Penyunting
Supriatna Suhala
M.Arifin
DAFTAR ISI
Daftar Isi
Hak Cipta
Nama Pembuat
Kata Pengantar
1. PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1–1
2. TINJAUAN UMUM ............................................................................................................. 2–3
3. ASPAL, Adjat Sudrajat dan Mulyono HP .......................................................................... 3–7
4. BARIT, Adjat Sudrajat dan M. Arifin ............................................................................... 4 – 24
5. BATU APUNG, M. Arifin dan Toton Sentana Kunrat ..................................................... 5 – 40
6. BATU DIMENSI, M. Arifin ................................................................................................ 6 – 53
7. BATU KAPUR, Harta Haryadi ......................................................................................... 7 – 75
8. BATU MULIA, Darsa Permana ....................................................................................... 8 – 92
9. BELERANG, Supriatna Suhala dan Adjat Sudrajat ....................................................... 9 - 105
10. BENTONIT, M. Arifin dan Adjat Sudrajat .................................................................... 10 – 124
11. DOLOMIT, Suhendar ................................................................................................... 11 – 139
12. FELSPAR, Yudi Mandalawanto ................................................................................... 12 – 151
13. FOSFAT, Adjat Sudrajat .............................................................................................. 13 – 166
14. GIPSUM, Toton Sentana Kunrat ................................................................................. 14 – 186
15. KALSIT, Adjat Sudrajat, Harta Haryadi, dan Suhendar .............................................. 15 – 200
16. KAOLIN, Toton Sentana Kunrat dan Supriatna Suhala .............................................. 16 – 215
17. KROMIT, Toton Sentana Kunrat dan M. Arifin ............................................................ 17 – 230
18. MANGAN, M. Arifin dan Tiswan Suseno ..................................................................... 18 – 245
19. PASIR KUARSA, Adjat Sudrajat, Supriatna Suhala, dan M. Arifin ............................ 19 – 260
20. PERLIT, Suhendar ....................................................................................................... 20 – 280
21. TALK, Yudi Mandalawanto .......................................................................................... 21 – 291
22. TANAH JARANG, Ridwan Saleh dan M. Arifin ........................................................... 22 – 304
23. ZEOLIT, Supriatna Suhala dan M. Arifin ..................................................................... 23 – 320
24. ZIRKON, M. Arifin dan Supriatna Suhala .................................................................... 24 – 339
Hak Cipta/Penerbit :
Penyunting Bahasa
Syofyan Zakarioa
Pelaksana Teknis
KATA PENGANTAR
Seiring dengan berkembangnya sektor industri manufaktur dan konstruksi dalam dua
dekade terakhir, permintaan pasar berbagai komoditi bahan galian industri di Indonesia
telah meningkat dengan pesat. Perkembangan pasar tersebut juga telah mendorong minat
para penanam modal untuk berkiprah di sektor pertambangan bahan galian industri. Suatu
kenyataan juga bahwa keberadaan sumber daya bahan galian industri di Indonesia cukup
besar dan beragam. Potensi sumber daya yang besar dan peluang pasar yang luas
sayangnya tidak diimbangi oleh perkembangan publikasi dan informasi yang memadai.
Saat ini sangat dirasakan adanya kekurangan publikasi dan informasi lengkap mengenai
bahan galian industri, khusunya yang terbit dalam bahasa Indonesia.
Buku “Bahan Galian Industri” ini diterbitkan dengan maksud untuk mengisi kekosongan atau
kekurangan publikasi dan informasi dalam bidang bahan galian industri. Buku ini diharapkan
dapat menjadi refensi dan mampu menyediakan informasi yang cukup memadai bagi siapa
saja yang mempunyai minat untuk mengetahui lebih lanjut tentang memadai bagi siapa saja
yang mempunyai minat untuk mengetahui lebih lanjut tentang seluk beluk komoditi bahan
galian industri, khusunya para peminta baru terhadap komoditi ini.
Perlu kami sampaikan,penyusunan buku ini telah dirintis sejak tahun 1987 ole kelompok
Pengakajian Komoditi Mineral Bidang Data dan Informasi (kemudian Bidang Litbang
Tekno Ekonomi dan Informasi Mineral), Pusat Penelitian dan Pengambangan Teknologi
Mineral, Bandung.
Akhirnya, Kami menyadari tiada gading yang tak retak, CD ini di sana-sini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan sekali saran, masukan, dan Kritik yang
membangun dari para demi perbaikan CD ini pada edisi berikutnya.
Atas kesedian para pembaca untuk mengoleksi CD BGI ini kami ucapkan terima kasih dan
harapan kami semoga CD BGI ini membawa manfaat, terutama sebagai acuan dan
masukan dalam pesatnya pengembangan bahan galian industri di Indonesia tercinta ini.
Penyuting,
Supriatna Suhala
M. Arifin
BAHAN GALIAN INDUSTRI 1–1
1 PENDAHULUAN
Dalam arti luas, bahan galian industri adalah bahan industri di Indonesia antara lain industri kimia,
tambang, kecuali bahan bakar, bijih logam, dan air, pupuk, semen, pulp dan kertas, keramik dan
yang digali dan dapat digunakan secara langsung porselen, gelas, minyak nabati, serta industri
tanpa atau sedikit melalui proses pengolahan terlebih logam dasar dan barang-barang dari logam.
dahulu. Suatu anonim yang sering digunakan untuk
bahan galian industri adalah bahan galian non logam, Pertambangan bahan galian industri di Indonesia telah
atau yang lebih spesifik lagi adalah bahan galian berlangsung cukup lama, dan dikenal dengan tambang
industri dan batuan. tradisionil yang dilakukan oleh rakyat setempat untuk
keperluan kehidupan mereka sendiri, seperti
Definisi di atas sekarang ini sudah tidak tepat lagi, penambangan lempung, pasir, batu dan kapur yang
karena dengan semakin berkembangnya teknologi digunakan untuk menghasilkan bata, genting, dan lain
industri manufaktur menuntut produk-produk bahan keperluan untuk bangunan rumah tinggal. Sejak
galian industri sebagai bahan baku yang mempunyai pertengahan Repelita I, tambang-tambang bahan
spesifikasi tertentu (uniform berderajad tinggi), yang galian industri bersekala besar mulai bermunculan,
untuk memperolehnya kadang-kadang memerlukan seperti tambang batu kapur, lempung, dan pasir kuarsa
proses pengolahan yang panjang dan komplek. yang dilakukan oleh pabrik-pabrik semen untuk
Demikian pula dengan batas-batas bahan galian memenuhi kebutuhan bahan baku mereka sendiri.
industri sangat sukar ditetapkan, sebagai contoh, Saat ini pertambangan bahan galian industri telah
bahan galian kromit, zirkon, bauksit, mangan, dan berkembang pesat, baik jenis bahan galian maupun
tanah jarang yang merupakan bahan galian logam, jenis produknya. Demikian pula dengan penerapan
namun dapat pula diklasifikasikan sebagai bahan teknologi penambangan dan pengolahan, seperti
galian industri bila produknya berbentuk mineral yang penerapan teknologi pemboran dan peledakan di
telah diolah dan digunakan langsung sebagai bahan tambang-tambang batuan beku dan batu kapur serta
baku dalam industri manufaktur. teknologi pemurnian bentonit, kaolin, zeolit, dan
lainnya.
Dalam industri manufaktur dan konstruksi,
peranan bahan galian industri sebagai bahan Permintaan bahan galian industri yang sangat besar
baku sangat penting, yang pada umumnya tidak selalu dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri,
berfungsi untuk memperbaiki mutu ataupun untuk sehingga untuk beberapa jenis produk bahan galian
memperoleh produk akhir dengan spesifikasi tertentu harus diimpor. Keterbatasan potensi cadangan
tertentu. Tidak sama halnya dengan bahan galian bahan galian industri, seperti belerang, fosfat, talk, dan
logam, dalam bahan galian industri tidak dikenal gipsum merupakan salah satu faktor penghambat
adanya proses daur-ulang dari produk padat utama, selain belum adanya penerapan teknologi
mineral (kecuali gelas), serta tidak ada bahan pemurnian untuk menghasilkan produk dengan
substitusi selain di antara bahan galian itu sendiri. spesifikasi tertentu, seperti felspar untuk glasir dan
ultra fine kaolin.
Perkembangan industri manufaktur dan konstruksi saat
ini secara langsung telah meningkatkan kebutuhan Secara umum, pertambangan bahan galian industri di
bahan galian industri . Karena perkembangan ini tidak Indonesia dipastikan akan tumbuh pesat di masa
dapat diikuti oleh peningkatan produksi bahan galian mendatang. Perkiraan ini didasarkan pada
industri, terutama produk dengan kualitas tertentu, pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang mencapai di
mengakibatkan impor bahan galian industri juga atas 5% per tahun serta ditunjang dengan besarnya
meningkat. Beberapa jenis industri manufaktur utama jumlah penduduk, yang semuanya akan menjadi
sebagai konsumen bahan balian potensi pasar di dalam negeri. Demikian pula dengan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 1–2
*****
BAHAN GALIAN INDUSTRI 2–1
TINJAUN UMUM
2
pengisi (filler) dan bahan pengembang (exterder) yang
berasal dari
᠘㺲ᷬ䅓 㳒ص
륌冞!╸㧟" ቮ
%㐐&Қȼ'㗔
MULA JADI DAN KETERDAPATAN DI
INDONESIA
10 Meksiko, Brazilia
0 Indonesia, Namibia, Zimbabwe, Angola, Mozambik
0 Argentina, Chili, Kongo, Filipina
0 Ethiopia, Kenya, Tanzani, Nigeria, Pakistan, Saudi Arabia, Turki, India, Myanmar
6 tt
5 tt
23 Suriname, Cote, d’lvoire, Libia, Sudan, Tunisia, Iran, Irak, Jordania, Kuwait
0 Guinea
wan, Korea selatan, Singapura, Hongkong, sangat beragam, baik jenis bahan galian yang
Malay-sia, Thailand, dan termasuk Indonesia diusahakan maupun jenis produk dan kualitasnya.
tingkat konsumsi sama dengan tingkat Pelaku penambangan bahan galian industri juga
pertumbuhan PDB sebesar 5 – 10 %. beragam mulai dari pengusaha besar (tambang kapur,
lempung, pasir kuarsa, kaolin, felspar, dan bentonit)
Selain itu, peranan bahan galian industri lainnya hingga rakyat kecil yang umumnya sebagai
yang tidak kalah penting dalam mendukung penambang pasir, batu, lempung, dan kapur.
perekonomian suatu negara antara lain :
Di Indonesia, pertambangan bahan galian ini semakin
– Sebagai industri pendukung dalam tumbuh dari tahun ke tahun, sebagai akibat dari
pengembangan industri modern, seperti peningkatan kebutuhannya sebagai bahan baku di
industri refraktori, industri semi/super sektor industri dan pertanian. Kadang-kadang
konduktor, dan lainnya. kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi oleh produksi
tambang di dalam negeri, melainkan harus
– Dapat menyediakan kesempatan kerja dan didatangkan dari impor. Selain disebabkan oleh
kesempatan berusaha. spesifikasinya belum dapat memenuhi baku mutu
sebagai bahan baku terutama di industri manufaktur
– Dapat meningkatkan pendapatan asli daerah. seperti felspar (glasir), mangan, kaolin (ultra fine),
dabentonit (lumpur bor); juga disebabkan oleh potensi
– Sebagai substitusi impor dan peningkatan cadangan bahan galian di dalam negeri yang sangat
pendapatan ekspor. terbatas, seperti fosfat, belereng, witherit, talk, zirkon,
dan gipsum.
– Untuk pengembangan keahlian dalam bidang
pertambangan dan pengolahan bahan galian Sebagaimana telah dikemukakan, faktor utama yang
industri. menentukan tingkat permintaan bahan galian industri
adalah populasi penduduk dan tingkat pendapatan
– Sebagai sarana pengembangan wilayah. perkapita, sehingga bila di tinjau dari sisi permintaan,
kondisi paling baik bagi perkembangan pasar bahan
galian industri adalah disemua negara yang
23 PERKEMBANGAN PERTAMBANGAN, mempunyai populasi penduduk besar dengan tingkat
PERMINTAAN, DAN PASAR BAHAN pertumbuhan PDB perkapita yang tinggi. Oleh karena
GALIAN INDUSTRI itu, negera-negara di kawasan Asia-Pasifik dengan
jumlah penduduk yang sangat besar dan dengan
Pertambangan bahan galian industri di indonesia pertumbuhan PDB rata-rata di atas 5% pertahun di
BAHAN GALIAN INDUSTRI 2–3
ramalkan akan menjadi pasar potensial bagi bahan 4. PROSPEK BAHAN GALIAN
galian industri. Hal lain yang menggembirakan adalah INDUSTRI
bahan galian industri telah menjadi suatu komoditi
yang ekonomis untuk di perdagangkan secara Berbeda dengan logam, prospek bahan galian
internasional. Berdasarkan penelitian Bank Dunia industri menjelang tahun 2000-an jauh lebih baik,
(1988), lebih dari 40% dari total produksi bahan galian hal ini disebebkan oleh :
industri dunia pada tahun 1983 untuk zirkon, yodium,
batu dimensi (marmer dan granit) bauksit, belereng, – Potensi ancaman yang berasal dari proses
barit serta ilmenit dan rutil telah diperdagangkan daurulang seperti pada mineral logam hampir
secara internasional atau diekspor oleh negara mendekati minimal.
produsennya. Hanya bahan galian industri yang
mempunyai harga rendah dan digunakan dalam – Ancaman material substitusi, intensitasnya tidak
volume besar, seperti bahan galian untuk industri sekuat seperti yang terjadi pada mineral
konstruksi dipasarkan secara internasional dalam logam, hal ini karena subtitusi sebagian besar
jumlah relatif kecil dibandingkan dengan volume berasal dari bahan galian industri itu sendiri.
modalnya (Gambar 1). Demikian pula dengan ancaman adanya
penurunan intensitas penggunaan sebagai
akibat kemajuan teknologi pembuatan
barang-barang jadi relatif lebih lemah.
pertahun.
****
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3–1
3 ASPAL
Oleh : Adjat Sudradjat,
Mulyono HP
minyak hampir sama dengan minyak, yaitu 83% dari terbatas di Albania, Indonesia, dan Irak, untuk
berat, tetapi mengandung unsur belerang (S), natrium, campuran paping; kecuali di Albania aspal
(Na), dan oksida (O) jauh lebih besar (Tabel 1). dipakai juga untuk pelepis dan campuran cat.
Kejadian asbuton masih diteliti oleh para ahli. Sejauh – Batuan aspal kapur yang merupakan natural
ini , mulai jadi asbuton disebabkan adanya pengaruh limestone rock aspalt dengan kadar 9 – 12%
tektonik terhadap minyak bumi yang diduga semula dan perimbangan material pengotor bebas.
terkandung dalam batuan induk kemudian berimigrasi
melalui dasar dan mengimpregnasi batuan sekitarnya, – Batuan aspal yang mertupakan natural
yaitu batu gamping dan batu pasir. Dalam perjalanan sendstone rock aspalt berkadar 7% sisanya
waktu, fraksi ringan dari minyak bumi menguap bebas dari tanah liat atau material yang lain.
sedangkan fraksi yang berat menyatu dengan batuan
yang ditempati dan membentuk aspal alam buton. – Batuan aspal terproses yang terdiri atas
sendstone rock aspalt yang bercampur
denganbeberapa bagian semen aspal
Secara teoretri, aspal alam terbentuk perlahan-
lahan dari fraksionasi alami minyak bumi didekat 2.2 Potensi dan Cadangan Aspal Indonesia
permukaan. Material aspal membentuk suatu
danau yang mengisi pori-pori celah batuan aspal, Aspal alam di Pilau Butom, Sulawesi Tenggara
atau de-posit yang mengandung campuran aspal diketahuai sejak awal abad-20. Penyelidikan
alam dan bahan mineral dalam berbagi proporsi. utama dilakukan oleh Elbert tahun 1909.
Kemudian, tahun 1922 – 1930 oleh Departemen
Aspal alam mulai digunakan sekitar 300 Tambang Pemerintahan Belanda di Hindia Timur.
SM.Penambangannya dilakukan dari sumuran terbuka Meijnbouwen cultuur Matscappij Boeton sampai
atau danau. Cebakan danau aspal alam yang terbesar terjadinya perang Pasipik atas dasar kerja
di dunia terdapat di kepulauan Trinidad dengan luas 75 borongan untuk pemerintah sampaitahun 1954.
ha dan kedaalaman sampai 95 meter. Aspal alam ini
disulling dengan menguapkan air dan dilakukan untuk Sejak itu, pengusaha aspal dikelola oleh bagian Butas,
pelepisan jalan, atap bangunan, mastic flooring, Kementrtian Pekerjaan Umum. Tahun 1962, didirikan
sebagai material kadar air, dan pemakaianlainya. Perusahaan Aspal Negara (PAN) Sesuai dengan PP
Sekarang aspal alam kurang komersial kecuali dilokasi- No. 195 Tahun 1961 yang mengusahakan aspal alam
lokasi yang cadangannya cukup besar, mudah lebih lanjut. Kemudian, berdasarkan PP. No. 3 Tahun
ditambah dan diangkut, atau untuk kegunaan khusus. 1984, PAN dialihkan menjadi PT Sarana Karya
(Persero).
Deposit aspal alam dieksplorasi secara komersial Endapan asbuton terbesar mulai dari Teluk
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3–3
Sampolawa sampai Teluk Lawela. horizontal atau batuan aspal, yaitu dengan
memindahkan serial elektroda secara horizontal
Kadar aspal dalam batuan bervariasi antara 10 – yang diatur pada interval yang sama (2,5 dan 10
45% bergantung pada jenis dan porositas batuan, meter) menurut prinsip Wanner melalui pengukur
meskipun dalam ;lapangan yang sama. Areal berulang-kali.
aspal biasanya ditemukan pada puncak
pegunungan atau dilereng antiklin. Resistivitas yang tercatac menunjukan kandungan
butimen. Batu aspal berbitumen lebih tinnggi akan
Di Pulau Buton terdapat 19 lapangan aspal besar dan mempunyai nilai resistivitas yang relatif lebih tinggi
kecil. Empat dioantaranya dikatakan dekonomis, yaitu pula. Tetapi, hubungan kuantitav antara kandungan
lapangan Waisiu dengan cadangan sekitar 200.000 ton bitumen dan resistivitas tak dapat diketahui dalam
dan kadar bitumen rata-rata 30% Kabungka (4,5 juta penyelidikan eksplorasi. Oleh karena itu, nilai
ton -45%) Wariti (600.000 ton; 30%), dan lapangan resistivitas dibagi dalam dua golongan.
Lawela (20.000 ton; 35%).
– Nilai resistivitas> Ohm-M untuk batu aspal
berbitumen diatas 10%.
0 PERTAMBANGAN
– Nilai Resistivitas> 150 Ohm-M untuk batu aspal
berbitumen dibawah 10%
0 1 Eksplorasi
Nilai batas resistivitas antars ksndungan bitume
Kegiatan eksplorasi aspal buton dilakukan yang tinggi dan rendah perlu dikoreksi setelah
dengan dua cara, yaitu eksplorasi dan elektrik. hasil analisis kandungan bitumen diketahui. Pada
umunya,tanah alluvial, tanah penutup, dan napal
Eksplorasi seismik dilakukan untuk menganalisis lepuk uang kelihatan mencolok mempunyai
tebal tanah penutup. Eksplorasi dilakukan sepanjang resistivitas kurang dari 50 Ohm -M. Dengan
12 garis pengukur, dengan regu pencatat sekitar 500 m demikian, material penutup mudah dibedakan
dari titik tembak untuk dapat menyelidiki sampai dengan b batu aspal ditinjau dari resestivitasnya.
kedalaman 100 m.
3.2 Penambangan
Arah lapisan napal dari aspal adalah 34o NE dan
kemiringan 26°NU, ±10 m dibawah lapisan batu Sampai saat ini penambangan aspal alam hanya
aspal. Kecepatan gelombang antara batu aspal dilakukan di kabungka yang dilakukan dengan cara
dan napal tak dapat dihitung dengan analisis, tambang terbuka. Penambangan dibuka dengan cara
sehingga garis batas antara keduanya hampir tak menupas tanah penutup, kemudian batu aspalnya
dapat diketahui. Tebal tanah penutup 7 m atau dieksploitasi dengan peledakan, pengecilan ukuran,
kurang dapat diketahui. pemilihan kadar, dan pen-campuran. Kadar bitumen
berkisar antara 3 – 15% dengan hasil percampuran
Kecepatan gelombang seismak dalam tanah bekisar antara 6,5 – 7%.
penutup sekitar 400-600 m/detik, sewdangkan
dalanm batu aspal dan napal antara 1.500 – Lapisan absuton yang relatif keras (batuan
3.000 m/detik. induknya pasir) di gali dengan buldozer (ripping)
dan yang batuan induknya kapur digali dengan
Eksplorasi geolistrik dikerjakan denhgan dua peledakan. Hasil galian Absuton diangkut ke
cara, yaitu horizontal dan vertikal. Cara vertikal crushing plant untuk menjadi tiga macam ukuran,
dipakai untuk menyelidiki variasi vertikal dari diayak atau disaring dalam bentuk curah.
tanah dan batuan. Kesalahan kecil akibat tidak
teraturnya permukaan tanah tidak dapat Asbuton curah diangkut kepelabuhan Banabung
dihindarkan. Variasi dari resistivitas arah vertikal untuk dimuat kekapal/tongkat dengan alat musik
di gambarkan sebagai resistivity logs. ship loader conveyor dan selanjutnya dikirim ke
daerah daerah yang memerlukan di Indonesia
Cara horozontal diginakan untuk menyelidiki variasi (Gambar 1).
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3–4
Pemasaran menjadi kendala utama. Apabil residu padat dan setengah padat dengan sifat
penjualan/pengapalan aspa l tidak lancar,produksi sama seperti aspal alam.
juga akan terpaksa diturunkan.
Proses penyulingan minyak mentah yang pertama
3.3 Pengolahan dilakukan dengan menggunakan batch stil dengan
memisahkannya dari praksi yang lebih ringan dan lebih
a. Pengolahan Aspal Minyak volatile.hasil residu tergantung kepada jumlah fraksi
ringan yang dapat dipisahkan pada temperatur sekotar
Produksi minyak dari lapangan Pennsylvania dan 700°F. Proses aspal ini dikenal sebaga aspal minyak,
Ohio di Amerika Serikat, pertama kali tidak dapat sedangkan dari proses penguapan diperoleh aspal
diolah menjadi aspal karena tidak menghasilkan uap.
residu padat tanpa dekomposisi. Meskipun
demikian,destilasi residu tersebut yang divampur Penemuan tabung kontinu atau pipa still pada tahun
dengan aspal yang lebih keras sudah digunakan 1912, telah memudahkan memudahkan perolehan
digunakan untuk pelapisan jalan. produk residu secara kontinu dalam operasinya.
Penemuan tersebut juga memung kinkan untuk
Pada tahun 1981 – 1909, berbagai percobaan mengola jenis minyak yang sebelumnya tidak dapat
dilakukan untuk menemukan konvrensi dari residu dilakukan. Produk dari proses ini dikenal straight
minyak menjadi produk setengah padat, tetapi hasilnya reduced atau straight non-asphalt.
belum memenuhi persyaratan untuk pelepisan jalan.
Baru pada tahun 1902, aspal minyak baru dapat Munculnya proses continue crackimg pada tahun 1923
diterima oleh pasar dalam jumlah yang cukup besar mengebabkan aspal panas menjadi faktor penentu
(kurang lerbih 90%) ,terutama setelah penemuan untuk pengaspalan jalan atau industri, dan terus
minyak do California yang penghasilkan berkembang sehingga pasokan aspal panas
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3–5
cukup hanya menggunakan fraksi kecil dari Produknya sekarang dikenal sebagai air – blown
minyak mentah pada taraf catalytic cracking. asphalt atau (aspal tiup) dengan berbagai tipe
dan kadar (Gambar 2).
Usaha memperkeras residu dengan oksidasi telah
diperoleh produksi husus untuk memperbaiki suhu Aspal dari jenis straight reduced dan semisolid
kerentanan dan daya tahan terhadap cuaca. Produk ini pav-ing binder sering digunakan untuk
dapat digunakan untuk built – up roof covering dan pengaspalan jalan. Produk-produk cair seperti
prepared dan prepared roofing. curing cutback, baik yang lembut.medium, atau
cepat dan emulsi air, juga sering digunakan.
Setelah,itu teknik – teknik residu dengan oksidasi
terus berkembang, misalnya dengan perubahann Aspal tiup telah dikembangkan dengan mencampur-
bejana peniupan horisontal menjadi vertikal, kan bahan pengisi,polimer, soloen,dalam bentuk
peniupan tekanan tinggi pengontrolan temperatur emulsi. Prengembangan disesuaikan dengan kondisi
yang lebih baik, dan pemakaian katalisator. pasar berdasarkan fungsi dan pemakaiannya.
b. Pengolahan Batuan Aspal dalam bentuk setengah padat sampai dengan cair
memerlukan pengolahan terlebih dahulu sesuai
Untuk memudahkan pengangkutan batuan dengan spesifikasi pasar.material aspaltyit dari
aspal , terutama pengaspalan dan pelayanan penyulingan minyak mentah merupakan sumber utama
terhadap pemakaian, diperlukan penecilan aspal,sebagai pengganti aspal alam. Mate-rial aspaltik
ukuran dan kadar tertentu. residu mulai dipakai sebagai pengiakat sekitar tahun
1900. Di Amerika serikat, konsumsi aspal minyak untuk
Untuk memproduksi asbuton, perusahaan telah vaving melonjak tajam dari 26.000 ton tahun 1902
memiliki 1 unit pemecahan batu aspal jenis hammer menjadi 2 juta ton pada awal 1970-an. Spesifikasi
dengan mill jaques, Australia dengan kapasitas untuk aspal semen mulai umum digunakan tahun
gilingan 250/jam menghasilkan tiga macam ukuran 1990.
dengan hasil pemecahan/penggilingan (Tabel 2).
Dalam hal lain, aspal minyak akan menghasilkan
komposisi kima yang sangat berbeda. Oleh karena itu,
Tabel 2. Batuan Hasil Penggilingan beberapa model pengujian untuk mengukur sifat fisik
dari aspal tersebut juga diperlukan. Pada tahun 1971,
Ukuran Jumlah AASHO telah mengeluarkan spesifikasi aspal untuk
semen dalam lima macam kadar viskositas yang
- 150 s.d. + 50 mm 3 berbeda (Tabel 3).
2.250 m
- 50 s.d. + 10 mm 3 4.1 Prosedur Pengujian
1.100 m
3
- 10 s.d. terkecil/abu 1.100 m
Sebagian besar prosedur pengujian untuk aspal
minyak dapat pula digunakan untuk menguji
Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, pada tahun aspal alam. Pengujian tersebut berasal dari
1977, PAN-Buton membangun sebuah pabrik di American Society for Testing and Material
Banabung untuk mencetak aspal dalam bentuik briket. (ASTM); American Association Of State Highway
Pendirian pabrik karena adanya anggapan dari Officials (AASHO) dan Institute Of Petroleum (IP).
konsumen bahwa aspal halus dalam bentuk curah
adalah bukan aspal.Tetapi, sejak itu pabrik tidak Bitaumen Yang Tidak Mencair dalam
dipakai lagi tanpa suatu alasan yang pasti, meskipun Nafta Parafin (AASHO T 46-37)
biyaya inventasi pendirian pabrik cukup besarar (± 200
juta rupiah). Pengujian untuk mengetahui kadar keaspalan
yang tidak mencair pada 86-88 Benaphtha, yaitu
Pada tahun 1978 dibangun pula satu pabrik pengolahan berat molekul tertinggi dan fraksi aspal yang
unit pemecahan aspal di Kabungka. Operasi percobaan paling aromatik.
dilakukan pada bulan Maret – Juni 1977 dalam produ
tiga jenis ukuran. Hasilnya ternyata banyak diminta Bitumen Yan g mencair dalam Karbon
konsiumen, terutama produk berukuran -50 mm s.d + Disulfid (ASTM D4-52)
10 mm. Sampai saat ini Crushing plant tersebut masih
dipakai. Pemasaran dalam bentuk kantor (+40 kg) Pengujian untuk mengetahui kemurnian atau
maksudnya untuk lebih memudahkan dalam kapal atau kebebasan asapla dari material pengotorannya.
sebaliknya. Dengan pengujian pencairan (solubity) dapat
diketahui persentase bitumen nyata atau
campuran aspal dengan materia lain. juga dapat
4. PENGGUNAAN DAN SPESIFIKASI diketahui sebagian aspal minyak yang bebas dari
karbon disulfid yang tidak mencair.
Aspal merupakan komponen utama kontruksi jalan
raya. Penggunaannya berpariasi, sebagai pengikat c. Titik Retak (Breaking Point) (IP
jalan dengan pelapis sempurna, disain teknis yang 80/53)
kompleks untuk ultimate traffic,disemprotkan untuk
melindungi lapisan yang telah ada. penggunaan aspal Titik retak adalah temperatur saat pertamakali aspal,
menjadi rapuh, yang ditunjukan oleh rekahan selaput
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3–7
o
Tabel 3. Spesifikasi Aspal Semen, dengan Tingkat Viskositas pada 140 F
tiipis jika aspal difdinginkan dan dilenturkan. phalt dan minyak jalan untuk memisahkan
kandungan zat terbang dari aspal. Untuk uji ini
Pengujian dilakukan dengan menempatkan selaput digunakan botol bereher samping, 500 ml aspal
tipis aspal setebal 0,5 mm dengan logam dengan cair, dan termometer yang diletakan pada cairan
tekanan sama pada suatu lekukan mendrel setebal 9 aspal dengan jarak 0,25 inch dari dasar botol.
mm dan digunakan dengan rata-rata 1 celcius
permenit. Duktilitas (kemempuan menerima tekanan) Persentase relatif dari total destilasi diukur dari
aspal berkorenpondensi dengan gerak tekan aspal temperatur antara 320 – 680°F. Apabila pada
yang bergerak sangat lambat sehingga aspal mulai temperatur rendah jumlah persentase lebih besar,
tidak mengalir. ,maka jenis aspal cair merupakan aspal menguap
cepat (repid curing).
d. Pengikatan dan Adesi (ASTM D1191-52 T)
Pengujian yang lain, ASTM D 224 – 49 dibuat
Pengujian untuk mengetahui daya ikat dan adhesi untuk menentukan persentase aspal berdasarkan
dari gabungan material untuk beton semen emulsinya atau memisahkan aspal sebagian dari
potland pada temperatur rendah. pengujian lebih lanjut.
Pengujian untik memperoleh informasi lapisan Duktilitas aspal adalah jarak dalam centimeter dari
aspal pada tingkat jenuh bila dilakukan secara briket standar yang dapat direntang sebelum patah.
bersamaan sehingga pada atap yang disiapkan Pengukuran dilakukan dengan merentangkan briket
akan keluar cairan dan meninggalkan gores. tercetak yang mempunyai luas permukaan papa
bagian terkecil, yaitu 1 cm2 dan rata-rata terikat
Destilasi (ASTM D 402-55) 5cm/menit pada 77°F sampai 0,25 cm/menit pad 32°F
alat yang dipakai adalah duktilometer.Pengukur
Destilasi adalah pengujian terhadap cut back as- mencangkup dua sifat kemampuan aspal mengalir,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3–8
yaitu adesi dan elestisitas. Alat yang diguakan adalah penetrometer yang
memungkinkan pembebanan jarum standar bergerak
h. Flash Point (Titik Nyala ASTM D 92-57) vertikal tanpa friksi. Nilai persentase jarum diukur dari 0
sampai 300mm/10. Aspal lunak mempunyai nilai
Titik nyala asp adalah temperatur nyata sehingga persentase besar, sedangkan aspal keras nilai
memberikan cukup uap air untuk membentuk persentasinya rendah.
campuran yang tidak mudah terbakar dengan udara.
Titik Lunak (ASTM D 36-26)
Metode Cleveland Open Cup lebih banyak di gunakan
dari pada metode Tag Open Cup. Dalam metode Titik lunak aspal adalah temperatur yang dicapai
Cleveland, pemanasan aspal dilakukan di dalam pada saat aspal mengalami pelunakan. Bola baja
mangkuk kuning dengan rata-rata dari 10°F/menit diletakan pada masa aspal yang berada pada
sampai muncul nyala dipermukaan material yang diuji. Kuning kuning, kemudian dipanaskan dalam air
umumnya, titik nyala merupakan petunjuk bahaya api, atau gridselor sampai aspal tersebut tertembus
atau digunakan juga untuk mengetahui bahwa suatiu oleh bola baja.
produk telah rterkonstaminasi mate-rial yang
mempunyai titik nyala lebih rendah. Secara defenitif aspal tidak mempunyai titik lebur,
tetapi secara perlahan akan melunak jika
Dari ujian diperopleh informasi kandungan dipanaskan. sifat melebur ini dijelaskan dengan
campuran yang bailk untuk menghasilkan busa. konsep titik lunak.
Float Test (Uji Apung ASTM D 139-49) m. Berat Jenis (ASTM D 70-52)
Flos Test merupakan salah satu uji untuk Berat jenis masing – masing bitumas biasanya
menentukan konsistensi aspal , terutama yang diterangkan dalam 77/77°F, yaitu, perbandingan antara
memili sifat terlalu lunak apabila dipaka i untuk uji berat meaterial dan volume tertentu pada temperatur
persentase. Pengujian meliputi pengisian aspal 77°F dengan volume air dan temperatur yang sama.
kedalam kolar kuning yang disisipkan pada sawan Untuk aspal padat dan setengan padat, biasanya
pengapung, lalu ditempatkan dalam air pada 122 digunakan alat piknometer, sedangkan untuk aspal cair
celsiusC. Waktu yang dibutuhkan oleh air untuk digunakan hidrometer. Berat jenis sangat penting untuk
mengapung aspal diukur dalam detik merupakan mengubah volume menjadi berat atau sebaliknya,
visokitas mengapung. terutama dalam hubungannya dengan aspal cair
yangdipasarkan dalam satuan volume, sementara
Homoginitas aspal padat dan setengah padat dalam satuan berat.
Uji ini mengukur kecenderungasn aspal untuk menodai Untuk efisiensi dalam pengapalan aspal, kandungan air
kertas atau material selulosik lain. Cetakan yang berisi maksimum aspal cair atau minyak jalan kadang-kadang
aspal ditempatkan pada salah satu sisi setumpuk perlu ditentukan. Pengukuran dilakukan dengan
kertas rokok standar kemudian dilakukan untuk waktu pembusaan kembali produk aspal dengan bahan
dan temperatur tertentu. Banyak lembaran kertas yang pelarut cair dengan mengukur kondesasi air dalam
ternodai menunjukan indeks penodaan. Sifat penodaan gelas khusus. Pada saat mengukur aspal, akan
merupakan ciri penting aspal yang dugunakan untuk diketahui ada tidaknya pembentukan buasa apabila
pelepis kertas atau lainnya dalam mempengaruhi produk tersebut selama penggunaannya dipanaslkan
material selulosik jika dikontakan dengan aspal. pada temperatur tinggi.
Thin Film Oven Test (ASTM D 1754-60) Streight-reduced residual penetrasi 90 merupakan tipe
aspal pelepis jalan. Aspal panas merupakan pitch yang
Uji ini bertujuan untuk menentukan pengaruh berasal dari craking – coiltar yang berasal dari fiber
panas udara (sampai 325°F) terhadap aspal yang board atau sebagai pengikat untuk pengerasan
disemprotkan kepada selaput tipis. Dengan material pada temperatur biasa, sebaliknya pada
mengukur perubahan penetrasi akan diperioleh temperatur tinggi akan terjadi penurunan viskositas
aspal yang mengeras. Indikasi ini dapat mencolok.
digunakan untuk menentukan kekerasan relatif
untuk pemakaian aspal hot mix. Produk aspal tiup (air-blown product) adalah tipe
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3 – 10
Tabel 4. Sifat – Sifat Tiga Jenis Aspal
terbesar, dengan tingkat penetrasi antara 50-200 pelepisan juga diikat dengan pewarna sehingga jenuh.
(roofer’s flux) yang langsung dapat digunakan Pelepisan juga jika dengan pewarna sehingga jenuh.
sebagai penjenuh rol. Pelepisan saluran kenal dengan menyemprotkan aspal
yang telah dipanaskan sampai 400 celsius F. Dengan
Pada tingkat panestrasi ini, aspal akan dioksidasi lapisan tipis (tabel 0,25 inchi) digunakan sekitar 1,5
sampai sedikit di atas titik lunak,biasanya antara 135 – galon/yard2 aspal
145 celsius F untuk penetrasi 25 – 50 dipakai untuk
penjenuh papan sirap. Penambahan oksidasi sampai c. Aspal Panas (Thermal Asphalt)
dengan titik lunak 215 – 230° dan fenetrasi 15 – 25
pada 77 celsius F akan menghasilkan aspal pelepis Produk aspal panas p[emasokannya menurun
untuk pabrik prepared roogfing. karena proses panas sudah diganti dengan
proses katalytic cracking yang menghasilkan
b. Aspal Tiup aspal minyak yang berkadar tinggi. Thermal
Phitches karena kerentanan viskositasnya tinggi.
Sifat khusus aspal yang dioksidasi adalah aspal pelepis Thermal Pitches karena kerentanan viskisitasnya
untuk prepared roofing dan aspal untuk selaput saluran tinggi, sangat keras pada temperatur biasa tetapi
kenal (tabel 5). Jenis terahir biasanya ditiup dengan akan mencair jika dipanaskan.
katalisator P2O5 untuk menghasilkan produk yang
lebih fleksibel pada temperatur rendah. Biasanya, Aspal panas biasanya dipakai pengikat atau sebagai
untuk pelepis diisi dengan 40-50% min-eral penstabil penjenuh untuk fiberboards. Penggunaannya
200 mesh, dan sekitar 35% dari berat akhir papan sirat. tergantung kekerasan aspal (Tabel 5).
Untuk permukaan yang tahan air,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3 – 12
Tabel 6. Spesifikasi Aspal Cair untuk Pelapis Jalan
1) 2)
Tahun Produksi Penjualan (ton) Ekspor
(Ton) LP(%) Dep.PU PEMDA Jumlah Ton Nilai ($AS)
1980 173.018 - 85.800 4.512 90.312 - -
1981 277.098 60,16 210.000 1.255 211.255 - -
1982 330.842 19,40 400.752 6.335 407.087 - -
1983 533.185 16,16 396.686 1.821 398.507 - -
1984 417.239 -11,62 400.969 4.796 405.765 - -
1985 456.634 -3,10 372.964 11.683 384.647 6,0 3.000
1986 242.656 -46,86 113.862 121.940 235.802 40.133,7 2.622.879
1987 84.888 -65,02 - - 50.716 103.386,6 6.431.828
1988 - - - - 44.490 323.969,7 22.436.679
1989 - - - - -37.529 - -
1990 - - - - - - -
1991 - - - - - - -
1992 200.513 - - - - - -
Sumber : 1) PT. Sarana Karya
2) Biro Pusat Statistik
Keterangan : *) Penyaluran : Asbuton yang dikirim dari Banabungi merupakan Hasil penjualan + stok PT.
SAKA di Daerh
ILP = Laju Pertumbuhan Tahunan
Tabel 9. Realisasi Fisik Bidang Bina Marga
masih dibawah 125 ton, kecuali pada tahun 1985. dimanfaatkan sebagai pelapis permukaan jalan dan
Pada tahun 1989, sampai dengan bulan pengikatan agregat sebagai aspal hot mix. Konsumen
Oktpober, tercatat sebesar 20.224 ton atau yang diarahkan ke Indonesia kawasan Timur yang
merupakan kenaikan sebesar 160 kali lipat dari mempunyai jarak tidak terlalu jauh, sehingga
pada tahun 1988 (Tabel 11). Negara – negara pengangkutan tidak memerlukan ongkos tinggi.
pengimpor aspal ke In-donesia adalah Jepang, Ada nbeberapa keuntungan bila potensi aspal
Singapur, Jerman, dan Amerika Serikat. Indo-nesia dimanfaatkan, yaitu sebagai berikut :
pelepis penggunaan jalan, baik campuran dingin (cold Konservasi Tahun Anggaran 1978-1979,
mix) maupun campuran panas (hot mix). Pada Direktorat Teknik Pertambangan, Sub Direktorat
campuran dingin asbuton dicampur pada temperatur Konservasi, Jakarta, 1979.
rendah dengan minyak pelumat (flu oil/bunker oli) Anonim, Aspal, Buku Pedoman Bahan Galian
didalam campur beton (concret mixer), sedangkan Indonesia 1950-1965, Bahan Galian Industri
campuran panas asbuton diperoleh dengan campuran Direktorat Pertambangan, Departemen
minyak pelumat dan agraret dengan aspal panas Pertambangan, 1968.
didalam aspalt mixing plant. Kirk-Othme, Aspalt, Encyklopedia of Chemical
Technology, Intersicience Publishers, a Dipision of
6. Penutup John Willey & Sons, Inc, New York, 1967.
H. Ranupandojo dan S.W Koentowibisono
Di pulau Buton saat ini terdapat beberapa Anawlisa Statistik Pertambangan, Biro Pusat
lapanganaspal berpotensi, empat diantaranya Statistik dengan Penelitian Pengembangan
dikatagorikan ekonomis. Potensi cadangannya Ekonomo Fakultas Ekonomi Universitas
diperkiran sekitar 5,72 juta ton dengan kadar 20 – Gajah Mada, 1987.
30%. sampai dengan tahun 1989, pemasokan Sjahrial Zen dan Ngaja Ginting Soeka, BE.
aspal Indonesaia berasap dari aspal alam Pembinaan Pengembangan Teknis Pertambangan
Buton danaspal minyak. akan Tetapi, sejak Agustus dan Perusahaan Aspal Negara Buton, Direktorat
1987, produksi Asbuton dihentikan dengan alasan Pertambangan, Jakarta, 1980.
pemasaran. Disamping itu diperoleh aspal minyak Anonim, 40 Tahun Peran Pertambangan dan
denga harga yang lebih murah. Baru pada tahun 1992 Energi Indonesia 1945 – 1985, Departemen
produksi Asbuton berjalan kembali dengan produksi Pertambangan dan Energi, 1985.
sebesar 200.513 ton, dengan pemasaran ditunjukan ke Anonoim Buku Tahunan Indonesi 1988, Departemen
Indonesi kawasan Timiur. Pertambangan dan Energi, 1989.
Sementara itu, impor aspal sampai dengan tahun Anonim, Majalah Pertambangan dan Energi
1993 masih stabil. Stabilnya impor aspal ini Nimor 5 – 6/1989, Departemen
karena untuk perbuatan jalan, terdapat material Pertambangan Dan Energi,1989.
lainyang berasal dari semen portland yang Mulyono Hadiprayitno, Mempelajari Faktor – faktor
digunakan tol dan jalan di atas tanah labil. yang berpengaruh pada Produksi Cabentonit di
Mengingat jumlah cadangan Asbuton, dan prospek Indonesia, Thesis Program Teknik dan Manajemen
pengusahaan yang ada saat ini, pemasaran dapat Industri, Pakultas Pasca Sarjana, Institut Teknologi
diarahkan untuk propinsi – propinsi yang berada di Bandung, 1987.
Wilayah Indonesia Timur. Untuk itu perlu kebijaksanaan
pemerintah yang dapat mendukung peningkatan ***
Asbuton di masa mendatang.
DAFTAR PUSAKA
4 BARIT
Oleh : Adjat Sudradjat,
M. Arifin
Eksogen Pengisian ronga yang ter- Terjadi pengisian pada rongga Lensa-lensa, urat, dan pod. yang
dapat pada batuan majir terdapat pada batu-
(cavity filling). gamping.
Pada cebakan jenis ini, barit pada umumnya Tabel 2. Sifat Fisik dan Kimia Barit
berasosiasi dengan mineral sulfida seperti
galena, sphalerit, dan pyrit. BaO 65,7 %
SO3 34,3%
d. Cebakan Eksogen Berat molekul 233,34
Isotop 135,136,137,138
Cebakan eksogen umumnya terdapat pada batuan Klas kristal Orthorombik
karbonat, yang mengisi celah ataupun rongga batuan Bentuk kristal Tabular
tersebut yang telah mengalami ambrukan (fallen b l o c Kilap Mutiara-Kaca
k ). Menurut Bateman (1981), proses pembentukan Kekerasan (skala Mohs) 2,5 – 3,5
cebakan eksogen adalah pengisian rongga Berat jenis 4,3 – 4,6
(cavityfilling), sedangkan bentuk cebakannya dapat Warna Putih (murni)
-8
berupa urat, pod, ataupun lensa. Konduktivitas arus DC 9,8 E Mho/m
Permitimitas relatif 10,03 Faraz/m
2.2 Mineralogi
2.3 Potensi Cadangan Barit di Indonesia terdapat beberapa lokasi cadangan barit lainnya,
yaitu daerah Tasikmalaya, Jawa Barat;
Secara keseluruhan, cadangan barit di Indonesia Kulonprogo dan Purworejo, Jawa Tengah;
yang telah diketahui cukup besar tetapi tersebar Pangulu, P. Lombok; dan Tanah Toraja, Sulawesi
di beberapa lokasi, seperti : Selatan (Gambar 1 dan Lampiran A).
Keterangan :
Lokasi cebakan barit :
1. Cikondang, Kec. Cineam, 3. Ds. Durensari, Bagelen, 5. Tanjung Merah dan Pakuoyong
Kab. Tasikmalaya Kab. Purworejo P. Lomblen, Kab. Flores Timur
2. Ds. Plampang Kukusan, Sermo 4. Ds. Lanjut, Kendawangan, 6. P.Wetar, Maluku Selatan
Kab. Kulonprogo Kab. Pontianak 7. Sangkanropi, Kab. Tanatoraja
Penambangan cebakan barit dapat dilakukan secara Di pasaran banyak dijumpai bermacam-macam
tambang terbuka maupun tambang bawah tanah. konsentrat barit yang sesuai dengan spesifikasi pasar
Pemilihan sistem penambangan bergantung kepada dan kegunaannya. Teknologi pengolahan min-eral
jenis cebakan, topografi daerah setempat, serta sekarang ini dapat menghasilkan berbagai produk barit
ukuran, sifat fisik dan kimia cebakan itu sendiri dan yang sesuai dengan kegunaannya.
lapisan tanah penutupnya. Sebagian besar barit yang
diproduksi selama ini berasal dari tambang terbuka, Dibandingkan dengan pengolahan bahan galian
baik ditambang dengan sistem open pit maupun kuari. industri pada umumnya, pengolahan barit termasuk
pengolahan mineral yang sangat komplek (multi-
minerals processing), dalam arti memerlukan tahap-
Cebakan barit di daerah Omesuri dan Lebatukan tahap pengolahan serta peralatan yang lengkap.
pernah direncanakan ditambang dengan cara
tambang bawah tanah, yaitu dengan sistem sub- Tahap pengolahan barit, terutama untuk
level stoping. Sebaliknya, cebakan barit bersama menghasil-kan barit murni (di atas 95% BaSO 4)
dengan bijih emas di Pulau Wetar direncanakan dengan bermacam-macam kegunaannya dapat
ditambang dengan sistem open cut. dilihat pada Gambar 2.
3.3 Pengolahan
4. KEGUNAAN DAN SPESIFIKASI
TAMBANG
KONSENTRASI
Long Washer,
Roll Crusher,
Sizing Screen, dan
Bendalari
Jig
Slime Konsentrat
100% – 1,25 in
KLASIFIKASI
PEMISAHAAN
MAGNETIK
Halus Kasar Dryer,
Sizing Screen, dan
FLOTASI FLOTASI Hammer Mill
Sebagian besar produksi barit dunia digunakan Tabel 3. Spesifikasi Barit untuk Lumpur Bor
dalam industri perminyakan. Pemakaian ini
mencapai sekitar 85 – 90% dari produksi barit Uraian Standar API
secara keseluruhan. Sisanya digunakan sebagai
bahan baku dalam industri kimia barium, sebagai FISIKA :
bahan pengisi dan pengembang (filler dan Berat jenis min 4,2
extender), dan agregat semen. 1)
Distribusi ukuran :
– 200 mesh maks 3,0%
4.1 Barit Untuk Lumpur Pemboran
– 325 mesh, min maks 5,0%
KIMIA :
Dalam industri perminyakan, barit merupakan
salah satu komponen lumpur pemboran (drilling BaSO4 min 94%
fluids) sangat penting. Hal ini selain disebabkan
berat jenisnya yang tinggi, juga sifat barit lainnya Logam alkali terlarut maks 250 ppm
yang spesifik seperti sifat yang abrasif rendah Lempung maks 1%
dan tidak larut dalam air ataupun asam. Fungsi Karbonat tidak terlarut maks 0,1%
lumpur pemboran dalam eksplorasi minyak bumi
dan gas alam adalah untuk : Diayak secara basah dengan standar Amerika. API =
American Petroleum Institute.
4.2 Kimia Barium Barium sulfida atau disebut juga black ash,
merupakan kimia barium awal yang nantinya
Barit yang digunakan sebagai bahan baku dalam digunakan untuk pembuatan kimia barium lainnya
industri kimia barium diperkirakan mencapai 8 – (Gambar 3).
9% dari kebutuhan barit dunia secara
keseluruhan. Produk kimia barium yang banyak Barium sulfida diperoleh dengan cara mereduksi
beredar di pasaran antara lain barium sulfida, barit dengan bubuk batu bara dalam tungku putar
barium karbonat, blanc fixe, lithopone, barium (rotary kiln) pada suhu 1100 – 1250°C
klorida, barium hidroksida, dan lain-lain.
BaSO4 + 2C ® BaS + 2CO2
Tabel 4 memperlihatkan spesifikasi barit untuk
digunakan sebagai bahan baku kimia barium, dan Hasil akhir reduksi mengandung sekitar 80 – 85%
Tabel 5 memperlihatkan beberapa jenis dan BaS, bergantung kepada kandungan unsur
kegunaan kimia barium yang ada di pasaran. pengotor dalam material asal (kadar barit).
a. Barium Sulfida b. Barium Karbonat
BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 30
Tabel 5. Jenis Kimia Barium, Cara Pembuatan, dan Kegunaanya
Blanc Fixe Reaksi antara BaS dengan garam Bahan pengisi dan pengembang
(Tepung) Glaube. bermutu tinggi untuk warna-warna
artistik, cat, kertas, vernis, dan tinta.
Blanc Fixe Reaksi antara BaS dengan garam Kertas fotografi dan sebagai bahan
(Pasta) Glaube dan asam HCl. pelapis (coating) untuk kertas.
Lithopone Reaksi ganda antara BaS dengan Zn-
Bahan perekat dan dempul,
Sulfat. warna-warna artistik dan cat.
Barium Hidroksida Ada dua cara, yaitu :
Minyak pelumas, plastik, dan kertas
1. Hidrolisa BaO.
2. Oksidasi BaS dengan O2.
Barium Karbonat Ada dua cara, yaitu : Tabung televisi, keramik, gelas,
Injeksi BaS dengan O2. dan enamel.
Reaksi BaS dengan soda abu.
Barium Klorat Reaksi BaCl2 dengan Na-klorat. Kembang api dengan nyala hijau.
Barium Kromat Reaksi K-kromat dengan suatu kimia Pigmen kuning untuk warna-warna
barium. artistik.
Barium Flourida — Kristal laser, enamel, dan bahan untuk
pembalseman.
Barium Hidrida Reduksi barit dengan hidrogen pada Sumber untuk memperoleh gas hidrogen.
suhu 200°C.
Barium Manganat Reaksi BaCO3 dengan Mn-oksida. Pigmen hijau.
Barium Nitrat Reaksi BaS dengan asam nitrat encer. Nyala api hijau untuk piroteknik.
Barium Oksida Reduksi BaCO3 Dessicant.
Barium Titanat Reaksi BaCO3 dengan Ti-oksida. Elektro keramik.
Barium karbonat atau disebut juga witherite merupakan Penggunaan barium karbonat dalam industri gelas,
produk kimia barium yang sangat penting, karena enamel, dan magnetik tetap ditujukan untuk
banyak digunakan dalam industri manufaktur, seperti memperbaiki mutu produk akhir. Selain itu, barium
gelas (35%), kimia (27%), keramik (25%), ferrit dan karbonat juga mempunyai kemampuan untuk
titanat (8%), serta industri email, magnit tetap, dan mengubah garam-garam sulfat yang dapat larut
industri lainnya (5%). menjadi tidak dapat larut (menetralisir larutan sulfat).
Ada dua cara yang sering dilakukan dalam pembuatan Dalam industri gelas, barium karbonat merupakan
barium karbonat dengan menggunakan barium sulfida sumber barium oksida yang digunakan untuk
sebagai bahan baku, yaitu : memperbaiki mutu gelas, seperti :
BaS + CO2 ® BaCO3 + H2S BaS – indek bias menjadi lebih tinggi,
+ Na2CO3 ® BaCO3 + Na2S – memberikan kekerasan dan tahanan terhadap
goresan yang lebih besar,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 31
BaSO4
(Barit)
+C
BaS
(Black ash)
+CO2 + Na2CO3
+ O2H2O + Na2SO4 + HCl + ZnSO4
+ H2SO4 BaCO3
(Barium karbonat)
– permukaan menjadi lebih halus dan mengkilat, Dalam industri elektro-keramik, barium karbonat
– memperbaiki sifat lelehan gelas, digunakan dalam bentuk barium titanit (BaTiO3).
– memberikan tahanan terhadap media agresif, Barium titanit diproduksi dalam dua bentuk, yaitu
– dapat menyaring radiasi yang keluar dari bentuk piringan dan monolitik. Bahan ini digunakan
tabung sinar katoda pada televisi. untuk pembuatan kondensor berukuran kecil yang
umumnya digunakan dalam industri komputer,
Perkembangan penggunaan barium karbonat ada telekomunikasi, dan otomotif. Fungsi barium titanit di
hubungannya dengan industri televisi. Khusus untuk sini adalah untuk memperbaiki tahanan listrik,
tabung televisi berwarna, pemakaian barium karbonat memperbesar kuat tekan mekanik, dan mengurangi
sedikit berkurang karena adanya bahan pencampur kehilangan arus listrik.
yang lebih baik, yaitu strontium karbonat. Bahan ini
dapat menyerap lebih banyak radiasi gamma yang Selain itu, barium karbonat juga digunakan dalam
dihasilkan oleh potensial katoda dalam televisi pembuatan glasir dan email. Fungsi barium
berwarna. Perbandingan pemakaian antara barium karbonat di sini adalah untuk memperbaiki sifat-
karbonat dengan strontium karbonat dalam industri ini sifat fisik produk yang dilapisi, seperti kekerasan,
sekitar 3 – 4% BaO dan 5 – 7% SrO. kilap, serta ketahanannya terhadap goresan,
korosi, panas, dan pelapukan atmosfir.
Produk gelas lainnya yang juga menggunakan
barium karbonat adalah gelas kristal, gelas fiber, Barium karbonat juga digunakan dalam industri ferrit-
dan manik-manik gelas pemantul sinar yang magnetik (BaFe12O19), yang dihasilkan dengan cara
umum digunakan untuk rambu lalu-lintas. pemanggangan 1 molekul barium karbonat dengan 6
molekul besi oksida pada suhu 1100 – 1350°C.
Dalam industri keramik, barium karbonat sangat
bermanfaat untuk mengikat ion sulfat yang larut dalam BaCO3 + Fe2O3 ® BaFe2O4 + CO2
material pembuat gelas (gipsum), mencegah BaFe2O4 + 5Fe2O3 ® BaFe12O19 Ferrit-magnetik
perusakan warna, dan menghindari terjadinya umumnya digunakan untuk tombol-tombol listrik,
pemekaran permukaan keramik yang dihasilkan. pengeras suara (speaker) dinamik,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 32
alat pendengar (earphone), telepon, mikrofon, rheologi yang baik, indeks bias yang sesuai, dan
dan motor listrik seperti yang terdapat pada tape dispersi dalam air yang baik. Tabel 6, memperlihatkan
re-corder deck, jam listrik, dan peralatan penyapu spesifikasi blanc fixe sebagai pigmen pelapis kertas.
kaca (windscreen wipers). Pemakaian blanc fixe terpenting lainnya, terutama
yang berbentuk pasta adalah untuk pembuatan kertas
Pemakaian barium karbonat lainnya adalah fotografi hitam-putih. Kertas ini dilapisi dengan suatu
sebagai bahan untuk menetralisirkan asam sulfat,
yang digunakan dalam proses pemurnian air laut Tabel 6. Spesifikasi Blanc Fixe sebagai
dengan proses elektrolisis alkali klor serta Pelapis Kertas
digunakan dalam industri asam orthofosfor.
telah digantikan oleh titanium oksida (TiO 2), untuk pembuatan vitamin, hormon, dan
karena bahan ini dapat menghasilkan warna- penggumpal darah.
warna yang lebih bermutu tinggi.
4.3 Bahan Pengisi dan Pengembang (Filler
e. Barium Klorida dan Extender)
Barium klorida diperoleh dari hasil reaksi Salah satu penggunaan barit terpenting di luar industri
langsung antara barium sulfida dengan asam perminyakan adalah sebagai bahan pengisi dan
hidroklorida atau gas klor. Selain itu, kimia barium pengembang. Fungsi barit di sini adalah sebagai
ini dapat pula diperoleh dari hasil reaksi antara bahan pemberat (weighting agent). Jumlah pemakaian
barium karbonat dengan asam hidroklorida. barit sebagai bahan pengisi dan pengembang
Barium klorida yang dihasilkan ada dua macam, mencapai sekitar 4 – 5% dari konsumsi barit dunia
yaitu dalam bentuk anhidrat (BaCl2) atau hidrat secara keseluruhan.
dan dalam bentuk kristal (BaCl2.2H2O).
Barit digunakan sebagai bahan pengisi dan
BaS + 2HCl ® BaCl2 + H2S pengembang karena sifatnya yang baik, seperti
2BaCO3 + 4HCl ® 2BaCl2.2H2O + berat jenis yang tinggi, kecemerlangan, sifat
2CO2 2BaS + 2Cl2 ® 2BaCl2 + S2 abrasif yang rendah, tidak mudah bereaksi, tahan
terhadap pelapukan, dan dapat menyerap radiasi.
Bentuk produk pertama umumnya digunakan untuk
pengaturan dalam pemanasan garam-garam, Di Amerika Serikat, barit sebagai bahan pengisi
sedangkan yang berbentuk hidrat digunakan untuk digunakan dalam industri cat (60%), plastik
menghilangkan kotoran-kotoran yang berupa larutan (25%), dan lain-lain termasuk industri cat dan
sulfat dari suatu sistem atau rester dalam industri otomotif (15%). Di Inggris, pemakaian barit dalam
penyaring molekul (molecular-sieve). industri otomotif jauh lebih besar lagi, yaitu 33%,
sedangkan sisanya digunakan dalam industri cat
Pemakaian barium klorida lainnya adalah sebagai (27%), karet (10%), pelindung radiasi (10%),
bahan untuk pemurnian air laut, bahan tambahan plastik (6%), dan lainnya (14%).
dalam pengerasan baja, dan untuk menurunkan
campuran fluks dalam pengelasan. Tabel 7 memperlihatkan spesifikasi barit yang
umum digunakan sebagai bahan pengisi dan
Barium Hidroksida pengembang.
a. Cat
Barium hidroksida dihasilkan dari proses oksidasi
larutan barium sulfida panas dalam udara. Penggunaan barit sebagai bahan pengisi dalam
Barium hidroksida oktahidrat [Ba(OH)2] yang
dihasilkan kemudian dipanggang untuk
mendapatkan bentuk monohidrat (BaOH). Tabel 7. Spesifikasi Barit sebagai Bahan
Pengisi
3BaS + O2 + 2H2O ® 2Ba(OH)2 + BaS3
industri cat sangat dominan. Dalam hal ini, sifat barit Tabel 8. Spesifikasi Barit untuk Bis Rem
yang perlu diperhatikan adalah distribusi ukuran,
bentuk butiran, dan indeks refraktif, yang semuanya
akan menentukan tingkat efisiensi optikal cat. Barit Spesifikasi Nilai
yang digunakan minimal mengandung 80% BaSO4 dan Berat jenis 4,34
maksimal 0,5% Fe2O3. Penyerapan minyak 10,5
Distribusi ukuran :
Dalam industri cat, barit merupakan bahan pengisi
75 mm 99%
pemutih (bukan sebagai pigmen), yang berfungsi untuk
50 mm 85%
menghasilkan suatu perlapisan yang opak (tidak
40 mm 67%
tembus cahaya). Dalam cat vernis, cat air, dan cat anti
30 mm 44%
karat, pemakaian barit dapat menghasilkan suatu
20 mm 23%
derajat impermeabilitas dan durabilitas yang tinggi.
10 mm 8%
Pemakaian tersebut berguna untuk mencegah
5 mm 3%
penyerapan oleh perlapisan paling atas serta dapat
2 mm 1%
menahan goresan.
Lakur (logam paduan) yang terdiri atas barium, timbal, Dalam 10 tahun terakhir konsumsi barit dunia
dan kalsium digunakan sebagai bantalan (bearing), bis mengalami penurunan. Keadaan ini terutama
rem, dan kopling. Tabel 8 memperlihat-kan spesifikasi dise-babkan oleh semakin menurunnya aktivitas
barit yang digunakan untuk bis rem. Penambahan pengeboran dalam eksplorasi minyak bumi dan
sekitar 10% barit dalam campuran karet dan aspal gas alam yang membutuhkan barit mutu API.
digunakan sebagai bahan hamparan (ubin) yang Sebaliknya, kebutuhan barit untuk kimia barium
umumnya digunakan untuk parkir, mengalami peningkatan.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 35
Tabel 9. Spesifikasi Barit untuk Agregat Semen Ciccu, R., Operation Research as an Aid to Ma-
nagement of Barega Barite Mine, Sardinia, Insti-
tution of Mining and Metallurgy, August 1985.
Uraian Nilai
BaSO4 min 92% Drawater, C., Estimation of Baryte Consumption
Kandungan besi min1,0% During Oilwell Drilling, Industrial Minerals,
Kandungan air 0% July 1984.
Bobot isi ukuran halus 4,24 rd
Faith, W.L., et .al., Industrial Chemical, 3
Edition, John Wiley and Sons, Inc, New York,
1965.
Di Indonesia, kebutuhan kimia barium cukup Fowler, J.H., Barytes, The No-wait Agent, Cana-
besar namun untuk memenuhinya sebagian dian Institute of Mining and Metallurgy
besar masih diimpor, terutama blanc fixe, Bulletin, Vol 79 No. 889, May 1986.
lithopone, dan barium karbonat.
Griffiths, J., Baryte : Non-drilling Applications,
Potensi cadangan barit, seperti yang terdapat Industrial Minerals, June 1984.
sebagai produk sampingan bijih emas di Pulau
Wetar dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku Harris, T.S., Extender and Filler Mineral Markets in the
dalam industri kimia barium. Namun, karena Western United States & Canada, Cana-dian
industri ini belum berkembang di dalam negeri, Institute of Mining and Metallurgy Bulletin, Vol. 79
produk barit tersebut dipasarkan ke luar negeri. No. 889, May 1986.
Berdasarkan kajian viabilitas ekonomi, usaha pe- Jensen, M.L. & Bateman, A.M., Economic Min-eral
ngembangan industri kimia barium cukup Deposits, Revised Printing, 3rd Edition, John Wiley
menguntungkan. Selain mempunyai nilai tambah and Sons, Inc, New York, 1981.
tinggi dan dapat memenuhi kebutuhan di dalam
negeri, potensi cadangan barit juga cukup Kuzvart M., Industrial Minerals and Rocks, Deve-
mendukung sebagai bahan baku. lopment in Economic Geology 18, Elsevier,
Amsterdam, 1984.
LAMPIRAN A
Lokasi Potensi Barit di Indonesia
Kp. Plampang Kukusan, 12.000 ton Berupa urat-urat bijih yang mengisi celah pada batuan
Watutugu, Sermo, (hipotetis) andesit berumur Miosen.
Kab. Kulon Progo
Durensari, Bagelen Belum diketahui Berupa urat-urat bijih yang mengisi celah pada batuan
Purworejo andesit berumur Miosen.
Kalimantan Barat :
Ds. Lanjut, Belum diketahui Berupa urat-urat bijih yang mengisi celah pada batuan
Kec. Kendawangan, silicified limestone.
Kab. Pontianak Daerah mineralisasi tersebar pada daerah seluas 500 x
2
500 m .
Kadar bijih : 96,5 – 98,5% BaSO2; 0,9 – 2,2% SiO2; 0,3
– 0,6% Fe2O3; 0,15 – 0,25% H2O; dan BJ 4,4.
Sulawesi Selatan :
Sangkonropi, 5.000 ton Mineralisasi bijih sulfida pada zona riolit/dasit yang
Kab. Tanatoraja (Sumber daya) terkersikan.
Nusa Tenggara Timur :
Tj. Merah dan Pakuyong, Belum diketahui Berupa urat-urat bijih yang terbentuk akibat asosiasi
P. Lomblen, Kab. Flores batuan kuarsa pada dasit.
Timur
Kec. Riung, Kab. Ngada Belum diketahui Berupa urat-urat bijih yang mengisi celah pada batuan
tufa dasit.
LAMPIRAN B
Perhitungan Jumlah Penambahan Barit untuk Lumpur Pemboran
Tujuan penambahan barit adalah untuk meningkatkan bobot lumpur pemboran pada volume tetap.
Jumlah kebutuhan barit yang akan ditambahkan dapat dihitung dengan persamaan berikut :
V1(W2 – W1)
Vb = –––––––––––––
(Wb – W2)
dimana :
Dalam perhitungan volume barit yang harus ditambahkan, perlu diperhatikan adanya penambahan volume
permukaan dan kenaikan volume antara dasar laut dengan tinggi rig.
Volume permukaan adalah volume lumpur yang diperlukan untuk sirkulasi secara terus-menerus antara
permukaan dengan mata bor, yang besarnya ditetapkan 600 bbl. Kenaikan volume diasumsikan sebesar
0,52 bbl/ft. terhadap kedalaman air laut dan tinggi rig dari permukaan air laut (biasanya 100 ft), atau
dapat dihitung dengan persamaan berikut :
Dari volume barit yang ditambahkan, berat barit yang dibutuhkan (dalam metrik ton) dapat dihitung
dengan persamaan :
T = Vb x 0,159 x 4,25
Contoh perhitungan :
Suatu lubang bor berdiameter 12 inci direncanakan dibor hingga mencapai kedalaman 8.800 ft. Selubung
(casing pipe) yang digunakan mempunyai diameter 13 3/8 inci. yang dipasang hingga kedalaman 5.000 ft.
Lumpur pemboran yang digunakan adalah KCl/polimer dengan bobot isi 9,0 ppg. Dengan penambahan
barit, bobot isi lumpur pemboran diharapkan akan mencapai 11,0 ppg. Jika diketahui tinggi rig 100 ft,
kedalaman laut 150 ft, dan volume permukaan 600 bbl, maka dari Tabel 10 dapat dihitung kapasitas
selubung dan lubang bor, yaitu:
Kapasitas selubung
5.000 x 0,1497
748,50
BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 38
3. Kenaikan volume Dengan demikian, volume dan berat barit yang
5 BAT U APUNG
Oleh : M. Arif,
Toton Sentana Kunrat
Potensi 1 Eksplorasi
Untuk menghasilkan batu apung dengan kualitas Spesifikasi batu apung untuk pembuatan agregat dan
yang sesuai dengan persyaratan ekspor atau beton agregat ringan adalah sebagai berikut :
kebutuhan di sektor konstruksi dan industri, batu
apung dari tambang diolah terlebih dahulu, antara Agregat ringan (BS 3797, tahun 1964):
lain dengan menghilangkan pengotor dan – SO3 : maks 1%
mereduksi ukurannya. – LOI (loss of ignition) : maks. 4%
– Bobot isi ruah :
Secara garis besar, proses pengolahan batu 3
butiran kasar : maks. 0,96 ton/m
apung terdiri atas : butiran halus : maks. 1,20 ton/m
3
– Pemilahan (sorting); untuk memisahkan batu apung Beton agregat ringan (BS 2028, 1364, tahun
yang bersih dari batu apung yang banyak 1968)
pengotornya (impuritis), dan dilakukan secara – Kedap suara (3 inci blok) : 44.3 db.
3
manual atau dengan scalping screens. – Bobot isi kering : 0.88 ton/m
– Nilai kalori : 1.0 kal.
– Peremukan (crushing); untuk mereduksi – Fire resistance : sampai dengan 6 jam
ukuran, dengan menggunakan crusher, – Susut kering (drying shrinkage) : 0.04%
hammer mills, dan roll mills. – Ukuran Butir : 1 – 9 cm.
– Sizing; untuk memilahkan material berdasarkan Selain penggunaan tersebut di atas, di sektor
ukuran yang sesuai dengan permintaan pasar, konstruksi batu apung digunakan untuk pondasi
dilakukan dengan menggunakan saringan jalan, bahan baku genteng akustik, bahan tahan
(screen). api dan lain-lain.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 5 – 42
– Hilang pijar : maks. 5%
Keterangan : Kasar = 8 – 30 mesh; sedang = 30 – 100 mesh; halus = 100 – 100 mesh; sangat halus > 200 mesh
Sumber : Industri Minerals, Bulletin, 1990
BAHAN GALIAN INDUSTRI 5 – 43
– H 2O : 2,04% – MgO : 0,13% – 0,26%
Di daerah Lombok, batu apung tercatat mulai Impor batu apung pada tahun 1986 dan 1988 masing-
diproduksi tahun 1987, yaitu sebesar 23.963 ton, masing berjumlah hanya 3 ton dan 1 ton. Akan tetapi,
dan terus meningkat hingga menjadi 138.661 ton dalam tiga tahun terakhir ini, impor batu apung mulai
pada tahun 1990 (Tabel 2). Produksi pada tahun meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
1991, berdasarkan kuota dari pemerintah yaitu pada tahun 1989, tahun 1990, dan pada tahun
terhadap asosiasi batu apung di daerah tersebut, 1991 masing-masing sebesar 259 ton senilai 88.725
sebanyak 125.000 ton. Dalam tiga tahun terakhir AS $, 153 ton senilai 49.106 AS $ dan 294 ton dengan
kontribusi rata-rata produksi batu apung dari nilai 131.502 AS $ (Tabel 3). b. Permintaan Batu
Lombok, NTB, terhadap seluruh produksi batu Apung
apung Indonesia adalah sekitar 70%.
Permintaan batu apung Indonesia yang terdiri atas
Jumlah perusahaan pertambangan batu apung di konsumsi di dalam negeri dan ekspor selama periode
daerah Lombok yang memiliki SIPD eksploitasi 1985 – 1991 cenderung terus meningkat, sebagai
sampai dengan tahun 1991 dan masih aktif,
hanya sebanyak lima buah. Sedangkan yang
Tabel 3. Impor Batu Apung Indonesia
lainnya merupakan perusahaan-perusahaan
dengan SIPD prosesing, dan penjualan.
Produksi batu apung dari daerah Bengkulu, Lampung, Tahun Tonase (ton) Nilai (AS $)
dan Jawa Barat, sudah dimulai sejak sebelum tahun
1985 – –
1985. Meskipun pada tahun 1989 dan 1990 terjadi
penurunan produksi, tetapi selama kurun waktu 1986 3 4.763
1987 – –
1988 1 2.249
Tabel 2. Produksi Batu Apung Indonesia 1989 259 88.725
1990 153 49.106
1991 294 131.502
Produksi (ton)
Tahun Sumber : Statistik Perdagangan, Impor, BPS
NTB Daerah lainnya Jumlah
1985 tt 3.091 3.091 berikut :
1986 tt 17.361 17.361
1987 23.963 73.848 97.811 Konsumsi
1988 51.290 76.332 127.602
1989 100.000 64.322 164.111 Di Indonesia, batu apung digunakan untuk
1990 138.661 46.800 185.461 pembuatan agregat ringan seperti genteng, bata,
1991 125.000 47.554 172.554 gorong-gorong untuk pondasi rumah, dan
stonewashing di industri jean.
Sumber : Dinas Pertambangan NTB dan Survei PPTM 1991/
92, diolah kembali.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 5 – 45
Konsumsi batu apung di dalam negeri selama kurun Perkembangan ekspor batu apung Indonesia,
waktu 1985 – 1991, ternyata telah menunjukkan selama kurun waktu 1985 – 1991, meskipun
peningkatan yang berarti. Pemenuhan kebutuhan batu sedikit berfluktuasi, dapat dikatakan tetap
apung tersebut, lebih dari 98% dipenuhi dari produksi menunjukkan peningkatan, dan dalam lima tahun
dalam negeri sendiri, yaitu antara 10 – 20% dari tingkat terakhir kenaikannya rata-rata 14,96% per tahun.
produksi.
Pada tahun 1985 ekspor batu apung hanya sebanyak
Laju pertumbuhan konsumsi dalam lima tahun 2.787 ton, pada tahun 1988 menjadi 88.787 ton, dan
terakhir adalah 48,59%. Konsumsi pada tahun pada tahun 1991 meningkat lagi menjadi 106.161 ton.
1985 hanya sebanyak 697 ton, pada tahun 1988 Ekspor tertinggi dicapai pada tahun 1989, yaitu
meningkat menjadi 17,891 ton, hingga pada sebanyak 119.082 ton. Jika dibandingkan dengan
tahun 1991 mencapai 49.917 ton (Tabel 4). tahun 1989, ekspor tahun 1991 menurun sekiitar
Penggunaan batu apung di dalam negeri, baik sebagai 10,85%, tetapi meningkat sebesar 1,28% dibandingkan
bahan baku utama maupun penolong, di antaranya ekspor tahun 1990 (Tabel 5).
adalah industri bahan konstruksi seperti genteng, bata c. Harga Batu Apung Indonesia
bangunan, dan untuk pondasi rumah, terutama
Harga batu apung Indonesia (harga berlaku) dalam
kurun waktu 1985 – 1991, dan dihitung berdasarkan
Tabel 4. Konsumsi Batu Apung Indonesia volume dan nilai ekspor, ternyata berfluktuasi, tetapi
di daerah yang memiliki potensi batu apung. Sumber : Biro Pusat Statistik
Industri lainnya yang menggunakan batu apung
adalah industri jean (tekstil, keramik, gerabah),
patung, dan barang-barang seni lainnya. tetap menunjukkan kenaikan rata- rata sebesar 3,16%
per tahun harga dinyatakan dalam dolar AS,
Ekspor sedangkan jika dalam rupiah, kenaikannya lebih besar,
yaitu 13,84%. Perbedaan ini disebabkan oleh
Sebagian besar (95%) ekspor batu apung perubahan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah dalam
Indonesia ditujukan ke Hongkong, Thailand, setiap tahunnya, yang ternyata semakin tinggi.
Taiwan, Amerika Serikat, Singapura, Malaysia,
dan Korea Selatan, sedangkan sisanya ke Pada tahun 1985 harga batu apung per ton adalah
negara-negara di Asia Timur, India, Bangladesh, 115,32 dolar AS , kemudian menurun menjadi 105,43
Oman, dan lain-lain. Ukuran batu apung yang dolar AS pada tahun 1988, dan naik kembali menjadi
diekspor ada tiga jenis yaitu 2/3 inci, 3/ 4 inci dan 135,77 dolar AS pada tahun 1991.
5/8 inci. Jumlah ekspor setiap tahunnya sekitar
80 – 90 % dari total batu apung yang diproduksi. Lain halnya jika dalam rupiah, harga pada tahun 1985
adalah Rp 128.582,00 per ton, pada tahun 1988
BAHAN GALIAN INDUSTRI 5 – 46
1985 115,32 128.582,00 Aspek yang tidak kalah pentingnya bagi industri
1986 119,27 153.023,00 pertambangan adalah kebijaksanaan pemerintah,
1987 117,72 194.238,00 antara lain pencanangan ekspor di luar minyak dan
1988 105,43 178.388,00 gas sejak Pelita IV, deregulasi di bidang ekspor, dan
1989 116,37 206.790,00 peningkatan pemanfaatan sumber daya alam.
1990 137,67 254.690,00 Kebijaksanaan tersebut, pada dasarnya merupakan
1991 135,77 270.454,00 dorongan bagi para eksportir dan para pengusaha
untuk menanamkan investasinya, yang di antaranya
Sumber : Biro Pusat Statistik, diolah kembali adalah di industri pertambangan batu apung. Namun,
Keterangan : *) Harga batu apung (harga berlaku) dihitung agar kebijaksanaan pemerintah tersebut lebih berhasil,
berdasarkan volume dan nilai ekspor.
bagi industri pertambangan batu apung, masih perlu
disertai dengan kemudahan dalam perizinan dan
bantuan teknis baik eksplorasi maupun eksploitasi,
hambatan-hambatannya. Oleh karena data yang serta informasi tentang potensi; terutama untuk para
diperoleh sangat terbatas, analisis hanya pengusaha golongan ekonomi lemah.
dilakukan secara kualitatif. Di samping itu, akan
dibuat juga proyeksi untuk tahun 2000. Faktor Permintaan
apung, adalah :
Produksi batu apung di masa datang cenderung akan
Masalah tumpang tindih lahan. lebih dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi di
Pada kenyataannya, banyak potensi batu apung dalam negeri sendiri. Oleh karena itu, untuk
yang terdapat di kawasan perkebunan, kehutanan proyeksinya digunakan laju pertumbuhan pendapatan
(hutan lindung dan cagar alam), dan kawasan domestik bruto (GDP) per tahun; antara lain 3%
lainnya, sehingga terjadi benturan kepentingan, (proyeksi rendah), 5% (proyeksi sedang), 7% (proyeksi
yang akhirnya cenderung potensi batu apung tinggi), maka produksi batu apung pada tahun 2000
tersebut tidak dapat dimanfaatkan/diusahakan. diperkirakan mencapai angka antara 225.100 –
317.230 ton (Tabel 7).
Masalah transportasi.
Meskipun harga batu apung ini relatif lebih murah, Impor
tetapi karena jarak transportasi dari lokasi
terdapatnya batu apung dengan industri-industri Sejalan dengan semakin berkembanganya teknologi,
pemakainya cukup jauh, maka industri-industri di masa datang pengolahan batu apung di dalam
tersebut cenderung menggunakan bahan galian negeri diperkirakan semakin maju, dan sudah dapat
industri yang lain (substitusinya). menghasilkan produk dengan spesifikasi sebagaimana
dibutuhkan oleh industri pemakainya. Dengan
Informasi potensi dan teknologi pemanfaatan. Pada demikian, impor batu apung yamg semula timbul
dasarnya, banyak investor yang berminat terhadap sebagai akibat kualitasnya tidak dapat
industri pertambangan batu apung. Akan tetapi,
karena masih kurangnya informasi tentang data
potensi yang lebih akurat, maka para investor
Tabel 7. Proyeksi Produksi Batu Apung
tersebut tidak melanjutkan niatnya. Demikian juga
Indonesia Tahun 1997dan 2000
halnya, penelitian dan informasi tentang teknologi
pemanfaatan batu apung di industri hilir
pemakainya, di dalam negeri dirasakan masih Produksi Proyeksi Produksi (ton)
perlu ditingkatkan lagi, agar dapat menunjang pada
pengembangan industri pertambangan batu apung Tahun 1991 LP 1997 2000
di masa mendatang.
rendah 194.200 225.100
(3,00%)
b. Prospek Batu Apung Indonesia
172.554 sedang 209.740 267.680
Berdasarkan analisis perkembangan selama periode
(5,00%)
1985 – 1991 dan aspek - aspek yang
tinggi 225.100 317.230
mempengaruhinya, prospek industri pertambangan (7,00%)
batu apung Indonesia di masa datang (sampai tahun
2000) diperkirakan cukup baik. Keterangan : LP = Laju pertumbuhan rata-rata per tahun.
c. Pemasokan
memenuhi permintaan industri hilir tersebut, kini
Walaupun ada substitusi dari material lain bagi batu dapat dipasok dari dalam negeri sendiri. Dengan
apung dan pemanfaatannya di sektor industri di dalam demikian, pada tahun 2000 impor batu apung
negeri yang belum banyak berkembang, jika dilihat dari tidak ada lagi.
sisi potensi yang cukup besar, terus meningkatnya
permintaan dari luar negeri, serta kebijaksanaan d. Permintaan
pemerintah dalam ekspor yang lebih luwes,
diperkirakan sisi pemasokan, yaitu produksi dan impor Sementara itu, sejalan dengan meningkatnya
batu apung, akan terus meningkat. kebutuhan bahan konstruksi yang lebih ringan, aman
dan mudah penanganannya, serta meningkatnya
Produksi kemajuan teknologi pemanfaatan batu apung di
BAHAN GALIAN INDUSTRI 5 – 49
sektor industri, maka permintaan batu apung baik Tabel 9. Proyeksi Ekspor Batu Apung
dari dalam maupun luar negeri diperkirakan akan Indonesia Tahun 1997 dan 2000
terus meningkat.
Produksi Proyeksi Produksi (ton)
Konsumsi
pada
Tahun 1991 LP 1997 2000
Konsumsi batu apung di dalam negeri pada beberapa
tahun terakhir ini mulai menunjukkan peningkatan, rendah 119.480 138.510
terutama di sektor konstruksi. Di masa yang akan (3,00%)
datang pun konsumsi batu apung diperkirakan terus 106.161 sedang 139.150 164.690
meningkat. Untuk proyeksinya, dihitung dengan laju (5,00%)
pertumbuhan GDP 3%, 5%, dan 7%, maka didapat tinggi 184.770 369.390
besarnya konsumsi batu apung di dalam negeri pada (7,00%)
tahun 2000, antara 65.130 – 91.770 ton (Tabel 8).
Ekspor Keterangan : LP = Laju pertumbuhan rata-rata per tahun.
tahun 1991. Sedangkan harga batu apung United State, Department of Interior, 1985.
rata-rata meningkat 3,16 % per tahun, dan
pada tahun 1991 mencapai angka Rp Michale B. Mc., Pumice Market (Volcanic Rise of
270.454,00 per ton atau Rp 270,50 per kg. Stone-washing), Industrial Minerals, Buletin,
Department of Interior, 1990.
– Prospek industri pertambangan batu apung di masa
datang diperkirakan baik, yaitu pada tahun 2000 Peterson N.V. and Mason R.S., Pumice, Pum-
proyeksi produksi antara 225.100 – 317.230 ton, icite and Volcanic Cinder, Industrial Minerals
konsumsi di dalam negeri antara 65.130 – 91.770 and Rocks.
ton, dan ekspor mencapai angka 138.510 -
369.390 ton. Sementara itu, batu apung yang Wiss L. N., Mineral Processing Handbook , (Pum-
semula diimpor diharapkan sudah dapat dipenuhi ice), Society of Mining Engineera, American
dari dalam negeri sendiri. Institut of Mining, Metallurgical, and
Petroleum Engineers Inc., New York, 1985.
– Dilihat dari sisi proyeksi pemasokan dan
permintaan, sampai tahun 2000 peluang ——, Statistik Industri, Biro Pusat Statistik,
pengusahaan di industri pertambanan batu Jakarta, 1980 – 1988.
apung, masih cukup terbuka.
——, Statistik Perdagangan Luar Negeri, Ekspor &
6.2 Saran Impor, Biro Pusat Statistik, 1980 – 1988.
– Untuk meningkatkan industri pertambangan batu ——, Laporan Tahunan Kegiatan Pertambang-an,
apung di Indonesia, maka perlu dilakukan Direktorat Teknik Pertambangan Umum,
inventarisasi dan eksplorasi bahan galian tersebut Jakarta.
dengan lebih lengkap, agar dapat menarik minat
investor untuk menanamkan uangnya di industri ——, Informasi Teknologi Keramik dan Gelas,
pertambangan tersebut. Laporan hasil penelitian, LIPI, Jakarta.
– Penelitian dan informasi teknologi pemanfaatan ——, Peningkatan Mutu Body Keramik Plered dengan
batu apung di semua sektor atau bidang, Bahan Tambah, Brosur, Badan Penelitian dan
perlu ditingkatkan lagi. Pengembangan Industri, Balai Besar Industri
Keramik, Departemen Perindustrian, Bandung.
– Peran-serta pemerintah untuk pengembangan
industri batu apung sangat diperlukan, antara ******
lain bantuan eksplorasi, kemudahan perizinan
eksplorasi dan eksploitasi, dan bantuan
penelitian teknologi pemanfaatan batu apung.
DAFTAR PUSTAKA
6 BAT U DIMENSI
lain yang dijumpai dalam jumlah kecil adalah biotit,
muskovit, hornblende, dan pyroksin.
1. PENDAHULUAN
2. GEOLOGI
a. Granit
b. Gabro
c. Marmer
akan memberikan pola warna yang sangat beragam, rekristalisasi mineral mika.
sebagai contoh, marmer kalsit murni berwarna putih.
Namun, adanya mineral grafit dan pyrit akan Komposisi mineral utama batu sabak adalah
memberikan warna menjadi abu-abu; sedangkan kuarsa dan mika, sedangkan mineral lainnya
mineral hematit akan memberikan warna merah muda. yang dijumpai dalam jumlah kecil adalah illit,
Warna-warna marmer lainnya yang umumnya dijumpai serisit, kalsit, plagioklas, khlorit, dolomit, pyrit,
adalah keemasan, merah, merah jambu, hijau, kuning, grafit, dan rutil. Mineral-mineral ini memberikan
hitam, dan cokelat. variasi warna batu sabak, seperti abu-abu, hitam,
merah, violet, dan hijau.
Berdasarkan komposisi mineral utama dan mula
jadinya, marmer dibagi dalam dua jenis, yaitu : 2.2 Cadangan
– Marmer onyx , yaitu kalsit kristalin yang terbentuk Cadangan batu dimensi di Indonesia sangat
dari larutan air dingin dan umumnya dijumpai bervariasi. Berdasarkan penyelidikan terakhir,
dalam gua-gua batu gamping. jenis cadangan batu dimensi yang telah diketahui
adalah marmer, granit, gabro, dan batu sabak.
– Marmer verde-antik, yaitu serpentin masif yang Dari keempat cadangan batu dimensi di atas,
dipotong oleh urat-urat kuarsa. cadangan marmer dan granit tersebar cukup luas
(Gambar 1 dan 2). Lokasi cadangan batu dimensi
Sedangkan berdasarkan kenampakan teksturnya, di Indone-sia dapat dilihat pada Lampiran A.
ada beberapa jenis penamaan marmer, seperti :
Batu sabak berasal dari lempung atau serpih yang Berbeda dengan penambangan bahan galian pada
telah mengalami proses malihan regional. Batu ini umumnya, penambangan batu dimensi mempunyai ciri
ditandai oleh adanya bidang belahan (cleava-ge) yang khusus, baik cara penggalian maupun bentuk
sejajar, dan terbentuk karena proses produknya. Penambangan batu dimensi bertujuan
BAHAN GALIAN INDUSTRI
6 – 53
Gambar 1. Peta Sebaran Cadangan Marmer di Indonesia
BAHAN GALIAN INDUSTRI
6 – 54
Gambar 2. Peta Sebaran Cadangan Granit di indonesia
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 55
6 – 56
Gambar 3. Tahapan Pengolahan Batu Dimensi (Metode Makron)
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 57
1)
Tabel 1. Sifat Fisik dan Karakteristik Batuan sebagai Batu Dimensi
Keterangan :
2
Kolam A untuk beban hidup >250 kg/cm , seperti ruang umum, gedung pertemuan, koridor hotel, toko/pasar, dan lain-lain.
2
Kolam B untuk beban hidup < 250kg/cm , seperti rumah tinggal biasa, kamar hotel, ruang kantor, dan lain-lain.
Retak-retak kecil yang tidak tembus, atau menyebabkan rapuh.
tekstur atau dengan beberapa diskripsi eksotis bangunan dan monumen, yaitu untuk keperluan
atau lantai. Dibandingkan dengan granit, marmer
Batu dimensi umumnya digunakan pada konstruksi lebih umum digunakan secara eksklusif untuk
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 58
keperluan interior, terutama marmer yang cukup beragam, baik jenis maupun bentuk produknya,
memberikan kesan eksotis dengan pola-pola walaupun bahan baku yang digunakan tidak
warna alam dan urat-urat mineral pengotor di seluruhnya berasal dari dalam negeri. Jenis batu
dalamnya. Sedangkan granit dan gabro lebih dimensi yang diproduksi tersebut antara lain marmer,
umum digunakan untuk keperluan eksterior, dan granit, batu sabak, batu pasir, travertin, dan alabaster;
batu sabak lebih umum digunakan sebagai bahan sedangkan bentuk produk yang dihasilkan adalah tile
penghias langit-langit gedung (roofing). dan roofing.
Penggunaan marmer untuk keperluan eksterior
sekarang ini lebih disukai yang mempunyai pola- Marmer merupakan jenis batu dimensi yang
pola warna yang lembut atau berwarna terang. banyak diusahakan. Pengusahaan batu dimensi
ini sudah berlangsung cukup lama, yaitu diawali
4.2 Kontrol Kualitas oleh PT Industri Marmer Indonesia yang berlokasi
di daerah Tulung Agung. Sekarang ini terdapat 30
Kualitas batu dimensi perlu sekali dijaga perusahaan marmer dengan kapasitas pabrik
kesinambungannya, mengingat pada umumnya 2
terpasang keseluruhan 4,29 juta m per tahun.
konsumen membutuhkan kekuatan yang tinggi, Dari semua perusahaan tersebut tidak seluruhnya
walaupun batu hias tersebut tipis. mengusahakan tambang marmer karena
sebagian hanya merupakan pabrik pengolahan
Untuk kontrol kualitas, diperlukan balok batu yang menggunakan bahan baku dari dalam
dimensi yang diambil dari kuari sebagai contoh uji negeri ataupun impor.
(Gambar 4). Contoh uji ini berukuran 22 x 24 x 30
in. Sebaliknya, pengusahaan granit sebagai batu
dimensi masih relatif baru di Indonesia. Saat ini
ASTM telah menerbitkan satu seri cara uji sifat- terdapat lima perusahaan granit dengan kapasitas
sifat fisik dan karakteristik batu dimensi, yaitu uji 2
pabrik terpasang keseluruhan lebih dari 360 ribu m
penyerapan air (ASTM C-97), bobot isi ruah per tahun. Satu di antaranya, yaitu PT Karimun
(ASTM C-97), kuat tarik (ASTM C-99), kuat tekan Granit di P. Karimun, Riau, sedangkan yang lainnya
(ASTM C-170), ketahanan abrasi (ASTM C-241), hanya merupakan pabrik pengolahan.
dan sifat kelenturan (ASTM C-880). Tujuan uji
mutu batu dimensi ini adalah untuk : Produksi marmer Indonesia saat ini telah
2
mencapai 2,5 juta m per tahun, sedangkan
– Menentukan kemampuan batu dimensi untuk 2
konsumsinya mencapai 4 juta m per tahun.
menahan, baik tekanan yang berasal dari
Dibandingkan dengan marmer, produksi granit
beban struktur maupun proses pelapukan. 2
jauh lebih kecil yaitu rata-rata 15 ribu m per
– Mengetahui sejauh mana batu dimensi dapat tahun. Namun, konsumsinya jauh melampaui
2
menahan tiupan angin dan beban seismik produksinya, yaitu sekitar 200 ribu m per tahun.
tanpa mengalami retakan.
Konsumen batu dimensi terbesar adalah gedung-
– Mengetahui sifat penyerapan air maupun zat gedung megah milik swasta dan pemerintah
cair lainnya yang dapat menyebabkan (perkantoran, pasar swalayan, hotel, dan lain-lain).
perubahan dan pengotoran warna.
Untuk memenuhi kebutuhan batu dimensi dengan
– Menentukan kemampuan batu dimensi berbagai variasi warna tertentu kadang-kadang
terhadap sifat abrasif bila digunakan untuk didatangkan dari impor, mengingat permintaan
lantai. konsumen terhadap pola warna tertentu tersebut tidak
selalu dapat dipenuhi oleh suatu tambang di suatu
negara. Oleh karena itu, dalam perdagangan batu
PROSPEK BATU DIMENSI dimensi, impor produk-produk setengah jadi (produk
tambang) tetap berlangsung antar negara.
1 Kondisi Saat Ini
Konsumsi granit cukup besar, walaupun masih jauh
Jenis batu dimensi yang diproduksi di Indonesia dibandingkan dengan marmer. Harga granit yang
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 59
sangat tinggi merupakan salah satu penyebab, dengan pola warna tertentu, sedangkan pasar
walaupun sifat fisik dan pola warnanya lebih baik. produk dengan pola warna lain tetap ber-langsung
Pada umumnya granit yang dikonsumsi berasal walaupun intensitasnya lebih kecil.
dari impor, baik dalam bentuk produk setengah
jadi maupun produk jadi. Hal ini disebabkan oleh – Perdagangan batu dimensi antar negara tidak
pola warna granit yang berasal dari dalam negeri dapat dihindari, atau dengan kata lain untuk
masih sangat terbatas, di samping pengusahaan pola-pola warna tertentu suatu negara tidak
cadangan granit di dalam negeri masih sangat dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Oleh
terbatas. Impor produk-produk setengah jadi karena itu, di pasaran dunia banyak dijumpai
umumnya digunakan sebagai bahan baku pabrik- produk batu dimensi dengan berbagai pola
pabrik pengolahan batu dimensi di dalam negeri, warna dan bentuk produk (produk jadi atau
sedangkan produk jadi dikonsumsi langsung. setengah jadi).
Selain marmer dan granit, jenis batu dimensi lain yang 5.3 Prospek Pengembangan
diimpor adalah batu sabak, alabaster, batu pasir, dan
travertin. Namun, volume impornya relatif sangat kecil, Indonesia memiliki cadangan batu dimensi yang cukup
Jenis batu dimensi yang diekspor sama dengan jenis besar, tetapi baru sebagian kecil yang telah
yang diimpor; baik dalam bentuk produk jadi maupun diusahakan, khususnya cadangan granit dan gabro.
setengah jadi. Granit merupakan jenis batu hias yang Selain itu, cadangan marmer yang belum diusahakan
diekspor dalam jumlah besar, terutama produk masih banyak, dengan pola warna yang beragam, dan
setengah jadi (produk tambang). Keadaan ini bahkan terdapat warna-warna yang sekarang ini lagi
menunjukkan bahwa kapasitas terpasang pabrik granit disenangi, seperti merah dan hitam. Demikian pula
belum mampu untuk mengolah granit yang dihasilkan dengan cadangan granit yang diketahui cukup besar
oleh tambang-tambang granit di dalam negeri. Ekspor dan tersebar luas, dan di beberapa lokasi cadangan
marmer dalam bentuk produk jadi telah berlangsung tersebut dapat digunakan sebagai batu dimensi
cukup lama tetapi dalam volume cukup kecil, yaitu rata- (Lampiran B).
rata 2.500 ton per tahun 1990, sedangkan ekspor
dalam bentuk produk setengah jadi, terutama dalam Walaupun konsumsi batu hias di dalam negeri masih
bentuk balok berlangsung sejak tahun 1989, yaitu 13,5 cukup besar, pengembangan cadangan batu dimensi
ton per tahun. sebaiknya juga berorientasi ekspor. Hal ini terjadi
karena sifat pola perdagangan batu hias yang tidak
terlepas dari pengaruh perdagangan antarnegara.
5.2 Pola Pasar Namun, yang perlu diperhatikan dalam investasi batu
dimensi, terutama untuk tujuan ekspor, adalah
Berbeda dengan bahan galian industri yang lain, kesinambungan pemasaran. Untuk mencapai tujuan
pasar batu dimensi sama sekali tidak tergantung ini, investor baru ada baiknya melakukan suatu bentuk
pada perkembangan perekonomian dunia. Pasar kerja sama pengusahaan dengan badan perdagangan
batu hias cenderung lebih dipengaruhi oleh selera internasional yang secara tradisional telah menguasai
perancang bangunan (arsitek) dan perseorangan. perdagangan batu dimensi dunia, seperti Italia,
Kekhususan pasar ini ditambah lagi dengan pola Jerman, dan Spanyol.
perdagangan yang lebih ditentukan pula oleh
tampilan warnanya, dan bukan oleh kualitas
produk, seperti halnya bahan galian industri pada
umumnya. Kondisi pola perdagangan produk batu 6. VIABILITAS EKONOMI
dimensi ini menimbulkan beberapa aspek yang
menguntungkan seperti : Berdasarkan prospek yang baik serta harga yang
tinggi, industri batu dimensi, khususnya batu
– Kejenuhan pasar produk batu dimensi tidak akan granit merupakan investasi yang atraktif bila
pernah terjadi. Hanya yang akan terjadi pada dilakukan secara berhati-hati. Sebagai industri
kurun waktu tertentu adalah kecenderung-an yang berorientasi ekspor, investasi ini akan lebih
konsumen untuk lebih menyenangi produk mendatangkan keuntungan.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 61
Uraian US$
Penguasaan SIPD seluas 25 ha 25.000
Ekplorasi, studi kelayakan, studi lingkungan hidup (AMDAL, RPL, dan RKL, 300.000
uji laboratorium, dan lain-lain.
Pembebasan tanah untuk kuari, perumahan, perkantoran, bengkel, pabrik 650.000
bahan peledak, dan lain-lain.
Bangunan untuk perumahan, perkantoran, bengkel, pabrik, gudang bahan peledak, 1.800.000
dan lain-lain.
Peralatan untuk kuari, pabrik dan bengkel serta peralatan pendukung 10.700.000
Bunga bank selama periode konstruksi 1.300.000
Modal tetap 14.775.000
Modal kerja 2.500.000
Biaya modal 17.275.000
Tes produksi, pelatihan, dan konsultasi 1.225.000
Total investasi 18.500.000
Pengeluaran tahunan :
Biaya langsung :
– Bahan mentah (senyawa kimia, bahan peledak, pemboran, dan lain-lain) 7.500.000
– Utiliti/energi 1.000.000
– Tenaga kerja langsung, termasuk supervisi 750.000
– Perawatan pabrik, termasuk bahan dan tenaga kerja 600.000
– Penyediaan operasi 110.000
– Royalti 150.000
Biaya tidak langsung
Biaya tetap :
– Overhead tidak terduga 130.000
– Depresiasi dan deplesi 2.350.000
– Kredit 1.320.000
– Lainnya (pajak, asuransi, testing, dan lain-lain) 140.000
Total pengeluaran tahunan
Pendapatan pada 80% kapasitas pabrik terpasang :
2
200.000 m x US$ 100 20.000.000
Keuntungan setelah pajak (35%) 4.355.000
Return on Investment (ROI) 24,70%
Payback period 3,40 tahun
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 62
–––––, Marble Slab Industry, Project Profile, Indo- Taylor, H.A., Dimension Stone, Mineral Facts And
nesian Invesment Coordinating Board, Jakarta, Problems, 1985 Editon, Bureau of Mine Bulletin
April 1985. 675, Washington, 1985.
LAMPIRAN A
Lokasi Potensi Cadangan Marmer di Indonesia
LAMPIRAN B
Lokasi Potensi Cadangan Granit di Indonesia
Riau :
– G. Kijang P. Bintan. 3 – kualitas cukup baik.
134.000.00 m
– Kec. Rombak dan Kampar. Sumber daya – Tersebar pada daerah seluas 12,5 km2.
– Kualitas baik.
– Kec. Tandum, Kab. Kampar. Sumber daya – Tersebar pada daerah seluas 12 km2.
berwarna abu-abu berbintik hitam.
– Kualitas belum diketahui.
– Kec. Kritang, Kab. Indragiri Hulu. Sumber daya – Tekstur batuan porfir, dengan warna abu-
abu berbintik hitam dan merah muda
– Kualitas belum diketahui.
– Kec. Siberida. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
– G. Bintan Besar, P. Bintan. 3 – Kualitas belum diketahui.
1.079.100 m
(Potensi)
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 69
Lanjutan .....
Kalimantan Selatan :
– Bukit Raya, Kec. Sungai Pinang, Sumber daya – Sebaran cukup banyak, dengan warna
Kab. Banjar. abu-abu kehitaman. Terdiri dari batuan diorit
piroksin dan granodiorit.
– Kualitas belum diketahui.
Kalimantan Tengah :
– Tengkiling, Palangkaraya. 6.000.000 ton – Kualitas belum diketahui.
Sulawesi Selatan :
– Bantimurung, Kab. Maros. Sumber daya – Berupa terobosan batuan granodiorit, yang
sebagian telah mengalami ubahan.
– Kualitas belum diketahui.
– Boloci, Kab. Pankep. Sumber daya – Terdiri dari batuan granodiorit, granit, dan
trakhit.
– Kualitas belum diketahui.
Sulawesi Tengah :
– Kec. Balaesang, Damsol, Sirenja 3 – Berwarna abu-abu cerah sampai kehitaman
107 milyar m
dan Dolo, Kab. Donggalo. (Poteansial) dan cokelat kemerahan, dengan testur
batuan porfiritik. Kandungan felspar >60%
dengan kekerasan 6 – 7 skala Mohs.
– Kualitas sangat baik.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 70
Lanjutan .....
Maluku :
– Ds. Fayaul, Kec. Wasile, Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
Kab. Halmahera Tengah.
– Wusia, Halmahera Timur Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
Irian Jaya :
– Ifar. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
– P. Roan. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
– S. Sentani. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 71
LAMPIRAN C
Lokasi Potensi Cadangan Batu Sabak di Indonesia
7 BATU KAPUR
Oleh : Harta Haryadi
tanah juga sangat berpengaruh terhadap berasosiasi dengan batu kapur atau dolomit akan
penghabluran kembali pada permukaan batu tetapi dalam jumlah kecil, adalah siderit (FeCO 3),
kapur, sehingga terbentuk hablur kalsit. ankerit (Ca2MgFe(CO3)4) dan magnesit (MgCO3).
Di beberapa daerah endapan batu kapur seringkali Karena sifat fisika mineral-mineral karbonat hampir
ditemukan di gua dan sungai bawah tanah. Hal ini sama satu sama lain, maka tidak mudah untuk
terjadi sebagai akibat reaksi tanah. Air hujan yang mengindentifikasikannya. Untuk batuan yang relatif
mengandung CO3 dari udara maupun dari hasil monomineralik dan kompak, berat jenis, warna, bentuk
pembusukan zat-zat organik di permukaan, setelah kristal dan sifat fisika lainnya dapat digunakan untuk
meresap ke dalam tanah dapat melarutkan batu kapur mengindentifikasi batuan tersebut.
yang dilaluinya. Reaksi kimia dari proses tersebut
adalah sebagai berikut : Tingkat solubilitas dari mineral yang berbeda dalam
dilute hydroulic acid dapat dipergunakan sebagai
CaCO3 + 2 CO2 + H2O ® Ca (HCO3)2 + CO2 petunjuk dalam pengindentifikasian. Tingkat solubilitas
tertinggi dipunyai oleh aragonit, berikutnya adalah
Ca(HCO3)2 larut dalam air, sehingga lambat laun terjadi kalsit dan dolomit. Teknik ini sangat berguna dalam
rongga di dalam tubuh batu kapur tersebut. Secara laboratorium, sedangkan di lapangan aplikasinya
geologi, batu kapur erat sekali hubungannya dengan sangat terbatas.
dolomit. Karena pengaruh pelindian (leach-ing) atau
peresapan unsur magnesium dari air laut ke dalam Oleh karena batuan karbonat jarang yang
batu kapur, maka batu kapur tersebut dapat berubah monomineralik di alam, maka menurut Carr
menjadi dolomitan atau jadi dolomit. Kadar dolomit atau Donald D. dan Rooney L.F (1985) untuk
MgO dalam batu kapur yang berbeda akan mengklasifikasi-kannya dapat didasarkan pada
memberikan klasifikasi yang berlainan pula pada jenis jumlah kalsit dan dolomit serta material non-
batu kapur tersebut (Tabel 1). karbonat yang terkandung di dalamnya. Oleh
karena itu, jika jumlah kalsit yang terkandung di
dalam batuan karbonat tersebut merupakan yang
Tabel 1. Klasifikasi Batu Kapur Berdasarkan terbanyak, maka dapat dikatakan batuan tersebut
Kadar Dolomit atau MgO merupakan batu kapur. Sedangkan bila mineral
dolomit (MgCO3 ) merupakan yang terbanyak,
maka batuan tersebut batu dolomit (Gambar 1).
Kadar
Nama Batuan Kadar Dolomit
MgO (%) 2.3 Potensi dan Cadangan
Batu kapur 0–5 0,1– 1,1
Batu kapur Potensi batu kapur di Indonesia sangat besar dan
bermagnesium 5 – 10 1,1– 2,2 tersebar hampir merata di seluruh kepulauan Indone-
Batu kapur dolomitan 10 – 50 2,2 – 10,9 sia (Gambar 2). Data yang pasti tentang jumlah seluruh
Dolimit berkalsium 50 – 90 10,9 – 19,7 cadangan batu kapur belum ada, namun secara umum
Dolomit 90 – 100 19,7 – 21,8 potensi batu kapur Indonesia sampai saat ini diketahui
berjumlah sekitar 28,678 milyar ton (Tushadi
Sumber : Petti John, 1990. Madiadipoera, Direktorat Sumber Daya Mineral 1990)
dengan perincian kurang lebih 61,376 juta ton
merupakan cadangan terunjuk (probable), dan 28,616
2.2 Mineralogi milyar ton merupakan cadangan tereka (possible),
termasuk di dalamnya cadangan dengan klasifikasi
Batu kapur dan dolomit merupakan batuan karbonat spekulatif dan hipotetik.
utama yang banyak digunakan di industri. Aragonit
yang berkomposisi kimia sama dengan kalsit (C a C O Sebagian besar cadangan batu kapur Indonesia
3) tetapi berbeda dalam struktur kristalnya, merupakan terdapat di Sumatera Barat dengan jumlah cadangan
mineral metastable karena pada kurun waktu tertentu diperkirakan sekitar 23,23 milyar ton, atau hampir
dapat berubah menjadi kalsit. Min-eral karbonat lainnya 81,02 persen dari cadangan seluruhnya (Tabel 2).
yang umumnya ditemukan
Cadangan batu kapur di Indonesia mempunyai kadar
BAHAN GALIAN INDUSTRI 7 – 74
3.2 Penambangan
3.3 Pengolahan
Gambar 1. Klasifikasi Mineralogi Buatan
Karbonat Dalam beberapa hal, batu kapur dapat langsung
digunakan sebagai bahan baku, misalnya pada
industri semen, fondasi jalan, rumah, dan
– CaO antara 40 – 55%; sebagainya. Akan tetapi, untuk keperluan lainnya,
– SiO antara 0,23 – 18,12%; perlu pengolahan terlebih dahulu, misalnya
– Al2O3 antara 0,20 – 4,33%; dengan pembakaran. Cara ini dimaksudkan untuk
– Fe2O3 antara 0,1 – 1,36%; memperoleh kapur tohor (CaO), kalsium
– MgO antara 0,05 – 4,26%; hidroksida (Ca(OH)2), dan gas CO2.
– CO2 antara 35,74 – 42,78%;
Secara umum pembuatan kapur tohor meliputi :
– H 2O antara 0,1 – 0,85%;
– P 2O5 antara 0,072 – 0,109%; – Kalsinasi pada temperatur 900 – 1000°C,
– K2 = 0,18 dan L.O.I = 40,06%. (Tabel 3). sehingga batu kapur terurai menjadi CaO dan
CO2.
Potensi batu kapur yang sangat besar volumenya
dan tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia – CO2 ditangkap, dibersihkan dan dimasukkan ke
sangat menguntungkan bagi pihak investor/calon dalam tangki.
investor pengusaha untuk berusaha di bidang
pertambangan, terutama dikaitkan dengan – Dari kalsinasi dapat terbentuk kapur tohor
penyediaan bahan baku untuk industri pemakai di (CaO), dan kapur padam (CaOH2), yaitu
dalam negeri. setelah CaO disiram dengan air.
Jika pembakaran batu batu kapur dilakukan pada
temperatur sekitar 900°C, maka diperoleh CaO
PERTAMBANGAN dengan reaksi sebagai berikut :
Eksplorasi batu kapur dilakukan bertahap. Kegiatan ini Pada reaksi ini terjadi penyerapan panas, karena
dapat dilakukan dengan menggunakan cara pemboran untuk menguraikan 1 gram molekul CaCO 3 (100
dan geolistrik. Penghitungan cadangan dilakukan gram) memerlukan panas 42,5 kkal. Sedangkan
berdasarkan korelasi data pengeboran dengan data untuk batu dolomit (MgCO3), jika dibakar pada
geolistrik dan data geologi singkapan. temperatur 800°C akan terjadi penguraian.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 7 – 75
Dolomit kostik di sini yang aktif ialah MgO, sedangkan Batu kapur yang digunakan sebagai bahan
CaCO3 bekerja sebagai bahan pengisi. Akan tetapi, bangunan berfungsi sebagai campuran dalam
apabila pembakaran batu kapur dolomitan dilakukan adukan pasangan bata/plester, pembuatan
pada suhu di atas 900°C, yang terjadi ialah baik semen trass atau semen merah. Umumnya batu
CaCO3 maupun MgCO3, keduanya akan terurai kapur yang digunakan adalah kapur kalsium.
menjadi CaO dan MgO, dimana di satu pihak akan
terjadi penambahan zat aktif (CaO), tetapi di lain pihak Syarat yang harus dipenuhi untuk bahan
terjadi pengurangan karena penurunan keaktifan MgO. bangunan ini adalah :
7 – 78
Gambar 3. Model-Model Tungku Pembakaran Batu Kapur
BAHAN GALIAN INDUSTRI 7–
79
Kapur pada tanah liat (clay) dapat memperbaiki Dalam industri semen, batu kapur merupakan
struktur fisik, sehingga dapat membantu pertumbuhan bahan baku utama. Untuk satu ton semen
akar. Kapur juga memberikan kontribusi kalsium diperlukan tidak kurang dari 1 ton batu kapur.
terhadap tanaman tingkat magnesiumnya Syarat-syarat harus dipenuhi dalam pembuatan
rendah/hilang akibat panenan atau erosi. se-men adalah :
Dalam peleburan dan pemurnian besi atau logam Pembuatan Soda Abu
lainnya, batu kapur/dolomit berfungsi sebagai
imbuh pada tanur tinggi. Bijih besi mengandung Untuk pembuatan 1 ton soda abu diperlukan batu
silika dan alumina sebagai unsur tambahan; kapur 1 – 1,25 ton, melalui proses amonia soda.
dalam proses peleburan unsur-unsur tersebut Sedangkan persyaratan yang harus dipenuhi
bersenyawa dengan bahan pengimbuh berupa antara lain :
terak cair (seng) yang mengapung di atas lelehan
besi, sehingga mudah dipisahkan. Di samping itu, – CaCO3 : 90 – 99%;
batu kapur diperlukan untuk mengikat gas-gas – MgCO3 : 0,6%;
seperti SO2,dan H2S. – FesO3 + Al2O3 + SiO2 = 0,3%.
Untuk dolomit
Proses Pengendapan Bijih Logam Non-
– MgO : 17 – 19%; ferrous
– SiO maksimum 6% dan
– Al2O3 + Fe2O3 maksimum 3%. Selain batu kapur digunakan untuk hal-hal yang
diuraikan di atas, juga dapat digunakan dalam proses
Bahan Pemutih dalam Industri Kertas, pengendapan bijih logam-logam non-ferous. Dalam
Pulp, dan Karet proses ini batu kapur bertindak sebagai settling agent
dan pengontrol keasaman (pH).
Untuk keperluan ini batu kapur yang diperlukan
ialah yang mempunyai hablur murni (hampir Dalam proses flotasi bijih nikel, batu kapur berfungsi
CaCO3 ) yang digerus sangat halus. Biasanya untuk mengendapkan basic nickel carbonate. Batu
batu kapur berasal dari jenis yang lunak, kapur yang diperlukan untuk proses satu ton bijih
berwarna putih, terutama yang terdiri dari adalah antara 75 – 80 kg (Malau K., 1978).
cangkang-cangkang kerang dan jasad-jasad renik o. Industri Gula
yang terdiri dari kapur/CaCO 3 sebagai hasil
sampingan pembuatan basic magnesium Pada industri gula, batu kapur digunakan dalam
karbonat dari dolomit. proses penjernihan nira tebu dan menaikkan pH
nira. Batu kapur yang dibutuhkan untuk 1000 kw
Batu kapur yang cocok untuk bahan pemutih adalah tebu adalah sekitar 150 kg (dalam bentuk kapur
BAHAN GALIAN INDUSTRI 7 – 81
tohor). Persyaratan yang diinginkan adalah batu masa yang akan datang semakin meningkat
kapur dengan kadar : dengan kuantitas yang cukup besar. Demikian
juga untuk konstruksi/jalan.
– H 2O : 0,2%;
– HCL : 0,2%; Untuk daerah yang tidak mempunyai cadangan batu
– SiO2 : 0,1%; andesit/basalt sebagai bahan fondasi jalan dan
– Al2O3 : 0,1%; perumahan, seperti beberapa daerah di Kalimantan,
– CaO : 55,0%; Sulawesi, Bali, NTB dan NTT untuk dapat memenuhi
– MgO : 0,4%; keperluan bahan baku tersebut dapat digantikan oleh
– CO2 : 43,6%; batu kapur. Melihat perkembangan di daerah tersebut
– SO4 : Tidak nyata; terutama dalam Pelita V, maka diperkirakan kebutuhan
– (Na2O K2O) : 0,3%. akan batu kapur untuk fondasi atau konstruksi akan
semakin meningkat.
Perluasan areal pertanian melalui program Jawa Barat di samping sebagai produsen utama
transmigrasi, khususnya di daerah yang tanahnya batu kapur, juga merupakan konsumen utama.
mempunyai tingkat keasaman tinggi, seperti di Diketahui rata-rata 60% dari jumlah konsumsi
beberapa daerah di Sumatera, Kalimantan, dan batu kapur seluruhnya terserap di provinsi ini
Sulawesi akan memberikan pengaruh terhadap setiap tahunnya (Tabel 6).
tingkat pemakaian batu kapur di Indonesia.
c. Ekspor dan Impor
Melihat perkembangan di daerah tersebut, dapat
diperkirakan bahwa penggunaan batu kapur untuk Sampai saat ini belum diperoleh informasi mengenai
BAHAN GALIAN INDUSTRI
Tabel 4. Perimbangan Penyediaan dan Pemasokan Batu Kapur 1986 – 1995
(ton)
No. Sektor 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995
1. Impor 6.134 11.908 2.448 2.605 8.531 2.933 3.139 4.867 6.490 7.607
2. Produksi 13.456.670 16.405.074 20.917.972 26.451.433 29.694.000 34.920.000 41.206.000 46.294.000 52.011.000 58.434.000
3. Konsumsi 17.271.544 19.851.817 19.957.498 26.730.823 31.440.300 37.060.100 43.770.800 51.790.100 61.379.800 72.856.100
4. Ekspor – – – – – – – – – –
5. Perimbangan penyediaan -3.808.840 -3.434.835 +962.922 -276.785 -1.737.769 -2.137.167 -2.561.661 -5.491.233 -9362.310 -14.414.493
dan kebutuhan
ekspor batu kapur, walaupun ada usaha-usaha ke arah Tingginya harga satuan tersebut disebabkan oleh
itu, yaitu rencana ekspor ke Australia. Namun, sampai beberapa faktor, antara lain biaya transportasi,
saat ini belum ada realisasinya. Impor batu kapur ke cara pengolahan, dan kualitas. (Tabel 8).
Indonesia terdiri atas jenis flux dan kapur tohor (quick-
lime). Data yang disajikan di sini merupakan hasil Akan tetapi apabila menurut lokasi, harga satuan
pengolahan kembali data dari Biro Pusat Statistik, di konsumsi tersebut relatif sama untuk beberapa
antaranya adalah penyesuaian data volume impor propinsi, kecuali untuk DKI Jakarta. Pada tahun 1995,
dengan melihat harga satuan yang sesuai. harga satuannya berkisar antara Rp 4.800,00
– Rp 15.850,00 setiap tonnya, sedangkan untuk
Sebagai contoh data impor pada tahun 1986 dan DKI Jakarta harganya sekitar Rp 80.900,00
1995 mempunyai harga satuan masing-masing setiap tonnya.
sebesar $AS 11,37 dan $AS 163,42 sedangkan
data yang lainnya mempunyai harga satuan yang Sementara itu harga satuan impor dalam kurun waktu
jauh lebih besar dari harga-harga tersebut (di atas tersebut menunjukkan kecenderungan yang
$AS 280). Untuk penyesuaiannya, maka harga meningkat, yaitu dari $AS 11,37 pada tahun 1986
satuan yang dipakai adalah harga di bawah $AS menjadi $AS 163.42 pada tahun 1995 (Tabel 9).
163,42 oleh karena itu terjadi adanya perbedaan
desimal dengan data BPS. 5.2 Pengembangan
Data lainnya yang diolah kembali adalah impor Potensi batu kapur yang begitu besar dan tersebar
quick-lime. Di sini data tersebut dikonversikan hampir merata di seluruh di Indonesia, serta tingkat
menjadi batu kapur/ flux, yaitu dengan cara penggunaan yang terus meningkat di sektor industri
membagi nilai impor dengan harga satuan untuk pemakainya selama sepuluh tahun terakhir
tahun yang bersangkutan. memberikan harapan yang baik bagi investor di bidang
pertambangan untuk dapat mengembangkan usaha
Pada tahun 1986, jumlah impor batu kapur pertambangan batu kapur. Akan tetapi tersedianya
diperkirakan berjumlah 6.134 ribu ton dan pada potensi serta kebutuhan konsumen yang besar
tahun 1995 sedikit meningkat menjadi 7.607 ribu tersebut jika tidak ditindaklanjuti, belum cukup untuk
ton. Impor tertinggi terjadi pada tahun 1987, yaitu mengatakan baik tidaknya prospek pemasarannya di
sebesar 11.908 ton (Tabel 7). masa mendatang, dalam arti perlu memperhatikan
aspek kualitas dan kuantitas dari pemenuhan bahan
d. Harga baku tersebut, sehingga mutu yang diharapkan serta
kontuinitas perusahaan dapat berkesinambungan.
Informasi harga batu kapur yang resmi di pasaran
belum diperoleh. Harga yang disajikan di sini
merupakan harga satuan berdasarkan jumlah, 5.3 Pemasaran Dalam Negeri
dan nilai pemakaian, serta impor.
Melihat perkembangan perimbangan penyediaan dan
Ditinjau dari sisi industri pemakai, harga satuan batu kebutuhan batu kapur dalam kurun waktu 1986
kapur sangat bervariasi. Harga batu kapur untuk – 1995, yang dalam dua tahun terakhir (1994 dan
industri semen dan industri pengolahan bahan galian 1995) menunjukkan ketidakkeseimbangan, serta laju
bukan logam relatif sama dan merupakan harga perubahan tahunan konsumsi batu kapur dalam kurun
terendah. Pada tahun 1995 harganya masing-masing waktu tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan
sekitar Rp 2.820,00 – Rp 4.680,00 setiap tonnya. Hal produksinya, maka dapat diperkirakan bahwa prospek
ini disebabkan hampir seluruh batu kapur yang pengembangan pertambangan batu kapur di masa
digunakan merupakan produksi sendiri. mendatang sangat cerah.
Berbeda dengan batu kapur untuk industri lain (di Dengan menggunakan model pertumbuhan (kuadrat),
industri semen, harga satuannya berkisar antara Rp diperkirakan pada tahun 2000 mendatang jumlah
6.000,00 – Rp 182.850,00 per ton. Harga termahal produksi batu kapur akan mencapai 94,071 juta ton ,
dipunyai oleh batu kapur yang digunakan di industri sedangkan konsumsinya mencapai 141,523 juta ton.
cat, sedangkan yang termurah dipunyai oleh industri Berdasarkan angka-angka
mesin, reparasi, dan bengkel mesin.
Tabel 6. Produksi Batu Kapur Menurut Provinsi, 1986 – 1995
1. Jawa Barat 7.078 8.212 11.974 16.780 17.590 18.695 20.469 21.741 23.170 27.912
2. Jawa Tengah & DIY 2.356 2.657 2.554 2.803 3.613 4.718 6.492 7.764 8.838 10.799
3. Jawa Timur 1.237 1.501 1.446 1.880 2.690 3.795 5.569 6.841 7.460 9.876
4. Luar P.Jawa 2.787 4.035 4.944 4.989 5.799 7.714 8.670 9.948 10.568 12.983
Total 13.457 16.405 20.918 26.451 29.694 34.920 41.206 46.294 52.011 58.434
1. Jepang 751 501 1.529 1.506 1.093 1.068 743 650 1.141 1.300
2. Singapura 3.420 27 510 540 3.726 595 1.425 610 3.810 3.969
3. Amerika Serikat 439 9.353 245 275 781 330 275 1.200 829 988
4. Inggris 127 16 25 55 169 130 69 135 517 676
5. Malaysia 308 – 45 75 650 – 471 147 698 850
6. Thailand 192 – – – 534 – – – 502 661
7. Hongkong – – – – – – – – – –
8. Perancis – – – – – 34 – – – –
9. Swedia – – – – 1.148 – – – – –
10. Jerman Barat 803 9 – – – – – 2.125 – –
11. Norwegia – 2.000 24 54 – – – – 1.227 1.390
12. Guatemala – – – – – - - - – –
13. Swiss – – – – – – – – – –
14. Lainnya – – 68 98 – 153 153 – – –
Total 6.134 11.908 2.448 2.605 8.531 2.933 3.193 4.867 6.490 7.607
7 – 84
Catatan : Data 1994 dan 1995 (Data Sementara)
Sumber : Statistik Perdagangan indonesia (Biro Pusat
Statistik)
BAHAN GALIAN INDUSTRI
Tabel 8. Harga Satuan Batu Kapur Menurut Jenis Industri Pemakai, 1986 – 1995
(000 Rp/ton)
No. Jenis Industri 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995
1. Ind. Gula 23,37 24,36 22,01 20,79 21,41 25,48 30,32 36,08 42,94 51,10
2. Ind. Makanan Ternak 20,82 21,85 22,01 22,00 22,23 22,67 23,12 23,59 24,56 24,54
3. Ind. Penyamakan dan Peng. Kulit 9,00 12,06 12,14 11,65 12,81 16,78 21,92 28,80 37,74 49,43
4. Ind. Kertas 14,65 14,50 13,20 13,63 13,90 14,04 14,18 14,32 14,,46 14,61
5. Ind. Kimia Pokok 13,38 12,53 45,66 40,87 58,03 62,67 67,69 73,10 78,95 85,27
6. Ind. Pupuk 74,00 74,29 73,55 76,87 78,39 79,96 81,56 83,19 84,85 86,55
7. Ind. Cat 73,11 73,12 90,90 96,62 106,28 114,78 123,96 133,88 144,59 156,16
8. Ind. Keramik dan Porselain 47,50 50,00 50,00 55,00 57,76 68,73 81,79 97,33 155,82 137,83
9. Ind. Gelas 19,08 19,14 24,28 29,47 34,18 35,21 36,26 37,35 38,47 39,63
10. Ind. Semen 3,10 3,28 2,70 2,51 2,66 2,97 3,33 3,73 4,18 4,68
11. Ind. Barang dari Semen 18,31 15,37 15,73 15,20 15,97 16,13 16,29 16,45 16,61 16,78
12. Ind. Kapur 15,45 14,76 6,91 6,52 7,88 10,25 13,33 17,33 22,53 29,29
13. Ind. Barang Galian Non-logam 1,60 1,60 2,30 2,34 2,69 8,71 2,74 2,77 2,80 2,82
15. Ind. Dasar Besi Baja. 18,92 18,92 18,92 18,92 19,86 22,05 24,47 27,16 301,5 33,47
16. Ind. Mesin, Reparasi dan Bengkel 42,91 41,19 11,92 6,01 8,23 11,28 15,45 21,17 29,01 39,23
Mesin
17. Ind. Lainnya 109,80 105,30 74,69 14,498 173,97 175,71 177,47 179,24 181,04 182,85
Sumber : BPS diolah kembali/PPTM, 1994.
Keterangan : Tahun 1995 merupakan data sementara.
7 – 85
BAHAN GALIAN INDUSTRI 7 – 86
hanya mencapai 21,4 juta ton (Lay Hock Teoh, pertambangan batu kapur ini diarahkan ke
1990), sehingga untuk memenuhi kebutuhannya, industri lain, seperti industri gula, kertas, cat,
Malaysia harus mendatangkannya dari luar dan industri dasar besi dan baja, karena
negeri (impor), begitu juga dengan Filipina. industri-industri ini mempunyai kecenderungan
meningkat cukup tinggi dengan harga satuan
Berdasarkan data yang dikirimkan ke Pusat Penelitian batu kapur yang cukup tinggi.
dan Pengembangan Teknologi Mineral, (1988),
produksi batu kapur Filipina berjumlah 26,98 ribu ton, – Selain diarahkan untuk memasok kebutuhan
sedangkan konsumsinya mencapai 1,12 juta ton. Laju sektor industri, pengembangan ini juga dapat
pertumbuhan konsumsi batu kapur di negara ini diarahkan untuk memasok kebutuhan sektor
kurang lebih 15% setiap tahunnya. konstruksi dan perumahan sebagai bahan fondasi
di sektor pertanian sebagai kapur pertanian
Dengan menggunakan laju pertumbuhan ini, khususnya di Indonesia bagian tengah dan timur.
kebutuhan batu kapur pada tahun 1995 mencapai
3,032 juta ton sedangkan produksinya diproyeksikan – Pengembangan tersebut diperkirakan akan
hanya mencapai 14,03 ribu ton. Melihat angka-angka mempunyai prospek yang cukup baik, mengingat
tersebut, jelas terdapat peluang untuk ekspor batu beberapa daerah di kawasan tersebut kaya akan
kapur Indonesia ke negara Fillipina. cadangan batu kapur tetapi tidak mempunyai
cadangan batu andesit/basalt yang cukup. Di
samping itu banyak lahan pertanian dengan tingkat
6. PENUTUP keasaman yang tinggi.
– Perkembangan perimbangan penyediaan dan Carr D.D. and Rooney L.F.,”Limestone and
kebutuhan batu kapur selama dua tahun Dolomit”, Industrial Minerals, March. 1990.
terakhir (1994 – 1995) secara relatif
menunjukkan ketidakseimbangan, dengan Dhadar J.R., “Bahan Galian Indonesia”, Direktorat
pertumbuhan konsumsi lebih besar dari Jenderal Pertambangan Umum.
pertumbuhan produksi. Hal ini disebabkan
oleh semakin pesatnya pembangunan Madiapoera T., “Batu Gamping dan Dolomit di
sektor-sektor yang membutuhkan bahan Indonesia”, Hasil lokakarya Peranan Bahan
baku batu kapur. Antara lain, sektor Galian Industri dalam Pembangunan, 29
konstruksi yang menyebabkan industri Maret-1 April 1978, PPTM.
semen semakin pesat perkembangannya.
Madiapoera. T., dkk (1990), “Bahan Galian Industri
– Dengan menggunakan model trend produksi dan di Indonesia”, Direktorat Jenderal Sumberdaya
konsumsi batu kapur, pada tahun 2000 Mineral.
diperkirakan jumlah produksi batu kapur sekitar
81,790 juta ton, sedangkan untuk kebutuhannya Makridakis S., Wheelwright S.C. and McGee V.E.,
diperkirakan sekitar 96,180 juta ton. Hal ini “Forecasting :Method and Application”, John
menunjukkan bahwa prospek pengembangan Willey & Sons, Newyork, 1983.
pertambangan batu kapur cukup memberikan
harapan. Akan tetapi, karena kelebihan kebutuhan Pressher J.W. and Pilham L., “Lime Calcium
tersebut diperkirakan berasal dari industri semen Coumpound”, Mineral Fact and Problem, 1985.
dan dapat dipenuhi sendiri, maka sangat sulit bagi
perusahaan tambang lainnya untuk memasok Petti John., “Lime in Industrial”, 1990.
kekurangan pemasokan tersebut.
Teoh L.H., “Industrial Minerals Potential in Ma-
– Untuk itu, sebaiknya pengembangan laysia”, Status Report, 1990.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 7 – 88
Wijaya Soelistijo U., “Pembakaran Kapur Dengan Ekspor, 1986 s/d 1993, Biro Pusat Statistik.
Bahan Bakar Batubara”, PPTM 1976.
16. ........, “Statistik Perdagangan Luar Negeri”,
10. ........., “Buku Tahunan Pertambangan Indone- Impor, 1986 s/d 1993, Biro Pusat Statistik.
sia, tahun 1986 s/d 1993, Departemen
Pertambangan dan Energi. 17. ........, “Statistik Indonesia, 1993”, Biro Pusat
Statistik.
11. ........, “40 Tahun Peranan Pertambangan dan
Energi Indonesia 1945-1983”, Departemen 18. ........; “Asosiasi Semen Indonesia, Lokakarya
Pertambangan dan Energi. Energi”, 1988.
8 BATU MULIA
Oleh : Darsa Permana
patut dikemukakan, industri perajin batu mulia sekelilingnya sehingga terjadi penurunan
(lapi-dary) di daerah Sukabumi, Jawa Barat telah temperatur di dalam tubuh magma.
beroperasi sejak tahun 1930. Ini berarti awal
kegiatan penambangan batu mulia di daerah Jika cairan magma mencapai permukaan atau dekat
yang sama, tidak akan jauh berbeda dengan permukaan bumi dalam keadaan kental atau setengah
kegiatan industri pengolahannya. kental, maka berbentuk batuan yang umumnya disebut
lava atau batuan lelehan. Sebaliknya jika magma
Kemajuan industri pengolahan batu mulia (di luar sudah mengental di bawah permukaan bumi, maka
intan) mengalami peningkatan cukup pesat, ditandai berbentuk batuan beku dalam. Ketika terjadi
dengan tumbuhnya perajin di berbagai daerah pendinginan akan terbentuk mineral-mineral, baik
terutama di daerah yang berdekatan dengan sumber mineral pembentuk batuan maupun mineral yang
daya batu mulia. Untuk mengantisipasi perkembangan tergolong batu mulia. Mineral ringan berada di bagian
yang terjadi, sejak awal tahun 1980-an. atas, sedangkan mineral berat akan tenggelam dan
berada di bagian bawah (disebut proses kristalisasi
Pemerintah cq Departemen Perindustrian membuat mineral primer atau diferensiasi magma).
sentra-sentra industri kerajinan batu-batuan di
Sukabumi (Jawa Barat), Lampung, Jambi, Pacitan Pada tingkat kristalisasi selanjutnya, kristal dari
(Jawa Timur), dan Martapura (Kalimantan Selatan). mineral-mineral yang terbentuk mulai tumbuh.
Dewasa ini hampir seluruh ibu kota propinsi telah Kadang-kadang kristal yang kecil tumbuh
memiliki masyarakat perajin batu mulia. Bahkan awal membesar atau ditumbuhi oleh kristal lain sampai
tahun 1990-an mulai didirikan organisasi-organisasi terjadi keseimbangan, yaitu apabila magma
penggemar batu mulia, seperti Masyarakat Batumulia sudah betul-betul dingin.
Indonesia (MBI), Yayasan Pengembangan Batumulia
dan Mineral Indonesia (YPBMI), Perhimpunan Pada tingkat kristalisasi terakhir, sisa magma menjadi
Penggemar Suiseki Indonesia (PPSI), serta lebih encer karena zat yang mudah menguap, seperti
Masyarakat Batumulia dan Mineral (MBM). gas dan uap panas, menjadi lebih banyak. Jika magma
encer ini masuk ke dalam rekahan atau celah batuan,
Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik, maka akan terbentuk pegmatit dan urat-urat. Sebagian
ekspor batu mulia Indonesia pada tahun-tahun gas atau uap yang masih terdapat dalam batuan akan
terakhir menduduki peringkat sembilan besar membentuk lubang-lubang jika gas atau uap tersebut
sebagai penghasil devisa negara non-migas. melepaskan diri. Lubang-lubang ini biasanya diisi oleh
berbagai jenis mineral.
Panas, tekanan, cairan, dan gas atau uap yang dilepas besar, dan akhirnya ke laut.
oleh magma yang menuju permukan bumi terserap
oleh batuan di sekitarnya dan akan membentuk min- Selama proses transportasi berlangsung, bahan
eral-mineral baru yang disebut mineral metamorfik. batuan mengalami gesekan terus-menerus
sehingga terjadi ukuran yang lebih halus dan
Ada tiga jenis proses metamorfosa yang tergantung akan mengendap pada tempat-tempat tertentu.
dari keadaan yang mendominasinya, yaitu : Produk dari proses pengendapan ini disebut
endapan sekunder (aluvial) dan merupakan sumber
– Metamorfosa kontak atau termal, yang dominan yang kaya akan batu mulia umumnya dan batu
dipengaruhi oleh faktor temperatur. Perubahan permata khususnya. Sebagai contoh adalah
berlangsung jika panas dari massa batuan beku keterdapatan intan di Kalimantan, yang merupakan
yang menerobos batuan lain mencapai bidang endapan sekunder.
kontak, Batuan gamping (murni) paling reaktif
terhadap perubahan temperatur, dan akan Beberapa jenis batu mulia yang penting banyak
berubah menjadi marmer. dihasilkan dari hasil rombakan batuan beku dan
metamorfosa, yang kemudian terliberasi dan
Pasir yang mengalami proses metamorfosa terendapkan bersama fragmen batuan lain di samping
kontak akan menimbulkan rekristalisasi aliran sungai. Berbagai batu permata, seperti intan,
butiran, sehingga terbentuk kuarsit. Batuan safir, rubi, amethyst, topas dan zirkon, umumnya
yang mengandung lempung dan serpih akan terdapat sebagai endapan letakan.
menjadi hornfels yang menghadirkan Al-silikat
berupa mineral kristolit, biotit atau kordierit. Ditinjau dari unsur kimia yang terdapat pada batu
mulia, diketahui ada tiga kelompok batu mulia
– Metamorfosa dislokasi , yang terjadi pada yaitu :
temperatur rendah, serta pengaruh proses
tektonik yang biasanya terdapat di sepanjang – Batu mulia dengan hanya satu unsur kimia,
bidang patahan dan tempat-tempat lemah atau dikenal dengan istilah monogemstone.
lainnya di dalam kerak bumi. Beberapa jenis Contoh : Intan.
batuan hasil metamorfosa dislokasi antara
lain genes, macam-macam sekis, dan batuan – Batu mulia dengan beberapa unsur kimia yang
serpih. Batuan beku yang mengalami proses terbentuk menjadi suatu mineral, atau dikenal
metamorfosa dislokasi akan menghasilkan dengan istilah mineral gemstone.
serpentinit dan amfibol. Contoh : saphire, rubi, dan korundum, yang
kesemuanya berasal dari mineral korundum;
– Metasomatisma, merupakan metamorfosa yang kecubung (amethyst) yang terbentuk dari min-
disebabkan oleh adanya pengaruh kimia dari eral kuarsa terimbuh oleh mangan sehingga
batuan lain di sekitarnya. Proses metasomatisma menghasilkan warna violet; turmalin yang
ini bekerja dari volume per volume dalam skala berbentuk dari mineral kuarsa yang terimbuh
kecil maupun besar. Secara keseluruhan oleh unsur tembaga dan nikel sehingga
komposisi batuan dapat berubah, dan kadang- memberikan warna hijau kebiruan.
kadang terjadi penggantian sempurna terhadap
satu mineral saja tanpa kehilangan tekstur asal. – Batu mulia dengan beberapa unsur kimia yang
terbentuk dari beberapa mineral, atau dikenal
c. Proses Sedimentasi dengan istilah multi-mineral gemstone.
Contoh : bloodstein yang terbentuk dari min-
Batuan beku dan metamorfosa yang muncul di eral krisopras yang memberikan warna hijau
permukaan bumi akan mengalami pelapukan akibat tua yang dominan dan ditambah dengan min-
pengaruh air, udara atau oksigen atau karbon dioksida, eral hematit yang akan memberikan bercak-
pergantian temperatur, dan pengaruh organisme. bercak warna merah darah.
Hancuran batuan serta pelapukannya kemudian Ditinjau dari ukuran dan bentuk batu mulia,
diangkut oleh air atau media lain (es, angin, pengaruh dikenal tiga klasifikasi, yaitu :
gravitasi) menuju anak sungai, sungai
BAHAN GALIAN INDUSTRI 8 – 92
2.2 Sumber Daya dan Penyebaran Tambang opal (kalimaya) di daerah Kabupaten Lebak,
Jawa Barat mungkin dapat mendekati gambaran teknik
Ditinjau dari segi mula jadi (genesa), Indonesia penambangan yang baik, tetapi karena dikelola oleh
memiliki sumber daya batu mulia yang cukup rakyat kecil, tetap masih perlu pembinaan dalam masalah
besar, walaupun belum sampai kepada lingkungan dan keselamatan kerja. Dengan menggunakan
penentuan kualitas dan kuantitasnya. Di Pulau sistem tambang dalam (underground min-ing), para
Sumatera, batu mulia banyak dijumpai di penambang opal masuk ke tambang melalui sumuran
sepanjang pegunungan Bukit Barisan; di Pulau 2
tegak (vertical shaft) yang berukuran (2 x 2)m .
Jawa terdapat di sepanjang jalur bagian selatan
dan beberapa daerah di sekitar Gunung Muria. Kedalaman maksimum sumuran adalah 35 m. Jenjang
(bench) kecil dibuat pada kedalaman tertentu (biasanya
Wilayah Nusa Tenggara, Sulawesi bagian barat dan disesuaikan dengan panjang tangga yang terbuat dari
utara, serta Kepulauan Maluku diperkirakan juga bambu) . Untuk mengangkut batuan digunakan
mengandung sumber daya batu mulia. Sementara seperangkat alat timba (kerekan, timba, tali karet) serta
Pulau Kalimantan yang merupakan daratan stabil, fondasi untuk menempatkan alat timba tersebut.
memungkinkan pembentukan batu mulia lebih baik dan Sementara untuk keperluan penambangan digunakan
dalam jumlah besar. Demikian pula dengan Pulau Irian peralatan tradisional, seperti cangkul, linggis, pengki,
Jaya yang memiliki banyak kesamaan dengan benua golok atau pisau, dan lampu petromak (sebagai alat
Australia, diperkirakan mengandung
amethys
Giok/Jade
Korundum
Tabel 1. Jenis Batu Permata
Topas
Nama/Jenis Spesifikasi
Opal/Kalimaya SiO2H2O 5,5 – 6,5 1,9– 2,5 Kuning, hijau bening, hijau Terjadi karena proses Jawa Barat
jingga, merah, biru, safir, hidrotermal
cokelat, hitam)
Kecubung/ SiO2 7 2,65 Ungu Endapan primer dan Sumatera , Jawa, Sulawesi
8 – 93
Tabel 2. Jenis Semi Permata Andalusit dan
Klasitolit
Chert (rijang) SiO2 7 2,60 Terang dan gelap Endapan di dasar laut Aceh, Kalimantan Selatan,
NTT, Sulawesi Selatan
Kristal kuarsa SiO2 7 2,65 Bening, merah muda, kuning Beku pegmatit dan Sumatera, Jawa, Kalimantan,
granit, serta urat Sulawesi
hidrotermal
Zirkon ZrSiO4 7,5 4,08 Bening, Kecokelatan, abu-abu Terdapat dalam Sumatera, Kalimantan Selatan
kehijauan, kemerahan batuan beku asam
Jasper SiO2 6,5 – 7 2,5 – 2,8 Merah kecokelatan, pekat Endapan aluvial pada Jawa, Kalimantan Selatan
aliran sungai
Batu satam SiO2 5,5 2,34 – 2,51 Hitam pekat, suram Dari angkasa luar Sumatera Selatan, Jawa
(meteorit-tektik) (meteorik) Tengah, Kalimantan Selatan
Krisopras SiO2 6,5 – 7 2,65 Hijau muda sampai hijau tua Mengisi rekahan pada Jawa Barat, Jawa Timur
batuan gunung api
Malakit Cu3CO3(OH)2 3,5 – 4 3,9 – 4,03 Hujau cerah Zona oksidasi Aceh, Jawa Barat
mineralisasi tembaga
Asurit Cu3(CO3)2(OH)2 3,5 – 4 3,77 – 3,89 Biru cerah Terdapat bersama Jawa Timur
malakit
Flourit CaF2 4 3 – 3,1 Hijau muda, kuning, hijau Proses hidrotermal Aceh
kebiruan, ungu, bening
Hematit Fe2O3 5,5 – 6,5 5,26 Merah kehitaman Produk sublimasi NTB, Kalimantan Selatan
(batu darah) kegiatan vulkanik
Krisokola Cu4H4Si44O10(OH)8 2–4 2,0 – 2,2 Hijau, biru kehijauan, cokelat, Hijau, biru kehijauan, Aceh
hitam cokelat, hitam
Prehnit Ca2Al2Si3O10(OH)2 6 – 6,5 2,8 – 2,95 Hijau muda Hijau muda NTB, Kalimantan Selatan
8 – 94
Marmer
Tabel 3. Jenis Batu Hias
Nama/Jenis Spesifikasi
Oniks/ SiO2 3–7 2,5 – 2,8 Cokelat, kuning muda, kuning Proses hidrotermal Jawa, Kalimantan
oniks marble tua berasosiasi dengan
kalsit
Sepentinit Mg6Si4O10(OH)8 3–5 2,5 – 2,6 Kehijuan Berasosiasi dengan Kalimantan Selatan
mineral kromit,
magnetit, dan magnesit
Kalsit CaCO3 3 2,6 – 2,8 Bervariasi (bening, putih, Terjadi pada batu Jawa Timur
kelabu, kemerahan, kehijauan, gamping
kebiruan, ungu, kuning,
cokelat hitam)
Peridotit – 5–6 2,3 – 3,2 Hijau Batuan baku plutonik Kalimantan Selatan
Aktinolit Ca2MgFe5SiO42H2O 5–6 3,0 – 3,3 Hijau Mineral ciri pada Kalimantan,Sulawesi,
batuan metamorfosa Maluku
fasies sekis hijau
Pegmatit – 6–6 2,2 – 2,3 Abu-abu, merah daging Berasosiasi dengan Riau
batuan granit
Kuarsit SiO2 6,5 – 7 2,5 – 2,8 Bervariasi (putih, kelabu, Terjadi akibat proses Sulawesi Tengah
kemerahan, kecokelatan) metamorfosa pada
tekanan dan
temperatur tinggi
penerangan di dalam sumur). Jika sumuran juga perantara yang berperan sebagai perajin.
mengandung air, maka disediakan pompa air Tidak ada patokan harga dalam transaksi jual-
yang berkekuatan cukup besar. beli, terlebih-lebih jika batu mulia yang dijual
berbentuk profil batuan yang dianggap unik.
Omset penjualan opal ini, baik dalam bentuk mentah
maupun setengah jadi (digosok agak kasar), dapat Secara garis besar, industri pengolahan batu
mencapai jutaan rupiah per hari. Sebagai contoh : opal mulia dapat diklasifikasikan ke dalam tiga
sebesar ibu jari ditawarkan dengan harga berkisar golongan, yaitu :
antara Rp. 200 – Rp. 300 ribu.
– Industri pengolahan berskala kecil (home indus-try),
Umumnya awal penambangan batu mulia, atau lebih yang antara lain dicirikan oleh tenaga kerja setiap
tepat disebut penggalian batu mulia, dimulai ketika perusahaan di bawah lima orang, kadang-
salah seorang penduduk mendapatkan penampa-kan kadang mengerjakan pesanan dari perusahaan
fisik suatu batuan yang tidak sama dengan batuan di yang lebih besar atau tidak memiliki toko (show-
sekitarnya. Batuan tersebut, yang setelah diteliti room) sendiri, modal usaha relatif kecil, dan
ternyata merupakan salah satu jenis batu mulia, menggunakan peralatan sederhana.
kemudian dijajakan dan laku dijual dengan ‘harga yang
memadai’. Anggota masyarakat yang lain, di sela-sela – Industri pengolahan berskala menengah, yang
kesibukan mengolah sawah atau kebun, mulai mencari antara lain dicirikan oleh tenaga kerja setiap
batuan serupa atau ‘batuan aneh’ yang menurut perusahaan berjumlah antara 5 – 15 orang,
perkiraan mereka sebagai batu mulia. Begitulah proses kadang-kadang mengerjakan pesanan dari
ini berlangsung selama bertahun-tahun, tanpa ada perusahaan lain untuk tujuan ekspor, memiliki
perubahan yang berarti. toko sendiri yang mungkin lebih dari satu,
modal usaha cukup besar, dan menggunakan
Kini pencarian batu mulia sudah merambah ke daerah peralatan mekanis.
yang lebih luas lagi, tidak saja di areal pesawahan atau
kebun, tetapi juga dengan menelusuri sungai-sungai – Industri pengolahan berskala besar, yang antara lain
dan perbukitan. Faktor permintaan yang semakin dicirikan oleh tenaga kerja yang profesional dan
meningkat dan diikuti oleh harga yang terus membaik, terdidik, penjualan lebih banyak berorientasi
tampaknya mendorong antusiasme masyarakat untuk ekspor, memiliki toko sendiri di tempat-tempat
mencari batu mulia. Namun mengingat penyebaran eksklusif, batu mulia yang diolah bernilai tinggi,
batu mulia tidak pernah merata (berbentuk lensa-lensa modal usaha sangat besar, dan menggunakan
yang tidak beraturan), maka sulit bagi masyarakat peralatan canggih atau mengandalkan
untuk mendapatkan batu mulia secara kontinu atau profesionalisme tenaga kerjanya. Runa Jew-elry
dalam jumlah besar. merupakan salah satu contoh industri pengolahan
batu mulia berskala besar; selain produk dari
Bertitik tolak dari kenyataan di atas, maka jumlah perusahaan ini mampu merambah Eropa dan
produksi hasil tambang Indonesia yang berasal Amerika Serikat serta Jepang, omset penjualannya
dari batu mulia tidak pernah diketahui, baik pun mampu mencapai 30.000 dolar per bulan.
jumlah, jenis, maupun kualitasnya. Demikian pula
dengan keterlibatan tenaga kerja dalam usaha
penambangan/penggalian batu mulia, mengingat Berbeda dengan industri berskala besar yang
belum ada satu instansi pemerintah pun yang selalu berada di kota-kota besar seperti Bandung
pernah melakukan survei, maka sampai kini tidak dan Jakarta, lokasi industri berskala kecil dan
ada data yang menyangkut masalah ketenaga- menengah umumnya terletak tidak berjauhan
kerjaan ini. dengan lokasi kegiatan penggalian.
3.2 Industri Pengolahan Walaupun hanya digunakan sebagai perhiasan oleh
manusia dan penambah keindahan ruangan, ternyata
Dari hasil penggalian yang dilakukan tanpa metode produk industri pengolahan sangat bervariasi. Hal ini
yang jelas, batu mulia mentah kemudian dijual kepada disebabkan oleh begitu banyak dan beragamnya jenis
perajin, baik secara langsung maupun melalui batu mulia yang ada di alam/diperdagangkan, serta
perantara (pengumpul). Kadang-kadang ada bersifat unik (jarang atau bahkan tidak ada
BAHAN GALIAN INDUSTRI 8 – 97
No. Negara Share (%) Indeks (%) Trend (%) Indeks (%) Total Indeks
(a) (b) (a + b)
1. Thailand 32,1 1 87,7 1 2
2. Jepang 16,32 2 11,5 6 8
3. Amerika Serikat 15,8 3 6,6 9 12
4. Swiss 13,2 4 9,7 8 12
5. Hongkong 5,8 5 11,0 7 12
6. Jerman 4,3 6 12,4 4 10
7. Perancis 3,4 7 13,7 3 10
8. Inggris 1,6 8 (9,0) 10 15
9. Belgia 1,2 9 17,7 2 11
10. Italia 1,1 10 12,5 4 14
diproduksi, berapa banyak sentra industri batu mulia penyelidikan pendahuluan. Belum ada
yang harus didirikan, berapa banyak tenaga kerja yang penyelidikan lebih rinci, yang mampu
dapat diserap, serta berapa banyak keterkaitan faktor diterjemahkan ke dalam tahapan operasional.
ekonomi – langsung maupun tidak langsung – lainnya
yang akan terlibat di dalamnya. Untuk mengatasi kendala di atas, maka tidak ada
cara lain bagi Departemen Pertambangan dan
Permasalahannya sekarang adalah berbagai Energi selain menyediakan anggaran yang lebih
perangkat untuk merealisasikan obsesi di atas memadai bagi kepentingan eksplorasi batu mulia.
belum banyak tersedia. Indonesia masih
dihadapkan kepada kendala-kendala yang Dengan data dan informasi yang lebih detil,
memerlukan pemecahan secara terintegrasi. diharapkan banyak investor bermodal kuat yang
mau menanamkan modalnya di bidang
4.1 Data dan Informasi Sumber Daya penambangan batu mulia.
Batu Mulia
4.2 Sumber Daya Manusia
Satu-satunya instansi pemerintah yang khusus
menangani pencarian batu mulia adalah Seksi Batu Perkembangan industri perajin batu mulia baru
mulia pada Direktorat Sumberdaya Mineral, mengarah kepada peningkatan jumlah (kuantitas)
Departemen Pertambangan dan Energi, yang baru perajin dan produk, belum menyentuh aspek kualitas
didirikan pada tahun 1985. Antisipasi yang terlambat perajin dan produk serta diversifikasi produk. Selama
dan diikuti oleh penyediaan anggaran operasional yang bertahun-tahun, jenis produksi yang dihasilkan hampir-
relatif kecil, mengakibatkan penyediaan data dan hampir berjalan monoton dan kurang berkualitas
informasi sumber daya batu mulia berjalan tersendat- ditinjau dari segi seni (art). Akibatnya konsumen jenuh
sendat. Meskipun Seksi ini berhasil mengeluarkan dibanjiri oleh produk-produk yang sedikit sekali
berbagai publikasi tentang sumber daya batu mulia mengalami perubahan.
dan mencakup seluruh wilayah Indonesia, tetapi data
dan informasi yang disampaikan sangat bersifat umum Kondisi yang mengarah kepada stagnasi kreativitas ini
dan berbentuk perlu segera diatasi dengan peningkatan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 8 – 99
sumberdaya manusia para perajin. Bukan persoalan massal (murah), yang paling penting adalah
yang mudah untuk mengatasi-nya, sebab di Indo-nesia bantuan modal dalam bentuk pinjaman lunak.
belum tersedia lembaga pendidikan resmi yang dapat Teknologi canggih yang sulit ditiru harus dibeli
menghasilkan sumber daya manusia berkualitas di dari luar negeri, mungkin perlu diberi keringanan
bidang perbatumuliaan. Perusahaan besar mungkin pajak impor untuk memasukannya ke Indonesia.
telah melakukan upaya peningkatan sumber daya
manusia ini, tetapi jelas terbatas untuk kepentingan
perusahaannya. Keterlibatan beberapa BUMN untuk 5. PENUTUP
membantu perusahaan kecil, juga belum mampu
memecahkan permasalahan secara menyeluruh. Secara geologi, Indonesia diperkirakan mengandung
berbagai jenis batu mulia, mulai dari ujung utara Pulau
Sumatera sampai bagian paling timur Irian Jaya.
Oleh karena itu, sebagaimana dilakukan Namun, masih perlu penyelidikan lebih lanjut agar
Thailand, sudah saatnya Indonesia mendirikan sumber daya yang ada tidak sebatas berfungsi sebagai
semacam Lembaga Pendidikan Perbatumuliaan kekuatan ekonomi yang potensial, tetapi mampu
di beberapa kota yang potensial memiliki sumber menjadi kekuatan ekonomi yang riil.
daya batu mulia. Sentra-sentra industri yang
tersebar di berbagai wilayah tanah air, dapat Berbagai kendala yang dihadapi dalam
dijadikan lokasi keberadaan lembaga ini. pengembangan batu mulia, sudah sepantasnya
membuat semua pihak – pemerintah dan swasta
4.3 Teknologi – secara bersama-sama dan bahu-membahu
mengatasi kendala tersebut. Sebab, walaupun
Walaupun unsur seni sering menonjol dalam menjadi salah satu andalan ekspor non-migas,
menentukan nilai sebuah batu mulia, unsur dibandingkan dengan negara-negara yang
teknologi juga memegang peranan yang sangat tergabung dalam ASEAN, Indonesia masih
penting. Sebagai barang perhiasan dan seni, ketinggalan dalam pengembangan batu mulia.
batu mulia tetap harus disentuh oleh teknologi
canggih, terutama untuk keperluan pemotongan, Meskipun disadari bahwa sektor pertambangan dan
pemolesan, dan penyelesaian akhir (finishing). industri masih memerlukan banyak pembenahan,
pelaksanaan eksplorasi terhadap sumber daya batu
Selama ini hampir seluruh perajin menggunakan mulia sebagai tindak lanjut dari penyelidikan
teknologi yang relatif sederhana walaupun dalam pendahuluan merupakan faktor kunci yang akan
kesederhanaan itu kadang - kadang dapat memberi peluang bagi peningkatan kegiatan keduanya
menghasilkan produk bernilai tinggi. Pembuatan (penambangan dan industri).
mata cincin yang memperlihatkan bentuk macam-
macam di dalam cincin tersebut, membuktikan Apa yang dilakukan Dinas Pertambangan Jawa Barat,
ada perajin yang memiliki kreativitas. yang bekerjasama dengan Lembaga Penelitian
Universitas Padjadjaran, untuk melakukan kegiatan
Ketidakmampuan menyediakan teknologi canggih eksplorasi batu mulia di daerah Bungbulang, Garut
tampaknya semata-mata didasarkan kepada patut ditiru oleh Dinas Pertambangan lain. Eksplorasi
kemampuan finansial yang tidak mendukung (modal yang bertujuan menentukan jumlah cadangan batu
kecil). PT Pupuk Sriwijaya sebagai Bapak Angkat mulia, diharapkan dapat meningkatkan animo
perajin batu mulia di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, masyarakat untuk menambang batu mulia secara
memang telah berhasil membuat beberapa jenis benar melalui bimbingan dan pembinaan, sekaligus
peralatan sendiri dan relatif murah dengan kemampuan mendorong penerimaan daerah dari sektor
sama seperti peralatan impor sejenis yang berharga perpajakan/retribusi.
mahal. Tokh peralatan yang dibuat tidak mampu dibeli
oleh sebagian besar perajin, dengan alasan Sebagai sektor usaha yang mengalami masa booming
ketidakadaan modal. Oleh karena itu, di samping pada beberapa tahun terakhir, dunia perbatumuliaan
dituntut inovasi teknologi dari para pakar di dalam Indonesia memang masih memerlukan pembenahan di
negeri dan dapat dijual secara sana-sini. Dan kesemuanya perlu dana, tenaga,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 8 – 100
9 BELERANG
Oleh : Supriatna Suhala,
Adjat Sudradjat
Di lain pihak, produksi belerang Indonesia relatif Endapan kubah garam seperti yang ditemukan di
kecil dan penambangan masih terbatas pada daerah Gulf Coast (USA) diperlukan eksplorasi
belerang murni dari kawah atau bekas gunung yang teliti, karena endapan ini terpencar dan jauh
api. dari permukaan bumi.
Endapan primer terdiri atas endapan sublimasi, Belerang akan melekat pada permukaan batuan di
sedimentasi, aliran belerang, dan endapan sekitar mulut solfatara atau akan mengisi celah-celah
penggantian (replacement). Endapan sekunder batuan dan menjadi semen. Apabila gas-gas vulkanik
terdiri atas endapan pengayaan supergen (hasil melalui rekahan, akan terjadi kerak belerang yang agak
oksidasi, reduksi kimia, dan reduksi bakteri) dan luas daerah penyebarannya,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 102
dengan reaksi pembentukannya sebagai berikut : piroklasik, tufa dan aliran lava atau breksi
volkanik.
2H2O + SO2 ® 3S + 2H2O
4H2S + SO4 ® 5S + 4H2 atau SO2 – Adanya struktur patahan, rekahan, kekar, dan
lipatan atau batuan sarang sebagai saluran.
Batuan asal dapat berubah menjadi opal yang
sarang dan mengandung mineral-mineral sulfat. – Adanya kegiatan vulkanisme atau intrusi
sebagai sumber hidrotermal.
Solfatara dengan Suhu 200 – 300°C
Pembentukan endapan belerang berasal dari
Aktivitas solfatara besar dan gas-gas vulkanik reaksi antara H2S dan SO2 menjadi 3S dan 2H2O
mengalir melalui saluran-saluran, kemudian atau hasil oksidasi :
mendingin, meleleh, dan tertampung dalam
cekungan-cekungan. 2H2S + O2 ® 2S + 2H2O.
– Bila suhu dasar kawah lebih rendah dari titik cair Fe3O4 + 4H2S ® 3FeS + S + 4H2O.
belerang, maka belerang akan mengendap ke
dasar kawah bersamaan dengan lumpur atau Hasil genetika hidrotermal akan menghasilkan
debu. Ciri-ciri endapan ini adalah berwarna bijih berkadar rendah, tetapi karena mineral-
hitam coklat, abu-abu dan kekuning-kuningan mineral sulfida tidak mantap atau sangat peka,
serta mengandung mineral besi sulfida dan maka dapat terjadi kadar menjadi lebih tinggi
abu yang teropalkan (sulfur-mud). dalam proses pengayaan supergen.
– Bila suhu dasar kawah lebih tinggi atau sama dengan b. Endapan Sekunder
titik cair belerang, maka belerang akan terkumpul
di dasar kawah sebagai cairan. Endapan Pengayaan Supergen
– Adanya recipitant pada daerah di bawah zona Selanjutnya hidrogen sulfida dioksidasi dengan
oksidasi. reaksi :
Ferrosulfat itu mudah teroksidasi dengan reaksi Endapan belerang batuan penutup terdapat di
kimia : atas kubah - kubah garam, dan biasanya
berasosiasi dengan gamping, gips, atau anhidrit.
6FeSO2 + 3O + 3H2O ® 2Fe2(SO4)3 + 2Fe(OH)3 Jenis ini terjadi akibat proses reduksi bakteria dari
bahan - bahan gips, dan anhidrit dan membentuk
Kemudian ferrosulfat akan terhidrolisa, dengan sulfida kalsium yang kemudian menjadi kalsium
reaksi : karbonat dan hidrogen sulfida. Akhirnya, hidrogen
sulfida itu dioksidasikan menjadi belerang dan air.
Fe2(SO4)3 + 6H2O ® 2Fe(OH)3 + 3H2SO4
1. Sumatera Utara
G. Sorik Merapi, Taput. – – 220.000 – S : 20 – 93%
Tarutung (DU.233) 104.487 – – – S : 50 – 70%
Kab. Karo (DU.236) 174.884 – – – S : 99,5%
Sumut (DU.241) 17.197 – – – S : 14,9 – 99,9%
Kec. Panyambungan, (234) 59.788 – – – S : 12,4 – 99,72%
2. Bengkulu
Kawah Kabu, G.Berti – – 33.410 – S:?
3. Jawa Barat
G. Papandayan – – – 1.600 Sublimasi, S : 90 – 95%
Cisurupan, Kab. Garut 130.794 – – – S : 98,8%
G. Kraha – – – 20.000 S : 25 80%
G. Galunggung – – – 9.675 Lumpur, S : 10 12%
G. Talaga Bodas 848.771 – – – Lumpur, S : 99%
G. Putri – – – 121.000 Lumpur, S : ?
Jawa Tengah
G. Dieng – – – 52.763 Sublimasi, S : 32%
G. Ijen – – – 36.000 Sublimasi, S : 20 – 80%
5. Jawa Timur
DU 255/Jatim, PT Candi
Ngirimbi, Kab. Banyuwangi 2.610.192 – – – S : 90%
6. Sulawesi Utara
G. Soputan, Kawah Masem – – – 55.000 Sublimasi, S : 46 – 56%
G. Ronami, Tomboan – – – 37.355 Sublimasi, S : 70%
G. Ambang – – – 521.455 Sublimasi, S : 783 – 99%
G. Mahawu – – – 81.020 Sublimasi, S : 70%
7. Maluku
DU 304, Maluku Tenggara 18.051 246.000 – – S : 95,05%
Jumlah 3.962.166 246.000 254.410 935.868
excavator). Material hasil penggalian dimuat dan lubang bukaan ke arah endapan, seperti shaft,
diangkut dengan pikulan, lori, dump truck , dan tunneling, drift, adit, dan lain-lain. Penambangan
sejenisnya. dapat menggunakan metode room and pillar, cut
and fill, gophering, dan lain-lain.
b. Tambang Bawah Tanah
Metode Frasch-Process
Penambangan bawah tanah dilakukan terhadap
endapan yang terletak di bawah permukaan bumi. Metode frasch-process adalah penambangan
Penambangan dikerjakan dengan membuat lubang- dengan menginjeksikan air panas (±160°C). Air
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 106
panas berfungsi untuk melarutkan belerang dari batuan dan berubah menjadi cairan belerang,
endapan kubah garam atau sejenisnya pada kemudian terkumpul pada bagian bawah
kedalaman antara 150 – 170 m (Gambar 1). lubang bor.
3.3 Pengolahan
– Pipa pertama (paling luar) berfungsi sebagai Untuk mendapatkan belerang berkadar murni
selubung dan pelindung. tinggi dilakukan sublimasi dan destilasi. Proses
– Pipa kedua berfungsi untuk saluran panas. pemurnian belerang ini sangat penting karena
– Pipa ketiga berfungsi mengalirkan lelehan. industri membutuhkan kemurnian tinggi, yakni
– Pipa keempat atau (paling dalam) berfungsi 99,9% S. Belerang berkadar sekitar 45 – 66%S,
memasukkan udara bertekanan tinggi. dipergunakan untuk membasmi tikus, dan lain
sebagainya.
Cara penambangannya adalah sebagai berikut :
industri, belerang sangat jarang muncul dalam suatu kehidupan manusia sehari-hari, terutama di
produk akhir. Pada umumnya, belerang digunakan industri pupuk, kertas, cat, plastik, bahan sintetis,
sebagai bahan pemrosesan (processing agent). pengolahan minyak bumi, dan produksi logam.
Saat ini , konsumsi belerang dunia telah mencapai a. Pemakaian Asam Sulfat di Industri Pupuk
40 juta ton. Lebih dari 85% digunakan untuk
membuat asam belerang (asam sulfat-H2SO4). Di industri pupuk, asam sulfat merupakan bahan
Selebihnya digunakan dalam bentuk elemen pembantu utama untuk pembuatan pupuk fosfat
murni atau senyawa kimia bukan asam. (phosphatic fertilizers) dan asam sulfat. Batuan
fosfat diubah oleh asam sulfat menjadi asam
Beberapa penggunaan belerang di dunia industri fosfat, yang menghasilkan gipsum sebagai
dapat diuraikan seperti dibawah ini, dan secara produk sampingan. Asam fosfat ini merupakan
lengkap dapat dilihat dalam Tabel 3. bahan utama untuk memproduksi berbagai jenis
pupuk, yaitu dikalsium fosfat, diamonium fosfat,
4.1 Penggunaan Asam Belerang (sulfat) dan triple superphosphate.
Asam sulfat (asam belerang) merupakan asam Cara lain untuk membuat pupuk fosfat adalah
yang terpenting dalam industri, sehingga dengan mencampurkan batuan fosfat dan asam
konsumsi belerang per kapita pernah dipakai sulfat secara terkontrol. Sebagian kecil fosfat
sebagai ukuran tingkatan industri suatu bangsa. akan diubah menjadi super fosfat kadar rendah
yang larut dalam air dan mengandung gipsum.
Asam belerang atau asam sulfat digunakan baik
secara langsung maupun tidak pada berbagai Di industri pupuk, asam sulfat dipakai untuk
pembuatan barang yang berkaitan dengan membuat pupuk ammonia sulfat. Sebagian kecil
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 108
Bentuk Prosentase
No. Sektor Industri Produk Akhir Penggunaan
Penggunaan
Belerang*)
1. Pupuk Asam sulfat – Super fosfat ± 50%
(H2SO4) – Ammonium fosfat
– Ammonium sulfat
– Mixed fertilizer
2. Industri Kimia Asam sulfat – Detergen sintetis ± 18%
– Feed additive
– Anti knok basaline
– Resin sinteti
– Protective coatin
– Bahan pewarna
– Pengasam sumur minyak
(Oil well acizing)
– Katalis dalam pengolahan minyak bumi
– Reduksi aluminium
– Paper sizing
– Pengolahan air
– Industri pharmasi
– Insektisida
– Anti beku
Carbon disulfida – Rayon/viscose ± 3%
(CS2) – Cellophane
– Karbon tetraklorida
– Bahan kimia pengolahan karet
Elemen (S) – Insektisida ± 2%
– Fungisida
– Industri karet
– Soil sulfur
3. Titanium dan Asam sulfat – Cat dan email ± 5%
pewarna lainnya – Lenodeum dan coated serat (fabrics)
– Kertas
– Tinta cetak
4. Rayon dan film Asam sulfat – Serat ban ± 3%
– Tekstil viscase
– Serat campuran
– Sellophane
– Film/fotografi
5. Besi dan baja Asam sulfat – Mobil ± 2%
– Pelas timah dan kontiner lainnya
– Produk logam lainnya
6. Minyak bumi Asam sulfat – Bahan bakar pesawat ± 8%
– Oli/pelumas
– Produk minyak lainnya
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 109
Lanjutan Tabel 3 .....
Bentuk Prosentase
No. Sektor Industri Produk Akhir Penggunaan
Penggunaan
Belerang*)
7. Industri lainnyaAsam sulfat – Bahan peledak ±8%
– Logam bukan besi
– Karet sintetis
– Batere/accu
– Textile finishing
Senyawa belerang – Bahan kimia untuk perang ±3%
lainnya – Baja spesial
– Bahan celup/pewarna
– Bahan pemutih
– Industri kulit
– Fotografi
belerang murni, asam sulfat, atau gipsum, biasa tambang tembaga berkadar rendah untuk
dipakai untuk meningkatkan mutu tanah. dikonsentrasikan dengan cara konvensional
(teknik flotasi). Juga, untuk memisahkan mineral
Pemakaian Asam Sulfat di Industri Pulp/ karbonat dan silikat dari bijih tembaga yang
kertas sangat sulit dipisahkan dengan cara flotasi.
Umumnya, asam sulfat untuk proses leaching
Pemakaian asam sulfat di industri kertas adalah diperoleh dari hasil sampingan peleburan
untuk proses sulfatisasi kertas yang terbuat dari tembaga yang ada di daerah tambang itu sendiri.
kayu . Kadang - kadang dalam pabrik pulp
digunakan gas SO2 sebagai bahan antara (inter- Asam sulfat merupakan reagen yang biasa di-
mediate). Gas SO2 diperoleh dari pembakaran gunakan untuk mengekstraksi uranium dari bijih-
belerang murni di pabrik pulp itu sendiri atau hasil nya, dengan vanadium sebagai produk
sampingan dari operasi peleburan logam-logam sampingan. Dalam industri logam besi dan baja,
bijih sulfida. Gas SO 2 tersebut akan diubah asam sulfat dipakai untuk bahan pembersih karat,
menjadi asam sulfat yang sangat •dibutuhkan kotoran, dan gemuk di permukaan baja sebelum
dalam proses sulfidasi. masuk ke proses selanjutnya.
Sumber : Snell FD and Ettre LS, Encyclopedia of Industrial Chemical Analysis, Interscience
Publishers divisions of John Wiley and Sons, Toronto
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 111
industri ban, karet, korek api. Sementara itu, nilai bagi nilai konsumsi belerang terhadap jumlah
konsumsi belerang pun mengalami kenaikan, dari tonasenya, sehingga dapat dikatakan sebagai harga
Rp 1,7 milyar tahun 1977 menjadi Rp 69,4 milyar beli rata-rata oleh pabrik. Perkembangan harga
tahun 1989 dengan laju pertumbuhan tahunan belerang rata-rata cenderung meningkat. Adanya
sebesar 26,54%. perbedaan harga belerang per jenis industri •terutama
dilihat dari segi kualitas belerang yang dipakai oleh
Ekspor belerang Indonesia pernah dilakukan industri pemakainya. Sebagai bahan perbandingan
tetapi jumlahnya sangat kecil. Di lain pihak, pada tabel yang sama, juga diperlihatkan harga
jumlah dan nilai impor belerang dalam kurun 1977 belerang di di Amerika Serikat dan Kanada, khususnya
– 1989 mengalami kenaikan yang berarti, dengan harga FOB (free on board).
laju pertumbuhan masing-masing 17% dan
34,30%. Impor terendah dicapai tahun 1977 Ketidakseimbangan pada Tabel 5, kemungkinan
sebesar 30.406 ton dengan nilai US $ 2,2 juta adanya impor asam belerang (H2SO4) dan belerang
dan tertinggi dicapai pada tahun 1987 sebesar oksida (SO2) yang cukup meningkat. Di lain pihak,
379.115 ton dengan nilai $ AS 51.4 juta. produksi belerang indonesia masih sangat kecil,
sehingga peranannya terhadap perimbangan
Kanada, Singapura, Taiwan, Belgia, dan Luxem- pemasokan dan permintaan belum berarti.
burg merupakan negara pemasok utama
belerang untuk Indonesia. Masih 18 negara yang 5.2 Prospek Belerang Di Indonesia
tercatat sebagai pemasok belerang dalam jumlah
yang lebih sedikit. Data penyedian dan pasokan a. Produksi Belerang
belerang dapat dilihat dalam Tabel 5 dan 6.
Sejak tahun 1977 sampai sekarang produksi
Harga belerang pada Tabel 7, merupakan hasil belerang Indonesia tidak memperlihatkan perkem-
1977 5.019 532,8 9.732 260,8 31.371 654,0 20 2,6 134 20,7 26 9,5 46.302 1.690,4
1978 10.936 1.465,6 9.079 251,5 41.996 1.055,6 16 2,2 24 1,1 21 9,3 62.062 2.790,3
1979 7.014 544,0 10.757 545,3 51.501 3.169,5 30 3,5 61 7,9 21 2,2 69.354 4.554,3
1980 7.924 1.383,2 9.964 595,7 55.123 5.141,6 34 6,3 255 41,0 105 13,3 72.695 7.151,1
1981 6.533 1.200,3 11.755 923,5 55.202 5.662,9 64 13,2 274 52,6 113 23,8 73.981 7.936,2
1982 5.400 1.650,7 11.471 1.593,4 59.234 6.164,5 59 14,6 46 9,0 201 27,0 52.424 9.479,1
1983 12.539 255,2 17.655 1.909,5 57.765 6.164,5 54 19,6 34 7,0 243 43,4 89.320 10.699,7
1984 11.690 2.654,6 21.497 2.523,3 55.000 6.251,7 55 20,7 12 2,7 192 41,8 88.176 11.494,9
1985 11.257 2.944,0 17.453 3.269,4 211.403 31.993,4 75 22,3 21 7,1 210 61,4 240.479 38.297,5
1986 12.952 3.175,7 16.412 3.244,0 292.492 55.100,5 51 20,1 17 7,1 70 33,5 322.024 61.587,0
1987 13.036 3.654,6 31.000 6.673,9 299.936 61.657,8 56 31,4 30 26,4 79 81,8 333.193 72.075,8
1988 15.162 3.140,6 22.437 5.520,9 313.645 61.943,5 105 44,4 31 15,2 179 122,8 359.239 60.232,8
1989 17.598 3.986,9 25.091 7.234,3 304.215 57.966,4 120 53,0 30 23,0 204 148,3 347.264 69.411,6
1990 15.986 4.091,8 52.351 13.235,5 285.046 62.471,8 125 60,1 32 21,7 81 223,1 339.466 73.973,6
1991 11.972 3.904,3 54.706 11.396,0 287.762 69.453,4 430 242,9 31 21,2 131 191,6 355.627 84.908,3
1992 18.369,0 10.524,9 65.077 15.176,3 288.506 73.820,6 106 38,9 34 20,6 227 251,8 362.395 86.277,9
– Pengolahan mineral-mineral sulfida, seperti Penurunan jumlah impor gula yang cukup besar
pirit, kalkopirit (dari tambang tembaga), sejak 1984 membuktikan bahwa tambahan
galena (timah hitam), spalerit (seng), jumlah dan kapasitas pabrik gula yang telah
menstabilkan pemasokan dan permintaan pasar
– Tambang belerang berskala besar (tambang dalam negeri, juga tingkat ekspor.
terbuka atau tambang frasch).
Dari perhitungan ternyata bahwa konsumsi
Dari pernyataan di atas, pengusahaan belerang di belerang besar kaitannya dengan konsumsi gula
Indonesia cukup sulit diterapkan. Penanaman modal di sektor industri dan rumah tangga.
untuk usaha penambangan dan pengolahan belerang
tidak didukung oleh jumlah cadangan, kualitas yang Industri Pupuk
baik, dan harga yang sesuai, sehingga investasi
diperkirakan tidak ekonomis. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi
pupuk di dalam negeri, antara lain :
Cadangan yang ada saat ini hanya cocok dikem-
bangkan untuk skala kecil karena pengusahaan – Program intensifikasi dan ekstensifikasi sektor
belerang di Indonesia masih sedikit. pertanian tanaman pangan dan perkebunan,
termasuk perluasan lahannya.
b. Konsumsi Belerang
– Iklim (curah hujan).
Tingkat konsumsi belerang di Indonesia sangat
dipengaruhi oleh perkembangan industri hilirnya. – Perluasan kapasitas pabrik, dan lain-lain
Pada industri tersebut, belerang yang digunakan belum Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa
ada penggantinya, walaupun merupakan komponen konsumsi belerang di industri pupuk erat
minor atau bahan baku tambahan, belerang selalu ada. kaitannya dengan perkembangan produksi pupuk,
Jadi, belerang pun harga belerang tidak akan banyak yang erat kaitannya dengan perkembangan
berpengaruh terhadap ongkos produksi. Dengan sektor pertanian dan perkebunan.
demikian, setiap kenaikan jumlah produk industri hilir
akan diikuti oleh kenaikan tingkat konsumsi belerang. Adanya perluasan pabrik TSP dan Za, juga turut
Hasil analisis pun menunjukkan bahwa harga belerang meningkatkan konsumsi belerang di industri
hanya sedikit berpengaruh terhadap konsumsi. pupuk 12,6%. Ekspor pupuk pun cenderung
meningkat sejalan dengan adanya peningkatan
jumlah produksi pupuk.
Industri-industri yang diperkirakan mempunyai
prospek yang baik dalam mengkonsumsi Industri Kimia di Luar Pupuk
belerang adalah Industri gula, pupuk, dan kimia.
Untuk industri ini, hasil perhitungan memper-
Di industri ban, korek api, dan karet meskipun lihatkan bahwa konsumsi belerang dipengaruhi
konsumsi belerang masih di bawah ratusan ton, oleh jumlah produknya.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 117
– Komposisi belerang aspal untuk aplikasi Sementara itu, kemungkinan habisnya cadangan
pembuatan jalan aspal dengan tujuan untuk belerang di Indonesia akan lama karena
menambah ketahanan dan kekuatan jalan. tergantung dari aktivitas gunung berapi.
– Pengolahan tanah (soil treatment). Impor belerang masih akan terus berlanjut
sejalan dengan meningkatnya kebutuhan
Perkiraan Permintaan Belerang Indone-sia, belerang pada industri hilir. Perkembangan
sampai Tahun 2000 jumlah dan kapasitas pabrik industri hilir pemakai
belerang menyebabkan tingkat produksi dalam
Untuk memprakirakan perkembangan kebutuhan negeri sulit untuk dikembangkan.
belerang lima tahun mendatang di Indonesia
kebutuhan akan dihitung berdasarkan laju
pertumbuhan GNP (Gross National Product ) 6. PENUTUP
sebesar 5% dengan asumsi keadaan ekonomi
dan politik sesuai dengan tahun-tahun Ada beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya
sebelumnya. Hasil perhitungan memperlihat-kan tingkat produksi di Indonesia sehingga tidak banyak
bahwa proyeksi konsumsi belerang pada tahun berpengaruh terhadap perkembangan penyediaan
2000 akan berkisar antara 402.500 – 706.900 ton. belerang di dalam negeri, antara lain :
Sementara itu, dari uraian terdahulu telah dikemukakan – Cadangan belerang Indonesia ditemukan dalam
jumlah belerang impor saat ini lebih besar jumlah yang sedikit.
dibandingkan dengan stok dan produksi tambang.
Perbandingan tersebut adalah 81 : 1. Beberapa faktor – Endapan belerang Indonesia umumnya
yang dapat mendorong meningkatnya produksi tersebar pada daerah terpencil jauh dari
belerang di Indonesia untuk dapat berperan dalam kegiatan pabrik (infrastruktur).
pemasokan, antara lain :
– Kalah bersaing dengan belerang impor baik dari
– Menguatnya nilai mata uang asing terhadap segi harga maupun mutu.
rupiah akan menyebabkan harga belerang.
akan terus bersaing dengan belerang impor. – Perkembangan jumlah dan kapasitas pabrik
industri hilir pemakai belerang di dalam negeri.
– Kebutuhan belerang dalam negeri yang
diperkirakan akan terus meningkat dengan Sementara itu, kebutuhan belerang Indonesia dalam
makin berorientasi swasembada dan ekspor kurun waktu pengamatan terus meningkat, dengan laju
produknya. perubahan tahunan sebesar 8% dan akan terus
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 118
berlanjut sesuai dengan perkembangan industri Anonim, Statistik Industri Bag. II, Biro Pusat
hilirnya, terutama pada industri pupuk, kimia, dan Statistik, 1977 – 1992.
gula. Karena produksi belerang dalam negeri
relatif kecil, perkembangan impor belerang di Anonim, Statistik Perdagangan Luar Negeri, Biro
masa mendatang cenderung terus meningkat Pusat Statistik, 1977 – 1992.
sesuai dengan meningkatnya kebutuhan belerang
dalam negeri. Anonim, Rencana Pembangunan Lima Tahun
kelima (1989/90 – 1993/94), Departemen
Mengingat usaha penambangan belerang Indone- Perindustrian.
sia yang selama ini masih sangat terbatas
dengan tingkat produksi yang masih rendah, Anonim, Bahan Galian Industri, Buku Pedoman
maka diperlukan usaha-usaha yang dapat Bahan Galian Industri, 1950 – 1965,
mendorong usaha penambangan belerang di Direktorat Pertambangan, 1967.
Indonesia, diantaranya adalah :
Muchtar Aziz, Pengolahan Belerang dengan Teknik
– Perubahan teknologi penambangan belerang tipe Autoclaving serta Hasil Pene-rapannya dalam
sublimasi yang selama ini dilakukan secara Pabrik skala Kecil, Brosur No. 23.93, Pusat
sederhana, yaitu dengan cara membuat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral,
dapur (pawon) pada lubang-lubang solfatara. Bandung, 1993.
Untuk itu perlu usaha/penelitian yang dapat
mengurangi uap belerang yang lolos sebagai Supriatna Suhala, Adjat Sudradjat Dan Harsodo,
akibat proses sublimasi tersebut. Analisis Kuantitatif Struktur Ekonomi
Belerang Indonesia dalam Kaitannya dengan
Aktivitas Industri Hilirnya, PPTM, Bandung,
DAFTAR PUSTAKA 1986.
Anonim, Sulphur, Mineral Fact and Problem 1985, Tushadi Madiadipoera, dkk., Bahan Galian
Edition, Bureau of Mines Preprint from Industri di Indonesia, Direktorat Sumberdaya
Bulletin, US Department of the Interior. Mineral, Direktorat Jenderal Geologi dan
Sumberdaya Mineral, DPE, Bandung, 1990.
Anonim, Komoditi Belerang dalam Kurun 1979
– 1983 dan Kemungkinan pengembangan
usaha Pertambangan di Indonesia, Tim
Pengkajian Komoditi Mineral, PPTM, DJPU,
1985. *****
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 1
10 BENTONIT
Oleh : M. Arifn
Adjat Sudrajat
1. PENDAHULUAN Tipe bentonit dibagi menjadi dua, yaitu :
Natrium bentonit (Na-bentonit) dan kalsium bentonit (Ca- a. Tipe wyoming (Na-bentonit)
bentonit) adalah bahan galian yang cukup banyak
dibutuhkan oleh sektor industri, antara lain sebagai Jenis bentonit tipe wyoming (wyoming bentinote)
bahan pemucat, bahan penolong, bahan pengisi, mempunyai kemampuan mengembang hingga
ataupun sebagai lumpur pemboran. Cadangan bentonit delapan kali hingga dicelupakan ke dalam air dan
yang sudah diselidiki di Indonesia cukup besar, namun tetap terdidpersi beberapa waktu didalam air.
pengusahaan atau pemamfaatannya penggunaan yang pertama adalah sebagai lumpur
masih belum optimal. di samping itu, Indonesia pembilas pada kegiatan pemboran, pembuatan
sebagai salah satu rodusen minyak sawit dunia pelet biji besi, penyumbat kebocoran bendungan
memerlukan bentonit untuk mendapatkan produk dan kolam.
minyak goreng berkualitas. untuk ekspor bahan
baku masih terdapat kendala terutama kualitas Na-bentonit dalam keadaan kering berwarna putih
produk bentonit yang rendah. atau cream, sebaliknya dalam keadaan basah dan
terkena sinar matahari akan berwarna mengkilap.
2. GEOLOGI perbandingan soda dan kapur tinggi, suspensi
koloidal bentonit wyoming mempunyai pH :8,5-9,8
2.1. Mula Jadi tidak dapat diaktivasi, posisi pertukaran ion sama-
Secara umum, mula jadi endapan bentonit ada sama diduduki oleh ion Na+.
empat macam, yaitu hasil pelapukan, hidrotermal,
akibat transpormasi, dan sedimentasi. Mg, Ca-bentonit (Sub-bentonit = Meta
bentonit)
a. Endapan Hasil Pelapukan
Tipe bentonit ini kurang mengembang apabila dicelupkan
Faktor utama dalam pembentukan endapan kedalam air, akan tetapi secara alamiah ataupun setelah
bentonit hasil pelapukan adalah kondisi komposisi diaktipkan dengan asam, mempunyai sifat menghisap
mineral batuan, komposisi kimia, dan daya laut air yang baik, tetap terdispersi di dalam air, perbandingan
pada batuan asalnya. yang terakhir ini dapat kandungan Na dan Ca rendah, suspensinya mempunyai
dikemukakan sebagai : iklim, macam relief, dan pH :4 -7. Posisi pertukaran ion lebih banyak diduduki oleh
tumbuh-tumbuhan yang berada diatas batuan. ion-ion kalsium dan magnsium. warna abu-
abu,biru,kuning,merah dan coklat. Penggunaan jenis
Mineral penting dalam pembentukan lempung Dalam bentonit ini dalam proses pemurnian minyak goreng perlu
keadaan awal, bentonit mempunyai kemampuan yang di aktivasi terlebih dahulu dengan menggunakan asam-
tinggi untuk menjernihkan warna, seperti pada asam mineral.
pengolahan minyak yang berasal dari binatang atau
tumbuh-tumbuhan. kemampuan penyerapan warna Sebagian besar endapan bentonit di Indonesia
dapat ditingkatkan melalui proses pengolahan dan digolongkan kedalam jenis Ca -bentonit yang tidak
pemanasan.Bentonit berdasarkan kandungan mengembang (nonswelling bentonit).
alumunium silikat hydrous dapat dibagi menjadi dua
golongan yaitu activated clay dan fullers earth. acti-vated 2.3. Potensi dan Cadangan
alay adalah lempung yang kurang memiliki daya
pemucat, tetapi daya pemucatnya dapat ditingkatkan Deposit bentonit Indonesia tersebar di P. Jawa, P.
melalui pengolahan tertentu sebelum lempung itu Sumatera, sebagian P. Kalimantan, dan P. Sulawesi.
dipergunakan didalam proses pemucatan warna.fullers Cadangannya diperkirakan sekitar 380 juta ton, dan pada
earth dipergunakan didalam fulling atau pembersih umumnya terdiri dari jenis kalsium.
bahan wool dari lemak.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 2
Penimbunan Penggalian
tanah penutup tanah penutup
Pemasaran dalam
Penggalian bentuk raw material
endapan bentonit
Lahan bekas
tambang Pengeringan
Reklamasi Pemasaran
Pengayakan
(10 mm)
+ 5 mm - 5 mm
Pengayakan dengan
# 200 mesh
1 Kegunaan
Aktivasi Bentonit untuk lumpur bor adalah proses Lapangan penggunaanya adalah sebagai bahan
aktivasi untuk merubah Ca-bentonit menjadi Na penyerap dan penjernih di industri minyak goreng
bentonit dengan cara penambahan senyawa alkali, dan penyulingan minyak bumi, bahan pembuatan
yaitu sodium karbonat (NaCo3) dan sodium wol mineral, pembersih lemak, bahan obat-obatan,
hidroksida (NaOH). Dengan aktivasi ini diharapkan cat, keramik, campuran semen, bahan pengisi di
terjadi perubahan sifat hidrasi, dispersi, reologi, industri kertas, dan bahan lumpur bor.
swell-ing, dan sifat lainnya dari bentonit, sehingga
dapat digunakan untuk lumpur bor.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 6
Atapulgit digunakan sebagai lumpur bor apabila Tabel 1. Spesifikasi Kimia Bentonit di Industri
pengeboran dilakukan didaerah bergaram (garam, Minyak Sawit dan Mesin
natrium, jodium, atau bromium) dan geothermal.
Unsur Industri Minyak Indutsri Mesin
Sepiolit dalam dunia perdagangan disebut juga full-ers Nabati
earth (Amerika) atau meerschaum (Jerman). Sifat SiO2 37,88 - 64,43% 54,50 - 68,10%
lempung ini tidak terpengaruh oleh elektrolit yang
terdapat dalam cairan, sehingga sepiolit banyak Al2O3 13,24 - 19,68% 4,60 - 18,83%
digunakan sebagai lumpur pengeboran didaerah geo- Fe2O3 3,23 - 7,03% 1,09 - 3,20%
thermal dan didaerah bergaram. penggunaan sepiolit TiO2 0,07 - 0,70% –
sebagai lumpur pengeboran didaerah geothermal dapat CaO 2,14 - 15,40% 0,40 - 2,24%
menghemat biaya sebesar 5-10% dibandingkan dengan MgO 1,68 - 2,21% 2,64 - 5,40%
lempung lain, dan didaerah garam dapat menghemat K2O 0,48 - 1,58% 0,02 - 0,61%
biaya sampai 15-25%. Na2O3 0,12 - 0,53% 0,04 - 1,81%
H2O – 4,99 - 8,00%
Penggunaan sepiolit lainnya adalah di industri L.O.I 12,46 - 21,76% 12,46 - 21,76%
keramik sebagai bahan campuran lempung agar pH – 3,20
dapat menghasilkan sifat plastis yang di inginkan; Blea.Power 25,38 - 38,11% –
bahan perekat dalam pembuatan bata tahan api
Sumber : Survey PPTM, 1993
(refratori) dan sejenisnya; bahan penyerap di
industri minyak bumi dan minyak goreng, bahan Tabel 2. Spesifikasi Bentonit di Industri
wol min-eral, sebagai katalis di bidang pertanian
dan perternakan.
SPESIFIKASI FISIKA
Lempung asam disini hanyalah untuk Bentuk Warna Serbuk halus
membedakan dengan bentonit atau fullers earth Warna putih kekuning – kuningan,
yang sudah kehilangan sifat khasnya, dan derajat tidak berbau
keasaman tinggi (pH rendah). sifat lempung asam Kadar air Maks. 15%
yang sangat menonjol ialah daya serap Kadar abu min. 75%
(hygroscopic) dan peluntur (decolouring) lampung
asam sama sekal;i tidak memiliki sifat
mengembang sehingga lapangan penggunaanya
jauh berbeda dengan bentonit dan fullers earth. SPESIFIKASI KIMIA
pH : 9 – 10,5
Lempung asam banyak dipakai di industri minyak Kekuatan
bumi dan minyak goreng setelah diaktivasi. aktivasi
tidak memerlukan banyak biaya tetapi sifat yang
diharapkan dapat terpenuhi, dan digunakan Sumber : PT Martina Berto dan PT Unilever Indonesia
dengan hasil yang memuaskan. dari proses
aktivasi lempung asam akan didapatkan hasil Berdasarkan hasil pengumpulan data tentang spesifikasi
sampingan yang dipakai di industri kimia dan obat- bentonit yang di konsumsi oleh industri hilir didalam
obatan , yaitu : aluminium sulfat, gipsum, garam negeri tidak diperoleh data yang engkap, dan pada
timbal, aluminium silikat, dan silika. umumnya perusahaan yang disurvei hanya memberikan
unsur spesifikasi yang paling utama.
4.2 Spesifikasi di Industri
Spesifikasi bentonit di industri sabun (PT Agrocorb
Di Indonesia, sebagian besar penggunaan Ca-bentonit Indonesia) adalah :
adalah di Industri penjernihan minyak kelapa dan sawit. Fuller’s earth
untuk dapat memperoleh minyak sawit bermutu tinggi di Kandungan air : max 1%
perlukan Ca-bentonit dengan persyaratan tertentu, Ukuran butir (lolos saringan - 325 mesh) : min 90%
terutama bleaching power. penggunaan di industri Spesifikasi bentonit di industri barang-barang dari
lainnya, juga memerlukan persyaratan yang sesuai semen (PT Wijaya Karya) adalah sebagai berikut :
dengan kebutuhan. – Dalam bentuk serbuk berukuran 200-300 mesh;
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 7
Pemasokan Permintaan
Tahun Produksi Impor Konsumsi Ekspor
ton ton 000.$AS ton 000 Rp ton 000.$AS
1982 7.597 30.679 4.225,3 3.471 791.819 6.909 1.271,2
1983 10.006 24.185 3.405,1 5.572 1.361.790 9.928 1.674,2
1984 12.505 24.542 3.731,9 8.155 2.169.421 5.184 829,5
1985 11.768 28.189 4.030,7 7.417 2.632.217 3.009 494,1
1986 14.755 23.005 4.123,2 8.800 3.424.397 4.206 643,8
1987 16.594 2.517 1.091,2 9.228 3.558.541 5.832 913,7
1988 20.263 13.532 3.090,4 11.678 3.646.758 5.544 888,8
1989 28.800 8.407 2.584,2 13.512 3.813.837 10.048 1.053,0
1990 33.068 30.462 5.503,7 34.535 10.045.758 7.700 913,8
1991 40.673 10.416 2.188,8 41.717 16.831.255 14.435 1.627,3
1992 43.612 9.951 2.494,6 45.759 21.214.751 22.136 1.904,4
1993 102.943 14.409 2.756,7 43.182 16.708.515 7.996 1.421,2
1994 144.379 15.395 2.880,2 tt tt 7.004 1,138,1
5.1 Perkembangan
Asal Bahan
Tahun Impor Domestik Total
ton 000 Rp. ton 000 Rp. ton 000 Rp.
1982 2.369 563.014 1.102 228.805 3.417 791.819
1983 3.111 741.624 2.461 619.505 5.572 1.361.790
1984 4.286 1.024.852 3.869 1.144.569 8.155 2.169.421
1985 1.675 839.245 5.742 1.792.972 7.417 2.632.217
1986 1.165 539.959 7.634 2.884.438 8.800 3.424.397
1987 3.147 1.258.800 6.081 2.297.651 9.228 3.558.451
1988 611 176.236 11.067 3.470.522 11.678 3.646.758
1989 865 192.277 12.647 3.621.560 13.512 3.813.837
1990 897,5 327.800 33.537,5 9.717.958 34.535 10.045.758
1991 941,0 477.803 40.776 16.353.452 41.717 16.831.255
1992 1240,5 653.039 44.518,5 20.561.722 45.759 21.214.751
1993 802,0 402.450 42.380 16.306.165 43.182 16.708.515
Sumber : Satistik Industri Bagian II, 1982 – 1993 Tabel 5. Konsumsi Na - Bentonit*)
1982 – 1991
Uang Sakti, dan UD Morgan City.
Kedalaman
Dalam kurun 1982-1993, komsumsi Ca-bentonit In-
donesia juga meningkat pesat, terutama di Industri Tahun Konsumsi Jumlah
minyak goreng, kimia dasar, dan barang galian Lubang
buku logam. Tahun 1993, ketiganya mengkonsumsi (ton) (ton) Bor (mt)
sekitar 90,4% dari total konsumsi (43.182 ton). 1982 30.207 238 503.458
sisanya dikonsumsi oleh Industri pengecoran,
sabun, kosmetika, dan mesin jahit. laju 1983 32.867 265 547.786
pertumbuhan tahunan konsumsi di Industri-industri 1984 24.785 214 413.092
tersebut adalah 32,7%. di samping itu, makin 1985 25.835 220 430.593
banyak pemakaian bahan baku yang berasal dari
dalam negri (Tabel 3 dan 4). 1986 18.157 147 302.620
1987 11.217 93 186.959
Walaupun priduksi Na-bentonit sudah ada tetapi dalam 1988 16.430 135 273.835
penggunaannya diperkirakan masih terdapat kendala,
terutama swelling index yang masih kurang, dan apabila
1989 15.115 117 251.918
dipakai untuk pengeboran diperlukan jumlah yang lebih 1990 16.555 123 275.918
besar daripada Na-bentonit impor. Data Na-bentonit 1991 16.212 130 270.204
diperoleh berdasarkan kegiatan pengeboran eksplorasi
minyak bumi dan geother-mal yang mengkonsumsi Na- Keterangan : *) Perkiraan berdasarkan pengeboran
bentonit paling banyak. Asumsi yang dipakai adalah minyak bumi dan geothermal
bahwa setiap meter kedalaman pengeboran berdiameter
6-8 inci memerlukan Na-bentonit 60kg, dengan hasil jumlah produksi minyak, tahun-tahun sebelumnya. baru
perhitungan seperti tercantum pada (tabel 5). tahun 1988, kegiatan pengembangan eksplorasi
Perkembangan konsumsi Na-bentonit tahun 1984-1987 terutama pada pengeboran geothermal dimulai kembali
menurun karena adanya kuota OPEC terhadap
dan pemakaian Na-bentonit meningkat kembali.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 9
Harga di Propinsi
Tahun Jakarta Jawa Barat Jateng dan Jawa Timur Luar Jawa Rata-rata
DI Yogyakarta
1985 240 200 233 191 419 256
1986 240 202 260 191 436 266
1987 276 203 228 192 419 264
1988 236 202 228 203 423 258
1989 236 214 231 203 388 255
1990 237 217 232 207 414 261
1991 238 222 232 209 420 264
1992 238 226 240 212 425 268
minyak sawit dan proyeksi dari kedua negara mencapai 127.600 ton.
tersebut (Tabel 7).
Namun satu hal yang patut diketahui, yaitu selama ini Faktor Kendala Usaha Industri
Malaysia mengimpor bentonit dari Amerika Serikat dan Pertambanagan Bentonit
India. Indonesia yang memiliki cadangan bentonit
sebesar 380 juta ton dan kebanyakan dari jenis Pada akhir pelita V atau memasuki tahap pelita VI,
bleaching clay, sebetulnya mempunyai peluang Departemen Perindustrian memperkirakan bahwa
mengekspor bentonit ke Malaysia (Tabel 8). produksi bentonit sekitar 308.940 ton, tetapi tidak
tercapai. Tahun 1994 produksinya hanya mencapai
Dalam hal ini, kemungkinan bleaching power produk Ca- sekitar 144 ribu ton.
bentonit Indonesia yang rendah merupakan salah satu Beberapa faktor yang mempengaruhi hal di atas
kendala utama. Apabila dipaksakan perlu lebih banyak adalah :
bahandinilai lebih rendah daripada bentonit Amerika – Tidak ada investor yang berani membangun pabrik
Serikat atau India. pengolahan bentonit dan sulit didapatnya tenaga
pengolah siap pakai di Indonesia.
Pemakaian pada Industri Kimia dasar juga – Penelitian dan rekayasa rancang bangun untuk
mempunyai prospek cukup baik dalam pemakaian pengolahan Ca-bentonit yang sesuai dengan
Ca-bentonit. Tahun 1993, Industri ini kondisi endapan di dalam negeri tidak
mengkonsumsi 12.262 ton, terbesar kedua ini berkelanjutan.
Indonesia setelah industri minyak goreng. industri – Penambangan baru diarahkan terhadap endapan
lainnya meskipun dalam jumlah tidak banyak bentonit berkadar penyerap yang tinggi.
diperkirakan relatif stabil, yaitu industri sabun, – Proses aktivasi Ca-bentonit banyak memakai asam
kosmetika, mesin jahit, dan pengecoran logam. sulfat yang bersifat korosif terhadap alat logam besi
Jumlah penduduk Indonesia merupakan pasar dan baja dan dapat menghasilkan limbah
potensial bagi produk minyak goreng didalam berbahaya bagi lingkungan tempat pembuangan.
negeri. Sampai saat ini, diperkirakan minyak Dalam proses kation Ca -bentonit nanjadi Na
goreng yang berkualitas baik masih terbatas -bentonit terdapat kendala dalam
dikonsumsi oleh masyarakat tertentu. memperoleh bahan kimia yang akan digunakan
Sejalan dengan bertambah baiknya pola hidup untuk menambahkan swelling ideks viskositas.
masyarakat, kebutuhan terhadap minyak goreng
berkualitas baik di masa mendatang di perkirangan Yang menarik adalah naiknya konsumsi bentonit
akan terus meningkat. Dalam hal ini, peranan untuk penjernihan tidak memberikan nyata
bentonit dalam proses pengolahan minyak sangat terhadap kenaikan harga. Keadan ini disebabkan
penting, sehingga kebutuhan Ca-bentonit pun akan cukup tersedianya cadangan bentonit di pulau
terus bertambah. Jawa, dan membuktikan adanya persaingan harga
Pesaing Indonesia dalam hal pemasaran ekspor bentonit di luar negri adanya perbedaan harga lebih
(terutama ke Malaysia) dalam Filipina, yang banyak dip[engaruhi oleh ongkos transportasi.
mempunyai jumlah cadangan sebesar 14 juta ton, rendahnya harga Ca -bentonit Indonesia daripada
juga jarak yang lebih dekat. harga bentonit impor karena selama ini produksi
Dengan adanya peluang tersebut, proyeksi bentonit kebanyakan masih berupa bahan mentah.
pemasokan dan permintaan bentonit Indonesia
sampai tahun 2000 diperkirakan akan mencapai Pemakaian bentonit aktif di industri minyak goreng
angka seperti tertera Tabel 9. berakibat harga bentonit menjadi lebih tinggi dari
Proyeksi tersebut dibuat dengan harapan Indone- bentonit impor. dengan kata lain, belum ditemukan
sia sudah dapat mengeskpor bentonit ke Malay-sia cara pengolahan denga ongkos murah dan dapat
paling sedikit 50% untuk kebutuhan pengolahan menghasilkan produk bentonit berkualitas setara
minyak sawitnya. dengan kadar bentonit impor.
– Produksi bentonit tahun 2000 diperkirakan Faktor lain yang mempengaruhi perkambangan
seluruhnya sebesar 116.950 ton, dengan industri bentonit di Indonesia adalah :
sekitar 50% digunakan untuk pengolahan
minyak sawit, yaitu sebesar 50.665 ton. – Jumlah perusahaan pertambangan dan pengolahan
– Sementara itu untuk ekspor tahun 2000 akan bentonit sebagian besar berlokasi di
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 12
Pulau Jawa; hal yang sama terjadi pada penyebaran Untuk dapat menunjang kebutuhan Na-bentonit di
penduduk Indonesia. oleh karena itu kebanyakan Indonesia, beberapa upaya yang perlu dilakukan,
pabrik minyak goreng berada di Pulau. Jawa, antara lain :
sehingga produsen tambang di pulau Jawa tidak
dapat bersaing dengan di pulau Jawa karena – Peningkatan kegiatan eksplorasi terhadap
tingginya ongkos transportasi. kemungkinan adanya cadangan Na-bentonit
yang besar.
– Penambangan baru diarahkan kepada endapan – Sistem informasi mineral industri
berkadar menyerap tinggi. (golongan C) sebagai sumber informasi bagi para
investor dalam kaitannya dengan pengusahaan
– Adanya material subtitusi seperti fullers earth, piropilit, pertambangan, seperti cadangan, dan pasokan
dan lain-lain, dengan potensi yang cukup besar dan permintaan komoditi mineral. Dalam hal ini,
mudah dijangkau, tidak mistahil akan merupakan ARDCMR dapat sebagai sarana/fasilitas pusat
saingan dan kendala bagi pengembangan usaha distribusi dan pertukaran informasi mineral.
perkembangan bentonit. – Peningkatan penelitian dan pengembangan
6. PENUTUP teknologi pengolahan bentonit berkadar rendah
dengan biaya yang murah yang berkelanjutan;
Di kawasan ASEAN, Malaysia dan Indonesia
termasuk negara produsen utama minyak sawit DAFTAR PUSTAKA
dunia. sementara itu, Malaysia menginfor Ca -
bentonit dari Amerika Serikat dan India yang tahun Adjat Sudradjat, M. Arfin, Prospek Pengusahaan Bentonit
1993 mencapai 199.000 ton. di Indonesia, PPTM, Bandung, 1996.
Indonesia, dengan jumlah cadangan bentonit lebih Anonim, Statistik Industri, Bag. II, Biro Pusat
dari 380 juta ton dan umumnya dari jenis kalsium Statistik, Jakarta, 1982 -1992.
mempunyai peluang pengusahaan Ca -bentonit
yang cukup terbuka, baik untuk pemakaian di luar Anonim, Statistik Perdagangan Luar negeri (Ekspor
negri maupun untuk ekspor ke Malaysia dan dan Impor), Biri Pusat Statistik, Jakarta, 1982 -
negara lainnya. Sampai saat ini, ekspor bentonit 1994.
Indonesia ke Malaysia masih nihil.
Anonim, Peranan Bahan Galian Industri dalam
Adanya peluang tersebut, Indonesia perlu memvbangun Pembangunan, Lokakarya Direktorat Jenderal
pabrik pengolah Ca- bentonit dengan kemampuan Geologi dan Sumberdaya Mineral, Jakarta, 29 Maret
bleaching yang cukup tinggi (min. 65%) selama ini, dari - 1 April 1975, Lampiran 4.20. A, Bentonit.
hasil survai menunjukan bahwa kemanpuan bleaching
bentonit dalam negri baru 30%. Anonim, An Overview : The Malaysian Mineral
Indusrtriy, 1994.
Apabila Indonesia dapat mebgekspor Ca -bentonit
ke Malaysia paling sedikit 50% dari kebutuhan Anonim, The Philippine Market For Industry Min-
bentonit Malaysia, maka produksi Ca-bentonit erals, 1994
Indo-nesia sampai tahun 2.000 diperkirakan akan
mencapai antara 180 -245 ribu ton, masih dibawah Anonim, Overview of the Mineral Industry of Thai-
kapasitas produksi sebesar 308,9 ribu ton. land, 1994.
Dalam hal pemasaran ekspor, Filipina dengan Hadiprayitno, M. Faktor-faktor yang berpengaruh
cadangan bentonit sebesar 24 juta ton merupakan pada produksi Ca-Bentonit di Indonesia, Thesis
pesaing kuat dikawasan ASEAN, terutama ekspor Bandung, 1987.
bahan bakunya ke malaysia. di Indonesia peluang
permintaan akan di tentukan oleh industri minyak Komar P.A, Penjernihan Minyak Nabati dengan Bentonit
goreng, terutama dilihat dari pola kehidupan yang dari Nanggulan, PPTM, Bandung, 1981.
semakin mapan dan jumlah penduduk yang besar.
Industri lainnya yang mempunyai prospek Lefond, Some Properties of the Major Mineral Fille,
permintaan cukup baik adalah industri kimia dasar. hal 239, Industrial Mineral and Rock 4 th.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 13
DOLOMIT
11
Oleh : Suhendar
Dolomit yang baru dikenal sejak tahun 1882, Batuan ini merupakan batu kapur yang sebagian
merupakan variasi batu gamping yang dari unsur kalsiumnya diganti oleh magnesium.
mengandung >50% karbonat. Istilah dolomit Kandungan unsur magnesium menentukan nama
pertama kali digunakan untuk batuan karbonat dolomit tersebut. Misalnya batu kapur yang
tertentu yang terdapat di daerah Tyrolean Alpina mengandung ± 10% MgCO3 disebut kapur
(Pettijohn. F.J. 1956). Dolomit dapat terbentuk, dolomitan, sedangkan bila mengandung 19%
baik karena proses primer maupun sekunder. MgCO3 disebut dolomit (Tabel 1 dan Gambar 2).
Secara sekunder, dolomit umumnya terjadi karena 2.3 Potensi dan Penyebaran
proses pelindian (leaching) atau peresapan unsur
magnesium dari air laut ke dalam batu gamping, atau Tushadi (1990) menyatakan bahwa penyebaran
yang lebih dikenal dengan proses dolomitisasi, yaitu dolomit yang cukup besar terdapat di Sumatera Utara,
proses perubahan mineral kalsit menjadi dolomit. Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan
Selain itu, dolomit sekunder dapat juga terbentuk Madura, Timor Timur, dan Irian Jaya. Selain itu,
karena diendapkan secara tersendiri sebagai endapan sebenarnya dolomit juga tersebar di daerah lain,
evaporit. namun jumlahnya relatif jauh lebih kecil, dan hanya
berupa lensa-lensa pada endapan batugamping.
Pembentukan dolomit sekunder dapat terjadi karena
beberapa faktor, di antaranya adalah tekanan air yang a. Provinsi Jawa Barat
banyak mengandung unsur magnesium dan prosesnya
berlangsung dalam waktu lama. Dengan semakin tua Dijumpai di daerah Cibinong, Bogor yaitu di Pasir
BAHAN GALIAN INDUSTRI 11 – 135
Air Laut
Presipitasi
Biokimia
Presipitasi kimia
Dolit Gua-gua Dolomit
Lumpur arogonit Cangkang Invertebrata
Diagenesis Diagenesis
Gamping Biostromal
Kalsilutit Butiran Pengayaan
dan Biohermal
Diagenesis
Kalkarenit Eksolusi
Dolomit berkalsium
Dolomit
termasuk formasi Kalibening (fasis batu gamping)
yang berumur Pliosen. Cebakan dolomit di sini
berwarna putih agak lunak dan sarang, dengan
cadangan ditaksir sekitar 430 juta metrik ton.
3.2 Penambangan
Gambar 3. Bagan Alir Pengolahan Dolomit
Penambangan batuan dolomit di Indonesia
umumnya dilakukan dengan cara tambang Keterangan :
terbuka dengan metoda kuari. Tanah penutup A = Penghancuran B = Pengayakan
(overburden) yang terdiri dari tanah liat, pasir dan
koral dikupas terlebih dahulu. Pengupasan dapat C = Penyimpanan D = Pembakaran
dilakukan dengan menggunakan bulldoser atau E = Produk F = Pertanian, Penyaring,
G = R.R. Cars Pengisian
power scraper. Penambangan dilakukan dengan 1 = Tambang 11 = Elevator
cara konvensional dan mekanis.
2 = Penghancur lubang 12 = Pengayak Ganda
3.3 Pengolahan buka 3 inch
3 = Ban berjalan (24x76) 13 = Bak penyimpanan
75 ton
Pengolahan dolomit dilakukan dengan cara yang 4 = Tempat Penumpukkan, 14 = Bak penyimpanan 800
sederhana pula. Bongkah-bongkah dolomit hasil kap. 480 to ton
dari penambangan diangkut ke unit pengolahan. 5 = Ban berjalan 60 tph 15 = Ban berjalan
6 = Penghancur, lubang 16 = Konveyor
Kemudian bongkah-bongkah dolomit tersebut buka 1 inchi
direduksi ukurannya dengan mengguna-kan alat 7 = Konveyor 17 = Konveyor
pemecah batu, hasil proses ini selanjutnya 8 = Pengayak Ganda lubang 18 = Tempat penyimpanan
digiling untuk mendapatkan dolomit yang buka 1/2-line (6.500t) 9 = Penggiling
9 = Elevator mangkok palu
berukuran halus (tepung) dengan ukuran tertentu
yang disesuaikan dengan permintaan. 10 = Traylor rolls 20 = Pembakar putar
keasaman yang ditimbulkan oleh penggunaan sumber magnesium. Pada tanah-tanah masam
pupuk seperti urea. Dolomit menetralisasi unsur yang banyak terkandung adalah Mn dan F
keasaman tanah melalui pertukaran ion, dan esertakekuranganunsurMg,yang
kation kalsium dan magnesium menghilangkan mengakibatkan tanaman tidak dapat
ion hidrogen di dalam tanah. Berdasarkan hasil mengasimilasi CO2.
penelitian proses ini akan meningkatkan sekitar
15 – 40% produksi tanaman (Kamprath. E. and Dengan pemberian dolomit, pH tanah akan
meningkat sehingga unsur-unsur N, P dan K akan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 11 – 139
menjadi semakin baik. Pada pemberian pupuk tanah bereaksi netral sampai alkalin.
amonium (Urea dan DAP) dan Kalium (KCl atau
ZK) yang terlalu banyak, akan menyebabkan b. Semen Klinker Mortar
tanah kekurangan unsur Mg. Pemberian pupuk
nitrogen mempunyai kecenderungan menciptakan Penambahan dolomit sampai 40% terhadap se-
suasana asam. men mempercepat hidrasi semen (Soroka and
Setter, 1977). Butiran halus dolomit berkisar
Dolomit terbukti lebih dapat menaikkan pH tanah 2
1.150 hingga 10.300 cm /g. Untuk membuat
dengan nyata bila dibandingkan dengan Kieserit, semen portland, material halus dolomit ini
tetapi tidak berbeda nyata terhadap kandungan ditambahkan dengan rasio 1 : 2,75 ke mortar,
C-organik, N-Kjeidahl dan P-Bray 2, K-tukar, dan yang secara alamiah membentuk pasir silisius
KTK tanah. Dolomit sudah sejak lama diperguna- dan yaitu dolomit yang perbandingan harganya
kan sebagai pupuk magnesium untuk berbagi saat ini 1 : 6.
jenis tanaman semusim ataupun tahunan
(Collings, 1955; Donahus et al dalam P . 3
Mempunyai berat jenis mendekati 2,63 g/cm
Simatupang). Kandungan dolomit antara 10 – 40% dari berat
semen akan merubah volume pasir, rasio air
Penggunaan dolomit sebagai pengganti Kieserit antara 30 : 70. Dari hasil penelitian ternyata
akhir-akhir ini meningkat karena subsidi pupuk dolomit dengan batu gamping pun pada dasarnya
dikurangi pemerintah termasuk Kieserit, MgSO4 menghasilkan nilai yang hampir sama.
H2O. Dengan naiknya harga pupuk, pemakai
pupuk cenderung memilih yang lebih murah. c. Klinker Dolomit
Penggunakan bahan baku dalam negeri akan Untuk pembuatan klinker dolomit (Mamykin dan
dapat menghemat devisa per tahun kurang lebih Ivanova 1971) memerikan bahwa spesifikasi
sebesar US $ 9 juta dan sekaligus mengembang- dolomit yang dapat digunakan adalah :
kan industri dalam negeri dalam rangka memberi
kesempatan kerja (Soepardi, 1985, Simatupang, CaO 32,51%
1989). MgO 20,59
SiO2 Sedikit
Karena pupuk dolomit bersifat alkalis dan Fe2O3 0,13
termasuk salah satu jenis bahan kapur pertanian Al2O3 0,05
maka penggunaan terus-menerus menurunkan TiO2 0,04
kemasaman tanah, atau meningkatkan pH tanah. LOI 46,25
Perubahan sifat tanah ini dapat menyebabkan
beberapa unsur hara makro dan mikro, terutama Dolomit dipanaskan dan ditambahkan kalsium
P, K, Cu dan Zn menjadi tidak tersedia atau florida pada temperatur 1.500°C memperlambat
penyerapannya oleh akar tanaman akan hidrasi dan mempercepat kristalisasi MgO.
terganggu (Rajagukguk, 1984; Soepardi, 1985).
d. Dempul Rekahan
Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan
dolomit sebagai pupuk Mg untuk tanaman Selain batu gamping, dolomit atau campuran
perkebunan belum sepenuhnya diketahui dan keduanya dapat juga dimanfaatkan untuk dibuat
perlu diteliti lebih jauh . Penelitian yang perlu dempul sebagai penyemen rekahan-rekahan
mendapatkan prioritas antara lain adalah : pada kayu. Komposisi untuk dempul ini,
kandungan dolomitnya sekitar 85% dari
Kehalusan butir, kesuluruhan. Untuk filler kandungan dolomitnya
Jenis dan kadar unsur yang terkandung, kurang dari 95% harus lebih kecil dari 150 mikron
Metode analisis pupuk untuk menduga keefektifan dan bila kurang dari 50% dari beratnya harus
dolomit bagi tanaman perkebunan, lebih kecil dari 53 mikron.
Kemungkinan penggunaan dolomit untuk 4.2 Dolomit Kalsinasi
berbagai macam tanaman perkebunan pada
BAHAN GALIAN INDUSTRI 11 – 140
+ 2,0 : nihil
Penggilingan basah (hilang 0,04 kg)
+ 0,83 : maks. 15
- 0,15 : maks. 20
Material dalam proses (7,90 kg)
Industri Keramik dan Porselen
Karbonasi, penyaringan Dalam industri keramik dan porselen, dolomit
yang dipergunakan di antaranya harus
CaCO3 (5,6 – 6,0 kg) MgCO3 (3,8 – 4,4 kg) mempunyai spesifikasi :
Dewasa ini industri hilir pemakai refraktori di Indo- Magnesit dan dolomit selain dibuat bata juga
nesia semakin meningkat, sedangkan untuk sebagai mortar, pembuatan bata magnesit dapat
memenuhi kebutuhan konsumsi refraktori masih disingkat sebagai berikut :
harus diimpor walaupun produksi refraktori di In-
donesia sudah memberikan andil, namun masih Kalsinasi bahan mentah untuk menghilangkan CO2
dalam jumlah terbatas, yaitu dengan nya, hal ini dapat dikerjakan :
perbandingan produksi dalam negeri dan dari
impor rata-rata berkisar 1 : 2. – Dengan temperatur 129 – 188°F akan terjadi
disosiasi MgCO3 – MgO + CO2 Sifat MgO
Bahan mentah tahan api bukan lempung (non yang masih bereaksi dengan air (H2O) dan
clay refractory) diantaranya adalah dolomit, SO2. Dapat bereaksi dengan MgCl2 sehingga
bauksit, korundum dan lain-lain. menghasilkan bahan yang kompak. Prinsip ini
dipakai untuk pembuatan barang tahan api
Dolomit adalah batuan karbonat yang banyak yang tidak dibakar.
mengandung mineral CaCO3.MgCO3, secara
teoritis komposisinya adalah : – Bahan dipanaskan hingga suhu 2.642 –
CaO : 30,4% 3.272°F hingga membentuk MgO dibakar
MgO : 21,9% mati (periclase). Periklas ini sudah tidak
CO2 : 47,7% mempunyai sifat seperti MgO dibakar
rendah. Untuk menurunkan temperatur
Dolomit biasanya banyak digunakan untuk pembuatan hingga dihasilkan periklas ini dapat
barang tahan api, yang digunakan dalam industri baja dicapai dengan penambahan Fe3O4
karena bahan ini sangat mudah didapat dan murah. sebanyak 4 – 8%.
Akan tetapi, karena CaO dalam dolomit sangat sukar
dibakar mati (dead burn) maka penggunaan bahan ini Bahan yang sudah dikalsinasi ini digiling dengan
tergeser oleh magnesit. dry pan atau roller mill hingga mencapai
butiran 6 mesh.
Persyaratan dolomit untuk bata tahan api ini
adalah sebagai berikut : Hasil saringan ditambah dengan air 5 – 7%
dan perekat organik dicampur dengan
MgO : min. 19% menggunakan wet pan.
SiO2 : maks. 2%
R2O3 (Al2O3 + Fe2O3 +Mn3O4) : maks. 2% Bahan campuran dibentuk dengan tekanan tinggi,
setelah itu dikeringkan dalam pengeringan
Dolomit adalah salah satu bahan pembentuk barang terowongan.
tahan api basa, tempat barang tahan api basa tersebut
ada beberapa jenis, yaitu : magnesit, dolomit, krom, Bata mentah ini kemudian dibakar dalam
krom magnesit (kadar krom lebih
BAHAN GALIAN INDUSTRI 11 – 143
tungku selama 18 – 21 hari pada temperatur dan tidak mengandung air, dikenal dengan nama
2.075 – 2.768°F. Vienna Lime, merupakan bahan penggosok pada
beberapa macam logam dan mutiara. Bahan ini
Untuk pembuatan barang tahan api terutama dipakai sebagai bahan penggosok dan
diklasifikasikan menurut komposisi kimia dalam pembersih barang atau logam yang dipernekel,
tiga tingkat mutu sebagai berikut : supaya unsur nikel dapat lebih melekat.
dan bahan dasar besi dan baja dengan total volu- meningkatkan kapasitas produksi atau
me pada pada tahun 1986 sebesar 91.975 ton melakukan penambangan di lokasi yang baru.
dan naik terus menjadi 184.223 pada tahun 1993.
No. Sektor 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993
1. Produksi 68.988 38.492 70.043 68.791 83.850 92.285 101.569 111.786
2. Impor 7.074 5.158 5.069 6.939 3.670 3.505 3.588 3.546
3. Konsumsi 91.975 128.111 127.519 129.938 142.255 153.923 167.787 184.223
4. Ekspor – – – – – – – –
5. Perimbangan -15.913 -84,461 -52.407 54.208 -54.735 -58.133 -62.630 -68.891
Penyediaan
dan Kebutuhan
Soepraptoharjo, M., Soil Classification in In- _____, Statistik Perdagangan Luar Negeri, Impor,
donesia, Soil Rest. Ist. Bogor, 1979. Biro Pusat Statistik, 1986 – 1990.
Suhendar, Dolomit (Perkembangan dan _____, Statistik Indonesia, Biro Pusat Statistik,
Prospeknya). Pusat Penelitian dan Pengem- 1986.
bangan Teknologi Mineral, Prospek Pengem-
bangan Pusat Informasi Mineral, 1994. Thampan, P.K., Handbook on Coconut Palm,
Oxford & IBM Publishing Co., 1981.
_____, Batugamping dan Dolomit di Indone-sia,
Hasil Lokakarya, Peranan Bahan Galian
Industri dalam Pertambangan, 29 Maret – 1
April, PPTM, Bandung, 1978. *****
12 FELSPAR
Oleh : Yudi Mandalawanto
Albit Na2O.Al2O8 6SiO2 – 11,8 – 19,4 68,8 2,50 – 2,70 6,0 – 6,5
Anortit CaO.Al2O8 2SiO2 – – 20,1 36,62 43,28 2,60 – 2,80 6,0 – 6,5
komposisi seperti Tabel 1. Hampir semua kalium cerah dan permukaan felspar plagioklas berwarna
felspar mengandung unsur natrium baik terinklusi m e rah. Cara ini sering disebut dengan teknik stain-
atau interlock dengan albit yang disebut felspar ing (pewarnaan). Kemudian cara fisika biasanya
partitik. Demikian pula albit selalu mengandung dilakukan dengan menggunakan difraksi sinar-x.
sejumlah kecil campuran unsur kalium dan unsur 3. PERTAMBANGAN
BAHAN GALIAN INDUSTRI 12 – 148
Penambangan selanjutnya dilakukan dengan sistim Cara pengolahan yang sudah umum dilakukan
teras (bench system) seperti Gambar 2, dengan terhadap jenis batuan felspar yang telah mengalami
ketinggian dan lebar teras 3 x 5 m. Sistem ubahan adalah proses penghilangan lanau (desliming)
penambangan ini dapat menghasilkan suatu front dikombinasikan dengan proses flotasi buih (froth
penambangan yang aman dan memudahkan flotation). Flotasi buih adalah proses yang
pekerjaan selanjutnya. Lapisan tanah penutup atau memanfaatkan media gelembung udara untuk
endapan felspar yang berkualitas rendah dibuang/ mengapungkan secara selektif mineral yang bersifat
dipindahkan ke suatu tempat yang tidak mengganggu hidrofobi. Selain gelembung udara, proses flotasi
jalannya penambangan. membutuhkan pereaksi kimia seperti pengatur pH,
surfaktan, dan pembuih. Proses ini dapat
BAHAN GALIAN INDUSTRI 12 – 149
menghasilkan produk-produk berkadar tinggi cara flotasi buih berlangsung pada pH asam dengan
seperti felspar, kuarsa, dan mika secara terpisah. menggunakan pereaksi asam hidrofluor (HF). Namun
saat ini di Jepang telah dilakukan uji coba proses
Di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Jepang, flotasi tanpa HF bahkan prosesnya berlangsung pada
dan negara-negara Eropa, pengolahan felspar dengan pH mendekati normal, sehingga menjadi lebih
BAHAN GALIAN INDUSTRI 12 – 150
murah dan dapat mengurangi pencemaran a. Felspar untuk pembuatan badan keramik halus
limbah. Keberhasilan dari proses flotasi buih
ditentukan oleh faktor-faktor seperti derajat SNI No. 1145 – 1984
liberasi, jumlah, dan jenis pereaksi kimia.
Felspar untuk
Bagan Alir Proses Pengolahan Felspar yang
umum dilakukan di Jepang dan USA dapat dilihat GerabahOksida
pada Gambar 3. Porselen Saniter Halus
(%) (%) Padat
3.4 Potensi (%)
K2 + Na2O 6,0 – 15,0 6,0 –15,0 6,0 – 15,0
Berdasarkan data dari Direktorat Sumberdaya
Min-eral, Indonesia mempunyai potensi cadangan Fe2O3 + maks. 0,5 0,7 0,8
fel-spar sangat banyak, yaitu cadangan proved TiO2 + maks. 0,3 0,7 –
271.693 ribu ton, probable 11.728 ribu ton, dan CaO + maks. 0,5 0,5 1,0
possible 56.561 ribu ton. Dari jumlah cadangan Di dalam industri gelas terdapat beberapa
tersebut besar produksi felspar baru dihasilkan
dari beberapa perusahaan, yaitu dua buah di SNI No. 1275 – 1985
Jawa Tengah dan lima buah di Jawa Timur. Kelas Na2O (%)
1 2,00 – 2,99
4. SPESIFIKASI DAN KEGUNAAN 2 3,00 – 3,99
3 4,00 – 4,99
Mutu felspar ditentukan oleh kandungan oksida 4 5,00 – 5,99
kimia K2O dan Na2O yang relatif tinggi (di atas 5 6,00 – 6,99
6%), oksida Fe2O3, dan TiO2 .
Persyaratan untuk industri keramik berdasarkan – Kalium feldspar 99,5% berukuran -20 mesh
Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah : – Fe2O3 (maksimum) = 0,05
b. Felspar untuk pembuatan glasir – K2O lebih dari 10%
– Al2O3 lebih dari 18%. Silika bebas (maksimum)
4.2 Industri Gelas = 6%
– CaO (maksimum) = 2%
BAHAN GALIAN INDUSTRI 12 – 151
Pencampuran
(blending)
Kasar
Rod mill
Ayakan getar
Flotasi oksida
besi/mika
HF –
Pengeringan Conditioner 2
Amine asetat –
pH 3,0 – 3,5
MIBC –
Pengeringan Pengeringan
Gambar 3. Bagan Alir Pengolahan Felspar yang Umum Digunakan di Luar Negeri
BAHAN GALIAN INDUSTRI 12 – 152
Pemakaian felspar pada industri dalam kurun waktu Melihat potensi dan besar cadangan yang tersebar,
pengamatan (Tabel 3 dan Gambar 5) meningkat setiap serta sedikitnya perusahaan felspar, sebenarnya
tahunnya, yaitu dari 6.657 ton pada tahun 1977 komoditas ini berpeluang untuk dikembangan,
menjadi 33.318 ton pada tahun 1990, dan terjadi sedangkan faktor teknologi merupakan kendala yang
lonjakan mulai tahun 1991 akibat adanya pertumbuhan cukup besar dalam pengusahaan felspar, karena
industri pemakai felspar. Secara keseluruhan konsumsi selama ini penambangan masih dilakukan secara
felspar mengalami kenaikan dengan laju pertumbuhan sederhana dan produk yang dihasilkan masih dalam
21,30% setiap tahunnya. bentuk bongkah. Di samping itu, dengan adanya mutu
felspar yang bervariasi dan tidak konsisten,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 12 – 154
mengakibatkan kualitas bahan belum sepenuhnya spar dalam bentuk tepung yang disesuaikan dengan
memenuhi Standar Nasional Indonesia. Oleh karena spesifikasi yang dibutuhkan oleh industri pemakai.
itu, perlu adanya teknologi industri pengolahan fel-
BAHAN GALIAN INDUSTRI 1211 –– 156
Ditinjau dari segi pemasokan dan permintaan, tetap spar, dengan tujuan memperoleh berbagai macam
belum mencapai keseimbangan. Hal ini disebabkan manfaat yang cukup layak dan untuk mendapatkan
oleh data di sektor konsumsi belum mencerminkan gambaran apa saja yang mungkin dikemudian hari.
keadaan sebenarnya. Namun, apabila melihat Dalam pengkajian aspek keuangan diperhitungkan
perkembangan sektor industri (produksi dan ekspor beberapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk modal
keramik dan porselein) yang saat ini telah memasuki tetap dan modal kerja/operasional sehari-hari. Modal
perkembangannya yang cukup pesat (Tabel 4), tetap meliputi tanah, gedung/bangunan lain, mesin/
mengakibatkan kebutuhan akan bahan baku felspar peralatan, dan kendaraan lapangan. Sedangkan modal
semakin meningkat pula. Kemungkinan inilah yang kerja/operasional yang diperlukan untuk memutar roda
mengakibatkan impor felspar tetap tidak bisa dihindari, operasional sehari-hari meliputi : bahan penolong,
di dalamnya terdapat jenis leucite yang merupakan bahan bakar, gaji dan upah, dan lain-lain. Perubahan
bahan substitusi felspar untuk keramik. Oleh karena mengenai penilaian investasi proyek penambangan
itu, melihat kondisi di atas, diperkirakan komoditas felspar menggunakan konsep nilai waktu uang (time
felspar cukup prospek untuk dikembangkan. value of money ) dengan mendasarkan pada
proceededs (cash flow) yang didiskontokan atas dasar
biaya modal (cost of capi-tal) dan beberapa kriteria
6. KRITERIA INVESTASI keuntungan seperti Net Present Value (NPV), Internal
Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PP).
Investasi dalam mengembangkan komoditas fel-
Metode ini menghitung selisih antara nilai Besarnya kebutuhan investasi adalah Rp 1,1
sekarang investasi dengan nilai sekarang milyar yang dipenuhi dari Rp. 550 Juta pinjaman
penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang Bank dengan tingkat bunga 20%, waktu
akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang pengembalian pinjaman selama 10 tahun.
tersebut perlu ditentukan terlebih dahulu tingkat Rincian biaya yang harus dikeluar kan untuk
bunga yang dianggap relevan. Apabila nilai tingkat produksi 10.000 ton/tahun dapat dilihat
sekarang penerimaan penerimaan kas bersih di pada Tabel 5, sedangkan biaya operasional
masa yang akan datang lebih besar daripada nilai tahunan dapat dilihat pada Tabel 6.
sekarang investasi, maka proyek dikatakan
menguntungkan. Sedangkan apabila lebih kecil Dalam menghitung aliran kas tahunan (annual
(disebut NPV negatif), proyek dinilai tidak cash flow) hanya diperhitungkan semua kejadian
menguntungkan. Adapun rumus NPV adalah yang berbentuk kas, sehingga unsur depresiasi
n -t n -t (tidak berbentuk kas) dijadikan sebagai unsur
NPV = Í Bt(1 + i) – Í Ct(1 – i) penambah dari keuntungan tahunan. Dari hasil
t=1 t=0
perhitungan diperoleh besarnya aliran kas
NPV = nilai bersih (keuntungan) saat sekarang;
sebagai berikut :
B(t) = total penerimaan (benifit) dari periode t;
C(t) = total biaya yang dikeluarkan pada waktu t;
-t
(1+i) = PWF (present wort factor) atau discount Tabel 5. Rincian Dana Investasi untuk Tingkat
factor. Produksi 10.000 ton/tahun
Balai Besar Industri Keramik, Family Tree, Bahan Ngurah Ardha, Jafril, Bahan Galian Industri Fel-
Galian Industri Untuk Industri Keramik, spar, B.07.95, PPTM, 1995.
Departemen Perindustrian, 1990.
Yudi Mandalawanto, Prospek Perkembangan Felspar
Hartono J.M.V. dan Widad Baraba, Masalah dan di Indonesia, Tahun 1980 – 1990, Laporan
Prospek Bahan Galian Industri Untuk Ekonomi Bahan Galian No. 76, 1990/1991.
Keramik, 1992.
13 FOSFAT
Oleh : Adjat Sudradjat,
Darsa Permana
kerangka fosfatan (material tulang), dan pasir fisik yang dimilikinya : warna putih atau putih
fosfatan. Contoh jenis ini adalah endapan umur kehijauan, hijau, berat jenis 2,81 – 3,23 dan
Kambrium di Australia, endapan Perm di bagian kekerasan 5 H.
barat Amerika Serikat, endapan Kapur di
Colombia, endapan Eosin di bagian Barat dan 2.3 Potensi dan Cadangan
Utara Afrika dan Timur Tengah, endapan Miosen
di Peru, California, dan di Kara Tau, Uni Soviet. Di dunia, cadangan fosfat berjumlah 12 milyar ton
dengan cadangan dasar sebesar 34 milyar ton.
Endapan lainnya adalah yang terbentuk pada Jumlah tersebut diperkirakan akan bertambah
kontinen stabil atau bagian dalam kontinen. dengan ditemukannya endapan fosfat di Afrika
Biasanya berasosiasi dengan gamping, dolomit, Utara, Barat, dan Timur Tengah. Maroko, dan
serpih, batu pasir glaukonit, seperti endapan Sahara Barat; kemudian CIS, Afrika Selatan,
pasir fosfatan yang terdapat di Tennesse dan Amerika Serikat, China, dan Jordania adalah
serpih fosfatan di Arkansas. negara yang memiliki cadangan fosfat terbesar di
dunia (Tabel 1).
c. Endapan Guano
Endapan fosfat guano terbentuk dari sisa kotoran Tabel 1. Cadangan Fosfat Dunia,
burung laut atau kelelawar yang terhimpun dalam per Januari 1993 (ribu ton)
jumlah banyak. Fosfat guano dapat terubah
menjadi lapisan batuan di bawah koral setelah
mengalami pelindihan, seperti terdapat di Negara Cadangan Dasar
Kepulauan Island dan Nauru, batuan gamping di Amerika serikat 1.230.000 4.440.000
Pulau Christmas, dan batuan volkanik di Senegal.
Cina 210.000 210.000
Israel 10.000 10.000
Batuan fosfat Guano sebarannya sangat Jordania 90.000 480.000
terbatas, tidak memiliki pelapisan, dan berwarna Maroko dan Sahara
gelap. Fosfat yang terbentuk dalam gua
Barat 5.900.000 21.440.000
mempunyai kenampakkan fisik yang hampir
Senegal – 160.000
sama dengan fosfat yang terdapat di daratan.
Afrika Selatan 2.530.000 2.530.000
Jenis fosfat lainnya adalah koprolit, yaitu kumpulan Tongo – 60.000
fosfat yang berasal dari kerangka tulang, gigi, dan lain-
Tunisia – 270.000
lain. Endapan fosfat jenis koprolit mengandung
Rusia 1.330.000 1.330.000
sejumlah kecil fosfat, bahkan apabila suatu produksi
Lainnya 690.000 2.860.000
dimurnikan, cadangannya dapat menjadi lebih kecil lagi Total 12.000.000 34.000.000
(susut).
Sumber : Mineral Commodity Summaries, 1993
Produksi fosfat dunia dari endapan guano
diperkirakan sekitar 2%.
Pada umumnya, sistem penambangan batu fosfat Dalam hal khusus, pengolahan fosfat memiliki
adalah tambang terbuka. Di beberapa negara cukup banyak variasi, seperti di bawah ini.
tidak jarang diterapkan sistem tambang dalam,
seperti di Rusia, Maroko, Tunisia, Mesir, dan a. Pengeringan dan Penggilingan
Amerika Serikat. Di Indonesia tambang batu
fosfat khususnya tipe guano menerapkan Endapan fosfat dengan kemurnian sangat tinggi
tambang bawah tanah dengan sistem gophering. cukup diolah dengan pengeringan hingga tingkat
kelembaban tertentu, lalu digiling sesuai ukuran
Pada tambang skala besar, dragline menjadi butir yang diinginkan konsumen.
pilihan utama. Apabila lapisan penutup endapan
terdiri dari material padat, pengupasan dapat
b. Kalsinasi
dilakukan dengan peledakan.
Proses kalsinasi dilakukan untuk memperoleh
Peralatan yang umum digunakan selain dragline,
fosfat dengan kandungan Al2O3 + Fe2O3 di
adalah scraper, p i p a (slurry pipe lines ), ban
bawah 4%. yang bebas dari zat-zat organik, flour,
berjalan (belt conveyor), bucket wheel excavator
dan karbon, pada temperatur 900 – 950°C.
(BWE), grabbing cranes, truk, dan alat bantu
lainnya. Pada tambang skala kecil seperti yang
dilakukan di Indonesia dipakai alat sederhana c. Pencucian dengan Air
seperti linggis, cangkul, belincong, dan
semacamnya. Pencucian dilakukan terhadap batuan fosfat
berkadar tinggi dan mengandung lumpur yang
3.3 Pengolahan dapat mengakibatkan kadar Al2O3 dan Fe2O3
tinggi. Alat yang digunakan adalah log washer,
Pengolahan fosfat meliputi penghancuran, thickener, ayakan (screen ), cyclone , pompa,
penghalusan, pencucian, pengayakan, klasifikasi, dan alat pengering.
flotasi, dan pengeringan, dan alat bantu penampung
(bin), pompa hisap, cyclone, ban berjalan, grizzly, d. Flotasi
thickener, dan sejenisnya (Gambar 1).
Cara flotasi digunakan terhadap batuan fosfat
Proses pengolahannya adalah sebagai berikut : apatit atau collophanite untuk mengapungkan
mineral ikutannya. Alat yang dipakai adalah an-
Fosfat hasil tambang dimasukkan ke dalam alat ionic, car-boxylic acid atau olieic acid.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 164
Fosfat dari
tambang
Penggerusan
(crusher)
Fosfat ukuran
Penghalusan
(mil ) tertentu
Proses basah
Flotasi
(untuk konsentratnya)
Kosentrat I
Kosentrat II
Klasifikasi II
Alat pengering
Pengotor (rotary drier)
Produk
Pelindihan adalah untuk mengurangi kadar MgO – Penambahan asam belerang menghasilkan su-
dalam batuan fosfat tanpa mengurangi kadar per-fosfat normal (0-18-0 sampai 0-20-0).
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 165
– Proses kering asam fosforik, H3PO4 (0-52-0 Fosfat dipasarkan dengan berbagai kandungan P
sampai 0-54-0) menghasilkan asam 2O5, antara 4 – 42%. Sementara itu, tingkat uji
superfosforik (0-68-0 sampai 0-72-0); pupuk pupuk fosfat ditentukan oleh jumlah kandungan N
cair; superfosfat kadar tinggi (P2O5 = 54%). (nitro-gen), P (fosfat atau P2O5), dan K (potas
cair atau K2O).
– Penambahan asam fosforik akan menghasilkan
triple superfosfat [pupuk TSP (0-44-0 sampai Pemakaian fosfat untuk pupuk di Indonesia saat
0-46-0)], ditambah ammonia menghasilkan ini mencapai di atas 94%. Fosfat sebagai pupuk
monoammonium fosfat [pupuk MAP (11-48- alam tidak cocok untuk tanaman pangan, karena
0)], dan diammonium fosfat [DAP (18-46-0)]. tidak larut dalam air sehingga sulit diserap oleh
akar tanaman pangan. Fosfat yang digunakan
– Penambahan fosfat dengan asam nitrat akan sebagai pupuk tanaman pangan perlu diolah
menghasilkan pupuk nitro-fosfat. menjadi pupuk buatan.
– fosfor triklorid pestisida, penghambat api, Untuk pupuk fosfat buatan berlaku SII nomor
plastizer untuk plastik dan rethanes. 0029 tahun 1973, yaitu :
Penggilingan Pupuk :
Batuan
Fosfat Penambahan H2SO4 - Aplikasi Langsung
Penambahan HNO3
- Super Fosfat Normal
Penambahan H2PO4
- Fosfat Nitrit
- TSP
H 2 S O4 Amoniasasi
- Amonium Fosfat
Penurunan - Aplikasi Langsung
panas
Asam Fosfat
Variasi
Oksidasi dan absorpsi
dalam air
Fosfat Industri Kimia dan
Elemental Makanan
– SSPA (single super phosphate) : Fosfat larut – Fosfat larut dalam asam sitrat 2% (dihitung
dalam air (P2O5 min. 13%). sebagai P2O5 ) min. 30% dari P2O5 yang larut
– DSPA (double super phosphate) : Fosfat larut dalam asam mineral.;
dalam air (P2O5 min. 38%). – Kehalusan 80 mesh min. 90%.
– TSP (triple super phosphate) : Fosfat larut Di pasaran internasional, penilaian kadar P2O5
dalam asam sitrat 2% (P2O5 min. 43%). ditentukan atas dasar BPL (Bone Phosphate
– Fosfat Bakar Lime), yang identik dengan persen Ca3(PO4)2.
Persen BPL = 2,1853 x persen P2O5.
Berdasarkan mutu, fosfat terdiri dari dua jenis :
Untuk sifat fisik dan komposisi kimia fosfat yang
a. Mutu I
diperdagangkan di pasar internasional dapat
– Fosfat larut dalam asam belerang (P2O5 min. disimak pada Tabel 3 – 6.
19%);
Persyaratan fosfat untuk pembuatan pupuk yang
– Fosfat larut dalam asam sitrat 2% (P2O5 min.
dipakai oleh PT Petro Kimia Gresik adalah :
80% larut dalam asam mineral;
– Kehalusan 80 mesh min. 90%. Fisik
b. Mutu II – Warna : Coklat
– Bentuk : Butiran
– Fosfat larut dalam asam belerang (P2O5 min. – Ukuran : + 4 mesh maks. 0,75%
11%); – ( lolos saringan) : + 200 mesh min. 96%.
Fisik
Texture : berpola, bentuk, ukuran, kristalinitas, rekahan
Ukuran : berdimensi kristal dan fragment, ukuran bebas,
Alternation : hancuran karena iklim (weathering), kalsinasi
Kimia
P 2O5 di atas 42%
Rasio CaO : P2O5 dari 1,32 – 1,61; atau yang lebih rendah (untuk mengurangi konsumsi asam),
Besi dan aluminium : < 3 + 4% dengan P2O5/R2O3 = 20
Magnesium : tingkat P2MgO = 78
Flourine : Jarak rasio P2O5 : F dari 6-11 dalam apatit; rasio Si : F harus tinggi
Klorin : 500 ppm
Elemen toksic : kandungan Cd, Hg, Cr, As, Pb, Se, U, dan V rendah
Organic matter : rendah
Potas
Nutrisi Utama Nutrisi Sekundair Muriate of potash = KCl
Nitrogen Kalsium Boron
KCl = K2O x 0,61
Fosforus Magnesium Klorin K 2O =KCl x 1,64 atau K x 1,2051
Potasium Belerang Kobalt K = K2O x 1,2046
Tembaga Kalsium fosfat
Besi
Mangan BPL = Bone phosphate of lime
Molibdenum
TCP = Tricalsium phosphate
Sodium
TPL = Triphosphate of lime
Seng
P = P2O5 x 2,2914 atau BPL x
5,0072
P 2O5 = P x 0,4346 atau BPL x 2,1852
Kimia BPL; TCP; TPL = P x 0,1997 atau P2O5 x
– P 2O5 : 29 – 34% 0,4576
indikasi sumber daya fosfat terdapat di Pembangunan berbagai proyek di atas sebagian
Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, Timor telah menampakkan hasil nyata bahkan
Timur dan Irian Jaya. Data tahun 1990 – 1992 cenderung dapat melakukan ekspor komoditi
mencatat 35 perusahaan SIPD (Surat Izin hasil pertanian tertentu. Di sisi lain, hal ini
Pertambangan Daerah), yaitu di Propinsi Jawa membuat konsumsi pupuk fosfat meningkat.
Barat (7), Jawa Tengah (6), dan Jawa Timur (22).
Pada tahun 1982, kebutuhan fosfat adalah 328,8
Produksi fosfat Indonesia dalam kurun 1982 – 1994 ribu ton menjadi 1,97 juta ton tahun 1992, dengan
mengalami penurunan, bahkan tahun 1994 hanya 445 laju pertumbuhan tahunan 25,80%. Tahun 1985
ton. Salah satu penyebabnya adalah produksi yang merupakan awal lonjakan permintaan fosfat
tidak berkelanjutan karena cadangan yang sedikit dan Indone-sia, yaitu dimulainya produksi asam fosfat
tersebar, Salah satu pertambangan yang cukup besar untuk bahan baku pupuk TSP yang selama ini
(PT IKI) di Jawa Barat mulai tahun 1996 diperkirakan masih diimpor. Nilai konsumsi fosfat pun
akan memproduksi fosfat dengan kapasitas sampai mengalami peningkatan, dan pada tahun 1992
700 ribu ton per tahun. mencapai Rp 170 milyar.
Dalam kurun 1981 – 1994, impor fosfat Indonesia Konsumsi fosfat pada industri pupuk mencapai
lebih dari 13 juta ton, bernilai lebih $AS 700 juta, 94 – 97% dari total konsumsi Indonesia, sisanya
dengan laju pertumbuhan tahunan sebesar di luar industri pupuk mencapai 35.000 – 40.000
19,33% dan 18,01%. Pada tahun 1992, ton per tahun, atau 3 – 4% dari total konsumsi
kebutuhan fosfat yang berasal dari impor fosfat. Indonesia juga mengekspor fosfat dengan
mencapai 99,1% (Tabel 7 dan 8). negara tujuan Republik of China atau Taiwan.
Pada setiap Repelita, sektor pertanian selalu Sementara itu, antara harga fosfat impor dan fosfat
mendapat prioritas utama untuk dikembangkan. ekspor relatif tidak jauh berbeda. Hal ini menandakan
Untuk PJP II ini, penekanan di bidang pertanian fosfat Indonesia sebenarnya mampu bersaing dan
adalah kepada perluasan tanaman pangan, lahan tidak kalah mutunya dengan fosfat impor.
pertanian serta pemanfaatan lahan kering dan
sebagainya yang didukung oleh pemanfaatan 1)
Dari Tabel 7, apabila dikaji jumlah impor tahun 1992
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta –1994, terjadi penurunan drastis dari 800 ribu ton pada
penyediaan sarana dan prasarana. tahun 1992 menjadi 133 ribu ton tahun 1993
ribu ton milyar Rp. ton milyar Rp. ribu ton milyar Rp.
1990 1.181,8 139,74 6.690 0,21 1.188,5 139,95
1991 1.084,5 142,37 107.346 7,29 1.191,8 149,66
1992 1.947,9 147,54 18.373 22,46 1.966,3 170,00
Sumber : Statistik Industri,bag II, Biro Pusat Statistik, 1990 – 1992.
dan 489 ribu ton tahun 1994. Akan tetapi apabila 1991 tercatat mengimpor fosfat sekitar 679 ribu ton,
melihat jumlah konsumsi fosfat yang tinggi tahun dan Malaysia sekitar 500 ribu ton tahun 1993.
1992, dan produksi yang kecil, ada kemungkinan
tingkat impor
2)
tahun 1993 –1994 lebih besar lagi. c. Dunia
Perbedaan tersebut kemungkinan besar terjadi Cadangan fosfat dunia saat ini adalah 12 milyar
karena banyaknya stok fosfat dari impor tahun- ton dari cadangan dasar sebesar 34 milyar ton
tahun sebelumnya. yang kebanyakan berasal dari endapan fosfat
marin. Jumlah itu diperkirakan akan bertambah
b. Kawasan ASEAN dengan ditemukannya endapan fosfat di Afrika
Utara, Barat, dan Timur Tengah.
Di kawasan ASEAN, selain Indonesia, Filipina
dan Thailand memiliki endapan fosfat walaupun Negara-negara penghasil utama fosfat dunia adalah
dalam jumlah yang sedikit. Oleh karena itu, fosfat Amerika Serikat, Rusia, Maroko, dan Cina. Keempat
yang diproduksi pun dalam jumlah yang kecil negara tersebut memproduksi fosfat sekitar 76% dari
apabila dibandingkan dengan konsumsi di dalam total produksi dunia tahun 1992, yaitu 138,9 juta ton.
negeri masing-masing (Tabel 9). Tahun 1992 ini merupakan tahun keempat turunnya
produksi dunia sejak 1989. Sementara itu, negara
Oleh karena itu, Indonesia, Filipina, dan Malaysia eksportir fosfat terbesar dunia adalah Maroko dan
merupakan importir terbesar di kawasan ASEAN. Amerika Serikat. Negara eksportir lainnya adalah
Pada tahun 1992, impor fosfat Indonesia Rusia, Yordania, Syria, Tunisia, Israel, Afrika Barat, dan
diperkirakan sekitar 1,9 juta ton; Filipina, tahun Afrika Selatan (Tabel 10).
Indonesia 11,1 6.384 1,2 juta 1,6 juta 800 1,9 juta 1.947,9 1.191 tt 1,33 juta
Filipina 3,4 21.793 0,93 juta 0,93 juta tt tt – tt tt –
1)
Thailand 0,34 5.936 5.037 – 7.981 7.080 – 10.764 8.838 –
2) – tt 0,41 juta – tt 0,43 juta 0,43 juta tt 527.789 0,53 juta
Malaysia
Tabel 10. Negara Produsen dan Eksportir Fosfat Dunia (000 ton)
Beberapa faktor yang menyebabkan turunnya akibat buruknya keadaan cuaca, banjir, atau
permintaan fosfat dunia, adalah : musim kemarau.
Tahun 1993, di Amerika Utara, kecuali Meksiko – Pembangunan pertanian tanaman pangan terus
dan Brazil, pemasaran pupuk fosfat juga menurun ditingkatkan untuk lebih memantapkan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 171
swasembada pangan, dan pendapatan Faktor yang cukup berpengaruh dalam penentuan
masyarakat, antara lain : melalui peningkatan harga fosfat adalah jarak dari produsen ke
produktivitas usaha tani, perluasan lahan konsumen, dan kualitas fosfat (% BPL). Di masa
pertanian, pemanfaatan lahan kering, pekarangan, depan diperkirakan harga fosfat dunia akan
dan rawa dengan didukung oleh pemanfaatan ilmu mengalami sedikit penurunan atau paling tidak
pengetahuan dan teknologi, penyediaan sarana stabil, selama belum terjawabnya isu lingkungan,
prasarana yang makin memadai, penanganan larangan pemakaian fosfat dan subtitusi fosfat
pasca-panen yang makin efisien dan untuk detergen oleh zeolit di negara-negara maju.
kebijaksanaan harga yang sesuai. Di lain pihak, harga fosfat diperkirakan akan
mengalami sedikit kenaikan sehubungan dengan
– Pembangunan perkebunan dilanjutkan untuk meningkatnya penggunaan fosfat untuk makanan
meningkatkan ekspor dan memenuhi ternak.
kebutuhan industri dalam negeri.
b. Kawasan ASEAN
Program Sektor Pertanian di atas memberikan
gambaran bahwa permintaan pupuk fosfat diper- Di kawasan ASEAN, Indonesia, Filipina, dan Malay-sia
kirakan akan meningkat di masa mendatang. adalah negara konsumen fosfat yang cukup besar.
Bank Dunia dan Departemen Perindustrian dan Sampai dengan tahun 1993, kebutuhan fosfat ketiga
Perdagangan memperkirakan bahwa negara tersebut mencapai 500 ribu sampai 3 juta ton
permintaaan fosfat Indonesia tahun 2000 akan per tahun. Di lain pihak, keberadaan mineral fosfat di
mencapai sekitar 3 juta ton. negara kawasan ASEAN relatif kecil, sehingga untuk
memenuhi kebutuhan fosfat di masa mendatang
Di Indonesia, Direktorat Sumberdaya Mineral diperkirakan masih dipasok dari impor.
nampaknya mengalami masalah dalam membiayai
penelitian sumber daya fosfat yang baru. Adanya 5.3 Isu dan Kecenderungan
dukungan dari USGS (United States of Geological
Survey) dalam mengembangkan cadangan fosfat dan Terjadinya penurunan produksi dari hampir semua
industri pertambangan fosfat di Indonesia, terutama di produsen fosfat di dunia sampai tahun 1992,
Sidamulih, Ciamis (PT. IKI) diperkirakan prospek diperkirakan akan terus berlanjut untuk beberapa tahun
pertambangan fosfat di Indonesia cukup baik. mendatang selama belum terjawabnya isu lingkungan
dan adanya subtitusi fosfat untuk detergen.
USGS berpendapat bahwa jumlah cadangan fosfat dari
hasil studi pendahuluan yang dilakukan BPPT (40 juta Sementara itu, walaupun harga fosfat di Amerika
ton) dapat ditentukan secara lebih besar lagi, apabila Serikat dan dunia mengalami sedikit peningkatan,
digunakan peralatan canggih yang dimiliki USGS. Jika harga pupuk fosfat, terutama diammonium fosfat
hasil survei menunjukkan kelayakan, ada dua menurun sekitar 1/3 dibandingkan dengan harga
perusahaan besar AS yang akan ikut mengembangkan pada tahun 1994.
pertambangan fosfat di Indonesia dengan teknik yang
lebih maju. Kedua perusahaan tersebut adalah Berkenaan dengan harga pupuk fosfat tersebut,
Freeport dan Jacob Engineering. Dengan demikian, membuat sangsi bagi produsen pupuk terhadap
Indonesia dapat menggunakan potensi fosfatnya untuk kelangsungan ekonomi di Amerika Serikat dan
mengurangi ketergantungan terhadap fosfat impor, dan internasional. Namun, beberapa kalangan berpendapat
meningkatkan kemampuan penggunaan fosfat untuk bahwa bertambahnya pemakaian fosfat untuk
yang lebih luas lagi. Untuk itu, perlu dilakukan survei di makanan ternak membuat permintaan fosfat dunia
lain tempat untuk mendukung survei pendahuluan. selanjutnya akan meningkat.
PT IKI berencana akan memproduksi antara 600 – 700 Tabel 11. Perdagangan Merchant Grade
ribu ton fosfat alam tahun 1995 dan akan menambah (MGA) & Super Phosphate Konversi untuk
kapasitasnya menjadi 1 juta ton akhir 1996. Di samping mineral fosfat (SPA)
itu, PT IKI sedang membangun pabrik untuk berbagai
produk, seperti KSP (Kapur Pertanian Fosfat) dengan
kandungan 5 – 10% P 2O5, fosfat batuan alam (16 – Negara MGA SPA
30% P2O5), fosfat cair, dan fosfat kalsium defluorinated 1991 1992 1991 1992
alam (NDCP) dengan kandungan 15 – 16% P2O5.
Amerika Serikat 303 438 386 45
Pemasaran produk fosfat dilakukan bekerja sama
dengan KUD di sekitarnya dan untuk tiga tahun
Tunisia 436 506 107 37
pertama, PT IKI akan memasok sebesar 1,6 juta ton.
Spanyol 12 26 92 6
Kendala yang ada sekarang ini adalah transportasi dari Selain di negara tersebut di atas, di kawasan Eropa
pabrik ke jalan utama, sementara jalan peng-hubung Barat pemasaran MGA diperkirakan mempunyai
masih dalam pembangunan. prospek yang sangat baik. Hal ini ditunjukkan oleh
permintaan MGA tahun 1992 yang cukup tinggi, yaitu
b. Perdagangan Asam Fosforik Dunia
670 ribu ton dari 300 ribu ton tahun 1991.
Ada dua jenis asam fosforik yang dijual di
Tingginya permintaan MGA menyebabkan
pasaran dunia, yaitu merchant grade (MGA) dan
ditutupnya sejumlah pabrik asam fosforik karena
super fosfat (SPA). Penjualan jenis MGA
dianggap tidak ekonomis lagi dan masalah
cenderung menaik, sedangkan penjualan SPA
lingkungan, seperti di Inggris (1), Belgia (2).
menurun, terutama karena adanya interaksi
Ketiga pabrik tersebut kapasitasnya turun drastis
antara permintaan asam fosforik dengan produk
menjadi sekitar 270.000 ton per tahun.
industri hilir, seperti diammonium fosfat (DAP) dan
monoamonium fosfat (MAP) (Tabel 11). Di kawasan Asia dan Timur Tengah, kecuali Cina,
pemasaran asam fosforik juga cukup rendah dan
Sampai tahun 1992, CIS masih merupakan konsumen cenderung mengalami penurunan.
terbesar SPA di dunia, tetapi hanya mencapai 64 ribu
ton, menurun drastis dari 565 ribu ton tahun 1991, Pemasaran Pupuk
sebagai akibat rendahnya permintaan polyfosfat
amonium dan merosotnya nilai tukar uang. Lebih dari 90% pasaran fosfat dunia dikonsumsi
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 173
untuk pupuk, tetapi tahun 1992, konsumsi pupuk dan danau-danau (entropication). Sifat merugikan ini
fosfat mengalami penurunan sekitar 3,5%, mengakibatkan larangan penggunaan fosfat untuk
bersamaan dengan adanya perubahan cuaca, pembuatan detergen (Sodium tripoly-phosphate –
politik, dan juga munculnya isu lingkungan. STPP), dan digantikan oleh zeolit dan polycarboxilate.
Akan tetapi, pemerintah negara maju menganggap
bahwa larangan tersebut masih terlalu pagi. Beberapa
Tabel 12. Ekspor Asam Fosforik (000 ton P2O5) studi yang dilakukan memperlihatkan bahwa pengaruh
larangan itu belum dapat dilaksanakan bahkan
cenderung diabaikan.
Negara 1991 1992
Para ahli lainnya berpendapat bahwa limbah fosfat
Maroko 1.337,5 1.453,8
lebih mudah dipisahkan daripada limbah zeolit. Satu
Tunisia 543,1 542,9
teknologi yang telah dikembangkan di Belanda
Amerika Serikat 689,1 483,3
memperlihatkan perolehan sekitar 70 – 80% fosfat
Afrika Selatan 151,6 196,2
hasil limbah dapat dipisahkan dan menghasilkan
Afrika 109,6 55,6
kalsium fosfat pelet yang dapat didaur ulang. Teknologi
Spanyol 104,2 32,3
tersebut dapat dipromosikan di Eropa Timur dan
negara berkembang (yang belum ada larangan
Sumber : Industrial Mineral, March 1994 pemakaian STPP).
metode heap and dump leaching. Larutan yang – Sejumlah besar gipsum mengandung radium.
digunakan adalah asam belerang dengan tujuan Kerusakan produk radium biasanya tampak
melarutkan mineral logam agar berkumpul di dalam batuan yang dihasilkan. Penambahan
bagian bawah. Tetapi, pemakaian asam belerang asam sulfat terhadap setiap ton batuan fosfat
pada pelindihan bijih emas tidak efektif sehingga akan menghasilkan 1,5 ton gipsum.
dipakai larutan sodium dan potasium sianida.
Dari hal di atas, pelindihan in situ atau pelindihan
Apabila bijih tidak mengandung kehalusan dan ukuran vat (vat leaching) menjadi alternatif untuk
butir yang layak, pelindihan dapat dilakukan dengan pengolahan batuan fosfat. Pengurangan asam
cara vat leaching. Bahan baku ditempatkan dalam sulfat tidak memungkinkan sebab perolehan
suatu bejana yang dilengkapi media penyaring. Hasil gipsum yang akan menguntungkan.
pelindihan dimasukkan melalui puncak bejana dan
dilakukan penapisan bahan baku sampai selesai. Teknologi Baru Pengolahan Pupuk Fosfat
Bejana disusun sedemikian rupa sehingga sistem
penghitungan dapat dipakai dan operasi pelindihan Suatu cara telah dikembangkan untuk pelindihan
dapat tercapai. Larutan padat ditambahkan kepada endapan batuan fosfat atau hasil tambang, yaitu
bejana terakhir dan larutan encer kepada bejana heap (leaching) atau vat (leaching) dengan
pertama, kemudian dipompakan dari bejana pertama menggunakan HCl atau HNO 3. Melalui cara
sampai bejana terakhir. Waktu pelindihan antara 2 – 4 penguapan akan diperoleh kristal-kristal yang
hari. mengandung kalsium klorid dan mono-kalsium-
fosfat atau kalsium nitrat dan monokalsium fosfat,
Pemakaian cara vat leaching dapat mengkonsumsi kemudian dengan pemanasan pada suhu 200 –
reagen sekecil mungkin dengan hasil produksi 250°C akan diperoleh dikalsium-fosfat.
berkadar tinggi dan menghindarkan pemakaian thick-
ener dan alat penyaring yang harganya mahal. Walaupun HCL dan HNO3 lebih mahal daripada
H2SO4, dinilai lebih efektif dan dapat diperbaharui
Sementara ini, teknologi penambangan endapan secara bertahap dengan daur ulang. Dengan demikian,
fosfat yang digunakan saat ini adalah sistem pemakaian vat leaching akan lebih ekonomis dengan
terbuka dan bawah tanah. Penambangan bijih perolehan bahan baku yang diharapkan.
biasanya dilakukan dengan memisahkan
lempung, karbonat atau material organiknya. Pada proses teknologi saat ini, konsentrasi asam
Konsentrat fosfat diberi perlakuan dengan merupakan faktor penting. Larutan asam yang
menambahkan asam sulfur dalam suatu bejana digunakan harus mempunyai konsentrasi yang rendah
sehingga akan menghasilkan asam fosfor yang karena pelindihan batuan fosfat pada konsentrasi
terpisah dari gipsum dalam suatu urutan arus asam tinggi akan mengarah ke formasi asam fosforik,
penghitung thickeners . Dalam beberapa kasus seperti dalam persamaan berikut :
digunakan juga asam nitrit tetapi tidak ada
gipsum yang terbentuk. Ca10 ( PO4 )6 F2 + 20 H
+ +
® 6H3 PO4 + 10 Ca2 + 2HF
Beberapa masalah dengan memakai teknologi di Asam fosforik selanjutnya akan bereaksi dengan
atas, yaitu : apatit selama pelapisan dan akan membentuk
dikalsium-fosfat yang terlarut dalam air, seperti
– Diperlukan material yang sangat besar dan ditunjukkan oleh persamaan berikut :
waktu yang lama.
Ca10 ( PO4 )6F2 + 4H3PO4 ®10 Ca HPO4+ + 2HF
– Apabila batuan mengandung lumpur, perlu
waktu lama bagi lumpur masuk ke tempat Oleh karena itu, susunan dikalsium fosfat dalam
yang dipersiapkan dan memerlukan tempat lapisan batuan fosfat tidak menguntungkan karena
yang luas dan air banyak di dalam sirkuit. terhalang pori-pori lapisan dan mengakibatkan
penyaringan menjadi lebih lama. Jadi, pemakaian
– Reklamasi daerah lapisan penutup dan konsentrasi asam rendah akan mendukung
pembuangan untuk menjaga lingkungan. penyusunan mono-kalsium-fosfat yang terlarut dalam
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 175
air dan tidak akan bercampur oleh adanya proses Tabel 13. Analisis Jenis Produk Dikalsium-
pelindihan. Lebih diutamakan, konsentrasi optimum Fosfat
HCl berkisar antara 7 – 10% dan konsentrasi opti-mum
HNO3 berkisar antara 15 – 20%.
Unsur 10% HCl 20 % HNO3
Larutan pelindih dapat didaur ulang selama semua P 2O5 38,8 42,9
asam bebas digunakan oleh reaksi apatit di dalam Ca 35,0 35,1
lapisan batuan fosfat. Sebagai contoh, konsentrasi HCl Mg 0,22 0,51
= 10% dan HNO3 = 20%, jumlah asam akan mendekati Fe 0,30 0,71
tiga kali jumlah stoichiometric karena hadirnya apatit
Al 1,25 3,26
dalam lapisan, sehingga semua larutan asam dapat
P2O5/Ca 1,14 1,22
dikonsumsi.
Sebagian lagi larutan asam diperoleh dengan Batuan fosfat mengandung sekitar 3% fluorin.
menambahkan H2SO4 kepada cairan induk pada Pada teknologi sekarang, suatu fraksi fluorin
kondisi normal dan menjaring gipsum yang terbentuk. teruapkan sebagai gas HF atau SiF4 yang akan
ditangkap dalam sistem pembuangan gas .
CaCl2 + H2SO4 ® 2HCl + CaSO4 Dengan menggunakan larutan HCl atau NO3, sisa
2
Ca (NO3)2 + H2SO4 ® 2HNO3 + CaSO4 fluorin ditawarkan sebagai ion fluoro silikat SiF 6.
Dengan penambahan garam sodium akan
Penguraian secara relatif akan berkurang dan diperoleh suatu presipitat fluoro silikat sodium
dipertahankan dalam bentuk di atas untuk kondisi yang merupakan sumber fluorin yang banyak
optimal. Dalam hal ini, tahapan perolehan yang digunakan di industri aluminium.
diharapkan tidak menghasilkan pembentukan uap
asam dan gas nitrit yang rumit. +
2Na + Si F6 ® Na2 SiF6
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 176
sebagai eksportir fosfat baru. Selain itu, adanya diammonium phosphate (DAP) dan mono ammo-
perluasan dari produsen ke arah pabrik nium phosphate (MAP). Di samping itu, harga
pengolahan dan bertambahnya penjualan produk SPA yang tinggi telah menyebabkan permintaan
pupuk, sehingga mengimpor produk akhir lebih DAP di beberapa negara menjadi turun drastis
menguntungkan daripada bahan baku fosfat. Isu tahun 1992, yang berakibat ditutupnya sejumlah
lingkungan yang muncul di negara maju ikut pabrik asam fosforik (SPA) karena dianggap
menurunkan produksi fosfat. sudah tidak ekonomis lagi.
Di lain pihak, sumber fosfatnya sendiri merupakan Pemakaian fosfat untuk detergen juga telah
hal penting dengan perolehan produk akhir menurun drastis, karena hubungannya dengan
berupa fosfo-gipsum dari hasil sampingan tingkat kandungan gizi yang tinggi di sungai-
pengolahan fosfat. Seperti diketahui, bahwa fosfat sungai dan danau-danau yang ditunjukkan oleh
sedimen mengandung tingkat impuritis yang tumbuhnya tanaman ganggang (entropication).
tinggi daripada fosfat apatit (batuan beku), seperti
cadmium dan arsenik yang merusak lingkungan. Di negara maju, pemakaian fosfat untuk pembuatan
detergen (STPP Sodium tripolyphosphate) telah
Berdasarkan studi pendahuluan oleh BPPT bekerja dilarang meskipun telah ditemukan suatu teknologi
sama dengan Konsorsium Perancis tahun 1989, di yang dapat menangkap sekitar 70 – 80% fosfat hasil
Pulau Jawa diperkirakan terdapat cadangan fosfat buangan serta dapat menghasilkan kalsium fosfat yang
sebesar 40 juta ton. Selain itu, diperkirakan juga dapat di daur ulang. Para ahli mengusulkan zeolit dan
terdapat endapan fosfat tipe marin. polycarboxilate dapat dipakai sebagai pengganti fosfat
untuk detergen.
Ditinjau dari sisi ilmu geologi ada keterkaitan antara
Pulau Christmas dan Kepulauan di Indonesia. Oleh Adanya daur ulang limbah fosfat dapat
karena itu, dimungkinkan keberadaan endapan fosfat merupakan ancaman terhadap jumlah
Indonesia jauh lebih besar lagi, karena Pulau permintaan dan pemasokan fosfat, khususnya
Christmas dengan luas wilayah yang kecil saja STPP yang sudah menurun sejak tahun 1994.
mempunyai cadangan fosfat sebesar 100 juta ton.
Di negara maju, fosfat untuk keperluan ini akan terus
Dengan jumlah cadangan fosfat terduga tersebut, menurun selama dampak terhadap alam sekitarnya
prospek industri fosfat di Indonesia di masa men- belum teratasi. Meskipun demikian, negara-negara di
datang diperkirakan akan dapat mengurangi Eropa Timur dan berkembang masih merupakan pasar
impor fosfat yang semakin meningkat atau yang prospek karena belum ada larangan.
mungkin menghentikannya.
Dewasa ini, telah ditemukan metode pelindihan yang
Dengan demikian, upaya pemenuhan kebutuhan fosfat lebih efektif untuk penambangan/pengolahan fosfat,
domestik sebesar 2,96 juta ton per tahun pada tahun yaitu vat leaching. Metode ini ditemukan dengan
2000, diharapkan akan dapat dicapai apabila menggunakan konsep dasar dari proses frasch
eksplorasi lanjutan yang menurut rencana akan terhadap mineral belerang dan dapat juga dipakai
dilaksanakan oleh lembaga bantuan survai Amerika terhadap bijih-bijih logam, serta bahan galian fosfat
Serikat (USGS) menampakkan hasil seperti yang dengan menggunakan asam HCl dan HNO3 sebagai
diduga. Jika hasil survai menunjukkan kelayak-an, agen pelindih.
kemungkinan ada dua perusahaan Amerika Serikat,
yaitu Freeport dan Jacob Engineering yang akan Keuntungan yang diperoleh dengan memakai
membantu mengembangkan pertambangan fosfat teknologi eksploitasi in situ atau vat leaching
dengan teknologi yang lebih maju. terhadap endapan fosfat, yaitu :
Dalam dunia perdagangan asam fosforik, jenis mer- – Pelindihan batuan insitu, atau penambangan suatu
chant grade (MGA) mempunyai prospek yang lebih deposit, penghancuran, dan cara pengolahan
baik daripada jenis super fosfat (SPA), terutama dalam (heap dan vat leaching) merupakan suatu
hubungannya antara permintaan asam fosforik dengan teknologi murah daripada pelindihan dalam bejana
produk-produk industri hilir seperti seperti dipraktekkan saat ini.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 178
– Pemakaian larutan HCl dan HNO3 sebagai agen Export dan Import, 1981 – 1994, Biro Pusat
pelindih walaupun lebih mahal dari pada H2SO4 Statistik.
yang biasa digunakan, tetapi menghasilkan
beberapa keuntungan, yaitu modal dan ongkos Anonim, Bab II : Pembangunan Nasional, Garis-
operasi rendah; diperolehnya produk sampingan garis Besar Haluan Negara, 1993.
(gipsum); mempertinggi perolehan uranium, tanah
jarang dan fluorin; mempertinggi kemungkinan Anonim, Daftar KP dan SIPD, Jawa Timur, Jawa Barat
dalam mengontrol radium dan produk-produk yang dan Jawa Tengah, Dinas Pertambangan Jawa
bersifat merusak. Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, 1990
– 1992.
– Kolam matahari dapat digunakan untuk menguapkan
hasil pelindihan yang akan menghasilkan Anonim, Mineral Industrial of Asia and the Pasific, 1989
monokalsium fosfat dan juga CaCl2 dan Ca(NO3)2 International Review, US Departemen of the
bergantung kepada jenis asam yang digunakan. Interior, Bureau of Mines, 1992.
Produk hasil penguapan berbentuk kristal-kristal
CaCl2Ca(H2PO4)2. 2H2O atau Ca(NO3)2 Ca Amdel., Industrial Minerals laboratory Testing;...
(H2PO4)2.2H2O. yang akan dikompos pada suhu Characteristic of Commercial Products, 19...
200 – 250°C untuk menghasilkan dikalsium fosfat
sebagai produk fosfat berkadar tinggi yang laku di Darsa, dkk., Prospek Perkembangan Fosfat di
pasaran dengan kandunganan P2O5 = 40%. Indonesia, PT. Aneka Tambang dan
Puslitbang Teknologi Mineral (P3TM), 1990.
Anonim, Mineral Commodity Summary, 1993, US 14. ...., Paper Countries, Morocoan Company Pro-
Publishing, 1994. files, Industrial Minerals, July 1993, p. 25 – 33.
Anonim, Maximum Handling of Phosphate Peter W. Harben, The Industrial Minerals Hand
Needed, Petrominer, No. 07, July 15, 1995. Book : AGuide to Markets, Specification, and
Prices, Published by Industrial Minerals Divi-
Anonim, PT IKI Pursues, Domestic Phosphate sions, 1992.
Requirement, Petrominer, No. 04. April 15,
1996, p. 26 – 28. 16. ...., Some Environmental Aspects of Jordanian
Phosphate Mining, Industrial Mineral, March,
Anonim, Statistik Industri Bag. II, 1982 – 1992, 1990, p. 103 – 109.
Biro Pusat Statistik.
GIPSUM
14
Oleh : Toton Sentana Kunrat
– Satinspar, berbentuk serat dan berkilap (fiber), Kerta Pertambangan Jabar, cadangannya hanya
sering kali ditemukan dalam lapisan tipis sebesar 161.151 ton (cadangan terkira atau prob-
dengan bentuk kristal, able).
merah jingga, hitam bila tak Eksplorasi endapan gipsum untuk mengetahui letak,
murni. penyebaran dan ketebalan dapat digunakan cara
– Spesifik grafity : 2,31 – 2,35 pemetaan geologi atau geofisika, misalnya
– Kekerasan : 1,5 – 2 (skala F. Moh's) menggunakan metode tahanan jenis, potensial listrik,
– Bentuk mineral : kristalin, serabut dan masif. dan lain-lain. Perhitungan cadangan dapat dilakukan
– Kilap : sutera. secara sederhana, yaitu perkalian antara luas daerah
b. Sifat Kimia mendatar dengan kedalaman rata-rata. Hal ini
disebabkan oleh bentuk dan penyebaran endapan
gipsum pada umumnya lebih sederhana dibandingkan
– Gipsum pada umumnya mengandung : dengan endapan logam.
– SO3 = 46,5%
– CaO = 32,6% Untuk menentukan ketebalan rata-rata dapat dilakukan
– H2O = 20,9% dengan cara pemboran, sumur uji (test pit), atau parit-
– Kelarutan dalam air adalah : parit eksplorasi. Di samping menentukan ketebalan,
2,1 gram tiap liter pada suhu 40°C. juga diambil contoh-contoh endapan gipsum untuk
1,8 gram tiap liter air pada 0°C. dianalisis di laboratorium secara analisis kimia dan
1,9 gram tiap liter pada suhu 70 – 90°C. analisis mikroskopi bijih dalam menentukan kualitas
– Kelarutan bertambah dengan penambahan Hcl endapan tersebut.
atau HNO3.
3.2 Penambangan
2.2 Potensi
Cara penambangan gipsum dapat dilakukan secara
Ditinjau dari segi keberadaannya, endapan tambang terbuka (quarry) atau tambang bawah tanah
gipsum di Indonesia tersebar di beberapa daerah, (underground mining). Hal ini bergantung kepada letak
yaitu di Pulau Jawa, DI Aceh, Sumatera, dan penyebaran endapan apakah di atas atau di
Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Tengah, bawah permukaan bumi. Penambangan secara
serta Nusa Tenggara Barat. Pada umumnya tambang terbuka dapat dilakukan meliputi tahapan :
penyelidikan yang pernah dilakukan, baru sampai pengupasan lapisan tanah penutup (stripping),
tahap penyelidikan umum, sehingga kuantitas pembongkaran (loosening), pemuatan (loading), dan
dan kualitas seluruh cadangan gipsum hingga pengangkutan (transporting).
saat ini belum diperoleh angka yang pasti.
a. Pengupasan Tanah Penutup
Meskipun dari segi penyebaran cukup banyak, dari
hasil penyelidikan tersebut di atas, ternyata belum Ini merupakan suatu kegiatan membersihkan segala
ditemukan cadangan gipsum yang besar dan dapat macam material yang menutupi tubuh batuan, seperti
ditambang secara besar-besaran dan ekonomis. alang-alang, tanah, atau batuan pengotor lainnya.
Kegiatan ini dapat menggunakan alat-alat manual
Demikian juga halnya dengan cadangan yang (seperti cangkul, linggis, blincong, sekop, dsb.)
sekarang sedang diusahakan, yaitu di daerah Cidadap, sampai dengan modern (seperti : bulldoser yang
Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya, dilengkapi ripper, scrapper, shovel, hydraulicking,
Jawa Barat, yang dikerjakan oleh PD dan sebagainya). Namun pemilihan alat ini
BAHAN GALIAN INDUSTRI 14 – 181
bergantung kepada keadaan lapangan dan skala bongkah-bongkah batuan gipsum menjadi butir
produksi. Kegiatannya meliputi : pembabatan/ atau partikel dengan ukuran tertentu yang sesuai
pembersihan dan pendorongan material-material dengan kebutuhan. Sedangkan tahapan
pengganggu ke tempat yang tidak menggangu prosesnya meliputi :
kegiatan penambangan selanjutnya.
– Peremukan primer menggunakan peremuk
b. Pembongkaran crusher dengan tipenya bergantung kepada
ukuran bongkah,
Ini merupakan serangkaian pekerjaan untuk
membebaskan batuan atau endapan dari batuan – Peremukan sekunder dengan menggunakan
induknya yang masif/ padat. Kegiatan ini bergantung hammer mill dan cone crusher,
kepada kekerasan batuan/endapan. Melihat sifat fisik
endapan gipsum, yang kekerasannya lunak (1,5 – 2 – Pengayakan dilakukan baik sesudah
skala F. Moh's) untuk skala produksi besar dapat peremukan primer maupun sekunder dengan
menggunakan bulldoser yang dilengkapi rip-per. Akan menggunakan ayakan getar,
tetapi, bila endapan telah mengeras sehingga tidak
mungkin dilakukan penggaruan, maka dapat – Penghalusan, dengan menggunakan roller mill,
digunakan cara pengeboran dan peledakan, dengan ball mill, dan metode gravitasi lainnya, atau
peralatannya antara lain : alat bor Jack Hammer, dengan flotasi,
bahan peledak ANFO, dinamit dan detona-tor.
Kegiatan ini meliputi : penggaruan oleh bulldoser yang – Pengeringan, untuk mengurangi kadar air bebas, dan
dilengkapi ripperataupengeborandanpeledakan, lalu biasanya dilakukan sebelum atau sesudah
material hasil pembongkaran dikumpulkan dengan peremukan sekunder, serta menggunakan
bulldoser agar mudah dimuat oleh alat muat (misalnya pengering putar pada suhu 49°C,
wheel loader).
– Pencucian, jika dibutuhkan produk bersih dan
c. Pemuatan dan Pengangkutan putih dilakukan pencucian dengan
mengguna-kan heavy media separator.
Ini merupakan kegiatan memuat dan mengangkut
material hasil penggaruan/peledakan ke unit b. Proses Kalsinasi
pengolahan atau penampungan. Kegiatan ini
dapat menggunakan alat muat wheel loader dan Kalsinasi atau pemanasan dilakukan untuk
alat angkut dump truck dengan kapasitas mengurangi/mereduksi gipsum dari bentuk
tergantung skala produksinya. dehidrat menjadi hemihidrat(stucco atau plaster
of paris), anhidrit dapat larut (solube anhidrit),
3.3 Pengolahan dan anhidrit tidak dapat larut (insoluble anhidrit
atau dead burn gipsum).
Pengolahan gipsum dimaksudkan untuk meng-
hilangkan mineral pengotor yang terkandung di 1
Hemihidrat (CaSO4 /2H2O)
dalamnya serta agar dapat memenuhi spesifikasi
yang diperlukan oleh industri pemakainya Terdiri atas a (alpha) hemihidrat dan ß (beta)
(Gambar 1). Secara garis besar proses hemihidrat. Keduanya mempunyai bentuk kristal
pengolahan gipsum dibagi menjadi tiga tahap, yang sama, tetapi sifat fisika yang berbeda. a
yaitu proses preparasi, kalsinasi, dan formulasi. hemihidrat lebih stabil, lebih lambat mengeras,
Tahapan proses tersebut tidak selalu dilakukan lebih kerat dan kuat, kurang reaktif, prosesnya
semuanya, bergantung kepada kualitas dan jenis lebih mahal dibandingkan dengan ß-hemihidrat.
gipsum yang dibutuhkan oleh industri pemakai.
Pembuatan a hemihidrat dilakukan dengan
a. Proses Preparasi memanaskan (kalsinasi gipsum hasil preparasi, di
dalam suatu lingkungan yang jenuh air pada suhu
Proses preparasi dimaksudkan untuk mereduksi 97°C, dengan tekanan tinggi yang dihasilkan dari
BAHAN GALIAN INDUSTRI 14 – 182
Pembuatan gipsum sintetis dari air kawah yang Gipsum yang belum dikalsinasi,
mengandung sulfat dapat dilakukan dengan cara dipergunakan untuk :
yang cukup mudah, yaitu cukup dengan
menambahkan batu kapur (CaCO3) ke dalamnya. Industri portland semen (sebagai retarder agar se-men
Reaksinya adalah : jangan lekas membeku); yaitu jika pem-bakaran kapur
sudah berbentuk klinker, maka gipsum (atau campuran
CaCO3 + air kawah ® CaSO4 2H2O gipsum dan anhidrit) akan dicampurkan dan digerus
bersama-sama klinker tersebut, sehingga membentuk
Penelitian cara pembuatan gipsum sintetis ini pernah portland semen.
dilakukan, dengan menggunakan air kawah gunung
Ijen di Jawa Timur yang banyak mengandung sulfat. Persyaratannya adalah :
Percobaan di laboratorium menunjukkan bahwa setiap – SO3 (min) 35%,
liter air kawah gunung Ijen dapat menghasilkan 80 2
– CaO (min) /3berat SO3,
gram gipsum. – garam-garam Mg dan Na (maks.) 0,1%,
– hilang pijar (maks.) 9%,
Berdasarkan hasil tes di laboratorium pabrik se- – ukuran partikel 95% – 14 mesh,
men Gresik, gipsum yang diperoleh ternyata – Pertanian; sebagai kondisioner tanah yang
menunjukkan kadar yang masih di bawah kadar mengandung alkali dan sebagai pupuk
yang digunakan oleh pabrik semen tersebut, terutama untuk tanaman kacang,
tetapi masih memenuhi persyaratan ASTM (14), – Industri kertas, cat, dan insektisida, sebagai
serta dapat digunakan dalam pembuatan semen filler, jenis gipsum adalah terra alba,
dan tidak banyak mengurangi sifat-sifat semen itu berwarna putih dan derajat kemurniannya
sendiri. lebih besar dari 98%.
Senyawa pengotor yang terdapat dalam gipsum yang b. Gipsum Kalsinasi
dihasilkan adalah Al2O3 dan Fe2O3 yang berasal dari
batu kapur. Senyawa ini dapat dikurangi,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 14 – 184
– Di sektor konstruksi, untuk wall board dan partisi, - 100 mesh : 95%
yaitu gipsum plaster jenis ß-hemihidrat. - 30 mesh : 100%
– Di bidang kedokteran, a-hemihidrat (plaster of
paris) untuk cetakan gigi, pengobatan tulang – Brewing, dengan syarat-syarat :
- CaSO4 2H2O : 98%
Air Gipsum - SiO2 : 0,34%
- Al2O3 & Fe2O3 : 0,34%
Tangki - MgO : 0,08%
Mill Pullvirizer
Pencucian - Alkali : 0,14%
- H2O dan organik lainnya : 0,26%
Air Sodium Olcate/
– Untuk bahan tahan api; bila gipsum plaster
Sodium silicate Mill
dicampur 20% air, dapat melindungi barang
dari suhu tinggi,
– Untuk industri pasta gigi dengan persyaratan : Lonjakan produksi ini disebabkan oleh mulai
- CaSO4 1/2H2O : 93% diproduksi-nya gipsum sintetis (sebagai produk
- Waktu pengerasan : 5 – 20 menit sampingan) sejak tahun 1985 yang di antaranya
- Ukuran partikel : berasal dari PT Petrokimia Gresik.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 14 – 185
Sumber : **) Laporan tahunan Direktorat Teknik Sumber : Statistik Perdagangan (Impor), Biro Pusat Statistik
Pertambangan, DJPU.
*) Statistik Industri, BPS.
Perkembangan produksi gipsum alam dalam Dari tahun 1980 sampai dengan 1985 impor
kurun waktu 1980 – 1992 cenderung meningkat gipsum relatif stabil, yaitu rata-rata sekitar
rata-rata 15,91% per tahun. Pada tahun 1980 325.000 ton. Sejak itu sampai dengan tahun 1988
produksi gipsum alam hanya 485 ton, tahun 1988 impor gipsum menurun dengan tajam hingga
meningkat menjadi 1.591 ton, dan pada tahun mencapai 92.731 ton. Penurunan ini disebabkan
1992 tercatat sebesar 1.815 ton, atau meningkat oleh sebagian kebutuhan gipsum yang semula
sekitar 17.10% dari produksi tahun 1988. dari impor, khususnya untuk industri semen
sudah dapat dipenuhi oleh gipsum sintetis yang
Produksi gipsum sintetis yang sebagian besar diproduksi di dalam negeri sendiri (dari PT
diproduksi PT Petrokimia Gresik, pada tahun Petrokimia dan industri kimia lainnya).
1985 sebanyak 134.535 ton, meningkat menjadi
Sedangkan pada tahun 1989 sampai 1992 impor
433.020 ton pada tahun 1992.
gipsum cenderung meningkat lagi. Pada tahun 1992
produksinya mencapai 218.667 ton. Peningkatan
Impor
tersebut disebabkan oleh adanya peningkatan produksi
semen sebagai konsekuensi dari meningkatnya
Sampai tahun 1992, untuk memenuhi sebagian
kebutuhan semen untuk pembangunan di sektor
kebutuhan gipsum di dalam negeri, Indonesia masih
konstruksi. Dengan demikian kebutuhan gipsum pun
harus mengimpor dari negara lain. Impor gipsum
ikut meningkat lagi.
sebagian besar terdiri atas gipsum tidak dikalsinasi,
dan sisanya dalam bentuk plaster. Gipsum yang tidak Ditinjau dari asal negara, Jepang, Thailand, Austra-lia,
dikalsinasi tersebut lebih dari 85% dipergunakan untuk dan China adalah negara-negara pemasok utama
memenuhi kebutuhan pabrik semen. gipsum Indonesia. Selain itu masih ada beberapa
negara lain yang tercatat sebagai pemasok gipsum ke
Secara keseluruhan perkembangan impor gipsum Indonesia dalam bentuk plaster dalam jumlah tertentu,
selama kurun waktu 1980 – 1992, meskipun serta dilakukan secara insidentil (tidak
berfluktuasi masih menunjukkan peningkatan dengan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 14 – 186
Tabel 6. Perkembangan Produksi Semen lebih murah, sehingga kurang menarik bagi
para investor
Tahun Produksi Semen Laju – Ongkos transportasi; untuk daerah tambang yang
(000 ton) perubahan (%) cukup jauh dari pusat pemasaran. Ongkos
1980 5.831 transportasi akan merupakan beban yang cukup
1981 6.844 + 17,37 besar, sehingga akan sulit bersaing dengan
1982 7.417 + 8,37 gipsum impor, dan gipsum produk sampingan.
1983 8.111 + 9,36
1984 8.850 + 9,11 Dengan demikian, berdasarkan analisis perkem-
1985 9.805 + 10,08 bangan selama periode 1980 – 1992, serta
1986 10.941 + 1,16 pengaruh dari faktor-fator kualitatif, baik yang
1987 11.876 + 8,54 menunjang maupun tidak, maka prospek
1988 13.188 + 1,04 perkembangan gipsum di masa mendatang dapat
diperkirakan sebagai berikut.
1989 14.590 + 10,06
1990 16.871 + 15,63
1991 18.243 + 8.13 5.3 Proyeksi Pemasokan
1992 19.480 + 6,78
a. Produksi
Sumber : Statistik Industri, BPS
Meskipun ada beberapa faktor yang menunjang,
jika ditinjau dari masalah ketersediaan potensi
yang sangat kurang, harga yang relatif rendah,
dan adanya saingan dari gipsum sintetis akan
Dalam industri semen, gipsum alam dapat menjadi kendala terhadap perkembangan industri
digantikan dengan gipsum sintetis yang pertambangan gipsum, atau dengan kata lain
dihasilkan dari produk sampingan beberapa bahwa prospek industri pertambangan gipsum di
industri kimia, seperti industri asam sitrat, asam Indonesia tidak akan banyak berkembang.
fosfat, titanium oksida, dan industri kimia lainnya.
Adanya gipsum sintetis dari produk sampingan Sebagai proyeksi, yang dihitung dengan menggunakan
ini, jelas akan merupakan saingan terhadap laju pertumbuhan di sektor pertambangan umum 4,3 %
industri pertambangan gipsum (gipsum alam). (proyeksi rendah), produk domestik bruto (PDB) 5%
(proyeksi sedang), serta laju pertumbuhan rata-rata
d. Kebijaksanaan Pemerintah produksi gipsum per tahun selama periode
pengamatan yaitu 15,91%, (proyeksi tinggi), maka
Kebijaksanaan pemerintah seperti peningkatan ekspor produksi gipsum alam sampai dengan tahun 2000
di luar minyak dan gas, pada dasarnya akan hanya akan berkisar antara 2.680 – 5.900 ton.
merupakan dorongan bagi berkembangnya sektor lain.
Dalam hal ini termasuk juga industri pertambangan
gipsum. Namun kebijaksanaan tersebut perlu disertai Demikian juga halnya produksi gipsum sintetis
dengan beberapa kemudahan antara lain kemudahan dari produk sampingan industri kimia, apabila
dalam perizinan dan bantuan dalam melakukan tidak ada peningkatan kapasitas dari pabrik kimia
eksplorasi. yang memproduksi produk sampingan gipsum
tersebut, atau tidak ada pendirian pabrik gipsum
e. Faktor Lainnya sintetis yang baru, maka produksi gipsum sintetis
ini pun tidak akan banyak berubah dari tahun-
Faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tahun sebelumnya. Pada saat ini produksinya
perkembangan industri pertambangan adalah : hampir mendekati kapasitas terpasang, yaitu
440.00 ton per tahun.
– Harga; dibandingkan dengan harga bahan galian
industri lainnya, bentonit, kaolin, zeolit dan Dengan demikian, baik produksi gipsum alam maupun
sebagainya, maka harga per ton gipsum relatif sintetis, sampai tahun 2000, diperkirakan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 14 – 189
tidak akan banyak berkembang. membutuhkan gipsum sekitar 750.000 ton. Selain
itu, kemungkinan besar akan didirikan lagi pabrik-
b. Impor pabrik semen baru seperti di Kalimantan dan
kawasan timur Indonesia, yang sekarang ini
Melihat pemasokan gipsum alam (gipsum dari sedang dalam taraf studi kelayakan.
tambang) yang sangat kecil, dan keterbatasan
penyediaan gipsum sintetis dari produk b. Ekspor
sampingan, sedangkan tingkat kebutuhan
gipsum khususnya di industri semen akan terus Ekspor gipsum yang baru dimulai tahun 1985,
meningkat, maka impor gipsum di masa dalam lima tahun terakhir telah menunjukkan
mendatang diperkirakan meningkat juga. suatu peningkatan yang cukup besar, dan gipsum
yang diekspor adalah gipsum sintetis.
Untuk proyeksi impor di masa mendatang,
diasumsikan bahwa laju pertumbuhannya sama Namun, jika rencana peningkatan kapasitas produksi
dengan laju pertumbuhan PDB 5% dan 7% per tahun industri semen pada akhir Pelita V dapat terealisasi,
(proyeksi rendah dan sedang), laju pertumbuhan maka akan membawa dampak yang berarti terhadap
konsumsi di industri semen 10,15% per tahun, prospek ekspor gipsum di masa mendatang. Ekspor
(proyeksi tinggi), sehingga diperoleh perkiraan impor gipsum diperkirakan akan menurun dan bahkan
tahun 2000 antara 322.450 – 473.700 ton. kemungkinan tidak ada ekspor sama sekali, karena
gipsum alam maupun sintetis kemungkinan akan
5.4 Proyeksi Permintaan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan industri di
dalam negeri, khususnya industri semen.
a. Konsumsi
5.5 Proyeksi Harga (Atas Dasar Harga Konstan
Perkembangan konsumsi gipsum (termasuk plas- 1983)
ter) pada dasarnya tidak terlepas dari
perkembang-an industri pemakainya. Ditinjau dari kemungkinan terjadinya peningkatan
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa pemakai konsumsi gipsum yang cukup besar, sehingga
terbesar gipsum di Indo-nesia adalah industri dalam kesetimbangan pasar di dalam negeri
semen (sekitar 98% dari seluruh konsumsi). diperkirakan akan terjadi kesenjangan antara
pemasokan dan permintaan, dan permintaan jauh
Oleh karena itu, perkembangan konsumsi gipsum ini lebih besar. Keadaan ini akan berpengaruh
sangat dominan dipengaruhi oleh laju pertumbuhan terhadap perkembangan harga gipsum di masa
produksi semen, yaitu sebesar 10,15% per tahun. mendatang, dan diperkirakan akan meningkat.
Sedangkan industri semen sendiri akan dipengaruhi
oleh pertumbuhan di sektor konstruksi, yang pada Sebagai proyeksi, harga gipsum (atas dasar harga
akhirnya dipengaruhi oleh produk domestik bruto konstan 1983), yang dihitung dengan menggunakan
(PDB). Dengan kata lain, konsumsi gipsum secara laju pertumbuhan per tahun selama kurun waktu 1980
tidak langsung akan dipengaruhi oleh tingkat – 1992 sebesar 1.36%, produk domestik bruto (PDB)
pertumbuhan PDB. 5% dan 7% per tahun, maka diperoleh harga gipsum
per ton di tahun 2000 berkisar antara Rp 44.670 – Rp
Sebagai proyeksi, konsumsi gipsum sampai tahun 68.900 per ton.
2000, yang dihitung berdasarkan laju pertumbuhan
produk domestik bruto (PDB) 5% dan 7% per tahun, 5.6 Peluang Pengusahaan
serta laju pertumbuhan industri semen, diperoleh
angka berkisar antara 1.003.400 – 1.470.700 ton. Berdasarkan hasil analisis perkembangan struktur
industri gipsum dan proyeksinya, serta faktor-faktor
Proyeksi tersebut diperkirakan akan mendekati yang berpengaruh, ternyata di masa mendatang
kenyataan, dan hal ini dapat ditinjau dari adanya jumlah permintaan gipsum di dalam negeri
rencana peningkatan kapasitas terpasang industri diperkirakan jauh lebih besar daripada pemasokan,
semen pada akhir Pelita V (tahun 1993) dari 17,8 dalam hal ini pemasokan gipsum yang berasal dari
juta ton menjadi 25 juta ton per tahun, yang akan produksi tambang dan produk sampingan industri
BAHAN GALIAN INDUSTRI 14 – 190
kimia di dalam negeri, maka peluang Johnstone,S.J., Minerals For The Chemical and
pengusahaan gipsum sangat besar. Allied Industries, Chapman and Hall, second
edition, London, 1961.
Namun apabila dilihat dari jumlah cadangan gipsum
yang sudah diketemukan sangat sedikit, maka Komar, P.A., Diskusi Masalah Bahan Baku Kimia Untuk
pengembangan produksi gipsum di masa mendatang Industri, Kertas Kerja, Proceeding Lembaga Kimia
akan sulit dilakukan. Oleh karena itu, untuk membantu Nasional, LIPI, Bandung, 1978.
pemenuhan kosumsi gipsum di dalam negeri yang juga
sebagai upaya pengurangan impor gipsum, hanya Pressler J.W., Gypsum Mineral Facts and Prob-
gipsum sintetis yang menjadi alternatif untuk dapat lems, Bureau of Mines, Belletin, United State,
dikembangkan di masa mendatang. Department of Interior, 1985.
Appleyard, F.C., Industrial and Rocks (Con- ———, Pengembangan Kapasitas Nasional
struction Materials). Sektor Industri, 1986 – 1990, Departemen
Perindustrian, Jakarta.
Davis, L.L., Gypsum, Mining Engineering US-
Bureau of Mines, London, June 1990. ———, Basic Chemical Industries of Indonesia,
Directory 1990, Published by The Federation
Dickson, T., Gypsum, Building From The Depths, of Basic Chemical Industries of Indonesia,
Industrial Minerals, US-Bureau of Mines, Jakarta, 1990.
Bulle-tin, United State.
*****
BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 191
15 KALSIT
Oleh : Adjat Sudrajat,
Darsa Permana,
Harta Haryadi
hidrotermal pada urat-urat bijih. Pada keadaan jumpai bukit kapur yang tidak ditutupi lagi oleh
tersebut kalsit merupakan asosiasi dari bijih tanah penutup, tetapi terlihat berupa bukit-bukit
sulfida, fosfat, kuarsa, barit, flourit, dolomit, dan kapur yang tandus.
siderit. Sifat fisik kalsit dan asosiasinya dapat
dilihat pada Tabel 1. Penyelidikan endapan kalsit dilakukan melalui
penyelidikan yang mencakup pengecekan
2.2 Potensi dan Cadangan Kalsit lapangan, keadaan endapan, dan
penyebarannya. Pengupasan dilakukan dengan
Penyebaran kalsit di Indonesia mengikuti sebaran penggalian tanah penutup permukaan dan
endapan batu gamping karena pembentukannya sama, tebing-tebing. Selanjutnya eksplorasi dengan
namun hal ini tidak berarti bahwa pada setiap endapan membuat parit-parit, pemboran, dan sumur uji.
batu gamping akan ditemukan kalsit.
Penentuan kualitas dapat dilakukan analisis contoh hasil
Endapan kalsit sebagian besar diketemukan dalam pengeboran dan chanel sampling yang dengan tujuan
bentuk lensa-lensa atau merupakan asosiasi endapan mengetahui kandungan unsur di dalam endapan, hilang
mineral yang lain, dan jarang ditemukan endapan kalsit pijar, dan unsur lainnya. Hasil eksplorasi dapat digunakan
murni dalam ukuran besar. Berdasarkan data DSDM, untuk menghitung cadangan pasti, perencanaan
1991, jumlah cadangan yang sudah diselidiki (tereka) penambangan, pengolahan, sistem transportasi yang
adalah 10,1 juta ton yang terdapat di Indarung, tepat, dan lain-lain.
Sumatera Barat (10 juta ton) dan Begelan, Kabupaten
Purwokerto, Jawa Tengah (0,1 juta ton). Pada pertambangan kalsit berskala kecil, tahap ini
jarang dilakukan, tetapi cukup dengan melakukan
2.3 Eksplorasi Penambangan dan penyelidikan pendahuluan dan penelitian terhadap sifat
Pengolahan fisik-kimia, dan kandungan mineral pengotor.
Pada umumnya, geologi kalsit merupakan daerah Pada umumnya, penambangan kalsit dilakukan secara
batu kapur, perbukitan atau pegunungan. sistem terbuka. Pengupasan tanah penutup yang tipis
Stratigrafi batuannya terdiri atas tanah penutup dapat dilakukan dengan buldoser atau dengan
(lempung dan marel), batu kapur (termasuk peralatan sederhana. Untuk tanah penutup yang tebal,
kalsit), dan lapisan paling bawah yang terdiri batu penambangan dilakukan dengan cara tambang bawah
gunung api (tufa, breksi, dan andesit). Sering tanah dan untuk tanah penutup yang terdiri dari batuan
terjadinya erosi menyebabkan banyak di keras, pengupasan
Mineral (Rumus Kimia) Sistem Kristal Belahan Kekerasan Bobot isi Warna
(Mohs)
Kalsit (CaCO3) Hexagonal Rhombohedral 3 2,71 tidak berwarna putih,
berwarna (pengotor)
Dolomit (CaMg(CO3)2) Hexagonal Rhombohedral 3,5 – 4,0 2,87 putih – pink
Aragonit (CaCO3) Orthorombik – 3,5 – 4,0 2,93 – 2,95 tidak berwarna –
putih
Siderit (FeCO3) Hexagonal Rhombohedral 3,5 – 4,0 3,7 – 3,9 coklat – hitam
Ankerit (Ca2 MgFe(CO3)4) Hexagonal Rhombohedral 3,5 – 4,0 2,9 putih – pink
Magnesit (MgCO3) Hexagonal Rhombohedral 3,5 – 4,0 2,96 – 3,1 putih – kuning
Pemisahan
Barang-barang Batu hias ukuran
seni
Industri
teraso
Penggerusan Industri semen Kalsinasi
V
Light calsium carbonat
digunakan adalah kalsium hipklorit, asam sitrit, Kalsit di industri ini dipakai juga untuk mengolah sisa
fosfat, gliserin, dan propilin oksida. Kalsit alam produk pada pabrik pengawetan, mengurangi
(heavy calcite) digunakan pada industri keramik, keasaman buah kalengan dan persiapan penggiling-
gelas, barang-barang gelas, kimia, bahan galian annya. Apel dan beberapa jenis buah lainnya akan
bukan logam, dan lainnya. menjadi baik dengan cara pengontrolan suhu. Jenis
kalsit yang digunakan adalah hydrated lime yang
c. Industri Makanan berfungsi menyerap karbon dioksida yang dikeluarkan
oleh buah-buahan.
Pemakaian kalsit terbesar di industri ini adalah
untuk pemurnian gula bit. Setiap satu ton gula Di industri makanan ternak, kalsit di pakai sebagai
membutuhkan sampai 250 kg kalsit yang imbuhan atau penambah unsur Ca dalam
sebagian besar di pasok dari pembakaran kapur pembentukan tulang dan telur pada unggas.
di pabrik gula. Gula tebu juga memerlukan kalsit d. Industri Metalurgi
tetapi dalam jumlah kecil (2 – 7 kg/ton).
Baja yang dibuat dengan basic oxygen method
BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 195
memerlukan sejumlah kalsit berkualitas tinggi sebagai karbonat, yang akan dihasilkan dengan melakukan
fluks yang berfungsi untuk mengikat material pengotor pembakaran dengan tingkat kehilangan sekitar 10%.
atau sebagai slag, seperti fosfor, belerang, silika, dan
alumina. Kadang-kadang dolomit dipakai sebagai fluks Untuk mengurangi keasaman tanah, pengolahan dapat
dengan maksud tungku peleburan lebih besar. dilakukan dengan menambahkan fosfat dan nutrisi
pupuk. Pada tanah dengan tingkat keasaman rendah
Pada peleburan aluminium dengan Metode Bayer, mikro organisme akan tumbuh dengan baik sehingga
kalsit dan kaustik soda merupakan bagian penting tanah menjadi gembur dan subur. Pengapuran pada
yang berfungsi untuk menghancurkan bijih bauksit. tanah lempung dapat mem-perbaiki struktur tanah.
Kapasitas dan frekuensi pengapuran tergantung sifat
Pemakaian kalsit/kapur terbesar pada kegiatan tanah permukaan dan tingkat aktivitas pelarutan yang
flotasi logam bukan besi adalah pada flotasi terjadi.
logam tembaga. Kemudian untuk logam-logam
seng, timah hitam, perak, dan uranium. Pada industri perminyakan, kalsit dipakai untuk
Sementara itu, pada pengolahan logam bukan membuat lumpur pemboran.
besi lainnya, kalsit dipakai pada proses flotasi
sebagai settling agent dan pengontrol pH selama Industri Konstruksi
proses flotasi berlangsung.
Batu kalsit termasuk sebagai material konstruksi.
e. Industri Lainnya Pemakaiannya adalah untuk pondasi jalan atau
bangunan yang berfungsi untuk menstabilkan
Selain industri di atas, industri pengalengan, lem tanah. Penggunaan kalsit untuk konstruksi tidak
tulang, kertas, dan perminyakan menggunakan memerlukan persyaratan tertentu.
se-jumlah kalsit pada proses pabrikasinya. Selain itu, kalsit dapat juga dipakai untuk
Industri kertas merupakan salah satu industri pemakai pembuatan kapur tohor dengan cara
kalsit cukup besar. Penggunaan kalsit bertujuan untuk memisahkan CO2 melalui pemanasan.
memperoleh alkali pada proses sulfat. Selain itu, juga
dipakai untuk menghasilkan endapan 3.2 Spesifikasi Kalsit (Kalsium Karbonat) di
BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 196
Industri Hilir
Industri Plastik, Ban, dan Pelapis
Di dalam penggunaanya, kalsit berfungsi sebagai
filler, pelicin, fluks dan lain-lain. Sifat dan Spesifikasi kalsium karbonat yang diperlukan
spesifikasi-nya tergantung industri pemakaiannya. untuk jenis industri ini adalah :
– mengurangi jumlah bahan baku utama, Keuntungan digunakannya filler kalsium karbonat di
– menurunkan biaya tanpa mengurangi kualitas industri ini adalah biaya bahan baku menjadi rendah,
produk, tahan terhadap benturan, kekakuan, dan tahan panas.
– menambah daya tutup,
– diperolehnya sifat-sifat tertentu, seperti warna Persyaratan jumlah CaCO3 dalam industri plastik
yang tidak cepat pudar. adalah :
Tabel 2. Spesifikasi Kalsit (Kalsium Karbonat) sebagai Filler untuk Beberapa Industri (%)
Jenis Industri Cat Karet Pipa PVC Kertas Kertas Pelapis Pelitur
Pengisi Kimia dll.
CaCO3, % 96,15 98,5 98,5 96,15 98,5 98,1 96,15
Kandungan air 0,13 0,10 0,14 0,13 0,14 – 0,13
Kandungan uap air 0,20 20 1 15 – – 0,20
Distribusi partikel :
+ 53 mikron 0,030 0,02 0,1 0,75 0,02 0,01 9
+ 10 mikron 18 1 13 18 1 1 30
5 mikron 33 2,5 35 35 2,5 4 5,30
2 mikron- 36 80 40 40 80 90 28
1 mikron- – 42 – – 42 70 –
2
Luas per spes m /gr 2,70 6,0 1,88 2,2 8,0 5 – 16 1,50
Kilap 85,5 84 84,0 85,5 89 96 84,70
Meskipun digunakan untuk cat, pigmen kalsium Persyaratan zat pelicin antara lain :
karbonat mempunyai daya tahan yang kurang
baik terhadap cuaca karena solubilitas dan reaksi – dapat melapis sebagian besar butiran,
yang kurang terhadap asam dan air hujan. – jumlah zat pelicin tidak boleh melebihi 1%; apa-
bila melebihi, obat akan mudah hancur,
Industri Kosmetika – bersifat hidropholic (menolak air),
– ukuran butiran : -200,
Spesifikasi yang diperlukan, antara lain : – mempunyai permukaan spesifik yang tinggi,
yaitu perbandingan antara luar permukaan
2 dengan volume.
– permukaan : 6 – 11 m /g,
– ukuran butir : 0,2 – 0,4 m,
– kecerahan : 98 – 99%, c. Bahan Pewarna
Pemakaian filler untuk kosmetika antara lain Penggunaan kalsit sebagai bahan pewarna
sebagai : memerlukan spesifikasi seperti :
Pada tahun 1985 hanya terdapat beberapa jenis produksi domestik kurang memenuhi syarat
industri yang mengkonsumsi kalsit atau kalsium (Tabel 4 dan 5).
karbonat, dan pada tahun-tahun terakhir ini
perkembangan pemasarannya cukup pesat mencapai
lebih dari 12 jenis industri. Perkembangan ini didorong 5. PROSPEK PERKEMBANGAN KALSIT
oleh semakin berkembangnya teknologi industri
sebagai subtitusi dan mineral filler yang harganya lebih Selama ini perkembangan pemasokan kalsit alam
murah. masih berjalan secara berkesinambungan. Walaupun
data mengenai cadangan kalsit tidak dapat diketahui,
Pemasokan impor kalsium karbonat berasal dari namun pasokan bahan baku kalsium karbonat dapat
negara Taiwan, Jepang, Cina, Perancis, dan bersumber dari kapur, marmer, chalk, dolomit, ataupun
Korea Selatan dan lainnya. Impor kalsit selama kalsit itu sendiri masih dapat diandalkan.
kurun waktu pengamatan cenderung stabil.
5.1 Perkembangan di Indonesia
Komposisi pemakaian kalsit/kalsium karbonat untuk
masing-masing sektor industri ban misalnya, Prospek perkembangan produksi kalsium
pemakaian kalsum karbonat berkisar antara 5 – 10% karbonat juga nampak semakin baik dengan
berat ban, industri cat membutuhkan kalsium karbonat meningkatnya investasi pada industri ini.
sebesar 10% berat hasil produksinya (Tabel 3).
Kapasitas terpasang industri kalsium karbonat
Keseimbangan antara pemasokan dan permintaan pada akhir Pelita V diproyeksikan 136.600 ton per
selama lima tahun terakhir ternyata menunjukkan tahun, dari 23 perusahaan. Sementara itu,
tingkat yang negatif, yang berarti bahwa tingkat diperkirakan produksi kalsium karbonat pada
pemasokan lebih rendah dari tingkat permintaan. akhir Pelita V adalah mencapai 270.000 ribu ton.
Keadaan ini kemungkinan karena tingkat pemasokan
kalsit, tidak tercatat secara akurat, terutama yang Semakin cerahnya prospek kalsium karbonat dilihat
berasal dari perusahaan Non-SIPD. dengan akan diproduksinya kalsium karbonat
masterbatch compound, dan masterbatch colorants
Sementara itu, dari hasil survei pasar diperoleh dua compound, yang keduanya berfungsi sebagai bahan
jenis kalsit, yaitu heavy calcite dan light cal-cite. Harga pewarna plastik. Diharapkan diversifikasi produksi
jenis kalsit heavy grade tingkat pabrik per bulan April kalsium karbonat ini akan dapat memenuhi bahan baku
1990 adalah Rp. 100,00 – Rp. 120,00/kg, sedangkan tersebut yang selama ini dipenuhi dari impor.
harga kalsit jenis light grade eks impor (Taiwan) adalah
Rp. 330,00/kg, tidak termasuk PPN. Walaupun kalsit Kapasitas terpasang pada akhir Pelita V dari lima
impor lebih mahal namun penggunaannya cenderung buah perusahaan yang telah mendapat izin dan
naik, karena
Tabel 3. Produksi, Impor dan Konsumsi Kalsit dan Kalsium Karbonat Indonesia, 1985 – 1989
Sumber : Buletin Statistik Komoditi Mineral, PPTM, Departemen Perindustrian, Hasil Survey Komoditi Mineral, PPTM ,1990
BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 200
Tabel 4. Jumlah Konsumsi Kalsit Heavy Grade pada Industri, 1985 – 1989 (ton)
Keterangan : *) minyak goreng, limun, triplek, pulp, pupuk, barang dari semen, genteng, mesin dan listrik dan pengolahan
lainnya.
Tabel 5. Jumlah Konsumsi Kalsit Light Grade pada Berbagai Industri, 1985 – 1989 (ton)
masih dalam taraf persiapan produksi ditambah luasnya pemanfaatan kalsit ini adalah sebagai
lima perusahaan terdahulu adalah 210.800 ton akibat dari perkembangan teknologi pengolahan
per tahun. Apabila angka produksi kalsit kalsium karbonat sesuai dengan kebutuhan
mencapai 70% dari kapasitas terpasang, maka pasar/Industri. Walaupun pemakaian kalsit untuk
produksi kalsium karbonat akan mencapai soil conditioner secara angka belum tercatat,
147.560 ton, yang diperkirakan angka produksi namun dari beberapa penelitian, kalsit ternyata
sudah akan dicapai pada tahun 1991. sangat bermanfaat dalam menurunkan derajat
keasaman tanah sehingga mikro organisme
Semakin luasnya jenis industri pemakai kalsit membuat dapat tumbuh dengan baik, terutama untuk lahan
prospek permintaan kalsit semakin baik. Sektor lain transmigrasi, dan tanah pozoland merah kuning.
yang diperkirakan memakai kalsium karbonat adalah
sebagai soil conditioner, bahan konstruksi maupun Faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi
keperluan lainnya. Semakin perkembangan pemasokan, permintaan, dan harga
BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 201
kalsit Indonesia adalah sebagai berikut : Tingkat efisiensi produksi industri kalsium
karbonat belum mencapai kapasitas optimum,
a. Pemasokan Kalsit Alam karena baru sekitar 60% dari kapasitas yang ada,
yaitu 210.000 ton per tahun.
Perkembangan dan prospek kalsit akan
dipengaruhi oleh besarnya cadangan kalsit, c. Permintaan
perilaku pengusaha-an, serta permintaan kalsit.
Peningkatan permintaan kalsit/kalsium karbonat
Kondisi Cadangan Kalsit terutama didorong oleh perkembangan tingkat
teknologi sehingga penggunaannya menjadi
Endapan kalsit di Indonesia ditemukan dalam bentuk demikian luas, baik sebagai bahan baku utama
lensa-lensa di pegunungan kapur dengan ukuran yang maupun penolong.
kecil-kecil dan kadar tidak merata. Ciri kalsit yang unik
menyebabkan operasi pengusahaan kalsit agak 5.2 Perkembangan di Pasaran Internasional
tersendat-sendat dan bukan padat modal. Sementara
itu penambangannya dilakukan secara sederhana Di Malaysia tingkat impor kalsit juga menunjukkan
dangan kapasitas produksi terbatas. trend naik. Pada tahun 1988 tercatat sebesar 33.107
ton (3.912.876 dolar AS), dan perkembangan
Usaha Sampingan ekspornya berfluktuasi dan pada tingkat yang lebih
rendah dan pada tahun yang sama sebesar 1.926 ton
Adakalanya produksi kalsit merupakan usaha (873.465 dolar AS). Sedangkan Philipina, produksi
sampingan dari penambangan kapur, karena yang tercatat sebesar 1.815 ton (1988), Ekspor/
keterdapatan endapan kalsit bersamaan dengan impornya tidak tercatat. Impor kalsit Indonesia yang
kapur/gamping. berasal dari Philipina pada tahun 1985 tercatat 10.400
ton (759 dolar AS).
Dengan demikian, produksi kalsit tidak berjalan
berkelanjutan sehingga produksi dari usaha ini Perkembangan kalsit atau kalsium karbonat untuk
berkembang secara fluktuatif. Dengan kata lain, tingkat dunia menunjukkan keadaan yang cukup baik.
pabrik dapat mengolah bahan baku kalsium Produksi kalsium karbonat di Eropa Barat tercatat
karbonat waktunya kosong. bahwa produsen kalsium karbonat yang tertinggi
adalah Inggris yaitu sebesar 72.000 ton pada tahun
Keterkaitan Perusahaan Penambangan 1988, kemudian disusul oleh Jerman Barat 62.000 ton.
Besar dengan Perusahaan Pengolahan Sedangkan Finlandia dan Spanyol masing-masing
15.000 ton dan 10.000 ton, terendah adalah Swedia
Sebagian besar penambang kalsit hanya mem- 3.000 ton. Total produksi kalsium karbonat 258.000 ton
produksi kalsit berupa bahan baku. Di lain pihak, pada tahun 1988.
perusahaan pengolahan merupakan penghubung
antara pihak penambang dengan pihak Konsumsi kalsium karbonat untuk Eropa Barat
konsumen, dan peranan ini sangat penting sekali tercatat sebesar 202.000 ton, dengan negara
dalam jalur pemasokan dan permintaan. konsumen terbesar Jerman Barat 50.000 ton dan
Perancis 48.000 ton, kemudian Inggris 30.000
Penambang non-SIPD merupakan pengusaha ton. Sedangkan konsumsi kalsit di negara-negara
ekonomi lemah, sebaliknya perusahaan pengolahan, yang lain seperti bervariasi antara 4.000 – 25.000
dalam perkembangannya menjadi faktor penentu bagi ton/ tahun.
kelangsungan perusahaan tambang ekonomi lemah.
Meskipun perusahaan pengolahan lebih banyak Di Eropa, pemakaian kalsium karbonat yang
diuntungkan, namun kehadirannya tetap dibutuhkan terbesar digunakan untuk polimer dan plastik
sebagai satu-satunya pembeli. sebesar 80.000 ton/tahun. Pada industri kertas
sebesar 60.000 ton/tahun, industri cat 40.000 ton/
b. Kapasitas Produksi tahun, industri kosmetik, farmasi, dan lainnya
masing-masing 10.000, 5.000, dan 16.000 ton/
tahun.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 202
7. KESIMPULAN
Permintaan kalsium karbonat untuk mineral filler
di wilayah Asia untuk industri plastik merupakan Perkembangan pemanfaatan, dan pemakaian kalsit
yang terbesar dibandingkan dengan mineral filler baik light grade maupun heavy grade di sektor industri,
yang lain seperti kaolin, talk, silika. Peningkatan semakin meningkat dan laju pertumbuhan rata-rata per
permintaan plastik telah mendorong berkembang tahun secara historikal mencapai 27%, dan 14%.
dan meluasnya industri plastik Asia. Permintaan Sedangkan konsumen terbesar untuk light grade
plastik per kapita yang tertinggi adalah Amerika adalah industri kertas, sabun dan pembersih lainnya
Serikat sebesar 55 kg, dan berikutnya Jepang dan industri kertas. Tingkat konsumsi jenis ini pada
dengan 40 kg per kapita, berikutnya baru tahun 1989 mencapai 22.545 ton. Konsumen dari jenis
Malaysia 10 kg per kapita. Pemakaian plastik ini heavy grade yang terbesar adalah industri gelas dan
meliputi florring, pipa, tali dan kabel, kelistrikan, barang-barang dari gelas, industri barang-barang
kendaraan, alat-alat listrik dan lainnya. kimia, pada tahun 1989 mencapai volume 152.751 ton.
Investasi :
Biaya pemilikan konsesi (SIPD)
– Perizinan, akte notaris, dan lain-lain 15
– Pembebasan tanah (pabrik, kantor, bengkel, dan lain-lain) 25
Eksplorasi (penyelidikan umum, pemetaan geologi, topografi,
pemboran, dan analisis contoh) 100
3. Studi kelayakan dan PIL/ANDAL 10
Pra Produksi :
– Gedung pabrik, kantor, bengkel 150
– Penyiapan lahan 15
– Peralatan pengolahan, 50 ton/hari 310
– Peralatan tambang dan pendukungnya 150
– Peralatan kantor dan sarana operasional 50
5. Modal Kerja 400
Biaya operasi
– Bahan bakar dan peledak 120
– Biaya pemeliharaan 318
– Gaji dan upah karyawan 210
2. Pajak dan asuransi 25
3. Reklame dan rehabilitasi 5
4. Amortisasi 225
5. Depresiasi 92
Pendapatan :
1. Penjualan (11.000 ton per tahun) 1.100
2. Pendapatan bersih 164
3. Rare of return 33,36%
4. Payback period 2,5 tahun
DAFTAR BACAAN
Ladoo nd Mayer, Non Metallic Minerals, Mc.
Anonim, Statistik Industri, Bagian II, Biro Pusat Graw Hills Book, Inc. New York, Toronto Lon-
Statistik, 1982 – 1993. don, 1951, p.121.
Ananonim, Statistik Perdagangan Luar Negeri Lefond S.J., Industril Mineerals and Rocks, Non
Indonesia; Ekspor dan Impor, Biro Pusat Metallic other han fuels, Ameria Institute of Mining,
Statistik Jakarta, 1982 – 1994. Metalurgi and Petroleum Engineering, Inc. New
York, 1975, p. 770 – 774.
Anonim, Buku Tahunan Pertambangnan dan
Indonesia, Departemen Pertambangan dan Seth Vidur, dkk., Sodium Dodecyl Phosphate as
Energi, berbagai edisi. Collector in The Clsit-Apatite Mineral System, The
Departement of Metallurgical Engineering Indian
Anonim, Laporan Penelitian Bahan Baku Keramik, Insitute of Technology, Kapur, India, 19?.
Balai Besar Keramik, Bandung, 1983.
Supranto, J., Ekonometrik , Lembaga Penerbit
Anonim, Penyebaran Endapan Bahan galian di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia,
D . I Yogyakarta, Direktorat Jenderal Jakarta, 1986.
Pertambangan Umum Sumberdaya Mineral,
Bandung, 1982. *****
15 – 205
Tabel 1. Lokasi Penyebaran Endapan Kalsit di Indonesia
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 1
16 KAOLIN
Oleh : Toton Setanan Kuntrat
Supriatna Suhala
jenis 2,60-2,63, plastis, mempunyai daya hantar Cara tambang terbuka (open pit)
panas dan listrik yang rendah, serta PH bervariasi. Cara tambang semprot (hydraulicking)
Pada cara tambang terbuka, pengupasan tanah
2.3 Potensi dan Cadangan Kaolin Indonesia penutup dapat dilakukan dengan alat-alat
sederhana secara manual ataupun dengan alat-alat
Cadangan kaolin menurut penyelidikan sebelum tahun mekanis, seperti bulidoser, scraper, dan lain-lain.
1950 diketahui sekitar 7,2 juta ton. Penyelidikan sesudah Lapisan ka-olin itu sendiri dapat digali dengan
tahun 1950, yang meliputi daerah Kalimantan Barat, menggunakan excavator antara lain backhoe atau
Kalimantan Selatan, Pulau Bangka dan Belitung power shovel, lalu dimuat langsung ke dalam truk
menghasilkan angka cadangan perkiraan sebesar untuk diangkut kepabrik pengolahan.
66.212.000 ton, termasuk didalamnya 12.946.830 ton Padad cara tambang semprot, endapan kaolin
cadangan terbukti (proved), 26.565.232 ton cadangan yang telah dikupas tanah penutupnya disemprot
terunjuk (prob-able), dan 26.700.000 ton cadangan tereka dengan menggunakan monitor, hasil penyemprotan
(pos-sible) (Lampiran A), dengan mutu yang cukup baik berbentuk lumpur yaitu campuran kaolin dengan
sebagai bahan keramik dan untuk pengisi (filer). air. Kemudian lumpur tersebut dipompakan ke
tempat pengolahan melalui pipa-pipa.
Di samping cadangan tersebut, masih terdapat de- 3.3 Pengolahan
posit lainnya yang masih memerlukan penyelidikan
lebih lanjut, yaitu berupa cadangan hipotesis yang Pengolahan kaolin terutama ditujukan untuk
berjumlah puluhan juta ton, serta tersebar di membuang mineral-mineral pengganggu seperti
Sumatera, Jawa, dan Sulawesi Utara. Cadangan pasir kuarsa, mineral oksida besi, oksida titanium,
kaolin pada beberapa produsen dapat dilihat dalam dan mika. Selain itu, pengolahan kaolin ditujukan
Gambar 1. untuk mendapatkan butir-butir halus, tingkat
keputihan yang tinggi (brightness), kadar air
PERTAMBANGAN tertentu, pH tertentu, dan sifat-sifat lainnya.
Pada dasarnya proses pengolahan bergantung
1 Eksplorasi kepada jumlah, jenis mineral-mineral pengotornya,
dan spesifikasi penggunaan. Secara umum proses
Untuk mengetahui kualitas dan kuantitas sumber pengolahan dapat dilihat pada gambar 2.
daya endapan kaolin, perlu dilakukan eksplorasi. Untuk keperluan khusus dengan persyaratan ketat,
Metode eksplorasi yang digunakan diantaranya seperti penggunaan sebagai pengisi dan sebagai
dengan pengeboran (bor tangan dan bor mesin) pelapis dilakukan pengolahan secara khusus pula.
atau pembuatan sumur uji. Untuk industri kertas, proses pengolahannya dapat
Dalam menentukan metode mana yang akan dilihat pada gambar 3.
dipakai, maka harus dilihat kondisi dari lokasi yang
akan dieksplorasi. Metode eksplorasi yang PENGGUNAAN KAOLIN DAN
dilakukan dengan cara pembuatan sumur uji, pola SPESIFIKASINYA
yang digunakan adalah empat persegi
panjang(dapat pula berbentuk bujur sangkar) 4.1 Penggunaan
dengan jarak dari satu titik/sumur uji ke sumur uji
berikutnya antara 25-50 m. Peralatan yang Kaolin banyak dipakai dalam berbagai industri, baik
dipakai dalam pembuatan sumur uji diantaranya: sebagai bahan baku utama maupun bahan
cangkul, linggis, belincong, ember, tali. pembantu. Hal ini karena adanya sifat-sifat kaolin
Sedangkan eksplorasi dengan pemboran dapat seperti kehalusan, kekuatan, warna, daya hantar
dilakukan dengan menggunakan alat bor yang listrik dan panas yang rendah, serta sifat-sifat
dilengkapi bailer(penangkap conto), baik bor lainnya.
tangan maupun bor mesin. Dalam industri, kaolin dapat berfungsi sebagai pelapis
(coater), pengisi (filer), barang-barang tahan api dan
3.2 Penambangan insolator. Penggunaan kaolin yang utama adalah dalam
industri-industri kertas, keramik, cat, sabun, karet/ban,
Penambangan kaolin dapat dilakukan dengan dua dan pestisida. Sedangkan penggunaan yang lainnya
cara bergantung kepada kondisi endapannya, yaitu: adalah dalam industri-
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 3
KETERANGAN
Sebaran endapan permukaan berumur Kuarter
Lokasi endapan kaolin :
1. Krueng seunagan 8. Cerucuk, pangkalan 15. Dulangan, Wonogiri 25. Bangli, Tambanan
Meulaboh Baru, Pangkalalan, 16. Banaran, Ngentrong, 26. Batunampar, Lobok
2. Blangkejeran Aer Rajah, Aer Saga, 17. Singkawang Timur
3. Kutapanjang, Aceh dan Badau, P. Belitung 18. Lusar, Ledo 27.Sape, Bima
Tenggara 9. Aer batu, Palembang 19. Mandor 28. Palawa, Donggala
4. Sarulla, Tap. Utara 10.Tanjung sari, Lahat 20. Kendawangan, Ketapang 29. Bolangmangandow
5. Bonjol, Pasaman 11.Gihan, Lampung21. Kireng, Bingkerai 30. Ngai Modomera Tabobo
Air Slurry
Ban Kosmetik
Kertas Farmasi
Filer
Cat
Pengayakan Kotoran
Kaolin Murni Glasir
Classifier
A.R Tangga
Refraktori Gelas
Seniter
Cyclone Pasir Halus
Isolator
Kaolin SemenPutih
Porselen Keramik
A.R Tangga
Tiles
Filter Press
Stone Were Cer
Tilles
Liner/Milling
Liner/Milling
Keramik Seni
Pasir Halus
Pengeringan
Tepung Kaolin
Gambar 4. Diagram Penggunaan Kaolim di
Desintergration Sektor Industri
Cyclone
Cyclone
Sampai dengan tahun 1992, di Indonesia tercatat konsumsi kaolin dalam industri tersebut 21d,87%
lebih dari 20 perusahaan tambang kaolin, yang dan 13,93%. Sedangkan untuk industri lainnya
kebanyakan terdapat di Pulau Bangka dan di Pulau seperti industri kosmetik, barang untuk bangunan,
Belitung, sisanya tersebar di Pulau Jawa, industri, barang logam, pada tahun terakhir dalam
Kalimantan, dan Sulawesi. periode tersebut telah mengkonsumsi kaolin
sebanyak 5.752 ton.
b. Konsumsi
c. Ekspor
Pada kurun waktu 1977-1992 konsumsi kaolin di
sektor industri di Indonesia memperlihatkan Indonesia sudah sejak lama melakukan ekspor ka-
peningkatan rata-rata 19,30% per tahun. Pemakai olin, yaitu untuk jenis ceramic grade atau raw ma-
kaolin terbesar adalah industri kertas (41%), diikuti terial, sedangkan jenis pengisi (filer) baru dilakukan
oleh industri keramik (30%), cat dan sabun 12%, beberapa tahun belakangan ini. Tujuan ekspor
dan sisanya dikonsumsi oleh industri lain-lain. adalah Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Thailand,
Pada tahun 1977 total konsumsi kaolin hanya dan negara-negara lainnya.
13.400 ton, dan pada tahun 1985 mencapai hingga
104.552 ton atau meningkat sekitar delapan kali Pada kurun waktu 1977-1992, jumlah dan nilai
lipat. Konsumsi kaolin di sektor industri terus ekspor kaolin memperlihatkan peningkatan dengan
meningkat, sehingga mencapai 146.33 ton pada laju pertumbuhan 19,84% per tahun (Tabel 5). Pada
tahun 1992 (Tabel 4). tahun 1992 jumlah ekspor kaolin 137.681 ton
dengan nilai Rp. 21,9 milyar, atau jumlahnya
Konsumsi kaolin di industri kertas selama kurun
waktu tersebut di atas meningkat rata-rata 15,20% Tabel 3. Produksi Kaolin Indonesia
per tahun. Pada tahun 1977 konsumsinya hanya Tahun Jumlah(ton)
3.408 ton, dan pada tahun 1985 menjadi 32.187
ton, kemudian pada tahun 1992 mencapai 59.704 1977 36.460
ton. 1978 37.800
Konsumsi kaolin di industri keramik dan poselen 1979 60.760
meskipun berfluktuasi, namun masih menunjukan 1980 85.463
peningkatan rata-rata 26,67% per tahun. Pada 1981 82.249
tahun 1992 konsumsinya 44.496 ton atau 1982 85.088
meningkat hampir enam kali lipat dari konsumsi
1983 85.752
pada tahun 1977 yang jumlahnya hanya 7.799 ton.
Industri lainnya yang banyak mengkonsumsi kaolin 1984 111.954
adalah industri cat dan industri sabun. Dalam 1985 106.877
periode 1977-1992, konsumsi kaolin di industri cat, 1986 123.240
meskipun berfluktuasi, masih menunjukan 1987 122.046
peningkatan sebesar 19,72% per tahun. Konsumsi 1988 147.109
tertinggi dicapai pada tahun 1988 yaitu 17.296 ton.
1989 157.122
Pada tahun 1992 konsumsinya sebanyak 16,682
ton atau lebih rendah 3,40% dari konsumsi tahun 1990 169.683
1988. Sedangkan di industri sabun, konsumsi ka- 1991 186.532
olin cenderung terus meningkat dengan laju 1992 188.114
pertumbuhan sebesar 16% per tahun. Konsumsi Sumber : Survai, PPTM 1993
pada tahun 1977 sebanyak 883 ton, kemudian
pada tahun 1985 meningkat menjadi 10.069 ton, meninglat lebih dari empat kali lipat dan nilainya
dan pada tahun 1992 konsumsi 13.970 ton. lebih dari delapan kali lipat dibandingkan dengan
jumlah dan nilai ekspor pada tahun 1985.
Dalam industri ban dan karet, pestisida pada tahun
terakhir dalam periode 1977-1992, masing-masing d. Impor
mengkonsumsi kaolin 3.751 ton, 1.990 ton, dan
5.750 ton. Rata-rata laju pertumbuhan per tahun Meskipun Indonesia sudah mengekspor kaolin,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 7
pemenuhan sebagian kebutuhan da dalam negeri akan Harga rata – rata kaolin untuk pengisi (filer) pada
kaolin jenis pengisi, dan seluruh jenis pelapis masih tahun 1992 adalah Rp. 119.500,00 per yang berarti
diimpor dari negara lain seperti Jepang, Austra lia,
meningkat menjadi hampir dua kali lipat dari harga
A m e rika, Inggris, Belanda, Jerm an tahun 1985. Harga Kaolin untuk pelapis (coating)
Barat, dan
rata – rata Rp. 589.260,00 per ton (280,60 dolar AS
negara lainnya.
per ton) sampai di tempat konsumen (CIF), yang
Im p o r kaolin sejak tahun 1977 sam p a i dengan 1992
berarti meningkat sekitar 10,73% dari harga tahun
terus m e n ingkat dengan laju pertumbuhan 19,44% per
1988.
tahun (Tabel 6). Pada tahun 1977 im p o r kaolin
Jika atas dasar harga konstan 1983, perkembangan
sebanyak 3.500 ton dengan nilai Rp. 155,06 juta, m e n
harga rata – rata per ton kaolin (rill price) jenis keramik
ingkat m e n jadi 22.207 ton dengan nilai Rp. 5.05 m
dan pengisi ternyata berfluktuasi (Tabel 8). Pada tahun
ilyar pada tahun 1985, dan terus m e n ingkat
1992 harga per ton kaolin jenis keramik Rp. 53.840,00
m e n jadi 69.596 ton dengan nilai Rp. 41,01 m ilyar
dan jenis pengisi Rp. 95.190,00, Sedangkan
pada tahun 1992 yang berarti tiga kali lipat dari tahun
perkembangan harga per ton kaolin jenis pelapis dari
1985, dan nilainya lebih dari delapan kali lipat.
tahun 1977 sampai dengan tahun 1989 terus
menunjukkan peningkatan (sama seperti untuk harga
e. Harga
yang berlaku). Harga per ton pada tahun 1992 adalah
Rp. 402.760,00 (Tabel 8), atau meningkat lebih dari dua
Atas dasar harga yang berlaku, Perkembangan
kali lipat dibandingkan dengan harga pada tahun 1977.
harga rata-rata kaolin dalam periode 1977-1992
sedikit berfluktuasi, tetapi cenderung meningkat.
Harga kaolin jenis keramik di dalam negeri pada
Rata-rata laju pertumbuhan per tahun ketiga jenis kaolin
tahun 1992 adalah Rp.65.600,00 per ton atau
tersebut masing-masing sebesar 4,29% untuk kaolin
meningkat 11,50% dibandingkan dengan harga
jenis keramik, 2,73% untuk jenis pengisi, dan
pada tahun 1988 (Tabel 7).
Tabel 4. Konsumsi Kaolin Indonesia
Tahun Industri Jumlah
Kertas Keramik Cat Sabun Ban dan Kare Pestisida Lainnya
1977 3,408 7,799 612 883 209 tt 489 13,400
1978 2,393 7,625 619 768 232 tt 783 12,420
1979 5,535 8,850 799 836 349 tt 501 16,870
1980 5,842 13,378 1,046 1,596 231 tt 326 21,419
1981 7,518 12,690 861 1,632 644 tt 451 23,796
1982 13,379 14,707 772 1,003 1,591 321 968 32,741
1983 22,618 13,469 1,190 2,023 807 256 782 41,145
1984 21,801 10,327 3,762 3,761 1,389 363 1,018 42,421
1985 32,187 41,464 14,057 10,069 1,901 1,067 3,777 104,522
1986 40,333 45,234 15,648 9,701 2,100 2,099 3,698 118,813
1987 45,604 44,212 16,318 10,436 2,226 2,587 3,659 125,043
1988 51,737 43,461 17,269 12,085 2,379 1,823 3,803 132,557
1989 53,742 44,457 16,678 11,973 2,752 1,999 4,752 136,353
1990 53,936 43,125 16,188 11,526 2,170 1,981 3,080 132,006
1991 56,847 44,315 16,884 12,254 2,619 1,895 4,518 139,332
1992 59,704 44,496 16,682 13,970 3,751 1,990 5,750 146,333
Sumber : Statistik Industri 1977 s/d 1992, Biro Pusat Statistik, Jakarta
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 8
6,05% untuk jenis pelapis. dalam negeri, yang mempunyai hubungan baik
dengan tingkat kemakmuran masyarakat maupun
5.2 Propek dengan jumlah penduduk.
Untuk mengetahui prospek perkembangan industri Hal ini dapat dijelaskan juga bahwa dengan semakin
pertambangan kaolin Indonesia di masa meningkatnya tingkat kemakmuran masyarakat dan
mendatang, maka terlebih dahulu akan dilakukan semakin bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan
analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap akan produk-produk industri hilir pemakai kaolin semakin
perkembangan selama periode tahun 1977-1992, meningkat, antara lain kebutuhan akan kertas tulis dan
baik yang bersifat kuantatif maupun kualitatif. cetak bermutu tinggi, barang-barang dari keramik baik
untuk peralatan rumah tangga, tegel, dinding, maupun
Secara kuantitatif, berdasarkan hasil pengujian sebagai barang hiasan, kebutuhan perumahan yang
ekonometrika dengan menggunakan regresi ganda, sudah barang tentu akan memerlukan cat, kebutuhan
dan asumsi tidak ada stok serta faktor yang bersifat sabun atau detergen dan produk pemakai lainnya.
kualitatif (tanpa memasukan faktor kebijaksanaan,
pengaruh pasar internasional), menunjukan bahwa Dengan demikian, dapat dikatakan juga bahwa
terdapat beberapa faktor dominan atau nyata yang tingkat kemakmuran masyarakat dan jumlah
berpengaruh terhadap tingkat produksi, konsumsi, penduduk, secara terpisah mempunyai pengaruh
ekspor, impor dan harga kaolin di Indonesia, yang nyata terhadap tingkat konsumsi kaolin.
sebagai berikut:
– Meskipun tingkat ekspor kaolin selama
–Selama kurun waktu 1977-1992, produksi ka-olin di periode1977 - 1992 terus menunjukkan
Indonesia lebih banyak dipengaruhi secara nyata peningkatan, tetapi dari pengujian secara
oleh tingkat produksi, konsumsi, dan ekspor pada ekonometrika ternyata faktor yang dominan
tahun sebelumnya, atau terdapat lagi satu tahun. pengaruhnya terhadap tingkat ekspor hanya
Faktor tingkat produksi tahun sebelumnya yang
mempengaruhi tingkat produksi pada tahun yang
berjalan dapat ditafsirkan bahwa para produsen Tabel 5. Eksport Kaolin Indonesia
kaolin cenderung untuk mempertahankan tingkat
produksinya, sama seperti tahun sebelumnya. Tahun Jumlah Nilai
Sedangkan pengaruh faktor konsumsi dan ekspor (ton) ($AS) (000 Rp)
pada tahun sebelumnya dapat ditafsirkan juga 1977 2,175 46,274 19,212
bahwa para produsen kaolin 1978 2,557 54,480 24,321
1979 1,574 34,347 21,639
kurang memperhatikan kemungkinan 1980 5,313 175,605 110,944
perkembangan ke depan akan permintaan ka- 1981 9,309 618,668 393,832
olin, yang sebenarnya terus meningkat, 1982 2,063 168,130 112,042
sehingga dalam merencanakan produksinya 1983 3,796 160,102 143,178
hanyaa berpegang kepada tingkat permintaan 1984 10,920 633,630 652,539
pasar pada tahun sebelumnya.
1985 34,908 2,402,476 2,678,352
1986 44,807 2,737,183 3,511,395
– Aktivitas industri hilir mempunyai pengaruh
1987 76,403 4,263,662 7,033,058
dominan terhadap tingkat konsumsi kaolin,
terutama produksi industri kertas, keramik, cat, 1988 82,682 4,983,370 8,432,859
sabun, ban dan karet, 1989 121,129 9,100,340 16,198,605
1990 126,661 8,115,361 15,013,418
serta industri lainnya. Dalam periode 1977-1992, 1991 125,125 9,879,703 18,969,030
produksi kertas, keramik, cat, sabun, dan karet, 1992 137,861 10,690,370 21,915,259
cenderung terus meningkat, dan hal ini diikuti secara
nyata dengan meningkatnya jumlah konsumsi ka-olin di
industri-industri tersebut. Sebagian besar produk industri Sumber : Statistik Perdagangan, BPS, Jakarta
hilir pemakai kaolin dikonsumsi di
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 9
Tabel 6. Eksport Kaolin Indonesia Tabel 7. Harga Kaolin Atas Dasar Harga
Berlaku
Tahun Jumlah Nilai Jenis Kaolin
(ton) ($AS) (000 Rp) Tahun Mentah Pengisi Pelapis
1977 3,500 373,493 155,063 (Rp/ton) (Rp/ton) Rp/ton $AS/ton
1978 8,247 1,007,618 449,821 1977 20,300 35,380 70,210 168.3
1979 11,429 1,147,714 723,955 1978 20,600 32,210 84,240 188.7
1979 21,000 38,180 119,340 189.2
1980 13,318 2,523,714 962,625
1980 29,420 39,400 123,130 194.9
1981 13,668 2,905,281 1,212,864
1981 24,980 48,960 121,780 191.3
1982 13,218 2,004,951 1,336,099 1982 35,100 53,880 137,150 205.8
1983 20,347 3,126,210 2,795,738 1983 31,100 64,560 170,541 190.7
1984 29,956 5,613,324 5,782,173 1984 38,640 72,460 226,500 219.4
1985 22,207 4,526,854 5,046,673 1985 41,600 82,600 256,410 230
1986 19,460 4,935,911 6,332,033 1986 52,900 93,000 290,690 226.6
1987 27,597 6,178,722 10,192,110 1987 56,200 92,700 393,090 238.3
1988 35,301 8,581,069 14,520,884 1988 61,700 98,600 417,970 247
1989 50,464 12,689,460 22,587,239 1989 65,600 119,500 459,600 258.2
1990 56,787 16,259,358 30,079,812 1990 73,200 132,800 491,200 265.5
1991 42,621 13,126,127 25,595,947 1991 81,700 147,500 532,150 272.9
1992 91,100 164,000 589,260 280.6
1992 69,569 19,529,121 41,011,154
Keterangan : *) berdasarkan jumlaj dan Nilai Impor
Sumber : Statistik Perdagangan, BPS, Jakarta
dari Amerika dan Australia
Sumber : Statistik Perdagangan, BPS, Jakarta
tingkat ekspor pada tahun sebelumnya. Hal ini dapat
diartikan juga sebenarnya tingkat ekspor cenderung Dengan demikian, jelaslah bahwa jumlah
lebih dipengaruhi oleh keadaan/ permintaan pasar di tingkat impor kaolin ini dipengaruhi oleh tingkat
luar negeri, sehingga rencana ekspor pada tahun konsumsi.
berjalan berpatokan kepda tingkat ekspor tahun
sebelumnya. Disamping itu, apabila dari jenisnya, – Secara ekonometrika tingkat harga kaolin untuk
kaolin yang diekspor sebagian besar berupa raw jenis keramik (raw material) dan pengisi hanya
material yang mempunyai harga rendah. dipengaruhi oleh tahun berjalan. Sedangkan
harga kaolin jenis pelapis lebih dominan
dipengaruhi oleh harga pada tahun
– Sedangkan faktor yang paling dominan atau nyata sebelumnya. Keadaan tersebut bukan berarti
pengaruhnya terhadap tingkat impor ka-olin adalah bahwa faktor tingkat produksi, konsumsi,
tingkat konsumsi, dan ini dapat ditafsirkan bahwa ekspor atau impor tidak berpengaruh terhadap
tingkat impor kaolin ini benar-benar bergantung tingkat harga tetapi disebabkan oleh kesulitan
kepada kebutuhan kaolin jenis yang diimpor oleh dalam pemilahan/ pemisahan jumlah tonase
beberapa industri pemakainya. produksi, konsumsi, ekspor dan impor menurut
masing-masing jenisnya. Oleh karena itu, tidak
Jika dilihat dari perkembangan industri hilir bisa dilakukan pengujian ekonometrika untuk
pemakai kaolin, terutama industri kertas, pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap tingkat
peningkatan aktivitas industri tersebut harga masing-masing jenis kaolin.
berpengaruh terhadap tingkat industri kaolin,
sementara itu jenis kaolin yang digunakan di Untuk harga jenis pelapis, karena jenis belum
industri tersebut di antaranya belum diproduksi diproduksi di dalam negeri atau harus di impor dari
di dalam negeri, yaitu jenis pelapis (coating). negara lain, maka tingkat harga pada tahun
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 10
Tabel 8. Harga Kaolin Dasar Harga dieksplotasi baru dilakukan di Pulau Bangka,
Konstan 1983 Belitung, dan di beberapa daerah di Pulau Jawa
serta di Sulawesi Utara. Sedangkan potensi kaolin
Tahun Jenis Kaolin yang terdapat di sebagian daerah Kalimantan Barat
Mentah Pengisi Pelapis dan Kalimantan Selatan yang diperkirakan mutunya
(Rp/ton) (Rp/ton) (Rp/ton) cukup baik untuk keramik dan pengisi, belum
pernah dilakukan penambangan.
1977 36,100 68,420 188,020
Dengan demikian, masalah cadangan kaolin di In-
1978 32,620 65,390 203,360
donesia cukup tersedia, dan dapat mendukung
1979 38,240 69,530 217,320 pengembangan struktur industri kaolin di masa
1980 40,890 55,550 173,610 mendatang.
1981 30,720 62,670 155,880
1982 41,630 63,900 162,660 Teknologi dan Investasi
1983 31,100 64,560 170,540
1984 40,570 76,080 237,830 Perkembangan industri kaolin di Indonesia sering
dihadapkan kepada masalah teknologi, terutama
1985 37,320 73,510 230,000
teknologi pengolahan.
1986 49,670 77,330 272,560
Sampai saat ini kaolin yang diproduksi di Indone-
1987 46,250 76,290 323,510 sia, dan dipasarkan baik dalam negeri maupun
1988 44,120 70,500 298,850 ekspor, sebagian besar terdiri atas jenis keramik
1989 47,470 87,800 337,690 dan sisanya jenis pengisi. Sedangkan untuk kaolin
1990 49,510 90,200 358,120 jenis pelapis, belum tercatat adanya produksi.
Hal ini selain tidak tersedianya deposit kaolin untuk
1991 51,630 92,660 379,780 jenis pelapis, juga disebabkan oleh kurangnya
1992 53,840 95,190 402,760 penguasaan segi teknologi pengolahan. Disamping
itu untuk mendirikan pabrik pengolahan kaolin
membutuhkan inventasi yang cukup besar.
III, yaitu peningkatan sektor industri, dan adanya Tabel 9. Proyeksi Produksi (1996 – 2000)
program peningkatan ekspor di luar minyak dan
gas, yang disertai dengan kemudahan-kemudahan Tahun Produksi (ton)
(deregulasi), sangat mendukung perkembangan
Rendah Sedang Tinggi
industri kaolin di dalam negeri.
1995 195,380 201,280 205,040
Faktor Lainnya 1996 203,190 215,370 233,500
1997 211,130 230,440 243,610
– Tenaga kerja ; upah tenaga kerja yang relatif 1998 219,570 246,580 265,540
lebih rendah dibandingkan dengan negara lain 1999 228,350 2000 289,430
dapat menekan biaya opersi penambangan/
pengolahan. 2000 237,490 282,300 315,480
– Energi ; tersedianya sumber energi, Tabel 10. Proyeksi Konsumsi (1996 – 2000)
seperti batu bara, dan air (PLTA, PLTG, dan
sebagainya) dapat menekan ongkos produksi
serta ketergantungan terhadap bahan bakar
Tahun Konsumsi (ton)
minyak.
Rendah Sedang Tinggi
5.3 Proyeksi 1996 163,330 178,030 194,050
1997 172,560 188.09 205.02
Berdasarkan perkembangan yang terjadi selama periode 1998 182,300 198,700 216,590
1977-1992, dan dengan melihat faktor-faktor kualitatif
1999 192,610 209,940 228,840
maupun kuantitatif yang berpengaruh terhadap
perkembangan pemasokan dan permintaan kaolin, maka 2000 203,500 221,800 241,770
dengan menggunakan model ekonometrika akan dibuat
proyeksi produksi, konsumsi, ekspor impor dan harga
c. Proyeksi Ekspor
kaolin di masa mendatang (Tahun 1996-2000).
6. PENUTUP ton,
– Konsumsi kaolin antara 168.000-231.000
Dari hasil kajian yang dilakukan terhadap tingkat ton,
pemasokan, permintaan, dan harga kaolin di Indo- – Impor kaolin antara 60.000-76.000 ton,
nesia serta kaitannya dengan aktivitas industri – Ekspor kaolin antara 159.000-295.000 ton
hilirnya dan faktor-faktor yang berpengaruh, maka
perkembangan di masa mendatang dapat diperoleh Dengan melimpahnya potensi kaolin di Indone-sia,
gambaran sebagai berikut: serta semakin meningkatnya konsumsi, perlu
usaha-usaha pengembangan industri
Perkembangan pemasokan, permintaan, dan harga penambangan kaolin baik melalui pembukaan
kaolin selama kurun waktu 1977-1992 tambang-tambang baru ataupun diversufikasi.
menunjukkan peningkatan, dengan rata-rata Dengan kata lain peluang untuk melakukan
laju pertumbuhan per tahun masing-masing usaha penambangan komoditas kaolin masih
untuk produksi 12,82%, konsumsi 19,30%, terbuka, khususnya untuk jenis kaolin pengisi
ekspor 19,84% dan impor 19,44%. Sedangkan (filer), dengan lebih memperhatikan kualitas
laju pertumbuhan per tahun harga kaolin (atas yang diinginkan baik oleh industri hilir maupun
harga konstan 1983) jenis keramik 4,29%, jenis di pasaran internasional, serta dengan harga
pengisi 2,73%, dan jenis pelapis 6,03%. yang dapat bersaing.
Timbulnya ketidakseimbangan antara permintaan Untuk memperkuat struktur kaolin di dalan negeri,
dan pemasokan pada dasarnya disebabkan perlu dilakukan penyelidikan/eksplorasi lebih
oleh masih adanya mata rantai y terputus lanjut terhadap keberadaan deposit kaolin yang
antara industri penambangan kaolin (industri berkualitas untuk pelapis (coating), agar dapat
hulu) dan industri hilir, yaitu belum adanya menanggulangi ketergantungan terhadap
perusahaan yang memproduksi kaolin jenis impor.
coating dan jenis filer yang sesuai dengan Deposit kaolin yang mempunyai prospek cukup
kebutuhan sebagian industri hilir. baik diusahakan adalah di daerah Kalimantan
Berdasarkan pengujian ekonometrika menunjukan Barat dan Kalimantan Selatan.
bahwa konsumsi kaolin mempunyai korelasi
nyata dengan produk domestik bruto (PDB), DAFTAR PUSTAKA
atau dapat diartikan juga bahwa dengan
semakin meningkatnya PDB, maka intensitas Lefond, Industrial Mineral and Rocks, 4th Edi-tion,
penggunaan kaolin di Indonesia semakin American Institut Of Mining, Metallurgical and
meningkat juga. Petroleum Engineers, Inc. New York, 1975.
Berdasarkan faktor-faktor terukur (kuantitatif) dan Kuzvart.M, Industrial Mineral and Rocks, Devel-
faktor yang bersifat kualitatif seperti segi opment in Economic Geology, Elsevier,
ketersediaan potensi/cadangan, belum Amsterdam, 1984.
berkembangnya material subtitusi, kebijaksanaan Wolfe. J.A., Mineral Resources A World Re-view, A
pemerintah yang lebih luwes, serta faktor mudah dan Dowden Culver Book, Chapman and Hall, New
murahnya sumber energi dan tenaga kerja, maka York, 1984.
prospek perkembangan kaolin di masa mendatang Harben P., Paper Expansions Spur Kaolin In
cukup baik. Georgia, Industrial Mineral Bulletin, June 1979.
Sebagai proyeksinya, yang dihitung secara ekonometrika Bristow.C.M., Worl Kaolins, Genesis, Exploation
serta berdasarkan laju pertumbuhan produk and Application, Industrial Mineral Bulletin, July
domestik bruto, dan jumlah penduduk, maka pada 1987.
tahun 2000 jumlah pemasokan, permintaan, dan Gujarati.D., Basic Econometrics, 4th Edition,
harga kaolin diperkirakan terus meningkat sebagai Mc.Graw Hill, International Book Company,
berikut: New York, 1984.
– Produksi kaolin antara 187.000-365.000
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 14
17 KROMIT
Oleh : Toton Sentana Kunrat,
M. Arifin
ekonomis. Cebakan tipe ini terbentuk sebagai tetapi berbeda dengan stratiform karena lapisan
hasil proses kristalisasi suatu fase kromit yang tersebut tidak kontinu (perlapisan disiminasi) dan
berupa suatu masa leleh dan bersifat asam. tidak memperlihatkan pola distribusi yang
Kromit adalah salah satu mineral pertama yang sistematis di dalam batuan induknya.
terbenam, berkerut, dan mengkristal sebelum
mengendap dalam ruang-ruang magma. Cadangan bijih podiform sangat bervariasi tetapi
sangat kecil dibandingkan dengan cebakan strati-form,
Keadaan ini yang menyebabkan terjadinya lapisan- yaitu dari beberapa ton hingga satuan juta ton. Lebih
lapisan kromit yang tipis dan homogen, serta dari setengah cadangan bijih podiform dunia
memperlihatkan batas yang jelas antara lapisan bijih dikelompokkan sebagai kromit kaya aluminium.
kromit dengan lapisan batuan induk. Pada celah-celah
Di Indonesia, endapan kromit termasuk tipe podiform,
antara lapisan dijumpai mineral-mineral silikat dalam
yang pada umumnya tersebar di Indone-sia bagian
jumlah cukup besar dan secara nyata akan
timur. Bentuk endapan berupa perlapisan dan lensa-
mempengaruhi kadar dan ukuran butir kromit.
lensa di dalam batuan piroksen-peridotit.
Karakteristik cebakan stratiform lainnya adalah
b. Endapan Sekunder
penyebaran secara lateral yang sangat jauh (luas).
Sebagai contoh adalah cebakan kromit di Komplek Endapan kromit sekunder ada dua tipe, yaitu pasir
Stillwater, Montana, Amerika Serikat. Cebakan hitam dan tanah laterit. Proses pelapukan terhadap
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 222
– P. Pakal, P. Gebe, dan P. Halmahera di Maluku Pengolahan kromit termasuk dalam multi-minerals
Utara, processing, karena selain membersihkannya dari unsur
pengotor (slime dan mineral kuarsa) juga
– Pegunungan Siklop dan Pegunungan Moropeni memisahkannya dari mineral-mineral berat lainnya.
di Irian Jaya. Pengolahan kromit dengan cara tersebut pada
umumnya terdiri atas pengolahan basah (wet pro-cess)
Di samping itu potensi cadangan kromit di daerah dan pengolahan kering (dry process). Untuk endapan
Wosu, Sulawesi Tengah sejak tahun 1988 telah kromit primer, sebelum bijih kromit diolah, maka
diusahakan oleh PT Bituminusa dan PT sebelumnya dilakukan pengecilan ukuran (crushing-
Palmabim Mining. screen-milling processing).
BAHAN GALIAN INDUSTRI
17 – 223
Gambar 2. Peta Indikasi Cebakan Kromit pada Daerah Penyebaran Batuan Ofiolit di Indonesia (Sopaheluwakan, J., 1985)
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 224
Raw material
¯
Saringan putar ® Batu, krikil, dan slime
¯ ® ® Kuarsa
Humprey spiral Siklon
¯ ¬
Konsentrat, 80% CrO2
¯
Nirkonduktor
Stockpile (Kuarsa, Olivin, dan Hornblende)
¯ ® -
Tungku putar High tension separator
¯
Konduktor
(Kromit, magnetit, dan ilmenit)
Magnetik
¬ ¯
(Magnetik dan ilmenit) Magnetic separator
¯
Nirmagnetik
(Kromit, 98% CrO2)
¯
Storage
Kapasitas 80 ribu ton
Dalam pembuatan baja tahan karat, pertama kali kromit Akhir-akhir ini, volume penggunaan bata magnesia-
direduksi di dalam sebuah electric carbon arc furnace krom sedikit menurun, yang disebabkan oleh adanya
yang akan menghasilkan fero-krom dengan kadar 50 – pengurangan penggunaan open hearth furnace dan
73% Cr2O3. Untuk keperluan tersebut, pada umumnya electric arc furnace terutama di Amerika Serikat,
digunakan kromit berkadar tinggi (kromit metalurgi), Jepang, dan negara-negara Eropa Barat.
yaitu minimal 48% Cr2O3 dengan nisbah Cr : Fe = 3 : 1.
Dengan semakin berkembangnya teknologi peleburan Negara-negara tersebut kini mulai beralih meng-
baja, yaitu proses AOD (argon oxygen decarburization) gunakan basic oxygen furnace dalam memproduksi
dan VOD (vacuum oxygen decarburization), fero-krom baja. Teknologi peleburan tersebut pada umumnya
yang berkadar rendah telah semakin luas digunakan menggunakan refraktori magnesia dan dolomit tanpa
dalam pembuatan logam ini. Bahan baku tersebut kromit. Sebaliknya, di negara-negara Eropa Timur
dikenal dengan nama charge-chrom yang mempunyai penggunaan bata magnesia-krom masih sangat besar
kadar 50% Cr2O3. Oleh karena itu, sekarang ini baja karena teknologi produksi baja masih menggunakan
tahan karat telah dapat diperoleh dengan teknologi peleburan lama, yaitu open hearth furnace
menggunakan kromit berkadar rendah (kromit kimia) dan electric arc furnace.
yang di alam dijumpai lebih melimpah dibandingkan
dengan kromit metalurgi. Foundri
Volume penggunaan kromit untuk refraktori sangat – Sangat tahan terhadap logam-logam reaktif
besar, yaitu sekitar 50% dari produksi kromit non- yang sedang dicetak.
BAHAN GALIAN INDUSTRI
– Pabrik peleburan baja dan
aluminium (ladle lining)
Kromit dan – Pabrik peleburan tembaga,
Refraktori Bata magnesia-krom timbal, dan seng
Magnesia
– industri gelas dan gelas fiber
– industri semen
Logam Logam dasar Ferrochrom dan Baja tahan karat – Industri barang-barang dari logam
charge chrom
17 – 226
Gambar 4. Diagram Penggunaan Kromit
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 227
– Kecepatan ekspansi panas sangat rendah. dengan komposisi kimia dan distribusi ukuran.
– Tahan terhadap peningkatan panas yang tiba- Spesifikasi pasir kromit yang berlaku saat ini
tiba. berdasarkan pada British Steel Casting Re-
search and Trade Assosiation (Tabel 5).
Spesifikasi kromit sebagai foundri berhubungan
Pasir kromit sebagai foundri terutama digunakan
Tabel 4. Spesifikasi Kromit untuk Refraktori
Halus Menengah
Komposisi granulometrik : Lolos 22, tertahan pada 200 mesh – 95% minimum
Lolos 44, tertahan pada 200 mesh 90% minimum –
Tertahan pada 44, 60, 72, 100 mesh – 10% minimum
Tertahan pada 72, 100, 150, 200 mesh 10% minimum –
70% minimum on 4 sieve
Lolos200 mesh 8% maksimum 5% maksimum
A.F.S. kandungan lempung 0,5% maksimum 0,5%
maksimum
Sumber : The British Steel Casting Research and Trade Association
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 –
228
b. Impor dan Ekspor berkembang pesat. Hal ini sangat terasa terutama di
negara-negara Eropa Barat, Amerika Serikat, dan
Hampir seluruh kebutuhan kromit di Indonesia berasal Jepang. Perkembangan ini terutama disebabkan oleh
dari impor, namun mulai tahun 1988 – 1991 sebagian sifat logam kromium dan baja tahan karat yang
kecil kebutuhan tersebut telah dapat dipenuhi oleh mempunyai nilai strategis serta hubungannya dengan
produksi tambang kromit di dalam negeri. Pada tahun perkembangan industri hi-tech.
1989, impor kromit hanya sekitar 95 ton, yang pada
tahun 1987 mencapai 247 ton. Ketimpangan pemasokan-permintaan kromit
dunia juga merupakan salah satu faktor yang
Dibandingkan dengan impor kromit, volume impor meng-akibatkan teknologi produksi baja tahan
produk kromit jauh lebih besar lagi. Keadaan ini karat semakin berkembang pesat.
menunjukkan bahwa industri-industri hilir yang
menggunakan kromit sebagai bahan baku di dalam Teknologi peleburan kromit yang telah dikembangkan
negeri masih sangat terbatas, terutama industri oleh negara-negara Eropa Barat, Jepang, dan Amerika
peleburan kromit (stainless steel) dan industri proses Serikat adalah AOD (argon oxygen decarburization)
kimia atau kimia dasar (termasuk pigmen). dan VOD (vacuum oxygen decarburization). Kedua
teknologi tersebut dapat menggunakan ferro-krom
Sebagian besar produksi kromit di dalam negeri berkadar rendah atau yang disebut charge-krom ( 50%
diekspor. Ekspor kromit Indonesia pertama kali Cr2O3) sebagai bahan baku. Dengan demikian, industri
berlangsung pada tahun 1988, yaitu sebesar 80 baja tahan karat tidak selalu tergantung pada kromit
ton. Pada tahun 1989, ekspor kromit meningkat logam, tetapi juga dapat menggunakan kromit kimia
menjadi 15.198 ton dengan nilai AS $ 1,30 juta. sebagai bahan baku, yang cadangannya jauh lebih
Negara tujuan ekspor kromit tersebut adalah Aus- melimpah, seperti yang terdapat di Afrika Selatan,
tralia, Jepang, Inggris, Singapura, dan Filipina. Filipina, Turki, dan India.
bahan baku kromit metalurgi dan kromit kimia sia termasuk cebakan podiform dengan volume
yang melimpah. cadangan sangat kecil (di bawah 1 juta ton).
Cadangan ini tersebar di beberapa daerah,
antara lain Kalimantan Selatan, Sulawesi
Selatan, dan Sulawesi Tengah.
Tabel 7. Perkiraan Konsumsi Kromit
Cadangan yang kecil-kecil serta terbatasnya industri
Dunia,Tahun 2010
hilir yang dapat menyerap kromit kemungkinan yang
(Dalam juta menjadi penyebab terlambatnya usaha-usaha
ton)
pengembangan cadangan kromit di dalam negeri.
Penggunaan 1985 2010 LP1)
Logam 1,9 9,3 6,6 Meskipun demikian, penyelidikan rinci terhadap
cadangan kromit di daerah-daerah berpotensi seperti
(Ferokrom dan Stainless
Halmahera dan pulau-pulau di sekitarnya serta daerah
Steel)
Pegunungan Siklop dan Moropeni Irian Jaya perlu
Kimia, Foundri 0,6 0,7 0,6 segera dilakukan. Hal ini guna mendukung
dan Refraktori pertumbuhan industri hilir di dalam negeri ataupun
untuk memanfaatkan perkembangan kromit dunia yang
Jumlah 2,5 10,0 5,7
semakin meningkat pesat.
Geologi, Teknologi, dan Potensinya di Indone-sia, view, A Dowden And Culver Books, Chapman
Riset, Jilid 6 No.1, Lembaga Geologi dan and Hall, New York, 1984.
Pertambangan Nasional, LIPI, 1985.
10. Wolfe, J.A., Mineral Resources, A World Re- *****
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 233
LAMPIRAN A
Lokasi Potensi Kromit di Indonesia
Sulawesi Selatan :
– Sungai Larona, Belum diketahui Termasuk cebakan podiform yang dijumpai dalam bentuk
Malili lensa-lensa atau bongkahan bijih masif.
– Daerah Barru Belum diketahui Termasuk cebakan podiform yang dijumpai dalam bentuk
lensa-lensa 0,30 – 0,75m dan lapisan tipis dengan tebal
0,10-1,00 m.
Tersebar pada kompleks batuan ultramafik yang telah
mengalami tektonik purna magmatik yang sangat kuat dan
tingkat erosi lanjut.
Kadar bijih : 52,65% Cr2O3; 17,46% Fe2O3; 0,17% TiO2;
12,83% Al2O3. Termasuk kromit refraktori dengan nisbah
Cr:Fe = 2,95:1.
Sulawesi Tenggara :
Daerah Latau 3.000 ton Termasuk cebakan podiform yang dijumpai dalam bentuk
lensa-lensa atau bongkahan bijih masif.
Kadar bijih : 50,0% Cr2O3 dan termasuk kromit metalurgi.
Sulawesi Tengah :
Daerah Wosu, Di atas 1 juta ton Termasuk cebakan sekunder (pasir hitam) yang tersebar
Bungku Tengah, Poso di lima lokasi pada pesisir pantai sepanjang 30 km dengan
tebal endapan sekitar 3 m.
Kadar bijih : 42,30% CrO3; 19,70% Fe2O3; 20,0% TiO2; dan
termasuk kromit foundri.
Lokasi cadangan kromit ini telah diusahakan oleh PT
Bituminusa dan PT Palmabim Mining.
Maluku :
– Sungai Dodoga, Belum diketahui Dijumpai dalam bentuk bongkahan bijih masif.
Halmahera Tengah Kadar bijih : >20% Al2O3; dan termasuk kromit metalurgi
dengan nisbah Cr : Fe = 3 : 1.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 234
Lanjutan ...
– Sungai Tutungan, Belum diketahui Kadar bijih :30,0% Al2O3 dan 19,0% MgO. Nisbah Cr:Fe =
Halmahera Tengah 1,9 – 2,2 :1.
– Pulau Pakal, Belum diketahui Berupa lapisan tipis (schlieren) yang terdapat pada batuan
Halmahera Timur dunit terlipat.
Kadar bijih : 14,0% Al2O3 dan termasuk kromit metalurgi
dengan nisbah Cr : Fe = 3,6 : 1.
– Pulau Gebe Belum diketahui Berupa lapisan tipis (schlieren).
Kadar bijih : 40,0% Cr2O3 dan 26,0 – 27,0% Al2O3. Termasuk
kromit refraktori dengan nisbah Cr : Fe = 2,2 :1.
Irian Jaya :
– Daerah Ifar, 3 juta ton Termasuk cebakan sekunder (tanah laterit) yang
Pegunungan Siklop, mengandung bijih nikel dan kobal.
Tanah Merah Kadar bijih : 44,0% Cr2O3 dengan nisbah Cr : Fe = 2,2 : 1
– Pegunungan Belum diketahui Termasuk cebakan sekunder (tanah laterit) yang tersebar
Moropeni 2
pada daerah seluas 10 km .
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 235
18 MANGAN
Oleh : M. Arifin,
Tiswan Suseno
b. Nodul
GEOLOGI Istilah nodul mangan umum digunakan walaupun
sebenarnya kurang tepat, karena selain mangan
1 Mula Jadi masih terkandung pula unsur besi, nikel, kobalt,
dan molybdenum, sehingga akan lebih sesuai
Cebakan Terrestial bila dinamakan dengan nodul poli-metal.
Menurut Park (1956), cebakan mangan dibagi dalam Dasar samudra diperkirakan diselimuti lebih dari 3
18 – 235
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 236
Tabel 1. Mineral Mangan yang Umum Dijumpai dalam Cebakan Komersial
triliyun ton nodul berukuran kentang. Di Samudra dan terbentuk dalam cebakan sedimenter dan re-
Pasifik sendiri, nodul yang terbentuk diperkirakan sidual.
sebesar 10 juta ton per tahun. Berdasarkan hasil
penyelidikan yang dilakukan oleh USBM, diketahui Pirolusit merupakan mineral berwarna abu-abu besi
bahwa zona kadar tertinggi terdapat dalam Cekungan dengan kilap metalik, mempunyai kekerasan 2 – 2,5
Sedimen Pasifik bagian timur, yang terletak pada jarak dan berat jenis 4,8. Pirolusit yang terbentuk sebagai
2.200 km sebelah tenggara Los Angeles, Kalifornia. Di pseudomorf dari manganit atau mineral mangan
zona ini, nodul mangan terjadi dalam lapisan tunggal lainnya, biasanya bersifat masif ataupun reniform dan
dan tidak teratur. kadang-kadang berstruktur fibrous dan radial.
Secara individu, nodul mempunyai kilap suram dengan Psilomelan merupakan mineral berkomposisi oksida
warna coklat tanah hingga hitam kebiruan. Tekstur terhidrasi yang pada umumnya berasosiasi dengan
permukaan dari halus hingga kasar. Setiap nodul mineral barium dan potasium oksida. Mineral ini
mengandung satu atau lebih sisa-sisa makhluk air laut, mempunyai warna dan berat jenis sama dengan
pragmen batuan, atau nodul lainnya. Nodul ini diliputi pirolusit, namun mempunyai kekerasan yang lebih
oleh lapisan mangan, besi, dan logam oksida lainnya besar (5 – 6) dan mempunyai kilap submetalik.
yang berbentuk konsentris namun tidak terus-menerus. Sebagai mineral yang amorf, psilomelan bersifat masif,
Lapisan lempung kemudian mengisi celah-celah di reniform, botriodal, atau stalaktitik, sehingga lebih
antara lapisan oksida tersebut secara tidak beraturan umum dijumpai dalam cebakan sekunder.
dan biasanya dapat dijadikan patokan dalam
perhitungan periode pertumbuhan nodul bersangkutan. Mangan berkomposisi oksida lainnya, namun tidak
berperan sebagai mineral utama dalam cebakan bijih,
adalah braunit dan manganit. Braunit merupakan
2.2 Mineralogi mineral berwarna coklat kehitaman dan sering
mengandung silika sebanyak 10%, sedangkan
Mangan, dengan kandungan sekitar 0,1%, termasuk manganit merupakan mineral oksida terhidrasi yang
12 unsur terbesar yang terdapat dalam kerak bumi. berwarna hitam besi atau abu-abu baja. Kedua mineral
Walaupun lebih dari 300 jenis mineral mangan yang ini dijumpai dalam urat bijih ataupun cebakan
telah diketahui, namun hanya sekitar 13 mineral saja sekunder.
yang sering dijumpai dalam cebakan bijih komersial
(Tabel 1). Bijih mangan utama adalah pirolusit dan Beberapa mineral mangan yang dijumpai terbatas
psilomelan. Kedua mineral ini berkomposisi oksida dalam cebakan bijih adalah hausmanit, todorokit,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 237
lithioforit, dan nsutit. Pada tahun 1930, cadangan mangan di Kliripan dan
Karangnunggal diusahakan secara teratur oleh sebuah
Hausmanit merupakan mineral berwarna coklat perusahaan Belanda, yaitu NM Algemeene Indisch
kehitaman dengan kilap submetalik. Todorokit yang Mijnbouw en Exploitatie Maatschappij(AIME).
hanya dikenal di tambang Todoroki, Jepang sebelum
tahun 1960, merupakan salah satu mineral utama Setelah Perang Dunia II, kedua tambang tersebut
dalam nodul mangan. Lithioforit berkomposisi alu- kemudian diambil alih oleh pemerintah daerah
minium-litium mangan oksida dengan kandungan setempat yang pengelolaannya dilakukan oleh masing-
kobal, nikel, dan tembaga yang bervariasi. masing perusahaan daerah bersangkutan.
Nsunit adalah nama yang berasal dari tambang Nsuta Saat ini terdapat 22 usaha pertambangan mangan di
di Ghana, merupakan mangan oksida bukan Indonesia, namun hanya empat di antaranya telah
stochiometrik . Rhodokrosit yang berkomposisi berproduksi secara teratur, sedangkan sisanya masih
karbonat, merupakan mineral berwarna merah muda dalam tahap eksplorasi. Salah satu perusahaan yang
hingga coklat yang terbentuk dalam urat bijih sebagai telah berproduksi tersebut adalah PD Kerta
cebakan replasemen pada batuan kapur. Rhodonit Pertambangan, yang merupakan perusahaan milik
yang berkomposisi silikat mempunyai kemiripan sifat pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat, sedangkan
fisik dengan rhodokrosit, namun mineral ini terbentuk sisanya adalah perusahaan swasta nasional.
sebagai cebakan sekunder.
Dari hasil kegiatan eksplorasi oleh ke-22 perusahaan
2.3 Cadangan Mangan di Indonesia pertambangan tersebut, diketahui bahwa cadangan
mangan Indonesia tercatat sebesar 649.065 ton
Cebakan sedimenter merupakan cadangan bijih mangan cadangan terukur dan 4.679.681 ton cadangan
yang banyak dijumpai di Indonesia, dan umumnya terunjuk, sedangkan cadangan yang sedang ditambang
berkomposisi oksida serta berasosiasi dengan kegiatan tercatat sebesar 4.888 ton cadangan terukur dan
vulkanik dan batuan yang bersifat basa. Cebakan bijih 2.341.315 ton cadangan terunjuk.
mangan tersebut umumnya dijumpai dalam bentuk
mineral pirolusit dan psilomelan, dan kadang-kadang 3.2 Teknologi Pertambangan
dijumpai pula dalam bentuk rhodonit, rhodokrosit,
manganit, braunit, dan nsutit. Cebakan bijih mangan berbentuk kantong-kantong
kecil dan lensa-lensa yang tersebar dalam batuan
Secara keseluruhan, potensi cadangan mangan induknya. Pada umumnya, kadar bijih bervariasi, tidak
di Indonesia cukup besar, namun tersebar di hanya dalam tubuh bijih secara keseluruhan, namun
banyak lokasi di seluruh Indonesia. Secara dalam tubuh bijih secara individu.
individu, cadangan mangan tersebut relatif kecil,
berbentuk kantong-kantong ataupun lensa-lensa, Kondisi demikian sangat menyulitkan untuk
dan pada umumnya termasuk cadangan yang menentukan jumlah ketersediaan cadangan bijih
mempunyai kadar relatif rendah. dengan kadar tertentu, yang akibatnya akan
menyulitkan pula dalam penyediaan produk tambang
Sebaran potensi dan lokasi cadangan bijih mangan di dalam jumlah besar dengan mutu seragam secara
Indonesia dapat dilihat pada Lampiran A. teratur. Selain itu, kondisi tersebut juga akan
menyulitkan dalam menentukan disain tambang dan
umur tambang. Oleh karena itu, tambang mangan pada
3. PERTAMBANGAN umumnya merupakan suatu bentuk kuari yang besar,
dengan banyak lokasi penggalian di dalamnya yang
3.1 Perkembangan Tambang Mangan di tersebar secara tidak beraturan dan dilakukan secara
Indonesia manual.
Usaha pertambangan mangan di Indonesia pertama Di Indonesia, cadangan mangan umumnya ditambang
kali dilakukan di Kliripan, Kulon Progo, Yogyakarta, secara tambang terbuka dengan peralatan manual
walaupun cebakan mangan yang pertama ditemukan hingga semi-mekanis, hanya cadangan bijih mangan di
di daerah Karangnunggal, Tasikmalaya, Jawa Barat. daerah Singkil, Malang yang ditambang
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 238
Pengolahan Penimbunan
Pengangkutan
ke pelabuhan
Pengapalan
4.1 Logam
Gambar 1. Proses Pengolahan Mangan Dalam proses produksi besi baja, peranan mangan
adalah sebagai penghilang oksigen dan belerang.
Peranan tersebut semakin penting seiring dengan
Sekitar 90% mangan dunia digunakan untuk tujuan semakin berkembangnya teknologi proses produksi
metalurgi, yaitu untuk proses produksi besi-baja, baja, namun sebaliknya, keadaan tersebut meng-
sedangkan penggunaan mangan untuk tujuan non- akibatkan pula terjadinya penurunan kebutuhan
metalurgi antara lain untuk produksi baterai kering, mangan seperti pada penerapan teknologi proses
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 239
Penggunaan mangan dalam proses produksi besi-baja Dalam produksi keramik, mangan berfungsi sebagai
akan memberikan keuntungan pada produk akhir, bahan pewarna, yang akan memberikan warna
seperti memberikan efek kekuatan, stabilitas kekilapan bayangan seperti hitam dan abu-abu, merah dan
(tahan terhadap reaksi oksigen dan belerang), serta coklat, dan juga warna-warna lembut lainnya.
lebih mampu untuk menahan beban dalam konstruksi
berat. Penggunaan mangan dalam proses produksi Formulasi mangan untuk menghasilkan warna-warna
besi-baja ada dua bentuk, yaitu konsentrat bijih tertentu sangat bergantung kepada tipe lempung yang
mangan dan/atau logam mangan paduan (feromangan digunakan, jumlah dan ukuran butir mangan yang
dan/atau siliko-mangan). digunakan, cara penggunaan, suhu pembakar-an,
lama perendaman, dan kondisi tungku pem-bakaran
Dalam proses produksi besi baja, bijih mangan (kiln ). Selain itu, formulasi tersebut bergantung pula
berukuran halus dicampur dengan bijih besi yang kepada kandungan besi oksida dalam mangan, karena
juga berukuran halus membentuk sinter bijih, kandungan besi yang lebih tinggi akan memberikan
yang kemudian di dalam tungku peleburan akan warna yang lebih gelap.
meng-hasilkan logam panas. Sebagian besar
mangan untuk tujuan metalurgi digunakan untuk Ada dua jenis produk mangan yang dipasarkan
produksi logam paduan mangan, dan yang sebagai bahan pewarna, yaitu dalam bentuk
sangat dikenal saat ini adalah feromangan tepung berukuran 53 mikron dan dalam bentuk
(FeMn). Logam paduan ini pertama kali suspensi yang siap digunakan yang disebut
diproduksi di Perancis, dengan komposisi terdiri dengan slop (kandungan mangan 60% berat).
dari 76% Mn, 7% C, dan sisanya Fe.
c. Gelas
4.2 Non-Logam
Dalam produksi gelas, mangan mempunyai tiga
a. Baterai fungsi utama, yaitu sebagai penghilang unsur-
unsur organik dalam adonan gelas, bahan
Baterai primer merupakan pasar terbesar untuk penghilang warna dengan mengoksidasi ion besi
penggunaan mangan non-metalurgi. Disebut sehingga gelas terhindar dari warna hijau, dan
dengan baterai primer karena merupakan sumber sebagai bahan pewarna.
tenaga untuk peralatan yang mempunyai jangka
hidup terbatas. Fungsi mangan sebenarnya yang utama adalah
sebagai bahan pewarna, terutama untuk pembuatan
Pada umumnya, baterai dinamakan berdasarkan gelas-gelas industri dan kemasan, tetapi tidak
pada kandungan komponen utamanya, sebagai digunakan untuk pembuatan kaca lembaran.
contoh ordinary zinc-carbon cell, heavy duty zinc-
carbon cell, mercury button cell, lithium cell, dan Warna pasti yang dihasilkan dari penambahan
alkaline manganese cell. mangan sangat bergantung kepada kondisi suhu
dan oksidasi gelas, tipe gelas yang dikehendaki,
Mangan yang digunakan untuk baterai ada tiga bentuk dan jumlah mangan yang ditambahkan.
produk, yaitu naturally manganese dioxide (NMD) yang
terdiri dari konsentrat bijih atau bijih mangan (natural d. Glasir dan Frit
ground ore), chemical manganese dioxide (CMD), dan
electrolytic manganese dioxide (EMD). Ketiga mangan Mangan juga digunakan sebagai glasir, sebagai
dioksida tersebut digunakan sebagai katoda yang di contoh persenyawaan MNO2-Fe2O3 akan mem-
dalam sell akan bertindak sebagai de-polarisator. Saat berikan noda merah muda, sementara itu MnO 2-
ini, NMD cenderung digunakan untuk produksi zinc- CaO-FeO atau MnO2-Cr2O3-NiO akan
carbon cell,sedangkan EMD dan CMD untuk produksi memberikan noda merah-cokelat.
alkaline cell.
Frit digunakan sebagai dasar untuk glasir dan email,
biasanya terdiri atas dua lapisan yang salah satunya
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 240
5.1 Penyediaan dan Permintaan – mangan dioksida, baik berupa konsentrat bijih
maupun bijih mangan (natural ground ore),
Pada tahun 1992, produksi mangan Indonesia
mencapai 16.394 ton (Tabel 3). Produksi tersebut – mangan dioksida sintetis, yang berupa EMD
berasal dari empat perusahaan tambang ataupun CMD,
mangan, yaitu PD Kerta Pertambangan, CV.
Budimas & Co., PT. Nusa Tri Wijaya, dan CV. – logam paduan mangan, yang berupa logam
Sribumi, namun sejak tahun 1991, CV. Sribumi FeMn ataupun SiMn.
telah menghentikan kegiatannya.
Secara keseluruhan, konsumsi mangan beserta
Sebagian besar produksi mangan diekspor, produknya cukup besar (Tabel 4). Berdasarkan vol-
dengan negara tujuan antara lain Jepang, Cina, ume konsumsi mangan dioksida pada tahun 1992,
Australia, dan Taiwan. Hanya sebagian kecil saja diketahui bahwa industri baterai merupakan industri
yang dipasarkan ke dalam negeri. Tujuan pasar hilir pemakai mangan terbesar, dengan tingkat
mangan di dalam negeri adalah industri korek api konsumsi sekitar 85,5% dari total konsumsi, kemudian
serta industri keramik dan porselein. diikuti oleh industri keramik dan porselain (13%),
industri logam (0,9%), dan industri korek api (0,6%).
Industri hilir pemakai mangan di dalam negeri antara Dalam industri baterai, jenis mangan yang digunakan
lain industri baterai, keramik dan porselein, logam, dan terdiri atas mangan dioksida dan EMD, yang
industri korek api. Industri logam terdiri dari industri dikonsumsi oleh industri baterai seluruhnya berasal
logam dasar, pengecoran, dan penggilingan besi-baja dari impor. Mangan yang dikonsumsi oleh industri
dan logam bukan besi, serta industri keramik dan porselein dan industri korek api
Industri baterai :
1) 15.354 15.131 12.883 15.659 17.737
– Mangan dioksida, ton
– EMD, ton 4.936 4.418 4.751 4.353 5.764
Industri keramik dan porselein :
– Mangan dioksida, ton 1.316 1.676 1.865 2.354 2.714
2)
Industri logam :
– Mangan dioksida, ton – – – 102 194
– FeMn dan SiMn, ton 5.677 5.967 5.430 8.042 12.527
Industri korek api :
– Mangan dioksida, ton 73 35 32 54 81
Total konsumsi :
– Mangan dioksida, ton 16.743 16.842 14.780 18.169 20.726
– EMD, ton 4.936 4.418 4.751 4.353 5.764
– FeMn dan SiMn, ton 5.677 5.967 5.430 8.042 12.527
merupakan bijih mangan (natural ground ore), Taiwan, Cina, India, Mozambik, Afrika Tengah,
yang hampir seluruhnya berasal dari produksi di Afrika Selatan, Australia, Inggris, Jerman, Belgia,
dalam negeri. dan Norwegia.
Pada umumnya impor mangan (termasuk konsentrat – EMD dengan kadar MnO2 90 – 92% : 1,55 dolar
bijih dan EMD) berasal dari Jepang, Taiwan, Cina, AS per kg.
Singapura, Amerika Serikat, Brasil, Jerman, dan
Belgia, sedangkan impor logam paduan mangan Sedangkan harga bijih mangan di dalam negeri pada
(FeMn dan SiMn) berasal dari Jepang, Korea Selatan, tahun 1992 berkisar antara Rp 200 – 400 per kg.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 243
Harries-Rees, K., Manganese : A Myriad of Minor Myhre, F., Changing Role of Manganese and Its
Markets, Industrial Mineral, November 1992. Effects on Consumption, Transaction of IMM,
Section A, Vol. 94, July 1985.
Harben, P.W. and Bates, R.L.. Industrial Miner-als
: Geology and World Deposits, Industrial Rao, V.S. and Pradhan, A.W., Winning of
Mineral Division, Metal Bulletin Plc, London, Manganese Ore from Pockety Deposits, IE(I)
1993. Journal-MI, Vol. 65, November 1984.
Harben, P.W.. The Industrial Minerals Handy Robert-Tissot, C.E.D., Manganese : Commer-cial
Book : A Guide to Markets, Spesifications, Aspects, Transaction of IMM, Section A, Vol.
and Prices, Industrial Mineral Division, Metal 94, July 1985.
Bulle-tin Plc, London, 1992.
Toon, S., Manganese : Active Batteries Attact
Madiadipoera, T., dkk.. Bahan Galian Industri di Producers, Industrial Mineral, July 1985.
Indonesia, Direktorat Sumberdaya Mineral,
Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya *****
Mineral, Bandung, 1990.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 244
LAMPIRAN A
Aceh :
– Karang Igeuh Sumber daya Indikasi berupa rhodonit dalam cebakan hidrothermal.
(Belum diketahui)
– Lhok Kruet, Calang, Sumber daya Kontak metasomatik berupa pirolusit yang berasosiasi
Aceh Barat (Belum diketahui) dengan besi. Ukuran badan bijih di permukaan sekitar
2
150 x 14 m .
– Kapi (40 km tenggara Sumber daya Psilomelan di daerah patahan (hidrothermal).
Blangkejeren) (Belum diketahui)
Sumatera Utara :
– Pantai Timur Sumber daya Sedimen, berupa konresi dari besi rawa. Kadar Mn 3O4
(Belum diketahui) dalam bog iron 7,9%, sedangkan dalam konkresi 13,5 –
20,1%.
– 23 km timur laut Natal Sumber daya Berupa bongkah oksida mangan berukuran hingga
(Belum diketahui) 50 cm, berlapis, dan berbentuk karena replacement
batuan chert radiolaria.
Sumatera Barat :
– S. Lumut Singingi Sumber daya Hidrothermal (?), bijih bangan berupa sedimen dalam
(Belum diketahui) breksi. Kadar Mn total 43,08%.
– Belangbeo Sumber daya Hidrothermal (?), ditemukan mangan oksida sebagai
(Belum diketahui) bongkahan yang tersingkap pada daerah selebar 2 – 3
m.
Sumatera Selatan :
Gebang Ilir, Tambang Sumber daya Hidrothermal yang berasosiasi dengan Au. Berupa
Sawah (Belum diketahui) rhodonit, rhodokrosit, psilomelan, pirolusit, braunit, dan
nsutit.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 245
Lanjutan ...
– Cikotok, Pandeglang Sumber daya Berasosiasi dengan Au, berupa rhodokrosit, rhodonit,
(Belum diketahui) dan spartait. Kadar MnO2 9 – 32%.
– Cibadong, Sukabumi Sumber daya Terdapat dalam tufa dan breksi. Kadar MnO2 32 – 60%.
(± 10.000 ton)
– Karangnunggal, Sumber daya Terdapat 13 lokasi mineralisasi. Kadar MnO2 45 – 90%.
Tasikmalaya (± 350.000 ton)
– Cigembor, Salopa, Sumber daya Terdapat berupa bongkahan limonit mengandung
Tasikmalaya (Indikasi) mangan. Kadar MnO2 83,34%.
– Cikatomas, Sumber daya Terdapat berupa bongkahan yang terdiri dari pirolusit.
Tasikmalaya (Indikasi) Kadar MnO2 66 – 91%.
Jawa Tengah :
– Karangbolong, Sumber daya Pirolusit dan psilomelan yang berupa gumpalan olitik
Banyumas (± 7.000 ton) dalam batu kapur, Kadar MnO2 60%.
– Ngargoretno, Salaman, Sumber daya Terdapat sebagai pirolusit berbentuk lensa. Kadar MnO2
Magelang (± 127.000 ton) 80%.
– Bapangsari, Purworejo Sumber daya Ditemukan dalam bentuk bongkahan.
(Indikasi)
– Cangkerep, Semang- Sumber daya Ditemukan dalam bentuk bongkahan.
gung, Purworejo
DI Yogyakarta :
– Kliripan, Kulonprogo Sumber daya Terdapat di daerah Kliripan, Penggung pada lereng
(± 182.000 ton) selatan Bukit Menoreh (Sewu, Beleng, Tetes,
Wanotawan, dan Barongan). Kadar Mn 25 – 35%.
– Samigaluh, Kulonprogo – Terdapat berupa pirolusit dan psilomelan. Kadar
MnO2 57,75%.
– Daerah Gedad Sumber daya Terdapat sebagai lensa-lensa di antara batu kapur
Batuwarno, Eromoko (Gedad 54 ton) dan Formasi Andesit Tua. Kadar MnO2 di Gedad
92,10%, Batuwarno 82,74%, dan Eromoko 78,31%.
– Gunung Kidul Sumber daya Terdapat di Kepuh, Ngepek, Ngejring, Ngaglik,
(Indikasi) Kutuan, dan Selonjono.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 246
Lanjutan ...
Jawa Timur :
– Pacitan dan Ponorogo Sumber daya Dijumpai di beberapa daerah. Endapan bijih mangan
Nambakan berupa pirolusit, sebagai lensa-lensa di abtara batu
(18.315 ton) kapur dan tufa.
Tambah Kadar Mn di Nambakan 3%.
(28.261 ton) Kadar Mn di Tambah 4,5%.
Ngradu Kadar Mn di Ngradu 5%.
(28.756 ton) Kadar Mn di Sempor 6,6%.
Sempor Kadar Mn di Gunung Gede 60,55%.
(55.174 ton) Kadar Mn di Dawung 58,26%.
G. Gede Kadar Mn di Klumpit 58,55%.
(40.506% ton) Kadar Mn di Banyumuntah 55,51%.
Munung Kadar Mn di Bukul 49,04%.
(19.500 ton) Kadar Mn di Gunung Kembar 55,47%.
Kadar Mn di Cikuli 57,6 – 57,9%.
Kadar Mn di Goro 57,82%.
– Blimbing Ponorogo Sumber daya Berupa pirolusit. Kadar Mn 59,52%.
(Cukup besar)
– Panggul, Trenggalek Sumber daya Berupa psilomelan dalam bentuk lensa-lensa di antara
(Indikasi) batu kapur dan tufa.
– G. Kuncung, Tumpak- Sumber daya Terdapat di banyak tempat. Berupa pirolusit dan
telor, dan Serut, (Belum diketahui) psilomelan dalam bentuk lensa-lensa di antara batu
Trenggalek kapur dan tufa.
Kadar Mn di Gunung Kuncung 56,66%.
Kadar Mn di Gunung Tumpaktelor 49,42%.
Kadar Mn di Serut 39,00%.
Kadar Mn di Tumpak Gumaewang : 60,31%.
Kadar Mn di Gunung Prongos 59,78%.
Kadar Mn di Belih Gondangan 59,95%.
Kadar Mn di Gelang 47,19%.
Kadar Mn di Belik 54,81%.
Kadar Mn di Lempung 30,67%.
Kadar Mn di Dandah 46,76%.
Kadar Mn di Ampelgading 35,68%.
– Gunung Jambe, Blitar Sumber daya Pirolusit dan psilomelan, berupa lensa-lensa tipis di
(Belum diketahui) antara batu kapur dan tufa. Kadar Mn 6,4 – 51,1%.
– G. Puncak Asem, Blitar Sumber daya Pirolusit dan psilomelan, berupa lensa-lensa tipis di
(2.000 ton) antara batu kapur dan tufa. Kadar Mn 5,6%.
– G. Cemenung, Blitar Sumber daya Pirolusit dan psilomelan, berupa lensa-lensa tipis di
(± 54.000 ton) antara batu kapur dan tufa. Kadar Mn 47,9%.
– Kec. Wlingi, Blitar Sumber daya Kadar Mn 60 – 75%.
(± 2.000 ton)
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 247
Lanjutan ...
– Sukorejo, Tulung Sumber daya Pirolusit dan psilomelan, berupa lensa-lensa tipis di
Agung (± 500 ton) antara batu kapur dan tufa. Kadar Mn 41 – 42,1%.
– Tenggong, Tulung Sumber daya Kadar Mn 34 – 24,1%.
(± 30 ton)
– G. Rajak dan Kalirejo, Sumber daya Berupa lensa-lensa. Kadar Mn O2 50 – 90,1%
Malang (± 30.000)
– Bedug I dan II, Puger Sumber daya Pirolusit dan psilomelan, berupa lensa-lensa tipis di
Jember (± 28.000 ton) antara batu kapur dan tufa. Kadar Mn 2,1%
– Karang Bale, Puger, Sumber daya Kadar Mn 31,8 – 56,7%.
Jember (Belum diketahui)
– G. Marondon Sekunir Sumber daya Kadar Mn 13,8%.
Puger, Jembe (± 37.000 ton)
– G. Sadeng, Puger, Sumber daya Kadar Mn 18,8%.
Jember (± 180.400 ton)
Kalimantan Barat :
Lumar, Sambar Sumber daya Terdapat berupa sedimen dan urat dalam tufa yang
(± 42.7000 ton) terdiri rhodonit, rhodokrosit. Kadar Mn 14,94 – 5,42%.
Kalimantan Timur :
G. Bambu, Muara Sumber daya Hidrothermal, berupa urat-urat halus bersama mineral
Ancalong (Belum diketahui) kuarsa.
Kalimantan Selatan :
– G. Besi, Pengaron, Sumber daya Terbentuk karena proses hidrothermal dan sedimen
Martapura (± 9.000 ton) (?). Terdapat sebagai bongkahan dalam Formasi
Diabas Formir dan Serpih Pasiran. Kadar Mn 14,94 –
55,42%.
– S. Tawao, Birayang Sumber daya Hidrothermal kontak (?), berupa bongkahan.
(± 100 – 200 ton)
Nusa Tenggara Barat :
– Viqueque Sumber daya Berupa pirolisit dan manganit yang berkadar tinggi,
(Indikasi) dapat di Batukerbau Vemasse, Buibau, dan Seisal.
– Venilale Sumber daya Hasil endapan laut dalam dan berasosiasi dengan
(Indikasi) fosfat marin.
– Selatan Airucondor Sumber daya —
(Indikasi)
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 249
Lanjutan ...
Sulawesi Utara :
– Tanjung Tarowitan, Sumber daya Berupa butiran mangan yang tersebar dipermukaan
Minahasa (Belum diketahui) tanah. Kadar Mn 32,42%.
– Molosifat Sumber daya Berupa psilomelan
(Belum diketahui)
Sulawesi Tengah :
(Indikasi)
Sulawesi Tenggara :
– Kec. Laloda dan Galela Sumber daya Terdapat di daerah Supu, Pasawani, A. Pacao, A.
(Indikasi) Keretalamo, A. Salu, A. Doitia, dan A. Pitan.
Bongkahan pirolusit dan psilomelan tersebar di sungai-
sungai.
– Pulau Batanta Sumber daya Berupa psilomelan dan pirolusit yang terdapat pada
(Indikasi) batas antara urat porfir dan tufa.
– Waturen, Tj. Fatufat, Sumber daya Fragmen pirolusit terbentuk lapisan tipis (5 cm) dalam
Pulau Buru (Indikasi) batu kapur.
– Pulau Doi, Pulau Sumber daya Pirolusit dan psilomelan terdapat sebagai lapisan pada
Dongasuli Dowonggigita batas tufa. Di Pulau Doi bijih mangan tersebut dijumpai
(8.900 ton) di empat lokasi.
Dawa (65.000 ton)
Salube (7.000 ton)
Galau (10.000 ton)
– Waigeo Sumber daya Bijih mangan dijumpai bersama-sama kobal yang
(Indikasi) merupakan lapisan penutup endapan nikel.
PASIR KUARSA
19
Oleh :M. Arifin,
Adjat Sudradjat,
Supriatna Suhala
Sementara itu, hasil survei Pusat Penelitian dan Secara umum, pasir kuarsa Indonesia
Pengembangan Teknologi Mineral dalam kurun mempunyai komposisi kimia sebagai berikut :
waktu yang sama, produksi pasir kuarsa
meningkat sekitar 28,30% per tahun. Peningkatan SiO2 : 55,30 – 99,87%
produksi ini karena didukung pula oleh Fe2O3 : 0,01 – 9,14%
sumberdaya pasir kuarsa yang sangat melimpah. Al2O3 : 0,01 – 18,00,%
TiO2 : 0,01 – 0,49%
CaO : 0,01 – 3,24%
GEOLOGI MgO : 0,01 – 0,26%
K 2O : 0,01 – 17,00%
1 Mula Jadi
Sifat-sifat fisik mineral pasir kuarsa, antara lain :
Pasir kuarsa yang juga dikenal dengan nama
pasir putih merupakan hasil pelapukan batuan Warna : putih bening atau warna lain
yang mengandung mineral utama, seperti kuarsa, bergantung kepada senyawa
dan felspar. Hasil pelapukan kemudian tercuci pengotornya; misalnya, warna
dan terbawa oleh air atau angin yang diendapkan kuning mengandung Fe-oksida,
di tepi-tepi sungai, danau, atau laut. warna merah mengandung Cu-
oksida.
Di alam, pasir kuarsa ditemukan dengan kemurnian Kekerasan : 7 (Skala Mohs);
yang bervariasi bergantung kepada proses Berat jenis : 2,65;
terbentuknya di samping adanya material lain yang ikut Titik lebur : kurang lebih 1715°C
selama proses pengendapan. Material pengotor Bentuk kristal : hexagonal;
tersebut bersifat sebagai pemberi warna pada pasir Panas spesifik : 0,185; dan
kuarsa, dan dari warna tersebut dapat diperkirakan Konduktivitas
derajat kemurniannya. panas : 12 – 100°C
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 251
2.3 Potensi Cadangan Pasir Kuarsa Indonesia melalui penyelidikan udara, pemetaan geologi,
geofisika, dan lain-lain. Penyelidikan geofisika
Cadangan pasir kuarsa Indonesia cukup besar dapat menggunakan cara tahanan jenis,
dengan lokasi tersebar di 11 propinsi (Gambar 1). potensial diri, atau cara gempa.
Menurut Madiadipoera. T, dkk., jumlah cadangan
pasir kuarsa diperkirakan sekitar 4,55 milyar ton, Untuk lebih meyakinkan potensi cadangan dapat
dengan perincian 78,6 juta ton cadangan terukur, dilakukan melalui eksplorasi lanjutan, seperti
12,4 juta ton terindikasi, 21,3 juta ton tereka dan pemboran, sumur uji (test pit ), atau saluran
4,4 milyar cadangan hipotetik. (trenches). Penyelidikan ini dilakukan untuk
tempat yang berada di lembah purba, sungai,
Cadangan pasir kuarsa terbesar terdapat provinsi
danau, atau laut, karena endapan mengalami
di Sumatera Barat, yaitu sekitar 82,5% dari
pelapukan dari batuan induk, kemudian terangkut
seluruh cadangan yang ada di Indonesia.
dan terendapkan pada daerah tersebut.
Berikutnya adalah Kalimantan Barat, Jawa Barat,
Sumatera Selatan (Tabel 1).
Perhitungan cadangan dapat dilakukan dengan
Mutu cadangan pasir kuarsa di Kalimantan Selatan perkalian antara luas sebaran endapan dengan
merupakan pasir kuarsa terbaik di Indonesia, dengan rata-rata ketebalan. Rata-rata ketebalan dapat
kadar silika (SiO2) berkisar antara 98,7 – 99,9%, ditentukan dengan cara pemboran tangan, sumur
kemudian Bangka dan Belitung dengan kadar SiO2 uji, atau parit uji. Untuk luas penyebaran, panjang
antara 97,6 – 98,53%. dan lebarnya ada penambahan/pengurangan
jarak antara titik-titik lubang bor. Kemudian,
pengambilan contoh endapan untuk dianalisis
PERTAMBANGAN dalam menentukan kualitas endapan.
1 Eksplorasi
3.2 Penambangan
Eksplorasi endapan pasir kuarsa dilakukan untuk
menentukan letak, penyebaran, dan ketebalan Penambangan pasir kuarsa dapat dilakukan dengan
cara seluri ataupun tambang semprot, bergantung selain peralatan manual ataupun mekanis,
kepada letak dan penyebaran endapan. Tahapan tekanan air tinggi juga dapat digunakan.
penambangan meliputi pengupasan lapisan tanah
penutup, pembongkaran, pemuatan dan c. Pemuatan dan Pemangkutan
pengangkutan (Gambar 2).
Untuk mengangkut hasil pembongkaran ke unit
a. Pengupasan (Stripping) pengolahan atau penampungan (stock pile) dapat
menggunakan alat muat wheel loader, back hoe,
Pengupasan dilakukan untuk membersihkan ma-terial dredging, dan alat angkut dump truck , pikulan,
penutup dengan memakai alat manual (cangkul, gerobak, lori, dan lain-lain.
singkup, belincong, dan lain-lain), ataupun alat mekanis
(bulldoser yang dilengkapi garu tunggal/ganda, 3.3 Pengolahan
srapper, shovel, dan lain-lain).
Untuk memperoleh spesifikasi yang diinginkan
Pemilihan alat tergantung kepada kondisi perlu pengolahan/pencucian untuk
lapangan dan skala produksi tambang. Apabila menghilangkan senyawa pengotor. Pasir kuarsa
digunakan bulldoser yang dilengkapi garu, dapat langsung digunakan, misalnya untuk pasir
tahapan penambangan dapat meliputi : cetak. Namun, kadang-kadang dilakukan
penggaruan, pendorongan dan pengumpulan penggilingan untuk memperoleh ukuran yang
material tanah penutup yang dapat dimanfaatkan sangat halus seperti yang diinginkan industri
untuk menutup lubang bekas penambangan. pemakai. Secara umum, pengolahan pasir kuarsa
dapat dilihat seperti pada Gambar 3.
b. Pembongkaran
a. Kaca Lembaran
Gambar 2. Penambangan Pasir Kuarsa Untuk menghasilkan kaca mutu tinggi (misalnya
cermin), kaca lembaran harus dipoles rata-halus
kedua permukaannya dan mengkilap dengan
an logam, bahan baku pembuatan tegel dan mosaik cara polished plate glass, tetapi harganya mahal
keramik, bahan baku fero silikon, silikon carbida, karena membutuhkan banyak waktu dan biaya
ampelas, pasir filter, glass wool, dan lain-lain. dalam pemolesannya, walau menggunakan
mesin sekalipun. Setelah tahun 1959, ditemukan
Persyaratan pasir kuarsa yang dipakai oleh setiap kaca mutu prima dengan cara float process
industri tidak dapat ditetapkan secara pasti. Yang (proses pengambangan) dengan biaya lebih
paling utama adalah harus menjamin kemurnian rendah dari polished plate glass.
minimum dengan pembatasan pada oksida
pengotornya. Ada dua jenis kaca yang sudah diketahui, yaitu
jenis indoflot (kaca polos/bening) dan panasap
4.1 Industri Gelas dan Kaca (kaca berpola atau kaca es). Keduanya sudah
dikembangkan dengan teknik yang lebih modern
Sebagian besar formula gelas kaca yang diproduksi di PT Asahimas.
untuk komersil terdiri dari kuarsa/silika, soda dan garam
dapur. Sebagai bahan baku, pasir kuarsa merupakan Kaca Indoflot
oksida pembentuk gelas. Pada proses pembuatannya
terhadap formula gelas kaca kadang-kadang Kaca indoflot dibuat dengan cara pengambangan
ditambahkan oksida-oksida lain cairan kaca di atas cairan logam. Sifat istimewa
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 254
Pengayakan
– Permukaan lebih berkilau daripada polished Kaca Panasap merupakan kaca warna yang dibuat
plate glass karena dipoles dengan api. dengan proses pengambangan. Warna kaca diperoleh
dengan cara memasukkan zat pewarna ke dalam
– Tebal kaca dimungkinkan sampai 19 mm cairan kaca yang sedang diproses.
dengan dimensi lebih besar sehingga
memudahkan perencanaan dinding kaca Kaca panasap dapat mengurangi panas dan silau
yang besar. cahaya yang masuk, serta mempunyai daya tembus
pandang rendah sekali yang memberi rasa nyaman
Kaca indoflot sangat cocok untuk pemakaian bagi yang ada di dalam ruangan. Kaca jenis ini sangat
sebagai berikut : cocok dipakai di daerah tropis,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 255
kandungan silika bahan baku semen lainnya. mempermudah proses pengeringan, mengontrol,
Akan tetapi, secara umum dapat ditentukan penyusutan, dan memberi kerangka pada badan
dengan komposisi atau perbandingan 66,5 kg keramik.
pasir kuarsa untuk 1 ton produk semen.
Secara umum, keramik terdiri atas bahan anorganik
4.3 Industri Pengecoran dan Bata Tahan Api bukan logam berfasa kristalin dan/atau campuran
dengan logam yang proses produksinya memerlukan
Pasir kuarsa yang dipakai di industri pengecoran pemanasan suhu tinggi. Berdasarkan fungsi dan
berfungsi sebagai pasir cetak (casting sand) dan strukturnya, produk keramik dibagi menjadi dua tipe,
foundry. Sementara itu, di industri bata tahan api yaitu keramik konvensional dan keramik maju
pasir kuarsa merupakan bahan baku utama. (advance ceramics).
Persyaratan umum yang dipakai di kedua industri
tersebut, antara lain kandungan silika, distribusi a. Keramik Konvensional
ukuran, dan bentuk butiran (Tabel 6).
Pada umumnya, jenis ini menggunakan bahan-
4.4 Industri Keramik bahan alam yang terdiri atas fasa amorf dengan
atau tanpa diolah.
Pasir kuarsa di industri keramik digunakan
sebagai bahan mentah untuk pembuatan badan Ada dua golongan industri yang termasuk
keramik bersama-sama dengan kaolin, ball clay, keramik konvensional, yaitu :
felspar, dan lain-lain. Penggunaan yang utama
adalah sebagai bahan keramik saniter. – Industri keramik berat yang terdiri atas industri
semen, mortar, refraktori, abrasif, dan industri
Pasir kuarsa dipakai karena mempunyai sifatnya khusus.
yang baik untuk bahan pengurus sehingga
– Industri keramik halus, yaitu gerabah/keramik
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 258
Tabel 6. Pasir Kuarsa untuk Pengecoran dan Bata Tahan Api (Refraktori)
hias, ubin lantai dan dinding, saniter, yang memberi bentuk kekuatan, dan glasir sebagai
peralatan makan-minum (table ware), isolator penutup badan sehingga tampak lebih indah, menarik,
listrik, alat dapur, keramik teknik, lampu pijar, dan mudah dibersihkan. Persentase penggunaan pasir
botol dan gelas. kuarsa dalam keramik tergantung dari jenis badan
keramik yang dibuat (Tabel 7).
b. Keramik Maju
Pasir kuarsa memiliki peranan penting sebagai
Industri keramik maju di Indonesia belum ada. Bahan pembentuk badan keramik karena mempunyai fungsi
yang digunakan merupakan bahan baku artifisial murni sebagai pengendali sifat pasir kuarsa dalam keadaan
yang mempunyai fasa kristalin. Produk keramik maju mentah dan setelah dibakar. Sebagai pengendali, pasir
dipasarkan di dunia, antara lain : kuarsa harus memenuhi persyaratan standar seperti
pada Tabel 8.
– Zirkonia dan sialon untuk industri otomotif (blok
mesin, gear), mata pisau dan gunting; 4.5 Industri Lainnya
– Barium titanat untuk industri elektronika Beberapa kegunaan pasir kuarsa dalam industri
(sebagai kapasitor, resistor); lain, yaitu :
– Keramik nir-oksida (Zirkon nitrida, magnesium – Bahan pengisi (filler) dalam industri cat.
nitrida, silikon karbida, silikon nitrida) – Bahan pengeras dalam industri karet.
digunakan untuk high technology kiln – Bahan ampelas dalam industri gerinda.
furniture, cutting tools, komponen mesin, alat – Bahan penghilang karat dalam industri logam
ekstraksi dan pengolahan logam; (sand blasting).
– Bahan penyaring (sand filter) dalam industri
– Fibre optic di industri telekomunikasi, penjernihan air (water treatment).
penerangan, gedung pencakar langit dan – Bahan baku pembuatan ferro silicon carbide.
tenaga surya.
5. PERKEMBANGAN DAN PROSPEK
Badan keramik terdiri atas dua bagian, yaitu badan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 259
Tabel 7. Persentase Penggunaan Bahan Pasir bersangkutan. Sebagian besar produksi pasir
Kuarsa untuk Badan Keramik kuarsa berasal dari hasil tambang yang berada di
Jawa Barat (umumnya dimiliki oleh industri se-
men) dan Belitung, yang tahun 1993 mencapai
Bahan Jumlah Pasir Kuarsa (%) sekitar 71,6% dan 21,52% (Tabel 9).
Stone Ware
Amerika 30 Dalam kurun 1981 – 1993, jumlah produksi pasir
Eropa 25 kuarsa Indonesia mengalami peningkatan
Saniter dengan laju pertumbuhan tahunan sebesar
18,04%, dan pada tahun 1993 telah mencapai
Amerika 30 1,28 juta ton. Jumlah produksi ini tidak termasuk
Eropa 25 dari perusaha-an tanpa izin.
Porselin
Pemakai Lokal 20,7 – 32,2 Industri semen merupakan pemakai utama pasir
Hotel Ware 19,6 – 27,0 kuarsa, yaitu sekitar 74,4% dari seluruh jumlah
Barang Tahan Panas 12,3 – 23,0 konsumsi. Berikutnya adalah industri gelas dan
Semi Porselin 10 – 20 barang dari gelas (11,4%), kaca lembaran (9,9%),
dan sisanya oleh industri barang dari semen,
Bone China 3 – 14 logam/pengecoran logam, keramik-porselain, dan
industri kimia.
Sumber : Kajian Keramik, PPTM, 1994
Perkembangan konsumsinya dalam kurun yang
sama, juga meningkat dengan laju pertumbuhan
tahunan sebesar 11,63 %, yaitu dari sebesar
5.1 Perkembangan Pasir Kuarsa Indonesia 623,5 ribu ton tahun 1981 meningkat sekitar
133,86 % pada tahun 1993 (Tabel 10).
Sampai dengan tahun 1992, perusahaan
pertambangan pasir kuarsa yang terlibat sekitar 35 Sementara itu, ekspor pasir kuarsa dimulai tahun 1977.
buah perusahaan, yang sebagian besar terdapat di Walaupun laju pertumbuhan tahunan ekspor menaik,
Belitung, Jawa Barat, dan Jawa Timur. tetapi perkembangannya berfluktuasi (Tabel 10).
Negara tujuan ekspor pasir kuarsa adalah Jepang,
Data produksi pasir kuarsa yang dipunyai oleh Korea Selatan dan Taiwan.
industri semen tidak tercatat secara resmi, dan
diperkirakan seluruhnya dipakai oleh yang Walaupun produksi pasir kuarsa dan silika cukup
besar, beberapa perusahaan pemakai masih
1. Sumatera Utara 1,10 4,00 10,46 6,85 6,94 7,15 2,84 5,80 6,85 7,12 7,39 8,72 9,67
2. Riau 3,81 6,91 19,67 – – – – – – – – – –
3. Sumatera Barat 64,77 142,7 94,13 86,83 87,05 90,61 91,77 100,07 118,18 122,84 127,50 150,43 166,91
4. Lampung 1,48 1,18 – – – – – – – – – – –
5. P. Bangka 5,34 14,72 17,04 26,12 23,94 21,79 4,57 4,02 4,75 4,93 5,12 6,04 6,71
6. P. Belitung 99,59 104,29 80,90 62,83 84,70 69,78 52,55 125,12 147,76 153,59 159,42 188,09 208,70
7. Jawa Barat 229,47 660,85 115,45 405,90 557,69 671,31 753,19 472,97 558,56 580,60 602,63 711,01 788,90
8. Jawa Tengah 18,13 11,01 2,24 1,34 1,26 8,15 1,79 – 2,1 1,9 2,3 2,6 2,96
9. Jawa Timur 24,26 31,69 9,53 14,10 3,81 4,14 6,62 0,17 0,20 0,21 0,22 0,26 0,28
10. Kalimantan Timur – 10,3 22,80 24,68 – – – – – – – – –
11. Kalimantan Barat – – – – 3,71 – – – – – – – –
19 – 260
12 Kalimantan Selatan 2,02 32,63 28,65 31,14 43,84 56,09 55,97 58,17 68,70 71,41 74,12 87,45 97,03
Total 449,96 1.010 400,87 659,81 813,01 933,13 969,30 766,63 907,1 941,7 978,7 1.155 1.281
BAHAN GALIAN INDUSTRI
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 261
Tabel 10. Konsumsi, Ekspor dan Impor Pasir Kuarsa Indonesia, 1981 – 1993
(Ribu ton)
Jenis Industri
Barang Gelas Kaca Keramik dan Kimia
Tahun Semen dari dan Lembaran Porselain Logam Pokok Lain Total Ekspor Impor
Semen Sejenisnya
1981 482,4 14,64 54,56 58,04 6,42 0,85 0,10 6,59 623,6 12,55 tt
1982 525,1 4,79 81,40 56,97 7,67 4,97 4,47 6,36 691,7 15,96 0,80
1983 573,1 4,83 99,92 64,47 6,18 2,37 3,04 16,22 770,2 46,30 0,68
1984 623,5 3,57 30,00 70,92 4,26 4,77 1,26 1,74 740,0 28,20 0,50
1985 705,7 6,40 113,03 110,03 9,15 21,63 9,92 2,82 978,7 20,35 1,47
1986 792,6 7,80 151,58 114,87 11,36 18,99 14,96 6,00 1.118,2 36,90 2,39
1987 829,1 7,32 141,38 128,71 5,70 12,36 17,01 4,02 1.145.6 16,96 0,53
1988 856,9 13,45 221,01 131,02 7,88 19,27 19,34 4,26 1.273,2 24,80 0,90
1989 916,9 13,99 223,22 132,33 8,26 19,66 19,73 4,43 1.338,6 6,67 1,46
1990 981,1 14,55 225,45 133,65 8,43 20,05 20,12 4,61 1.408,0 18,65 4,27
1991 1.049,8 15,13 227,71 134,99 8,60 20,45 20,52 4,79 1.482,0 14,28 13,49
1992 1.123,3 15,73 229,98 136,34 8,77 20,86 20,93 4,98 1.560,9 12,16 9,87
1993 1.201,9 16,36 232,28 137,70 8,94 21,28 21,35 5,18 1.564,0 13,22 5,21
menggunakan pasir kuarsa impor; terutama kuarsa domestik. Demikian juga dengan harga
dipakai sebagai sand blasting pada pengecoran ekspor dan impor (Tabel 11).
logam, yaitu untuk membuang karat pada pipa.
Harga pasir kuarsa dalam negeri sangat bervariasi,
Sama halnya dengan ekspor, perkembangan impor bergantung kepada kualitas bahan yang dipakai dan
pasir kuarsa berfluktuasi cukup tinggi, tetapi jumlahnya biaya angkut, tetapi secara umum, perkembangan-nya
sedikit dibandingkan total konsumsi. Jepang, Australia, cenderung menaik. Demikian juga perkem-bangan
dan Jerman merupakan negara pemasok pasir kuarsa harga kuarsa ekspor, tahun 1985 sebesar 7,08 dolar
Indonesia. AS/ton, dan tahun 1993 sebesar 23,05 dolar AS/ton.
Sebaliknya, harga pasir kuarsa impor menurun. Pada
Sementara itu, mengingat lebih dari 90 % konsumsi tahun 1985 harganya sekitar 303,72 dolar AS, dan
pasir kuarsa ini berasal dari dalam negeri, maka harga tahun 1989 turun menjadi 218 dolar AS per tonnya.
satuan yang dihitung dianggap harga pasir Tingkat harga pasir kuarsa impor lebih tinggi
Tabel 11. Harga Pasir Kuarsa Ekspor, Impor dan Beberapa Industri Pemakai, dan, 1985 – 1993
daripada harga konsumsi dan ekspor. mm), kaca berpola (3 – 5 mm), dan kaca new sun pitro
(3 – 10 mm). Laju pertumbuhan tahunan produk-si
5.2 Perkembangan Industri Pemakai Pasir kaca lembaran dalam Pelita IV adalah 20,26%.
Kuarsa
Kecuali kacamata, kebutuhan kaca lembaran domestik
a. Industri Kaca Lembaran telah terpenuhi dari produksi dalam negeri, dengan
pertumbuhan selama Pelita IV adalah sekitar 8,61%.
Pada akhir Pelita IV ada empat pabrik kaca lem-baran Sedangkan dalam Pelita V Departemen Perindustrian
swasta nasional dengan kapasitas terpasang sebesar memperkirakan kenaikan konsumsi sebesar 15%/
341.120 ton/tahun. Metode yang dipakai adalah proses tahun (Tabel 13).
pengambangan (float process) yang dapat Pangsa pasar kaca lembaran akhir Pelita IV adalah
memproduksi kaca lebih baik dan dapat bersaing di Jawa (79,01%), Sumatera (14,44%), Kalimantan
pasaran luar negeri daripada dengan proses tarik atau (3,01%), dan daerah lainnya (3,54%). Sementara itu,
fourcault process. ekspor kaca lembaran dimulai akhir Pelita III (1.352
ton) dan pada akhir Pelita IV telah mencapai 118.388
Lokasi pabrik lebih mengutamakan pada orientasi ton. Negara tujuan ekspor adalah Jepang, Australia,
pasar, jumlah penduduk yang besar dan pertumbuhan Korea, Singapura, Amerika Serikat, Kanada, Eropa,
ekonomi yang relatif tinggi, seperti di Jakarta, Jawa dan Timur Tengah.
Timur, Jawa Tengah, dan Medan (Tabel 12).
Adanya kenaikan ekspor disebabkan oleh
Salah satu dapur pabrik berkapasitas 36.120 ton/ tahun beberapa pabrik di negara Australia, Filipina, dan
telah melakukan memodifikasi proses fourcault menjadi Taiwan saat itu masih mengadakan perbaikan.
rolled-out yang dapat menghasilkan kaca jenis New Gambaran industri kaca lembaran di negara
Sun Pitro untuk ekspor. Produk kaca lembaran terdiri ASEAN/ASIA, dapat dilihat pada Tabel 14.
atas kaca polos dengan tebal 2 – 19 mm, kaca warna Pengembangan selanjutnya adalah melaksanakan
(2 – 19 pembangunan pabrik dengan kapasitas 1,29 juta
Tabel 12. Perkembangan Kapasitas dan Produksi Kaca Lembaran dalam Pelita IV (Ribu ton)
(ribu ton)
Tahun Kebutuhan LP (%) Tahun *) LP (%)
Kebutuhan
1984/86 140,1 – 1989/90 205,8 –
1985/86 157,3 12,25 1990/91 236,7 –
1986/87 179,2 13,97 1991/92 272,1 –
1987/88 184,5 2,93 1992/93 313,0 –
1988/89 194,2 5,28 1993/94 359,9 –
*)
proyeksi Departemen Perindustrian
Tabel 14. Gambaran Industri Kaca Lembaran di Beberapa Negara di ASIA, 1990 – 1994
ton
No. Negara 1994
1. Malaysia +
Kapasitas 81.000 81.000 81.000 125.000 260.000
Pemanfaatan kapasitas 81.000 81.000 81.000 116.200 228.600
Konsumsi dalam negeri 50.300 59.500 63.000 70.000 90.000
+/- 30.700 21.500 18.000 46.200 138.600
Harga/ton
– DN 682 682 682 682 682
– Ekspor (FOB) 385 685 385 385 385
Thailand
Kapasitas 168.000 247.000 262.000 329.500 329.500
Pemanfaatan kapasitas 168.000 231.200 251.100 314.500 322.750
Konsumsi dalam negeri 168.000 188.500 209.000 233.000 260.000
+/- – 42.700 42.700 42.100 81.500
Harga/ton
– DN 594 594 594 594 594
– Ekspor (FOB) – – – – –
3. Pilipina +
Kapasitas – 98.500 111.000 124.000 124.000
Pemanfaatan kapasitas – 98.500 108.500 120.150 122.700
Konsumsi dalam negeri – 50.000 59.000 66.000 73.000
+/- – 48.500 49.500 54.150 49.700
Harga/ton
– DN 620 620 620 620 620
– Ekspor (FOB) – – – – –
4. Taiwan +
Kapasitas 300.000 327.000 413.000 447.000 447.000
Pemanfaatan kapasitas 300.000 321.600 393.100 431.600 443.600
Konsumsi dalam negeri 224.000 251.500 275.500 301.500 337.000
+/- 76.000 70.100 117.600 130.100 106.600
Harga/ton
– DN 730 730 730 730 730
– Ekspor (FOB) 592 592 592 592 592
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 264
Korea
Kapasitas 480.000 632.500 766.000 804.000 804.000
Pemanfaatan kapasitas 480.000 602.000 724.050 783.050 800.200
Konsumsi dalam negeri 445.000 536.500 581.000 628.000 678.000
+/- 35.000 65.000 143.050 155.050 122.200
Harga/ton
– DN 560 560 560 560 560
– Ekspor (FOB) – – – – –
6. China
Kapasitas 1.491.500 1.639.000 1.945.000 2.042.000 2.144.000
Pemanfaatan kapasitas 1.491.500 1.609.200 1.869.050 1.992.000 2.133.900
Konsumsi dalam negeri 1.431.000 1.501.000 1.600.000 1.717.000 1.834.000
+/- 60.500 108.500 269.050 275.000 279.900
Harga/ton
– DN – – – – –
– Ekspor (FOB) 277 277 277 277 277
7. Indonesia
Kapasitas 481.120 481.120 951.120 971.120 971.120
Pemanfaatan kapasitas 402.240 467.120 725.785 920.120 969.120
Konsumsi dalam negeri 236.660 272.150 312.970 359.915 395.906
Ekspor 133.660 175.600 194.000 337.200 663.050
+/- 133.660 175.600 194.000 337.200 663.050
Harga/ton
– DN 426 426 426 426 426
– Ekspor (FOB) 400 400 400 400 400
ton/tahun yang izinnya telah terbit (Tabel 15). Sampai dengan tahun 1993, kapasitas produksi
industri keramik di Indonesia dengan pesat,
b. Perkembangan Industri Semen terutama floor tile, wall tile, dan alat makan-
Produsen semen di Indonesia sampai saat ini minum (table ware).
berjumlah 10 perusahaan dengan produksi semen
berbagai tipe, yaitu 5 (lima) di P. Jawa dan 5 (lima) di
Industri keramik table ware mempunyai kapasitas
luar Jawa. Kontribusi pabrik semen yang berlokasi di P.
terpasang 686 juta buah/tahun. Sekitar 70 – 75%
produk keramik tersebut dikonsumsi di dalam
Jawa mencapai 72,35% dari total produksi semen
negeri dan sisanya diekspor.
Indonesia, yaitu dari PT Semen Cibinong, PT
Indocement Tunggal Perkasa, PT Tridaya Manunggal
Perkasa Cement, PT Semen Nusantara dan PT Semen
Pabrik keramik saniter ada tiga buah (TOTO, KIA
Gresik.
Standard, dan INA), dengan kapasitas produksi 2
juta buah/tahun. Kebutuhan keramik di dalam
Peningkatan konsumsi pasir kuarsa tidak terlepas dari negeri telah dapat dipenuhi oleh ketiga pabrik
semakin tingginya kebutuhan semen di dalam negeri tersebut, meskipun ada, produk saniter dari
dan ekspor, terutama digunakan untuk perumahan, manca negara jumlahnya sedikit.
pembuatan jalan untuk tanah berawa.
Industri keramik gelas-botol/rumah tangga, lampu
c. Perkembangan Industri Keramik pijar dan isolator kapasitas produksinya masing-
masing sebesar 130.000 ton, 120.000 ton, dan 13
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 265
Tabel 15. Perluasan dan Pembangunan Proyek Baru Pabrik Kaca
Prospek Keberadaan Pasir Kuarsa di Meskipun demikian, untuk memasok pasir kuarsa
Indonesia untuk industri semen dan kaca lembaran di In-
donesia diperkirakan akan mengalami berbagai
Selama tingkat harga domestik lebih rendah dari kendala yang berarti. Hal ini disebabkan oleh
harga impor, maka prospek pengusahaan selama ini industri tersebut kebanyakan memiliki
pertambangan pasir kuarsa dilihat dari sisi pengusahaan pertambang-an pasir kuarsa sendiri
sumber dayanya cukup cerah. Jumlah cadangan untuk kebutuhan industrinya.
saat ini tidak kurang dari 4,5 milyar ton.
Peluang pengusaha-an pertambangan lebih
Sementara itu, prospek pasir kuarsa untuk tujuan ditujukan untuk memasok industri di luar industri
ekspor diperkirakan kurang begitu baik. Salah tersebut, misalnya industri keramik, water treat-
satu kendalanya adalah daya saing pasir kuarsa ment, tabel ware dan sebagainya.
yang kuat dari negara lain, khususnya Malaysia
dan Australia sebagai pengekspor utama pasir Prospek Pasir Kuarsa di Industri Semen
kuarsa ke Jepang.
Menurut Departemen Perindustrian, proyeksi
Untuk itu, adanya perluasan kapasitas produksi kapasitas produksi semen sampai tahun kedua
industri terkait di dalam negeri lebih ditekankan Pelita VI sekitar 25,8 juta ton dan mulai tahun
untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. 1995 diperlukan paling sedikit 1,8 juta ton pasir
Sementara itu, orientasi ekspor lebih ditekankan kuarsa per tahun. Sementara itu, pada akhir pelita
kepada produk industri daripada bahan baku. VI (1998/99) proyeksi kapasitas produksi semen
sebesar 34,3 juta ton dengan kebutuhan pasir
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 266
kuarsa sekitar 2,4 juta ton/tahun. sehingga dalam Repelita VI dan VII keadaan
pemasokan dan permintaan kaca lembaran
Adanya gejolak kenaikan harga semen portlan di masih cukup mantap (Tabel 16).
Indonesia akan berakibat terhadap naiknya harga
jual rumah murah mengakibatkan naiknya laju Berdasarkan posisi industri kaca lembaran pada
inflasi di Indonesia. akhir Pelita V dan proyeksi pengembangannya,
pada Pelita VI perlu kebijaksanaan :
Sebagai alternatif pemecahannya adalah dengan
menaikkan kapasitas terpasang pabrik semen yang – Realisasi perluasan dan pengembangan pabrik
telah ada, atau mendirikan pabrik semen baru di kaca lembaran baru seperti pada Tabel 16.
daerah yang belum mempunyai pabrik. di samping itu,
penetapan HPS yang lebih menguntungkan produsen – Penggunaan proses pengambangan yang
diharapkan dapat menarik minat investor baru atau sesuai perkembangan teknologi dewasa ini.
bekerja sama dengan investor semen yang sudah ada
yang memerlukan bantuan dana dalam menaikkan – Mendorong pengembangan industri-industri
kapasitas produksi. substitusi bahan baku impor untuk memper-
kecil ketergantungan terhadap impor.
Dalam Pelita VI, pemerintah menargetkan
membangun 500 – 600 ribu unit rumah – Di masa mendatang lokasi pabrik kaca lembar-
sederhana dan sangat sederhana. Target tersebut an diharapkan dapat didirikan di Provinsi-
akan terwujud seandainya pasokan dan harga provinsi lain yang potensial.
semen cukup mendukung. Untuk bangunan RS
dan RSS meskipun menggunakan semen tipe II Beberapa kendala yang harus diantisipasi dalam
jenis campuran, harganya masih cukup tinggi. upaya peningkatan ekspor kaca lembaran di
masa mendatang.
Sementara itu, jumlah penduduk Indonesia pada
tahun 2000 diperkirakan sekitar 214 juta jiwa – Hampir semua negara tujuan ekspor memiliki
dengan sendirinya kebutuhan perumahan akan industri kaca lembaran.
semakin meningkat.
– Negara pesaing ekspor telah banyak
Dengan dibangunnya infra struktur di Indonesia, menambah kapasitas produksinya.
seperti jalan tol, perumahan, perkantoran dan
bangunan lainnya jelas akan memerlukan – Biaya transportasi ekspor cukup tinggi.
pasokan semen yang cukup banyak.
– Impor bahan baku/penolong untuk keramik
Prospek Pasir kuarsa di Industri Kaca Lembaran kecuali pasir kuarsa masih dominan (70%),
sehingga biaya produksi tinggi.
Kebutuhan kaca lembaran erat kaitannya dengan
perkembangan pembangunan perumahan, Prospek Pasir Kuarsa di Industri Keramik
gedung, kantor, dan lain-lain. Di Industri otomotif,
perkembangan kaca lembaran sebagai bahan Produk keramik yang mungkin dapat bersaing di
baku utama industri kaca pengaman diperkirakan pasaran luar negeri yaitu : table ware (jenis
juga akan meningkat. Kebutuhan kaca lembaran porselain), tiles, kerajinan keramik (novelties),
saat ini adalah untuk perumahan/gedung (65%), refraktori, dan isolator.
kaca mobil (5%), mebel (12%), kaca muka (6%).
Sementara itu, berkembangnya perumahan dan makin
Departemen Perindustrian memperkirakan bahwa mantapnya pendapatan penduduk Indone-sia telah
kenaikan permintaan pasir kuarsa pada Repelita VI mendorong masyarakat untuk memiliki produk-produk
akan mencapai sebesar 10,0% (579.600 ton) dan pada tersebut. Berdasarkan hal tersebut, investasi modal
Repelita VII sebesar 7,5 % per tahun (832.155 ton). masih akan terus berlanjut dan produk keramik pun
Untuk mencapai jumlah tersebut perlu pemanfaatan akan terus meningkat, sehingga kebutuhan terhadap
kapasitas produksi kaca 100%, pasir kuarsa pun akan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 267
Tabel 16. Perkiraan Persediaan dan Permintaan Kaca Lembaran pada Repelita VI dan VII
ton
Perkembangan konsumsi pasir kuarsa di industri Untuk itu, adanya kemungkinan perluasan
logam, kimia pokok, bata tahan api diperkirakan kapasitas produksi industri lebih ditekankan untuk
cenderung sedikit menaik, dan diharapkan memenuhi kebutuhan domestik. Sementara itu,
perkembangan industri ini akan semakin baik. orientasi ekspor lebih ditekankan kepada produk
industri daripada ekspor bahan baku, karena
peluang pasir kuarsa untuk tujuan ekspor akan
6. PENUTUP bersaing dengan negara Malaysia dan Australia.
Potensi sumber daya pasir kuarsa di Indonesia Yang paling berpeluang adalah industri semen
cukup besar dengan cadangan diperkirakan tidak
kurang dari 4,48 milyar ton. Keberadaannya
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 268
dan keramik (table ware, saniter, wall tile, dan Anonim, Kompilasi Informasi Endapan Bahan Galian
keramik hias). Sementara itu, untuk ekspor kaca Industri di Indonesia, Bag. 1, Pusat
lembaran akan terdapat kendala-kendala, karena Pengembangan Teknologi Mineral, DJPU,
hampir semua negara tujuan ekspor dalam kurun Departemen Pertambangan dan Energi, 1986.
1981 – 1993 memiliki pabrik kaca lembaran yang
saat ini telah menambah kapasitas produksinya. Anonim, Statistik Perdagangan Luar Negeri, Ekspor
Selain itu, biaya transportasi yang cukup tinggi di dan Impor, Menurut Jenis Barang dan Negara
samping masih dominannya (± 70%) bahan baku Asal, Biro Pusat Statistik, Jakarta, 1980
penolong untuk pembuatan kaca lembaran. – 1994.
Selain industri semen, industri kaca lembaran dan Anonim, Kajian Keramik, Pusat Penelitian dan
keramik sebagai salah satu pemakai pasir kuarsa Pengembangan Teknologi Mineral, 1994.
yang cukup banyak mempunyai peluang untuk
meningkatkan produk. Demikian juga dengan Groudev S.N. and Groudeva V.I., Iron From
industri lainnya, walaupun peningkatannya Quartzands : a Microbial Approach, Industrial
diperkirakan relatif sedikit. Minerals, 1986.
Semakin pesatnya pembangunan di luar Pulau Harta Haryadi, Mineral dalam Gelas dan Kaca,
Jawa, akan berpengaruh terhadap perpindahan Pusat Penelitian dan Pengembangan
penduduk dari Pulau jawa. Oleh karena itu, dalam Teknologi Mineral, 1995.
upaya memenuhi permintaan produk industri di
atas perlu diupayakan pendirian pabrik semen Madiadipoera T., dkk., Bahan Galian Industri di
dan kaca lembaran di Provinsi-provinsi yang Indonesia, Direktorat Jenderal Geologi dan
potensial dengan kualitas bahan yang cukup Sumberdaya Mineral, Direktorat Sumberdaya
memadai, misalnya Sulawesi (Ujungpandang) Mineral, 1990.
dan Kalimantan Barat atau Kalimantan Selatan.
Pendirian pabrik diperuntukan terutama untuk Makridakis S., Wheelwright S.C., McGee V.E.,
memenuhi permintaan produk semen dan kaca Forecasting : Methods and Applications, Sec-
lembaran di Kawasan Indonesia Timur. ond Edition, John Wiley & Sons, New York,
1983.
Kendala sehubungan dengan peluang peng-usahaan
Pindyck R.S. & Rubinfeld, Econometrics Mod-els
pasir kuarsa di Indonesia adalah pemasaran bahan
and Economics Forecast, McGraw-Hill Book
galian tersebut. Selama ini, kebutuhan pasir kuarsa di
Company, Sydney, 1986.
industri semen dan kaca lembaran masih dipasok oleh
industri semen itu sendiri, mengingat hampir semua Suhala S., Sudradjat A., dan Arifin M., Analisa
industri semen dan industri kaca lembaran mempunyai Kuantitatif Struktur Ekonomi Pasir Kuarsa In-
konsesi penambangan pasir kuarsa sendiri. Dalam hal donesia dalam Kaitannya dengan Aktivitas
ini, perlu suatu kerja sama antara produsen pasir Industri Hilirnya, Pusat Penelitian dan
kuarsa dengan industri-industri pemakai pasir kuarsa. Pengembangan Teknologi Mineral, 1986.
*****
DAFTAR PUSTAKA
PERLIT
20
Oleh : Suhendar
1. PENDAHULUAN
Tebal lapisannya mencapai ratusan meter.
Perlit dikenal sebagai batuan yang akan Umumnya batuan pengandung tersebut adalah
mengembang bila dipanaskan dengan perlahan- batuan piroklastik, sedimen tufaan yang kadang-
lahan maupun secara cepat. Sifat pemuaian ini kadang mengandung kerakal (pebbles)
disebabkan oleh adanya struktur molekuler air tersisipkan bersama-sama dengan aglomerat
dan gas yang dapat dimobilisasikan pada amygdaloidal. Perlit yang terdapat pada batuan
temperatur 760°C, dan dapat mengembang intrusi di dekat permukaan umumnya berbentuk
hingga 20 kali dari volume asalnya. kubah (dome), retas (dike), dan sill.
Tabel 1. Komposisi Kimia Rata-Rata Perlit barat kota Lubuk Sikaping. Perlit di daerah ini
dan Rhiolit ditemukan sebagai bongkah-bongkah di dalam
tufa, berwarna putih keabu-abuan, dan agak
lunak. Tersingkap 185 m dengan ketebalan 1,5 –
Oksida Utama Perlit Rhiolit 3,5 m dan faktor pengembangan 213,3% dari
Wit% Wit% hasil crucible test.
SiO2 72,70 72,82
d. Sungai Tutung, Sumatera Barat
Al2O3 12,91 13,27
TiO2 0,91 0,28
Perlit terdapat di Sungai Tutung termasuk ke
Fe2O3 1,35 2,58
dalam Kecamatan Air Angek, Kabupaten Kerinci.
MgO 0,23 0,39
CaO 0,82 1,57
e. Mutaralam, Lampung
Na2O 3,07 3,55
K 2O 4,73 4,30
Perlit ditemukan sebagai aliran riolit dan berlokasi
MnO 0,05 0,07
di daerah Mutaralam, Kecamatan Sumberjaya,
P 2O5 0,04 0,07
Kabupaten Lampung Utara. Hasil dari
LOI 3,19 1,10
laboratorium (crucible test) menunjukkan bahwa
Kisaran Oksida pada perlit pengem-bangannya sebesar 269%.
SiO2 70.33 75.07
Dengan hasil analisa kimia :
Al2O3 12.17 13.66
Na2O 2.4 3.75 SiO2 = 70,94%; Al2O3 = 18,45%;
K 2O 4.43 5.03 Fe2O3 = 0,23%; FeO = 0,21%;
LOI 2.15 4.98 CaO = 1,46%; MgO = 0,30%
Na2O = 2,80%; K2O = 1,60%
Sumber : Mineral Industry International, 1992 TiO2 = 0,16%; P2O5 = 0,01%;
MnO = 0,06%; H2O = 0,76%; H2O+ = 3,03%,
cadangannya diperkirakan banyak.
obsidian sebagai bongkah-bongkah di dalam tufa,
berwarna keabu-abuan dan keputihan, agak lunak. Gedong Surian, Lampung
Dari hasil pemeriksaan laboratorium contoh perlit Ditemukan di daerah Gedong Surian, Kecamatan
ini pengembangannya sampai 153,3% dari hasil Sumberjaya, Kabupaten Lampung Utara.
cru-cible test.
g. Gunung Muhul, Lampung
b. Bukit Sikaping, Sumatera Barat
Perlit ditemukan di daerah Gunung Muhul,
Lokasi ditemukannya terdapat di daerah Bukit Sikaping, Kecamatan Balulu, Kabupaten Lampung Utara.
Desa Ujung Ladang, Kecamatan Sepuluh Koto Perlit di daerah ini terdapat sebagai aliran riolit-
Singkarak, Kabupaten Solok, berjarak 9 km sebelah dasit dan sebagai bongkah-bongkah dalam tufa.
barat Singkarak. Perlit di daerah ini ditemukan bersama Terdapat pada depresi Suoh pada zone patahan
dengan obsidian sebagai bongkah-bongkah dalam tufa. Semangko. Asosiasinya dengan batuan dasit dan
Perlitnya agak keras, berwarna keabu-abuan, dengan liparit. Pengembangannya mencapai 392%
faktor pengembangan 9,4% dari hasil crucible test. (crucible test).
TiO2 = 0,17%; P2O5 = 0,01%; tersebut terdapat pula obsidian. Agak keras,
MnO = 0,10%; H2O = 0,51%; H2O+ = 3,03% berwarna kehijau-hijauan. Pengembangannya
cadangannya diperkirakan banyak. mencapai 300% (crucible test) dengan
cadangannya mencapai 644.000 ton.
h. Ciasmara, Jawa Barat
Tataaran, Sulawesi Utara
Perlit ditemukan di daerah Ciasmara Kecamatan
Cibungbulan, Kabupaten Bogor. Lebih kurang 32 Tataaran termasuk Kecamatan Tomohon, Kabupaten
km dari Bogor melalui jalan Bogor-Leuwiliang. Minahasa. Lebih kurang 25 km sebelah selatan kota
Perlit di daerah ini ditemukan berupa fragmen dari Manado. Perlit di daerah ini ditemukan berupa sisipan
breksi lahar, maksimum 25 m. Berwarna keabu- dalam aliran kaca volkanik-riolit. Termasuk dalam
abuan dan keputih-putihan agak keras, dengan satuan batuan gunung api muda. Warna perlit keputih-
pengem-bangannya sampai 127% (crucible test). putihan, agak lunak, dengan pengembangannya
Analisis kimianya belum lengkap H 2O = 1,14%; mencapai 176%.
H2O+ = 1,23%; Cadangannya belum diketahui.
Sedangkan untuk endapan perlit yang kompak (dense) Metode Penfield (Loss of Ignition)
atau dengan retakan-retakan sedang ditambang
dengan cara peledakan dan diusahakan tidak banyak Adanya H2O ditentukan dengan memanaskan contoh
memecahkan tubuh perlit tersebut. Hasil peledakan pada temperatur tertentu. H2O ditentukan dengan
dapat diangkut dengan truk dan buldoser ke tempat memanaskan contoh sampai temperatur 105°C. Perlu
penampungan. dipanaskan sampai 24 jam supaya terjadi penguapan
yang sempurna. Jumlah contoh yang diperlukan
3.3 Pengolahan masing-masing sebanyak 0,5 gram. H2O+ didapat
dengan cara pengurangan kedua hasil tersebut. Cara
Metode yang sering dilakukan dalam pengolahan perlit ini kurang teliti jika dibandingkan dengan Metode
untuk mengetahui dan menentukan tingkat Penfield. Tabel 2 adalah hasil ringkasan beberapa tes
pengembangan serta jumlah kadar air hablur yang yang telah dilakukan terhadap beberapa contoh
terkandung dalam perlit atau batuan lainnya adalah (Sumber : Perlit Deposite in New Zealand, Journal of
metode crucible dan metode penfield atau loss of Sci-ence and Technology).
ignition.
Dengan metode ini diperlukan 2 gram contoh, dengan Penggilingan dilakukan untuk mengurangi atau
besar butir No -14+52 B.S. Contoh tersebut mengecilkan ukuran butir dan lebih menyeragam-
ditempatkan dalam crucible platina, kemudian kan ukuran butir tersebut sesuai dengan yang
dimasukkan ke dalam tungku listrik. Setelah itu dikehendaki, dapat dilakukan dengan cara basah
dipanaskan pada temperatur 950°C selama 10 menit. dan cara kering. Proses basah dilakukan untuk
Kemudian contoh dikeluarkan dari tungku, dan diukur mengurangi debu yang timbul saat penggilingan
volumenya dengan ukuran standar. yang dapat membahayakan atau mengganggu
kesehatan manusia di sekitar pabrik.
Blast Test. Seandainya diperlukan data untuk
setiap perubahan maka perlu dilakukan Blast Proses ini memerlukan air sangat banyak sekitar
Test. Untuk uji ini diperlukan contoh 0,2 gram 15 ton tiap hari untuk tiap 1 ton perlit. Sebaliknya
yang berbutir -14+ 52 B.S yang ditempatkan proses kering tidak memerlukan air sebanyak itu.
dalam cawan platina kecil dan terbuka. Kemudian Untuk proses penggilingan ini dapat di daerah-
contoh tersebut dipanaskan selama ± 2 menit. daerah kuari atau di lokasi tertentu yang dinilai
Perlu diperhatikan dan dicatat adanya perubahan- lebih cocok,seperti di jalan utama atau mendekati
perubahan warna, dan gelembung-gelembung pelabuhan. Contoh proses penggilingan dapat
yang timbul. Volume tidak diukur. dilihat pada Gambar 1 dan 2.
H2O + H2O
H 2O
Tipe Batuan Pengembangan Warna Swelling Warna % % %
Penfield Dari Ignition loss
Ignimbrit – Coklat Tua – Coklat tua 0,84 3,6 3,61
Ignimbrit 10 Coklat tua sedikit Coklat tua 1,26 – 4,25
Obsidian – Abu-abu sedikit Abu-abu 0,05 0,2 0,32
kehitaman kehitaman
Pitchstone 40 – – – – – –
Gambar 2. Bagan Alir Proses Pengolahan Perlit Muai Menurut Barnes (1961)
Pengembangan Tungku
Pembakaran (Furnance)
Ada beberapa jenis tungku yang sudah dikembang-
kan, diantaranya adalah tungku putar mendatar dan
tungku tegak tetap, seperti terlihat pada Gambar 3 – 5.
4. KEGUNAAN
Gambar 4. Hilang Air pada Tingkat yang
Perlit digunakan untuk plester, agregat beton ringan,
Berbeda Saat Perlit Dipanaskan
atap, isolator temperatur rendah (insulation low
temperature), isolator temperatur tinggi, dempul
tidak akan tercapai kehalusan walaupun dipanaskan
tembok, pembawa pupuk, bahan pengisi dan bahan-
hingga 770°C, meskipun kandungan airnya berkurang
bahan penyaring. Perlit muai dapat bersaing dengan
dan kemiringan kurva viskostasnya lebih kecil.
bahan lain untuk digunakan sebagai bahan agregat
Garis kurva viskositas hasil perubahan dari tiga konstruksi bangunan ringan, campuran plesteran atau
kondisi pemanasan, yang ditandai dengan titik- campuran beton karena berst jenis sangat ringan dan
titik, dijelaskan dengan proyeksi vertikal dan tahan panas.
kandungan air sisa pada temperatur yang
diberikan pada kurva viskositas asli seperti yang Untuk dipergunakan sebagai campuran plester dan
digambarkan untuk temperatur 990°C/menit. beton, perlit muai harus mempunyai berat jenis
BAHAN GALIAN INDUSTRI 20 – 275
a. Beton Ringan
b. Isolasi Bangunan
antara 7,15 – 15 pon (Ib) per kaki kubik. Penggunaan perlit yang terbesar hingga saat ini
Persyaratan lain yang diperlukan perlit muai adalah untuk plesteran. Plesteran dari perlit ini
untuk campuran bahan bangunan (ligth weight sering digunakan untuk konstruksi struktur beton
concrete) adalah besar butiran yang homogen. tahan api, dan mengurangi beban mati yang juga
digunakan untuk atap langit-langit. Plester ini
Sifat-sifat lain yang diperlukan perlit muai sebagai berfungsi untuk menyerap panas dan akan
bahan bangunan adalah : tidak reaktif, pH = 7, bebas mengeluarkan uap air. Berat plesteran perlit ini
dari bahan organik, dan tidak mempengaruhi setting 60% lebih ringan dari plesteran tradisional yang
time dari ikatan-ikatan semen portland. terbuat dari pasir dan dengan daya tahan
terhadap panas empat kali lebih baik.
Apabila perlit dipanaskan, air yang terkandung Persyaratan besar butir yang diperlukan menurut
sebanyak 2 – 6% akan berubah menjadi uap, standar ASTM dapat dilihat pada Tabel 3.
membentuk gelembung-gelembung kecil yang tidak
berhubungan satu sama lainnya. Permukaan d. Isolator Temperatur Tinggi
gelembung tersebut apabila pecah akan menambah
luas permukaan dan sifat absorbsi perlit muai tersebut. Pada pengecoran besi atau logam lainnya, perlit
Oleh karena permukaan yang tidak teratur dari partikel- muai digunakan sebagai lapisan pada
partikel perlit muai, maka bahan tersebut akan permukaan, maksudnya untuk mencegah panas
menyerap suara sehingga baik sekali sebagai bahan yang hilang selama pengecoran, sehingga tidak
akustik. terjadi perlapisan. Pada pembuatan bahan tahan
api, misalnya batu bata tahan api, perlit muai
Lebih dari 75% perlit muai digunakan sebagai digunakan sebagai campuran bahan baku.
campuran bahan bangunan konstruksi ringan dan
sisanya di bidang industri dan pertanian. Hal ini e. Isolasi Temperatur Rendah
disebabkan sifatnya yang sangat menguntungkan,
yaitu mempunyai kepadatan yang sangat kecil dan Untuk keperluan penyimpanan cairan gas yang
konduktivitas yang sangat rendah. mempunyai titik didih sangat rendah diperlukan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 20 – 276
Tabel 3. Besar Butir Perlit Muai Menurut ASTM yang Diperlukan untuk
Plesteran dan Bahan Beton
No. Ukuran Ukuran (mikron) Campuran Plesteran Bahan Beton (ASTM C–332–66)
Sieve (mikron) (ASTM C–35–67) Berta % yang Tinggal
Vol % yang Tinggal
8 2,380 5 0 15 0
16 1,190 60 5 60 15
30 590 95 45 80 40
50 297 98 75 95 75
100 149 100 88 100 90
Tabel 4. Hubungan Komposisi Semen Berbanding dengan Agregat Terhadap Sifat Fisik
isolator yang sangat baik dan rendah konduktivitasnya. perlit muai digunakan sebagai bahan
Dalam hal ini perlit muai adalah bahan isolator yang saringan, misalnya pada perusahaan
sangat baik dan dapat bersaing dengan bahan isolator minuman, makanan, pabrik gula, pabrik sari
lainnya karena harganya lebih murah, mudah dibawa buah-buahan, dan farmasi kimia.
dan dipindahkan serta tidak menyerap air (non
higroskopis). – Bahan Pembawa
Yaitu digunakan sebagai bahan pengandung
Industri atau pembawa untuk insektisida, pestisida
weedicida, pupuk dan lain-lain.
Di bidang industri perlit muai digunakan antara
lain sebagai : – Bahan Pengisi
Sebagai bahan pengisi atau ekstender, misalnya
– Bahan penggosok (abrasive), yaitu sebagai pada cat,email, plastik, kertas, tekstil, gandarukem,
campuran pada alat penggosok atau pembersih, damar, genting, dan bahan pembersih. Selain
misalnya sabun dan bahan pembersih lainnya, digunakan sebagai ekstender, juga untuk
pada gurinda (grinding wheel), perlit muai direkat mengurangi kepadatan hasil akhir.
pada temperatur rendah. Perlit muai mempunyai
keuntungan tahan urai (disintegrasi). g. Mineral untuk Makanan Ternak
untuk meningkatkan pertumbuhan ternak. mengontrol masuknya makanan pada susu ternak, juga
Meningkatkan sifat fisik makanan ternak, dapat mengabsorpsi mikro-organisme dan komponen
mengurangi kadar air dan pencegah efek panas. lainnya selama proses permentasi dalam usus
Keberadaan mineral perlit dan vermikulit akan binatang memamah biak tersebut. Sedangkan dalam
bersaing dengan penggunaan sepiolit dan zeolit. akuakultur perlit dan vermikulit digunakan untuk
menghilangkan kandungan amoniak yang dihasilkan
Penambahan perlit sebagai diluent pada makanan oleh ikan setelah dipakan. Pada prinsipnya perlit
ternak penghasil susu lemak dengan kadar yang digunakan sebagai unsur pembesar dan untuk
rendah dan menjaga kandungan lemaknya. Ketika memperkecil kandungan lemak.
ditambahkan ke dalam menu makanan ayam broiler
ternyata ada pengurangan pada kadar lemak. Untuk Sebagai bahan baku perlit muai dapat disebutkan
optimalnya dilakukan dengan takaran 1 – 3%. Perlit di sini antara lain : perlit, pitchstone. Tidak semua
yang digunakan untuk makanan ternak ini umumnya obsidian mempunyai sifat seperti perlit. Hasil
berukuran butir sangat halus. analisis kimia dari beberapa macam perlit,
welded tuff, pitchstone (sumber : Perlite
Mineral ini juga akan dapat mengganti keberadaan Resources of the United States by Marison
pestisida dalam makanan ternak dengan C.Jaster USA 1956), dapat dilihat seperti pada
mengadsorpsi dan sebagian dieksresikan, sehingga Tabel 5.
mengurangi kadar polutan baik dalam tubuh ternak
maupun pada hasil susunya.
5. PERKEMBANGAN DAN PROSPEK
Takaran yang dipertimbangkan dari hasil riset
tentang penggunaan perlit sebagai pemacu Penggunaan perlit di berbagai sektor baik sebagai
pertumbuhan, meniru seperti yang diterapkan bahan baku utama maupun sebagai bahan baku
seperti pada zeolit dan sepiolit. Perlit selain dapat penolong menjadi satu indikasi bahwa kebutuhan perlit
di masa mendatang akan sangat banyak
diperlukan. Walaupun secara formal penggunaan perlit Lin, I.J., Vermicullite & Perlit for Animal.
belum begitu muncul dan belum dikenal luas, melihat
karakteristiknya, perlit dapat dikembangkan volume ––––, Feedstuff & Crop Farming, Industrial Min-
asalnya, maka kemungkinan prospek perlit dari masa erals, p. 43 – 49,1989.
mendatang cukup cerah.
Peter W. Harber, Robert L. Bates, Vermiculite,
Industrial Minerals : Geology and World
6. PENUTUP Deposites, p. 295 – 298.
Sebagai mineral atau batuan yang dapat mengembang Philip R. Strand & O.F. Stewart, Vermiculite,
bila dipanaskan dengan perlahan maupun secara Industrial Mineral & Rocks, 5th Ed., Vol. 2, p.
cepat hingga mencapai 20 kali volume asal, dan 1375 – 1381.
keberadaannya di Indonesia yang kaya akan gunung
berapi cukup tersebar luas dari Aceh hingga Irian Jaya Roger Lougbrough, Minerals in Lightweight Insu-
menjadikan mineral ini cukup berprospek untuk masa lation Filling the Market, Industrial Minerals, p.
yang akan datang. 21 – 35, 1991.
Diana Kinch, Brazil set to boost Vermiculite ––––, Perlit, Market, Patterns and Future Poten-tial,
market, Industrial Minerals, p. 40 – 41, 1989. Industrial Minerals, p. 17 – 37, 1977.
Lee Pettifar, Diversification the Key to Overall ––––, Perlit Deposite in Zealand, Journal of
Expansion, Industrial Minerals, p. 55 – 75, 1981. Science and Technology, 1989.
TALK
21
Oleh : Yudi Mandalawanto
Apabila talk dibentuk dari peridotit (gabungan Sebagian besar talk ditambang dengan cara
antara magnesium yang olivin dengan pyroxene, penambangan terbuka (open pit mining), akan
prosesnya mengarah pada serpentinisasi atau tetapi cara penambangan dalam (underground
steatisasi. Chlorit secara khusus diasosiasikan mining)akhir-akhir ini banyak digunakan, tentunya
dengan talk jenis ini. Dan apabila talk terjadi dengan alasan-alasan tertentu, misalnya karena
dalam endapan sedimen, batuan induknya letak lokasi endapan.
biasanya terjadi dengan talk jenis ini.
Oleh karena tingkat kelicinan talk yang luar biasa,
Talk dengan kemurnian tinggi dapat diperoleh dari peralatan yang digunakan memerlukan
batuan sedimenter magnesium karbonat, spesifikasi khusus yang dapat memperkecil
sedangkan untuk kemurnian rendah dapat masalah yang ditimbulkan oleh kondisi tersebut.
diperoleh dari batuan beku ultrabasa. Tremolit, Alat-alat pemuat dan pengangkut yang digunakan
suatu ampibole 2CaO5 MgO SO2 H2O harus kendaraan dengan ban atau rantai yang
diasosiasikan dengan batuan metamorfik dan dapat mengurangi selip (licin), dan kemiringan
terjadi sebagai batuan pipih atau kumpulan serat. harus dijaga jangan terlalu tajam.
Pyrophilite adalah hydrous aluminium silikat yang
mempunyai kesamaan dengan talk dalam sifat- Pemakaian peralatan pada tambang dalam umum nya
sifat dan kegunaannya, dengan formula kimianya bersifat sederhana, sedangkan operasinya
Al2O3.4SiO2.H2O. Blok pyrophylite yang masif menggunakan sumuran tegak (vertical shafts)dengan
adalah pyrophylite crypto crystaline yang kompak kedalaman 1000 feet. Metode penambangan yang
(compact cryptocrystaline pyrophylite) yang berisi digunakan adalah shrinkage stoping konvensional
rutil (TiO2) dan pengotor karbon dalam industri dengan sistem room and pillar. Untuk kondisi endapan
berlian sintetis, yaitu sebagai media transfer talk yang berlapis, penyangga kayu seringkali
tekan (pressures transfer medium ) dan dibutuhkan untuk memproduksi hasil tambang yang
mempunyai kemampuan mempertahanan bermutu tinggi dan lunak.
integritas struktur pada temperatur dan tekanan
yang ultra tinggi. Jenis ini dikenal secara umum Operasi penambangan untuk memproduksi bongkah
sebagai wonder-stone. kasar sebelum dipasarkan, biasanya dilaksanakan
dengan menggunakan metode pemboran konvensional
Unsur yang menentukan kadar talk untuk dan peledakan. Hal ini dilaksanakan untuk jenis bijih
pembuatan instalator tuba elektronik adalah ste- talk yang keras. Akan tetapi, memerlukan penanganan
atite. Blok steatite talk merupakan bentuk masif yang istimewa untuk menghindarkan berkurangnya
dari talk yang dapat dibentuk dengan mesin, dan kecerahan (brightness) talk. Pengambilan material
mempunyai tingkat penyusutan rendah yang untuk keperluan blok atau bongkah, atau untuk
merata, serta mempunyai resistivitas yang tinggi membentuk batuan yang berdimensi, dilakukan
pada saat dibakar dalam temperatur tinggi. dengan mengguna-kan bahan peledak yang rendah
(minimum).
2.3 Potensi
Salah satu contoh penambangan talk dengan sistem
Secara kuantitatif potensi mineral talk di Indo- tambang dalam (underground mining) dapat dilihat pada
nesia sampai saat ini belum diketahui. Akan Gambar 1, sedangkan salah satu contoh
tetapi, secara indikasi potensi mineral ini ada dan penambangan talk dengan sistem tambang terbuka
dapat dikembangkan. Endapan mineral talk yang (open pit mining) dapat dilakukan dengan sistem
telah diketahui terdapat di Kebumen, Jawa pembuatan jenjang-jenjang (back filling and digging
Tengah, dan Fayaul Halma-hera Tengah, Maluku. method) seperti terlihat pada Gambar 2. Kegiatan
dilakukan meliputi pengupasan, pemuatan, dan
pengangkutan, baik tanah penutup maupun tanah
3. PERTAMBANGAN
BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 281
endapan talknya. Pengupasan dilakukan dengan seperti buih, sedimentasi, hydro-claning, magnetic
menggunakan mesin gali seperti buldoser dan separator kering/basah, pemutihan besaran butir
back hoe. Material hasil pengupasan selanjutnya secara centrifugal, pengeringan dengan penyemprotan,
dimuat ke atas truk untuk diangkut ke lokasi dan penggerusan dengan teknik baru. Penggerusan
penimbunan dan pengolahan. teknik baru ini dimaksudkan untuk mendapatkan
ukuran partikel yang sangat kecil dan menghindarkan
3.2 Pengolahan dari pengotoran terhadap warna putih.
Penggilingan talk secara tradisional menghasilkan Kualitas talk umumnya ditentukan oleh butiran partikel
produk talk dengan kemurnian yang rendah, sehingga dan warna . Akan tetapi, dalam pengolahannya sangat
cara ini mulai ditinggalkan. Generasi baru penggilingan rumit. Hal ini disebabkan sulitnya menentukan warna
talk meliputi aneka ragam pengolahan, putih yang diinginkan,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 282
dan warna putih ini sering dikotori oleh peralatan Bongkah talk
penggerusan (ball mill). Untuk mengatasi hal tersebut,
media penggerusan sebaiknya menggunakan bahan
keramik, mengingat bahan galian talk itu lunak. Peremukan I
(jaw crusher)
Tahap pertama dalam peng-gilingan bijih talk
untuk menghasilkan ukuran partikel lebih besar > 100 mesh
oversize
dari 100 mesh menggunakan peralatan peremuk
Pengayakan
awal/pri-mary crusher (Gambar 3). Pada tahap ini
biasanya digunakan jaw crusher.
Peremukan II
Selanjutnya dilakukan pengayakan untuk memisah-kan (gyratory crusher)
butiran berukuran besar dari yang kecil. Butiran yang undersize
masih berukuran besar diremuk lagi dengan peremuk
kedua (secondary crusher), sedangkan yang sudah
berukuran kecil dapat langsung digerus agar berukuran
Penggerusan
lebih halus. Pada peremukan kedua biasa digunakan
gyratory crusher sebagai alat peremuknya. Flotasi Tailing
Talk merupakan mineral yang mempunyai kemampuan Kadar talk seringkali diidentifikasi menurut
menyesuaikan diri yang tinggi (versa-tile mineral). Hal kegunaannya. Sifat penting talk adalah kehalusan dan
ini berarti bahwa tingginya tingkat kemurnian talk tidak kerataan, warna, kilap, licin, kandungan air, penghisap
memegang peranan penting dalam pemasarannya. minyak dan lemak, kelembaman, titik fusi,
Sebagai contoh, talk dengan konduktivitas listrik rendah, penghantar panas
BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 283
Seperti telah dijelaskan bahwa kemurnian talk belum testing/pengecekan mengenai mineral talk, yang
menjamin pemakaian yang tinggi; artinya, bahwa dikaitkan dengan jenis industri tertentu.
setiap jenis industri memerlukan spesifikasi khusus
dari talk yang digunakan. Untuk itu perlu a. Industri Kosmetik
BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 285
– Sangat putih bedak/tepungnya; Untuk talk yang lunak dan masif juga bebas dari
– Netral (acidity alkality test); pengkristalan mineral pengganggu/pengotor,
– Menyerap asam (1% maks.); terutama sekali untuk spesifikasi yang minimal :
– Menyerap air (0,5%);
– besar butir : 95% lolos 325 mesh
– Kekeringan (105) (1% maks.)
99% lolos 200 mesh
– Pembakaran (1000) (6%).
– warna sesudah : kuning muda atau putih
dibakar
As ppm maks. 2 1 2 1 0 0 0 1 –
BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 286
Tabel 3. Spesifikasi Talk Menurut Negara Produsen
Negara 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Unsur-unsur
SiO2 59,8 61,0 38,4 55,8 38,9 62,4 60,3 57,4 62,2 46,3 63,5
Al2O3 0,57 2,36 1,74 – 0,9 0,2 1,77 1,29 0,61 12,6 –
Fe2O3 0,05 0,84 0,91 0,40 0,60 0,10 0,23 – 0,13 – –
FeO 0,15 0,03 5,21 – 5,90 0,20 0,85 0,86 0,45 1,50 –
MnO 0,39 – – – – – – – – – –
CaO 6,80 0,56 1,22 0,40 1,00 0,30 0,64 13,5 0 0,40 –
MgO 27,5 33,8 32,0 31,4 32,8 31,3 31,1 23,9 32,1 30,6 31,7
Na2O2 + K2O 0,07 – – 0,1 – – – 0,44 0 – –
SO3 4,75 – – – – – – – – – –
H2O + LOI 4,55 1,03 3,58 5,00 3,00 4,90 5,20 2,20 4,51 4,60 4,80
H 2O 0,45 – – – 0,10 0,10 – – 0,11 – –
CO2 1,18 – 16,3 3,60 16,8 0,5 0,78 – – 4,00 –
1. Talville, New York, Amerika Serikat 7. Italia (kadar kosmetik super halus)
2. Norwegia 8. California, Amerika Serikat (tremolitic talc)
3. Finlandia 9. Best snow white, Mt Fitton
4. Norwegia (talk abu-abu) 10. Talk kadar rendah untuk keramik, Perancis
5. Norwegia (A.T) 11. Talk murni (teoritis)
6. Norwegia (I.T)
Tabel 4. Perkembangan Konsumsi, Impor, kertas, serta industri lainnya yang meliputi
dan Harga Talk Tahun 1977 – 1994 industri barang-barang dari karet, industri ban
luar, industri coklat bubuk, dan kembang gula.
Tahun Konsumsi Harga*) Impor Kontribusi pemakaian talk pada industri untuk data
(ton) (000 Rp/ton) (ton) tahun 1993, dapat dilihat pada Gambar 6.Pemakaian
1977 1.695 367 12.244 talk pada industri kosmetik mencapai 55% dari
1978 1.762 367 11.103 konsumsi keseluruhan, sedangkan sisanya terbagi
1979 2.822 342 10.457 pada industri lainnya seperti industri keramik dan
1980 3.028 359 10.946 porselain, cat, plastik, dan kertas.
1981 3.426 371 12.824
1982 3.605 395 17.356 b. Impor
1983 7.379 426 20.296 Selama kurun waktu pengamatan (1977 – 1994) impor
1984 2.850 330 17.229 mineral talk mengalami perubahan dengan laju
1985 7.895 407 12.759 perubahan yang tidak tetap dan kenaikan rata-rata per
1986 6.266 363 27.287 tahunnya mencapai 16,60% per tahun (Tabel 4 dan
1987 6.450 364 16.753 Gambar 5). Dari tahun 1983 sampai tahun 1994 impor
1988 8.127 376 28.548 talk mengalami kenaikan dan penurunan, dan tercatat
1989 8.437 385 27.741 pada tahun 1994 impor menunjukkan angka 58.328 ton
1990 10.054 397 43.770 atau hampir tiga kali impor pada tahun 1984. Tercatat
1991 12.448 431 28.879 21 negara pengimpor talk ke Indonesia. Pada tahun
1992 14.603 469 30.900 1994 terbesar datang dari negara RRC yang mencapai
1993 36.352 508 59.609 92,50, Amerika Serikat 1,68%, Australia 1,58%, dan
1994 28.948 552 58.328 Thailand 1, 43%. (Gambar 7).
Sampai saat ini harga standar talk belum dapat secara teoritis diakibatkan oleh berbagai faktor, antara
diperoleh karena belum ada laporan secara periodik. lain kualitas talk, jarak industri pemakai dari pelabuhan
Namun, harga talk diperoleh dengan membagi nilai impor, kuantitas talk yang dibeli, dan lain lain. Dalam
konsumsi terhadap jumlah tonase konsumsi setiap tahun pengamatan (1977 – 1994) harga talk atas dasar
tahunnya, sehingga harga yang diperoleh merupakan harga yang berlaku mengalami kenaikan 15,10%. Akan
harga beli rata rata oleh pabrik. Variasi dari harga ini tetapi berdasarkan harga
BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 289
konstan tahun 1993, harga talk sebenarnya macam manfaat yang cukup layak di kemudian
mengalami kenaikan sebesar 2,89% per hari dan untuk mendapatkan gambaran apa saja
tahunnya (Tabel 4). yang mungkin di kemudian hari.
proyek dianggap layak karena nilai NPV positif. proyek akan dihadapkan pada masalah ketidakpastian
dalam penafsiran aliran kas, maka perlu diperkirakan
Internal Rate of Return (IRR) kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi bila
proyek tersebut sudah berjalan.
IRR untuk suatu investasi adalah tingkat suku
bunga yang menyamakan present value dari Harga Talk Mengalami Penurunan
aliran kas masuk. Secara matematis tingkat suku
bunga sebagai IRR dinyatakan sebagai r, dengan Jika yang terjadi adalah penurunan harga jual,
rumus : dimana : maka dengan adanya penurunan harga jual
r = IRR yang dicari sebesar Rp 50.000,00/ton dari Rp 200.000,00/ton
P1 = tingkat suku bunga ke 1 menjadi Rp 150.000,00/ton, akan mengakibatkan
P2 = tingkat suku bunga ke 2 nilai NPV turun menjadi Rp 59.408.007,80 dari
C1 = NPV ke 1 sebelumnya Rp 139.450.785,90 .
P2 – P 1
r = P1 - C1 IRR juga mengalami penurunan dari nilai sebelumnya
C2 – C1 38,98% menjadi 24,27%, begitu pula pay back period
berubah dari sebelumnya selama 2 tahun 4 bulan
C2 = NPV ke 2 menjadi 3 tahun 3 bulan. Walaupun demikian,
mengingat suku bunga pinjaman saat ini antara 18 – 24
Dengan memasukan nilai NPV yang telah %, nilai NPV pada DF 18 – 24% positif dan payback
diperoleh ke dalam rumus IRR tersebut, maka period masih di bawah 5 tahun rencana, maka proyek
diperoleh besarnya IRR proyek penambangan ini masih dianggap layak melakukan usaha biarpun
talk = 38,98%. Berdasarkan nilai tersebut, maka harga talk mengalami penurunan harga sebesar Rp
jika tingkat suku bunga pinjaman bank saat ini 50.000,00/ton.
berkisar antara 18 – 24% per tahun, proyek
tersebut dianggap layak untuk diusahakan. Biaya Operasional Mengalami
Kenaikan Hingga 30%
Payback Period
Apabila terjadi peningkatan biaya operasional sampai
Metode ini mencoba mengukur seberapa cepat suatu dengan 30%, akan mengakibatkan NPV pada DF 18%
investasi bisa kembali. Kalau payback period ini lebih turun menjadi Rp 206.212.702,90 dari Rp
pendek daripada yang diisyaratkan, maka proyek 325.802.542,20 sebelumnya. Pada tingkat DF 30%,
dikatakan menguntungkan. NPV turun menjadi Rp 46.914.699,40 dari sebelumnya
Rp 139.450.785,90.
Dari hasil perhitungan, aliran kas selama proyek
berjalan lima tahun usaha diperoleh aliran kas IRR juga mengalami penurunan dari nilai sebelumnya
pada tahun ke 1 sebesar Rp 118.417.060,00; sebesar 38,98% menjadi 33,53%, begitu pay back
tahun ke 2 sebesar Rp 195.360.580,00; period berubah dari 2 tahun 4 bulan menjadi 2 tahun 8
tahun ke 3 sebesar Rp 272.304.100,00; bulan. Dengan demikian, proyek penambangan talk
tahun ke 4 sebesar Rp 272.304.100,00; tersebut masih layak untuk diusahakan walaupun
tahun ke 5 sebesar Rp 392.304.100,00; terjadi peningkatan biaya operasional hingga 30%.
Bateman, Alan M., Economy Mineral Deposit, Tatang Wahyudi, Sujarwanto, Sujarwo, Bambang
John Willey & Sons Inc., New York.Berry, Sunarto, Bahan Galian Industri Talk, B.03.95 ,
L.G., and Brian Mason, 1959 Mineralogy, WH PPTM, Bandung, 1995.
Free-man and Co., San Fransisco.
Yudi Mandalawanto, Model Ekonometrik Talk
Grexa Ronald W., North American Talc, Compe- Indonesia, Tahun 1977 – 1986, Laporan
tition in Every Direction, Industrial Minerals, Ekonomi Bahan Galian No. 62, PPTM,
June 1987. Bandung, 1989/ 1990.
TANAH JARANG
22
Oleh : Ridwan Saleh,
M. Arifin
Sumber : Industrial Mineral, April 1984 dan roskill Information Service, 1988
terdapat tiga jenis RE-mineral yang diusahakan Cebakan bastnaesit dijumpai sebagai urat-urat bijih
secara komersial, yaitu bastnaesit, monasit, dan dan diseminasi dalam suatu komplek batuan
xenotim. karbonatit-silikat. Cadangan bastnaesit terbesar
terdapat di Bayan Obo (Cina), sedangkan cadangan
a. Bastnaesit komersial dengan kadar sangat tinggi dijumpai di
Mountain Pass (Kalifornia, Amerika Serikat).
Bastnaesit mengandung 7 – 10% REO dan yttrium
sangat kecil (0,05%). Sifat fisik bastnaesit antara lain b. Monasit
berwarna kuning pucat hingga coklat, kekerasan
sekitar 4 – 4,5 (skala Moh's), dan berat jenis lima. Monasit mengandung lebih dari 70% REO dan 2%
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 294
Tabel 3. RE-Mineral Utama
Y2O3. Sifat fisik monasit antara lain berwarna kuning timah aluvial di Indonesia, Malaysia, Thailand,
hingga coklat kemerahan, dengan kekerasan 5 (skala dan Australia.
Moh’s), berat jenis 5, serta mempunyai ketahanan
terhadap proses pelapukan.
2.2 Cadangan
Keterangan :
Sn : kasiterit
W : wolframit
Ta-Nb : tantalum-nibium
Zr : zirkon
Y : yttrium (xenotim)
Ce : cerium (monasit)
BIJIH
¯
PENGOLAHAN MINERAL
Konsentrasi Gravitasi, Elektrostatik, dan Magnetik
atau Flotasi
¯
KONSENTRAT
¯
HIDROMETALURGI
dan
PEMURNIAN KIMIA
Pelindian (Leaching)
¯
RE-GARAM
Klorida, Karbonat, Nitrat, Fluorida, dan Halida
¯ ¯
ELEKTROLISIS
KALSINASI atau
REDUKSI METALTHERMIK
¯ ¯
RE-OKSIDA RE-METAL
non-besi yang menggunakan RE-metal dan paduannya menciptakan suatu medan elektrostatis yang
antara lain high-strength low-alloy steel (HSLA steel), kuat sehingga dapat membantu
pyrophiric alloy, paduan magnesium, high carbon steel, perkembangan keasaman permukaan.
paduan aluminium, ductile iron, fecralloy, dan super
alloy (Tabel 5). – Mencegah katalisator dari kerusakan yang
diakibatkan oleh uap panas selama
b. Katalis pemanasan tinggi yang diperlukan untuk
pembakaran akumulasi karbon.
Salah satu kegunaan tanah-jarang terpenting
adalah sebagai katalisator pada pengolahan
minyak bumi dan pada sistem pembuangan emisi Dalam industri automotif, cerium dan lanthanum
gas dari hasil pembakaran minyak. dengan kemurnian tinggi digunakan sebagai
katalisator untuk mengontrol sistem pembuangan
Dalam pengolahan minyak bumi, penambahan 1 – 5% emisi gas hasil pembakaran dalam mesin mobil
tanah-jarang dalam katalis zeolit (buatan) dapat berbahan bakar bensin. Selama ini, senyawa
meningkatkan efisiensi proses perekahan katalitik. platina dan palladium digunakan sebagai
Tanah-jarang yang digunakan umumnya berbentuk RE- katalisator untuk merubah senyawa berbahaya
garam (klorida, oksida, nitrat, atau hidrat), dan sekitar dan beracun, seperti hidrokarbon, karbon
70% di antaranya merupakan gabungan tanah-jarang monoksida, dan nitro-gen dioksida menjadi
yang kaya dengan lanthanum atau cerium. Fungsi senyawa yang aman terhadap lingkungan, seperti
tanah-jarang di sini antara lain : air, nitrogen, dan karbon dioksida.
– Mengaktifkan sifat katalis dengan cara
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 298
Tabel 5. Kegunaan Re-metal dan Paduannya dalam Peleburan Logam
Mischmetal HSLA Steel – pipa untuk keperluan aliran bawah tanah dan pemboran
dalam.
– Kerangka mobil/truk, seperti batang muka, bumper,
reinforcement, panel bodi, chasis, per, kemudi, dan
boot frame.
– Rangka baja untuk jembatan, hangar, gedung bertingkat,
dan stadion.
– Pondasi pada instansi lepas pantai.
Pyrophiric alloy Bahan pematik untuk korek api.
c. Gelas dan Keramik thanum oksida, sedangkan dalam jumlah kecil antara
lain yttrium, europium, neodymium, praesodymium,
Dalam industri gelas, tanah-jarang mempunyai fungsi erbium, dan holium oksida (Tabel 6).
sebagai bahan pemoles, bahan peningkat warna,
bahan pewarna, dan sebagai bahan imbuh untuk Dalam industri keramik, tanah-jarang khususnya
menghasilkan gelas-gelas khusus. Tanah-jarang yang RE-oksida umumnya digunakan sebagai bahan
luas digunakan adalah cerium oksida dan lan- pewarna, hanya sebagian kecil yang digunakan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 299
Tabel 6. Kegunaan Re-Oksida dalam Gelas dan Keramaik
Cerium Oksida Gelas biasa dan – Bahan pemoles untuk tabung sinar katoda (TV), kaca
gelas khusus lembaran, gelas oftalmik, gelas optik, dan lensa kamera.
– Bahan peningkat warna untuk tabung gelas TV dan gelas
kristal.
Keramik Bahan pewarna : Putih opak untuk ubin.
Lanthanum oksida Gelas Khusus Bahan imbuh untuk pembuatan lensa optik, gelas pengaman
radiasi, gelas kristal, gelas laser, serta gelas untuk keperluan
electroteknikal dan elektronik, industri kimia, dan petrokimia.
Keramik bahan imbuh untuk pembuatan keramik kondesor.
Neodymium oksida Gelas biasa dan Bahan pewarna : Violet.
gelas khusus
Keramik – Bahan pewarna : Unggu muda.
– Bahan imbuh untuk pembuatan kapasitor keramik.
Praesodymiun oksida Keramik Bahan pewarna : Coklat, hijau, kuning, dan orange.
sebagai bahan imbuh dalam pembuatan keramik besi (Nd-Fe) yang kekuatannya dua kali lipat dari
kondensor dan sebagai fluks dalam pemanggangan magnet Sm-Co.
keramik halus. Jenis RE-oksida yang digunakan antara
lain praesodymium, yttrium, europium, sa-marium, dan Penggunaan tanah-jarang sebagai bahan magnet
lanthanum oksida (Tabel 6). sangat menguntungkan karena sifatnya yang
permanen (tetap), kekuatannya yang berlipat, dan
d. Magnet berbobot ringan. Karena sifat-sifat tersebut, pemakaian
magnet Nd-Fe dan Sm-Co telah mengakibatkan
Samarium, neodymium, dan praesodymium oksida komponen-komponen elektronika dan listrik dibuat
dengan kemurnian 96% digunakan sebagai bahan dengan ukuran yang semakin kecil.
magnet. Magnet samarium-kobalt (Sm-Co) sejak tahun
1970-an dikembangkan di Jepang. Sekarang ini telah Magnet Nd-Fe umumnya digunakan untuk motor
dikembangkan pula magnet neodymiun- stater, wiper, motor alat pendingin, dan pengeras
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 300
suara stereo; sedangkan magnet Sm-Co tinggi pada industri superkonduktor, media
umumnya digunakan untuk motor DC, mempercepat reaksi fusi pada reaktor nuklir, dan
headphone, pengeras suara, tabung gelombang- media pemantau kontaminasi dalam proses
mikro, mikrofon, dan lain-lain. pengolahan limbah.
e. Fosfor g. Superkonduktor
Fosfor (pemancar cahaya) merupakan pasar terpenting Superkonduktivitas adalah kemampuan suatu bahan
untuk REE tunggal, terutama RE-metal. Fungsi tanah- untuk menghantarkan listrik tanpa tahanan. Sifat ini
jarang adalah untuk menghasilkan berkas cahaya pada ditemukan pertama kali pada tahun 1911 di Belanda.
panjang gelombang yang sangat presisi dalam Superkonduktor yang dalam 10 tahun terakhir masih
spektrum elektromagnetik, seperti : terus dikembangkan adalah keramik dengan bahan
baku tanah-jarang. Tanah-jarang yang umum
– Cerium akan mengeluarkan berkas cahaya
digunakan adalah RE-oksida, yaitu yttrium, lantha-num,
ultra violet,
thallium, dan holmium oksida.
– Dysprosium akan mengeluarkan berkas cahaya
kuning, Penggunaan superkonduktor yang mengandung
– Thulium akan mengeluarkan berkas cahaya biru, tanah-jarang cukup luas, yaitu mulai dari
– Europium akan mengeluarkan berkas cahaya pengolahan mineral, industri elektronika,
merah, peralatan kedokteran, kereta magnet (tevitated
train), hingga pembangkit tenaga listrik.
– Samarium akan mengeluarkan berkas cahaya
orange,
h. Penyimpan Data
– Terbium akan mengeluarkan berkas cahaya
hijau, Dalam bubblememory, tanah-jarang yang digunakan
– Neodymium akan mengeluarkan berkas cahaya adalah RE-oksida dengan kemurnian sangat tinggi
infra merah. namun dalam jumlah yang sangat kecil.
Fosfor yang mengandung REE tunggal tersebut Teknologi sekarang ini telah dapat menghasilkan
digunakan dalam tabung sinar katoda TV berwarna, bubble memory secara komersial terutama dalam
bentuk pita magnet yang berkapasitas 32 – 64
layar fokus X-ray, dan lampu fluorisensi. 2
mbit/ cm . Bahan penyimpan data ini umumnya
Laser menggunakan yttrium, luthium, samarium,
dan/atau gadolinium oksida.
Dalam suatu laser, ion-ion aktif yang merupakan
media aktif menyerap energi dari sumber-sumber Dalam tahun 1990-an, telah dikembangkan
luar seperti lampu kilat dan arus listrik, yang bubble memory jenis terbaru, yaitu disk optik,
kemudian diperkuat melalui kaca resonansi dan yang mengandung gadolinium, terbium, dan
dikeluarkan kembali sebagai sinar laser dengan dysprosium oksida. Namun, bahan penyimpan
tingkat energi yang lebih tinggi. data ini belum dioperasikan secara komersial.
oksida digunakan sebagai bahan penyerap galium garnet, dan zirkonia merupakan
neu-tron pada reaktor pembiakan cepat. permata buatan sebagai substitusi intan.
– Logam yttrium digunakan sebagai tabung untuk – Paduan lanthanum-nikel digunakan sebagai
reaktor pelelehan garam. bahan penyimpan hidrogen dalam jumlah
sangat besar (metal hidrat).
– Logam gadolinium dan dysprosium, terutama
dalam bentuk foil digunakan dalam neutron – Lanthanum heksaborida dapat menggantikan
radiografi pada industri ruang angkasa, nuklir, peranan tungsten sebagai katoda pada
dan rekayasa. mikroskop elektron.
– Gadolinium oksida digunakan sebagai bahan – Gadolinium dan praesodymium sangat sesuai
imbuh cat yang dapat mencegah penetrasi digunakan dalam mesin pendingin magnetik.
radiasi bom neutron.
– Di Cina, RE-garam sangat luas digunakan pada
– Logam ytterbium dalam bentuk foil digunakan industri tekstil dan unutk pencelupan kain wol.
sebagai alat ukur tekanan yang dihasilkan
oleh peledakan nuklir bawah tanah. – Cerium fluorida menggantikan peranan
molibdenum disulfida dalam minyak pelumas,
Kedokteran yang fungsinya dapat meningkatkan
ketahanan terhadap panas dan tekanan.
Dalam bidang kedokteran, tanah-jarang yang
telah dikembangkan penggunaannya adalah : – Yttrium heksaborida dan erbium dekaborida
digunakan sebagai bahan pelapis plasma
– Gadolinium-153, isotop tanah-jarang, pada sistem energi matahari.
digunakan sebagai agen radio-farmasi pada
pengobatan nuklir. – Yttrium oksida sebagai bahan imbuh cat untuk
pelapis permukaan yang tidak reaktif atau
– Thullium-170 digunakan untuk mengurangi keramik, yang dapat digunakam pada suhu di
penolakan awal pada transplantasi organ tubuh. atas 2000°C.
– REE tunggal, yang berupa RE-metal atau RE- Saat ini sekitar 50% suplai tanah-jarang dunia berasal
oksida dengan kemurnian di atas 99,0%. dari Cina, baik dalam bentuk konsentrat RE-mineral
dan RE-garam maupun dalam bentuk RE-oksida.
– Logam paduan, seperti mischmetal, RE-silisida, Dalam lima tahun terakhir, produksi tanah-jarang
dan ferocerium. terutama dalam bentuk RE-garam dan RE-oksida
meningkat rata-rata 15% per tahun. Peningkatan ini
Dari keempat produk tanah-jarang tersebut, sebagai akibat dari pembukaan tambang-tambang
RE-metal dan RE-oksida merupakan baru, peningkatan efisiensi penambangan dan
produk yang mempunyai nilai jual sangat pengolahan, serta kegiatan-kegiatan proyek kerjasama
tinggi (Lampiran A). internasional. Tambang RE-mineral di Cina tersebar di
lima propinsi dengan kapasitas produksi total 20.100
Kadar atau kualitas RE-mineral, baik masih dalam ton REO per tahun (Tabel 7).
bentuk bijih maupun konsentrat, serta produk-produk
pemurnian (kecuali REE tunggal dan logam paduan)
ditentukan berdasarkan nilai REO dan/atau Y2O3 Di Amerika Serikat, perusahaan Molycorp
(yttrium oksida). Di pasaran dunia, kualitas produk mengem-bangkan industri tanah-jarang secara
tanah jarang sangat beragam, dan harga setiap produk terpadu, mulai dari penambangan bastnaesit di
juga bervariasi. Mountain Pass-Kalifornia, pengolahan dan
pemurnian, hingga pemasarannya.
kemurnian tinggi. Ketiga perusahaan tersebut Berdasarkan pola konsumsi, konsumen tanah-
adalah Mitsui Mining & Smelting, Seimi Chemical, jarang dunia dapat dibagi dalam dua kelompok
dan Shin Nippon. utama, yaitu :
Sumber : Industrial Minerals, July 1993 dan Australian Journal of Mining, June 1993
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 304
Tabel 10. Perkiraan Konsumsi REE Tunggal Dunia, Tahun 2000 (dalam ton REO)
Total Konsumsi
Penggunaan 1990 1992 Laju Pertumbuhan 2000
(% per tahun)
Katalis 10.215 10.850 2,0 – 3,0 12.452 – 13.728
Gelas 9.430 10.650 4,0 – 8,0 13.959 – 20.359
Peleburan 9.980 10.450 2,5 – 5,0 12.775 – 16.256
Magnet 1.760 2.150 12,5 – 20,0 5.715 – 10.897
Fosfor 1.100 1.300 5,0 – 7,5 1.792 – 2.267
Keramik 1.750 1.850 3,0 – 10,0 2.352 – 4.539
lainnya 765 1.250 5,0 – 10,0 1.246 – 3.095
total 35.000 38.500 — 50.291 – 71.142
Saat ini di pasaran dunia terjadi kelebihan Akibat diterapkannya standar tersebut secara
penyediaan tanah - jarang sekitar 50% . Keadaan ketat, beberapa negara produsen tanah-jarang
ini mengakibatkan terjadi penurunan penjualan yang selama ini hanya memproduksi konsentrat
secara drastis, terutama penjualan konsentrat RE-mineral dan RE-garam (industri hulu), saat ini
RE-mineral dan RE-garam yang diperkirakan telah mulai mengembangkan industri hilir secara
mendominasi pasar. Keadaan ini sangat progresif untuk menghasilkan REE tunggal, baik
dirasakan oleh negara-negara produsen utama dalam bentuk RE-oksida maupun RE-metal.
konsentrat RE-mineral dan RE-garam, seperti
Australia, Cina, dan negara produsen lainnya. 5.4 Prospek Pasar Dunia
Dalam lima tahun terakhir, penjualan konsentrat Di masa mendatang, peranan tanah-jarang dalam
monasit dari tambang-tambang di Australia Barat pengembangan industri teknologi tinggi akan
mengalami penurunan dari 13.000 – 15.000 ton semakin penting, terutama dalam industri
REO per tahun menjadi 5.000 – 7.000 ton REO komputer, telekomunikasi, dan ruang angkasa.
per tahun. Di Cina, produksi monasit turun dari
1.500 ton REO pada tahun 1987 menjadi 610 ton Pada tahun 2000-an, permintaan tahan-jarang di
REO pada tahun 1991, demikian pula dengan pasaran dunia diperkirakan sebesar 50.000 –
produksi xenotim yang mengalami penurunan dari 70.000 ton REO per tahun dengan nilai sekitar
80 ton REO pada tahun 1990 menjadi 40 ton 1.000 – 1.2000 juta dolar AS per tahun (Tabel 10).
REO pada tahun 1991. Peningkatan permintaan ini terutama disebabkan
oleh perkembangan industri teknologi tinggi, yang
Disamping itu, penurunan penjualan ini disebabkan diperkirakan akan menyebabkan peningkatan
pula oleh semakin ketatnya standar keselamatan dan kebutuhan REE tunggal rata-rata 85% per tahun.
kesehatan lingkungan (International Standards Peningkatan ini terutama akan terjadi pada :
Organization 9000 Series) yang diterapkan dalam 2
– 3 tahun terakhir, baik oleh negara-negara – Neodymium : laser (NdP5O14) dan magnet
konsumen maupun negara-negara produsen tetap (NdFeB).
sendiri. Karena seperti diketahui, dalam mineral
monasit dan xenotim terkandung unsur-unsur – Samarium : magnet tetap (SmCo), produksi
radioaktif relatif tinggi, sebagai contoh, monasit video colour recorder.
dari Australia Barat mengandung 6 – 7% ThO2.
– Europium : fosfor (TV berwarna).
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 305
LAMPIRAN A
Spesifikasi dan Harga Tanah-Jarang
(Kondisi Tahun 1990)
Konsentrat RE-mineral :
1. Bastnaesit 70% REO $ 2,30/kg
2. Monasit min. 55% REO A$ 650 – 700/ton
3. Xenotim 60% Y2O3 $ 32 – 33/kg
RE-garam :
1. Cerium karbonat 99% REO $ 11,22/kg
2. Cerium fluorida Techical Grade $ 6,60/kg
3. Cerium nitrat 96% REO $ 5,17/kg
4. Lanthanida klorida 46% REO $ 2,20/kg
5. Lanthanum karbonat 99,9% REO $ 12,98/kg
6. Lanthanum–lanthanida klorida 46% REO $ 2,09/kg
7. Lanthanum–lanthanida karbonat 60% REO $ 5,39/kg
8. Lanthanum–lanthanida nitrat 39% REO $ 3,85/kg
9. Neodymium karbonat 96% REO $ 9,90/kg
RE–oksida :
1. Cerium oksida 99,5% $ 30/kg
2. Gadolinium pksida 99,99% $ 125/kg
3. Samarium oksida 96% $ 140/kg
4. Neodymium oksida 95% $ 15/kg
5. Europium oksida 96% $ 1.600kg
6. Terbium oksida 99,9% $ 750/kg
RE–metal :
1. Cerium 99.5% $ 25,75/kg
2. Dysprosium 95% $ 132/kg
3. Erbium 96% $ 190/kg
4. Gadolinium 99,99% $ 136,50/kg
5. Holmium 99,9% $ 510/kg
6. Lanthanum 99,99% $ 23/kg
7. Lutetium 99,99% $ 7.000/kg
8. Samarium 96% $ 175/kg
9. Neodymim 95% $ 20/kg
10. Praseodymium 96% $ 38,85/kg
11. Terbium 99,9% $ 880/kg
12 Thulium 99,9% $ 3.600/kg
13. Ytterbium 99% $ 230/kg
14. Yttrium 99,99% $ 115,50/kg
S i n g k a t a n
RE-mineral Mineral yang mengandung REE, seperti bastnaesit, monasit, xenotim, dan lain-lain.
RE-garam Senyawa baru yang terbentuk dari pemurnian RE-mineral, dengan salah satu atau
lebih unsur tanah-jarang telah dihilangkan.
RE-metal REE tunggal (Individual REE).
Logam tanah jarang, yaitu logam yang hanya terdiri dari salah satu unsur tanah-jarang.
RE-oksida REE tunggal (Individual REE)
Oksidasi tanah jarang, yaitu senyawa yang hanya terdiri dari salah satu unsur tanah-jarang.
REO (%, ton) Rare earth oxide total.
kandungan total oksida tanah-jarang dalam RE-mineral, RE-garam, dan RE-oksida.
23 ZEOLIT
Oleh :SupriatnaSuhala,
M. Arifin
Struktur kristal zeolit membentuk suatu kerangka Struktur kristal zeolit mempunyai sifat hidrofolik
tetrahedron berantai dalam bentuk tiga dimensi. Pada serta memperlihatkan sifat afinitas yang sangat
kristal zeolit, kedudukan atom pusat tetrahedron kuat terhadap molekul air. Dengan demikian
ditempati oleh atom Si dan Al, sedangkan atom-atom semua aplikasi adsorpsi (penjerapan) dan
oksigen berada pada sudut-sudutnya. reaksi-reaksi lainnya memerlukan proses
dehidrasi terlebih dahulu untuk mencapai
Kedudukan atom Al dalam posisi tetrahedra memerlukan kondisi bebas air. Perlu diketahui bahwa semua
tambahan muatan positif sebagai penetral muatan listrik, proses penjerapan, katalis, dan penukaran
seperti kation logam alkali atau alkali tanah. Keadaan kation terjadi di dalam struktur kristal zeolit ini.
seperti ini yang menyebabkan zeolit dapat bersifat
sebagai penukar kation (cation-ex-change). Sedangkan Secara garis besar, struktur zeolit dibangun
pori-pori yang terdapat di dalam struktur kristal zeolit dalam tiga bagian utama, yaitu (Gambar 1) :
diisi oleh molekul air. Pada umumnya pori-pori tersebut
mencapai 20 – 30% dari – Unit bangun primer (TO4), yaitu tetrahedron
Keterangan :
dari empat oksigen dengan atom pusat Produk tambang berupa bongkahan zeolit
4+ 3+ berukuran 20 – 30 cm, atau sesuai dengan mesin
tetrahe-dra (T) adalah Si dan Al . Semua
atom oksigen mengambil bagian di antara peremuk utama yang digunakan.
dua tetra-hedra, (TO2)n.
3.2 Pengolahan
– Unit bangun sekunder, yaitu susunan tetrahedra
yang membentuk cincin, seperti cincin tunggal Pengolahan zeolit dilakukan dalam dua tahapan,
berbentuk lingkar empat, enam, delapan atau yaitu pengecilan ukuran dan proses aktivasi
berbentuk kubus serta cincin ganda lingkar empat, (Gambar 3).
prisma heksagonal atau gabungan dari dua cincin
lingkar empat. a. Pengecilan Ukuran
– Polihedra besar yang simetri dan tersusun atas Pengecilan ukuran dilakukan melalui beberapa
kudung oktahedra, 11-hedra atau unit tingkatan, yaitu mulai dari peremukan (crushing)
concridal, serta 14-hedra atau unit ganelimit. sampai dengan penggerusan (grinding).
2.4 Cadangan Zeolit di Indonesia Tujuan tahapan ini adalah untuk memperoleh
ukuran produk yang sesuai dengan tujuan
Penyelidikan sumber daya zeolit di Indonesia masih penggunaannya. Produk yang dihasilkan dapat
belum banyak dilakukan. Walaupun demikian, indikasi secara langsung digunakan (bidang pertanian
adanya endapan ini diberbagai tempat telah diketahui, dan peternakan) atau terlebih dahulu melalui
yang umumnya dijumpai pada sebaran batuan proses aktivasi untuk tujuan penggunaan tertentu.
berumur Tersier (Gambar 2).
Tingkatan dan peralatan yang digunakan dalam
Terdapat beberapa daerah di Indonesia yang tahap pengecilan ukuran adalah :
diperkirakan mempunyai cadangan zeolit sangat
besar dan berpotensi untuk dikembangkan, yaitu Peremukan :
Jawa Barat dan Lampung. Daerah potensi zeolit – Crusher dan screen (ayakan).
ini dapat dilihat pada Lampiran A. – Ukuran produk 3 cm,
Penggerusan :
PERTAMBANGAN – Hammer mill dan siklon.
– Ukuran produk hingga 100 mesh.
1 Penambangan
b. Aktivasi
Penambangan zeolit pada umumnya dilakukan secara
tambang terbuka (kuari). Peralatan yang digunakan Proses aktivasi bertujuan untuk meningkatkan sifat-
dapat berupa peralatan sederhana hingga peralatan sifat khusus zeolit dengan cara menghilangkan unsur-
mekanis, bergantung kepada kapasitas produksi unsur pengotor (mineral pengganggu) yang terdapat di
tambang. Untuk tambang-tambang zeolit skala dalam zeolit. Terdapat dua cara yang pada umumnya
menengah ke atas, penggalian zeolit dengan cara digunakan dalam proses aktivasi zeolit, yaitu dengan
pemboran dan peledakan tidak dapat dihindari, cara pemanasan dan cara kimia.
mengingat kekerasan zeolit cukup tinggi.
Pemanasan
Tahap-tahap penambangan zeolit terdiri atas :
Pemanasan dilakukan dalam suatu tungku putar
– Pengupasan tanah penutup. (rotary kiln) dengan menggunakan hembusan
– Penggalian zeolit, manual atau dengan udara panas yang bersuhu 200 – 400°C.
pemboran dan peledakan.
– Pemuatan. Pemanasan dilakukan selama 2 – 3 jam, tergantung
– Pengangkutan. besarnya kandungan unsur pengotor yang ada serta
BAHAN GALIAN INDUSTRI
23 – 312
Gambar 2. Peta Penyebaran Endapan Zeolit di Indonesia
BAHAN GALIAN INDUSTRI
23 – 313
Gambar 3. Diagram Alir Pengolahan Zeolit
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 314
stabilitas zeolit terhadap panas. Stabilitas ini Tabel 4. Komposisi Mineral Mordenit dan
dipengaruhi oleh jenis mineral zeolit yang terkandung, Klinoptilolit dalam Larutan HCl pada
atau perbandingan atom Si dan Al (Tabel 2). Konsentrasi Asam Tertentu
Kimia
Konsentrasi Perbandingan SiO2 : Al2O3
HCl Mordenit Klinoptilolit
Tabel 2. Stabilitas Zeolit Terhadap Suhu
0,00 N 9,50 : 1,00 9,30 – 1,00
0,25 N – 9,30 – 0,58
Jenis Mineral Zeolit Suhu 0,50 N – 9,30 – 0,33
Klinoptilolit (kaya ion Ca) 500°C (maks.) 1,00 N 9,50 : 0,83 9,30 – 0,07
Klinoptilolit (kaya ion K) 800°C (maks.) 2,00 N 9,50 : 0,48 9,30 – 0,00
Khabazit 600 – 865°C 6,00 N 9,50 : 0,32 –
Laumonit 345 – 800°C 12,00 N 9,50 : 0,27 –
Mordenit 800 – 1000°C
Filipsit 360 – 400°C
Zeolit alam sebenarnya telah lama dikenal dan Jika beberapa molekul memasuki sistem pori zeolit,
digunakan, namun hanya terbatas sebagai bahan salah satu molekul tersebut akan tertahan yang
bangunan (semen pozolan, blok batu ringan, batu berdasarkan pada kepolaran atau efek interaksi
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 315
molekul tersebut dengan zeolit. Mekanisme mengandung pasir (kandungan lempung sedikit) dan
proses ini ada dua, yaitu penjerapan fisik atau tanah podzolik. Fungsi zeolit disini adalah sebagai
gaya vanderaxials dan penjerapan kimia atau bahan pemantap tanah (soil conditioner), sebagai
gaya tarik elektrostatik. Kedua mekanisme pembawa pupuk (fertilizer carrier), pengontrol
4+ +
tersebut dapat berjalan secara bersamaan, pelepasan ion NH dan K (slow release fertilizer),
bergantung kepada sifat unsur yang dijerap, dan sebagai pengontrol cadangan air.
keasaman permukaan, kemampuan penukaran
kation zeolit, dan kandungan kelembaban sistem. Dalam penggunaan zeolit sebagai pemantap tanah,
masalah penting yang harus diketahui adalah jenis
b. Penukar Kation kation dominan yang terkandung dalam zeolit. Zeolit
+
dengan kandungan ion Na yang tidak lebih tinggi
Kation-kation dalam zeolit dapat dipertukarkan daripada kation yang dapat dipertukarkan akan
memberikan hasil (panen) yang baik. Namun bila ion
dengan kation lain dalam suatu larutan. Hal ini +
disebabkan oleh ion-ion dalam pori-pori kristal Na berlebihan akan menyebabkan banyak ion ini
zeolit selalu memelihara kenetralan muatan masuk ke dalam tanah, sehingga dapat
menimbulkan keracunan dan hambatan dalam
listriknya, selain disebabkan pula oleh ion-ion
proses osmosa pada tanaman. Sebaliknya, zeolit
tersebut yang dapat bergerak bebas. Kapasitas +
pertukaran kation tergantung kepada ukuran, dengan kandungan ion K yang tinggi akan
muatan ion, dan jenis zeolit. mempersulit terjadi proses pertukaran kation dengan
4+
ion NH , sehingga zeolit jenis ini tidak cocok untuk
Selain sebagai penukar kation, zeolit juga dapat pertanian. Oleh karena itu, zeolit jenis klinoptilolit
+
berfungsi sebagai penukar anion. Dalam hal ini lebih umum digunakan karena kandungan ion Na
kedudukan dari gugus hidroksil (OH) pada zeolit +
lebih tinggi dibandingkan ion K .
memegang peranan penting. Gugus hidroksil pada
4+
zeolit dapat dibentuk dengan metoda deamonisasi Penahanan ion NH dalam struktur kristal zeolit
4+ 4+
melalui proses pertukaran ion NH pada zeolit. dapat mencegah proses oksidasi ion NH menjadi
3+
ion NO oleh nitrifying bacteria. Selain itu, keadaan
c. Katalis ini juga dapat mengontrol pemakaian pupuk jenis
amonium secara berlebihan.
Reaksi katalistik terjadi di dalam pori-pori kristal zeolit.
Oleh karena itu, sifat zeolit yang sangat penting Penggunaan zeolit, terutama jenis klinoptilolit
sebagai katalis adalah ukuran pori-pori dan volume telah memperlihatkan hasil, yaitu berupa
kosong yang besar. Akan tetapi, sifat ini sangat jarang peningkatan ketersediaan unsur nitrogen dalam
dijumpai pada zeolit alam, sehingga penggunaan zeolit tanah. Keberhasilan ini akan lebih terlihat lagi bila
buatan sebagai katalis lebih umum. Selain itu, zeolit tersebut digunakan pada tanah yang
kedudukan kation dalam struktur zeolit dan kandungan lempungnya sedikit (sandy soil,
perbandingan atom Si dan Al juga mempengaruhi sifat coarse textured soils, dan highly permeable).
zeolit sebagai katalis.
Penelitian pemanfaatan zeolit untuk pertanian yang
Sebagai katalis, zeolit mempunyai keistimewaan, yaitu dilakukan oleh Pusat Pengembangan Teknologi Mineral
lama pemakaian (life time) yang lebih panjang bila dengan Pusat Penelitian Tanah Bogor pada tahun
dibandingkan dengan bahan katalis lainnya. 1985, diketahui bahwa hasil penelitian tanaman padi
dalam laboratorium dan rumah kaca :
4.2 Penggunaan Zeolit
– Sampai dengan umur tanaman 1 bulan, penambahan
a. Bidang Pertanian dan Perkebunan 250 ppm zeolit pada lahan tanaman padi dan
tanpa penambahan NPK memberikan pengaruh
Berdasarkan kapasitas pertukaran kation dan yang sama dengan kondisi kontrol. Namun, pada
retensivitas terhadap air yang tinggi, zeolit sekarang ini umur berikutnya, peningkatan dosis zeolit akan
telah banyak digunakan untuk memperbaiki sifat-sifat menyebabkan peningkatan anak tanaman padi
tanah, terutama tanah yang banyak dalam jumlah cukup tinggi.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 316
Tabel 6. Spesifikasi Zeolit yang Digunakan Pada suhu 500°C dan tekanan 2.000 MPa, Zeolit-Y
sebagai Bahan Pemurnian Oksigen
Tabel 7. Spesifikasi Zeolit sebagai Pengisi
Kertas
Uraian Spesifikasi
Jenis zeolit Modenit Spesifikasi Nilai
(50 – 55% dalam zeolit) Analisa kimia :
Ukuran butir -3+8 mesh SiO2 55 – 56%
Pengaktipan Pemanasan TiO2 0,03%
pada suhu 500 – 600°C Al2O3 28 – 30%
Kekerasan Tinggi Fe2O3 0,5%
Na2O 0,05%
K 2O 7%
yang kemudian diubah menjadi ikatan atau
CaO. MgO 2%
senyawa Na-N-H.
Hilang pijar 6 – 7%
Proses peningkatan konsentrasi oksigen dapat Analisa Fisika :
dikerjakan pada temperatur kamar. Cara penggunaan
Ukuran butir :
zeolit sebagai bahan pemurnian oksigen adalah :
300 mesh 0,05%W
+10 mesh 25,00%
– Digunakan empat buah tangki yang berisi
-5 mesh 54,00%
tepung zeolit.
Brightness 70 – 73%
pH 9,1 – 9,3
– Dua tangki berdiameter 1 m dan tinggi 6 m
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 319
akan berubah menjadi jadeite (batu giok), yang ulang dalam lingkungan yang bersifat asam.
merupakan batu permata yang sangat keras dan
kaku. Reaksi perubahan fisika dan kimia Zeolit-Y Walaupun penggunaan zeolit alam kurang efektif
tersebut adalah : bila dibandingkan dengan zeolit sintetis, namun
zeolit alam mudah diperoleh dalam jumlah besar
Na(AlO2)2.4H2O ® NaAlSi2O6 + 4H2O dengan biaya yang sangat murah. Dengan sedikit
pengolahan, yaitu dengan menghilangkan unsur
Zeolit (dalam bentuk penukar magnesium) akan pengotornya, zeolit alam dapat digunakan
° sebagai bahan penjerap, penyaring, dan katalis
meleleh menjadi glass pada suhu 1600 C dan pada
suhu 10.000°C akan mengalami proses rekristalisasi minyak bumi yang sangat murah dengan hasil
membentuk kordirit, yang reaksinya adalah : yang cukup memuaskan.
Mg(AlO2)4 (SiO2)5 ® Mg2Al4Si5O18 MgX Sejak tahun 1970, zeolit jenis klinoptilolit dan mordenit
telah digunakan sebagai bahan katalis, isomerisasi,
Koordirit merupakan bahan keramik yang hidrogenasi, alkalinisasi, dan bahan polimerisasi. Zeolit
komposisinya dapat diubah sebelumnya dengan jenis khabazit pada umumnya digunakan sebagai
cara penukaran kation. bahan pengering gas H2, F2 dan pemurni hidrokarbon
yang mengandung klorin (Cl2) dan fluorin (F2).
e. Bidang Energi Mordenit yang telah diaktifkan dapat digunakan
sebagai bahan katalis untuk menguraikan ikatan
Gasifikasi Batu bara hidrokarbon, sebaliknya erionit dapat digunakan
sebagai pembawa bahan katalis pada pembuatan
Zeolit digunakan sebagai katalisator pada proses persenyawaan hidrokarbon.
gasifikasi batu bara, terutama batu bara yang berkadar
belerang dan/atau nitrogen tinggi. Penggunaan zeolit Energi Matahari
dapat membantu untuk memperoleh gas batu bara
yang bersih karena zeolit tersebut dapat menjerap Dalam industri pemanfaatan energi matahari,
unsur-unsur pengotor. Cara lain dalam proses zeolit digunakan sebagai bahan penjerap dan
gasifikasi batu bara, terutama batu bara insitu, yaitu pelepasan panas kembali. Zeolit yang digunakan
dengan menghembuskan gas oksigen (oksigen cair) ke
adalah jenis khabasit dan klinoptilolit.
dalam endapan tersebut. Penjerapan dan pelepasan panas radiasi matahari
digunakan untuk pembuatan alat pemanas dan
Karena biaya untuk mencairkan dan memurnikan pendingin ruangan (air conditioner) atau alat pemanas
oksigen sangat mahal, maka dapat digunakan air (heater). Selain itu, panas radiasi matahari juga
zeolit untuk membuat gas oksigen yang sesuai dapat diubah fungsinya sebagai sumber energi listrik.
dengan kadar yang dikehendaki. Selain itu,
bahaya akibat kebakaran yang biasanya terjadi Pada dasarnya, fungsi zeolit disini adalah untuk
pada waktu pemompaan oksigen murni dapat menciptakan keadaan yang kering pada siang
dihindarkan atau dapat diperkecil. hari dan lembab pada malam hari. Proses
pengeringan dan pelembaban oleh bubuk zeolit
Industri Perminyakan dapat menyebabkan perubahan panas beberapa
ratus BTU untuk setiap kilogram bubuk zeolit.
Dalam industri perminyakan, zeolit selain digunakan Zeolit dapat menjerap panas secara merata ke
sebagai petunjuk paleo environment pada lapangan segala arah dengan kapasitas besar. Hal ini
minyak bumi, juga dapat digunakan pada proses berbeda dengan bahan penjerap lain yang kini
pemurnian. Tujuan penggunaan zeolit di sini adalah banyak digunakan.
untuk menjerap air dan karbon dioksida yang
terkandung di dalam minyak bumi. Jenis zeolit yang Kelestarian Lingkungan
dapat digunakan dalam proses ini adalah khabazit,
klinoptilolit, dan mordenit. Penggunaan zeolit ini dapat Dalam masalah lingkungan hidup, zeolit digunakan
berlangsung lama dan berulang- sebagai bahan penghilang bau (deodorizer ),
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 320
penghilang warna, dan bahan pengontrol polusi. Tabel 8. Spesifikasi Zeolit sebagai Bahan
Pengontrol Polusi
Penggunaan zeolit sebagai bahan pengontrol
polusi pada umumnya didasarkan kepada Jenis Limbah Spesifikasi
kemampuan zeolit untuk mengubah kation suatu
limbah dalam jumlah besar secara selektif. Limbah Radioaktif
Jenis zeolit Klinoptilolit
Sekarang ini, penggunaan diterjen sudah merata Bahan yang diserap Cesium dan strontium
di masyarakat. Untuk menghilangkan kesadahan Ukuran butir 20-50 mesh
detergen tersebut, bisanya digunakan sodium Limbah Rumah Tangga
trifosfat sebagai pelembut air (water softener).
Bahan kimia ini ternyata sangat berbahaya bila Jenis zeolit Klinoptilolit
berada dalam air secara berlebihan karena dapat Bahan yang diserap NH4 (amonium)
mempercepat pertumbuhan lumut hijau (green al- dan logam berat
gae), yang dapat mengurangi kadar oksigen Ukuran butir 20 – 50 mesh
dalam air. Oleh karena itu, timbul pemikiran untuk Limbah Peternakan
mengganti senyawa fosfat tersebut dengan zeolit,
Jenis zeolit Klinoptilolit
karena selain mempunyai sifat sebagai pelembut,
zeolit juga dapat menjerap dye-stuffs dan Bahan yang diserap NH4 (amonium)
pigment dirt. Ukuran butir 100 mesh
Zeolit buatan dapat dihasilkan dengan dua cara, – Padatan dicuci dengan air panas dan dikeringkan
yaitu clay convertion process dan hydrogel dalam oven bertekanan pada temperatur 250°F.
process. Jenis zeolit buatan yang dihasilkan
tersebut adalah Zeolit A, Zeolit Y, Zeolit K-G, – Produk yang dihasilkan adalah 464 g Zeolit Y
Zeolit alfa, Zeolit 2K-5, dan lain-lain. yang berkomposisi Na2O.Al2O3.5SiO2. nH2O.
Pada clay convertion process digunakan bahan Zeolit buatan lebih murni dan mempunyai kemampuan
baku kaolin sebagai sumber silika dan alumina. lebih luas dibandingkan dengan zeolit alam, terutama
Reaksi perubahan kimia dari proses tersebut sebagai bahan katalis. Walaupun demikian, prospek
adalah : pengembangan zeolit buatan belum memberikan
peluang karena zeolit alam dapat diperoleh dalam
500 – 600°C
jumlah besar dengan biaya lebih murah, sedangkan
2Al2Si2O5(OH4) ® Al2Si2O7 + 4H2O
teknologi pemanfaatannya masih belum mencapai titik
kaolin metakaolin
optimal.
100°C
6Al2Si2O7 + 12 NaOH + 21H2O ®
metakaolin PROSPEK PENGEMBANGAN ZEOLIT
– Masukan 2.090 g H2O ke dalam suatu ketel Secara teknis, pengembangan tambang zeolit
resin, dan larutkan 162,2 gr NaOH. baru melaui berbagai tahap kegiatan antara lain :
untuk Pengolahan Air Limbah Industri Textil 9140, Bureau of Mines, USA.
di Kabupaten Garut , PPTM, Bandung,
1987. 3. Heryadi, D., Pemberian Mineral Zeolit sebagai
Tabel 10. Viabilitas Ekonomi Tambang Zeolit
Klasifikasi Jumlah
Pemilikan SIPD 15.000
(Izin, Akte Notaris, Rekomendasi, dan lain-lain)
Evaluasi Cadangan 75.000
(Pemetaan, Eksplorasi, Analisa Conto, Pengolahan dan Evaluasi Data Cadangan)
Studi kelayakan, ANDAL, Rancang-bangun Tambang, dan lain-lain) 35.000
Pembebasan Tanah : 30 ha 150.000
(Lokasi Tambang, Pabrik, dan Infrastruktur lainnya)
Saranan Fisik dan Fasilitas Tambang 100.000
Peralatan 825.000
(Peralatan Tambang, Pengolahan, serta Peralatan Operasional dan Penunjang)
Biaya Tetap 1.200.000
Modal Kerja 250.000
Pelatihan, Penyimpanan Lahan, dan Tes Produksi 50.000
Investasi 1.500.000
Biaya Produksi :
– Bahan Bakar dan Pelumas 50.000
– Gaji dan Upah 435.000
– Karung Plastik @ 25 kg. 125.000
– Iuran Produksi 30.000
Perawatan, Pajak, dan Asuransi 95.000
Reklamasi dan Rehabilitasi Daerah Bekas Tambang 45.000
Biaya Umum, termasuk Promosi 200.000
Biaya Operasi Tambang 980.000
Amortisasi 12.000
Depresiasi 225.000
Pengeluaran Setiap Tahun 1.217.000
Penjualan 2.100.000
(12.000 ton x Rp. 175.000/ton)
Pendapatan Besih per Tahun 420.000
Tingkat Pengambilan Modal :
– Return on Investment (ROI) 34,30%
– Payback Period 2,3 Tahun
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 323
Perkiraan Cadangan
Lokasi Luas Penyebaran Ketebalan Jumlah
Ha m Cadangan
Jawa Barat :
– Bayah, Lebak Ratusan Puluhan Jutaan ton
– Cilember, Sukabumi – – –
– Cikembar, Sukabumi – – –
3
– Nanggung, Bogor 115 – 25 juta m
– Nagreg, Bandung – – –
– Cikalong, Tasikmalaya – – –
Jawa Timur :
– Sumbermanjing, Wetan,Malang – 0–5 –
– Slaung, Ponorogo 35 – Jutaan ton
– Kedung banteng, malang – – Jutaan ton
Sumatera Utara :
– Kecamatan Purba – – –
– Kecamatan Sibolangit – – –
– Kecamatan Namorambe – – –
– Kecamatan Balige – – –
– Kecamatan Sarula – – –
Sumatera Selatan :
– Kota Agung – – –
– Krui – – –
– Kalianda – – –
– Rajabasa – – –
– Muara Enim – – –
– Baturaja – – –
– Pengunungan Gumai – – –
Kalimantan Timur :
– Gunung Rian – – –
– Malianau – – –
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 325
Lanjutan ...
Perkiraan Cadangan
Lokasi Luas Penyebaran Ketebalan Jumlah
Ha m Cadangan
Kalimantan Selatan :
– Desa Mandi Angin – – –
– Desa Kiram – – –
– Desa Gunung Jambu – – –
Kalimantan Barat :
Desa Gunung Jambu – – –
Maluku :
Desa Mepa – – –
Sulawesi Selatan :
Desa Barru – – –
Sulawesi Tengah :
Desa Bomba – – –
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 326
ZIRKON
24
Oleh : M. Arifin,
Supriatna Suhala
Baddeleyit Zirkon
Kristal Monoklin Prismatik Ditetragonal Dipiramidal
Warna Gelap Putih bening hingga kuning, kehijuan,
coklat, kemerahan, dan kuning kecoklatan
Kilap Logam Lilin
Belahan Beraturan Tidak sempurna
Kekerasan (skala Moh's) 6,5 7,5
Berat Jenis 5,8 4,6 – 4,7
Indek Refraksi 2,19 1,92 – 1,96
Hilang Pijar – 0,1%
24 – 328
Gambar 1. Peta Indikasi Cebakan Zirkon di Indonesia
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 329
KOSENTRAI
TAMBANG
(30 - 45 % Sn)
PEMISAHAN GRAVITASI
(siklon, Klasifier
shaking table, dan jig)
MIDDLING
KOSENTRAT TAILING
kaseterit kuarsa
Kseterit ilmenit ilmenit
pyrit / Markasit
Monasi / Xenotim
Kuarsa tourmain
PENGERINGAN
(rotary dryer)
PEMISAHAN LISTRIK
(high tension separator
PEMISAHAN MAGNIT
(rapid magnetik separator)
PEMISAHAN GRAVITASI
(air table)
KOSENTRAT TAILING
Ziroon kuarsa
sebagai mineral industri (non-logam) maupun keramik yang berasal dari zirkon, yaitu PSZ.
mineral logam (Gambar 3). Pasaran zirkon dunia Produk PSZ yang telah dikembangkan ada dua
sebagian besar digunakan sebagai mineral macam, yaitu :
industri, yaitu untuk pasir cetak (foundri), bata
tahan api (refraktori), keramik dan gelas, kimia PSZ yang Dibuat dengan Menggunakan
zirkonium, dan lain-lain. CaO dan MgO
24 – 331
Gambar 3. Diagram Penggunaan Zirkon
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 332
Zirkon sangat sesuai digunakan sebagai pasir Dalam industri kimia, zirkonia digunakan untuk
cetak karena sifat-sifatnya : pembuatan zirkonium sulfat,
H2ZrO2(SO4)2.3H3O. Bahan kimia ini sangat
– Pengantar panas yang sangat tinggi, sehingga penting karena merupakan bahan dasar dalam
proses pendinginan berlangsung empat kali pembuatan kimia zirkonium lainnya.
lebih cepat bila dibandingkan dengan pasir
kuarsa, Zirkonium sulfat digunakan sebagai bahan untuk
penyamakan kulit (tanning leather) dan bahan
– Tidak reaktif terhadap logam lain, tambahan pada pigmen titania (berfungsi sebagai
penstabil pigmen).
– Butiran zirkon berbentuk bulat dengan
permuka-an bersih serta sesuai dengan Produk kimia zirkonium lainnya beserta tujuan
semua jenis binder, penggunaan adalah :
– Membutuhkan binder lebih sedikit dibandingkan – Zirkonium oxyclorida, sebagai bahan pelapis
dengan pasir cetak lainnya, (coating) pada tekstil.
– pH zirkon netral atau sedikit asam. – Zirkonium karbonat sebagai obat (berbentuk
salep) untuk melawan racun yang berasal
Sebagai pasir cetak, zirkon umumnya digunakan untuk dari tumbuh-tumbuhan.
menghasilkan produk cetakan yang mempunyai
permukaan halus. Selain zirkon, fused zirkonia juga – Zirkonium hydrat sebagai moderator neutron.
digunakan sebagai pasir cetak, khususnya pencetakan
gelas secara kontinu. Zirkonia
mikron), tetapi dalam pemasaran ukuran ini tidak Sedangkan pada zircolay-4 unsur-unsur logam
begitu penting. tersebut sama, kecuali nikel. Dalam logam
paduan niobium-zirkonium mengandung sekitar
Berbeda dengan zirkon, baddeleyit yang dipasarkan 20 – 40% zirkonium.
mempunyai kandungan ZrO2 lebih tinggi, karena unsur
utama mineral ini sudah dalam bentuk ZrO2, namun di c. Mineral Substitusi
pasaran baddeleyit ini sangat terbatas, hal ini
disebabkan oleh cadangan baddeleyit sangat jarang Terdapat beberapa mineral ataupun produk kimia
dijumpai di alam. yang dapat digunakan sebagai bahan substitusi
zirkon dalam penggunaannya, seperti :
Produsen baddeleyit terbesar adalah PMC (Palabora
Mining Co.) dan Foskor (Phosphate Development – Refraktori : kromit, alumina-magnesia spinel,
Corp.) yang berkedudukan di Afrika Selatan. Kualitas dan pasir kuarsa.
produk baddeleyit yang dipasarkan oleh kedua – Foundri : pasir kuarsa, kromit, dan olivin.
perusahaan ini dapat dilihat pada Tabel 3. – Keramik : TiO2 dan Sn-oksida.
– Abrasif : pasir kuarsa dan ilmenit. Beberapa faktor yang menyebabkan produksi zirkon di
dalam negeri mengalami fluktuasi, antara lain :
1986 – – – – – – –
1987 50 – 50 50 18.750 – –
Selama kurun waktu 1984 – 1989, ekspor zirkon Pada tahun 1989, zirkon yang dipasarkan oleh PT
memperlihatkan peningkatan dan penurunan, bahkan Tambang Timah untuk penggunaan di dalam negeri
pada tahun 1986 dan tahun 1987 sama sekali tidak berharga Rp 500.000 – 800.000 per ton, sedangkan
ada ekspor. Ekspor terbesar terjadi pada tahun 1988 harga ekspor sekitar AS$ 226 – 232 per ton.
sejumlah 1.200 ton dengan nilai AS$ 170.970.
Harga zirkon yang bervariasi tergantung pada
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 337
kadarnya (% ZrO2). Zirkon yang dijual (luar dan pertambangan mineral berat yang berbentuk
dalam negeri) mempunyai kadar 30 – 60% ZrO2. endapan aluvial (placer). Tambang-tambang bijih
aluvial banyak beroperasi di Indonesia, baik
Harga zirkon impor jauh lebih besar lagi. Pada tahun tambang konvensional (tambang semprot)
1989, harga zirkon impor (termasuk ongkos maupun tambang berteknologi tinggi (kapak
pengangkutan) sekitar AS$ 1.083 per ton. Berdasar- keruk). Demikian juga halnya dengan proses
kan Industrial Minerals, bulan Juni 1990, harga zirkon pengolahan, Indonesia juga telah sangat
Australia per ton (bulk dan FOB) adalah : berpengalaman dalam mengolah bijih yang dapat
menghasilkan beberapa mineral berat sebagai
– Standard grade : A $ 570-640. konsentrat (multi-minerals processing).
– Intermediate grade : A $ 600-700.
– Premium grade : A $ 630-750. 6.2 Perkembangan Industri Hilir
Potensi zirkon di Indonesia berjumlah cukup Dalam industri keramik, zirkon digunakan sebagai
besar. Walaupun belum terdapat angka pasti glasir opak. Industri keramik pemakai zirkon
yang menunjukan hal tersebut, akan tetapi adalah dari jenis yang memproduksi wall tile dan
penyebaran mineral ini telah diketahui terdapat di table ware. Kapasitas terpasang kedua jenis
daerah Hatapang (Sumatera Utara), Pulau industri keramik ini cukup besar. Berdasarkan
Karimun Kundur dan Pulau Bintan (Riau), Pulau data Departemen Perindustrian, pada tahun
Bangka dan Belitung (Sumatera Selatan), daerah 1989, kapasitas terpasang industri keramik wall
2
Kasongan (Kalimantan Tengah), Semboja tile sebesar 15 juta m per tahun dengan jumlah
(Kalimantan Timur), serta daerah Jayapura. perusahaan 25 buah. Sedangkan kapasitas
terpasang industri keramik table ware adalah 265
Di Indonesia, mineral ini merupakan mineral juta buah per tahun dengan jumlah perusahaan
ikutan bijih timah (kasiterit) dan bijih emas 24 buah. Tingkat produksi kedua industri keramik
(elektrum), walaupun kadang-kadang mineral ini ini baru mencapai sekitar 80 – 85% dari kapasitas
lebih dominan (daerah Kasongan dan Semboja). terpasang.
Faktor lain yang juga tidak kalah pentingnya adalah Kebutuhan glasir untuk industri keramik dalam lima
kemampuan teknologi penambangan maupun teknologi tahun terakhir meningkat. Dalam kurun waktu 1987
proses pengolahan. Indonesia (dalam hal ini PT – 1989, kebutuhan glasir yang diimpor meningkat
Tambang Timah dan PT Aneka Tambang) sudah sangat tajam, yaitu dari 2.011 ton pada tahun 1985
berpengalaman dalam mengelola menjadi 6.026 ton pada tahun 1989 (Tabel 8).
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 338
860 ribu ton. Negara penghasil zirkon utama adalah pengurangan pemakaian zirkon untuk ladle
Australia, yaitu lebih dari 50% total produksi zirkon refrac-tory, terutama yang telah dilakukan oleh
dunia. Negara penghasil zirkon terbesar lainnya adalah negara-negara industri.
Afrika Selatan (16%), Amerika Serikat (12%), dan
Rusia (10%). Pada tahun yang sama, sejumlah 60 ribu Penurunan ini lebih terasa lagi karena selama ini,
ton zirkon (12% total produksi dunia) diproduksi oleh industri logam dasar di Jepang menggunakan
Brazilia, China, India, Nige-ria, Malaysia, Thailand, dan zirkon dalam jumlah sangat besar.
Srilangka. Zirkon yang berasal dari negara-negara
tersebut pada umumnya berkadar rendah. Faktor yang menyebabkan penurunan konsumsi
zirkon, terutama oleh industri logam dasar di
Jepang adalah pemasokan zirkon (dari Australia)
Di masa mendatang, produksi zirkon dunia di tidak dapat mencukup kebutuhan, sehingga
perkirakan meningkat pesat. Pada tahun 1995 menyebabkan harga meningkat.
produksi zirkon di perkirakan 1.160 ribu ton dan
tahun 2000 mencapai 1.400 ribu ton. Pada Selain itu, sekarang ini telah di kembangkan bahan
produksi tersebut Australia masih tetap sebagai substitusi zirkon, yaitu alumina magnesia spinel (Al2 03
pemasok terbesar (Tabel 9). 70% dan MgO 28%) yang mempunyai
Sumber : Mining Journal dan Industrial Minerals International Congress, March 1990.
Harga zirkon relatif turun tetapi diimbangi dengan karakteristik lebih baik dari zirkon, walaupun
peningkatan konsumsi zirkon dunia yang menjadi harganya jauh lebih mahal.
bahan pertimbangan peningkatan produksi zirkon
di masa mendatang. Sebaliknya, konsumsi zirkon untuk refaktori
peleburan gelas cenderung meningkat. Tingkat
6.5 Sisi Permintaan pertumbuhan konsumsi dunia pada industri ini
rata-rata 3% per tahun, sedangkan pada industri
Perkembangan konsumsi zirkon dunia logam dasar rata-rata 0,7% per tahun.
diasumsikan berdasarkan tingkat pertumbuhan
yang berbeda untuk setiap penggunaan zirkon b. Foundri
tersebut pada industri hilirnya.
Konsumsi zirkon untuk foundri cenderung meningkat.
a. Refraktori Hal ini disebabkan sifat fisika zirkon yang lebih baik
dibandingkan bahan yang mempunyai fungsi sama
Konsumsi zirkon untuk refraktori pada tahun-tahun seperti chromit, silika, dan olivin.
terakhir mengalami penurunan, terutama pada industri
logam dasar. Penurunan ini disebabkan oleh Penggunaan zirkon tidak dapat dihindari, terutama
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 340
pada pencetakan logam dasar untuk menghasilkan Secara keseluruhan total konsumsi zirkon dunia
konponen berpresisi tinggi, seperti blok-blok mesin mengalami peningkatan. Tingkat pertumbuhan
aluminium. Tingkat pertumbuhan konsumsi zirkon konsumsi tersebut rata-rata 3,7% per tahun.
dunia untuk foundri rata-rata 2,6% tahun (Tabel 10). Pada tahun 2000, konsumsi zirkon dunia
diperkirakan mencapai 1.398 ribu ton (Tabel 9).
Suryono dan Subejo, Prospek Endapan Mineral Watson, I., Minerals for Frits and Glazer, Value in
Timah Dan Wolfram di Daerah Hatapang, Variety, Industrial Minerals, June 1981.
Rantau Prapat, Sumatera Utara,
Proceedings, Direktorat Sumberdaya Mineral,
No.19, Kolokium, Vol.1, Februari 1985. *****
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 342
LAMPIRAN A
Daerah Potensi Zirkon di Indonesia