MODUL 8
WORKPLACE & ENVIRONMENTAL ARRANGEMENT
Disusun Oleh:
Kelompok 25
Agus Tri Wibowo 21070113120012
Ulyvia Trisnawati 21070113120059
Ahmad Sahal A 21070113130027
Andina Pratiwi 21070113130047
Dewi Maharani DP 21070113130079
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan YME, karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, kami berhasil menyelesaikan laporan praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Workplace & Environmental Arrangement ini dengan baik.
Laporan ini kami susun guna melengkapi tugas praktikum mata kuliah Perancangan
Teknik Industri semester 7, Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro.
Penyusunan laporan praktikum PTI ini telah terselesaikan dengan baik berkat bantuan
banyak pihak, baik pada saat pelaksanaan praktikum maupun pada saat penyusunan. Oleh
karena itu, penyusunmengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan praktikum ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan
penyusunan laporan ini dan selanjutnya.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
2.6 Penentuan Jumlah Exhaust Fan ............................................................................. 10
v
BAB VI PENUTUP ............................................................................................................ 59
DAFTAR PUSTAKA
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 – Workplace & Environmental Arrangement
Kelompok 25
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Workspace
Workspace adalah area atau tempat kerja dimana bertemunya pekerja dengan
tugasnya dalam melakukan suatu proses produksi, workspace berisi material, mesin,
perkakas kerja, peralatan pembantu fasilitas penunjang lingkungan fisik kerja, dan juga
manusia sebagai pelaksana (Sritomo, 1996).
A Merah Mutlak
Keterangan :
N = Jumlah Lampu
E = Kuat Penerangan yang dibutuhkan (lux)
A = Luas Bidang Kerja (m2)
LLF = Faktor Kehilangan Cahaya
CU ( Coeffesien Of Utilitation ) = Faktor Penggunaan (antara 50 % - 60 %)
Level iluminasi diperoleh dari standar kebutuhan masing-masing keperluan. Luas
working plane didapat dari ukuran panjang dan lebar. Nilai lumens disesuaikan dengan
desain ruangan. Utility factor didapat dari penentuan nilai Room Cavity Factor dan nilai
reflektansi ruang.
Tabel 2. 1 Nilai LLF
Kantor ber-AC 0.8
Kapasitas AC berdasarkan PK :
Kapasitas AC (PK) Setara dengan (BTU/hr) Untuk ruangan (m x m)
½ 5.000 3x3
¾ 7.000 3x4
1 9.000 4x4
1,5 12.000 4x6
2 18.000 6x8
2,5 24.000 8x8
3 27.000 10x8
5 45.000 10x10
Standart konversi baku =
1 PK = 745 watt
1 watt = 3,412 BTU
1 PK = 2.546,699 BTU /hr
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Mulai
Membuat layout
komponen
Merancang
fasilitas SK
Membuat layout
produksi berdasarkan
form to chart
Menentukan
Menentukan Menentukan
jumlah
jumlah lampu jumlah AC
exhaust fan
Selesai
BAB IV
PENGUMPULAN DATA
NO Jabatan Jumlah
1 Direktur Utama 1
Departemen Produksi
Kepala Departemen 1
Unit PPIC :
Kepala Unit 1
Staff 4
2 Unit Quality Control :
Kepala Unit 1
Staff 5
Unit Assembly :
Kepala Unit 1
Staff 5
Departemen RND
Kepala Departemen 1
3 Staff HRD 1
Staff Riset 1
Staff GA 1
Departemen Sales &
Marketing
4 Kepala Departemen 1
Staff Marketing 1
Staff Sales 1
Departemen Logistik
Kepala departemen : 1
5 Unit Purchasing
Kepala Unit Purchasing 1
Staff Purchasing 4
Unit warehouse 1
Kepala Unit 1
Staff 4
Unit Distribusi
Kepala Unit 1
Staff 5
Departemen Financial
Kepala Departemen 1
6
Staff Accounting 1
Staff Administrasi 1
Departemen IT
7 Kepala Departemen 1
Staff 1
8 Operator 25
Satpam 2
9
Cleaning Service 2
Driver 2
10 Operator Warehouse 2
Jumlah Karyawan 82
4.3 Layout SK
Berikut adalah aliran Layout perakitan Tamiya di PT. Kanishta Garjita Indonesia:
BAB V
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
Stasiun kerja selanjutnya dalam proses perakitan adalah stasiu kerja 4 dimana
aktifitas didalamnya aldalah memasang skrup 2 pada chasis assy dan memasang plat
belakang besar pada rumah dinamo assy, ukuran pallet dtentukan dengan menambahkan
toleransi untuk mempermudah operator dalam melakukan pekerjaan. Toleransi yang
diberikan adalah dengan menambahkan ukuran jari untuk mengambil komponen dalam pallet
yaitu toleransi sebesar 46 mm.
Stasiun Kerja 5
Stasiun Kerja 6
Stasiun Kerja 9
Stasiun Kerja 10
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan maka didapat ukuran untuk desain kursi
operator sebagai berikut :
Lebar Sandaran : Menggunakan dimensi lebar bahu bagian atas dengan variabel semua jenis
kelamin dan menggunakan presentil 95th maka didapatkan ukuran sandaran sebesar 38.32
Tinggi Sandaran : Menggunakan dimensi tinggi bahu dalam posisi duduk dengan variabel
semua jenis kelain dan menggunakan presentil 95th maka didapatkan ukuran tinggi sandaran
sebesar 629.8 mm
Tinggi kursi : Menggunkan dimensi tinggi popliteal dengan semua jenis kelamin dan
menggunakan presentil 5th maka didapatkan ukuran sebesar 370.25 mm.
Panjang Kursi : Menggunakan dimensi panjang popliteal untuk semua jenis kelamin dengan
menggunakan presentil 95th didapatkan hasil sebesar 422. mm.
Lebar kursi : Menggunakan dimensi lebar pinggul untuk semua jenis kelamin dan
didalamnya digunakan presentil 95th dan didapatkan hasil sebesar 400.63 mm.
Adapun Kode Departemen yang terdapat dalam perusahaan PT. Kanishta Garjita
Indonesia adalah sebagai berikut:
Tabel 5.2 Kode Departemen
Kode Proses
A Receiving
B Warehouse Storage
SK1 Stasiun Kerja 1
SK2 Stasiun Kerja 2
SK3 Stasiun Kerja 3
SK4 Stasiun Kerja 4
SK5 Stasiun Kerja 5
SK6 Stasiun Kerja 6
SK7 Stasiun Kerja 7
SK8 Stasiun Kerja 8
SK9 Stasiun Kerja 9
SK10 Stasiun Kerja 10
C Packaging
D Finished Good Storage
Berikut adalah table palet Komponen pada PT. Kanishta Garjita Indonesia:
Tabel 5.3 Komponen Tamiya
- From to Chart
Berikut adalah hasil JIP untuk produksi Tamiya selama 12 Periode
Tabel 5.6 JIP 12 Periode
155959
Maka Rata-rata jumlah Produksi Tamiya adalah sebesar = 12997 Tamiya
12
2. Toilet Wanita
Toilet wanita merupakan tempat dimana seorang operator atau karyawan wanita
melakukan kegiatan – kegiatan pribadi seperti buang air dan sebagainya. Pada bagian
produksi terdapat 8 karyawan wanita. Berikut merupakan rincian untuk fasilitas toilet
wanita:
Tabel 5.7Fasilitas Toilet Wanita
Fasilitas Jumlah
WC 2 Bilik
Wastafel 2 buah
3. Warehouse
Warehouse merupakan tempat penyimpanan raw material dari supplier yang akan
digunakan dalam proses produksi. Adapun rincian fasilitas Warehouse sebagai
berikut:
Tabel 5.8 Fasilitas Warehouse
Fasilitas Jumlah
Rak Penyimpanan 4
Palet 5
Troli 2
forklift 1
4. Stasiun Kerja
Stasiun Kerja merupakan tempat para operator merakit Tamiya. Pada SK biasanya
terdapat komonen – komponen produksi seperti bahan baku, work in process maupun
finished goods. Dalam stasiun kerja terdapat beberapa fasilitas seperti berikut:
Tabel 5.9 Fasilitas Stasiun Kerja
Fasilitas Jumlah
Conveyor 1
Exhaust Fan 4
Kursi Operator 25
Trolley 1
5. Packaging
Packaging area merupakan tempat pengemasan produk jadi hingga produk yang siap
didistribusikan kepada retailer dan konsumen. Dalam Packaging Area terdapat
beberapa fasilitas sebagai berikut:
Tabel 5.10 Fasilitas Packaging
Fasilitas Jumlah Ukuran
Meja 1 3 m x 0,5 m
Exhaust Fan 1 -
Kursi Operator 4 -
Rak Packaging 1 -
Trolley 1 -
6. Storage
Storage merupakan tempat penyimpanan barang jadi yang sudah dipack di dalam dus
dan siap didistribusikan pada retailer dan konsumen. Pada bagian storage terdapat
beberapa fasilitas sebagai berikut:
8. Storage
Luas yang dibutuhkan storae adalah 14.35 m2 dengan panjang 11.40m dan lebar
8.88 m
9. Warehouse
Werhaouse merupakan tempat penampungan /penyimpanan sementara produk-
produk Finish good yang siap didistribusikan kepada konsumen. Luas yang
dibutuhkan Warehouse adalah 111.36 m2 dengan panjang 4.00 m dan lebar 3.38
m
10. Packaging Area
Merupakan Area pengemasan produk- produk (Tamiya) yang telah selesai di
produksi, dan siap di distribusikan kepada konsumen. Luas yang dibutuhkan
packaging area adalah 14.35m2 dengan panjang 4.00 dan lebar 3.38
11. Area Produksi
Merupakan tempat untuk melakukan aktivitas perakitan Tamiya.. Luas yang
dibutuhkan Area Produksi adalah 264.00 dengan panajng 22 m dan lebar 11 m.
Jadi dari seluruh area kerja dan fasilitas kerja yang telah diketahui ukuranya,
dibutuhkan area kerja dengan ukuran 756.27 m 2
Dengan demikian biaya yang harus di keluarkan oleh PT. Kanishta Garjita Indonesia adalah
sebesar Rp 436.650,-. Dan berikut adalah total biaya material handling yang harus
dikeluarkan oleh PT. Kanishta Garjita Indonesia:
Tabel 5.16 Total Biaya Material Handling
Total Jarak Total Biaya
Titik
NO Skala Aktual Skala Aktual
Perpindahan
Minggu Tahun Minggu Tahun Minggu Tahun Minggu Tahun
1 A-B 657.8 34205.6 1315.6 68411.2 72358 3762616 144716 7525232
2 B-S1 504.3 26223.6 1008.6 52447.2 55473 2884596 110946 5769192
3 B-S2 17.1 889.2 34.2 1778.4 1881 97812 3762 195624
4 B-S3 96.075 4995.9 192.15 9991.8 10568.3 549549 21136.5 1099098
5 B-S4 169.75 8827 339.5 17654 18672.5 970970 37345 1941940
6 B-S5 10.2 530.4 20.4 1060.8 1122 58344 2244 116688
7 B-S6 274.38 14267.8 548.76 28535.5 30181.8 1569453.6 60363.6 3138907.2
8 B-S7 61.71 3208.92 123.42 6417.84 6788.1 352981.2 13576.2 705962.4
9 B-S8 127.05 6606.6 254.1 13213.2 13975.5 726726 27951 1453452
10 B-S9 610.98 31771 1221.96 63541.9 67207.8 3494805.6 134416 6989611.2
11 B-S10 108.45 5639.4 216.9 11278.8 11929.5 620334 23859 1240668
12 S10-C 457.6 23795.2 915.2 47590.4 50336 2617472 100672 5234944
13 C-D 1086.8 56513.6 2173.6 113027 119548 6216496 239096 12432992
Total 4182.2 217474 8364.39 434948 460041 23922155.4 920083 47844310.8
Dimana :
N = Jumlah lampu
E = Kuat penerangan yang akan dicapai
A = Luas daerah yang akan diberi penerangan
∅ = Total lumen lampu
LLF = Light Loss Factor
CU = Coeffesien of Utillization
Perhitungan
300 𝑥 756,27
𝑁 = 6200 𝑥 0,7 𝑥 0,5 = 104,553 ≈ 105 buah
Analisis:
Dari hasil perhitungan jumlah lampu yang telah dilakukan, diperoleh hasil pembulatan
keatas yaitu 105 lampu untuk luas daerah 756,27 m2 . Lampu yang digunakan adalah jenis
lampu fluorescent karena lebih hemat energi ketimbang lampu pijar biasa dan lumen yang
dihasilkan tidak berbeda jauh. Seri lampu yang digunakan adalah MASTER TL-D Super 80
70W/835 1SL dari Philips, tipe ukuran sedang dengan rata-rata lumen per watt 89Lm/W dan
Total lumen bernilai 6200 lumen. Nilai total lumen ini sudah tergolong tinggi dikelasnya,
dengan pencahayaan bagus sangat disarankan untuk penggunaan area industri.
Untuk kuat penerangan area industri yang akan dicapai bernilai 300 karena sudah
ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Dalam penjelasannya nilai 300
diperoleh karena kegiatan yang dilakukan PT. Kanishta Garjita Indonesia tergolong aktivitas
rutin yang tercakup dalam salah satu kategorinya (R. Adm, ruang kontrol, pekerjaan mesin
& perakitan/penyusun).
Pabrik yang akan dibangun tergolong Industri bersih, karena hanya melakukan perakitan dan
tidak memberi output polusi atau limbah, sehingga nilai LLF atau Light Loss Factor yang
digunakan adalah 0,7.
Volume Ruangan
Rumus : jumlah turbin ventilator = 𝑘𝑎𝑝.𝑠𝑒𝑑𝑜𝑡 𝑥 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑖𝑟𝑘𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
Perhitungan :
Storage
111,36 𝑥 3
jumlah turbin ventilator = = 1,1136 ≈ 2 buah
30 𝑥 10
Warehouse
111,36 𝑥 3
jumlah turbin ventilator = = 1,1136 ≈ 2 buah
30 𝑥 10
Packaging Area
14,85 𝑥 3
jumlah turbin ventilator = = 0,1485 ≈ 1 buah
30 𝑥 10
Area produksi
290,4 𝑥 3
jumlah turbin ventilator = = 2,904 ≈ 3 buah
30 𝑥 10
Analisis
Dari hasil perhitungan diperoleh jumlah exhaust fan yang diperlukan adalah 8 unit.
Turbin Ventilator yang digunakan berbahan alumunium dengan ukuran sedang yaitu D 60
cm (24”), dengan kapasitas sedot 30 m3/menit. Untuk waktu sirkulasi bisa dipilih 5 menit,
10 menit atau 15 menit, tetapi pada lapora ini menggunakan 10 menit karena menenggang
waktu rata-rata, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lama.
= 1,924 AC ≈ 2 AC
Analisis:
AC merupakan salah satu fasilitas yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk kenyamanan para
pekerja dalam melakukan aktivitas kerjanya. Ruangan yang membutuhkan AC pada lantai
produksi PT. Kanishta Garjita adalah office room. Penentuan jumlah AC ini didasarkan oleh
beberapa hal, yaitu: Luas ruangan, Koefisien BTU, dan BTU Ruangan. Kemudian akan
didapatkanlah hasil seperti yang tertera di atas yaitu membutuhkan 2 unit AC
Ukuran
No Departemen
Panjang Lebar Luas
1 Direktur Utama 3.8 4 15.2
2 Departemen Produksi 18 4.5 81
3 Departemen RND 4 4.5 18
Analisis:
Luas ruangan yang diperlukan setiap departemen berbeda-beda tergantung pada
kapasitas dari masing-masing departemen. Allowance yang diberikan untuk masing-masing
departemen sebesar 10% dari luas departemen, sedangkan allowance yang diberikan untuk
direktur utama adalah 45% karena dalam ruangan tersebut terdapat kamar mandi dengan luas
14,18 m2. Luas departemen didapatkan dari kapasitas masing-masing depatemen x 4,5 m ,
karena berdasarkan referensi pada buku Data Arsitek jilid 2 bahwa luas yang diperlukan
setiap individu adalah 4,5 m, sehingga total luas untuk masing-masing departemen adalah
luas ditambah allowance. Maka total luas untuk departemen IT adalah 9,90 m2 dengan
kapasitas 2 orang, departemen Logistic 4,95 m2 dengan kapasitas 1 orang, departemen
Finansial 9,90 m2 dengan kapasitas 2 orang, departemen Produksi 4,95 m2 dengan kapasitas
1 orang, departemen Salles and Marketing 14,85 m2 dengan kapasitas 3 orang, dan
departemen Pengembangan 19,8 m2 dengan kapasitas 4 orang, dan total luas untuk ruangan
direktur utama adalah 42,53 m2 dengan kapasitas 1 orang direktur ditambah 6 orang karena
terdapat 6 departemen, tambahan kapasitas diberikan untuk mengantisipasi jika direktur
utama ingin mengadakan rapat didalam ruangan kerja Maka total luas secara keseluruhan
untuk layout departemen adalah 110,03 m2.
Ukuran Jumlah
No Departemen dan Fasilitas
Panjang Lebar Luas Lampu
1 Direktur Utama 3.8 4 15.2 3
2 Departemen Produksi 18 4.5 81 12
3 Departemen RND 4 4.5 18 3
4 Departemen S & M 3 4.5 13.5 2
5 Departemen Logistik 18 4.5 81 12
6 Departemen Financial 3 4.5 13.5 2
7 Departemen IT 2 4.5 9 2
Direktur utama
𝐸𝑥𝐴
Jumlah lampu = ∅ 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛 𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 𝑥 𝐿𝐿𝐹 𝑥 𝐶𝑈
300 𝑥 15,2
= = 2,10 lampu ≈ 3 lampu
6200 𝑥 0,7 𝑥 0,5
Departemen produksi
𝐸𝑥𝐴
Jumlah lampu = ∅ 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛 𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 𝑥 𝐿𝐿𝐹 𝑥 𝐶𝑈
300 𝑥 81
= = 11,20 lampu ≈ 12 lampu
6200 𝑥 0,7 𝑥 0,5
Departemen RND
𝐸𝑥𝐴
Jumlah lampu = ∅ 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛 𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 𝑥 𝐿𝐿𝐹 𝑥 𝐶𝑈
300 𝑥 18
= = 2,49 lampu ≈ 3 lampu
6200 𝑥 0,7 𝑥 0,5
Departemen Logistik
𝐸𝑥𝐴
Jumlah lampu = ∅ 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛 𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 𝑥 𝐿𝐿𝐹 𝑥 𝐶𝑈
300 𝑥 81
= = 11,20 lampu ≈ 12 lampu
6200 𝑥 0,7 𝑥 0,5
Departemen Finansial
𝐸𝑥𝐴
Jumlah lampu = ∅ 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛 𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 𝑥 𝐿𝐿𝐹 𝑥 𝐶𝑈
300 𝑥 13,5
= = 1,87 lampu ≈ 2 lampu
6200 𝑥 0,7 𝑥 0,5
Departemen IT
𝐸𝑥𝐴
Jumlah lampu = ∅ 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛 𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢 𝑥 𝐿𝐿𝐹 𝑥 𝐶𝑈
300 𝑥 9
= = 1,24 lampu ≈ 2 lampu
6200 𝑥 0,7 𝑥 0,5
= 0,84 AC ≈ 1 AC
Departemen produksi
Luas Ruangan x Koefisien BTU
Jumlah AC =
BTU ruangan
81 x 500
= 45000
= 0,9 AC ≈ 1 AC
Departemen RND
Luas Ruangan x Koefisien BTU
Jumlah AC =
BTU ruangan
18 x 500
= 12000
= 0,75 AC ≈ 1 AC
= 0,75 AC ≈ 1 AC
Departemen Logistik
Luas Ruangan x Koefisien BTU
Jumlah AC =
BTU ruangan
81 x 500
= 45000
= 0,9 AC ≈ 1 AC
Departemen Finansial
Luas Ruangan x Koefisien BTU
Jumlah AC =
BTU ruangan
13,5 x 500
= 9000
= 0,75 AC ≈ 1 AC
Departemen IT
Luas Ruangan x Koefisien BTU
Jumlah AC =
BTU ruangan
9 x 500
= 5000
= 0,9 AC ≈ 1 AC
Analisis:
AC merupakan salah satu fasilitas yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk
kenyamanan para pekerja dalam melakukan aktivitas kerjanya. PT. Kanishta Garjita
Indonesia memiliki sebanyak 6 departemen, yaitu: Departemen IT, Departemen Logistic,
Departemen Finansial, Departemen Produksi, Departemen Sales and Marketing dan
Departemen RND juga tambahan satu ruangan untuk direktur utama. Perusahaan akan
merencanakan pengadaan AC untuk ruang direktur utama dan keenam departemen tersebut.
Penentuan jumlah lampu ini didasarkan oleh beberapa hal, yaitu: Luas ruangan, Koefisien
BTU, dan BTU Ruangan. Kemudian akan didapatkanlah hasil seperti yang tertera pada tabel
di atas. Untuk ruang Direktur Utama dibutuhkan sebanyak 1 AC, Departemen IT sebanyak 1
AC, Departemen Logistic sebanyak 1 AC, Departemen Finansial sebanyak 1 AC,
Departemen Produksi sebanyak 1 AC, Departemen Sales and Marketing sebanyak 1 AC dan
Departemen Pengembangan sebanyak 1 AC.
Activity Relationship Chart merupakan salah satu metode kualitatif yang berisikan
kode-kode huruf yang menunjukkan derajat hubungan aktivitas secara kualitatif. Pada PT.
Khanista Gajrita Indonesia terdapat 6 departemen, 11 fasilitas pendukung dan 1 Ruang
Direktur Utama yang kemudian dari bagian-bagian tersebut dianalisis mengenai tingkat
kepentingannya. Terdapat 6 tingkat kepentingan yang digunakan dalam pembuatan Activity
Relationship Chart, adapun 6 tingkat kepentingan tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 5.10 Derajat Hubungan
Derajat hubungan
A Mutlak Perlu di dekatkan (Absolutely Necessary)
E Sangat Penting untuk didekatkan (Especially Important)
I Penting untuk didekatkan (important)
A6 E 13 A 5,8 E7 A- E- A- E-
X 8,12,14,15,17 X- X- X-
O
I 3,4 O- I 1,2,3,6,13 O 7,8,18
I 4,13 O 3,6,14 I 1,4 2,5,6,14,18
A2 E A1 E A- E2 A2,14 E5
X- X8 X8 X1,6,7,10,12,15,18
Departemen
Departemen Logistik(5) Departemen IT(7) Lantai Produksi(8)
Fianancel(6)
I
I 6,12 O7 O 2,3 I6,13 O3,4,5 I O4
3,4,5,7,13
A- E18 A- E- A- E14,15
A8 E5,17 A- E 17 X-
Post
X1 X-
Satpam(17)
Parkiran
Parkiran Truck(14 Rest Room(16)
Motor&Mobil(15)
I- O2,12,15 I16 O18 A- E14,15
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah :
1. Workspace adalah keadaan ruang tempat atau area kerja seseorang melakukan
pekerjaan. Dalam area kerja ini, terjadi interaksi antara pekerja dengan
tugasnya dalam melakukan proses produksi yang melibatkan material, mesin
dan perkakas kerja, serta peralatan penunjang lainnya dengan dipengaruhi
oleh lingkungan fisik dan dilaksanakan oleh manusianya.
2. Faktor-faktor lingkungan kerja antara lain antropometri, iluminasi, kondisi
atmosfer, kebisingan, penataan ruang fisik, dan prinsip-prinsip dalam menata
komponen. Pada PT Kanishta Garjita, pengaturan faktor faktor lingkungan
kerja hanya dilakukan pada faktor atmosfer dan iluminasi. Untuk faktor
atmosfer dilakukan perhitungan baanyaknya jumlah exhaust fan di lantai
produksi, serta jumlah AC yang dibutuhkan. Sedangkan untuk faktor
ilumimasi dilakukan perhitungan jumlah lampu yang dibutuhkan.
3. Perancangan layout lantai produksi sesuai dengan form to chart. Dalam hal
tersebut dibutuhkan aliran pemindahan komponen dan jumlah komponen
yang dipindahkan dapat menentukan form to chart dari semua ruangan yang
terlibat pada proses produksi. Pada lantai produksi dibutuhkan exhaust fan
sebanyak 8 unit dan 4 unit AC dengan kapasitas berbeda-beda, sedangkan
diluar lantai produksi membutuhkan AC sebanyak 7 unit dengan kapasitas
berbeda-beda. Pada lantai produksi membutuhkan penerangan lampu
sebanyak 105 unit, sedangkan diluar lantai produksi membutuhkan
penerangan lampu sebanyak 36 unit.
6.2 Saran
1. Dalam menentukan luas ruangan sebaiknya diperhatikan mengenai fasilitas dan
yang ada di ruangan tersebut,dan kapasitas orang yang dibutuhkan sehingga
dapat diperkirakan luasan yang sesuai untuk ruangan tersebut.
2. Dalam pembuatan ATBD, dan SRD , praktikan harus lebih teliti dalam
menentukan hubungan antar ruang sehingga hasil layout dapat lebih efisien
3. Dalam membuat layout pabrik secara keseluruhan, praktikan lebih cermat dalam
menentukan bagian mana yang memiliki derajat kepentingan tertinggi, sehingga
layout yang dihasilkan dapat sesuai dengan anali