Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH:
PURWOKERTO
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1
A. Latar belakang
dari upaya pelayanan kesehatan secara keseluruhan yang menjadi salah satu
faktor penentu baik buruknya mutu dan citra rumah sakit. Oleh karenanya
seoptimal mungkin.
depan. Hal ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan tututan global bahwa
2002).
diharapkan.
Ciri – ciri mutu asuhan keperawatan yang baik antara lain: memenuhi
keperawatan serta aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai
masyarakat diperhatikan dan dihormati. Hal ini dapat dicapai dengan adanya
keperawatan yang bermutu, berdaya guna dan berhasil guna kepada klien.
tersebut berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap
terhadap setiap perubahan ataupun tantangan, oleh karena itu perawat dituntut
dan area lain agar dapat menjalankan berbagai peran yang dimiliki, terutama
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
ruang Shinta.
C. Manfaat
1. Perawat
Keperawatan Profesional.
3. Institusi Pendidikan/Keilmuan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjaua Teori
Manajemen adalah proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui
sebagai ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara
efisien, efektif, dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Pelayanan keperawatan adalah pelayanan yang dilakukan oleh
sebagai pilar praktik profesional yang pertama. Oleh sebab itu, proses
SPK, tetapi kepala ruang dan kepala tim nya minimal dari D3
keperawatan.
2. MPKP pemula
MPKP dasar dengan semua tenaganya minimal D3 keperawatan
3. MPKP profesional dibagi menjadi tiga tingkat, yaitu:
a. MPKP I
MPKP basic (dasar) dengan tenaga perawat pelaksana minimal D3
S1 keperawatan.
b. MPKP II
MPKP intermediate (menengah) dengan tenaga minimal D3
Care Delivery.
Metode pengumpulan data dengan menggunakan wawancara,
Shinta, yang mencakup 1 orang kepala ruang, 2 orang kepala Tim, dan 12
observasi.
1. Man (Ketenagaan)
a. Kuantitas
Keberhasilan sebuah organisasi rumah sakit sangat bergantung
diperhatikan.
Penetapan jumlah tenaga perawatan adalah proses membuat
tenaga yang seperti apa pada suatu ruangan tiap shifnya. Untuk
membandingkan apakah tenaga yang ada saat ini cukup, kurang atau
berlebih.
b. Kualitas
Menurut analisa Teng (2002) dalam Soeroso (2003) penyebab
kegagalan organisasi dari sisi sumber daya manusia yaitu sikap serta
karyawan.
Secara teori indikator keberhasilan rumah sakit dalam
sumber daya yang cukup dengan kualitas yang tinggi dan professional
langsung.
Bagi tenaga professional di rumah sakit, Djodjodibroto (1997)
digunakan sebagai tolak ukur atai titik acuan yang digunakan sebagai
disebut juga sebagai kisaran variasi yang masih dapat diterima. Standar
dengan kata lain standar digunakan untuk menilai mutu sesuai dengan
yang diharapkan.
Suatu ruang perawatan didalam sebuah rumah sakit idealnya
B. PROSES
1999).
kedokteran.
13
juga dapat digunakan sebagai alat bantu menentukan sasaran tiap divisi
dalam keperawatan.
berikut:
berlangsung. Kriteria :
a) Menggunakan format yang ada
b) Sistematis
c) Diisi sesuai item yang tersedia
d) Aktual (baru)
e) Absah (valid)
2) Pengelompokkan data :
Dengan mengelompokkan data, perawat dapat segera menentukan
fungsi kehidupan.
b) Perumusan masalah ditunjang oleh data yang telah
dikumpulkan.
b. STANDAR II : Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menggambarkan masalah pasien yang nyata
terjadi.
5) Bersifat potensial apabila masalah kesehatan pasien
priorias pertama.
b) Masalah-masalah yang mengancam kesehatan seseorang
prioritas ketiga.
2) Tujuan asuhan keperawatan. Kriteria :
a) Spesifik
16
b) Bisa diukur
c) Bisa dicapai
d) Realistik
e) Ada batas waktu
3) Rencana tindakan. Kriteria :
a) Disusun berdasarkan tujuan asuhan keperawatan
b) Melibatkan pasien/keluarga
c) Mempertimbangkan latar belakang budaya pasien/keluarga
d) Menentukan alternatif tindakan yang tepat
e) Mempertimbangkan kebijaksanaan dan peraturan yang
dimengerti.
d. STANDAR IV : Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan
kepada pasien/keluarga
4) Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
5) Menggunakan sumberdaya yang ada
6) Menerapkan prinsip aseptik dan antiseptik
7) Menerapkan prinsip aman, nyaman, ekonimis, privasi dan
keselamatan pasien
10) Mencatat semua tindakan yang telah dilaksanakan
11) Merapikan pasien dan alat setiap selesai melakukan tindakan
12) Melaksanakan tindakan keperawatan berpedoman pada prosedur
elektrolit
3) Memenuhi kebutuhan eliminasi
4) Memenuhi kebutuhan keamanan
5) Memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyamanan fisik
6) Memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur
7) Memenuhi kebutuhan gerak dan kegiatan jasmani
8) Memenuhi kebutuhan spiritual
9) Memenuhi kebutuhan emosional
10) Memenuhi kebutuhan komunikasi
11) Mencegah dan mengatasi reaksi fisiologis
12) Memenuhi kebutuhan pengobatan dam membantu proses
penyembuhan
13) Memenuhi kebutuhan penyuluhan
14) Memenuhi kebutuhan rehabilitasi
e. STANDAR V : Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistematis dan
tujuan
3) Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan
4) Evaluasi melibatkan pasien, keluarga dan tim kesehatan
5) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar.
f. STANDAR VI : Catatan Asuhan Keperawatan
Catatan keperawatan sebagai bukti dari pelaksanaan asuhan
laporan
3) Dilakukan segera setelah tindakan dilaksanakan
18
yang baku
5) Sesuai dengan pelaksanaan proses keperawatan
6) Setiap pencatatan harus mencantumkan initial/paraf/nama
1998).
Pengorganisasia Tujuan
n
Pengarahan
Pengkoordinasian
Informasi
Pengawasan
dan prosedur operasional untuk mencapai visi dan misi institusi yang
telah ditetapkan.
terdiri dari:
tujuan
menyimpang.
yang ada
pekembangan masalah.
(sudah jelas dan tidak berubah). Ciri dari perencanaan ini adalah
sebelumnya
(P1) meliputi:
kebutuhan.
b. Organizing
Di dalam pengorganisasian asuhan keperawatan dikenal
1) Nilai-nilai profesional
2) Pendekatan manajemen
4) Hubungan profesional
bertanggung jawab pada satu atau dua orang pasien dan maksimal
(charge nurse)
a) Lebih efisien
asuhan keperawatan
overlapping/nursing error.
25
sama dengan metode case method nursing atau total patient care.
keperawatan.
penghargaan
a) Costly
tenaga.
Dokter Kepala Ruang Sarana RS
Perawat Primer
sakit.
terlibat
unit
pendidikan S1 Keperawatan.
1) Tugas Pokok:
di ruang rawat
2) Uraian tugas:
kebutuhan
keamanan ruangan.
proses ilmiah
tanggung jawabnya
beban kerja
peningkatan mutu
(PN)
billing system.
AN , dan PJ
Berdasarkan struktur organisasi dan uraian jabatan keperawatan
jaga malam
beban kerja.
pasien
keperawatan.
akan pulang
lingkungan tugasnya
keperawatan
pada pasien
kesehatan lain
keperawatan
keperawatan
pasien
34
keamanan ruangan
35
proses kekperawatan
beban kerja
pelayanan
pelayanan di ruangan
jawabnya
tanggung jawabnya
tidak bertugas.
inap
pagi.
keperawatan.
direkam keperawatan.
mengatasinya.
tentang pelayanan
System.
pasien/keluarga
pelaksanaan tugas
e. Actuating
Actuating/directing tidak lepas dari kemampuan
(Adikoesoema, 1994).
Adikoesoema (1994) menjelaskan beberapa cara manajer
1) Motivasi
organisasi adalah :
2) Kemampuan Individu
dari :
di RS.
41
rutin sehari-hari.
rawatnya.
rawat.
a) Teori X
b) Teori Y
c) Teori Z
manajemen.
f. Controlling
Nursalam (2002), pengawasan melalui komunikasi,
dahulu persiapan:
maupun dana.
45
C. OUTPUT
yang ada di suatu ruangan atau rumah Sakit dalam jangka waktu
ideal antara
LOS =6-9Jumlah
hari. Lama hari perawatan pasien keluar
Jumlah pasien keluar hidup atau mati
46
TOI adalah rata-rata jumlah hari tempat tidur tidak ditempati dari saat
a. Instrumen A
terwujud data yang lengkap, nyata, dan tercatat dan bukan hanya
tingkat kesakitan dari pasien tapi juga jenis, kualitas, dan kuantitas
1) Keakuratan data
2) Breavity (ringkas)
1) Pengkajian
perumusan masalah.
2) Diagnosa keperawatan
tanda gejala (PES) atau terdiri dari masalah dan penyebab (PE)
3) Rencana keperawatan
mempengaruhi perilaku.
4) Implementasi
keluarga.
5) Evaluasi
yangn berlaku.
b. Instrumen B
keperawatan.
c. Instrumen C
a. Misi, visi, dan tujuan rumah sakit yang dijabarkan secara lokal
ruang rawat
maupun kuantitas.
yang ditetapkan.
standar yaitu :
a) Standar 1. Falsafah dan Tujuan
Pelayanan keperawatan dikelola dan diorganisasi agar dapat
pelayanan keperawatan.
e) Standar 5. Kebijakan dan Prosedur
Adanya kebijakan dan prosedur secara tertulis yang sesuai dengan
profesionalisme.
g) Standar 7. Evaluasi dan Pengendalian Mutu
Pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan
keperawatan dalam kualitas dan volume yang tinggi. Jenis alat evaluasi
a. Laporan bebas
b. Pengguruan
d. Penilaian grafik
2002)
bawahannya.
c. Teman sekerja
financial ada yang langsung dan ada yang tidak langsung, sedangkan
2. Misi - - -
3. Filosofi - - -
4. Kebijakan - - -
5. Rencana jangka pendek -
B. Pengorganisasian
1. Struktur organisasi - - -
2. Jadual dinas - -
3. Daftar pasien - -
C. Pengarahan
1. Operan - - -
2. Pre conference - -
3. Post conference - -
4. Iklim motivasi - -
5. Pendelegasian - -
6. Supervisi - -
D. Pengendalian
1. Indikator mutu - - -
2. Audit dokumen - - -
3. Survey kepuasan - - -
4. Survey masalah kesehatan - - -
keperawatan
II. Compensatory Reward
1. Rekrutmen - - -
2. Seleksi - - -
3. Kontrakkerja - - -
4. Orientasi - - -
5. Penilaiankinerja - -
6. Pengembanganstaf - - -
III. Profesional Relationship
1. Rapatkeperawatan - - -
2. Konferensikasus - -
3. Rapattimkesehatan - - -
4. Visit dokter - -
IV. Patient Care Delivery
1. Gangguan konsep diri: -
Harga diri rendah
2. Risiko perilaku kekerasan -
3. Isolasi social -
4. Gangguan persepsi -
sensori: Halusinasi
5. Gangguan proses pikir: -
Waham
6. Risiko bunuh diri -
7. Defisit perawatan diri -
57
BAB III
HASIL PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan selama hari Rabu, 20 Juni 2012 sampai hari Sabtu, 23 Juni
2012.
Sakit Jiwa Daerah Surakarta yang sebelumnya Rumah Sakit Jiwa Pusat
saat ini. Sebelumnya Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta, tepatnya yaitu
Surakarta).
Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta memiliki luas tanah
Amarta, dan Sumbadra), dan kapasitas tempat tidur mencapai 293 tempat
tidur. Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta terletak pada lokasi yang
Daerah Surakarta terdiri dari pelayanan di dalam rumah sakit dan di luar
pada bulan Februari 85, 15 %, bulan Maret 85, 98 %, dan bulan April
81, 74%.
Hasil pendokumentasian yang didapatkan dari instalasi rekam
pada bulan Februari 30 hari, bulan Maret 30 hari, dan bulan April
31 hari.
Hasil pendokumentasian yang didapatkan dari instalasi rekam
bulan Februari 5 hari, bulan Maret 6 hari dan bulan April 2 hari.
menjadi 2 TIM yang terdiri dari Ketua Tim (KaTim) dan Perawat
mandi pasien.
1) Visi, Misi, Motto dan Tujuan Ruang Shinta
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruang didapatkan
misi, motto, dan filosofi yang digunakan adalah visi, misi, motto,
Ruan
g
Dokte
r
Ruang
Ruang Perkumpulan
Perawat
Halaman Ruang
Belakang Kelas III
WC WC WC WC
62
KepalaBidangKeperawatan
H. Sukardi, S. Kep., MM
KepalaInstalasiRawat KepalaSeksiKeperawatan
Inap
Warno, S. Kep
PA PA
Murpiati,Struktur
Gambar:... AMK organisasi ruang Shinta Istiani, AMK
B. INSTRUMEN A
berkas rekam medis pasien di ruang Shinta. Hasil yang diperoleh dapat dilihat
76 – 100% : baik
56 – 75% : cukup
(Arikunto, 1998)
64
C. INSTRUMEN B
1. Management Approach
a. Perencanaan
1) Visi
Ruang Shinta RSJD Surakarta memiliki visi ruangan (100%).
jangka pendek ketua tim. Belum ada rencana jangka pendek perawat
pelaksana.
2. Pengorganisasian
a. Struktur organisasi
Kelengkapan struktur organisasi di ruangan Shinta 100%. Struktur
untuk 1 bulan. Jadwal dinas, dapat dilihat pada lampiran (tabel ...)
c. Daftar pasien
Ruang shinta memiliki daftar pasien yang ditulis di white board
b. Pre conference
Ruang shinta sudah melakukan kegiatan pre conference namun berhenti
Ruang Shinta sudah melakukan pendelegasian tugas jika ada salah satu
petugas yang tidak bisa bertugas sesuai dengan jadwal dinasnya (83 %).
f. Supervisi
Di ruang Shinta RSJD Surakarta sudah dilakukan supervisi (70 %).
dibuktikan dengan:
1) BOR 21,37 %
2) ALOS 29,4
3) TOI 5,6
4) Angka lari, angka cedera, angka pengekangan dan angka infeksi
pengkajian :
1) HDR 25 %
2) RPK 30 %
3) ISOS 10 %
4) Halusinasi 60 %
5) Waham 30 %
6) RBD 4 %
7) DPD 10 %
5. Compensatory Reward
a. Penilaian kinerja: Penilaian kinerja SDM
ruangan, ada kesimpulan rapat, dan ada daftar hadir. Rapat keperawatan
ruangan.
d. Visit dokter
Visit dokter d ruang Shinta rutin dilakukan dan katim ruangan selalu
Hasil pengkajian:
1. Pengkajian (82,5%)
68
diprioritaskan.
4. Intervensi keperawatan
Hasil pengkajian intervensi keperawatan sebesar 66,6 %. Format
6. Evaluasi
Hasil pengkajian evaluasi keperawatan sebesar 70%. Evaluasi sudah
malam.
69
8. Jadwal dinas
No Nama No Diagnosa
registrasi Keperawatan
1. Suparmi 047006 Halusinasi
2. Siti Rustini 045967 RPK
3. Sri Wahyuni A 047042 Halusinasi
4. Sunarti 007151 Halusinasi
5. Nur Hayu Tri 045938 HDR
6. Nur witanti 046069 HDR
7. Maryati 044939 RPK
8. Siti Nuryani 012822 Halusinasi
9. Kasti 040301 HDR
10. Martini 055812 Waham
11. Suyatini 047024 Isolasi Sosial
71
kesehatan lain.
- Alokasi pasien sesuai
perawat dinas.
3. Rencana harian katim
- Tindakan keperawatan
untuk sejumlh perawat
pada setiap shift.
B Pengorganisasian
1 Struktur organisasi Adanya struktur organisasi Struktur organisasi ruangan Mengusulkan penggantian Pelaksanaan
- Kelengkapan struktur di ruang MPKP belum di perbaharui, padahal 2 struktur organisasi yang pengorganis
organisasi di ruangan Shinta menunjukkan adanya perawat ruangan Shinta ada baru asian 85 %
100%. pembagian kerja dan yang sudah pindah ruangan,
bagaimana fungsi yang namun namanya masih
berbeda-beda tercantum dalam struktur
dikoordinasikan. Serta organisasi.
menunjukkan spesialisasi
pekerjaan.
2 Jadwal dinas Adanya jadwal dinas Jadwal dinas tidak dibuat untuk - Mengusulkan
- Jadwal dinas di ruang diruang MPKP mencakup 1 minggu (sesuai yang pembuatan jadwal
shinta dibuat dalam jadwal dinas perawat yang disarankan MPKP) dan tidak dinas yang sesuai
bentuk lembaran dan bertugas dan terpampang di papan dengan MPKP
dibuat untuk 1 bulan penanggungjawab shift. - Mengusulkan jadwal
dinas staf untuk
dipampang diruangan
74
3 Daftar pasien Adanya daftar pasien di - Daftar nama pasien tidak - Mengusulkan untuk
- Ruang shinta memiliki ruang MPKP berisi nama semua tercantum di papan mencantumkan nama
daftar pasien yang ditulis pasien, nama dokter, nama - Daftar pasien di ruang dokter yang
di white board ruangan. perawat ketua tim, perawat shinta tidak langsung bertanggung jawab
pelaksana yang diperbaharui apabila ada - Mengusulkan untuk
bertanggungjawab pada pasien yang pulang ataupun memperbaharui daftar
pasien dan alokasi perawat pasien yang datang nama pasien setiap
saat menjalankan dinas hari.
ditiap shift.
C Pengarahan
1 Operan Adanya operan diruang Terdapat beberapa perawat - Melakukan role model,
- Ruang shinta Surakarta MPKP mencakup serah yang datang terlambat atau praktek dan bimbingan
sudah melaksanakan terima antara shift pagi, pulang lebih cepat dikarenakan pelaksanaan operan
operan, namun tidak sore dan malam yang ada beberapa keperluan yang setiap pergantian shift.
sesuai dengan standar dipimpin oleh kepala mendesak. - Memotivasi untuk
MPKP dikarenakan ruang atau meningkatkan
kesibukan perawat saat penanggungjawab shift kedisiplinan dalam
pergantian shift (40 %) bertugas.
2 Pre conference Adanya pre conference Belum adanya komitmen antar - Melakukan role model, 100%
- Ruang shinta sudah diruang MPKP perawat untuk melaksanakan praktek dan bimbingan
melakukan kegiatan pre menunjukan: pre conference pelaksanaan pre
conference namun a. Komunikasi ketua tim conference setiap
berhenti karena kurangnya dengan perawat pergantian shift.
pengakuan dari pihak pelaksana setelah - Memotivasi untuk
manajemen selesai operan melaksanakan pre
mengenai rencana conference sesuai
kegiatan pada tim dengan yang
tersebut yang disarankan MPKP
75
jadwal dinasnya (83 %) yang mengatur - Ruang Shinta tidak pernah mengadakan evaluasi
pendelegasian adalah dilakukan evaluasi hasil hasil bagi pegawai
kepala seksi keperawatan, oleh pegawai yang yang didelegasikan
kepala ruang, ketua tim mendapat pendelegasian untuk melakukan tugas
atau penanggung jawab untuk melakukan kegiatan di luar ruangan seperti
shift di luar ruangan rapat atau pertemuan
- Di ruang Shinta belum RS lainnya
adanya format - Mengusulkan
pendelegasian pembuatan format
pendelegasian
6 Supervisi Proses pengawasan Ruang Shinta sudah Motivasi untuk 100%
Di ruang Shinta RSJD terhadap pelaksanaan melaksanakan supervisi tetapi mempertahankan
Surakarta sudah dilakukan kegiatan di ruang MPKP tidak sesuai MPKP salah pelaksanaan supervisi
supervisi (70 %) dilaksanakan oleh orang satunya adalah supervisi tidak yang sudah sesuai dengan
Supervisi dilakukan setiap yang memiliki dilakukan secara terjadwal MPKP
hari, katim menulis laporan kemampuan yang cakap
berdasarkan dari supervisi dalam bidang yang
perawat pelaksana disupervisi
D Pengendalian
1 Indikator mutu - Standar internasional Ruang Shinta RSJD Surakarta Mengusulkan kepala ruang Pelaksanaan
Ruang Shinta RSJD Surakarta BOR yang dianggap belum memenuhi standar untuk membuat laporan pengendalia
belum memenuhi standar baik adalah 80 – 90 % indikator mutu, dibuktikan mengenai hasil BOR, n sebesar
indikator mutu, dibuktikan sedangkan standar dengan dibuktikannya : ALOS, TOI, angka lari, 100 %
dengan dibuktikannya : nasional BOR adalah 70 - Tidak adanya perhitungan angka pengekangan, dan
- BOR 21,37 % – 80 % BOR, ALOS, TOI, angka angka infeksi nosokomial
- ALOS 29,4 - ALOS yang ideal antara lari, angka pengekangan setiap bulan
- TOI 5,6 6 – 9 hari dan angka infeksi
- Angka lari, angka cedera, - TOI yang ideal adalah nosokomial untuk ruang
78
mendampingi dokter pada pasien dan ketua tim masalah karena sudah - Komitmen dari
dalam pemeriksaan pasien bertanggung jawab sesuai dengan standar dokter dan perawat
dan berkolaborasi dengan melakukan kolaborasi hari, jam untuk
dokter sesuai dengan serta mendampingi dokter visite dokter
standar saat melakukan - Usulan tentang
- Hasil pengkajian pemeriksaan dan jadwal visite dokter
didapatka 100% untuk menyampaikan informasi
visit dokter. tentang pasien dengan
komunikasi yg terapeutik
Patient Care Delivery System:
Sistem pemberian asuhan keperawatan yang diterapkan di MPKP adalah asuhan keperawatan dengan menerapkan proses keperawatan.
1. Gangguan konsep diri: HDR - SOP Proses asuhan keperawatan Mengusulkan untuk 100%
- SAK belum sesuai dengan SOP dan melakukan asuhan
Hasil pengkajian: SAK keperawatan sesuai dengan
10.Pengkajian (82,5%) SOP dan SAK
Perawat sudah menuliskan
hasil pengkajian pada
format, namum tidak
semua item pengkajian
diisi secara lengkap
11. Analisa data
Data subjektif dan data
objektif yang tertulis
dalam analisa data tidak
ada dalam data pengkajian
12. Diagnosa keperawatan
(46,6%)
Perumusan diagnosa
84
sudah dicatat.
g. Dokumentasi (100%)
Perawat sudah mencatat
asuhan keperawatan pada
format yang sudah
tersedia, sudah di catat
dengan jelas dan
berkesinambungan pada
shif pagi-sore-malam
3. Halusinasi - SOP Proses asuhan keperawatan Mengusulkan untuk 100%
Hasil pengkajian: - SAK belum sesuai dengan SOP dan melakukan asuhan
a. Pengkajian (82,5%) SAK keperawatan sesuai dengan
Perawat sudah menuliskan SOP dan SAK
hasil pengkajian pada
format, namum tidak
semua item pengkajian
diisi secara lengkap
b. Analisa data
Data subjektif dan data
objektif yang tertulis
dalam analisa data tidak
ada dalam data pengkajian
c. Diagnosa keperawatan
(46,6%)
Perumusan diagnosa
keperawatan tidak sesuai
dengan analisa data.
Diagnosa tidak
87
diprioritaskan
d. Intervensi (66,6%)
Sudah baku, sesuai format
e. Implementasi (90%)
Beberapa tindakan
keperawatan ada yang
tidak sesuai dengan
rencana intervensi.
f. Evaluasi (70%)
Evaluasi sudah sesuai
dengan tujuan pada
rencana intervensi dan
sudah dicatat.
g. Dokumentasi (100%)
Perawat sudah mencatat
asuhan keperawatan pada
format yang sudah
tersedia, sudah di catat
dengan jelas dan
berkesinambungan pada
shif pagi-sore-malam
4. Resiko perilaku kekerasan - SOP Proses asuhan keperawatan Mengusulkan untuk 100%
(RPK) - SAK belum sesuai dengan SOP dan melakukan asuhan
Hasil pengkajian: SAK keperawatan sesuai dengan
a. Pengkajian (82,5%) SOP dan SAK
Perawat sudah menuliskan
hasil pengkajian pada
88
b. Analisa data
Data subjektif dan data
objektif yang tertulis
dalam analisa data tidak
ada dalam data pengkajian
c. Diagnosa keperawatan
(46,6%)
Perumusan diagnosa
keperawatan tidak sesuai
dengan analisa data.
Diagnosa tidak
diprioritaskan
d. Intervensi (66,6%)
Sudah baku, sesuai format
e. Implementasi (90%)
Beberapa tindakan
keperawatan ada yang
tidak sesuai dengan
rencana intervensi.
f. Evaluasi (70%)
Evaluasi sudah sesuai
dengan tujuan pada
rencana intervensi dan
sudah dicatat.
89
g. Dokumentasi (100%)
Perawat sudah mencatat
asuhan keperawatan pada
format yang sudah
tersedia, sudah di catat
dengan jelas dan
berkesinambungan pada
shif pagi-sore-malam
5. Waham - SOP Proses asuhan keperawatan Mengusulkan untuk 100%
Hasil pengkajian: - SAK belum sesuai dengan SOP dan melakukan asuhan
a. Pengkajian (82,5%) SAK keperawatan sesuai dengan
Perawat sudah menuliskan SOP dan SAK
hasil pengkajian pada
format, namum tidak
semua item pengkajian
diisi secara lengkap
b. Analisa data
Data subjektif dan data
objektif yang tertulis
dalam analisa data tidak
ada dalam data pengkajian
c. Diagnosa keperawatan
(46,6%)
Perumusan diagnosa
keperawatan tidak sesuai
dengan analisa data.
Diagnosa tidak
diprioritaskan
90
d. Intervensi (66,6%)
Sudah baku, sesuai format
e. Implementasi (90%)
Beberapa tindakan
keperawatan ada yang
tidak sesuai dengan
rencana intervensi.
f. Evaluasi (70%)
Evaluasi sudah sesuai
dengan tujuan pada
rencana intervensi dan
sudah dicatat.
g. Dokumentasi (100%)
Perawat sudah mencatat
asuhan keperawatan pada
format yang sudah
tersedia, sudah di catat
dengan jelas dan
berkesinambungan pada
shif pagi-sore-malam
6. Defisit perawatan diri - SOP Proses asuhan keperawatan Mengusulkan untuk 100%
Hasil pengkajian: - SAK belum sesuai dengan SOP dan melakukan asuhan
a. Pengkajian (82,5%) SAK keperawatan sesuai dengan
Perawat sudah menuliskan SOP dan SAK
hasil pengkajian pada
format, namum tidak
semua item pengkajian
diisi secara lengkap
91
b. Analisa data
Data subjektif dan data
objektif yang tertulis
dalam analisa data tidak
ada dalam data pengkajian
c. Diagnosa keperawatan
(46,6%)
Perumusan diagnosa
keperawatan tidak sesuai
dengan analisa data.
Diagnosa tidak
diprioritaskan
d. Intervensi (66,6%)
Sudah baku, sesuai format
e. Implementasi (90%)
Beberapa tindakan
keperawatan ada yang
tidak sesuai dengan
rencana intervensi.
f. Evaluasi (70%)
Evaluasi sudah sesuai
dengan tujuan pada
rencana intervensi dan
sudah dicatat.
g. Dokumentasi (100%)
Perawat sudah mencatat
asuhan keperawatan pada
format yang sudah
92
BAB IV
ANALISA DATA
A. ANALISA SWOT
No ANALISA SWOT
1. STRENGTH
a. Ruang Shinta sudah memiliki struktur organisasi yang
menunjukkan pembagian tim, dan pembagian pasien.
b. Sudah adanya SAK, SOP, Protap di ruang Shinta yang digunakan
dalam penerapan asuhan keperawatan dan tindakan keperawatan
bagi pasien.
c. Ruang Shinta memiliki sarana dan prasarana yang memadai.
d. Sudah adanya daftar dinas perawat di ruang Shinta.
e. Sudah adanya daftar pasien di ruang Shinta.
f. Tingkat ketergantungan pasien sudah diklasifikasikan sesuai dengan
kebutuhan pasien.
g. Sarana dan prasarana di Ruang Shinta sudah mencukupi dan
memenuhi standar.
h. Sudah adanya sistem pendelegasian di ruang Shinta.
i. Terdapat ... perawat sarjana keperawatan ners di ruang Shinta.
j. Terdapat 1 orang magister keperawatan di Ruang Shinta.
k. Proses komunikasi yang baik antar perawat di ruang Shinta.
2. WEAKNESS
a. Belum adanya visi, misi, motto dan tujuan ruang Shinta.
b. Belum adanya rencana harian karu, katim dan perawat pelaksana.
c. Kegiatan pre conference, post conference dan operan belum
berjalan secara optimal sesuai standar.
d. Kegiatan supervisi dari karu dan katim belum terjadwal.
e. Belum terdokumentasinya hasil supervisi dari karu ke katim dan
dari katim ke perawat pelaksana.
f. Tidak adanya pengakuan MPKP dari bidang keperawatan.
g. Kurangnya keterlibatan perawat pada kegiatan pengembangan
SDM.
3. OPPORTUNITY
a. Adanya visi, misi, motto dan tujuan bidang keperawatan RSJD
Surakarta.
b. Adanya kegiatan supervisi dari bidang keperawatanke semua
bangsal di RSJD Surakarta.
c. Adanya peraturan yang dibuat oleh pihak rumah sakit.
d. Adanya program pelatihan khusus dan seminar intern atau ekstern.
4. THREATMEN
a. Adanya tuntutan dari masyarakat yang lebih tinggi dalam
profesional keperawatan.
100
95
B. PERUMUSAN MASALAH
dan operan.
Ruang Shinta belum
memiliki format
pendelegasian.
c. Kuisioner
Berdasarkan hasil kuisioner di
ruang Shinta diperoleh bahwa
kegiatan pre dan post conference
serta operan 0%.
3. Pengendalian a. Wawancara Belum tersedianya
Berdasarkan hasil wawancara form survey
dengan kepala ruang Shinta kepuasan pasien dan
didapatkan bahwa ruang Shinta keluarga serta belum
belum melaksanakan survey berjalannya kegiatan
kepuasan pasien dan keluarga survey kepuasan
serta belum memiliki form survey pasien dan keluarga
kepuasan pasien dan keluarga.
b. Observasi
Berdasarkan hasil observasi di
ruang Shinta didapatkan bahwa
tidak ditemukan form survey
kepuasan pasien dan keluarga.
c. Kuisioner
Berdasarkan hasil kuisioner
didapatkan bahwa kegiatan
survey kepuasan pasien dan
keluarga sebesar 0%.
C. SCORING MASALAH
Keterangan
Mg : kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah
Sv : besarnya kerugian yang ditimbulkan
Mn : dilihat dari kemungkinan masalah dapat dipecahkan
Nc : melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat
Af : ketersediaan sumber daya
97
Skor
5 : sangat penting
4 : penting
3 : cukup penting
2 : kurang penting
1 : sangat kurang penting
130
D. POA
PLANNING OF ACTION
3. Perawat dapat
melaksanakan
dan
membiasakan
pre dan post
conference dan
operan secara
rutin setiap
hari.
2 Survey 1. Pengadaan Perawat mampu 1. Perawat bisa Semua 1. Ruang Shinta, Pelaksaan Herawati
kepuasaan format survey meningkatkan melakukan staf tanggal 26 survey dan
keluarga, kepuasaan mutu pelayanan survey kepada perawat Juni 2012: mutu
pasien dan keluarga, kepada pasien keluarga, pengadaan pelayanan
perawat pasien dan pasien dan format survey kepada
perawat. perawat kepuasaan keluarga dapat
2. Pembuatan sendiri. keluarga, dilaksanakan
leaflet dan 2. Perawat bisa pasien dan secara optimal
lembar balik 7 memberikan perawat (100%)
diagnosa penyuluhan serta
keperawatan kesehatan baik ,elakukan
jiwa. kepada survey
keluarga tersebut
pasien maupun 2. Tanggal 6 Juli
pasien sendiri 2012:
Pengadaan
leaflet dan
lembar balik
7 diagnosa
132
keperawatan.
3 Pendelegasian 1. Pengadaan Kepala ruang 1. Pendelegasian Kepala 1. Ruang Shinta Tugas Mahacak
surat mampu di ruangan ruang tanggal 27 pendelegasian ri
pendelegasian melakukan Shinta menjadi Juni 2012: bisa dilakukan
2. Motivasi untuk pendelegasian jelas dengan pengadaan sesuai
mempertahank secara formal adanya surat surat standar(100%).
an systemdidalam ruangan resmi pendelegasia
pendelegasian sesuai standar. pendelegasian n tugas.
yang sudah 2. Mempermudah
sesuai standar. melakukan
evaluasi hasil
dari
pendelegasian.
4 Rencana harian 1. Mengusulkan Perawat mampu 1. Perawat Semua 1. Ruang Pembuatan Astri dan
adanya membuat rencana mampu staf Shinta, rencana harian D.
rencana harian di ruangan membuat perawat tanggal 26 dialkukan yuliastuti
harian. Shinta setiap hari rencana harian Juni 2012: secara optimal
2. Membuat dan pasien memberikan setiap hari
format melaksanakannya 2. Kegiatan contoh (100%).
rencana secara terjadwal harian pasien membuat
harian. menjadi jelas rencana
3. Memotivasi dan susuai harian.
semua staf jadwal
perawat untuk
menbuat
rencana
harian.
132
BAB V
PEMBAHASAN
A. KESENJANGAN TEORI
1) Pre Conference
yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika
yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre
Kegiatan :
2) Post Conference
shift berikut. Isi post conference adalah hasil askep tiap perawatan
Kegiatan :
berikutnya.
134
pasien
asuhan keperawatan
ditambahkan
pelaksana.
masing – masing.
malam.
a) Keadaan klien
b) Keluhan klien
136
c) TTV
e) Masalah keperawatan
h) Rencana medis.
meliputi :
f) Ketepatan dokumentasi.
dapat diselesaikan.
conference
1) Menyiapkan tempat
2) Menjelaskan tujuan
3) Menerima penjelasan
dilakukan
4) Mendiskusikan masalah
5) Menyimpulkan hasil
2. Pendelegasian
a. Definisi Pendelegasian
pendelegasian insidentil.
alasan tertentu
shif
berhalangan.
b. Prinsip Pendelegasian
tugasnya
dihadapi
140
c. Mekanisme Pendelegasian
ketua tim.
d. Panduan Pendelegasian
tujuaanya
terjadi
evaluasi itu akan menghasilkan perasaan puas atau tidak puas (Sumarwan,
prosedur serta sikap yang diberikan oleh pemberi pelayanan kesehatan itu
indikator kinerja rumah sakit. Bila pasien menunjukkan hal-hal yang bagus
(Purnomo, 2002).
nilai sebesar 16,78% dan 21,52% terhadap perawatan di ruang Shinta, hasil
cukup baik. Beberapa hal yang masih memerlukan perbaikan antara lain:
2) Pengadaan form survey kepuasan pasien dan keluarga dari pihak Rumah
Sakit
tim dan kepala ruangan. Rencana harian dibuat sebelum operan dilakukan
yang dilakukan oleh seluruh SDM yang ada di ruangan dalam rangka
Rencana harian perawat pelaksana shif sore dan malam agak berbeda
jika hanya satu orang dalam satu tim maka perawat tersebut berperan
sebagai ketua tim dan perawat pelaksana sehingga tidak ada kegiatan
pada shift sore dan malam agak berbeda jika hanya 1 (satu) orang
dalam satu tim. Perawat tersebut akan berperan sebagai ketua tim dan
B. ANALISIS
a. Pre dan Post Conference
145
1) Faktor Pendukung
146
a) Kerjasama dan dukungan yang baik dari pihak Ka. Ru, Ka.Tim dan
staf ruangan
Keperawatan
2) Faktor Kendala
pulang kerja.
3) Kesinambungan
2. Pendelegasian
Pendukung
a) Kerjasama dan dukungan yang baik dari pihak Ka. Ru, Ka.Tim dan staf
ruangan
Keperawatan
2) Faktor Kendala
kegiatan pendelegasian
3) Kesinambungan
pendelegasian.
a. Faktor Pendukung
Keperawatan
c. Model
model MTM
2) Faktor Kendala
Belum adanya standar operasional untuk lembar survey kepuasan
pasien.
4. Rencana Harian
Keperawatan
b) Model asuhan keperawatan yang sudah diterapkan menggunakan
C. PENYELESAIAN MASALAH
1. Pre dan Post Conference
conference
2. Study kepustakaan Mahasiswa Materi Pre Mendapat Ruang
dan persiapan Profesi ners conference sumber Shinta
materi tentang pre UNSOED dan post Pustaka yang
conference dan conference mendukung
post conference penyusunan
standar
operasional
3. Koordinasi dengan Mahasiswa KaRu, Menyamakan Ruang
Ka Ru, PN dan PA Profesi ners KaTim, PA persepsi Shinta
UNSOED antara kepala
ruang, primer
nursing dan
perawat
asosiet
B. Pelaksanaan
1. Menjadi role Mahasiswa KaRu, Pelaksanan Ruang
model, pre Profesi ners KaTim, PA pre Shinta
conference dan UNSOED conference
post conference dan post
conference
C Evaluasi
1. Mengevaluasi pre Mahasiswa KaRu, Mengevaluasi Ruang
conference dan Profesi ners KaTim, PA pelaksanan Shinta
post conference UNSOED pre
bersama Ka Ru, PN conference
dan AN dan post
conference
Tabel 4.6 Pelaksanaan Pre Conference Ruang Shinta RSJD Surakarta setelah
intervensi
No OBSERVASI
VARIABEL YANG DINILAI
SL SR KD TP
1. Menyiapkan tempat untuk pre coference √
2. Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi √
tanggung jawab
3. Menjelaskan tujuan dilakukan pre conference √
4. Memandu pelaksanaan pre conference √
5. Menjelaskan masalah keperawatan pasien dan √
rencana keperawatan yang menjadi tanggung
jawabnya
6. Membagi tugas pada PA sesuai kemampuan yang √
dimiliki dengan memperhatikan keseimbangan
kerja
154
Tabel 4.7 Perbandingan pre conference dan post conference sebelum dan setelah
intervensi
Variabel Sebelum Sesudah selisih
Pre Conference 0% 100% 100%
Post Conference 0% 100% 100%
conference di ruang Shinta didapatkan hasil 0%, sebelumnya ruang Shinta rutin
menjalankan pre dan post conference, namun karena kurangnya reward dari
kepala ruang dan kesibukan masing-masing individu akhirnya pre dan post
menjalankan pre dan post conference secara teratur dan berjalan dengan lancar.
Perlu adanya motivasi agar pre dan post conference di ruang Shinta bisa kembali
Tabel 4.5 Penilaian tingkat kepuasan keluarga dan pasien terhadap perawatan di
ruang Shinta sebelum dan sesudah intervensi
Variable Sebelum Sesudah Selisih
Kepuasan pasien 83,22 % 100% 16.78%
Kepuasan keluarga 78,48 % 100% 21.52%
Sumber : Hasil observasi di ruang Shinta RSJD Surakarta
pasien dan keluarga sebesar 83,22% dan 78,48%, selisih sebelum dan sesudah
dilakukan intervensi dan pengadaan form survey kepuasan pasien dan keluarga
variabel.
pengadaan form resmi untuk survey kepuasan pasien dan keluarga di ruang
3. Pendelegasian
Tabel 4.4 Langkah Pengadaan Surat Pendelegasian di Ruang Shinta RSJ
Daerah Surakarta
No Kegiatan Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu Tempat
A. Persiapan
1. Mengkaji penilaian Mahasiswa KaRu, Mengetahui Ruang
pendelegasian Profesi ners KaTim. pelaksanaan Shinta
UNSOED pendelegasian
yang sudah
berjalan
2. Studi literatur Mahasiswa KaRu Mendapat sumber Ruang
mengenai Profesi ners dan pustaka yang Shinta
pendelegasian UNSOED KaTim mendukung
penyusunan surat
pendelegasian
3. Melakukan Mahasiswa KaRu Tersusunnya form Ruang
koordinasi tentang Profesi ners pendelegasian Shinta
157
B. Pelaksanaan
1. Sosialisasi Mahasiswa KaRu, Perawat R.Shinta Ruang
penggunaan form Profesi ners KaTim, dapat mengetahui Shinta
pendelegasian UNSOED PA cara pelaksanaan
pendelegasian
secara formal
2. Aplikasi Mahasiswa KaTim Ruang
pendelegasian Profesi ners Shinta
UNSOED
C Evaluasi
1. Evaluasi Mahasiswa KaRu Mengetahui Ruang
pelaksanaan Profesi ners dan manfaat surat Shinta
pendelegasian UNSOED KaTim pendelegasian
secara resmi
Evaluasi Pendelegasian
100% tercapai.
4. Rencana Harian
Tabel ... Pelaksanaan Pembuatan Rencana Harian KaRu, KaTim, dan PP
No Kegiatan Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu Tempat
A. Persiapan
1. Mengkaji penilaian Mahasiswa KaRu, Mengetahui Ruang
rencana harian Profesi ners KaTim. hasil Shinta
KaRu, KaTim dan UNSOED Survey
Perawat Pelaksana rencana harian
2. Studi literatur Mahasiswa Materi Mendapat Ruang
mengenai pedoman Profesi ners tentang sumber Shinta
rencana harian UNSOED rencana pustaka
harian pedoman
rencana harian
3. Melakukan Mahasiswa KaRu, Tersusunnya Ruang
koordinasi tentang Profesi ners KaTim dan form rencana Shinta
pembuatan rencana UNSOED PP harian
harian pada KaRu,
158
KaTim dan PP
B. Pelaksanaan
1. Sosialisasi Mahasiswa KaRu, Perawat Ruang
penggunaan form Profesi ners KaTim, PP R.Shinta dapat Shinta
rencana harian UNSOED membuat
rencana harian
secara
terjadwal
2. Aplikasi Mahasiswa KaRu, Perawat Ruang
pembuatan rencana Profesi ners KaTim dan mampu Shinta
harian setiap kali UNSOED PP membuat
dinas. rencana harian
C Evaluasi
1. Evaluasi Mahasiswa KaRu, Mengetahui Ruang
pembuatan rencana Profesi ners KaTim dan tingkat Shinta
harian UNSOED PP kemampuan
dalam
pembuatan
rencana
harian.
sesudah dilakukan intervensi pembuatan rencana harian kepala ruang, kepala tim
dan perawat pelaksana, dengan nilai 100%. Artinya selama dilakukan intervensi
159
semua perawat membuat rencana harian setiap hari, dan hasil evaluasi juga
motivasi dan reward yang akan didapatkan ketika sudah menjalankan kegiatan
tersebut.
D. TEORI BERUBAH
mereka yang diubah oleh suatu keadaan atau situasi. Perubahan pelayanan
dipikirkan sebelumnya, terjadi dalam waktu yang lama, dan termasuk adanya
perubahan karena suatu ancaman. Untuk alasan tersebut, maka perawat harus
berubah dan berupaya untuk berubah, menyiapkan diri, dan siap untuk
mundur pada tingkat atau tahap perkembangan semula. Oleh karena itu,
perlu selalu ada upaya untuk mendapatkan umpan balik, kritik yang
satu teori perubahan yang dikenal dengan teori lapangan (field theory) dengan
analisis kekuatan medan (force field analysis) dari Kurt Lewin (1951) dalam
161
Ma’rifin, (1997), ada kekuatan pendorong untuk berubah (driving forces) dan
Perubahan terjadi apabila salah satu kekuatan lebih besar dari yang lain.
profesional.
2. Faktor Penghambat
kepentingan pribadi; (2) adanya persepsi yang kurang tepat; (3) reaksi
3. Alasan Perubahan
Lewin juga (1951) mengidentifikasi beberapa hal dan alasan yang harus
yaitu:
mendadak.
perencanaan perubahan.
dan Decker (1988) hanya ada alasan yang dapat diterapkan pada setiap
situasi, yaitu:
BAB V
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat ditarik
kesimpulan bahwa :
ruang Shinta.
2. Terjadi peningkatan pembuatan rencana harian jangka pendek setiap
Saran
Berdasarkan pembahasan dan analisis situasi yang telah dilakukan, saran yang