekutu untuk menggunakan harta pribadi untuk menutupi sisa klaim (urutan
II). Walaupun kreditur pribadi mempunyai klaim lebih dulu (urutan I) atas harta pribadi,
kreditur persekutuan dapat mencari penggantian atas klaim mereka dari aktiva pribadi
sekutu yang secara pribadi likuid. Sekutu yang membayar lebih dari bagian kewajibannya
dalam persekutuan tentu saja mempunyai klaim atas sekutu yang memiliki saldo modal
debit.
14
DAFTAR PUSTAKA
Baker, Richard E., Valdean C. Lembke. 2010. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Jakarta: Salemba
Empat.
http://memebali.blogspot.co.id/2013/05/distribusi-kas.html
http://warta-ekonomi.blogspot.co.id/2010/11/rencana-distribusi-kas.html
http://memebali.blogspot.co.id/2013/05/likuidasi-dan-disolusi.html
http://yana-anggraini.blogspot.co.id/2012/10/likuidasai-bertahap.html
15
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN
SAP 3
“Definisi Likuidasi dan Perbedaannya Dengan Disolusi, Proses Likuidasi, Pembayaran
Aman Untuk Sekutu, Likuidasi Bertahap, Rencana Distribusi Kas, Sektu dan
Persekutuan Yang Tidak Likuid”
oleh:
16
17