Anda di halaman 1dari 6

1) Turunkan persamaan schrodinger yang berdasarkan waktu pada tiga dimensi!

Diketahui : ω = 2πυ λ = h/p = 2πħ/p


v = λυ x, y, dan z menyatakan posisi
E=ħω
= ħ2πυ
Penyelesaian :

y = A e-iω ( t- x / v )

Untuk sumbu x

ψ = A e-iω ( t- x / v )
ψ = A e-i2πυ ( t – x / λ υ )
= A e-i2π ( υt – x / λ )
Ψ = A e-i2π ( E / 2πħ . t – x / (2πħ/p) )
Ψ = A e -i2π ( E / 2πħ . t – x p / 2πħ )
Ψ = A e –i2π / 2πħ ( E t – p x )
Ψ = A e –i / ħ ( E t – p x ) ..................................................persamaan 1x

Menurunkan persamaan 1 dua kali terhadap x

∂ψ/∂x = ∂/∂x A e –i / ħ ( E t – p x )
= A p i / ħ e –i / ħ ( E t – p x )
∂2ψ/∂x2 = ∂/∂x A p i / ħ e –i / ħ ( E t – p x )
= A p2 i2 / ħ2 e –i / ħ ( E t – p x )
= - p2 / ħ2 A e –i / ħ ( E t – p x )
∂2ψ/∂x2 = - p2 / ħ2 . ψ ......................................persamaan 2x

Untuk sumbu y

ψ = A e-iω ( t- y / v )
ψ = A e-i2πυ ( t – y / λ υ )
= A e-i2π ( υt – y / λ )
Ψ = A e-i2π ( E / 2πħ . t – y / (2πħ/p) )
Ψ = A e -i2π ( E / 2πħ . t – yp / 2πħ )
Ψ = A e –i2π / 2πħ ( E t – p y )
Ψ = A e –i / ħ ( E t – p y ) ..................................................persamaan 1y

Menurunkan persamaan 1 dua kali terhadap y

∂ψ/∂y = ∂/∂y A e –i / ħ ( E t – p y )
= A p i / ħ e –i / ħ ( E t – p y )
∂2ψ/∂y2 = ∂/∂y A p i / ħ e –i / ħ ( E t – p y )
= A p2 i2 / ħ2 e –i / ħ ( E t – p y )
= - p2 / ħ2 A e –i / ħ ( E t – p y )
∂2ψ/∂y2 = - p2 / ħ2 . ψ ......................................persamaan 2y

Untuk sumbu z

ψ = A e-iω ( t- z / v )
ψ = A e-i2πυ ( t – z / λ υ )
= A e-i2π ( υt – z / λ )
Ψ = A e-i2π ( E / 2πħ . t – z / (2πħ/p) )
Ψ = A e -i2π ( E / 2πħ . t – zp / 2πħ )
Ψ = A e –i2π / 2πħ ( E t – p z )
Ψ = A e –i / ħ ( E t – p z ) ..................................................persamaan 1z

Menurunkan persamaan 1 dua kali terhadap z

∂ψ/∂z = ∂/∂z A e –i / ħ ( E t – p z )
= A p i / ħ e –i / ħ ( E t – p z )
∂2ψ/∂z2 = ∂/∂z A p i / ħ e –i / ħ ( E t – p z )
= A p2 i2 / ħ2 e –i / ħ ( E t – p z )
= - p2 / ħ2 A e –i / ħ ( E t – p z )
∂2ψ/∂z2 = - p2 / ħ2 . ψ ......................................persamaan 2z

–i / ħ ( E t – p (x,y,z) )
Menurunkan persamaan 1 ( Ψ = A e ), satu kali terhadap t (saat
berada pada keadaan 3 dimensi (x, y, z)

∂ψ/∂t(x,y,z) = ∂/∂t A e –i / ħ ( E t – p (x,y,z) )


= A –i E / ħ e –i / ħ ( E t – p (x,y,z) )
= –i E / ħ A e –i / ħ ( E t – p (x,y,z) )

∂ψ/∂t(x,y,z) = –i E / ħ . ψ ........................................persamaan 3

Energi total = Energi kinetik + energi potensial


E(x,y,z) = K(x,y,z) + V(x,y,z)
Eψ(x,y,z) = Kψ(x,y,z) + Vψ(x,y,z)
Eψ(x,y,z) = p2 / 2m . ψ(x,y,z) + Vψ(x,y,z)
ħ / i . ∂ψ/∂t(x,y,z) = {( -ħ2 / 2m . ∂2ψ / ∂x2) + (-ħ2 / 2m . ∂2ψ / ∂y2) + (-ħ2 / 2m .
∂2ψ / ∂z2) } + Vψ(x,y,z) ........ semua ruas dikali i/i

Sehingga persamaan Schrodinger untuk tiga dimensi menjadi:


i ħ ∂ψ/∂t(x,y,t) = -ħ2/2m (∂2ψ/∂x2 + ∂2ψ/∂y2 + ∂2ψ / ∂z2 ) + Vψ(x,y,z)

2) Apa yang dimaksud dengan efek tunneling ? Bagaimana saat keadaan konstan,
keadaan tangga, dan keadaan potensial barrier ?
Jawab : Efek tunneling ialah kemampuan (peluang) partikel untuk menerobos
(masuk) dinding suatu penghalang, dengan keadaan E < Vo.
 Saat partikel melewati keadaan konstan, maka tidak ada perubahan
pada fungsi gelombang, karena partikel tidak melewati suatu
penghalang (keadaannya konstan).
 Saat sebuah partikel berenergi E memasuki suatu potensial tangga
setinggi Vo untuk kasus E < Vo, maka fungsi gelombang menurun
secara eksponensial dalam daerah terlarang klasik (x >0), sehingga
energi kinetik klasik menjadi negatif. Pada x = 0, ψ dan dψ/dx
kontinu.
e-k1x E-V = K< 0

E V0
E-V=K

X=0
 Saat partikel melewati potensial barrier (keadaan potensial barrier)

Gambar : Diagram energi dari potensial penghalang berhingga, menunjukkan


gelombang datang dan gelombang transmisi

Dalam mekanika kuantum, gelombang de Broglie yang


menyatakan partikel sebagian dipantulkan dan sebagian diteruskan
(ditransmisikan). Jadi, pada keadaan potensial barrier partikel
mempunyai peluang untuk menembus perintang.

3) Apa yang dimaksud :


a. Fungsi gelombang
b. Normalisasi
c. Nilai ekspektasi
d. Probability density
Jawab :
a. Fungsi gelombang merupakan suatu fungsi yang menjelaskan posisi
sembarang titik dalam medium pada suatu waktu tertentu. Fungsi
gelombang menyatakan sebuah keadaan dengan energi yang finit dan
momentum yang harus bersifat kontinyu terhadap waktu dan posisi.
b. Normalisasi ialah suatu alat (nilai) yang digunakn untuk menentukan suatu
patokan, yaitu total peluang yang kemudian digunakan secara konsisten
(tidak berubah-ubah) dalam seluruh perhitungan formulasi. Normalisasi
berhubungan dengan asumsi bahwa kebolehjadian total partkel berada
dalam suatu daerah (x) meliputi seluruh ruang adalah 1. Normalisasi
dinyatakan dengan ∫ │ψ│2 dV = 1, dengan batas integral dari -∞ sampai
∞.
c. Nilai ekspektasi ialah nilai yang menyatakan suatu nilai harapan terhadap
distribusi data tertentu. Melalui nilai ekspektasi diperoleh gambaran
distribusi data yang berupa besaran suatu data.
d. Probabilty density menyatakan nilai probabilitas (peluang) dari setiap
kejadian X dan ditulis dengan p(X), p(X) menyatakan nilai probabilitas,
maka 0≤p(X)≤1, untuk semua kejadian maka jumlah probabilitasnya
adalah 1, ditulis dengan ∑ p (X = xn ) = 1.
X = { x1, x2, x3, x4, ..., xn } menyatakan semua kejadian yang mungkin.
Probabilitas untuk menemukan sebuah partikel yang bergerak sepanjang
sumbu x pada suatu daerah tertentu antara x dan x + dx dinyatakan sebagai
|Ψ(x,t)|2dx dengan menggunakan fungsi gelombang Ψ(x,t).

4) Jelaskan proses terjadinya bermacam-macam warna pada tabung hampa!


Jawab :
Pada tabung hampa diberi seberkas sinar dari elektron berenergi tinggi,
sehingga dari sumber elektron memancar dan menghasilkan bintik cahaya saat
menumbuk layar. (layar dibuat dari bahan tertentu sesuai dengan apa yang
dibutuhakan, dengan permukaan dilapisi zat yang dapat berfluoresensi bila
permukaan itu terkena sinar –X, sinar gamma atau elektron-elektron) Warna
bintik yang terjadi bergantung pada lapisan yang ada pada layar.
Contohnya ialah pada lampu neon, dengan proses sebagai berikut:
Pada bagian tabung kaca dilapisi zat fluoresensi. Pada ujung-ujungnya
terdapat sebuah elektrode berbentuk filamen. Tabung diisi gas neon. Bila
diantara ujung-ujung (terminal) diadakan potensial bolak-balik yang cukup
besarnya, saklar pemulai memutus dan menyambungkan rangkaian secara
berulang-ulang, sampai di dalam tabung terjadi lucutan muatan listrik.
Induktor membantu terjadinya tegangan tinggi permulaan yang diperlukan
untuk lucutan muatan ini. Lucutan inilah yang menimbulkan sinar warna
merah.

Anda mungkin juga menyukai