Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagaimana ditegaskan dalam rumusan Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
(MKCHM) bahwa Muhammadiyah adalah gerakan berasas islam, bercita-cita dan bekerja untuk
terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya, untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia
sebagai hamba dan khalifah Allah dimuka bumi.

Untuk mencapai cita-cita tersebut diperlukan pedoman yang berisi arah, kebajikan dan langkah-
langkah yang harus ditempuh sehingga usaha yang dilakukan itu benar-benar dapat terwujud cita-cita
yang di idamkan.

Pedoman diperlukan, karena dalam perjalanan hidupnya, Muhammadiyah senantiasa


menghadapi berbagai macam persoalan dan mengalami situasi yang berubah-ubah. Tanpa pedoman
yang jelas dapat dipastikan akan terjadi kesimpangsiuran perjuangan serta keragu-raguan dalam
menghadapi situasi yang selalu berubah tersebut. Pedoman itulah yang disebut dengan Khittah
Muhammadiyah atau Khittah Perjuangan Muhammadiyah.

B. Rumusan Masalah

Agar penulisan makalah ini dapat sesuai dengan permasalahan yang ada, maka perumusan masalah
dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah Pengertian Khittah Muhammadiyah itu ?

2. Apa saja rumusan Khittah 12 Langkah Perjuangan Muhammadiyah tahun 1938-1940 ?

3. Bagaimana Tafsir 12 Langkah Perjuangan Muhanmmadiyah ?

C. Khittah Perjuangan Muhammadiyah

a. Pengertian Khittah

Khittah artinya garis besar perjuangan. Khittah itu mengandung konsepsi (pemikiran) perjuangan
yang merupakan tuntunan, pedoman dan arah berjuang. Hal tersebut mempunyai arti penting karena
menjadi landasan berfikir dan amal usaha pimpinan dan anggota Muhammadiyah. Garis-garis besar
perjuangan muhammadiyah tersebut tidak boleh bertentangan dengan asas dan tujuan serta program
yang telah disusun.

b. Langkah Muhammadiyah Tahun 1938-1940

1. 12 Langkah Muhammadiyah Tahun 1938-1940


ّ ‫والذين جاهدوا فينا لنهد ينّهم سبلنـا‬
‫وإن هللا لمع المحسنـين‬

) ٦۹ : ‫(العنكبـوت‬

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan
kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang
berbuat baik.”

( Q.S. Al-Ankabut : 69 )

Menjunjung tinggi firman Allah, yang termaktub di dalam Al-Qur’an dan mengambil tauladan akan
perjalanan junjungan Nabi Muhammad yang terhimpun didalam kitab hadistnya, sebagaimana yang
tersebut di bawah ini :

‫وكـره إليـكم الكفر‬


ّ ّ
‫ولـكن هللا حبّب إليـكم اإليـمان وزيّـنه في قلوبـكم‬ ‫أن فيـكم رسول هللا لويطيعـكم في كثيـر من األمر لعنتّـم‬
ّ ‫واعلموا‬
) ۸ -٧ : ‫الراشـدون فضال من هللا ونعـمة وهللا عليـم حكـيم ( الحجـرات‬ ّ ‫والفسوق والعصيـان أولئـك هـم‬

“ Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. kalau ia menuruti kemauanmu
dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu
'cinta' kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu
benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. mereka Itulah orang-orang yang mengikuti jalan
yang lurus,(7) sebagai karunia dan nikmat dari Allah. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana.(8)”

( Q.S Al-Hujurat : 7-8 )

) ‫شروا والتـنفّروا ( رواه البخارى عن أنس‬


ّ ‫يسـروا وال تعسّـروا وب‬
ّ

“ Beringanlah dan jangan kamu mempersusahkan serta bergembiralah dan jangan kamu membikin
orang lari.” (H.R. Bukhari dari Anas )

) ‫( رواه البخارى عن عبد هللا بن عمـرو‬ ّ


‫إن من أخيـركـم أحسـنـكم خلـقا‬

“ Sesungguhnya yang paling baik dari kamu sekalian adalah yang paling bagus budi pekertinya.” (
H.R. Bukhari dari Abdullah bin Amir )

) ‫طوبى لمن شغـله عيـبه عن عيـوب النّـاس (رواه الفردوس عن أنس‬


“Beruntunglah orang yang meneliti ke’aiban (kesalahan) dirinya sendiri, daripada meneliti ke’aiban
orang lain”. (H.R. Firdaus dari Anas)

)٤٦ : ‫صابـرين (االنفـال‬ ّ ‫وأطيعـوا هللا ورسوله وال تـنازعوا فتـفشلوا وتـذهب ريحكم واصبروا‬
ّ ‫إن هللا مع ال‬

“ Dan Ta’atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantah, yang
menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang sabar “

(Q.S. Al-Anfal :64 )

) ٢٦۹ : ‫يؤتى الحـكمة من يشاء ومن يؤت الحـكمة فقـد أوتي خيـرا كـثيرا وما يذّ كر إال أولوا األلـبا ب ( البقرة‬

“Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya, Dan barang siapa yang diberi hikmah,
sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali
orang-orang yang berakal.”

(Q.S. Al-Baqarah :269 )

Maka hoofdbestuur (PP) Muhammadiyah dengan sungguh-sungguh melangsungkan langkahnya yang


lebih luas dan menetapkan jejaknya yang kokoh, dalam tahun 1938-1940, yaitu :

1. Memperdalam Masuknya Iman

2. Memperluas Faham Agama

3. Memperbuahkan Budi pekerti

4. Menuntut Amal Intiqad

5. Menguatkan Persatuan

6. Menegakkan Keadilan

7. Melakukan Kebijaksanaan

8. Menguatkan Majelis Tanwir

9. Mengadakan Konferensi Bagian

10. Mempermusyawarahkan Putusan

11. Mengawaskan Gerakan Jalan


12. Mempersambung Gerakan Luar

2. Tafsir Langkah Muhammadiyah Tahun 1938-1940

a. Langkah Pertama

“Memperdalam Masuknya Iman”

Muqaddimah

ّ ‫ واعلموا‬. ‫ ياأيّـها الذين أمنوا إن جاء كم فا سق بنبـاء فتبيـّنـوا أن تصيبوا قوما بجهالة فتصبحوا علي ما فعلتم نادميـن‬: ‫قال تعالى‬
‫أن فيـكم‬
‫وكره إليـكم الكـفر والفسـوق والعصيـان‬ ّ
ّ ‫ولـكن هللا حبّب إليـكم اإليـمان وزيّنه في قلوبكم‬ ‫رسول هللا لو يطيعـكم في كثير من األمر لعنـتّم‬
)٧ -٦ : ‫ (الحجرات‬. ‫الراشـدون‬ ّ ‫ألئـك هـم‬

“ Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka
periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.(6)

Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. kalau ia menuruti kemauanmu dalam
beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu 'cinta'
kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci
kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. mereka Itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang
lurus,(7)

(Q.S. Al-Hujurat : 6-7 )

“MEMPERDALAM MASUKNYA IMAN”

Apakah Iman itu dan betapakah iman yang sebenar-benarnya itu ?

Tersebut dalam hadist :

) ‫ (رواه إبن ماجه‬.‫اإليـمان عـقد بالقلـب وإقـرار باللـسان وعمـل باألركـان‬

“Iman itu adalah kepercayaan didalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan anggota
badan.”

(H.R. Ibnu Majjah)

Menilik sabda rasulullah itu, teranglah bahwa Iman yang shadik (benar) itu tiada cukup hanya di dalam
hati dan diucapkan dengan lisan tetapi juga harus dibuktikan dengan amal atau praktik, karena Iman
yang tidak dibuktikan dengan amal, sesungguhnya dialah Iman yang tidak berarti.
Sabda Rasulullah Saw. :

) ‫ (رواه الديلمى عن أنس‬.‫ليس اإليـمان بالتّمـنّي ولكـن ماوقّرفي القلـب وصدّقه العمـل‬

“Bukanlah Iman itu dengan cita-cita, tetapi iman itu kepercayaan yang tetap di dalam hati dan
dibuktikan dengan amal.”

(H.R. Dailami dari Anas)

Jalan untuk memperdalam masuknya Iman :

Adapun jalan untuk memperdalam masuknya Iman itu, kita harus mengambil dua macam jalan :

a. Menambah tebalnya Iman, ada dua jalan, yaitu :

1. Mau’idhah atau nasehat-nasehat dengan mendatangkan ayat-ayat atau hadist dengan yang
mentiadakan iman dengan diiringi ayat-ayat serta hadist-hadist yang mengadakan dan mengutamakan
Iman.

Ayat atau hadist yang mentiadakan Iman :

)‫ال يؤمن أحدكم حتّى يحـب ألخيه مايحبّ لنـفسه (رواه البخارى عن أنس‬

“Tiada Mukmin salah seorang di antaramu sehingga mencintai kepada saudaranya sebagai cintanya
kepada dirinya sendiri.”

(H.R. Bukhari dari Anas)

Ayat atau hadist yang mengadakan Iman :

)٢ : ‫ (األنـفال‬. ‫إنّـماالمؤمنون الذين إذا ذ كـر هللا وجلت قلوبـهم وإذا تلـيت عليهم أياته زادتهم إيـمانا وعلى ربّهـم يـتو ّكـلون‬

“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati
mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya
kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.”

(H.R. Al-Anfal : 2)

2. Mau’idhah dengan mengambil riwayat-riwayat yang berhubungan dengan keimanan.


Riwayat itu adalah satu faktor yang terutama dan penting dalam pendidikan, karena dia dapat
memberi atsar atau bekas yang besar di dalam hati. Oleh sebab itulah, maka ayat-ayat Al-Qur’an yang
mengandung mau’idhah dengan berwujud cerita, lebih dari setengah banyaknya.

Jika akan menambah ketebalan iman, hendaklah kita mendatangkan riwayat-riwayat dari Al-
Qur’an dan lain-lainnya yang berhubungan dengan keteguhan iman seperti:

· Keteguhan iman nabi Ibrahim a.s. waktu di ancam akan dirajam oleh orang tuanya, dan waktu dia
dimasukkan ke dalam api oleh raja Namrud serta kaum-kaumnya.

· Keteguhan iman Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, waktu menerima perintah Allah supaya
mengorbankan nabi Ismail.

· Keteguhan iman nabi Musa, waktu menerima perintah dari Allah supaya mengorbankan nabi Ismail.

· Keteguhan iman nabi Musa, waktu menerima perintah dari Allah supaya ia kembali ke Mesir, yang
ketika itu diri nabi Musa sendiri terancam bahaya maut dari raja Fir’aun.

b. Menjaga supaya cahaya Iman senantiasa cemerlang.

Tiap-tiap orang mukmin itu tentu mempunyai benih iman yang bercahayadi dalam hatinya. Cahaya
iman itu semakin lama ada yang semakin besar dan cemerlang, tetapi juga ada yang semakin lama
semakin kecil dan padam.

Adapun perkara-perkara yang dapat menutup dan memadamkan iman itu ialah perbuatan maksiyat.
Orang yang menjalankan maksiyat, maka kemaksiyatan tadi mengurangkan cahaya imannya.

Untuk menjaga agar jangan sampai terjadi maksiyat, maka rasa ‘khauf’ (takut kepada Allah) harus
ditanam dan dikuatkan benar-benar dalam hati, karena ‘khauf’ itulah suatu dinding yang sangat teguh
yang dapat mencegah dari kemaksiyatan.

Jalan untuk menguatkan

1. Dengan mengambil ibarat-ibarat dan cerita-cerita yang menerangkan kejadiannya orang yang
berbuat maksiyat,

2. Melemahkan hawa nafsu dan syaithan

Telah berkata Imam Bukhari ;

‫ رواه البخارى ومسلم عن أنس‬. ‫وخالق النـفس والشيـطان – وإن هـما محّضاك النصح فأتـهم‬

“ Perangilah perintah-perintah nafsu dosa syaithan, meskipun tampak kedua-duanya itu bernasihat.”
b. Langkah yang kedua

“Memperluas Faham Agama”

“Mudahkanlah dan jangan kamu mempersusahkan serta gembirakanlah dan jangan kamu membikin
orang lari”

(H.R. Bukhari dan Muslim dari Anas )

ّ ‫إن الدّين يسر ولن يشادّ الدّين أحد إالّ غلبه فسـدّدوا وقاربوا وأبشروا واسـتعينوا بالغـدوة‬
‫ (رواه البجارى عن‬. ‫والروحة وشيئ من الدّلجة‬
) ‫ابى هريرة‬

“Sesungguhnya agama itu ringan dan tiada seseorang yang memberat-beratkan agama, melainkan ia
dikalahkan oleh agama. Maka hendaklah kamu sekian menjalankan agama itu dengan lurus, berdekat-
dekat dan bergembiralah. Bermohonlah pertolomngan pada waktu pagi dan sore dan sebagian dari
waktu malam.”

(H,.R. Bukhari dari Abi Hurairah)

Menilik dua buah hadist tersebut, teranglah bahwa agama itu ringan. Dan keringanan agama Islam itu,
sebab :

1. Hukum-hukum Islam itu dapat berubah-ubah dengan mengingat keadaan orang,

Contoh ; Agama Islam mewajibkan shalat dengan berdiri, tetapi bagi orang yang tak kuasa berdiri
diperkenankan ia dengan duduk , bahkan kalau duduk saja ia tidak dapat, bolehlah ia bersembahyang
dengan berbaring.

2. Agama Islam tiada mengikat faham.

Contohnya : Agama melarang orang memakan bangkai dan semua binatang yang mati tiada disembelih
dengan nama Allah.

c. Langkah Yang Ketiga


“Memperbuahkan Budi Pekerti”

) ٤ : ‫ ( القـلم‬. ‫وإنّك لعلى خلـق عظـيم‬

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”\

(H.R. Al-Qalam : 4 )

ّ
) ‫ ( رواه ابن عباس‬. ‫إن من أخيـركـم أحسنـكم خلـقا‬

“Sesungguhnya yang paling utama dari kamu sekalian yang paling baik budi pekertinya.”

(H.R. Ibnu Abbas r.a. )

Menilik ayat dan hadits tersebut di atas, nyatalah bahwa akhlaq atau budi pekerti yang paling
utama itu sangat dipuji oleh Allah, akhlaq yang utama itu suatu perkara yang dapat menjunjung hamba
Allah kepada tingkat keutamaan dan ketinggian. Oleh karena itu, maka diambillah langkah yang ketiga,
ialah

“Memperbuahkan Budi Pekerti”.

Ahmad Syauky telah berkata :

‫ فـإ ن هـمو ذهـبت أخالقـهم ذهبـوا‬. ‫إنّـما األ ّمـم األ خالق ما بقـيت‬

“Sesungguhnya Ummat itu tergantung kepada adanya akhlaq , bila hilang akhlaqnya, hilanglah
ummat itu.”

d. Langkah Yang Keempat

“Menuntut Amalan Intiqad”

. ‫ى هللا عليه وسلّـم طوبى لمن شغـله عيـبه عن عيـوب الناس‬


ّ ‫قال رسول هللا صل‬

“Bahagia dan beruntung bagi orang yang senantiasa menyelediki aib’ dirinya sendiri, sehingga tidak
sempat akan menyelediki diri orang lain.”

Seberapa dapat supaya kita senantiasa melakukan perbaikan diri (zelf corrective).

Intiqad (correctie) adalah suatu amal yang dapat mendatangkan kebaikan dan kesempurnaan.
Intiqad (correctie) adalah suatu syarat yang pokok di dalam usaha menuju perbaikan dan
kesempurnaan. Dengan intiqadlah kita akan dapat mengetahui segala apa yang ada pada diri kita, yang
baik dan yang buruk, hingga akhirnya kita dapat menambah kebaikannya dari yang baik dan dapat
membuang segala apa yang tidak baik.

Pekerjaan intiqad itu suatu amal yang di puji dan diperintahkan agama Islam. Oleh karena itu, diambil
menjadi langkah kita, langkah Muhammadiyah intiqad itu di ringkas menjadi tiga macam :

1. Intiqad kepada diri sendiri,

2. Intiqad kepada teman sejawat dan sesama muslim, dan

3. Intiqad kepada sesuatu badan yang dilurus oleh beberapa orang seperti persyarikatan, majelis,
urusan (dienst), dan seterusnya.

e. Langkah Yang Kelima

“ Menguatkan Persatuan”

Hendaklah menjadi tujuan kita juga, akan menguatkan persatuan organisasi dan mengkokohkan
pergaulan persaudaraan kita, serta mempersamakan hak-hak dan memerdekakan lahirnya pikiran-
pikiran kita.

Persatuan

Persatuan adalah suatu perkara yang di da’wahkan oleh agama Islam dan dipimpinkan oleh baginda nabi
Muhammad.Saw.

Persatuan juga merupakan suatu perkara yang tiada mudah dicapai, tiada gampang diraih, karena
dia mengandung syarat-syarat yang berat yang tiada dapat dikerjakan melainkan dengan dasar
kesabaran dan keteguhan hati. Oleh karena itu, perintah Allah yang memerintahkan kepada persatuan
dan menegahkan akan perselisihan, maka didampingi juga dengan perintah kepada kesabaran.

)٤٦ : ‫صابـرين (االنفـال‬ ّ ‫وأطيعـوا هللا ورسوله وال تـنازعوا فتـفشلوا وتـذهب ريحكم واصبروا‬
ّ ‫إن هللا مع ال‬

“ Dan Ta’atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantah, yang
menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang sabar “

(Q.S. Al-Anfal :64 )

Langkah Muhammadiyah yang kelima ini mengandung tiga maksud, ialah :


1. Menguatkan persatuan organisasi;

2. Mengkokohkan pergaulan persaudaraan; dan

3. Mempersamakan hak-hak dan memberikan kemerdekaan lahirnya pikiran.

f. Langkah Yang Keenam

“Menegakkan Keadilan”

Hendaklah keadilan itu dijadikan semestinya walaupun akan mengenai badan sendiri dan ketetapan
yang sudah seadil-adilnya itu harus dibela dan dipertahankan dimana saja.

Firman Allah Ta’ala :

‫قواميـن بالقـسط شـهداء هلل ولو على انـفسـكم او الوالـد ين واالقربـين إن يـكن غـنيّـا أو فقـيرا فاهلل أو لى بـهما‬
ّ ‫ياايّـها الذيـن امنـوا كوا نـوا‬
.‫فال تـتبعوا الهـوى أن تعدلوا وإن تـلووا او تـعرضوا فـإ ّن هللا كـان بـما تعـملون خبيـرا‬

)١٣٥ : ‫(النـساء‬

“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan,
menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia
Kaya ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau
enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu
kerjakan.

(Q.S. An-Nisa : 135 )

Ayat yang mulia tersebut itu adalah memberi tuntunan kepada kita :

1. Hendaklah kita mukminin, senantiasa menetapi dan menguatkan keadilan meskipun akan
mengenai kepada diri-diri kita atau kedua orang tua atau sanak saudara kita sendiri.

2. Di dalam menegakkan keadilan, haruslah kita jangan memandang kafamilian (yang biasa kita
bela) atau kepada kekayaan (yang biasa kita harap-harapkan) atau kepada kefakiran (yang biasa kita
belas kasihani).

Kemudian Allah pun menegaskan pula dengan firman-Nya :

: ‫ ( النحـل‬.‫إن هللا يأمر بالعـدل واإلحسـان وايـتاء ذى القـربى ويـنهى عن الفخـشاء والمنـكر والبغي يعـظـكم لعـلكم تـذ ّكـرون‬
ّ
)۹۰
"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum
kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran".

(Q.S. An-Nahl : 90 )

g. Langkah Yang Ketujuh

“ Melakukan Kebijaksanaan”

Didalam segala gerak kita, harus tidak boleh melupakan hikmah kebijaksanaan. Hikmah mana,
hendaklah disendikan kepada Kitabullah dan Sunnatur Rasulillah. Kebijaksaan yang menyalahi dari kedua
pedoman hidup itu kita buang selekas-lekasnya, karena dia bukan kebijaksanaan yang sesungguhnya.

ّ ‫أدع إلى سـبيل ربّـك بالحـكمة والموعظة الحـسنة وجادلـهم بالتـى هـى أحـسـن‬
‫إن ربّـك هـو أعـلم بـمن ضـ ّل عن سـبيـله وهـو أعـلم‬
)١٢٥ : ‫بالمــهتد يــــن ( النحل‬

“serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah
mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

(Q.S. An-Nahl : 125)

Orang yang melakukan hikmah itu disebut orang yang hakim, sebagaimana ayat “Wahuwal A’zizul
Hakiim” ( Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijakasana.
BAB III

PENUTUP

Khittah artinya garis besar perjuangan. Khittah itu mengandung konsepsi (pemikiran) perjuangan yang
merupakan tuntunan, pedoman dan arah berjuang.

12 langkah Perjuangan Muhammadiyah tahun 1938-1940 yaitu :

1. Memperdalam Masuknya Iman

2. Memperluas Faham Agama

3. Memperbuahkan Budi pekerti

4. Menuntut Amal Intiqad

5. Menguatkan Persatuan

6. Menegakkan Keadilan

7. Melakukan Kebijaksanaan

8. Menguatkan Majelis Tanwir

9. Mengadakan Konferensi Bagian

10. Mempermusyawarahkan Putusan


11. Mengawaskan Gerakan Jalan

12. Mempersambung Gerakan Luar

Langkah ke-1 sampai ke-7 adalah langkah ilmu yang menghajatkan keterangan-keterangan. Adapun
langkah ke-8 selanjutnya sampai langkah ke-12 itu adalah mati, yakni tinggal terus dipraktekkan saja
karena sudah jelas dan nyata.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’anul Karim

Drs. H. Hamdan Hambali, 2006. Ideologi dan Strategi Muhammadiyah. Suara

Muhammadiyah: Yogyakarta

Drs. Sudarno Shobron, M.Ag, 1995. Studi Kemuhammadiyahan, kajian Historis.

Ideologis dan Organisasi. Lembaga Pengembangan Ilmu-ilmu Dasar (LPID)

: Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai