Para Graf
Para Graf
1. Pengertian Paragraf
Kata paragraf di serap dari bahasa inggris “paragraph”. Kata “Paragraph”
sendiri terbentuk dari bahasa Yunani Para yang berarti “sebelum”,
dan grafein yang berarti “menulis atau menggores”. Paragraf adalah sebuah
wacana mini atau suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat.
Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri atas beberapa kalimat yang
tersusun secara lengkap, utuh, dan padu. Paragraf adalah bagian dari suatu
karangan yang terdiri atas sejumlah kalimat yang mengungkapkan suatu
informasi dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran penjelas
sebagai pendukungnya (Widjono, 2007: 173-174).
Paragraf merupakan bab dari suatu karangan biasanya mengandung satu ide
pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru atau alenia. (Kamus Besar
Bahasa Indonesia).
1. Fungsi Paragraf
Fungsi paragraf menurut widjono (2007:175) dan Tarigan (2009: 5) sebagai
berikut:
1. Ciri-ciri Paragraf
Dalam karangan yang panjang, paragraf mempunyai beberapa ciri.
Menurut Alek A. dan Achmad H.P. (2010: 208) dan Tarigan (2009: 4) ciri-ciri
tersebut, antara lain:
mengandung makna, pesan, pikiran atau ide pokok yang relevan dengan ide pokok
keseluruhan karangan.
kalimat pertama sedikit masuk ke dalam lima ketukan spasi untuk jenis karangan
ilmiah formal, misalnya makalah, skripsi, tesis dan disertasi.
setiap paragraf menggunakan sebuah kalimat topik dan selebihnya merupakan
kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan, menguraikan atau menerangkan
pikiran utama yang ada dalam kalimat topik.
paragraf umumnya dibangun oleh sejumlah kalimat.
paragraf adalah satu kesatuan ekspresi pikiran.
paragraf adalah kesatuan yang koheren dan padat.
kalimat-kalimat yang tersusun secara logis dan sistematis.
1. Syarat-syarat Paragraf
Menurut Dalman (2010: 48) dan Siti Annijat (2011: 37-38) menjelaskan
bahwa persyaratan paragraf mencakup:
1. Jenis-jenis Paragraf
Finoza (2008: 197-198) mengatakan bahwa alenia banyak ragamnya. Untuk
membedakan yang satu dengan yang lain, paragraf dappat dikelompokkan
menjadi dua.
Contoh:
Contoh:
Selain kaya akan budaya, Indonesia juga memiliki lahan pertanian yang subur
yang banyak menghasilkan rempah-rempah, bahan pangan, bahkan juga
buah-buahan. Dari segi barang tambang, Indonesia juga sangat potensial,
terbukti Indonesia salah satu Negara di Asia yang meng-ekspor minyak bumi,
batu bara, dan barang tambang lainnya. Maka tidak salah kalau dikatakan
Indonesia adalah Negara yang kaya.
3. Paragraf Campuran
Bila kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf,
terbentuklah paragraf campuran deduktif-induktif. Kalimat pada akhir paragraf
umumnya menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal
paragraf.
Contoh:
Contoh:
Jangankan masyarakat awam, dokter atau mereka yang ahli dalam bidang
obat-obatan pun sulit membedakan mana obat palsu dan mana yang
asli. Faktanya, obat palsu sangat sulit dibedakan dari yang asli. Tidak hanya
kemasannya yang tampak sama. Warna obatnya juga sangat mirip obat asli.
Bahkan, bau dan rasanya nyaris sama.
Contoh:
Di pasaran banyak beredar obat berupa tablet. Tidak sedikit pula yang
berbentuk kaplet. Dalam wujud cair pun tidak sulit ditemukan. Bahkan, obat
isap sudah mulai digemari. Semula masyarakat tidak ambil pusing terhadap
kabar merebaknya obat palsu. Bagi mereka sulit membayangkan bagaimana
obat bisa dipalsukan. Belakangan media masa semakin sering memberitakan.
Bahkan, ada pengedarnya yang tertangkap dan mengakui perbuatannya. Tak
pelak, masyarakat pun dibuat resah. YLKI, Yayasan Lembaga Konsumen
Indonesia pun, memelopori unjuk rasa mengecam peredaran obat palsu.
1. Paragraf Persuasif
Paragraf persuasif, yaitu paragraf yang mempromosikan sesuatu dengan cara
memengaruhi atau mengajak pembaca.
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap
sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-
nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia
sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang
rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita
harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan
demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan
saling mencintai.
1. Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi, yaitu paragraf yang membahas satu masalah dengan
bukti-bukti atau alasan yang mendukung.
Contoh:
1. Paragraf Deskriptif
Paragraf deskriptif, yaitu paragraf yang melukiskan atau memberikan sesuatu.
Contoh:
1. Paragraf Naratif
Paragraf naratif, yaitu paragraf yang menuturkan peristiwa atau keadaan
dalam bentuk cerita.
Contoh:
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati
bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit
perpustakaan, mengerutkan dahi, tersenyum dan kembali menulis. Asyik
sekali, seakan di ruang perpustakaan hanya ada dia.
1. Paragraf Ekspositoris
Pargraf ekspositoris, yaitu paragraf yang memaparkan suatu fakta atau
kejadian tertentu.
Contoh:
Paragraf Perbandingan
Paragraf perabandingan adalah paragraf yang kalimat topiknya berisi
perbandingan dua hal. Kalimat tersebut dikembangkan dengan merinci
perbandingan tersebut dalam bentuk yang konkret atau bagian-bagian kecil.
Contoh:
Struktur suatu karangan atau buku pada hakikatnya mirip atau bersamaan
dengan struktur suatu pohon. Bila pohon dapat diuraikan menjadi pokok
(batang), dahan, ranting dan daun maka karangan pun dapat diuraikan
menjadi tubuh (body), bab, subbab dan paragraf. Batang sebanding dengan
tubuh (body) karangan, cabang sebanding dengan bab, ranting sebanding
dengan subbab dan daun sebanding dengan paragraf.
Paragraf Pertanyaan
Paragraf pertanyaan adalah paragraf yang kalimat topiknya dijelaskan dengan
kalimat pengembang berupa kalimat tanya.
Contoh:
Kepala kantor kami, Pak Ahmadi, gelisah. Mengapa beliau gelisah? Tidak
puaskah degan kedudukannya sekarang? Bukan, bukan itu sebabnya. Ia
sangat puas. Bahkan, ia ingin mempertahankan kedudukannya sekarang.
Paragraf Sebab-Akibat
Paragraf sebab-akibat adalah paragraf yang kalimat topiknya dikembangkan
oleh kalimat-kalimat sebab-akibat.
Contoh:
Nilai ujian Cecep pada semester pertama ini rata-rata baik. Dia pantas
mendapat nilai tersebut karena ia telah bekerja keras dan tekun dalam
belajar.
Paragraf Contoh
Paragraf contoh adalah paragraf yang kalimat topiknya dikembangkan
dengan contoh-contoh sehingga pengertian kalimat topiknya jelas.
Contoh:
Paragraf Perulangan
Paragraf perulangan adalah paragraf yang kalimat topiknya dapat pula
dikembangkan dengan perulangan kata atau kelompok kata atau bagian-
bagian kalimat penting.
Contoh:
Ada kaitan yang erat antara makna, hidup dan berpikir pada manusia. Setiap
manusia perlu makan, makan untuk hidup. Namun, hidup tidak hanya untuk
makan. Hidup manusia mempunyai tujuan tertentu. Tujuan hidup dapat
berbeda antara satu dengan yang lainnya, tapi ada persamaannya, yakni
salah satu diantaranya melangsungkan keturunan. Keturunan sebagai
penerus generasi bangsa. Generasi yang lebih baik dan tangguh. Tangguh
menghadapi rintangan dan tantangan. Rintangan dan tantangan membuat
manusia berpikir. Berpikir bukan sembarang berpikir, tetapi berpikir jernih
untuk memecahkan berbagai persoalan hidup dan kehidupan.
Paragraf Definisi
Paragraf definisi adalah pargraf yang kalimat topiknya berupa definisi atau
pengertian.
Contoh:
Paragraf digunakan sebagai wadah pikiran terkecil. Ciri khas paragraf
mengandung makna, ide dan pesan yang relevan dengan isi karangan.
Paragraf harus merupakan kesatuan yang padu dinyatakan dengan kalimat
tersusun logis-sistematis. Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan
bahwa paragraf adalah seperangkat kalimat-kalimat tersusun logis-sistematis
yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung
pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan.
Contoh:
Buah Apel ( Apple ) adalah salah satu buah yang sangat tidak diragukan
kelezatan rasanya. Menurut beberapa penelitian dibalik kelezatan dari rasa
buah apel ternyata juga mengandung banyak zat-zat yang bermanfaat bagi
kesehatan tubuh kita. Untuk itu sangatlah penting untuk mengkonsumsi
buah apel. Buah Apel memiliki kandungan vitamin, mineral dan unsur lain
seperti serat, fitokimian, baron, tanin, asam tartar, dan lain
sebagainya. Dengan kandungan zat-zat tersebut buah apel memiliki manfaat
yang dapat mencegah dan menanggulangi berbagai penyakit. Berikut ini
adalah beberapa manfaat buah apel bagi kesehatan yang berhasil dihimpun
dari berbagai sumber yaitu buah apel dapat mencegah penyakit asma, dapat
mengurangi berat badan, melindungi tulang, menurunkan kadar kolesterol,
mencegah kanker hati, kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus,
mengontrol diabetes, membersihkan dan menyegarkan mulut.
Kohesi
Kohesi adalah hubungan antar bagian dalam teks yang ditandai penggunaan
unsur bahasa. Konsep kohesi pada dasarnya mengacu kepada hubungan
bentuk, artinya unsur-unsur wacana (kata atau kalimat) yang digunakan untuk
menyusun suatu wacana memiliki keterkaitan secara padu dan utuh
(Mulyana, 2005: 26).
Contoh:
Pertemuan ke-7
lingkungannya.
5. 5. Kesalahan Kutipan
Jika terdapat kesalahan kutipan,pengutip tidak boleh memperbaikinya.
Biarkan apa adanya dan beri catatan singkat (sic!) yang artinya kesalahan
dari naskah asli yang dikutip dan penulis (pengutip) tidak bertanggung jawab
atas kesalahan tersebut
Contoh: ….hal itu memiliki makan (sic!) yang ambigu.
Contoh:
Tulisan factual sendiri ternyata meliputi banyak variasi dan model. Callaghan
dan Rothery(dalam Kusmiatun,2007:4) memberikan penjelasan bahwa genre
faktual meliputi beberapa model tulisan,seperti recount(penceritaan
kembali),report(pelaporan),penulisan prosedur,dan sebagainya
Catatan Kaki
Pernyataan ilmiah yang kita gunakan dalam tulisan kita harus mencakup
beberapa hal :
dari kata ibidem (bahasa Latin) yang artinya ‘pada tempat yang sama’
.Digunakan jika pengutip mengambil kutipan dari sumber yang sama yang
telah ada di bagian terdahulu tanpa diselingi sumber lain. Jika yang dikutip
halamannya masih sama seperti kutipan sebelumnya, cukup kata ibid.. Jika
yang dikutip sudah berbeda halaman, maka kata ibid. diikuti halaman. Kata
ibid. biasanya dituliskan dengan huruf miring atau digaris bawahi.
Op. cit.
dari Opere Citato yang artinya ‘pada karya yang telah dikutip’. Digunakan jika
menunjuk sumber yang telah disebutkan sebelumnya, tetapi telah diselingi
sumber lain. Halaman yang dikutip berbeda. Penulisannya: nama pengarang,
op.cit., nomor halaman . jika satu pengarang ada beberapa buku rujukan yang
dipakai, setelah nama harus diikuti judul bukunya.
Loc. cit.
dari Loco Citato yang artinya ‘pada tempat yang telah dikutip’. Digunakan jika
menunjuk sumber yang telah disebutkan sebelumnya, tetapi telah diselingi
sumber lain. Halaman yang dikutip sama. Penulisannya: nama pengarang,
loc.cit., nomor halaman. Jika satu pengarang ada beberapa buku rujukan
yang dipakai, setelah nama harus diikuti judul bukunya.
2. Urutan Dasar
nama pengarang dibalik, judul buku, nomor jilid, edisi/ cetakan, kota penerbit :
penerbit, tahun penerbit, halaman.
Sedang menurut Slameto (1991: 2) bahwa belajar ialah suatu proses usaha
yang dilakukan peserta didik untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman peserta didik itu
sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.1
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka
Cipta, 1991, hlm. 2
Dari beberapa definisi tentang belajar seperti yang telah dikemukakan, maka
dapatlah dinyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan
secara sadar oleh peserta didik untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang sifatnya
relatif permanen
1. b) Antara catatan kaki dengan teks dipisahkan dengan garis sepanjang baris. Cara
yang lebih banyak dilakukan ialah dengan meletakkannya pada bagian bawah
(kaki) halaman atau pada akhir setiap bab.
2. Catatan Kaki di bawah halaman :
3. harus disediakan ruang secukupnya di bagian bawah halaman tulisan,
4. beri garis di bagian bawah baris terakhir dari teks di tiap halaman,
5. beri nomor penunjukkan di bawah garis dengan jarak cukup dan menjorok ke
dalam 5-7 ketukan,
6. catatan kaki baris pertama dituliskan setelah nomor penunjukkan,
7. jika lebih dari 1 baris, dituliskan dari tepi margin, tanpa ikuti penjorokkan baris
pertama,
8. jarak spasi dalam catatan kaki 1 spasi, antar catatan kaki 2 spasi kalau ada dalam
halaman yang sama,
Daftar Rujukan
Daftar rujukan/daftar pustaka/bibliografi adalah semua sumber yang menjadi
rujukan seorang penulis dalam kegiatannya menulis sebuah karya ilmiah.
Sumber-sumber tersebut harus dihimpun dalam sebuah daftar yang lazim.
1. baris pertama dimulai pada pias (margin) sebelah kiri, baris kedua dan selanjutnya
dimulai dengan 3–5 ketukan ke dalam,
2. jarak antarbaris 1 spasi,
3. jarak antarsumber 1,5 atau 2 spasi,
4. diurut berdasarkan abjad huruf pertama nama keluarga penulis (bergantung pada
gaya selingkung bidang).
Tehnik Penulisan Daftar Rujukan
Buku/Literatur
Koentjaraningrat, 1997a. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta:
Djambatan ______, 1997b. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:
Gramedia.
2) Buku kumpulan artikel
Letheridge dan Cannon, C.R. (Eds). 1980. Billingual Education: Teaching
English as a Second Language. NY: Preager.
3) Artikel dalam buku kumpulan artikel
Hasan, M.Z. 1990. “Karakteristik Penelitian Kualitatif”. dalam Aminuddin
(Ed.). Pengembangan Penelitian Kualitatif Bidang Sastra (hlm. 12 – 25). Malang :
HISKI Malang.
4) Artikel dalam jurnal
Hanafi, A. 1989. ”Partisipasi dalam Siaran Pedesaan dan Pengadopsian
Inovasi”. Forum Penelitian (1) : 33 – 47.
5) Artikel dalam Majalah/Koran
Huda, M. 1991, 13 November. ”Menyiasati Krisis Listrik Musim Kering”. Jawa
Pos, hlm. 6.
Pertemuan ke-8
PENGERTIAN, SISTEMATIKA,
1. Nama penulis
Ditulis tanpa sisertai gelar akademika atau gelar lain. Nama lembaga tempat
bekerja peneliti ditulis sebagai catatan kaki halaman pertama. Jika lebih dari
dua peneliti, hanya peneliti utama saja yang dicantumkan di bawah judul,
nama peneliti lain ditulis dalam catatan kaki.
1. Sponsor
Ditulis sebagai catatan kaki pada halaman pertama, diletakkan di atas nama
lembaga asal peneliti.
1. Abstrak dan kata kunci
Abstrak berisi pernyataan ringkas dan padat tentang ide-ide yang paling
penting. Abstrak memuat masalah dan tujuan penelitian, prosedur penelitian
(untuk penelitian kualitatif termasuk deskripsi tentang subjek yang diteliti), dan
ringksan hasil penelitian
Kata kunci adalah kata pokok yang menggambarkan daerah masalah yang
diteliti atau istilah-istilah yang merupakan dasar pemikiran gagasan dalam
karangan asli, berupa kata tunggal atau gabungan kata.
1. Pendahuluan
Bagian ini menyajikan kajian pustaka yang berisi paling sedikit tiga gagasan:
(1) latar belakang atau rasional penelitian, (2) masalah dan wawasan rencana
pemecahan masalah, (3) rumusan tujuan penelittian (dan harapan tentang
manfaat hasil penelitian).
1. Metode
Menyajikan bagaimana penelitian itu dilakukan. Uraian disajikan dalam
beberapa paragraf tanpa subbagian atau dipilah-pilah menjadi beberap
subbagian. Haya hal-hal pokok saja yang disajikan.urain rinci tentang rancang
penelitian tidak perlu diberikan.materi pokok bagian ini adalah bagaiman data
dikumpulkan, siapa sumber data, dan bagaimana data dianalisis. Apabila
uraian ini disajikan dalam sebagian, maka sebagian itu antara lain berisi
keterangan tentang populasi dan sampel (atau subjek), instrumen
pengumpulan data, rancangan penelitian (terutama jika digunakan rancangan
yang cukup kompleks seperti rancangan eksperimental), dan teknik analisis
data.
1. Hasil
Adalah bagian utama artikel ilmiah, dan karena itu biasanya merupakan
bagian terpanjang. Bagian ini menyajikan hasil-hasil analisis data ,yang
dilaporkan adalah hasil bersih.
1. Pembahasan
Adalah terpenting dari keseluruhan isi artikel ilmiah. Tujuan pembahsan
adalah: (a) menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaimana
tujuan penelitian itu dicapai, (b) menafsirkan temuan-temuan, (c)
mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang
telah mapan, dan (d) menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang sudah
ada.
1. Kesimpulan dan saran
Kesimpulan menyajiakan ringkasan dari uraian yang disajikan pada bagian
hasil dan pembahsan berdasarkan uraian pada kedua bagian itu,
dikembangkan pokok-pokok pikiran yang merupakan esensi dari uraian
tersebut. Saran-saran bisa mengacu pada tindakan praktis, atau
pengembangan teoritis, dan penelitian lanjutan. Bagian saran bisa berdiri
sendiri. Bagian kesimpulan dan saran dapat pula disebut bagian penutup.
1. Daftar Rujukan
Harus lengkap dan sesuai dengan rujukan yang disajikan dalam batang tubuh
artikel ilmiah. Bahan pustaka yang dimasukan dalam daftar rujukan harus
sudah disebutkan dalam batang tubuh artikel
4 Pembahasan – –
Menggunakan daftar
pustaka , ada sebagian
Menggunakan istilah daftar yang memakai daftar
6 Daftar pustaka rujukan rujukan.
Pada tahun 2012 menggunakan
inote dan footnote. Pada tahun
7 Catatan kaki 2014 menggunakan inote. Menggunakan inote.
Pertemuan ke-9
Judul
Topik ialah pokok pembicaraan dalam keseluruhan karangan yang akan
dibahas. Setelah dipilih topik yang sesuai, topik tersebut dinyatakan dalam
suatu judul yaitu nama atau titel karangan. Dalam karangan fiktif (roman,
novel, cerita pendek), topik tidak sama dengan judul, misalnya: judul buku Siti
Nurbaya, topik yang dibahas “kasih tak sampai.
Syarat judul yang baik
1. Sesuai dengan topik
Karangan ilmiah formal judul karangan sama dengan topiknya.
Contoh:
Contoh:
1. Singkat
Indikator singkat: mudah dipahami, mudah diingat, tidak melebihi 9 kata (tidak
termasuk kata tugas)
Contoh:
1. Jelas
Topik karangan yang jelas sangat membantu penulis mengendalikan variabel.
Topik yang jelas sangat ditandai dengan indikator berikut ini: a) menggunakan
kata lugas(denotasi), b)fungsi setiap kata dapat diukur secara operasional, c)
tidak menggunakan kata kias, d) huibungan fariabel bebas dan terikat
menunjukkan arah yang jelas,
Contoh:
Kerangka Karangan
Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa
bahasan yang lebih fokus dan terukur. Kerangka karangan belum tentu sama
dengan daftar isi atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil
yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap
yang sempurna
Pertemuan ke-10
Dari segi isi yang diuraikan dalam bahasan disesuaikan dalam rumusan
masalah pada bagian pendahuluan. Jika rumusan masalah berupa
pertanyaan faktual atau konsseptual maka uraian bahasan juga bersifat
faktual atau konseptual. Demikian pula, jika dalam rumusan masalah beerupa
pertanyaan prosedural maka uraian bahasn bersifat prosedural.
Teknik membahas
Membahas dalam karya ilmiah berkaitan dengan pengembangan gagasan
penulis. Untuk itu penulis dapat memanfaatkan pendapat-pendapat pakar
yang memiliki otoritas keilmuan dalam bidang keilmuannya. Wujudnya dapat
berupa hasil merujuk, mengompilasi/merefeksi. Untuk keperluan itu sedikitnya
ada tiga pula yang dapat digunakan untuk membahas, yakni: (1) pola ilustratif,
(2) analitif, (3) argumentatif. Tercakup dalam pola pertama, yakni: (a)
pemberian contoh, (b) perbandinga dan kontras. Pola kedua meliputi teknik
(a) klasifikasi, (b) proses, (c) sebab akibat dan (d) pemecahan masalah. Dan
pola argumentatif, didalamnya mencangkup teknik penalaran (a) deduktif-
induktif, (b) kausalitas, dan (c) analogi.
Pola Ilustratif
Teknik pemberian contoh
Pertama, teknik ini perlu diletakkan dalam kerangka berfikir deduktif,
maksudnya dari hal umum menuju ke hal khusus.hal yang beersifat umum
biasanya berupa gagasan atau penilaian, sedangkan contoh dapat berupa
benda, manusia, tindakan, kejadian, tempat, atau gagasan. Kedua,
pemberian contoh dilihat dari kategori atasan dan bawahan. Atasan terkait
dengan super ordinat dan bawahan sebagai sub ordinat.Ketiga, pemberian
contoh dimaksudkan bukan untuk membuktikan ataau memberikan evidensi,
melainkan untuk memperjekas gagsan penulis.
Secara umum dasar klasifikasi atas topik atau pokok masalah berupa :
Cara blog, alasan atau argumentasi atau sebab-sebab diuraikan lebih dahulu
kemudian akibat atau pengaruh yang ditimbulkan dipaparkan satu blog atau satu
keutuhan tersendiri.
Cara mata rantai, alasan dan akibat dipaparkan berangkaian tanpa diakumulasikan
dalam satu blog.
Cara kombinasi yaitu dengan mengombinasikan cara pertama dan kedua.
Secara konkret, pola sajian bahasan seperti berikut: