Anda di halaman 1dari 26

PARAGRAF

1. Pengertian Paragraf
Kata paragraf di serap dari bahasa inggris “paragraph”. Kata “Paragraph”
sendiri terbentuk dari bahasa Yunani Para yang berarti “sebelum”,
dan grafein yang berarti “menulis atau menggores”. Paragraf adalah sebuah
wacana mini atau suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat.
Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri atas beberapa kalimat yang
tersusun secara lengkap, utuh, dan padu. Paragraf adalah bagian dari suatu
karangan yang terdiri atas sejumlah kalimat yang mengungkapkan suatu
informasi dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran penjelas
sebagai pendukungnya (Widjono, 2007: 173-174).

Paragraf merupakan bab dari suatu karangan biasanya mengandung satu ide
pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru atau alenia. (Kamus Besar
Bahasa Indonesia).

1. Fungsi Paragraf
Fungsi paragraf menurut widjono (2007:175) dan Tarigan (2009: 5) sebagai
berikut:

 mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan


perasaan kedalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam satu
kesatuan.
 menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri dari
beberapa kalimat.
 memudahkan pengorganisasian gagasan atau ide pokok bagi penulis dan
memudahkan pemahaman bagi pembacanya.
 sebagai pengantar, transisi, dan penutup (konklusi).
 alat bagi pengarang untuk mengembangkan topik karangan ke dalam satuan-satuan
unit pikiran yang lebih kecil.
 memudahkan pengandalian variable, terutama karangan yang terdiri atas beberapa
variable

1. Ciri-ciri Paragraf
Dalam karangan yang panjang, paragraf mempunyai beberapa ciri.

Menurut Alek A. dan Achmad H.P. (2010: 208) dan Tarigan (2009: 4) ciri-ciri
tersebut, antara lain:
 mengandung makna, pesan, pikiran atau ide pokok yang relevan dengan ide pokok
keseluruhan karangan.
 kalimat pertama sedikit masuk ke dalam lima ketukan spasi untuk jenis karangan
ilmiah formal, misalnya makalah, skripsi, tesis dan disertasi.
 setiap paragraf menggunakan sebuah kalimat topik dan selebihnya merupakan
kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan, menguraikan atau menerangkan
pikiran utama yang ada dalam kalimat topik.
 paragraf umumnya dibangun oleh sejumlah kalimat.
 paragraf adalah satu kesatuan ekspresi pikiran.
 paragraf adalah kesatuan yang koheren dan padat.
 kalimat-kalimat yang tersusun secara logis dan sistematis.

1. Syarat-syarat Paragraf
Menurut Dalman (2010: 48) dan Siti Annijat (2011: 37-38) menjelaskan
bahwa persyaratan paragraf mencakup:

 persyaratan kesatuan keutuhan.


 persyaratan pengembangan.
 persyaratan kepaduan atau koherensi.
 persyaratan kekompakan atau kohesi.
 pengulangan kata kunci (repetisi).
 kata ganti.
 kata transisi (frasa penghubung).
Syarat paragraf yang baik adalah dalam sebuah paragraf hendaknya
memenuhi syarat kesatuan (kohesi) dan kepaduan (koheren). Maksud
kesatuan yaitu dalam sebuah paragraf hanya memiliki satu gagasan utama
atau kalimat utama, sedangkan maksud kepaduan adalah dalam sebuah
paragraf hendaknya memperlihatkan hubungan antar kalimat yang
mendukung kalimat utama atau gagasan pokok.

1. Jenis-jenis Paragraf
Finoza (2008: 197-198) mengatakan bahwa alenia banyak ragamnya. Untuk
membedakan yang satu dengan yang lain, paragraf dappat dikelompokkan
menjadi dua.

 Jenis paragraf menurut kalimat topiknya.


1. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif, yaitu alenia yang menyajikan pokok permasalahan terlebih
dahulu, lalu menyusul uraian atau rincian permasalahan alenia.

Contoh:

Indonesia merupakan Negara yang kaya akan budaya . Contohnya di pulau


Sumatra yang terdiri dari suku batak, suku minang, suku aceh, suku melayu
dan lain-lain yang masing-masing memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.
2. Paragraf Induktif
Paragraf induktif, yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu,
barulah diakhiri dengan pokok permasalahan paragraf.

Contoh:

Selain kaya akan budaya, Indonesia juga memiliki lahan pertanian yang subur
yang banyak menghasilkan rempah-rempah, bahan pangan, bahkan juga
buah-buahan. Dari segi barang tambang, Indonesia juga sangat potensial,
terbukti Indonesia salah satu Negara di Asia yang meng-ekspor minyak bumi,
batu bara, dan barang tambang lainnya. Maka tidak salah kalau dikatakan
Indonesia adalah Negara yang kaya.
3. Paragraf Campuran
Bila kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf,
terbentuklah paragraf campuran deduktif-induktif. Kalimat pada akhir paragraf
umumnya menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal
paragraf.

Contoh:

Obat-obatan palsu yang beredar di masyarakat tidak mudah dibedakan dari


obat asli. Jangankan masyarakat awam, dokter, atau mereka yang ahli dalam
bidang obat-obatan pun sulit membedakan mana obat palsu dan mana yang
asli. Tidak hanya kemasannya yang tampak sama. Warna obatnya juga
sangat mirip obat asli. Bahkan, bau dan rasanya nyaris sama. Faktanya, obat
palsu memang sangat sulit dibedakan dari yang asli
4. Paragraf penuh Kalimat Topik (Ineratif)
Ada paragraf yang mempunyai kalimat-kalimat yang sama pentingnya
sehingga tidak satu pun kalimatnya yang bukan kalimat topik. Kondisi ini
mengakibatkan terbentuknya paragraf yang penuh kalimat topik. Paragraf
yang semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian yang bersifat
deskriptif dan naratif terutama dalam kalimat fiksi.

Contoh:
Jangankan masyarakat awam, dokter atau mereka yang ahli dalam bidang
obat-obatan pun sulit membedakan mana obat palsu dan mana yang
asli. Faktanya, obat palsu sangat sulit dibedakan dari yang asli. Tidak hanya
kemasannya yang tampak sama. Warna obatnya juga sangat mirip obat asli.
Bahkan, bau dan rasanya nyaris sama.

5. Paragraf tanpa Kalimat Topik


Paragraf tanpa kalimat topik adalah paragraf yang dikembangkan melebihi
satu paragraf.

Contoh:

Di pasaran banyak beredar obat berupa tablet. Tidak sedikit pula yang
berbentuk kaplet. Dalam wujud cair pun tidak sulit ditemukan. Bahkan, obat
isap sudah mulai digemari. Semula masyarakat tidak ambil pusing terhadap
kabar merebaknya obat palsu. Bagi mereka sulit membayangkan bagaimana
obat bisa dipalsukan. Belakangan media masa semakin sering memberitakan.
Bahkan, ada pengedarnya yang tertangkap dan mengakui perbuatannya. Tak
pelak, masyarakat pun dibuat resah. YLKI, Yayasan Lembaga Konsumen
Indonesia pun, memelopori unjuk rasa mengecam peredaran obat palsu.

 Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya


Finoza (2008: 201) mengatakan bahwa berdasarkan sifat isinya paragraf
dapat digolongkan menjadi lima macam.

1. Paragraf Persuasif
Paragraf persuasif, yaitu paragraf yang mempromosikan sesuatu dengan cara
memengaruhi atau mengajak pembaca.

Contoh:

Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap
sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-
nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia
sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang
rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita
harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan
demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan
saling mencintai.
1. Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi, yaitu paragraf yang membahas satu masalah dengan
bukti-bukti atau alasan yang mendukung.

Contoh:

Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa


kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar
psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anak kecil yang umurnya di
bawah 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh
orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang
mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah
di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang
kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter,
kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi
keluarga semakin terlihat di mana-mana.

1. Paragraf Deskriptif
Paragraf deskriptif, yaitu paragraf yang melukiskan atau memberikan sesuatu.

Contoh:

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan


penting dalam pendidikan, hal ini dapat dilihat dari waktu jam pelajaran
sekolah lebih banyak dibandingkan pelajaran lain. Matematika merupakan
bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari SD, SMP, SMA dan
bahkan perguruan tinggi.

1. Paragraf Naratif
Paragraf naratif, yaitu paragraf yang menuturkan peristiwa atau keadaan
dalam bentuk cerita.

Contoh:

Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati
bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit
perpustakaan, mengerutkan dahi, tersenyum dan kembali menulis. Asyik
sekali, seakan di ruang perpustakaan hanya ada dia.
1. Paragraf Ekspositoris
Pargraf ekspositoris, yaitu paragraf yang memaparkan suatu fakta atau
kejadian tertentu.

Contoh:

Pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak


pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir
mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan
terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.

1. Pola Pengembangan Paragraf


Menurut Tarigan (2009: 28-31) pola pengembangan paragraf ada enam.

 Paragraf Perbandingan
Paragraf perabandingan adalah paragraf yang kalimat topiknya berisi
perbandingan dua hal. Kalimat tersebut dikembangkan dengan merinci
perbandingan tersebut dalam bentuk yang konkret atau bagian-bagian kecil.

Contoh:

Struktur suatu karangan atau buku pada hakikatnya mirip atau bersamaan
dengan struktur suatu pohon. Bila pohon dapat diuraikan menjadi pokok
(batang), dahan, ranting dan daun maka karangan pun dapat diuraikan
menjadi tubuh (body), bab, subbab dan paragraf. Batang sebanding dengan
tubuh (body) karangan, cabang sebanding dengan bab, ranting sebanding
dengan subbab dan daun sebanding dengan paragraf.

 Paragraf Pertanyaan
Paragraf pertanyaan adalah paragraf yang kalimat topiknya dijelaskan dengan
kalimat pengembang berupa kalimat tanya.

Contoh:

Kepala kantor kami, Pak Ahmadi, gelisah. Mengapa beliau gelisah? Tidak
puaskah degan kedudukannya sekarang? Bukan, bukan itu sebabnya. Ia
sangat puas. Bahkan, ia ingin mempertahankan kedudukannya sekarang.
 Paragraf Sebab-Akibat
Paragraf sebab-akibat adalah paragraf yang kalimat topiknya dikembangkan
oleh kalimat-kalimat sebab-akibat.

Contoh:

Nilai ujian Cecep pada semester pertama ini rata-rata baik. Dia pantas
mendapat nilai tersebut karena ia telah bekerja keras dan tekun dalam
belajar.

 Paragraf Contoh
Paragraf contoh adalah paragraf yang kalimat topiknya dikembangkan
dengan contoh-contoh sehingga pengertian kalimat topiknya jelas.

Contoh:

Tes biasanya menilai keterampilan seseorang. Contohnya, bila kita ingin


menilai keterampilan seseorang dalam mengemudikan mobil, orang tersebut
disuruh menjalankan mobil: maju, mundur, belok, kencang, lambat, dan
seterusnya.

 Paragraf Perulangan
Paragraf perulangan adalah paragraf yang kalimat topiknya dapat pula
dikembangkan dengan perulangan kata atau kelompok kata atau bagian-
bagian kalimat penting.

Contoh:

Ada kaitan yang erat antara makna, hidup dan berpikir pada manusia. Setiap
manusia perlu makan, makan untuk hidup. Namun, hidup tidak hanya untuk
makan. Hidup manusia mempunyai tujuan tertentu. Tujuan hidup dapat
berbeda antara satu dengan yang lainnya, tapi ada persamaannya, yakni
salah satu diantaranya melangsungkan keturunan. Keturunan sebagai
penerus generasi bangsa. Generasi yang lebih baik dan tangguh. Tangguh
menghadapi rintangan dan tantangan. Rintangan dan tantangan membuat
manusia berpikir. Berpikir bukan sembarang berpikir, tetapi berpikir jernih
untuk memecahkan berbagai persoalan hidup dan kehidupan.

 Paragraf Definisi
Paragraf definisi adalah pargraf yang kalimat topiknya berupa definisi atau
pengertian.

Contoh:
Paragraf digunakan sebagai wadah pikiran terkecil. Ciri khas paragraf
mengandung makna, ide dan pesan yang relevan dengan isi karangan.
Paragraf harus merupakan kesatuan yang padu dinyatakan dengan kalimat
tersusun logis-sistematis. Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan
bahwa paragraf adalah seperangkat kalimat-kalimat tersusun logis-sistematis
yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung
pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan.

1. Koheren dan Kohesi


 Koheren
Koheren adalah keterkaitan antara bagian yang satu dengan bagian yang
lainya, sehingga kalimat memiliki kesatuan makna yang utuh (Brown dan Yule
dalam Mulyana, 2005:30). Kepaduan dalam sebuah paragraf akan terpenuhi
apabila kalimat-kalimat yang menyusun paragraf itu terjalin secara logis,
gramatikal, dan berkaitan satu sama lain untuk mendukung gagasan utama.
Untuk membangun kepaduan kalimat-kalimat dalam paragraf, penulis dapat
menggunakan kata kunci dan sinonim, pronomina, kata transisi, dan struktur
yang parallel. (Alwi (ed.): 2001:10).

Contoh:

Buah Apel ( Apple ) adalah salah satu buah yang sangat tidak diragukan
kelezatan rasanya. Menurut beberapa penelitian dibalik kelezatan dari rasa
buah apel ternyata juga mengandung banyak zat-zat yang bermanfaat bagi
kesehatan tubuh kita. Untuk itu sangatlah penting untuk mengkonsumsi
buah apel. Buah Apel memiliki kandungan vitamin, mineral dan unsur lain
seperti serat, fitokimian, baron, tanin, asam tartar, dan lain
sebagainya. Dengan kandungan zat-zat tersebut buah apel memiliki manfaat
yang dapat mencegah dan menanggulangi berbagai penyakit. Berikut ini
adalah beberapa manfaat buah apel bagi kesehatan yang berhasil dihimpun
dari berbagai sumber yaitu buah apel dapat mencegah penyakit asma, dapat
mengurangi berat badan, melindungi tulang, menurunkan kadar kolesterol,
mencegah kanker hati, kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus,
mengontrol diabetes, membersihkan dan menyegarkan mulut.

 Kohesi
Kohesi adalah hubungan antar bagian dalam teks yang ditandai penggunaan
unsur bahasa. Konsep kohesi pada dasarnya mengacu kepada hubungan
bentuk, artinya unsur-unsur wacana (kata atau kalimat) yang digunakan untuk
menyusun suatu wacana memiliki keterkaitan secara padu dan utuh
(Mulyana, 2005: 26).

Contoh:

Listrik mempunyai banyak kegunaan. Orang tuaku berlangganan listrik dari


PLN. Baru-baru ini tarif pemakaian listrik naik 25%, sehingga banyak
masyarakat yang mengeluh. Akibatnya, banyak pelanggan listrik yang
melakukan penghematan. Jumlah peralatan yang menggunakan listrik
sekarang meningkat. Alat yang banyak menyedot listrik adalah AC atau alat
penyejuk udara. Di kantor-kantor sekarang penggunaan alat penyejuk udara
itu sudah biasa saja, bukan barang mewah.

Pertemuan ke-7

KUTIPAN, CATATAN KAKI, DAN


DAFTAR RUJUKAN
Kutipan
 Kutipan → gagasan/ide, atau pendapat orang lain yang diambil dari berbagai
sumber
 Mengutip → proses pengambilan gagasan
 Sumber → kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain
sebagainya

Prinsip Penulisan Kutipan


Dalam mengutip secara langsung kita tidak melakukan perubahan apa pun
terhadap teks atau bagian teks yang kita kutip tersebut sedangkan dalam
mengutip tidak secara langsung kita diperkenankan untuk menggunakan kata-
kata kita sendiri tetapi tidak mengubah makna pada teks aslinya. Kedua jenis
kutipan ini bertujuan sama, yaitu meminjam pemikiran orang lain untuk
melengkapi tulisan kita tanpa menghilangkan penghargaan kita kepada orang
yang pikirannya kita pinjam tersebut.

Teknik Penulisan Kutipan


1. Kutipan Langsung Pendek ( Kurang dari 40 kata )
 ditulis diantara tanda kutip, terpadu dengan teks
 sumber kutipan : nama akhir, tahun, halaman
 jika sumber ditulis di awal kutipan, maka nama penulis disebut dalam teks secara
terpadu, dan jika sumber ditulis di akhir kutipan, maka nama penulis disebut dalam
kurung bersama dengan tahun penerbitan dan nomor halaman
CONTOH:
Hamalik (1990: 21) menyatakan “belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan
atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara
bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan”.

Sesuai dengan uraian di atas, dijelaskan “belajar adalah suatu bentuk


pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam
cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan”
(Hamalik, 1990: 21).

2. Kutipan Langsung Panjang ( lebih dari atau sama dengan 40 kata )


 ditulis terpisah dari teks yang mendahului,
 dimulai setelah 5 ketukan,
 spasi tunggal,
 paragraf baru masuk 5 ketukan lagi,
 sumber kutipan : nama akhir, tahun, tanpa/dengan halaman.
Contoh Kutipan Panjang

Smith (1990: 276) menarik kesimpulan sebagai berikut

The “placebo effect,” which has been verified in previous


studies, disappeared when behaviors, were studied in this
manner. Futhermore, the behaviors, were never exhibited again, even
when real drugs were administered. Earlier studies were clearly premature in
attributing the result to a placebo effect.
3. Kutipan Tidak Langsung
 dikemukakan dengan bahasa penulis
 tanpa tanda kutip, terpadu dengan teks
 tulis sumber kutipan : nama akhir, tahun, tanpa/dengan halaman
 penulisan sumber kutipan sama dengan kutipan langsung pendek
CONTOH:
Sedang menurut Slameto (1991: 2) bahwa belajar ialah suatu proses usaha
yang dilakukan peserta didik untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman peserta didik itu
sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

4. Kutipan yang sebagian dihilangkan


Menghilangkan bagian yang dikutip dibolehkan asalkan tidak mengakibatkan
perubahan makna. Untuk penghilangan bagian kalimat , diganti dengan titik
tiga.

5. 5. Kesalahan Kutipan
Jika terdapat kesalahan kutipan,pengutip tidak boleh memperbaikinya.
Biarkan apa adanya dan beri catatan singkat (sic!) yang artinya kesalahan
dari naskah asli yang dikutip dan penulis (pengutip) tidak bertanggung jawab
atas kesalahan tersebut
Contoh: ….hal itu memiliki makan (sic!) yang ambigu.

6. Kutipan dalam Kutipan


mengutip yang dikutip orang lain

Contoh:
Tulisan factual sendiri ternyata meliputi banyak variasi dan model. Callaghan
dan Rothery(dalam Kusmiatun,2007:4) memberikan penjelasan bahwa genre
faktual meliputi beberapa model tulisan,seperti recount(penceritaan
kembali),report(pelaporan),penulisan prosedur,dan sebagainya

Catatan Kaki
Pernyataan ilmiah yang kita gunakan dalam tulisan kita harus mencakup
beberapa hal :

 pertama, mengidentifikasikan orang yang membuat pernyataan tersebut,


 kedua, mengidentifikasikan media komunikasi ilmiah tempat pernyataan itu
dimuat atau disampaikan,
 ketiga, mengidentifikasikan lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah tersebut
serta tempat dan jika tidak diterbitkan, tetapi disampaikan dalam bentuk seminar,
maka harus disebutkan tempat, waktu dan lembaga yang melakukan kegiatan
tersebut.

Prinsip Penulisan Catatan Kaki


1. Penggunakan nomor urut penunjukkan yang sama, baik dalam teks maupun dalam
catatan kaki, dituliskan ½ spasi ke atas
2. Nomor urut penunjukkan berlaku untuk seluruh tulisan, tidak per halaman
3. Ikuti aturan teknis pembuatan catatan kaki yang berlaku.

Singkatan dalam Catatan Kaki


Ibid.

dari kata ibidem (bahasa Latin) yang artinya ‘pada tempat yang sama’
.Digunakan jika pengutip mengambil kutipan dari sumber yang sama yang
telah ada di bagian terdahulu tanpa diselingi sumber lain. Jika yang dikutip
halamannya masih sama seperti kutipan sebelumnya, cukup kata ibid.. Jika
yang dikutip sudah berbeda halaman, maka kata ibid. diikuti halaman. Kata
ibid. biasanya dituliskan dengan huruf miring atau digaris bawahi.

Op. cit.

dari Opere Citato yang artinya ‘pada karya yang telah dikutip’. Digunakan jika
menunjuk sumber yang telah disebutkan sebelumnya, tetapi telah diselingi
sumber lain. Halaman yang dikutip berbeda. Penulisannya: nama pengarang,
op.cit., nomor halaman . jika satu pengarang ada beberapa buku rujukan yang
dipakai, setelah nama harus diikuti judul bukunya.

Loc. cit.

dari Loco Citato yang artinya ‘pada tempat yang telah dikutip’. Digunakan jika
menunjuk sumber yang telah disebutkan sebelumnya, tetapi telah diselingi
sumber lain. Halaman yang dikutip sama. Penulisannya: nama pengarang,
loc.cit., nomor halaman. Jika satu pengarang ada beberapa buku rujukan
yang dipakai, setelah nama harus diikuti judul bukunya.

Tehnik Penulisan Catatan Kaki


1. Penomoran
Penomoran catatan kaki dilakukan dengan menggunakan angka (1, 2 dan
seterusnya) di belakang bagian yang diberi catatan kaki, agak ke atas sedikit
tanpa memberikan tanda baca apapun. Nomor itu dapat berurut untuk
setiaphalaman, setiap bab, atau seluruh tulisan.

2. Urutan Dasar
nama pengarang dibalik, judul buku, nomor jilid, edisi/ cetakan, kota penerbit :
penerbit, tahun penerbit, halaman.

3. Catatan Kaki Langsung


4. a) Catatan kaki dapat ditempatkan langsung di bawah teks kutipan dan diteruskan
dengan teks.
Contoh:

Sedang menurut Slameto (1991: 2) bahwa belajar ialah suatu proses usaha
yang dilakukan peserta didik untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman peserta didik itu
sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.1
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka
Cipta, 1991, hlm. 2
Dari beberapa definisi tentang belajar seperti yang telah dikemukakan, maka
dapatlah dinyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan
secara sadar oleh peserta didik untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang sifatnya
relatif permanen

1. b) Antara catatan kaki dengan teks dipisahkan dengan garis sepanjang baris. Cara
yang lebih banyak dilakukan ialah dengan meletakkannya pada bagian bawah
(kaki) halaman atau pada akhir setiap bab.
2. Catatan Kaki di bawah halaman :
3. harus disediakan ruang secukupnya di bagian bawah halaman tulisan,
4. beri garis di bagian bawah baris terakhir dari teks di tiap halaman,
5. beri nomor penunjukkan di bawah garis dengan jarak cukup dan menjorok ke
dalam 5-7 ketukan,
6. catatan kaki baris pertama dituliskan setelah nomor penunjukkan,
7. jika lebih dari 1 baris, dituliskan dari tepi margin, tanpa ikuti penjorokkan baris
pertama,
8. jarak spasi dalam catatan kaki 1 spasi, antar catatan kaki 2 spasi kalau ada dalam
halaman yang sama,

Daftar Rujukan
Daftar rujukan/daftar pustaka/bibliografi adalah semua sumber yang menjadi
rujukan seorang penulis dalam kegiatannya menulis sebuah karya ilmiah.
Sumber-sumber tersebut harus dihimpun dalam sebuah daftar yang lazim.

Prinsip Penulisan Daftar Rujukan


Dalam menyusun Daftar Pustaka, beberapa hal perlu diperhatikan, yaitu:

1. baris pertama dimulai pada pias (margin) sebelah kiri, baris kedua dan selanjutnya
dimulai dengan 3–5 ketukan ke dalam,
2. jarak antarbaris 1 spasi,
3. jarak antarsumber 1,5 atau 2 spasi,
4. diurut berdasarkan abjad huruf pertama nama keluarga penulis (bergantung pada
gaya selingkung bidang).
Tehnik Penulisan Daftar Rujukan
 Buku/Literatur
Koentjaraningrat, 1997a. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta:
Djambatan ______, 1997b. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:
Gramedia.
2) Buku kumpulan artikel
Letheridge dan Cannon, C.R. (Eds). 1980. Billingual Education: Teaching
English as a Second Language. NY: Preager.
3) Artikel dalam buku kumpulan artikel
Hasan, M.Z. 1990. “Karakteristik Penelitian Kualitatif”. dalam Aminuddin
(Ed.). Pengembangan Penelitian Kualitatif Bidang Sastra (hlm. 12 – 25). Malang :
HISKI Malang.
4) Artikel dalam jurnal
Hanafi, A. 1989. ”Partisipasi dalam Siaran Pedesaan dan Pengadopsian
Inovasi”. Forum Penelitian (1) : 33 – 47.
5) Artikel dalam Majalah/Koran
Huda, M. 1991, 13 November. ”Menyiasati Krisis Listrik Musim Kering”. Jawa
Pos, hlm. 6.

Pertemuan ke-8

PENGERTIAN, SISTEMATIKA,

DAN MEMBANDINGKAN ARTIKEL PENELITIAN

Pengertian Artikel Penelitian


Artikel penelitian adalah artikel ilmiah yang ditulis dari hasil suatu kegiatan
penelitian. Hasil-hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk artikel untuk
kemudian diterbitkan dalam jurnal-jurnal memiliki kelebihan dibanding dengan
tulisan yang ditulis dalam bentuk laporan teknis resmi.

Penelitian Secara Umum Ada 2


 Penelitian Kuantitatif
 Penelitian Kualitatif

Ciri-ciri Penelitian Kuantitatif


 Mencari jawaban atas hubungan kausalitas antar variabel, serba terukur,
 Landasan teori-hipotesis-uji,
 Peneliti dengan yang diteliti tidak setara,
 Instrumen – dokumen angket,
 Data berupa angka atau diangkakan,
 Setelah pengumpulan data selesai, baru analisis data,
 Generalisasi ilmiah,
 Untuk memperoleh penjelasan atau menemukan hukum-hukum relitas,
 Desain tuntas diawal sebelum pengumpulan data.

Ciri-ciri Penelitian Kualitatif


 Paradigma alamiah, natural setting, sumber data situasi wajar,
 Peneliti sebagai instrumen penelitian,
 Data berupa kata-kata,
 Sangat deskriptif,
 Mementingkan proses dan produk,
 Mencari makna,
 Mengutamakn data langsung,
 Triangulasi,
 Menonjolkan rincian kontekstual,
 Peneliti dengan yang diteliti kedudukan sama,
 Mementingkan subjek penelitian, perspektif emik,
 Verivikasi melalui kasus negatif,
 Sampling purposive
 Menggunakan audit trail atau pelacakan data,
 Desain penelitian tampil dalam proses penelitian

Sistematika Artikel Penelitian


1. Judul
Hendaknya informatif, lengkap, tidak terlalu panjang atau terlalu pendek, yaitu
antara 5-15 kata. Judul artikel memuat variabel-variabel yang diteliti atau kata
kunci yang menggambarkan masalah yang diteliti.

1. Nama penulis
Ditulis tanpa sisertai gelar akademika atau gelar lain. Nama lembaga tempat
bekerja peneliti ditulis sebagai catatan kaki halaman pertama. Jika lebih dari
dua peneliti, hanya peneliti utama saja yang dicantumkan di bawah judul,
nama peneliti lain ditulis dalam catatan kaki.

1. Sponsor
Ditulis sebagai catatan kaki pada halaman pertama, diletakkan di atas nama
lembaga asal peneliti.
1. Abstrak dan kata kunci
Abstrak berisi pernyataan ringkas dan padat tentang ide-ide yang paling
penting. Abstrak memuat masalah dan tujuan penelitian, prosedur penelitian
(untuk penelitian kualitatif termasuk deskripsi tentang subjek yang diteliti), dan
ringksan hasil penelitian

Kata kunci adalah kata pokok yang menggambarkan daerah masalah yang
diteliti atau istilah-istilah yang merupakan dasar pemikiran gagasan dalam
karangan asli, berupa kata tunggal atau gabungan kata.

1. Pendahuluan
Bagian ini menyajikan kajian pustaka yang berisi paling sedikit tiga gagasan:
(1) latar belakang atau rasional penelitian, (2) masalah dan wawasan rencana
pemecahan masalah, (3) rumusan tujuan penelittian (dan harapan tentang
manfaat hasil penelitian).

1. Metode
Menyajikan bagaimana penelitian itu dilakukan. Uraian disajikan dalam
beberapa paragraf tanpa subbagian atau dipilah-pilah menjadi beberap
subbagian. Haya hal-hal pokok saja yang disajikan.urain rinci tentang rancang
penelitian tidak perlu diberikan.materi pokok bagian ini adalah bagaiman data
dikumpulkan, siapa sumber data, dan bagaimana data dianalisis. Apabila
uraian ini disajikan dalam sebagian, maka sebagian itu antara lain berisi
keterangan tentang populasi dan sampel (atau subjek), instrumen
pengumpulan data, rancangan penelitian (terutama jika digunakan rancangan
yang cukup kompleks seperti rancangan eksperimental), dan teknik analisis
data.

1. Hasil
Adalah bagian utama artikel ilmiah, dan karena itu biasanya merupakan
bagian terpanjang. Bagian ini menyajikan hasil-hasil analisis data ,yang
dilaporkan adalah hasil bersih.

1. Pembahasan
Adalah terpenting dari keseluruhan isi artikel ilmiah. Tujuan pembahsan
adalah: (a) menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaimana
tujuan penelitian itu dicapai, (b) menafsirkan temuan-temuan, (c)
mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang
telah mapan, dan (d) menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang sudah
ada.
1. Kesimpulan dan saran
Kesimpulan menyajiakan ringkasan dari uraian yang disajikan pada bagian
hasil dan pembahsan berdasarkan uraian pada kedua bagian itu,
dikembangkan pokok-pokok pikiran yang merupakan esensi dari uraian
tersebut. Saran-saran bisa mengacu pada tindakan praktis, atau
pengembangan teoritis, dan penelitian lanjutan. Bagian saran bisa berdiri
sendiri. Bagian kesimpulan dan saran dapat pula disebut bagian penutup.

1. Daftar Rujukan
Harus lengkap dan sesuai dengan rujukan yang disajikan dalam batang tubuh
artikel ilmiah. Bahan pustaka yang dimasukan dalam daftar rujukan harus
sudah disebutkan dalam batang tubuh artikel

Perbandingan Artikel Penelitian di IAIN Tulungagung dengan Universitas Lain


No. Sistematika IAIN Tulungagung Universitas lain

Judul tidak ditulis,


Judul ditulis, pemberian judul penulisan gagasan secara
1 Pendahuluan pada penulisan gagasan. langsung

Uraian metode penelitian Uraian metode penelitian


disajikan dalam bentuk disajikan dalam beberapa
paragraf yang dipilah menjadi paragraf tanpa
2 Metode beberapa subbagian. subbagian.

Proses analisis data dan


pengujian hipotesis tidak Proses analisis data dan
disajikan, yang disajikan hanya pengujian hipotesis
3 Hasil hasil observasi. disajikan.

4 Pembahasan – –

Kesimpulan dan saran Mengguanakan istilah


5 Kesimpulan dan saran menggunakan istilah penutup kesimpulan dan saran

Menggunakan daftar
pustaka , ada sebagian
Menggunakan istilah daftar yang memakai daftar
6 Daftar pustaka rujukan rujukan.
Pada tahun 2012 menggunakan
inote dan footnote. Pada tahun
7 Catatan kaki 2014 menggunakan inote. Menggunakan inote.

Pertemuan ke-9

Judul, Kerangka, Latar Belakang, dan Rumusan Masalah

Judul
Topik ialah pokok pembicaraan dalam keseluruhan karangan yang akan
dibahas. Setelah dipilih topik yang sesuai, topik tersebut dinyatakan dalam
suatu judul yaitu nama atau titel karangan. Dalam karangan fiktif (roman,
novel, cerita pendek), topik tidak sama dengan judul, misalnya: judul buku Siti
Nurbaya, topik yang dibahas “kasih tak sampai.
Syarat judul yang baik
1. Sesuai dengan topik
Karangan ilmiah formal judul karangan sama dengan topiknya.

Contoh:

Topik : Penerapan RME untuk meningkatkan prestasi belajar siswa


Judul : Penerapan RME untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada
materi segitiga kelas VII-H SMP Negeri 7 Malang
1. Sesuai dengan isi karangan
Karangan ilmiah harus membatasi konsep, lokasi, dan tempat untuk
memastikan data sekunder, dan data primer yang diperlukan.

1. Berbentuk frasa (bukan kalimat)


Judul dinyatakan dalam bentuk frasa dan bukan kalimat. Frasa adalah
kelompok kata yang merupakan kesatuan makna. Frasa tidak mengandung
unsur subjek dan predikat, sedang kalimat mengandung unsur subjek dan
predikat.

Contoh:

Upaya mengembangkan inovasi kabel listrik dengan serat optik (benar)

Inovasi baru mengubah kabel listrik dengan serat optik (salah)

1. Singkat
Indikator singkat: mudah dipahami, mudah diingat, tidak melebihi 9 kata (tidak
termasuk kata tugas)
Contoh:

Pengaruh penjualan dalam upaya meningkatkan laba usaha pada PT Kenari


Jaya 2003 (salah)

Pengaruh penjualan terhadap laba usaha pada PT Kenari Jaya 2003

1. Jelas
Topik karangan yang jelas sangat membantu penulis mengendalikan variabel.
Topik yang jelas sangat ditandai dengan indikator berikut ini: a) menggunakan
kata lugas(denotasi), b)fungsi setiap kata dapat diukur secara operasional, c)
tidak menggunakan kata kias, d) huibungan fariabel bebas dan terikat
menunjukkan arah yang jelas,

Contoh:

Penerapan RME untuk meningkatkan prestasi belajar siswa


Penerapan RME untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi
segitiga kelas VII-H SMP Negeri 7 Malang
Pada judul penelitian rekayasa
Hindari pengunaan kata-kata ‘Perencanaan’, ‘Perancangan’, ‘Pembangunan’,
‘Pengembangan’, dan sejenisnya. Misal “Perancangan Model Pembelajaran
Sistem Peredaran Darah Manusia dengan Metode Permainan (Games)”.
Sistem Peredaran kalau hasil penelitian ini berupa Model, maka gunakan
judul “Model Pembelajaran Sistem Peredaran Darah Manusia dengan Metode
Permaian (Games)”. Contoh lain, misalnya “Pembangunan Alat Bantu
Observasi Struktur Program. . . .”, judul penelitiannya sebaiknya adalah “Alat
Bantu Observasi Struktur Program. . . .”, karena hasil penbelitiannya berupa
alat bantu.

Pada judul penelitian nonrekayasa


Pada judul penelitian nonrekayasa gunakan variabel, konsep, teori, metode,
atau kata kunci yang menjadi titik berangkat dan yang menjadi kajian utama
dalam penelitian tersebut. Hindari penggunaan subjudul untuk menjelaskan
ruang lingkup, karena ruang lingkup penelitian seharusnya sudah jelas di
bagian ‘Latar Belakang’, ’Rumusan Masalah’, atau ‘Tujuan’. Hindari pula
penggunaan “Studi Kasus pada . . . .” jika penelitian ini bukan penelitian
dengan metode Studi Kasus, atau dengan maksud hanya untuk menunjukkan
lokasi penelitian.

Kerangka Karangan
Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa
bahasan yang lebih fokus dan terukur. Kerangka karangan belum tentu sama
dengan daftar isi atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil
yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap
yang sempurna

fungsi kerangka karangan


1. memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis,
2. memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan, dan
3. membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting.
Tahapan dalam menyusun kerangka karangan
1. mencatat gagasan,
2. mengatur urutan gagasan,
3. memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab,
4. membuat kerangka yang terperinci dan lengkap, dan
5. e. mengembangkan kerangka karangan.
Latar Belakang
Latar Belakang Menurut (Furqon, 2015)

Latar belakang berupa penggambaran situasi atau kondisi terkini terkait


topik tersebut. Penggambaran latar belakang ini beranjak dari penjelasan
secara umum ke arah yang lebih sempit. Pada titik ini juga dilakukan
upaya menarik perhatian pembaca dengan menekankan mengapa
topik tersebut penting untuk diangkat sekaligus memberikan gambaran
mengenai apa yang akan dibahas terkait topik tersebut
dalam kalimat yang disebut thesis statement. Lazimnya, thesis
statement ini muncul di bagian akhir pendahuluan dari sebuah esai.

Latar Belakang Masalah, menyajikan : ( Menurut Widjono Hs. 2005 )


a.penalaran ( alasan ) yang menimbulkan masalah atau pertanyaan yang
akan diuraikan jawabannya dalam bab pertengahan antara pendahuluan dan
kesimpulan dan dijawab atau ditegaskan dalam kesimpulan. Untuk itu, arah
penalaran harus jelas, misalnya deduktif, sebab-akibat, atau induktif.

1. kegunaan praktis hasil analisis, misalnya: memberikan masukan bagi kebijakan


pemimpin dalam membuat keputusan, memberikan acuan bagi pengembangan
sistem kerja yang akan datang.
2. pengetahuan tentang studi kepustakaan, gunakan informasi mutakhir dari buku-
buku ilmiah, jurnal, atau internet yang dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah. Penulis hendaklah mengupayakan penggunaan buku-buku terbitan terbaru.
3. pengungkapan masalah utama secara jelas dalam bentuk pertanyaan, gunakan, kata
tanya yang menuntut adanya analisis, misalnya: bagaimana…., mengapa…,
contohnya : Bagaimana hubungan X terhadap Y ?
4. tidak menggunakan kata apakarena tidak menuntut adanya analisis, cukup dijawab
dengan ya atau tidak.
Rumusan Masalah
Bagian ini memuat identifikasi spesifik mengenai permasalahan yang akan
diteliti. Rumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara
tersurat pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicari jawabannya. Jumlah
pertanyaan penelitian yang dibuat disesuaikan dengan sifat dan kompleksitas
penelitian yang dilakukan, namun tetap mempertimbangkan urutan dan
kelogisan posisi pertanyaannya. . Rumusan masalah hendaknya disusun
secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya.
Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang
diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek
penelitian.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perumusan masalah


1. rumuskan masalah sebaiknya dirumuskan secara singkat dan jelas termasuk
konsep-konsep yang digunakan,
2. rumusan masalah dapat mempersoalkan hubungan atau perbedaan,
3. rumusan masalah dinyatakan dengan kalimat tanya yang singkat, jelas dan
operasional,
4. rumusan masalah harus jelas, sehingga tidak ditafsirkan secara berbeda, walaupun
permasalahannya komplek.
Contoh Rumusan Masalah
Rumusan Masalah :

1. Apa yang dimaksud model pembelajaran Numbered Heads Together ?


2. Bagaimana metode pembelajaran Numbered Heads Together ?
3. Apakah tujuan dari model pembelajaran Numbered Heads Together ?

Pertemuan ke-10

PENGURAIAN DAN PENUTUP PADA ARTIKEL PENELITIAN

Area isi uraian bahasan


Teks utama makalah berisi bahasan. Uraian kajian konseptual-teoritis dan
faktual-empiris dientregasikan dalam bagian tersebut. Membahas dalam
tulisan ilmiah diartikan sebagai kegiatan dalam identifikasi,
mengklasifikasi, mengilustrasikan, menguraikan/ menganalisis dan
memberikan alasan dan bukti yang dapat dipercaya secara keilmuan. Hal
yang dimasalahkan dibahas secara ditail, konkret, sistematis serta mendalam.

Dari segi isi yang diuraikan dalam bahasan disesuaikan dalam rumusan
masalah pada bagian pendahuluan. Jika rumusan masalah berupa
pertanyaan faktual atau konsseptual maka uraian bahasan juga bersifat
faktual atau konseptual. Demikian pula, jika dalam rumusan masalah beerupa
pertanyaan prosedural maka uraian bahasn bersifat prosedural.

Teknik membahas
Membahas dalam karya ilmiah berkaitan dengan pengembangan gagasan
penulis. Untuk itu penulis dapat memanfaatkan pendapat-pendapat pakar
yang memiliki otoritas keilmuan dalam bidang keilmuannya. Wujudnya dapat
berupa hasil merujuk, mengompilasi/merefeksi. Untuk keperluan itu sedikitnya
ada tiga pula yang dapat digunakan untuk membahas, yakni: (1) pola ilustratif,
(2) analitif, (3) argumentatif. Tercakup dalam pola pertama, yakni: (a)
pemberian contoh, (b) perbandinga dan kontras. Pola kedua meliputi teknik
(a) klasifikasi, (b) proses, (c) sebab akibat dan (d) pemecahan masalah. Dan
pola argumentatif, didalamnya mencangkup teknik penalaran (a) deduktif-
induktif, (b) kausalitas, dan (c) analogi.

Pola Ilustratif
Teknik pemberian contoh
Pertama, teknik ini perlu diletakkan dalam kerangka berfikir deduktif,
maksudnya dari hal umum menuju ke hal khusus.hal yang beersifat umum
biasanya berupa gagasan atau penilaian, sedangkan contoh dapat berupa
benda, manusia, tindakan, kejadian, tempat, atau gagasan. Kedua,
pemberian contoh dilihat dari kategori atasan dan bawahan. Atasan terkait
dengan super ordinat dan bawahan sebagai sub ordinat.Ketiga, pemberian
contoh dimaksudkan bukan untuk membuktikan ataau memberikan evidensi,
melainkan untuk memperjekas gagsan penulis.

Teknik perbandingan (persamaan dan perbedaan / kontras)


Dalam tulisan ilmiah apapun dapat dibandingkan, yakni dengan ditunjukkan
persamaan dan perbedaannya. Misalnya tentang benda, barang, objek,
kejadian, peristiwa, gagasan, pendapat, masalah, subjek atau orang.Perlu
disadari bahwa membandingkan dua hal tersebut harus benar-benar
sederajat.Umpamanya membandingkan nangka jawa dengan cempadak
kalimantan adalah perbandingan yang tepat, sebab keduanya termasuk jenis
buah dengan klasifikasi sama.

Teknik membandingkan ada tiga, yakni:

 Pola persamaan – perbedaan. Tekniknya, terlebih dahulu dikemukakan detil-detil


kesamaan dalam beberapa paragraf, kemudian diikuti uraian mengenai detil-detil
kontras atau pembeda.
 Pola perbedaan- persamaan. Tekniknya, terlebih dahulu dikemukakan detil-detil
perbedaan (kontras) dalam beberapa paragraf, kemudian diikuti uraian mengenai
detial-detil kesamaannya.
 Pola kombinasi (a) dan (b). Tekniknya, detil-detil kesamaan dan kebedaan
dikemukakan berseling-seling dalam bebrapa paragraf.
Pola Analitis
Teknik Klasifikasi
Mengklasifikasi berarti mengelompokkan barang, benda, objek, gagasan, atau
masalah kedalam kelompok tertentu. Bagi pembaca, penolakan terhadap
klasifikasi tidak perlu ditumpukan pada hasil klasifikasi, tetapi lebih tepat
diarahkan pada dasar klasifikasi yang digunakan penulis. Jika dasar yang
digunakan berterima, pembaca dapat mengkritisi apakah hasil klasifikasi
sesuai dengan dasar yang digunakan.

Secara umum dasar klasifikasi atas topik atau pokok masalah berupa :

 tempat atau spasial,


 kronologi atau waktu,
 proses,
 mekanisme atau cara kerja,
 fungsi atau peran,
 posisi atau kedudukan,
 bentuk, sifat, dan sebagainya.
Teknik Analisis Proses
Proses merupakan suatu sekuensi atau urutan tindakan atau perbuatan untuk
menghasilkan sesuatu atau urutan sesuatu kejadian atau peristiwa. Analisis
proses berbeda dengan narasi dalam hal hasil akhirnya. Pada narasi yang
diceritakan adalah urutan kegiatan atau rangkaian kejadian tanpa
memerhatikan hasil akhirnya. Sebaliknya, analisis proses memaparkan
sekuensi atau serangkaian kegiatan dengan tujuan akhir terwujudnya hasil
tertentu karena adanya proses yang disengaja.
Secara prosedural analisis proses dilakukan dengan cara berikut ini. Pertama,
penulis memahami/menguasai rincian secara menyeluruh. Kedua, penulis
membagi proses menurut tahapan kejadiannya. Ketiga, penulis memberikan
uraian/detail yang jelas, pada setiap tahap yang telah ditentukan.

Dengan cara sederhana analisis proses memaparkan jawaban atas empat


pertanyaan prosedural.

 Bagaimana mengerjakan/melakukan hal itu?


 Bagaimana bekerjanya/tatacara kerjanya?
 Bagaimana barang tertentu disusun?
 Bagaimana hal itu terjadi?

Teknik Analisis Kausal / Sebab-akibat


Analisis sebab akibat dilakukan penulis dangan cara membahas terjadinya
sesuatu kemudian diikuti pembahasan mengenai akibat-akibatnya. Ada tiga
cara utama membahas analisis sebab-akibat yakni.

 Cara blog, alasan atau argumentasi atau sebab-sebab diuraikan lebih dahulu
kemudian akibat atau pengaruh yang ditimbulkan dipaparkan satu blog atau satu
keutuhan tersendiri.
 Cara mata rantai, alasan dan akibat dipaparkan berangkaian tanpa diakumulasikan
dalam satu blog.
 Cara kombinasi yaitu dengan mengombinasikan cara pertama dan kedua.
Secara konkret, pola sajian bahasan seperti berikut:

 Pola satu sebab dengan satu akibat


 Pola satu sebab dengan lebih dari satu akibat
 Pola sebab-akibat secara berantai
 Pola sejumlah sebab dengan satu akibat.
 Pola ini diawali dengan uraian tentang sejumlah sebab yang diikuti oleh uraian
tentang suatu akibat tertentu yang ditimbulkannya.
Teknik Analisis Pemecahan Masalah
Teknik ini merupakan variasi sebab-akibat, pemecahan masalah bertolak dari
hubungan kausal dilengkapi dengan alternatif pemecahannya. Pola sajian
bahasan yang dapat dipilih adalah

 pola sebuah masalah dengan sebuah pemecahan,


 pola sebuah masalah dengan dua/lebih alternatif pemecahan,
 pola dua/lebih masalah dengan sebuah pemecahan.
Penutup
 Area isi uraian penutup
Bagian penutup penulisan keilmuaan lazim berisi ringkasan, simpulan dan
saran-saran(jika dipandang perlu).Pertama, ringkasan bersinonim
dengan percis artinya memangkas, memadatkan uraian asli.Kedua simpulan
berarti hasil menyimpulkan.menyimpulkan berarti pemberian pendapat
dengan ringkaas berdasarkan isi uraian bahasan.Perujukan atau pengutipan
pendapat pakar lain tidak perlu dilakukan.
 Teknik menguraikan penutup
Untuk menekankan atau menegaskan uraian bahasan, pada bagian penutup
penulis dapat menempuh dua teknik, yakni:memberikan (1) ringkasan, dan
(2)simpulan .Teknik meringkas dipilih karena memang penulis tidak perlu
menyimpulkan atau memang hasil uraian bahasan belum cukup bahan untuk
penarikan kesimpulan.Teknik menyimpulkan berarti pemberian pendapat
dengan ringkas berdasarkan isi uraian bahasan.Dalam menyimpulkan,
penulis menyatakan pendapat keilmuan sendiri berdasarkan uraian bahasan.

Anda mungkin juga menyukai