Anda di halaman 1dari 10

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PASIEN HIV/AIDS di

POLIKLINIK KHUSUS RAWAT JALAN BAGIAN PENYAKIT DALAM


RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG PERIODE DESEMBER 2011-MARET 2012

Oleh : Wildra Martoni*)


Korespondensi : wildramartoni@yahoo.com

Tesis ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien
HIV/AIDS terhadap terapi antiretroviral di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. Djamil Padang
pada bulan Desember 2011-Maret 2012. Jenis dan rancangan penelitian ini adalah observational
dengan pendekatan Cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan Orang
Dengan HIV/AIDS (ODHA) yang telah menjalani terapi ARV lebih dari dua bulan. Teknik
pengambilan sampel dengan menggunakan Propotional Random sampling yaitu berjumlah 55
orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan wawancara langsung
terhadap pasien. Analisis data dilakukan secara bertahap mencakup analisis univariat, analisis
bivariat menggunakan uji chi-square, dan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik
berganda metode Backward Wald pada pogram SPSS Version 15.0. Hasil penelitian ini
menginformasikan bahwa ada tiga variabel yang paling signifikan terhadap kepatuhan pasien
HIV/AIDS, dengan faktor pengetahuan pasien menjadi faktor paling dominan (Wald = 6,833 ;
OR = 9,003; Cl 95% = 1,733 - 46,770), dibandingkan dua faktor lain yaitu tingkat pendidikan
(Wald = 4,369 ; OR = 6,732; Cl 95% = 1,126 – 40,238) dan Beck Deppresion Inventory (BDI)
(Wald = 5,491 ; OR = 7,760; Cl 95% = 1,398 – 43,069).

Kata kunci : Kepatuhan, HIV/AIDS, Antiretroviral, Uji regresi logistik berganda.

A. PENDAHULUAN agar tidak menyebabkan penyakit. Namun,


AIDS adalah penyakit yang disebabkan setelah beberapa waktu, sistem kekebalan
oleh virus yang disebut Human menjadi begitu rusak sehingga kuman
Immunodeviciency Virus (HIV). HIV terus menimbulkan penyakit dan akhirnya kematian.
menerus merusak kekebalan tubuh. Sistem AIDS terjadi pada waktu sistem kekebalan
kekebalan yang sehat mengendalikan kuman menurun untuk melawan infeksi oportunistik
(infeksi ikutan), kurang lebih 7-10 tahun ODHA harus minum obat rata-rata sebanyak
setelah penularan oleh HIV. AIDS belum bisa 60 kali dalam sebulan maka pasien diharapkan
disembuhkan, namun infeksi ini dapat tidak lebih dari 3 kali lupa minum obat.
dikendalikan dengan obat antiretroviral (ARV) Adanya ketidakpatuhan terhadap terapi ARV
(Aji, 2010). dapat memberikan efek resistensi obat
Infeksi HIV di Indonesia sudah sehingga obat tidak dapat berfungsi atau gagal.
merupakan masalah kesehatan yang Berdasarkan penelitian pada tahun 2004, di
memerlukan perhatian dan pertambahan Amerika Serikat dan Eropa didapatkan 10%
jumlah penderita HIV/AIDS semakin meroket. dari infeksi baru HIV/AIDS menunjukkan
Di Indonesia sejak tahun 1999 telah terjadi resistensi terhadap ARV (Depkes RI, 2006).
peningkatan jumlah penderita HIV/AIDS pada Adapun penyebab dari ketidakpatuhan
populasi tertentu di beberapa provinsi yang pasien meliputi usia, pendidikan, masalah
memang mempunyai prevalensi HIV cukup ekonomi, takut akan efek samping, kurangnya
tinggi. Peningkatan ini terjadi pada kelompok pengetahuan tentang penyakit, kemudahan
orang berperilaku risiko tinggi tertular HIV akses pelayanan, dukungan keluarga dan dari
yaitu para penjaja seks komersial dan tenaga medis. Faktor tersebut akibat dari
penyalahguna NAPZA suntikan. Dari Laporan kurangnya informasi dan komunikasi.
Situasi Perkembangan HIV & AIDS di Biasanya karena kurangnya informasi, pasien
Indonesia sampai dengan September 2011 melakukan self - regulation terhadap terapi
tercatat jumlah ODHA yang mendapatkan obat yang diterimanya (Muliawan, 2008).
terapi ARV sebanyak 22.843 dari 33 provinsi Tujuan penelitian ini adalah untuk
dan 300 kab/kota, dengan rasio laki-laki dan untuk dapat mengetahui faktor-faktor yang
perempuan 3 : 1, dan persentase tertinggi pada mempengaruhi kepatuhan pasien HIV/AIDS
kelompok usia 20-29 tahun. (Depkes RI, terhadap terapi antiretroviral di Rumah Sakit
2011). Umum Pusat Dr. M. Djamil Padang, sehingga
Penggunaan obat ARV diperlukan pada akhirnya hasil penelitian ini dapat
tingkat kepatuhan tinggi untuk mendapatkan dijadikan bahan untuk meningkatkan angka
keberhasilan terapi dan mencegah resistensi. kepatuhan pasien penderita HIV/AIDS guna
Untuk mendapatkan respon penekanan jumlah tercapainya tujuan terapi yang diharapkan.
virus sebesar 85% diperlukan kepatuhan
penggunaan obat 90-95%, dalam hal ini pasien
B. METODOLOGI 2. Sampel
Jenis Penelitian Sampel yang digunakan adalah pasien
Jenis penelitian ini adalah penelitian HIV/AIDS yang telah mengkonsumsi obat
observasional-deskriptif dengan rancangan ARV minimal 2 bulan. Arikunto suharsimi
cross-sectional. Penelitian cross-sectional (2006) mengemukakan bahwa sampel
adalah penelitian yang bertujuan untuk adalah sebagian atau akhir populasi yang
mengetahui prevalensi suatu efek atau akan di teliti. Berdasarkan polulasi
penyakit pada suatu waktu, oleh karena itu penelitian yang merupakan sumber data
disebut juga dengan studi prevalensi pada penelitian ini maka teknik sampel yang
(Notoatmodjo, 2005). Pengambilan data digunakan adalah Propotional Random
dilakukan dengan pembagian kuesioner Sampling teknik pengambilan sampel
kepada para responden dengan tujuan untuk dengan mengunakan rumus yaitu sebagai
mengetahui faktor-faktor apa saja yang berikut :
mempengaruhi kepatuhan pasien penderita N
n
HIV/AIDS. Nd 2  1

Keterangan :
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi n = Jumlah sampel
Subjek penelitian ini adalah pasien rawat N = Jumlah populasi (Jumlah penderita
jalan penderita HIV/AIDS di RSUP Dr. M. HIV/AIDS pada bulan
Djamil Padang. Subjek penelitian yang sebelumnya)
dipilih adalah semua populasi yang d2 = Presisi yang ditetapkan (dipakai
memenuhi kriteria inklusi dan kriteria 10%)
eksklusi. Kriteria inklusi adalah pasien yang Berdasarkan rumus tersebut di
menderita HIV/AIDS positif dengan atau peroleh sampel yaitu:
tanpa penyakit komplikasi, sedangkan
95
kriteria eksklusi adalah pasien yang telah n  48.71  49
950.1  1
2

mendapatkan terapi Antiretroviral kurang


dari 2 bulan. Dari perhitungan tersebut diperoleh
sampel penelitian sebanyak 49 orang
responden. Dalam perjalanan penelitian ini,
jumlah sampel disesuaikan dengan lama dan F. Analisis Data
waktu penelitian (Desember 2011-Maret Teknik analisis data dalam penelitian
2012). ini dilakukan secara bertahap meliputi
analisis univariat untuk menghitung
D. Tempat dan Waktu Penelitian distribusi frekuensi, analisis bivariat untuk
Penelitian dilaksanakan kurang lebih melihat apakah ada hubungan antara
selama 4 bulan (Desember 2011 sampai variabel dependen dengan variabel
Maret 2012) di poliklinik khusus rawat independen dengan menggunakan Chi-
jalan bagian penyakit dalam RSUP. Dr. M. Square, serta analisis multivariat untuk
Djamil Padang. mengetahui faktor ketidakpatuhan yang
mana yang paling berpengaruh terhadap
E. Instrumen Penelitian ketidakpatuhan responden itu sendiri dalam
1. Sumber Data melaksanakan terapi obat. Analisis
Sumber data dalam penelitian yaitu data multivariat dihitung dengan menggunakan
primer berupa kuisioner, rekam medik uji regresi logistik berganda metode
pasien dan wawancara singkat yang Backward Wald. Regresi logistik berganda
dilakukan secara langsung pada subjek merupakan jenis analisis statistik yang
penelitian untuk menguatkan data yang lazim digunakan pada studi cross-sectional
diperoleh dan mendapatkan informasi untuk mengetahui hubungan antara
tambahan. beberapa variabel independen, baik yang
2. Teknik Pengumpulan Data bersifat numerik maupun yang nominal,
Pengumpulan data dilakukan dengan dengan satu variabel dependen yang bersifat
pembagian kuisioner yang akan diisi oleh dikotom seperti iya-tidak atau hidup-mati
responden penderita HIV/AIDS disertai (Uyanto, 2009). Keistimewaan analisis
dengan wawancara singkat. Jawaban regresi ganda logistik dibanding dengan
kuisioner yang telah diisi oleh responden analisis ganda linier adalah kemampuannya
ditabulasikan hasilnya dan setiap faktor mengkonversi koefisien regresi (bi) menjadi
kepatuhan dianalisis hingga diperoleh Odds Ratio (OR) (Murti, 2003).
prevalensi setiap faktor kepatuhan tersebut
dengan kepatuhan responden dalam
melaksanakan terapi obat.
G. Hasil dan Pembahasan Belum menikah 18 32,7 %
1. Hasil 5 Pekerjaan
Dari penelitian yang dilakukan Tidak bekerja 5 9,1 %
pada bulan Desember 2011 sampai Februari Bekerja 50 90,9 %
2012 di poli khusus rawat jalan bangsal 6 Sumber Biaya
penyakit dalam RSUP Dr. M. Djamil pada Berobat
55 responden. diperoleh hasil dengan Dana pribadi 29 52,7 %
analisa univariat, bivariat dan multivariat Sponsor 26 47,3 %
sebagai berikut : 7 Beck Deppresion
a. Analisa Univariat Inventory (BDI)
Tabel 7 : Distribusi frekuensi semua Tidak depresi 15 27,3 %
variabel terhadap faktor-faktor yang Depresi 40 72,7 %
mempengaruhi kepatuhan pasien HIV/AIDS 8 Pengetahuan
terhadap terapi Antiretroviral (ARV). Kurang 17 30,9 %
Baik 38 69,1 %
NO Variabel Jumlah Persentase 9 Persepsi Manfaat
(n=55) (%) Terapi
1 Umur Tidak bermanfaat 17 30,9 %
Rendah (15-30 25 45,5% Bermanfaat 38 69,1 %
Tahun) 10 Persepsi
Tinggi (>30 30 54,5 % Keparahan
Tahun) Penyakit
2 Jenis Kelamin Berat 48 87,3 %
Laki-laki 33 60 % 7 12,7 %
Ringan
Perempuan 22 40 %
3 Tingkat 11 Jangkauan Akses
Pendidikan Pelayanan
Rendah (SD-SMP) 20 36,4 % Sulit 20 36,4 %
Tinggi (SMU-PT) 35 63,6 % Mudah 35 63,8 %
4 Status Pernikahan 12 Dukungan
Menikah 37 67,3 % Keluarga
Tidak ada 17 30,9 % PT)
4 Status Pernikahan
dukungan
Menikah 9 24,3 28 75,7 37 1,000
Ada dukungan 38 69,1 %
Belum 18
5 27,8 13 72,2
13 Dukungan Tim menikah
5 Pekerjaan
Medis
Tidak ada 12 21,8 % Tidak bekerja 1 20,0 4 80,9 5 1,000
Bekerja 13 26,0 37 74,0 50
dukungan 6 Sumber Biaya Berobat

Ada dukungan 43 78,2 %


Dana pribadi 5 17,2 24 82,8 29 0,243
14 Tingkat Kepatuhan Sponsor 9 34,6 17 65,4 26
7 BDI
Tidak patuh 14 25,5 %
Tidak depresi 8 53,3 7 46,7 15 0,010
Patuh 41 74,5 %
Depresi 34 85,0 6 15,0 40

8 Pengetahuan
b. Analisa bivariat
Tabel 8: Hubungan antara semua variabel Kurang 9 52,9 8 47,1 17 0,005
Baik 5 13,2 33 86,8 38
dengan kepatuhan pasien HIV/AIDS 9 Manfaat Terapi
terhadap terapi Antiretroviral (ARV).
Tidak 17 0,034
8 47,1 9 52,9
bermanfaat

Tidak Sig Bermanfaat 6 15,8 32 84,2 38


NO Variabel (%) Patuh (%) Total
Patuh (P) 10 Keparahan Penyakit

1 Umur Berat 12 25,0 36 75,0 48 1,000


Ringan 2 28,6 5 71,4 7
Rendah (15- 11 Jangkauan Akses
30 Tahun) 9 36,0 16 64,0 25 0,184
Sulit 9 45,0 11 55,0 20 0.028
Mudah 5 14,3 30 85,7 35
12 Dukungan Keluarga
Tinggi (>30 30
Tahun) 5 16,7 25 83,3 Tidak ada 17 0.034
8 47,1 9 52,9
dukungan
2 Jenis Kelamin
Ada 38
6 15,8 32 84,2
dukungan
Laki-laki 9 27,3 24 72,7 33 0,950
13 Dukungan Tim Medis
Perempuan 5 22,7 17 77,3 22
3 Tingkat Pendidikan
Tidak ada 12 1,000
3 25,0 9 75,0
dukungan
Rendah (SD- 20 0,028
9 45,0 11 55,0 Ada 43
SMP) 11 25,6 32 74,4
dukungan
Tinggi (SMU- 5 14,3 30 85,7 35
c. Analisa multivariat (ARV). Temuan dalam penelitian ini
memuktikan bahwa pengetahuan tentang
Tabel 13: Analisis multivariat tahap akhir terapi ARV merupakan faktor yang paling
antara hubungan faktor BDI, pengetahuan kuat dalam mempengaruhi kepatuhan terapi
terapi dengan kepatuhan pasien HIV/AIDS ARV. Pada analisis multivariat dengan
terhadap terapi Antiretroviral (ARV). metode backwald wald diperoleh nilai
p=0,009 dengan nilai (Wald = 6,833 ;OR =
Exp
No Variabel Sig 9,003; Cl 95% = 1,733 - 46,770) memiliki
(B)
kecenderungan 9 kali lebih besar
Tingkat
1 0,014 8,763 mempengaruhi kepatuhan terapi
Pendidikan
dibandingkan tingkat pendidikan p=0,014
Beck Deppresion
2 0,014 7,913 (Wald = 4,369 ;OR = 6,732; Cl 95% =
Inventory (BDI)
1,126 – 40,238) dan Beck Deppresion
3 Pengetahuan 0,009 9,003
Inventory (BDI) p=0,014 (Wald = 5,491
;OR = 7,760; Cl 95% = 1,398 – 43,069).
Hasil analisis tahap akhir pada tabel 13
Temuan ini didukung oleh pernyataan
di atas terlihat ada tiga variabel yang
Meichenbuan & Turk, bahwa faktor yang
signifikan berhubungan dengan kepatuhan
paling berhubungan dengan kepatuhan
pasien HIV/AIDS terhadap terapi
antara lain adalah pengetahuan, faktor
Antiretroviral (ARV). Diantara ketiga
sikap, keadaan sakit yang dirasakan, faktor
variabel tersebut, variabel pengetahuan
lingkungan dan faktor psikis.
terapi yang mempunyai nilai paling kecil
Hal ini sejalan dengan Nasronudin dan
yaitu p = 0,009. Sehingga pengetahuan
Margarita (2007) berhasilnya pengelolaan
terapi pasien merupakan faktor yang paling
dan perawatan terhadap penderita
dominan berhubungan dengan kepatuhan
HIV/AIDS tergantung pada kerjasama
pasien HIV/AIDS terhadap terapi
petugas kesehatan dengan pasien
Antiretroviral (ARV).
keluarganya. ODHA yang mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang
2. Pembahasan
HIV/AIDS, kemudian selanjutnya
Penelitian ini menguji factor yang paling
mengubah perilakunya sehingga akan dapat
kuat mempengaruhi kepatuhan pasien
mengendalikan kondisi penyakitnya
HIV/AIDS terhadap terapi antiretroviral
sehingga penderita dapat hidup lebih lama. DAFTAR PUSTAKA
Konseling sangat diperlukan untuk Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian
memberikan pengetahuan terhadap ODHA Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi
dan penerimaan pasien terhadap sakitnya. VI). Jakarta: Renika Cipta.
Pengetahuan itu meliputi pengertian tentang Aji, H.S. 2010. Jurnal Promosi Kesehatan
terapi ARV, pentingnya kepatuhan terapi, Indonesia : Kepatuhan Pasien HIVdan
efek samping yang mungkin terjadi serta AIDS Terhadap Terapi Antiretroviral di
lama pengobatan. Dengan pengetahuan RSUP Dr. Kariadi Semarang, Vol. 5,
tinggi diharapkan ODHA menjalankan No.1, Januari 2010, diakses September
kepatuhan terapi ARV sesuai dengan aturan 2011 dari
yang dianjurkan dokter (Nasronudin dan http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/51
Margarita, 2007) 105867.pdf
Asti, Tri. 2006. Kepatuhan Pasien : Faktor
H. Kesimpulan Penting dalam Keberhasilan Terapi. Info
Dari hasil penelitian yang telah POM, Vol. 7, No. 5, diakses September
dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa 2011 dari http://
Faktor utama yang mempengaruhi perpustakaan.pom.go.id/KoleksiLainnya/
kepatuhan pasien HIV/AIDS terhadap terapi Buletin%20Info%20POM/0506.pdf
Antiretroviral (ARV) di poliklinik khusus Azwar, Azrul, 2001, Prinsip Dasar
rawat jalan bagian penyakit dalam RSUP Motivasi Pelaksanaan Program
Dr. M. Djamil Padang adalah pengetahuan Kesehatan, Jakarta: EGC.
pasien terhadap terapi (Wald = 6,833 ; OR = Bect AT, Steer RA, Beck Deppresion
9,003; Cl 95% = 1,733 - 46,770). Hal ini Inventory (BDI), In : Rush AJ, Pincus
terjadi 9 kali lebih besar dibandingkan HA, First MB, et al, eds, Hand Book of
tingkat pendidikan (Wald = 4,369 ; OR = Psychiatric Measures. Washington, DC.
6,732; Cl 95% = 1,126 – 40,238) dan Beck American Psychiatric Association : 2000.
Deppresion Inventory (BDI) (Wald = 5,491 P.519-522
; OR = 7,760; Cl 95% = 1,398 – 43,069). Carter, Michael, 2011. Hubungan yang
Konsisten antara Depresi dan
Kepatuhan yang rendah terhadap terapi
HIV. Diakses 2 April 2012 dari Murti, B. (2003). Prinsip dan Metode Riset
http://spritia.or.id/ Epidemiologi (Edisi Kedua) Jilid
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pertama.Yogyakarta: Gadjah mada
2006. Pedoman Pelayanan Kefarmasian University Press.
Untuk Orang Dengan HIV/AIDS Nasronudin dan Margarita, 2007.
(ODHA), Jakarta: Direktorat Bina Konseling, dukungan, perawatan dan
Farmasi Komunitas dan Klinik. pengobatan ODHA, Surabaya: Airlangga
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. University Press.
2007. Pedoman Nasional Terapi Nursalam dan Ninuk D,K, 2007, Asuhan
Antiretroviral, Edisi II, Jakarta : Keperawatan pada Pasien Terinfeksi
Direktorat Jenderal Pengendalian HIV/AIDS, Jakarta: Salemba Medika.
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Senewe, F.H. (2002). Faktor-Faktor yang
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Mempengaruhi Kepatuhan Berobat
2011. Pedman Nasional Tatalaksana Penderita Tuberkulosis Paru di
Klinis Infeksi HIV dan Terapi Puskesmas Depok. Buletin penelitian
Antiretroviral Pada Orang Dewasa. kesehatan Vol. 30 No. 1. Jakarta :
Irmalita. (2003). Bagaimana Meningkatkan Depkes RI. Hal : 31-36.
Kepatuhan Pasien. Jakarta :FK-UI. Hal Uyanto,S.S. 2009. Pedoman Analisis Data
:103-105. dengan SPSS. Edisi Ketiga. Yogyakarta :
Mahardining, Anggipita Budi, 2010. Graha Ilmu. Hal : 257-270.
Hubungan antara Pengetahuan, WHO, 1992. AIDS in South-East Asia: No
Motivasi dan Dukungan Keluarga Time for Complacency. World Health
dengan Kepatuhan Terapi ARV pada Organization Regional Office for South-
ODHA. Kemas-Vol.5/No.2/Januari-Juni East Asia. New Delhi.
2010. WHO, 2008. Guideline Antiretroviral
Muliawan, B.T. 2008. Pelayanan Konseling Therapy for HIV Infection in Adults and
Akan Meningkatkan Kepatuhan Pasien Adolescents.
Pada Terapi Obat. Diakses September WHO. 2009. Rapid advice : Antiretroviral
2011 dari therapy for HIV infection in adults and
http://www.binfar.depkes.go.id/def_men adolescents.
u.php
Weber, Jonathan & Ferriman, Annabel.
1986. AIDS dan Anda. Jakarta
Widodo, R. (2004). Memilih dan
Menggunakan Obat. Yogyakarta : Kreasi
Wacana. Hal : 115, 125-130.

Anda mungkin juga menyukai