DISUSUN OLEH:
Kimia Dasar merupakan Mata Kuliah yang menjadi bagian dari kurikulum
program studi eksakta di lingkungan Universitas Haluoleo. Bahan ajar untuk Mata
Kuliah ini masih terbatas, terutama bahan ajar yang berbahasa Indonesia. Untuk
mengatasi hal tersebut, maka bahan ajar Kimia Dasar ini disusun. Bahan ajar ini
hanya digunakan di lingkungan Universitas Haluoleo.
Materi dalam buku ajar Kimia Dasar ini meliputi Soikiometri, Struktur Atom
dan Sistem Periodik Unsur, Ikatan Kimia dan Struktur Molekul, Term dan
Konsentrasi Larutan, Kesetimbangan Kimia, Konsep Asam-Basa, Larutan
Penyangga, Hidrolisis, Hasil Kali dan Tetapan Kelarutan. Materinya disusun
sedemikian rupa agar mudah dicerna dan dipahami. Bahan ajar ini merupakan bahan
pelengkap buku-buku teks Kimia Dasar baik yang berbahasa Inggris maupun yang
berbahasa Indonesia.
Penyusun menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
memberikan bantuan sehingga buku ajar ini dapat diselesaikan. Untuk perbaikan dan
penyempurnaan bahan ajar ini di masa mendatang, penyusun mengundang kritik dan
saran yang membangun dari pembaca.
Penyusun
i
KATA SAMBUTAN
Kami menyambut gembira atas tersusunnya bahan ajar Kimia Dasar oleh Tim
Dosen Mata Kuliah Kimia Dasar. Kami berharap bahan ajar ini dapat digunakan
seoptimal mungkin dan terus ditingkatkan kualitasnya. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada penyusun bahan ajar ini yang telah meluangkan segalanya untuk
peningkatan kualitas proses belajar-mengajar di Universitas Haluoleo yang kita cintai
ini.
Rektor Unhalu,
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
KATA SAMBUTAN.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
I. STOIKIOMETRI:.......................................................................................................1
A. Persamaan Reaksi.......................................................................................................2
D. Mol.............................................................................................................................6
E. Rumus Empiris...........................................................................................................8
F. Pereaksi Pembatas.........................................................................................................10
A. Struktur Atom...........................................................................................................14
A. Ikatan Kimia.............................................................................................................28
B. Bentuk Molekul........................................................................................................32
V. KESETIMBANGAN KIMIA...................................................................................48
iii
VI. LARUTAN II............................................................................................................62
F. Larutan Buffer..........................................................................................................68
G. Hidrolisis..................................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................76
iv
TINJAUAN MATA KULIAH
Deskripsi Singkat
Mata kuliah ini membahas tentang Stoikiometri, Struktur Atom dan Sistem Periodik
Unsur, Ikatan Kimia dan Struktur Molekul, Term dan Konsentrasi Larutan,
Kesetimbangan Kimia, Konsep Asam-Basa, Larutan Penyangga, Hidrolisis, Hasil Kali
dan Tetapan Kelarutan.
Mata kuliah ini berguna untuk membantu mahasiswa memahami konsep-konsep dasar
ilmu kimia sehingga dapat mengenal dan mempelajari fakta tentang sistem kimia serta
mencari/menyusun teori yang dapat menjelaskan fakta-fakta tersebut.
Mata kuliah ini merupakan mata kuliah wajib yang harus diikuti oleh mahasiswa
eksakta semester I.
1. Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa akan dapat menghitung jumlah
mol pada suatu sistem kimia.
2. Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa akan dapat menjelaskan peranan
elektron dalam hubungannya dengan struktur atom dan sistem periodik serta dengan
pembentukan molekul.
3. Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa akan dapat menghitung
konsentrasi, pH, dan tetapan kesetimbangan suatu larutan.
v
Urutan Penyajian
Pertemuan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan
1, 2, 3 I. Stoikiometri A. Persamaan Rekasi
B. Bentuk-Bentuk Reaksi Kimia
C. Berat Atom dan Berat
Molekul
D. Mol
E. Rumus Empiris
F. Pereaksi Pembatas
vi
Petunjuk Mempelajari Bahan Ajar
Mahasiswa diharapkan mempelajari rangkaian bahan ajar secara runtun dan
berkesinambungan. Mahasiswa diharapkan pula melatih diri mengerjakan soal – soal
yang ada pada bagian akhir setiap bab pokok bahasan serta wajib mengerjakan dan
mengumpulkan tugas kumulatif I dan II.
vii
I. STOIKIOMETRI:
PERHITUNGAN DENGAN RUMUS KIMIA
DAN PERSAMAAN REAKSI
Pada bab ini, kita akan mulai mempelajari sifat dasar kuantitatif dari rumus kimia
dan reaksi kimia. Bahasan semacam ini dikenal sebagai stoikiometri, suatu nama yang
diturunkan dari bahasa Yunani stoicheion (“unsur”) dan metron (“mengukur”).
1
Stoikiometri merupakan suatu aspek yang penting dalam kimia. Masalah-masalah
beragam seperti mengukur konsentrasi ozon di atmosfer, menentukan kandungan emas
dari suatu ore (batuan), dan menemukan proses yang berbeda untuk mengubah batubara
menjadi bahan bakar gas, semuanya melibatkan aspek stoikiometri.
A. Persamaan Reaksi
Reaksi kimia digambarkan dalam suatu persamaan reaksi. Sebagai contoh,
ketika hidrogen, H2, terbakar di udara, hidrogen bereaksi dengan oksigen, O2,
membentuk air, H2O. kita menulis persamaan reaksi untuk reaksi tersebut sebagai
berikut:
2H2 + O2 2H2O …[1]
tanda + dibaca sebagai “bereaksi dengan “ dan tanda panah sebagai “menghasilkan”.
Rumus kimia di sebelah kiri panah menunjukkan bahan awal, yang disebut reaktan.
Senyawa yang dihasilkan dari reaksi, disebut produk/hasil, yang ditunjukkan di sebelah
kanan panah. Angka di depan rumus kimia merupakan koefisien (seperti di dalam
persamaan aljabar, angka 1 biasanya tidak dituliskan).
Suatu persamaan reaksi harus memiliki jumlah atom yang sama untuk setiap
unsur sebelum dan sesudah reaksi. Ketika kondisi ini tercapai, maka dapat dikatakan
bahwa persamaan reaksi tersebut telah setara. Sebagai contoh, pada sisi kanan
persamaan 1, ada dua molekul H2O, masing-masing mengandung dua atom hidrogen
dan satu atom oksigen. Jadi, 2H2O (dibaca ”dua molekul H2O”) mengandung 2 x 2 = 4
atom H dan 2 x 1 = 2 atom O. Di sisi sebelah kiri persamaan juga terdapat 4 atom H dan
2 atom O, maka persamaannya telah setara.
Dalam menyetarakan suatu persamaan reaksi, penting untuk dimengerti perbedaan
antara sebuah koefisien di depan rumus kimia dan sebuah subskrip dalam suatu rumus
kimia. Sebagai contoh, mengubah subskrip dalam suatu rumus kimia – dari H2O
menjadi H2O2 – akan mengubah identitas dari bahan kimia tersebut. H2O2, hidrogen
peroksida, sangat jauh berbeda sifatnya dengan air. Subskrip tidak boleh diubah dalam
menyetarakan suatu persamaan reaksi. Sebaliknya, menempatkan suatu koefisien di
depan rumus kimia hanya akan mengubah jumlah dan bukan identitas dari zat; 2H2O
berarti dua molekul H2O, 3H2O berarti tiga molekul H2O, dan seterusnya.
Contoh lain adalah reaksi pembakaran gas metana, CH4, di udara menghasilkan
gas karbon dioksida, CO2, dan uap air, H2O. Kedua produk tersebut mengandung atom
O yang berasal dari O2 di udara. Kita dapat katakan bahwa reaksi pembakaran di udara
2
“didukung oleh oksigen”, yang berarti bahwa oksigen merupakan suatu reaktan.
Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:
CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O …[2]
Persamaan reaksi yang setara semestinya mengandung angka koefisien terkecil, seperti
ditunjukkan pada contoh di atas. Wujud fisik zat dalam persamaan reaksi dituliskan
dalam tanda kurung. Wujud fisik zat dapat berupa gas, cair (liquid), padat (solid), dan
larutan berair (aqueous) yang berturut-turut disingkat (g), (c) atau (l), (p) atau (s) dan
(aq).
3
Pembakaran senyawa yang mengandung atom oksigen selain karbon dan hidrogen
(misalnya CH3OH dan C6H12O6) juga menghasilkan CO2 dan H2O. Namun reaksi
pembakaran yang tidak sempurna akibat kurangnya jumlah O2 akan menyebabkan
terbentuknya karbon monoksida, CO, dan bukan CO 2. Banyak senyawa yang digunakan
dalam tubuh manusia sebagai sumber energi, seperti glukosa, C6H12O6, bereaksi dalam
tubuh dengan O2 menghasilkan CO2 dan H2O.
4
satuan), dan massa atom unsur lain ditentukan secara relatif berdasarkan nilai tersebut.
Jadi, massa atom oksigen adalah 16.
Saat ini, kita dapat mengukur massa atom tunggal dengan tingkat keakuratan yang
tinggi. Sebagai contoh, kita tahu bahwa atom hidrogen-1 memiliki massa 1,6735 x 10 -24
g dan atom oksigen-16 memiliki massa 2,6560 x 10 -23 g. Akan sangat baik
menggunakan suatu satuan yang disebut satuan massa atom (sma) jika berurusan
dengan massa yang luar biasa kecilnya:
1 sma = 1,66054 x 10-24 g dan 1 g = 6,02214 x 1023 sma
Besarnya sma ini ditentukan dengan merujuk pada massa isotop karbon 12C yang tepat
12 sma. Dalam satuan ini, massa atom hidrogen-1 adalah 1,0080 sma dan atom oksigen-
16 adalah 15,9949 sma.
5
= 6(12,0 sma) + 12(1,0) sma + 6(16,0 sma)
= 180,0 sma
D. Mol
Mol didefinisikan sebagai jumlah zat yang mengandung banyak partikel (atom,
12
molekul, dll.) sebagai jumlah atom dalam 12 g C. Dari eksperimen, ilmuwan
12
menentukan jumlah atom dalam 12 g C adalah 6,02 x 1023 atom, dimana bilangan ini
disebut bilangan Avogadro.
1. Massa Molar
Suatu atom tunggal 12C memiliki massa 12 sma, tetapi atom tunggal 24Mg dua kali
lebih besar, yakni 24 sma. Karena satu mol selalu memiliki jumlah partikel yang sama,
maka satu mol 24Mg pasti dua kali lebih banyak dari jumlah mol atom 12C. Karena satu
mol 12C memiliki berat 12 g (misalkan), maka satu mol 24Mg beratnya 24 g. Perhatikan
bahwa massa suatu atom tunggal suatu unsur (dalam sma) sama jumlahnya dengan
massa (dalam gram) 1 mol atom-atom unsur tersebut. Fakta ini benar:
Satu atom 12C beratnya 12 sma; 1 mol 12C beratnya 12 g.
6
Satu atom 24Mg beratnya 24 sma; 1 mol 24Mg beratnya 24 g.
Massa (dalam gram) 1 mol zat disebut massa molar. Massa molar (dalam gram) suatu
zat selalu sama dengan berat rumusnya (dalam sma):
Satu molekul H2O beratnya 18,0 sma; 1 mol H2O beratnya 18,0 g.
Satu ion NO3- beratnya 62,0 sma; 1 mol NO3 beratnya 62,0 g.
Contoh Soal 1.2
Berapa massa dalam gram dari 1 mol glukosa, C6H12O6?
Jawab:
6 atom C = 6(12,0 sma) = 72,0 sma
12 atom H = 12(1,0 sma) = 12,0 sma
6 atom O = 6(16,0 sma) = 96,0 sma
Berat rumus = 180,0 sma
Karena glukosa memiliki berat rumus180,0 sma, maka 1 mol zat ini memiliki massa
180,0 g. Dengan kata lain, massa molar C6H12O6 adalah 180,0 g.
7
E. Rumus Empiris
Rumus empiris suatu zat menunjukkan jumlah relatif atom-atom setiap unsur yang
dikandung suatu senyawa. Rumus H2O mengindikasikan bahwa air mengandung dua
atom H untuk tiap atom O. Perbandingan ini juga berlaku pada tingkat molar; jadi, 1
mol H2O mengandung 2 mol atom H dan 1 mol atom O. Sebaliknya, perbandingan
jumlah mol tiap unsur dalam suatu senyawa ditunjukkan oleh subskrip dalam rumus
empiris suatu senyawa. Dengan demikian, konsep mol menyediakan cara menghitung
rumus empiris bahan kimia.
8
diketahui dengan membandingkan berat rumus dari rumus empiris dengan berat
molekul.
Mesitilena, suatu hidrokarbon yang terdapat dalam jumlah kecil dalam minyak mentah,
memiliki rumus empiris C3H4. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa berat molekul zat
ini adalah 121 sma. Apakah rumus molekul dari mesitilena?
Jawab:
BR C3H4 = 3(BA C) + 4(BA H) = 3(12,0 sma) + 4(1,0 sma) = 40 sma
Rumus molekul: (C3H4)n
BM = (BR)n
121 sma = (40 sma)n
n= 3
Jadi, rumus molekul dari mesitilena adalah (C3H4)3 = C9H12
Menghitung massa C
Menghitung massa H
1 mol H2O 2 mol H, sehingga jumlah mol H adalah 2 0,017 = 0,034 mol H
massa H = mol H massa molar H = 0,034 mol H 1,01 g H/mol H = 0,0343 g
H
Menghitung massa O
Karena senyawa tersebut mengandung hanya C, H, dan O, maka massa O adalah:
massa O = massa isopropil alkohol – (massa C + massa H)
9
= 0,255 g – (0,153 g + 0,0343 g)
= 0,068 g
F. Pereaksi Pembatas
Reaktan yang habis terpakai dalam suatu reaksi disebut sebagai pereaksi
pembatas atau reagen pembatas, karena pereaksi tersebut menentukan atau membatasi
jumlah produk yang dihasilkan. Reaktan lainnya biasanya disebut pereaksi berlebih
atau reagen berlebih. Reaksi akan berhenti ketika reaktan/pereaksi pembatas telah
habis bereaksi, menyisakan hanya pereaksi berlebih. Sebagai contoh, kita memiliki
campuran 10 mol H2 dan 7 mol O2, yang bereaksi membentuk air:
Karena 2 mol H2 1 mol O2, maka jumlah mol O2 yang dibutuhkan untuk bereaksi
= 5 mol O2
Karena 7 mol O2 tersedia pada awal reaksi, maka 7 mol O2 – 5 mol O2 = 2 mol O2 masih
akan tersisa, sementara semua H2 habis terpakai. Dengan demikian, H2 merupakan
pereaksi pembatas, sedangkan O2 merupakan pereaksi berlebih yang masih tersisa
ketika reaksi telah berhenti. Jadi, kuantitas produk yang dihasilkan selalu ditentukan
oleh kuantitas pereaksi pembatas.
Contoh Soal 1.6
Gas SO2 terbentuk di atmosfer sebagai hasil dari pembakaran suatu senyawa yang
mengandung sulfur dan akhirnya dikonversi menjadi asam sulfat, H 2SO4. Reaksi
bersihnya sebagai berikut:
10
Berapa banyak H2SO4 yang terbentuk dari 5,0 mol SO2, 2,0 mol O2, dan H2O berlebih?
Jawab:
Jumlah mol O2 yang dibutuhkan untuk tepat menghabiskan 5,0 mol SO2 adalah
Mol O2 yang tersedia tidak cukup untuk membuat semua SO2 terkonversi menjadi
H2SO4, sehingga dapat dikatakan bahwa O2 merupakan pereaksi pembatas. Kuantitas
pereaksi pembatas digunakan untuk menghitung kuantitas produk yang terbentuk.
Jumlah H2SO4 yang dihasilkan dalam reaksi ini adalah
1. Hasil Teoritis
Kuantitas produk yang terbentuk yang dihitung ketika semua pereaksi pembatas
telah habis bereaksi disebut hasil teoritis. Jumlah produk sebenarnya yang diperoleh
dalam reaksi disebut hasil sebenarnya/hasil eksperimen. Hasil sebenarnya hampir
selalu kurang (tidak pernah lebih besar) dari hasil teoritis. Banyak alasan untuk
perbedaan ini. Sebagai contoh, sebagian reaktan mungkin tidak bereaksi, atau mereka
mungkin bereaksi dengan cara yang berbeda dari yang diinginkan (reaksi sampingan).
Hampir selalu tidak mungkin untuk memperoleh semua hasil reaksi dari campuran
reaksi. Prosen hasil reaksi menghubungkan hasil sebenarnya dengan hasil teoritis:
Jawab:
11
2 mol C6H12 2 mol H2C6H8O4
= 43,5 g H2C6H8O4
12
Soal-soal Latihan
1. Setarakan persamaan reaksi berikut:
a. C2H4 + O2 CO2 + H2O
b. Al + HCl AlCl3 + H2
Suatu campuran mol logam Al dan 3,0 mol Cl2 direaksikan, (a) Sebutkan pereaksi
pembatasnya?; (b) berapa mol AlCl3 yang terbentuk?
a. Jika tersedia 150 g Fe2O3 sebagai pereaksi pembatas, berapa hasil teoritis Fe?
b. Jika hasil Fe yang sebenarnya adalah 87,9 g, berapa prosen hasilnya?
13
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur
A. Struktur Atom
1. Partikel Penyusun Atom
Atom-atom terdiri atas beberapa partikel sub-atom. Tiga diantaranya adalah
elektron, proton, dan neutron yang merupakan partikel dasar penyusun atom dan
menentukan sifat dari suatu atom. Sebenarnya masih ada beberapa partikel lainnya,
tetapi tidak banyak menentukan sifat dari atom tersebut.
Elektron
Pada tahun 1855, J. Pucker menemukan elektron diawali dengan pembuatan tabung
sinar katoda. Apa yang dilakukan oleh J. Pucker kemudian dipelajari oleh W. Crookes
(1875) dan J.J Thomson (1879).
Proton
Goldstein (1886) menemukan sinar positif (proton) dalam tabung sinar katoda di balik
katoda berongga. Menururt Goldstein partikel positif itu terbentuk karena tabrakan
14
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur
antara partikel gas dalam tabung dengan elektron berenergi tinggi yang bergerak dari
katoda ke anoda.
Neutron
Pada tahun 1932, Chadwick menemukan partikel dasar yang tidak bermuatan dan
disebut neutron. Dengan penemuan ini, maka terdapat tiga partikel dari atom yaitu
elektron, proton dan neutron.
Seperti diuraikan sebelumnya massa elektron sangat kecil, dianggap nol. Sehingga
massa atom ditentukan oleh inti atom yaitu proton dan neutron. Nomor massa ditulis
agak ke atas sebelum lambang unsur. Atom oksigen mempunyai nomor atom 8 dan
nomor massa 16, sehingga atom oksigen mengandung 8 proton dan 8 neutron.
Penulisan lambang atom unsur menyertakan nomor atom dan nomor massa.
dimana:
A A = nomor massa
X Z = nomor atom
Z X = lambang unsur
15
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur
Ar =
Ar = 15,999
Ar ≈ 16
2) Isoton
12
Atom-atom yang jumlah neutronnya sama dikatakan sebagai isoton. Atom 6 C dan
13
7 N merupakan isoton.
3) Isobar
13
Isobar adalah unsur-unsur yang memiliki nomor massa yang sama. Atom 6 C dan
13
7 N merupakan isobar.
16
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur
Deret n1 n2 Daerah
Lyman (1906 ) 1 2, 3, 4 Ultra violet
Balmer (1885 ) 2 3, 4, 5 Tampak
Paschen(1908) 3 4, 5, 6 Infra merah
Bracket (1922 ) 4 5, 6, 7 Infra merah
Pfund (1925 ) 5 6, 7, 8 Infra merah
Humpreys(1926) 6 7, 8, 9 Infra merah
17
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur
( n 1,2,3,4,...)
4. Bila elektron bergerak dalam salah satu lintasan kuantumnya, maka eletron tidak
akan memancarkan energi. Elektron dalam lintasan ini berada dalam keadaan
stasioner atau dalam tingkat energi tertentu.
5. Bila elektron pindah dari tingkat energi E1 ke tingkat energi E2 yang lebih
rendah, maka akan terjadi radiasi sebanyak: E1 - E2 = hv
Dengan teori atom Bohr dapat dihitung selisih (energi transisi) jika elektron, dalam
atom hidrogen berpindah dari satu orbital ke orbital lain, misalnya dari orbit n 1 ke orbit
n2.
EH = E2 - E1
Menurut persamaan,
2π 2 me 4 2π 2 me 4
ΔE H 2
2
n2 h2 n1 h 2
2π 2 me 4 1
2 12
h2 n n2
1
1 1
A 2 2
n1 n2
Meskipun demikian, terdapat kelemahan teori Atom Bohr yakni: Model Bohr
didasarkan Pergerakan Planet Kepler (Radiasi Kontinu), kenyataannya : atom hanya
menghasilkan spektrum garis, dan tidak dapat menjelaskan spektrum atom yg lebih
kompleks dari atom H.
18
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur
h
momentum sudut elektron merupakan kelipatan dari
2π
19
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur
Bilangan kuantum magnetik, mL, menentukan orientasi orbital dalam ruang untuk tiap
harga L. Harga dari mL antara –L dan +L.
d. Bilangan Kuantum Spin (mS)
Spin elektron terkuantisasi oleh bilangan kuantum spin, mS, dengan harga + ½ dan – ½.
9. Konfigurasi Elektron
Pengisian elektron ke dalam orbital-orbital suatu atom berdasarkan:
a. Prinsip Aufbau
Pengisian ektron dimulai dari orbital dengan tingkat energi terendah.
Aturan (n+L)
Urutan tingkat energi dalam pengisian elektron adalah sebagai berikut:
1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s
1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s
n 1 2 2 3 3 4 3 4 5 4 5 6
L 0 0 1 0 1 0 2 1 0 2 1 0
n+L 1 2 3 3 4 4 5 5 5 6 6 6
Untuk (n + L) yang sama, yang mempunyai energi terbesar ialah orbital dengan
bilangan kuantum utama terbesar, misalnya: 3s > 2p, 4s > 3p, 5s 4p 3d, 6s 5p 4d
b. Asas Larangan Pauli
Eksklusi Pauli (Pauli, 1925), menyatakan bahwa dalam suatu sistem baik atom
maupun molekul tidak terdapat dua elektron yang mempunyai keempat bilangan
kuantum yang sama.
c. Aturan Hund
Pengisian elektron ke dalam orbital-orbital yang tingkat energinya sama (misalnya
ketiga orbital p atau kelima orbital d) sebanyak mungkin elektron berada dalam keadaan
berpasangan. Jika dua elektron terdapat dalam dua orbital yang berbeda, maka energi
terendah dicapai jika spinnya sejajar.
d. Orbital Penuh dan Setengah Penuh
Hasil eksperimen menunjukan bahwa orbital yang terisi penuh dan orbital terisi
setengah penuh merupakan struktur yang relatif lebih stabil.
20
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur
Pada tahun 1817 Johann Wolfgang Dobereiner menemukan beberapa kelompok tiga
unsur yang mempunyai kemiripan sifat yang ada hubungannya dengan massa atom
relatif, seperti:
Litium Kalsium Klor
Natrium Stronsium Brom
Kalium Barium Yod
Kelompok tiga unsur ini disebut triade. Dapat dilihat bahwa Mr brom = 80; kira-kira
sama dengan setengah dari jumlah massa atom relatif klor (35) dan yod (127) .
Massa atom relatif Br = ½ (35 + 127) = 81
b. Hukum Oktaf Newland
Pada tahun 1865, John New menemukan hubungan antara sifat unsur dan massa atom
relatif. New Lands menyusun unsur dalam kelompok tujuh unsur dan setiap unsur ke-
delapan mempunyai sifat mirip dengan unsur pertama dari kelompok sebelumnya.
Li Be B C N O F
Na Mg Al Si P S Cl
K Ca Cr Ti Mn
2. Daftar Mendeleev
Pada tahun 1869 Mendeleev berhasil menyusun suatu daftar terdiri atas 65 unsur yang
telah ada pada waktu itu. Selain dari sifat fisika, Mendeleev juga menggunakan sifat-
sifat kimia untuk menyusun daftar unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom
relatif.
a. Keuntungan daftar Mendeleev dalam memahami sifat unsur, adalah:
1) Sifat fisika dan kimia unsur berubah secara teratur dalam satu golongan
2) Valensi tertinggi yang dapat dicapai oleh unsur-unsur dalam golongan sama
dengan nomor golongan unsur.
3) Perubahan sifat yang mendadak dari unsur halogen yang sangat elektronegatif ke
unsur alkali yang sangat elektropositip menunjukan adanya sekelompok. Unsur
yang tidak bersifat elektronegatif maupun elektropositip.
4) Sifat Li mirip dengan sifat Mg
Sifat Be mirip dengan sifat Al
Sifat B mirip dengan sifat Si
5) Mendeleev meramal sifat unsur yang belum ditemukan, yang akan mengisi
tempat yang kosong dalam daftar
6) Daftar ini tidak mengalami perubahan setelah ditemukan unsur-unsur gas mulia
He, Ne, Ar, Kr, Xe, Rn diantara tahun 1890-1900
b. Keterbatasan Daftar Mendeleev
1) Panjang periode tidak sama
2) Beberapa urutan unsur adalah terbalik. Jika ditinjau dari urutan bertambahnya
massa atom relatif (berat atom)
Ar (39,9) ditempatkan sebelum K (39,1)
21
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur
22
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur
b. Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron pada
kulit terluar.
1. Dalam satu periode, makin ke kanan makin besar energi ionisasinya sebab
elektronnya makin sukar dilepaskan
2. Dalam satu golongan, makin ke bawah makin kecil energi ionisasinya sebab jari-
jari atom makin besar dan elektronnya makin mudah dilepaskan.
c. Elektronegativitas
Elektronegatifitas adalah kecenderungan atom untuk menarik elektron. Dalam satu
periode sifat keelektronegatifitas suatu unsur makin besar, sedangkan dalam satu
golongan makin ke bawah makin kecil.
23
Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur
d. Afinitas elektron
Afinitas elektron adalah perubahan entalpi (H) yang terjadi apabila atom menerima
sebuah elektron. Dari kiri kekanan afinitas elektron bertambah besar dan dari atas ke
bawah afinitas elektron bertambah kecil.
e. Titik Didih dan Titik Leleh
Sifat ini merupakan sifat fisik dari unsur–unsur. Mendidih merupakan proses perubahan
dari wujud cair ke wujud gas dan meleleh adalah perubahan wujud padat ke wujud cair.
Untuk logam, dalam satu golongan makin ke atas sifat titik didih dan titik leleh makin
besar dan dalam satu periode makin ke kanan makin besar.
Untuk atom non logam , dalam satu golongan sifat titik didih dan titik lelehnya makin
ke bawah makin besar dan dalam satu periode makin ke kanan makin besar.
24
Soal-soal Latihan
35
1. Nyatakan jumlah proton, neutron dan elektron dalam unsur 17 Cl !
Jawab : p =17, n = 18, e = 17
2. Gunakan Sistem Periodik untuk unsur Al. Dalam larutan terbentuk Al 3+.
Tentukan jumlah p, n, dan e !
3. Spektrum garis hidrogen pada deret sinar tampak. Hitung panjang gelombang
garis keempat dalam nm!
Jawab : 486,4 nm.
4. Konfigurasi elektron unsur Na berakhir pada 3s. Tentukan bilangan kuantum
electron tersebut!
5. Lengkapi dengan memberikan nilai setiap perangkat berikut :
a. n = ……., L = 2, mL = 0, mS = +1/2
b. n = 2, L = ……. , mL = -1, mS = -1/2
c. n = 4, L = 2, mL = 0, mS = ………..
d. n = ……., L = 0, mL = ……, mS = ……
6. Unsur-unsur manakah yang mempunyai jari-jari atom hampir sama.
a. F, Cl, Br, I c. B, Si, As, Te e. He, Ne, Ar, Kr
b. Li, Be, B, C d. Mn, Fe, Co, Ni
7. Ion manakah yang mempunyai jari-jari terkecil
a. K+ b. B3+ c. Na+ d. Be2+ e. Li+
8. Unsur manakah mempunyai keelektronegatifan terendah
a. Cl b. Na c. B d. Al e. Cs
25