Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
PENGERTIAN
a) Inspeksi ( Melihat )
· Perubahan bentuk bagian tubuh.
· Perubahan warna kulit.
· Mengetahui tanda-tanda tak wajar pada permukaan tubuh.
b) Auscultasi ( Mendengar )
Suara kerja jantung, paru-paru, usus, sendi, tulang.
d) Perkusi
Membantu membuktikan ke abnormal/normal yang diperiksa dengan palpasi dan
auscultasi.
1. Sistem Integument/Kulit :
2. Sistem Rambut
· Velus : Halus, tipis, menutupi sebagian tubuh (kecuali telapak kaki dan
tangan)
· Terminal : kasar, panjang, tebal.
Dikajidistribusi, ketebalan, lubrikasi/minyak, adanya pada pedi kulosis.
3. Sistem Kuku
Normal : Transparan,lunak,cembung merah muda, pertumbuhan konstan.
Pemeriksaan umum dikerjakan secara regional dan berurutan yaitu
sebagai berikut :
Ø Pemeriksaan kepala dan leher
Meliputi :
o Pemeriksaan mata dan liang telinga.
o Pemeriksaan wajah / muka.
o Pemeriksaan mulut dan tenggorokan.
o Pemeriksaan leher.
Ø Pemeriksaan Thoraks.
Meliputi :
o Sistem pernafasan.
o Sistem Kardiovaskuler.
Ø Pemeriksaan Abdomen
Ø Pemeriksaan Anggota gerak.
Ø Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya.
Ø Pemeriksaan tulang belakang.
1. Pemeriksaan Kepala
Yang perlu diperhatikan :
a. Ukuran
1) Besar patologik à Hidrocefalus.
2) Kecil Patologik à Mikrocefalus.
b. Bentuk Kepala
1) Jenis dolikhocefalus à kepala yang bentuknya panjang.
2) Jenis Brakhicefalus à Kepala yang bulat.
2. Pemeriksaan Mata
Umur < 40 tahun : pemeriksaan mata setiap 3-5 tahun.
Umur > 40 tahun : Pemeriksaan mata setiap 2 tahun.
Khusus pada penderita dengan riwayat DM, Hypertensi sebaiknya lebih sering
dilakukan pemeriksan.
Yang dikaji :
kelopak mata
Kelainan yang sering timbul :
§ Ptosis à kelumpuhan N III
§ Sembab
§ Peradangan
§ Koreng
Pada tahap ini, diperiksa juga tekanan bola mata untuk mengetahui:
§ Glaukoma, konsistensi bola mata keras seperti batu.
§ Koma hiperglikemia,konsistensinya lebih lunak daripada biasa.
§ Koma hipoglikemia, konsistensinya terasa agak keras.
Konjungtiva dan sclera
Yang perlu diperhatikan ada tidaknya pelekatan lensa dengan iris yang disebabkan
peradangan pada iris ( akibat kuman dan virus : morbili, rubkola, v arisela,
tifoid, disentri, gonokokkus, dan triponema palidum )
Pergerakan bola mata :
Kelainan yang sering terjadi :
· Mata pasien menonjol ( eksotalmus ); gejala tirotoksikosis.
· Mata agak tenggelam dalam orbita ( Enoftalmus ); akibat hilangnya jaringan
lemak ruang orbita oleh trauma atau sakit keras.
Kedudukan bola mata dapat dinilai dari kedudukan kornea terhadap kedua sudut
mata. Dalam keadaan normal kedua kornea terletak ditengah.
Pemeriksaannya meliputi :
a. Kelainan kongenital (bibir sumbing, warna bibir, ulkus, lesi dan massa)
b. Gigi, meliputi : posisi, jarak, gigi rahang, ukuran, warna, lesi/tumor, akar –
akar gigi dan gusi
c. Rasa nyeri pada gigi
d. Kebersihan mulut dan gigi
e. Lidah (kesimetrisan, warna, ulkus, kelaianan)
f. Selaput lendir mulut (warna, pembengkakan, tumor, sekresi, peradangan,
ulkus dan peradarahan)
g. Paring (kesimetrisan ovula)
h. Leher (palpasi pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar getah bening, adakah
deviasi lateral pada trakea
Pemeriksaannya :
a. Thorak meliputi :
♥ Garis – garis pada tulang iga dada (garis mid sternum, garis midclavicular
kiri, garis axila anterior kiri, garis skapula kanan, garis vertebra, garis axilla, garis
midaxila kanan, garis axillaposterior kanan)
♥ Postur tubuh
♥ Bentuk thorak, diameter
♥ Kelainan (dada membusung, dada berbentuk corong, dada berbentuk tong)
b. Paru meliputi :
Meliputi :
a. Tekanan darah (kondisi arteri, adekuat cardiat output)
b. Palpasi denyut nadi perifer
1. Volume tidak simetris : spasme, penyumbatan arteri
2. Denyut menurun/lemah : cardiac output menurun
3. Meningkat volume denyut nadi : hipertensi, cardiac output meningkat
(over lood sirkulasi)
Skala tekanan volume nadi :
0 : tidak ada denyut
1 : denyut nadi lemah sulit teraba
2 : denyut nadi sulit dipalpasi dan dapat hilang dengan palpasi
3 : denyut nadi mudah diraba, tidak hilang timbul & tidak mudah hilang
dengan tekanan (normal)
4 : denyut nadi kuat, mudah dipalpasi, tidak hilang dengan tekanan (ada
kelainan)
7. Pemeriksaan Jantung
Meliputi :
a. Gejala pernapasan dangkal (kelelahan, dyspnea, edema)
b. Penampilan umum (sianosis, pulsasi/penyakit jantung abnormal, peningkatan
kerja jantung), yang perlu di amati :
· Daerah aortic
· Daerah pulmonika
· Daerah tricuspid
· Daerah apical
· Daerah epigastrium
a. Permukaan perut
§ Pembesaran perut : kulit perut tegang, licin, tipis
§ Kulit mengeriput : distensi dinding perut, disertai strias
§ Kulit perut kuning disertai bekas parutan : icterus disertai pruritas
§ Kulit perut tebal : oedema
b. Bentuk perut
Adanya pembesaran setempat (pembengkakan hati, limpa, ginjal, kandung
kemih, tumor)
Simetris : penimbunan cairan
Tidak simetris : adanya tumor
c. Gerakan dinding perut
Perut mengempis saat expirasi dan mengembang saat inspirasi
Tidak terlihatnya gerakan perut karena diafragma yang lumpuh
Dinding perut tegang, tidak bergerak pada penderita peritonitis
Pergerakan setempat karena peristaltic usus
Gerakan peristaltic terlihat pada orang tua dan kurus
d. Denyutan pada perut
Denyutan daerah epigastrium, patologik pembengkakan ventrikel kanan
e. Auskultasi bunyi peristaltic dan bunyi pembuluh darah, pada wanita hamil
denyut jantung janin
f. Bising usus (pada kuadran abdomen) : terjadi kira – kira 5-20 detik tidak
teratur, lamanya 7detik
g. Bunyi arteri : pada aorta, arteri renal, arteri iliaka
h. Dengungan vena : pada region periumbilikal
i. Gesekan pada area lien : area batas bawah tulang rusuk dibawah garis axilla
anterior
j. Gesekan pada hepar : sisi abdomen
k. Perkusi pada abdomen
Timpani : bunyi perkusi lebih tinggi dari resonance (ada gas didalam
rongga)
Dullness : resonan yang menurun, tidak ada/datar, dapat didengar diatas
masa, misalnya asites
l. Menentukan posisi dan ukuran hepar : perkusi dari garis midclavikularis
pada bawah umbilicus menuju keatas melewati garis area timpani sampai
terdengar suara redup yang merupakan batas bawah hepar, lakukan hal yang sama
pada garis midclavikularis kanan yang dimulai dari area resonan paru – paru
menuju kebawah sampai ditemukan suara redup yang menunjukan batas atas
hepar
m. Menentukan posisi dan ukuran lien : lien akan teraba jika lien membesar,
perkusi dispanjang garis midclavikulariskiri atas dan bawah
n. Palpasi hepar : untuk mengetahui adanya pembesaran, diperiksa dinding
torak posterior pada tulang rusuk ke 11/12
o. Palpasi lien : miring kesisi kanan sehingga lebih dekat pada dinding perut,
lakukan palpasi pada batas bawah tulang rusuk kiri.
p. Palpasi ginjal : posisi pasien supinasi, rasakan bentuk, ukuran dan kontur.
Normalnya pada orang dewasa ginjal tidak teraba, tetapi pada orang yang
kurus sekali bagian bawah ginjal kanan dapat dirasakan
Ginjal kanan : palpasi pada panggul bawah dan elevasikan ginjal kearah
anterior
Ginjal kiri : palpasi pada dinding perut anterior pada garis midclavicularis
dari tepi bawah kosta
q. Palpasi kandung kemih : kandung kemih teraba jika bila mengalami distensi
akibat penimbunan urin, jika ditemukan distensi maka lakukan perkusi
untuk mrngetahui suara/tingkatan redupnya
b. Pada wanita
Rambut pubis : distribusi
Kulit : lesi, eritema, fisura/retak, leukoplakia/bercak putih, eksoresia
Labia mayor dan minor, klitoris, uretra : pembengkakan, ulkus, secret,
nodula
Serviks : ukuran, laserasi, erosi, nodula, massa, secret, warna,
konsistensi, posisi, regularitas mobilitas, nyeri tekan. Normalnya bentuk
servik melingkar/oval, dapat bergerak tanpa ada rasa nyeri.
Uterus : ukuran, bentuk, konsistensi, mobilitas. Pemerikasaan dengan
bimanual
Ovarium : ukuran, mobilitas, konsistensi, bentuk dan nyeri tekan.
Kebawah kearah kuadran kanan bawah.