PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
I. Konsep Dasar Pariwisata
2
dilakukan secara sukarela, bersifat sementara, perjalanan itu bertujuan untuk
menikmati obyek dan daya tarik wisata maupun untuk pengembangan diri
(Akuntansi Hotel (Pendekatan Sistem Informasi);2009:5).
3
5) Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan,
dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil
buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
6) Daerah tujuan pariwisata atau destinasi pariwisata adalah kawasan geografis
yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya
terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesbilitas,
serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya
kepariwisataan.
7) Pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan
kegiatan usaha pariwisata.
8) Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam
rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan
wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.
9) Kawasan strategis pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama
pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang
mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan
ekonomi, sosial budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung
lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.
4
d. pelayanan kesehatan;
5
Jenis ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi, seperti keinginan untuk
belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset, mempelajari adat-istiadat,
kelembagaan, dan cara hidup masyarakat yang berbeda-beda, mengunjungi
monumen bersejarah, peninggalan masa lalu, pusat-pusat kesenian dan
keagamaan, festival seni musik, teater, tarian rakyat dan lain-lain.
d. Sports Tourism (Pariwisata untuk olahraga).
Pariwisata ini dapat dibagi lagi menjadi dua kategori:
1) Big sports events, yaitu peristiwa-peristiwa olahraga besar seperti
Olympiade Games, tenis Wimbledon, balap motor grand prix-GP, Formula-
1, kejuaraan sepak bola dunia, sepak bola piala champion dan lain-lain.
2) Sporting tourism of the Practitioners, yaitu pariwisata olahraga bagi mereka
yang ingin berlatih dan mempraktekkan sendiri seperti pendakian gunung,
olahraga naik kuda, berburu, memancing dan sebagainya yang tentunya
dapat menarik wisatawan untuk mengunjungi Negara yang menyediakan
fasilitas pariwisata untuk olahraga.
e. Business Tourism (Pariwisata untuk urusan usaha dagang)
Menurut para ahli teori, perjalanan pariwisata ini tidak termasuk dalam kegiatan
pariwisata karena unsur voluntary tidak terlibat di dalamnya karena di
dalamnya ada unsur kesempatan yang digunakan oleh pelaku perjalanan wisata
menggunakan waktu-waktu bebasnya untuk menjadikan dirinya sebagai
wisatawan dengan mengunjungi dan menikmati obyek wisata dan berbelanja.
f. Convention Tourism (Pariwisata untuk berkonvensi)
Jenis pariwisata ini mengalami perkembangan yang luar biasa dan menjadi
penting dalam sumbangan terhadap devisa negara. Hal tersebut dapat dilihat
dari banyaknya negara yang mulai tertarik dalam mengembangkan jenis
pariwisata ini yang ditandai dengan pendirian hotel yang banyak atau
bangunan-bangunan khusus dilengkapi untuk menunjang pariwisata konvensi.
Fasilitas tersebut digunakan untuk melakukan pertemuan- pertemuan kepala
negara ataupun organisasi- organisasi dunia yang melibatkan banyak negara
dan peserta.
6
Industri pariwisata dapat menggerakkan industri lain seperti kegiatan biro
perjalanan, transportasi, perhotelan, restoran, kesenian, dan budaya daerah,
kerajinan rakyat, guider, pameran dan olahraga internasional yang diselenggarakan
di daerah-daerah. Dalam Guidelines for Tourism Statistics, United Nations
Conference on Trade and Development (1971) mengatakan bahwa industri
pariwisata atau bukan merupakan cabang produksi tertentu. Hal tersebut berkaitan
dengan barang-barang dan jasa-jasa untuk memenuhi permintaan wisatawan
berasal dari beberapa sektor. Adapun sektor-sektor yang dianggap termasuk sektor
pariwisata adalah:
1) Akomodasi termasuk hotel, villa, penginapan dan pemondokan.
2) Jasa boga yang meliputi restoran, cafetaria dan rumah makan.
3) Usaha wisata, meliputi pengusahaan obyek wisata, usaha souvenir dan usaha
hiburan.
4) Agen perjalanan wisata, meliputi travel agen.
5) Perusahaan angkutan atau transportasi yang meliputi perusahaan angkutan
darat, angkutan laut, angkutan udara yang menunjang perjalanan wisman dan
wisdom.
6) Convition organizer.
7) Pelatihan dan pendidikan.
7
pengelolaan daya tarik wisata yang ditetapkan oleh Bupati, Walikota dan/atau
Gubernur.
2) Kawasan pariwisata.
3) Jasa transportasi wisata, meliputi angkutan jalan wisata, angkutan kereta api
wisata, angkutan sungai dan danau wisata, angkutan laut domestik wisata,
angkutan laut internasional wisata.
4) Jasa perjalanan wisata, meliputi jenis usaha biro perjalanan wisata dan agen
perjalanan wisata.
5) Jasa makanan dan minuman, meliputi jenis usaha restoran, rumah makan,
bar/rumah minum, Kafe, jasa boga, pusat penjualan makan, dan jenis usaha lain
bidang usaha jasa makanan dan minuman yang ditetapkan oleh Bupati,
Walikota dan/atau Gubernur.
6) Penyediaan akomodasi, meliputi hotel (baik hotel bintang maupun hotel
nonbintang), bumi perkemahan, persinggahan karavan, villa, pondok wisata,
serta akomodasi lain (motel dan jenis usaha lain bidang usaha jasa penyediaan
akomodasi yang ditetapkan oleh Bupati, Walikota dan/atau Gubernur.
7) Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi meliputi:
a) Gelanggang olahraga, yang meliputi lapangan golf, rumah bilyar,
gelanggang renang, lapangan tenis, gelanggang bowling, subjenis usaha
lainnya dari jenis usaha gelanggang olahraga yang ditetapkan oleh Bupati,
Walikota dan/atau Gubernur.
b) Gelanggang seni, meliputi sanggar seni, galeri seni, gedung pertunjukkan
seni, dan subjenis usaha lainnya dari jenis usaha gelanggang seni yang
ditetapkan oleh Bupati, Walikota dan/atau Gubernur.
c) Arena permainan, meliputi arena permainan dan subjenis usaha lainnya dari
jenis usaha arena permainan yang ditetapkan oleh Bupati, Walikota dan/atau
Gubernur.
d) Hiburan malam, meliputi klub malam, diskotek, pub, dan subjenis usaha
lainnya dari jenis usaha hiburan malam yang ditetapkan oleh Bupati,
Walikota dan/atau Gubernur.
e) Panti pijat, meliputi panti pijat dan subjenis usaha lainnya dari jenis usaha
panti pijat yang ditetapkan oleh Bupati, Walikota dan/atau Gubernur.
8
f) Taman rekreasi, meliputi taman rekreasi, taman bertema, subjenis usaha
lainnya dari jenis usaha taman rekreasi yang ditetapkan oleh Bupati,
Walikota dan/atau Gubernur.
g) Karaoke, meliputi subjenis usaha karaoke.
8) Jasa impresariat/promotor, meliputi subjenis usaha impresariat/promotor.
9) Penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konfrensi, dan pameran,
meliputi jenis penyelenggara pertemuan, perjalanan insentif, konfrensi, dan
pameran usaha.
10) Jasa informasi pariwisata.
11) Jasa konsultan pariwisata.
12) Jasa pramuwisata.
13) Wisata tirta, meliputi:
a) Wisata bahari, yang meliputi wisata selam, wisata perahu layar, wisata
memancing, wisata selancar, wisata bahari, dan subjenis usaha lainnya dari
jenis usaha wisata bahari yang ditetapkan oleh Bupati, Walikota dan/atau
Gubernur.
b) Wisata sungai, danau dan waduk, yang meliputi wisata arung jeram, dayung
dan subjenis usaha lainnya dari jenis usaha wisata sungai, danau dan waduk
yang ditetapkan oleh Bupati, Walikota dan/atau Gubernur.
14) SPA, bidang usaha ini belum memiliki jenis maupun subjenis usaha.
9
2. Wisata bahari (marine tourism)
3. Wisata agro (farm tourism)
4. Wisata kreatif (creative tourism)
5. Wisata kapal pesiar (cruise tourism)
6. Wisata kuliner (culinary tourism)
7. Wisata budaya (cultural tourism)
8. Wisata sejarah (heritage tourism)
9. Wisata memorial (dark tourism), contoh: ground zero World Trade Centre,
ground zero Legian Bali, Merapi pasca letusan;
10. Wisata ekologi (ecotourism/wild tourism);
11. Wisata pendidikan (educational tourism);
12. Wisata ekstrim-menantang bahaya (extreme tourism), contoh: bercanda dengan
hiu, bercanda dengan buaya;
13. Wisata missal (mass tourism);
14. Wisata pertemuan, perjalanan insentif, konferensi dan pameran (meeting,
incentive, convention, and exhibition tourism);
15. Wisata kesehatan (medical tourism/wellness tourism);
16. Wisata alam (nature-based tourism);
17. Wisata religi (religious tourism/pilgrimage tourism);
18. Wisata budaya kekinian (pop culture tourism);
19. Wisata desa (rutal tourism);
20. Wisata luar angkasa (space tourism);
21. Wisata olahraga (sport tourism);
22. Wisata kota (urban tourism); dan
23. Wisata relawan (volunteer tourism);
2. Faktor yang menimbulkan jenis perjalanan yang khusus, yang tergantung pada
adanya hal yang menyenangkan (amenities) yang berbeda dan lebih baik untuk
tujuan tertentu dibandingkan dengan yang ada ditempat sendiri, seperti liburan
musim dingin di Florida, Hawaii atau Caribia oleh orang-orang Canada dan
orang-orang yang berasal dari Amerika Serikat sebelah Utara.
10
Hal diatas sangat penting terutama bagi negara yang menerima wisatawan
tersebut, khususnya dalam pembuatan renacana yang sesuai bagi pembangunan
industri pariwisata, dimana kita harus mengetahui apa yang diharapkan oleh para
wisatawan potensial tersebut dan apa yang lebih disenanginya dan lain sebagainya.
11
angggota masyarakat dan lain-lain yang sering menjadi alasan untuk pergi ke
tempat-tempat yang kondisinya lebih baik dan menyenangkan.
3. Kondisi ekonomi
Konsumsi yang tinggi dari masyarakat, biaya hidup sehari-hari, tingkat daya
beli yang tinggi, banyaknya waktu luang serta relative rendahnya ongkos
angkutan, juga akan mendorong seseorang untuk melakukan perjalanan
wisata.
4. Pengaruh kegiatan pariwisata
Peningkatan publikasi dan penyebaran informasi serta timbulnya pandangan
tentang nilai lebih dari kegiatan berwisata terhadap fungsi sosial masyarakat
dapat mendorong kegiatan wisata.
V. Pemasaran Pariwisata
12
waktu-waktu pilihan yang menarik wisatawan untuk dating dan mengunjungi
daerah tujuan wisata (peak season and off season).
13
dan udara yang melibatkan perusahaan jasa transportasi darat, laut, udara,
bio perjalanan dan guide. Kunci penting distribution mix adalah layanan agar
wisatawan memperoleh kepuasan saat mengkonsumsi produk pariwisata.
3. Communication mix
Agar suatu produk wisata diketahui oleh wisatawan maka wisatawan harus
diberi informasi, diperkenalkan, ditarik, dan didorong agar mengunjungi
suatu daerah tujuan wisata. Dalam menginformasikan, mengenalkan,
menarik, dan mendorong wisatawan tersebut diperlukan communication mix.
Ada beberapa pendekatan communication mix, yaitu:
a. Sales promotion
Pendekatan ini meliputi kegiatan komunikasi yang diarahkan kepada
wisatawan melalui media umum, e-commerce, biro perjalanan, dan
hubungan langsung dengan wisatawan.
b. Image promotion
Kegiatan komunikasi ini dilakukan dengan cara membujuk secara halus
untuk memberi kesan dan gambaran suatu daerah tujuan wisata melalui
kunjungan perkenalan juru foto spesialis, penulis atau wartawan
pariwisata, feature khusus disurat kabar atau majalah, dan pengiriman
misi kesenian ke berbagai Negara.
c. Melalui pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan kepada semua staf
organisasi yang terkait dalam mata rantai kegiatan pariwisata.
d. Melalui jasa penerangan kantor pariwisata, termasuk jasa surat-
menyurat, dan hubungan korespondensi melalui alat komunikasi.
e. Service mix
Kegiatan dalam service mix merupakan kebijakan pemerintah untuk
memperlancar perjalanan dan persinggahan wisatawan, seperti kebijakan
visa dan ketentuan bea cukai.
14
mengakibatkan terciptanya kesempatan kerja langsung sejumlah 390 orang dan
tidak langsung sejumlah 243 orang. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
International Union of Office Travel Organization menyimpulkan bahwa
kesempatan kerja yang terbuka diseluruh dunia untuk bidang hotel dan restoran
diperkirakan mencapai 750.000 orang pertahunnya (Spillance, 1989).
15
b. Restribusi daerah (berupa uang sepadan reklame, restribusi kebersihan, uang
sewa tanah/bangunan, restribusi ijin mendirikan bangunan, dan restribusi
parkir).
c. Laba BUMD (berupa penggunaan jasa bank pemerintah daerah, PD bank
pasar, dan PD air minum).
d. Bagi hasil pajak (berupa bagi hasil pajak bumi dan bangunan, bagi hasil bea
perolehan hak atas tanah dan bangunan, bagi hasil pajak penghasilan pajak
25,29, dan pph pasal 21).
e. Bukan pajak (berupa pemberian hak atas tanah pemerintah).
Bagi provinsi, keberadaan hotel yang ada didaerahnya akan menjadi sumber
PAD dari penerimaan:
1. Pajak provinsi (berupa pajak air bawah tanah, pajak bahan bakar kendaraan
bermotor dan pajak kendaraan bermotor).
2. Restribusi provinsi (berupa restribusi pemakaian tanah dan bangunan).
3. Laba BUMD provinsi (berupa penggunaan jasa bank BPD).
4. Bagi hasil pajak provinsi (berupa bagi hasil bumi dan bangunan, bagi hasil bea
perolehan hak atas tanah dan bangunan, bagi hasil pajak pph pasal 25,29 dan
21).
16
d. Mengurangi konflik social karena meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
3. Manfaat dalam berbangsa dan bernegara
a. Mempererat persatuan dan kesatuan antar daerah
b. Menumbuhkan rasa memiliki, keinginan untuk memelihara dan
mempertahankan negara yang berujung pada tumbuh rasa cinta terhadap
tanah air
c. Memelihara hubungan baik internasional dalam hal pengembangan
pariwisata
4. Manfaat bagi lingkungan. Pembangunan dan pengembangan pariwisata
diarahkan agar dapat memenuhi keinginan wisatawan, seperti hidup tenang,
bersih, jauh dari polusi, santai, dapat mengembalikan kesehatan fisik maupun
mental. Dengan demikian pengembangan pariwisata merupakan salah satu cara
dalam upaya untuk melestarikan lingkungan, disamping akan memperoleh nilai
tambah atas pemanfaatan dari lingkungan yang ada.
BAB III
KESIMPULAN
17
pemerintah pusat, dan pemerintah daerah (UU No. 9 Tahun 1990 dan diperbaharui
dengan UU No.10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan). Industri pariwisata dapat
menggerakkan industri lain seperti kegiatan biro perjalanan, transportasi, perhotelan,
restoran, kesenian, dan budaya daerah, kerajinan rakyat, guider, pameran dan olahraga
internasional yang diselenggarakan di daerah-daerah. Berkembangnya industri
pariwisata disuatu negara/daerah akan menarik sektor lain untuk berkembang karena
produknya atau jasanya diperlukan untuk menunjung industri pariwisata, seperti sektor
pertanian, peternakan, dan perkebunan.
DAFTAR RUJUKAN
18