Anda di halaman 1dari 32

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di SMPN 1 Darussalam yang dibangun

pada tanggal 2 Maret 1979, berstatus akreditas B yang terletak di Lambaro Angan,

Kecamantan Darussalam Kabupaten Aceh Besar pada Kelas VII1 Semester Ganjil

Tahun Pelajaran 2013/2014. SMPN 1 Darussalam merupakan salah satu sekolah

di bawah naungan Dinas Pendidikan Aceh Besar. SMPN 1 Darussalam memiliki

pekarangan yang luasnya 3370 m2 dan memiliki lingkungan bersih dan asri

membuat kondisi kegiatan belajar mengajar nyaman. Data tentang kondisi sarana

dan prasarana, keadaan siswa, guru dan karyawan yang ada di SMPN 1

Darussalam secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1: Sarana dan Prasarana


No. Nama Ruang Jumlah
1. Ruang Kepala Sekolah 1
2. Ruang Wakil Kepala Sekolah 1
3. Ruang Guru 1
4. Ruang Pengajaran 1
5. Ruang Belajar 9
6. Ruang Osis 1
7. Laboraturium Komputer 1
8. Laboraturium IPA 1
9. Perpustakaan 1
10. Ruang Sanggar 1
11. Ruang BK 1
12. Ruang Kamar Kepala Sekolah 1
13. Ruang Kamar Mandi Guru 1
14. Ruang Kamar Mandi Siswa 9
15. Kantin 1
Sumber: Dokumentasi SMPN 1 Darussalam Tahun 2013

62
64

Kemudian Pada tahun ajaran 2013/2014 siswa di SMPN 1 Darussalam

berjumlah 273 orang yang terdiri dari 133 laki-laki dan 140 perempuan. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat tabel dibawah ini.

Tabel 4.2: Distribusi Jumlah Siswa SMPN 1 Darussalam


No Kelas Laki - laki Perempuan Jumlah
1 VII1 17 11 28
2 VII2 17 11 28
3 VII3 13 16 29
4 VII4 12 15 27
5 VIII1 6 17 23
6 VIII2 14 19 33
7 VIII3 13 8 21
8 VIII4 11 11 22
9 IX1 7 10 17
10 IX2 10 5 15
11 IX3 9 5 14
12 IX4 11 5 16
Jumlah 140 133 273
Sumber: Dokumentasi SMPN 1 Darussalam Tahun 2013

Pada tahun ajaran 2013/2014 SMPN 1 Darussalam dipimpin oleh Bapak

Asnawi, S. Pd. Jumlah guru keseluruhan 38 orang, diantaranya 35 orang guru

tetap, 3 orang guru honor dan jumlah karyawan 3 orang. Untuk lebih jelas

perhatikan tabel di bawah ini:

Tabel 4.3: Data Guru dan Karyawan SMPN 1 Darussalam


No. Guru/Karyawan Tetap Tidak Tetap
1. Guru 35 3
2. Pegawai TU 3 -
Jumlah 38 3
Sumber: Dokumentasi SMPN 1 Darussalam Tahun 2013
65

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2013.

Kegiatan diawali dari penulis mengambil surat izin penelitian dari Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry pada tanggal 31 Juli 2013, selanjutnya

penulis mengambil surat rekomendasi dari Dinas pendidikan Aceh Besar pada

tanggal 21 Agustus 2013. Untuk memperlancar proses penelitian, penulis

menjumpai kepala sekolah dengan melampirkan surat izin penelitian dari Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan surat rekomendasi Dinas pendidikan Aceh Besar

pada tanggal 28 Agustus 2013. Kemudian peneliti menemui Kabag. Pengajaran,

dan guru Matematika yang mengajar di kelas VII-1 untuk meminta dukungan dan

arahan supaya penelitian ini berlangsung seperti yang telah direncanakan, yaitu

(1) kelas yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian adalah kelas VII-1, (2)

penelitian disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran matematika kelas VII-1.

Peneliti mempersiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari perangkat

pembelajaran dan instrumen pengumpulan data. Perangkat pembelajaran yang

dipersiapkan adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja

Siswa (LKS). Instrumen pengumpulan data yang dipersiapkan adalah lembar

observasi aktivitas siswa, angket respon siswa dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah pada materi pecahan dan soal tes kemampuan

berfikir kritis siswa.

Setelah perangkat dan instrumen pembelajaran dikembangkan, selanjutnya

dilakukan validasi oleh praktisi dan pakar. Validasi oleh praktisi dilakukan oleh

Ibu Elia Wati, S. Pd. yang merupakan guru matematika di kelas yang diteliti,
66

selanjutnya validasi pakar dilakukan oleh Ibu Lasmi, S. Si, M. Pd. Validasi ini

telah mendapatkan persetujuan dan telah diperiksa kembali oleh pembimbing

skripsi. Berdasarkan hasil validasi, maka dilakukan perbaikan sehingga

menghasilkan perangkat dan instrumen penelitian yang sesuai dengan model

pembelajaran berbasis masalah dan siap digunakan dalam penelitian.

Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 4.4. Jadwal Kegiatan Penelitian

Waktu
No Hari/Tanggal Kegiatan
(Menit)

15
1. Selasa/24 September 2013 Pemberian Pretest
Menit
Mengajar dengan Model
55
2. Selasa/24 September 2013 Pembelajaran Berbasis Masalah
Menit
Sesuai RPP

Mengajar dengan Model


35
3. Kamis/26 September 2013 Pembelajaran Berbasis Masalah
Menit
Sesuai RPP

Pemberian Postest yang berisi


40
4. Kamis/26 September 2013 Tes Kemampuan Berfikir Kritis
Menit
Siswa

5. Kamis /26 September 2013 5 Menit Penyebaran angket

Penelitian yang dilaksanakan diamati seorang pengamat yang sebelumnya

sudah diberi informasi tentang cara mengisi lembar pengamatan menggunakan

model pembelajaran berbasis masalah, yaitu Darwani seorang mahasiswi UIN

Ar-Raniry Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan jurusan Pendidikan Matematika

yang membantu mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran


67

berlangsung dan membantu mengambil dokumentasi gambar aktivitas siswa

selama pembelajaran dan Elia Wati, S. Pd. Salah seorang guru matematika yang

memantau pembelajaran yang dilakukan oleh penulis, sedangkan penulis

bertindak sebagai guru dalam penelitian ini.

Pada pertemuan pertama sampai pertemuan terakhir guru menerapkan

model pembelajaran berbasis masalah dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Di awal pembelajaran guru memberikan pretest, setelah pretest guru menanyakan

kembali tentang materi KPK dan materi mengubah pecahan biasa ke pecahan

campuran yang telah di pelajari oleh siswa di kelas VII, selanjutnya guru

menyampaikan tentang materi yang dipelajari yaitu penjumlahan pecahan yang

penyebutnya sama, penyebutnya berbeda dan pecahan campuran. Kemudian guru

memberikan contoh yang berkaitan dengan kegiatan sehari-hari siswa tentang

pecahan. Tiap–tiap siswa dibagikan kedalam kelompok belajar dan setiap

kelompok diberikan LKS yang berisi masalah mengenai penjumlahan pecahan

yang penyebutnya sama, berbeda dan pecahan campuran untuk dikerjakan

bersama kawan kelompoknya, dan guru mengarahkan setiap kelompok belajar

selama berlangsung pembelajaran. Kemudian siswa menanyakan hal-hal yang

kurang jelas mengenai masalah yang ada di LKS kepada guru atau kawan

kelompoknya. Setiap kelompok merancang cara-cara menyelesaikan masalah.

Melalui masalah yang ada pada LKS siswa dapat menyimpulkan dan menemukan

cara menjumlahkan pecahan yang penyebutnya sama, pecahan yang penyebutnya

berbeda dan pecahan campuran yang dibantu juga dengan menggunakan alat

peraga. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerja


68

kelompoknya ke depan kelas dan guru memberi penghargaan pada kelompok

tersebut. Bagi siswa lain yang belum mengerti dipersilahkan untuk bertanya.

Terakhir guru memberi penguatan tentang konsep-konsep yang harus dimengerti

siswa dengan memberikan beberapa contoh di papan tulis. Kegiatan pembelajaran

ini terus berlangsung hingga pertemuan terakhir. Untuk melihat kemampuan

berpikir kritis siswa selama pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah pada materi pecahan diberikan postest yang

didalamnya terdapat soal tes kemampuan berpikir kritis siswa yang berpatokan

pada berberapa indikator kemampuan berpikir kritis oleh Ennis dalam Dian

Fradini diantaranya: menganalisis pertanyaan dan memfokuskan pertanyaan,

mengindentifikasi asumsi, menentukan solusi dari permasalahan dalam soal dan

menuliskan jawaban atau solusi dari permasalahan dalam soal dan menentukan

kesimpulan dari solusi permasalahan yang telah diperoleh dan menentukan

alternatif-alternatif cara lain dalam menyelesaikan masalah.

a. Analisis Hasil Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran

Data pengamatan terhadap aktivitas siswa selama dua kali pertemuan

pembelajaran dinyatakan dalam persentase. Siswa yang diamati berjumlah 6 orang

dengan rincian 2 orang kelompok atas, 2 orang kelompok tengah dan 2 orang

kelompok bawah. Pengambilan siswa sebagai objek pengamatan berdasarkan hasil

test awal dan hasil konsultasi serta arahan dari guru bidang studi.

Kelompok yang termasuk dalam kategori atas merupakan kelompok siswa

yang prestasi belajar matematikanya tinggi, kategori tengah adalah kelompok

siswa yang prestasi belajar matematikanya sedang dan kategori bawah adalah
69

kelompok siswa yang prestasi belajar matematikanya rendah. Dari hasil test

penentuan kelompok pada pertemuan pertama, penulis mendapat gambaran yang

hampir sama dengan pengamatan guru selama mengajar matematika terhadap

kemampuan siswa-siswi kelas tersebut. Adapun nama-nama siswa yang termasuk

dalam kelompok yang disebutkan di atas, dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.5. Daftar Nama Siswa yang Menjadi Objek Pengamatan

No. Nama Siswa Kelompok


1. FH
2. IK Atas
3. HL
4. NS Tengah
5. MJ
6. TTA Bawah

Sumber: Lembar pengamatan aktivitas siswa.

Data hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa selama dua kali proses

pembelajaran dinyatakan dengan persentase. Data tersebut disajikan dalam tabel

berikut:

Tabel 4.6 : Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa

Persentase Aktivitas
Persentas
Kategori Siswa dalam Waktu
No e Rata-
Pengamatan Pembelajaran (%) Ideal
Rata (%)
RPP 1 RPP 2
1 Mendengarkan/mempe
rhatikan penjelasan 24,39 18,05 21,31 17%
guru/teman kelompok.
2 Kemampuan bekerja 20,73 8,33 21,92 20%
sama dalam kelompok
3 Kemampuan 20,90 9,72 15,3
mempresentasikan 20%
hasil kerja kelompok
4 Kemampuan 6,09 23,61 14,85 12%
70

Persentase Aktivitas
Persentas
Kategori Siswa dalam Waktu
No e Rata-
Pengamatan Pembelajaran (%) Ideal
Rata (%)
RPP 1 RPP 2
menanggapi hasil kerja
kelompok lain
5 Kemampuan 14,63 13,88 15,61 20%
menerapkan rumus ke
dalam masalah
6 Kemampuan menarik 19,51 12,5 15,00 11%
kesimpulan suatu
konsep dan prosedur
7 Perilaku yang tidak 1,21 7,14 4,08 0%
relevan

Tabel 4.7 Aktivitas Siswa Selama Kegiatan Pembelajaran dengan model


pebelajaran berbasis masalah

Persentase
yang Kriteria yang
No Kategori Pengamatan Aktivitas
diperoleh ditetapkan
(%)

1 Mendengarkan/memperhati
kan penjelasan guru/teman 21,31 12% ≤P≤22% Aktif
kelompok.

2 Kemampuan bekerja sama


21,92 15% ≤P≤25% Aktif
dalam kelompok

Kemampuan
3 15,3 15% ≤P≤25% Aktif
mempresentasikan hasil
kerja kelompok
4 Kemampuan menanggapi 14,85 7% ≤P≤17% Aktif
hasil kerja kelompok lain
5 Kemampuan menerapkan
rumus ke dalam masalah 15,61 15% ≤P≤25% Aktif

Kemampuan menarik
kesimpulan suatu konsep 15,00 6% ≤P≤16% Aktif
6 dan prosedur

7 Perilaku yang tidak relevan 4,08 0% ≤P≤5% Aktif


71

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa selama

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis

masalah dalam dua kali pertemuan adalah aktif, sesuai dengan kriteria aktivitas

siswa yang ada pada Bab III yaitu Secara keseluruhan apabila 5 aspek yang

diamati baik/aktif termasuk aspek menyelesaikan masalah, maka aktivitas siswa

dikatakan aktif.

b. Analisis Hasil Respon Siswa

Untuk memperoleh respon/masukan dari para siswa terhadap pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada materi pecahan,

maka penulis memberi angket respon siswa yang diisi oleh 28 orang siswa setelah

pembelajaran berlangsung. Adapun respon siswa terhadap pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada materi pecahan dapat

dilihat pada tabel-tabel pernyataan berikut.

Tabel 4.8. Respon siswa terhadap pernyataan 1.

Respon Siswa F Bobot Skor ni × fi


Sangat Setuju (SS) 17 4 68
Setuju (S) 11 3 33
Tidak Setuju (TS) 0 2 0
Sangat Tidak Setuju (STS) 0 1 0
Jumlah 28 101
Skor Rata-rata 3,60
Sumber: Hasil Olah Data

Tabel 4.8 memperlihatkan kemampuan siswa dalam memahami materi

pecahan yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis

masalah. Skor rata-rata 3,60 memperlihatkan bahwa respon siswa dalam hal ini

sangat positif sesuai dengan kriteria skor rata-rata untuk respon siswa yang
72

terdapat pada BAB III. Mayoritas siswa menyatakan setuju bahwa pembelajaran

pecahan yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis

masalah mudah dipahami. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pembelajaran

pecahan yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis

masalah siswa mudah memahami konsep yang diajarkan.

Tabel 4.9 Respon siswa terhadap pernyataan 2.

Respon Siswa F Bobot Skor ni × fi


Sangat Setuju (SS) 14 4 58
Setuju (S) 10 3 30
Tidak Setuju (TS) 3 6 18
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1 1
Jumlah 28 107
Skor Rata-rata 3,82
Sumber: Hasil Olah Data

Tabel 4.9 memperlihatkan bahwa siswa termotivasi dalam pembelajaran

pada materi pecahan yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran

berbasis masalah. Skor rata-rata 3,82 memperlihatkan bahwa respon siswa dalam

hal ini sangat positif. Mayoritas siswa menyatakan setuju bahwa pembelajaran

pecahan yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis

masalah membuat siswa termotivasi dalam belajar.

Tabel 4.10 Respon siswa terhadap pernyataan 3.

Respon Siswa F Bobot Skor ni × fi


Sangat Setuju (SS) 11 4 44
Setuju (S) 11 3 33
Tidak Setuju (TS) 6 2 12
Sangat Tidak Setuju (STS) 0 1 0
Jumlah 28 89
Skor Rata-rata 3,17
Sumber: Hasil Olah Data
73

Tabel 4.10 memperlihatkan respon siswa terhadap minat mereka untuk

mempelajari materi matematika yang lain dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah. Skor rata-rata 3,17 memperlihatkan bahwa respon

siswa dalam hal ini positif. Mayoritas mereka sangat berminat untuk mengikuti

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis

masalah pada materi yang lain.

Tabel 4.11 Respon siswa terhadap pernyataan 4.

Respon Siswa F Bobot Skor ni × fi


Sangat Setuju (SS) 16 4 64
Setuju (S) 12 3 33
Tidak Setuju (TS) 0 2 0
Sangat Tidak Setuju (STS) 0 1 0
Jumlah 28 97
Skor Rata-rata 3,46
Sumber: Hasil Olah Data

Tabel 4.11 memperlihatkan kemampuan siswa dalam memahami materi

pecahan lebih komunikatif yang diajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah. Skor rata-rata 3,46 memperlihatkan bahwa respon

siswa dalam hal ini sangat positif. Mayoritas siswa menyatakan setuju bahwa

pembelajaran pecahan yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran

berbasis masalah membuat siswa lebih komunikatif.. Hal ini menunjukkan bahwa

dengan pembelajaran pecahan yang diajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah siswa dapat menyalurkan ide pemecahan masalah

dalam kelompok.
74

Tabel 4.12 Respon siswa terhadap pernyataan 5.

Respon Siswa F Bobot Skor ni × fi


Sangat Setuju (SS) 16 4 64
Setuju (S) 11 3 33
Tidak Setuju (TS) 1 2 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 0 1 0
Jumlah 28 99
Skor Rata-rata 3,53
Sumber: Hasil Olah Data

Tabel 4.12 memperlihatkan perasaan siswa yang senang dengan penilaian

guru terhadapnya. Skor rata-rata 3,53 memperlihatkan bahwa respon siswa dalam

hal ini sangat positif. Mayoritas siswa menyatakan setuju bahwa mereka merasa

senang terhadap penilaian guru selama pembelajaran.

Tabel 4.13 Respon siswa terhadap pernyataan 6.

Respon Siswa F Bobot Skor ni × fi


Sangat Setuju (SS) 14 4 56
Setuju (S) 9 3 27
Tidak Setuju (TS) 4 2 8
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1 1
Jumlah 28 92
Skor Rata-rata 3,28
Sumber: Hasil Olah Data

Tabel 4.13 memperlihatkan perkembangan daya nalar dan kemampuan

berfikir siswa saat pembelajaran materi pecahan dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah. Skor rata-rata 3,28 memperlihatkan bahwa respon

siswa dalam hal ini sangat positif. Mayoritas mereka merasa bahwa daya nalar dan

kemampuan berfikir lebih berkembang saat pembelajaran materi pecahan dengan

menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.


75

Tabel 4.14 Respon siswa terhadap pernyataan 7.

Respon Siswa F Bobot Skor ni × fi


Sangat Setuju (SS) 6 4 24
Setuju (S) 22 3 66
Tidak Setuju (TS) 0 2 0
Sangat Tidak Setuju (STS) 0 1 0
Jumlah 28 90
Skor Rata-rata 3,21
Sumber: Hasil Olah Data

Tabel 4.14 memperlihatkan kemampuan siswa dalam memahami bahasa

di LKS pada pembelajaran materi pecahan dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah. Skor rata-rata 3,21 memperlihatkan bahwa respon

siswa dalam hal ini sangat positif. Mayoritas mereka memahami dengan jelas

bahasa yang digunakan dalam LKS.

Tabel 4.15 Respon siswa terhadap pernyataan 8.

Respon Siswa F Bobot Skor ni × fi


Sangat Setuju (SS) 24 4 96
Setuju (S) 3 3 9
Tidak Setuju (TS) 1 2 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 0 1 0
Jumlah 28 107
Skor Rata-rata 3,82
Sumber: Hasil Olah Data

Tabel 4.15 memperlihatkan respon siswa terhadap kegiatan yang ada di

LKS membuat mereka lebih aktif dalam pembelajaran materi pecahan dengan

menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Skor rata-rata 3,82

memperlihatkan bahwa respon siswa dalam hal ini sangat positif. Mayoritas

mereka aktif untuk mengikuti kegiatan yang ada di LKS dalam pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.


76

Tabel 4.16 Respon siswa terhadap pernyataan 9.

Respon Siswa f Bobot Skor ni × fi


Sangat Setuju (SS) 5 4 20
Setuju (S) 20 3 60
Tidak Setuju (TS) 2 2 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1 1
Jumlah 28 85
Skor Rata-rata 3,03
Sumber: Hasil Olah Data

Tabel 4.16 memperlihatkan respon siswa terhadap saya ingin tahu yang

muncul oleh pertanyaan-pertanyaan yang diajukan atau masalah yang diberikan

pada pembelajaran materi pecahan dengan menggunakan model pembelajaran

berbasis masalah. Skor rata-rata 3,03 memperlihatkan bahwa respon siswa dalam

hal ini sangat positif. Mayoritas mereka setuju dengan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada materi pecahan dapat

meninbulkan rasa ingin tahu siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan atau masalah

yang diajukan.

Tabel 4.17 Respon siswa terhadap pernyataan 10.

Respon Siswa f Bobot Skor ni × fi


Sangat Setuju (SS) 17 4 68
Setuju (S) 8 3 24
Tidak Setuju (TS) 2 2 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1 1
Jumlah 28 97
Skor Rata-rata 3,46
Sumber: Hasil Olah Data

Tabel 4.17 memperlihatkan respon siswa terhadap perasaan merasa yang

merasa puas terhadap pembelajaran materi pecahan dengan menggunakan model


77

pembelajaran berbasis masalah. Skor rata-rata 3,46 memperlihatkan bahwa respon

siswa dalam hal ini sangat positif.

Tabel 4.18 Respon siswa terhadap pernyataan 11.

Respon Siswa F Bobot Skor ni × fi


Sangat Setuju (SS) 15 4 60
Setuju (S) 12 3 36
Tidak Setuju (TS) 0 2 0
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1 1
Jumlah 28 97
Skor Rata-rata 3,46
Sumber: Hasil Olah Data

Tabel 4.18 memperlihatkan respon siswa terhadap pembelajaran

denganmenggunakan model pembelajaran berbasis masalah merupakan

pembelajaran matematika yang baru. Skor rata-rata 3,46 memperlihatkan bahwa

respon siswa dalam hal ini sangat positif. Mayoritas mereka setuju dengan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah

merupakan suatu pembelajaran matematika yang baru.

Tabel 4.19 Respon siswa terhadap pernyataan 12.

Respon Siswa F Bobot Skor ni × fi


Sangat Setuju (SS) 5 1 5
Setuju (S) 5 2 10
Tidak Setuju (TS) 13 3 39
Sangat Tidak Setuju (STS) 5 4 20
Jumlah 28 74
Skor Rata-rata 2,64
Sumber: Hasil Olah Data

Tabel 4.19 memperlihatkan respon siswa terhadap pernyataan tidak dapat

bekerja sama dengan baik dalam diskusi kelompok yang digunakan dalam
78

pembelajaran. Dengan skor rata-rata 2,64 maka respon siswa dalam hal ini positif

seperti diuraikan dalam BAB III. Mayoritas siswa menyatakan tidak setuju bahwa

mereka tidak dapat bekerja sama dengan baik dalam diskusi kelompok yang

digunakan dalam pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa dalam kegiatan

pembelajaran dengan menggunakanmodel pembelajaran berbasis masalah pada

materi pecahan siswa dapat bekerja sama dengan baik dalam diskusi kelompok.

Tabel 4.20 Respon siswa terhadap pernyataan 13

Respon Siswa F Bobot Skor ni × fi


Sangat Setuju (SS) 2 1 2
Setuju (S) 10 2 20
Tidak Setuju (TS) 12 3 36
Sangat Tidak Setuju (STS) 4 4 16
Jumlah 28 74
Skor Rata-rata 2,64
Sumber: Hasil Olah Data

Tabel 4.20 memperlihatkan respon siswa terhadap pernyataan merasakan

tidak ada perbedaaan antara belajar dengan menggunakan model pembelajaran

berbasis masalah dan belajar seperti biasa. Dengan skor rata-rata 2,64 maka

respon siswa dalam hal ini positif. Mayoritas siswa menyatakan tidak setuju

bahwa mereka tidak merasa ada perbedaaan antara belajar dengan menggunakan

model pembelajaran berbasis masalah dan belajar seperti biasa. Hal ini

menunjukkan bahwa siswa merasa terdapat perbedaan antara pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan belajar seperti

biasa.
79

Tabel 4.21 Respon siswa terhadap pernyataan 14.

Respon Siswa F Bobot Skor ni × fi


Sangat Setuju (SS) 6 1 6
Setuju (S) 6 2 12
Tidak Setuju (TS) 13 3 39
Sangat Tidak Setuju (STS) 3 4 12
Jumlah 28 69
Skor Rata-rata 2,46
Sumber: Hasil Olah Data

Tabel 4.21 memperlihatkan respon siswa terhadap pernyataan merasakan

tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah. Dengan skor rata-rata 2,46 maka respon siswa

dalam hal ini positif. Mayoritas siswa menyatakan tidak setuju bahwa mereka

tidak merasa aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa merasa aktif

dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis

masalah.

Tabel 4.22 Respon siswa terhadap pernyataan 15.

Respon Siswa F Bobot Skor ni × fi


Sangat Setuju (SS) 3 1 3
Setuju (S) 1 2 2
Tidak Setuju (TS) 11 3 33
Sangat Tidak Setuju (STS) 13 4 52
Jumlah 28 90
Skor Rata-rata 3,21
Sumber: Hasil Olah Data

Tabel 4.22 memperlihatkan respon rasa kecewa mereka terhadap

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

Dengan skor rata-rata 3,21 maka respon siswa dalam hal ini sangat positif.
80

Mayoritas siswa menyatakan tidak setuju bahwa mereka kecewa terhadap

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis

masalah.

Tabel 4.23 Respon siswa terhadap pernyataan 16.

Respon Siswa F Bobot Skor ni × fi


Sangat Setuju (SS) 22 4 88
Setuju (S) 4 3 12
Tidak Setuju (TS) 2 2 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 0 1 0
Jumlah 28 104
Skor Rata-rata 3,71
Sumber: Hasil Olah Data

Tabel 4.23 memperlihatkan respon siswa terhadap pernyataan merasa

yakin akan berhasil dalam pelajaran ini apabila mereka belajar dengan sungguh-

sungguh. Skor rata-rata 3,71 maka respon siswa dalam hal ini sangat positif.

Mayoritas siswa menyatakan setuju dengan keyakinan akan berhasil dalam

pelajaran ini apabila mereka belajar dengan sungguh-sungguh.

Tabel 4.24 Respon siswa terhadap pernyataan 17.

Respon Siswa F Bobot Skor ni × fi


Sangat Setuju (SS) 1 1 1
Setuju (S) 6 2 12
Tidak Setuju (TS) 7 3 21
Sangat Tidak Setuju (STS) 14 4 56
Jumlah 28 90
Skor Rata-rata 3,21
Sumber: Hasil Olah Data

Tabel 4.24 memperlihatkan respon siswa merasa tidak suka dengan

pelajaran materi pecahan banyak tugas yang harus diselesaikan. Skor rata-rata

3,21 maka respon siswa dalam hal ini sangat positif. Mayoritas siswa menyatakan
81

suka pembelajaran pecahan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis

masalah.

Tabel 4.25 Respon siswa terhadap pernyataan 18.

Respon Siswa F Bobot Skor ni × fi


Sangat Setuju (SS) 7 4 28
Setuju (S) 18 3 54
Tidak Setuju (TS) 3 2 6
Sangat Tidak Setuju (STS) 0 1 0
Jumlah 28 88
Skor Rata-rata 3,14
Sumber: Hasil Olah Data

Tabel 4.25 memperlihatkan respon siswa merasa senang belajar kelompok

yang beranggotakan 4-5 orang. Skor rata-rata 3,14 maka respon siswa dalam hal

ini sangat positif. Mayoritas siswa menyatakan setuju pembelajaran materi

pecahan yang beranggotakan 4-5 orang membuat mereka senang belajar

kelompok.

Tabel 4.26 Respon siswa terhadap pernyataan 19.

Respon Siswa F Bobot Skor ni × fi


Sangat Setuju (SS) 16 4 64
Setuju (S) 9 3 27
Tidak Setuju (TS) 2 2 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 1 1
Jumlah 28 96
Skor Rata-rata 3,42
Sumber: Hasil Olah Data.

Tabel 4.26 memperlihatkan respon siswa merasa senang dengan cara guru

menyampaikan materi pecahan. Skor rata-rata 3,42 maka respon siswa dalam hal

ini sangat positif. Mayoritas siswa menyatakan setuju dengan cara guru

menyampaikan materi pecahan yang membuat siswa merasa senang.


82

Tabel 4.27 Skor Rata-rata Respon Siswa

No Pernyataan Skor rata-


rata
(1) (2) (3)
1 Saya dapat dengan mudah memahami materi dan
konsep-konsep pecahan yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah 3,60
karena cara penyampaian materi belajar yang
menarik serta suasana dalam kelas menyenangkan.
2 Saya termotivasi dalam belajar dengan penggunaan
3,82
model pembelajaran berbasis masalah.
3 Saya berminat mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran berbasis 3,17
masalah pada materi yang lain.
4 Saya merasa lebih komunikatif dalam belajar dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah
3,46
karena dapat menyalurkan ide pemecahan masalah
dalam kelompok.
5 Saya senang dengan penilaian guru terhadap saya 3,53
6 Daya nalar dak kemampuan berfikir saya lebih
berkembang saat pembelajaran dengan menggunakan 3,28
model pembelajaran berbasis masalah
7 Saya dapat memahami dengan jelas bahasa yang
3.21
digunakan dalan Lembar Kerja Siswa (LKS).
8 Kegiatan yang ada di LKS membuat saya aktif dalam
3,82
belajar.
9 Rasa ingin tahu saya sering kali muncul oleh
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan atau masalah 3,03
yang diberikan pada pelajaran ini
10 Saya merasa puas terhadap pembelajaran dengan
3,46
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah
11 Bagi saya, pembelajaran menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu 3,46
kegiatan pembelajaran matematika yang baru.
12 Saya tidak dapat bekerja sama dengan baik dalam
diskusi kelompok yang digunakan pada 3,46
pembelajaran.
13 Saya tidak merasakan ada perbedaan antara belajar
dengan menggunakan model pembelajaran berbasis 2,64
masalah dan belajar seperti biasa

(1) (2) (3)


14 Saya tidak merasakan suasana yang aktif dalam
2,64
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model
83

pembelajaran berbasis masalah.


15 Saya merasa kecewa terhadap pembelajaran dengan
3,21
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah
16 Saya yakin saya akan berhasil dalam pelajaran ini
2,71
apabila saya belajar dengan sungguh-sungguh.
17 Saya tidak suka dengan pelajaran ini karena banyak
2,21
tugas yang harus diselesaikan
18 Saya senang belajar kelompok yang beranggotakn
3,14
4-5 orang
19 Saya senang dengan cara guru menyampaikan materi
3,42
pecahani.
Jumlah 62,27
Rata-rata 3,27

Sumber: Hasil Olah Data

Pernyataan dalam angket bersifat positif dan negatif. Angket yang bersifat

positif, STS diberi skor 1, TS diberi skor 2, S diberi skor 3 dan SS diberi skor 4,

sedangkan angket yang bersifat negatif, STS diberi skor 4, TS diberi skor 3, S

diberi skor 2 dan SS diberi skor 1. Analisis data angket untuk masing-masing

indikator. Skor total yang diperoleh masing-masing indikator dibagi dengan

banyak siswa. Hasil perhitungan ini disebut skor rata-rata. Untuk menentukan

respon siswa digunakan kriteria sebagai berikut:

3,5 < skor rata-rata  4 = sangat positif


2,5 < skor rata-rata  3,5 = positif
1,5 < skor rata-rata  2,5 = negatif
1 ≤ skor rata-rata  1,5 = sangat negatif.

Berdasarkan tabel 4.27 di atas dan mengacu pada kriteria skor rata-rata

respons siswa yang telah diuraikan pada BAB III, dapat disimpulkan bahwa

respon siswa terhadap perangkat pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah sangat positif dengan

skor rata-rata 3,27.


84

c. Analisis hasil belajar siswa

Skor tes awal dan tes akhir yang diperoleh siswa dilihat pada tabel sebagai

berikut:

Tabel 4.28 Skor Hasil Tes Siswa


Nilai Kemampuan Berpikir
No Nama Siswa Nilai Pretes
Kritis Siswa (Postes)
1 AN 63 79
2 AF 50 70
3 AFR 75 75
4 DM 50 76
5 GSN 43 76
6 FH 82 79
7 IK 60 78
8 MF 60 68
9 MD 43 68
10 NR 25 77
11 RM 5 72
12 SA 75 72
13 SAN 75 75
14 TG 65 75
15 TTA 43 70
16 AN 60 64
17 DK 43 68
18 HL 70 55
19 IA 40 71
20 MJ 25 50
21 NH 25 60
22 NR 50 55
23 NS 75 69
24 SN 25 72
25 SY 25 71
26 SYA 5 72
27 MY 40 70
28 MR 50 74

Sumber: Hasil tes siswa


Adapun langkah-langkah pengolahan data hasil tes awal dan tes akhir

untuk mengetahui apakah kemampuan berfikir kritis siswa dengan menggunakan


85

model pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dari pada nilai KKM yaitu 65,

adalah sebagai berikut:

1. Data Tes Awal

a. Menentukan rentang

Rentang = data terbesar – data terkecil

= 82 – 5

= 77

b. Menentukan banyaknya kelas interval

Banyaknya kelas = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 28

= 1 + 3,3 (1,447)

= 1 + 4,78

= 5,78 (diambil k = 6)

c. Menentukan Panjang Kelas Interval

rentang
P=
banyak kelas

77

6
= 12,83 (diambil P = 13)
86

Tabel 4.29 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Tes Awal

Nilai 𝑓𝑖 xi xi2 fi xi fixi2

5 – 17 2 10,5 121 22 242


18 – 30 5 23,5 576 120 2880
31 – 43 6 37 1369 222 8214
44 – 56 4 46 2116 184 8464
57 – 69 5 63 3969 315 19845
70 – 82 6 76 5776 456 34656
Jumlah 28 1319 74301

Berdasarkan data di atas diperoleh rata-rata dan standar deviasi sebagai

berikut:

∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖
𝑥̅ =
∑ 𝑓𝑖

1319
𝑥̅ = = 47,10
28

2
𝑛 ∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖 2 − (∑ 𝑓𝑖 𝑥1 )2
𝑠 =
𝑛(𝑛 − 1)

28.(74301)−(1319)2
𝑠2=
28(28−1)

2117556−1776889
𝑠2=
756

340,667
𝑠2=
756

𝑠 2 = 450,61

𝑠 2 = √450,61

S = 21,22
87


Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh skor rata-rata x = 51, 67

S   450,61, S  21,22
2

2. Data Tes Akhir

a. Menentukan rentang

Rentang = data terbesar – data terkecil

= 79 – 50

= 29

b. Menentukan banyaknya kelas interval

Banyaknya kelas = 1 + 3,3 log n

=1 + 3,3 log 28

= 1 + 3,3 (1,447)

= 1 + 4,78

= 5,78 diambil k = 6

c. Menentukan Panjang Kelas Interval

rentang
P=
banyak kelas

29

6

= 4,83 diambil P = 5
88

Tabel 4.30 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Tes Kemampuan Berfikir Kritis
Siswa (Tes Akhir)

Nilai fi xi xi2 fixi fixi2


50-54 1 52 2704 52 2704
55-59 2 57 3249 114 6498
60-64 2 62 3844 124 7688
65-69 4 67 4489 268 17956
70-74 10 72 5184 720 51840
75-79 9 77 5929 693 53361
Jumlah 28 387 25399 1971 140047

Berdasarkan data di atas diperoleh rata-rata dan standar deviasi sebagai

berikut:

∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖
𝑥̅ =
∑ 𝑓𝑖

1971
𝑥̅ = = 70,36
28

2
𝑛 ∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖 2 − (∑ 𝑓𝑖 𝑥1 )2
𝑆 =
𝑛(𝑛 − 1)

28.(140347)−(1971)2
𝑆 2=
28(28−1)

3921316−3884841
𝑆 2=
756

36475
𝑆 2=
756

S2 = 48,24

S = √48,24 = 6,90
89


Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh skor rata-rata x = 70,36

S2= 48,24, S = 6,90

d. Uji Normalitas Sebaran Data

Uji normalitas sebaran data bertujuan untuk mengetahui apakah data dari

pretest dan postest berdistribusi normal atau tidak. Kemudian data diolah dengan

menggunakan statistik uji-t. Adapun hipotesis yang digunakan adalah:

H0 : Oi = Ei (Data berdistribusi normal)

H1 : Oi > Ei (Data tidak berdistribusi normal)

Kriteria pengujian menurut Sudjana: “Tolak H0 jika χ2 hitung > χ2 tabel

dengan α = 0,05, dalam hal lain, H0 diterima”.

Berdasarkan perhitungan sebelumnya, untuk data nilai pretest di peroleh

_
x = 47,60 dan s = 21,22. Selanjutnya perlu ditentukan batas-batas interval untuk

menghitung luas dibawah kurva normal bagi tiap-tiap kelas interval.

Tabel 4.31 Daftar Uji Normalitas Sebaran Data Tes Awal Siswa SMP Negeri
1 Darussalam Aceh Besar
Frekuensi
Batas Batas Frekuensi
Nilai Luas pengamata
kelas Z Score daerah harapan
tes daerah n
(Xi) luas (Ei)
(Oi)
4,5 -2,03 0,4788
5-17 0,0581 1,6268 2
17,5 -1,41 0,4207
18-30 0,1297 3,6316 5
30,5 -0,80 0,2881
31-43 0,2127 5,9556 6
43,5 - 0,19 0,0754
44-56 0,0837 2,3436 4
56,5 0,41 0,1591
57-69 0,1894 5,3032 5
69,5 1,03 0,3485
90

Frekuensi
Batas Batas Frekuensi
Nilai Luas pengamata
kelas Z Score daerah harapan
tes daerah n
(Xi) luas (Ei)
(Oi)
70-82 0,101 2,828 6
82,5 1,64 0,4495

Sumber: Pengolahan data nilai pretest siswa SMPN !1 Darussalam Aceh Besar
kelas VII1

Keterangan :

- Menentukan Xi adalah:

Nilai tes terkecil pertama : -0,5 (kelas bawah)

Nilai tes terbesar pertama : + 0,5 (kelas atas)

Contoh : Nilai tes 5 - 0,5 = 4,5 (kelas bawah)

Nilai tes 17 + 0,5 = 17,5 (kelas bawah)

- Menghitung Z-Score :

xi  x 1
Z-score = , dengan x1 = 47,60 dan S = 21,22
s1

- Menghitung batas luas daerah:

Dapat dilihat pada daftar F lampiran luas di bawah lengkungan normal

standar dari O ke Z. Misalnya Z-score = -2,03, maka lihat pada diagram pada

kolom Z pada nilai 2,0 (atas kebawah) dan kolom 1 (kesamping kanan). Jadi,

diperoleh -2,03 = 0,4788

- Luas daerah = selisih antara batas luas daerah yang satu dengan batas luas

daerah sebelumnya.

Contoh : 0,4788 - 0,4207 = 1,6268


91

- Menghitung frekuensi harapan (E i ) adalah luas daerah x banyak sampel, dengan

banyaknya sampel adalah 28.

- Frekuensi pengamatan (Oi) merupakan banyaknya sampel.

Berdasarkan demikian untuk mencari 2 sebagai berikut:

2
k (Oi − Ei )
𝜒 2 = ∑t=1
Ei

(2  1,6268) 2 (5  3,6316) 2 (6  5,9556) 2 (4  2,3436) 2 (5  5,3032) 2


    
1,6288 3,6316 5,9556 2,3436 5,3032

(6  2,828) 2

2,828
0,13928 1,87252 0,00197 2,74366 0,09193 10,06158
     
1,6268 3,5316 2,3436 2,3436 5,3032 2,828

= 0,08 + 0,53 + 0,002 + 1,17 + 0,01 + 3,55

= 5,342

Pada taraf signifikan α = 0,05 dan banyak kelas (k) = 6, maka diperoleh

derajat kebebasan (dk) untuk distribusi chi-kuadrat besarnya adalah dk = 6 – 3 =

3. Maka dari tabel chi-kuadrat diperoleh  2 = 7,81 Oleh karena χ2hitung <
0,95 (3)

χ2tabel yaitu 5,342 < 7,81 maka dapat disimpulkan bahwa sebaran data hasil

pretest siswa/siswi SMP Negeri 1 Darussalam Aceh Besar pada materi pecahan

berdistribusi normal.

_
Untuk data tes akhir diperoleh x = 70,36 dan s = 6,90. Selanjutnya perlu

ditentukan batas-batas interval untuk menghitung luas dibawah kurva normal bagi

tiap-tiap kelas interval.


92

Tabel 4.32 Daftar Uji Normalitas Sebaran Data Tes Kemampuan Berfikir
Kritis Dari Hasil Tes Akhir Siswa SMP Negeri 1 Darussalam Aceh
Besar
Frekuensi
Batas Batas Frekuensi
Nilai Luas pengamata
kelas Z Score daerah harapan
tes daerah n
(X) luas (Ei)
(Oi)
49,5 -3,02899 0,4993
50-54 0,01 0,28 1
54,5 -2,30435 0,4893
55-59 0,0475 1,33 2
59,5 -1,57971 0,4418
60-64 0,1395 3,906 2
64,5 -0,85507 0,3023
65-69 0,2506 7,0168 4
69,5 -0,13043 0,0517
70-74 0,463768 12,98551 10
74,5 0,594203 0,2224
75-79 0,1825 5,11 9
79,5 1,318841 0,4049

Sumber: Pengolahan data nilai pretest siswa SMPN 1 Darussalam Aceh Besar
kelas VII1

(Oi − Ei )2
χ2 = ∑kt=1
Ei

(1−0,28)2 (2−1,33)2 (2−3,906)2 (4−7,168)2


χ 2
= + + + +
1 2 2 4
(10−12,98)2 (9−5,11)2
+
10 9
0,5184 0,4428 3,6328 9,1010 8,9132 15,1321
χ2 = + + + + +
1 2 2 4 10 9

𝜒 2 = 0,5184 + 0,2244 + 1,8164 + 2,2752 + 0,8913 + 1,6813

𝜒 2 = 7,40

Maka dari tabel chi-kuadrat diperoleh  2 = 7,81 Oleh karena


0,95 (3)

χ2hitung < χ2tabel yaitu 7,40 < 7,81 maka dapat disimpulkan bahwa sebaran data
93

hasil tes kemampuan berfikir kritis tes akhir siswa/siswi SMP Negeri 1

Darussalam Aceh Besar pada materi pecahan berdistribusi normal.

C. Pengujian Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini, diuji dengan uji pihak kanan dan

menggunakan statistik uji-t pada taraf signifikansi α = 0,05. Kriteria yang berlaku

menurut Sudjana adalah “Tolak hipotesis H0 jika t hitung ≥ t 1-α, dan terima H0

dalam hal lainnya.”1 Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

𝐻0 : 𝜇1 < 65 Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi

pecahan di Kelas VII SMP Negeri 1 Darussalam Aceh Besar

belum mencapai taraf berhasil.

𝐻1 : 𝜇1 ≥ 65 Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi

pecahan di Kelas VII SMP Negeri 1 Darussalam Aceh Besar

mencapai taraf berhasil.

Adapun rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah sebagai

berikut:

x  0
t
s
n

70,36  65
=
6,90
28

______________
1
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 1992), hal. 231.
94

5,36
=
6,90
5,29

28,35
=
6,90

= 4,10

Dengan 𝑥̅ adalah rata-rata nilai postest, 𝜇0 adalah KKM dengan

nilai sebesar 65, s adalah simpangan baku nilai postest, dan n adalah

jumlah siswa kelas VII-1 SMP Negeri 1 Darussalam Aceh Besar.

Maka diperoleh dk = (28-1) = 27 dan taraf signifikan 0,95 dari daftar

distribusi t diperoleh t 0,95 (27) = 1,70. Karena hasil perhitungan diperoleh 4,10,

maka thitung ≥ ttabel atau 4,10 ≥ 1,70. Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima,

sehingga dapat disimpulkan bahwa “ penerapan pembelajaran berbasis masalah

pada materi pecahan di kelas VII SMP Negeri 1 Darussalam Aceh Besar

mencapai taraf berhasil dan ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran

berbasis masalah pada materi pecahan dapat meningkatkan kemampuan berpikir

kritis siswa kelas VII SMP Negeri1 Darussalam Aceh Besar”.

Anda mungkin juga menyukai