NIM : 63010160335
1. Pengertian BEP
Break Even point atau BEP adalah titik impas di mana posisi jumlah pendapatan dan biaya
sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu
perusahaan.
Break Event Point ini digunakan untuk menganalisis proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah
unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik
impas atau kembali modal.
2. Manfaat BEP
a. Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
d. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap
keuntungan yang diperoleh.
3. Komponen BEP
5. Grafik
Untuk setiap usaha bisnis yang akan dibuat biasanya memiliki Fix Cost (garis orange), bisa berupa
modal awal untuk sewa lahan, pembelian alat produksi, dan biaya-biaya lainnya. Pokoknya segala
biaya yang diperlukan untuk membuat usaha berjalan atau dapat dimulai. Semua biaya tersebut
dikelompokkan dalam biaya tetap (Fix Cost).
Selanjutnya untuk setiap unit barang yang akan diproduksi membutuhkan variabel cost yang bisa
berubah-ubah. Biaya bahan baku, ongkos kerja, dan biaya-biaya lain selama produksi dimasukkan
dalam kelompok variable cost dan dihitung per satuan item barang yang diproduksi. Jumlah kedua
biaya tersebut (Fix cost dan variable cost) disebut total biaya (garis biru).
Kemudian barang yang diproduksi tersebut dijual dan semua hasil penjualan barang dimasukkan
dalam Total Pendapatan (Total Revenue, garis hijau). Keadaan dimana total hasil penjualan
(Total Revenue) sama dengan total biaya (Total Cost) inilah yang disebut Break Even Point (BEP).
Pada saat garis Total Revenue di atas garis Total Cost maka laba mulai diperoleh. Semakin besar
selisih Total Revenue dan Total Cost ini semakin besar laba bersih atau keuntungan investasi yang
akan didapat (ditunjukkan oleh area arsiran Hijau).
Sekalipun Analisa break even ini banyak digunakan oleh perusahaan, tetapi tidak dapat
dilupakan bahwa analisa ini mempunyai beberapa kelemahan. Kelemahan utama dari analisa
break even point ini antara lain :
1. Asumsi yang menyebutkan harga jual konstan padahal kenyataannya harga ini kadang-
kadang harus berubah sesuai dengan kekuatan permintaan dan penwaran di pasar. Untuk
menutupi kelemahan itu, maka harus dibuat analisis sensitivitas untuk harga jual yang
berbeda.
Penggolongan biaya tetap dan biaya variable juga mengandung kelemahan. Dalam keadaan
tertentu untuk memenuhi volume penjualan , biaya tetap mau tidak mau harus berubah
karena pembelian mesin-mesin atau peralatan baru guna meningkatkan volume produksi
untuk penjualan. Begitu pula pada perhitungan biaya variable per unit mengalami
perubahan karena pada saat tertentu dapat terjadi kenaikan harga bahan baku sehingga
menaikkan biaya produksi perusahaan.
Kelemahan lain dari analisa break even point adalah jangka waktu penerapanya yang
terbatas, biasanya hanya digunakan di dalam pembuatan proyeksi operasi selama setahun.
Apabila perusahaan mengeluarkan biaya-biaya untuk advertensi ataupun biaya lainnya
yang cukup besar dimana hasil dari pengeluaran tersebut (tambahan investasi) tidak akan
terlihat dalam waktu yang dekat sedangkan operating cost sudah meningkat, maka sebagai
akibatnya jumlah pendapatan yang harus dicapai menurut analisa break even point agar
dapat menutup semua biaya-biaya operasi yang bertambah besar juga.
7. Kesimpulan
Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana
perusahaan di dalam operasinyan tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita
kerugian. Tujuan dari analisis break event point yaitu untuk mengetahui pada volume
penjualan atau produksi berapakah suatu perusahaan akan mencapai laba tertentu.
Analisis Break Even Point secara umum dapat memberikan informasi kepada
pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat
keuntungan yang akan diperoleh pada level penjulalan tertentu.
Analisis break even dapat dirasakan manfaatnya apabila titik break even dapat
dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini dapat dipertahankan apabila biaya-
biaya dan harga jual adalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan
mempengaruhi titik break even.
Harga per unit adalah harga jual barang atau jasa yang dihasilkan. Biaya Variable per unit
adalah total biaya variable dibagi dengan jumlah unit yang di produksi atau dengan kata lain
biaya rata-rata per unit. Margin Kontribusi per unit adalah selisih harga jual per unit dengan
biaya variable per unit.