PENDAHULUAN
daerah atau suatu negara. Karena bangunan adalah suatu proses untuk menuju
kehidupan yang lebih baik. Apalagi jika pembangunan tersebut adalah pembangunan
rumah, yang dapat diartikan sebagai kelompok rumah yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan sarana dan
prasarana.
Secara umum, dapat diartikan sebagai tempat untuk berlindung atau bernaung dari
pengaruh keadaan alam sekitarnya ( Hujan, Matahari, dll ) Serta merupakan tempat
beristirahat setelah bertugas untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari. Namun,
pengertian rumah juga dapat ditinjau lebih jauh secara fisik dan psikologis.
1. Secara Fisik
Dari segi fisik rumah berarti suatu bangunan tempat kembali dari berpergian,
bekerja, tempat tidur dan beristirahat memulihkan kondisi fisik dan mental yang letih
dari melaksanakan tugas sehari-hari.
2. Secara Psikologis
Ditinjau dari segi psikologis rumah berarti suatu tempat untuk tinggal dan untuk
melakukan hal-hal tersebut di atas, yang tentram, damai, menyenangkan bagi
penghuninya. rumah dalam pengertian psikologis ini lebih mengutamakan situasi dan
suasana daripada kondisi dan keadaan fisik rumah itu sendiri.
proyek pembangunan rumah ini dipercayakan dari owner kepada bapak xxx
selaku kepala tukang. Beliau yang mengintruksikan kepada 3 tukang lainnya untuk
Tujuan umum dari pelaksanaan PKL ini adalah agar mahasiswa dapat
a. Membandingkan antara teori yang telah diperoleh saat kuliah dengan aplikasinya
dilapangan.
c. Mempelajari dan mencari solusi dari berbagai permasalahan yang biasa dihadapi
bangunan.
e. Dapat membuat laporan hasil pengamatan selama mengikuti PKL dan sesuai
a. Owner
b. Kepala Tukang
Kepala tukang adalah orang yang dipercayai oleh owner di lapangan sebagai
pemimpin pekerjaan para tukang di lapangan. Kepala tukang pada proyek ini adalah
Pak Hasanudin.
c. Tukang
OWNER
JUMADI YUDHA
KEPALA TUKANG
HASANUDIN
TUKANG
LEMAN
TOLEH
JOKO
Adapun beberapa data teknis proyek yang harus diketahui dalam pembuatan
Pembangunan rumah ini terletak di Jalan Kesehatan, Pontianak dengan luas lahan
Beberapa tahapan yang akan di laksanakan dalam proyek ini adalah sebagai
berikut:
1. Pengerjaan Pembersihan
2. Pengerjaan Uitzet/Bowplank
3. Pengerjaan Galian
4. Pengerjaan Pondasi
6. Pengerjaan Kolom
8. Pengecoran Lantai
9. Pengerjaan Balok
16. Finishing
Dari 16 pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam proyek ini saya hanya
membahas pekerjaan tangga, karena tangga adalah salah satu struktur yang paling
penting dari bangunan bertingkat, sehingga dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) ini, saya hanya membahas tentang pekerjaan tangga. Dan saya akan
mengamati perkerjaan ini mulai dari pembuatan sampai tahap finishing pada
pengerjaan tersebut.
Waktu pengerjaan perumahan ini dimulai pada bulan xxx 2017 sampai selesai.
Adapun waktu yang akan digunakan untuk mengamati pekerjaan tangga yang
telah dipilih minimal 3-4 jam setiap minggunya, Setiap kegiatan amatan disertai
dengan laporan harian dan mingguan beserta dokumentasi yang direkam dalam bentuk
lapangan .
TINJAUAN TEORI
2.1. Tangga
Tangga adalah suatu alat tranportasi dalam gedung yang sangat konvensional.
Dalam merencanakan tangga terdapat sejumlah unsur yang sangat penting dan patut
dicermati, yaitu kenyamanan, ketenteraman dan keindahan.
Aman dalam urusan ini tangga yang direncanakan diciptakan dengan konstruksi yang
kokoh sehingga dapat menampung beban pengguna saat menapaki tangga. Disebut
nyaman jika tangga mudah dilewati dan tidak menjadikan orang gampang lelah
maupun jenuh saat menapakinya.
Tangga di samping aman dan nyaman, semestinya diciptakan untuk mendukung
tampilan ruang secara keseluruhan, baik proposi ukuran maupun dimensi tangga
terhadap suatu ruang.
Tangga bermanfaat sebagai jalan naik dan turun antar lantai tingkat.
Syarat tangga nyaman :
Ø Letak tangga harus mudah terlihat dan ditelusuri oleh orang yang akan
menggunakannya.
Ø Ruang tangga diusahakan terpisah dengan ruang lain, supaya orang yang naik turun
tangga tidak mengganggu kegiatan penghuni yang lain.
Ø Apabila tangga dijadikan sebagai jalur darurat, pada perencanaannya wajib di taruh
dekat pintu keluar, supaya saat terjadi bencana, penghuni lantai atas bisa turun langsung
mengarah ke halaman luar.
Bagian Bagian Tangga
- Bentuk tangga dapat disesuaikan dengan beda tinggi lantai dan ruangan yang
tersedia. Untuk menambah suasana yang harmonis dalam ruangan, bentuk tangga
juga sebaiknya dibuat indah dan serasi dengan interior ruangan.
- Dalam buku ini hanya dibatasi pengetahuan akan berbagai bentuk tangga yang
umum banyak dipakai, yaitu:
1. Tangga lurus,
2. Tangga miring,
3. Tangga lengkung,
4. Tangga siku,
5. Tangga lingkar
Membuat tangga disamping keindahan perlu diperhatikan segi - segi teknisnya, harus
diperhatikan juga kemudahan, rasa aman, bagi orang yang melaluinya.
b) Untuk bangunan umum, lebar anak tangga 120 cm s/d 200 cm.
Semua anak tangga harus dibuat bentuk dan ukuran yang seragam, dan untuk
memberi kenyamanan bagi yang turun dan naik tangga perlu diperhatikan lebar dan
tinggi anak tangga.
2t + l = 60 - 65 cm
- Untuk melangkah naik perlu tenaga 2 kali lebih besar dari pada melangkah datar.
Lebar dan tinggi anak tangga sangat menentukan kenyamanan, yang naik tidak cepat
lelah dan yang turun tidak mudah tergelincir.
Umumnya ukuran:
l = lebar tanjakan; 26 - 30 cm atau 22,5 - 30 cm. Seluruh telapak kaki (sepatu) dapat
berpijak penuh.
Contoh hitungan:
l = 26 cm
2t + l = 16 + 26 = 58 < 60
Dicoba; t = 20 cm
l = 28 cm
2t + l = 2. 20 + 28 = 68 < 65
Dicoba; t = 18 cm
l = 28 cm
2t + l = 2. 18 + 28 = 64 cm
’ boleh dipakai.
Jumlah anak tangga yang tidak merupakan bilangan bulat, diatasi dengan cara;
- Jumlah anak tangga yang dibulatkan keatas menjadi 17 buah. Selisih beda tinggi
anak tangga dibagi merata:
- Mengingat selisih tinggi kurang dari 1 cm, tidak akan terasa, maka beda tinggi anak
tangga diletakkan pada satu anak tangga yang paling dibawah atau paling atas.
Ruang tangga harus dibuat leluasa, terang dan segar, harus diberi lubang ventilasi
Ukuran ruang tangga ditentukan oleh jumlah anak tangga dan bentuk tangganya.
Tangga untuk bangunan rumah tinggal, dengan lebar 100 cm, jumlah anak tangga 17
buah dengan bordes.
- Kemiringan tangga dibuat tidak curam, agar orang mudah untuk naik dan turun
tangga, jadi tidak banyak energi yang keluar, tetapi jika kemiringan dibuat terlalu
landai dan dapat menjemukan bagi orang yang melaluinya, disamping itu banyak
memakan tempat (space) yang ada, jadi kurang efisien.
- Kemiringan tangga yang wajar berkisar antara 250 s/d 420 dan untuk bangunan
rumah tinggal biasa digunakan kemiringan 380.
- Konstruksi tangga harus kuat dan stabil, karena sebagai jalan penghubung ke lantai
tingkat. Menurut peraturan pembebanan Indonesia untuk gedung, 1983, bahwa beban
ditangga lebih besar dari beban pada pelat lantai.
- Konstruksi tangga dapat menjadi satu dengan rangka bangunannya, jika terjadi ada
penurunan bisa menyebabkan sudut kemiringan tangga berubah, Jika konstruksi
tangga tersendiri artinya terpisah dengan struktural rangka bangunan, dibuatkan
pondasi tersendiri rangka tangga tidak menempel pada dinding diberi sela ± 5 cm.-
Bidang momen yang terjadi pada ibu tangga;
Mudah dikerjakan, harga cukup murah, bentuk bahan alami menambah kesejukan
suasana ruang.
Konstruksinya kuat dan awet, tidak cepat rusak, dapat berumur panjang, bahan tahan
api. Dapat dipasang di bangunan umum atau bangunan tingkat rendah atau sampai
dengan 4 (empat) lantai.
Kurang serasi ditempatkan pada ruang dalam karena bentuknya kasar, biasanya
dipasang sebagai tangga pribadi atau tangga darurat dengan bentuk lingkar.
Merupakan pasangan bata pada halaman rumah, tidak terlindung, tidak memerlukan
perhitungan konstruksi.
Disamping beberapa jenis tangga ada juga tangga gerak (eskalator), tangga ini
bergerak naik atau turun, tanpa perlu melangkahkan kaki, karena digerakkan dengan
mesin, biasanya dipasang pada bangunan komersil dan biaya operasionalnya mahal.
Sebelum pembuatan tangga dimulai, maka yang perlu disiapkan adalah bahan-
bahan untuk pembuatan tangga. Adapun bahan yang digunakan sebagai berikut;
1. Besi Tulangan
Ada 2 jenis tulangan baja, yaitu tulangan polos (plain bar) dan tulangan ulir
(deformed bar).
Baja tulangan ini tersedia dalam beberapa macam diameter tetapi karena
ketentuan SNI (dalam Wahyuidi, 1999: 32. Saat ini tulangan polos yang mudah
Sumber : Lapangan,2016
tulangan harus diberi tebal minimum beton (selimut beton). Tebal selimut beton
bervariasi tergantung pada tipe konstruksi dan kondisi lingkungan, dengan cuaca
atau tanah adalah tidak boleh lebih kecil dari 20mm untuk pelat, dan dinding yang
menggunkan diameter tulangan lebih kecil dari D-36, serta 40mm untuk balik dan
balok sloof. Jika beton tersebut berhubungan langsung dengan tanah, tebal selimut
b. Tulangan Ulir
menyatakan diameter tulangan ulir. Sebagai contoh D10 dan D19 menunjukan ulir
berdiameter 10mm dan 19mm . tulangan ini tersedia mulai diameter 10mm sampai
32mm, meskipun ada juga yang lebih besar, tetapi umumnya diperoleh melalui
pesanan khusus.
33) baja tulangan ulir labih diutamakan pemakaiannya untuk batang tulangan.
Salah satu tujuan dari ketentuan ini adalah agar struktur beton bertulang tersebut
memiliki keandalan terhadap efek gempa, Karena antara lain terdapat lekatan yang
Mutu dan cara uji harus sesuai dengan SII-0136-86 atau ekivalen JLS. G. 3112.
Baja tulangan ulir mempunyai kuat leleh lebih besar dari 400 KN/cm2 boleh
Baja tulangan beton yang dianyam harus memilih ASTM AIG4 “Spesification
2. Beton
Beton umumnya tersusun dari tiga bahan penyusun utama yaitu semen, agregat
dan air. Jika diperlukan, bahan tambah (admixture) dapat ditambahkan untuk
berhubungan dengan air. Agregat tidak memainkan peranan yang penting dalam
reaksi kimia tersebut, tetapi berfungsi sebagai bahan pengisi mineral yang dapat
3. Agregat
Agregat adalah material granular, misalnya pasir, kerikil, batu pecah, dan kerak
tungku pijar, yang dipakai bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk
Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat
kering), yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui
ayakan 0,063 mm. apabila kadar lumpur melampaui 5% maka agregat halus
yang dibuktikan melali percobaan warna.Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai
Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori, agregat
kasar yang mengandung butir-butir hanya dapat di pakai, apabila jumlah butir-
agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.Agregat kasar tidak boleh
4. Air
Air yang dapat diminum umumnya dapat digunakan sebagai campuran beton. Air
minyak, gula, atau bahan kimia lainnya, bila dipakai dalam campuran beton akan
dihasilkan.Karena pasta semen merupakan hasil reaksi kimia antara semen dengan
air, maka bukan perbandingan jumlah air terhadap total berat campuran yang
penting, tetapi justru perbandingan jumlah air dengan semen atau yang biasa
proses hidrasi selesai, sedangkan air yang terlalu sedikit akan menyebabkan proses
pada umur 7 hari atau 28 hari tidak boleh kurang dari 90% jika dibandingkan
dengan kekuatan beton yang menggunakan air standar/suling (PB, 1989: 9).
Air yang digunakan dapat berupa air tawar (dari sungai, danau, telaga,
kolam dan lainnya), air laut maupun air limbah, asalkan memenuhi syarat mutu
yang telah ditetapkan. Air tawar yang dapat diminum umumnya dapat digunakan
sebagai campuran beton. Garam-garaman dalam air laut ini akan mengurangi
kualitas beton hingga 20%. Air laut tidak boleh digunakan sebagai bahan
campuran beton pra tegang ataupun beton bertulang karena resiko terhadap karat
lebih besar. Air buangan industi yang mengandung asam alkali juga tidak boleh
digunakan.
Air hujan,
Air tanah,
Air permukaan,
Air laut
5. Kayu Bekisting
Kayu adalah merupakan hasil alam terdiri dari sel-sel yang ukuran serta
Ukuran dari sel-sel kayu yang terbesar, letaknya sejajar dengan arah batang pohon
diperhatikan. Kayu yang bentuknya hampir lurus dimana arah jaringan serat-
seratnya hampir sejajar dengan sumbu batang kyu. Pekerjaanya akan lebih mudah
kayu yang sudah dikeringkan akan dipakai untuk bekesting, maka jarak dari papan
tersebut harus diatur jangan terlalu sempit (sedikit renggang, karena pada saat
pertama beton dico (pertama kali hujan), kayu akan sedikit mengembang.
semakin lembab udaranya serat-serat kayu akan lebih lunak (serat-serat kayu
menyerap air). Hal ini mengakibatkan mutu (kekuatan) kayu berkurang. Kayu
adalah suatu material yang tidak homogen, karena perilaku dan kekuatan yang
tegak lurus terhadap arah serat-seratnya jauh lebih besar dari kekuatan yang sejajar
2.3.2. Alat
3. Meteran
tulangan atau kayu dapat sesuai dengan gambar kerja dan tidak meleset.
4. Gergaji
5. Kawat Beton/Bendrat
9. Palu
BAB III
TINJAUAN KEGIATAN YANG DIAMATI
beugel
besi tulangan
1
Besi
polos ø 8 Untuk pembuatan Beugel Sangat Baik
mm
SNI
Untuk proses pembuatan beugel dikerjakan 1 orang pekerja, untuk pembekokan tulangan dan
perakitannya .
Perkerjaan ini bertujuan supaya untuk semua material dan bahan yang telah direncakan
oleh perencana dapat di terapkan sesuai dan benar yang telah direncakan oleh perencana, Alat
yang dipakai hanya meteran, material yang digunakan tulangan ulir dengan panjang 12 meter
dengan diameter 8 .
Tangga memiliki ukuran beugel yang diamati dimensi 15x30cm dan hak 4 cm. Jadi,
Hasil perhitungan panjang keseluruhan beugel tersebut kemudian diukur pada tulangan
dengan menggunakan meteran dan diberi penanda berupa kapur pada tulangan untuk
c. Pembekokan beugel
Setelah itu dilakukan pemotongan begel sesuai panjang yang sudah ditentukan, lalu begel
dibengkokkan dengan bantalan besi dan dibantu pembengkok besi. Pembengkokkan begel
beugel.
balok.
Pekerjaan bekisting tangga dimulai dari pembuatan papan bekisting. Kemudian dilanjutkan
Pengukuran lebar papan bekisting dilakukan sesuai dengan dimensi kolom yang akan
dikerjakan. Untuk ukuran lebar papan bekisting dalam satu kolom ini memiliki 2 ukuran yang
akan di gunakan.
proses pemasangan
paku ke kayu.
Bekisting
Tahapan pelaksanaan yang dilakukan pada pekerjaan bekisting tangga adalah Papan
lebar papan bekisting yang kecil, sedangkan klam 2 dibuat lebih panjang dari papan bekisting
yang berukuran lebih lebar. Kemudian klam tersebut dipaku dengan papan.Klam digunakan
Bekisting.
Sumber : Lapangan,2017
Bekisting balok.
kayu.
dipakukan menyiku diatas plat lantaii sebagai acuan peletakan bekisting tangga. Kemudian
bekisting diletakkan hingga pada batas papan tersebut, hingga tulangan tertutupi oleh
bekisting.Setelah itu papan bekisting yang berukuran lebih lebar ditutupkan pada bekisting
kawat bendrat.
Tahapan pelaksanaa yang dilakukan pada pekerjaan penyambungan tangga adalah dikatkan
pada tulangan lantai yang menonjol. Bagian yang dibawah yaitu yang memiliki kait agar
Pembuatan beton menggunakan beton mutu K225 adalah suatu kekuatan Bahan pembuatan
1. Personil Pengecoran
Tahapan pelaksanaa yang dilkakukan pada pekerjaan pengecoran balok di lakukan 8 orang.
Pada bab ini diberi kesempatan untuk mencoba mencari kesamaan dan perbedaan yang
terjadi dilapangan dengan teori yang telah dipelajari pada setiap perkuliahan, sehingga dari
analisa yang coba dibahas oleh penulis menghasilkan suatu kesimpulan yang akan menjadi
penemuan-penemuan. Adapun yang akan dianalisa oleh penulis pada pengamatan pengerjaan
2. Pembuatan Beton
5. Pekerjaan pengecoran
Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan yang telah diamati selama dilapangan penulis
Kesehatan Gg. Sumber Agung 2 terutama pada pekerjaan yang menjadi amatan yaitu
pengerjaan tangga. Semua amatan yang dilakukan baik melihat secara langsung maupun
1. Pekerjaan Tulangan
Pada pekerjaan penulangan ini ditemukan beberapa hal yang sama dengan teori
pengerjaan yaitu pada beugel pada teori berjarak 15-20cm. beugel dilapangan juga disusun
dengan jarak 15cm. memang terlihat sedikit berlebihan namun jika diperkirakan dari segi
Pada pekerjaan ini ditemukan beberapa kesamaan dan perbedaan pada teori, yaitu beugel
Pada pekerjaan ini yang saya amati dilapangan berbeda dengan yang di teori karena
untuk proses pekerjaan kolomnya mereka tidak ada melakukan beton deking untuk menjaga
Pada pembuatan papan bekisting ini di temukan perbedaan dengan yang ada di teori,
di teori mereka memaki multiplek untuk papan bekistingnya sedangkan dilapangan mereka
dan batu dapat dituang kedalam cetakan (bekisting). Dengan menungakan adukan secara hati-
hati. Disebutkan juga agar tidak ada gelmbung-gelembung udara yang tertinggal dalam adukan
maka setelah adukan dituangkan tusuk-tusuklah adukan beton dengan menggunakan batang
baja tulangan atau alat lain yang menyerupai untuk memampatkan gelumbung-gelembung
tersebut. Namun yang terjadi di lapangan masih sistem manual dari pekerjanya.
Pada saat cuaca yang kurang mendukung seperti hujan sehingga pada tahap pengecoran
terganggu.
2.DIACI
2.PERAKITAN PAPAN 2.PEMASANGAN
BEKISTING PAPAN BEKISTING
3. DICAT
3.PENGECORAN
4.PELEPASAN
Sumber: Lapangan,2016
PAPAN BEKISTING
2.DIACI
2.PERAKITAN PAPAN 2.PEMASANGAN
BEKISTING TULANGAN
3.PENGECORAN
4.PELEPASAN
PAPAN BEKISTING
Setelah melakukan pengamatan pada pekerjaan tangga yang ada pada proyek di Jl. Kesehatan
1. Untuk proses pengadukan dan pencampuran beton dinilaisudah sesuai dengan teori
2. Pembuatan tulangan pada proses pembengkokan dan pemotongan sudah sesuai dengan
3. Bentuk dan ukuran tangga masih kurang menjamin keamanan untuk penggunaanya.
C. SARAN
Dalam hal ini penulis menyarankan agar pembuatan tangga setidaknya memikirkan
kemanan dan kenyaman ketika digunakan,oleh karena itu dalam pembuatan desainnya
sebaiknya tukang memikirkan hal-hal yang mesti diperhitungkan dalam hal keamanan dan
kenyamanan.