Anda di halaman 1dari 13

PEMERIKSAAN FISIK

PENGERTIAN

Pemeriksaan umum adalah pemeriksaan mengenai tanda-tanda patologik pada


tubuh pasien dengan jalan inspeksi, auscultasi, palpasi, perkusi.
1. Tehnik Pemeriksaan Fisik

a) Inspeksi ( Melihat )
· Perubahan bentuk bagian tubuh.
· Perubahan warna kulit.
· Mengetahui tanda-tanda tak wajar pada permukaan tubuh.

b) Auscultasi ( Mendengar )
Suara kerja jantung, paru-paru, usus, sendi, tulang.

c) Palpasi ( Sentuh / raba )


· Perubahan suhu badan
· Kelainan pada bentuk dan konsistensi bagian-bagian tubuh.
· Denyutan nadi.
· Kebebasan dan kekuatan gerakan anggota badan.

d) Perkusi
Membantu membuktikan ke abnormal/normal yang diperiksa dengan palpasi dan
auscultasi.

Pemeriksaan dengan cara menilai suara :


· Dull : pada liver
· Flat : tulang.
· Tympani : lambung
2. Urutan Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik dapat dilakukan secara :

a. Head to toe (Pemeriksaan dimulai dari kepala sampai kaki)


b. Per sistemik

PENGKAJIAN DENGAN CARA PER SISTEMIK

1. Sistem Integument/Kulit :

Dilakukan dengan inspeksi dan palpasi


 Warna : Bervariasi
Fokus pada daerah tertentu yang mudah diidentifikasi.
 Sianosis :
- kuku,bibir : pada penyakit paru-paru dan jantung.
- Lingkungan dingin.
 Pucat :
- menurunnya jumlah oxyhaemoglobin wajah
- menurunnya aliran darah
- Conginetal ( kurang pigmen )
 Jundice :
Meningkatnya bilirubin dalam jaringan dapat dilihat pada seklera,kulit,mukosa
mulut pada penderita Hepatitis.
 Coklat :
Meningkatnya jumlah melanin (kehamilan), berjemur, dapat dilihat pada wajah,
ariola nipple daerah yang terkena trauma.
 Eritema :
Meningkatnya oxihemoglobin karena dilatasi meningkat.
 Kelembaban :
Apakah kering, berair, berminyak.
 Turgor :
Berkurang biasanya karena umur.
 Odema :
Terjadi karena penumpukan cairan dijaringan, menurunnya vaskularisasi
menurun.
· Inspeksi à warna,lokasi,ukuran.
· Palpasi à kedalaman
 Lesi :
Inspeksi : warna,lokasi,ukuran.
Palpasi : pergerakan,konistensi,bentuk.

2. Sistem Rambut
· Velus : Halus, tipis, menutupi sebagian tubuh (kecuali telapak kaki dan
tangan)
· Terminal : kasar, panjang, tebal.
Dikajidistribusi, ketebalan, lubrikasi/minyak, adanya pada pedi kulosis.
3. Sistem Kuku
Normal : Transparan,lunak,cembung merah muda, pertumbuhan konstan.
Pemeriksaan umum dikerjakan secara regional dan berurutan yaitu
sebagai berikut :
Ø Pemeriksaan kepala dan leher
Meliputi :
o Pemeriksaan mata dan liang telinga.
o Pemeriksaan wajah / muka.
o Pemeriksaan mulut dan tenggorokan.
o Pemeriksaan leher.

Ø Pemeriksaan Thoraks.
Meliputi :
o Sistem pernafasan.
o Sistem Kardiovaskuler.
Ø Pemeriksaan Abdomen
Ø Pemeriksaan Anggota gerak.
Ø Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya.
Ø Pemeriksaan tulang belakang.

PEMERIKSAAN KEPALA DAN LEHER

1. Pemeriksaan Kepala
Yang perlu diperhatikan :
a. Ukuran
1) Besar patologik à Hidrocefalus.
2) Kecil Patologik à Mikrocefalus.

b. Bentuk Kepala
1) Jenis dolikhocefalus à kepala yang bentuknya panjang.
2) Jenis Brakhicefalus à Kepala yang bulat.

2. Pemeriksaan Mata
Umur < 40 tahun : pemeriksaan mata setiap 3-5 tahun.
Umur > 40 tahun : Pemeriksaan mata setiap 2 tahun.
Khusus pada penderita dengan riwayat DM, Hypertensi sebaiknya lebih sering
dilakukan pemeriksan.
Yang dikaji :
 kelopak mata
Kelainan yang sering timbul :
§ Ptosis à kelumpuhan N III
§ Sembab
§ Peradangan
§ Koreng

Pada tahap ini, diperiksa juga tekanan bola mata untuk mengetahui:
§ Glaukoma, konsistensi bola mata keras seperti batu.
§ Koma hiperglikemia,konsistensinya lebih lunak daripada biasa.
§ Koma hipoglikemia, konsistensinya terasa agak keras.
 Konjungtiva dan sclera

Kelainan yang sering timbul :


· Konjungtivitis
· Trachoma
· Pada penyakit yang menimbulkan iktarus terdapat sclera yang berwarna
kuning.
 Refleks Pupil

Yang perlu diperhatikan ada tidaknya pelekatan lensa dengan iris yang disebabkan
peradangan pada iris ( akibat kuman dan virus : morbili, rubkola, v arisela,
tifoid, disentri, gonokokkus, dan triponema palidum )
 Pergerakan bola mata :
Kelainan yang sering terjadi :
· Mata pasien menonjol ( eksotalmus ); gejala tirotoksikosis.
· Mata agak tenggelam dalam orbita ( Enoftalmus ); akibat hilangnya jaringan
lemak ruang orbita oleh trauma atau sakit keras.
Kedudukan bola mata dapat dinilai dari kedudukan kornea terhadap kedua sudut
mata. Dalam keadaan normal kedua kornea terletak ditengah.

Ada 2 (dua ) kelainan letak bola mata.


· Kornea terletak dekat pada sudut bola mata medial ( strabismus
Konvergans )
· Kornea terletak pada sudut mata lateral ( Strabismus Divergan )
Strabismus dapat terjadi akibat 2 macam kelainan yaitu :
a. Salah satu otot mata lebih pendek / lebih panjang.
b. Kelumpuhan salah satu otot mata.
3. Pemeriksaan Hidung

Pertama kali yang dilihat adalah kebersihannya.


Pemeriksaannya meliputi :
a. Bentuk septum hidung :normal tepat ditengah bagian dalam rongga hidung.
b. Adanya pembengkakan, pembesaran, lesi…
c. Membrana mucosa : warna dan secret.
d. Palpasi daerah sinus :lunak dan berair.
e. Kulit hidung : Bentuk dan kelainan pada permukaannya.
Pernafasan lambat ( bradipnoc ) adalah gejala yang menyertai pada keracunan
obat-obat golongan barbitual, uremia, koma diabetes, mix udama, dan proses
desak ruang intrakarnium.

4. Pemeriksaan Mulut Dan Pharing

Pemeriksaannya meliputi :
a. Kelainan kongenital (bibir sumbing, warna bibir, ulkus, lesi dan massa)
b. Gigi, meliputi : posisi, jarak, gigi rahang, ukuran, warna, lesi/tumor, akar –
akar gigi dan gusi
c. Rasa nyeri pada gigi
d. Kebersihan mulut dan gigi
e. Lidah (kesimetrisan, warna, ulkus, kelaianan)
f. Selaput lendir mulut (warna, pembengkakan, tumor, sekresi, peradangan,
ulkus dan peradarahan)
g. Paring (kesimetrisan ovula)
h. Leher (palpasi pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar getah bening, adakah
deviasi lateral pada trakea

5. Pemeriksaan Thorak dan Paru

Pemeriksaannya :
a. Thorak meliputi :

♥ Garis – garis pada tulang iga dada (garis mid sternum, garis midclavicular
kiri, garis axila anterior kiri, garis skapula kanan, garis vertebra, garis axilla, garis
midaxila kanan, garis axillaposterior kanan)
♥ Postur tubuh
♥ Bentuk thorak, diameter
♥ Kelainan (dada membusung, dada berbentuk corong, dada berbentuk tong)

b. Paru meliputi :

· Dada posterior (tekanan pernapasan)


· Paru (Getaran suara, vibrasi)
· Perkusi permukaan anterior dada

· Suara nafas normal


 Versikuler

Gambaran : halus, getarannya rendah, suaranya panjang dan lemah


Lokasi : diatas bronchiolus dan alveoli terdengar baik didasar paru
Karakteristik : terdengar jelas saat inspirasi
 Bronchial

Gambaran : getaran sedang


Lokasi : diatas trakea, tidak normal bila terdengar diatas jaringan paru
Karakteristik : lebih jelas dibanding dengan suara versikuler pada fase inspirasi
lebih panjang dari fase ekspirasi
 Broncho vesikuler

Gambaran : intensitas rendah


Lokasi : diatas bronchiolus bagian lateral pada strenum permukaan
interkostal I & II dan diantara scapula.
Karakteristik : fase inspirasi sama dengan fase ekspirasi

6. Pemeriksaan System Pembuluh Darah

Meliputi :
a. Tekanan darah (kondisi arteri, adekuat cardiat output)
b. Palpasi denyut nadi perifer
1. Volume tidak simetris : spasme, penyumbatan arteri
2. Denyut menurun/lemah : cardiac output menurun
3. Meningkat volume denyut nadi : hipertensi, cardiac output meningkat
(over lood sirkulasi)
Skala tekanan volume nadi :
0 : tidak ada denyut
1 : denyut nadi lemah sulit teraba
2 : denyut nadi sulit dipalpasi dan dapat hilang dengan palpasi
3 : denyut nadi mudah diraba, tidak hilang timbul & tidak mudah hilang
dengan tekanan (normal)
4 : denyut nadi kuat, mudah dipalpasi, tidak hilang dengan tekanan (ada
kelainan)

c. Inspeksi, palpasi, auskultasi nadi carotis (irama &volume)


d. Inspeksi vena jugularis, perifer
 Vena jugularis : normal melembung, tidak menonjol dan mudah dilihat,
untuk mengetahui fungsi jantung kanan
 Vena perifer : penonjolan, tampak/tidak dipermukaan, tanda – tanda
pelpitis (bengkak, kemerahan, nyeri, keluatan dan tekanan otot)
e. Inspeksi kulit dan jaringan (warna, temperature, edema, perubahan kulit)
aliran darah dapat terganggu jika :

· Perubahan dinding pembuluh darah


· Sumbatan pembuluh darah
· Konstriksi pembuluh darah
· Kehilangan volume darah karena syok

7. Pemeriksaan Jantung

Meliputi :
a. Gejala pernapasan dangkal (kelelahan, dyspnea, edema)
b. Penampilan umum (sianosis, pulsasi/penyakit jantung abnormal, peningkatan
kerja jantung), yang perlu di amati :

· Daerah aortic
· Daerah pulmonika
· Daerah tricuspid
· Daerah apical
· Daerah epigastrium

c. Kecepatan, irama, kualitas denyut nadi


d. Pemeriksaan langsung thp jantung (bunyi jantung, ukuran jantung)
 Bunyi jantung I & II (SI & SII) dihasilakan karena menutupnya katup
jantung.
 BJ I/SI : terjadi ketika katup atrioventrikel (katup mitral & trikuspid)
menutup
 BJ II/SII : bunyi yang timbul ketika katup aorta & pulmonalis menutup
 BJ I tumpul, nada rendah digambarkan sebagai “LUB”, sedangkan BJ II
nada lebih tinggi digambarkan sebagai “DUB”, jika keduanya berbunyi
“LUB DUB”
8. Pemeriksaan Abdomen

a. Permukaan perut
§ Pembesaran perut : kulit perut tegang, licin, tipis
§ Kulit mengeriput : distensi dinding perut, disertai strias
§ Kulit perut kuning disertai bekas parutan : icterus disertai pruritas
§ Kulit perut tebal : oedema

b. Bentuk perut
 Adanya pembesaran setempat (pembengkakan hati, limpa, ginjal, kandung
kemih, tumor)
 Simetris : penimbunan cairan
 Tidak simetris : adanya tumor
c. Gerakan dinding perut
 Perut mengempis saat expirasi dan mengembang saat inspirasi
 Tidak terlihatnya gerakan perut karena diafragma yang lumpuh
 Dinding perut tegang, tidak bergerak pada penderita peritonitis
 Pergerakan setempat karena peristaltic usus
 Gerakan peristaltic terlihat pada orang tua dan kurus
d. Denyutan pada perut
Denyutan daerah epigastrium, patologik pembengkakan ventrikel kanan

e. Auskultasi bunyi peristaltic dan bunyi pembuluh darah, pada wanita hamil
denyut jantung janin
f. Bising usus (pada kuadran abdomen) : terjadi kira – kira 5-20 detik tidak
teratur, lamanya 7detik
g. Bunyi arteri : pada aorta, arteri renal, arteri iliaka
h. Dengungan vena : pada region periumbilikal
i. Gesekan pada area lien : area batas bawah tulang rusuk dibawah garis axilla
anterior
j. Gesekan pada hepar : sisi abdomen
k. Perkusi pada abdomen
 Timpani : bunyi perkusi lebih tinggi dari resonance (ada gas didalam
rongga)
 Dullness : resonan yang menurun, tidak ada/datar, dapat didengar diatas
masa, misalnya asites
l. Menentukan posisi dan ukuran hepar : perkusi dari garis midclavikularis
pada bawah umbilicus menuju keatas melewati garis area timpani sampai
terdengar suara redup yang merupakan batas bawah hepar, lakukan hal yang sama
pada garis midclavikularis kanan yang dimulai dari area resonan paru – paru
menuju kebawah sampai ditemukan suara redup yang menunjukan batas atas
hepar
m. Menentukan posisi dan ukuran lien : lien akan teraba jika lien membesar,
perkusi dispanjang garis midclavikulariskiri atas dan bawah
n. Palpasi hepar : untuk mengetahui adanya pembesaran, diperiksa dinding
torak posterior pada tulang rusuk ke 11/12
o. Palpasi lien : miring kesisi kanan sehingga lebih dekat pada dinding perut,
lakukan palpasi pada batas bawah tulang rusuk kiri.
p. Palpasi ginjal : posisi pasien supinasi, rasakan bentuk, ukuran dan kontur.
Normalnya pada orang dewasa ginjal tidak teraba, tetapi pada orang yang
kurus sekali bagian bawah ginjal kanan dapat dirasakan
 Ginjal kanan : palpasi pada panggul bawah dan elevasikan ginjal kearah
anterior
 Ginjal kiri : palpasi pada dinding perut anterior pada garis midclavicularis
dari tepi bawah kosta
q. Palpasi kandung kemih : kandung kemih teraba jika bila mengalami distensi
akibat penimbunan urin, jika ditemukan distensi maka lakukan perkusi
untuk mrngetahui suara/tingkatan redupnya

9. Pemeriksaan Alat Kelamin


a. Pada laki – laki

· Rambut pubis : distribusi pertumbuhan rambut


· Penis : kulit, ukuran, kelainan, ulkus/luka, skar, nodula/bintil,
peradangan/secret, nyeri tekan.
pada pria yang tidak dikitan : buka kulup penis, amati lubang uretra dan gland
penis.
Lubang uretra normalnya terletak ditengah gland, ada terletak dibawah batang
penis (hipospadia), teletak diatas batang penis (epispadia)
· Scrotum : kemerahan, radang, ulkus, eksoriasi atau nodula.
· Testis : ukuran, konsistensi, bentuk dan kelicinan, normalnya elastic, licin,
tidak ada nodula/masa dan berukuran 2-4 cm
· Epidedimis : normalnya teraba lunak, pemerikasaan dimulai dan puncak
testis kebelakang
· Saluran sperma : pada puncak bagian lateral skrotum dan teraba lebih keras
dari epidedimis
· Inguinal dan femoral : untuk mengetahui adanya pembengkakan,
 Pada hernia inguinal : posisi pasien berdiri dengan sisi yang akan diperiksa
ditekuk, masukan jari kedalam kulit scrotum dan dorong keatas cincin
inguinal eksternal, jika cincin membesar masukan jari melalui cincin
anjurkan pasien untuk batuk atau mengejan, hernia inguinal akan teraba.
 Hernia femoralis : minta pasien untuk batuk, periksa adanya
pembengkakan/nyeri tekan pada area

b. Pada wanita
 Rambut pubis : distribusi
 Kulit : lesi, eritema, fisura/retak, leukoplakia/bercak putih, eksoresia
 Labia mayor dan minor, klitoris, uretra : pembengkakan, ulkus, secret,
nodula
 Serviks : ukuran, laserasi, erosi, nodula, massa, secret, warna,
konsistensi, posisi, regularitas mobilitas, nyeri tekan. Normalnya bentuk
servik melingkar/oval, dapat bergerak tanpa ada rasa nyeri.
 Uterus : ukuran, bentuk, konsistensi, mobilitas. Pemerikasaan dengan
bimanual
 Ovarium : ukuran, mobilitas, konsistensi, bentuk dan nyeri tekan.
Kebawah kearah kuadran kanan bawah.

Anda mungkin juga menyukai