Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Proyek Yang Diamati

Pembangunan merupakan faktor penting dalam perkembangan pada suatu

daerah atau suatu negara. Karena bangunan adalah suatu proses untuk menuju

kehidupan yang lebih baik. Apalagi jika pembangunan tersebut adalah pembangunan

infrastruktur yang menghasilkan pembangunan sarana atau prasarana penting

penunjang kebutuhan bagi kelangsungan kehidupan manusia. Misalnya pembangunan

rumah, yang dapat diartikan sebagai kelompok rumah yang berfungsi sebagai

lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan sarana dan

prasarana.

Secara umum, dapat diartikan sebagai tempat untuk berlindung atau bernaung dari
pengaruh keadaan alam sekitarnya ( Hujan, Matahari, dll ) Serta merupakan tempat
beristirahat setelah bertugas untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari. Namun,
pengertian rumah juga dapat ditinjau lebih jauh secara fisik dan psikologis.

1. Secara Fisik

Dari segi fisik rumah berarti suatu bangunan tempat kembali dari berpergian,
bekerja, tempat tidur dan beristirahat memulihkan kondisi fisik dan mental yang letih
dari melaksanakan tugas sehari-hari.

2. Secara Psikologis

Ditinjau dari segi psikologis rumah berarti suatu tempat untuk tinggal dan untuk
melakukan hal-hal tersebut di atas, yang tentram, damai, menyenangkan bagi
penghuninya. rumah dalam pengertian psikologis ini lebih mengutamakan situasi dan
suasana daripada kondisi dan keadaan fisik rumah itu sendiri.

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 1


1.2 Sistem Penunjukkan Proyek

proyek pembangunan rumah ini dipercayakan dari owner kepada bapak xxx

selaku kepala tukang. Beliau yang mengintruksikan kepada 3 tukang lainnya untuk

mengerjakan pembangunan rumah bapak xxx.

1.3 Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Adapun tujuan Praktek Kerja Lapangan meliputi :

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari pelaksanaan PKL ini adalah agar mahasiswa dapat

menjelaskan proses pelaksanaan suatu kegiatan proyek / industri konstruksi secara

mendetail sehingga memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas dalam

mempersiapkan diri untuk berkecimpung dalam dunia industri.

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus diantaranya:

a. Membandingkan antara teori yang telah diperoleh saat kuliah dengan aplikasinya

dilapangan.

b. Menjelaskan proses pelaksanaan proyek dilapangan.

c. Mempelajari dan mencari solusi dari berbagai permasalahan yang biasa dihadapi

di dalam lingkungan proyek.

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 2


d. Mengikuti perkembangan teknologi baru dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi

bangunan.

e. Dapat membuat laporan hasil pengamatan selama mengikuti PKL dan sesuai

dengan tata cara penulisan ilmiah.

1.4 Pihak-Pihak yang Terkait dalam Proyek

Adapun pihak-pihak yang terkait dalam proyek sebagai berikut :

a. Owner

pemilik rumah ini langsung memberikan kepercayaan kepada kepala tukang.

Pemilik tersebut bernama Bapak Jumadi Yudha.

b. Kepala Tukang

Kepala tukang adalah orang yang dipercayai oleh owner di lapangan sebagai

pemimpin pekerjaan para tukang di lapangan. Kepala tukang pada proyek ini adalah

Pak Hasanudin.

c. Tukang

Tukang terdiri atas 3 orang yang bernama Leman,Toleh,Joko.

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 3


1.5 Struktur organisasi proyek

OWNER
JUMADI YUDHA

KEPALA TUKANG
HASANUDIN

TUKANG

LEMAN

TOLEH

JOKO

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Proyek


Sumber : Lapangan, 2017

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 4


1.6 Data Teknis Proyek

1.6.1 Data Umum Proyek

Adapun beberapa data teknis proyek yang harus diketahui dalam pembuatan

perumahan ini adalah sebagai berikut :

Nama Proyek : Pembangunan Rumah 2 lantai

Lokasi Proyek : Jalan Kesehatan Gg. Sumber Agung 2 (Kota Baru)

Luas Lahan : xxx m²

Luas Bangunan : xxx m²

Pemilik Proyek : Jumadi Yudha

Kepala Tukang : Hasanudin

Sumber Dana : Pribadi

Waktu Pelaksanaan : Agustus 2017-selesai

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 5


1.7 Lokasi Proyek

Pembangunan rumah ini terletak di Jalan Kesehatan, Pontianak dengan luas lahan

xxx m², xxx

Kalimantan Baraat Kota Pontianak

Gambar 1.1 Jl. Kesehatan Gg. Sumber Agung 2


Sumber : Google Earth

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 6


1.8 Batasan Pengamatan
1.8.1 Rincian Pekerjaan Keseluruhan

Beberapa tahapan yang akan di laksanakan dalam proyek ini adalah sebagai

berikut:

1. Pengerjaan Pembersihan

2. Pengerjaan Uitzet/Bowplank

3. Pengerjaan Galian

4. Pengerjaan Pondasi

5. Pengerjaan Sloof dan Ground Tank

6. Pengerjaan Kolom

7. Perkerjan dan pelepasan bekisting

8. Pengecoran Lantai

9. Pengerjaan Balok

10. Perkerjan dan pelepasan bekisting

11. Pemasangan Dinding

12. Pemasangan Kusen Pintu, Jendela dan Ventilasi

13. Pembuatan Tangga

14. Pekerjaan Plafond

15. Perkerjaan Atap

16. Finishing

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 7


1.8.2 Batas Pekerjaan Yang Diamati

Dari 16 pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam proyek ini saya hanya

membahas pekerjaan tangga, karena tangga adalah salah satu struktur yang paling

penting dari bangunan bertingkat, sehingga dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja

Lapangan (PKL) ini, saya hanya membahas tentang pekerjaan tangga. Dan saya akan

mengamati perkerjaan ini mulai dari pembuatan sampai tahap finishing pada

pengerjaan tersebut.

1.8.3 Waktu Pengerjaan

Waktu pengerjaan perumahan ini dimulai pada bulan xxx 2017 sampai selesai.

1.8.4 Waktu Pengamatan

Adapun waktu yang akan digunakan untuk mengamati pekerjaan tangga yang

telah dipilih minimal 3-4 jam setiap minggunya, Setiap kegiatan amatan disertai

dengan laporan harian dan mingguan beserta dokumentasi yang direkam dalam bentuk

gambar/foto sebagai bukti pengamatan.

1.8.5. Metode Pengamatan

Metode pengamatan pelaksanaan praktek kerja lapangan dengan cara

observasi/turun ke lapangan dengan bertanya, mengumpumpulkan data, foto dan sketsa

lapangan .

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 8


BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Tangga

Tangga adalah suatu alat tranportasi dalam gedung yang sangat konvensional.
Dalam merencanakan tangga terdapat sejumlah unsur yang sangat penting dan patut
dicermati, yaitu kenyamanan, ketenteraman dan keindahan.
Aman dalam urusan ini tangga yang direncanakan diciptakan dengan konstruksi yang
kokoh sehingga dapat menampung beban pengguna saat menapaki tangga. Disebut
nyaman jika tangga mudah dilewati dan tidak menjadikan orang gampang lelah
maupun jenuh saat menapakinya.
Tangga di samping aman dan nyaman, semestinya diciptakan untuk mendukung
tampilan ruang secara keseluruhan, baik proposi ukuran maupun dimensi tangga
terhadap suatu ruang.
Tangga bermanfaat sebagai jalan naik dan turun antar lantai tingkat.
Syarat tangga nyaman :
Ø Letak tangga harus mudah terlihat dan ditelusuri oleh orang yang akan
menggunakannya.
Ø Ruang tangga diusahakan terpisah dengan ruang lain, supaya orang yang naik turun
tangga tidak mengganggu kegiatan penghuni yang lain.
Ø Apabila tangga dijadikan sebagai jalur darurat, pada perencanaannya wajib di taruh
dekat pintu keluar, supaya saat terjadi bencana, penghuni lantai atas bisa turun langsung
mengarah ke halaman luar.
Bagian Bagian Tangga

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 9


bagian bagian tangga
sumber : google

Berikut adalah bagian bagian tangga pada bangunan rumah:


a) Pondasi tangga
Sebagai dasar andalan (landasan) supaya tidak merasakan penurunan atau
pergeseran. Maka, di unsur pangkal tangga bawah mesti diberi pondasi.
Pondasi tangga bisa berupa pasangan batu kali, beton bertulang ataupun kombinasi
kedua bahan tesebut. Pada lantai bertingkat, di bawah pangkal tangga mesti diberi
balok anak sebagai pengaku plat, supaya lantai tidak menyangga beban tepusat yang
besar.

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 10


b) Ibu tangga
Ibu tangga adalah bagian konstruksi pokok yang mendukung anak tangga. Ibu
tangga adalah konstruksi yang menjadi satu dengan rangka bangunanya, namun boleh
juga dibuat terpisah, tergantung teknik mana yang dirasakan paling menguntungkan.
c) Anak tangga
Anak tangga ialah bagian dari tangga yang bermanfaat untuk bertumpuan
telapak kaki. Anak tangga dipasang secara teratur, supaya aman saat di pakai oleh
pemakai. Bentuk dan lebar serta selisih tinggi masing- masing anak tangga harus
diciptakan sama.
Anak tangga dapat diciptakan secara terus menerus bersambungan dari bawah hingga
atas. Bila menghendaki variasi format lain, anak tangga bisa juga diciptakan secara
terpisah dengan format sesuai selera.
d) Pagar tangga
Pagar tangga ialah pelindung di samping sisi tangga untuk pemakai agar tidak
terpeleset jatuh atau guna pegangan ketika menaiki tangga tersebut.
Pada sisi tangga yang berbatasan langsung dengan tembok tidak butuh memasang
pagar tangga, namun disisi lain yang bebas mesti diberi pagar.
Bentuk pagar tangga dapat diciptakan dengan sekian banyak motif, yang sangat
sederhana dibuat dari papan yang dipakukan pada tiang- tiang yang ditanam pada
anak tangga. Apabila menghendaki format yang artistic, dapat digunakan kayu yang
diukir atau batang baja kecil yang dibentuk sekian banyak bentuk.
e) Pegangan Tangga
Pegangan tangga adalah suatu yang diletakan pada anak tangga sebagai tempat
bertumpunya tangan saay orang naik turun tangga agar terasa aman.
Bentuk dan ukuran pegangan dibuat supaya terasa enak dan pas oleh telapak tangan.

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 11


Bentuk umum dibuat bulat atau oval dengan diameter 4-5 cm, bila dipakai format
persegi ukurannya ialah 4×6 cm.
Pegangan tangga dipasang bertumpu pada tiang-tiang pagar tangga.
bagian bagian tangga
Bagi menahan desakan orang pada pegangan tangga, maka tiang- tiang ini mesti
ditanam powerful pada anak tangga atau ibu tangga, supaya tidak gampang roboh ke
samping.
Pada sisi yang berbatasan dengan dinding, pegangan tangga bisa bertumpu pada begel
yang ditanam pada dinding. Sela bebas antara pegangan tangga dengan dinding
paling tidak 4 cm, supaya tangan tidak hingga bergesekan dengan dinding. Tinggi
pegangan tangga diciptakan 80 cm diukur dari permukaan anak tangga.
f) Bordes
Bordes adalah suatu plat datar diantara anak- anak tangga, yang berfungsi sebagai
tempat untuk beristirahat sejenak saat melakukan naik turun tangga. Dari segi
kenyamanan, aturan baku penciptaan tangga, setiap elevasi maksimum 12 anak tangga
( setinggi 1,5 – 2 m) mesti diciptakan bordes (landing).
Bordes dipasang pada tangga yang terlampau panjang atau pada sudut sebagai tempat
pergantian arah tangga yang berbelok. Bordes dapat diciptakan lebih dari satu,saat
arah berbelok tangga lebih dari dua kali.
Lebar bordes ideal guna bangunan lokasi tinggal tinggal, 80- 100 cm, sedangkan
untuk bangunan umum 120-200 cm.

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 12


· Macam - macam bentuk tangga

- Bentuk tangga dapat disesuaikan dengan beda tinggi lantai dan ruangan yang
tersedia. Untuk menambah suasana yang harmonis dalam ruangan, bentuk tangga
juga sebaiknya dibuat indah dan serasi dengan interior ruangan.

- Dengan makin majunya tingkat kebudayaan manusia, perkembangan teknologi yang


memproduksi bahan dan alat bangunan, ide para seniman, maka bentuk tangga makin
lama makin berkembang bervariasi, bahkan dewasa ini bentuk sudah merupakan seni
tersendiri.

- Dalam buku ini hanya dibatasi pengetahuan akan berbagai bentuk tangga yang
umum banyak dipakai, yaitu:

1. Tangga lurus,

2. Tangga miring,

3. Tangga lengkung,

4. Tangga siku,

5. Tangga lingkar

· Perhitungan dan standarisasi bentuk tangga serta ukurannya

Membuat tangga disamping keindahan perlu diperhatikan segi - segi teknisnya, harus
diperhatikan juga kemudahan, rasa aman, bagi orang yang melaluinya.

- Lebar anak tangga;

a) Untuk rumah tinggal, lebar anak tangga 80 cm.

b) Untuk bangunan umum, lebar anak tangga 120 cm s/d 200 cm.

c) Untuk tangga darurat, lebar anak tangga bisa 70 cm.

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 13


Tetapi dapat juga diperhatikan jika yang melewati berpapasan di satu anak tangga:

a. Untuk satu orang, lebarnya 60 - 80 cm

b. Untuk dua orang, lebarnya 120 cm

c. Untuk tiga orang, lebarnya 180 cm

- Lebar dan tinggi anak tangga (trap);

Semua anak tangga harus dibuat bentuk dan ukuran yang seragam, dan untuk
memberi kenyamanan bagi yang turun dan naik tangga perlu diperhatikan lebar dan
tinggi anak tangga.

Rumus untuk anak tangga (undak - undak)

2t + l = 60 - 65 cm

t = tinggi anak tangga (tinggi tanjakan = optrede)

l = lebar anak tangga (lebar injakan = aantrede)

Rumus diatas didasarkan pada;

- Satu langkah arah datar antara 60 - 65 cm.

- Untuk melangkah naik perlu tenaga 2 kali lebih besar dari pada melangkah datar.

Lebar dan tinggi anak tangga sangat menentukan kenyamanan, yang naik tidak cepat
lelah dan yang turun tidak mudah tergelincir.

Umumnya ukuran:

t = tinggi tanjakan; 16 - 20 cm atau 14 - 20 cm. Masih mudah didaki.

l = lebar tanjakan; 26 - 30 cm atau 22,5 - 30 cm. Seluruh telapak kaki (sepatu) dapat
berpijak penuh.

Contoh hitungan:

Selisih tinggi lantai = 320 cm.

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 14


Dicoba; t = 16 cm

l = 26 cm
2t + l = 16 + 26 = 58 < 60

’ tangga terlalu landai, melelahkan.

Dicoba; t = 20 cm

l = 28 cm

2t + l = 2. 20 + 28 = 68 < 65

’ tangga terlalu curam, cepat lelah.

Dicoba; t = 18 cm

l = 28 cm

2t + l = 2. 18 + 28 = 64 cm

’ boleh dipakai.

£ anak tangga = 320 / 18 - 1 = 17,778 - 1 = 16,778 buah

Jumlah anak tangga yang tidak merupakan bilangan bulat, diatasi dengan cara;

- Jumlah anak tangga yang dibulatkan keatas menjadi 17 buah. Selisih beda tinggi
anak tangga dibagi merata:

320 / t -1 = 17 ’ t = 17, 778 cm.

- Mengingat selisih tinggi kurang dari 1 cm, tidak akan terasa, maka beda tinggi anak
tangga diletakkan pada satu anak tangga yang paling dibawah atau paling atas.

- Ukuran ruang tangga:

Ruang tangga harus dibuat leluasa, terang dan segar, harus diberi lubang ventilasi

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 15


untuk dapat udara segar dan penerangan alam, agar menghemat pemakaian listrik
pada siang hari.

Ukuran ruang tangga ditentukan oleh jumlah anak tangga dan bentuk tangganya.
Tangga untuk bangunan rumah tinggal, dengan lebar 100 cm, jumlah anak tangga 17
buah dengan bordes.

a). Tangga lurus:

Luas ruang tangga = 100 x 548 = 1 x 5,48 = 5,48 m2

b). Tangga siku:

Luas ruang tangga = (1 x 2,24) + (1 x 1) + (1 x 2,24) = 5,48 m2

c). Tangga balik:

Luas ruang tangga = 2 x 3,24 = 6,48 m2

- Kemiringan tangga dibuat tidak curam, agar orang mudah untuk naik dan turun
tangga, jadi tidak banyak energi yang keluar, tetapi jika kemiringan dibuat terlalu
landai dan dapat menjemukan bagi orang yang melaluinya, disamping itu banyak
memakan tempat (space) yang ada, jadi kurang efisien.

- Kemiringan tangga yang wajar berkisar antara 250 s/d 420 dan untuk bangunan
rumah tinggal biasa digunakan kemiringan 380.

· Konstruksi tangga dan bahan tangga

- Konstruksi tangga harus kuat dan stabil, karena sebagai jalan penghubung ke lantai
tingkat. Menurut peraturan pembebanan Indonesia untuk gedung, 1983, bahwa beban
ditangga lebih besar dari beban pada pelat lantai.

Untuk bangunan rumah tinggal = 250 kg/ m2

Dan bangunan umum diambil = 300 kg/ m2

- Konstruksi tangga dapat menjadi satu dengan rangka bangunannya, jika terjadi ada
penurunan bisa menyebabkan sudut kemiringan tangga berubah, Jika konstruksi
tangga tersendiri artinya terpisah dengan struktural rangka bangunan, dibuatkan
pondasi tersendiri rangka tangga tidak menempel pada dinding diberi sela ± 5 cm.-
Bidang momen yang terjadi pada ibu tangga;

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 16


- Bahan tangga;

Dapat dari bahan; kayu, beton bertulang,baja, batu alam.

a). Tangga kayu;

Mudah dikerjakan, harga cukup murah, bentuk bahan alami menambah kesejukan
suasana ruang.

b). Tangga beton bertulang;

Konstruksinya kuat dan awet, tidak cepat rusak, dapat berumur panjang, bahan tahan
api. Dapat dipasang di bangunan umum atau bangunan tingkat rendah atau sampai
dengan 4 (empat) lantai.

c). Tangga baja;

Kurang serasi ditempatkan pada ruang dalam karena bentuknya kasar, biasanya
dipasang sebagai tangga pribadi atau tangga darurat dengan bentuk lingkar.

d). Tangga dari batu alam;

Merupakan pasangan bata pada halaman rumah, tidak terlindung, tidak memerlukan
perhitungan konstruksi.

Disamping beberapa jenis tangga ada juga tangga gerak (eskalator), tangga ini
bergerak naik atau turun, tanpa perlu melangkahkan kaki, karena digerakkan dengan
mesin, biasanya dipasang pada bangunan komersil dan biaya operasionalnya mahal.

2.3 Bahan Dan Alat Dalam Membuat Tangga

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 17


2.3.1 Bahan

Sebelum pembuatan tangga dimulai, maka yang perlu disiapkan adalah bahan-

bahan untuk pembuatan tangga. Adapun bahan yang digunakan sebagai berikut;

1. Besi Tulangan

Ada 2 jenis tulangan baja, yaitu tulangan polos (plain bar) dan tulangan ulir

(deformed bar).

a. Tulangan polos (Plain)

Baja tulangan ini tersedia dalam beberapa macam diameter tetapi karena

ketentuan SNI (dalam Wahyuidi, 1999: 32. Saat ini tulangan polos yang mudah

dijumpai adalah hingga diameter 16mm, dengan panjang standar 12 meter.

Tabel 2.1 Dimensi Efektif Tulangan Polos


Diameter Berat Keliling Luas penampang

(mm) (kg/m) (cm) (cm2)

6 0,222 1,88 0,283

8 0,395 2,51 0,503

10 0,617 3,14 0,785

12 0,888 3,77 1,13

16 1,58 5,02 2,01

Sumber : Lapangan,2016

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 18


PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 19
Gambar 2.1 Tulangan polos
Sumber: Lapangan,2017

Untuk melindungi tulangan terhadap bahaya kebakaran dan korosi diluar

tulangan harus diberi tebal minimum beton (selimut beton). Tebal selimut beton

bervariasi tergantung pada tipe konstruksi dan kondisi lingkungan, dengan cuaca

atau tanah adalah tidak boleh lebih kecil dari 20mm untuk pelat, dan dinding yang

menggunkan diameter tulangan lebih kecil dari D-36, serta 40mm untuk balik dan

balok sloof. Jika beton tersebut berhubungan langsung dengan tanah, tebal selimut

minimum adalah 40-50mm, tergantung dari diameter tulangannya.

b. Tulangan Ulir

Berdasarkan SNI (Wahyudi, 1999:33), digunakan symbol D untuk

menyatakan diameter tulangan ulir. Sebagai contoh D10 dan D19 menunjukan ulir

berdiameter 10mm dan 19mm . tulangan ini tersedia mulai diameter 10mm sampai

32mm, meskipun ada juga yang lebih besar, tetapi umumnya diperoleh melalui

pesanan khusus.

Bedasarkan ketentuan SNI T-15-1991-03 pasal 3.5 (dalam Wahudi, 1999 :

33) baja tulangan ulir labih diutamakan pemakaiannya untuk batang tulangan.

Salah satu tujuan dari ketentuan ini adalah agar struktur beton bertulang tersebut

memiliki keandalan terhadap efek gempa, Karena antara lain terdapat lekatan yang

lebih baik antara beton dengan tulangannya.

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 20


Persyaratan yang harus dipenuhi oleh baja tulangan ulir menurut L. Wahyudi

(1999:3) antara lain :

 Mutu dan cara uji harus sesuai dengan SII-0136-86 atau ekivalen JLS. G. 3112.

 Baja tulangan ulir mempunyai kuat leleh lebih besar dari 400 KN/cm2 boleh

dipakai asalkan fy adalah tegangan yang memberikan regangan 0,30 %.

 Baja tulangan beton yang dianyam harus memilih ASTM AIG4 “Spesification

For Fabricated Deform Steel Bar Mats For Concrete Reinforcement”.

Tabel.2.2 Dimensi Nominal Tulangan Ulir

Diameter Berat Keliling Luas Penampang

(mm) (kg/m) (cm) (cm2)

10 0,67 3,14 0,785

13 1,04 4,08 1,33

16 1,58 5,02 2,01

19 2,23 5,96 2,84

22 2,98 6,91 3,80

25 3,85 7,85 4,91

32 6,31 10,05 8,04

36 7,99 11,30 10,20

40 9,87 12,56 12,60

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 21


Sumber : Lapangan. 2017

Gambar 2.2 Tulangan Ulir


Sumber: Lapangan,2017

2. Beton

Beton umumnya tersusun dari tiga bahan penyusun utama yaitu semen, agregat

dan air. Jika diperlukan, bahan tambah (admixture) dapat ditambahkan untuk

mengubah sifat-sifat tertentu dari beton yang bersangkutan.

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 22


Semen merupakan bahan campuran yang secara kimiawi aktif setelah

berhubungan dengan air. Agregat tidak memainkan peranan yang penting dalam

reaksi kimia tersebut, tetapi berfungsi sebagai bahan pengisi mineral yang dapat

mencegah perubahan- perubahan volume beton setelah pengadukan selesai dan

memperbaiki keawetan beton yang dihasilkan.

Gambar 2.3 Semen


Sumber: Lapangan,2017

3. Agregat

Agregat adalah material granular, misalnya pasir, kerikil, batu pecah, dan kerak

tungku pijar, yang dipakai bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk

membentuk suatu beton atau adukan semen hidraulik.( SK SNI 03 - 2002).

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 23


 Agregat Halus (Pasir)

Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat

kering), yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui

ayakan 0,063 mm. apabila kadar lumpur melampaui 5% maka agregat halus

harus dicuci.Pasir tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu banyak

yang dibuktikan melali percobaan warna.Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai

agregat halus untuk semua mutu beton .

 Agregat Kasar (Kerikil dan Batu Pecah)

Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori, agregat

kasar yang mengandung butir-butir hanya dapat di pakai, apabila jumlah butir-

butir pipih tidak melampaui 20% dari berat agregat sebelumnya.Butir-butir

agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh

pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.Agregat kasar tidak boleh

mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan terhadap berat kering), yang

diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian.Yang dapat melalui ayakan

0,063 mm. apabila kadar lumpur melampaui 1% .

4. Air

Air diperlukan pada pembuatan beton untuk memicu proses kimiawi

semen, membasahi agregat dan memberikan kemudahan dalam pekerjaan beton.

Air yang dapat diminum umumnya dapat digunakan sebagai campuran beton. Air

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 24


yang mengandung senyawa-senyawa yang berbahaya, yang tercemar garam,

minyak, gula, atau bahan kimia lainnya, bila dipakai dalam campuran beton akan

menurunkan kualitas beton, bahkan dapat mengubah sifat-sifat beton yang

dihasilkan.Karena pasta semen merupakan hasil reaksi kimia antara semen dengan

air, maka bukan perbandingan jumlah air terhadap total berat campuran yang

penting, tetapi justru perbandingan jumlah air dengan semen atau yang biasa

disebut sebagai Faktor Air Semen (water cement ratio).

Air yang berlebihan akan menyebabkan banyaknya gelembung air setelah

proses hidrasi selesai, sedangkan air yang terlalu sedikit akan menyebabkan proses

hidrasi tidak tercapai seluruhnya, sehingga akan mempengaruhi kekuatan beton

pada umur 7 hari atau 28 hari tidak boleh kurang dari 90% jika dibandingkan

dengan kekuatan beton yang menggunakan air standar/suling (PB, 1989: 9).

Air yang digunakan dapat berupa air tawar (dari sungai, danau, telaga,

kolam dan lainnya), air laut maupun air limbah, asalkan memenuhi syarat mutu

yang telah ditetapkan. Air tawar yang dapat diminum umumnya dapat digunakan

sebagai campuran beton. Garam-garaman dalam air laut ini akan mengurangi

kualitas beton hingga 20%. Air laut tidak boleh digunakan sebagai bahan

campuran beton pra tegang ataupun beton bertulang karena resiko terhadap karat

lebih besar. Air buangan industi yang mengandung asam alkali juga tidak boleh

digunakan.

Sumber-sumber air yang ada adalah sebagai berikut:

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 25


 Air yang terdapat diudara,

 Air hujan,

 Air tanah,

 Air permukaan,

 Air laut

5. Kayu Bekisting

Kayu adalah merupakan hasil alam terdiri dari sel-sel yang ukuran serta

bentuknya bermacam-macam. Sel-sel ini dibentuk pada masa pertumbuhan pohon.

Ukuran dari sel-sel kayu yang terbesar, letaknya sejajar dengan arah batang pohon

kayu tersebut.Pada saat kayu akan dikerjakan, struktur serat-seratnya perlu

diperhatikan. Kayu yang bentuknya hampir lurus dimana arah jaringan serat-

seratnya hampir sejajar dengan sumbu batang kyu. Pekerjaanya akan lebih mudah

(misalnya mengetam) dari pada kayu yang seratnya tidak teratur.

Pada saat pembuatan bekesting harus diperhatikan perilaku kayu, apabila

kayu yang sudah dikeringkan akan dipakai untuk bekesting, maka jarak dari papan

tersebut harus diatur jangan terlalu sempit (sedikit renggang, karena pada saat

pertama beton dico (pertama kali hujan), kayu akan sedikit mengembang.

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 26


Perilaku kekuatan kayu juga dipengaruhi oleh kelembaban kayu, karena

semakin lembab udaranya serat-serat kayu akan lebih lunak (serat-serat kayu

menyerap air). Hal ini mengakibatkan mutu (kekuatan) kayu berkurang. Kayu

adalah suatu material yang tidak homogen, karena perilaku dan kekuatan yang

tegak lurus terhadap arah serat-seratnya jauh lebih besar dari kekuatan yang sejajar

dengan arah serat kayu.

Gambar 2.4 Kayu papan


Sumber: Lapangan,2017
6. Bahan-bahan lain

Bahan-bahan lain yang mendukung dalam pengerjaan tangga .

2.3.2. Alat

1. Alat pemotong tulangan ( gunting beton )

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 27


Digunakan untuk memotong tulangan,dalam pemotongan haruslah sesuai

dengan gambar-gambar kerja

Gambar 2.5 Gunting Beton


Sumber: Lapangan,2017
2. Bantalan Besi

Digunakan untuk membengkokkan tulangan,yang biasanya di gunakan untuk

membuat begel dan tulangan lebih (belalai).

Gambar 2.6 Bantalan Besi


Sumber: Lapangan,2017

3. Meteran

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 28


Digunakan untuk mengukur,agar dalam membuat atau memotong suatu

tulangan atau kayu dapat sesuai dengan gambar kerja dan tidak meleset.

Gambar 2.7 Meteran


Sumber: Lapangan,2017

4. Gergaji

Digunakan untuk memotong kayu dalam pembuatan bekisting atau pembuatan

lainnya yang dapat di potong dengan gergaji.

Gambar 2.8 Gergaji


Sumber: Lapangan,2017

5. Kawat Beton/Bendrat

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 29


Digunakan untuk mengikat antar tulangan.

Gambar 2.9 Kawat Bendrat


Sumber: Lapangan,2017

6. Tang Kakak Tua/Gegep

Digunakan untuk memotong kawat bendrat sebagai pengikat tulangan

Gambar 2.10 Gegep


Sumber: Lapangan,2017

7. Pembengkok Besi/Hak Besi

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 30


Digunakan untuk membengkokkan tulangan pokok atau tulangan begel

Gambar 2.11 Hak Besi


Sumber: Lapangan,2017
8. Paku

Digunakan untuk melekatkan dua bahan dengan cara menembus keduanya.

Paku biasa terbuat dari baja dengan ujung yang runcing

Gambar 2.12 Paku


Sumber: Lapangan,2017

9. Palu

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 31


Digunakan untuk membantu menancapkan paku ke kayu atau beton

Gambar 2.13 Palu


Sumber: Lapangan,2017

BAB III
TINJAUAN KEGIATAN YANG DIAMATI

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 32


3.1 PENGERJAAN TANGGA
3.1.1 Pembuatan Beugel Tangga
1. Alat Pembuatan Beugel Tangga
Tabel 3.1.Alat Pembuatan Beugel Tangga
NO ALAT FUNGSI FOTO ANALISIS

1 Meteran Untuk mengukur tulangan Sangat baik

induk sesuai kebutuhan. Kondisi 5 m

2 Pemotong Untuk memotong tulangan Baik

besi untuk beugel.

3 Engkol Untuk membengkokkan Baik

ujung tulangan induk.

4 Kapur Untuk menandai ukuran Baik

beugel

5 Bantalan Untuk membengkokkan Baik

besi tulangan

Sumber : Lapangan, 2017

2. Bahan Pembuatan Beugel Tangga


Tabel 3.2.Bahan Pembuatan Beugel Tangga

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 33


NO BAHAN FUNGSI GAMBAR ANALISIS

1
Besi
polos ø 8 Untuk pembuatan Beugel Sangat Baik
mm
SNI

Sumber : Lapangan, 2017

3. Personil Pembuatan Beugel Tangga

Untuk proses pembuatan beugel dikerjakan 1 orang pekerja, untuk pembekokan tulangan dan

perakitannya .

4. Metode Pelaksanaan Pembuatan Beugel Tangga

a. Pengukuran Besi Tulangan

Perkerjaan ini bertujuan supaya untuk semua material dan bahan yang telah direncakan

oleh perencana dapat di terapkan sesuai dan benar yang telah direncakan oleh perencana, Alat

yang dipakai hanya meteran, material yang digunakan tulangan ulir dengan panjang 12 meter

dengan diameter 8 .

b. Pemotongan Besi Tulangan

Tangga memiliki ukuran beugel yang diamati dimensi 15x30cm dan hak 4 cm. Jadi,

panjang beugel keseluruhan 98 cm.

Hasil perhitungan panjang keseluruhan beugel tersebut kemudian diukur pada tulangan

dengan menggunakan meteran dan diberi penanda berupa kapur pada tulangan untuk

mempermudah pemotongan. Kemudian tulangan dipotong dengan pemotong besi.hasil

pemotongan pertama digunakan sebagai acuan untuk pemotongan tulangan berikutnya.

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 34


Gambar 3.1. Pemotongan
Sumber: Lapangan, 2017

c. Pembekokan beugel

Setelah itu dilakukan pemotongan begel sesuai panjang yang sudah ditentukan, lalu begel

dibengkokkan dengan bantalan besi dan dibantu pembengkok besi. Pembengkokkan begel

dilakukan oleh 1 orang.

Gambar 3.2. Pembekokan beugel


Sumber: Lapangan, 2017

3.1.2 Perakitan Tulangan Tangga

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 35


Alat Perakitan Tulangan

Tabel 3.3.Alat yang di gunakan untuk Perakitan tulangan Tangga


NO ALAT FUNGSI FOTO ANALISIS

1 Meteran Untuk mengukur jarak Sangat Baik

beigel pada tulangan induk,

2 Gegep Untuk melilitkan kawat Sangat Baik

bendrat pada saat perakitan

beugel.

2 Kawat Sebagai pengikat beugel Sangat Baik

Bendrat pada tulangan induk.

Sumber : Lapangan, 2017

2.Bahan Perakitan Tulangan Tangga


Tabel 3.4.Bahan yang di gunakan untuk pembuatan tulangan tangga
NO BAHAN FUNGSI FOTO ANALISIS

1 Beugel Untuk pembuatan tulangan Sangat Baik

balok.

Sumber : Lapangan, 2017

3. Personil Perakitan Tulangan

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 36


Untuk Perakitan tulangan balok dikerjakan 1 orang pekerja.

4. Metode Pelaksanaan Perakitan Tulangan

Gambar 3.3. Perakitan tulangan


Sumber: Lapangan, 2017
3.1.3 Bekisting Tangga

Pekerjaan bekisting tangga dimulai dari pembuatan papan bekisting. Kemudian dilanjutkan

dengan pemasangan bekisting.

a. Pembuatan Papan Bekisting

Pengukuran lebar papan bekisting dilakukan sesuai dengan dimensi kolom yang akan

dikerjakan. Untuk ukuran lebar papan bekisting dalam satu kolom ini memiliki 2 ukuran yang

berbeda agar mudah dalam pemakuan pada saat pemasangan bekisting.

1.Alat Pembuatan Bekisting


Tabel 3.5.Alat yang di gunakan untuk Pembuatan Bekisting
NO ALAT FUNGSI FOTO ANALISIS

1 Meteran Untuk mengukur Sangat Baik

Dimensi kayu yang

akan di gunakan.

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 37


2 Palu Untuk membantu Baik

proses pemasangan

paku ke kayu.

3 Gergaji Untuk memotong Kayu Baik

yang akan di gunakan.

Sumber : Lapangan, 2017

2.Bahan Pembuatan Bekisting


Tabel 3.6.Bahan yang di gunakan untuk Pembuatan Bekisting
NO BAHAN FUNGSI FOTO ANALISIS

1 Kayu Untuk Pembuatan Sangat Baik

Bekisting

2 Paku Sebagai Pengunci kayu Sangat Baik

Sumber : Lapangan, 2017


3.Personil Pembuatan Bekisting

Untuk pengerjaan pembuatan papan bekisting ini dikerjakan 2 orang.

4.Metode Pelaksanaan Pembuatan Bekisting

Tahapan pelaksanaan yang dilakukan pada pekerjaan bekisting tangga adalah Papan

disambung hingga mencapai lebar tangga yang diinginkan.Pembuatan pengapit atau

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 38


klam.Kayu bulat di potong dengan 2 ukuran berbeda. Klam 1 dibuat panjang yang sama dengan

lebar papan bekisting yang kecil, sedangkan klam 2 dibuat lebih panjang dari papan bekisting

yang berukuran lebih lebar. Kemudian klam tersebut dipaku dengan papan.Klam digunakan

untuk menahan bekisting agar tidak pecah pada saat pengecoran.

Gambar 3.4. Papan bekisting


Sumber: Lapangan,2017
b. Pemasangan bekisting
1.Alat Pemasangan Bekisting
Tabel 3.7.Alat-alat tyang di gunakan untuk Pemasangan Bekisting Tangga
NO ALAT FUNGSI FOTO KONDISI

1 Palu Untuk membantu proses Sangat Baik

pemasangan paku ke Papan

Bekisting.

Sumber : Lapangan,2017

2.Bahan Pemasangan Bekisting Balok


Tabel 3.8.Bahan untuk pemasangan Bekisting Tangga
NO BAHAN FUNGSI FOTO KONDISI

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 39


1 Papan Sebagai cetakan untuk Baik

Bekisting balok.

2 Paku Sebagai Pengunci Sangat Baik

kayu.

Sumber: Lapangan, 2017

3.Personil Pemasangan Bekisting Tangga


Dalam pemasangan bekisting dikerjakan 3 orang.

4.Metode Pelaksanaan Pemasangan Bekisting Tangga


Tahapan pelaksanaan yang dilakukan pada pekerjaan pemasangan bekisting adalah Papan

dipakukan menyiku diatas plat lantaii sebagai acuan peletakan bekisting tangga. Kemudian

bekisting diletakkan hingga pada batas papan tersebut, hingga tulangan tertutupi oleh

bekisting.Setelah itu papan bekisting yang berukuran lebih lebar ditutupkan pada bekisting

yang telah menutupi tulangan dan dipakukan.

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 40


Gambar 3.5.Pemasangan Bekisting
Sumber: Lapangan,2017

3.1.4 Pemasangan Tulangan Tangga

1.Alat Pemasangan Tulangan Tangga


Tabel 3.9.Alat-alat yang di gunakan untuk Pemasangan tulangan tangga
NO ALAT FUNGSI FOTO KONDISI

1 Gegep sebagai alat bantu memintir Baik

kawat bendrat.

Sumber : Lapangan, 2017

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 41


2.Bahan Pemasangan Tulangan Tangga

Tabel 3.10.Bahan yang di gunakan untuk Pemasangan tulangan tangga


NO BAHAN FUNGSI FOTO KET

1 Besi balok untuk pembuatan balok.

2 Kawat untuk pengikat

Bendrat sambungan ke tulangan

lantai yang menonjol.

Sumber : Lapangan, 2017


3.Personil Pemasangan Tulangan Tangga

Pengerjaan pemasangan tulangan balok ini dilakukan 1 orang.

4.Metode Pelaksanaan Pemasangan Tulangan Tangga

Tahapan pelaksanaa yang dilakukan pada pekerjaan penyambungan tangga adalah dikatkan

pada tulangan lantai yang menonjol. Bagian yang dibawah yaitu yang memiliki kait agar

mudah diikatkan.Kemudian melakukan pengikatan dengan kawat bendrat.Untuk

penyambungan antara tulangan minimal 30-40cm. ini dimaksudkan agar penyambungan

tulangan lebih kokoh

Gambar 3.6.Pemasangan tulangan tangga


Sumber: Lapangan, 2017

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 42


3.1.5.Pekerjaan Pengecoran

Pembuatan beton menggunakan beton mutu K225 adalah suatu kekuatan Bahan pembuatan

beton ialah, semen, Air, Pasir, Batu.

1. Personil Pengecoran

Tahapan pelaksanaa yang dilkakukan pada pekerjaan pengecoran balok di lakukan 8 orang.

2. Metode Pelaksanaan Pengecoran

2 Orang mencampur semen, batu, Sistem pekerjaan pengecoran


pasir dengan takaran 1:2:3 dengan kerjasama saling menyortir
hingga adonan beton ke atas

Bagan 3.7.Pekerjaan Pengecoran Tangga


Sumber: Lapangan,2017

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 43


ANALISA DAN KESIMPULAN

A. Analisa Hasil Amatan

Pada bab ini diberi kesempatan untuk mencoba mencari kesamaan dan perbedaan yang

terjadi dilapangan dengan teori yang telah dipelajari pada setiap perkuliahan, sehingga dari

analisa yang coba dibahas oleh penulis menghasilkan suatu kesimpulan yang akan menjadi

penemuan-penemuan. Adapun yang akan dianalisa oleh penulis pada pengamatan pengerjaan

tangga adalah meliputi pekerjaan:

1. Pekerjaan perangkaian tulangan

2. Pembuatan Beton

3. Pembuatan Papan Bekisting

4. Pekerjaan pemasangan dan penyambungan rangkain tulangan

5. Pekerjaan pengecoran

Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan yang telah diamati selama dilapangan penulis

banyak mendapatkan pengalaman dari sebuah proyek pembangunan perumahan di Jl.

Kesehatan Gg. Sumber Agung 2 terutama pada pekerjaan yang menjadi amatan yaitu

pengerjaan tangga. Semua amatan yang dilakukan baik melihat secara langsung maupun

bertanya kepada pihak-pihak yang ada dilapangan.

1. Pekerjaan Tulangan

Pada pekerjaan penulangan ini ditemukan beberapa hal yang sama dengan teori

pengerjaan yaitu pada beugel pada teori berjarak 15-20cm. beugel dilapangan juga disusun

dengan jarak 15cm. memang terlihat sedikit berlebihan namun jika diperkirakan dari segi

kekuatan tidak perlu dikhawatirkan kekuatannya.

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 44


2. Pengerjaan Pemasangan/Penyambungan Rangakaian Tulangan

Pada pekerjaan ini ditemukan beberapa kesamaan dan perbedaan pada teori, yaitu beugel

disusun dengan jarak 15cm.

3.Pembuatan Beton Deking

Pada pekerjaan ini yang saya amati dilapangan berbeda dengan yang di teori karena

untuk proses pekerjaan kolomnya mereka tidak ada melakukan beton deking untuk menjaga

tulangan agar tetap berada di garis as..

4. Pembuatan Papan Bekisting

Pada pembuatan papan bekisting ini di temukan perbedaan dengan yang ada di teori,

di teori mereka memaki multiplek untuk papan bekistingnya sedangkan dilapangan mereka

menggunakn papan yang di lapisi dengan plastik.

5. Pengerjaan Pengecoran Tangga


Pada teori pekerjaan pengecoran dapat dilakukan dengan cara Adukan beton semen,pasir

dan batu dapat dituang kedalam cetakan (bekisting). Dengan menungakan adukan secara hati-

hati. Disebutkan juga agar tidak ada gelmbung-gelembung udara yang tertinggal dalam adukan

maka setelah adukan dituangkan tusuk-tusuklah adukan beton dengan menggunakan batang

baja tulangan atau alat lain yang menyerupai untuk memampatkan gelumbung-gelembung

tersebut. Namun yang terjadi di lapangan masih sistem manual dari pekerjanya.

Adapun kendala yang terjadi di lapangan diantaranya :

Pada saat cuaca yang kurang mendukung seperti hujan sehingga pada tahap pengecoran

terganggu.

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 45


SKEMA PELAKSANAAN PEMBUATAN TANGGA

I.PERSIAPAN II.PELAKSANAAN III.FINISHING

1.PERAKITAN 1.PEMASANGAN 1.DIDEMPUL


TULANGAN TULANGAN

2.DIACI
2.PERAKITAN PAPAN 2.PEMASANGAN
BEKISTING PAPAN BEKISTING
3. DICAT
3.PENGECORAN

4.PELEPASAN
Sumber: Lapangan,2016
PAPAN BEKISTING

I.PERSIAPAN II.PELAKSANAAN III.FINISHING

1.PERAKITAN 1.PEMASANGAN 1.DIDEMPUL


TULANGAN PAPAN BEKISTING

2.DIACI
2.PERAKITAN PAPAN 2.PEMASANGAN
BEKISTING TULANGAN

3.PENGECORAN

4.PELEPASAN
PAPAN BEKISTING

Gambar 3.10.Skema Pengerjaan Tangga


Sumber: Lapangan,2017

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 46


B. KESIMPULAN

Setelah melakukan pengamatan pada pekerjaan tangga yang ada pada proyek di Jl. Kesehatan

Gg. Sumber Agung 2,mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Untuk proses pengadukan dan pencampuran beton dinilaisudah sesuai dengan teori

campuran yang telah ditentukan, sehingga mutu adukan cukup terjamin.

2. Pembuatan tulangan pada proses pembengkokan dan pemotongan sudah sesuai dengan

yang sudah ada teorinya.

3. Bentuk dan ukuran tangga masih kurang menjamin keamanan untuk penggunaanya.

C. SARAN

Dalam hal ini penulis menyarankan agar pembuatan tangga setidaknya memikirkan

kemanan dan kenyaman ketika digunakan,oleh karena itu dalam pembuatan desainnya

sebaiknya tukang memikirkan hal-hal yang mesti diperhitungkan dalam hal keamanan dan

kenyamanan.

PraktekKerja Lapangan 01 | DJUL ANGGARA (3201607077) 47

Anda mungkin juga menyukai