Anda di halaman 1dari 349

BAHAN GALIAN INDUSTRI

Penyunting
Supriatna Suhala
M.Arifin

PUSLITBANG TEKNOLOGI MINERAL


1997
Digitalized By:
TitanIsys
BAHAN GALIAN INDUSTRI

DAFTAR ISI
Daftar Isi
Hak Cipta
Nama Pembuat
Kata Pengantar
1. PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1–1
2. TINJAUAN UMUM ............................................................................................................. 2–3
3. ASPAL, Adjat Sudrajat dan Mulyono HP .......................................................................... 3–7
4. BARIT, Adjat Sudrajat dan M. Arifin ............................................................................... 4 – 24
5. BATU APUNG, M. Arifin dan Toton Sentana Kunrat ..................................................... 5 – 40
6. BATU DIMENSI, M. Arifin ................................................................................................ 6 – 53
7. BATU KAPUR, Harta Haryadi ......................................................................................... 7 – 75
8. BATU MULIA, Darsa Permana ....................................................................................... 8 – 92
9. BELERANG, Supriatna Suhala dan Adjat Sudrajat ....................................................... 9 - 105
10. BENTONIT, M. Arifin dan Adjat Sudrajat .................................................................... 10 – 124
11. DOLOMIT, Suhendar ................................................................................................... 11 – 139
12. FELSPAR, Yudi Mandalawanto ................................................................................... 12 – 151
13. FOSFAT, Adjat Sudrajat .............................................................................................. 13 – 166
14. GIPSUM, Toton Sentana Kunrat ................................................................................. 14 – 186
15. KALSIT, Adjat Sudrajat, Harta Haryadi, dan Suhendar .............................................. 15 – 200
16. KAOLIN, Toton Sentana Kunrat dan Supriatna Suhala .............................................. 16 – 215
17. KROMIT, Toton Sentana Kunrat dan M. Arifin ............................................................ 17 – 230
18. MANGAN, M. Arifin dan Tiswan Suseno ..................................................................... 18 – 245
19. PASIR KUARSA, Adjat Sudrajat, Supriatna Suhala, dan M. Arifin ............................ 19 – 260
20. PERLIT, Suhendar ....................................................................................................... 20 – 280
21. TALK, Yudi Mandalawanto .......................................................................................... 21 – 291
22. TANAH JARANG, Ridwan Saleh dan M. Arifin ........................................................... 22 – 304
23. ZEOLIT, Supriatna Suhala dan M. Arifin ..................................................................... 23 – 320
24. ZIRKON, M. Arifin dan Supriatna Suhala .................................................................... 24 – 339
Hak Cipta/Penerbit :

Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral

Jl. Jend. Sudirman 623 Bandung


Telpon : (022) 6030483, Fax : (022) 60003373

ISBN : 979 – 8641 – 04 – 3

Hak cipta dilindungi oleh undang undang


Dilarang menguntip atau memperbanyak
sebagaian atau seluruh isi buku ini tanpa izin
tertulis dari Penerbit
Penulis

Adjat Sudrajat, Darsa Permana Harta


Haryadim, M.Arifin Mulyono HP,
Ridwan Saleh Suhendar, Supriatna
Suhala Toton Sentana Kunrat,
Triswan Suseno Yudo Mandalawanto

Penyunting Bahasa
Syofyan Zakarioa

Pelaksana Teknis

Sumartono, Doddy Sunardi Rusli


Dede Maulana, Rinaldi Adam Deden
Mulyana, Kuswoto Firmansyah
BAHAN GALIAN INDUSTRI i

KATA PENGANTAR

Seiring dengan berkembangnya sektor industri manufaktur dan konstruksi dalam dua
dekade terakhir, permintaan pasar berbagai komoditi bahan galian industri di Indonesia
telah meningkat dengan pesat. Perkembangan pasar tersebut juga telah mendorong minat
para penanam modal untuk berkiprah di sektor pertambangan bahan galian industri. Suatu
kenyataan juga bahwa keberadaan sumber daya bahan galian industri di Indonesia cukup
besar dan beragam. Potensi sumber daya yang besar dan peluang pasar yang luas
sayangnya tidak diimbangi oleh perkembangan publikasi dan informasi yang memadai.
Saat ini sangat dirasakan adanya kekurangan publikasi dan informasi lengkap mengenai
bahan galian industri, khusunya yang terbit dalam bahasa Indonesia.

Buku “Bahan Galian Industri” ini diterbitkan dengan maksud untuk mengisi kekosongan atau
kekurangan publikasi dan informasi dalam bidang bahan galian industri. Buku ini diharapkan
dapat menjadi refensi dan mampu menyediakan informasi yang cukup memadai bagi siapa
saja yang mempunyai minat untuk mengetahui lebih lanjut tentang memadai bagi siapa saja
yang mempunyai minat untuk mengetahui lebih lanjut tentang seluk beluk komoditi bahan
galian industri, khusunya para peminta baru terhadap komoditi ini.

Perlu kami sampaikan,penyusunan buku ini telah dirintis sejak tahun 1987 ole kelompok
Pengakajian Komoditi Mineral Bidang Data dan Informasi (kemudian Bidang Litbang
Tekno Ekonomi dan Informasi Mineral), Pusat Penelitian dan Pengambangan Teknologi
Mineral, Bandung.

Akhirnya, Kami menyadari tiada gading yang tak retak, CD ini di sana-sini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan sekali saran, masukan, dan Kritik yang
membangun dari para demi perbaikan CD ini pada edisi berikutnya.

Atas kesedian para pembaca untuk mengoleksi CD BGI ini kami ucapkan terima kasih dan
harapan kami semoga CD BGI ini membawa manfaat, terutama sebagai acuan dan
masukan dalam pesatnya pengembangan bahan galian industri di Indonesia tercinta ini.

Bandung, April 1997

Penyuting,

Supriatna Suhala
M. Arifin
BAHAN GALIAN INDUSTRI 1–1

1 PENDAHULUAN

Dalam arti luas, bahan galian industri adalah bahan industri di Indonesia antara lain industri kimia,
tambang, kecuali bahan bakar, bijih logam, dan air, pupuk, semen, pulp dan kertas, keramik dan
yang digali dan dapat digunakan secara langsung porselen, gelas, minyak nabati, serta industri
tanpa atau sedikit melalui proses pengolahan terlebih logam dasar dan barang-barang dari logam.
dahulu. Suatu anonim yang sering digunakan untuk
bahan galian industri adalah bahan galian non logam, Pertambangan bahan galian industri di Indonesia telah
atau yang lebih spesifik lagi adalah bahan galian berlangsung cukup lama, dan dikenal dengan tambang
industri dan batuan. tradisionil yang dilakukan oleh rakyat setempat untuk
keperluan kehidupan mereka sendiri, seperti
Definisi di atas sekarang ini sudah tidak tepat lagi, penambangan lempung, pasir, batu dan kapur yang
karena dengan semakin berkembangnya teknologi digunakan untuk menghasilkan bata, genting, dan lain
industri manufaktur menuntut produk-produk bahan keperluan untuk bangunan rumah tinggal. Sejak
galian industri sebagai bahan baku yang mempunyai pertengahan Repelita I, tambang-tambang bahan
spesifikasi tertentu (uniform berderajad tinggi), yang galian industri bersekala besar mulai bermunculan,
untuk memperolehnya kadang-kadang memerlukan seperti tambang batu kapur, lempung, dan pasir kuarsa
proses pengolahan yang panjang dan komplek. yang dilakukan oleh pabrik-pabrik semen untuk
Demikian pula dengan batas-batas bahan galian memenuhi kebutuhan bahan baku mereka sendiri.
industri sangat sukar ditetapkan, sebagai contoh, Saat ini pertambangan bahan galian industri telah
bahan galian kromit, zirkon, bauksit, mangan, dan berkembang pesat, baik jenis bahan galian maupun
tanah jarang yang merupakan bahan galian logam, jenis produknya. Demikian pula dengan penerapan
namun dapat pula diklasifikasikan sebagai bahan teknologi penambangan dan pengolahan, seperti
galian industri bila produknya berbentuk mineral yang penerapan teknologi pemboran dan peledakan di
telah diolah dan digunakan langsung sebagai bahan tambang-tambang batuan beku dan batu kapur serta
baku dalam industri manufaktur. teknologi pemurnian bentonit, kaolin, zeolit, dan
lainnya.
Dalam industri manufaktur dan konstruksi,
peranan bahan galian industri sebagai bahan Permintaan bahan galian industri yang sangat besar
baku sangat penting, yang pada umumnya tidak selalu dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri,
berfungsi untuk memperbaiki mutu ataupun untuk sehingga untuk beberapa jenis produk bahan galian
memperoleh produk akhir dengan spesifikasi tertentu harus diimpor. Keterbatasan potensi cadangan
tertentu. Tidak sama halnya dengan bahan galian bahan galian industri, seperti belerang, fosfat, talk, dan
logam, dalam bahan galian industri tidak dikenal gipsum merupakan salah satu faktor penghambat
adanya proses daur-ulang dari produk padat utama, selain belum adanya penerapan teknologi
mineral (kecuali gelas), serta tidak ada bahan pemurnian untuk menghasilkan produk dengan
substitusi selain di antara bahan galian itu sendiri. spesifikasi tertentu, seperti felspar untuk glasir dan
ultra fine kaolin.
Perkembangan industri manufaktur dan konstruksi saat
ini secara langsung telah meningkatkan kebutuhan Secara umum, pertambangan bahan galian industri di
bahan galian industri . Karena perkembangan ini tidak Indonesia dipastikan akan tumbuh pesat di masa
dapat diikuti oleh peningkatan produksi bahan galian mendatang. Perkiraan ini didasarkan pada
industri, terutama produk dengan kualitas tertentu, pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang mencapai di
mengakibatkan impor bahan galian industri juga atas 5% per tahun serta ditunjang dengan besarnya
meningkat. Beberapa jenis industri manufaktur utama jumlah penduduk, yang semuanya akan menjadi
sebagai konsumen bahan balian potensi pasar di dalam negeri. Demikian pula dengan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 1–2

perkembangan pasar bahan galian industri dunia,


terutama di kawasan Asia-Pasifik yang sangat cerah
di masa mendatang. Berdasarkan sisi potensi
cadangan serta perkembangan pasar dalam dan luar
negeri, diketahui beberapa jenis bahan galian di
dalam negeri yang mempunyai prospek baik untuk
dikembangkan, termasuk produk derivatifnya antara
lain tanah jarang, zirkon, kromit, zeolit, batu dimensi
(marmer dan granit), talk, barit, kapur, dan mangan.

*****
BAHAN GALIAN INDUSTRI 2–1

TINJAUN UMUM
2
pengisi (filler) dan bahan pengembang (exterder) yang
berasal dari

๫๫๫๫๫๫๫๫᠘㺲๫๫๫๫๫๫๫๫๫ᷬ䅓 ๫๫๫๫๫๫๫๫๫㳒‫ص‬๫๫๫๫๫๫๫๫๫
๫๫๫๫๫๫๫ 륌冞๫๫๫๫๫๫๫๫๫!╸㧟๫๫๫๫๫๫๫๫๫"Š ቮ ๫๫๫๫๫๫๫๫๫
๫๫๫๫๫๫๫๫%㐐๫๫๫๫๫๫๫๫๫&Қȼ๫๫๫๫๫๫๫๫๫'㗔
MULA JADI DAN KETERDAPATAN DI
INDONESIA

Secara gelogis, Indonesia mempunyai sumber daya


mineral, termasuk bahan galian industri yang sangat
besar. Pembentukan pegunungan, aktivitas magma
pada gunung-gunung api, serta proses sedimentasi
yang telah berjalan dalam periode waktu lama selalu
disertai dengan proses evolusi geologi yang
mengakibatkan terjadinya proses pembentukan bahan
galian. Berbagai indikasi adanya proses tersebut
banyak dijumpai di berbagai tempat di kepulauan
Indonesia. Potensi geologi yang sangat besar ini telah
diakui pula oleh para ahli di luar Indonesia, dalam
laporan Bank Dunia, Indonesia diklasifikasikan pada
peringkat ke-2 di antara negara-negara berkembang
yang mempunyai kekayaan bahan galian (Tabel 1).

0 ARTI DAN PERANAN BAHAN


GALIAN INDUSTRI

2.1 Arti dan Peranan bagi Manusia

Bahan galian industri mempunyai peranan sangat


penting dalam kehidupan manusia. Peranan dan
kehadirannya dalam kehidupan manusia seringkali
tidak disadari, sebagai contoh, rumah tempat tinggal
yang sebagian besar komponennya terbuat produk
padat bahan galian industri, seperti bata, genting,
semen, batu dan pasir, keramik, serta kaca.

Demikian pula dengan barang-barang dari logam yang


proses produksinya memerlukan bata tahan api dan
pasir cetak yang bahan bakunya berasal dari bahan
galian industri. PVC (plastik), komposit,gelas fiber, dan
keramik teknologi maju dapat dibuat sebagian bahan
semi/super konduktor yang kini telahberfungsi sebagai
bahan pengganti berbagai jenis logam, pembuatannya
memerlukan baha baku ataupun paling sedikit bahan
bahan galian industri. Termasuk pula disini adalaah
berbagai jenis produk kimia dasar, termasuk pupuk
yang secara langsung tidak terlepas dari bahan galian
industri sebagai bahan baku. Termasuk pula disini
adalah berbagai jenis produk kimia dasar.

Dengan sangat luasnya kegunaann bahan galian


industri pada saat ini, rasanya sangat sulit
dibayangkan bila kehidupan manusia modern
tanpaa kehadiran bahan galian industri.

2.2 Arti dan Peranan dalam Perekonomian

Peranan bahan galian industri dalam perekonomian


suatu negara dapat dilihat antara lain dari tingkat
konsumsinya. Tingkat konsumsi sangat erat kaitannya
dengan tingkat populasi penduduk dan pendapatan
perkapita. Oleh karena itu, pada skala nasional,
regional, ataupun global peningkatan jumlah penduduk
dan pertumbuhan pendapatan perkapita merupakan
faktor yang sangat mempengaruhi tingkat permintaan
bahan galian industri, baik saat ini maupun dimasa
mendatang. Faktor lain yang berpengaruh terhadap
permintaan tersebut antara lain perkembangan
tekologi, subtitusi, dan business cycle.

Peranan utama bahan galian industri dalam suatu


negara adalah untuk memenuhi kebutuhan bahan baku
industri manufaktur dan konstruksi, serta untuk
memenuhi berbagai kebutuhan di sektor pertanian.
Kebutuhan bahan galian industri akan meningkat pesat
pada fase awal proses industrialisasi suatu negara, dan
selanjutnya akan stabil pada saat industrialisasi
tersebut mencapai fase kemantapan, yaitu fase dimana
konsumsi perkapita mencapai titik jenuh (maksimum).
Oleh karena itu, pola perkembangan tingkat konsumsi
bahan galian industri di negara maju jauh berbeda
dengan negara berkembang. Perkembangan tingkat
konsumsi di negara maju lebih kecil atau sama dengan
tingkat PDB, yaitu 2 – 4%; sedangkan di negara yang
sedang dalam proses indrustrialisasi seperti Tai-
BAHAN GALIAN INDUSTRI 2–2
Tabel 1. Klasifikasi Negara berkembang Berdasarkan Potensi Geologi

Klas Peringkat Negara berdasarkan C.E Michener (1969)

10 Meksiko, Brazilia
0 Indonesia, Namibia, Zimbabwe, Angola, Mozambik
0 Argentina, Chili, Kongo, Filipina
0 Ethiopia, Kenya, Tanzani, Nigeria, Pakistan, Saudi Arabia, Turki, India, Myanmar
6 tt
5 tt
23 Suriname, Cote, d’lvoire, Libia, Sudan, Tunisia, Iran, Irak, Jordania, Kuwait
0 Guinea

Sumber : Brixel, 1985


Keterangan : tt = tidak tersedia; 10 = possitif dan 1 = negatif

wan, Korea selatan, Singapura, Hongkong, sangat beragam, baik jenis bahan galian yang
Malay-sia, Thailand, dan termasuk Indonesia diusahakan maupun jenis produk dan kualitasnya.
tingkat konsumsi sama dengan tingkat Pelaku penambangan bahan galian industri juga
pertumbuhan PDB sebesar 5 – 10 %. beragam mulai dari pengusaha besar (tambang kapur,
lempung, pasir kuarsa, kaolin, felspar, dan bentonit)
Selain itu, peranan bahan galian industri lainnya hingga rakyat kecil yang umumnya sebagai
yang tidak kalah penting dalam mendukung penambang pasir, batu, lempung, dan kapur.
perekonomian suatu negara antara lain :
Di Indonesia, pertambangan bahan galian ini semakin
– Sebagai industri pendukung dalam tumbuh dari tahun ke tahun, sebagai akibat dari
pengembangan industri modern, seperti peningkatan kebutuhannya sebagai bahan baku di
industri refraktori, industri semi/super sektor industri dan pertanian. Kadang-kadang
konduktor, dan lainnya. kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi oleh produksi
tambang di dalam negeri, melainkan harus
– Dapat menyediakan kesempatan kerja dan didatangkan dari impor. Selain disebabkan oleh
kesempatan berusaha. spesifikasinya belum dapat memenuhi baku mutu
sebagai bahan baku terutama di industri manufaktur
– Dapat meningkatkan pendapatan asli daerah. seperti felspar (glasir), mangan, kaolin (ultra fine),
dabentonit (lumpur bor); juga disebabkan oleh potensi
– Sebagai substitusi impor dan peningkatan cadangan bahan galian di dalam negeri yang sangat
pendapatan ekspor. terbatas, seperti fosfat, belereng, witherit, talk, zirkon,
dan gipsum.
– Untuk pengembangan keahlian dalam bidang
pertambangan dan pengolahan bahan galian Sebagaimana telah dikemukakan, faktor utama yang
industri. menentukan tingkat permintaan bahan galian industri
adalah populasi penduduk dan tingkat pendapatan
– Sebagai sarana pengembangan wilayah. perkapita, sehingga bila di tinjau dari sisi permintaan,
kondisi paling baik bagi perkembangan pasar bahan
galian industri adalah disemua negara yang
23 PERKEMBANGAN PERTAMBANGAN, mempunyai populasi penduduk besar dengan tingkat
PERMINTAAN, DAN PASAR BAHAN pertumbuhan PDB perkapita yang tinggi. Oleh karena
GALIAN INDUSTRI itu, negera-negara di kawasan Asia-Pasifik dengan
jumlah penduduk yang sangat besar dan dengan
Pertambangan bahan galian industri di indonesia pertumbuhan PDB rata-rata di atas 5% pertahun di
BAHAN GALIAN INDUSTRI 2–3

ramalkan akan menjadi pasar potensial bagi bahan 4. PROSPEK BAHAN GALIAN
galian industri. Hal lain yang menggembirakan adalah INDUSTRI
bahan galian industri telah menjadi suatu komoditi
yang ekonomis untuk di perdagangkan secara Berbeda dengan logam, prospek bahan galian
internasional. Berdasarkan penelitian Bank Dunia industri menjelang tahun 2000-an jauh lebih baik,
(1988), lebih dari 40% dari total produksi bahan galian hal ini disebebkan oleh :
industri dunia pada tahun 1983 untuk zirkon, yodium,
batu dimensi (marmer dan granit) bauksit, belereng, – Potensi ancaman yang berasal dari proses
barit serta ilmenit dan rutil telah diperdagangkan daurulang seperti pada mineral logam hampir
secara internasional atau diekspor oleh negara mendekati minimal.
produsennya. Hanya bahan galian industri yang
mempunyai harga rendah dan digunakan dalam – Ancaman material substitusi, intensitasnya tidak
volume besar, seperti bahan galian untuk industri sekuat seperti yang terjadi pada mineral
konstruksi dipasarkan secara internasional dalam logam, hal ini karena subtitusi sebagian besar
jumlah relatif kecil dibandingkan dengan volume berasal dari bahan galian industri itu sendiri.
modalnya (Gambar 1). Demikian pula dengan ancaman adanya
penurunan intensitas penggunaan sebagai
akibat kemajuan teknologi pembuatan
barang-barang jadi relatif lebih lemah.

– Harga komoditi bahan galian industri di pasaran


internasional relatif lebih stabil dibandingkan
dengan komoditi logam yang sering mengalami
fluktuasi harga berdasarkan penelitian United
States Bureau of Mines (1986), menjelang tahun
2000 permintaan komoditi kristal kuarsa, rutil,
ilmenit, marmer dan granit, zirkon, talk, kromit,
asbes, dan lithium akan meningkat diatas 4,5%
pertahun; sedangkan bauksit, fosfat, belereng,
diatome, lempung, gamping, perlit, batu dan pasir,
pasir kuarsa, yodium, batu apung, barit, dan
potasium akan meningkat 2 – 4% pertahun. Bahan
galian industri lainnya seperti felspar, mangan, dan
magnesit hanya mengalami peningkatan kurang
dari 2% pertahun.

Adanya proses daur-ulang dalam industri gelas dan


kaca menyebabkan prosentase peningkatan konsumsi
felspar dan magnesit lebih rendah dari prosentasi
produksi gelas dan kaca. Daur-ulang dalam industri
kertas juga mengurangi peningkatan konsumsi
magnesit dalam bentuk magnesia kaustik, namun tidak
mempengaruhi tingkat konsumsi kaolin ataupun
kalsium karbonat. Proses daur-ulang dalam industri
Gambar 1. Andil Perdagangan Bahan Galian baja di negara maju secara langsung menghambat laju
Industri di Pasar terhadap Produksi Tahun permintaan bijih mangan, meskipun permintaan untuk
1993 keperluan industri batere kering, kimia, dan keramik
tetap meningkat sebesar 4%
BAHAN GALIAN INDUSTRI 2–4

pertahun.

Di Indonesia, prospek bahan galian industri telah


teruji akan selalu meningkat seiring dengan
peningkatan PDB perkapita. Pada pertumbuhan PDB
rata-rata diatas 5% pertahun diharapkan akan
memacu pertumbuhan perekonomian didalam negeri
yang pada akhirnya akan meningkatan permintaan
bahan galian industri. Selain itu, prospek
pengembangan galian industri di dalam industri di
dalam jorong oleh sumberdaya bahan bahan galian
yang melimpah, iklim investasi yang telah membaik,
kondisi pasar yang menguntungkan, serta
penguasaan teknologi pengolahan.

****
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3–1

3 ASPAL
Oleh : Adjat Sudradjat,
Mulyono HP

1. PENDAHULUAN yang termasuk kelompok ini adalah minyak,


aspalit, dan mineral max (lilin).
Komoditi aspal, baik dari dari alam maupun hasil residu
penyulingan minyak, mempunyai andil dalam Aspal adalah material berwarna hitam, dengan
mendukung keberhasilan pembangunan. Posisi aspal sementasi yang solid atau semi solid. secara umum,
sangat strategis ditinjau dari pemakainnya, yaitu aspal akan melunak jika dipanaskan dan kembali lebih
sebagai pelapis, pengikat, pemeliharaan, penunjang, solid setelah dingin. Di alam aspal ditemukan di ruang
peningkatan, pembangunan jalan, dan juga bercelah dan pori atau dari prodiuk sampingan
penggantian jembatan. Oleh karena itu, aspal penyuntingan minyak. Aspaltit adalah material
merupakan salah satu indikator untuk menilai hasil berwarna hitam, yang secara alami terjadi pada bituan
pembangunan. Posisi setrategis ini juga tercermin solid; biasanya mengkilap dan pecahannya
dalam pemnggolongan bahan galian yang tertuang membentuk konkoidal. Aspaltit yang sudah dikenal
dalam peraturan pemerintah nomor 37 tahun 1986. adalah gilsonit (uintahit), grahamit, dan ter. Mineral
max (lilin) adalah material yang solid atau semi solid.
Terhentinya posisi aspal alam buton (asbuton) Secara relatif dapat disebut sebagai bitumen, tidak
sejak Agustus 1987, dalam sekala makro berarti mudah menguap, warnanya berpariasi, dan kilap lilin.
tidak mengoptimalkan kekayaan alam Indonesia; Mineral lilin yang cukup dikenal adalah azokerit.
sementara dalam sekala mikro beraryti Pirobitumen adalah matertial berwarna hitam berupa
kekurangannya kontribusi pendapatan nasional hodrokarbon yang solid; dapat dilebur, dan relatif dapat
atau daerah. Yang menjadi permasalahan utama dicaurkan dalam karbon disulfida penamaan material
terhenti produksi asbuton adalah kendala ini berdasarkan sifatnya yang membentuk hidrokarbon
pemasaran sehingga stok diperusahaan semaki cair atau gas setelah dipanaskan.
menumpuk. Di samping itu, adanya aspal hasil
sampingan penyulingan minyak bumi yang
harganya lebih murah dan mudah diperoleh. Aspaltit pirobitumen didefinisikan sebagai
sudidefinisikan sebagai sudidef bodies. Misalnya
Di sisi lain, peningkatan pembangunan jalan dan wurtzilit (eleterit), alberit, dan impsonit.
jumlah produksi aspal minyak maupun jumlah impor Sedangkan non-aspaltik pirobitumen mengandug
memberikan informasi bahwa masih terdapat cukup oxygenated bodies seperti batu bara dan gembut.
peluang bagi produksi aspal alam dalam negri.
a. Aspal Minyak

2. GEOLOGI Aspal minyak diperoleh dari penyulingan minyak bumi


aspal dengan berbagai kadar, volume lebih besar dan
2.1 Mulai Jadi dan Mineralogi lebih ekonomis daripada aspal alam. Adanya pariasi
kadar ini kemungkinan dipakainya aspal diberbagai
Aspal merupakan bitumen yang merupakan istilah industri, sehingga kedudukan aspal alam dapat diganti
umum dalam sekelompok material yang terbentuk dari oleh aspal minyak. Bahkan di Amnereika konsumsi
cairan hidrokarbon yang dapat dilebur (fusible) dan aspal minyak lebih dari 5% per tahun. Komposisi
mencair (soluble) dalam karbon. Selain aspal elemen karbon pada aspal
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3–2

minyak hampir sama dengan minyak, yaitu 83% dari terbatas di Albania, Indonesia, dan Irak, untuk
berat, tetapi mengandung unsur belerang (S), natrium, campuran paping; kecuali di Albania aspal
(Na), dan oksida (O) jauh lebih besar (Tabel 1). dipakai juga untuk pelepis dan campuran cat.

Batuan aspal juga dijumpai sebagai deposit dari


Tabel 1. Komposisi Kimia Yang Terkandung bituminus batu pasir dan kapur. Peresapan aspal
kemungkinan ditempatkan dalam batuan asal
Koposisi Elemen (% berat) sebagai minyak bumi yang dikonversikan dalam
Material bentuknya sekarang dengan polimerisasi alam.
C H S N O De-posit aspal bituminus terdapat di Amerika
Gas alam 76 23 0,2 0,2 0,3 (kentucky, Texas, Oklahoma, Lousiana, Utah,
Alkansas, dan Alabama).
Minyak bumi 84 13 2 0,5 0,5
Aspal 83 10 4 1 2
Di Eropa ditemukan di Perancis, Jerman, Italia
Kerosin 79 0 5 2 8
dan Swiss.

Di alam, batuan aspal berkadar bitumen sesuai


b. Aspal Alam dengan aslinya, seperti :

Kejadian asbuton masih diteliti oleh para ahli. Sejauh – Batuan aspal kapur yang merupakan natural
ini , mulai jadi asbuton disebabkan adanya pengaruh limestone rock aspalt dengan kadar 9 – 12%
tektonik terhadap minyak bumi yang diduga semula dan perimbangan material pengotor bebas.
terkandung dalam batuan induk kemudian berimigrasi
melalui dasar dan mengimpregnasi batuan sekitarnya, – Batuan aspal yang mertupakan natural
yaitu batu gamping dan batu pasir. Dalam perjalanan sendstone rock aspalt berkadar 7% sisanya
waktu, fraksi ringan dari minyak bumi menguap bebas dari tanah liat atau material yang lain.
sedangkan fraksi yang berat menyatu dengan batuan
yang ditempati dan membentuk aspal alam buton. – Batuan aspal terproses yang terdiri atas
sendstone rock aspalt yang bercampur
denganbeberapa bagian semen aspal
Secara teoretri, aspal alam terbentuk perlahan-
lahan dari fraksionasi alami minyak bumi didekat 2.2 Potensi dan Cadangan Aspal Indonesia
permukaan. Material aspal membentuk suatu
danau yang mengisi pori-pori celah batuan aspal, Aspal alam di Pilau Butom, Sulawesi Tenggara
atau de-posit yang mengandung campuran aspal diketahuai sejak awal abad-20. Penyelidikan
alam dan bahan mineral dalam berbagi proporsi. utama dilakukan oleh Elbert tahun 1909.
Kemudian, tahun 1922 – 1930 oleh Departemen
Aspal alam mulai digunakan sekitar 300 Tambang Pemerintahan Belanda di Hindia Timur.
SM.Penambangannya dilakukan dari sumuran terbuka Meijnbouwen cultuur Matscappij Boeton sampai
atau danau. Cebakan danau aspal alam yang terbesar terjadinya perang Pasipik atas dasar kerja
di dunia terdapat di kepulauan Trinidad dengan luas 75 borongan untuk pemerintah sampaitahun 1954.
ha dan kedaalaman sampai 95 meter. Aspal alam ini
disulling dengan menguapkan air dan dilakukan untuk Sejak itu, pengusaha aspal dikelola oleh bagian Butas,
pelepisan jalan, atap bangunan, mastic flooring, Kementrtian Pekerjaan Umum. Tahun 1962, didirikan
sebagai material kadar air, dan pemakaianlainya. Perusahaan Aspal Negara (PAN) Sesuai dengan PP
Sekarang aspal alam kurang komersial kecuali dilokasi- No. 195 Tahun 1961 yang mengusahakan aspal alam
lokasi yang cadangannya cukup besar, mudah lebih lanjut. Kemudian, berdasarkan PP. No. 3 Tahun
ditambah dan diangkut, atau untuk kegunaan khusus. 1984, PAN dialihkan menjadi PT Sarana Karya
(Persero).

Deposit aspal alam dieksplorasi secara komersial Endapan asbuton terbesar mulai dari Teluk
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3–3

Sampolawa sampai Teluk Lawela. horizontal atau batuan aspal, yaitu dengan
memindahkan serial elektroda secara horizontal
Kadar aspal dalam batuan bervariasi antara 10 – yang diatur pada interval yang sama (2,5 dan 10
45% bergantung pada jenis dan porositas batuan, meter) menurut prinsip Wanner melalui pengukur
meskipun dalam ;lapangan yang sama. Areal berulang-kali.
aspal biasanya ditemukan pada puncak
pegunungan atau dilereng antiklin. Resistivitas yang tercatac menunjukan kandungan
butimen. Batu aspal berbitumen lebih tinnggi akan
Di Pulau Buton terdapat 19 lapangan aspal besar dan mempunyai nilai resistivitas yang relatif lebih tinggi
kecil. Empat dioantaranya dikatakan dekonomis, yaitu pula. Tetapi, hubungan kuantitav antara kandungan
lapangan Waisiu dengan cadangan sekitar 200.000 ton bitumen dan resistivitas tak dapat diketahui dalam
dan kadar bitumen rata-rata 30% Kabungka (4,5 juta penyelidikan eksplorasi. Oleh karena itu, nilai
ton -45%) Wariti (600.000 ton; 30%), dan lapangan resistivitas dibagi dalam dua golongan.
Lawela (20.000 ton; 35%).
– Nilai resistivitas> Ohm-M untuk batu aspal
berbitumen diatas 10%.
0 PERTAMBANGAN
– Nilai Resistivitas> 150 Ohm-M untuk batu aspal
berbitumen dibawah 10%
0 1 Eksplorasi
Nilai batas resistivitas antars ksndungan bitume
Kegiatan eksplorasi aspal buton dilakukan yang tinggi dan rendah perlu dikoreksi setelah
dengan dua cara, yaitu eksplorasi dan elektrik. hasil analisis kandungan bitumen diketahui. Pada
umunya,tanah alluvial, tanah penutup, dan napal
Eksplorasi seismik dilakukan untuk menganalisis lepuk uang kelihatan mencolok mempunyai
tebal tanah penutup. Eksplorasi dilakukan sepanjang resistivitas kurang dari 50 Ohm -M. Dengan
12 garis pengukur, dengan regu pencatat sekitar 500 m demikian, material penutup mudah dibedakan
dari titik tembak untuk dapat menyelidiki sampai dengan b batu aspal ditinjau dari resestivitasnya.
kedalaman 100 m.
3.2 Penambangan
Arah lapisan napal dari aspal adalah 34o NE dan
kemiringan 26°NU, ±10 m dibawah lapisan batu Sampai saat ini penambangan aspal alam hanya
aspal. Kecepatan gelombang antara batu aspal dilakukan di kabungka yang dilakukan dengan cara
dan napal tak dapat dihitung dengan analisis, tambang terbuka. Penambangan dibuka dengan cara
sehingga garis batas antara keduanya hampir tak menupas tanah penutup, kemudian batu aspalnya
dapat diketahui. Tebal tanah penutup 7 m atau dieksploitasi dengan peledakan, pengecilan ukuran,
kurang dapat diketahui. pemilihan kadar, dan pen-campuran. Kadar bitumen
berkisar antara 3 – 15% dengan hasil percampuran
Kecepatan gelombang seismak dalam tanah bekisar antara 6,5 – 7%.
penutup sekitar 400-600 m/detik, sewdangkan
dalanm batu aspal dan napal antara 1.500 – Lapisan absuton yang relatif keras (batuan
3.000 m/detik. induknya pasir) di gali dengan buldozer (ripping)
dan yang batuan induknya kapur digali dengan
Eksplorasi geolistrik dikerjakan denhgan dua peledakan. Hasil galian Absuton diangkut ke
cara, yaitu horizontal dan vertikal. Cara vertikal crushing plant untuk menjadi tiga macam ukuran,
dipakai untuk menyelidiki variasi vertikal dari diayak atau disaring dalam bentuk curah.
tanah dan batuan. Kesalahan kecil akibat tidak
teraturnya permukaan tanah tidak dapat Asbuton curah diangkut kepelabuhan Banabung
dihindarkan. Variasi dari resistivitas arah vertikal untuk dimuat kekapal/tongkat dengan alat musik
di gambarkan sebagai resistivity logs. ship loader conveyor dan selanjutnya dikirim ke
daerah daerah yang memerlukan di Indonesia
Cara horozontal diginakan untuk menyelidiki variasi (Gambar 1).
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3–4

Gambar 1. Kegiatan Penambangan Batu Aspal

Pemasaran menjadi kendala utama. Apabil residu padat dan setengah padat dengan sifat
penjualan/pengapalan aspa l tidak lancar,produksi sama seperti aspal alam.
juga akan terpaksa diturunkan.
Proses penyulingan minyak mentah yang pertama
3.3 Pengolahan dilakukan dengan menggunakan batch stil dengan
memisahkannya dari praksi yang lebih ringan dan lebih
a. Pengolahan Aspal Minyak volatile.hasil residu tergantung kepada jumlah fraksi
ringan yang dapat dipisahkan pada temperatur sekotar
Produksi minyak dari lapangan Pennsylvania dan 700°F. Proses aspal ini dikenal sebaga aspal minyak,
Ohio di Amerika Serikat, pertama kali tidak dapat sedangkan dari proses penguapan diperoleh aspal
diolah menjadi aspal karena tidak menghasilkan uap.
residu padat tanpa dekomposisi. Meskipun
demikian,destilasi residu tersebut yang divampur Penemuan tabung kontinu atau pipa still pada tahun
dengan aspal yang lebih keras sudah digunakan 1912, telah memudahkan memudahkan perolehan
digunakan untuk pelapisan jalan. produk residu secara kontinu dalam operasinya.
Penemuan tersebut juga memung kinkan untuk
Pada tahun 1981 – 1909, berbagai percobaan mengola jenis minyak yang sebelumnya tidak dapat
dilakukan untuk menemukan konvrensi dari residu dilakukan. Produk dari proses ini dikenal straight
minyak menjadi produk setengah padat, tetapi hasilnya reduced atau straight non-asphalt.
belum memenuhi persyaratan untuk pelepisan jalan.
Baru pada tahun 1902, aspal minyak baru dapat Munculnya proses continue crackimg pada tahun 1923
diterima oleh pasar dalam jumlah yang cukup besar mengebabkan aspal panas menjadi faktor penentu
(kurang lerbih 90%) ,terutama setelah penemuan untuk pengaspalan jalan atau industri, dan terus
minyak do California yang penghasilkan berkembang sehingga pasokan aspal panas
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3–5

cukup hanya menggunakan fraksi kecil dari Produknya sekarang dikenal sebagai air – blown
minyak mentah pada taraf catalytic cracking. asphalt atau (aspal tiup) dengan berbagai tipe
dan kadar (Gambar 2).
Usaha memperkeras residu dengan oksidasi telah
diperoleh produksi husus untuk memperbaiki suhu Aspal dari jenis straight reduced dan semisolid
kerentanan dan daya tahan terhadap cuaca. Produk ini pav-ing binder sering digunakan untuk
dapat digunakan untuk built – up roof covering dan pengaspalan jalan. Produk-produk cair seperti
prepared dan prepared roofing. curing cutback, baik yang lembut.medium, atau
cepat dan emulsi air, juga sering digunakan.
Setelah,itu teknik – teknik residu dengan oksidasi
terus berkembang, misalnya dengan perubahann Aspal tiup telah dikembangkan dengan mencampur-
bejana peniupan horisontal menjadi vertikal, kan bahan pengisi,polimer, soloen,dalam bentuk
peniupan tekanan tinggi pengontrolan temperatur emulsi. Prengembangan disesuaikan dengan kondisi
yang lebih baik, dan pemakaian katalisator. pasar berdasarkan fungsi dan pemakaiannya.

Gambar 2. Pengolahan Aspal Minyak


BAHAN GALIAN INDUSTRI 3–6

b. Pengolahan Batuan Aspal dalam bentuk setengah padat sampai dengan cair
memerlukan pengolahan terlebih dahulu sesuai
Untuk memudahkan pengangkutan batuan dengan spesifikasi pasar.material aspaltyit dari
aspal , terutama pengaspalan dan pelayanan penyulingan minyak mentah merupakan sumber utama
terhadap pemakaian, diperlukan penecilan aspal,sebagai pengganti aspal alam. Mate-rial aspaltik
ukuran dan kadar tertentu. residu mulai dipakai sebagai pengiakat sekitar tahun
1900. Di Amerika serikat, konsumsi aspal minyak untuk
Untuk memproduksi asbuton, perusahaan telah vaving melonjak tajam dari 26.000 ton tahun 1902
memiliki 1 unit pemecahan batu aspal jenis hammer menjadi 2 juta ton pada awal 1970-an. Spesifikasi
dengan mill jaques, Australia dengan kapasitas untuk aspal semen mulai umum digunakan tahun
gilingan 250/jam menghasilkan tiga macam ukuran 1990.
dengan hasil pemecahan/penggilingan (Tabel 2).
Dalam hal lain, aspal minyak akan menghasilkan
komposisi kima yang sangat berbeda. Oleh karena itu,
Tabel 2. Batuan Hasil Penggilingan beberapa model pengujian untuk mengukur sifat fisik
dari aspal tersebut juga diperlukan. Pada tahun 1971,
Ukuran Jumlah AASHO telah mengeluarkan spesifikasi aspal untuk
semen dalam lima macam kadar viskositas yang
- 150 s.d. + 50 mm 3 berbeda (Tabel 3).
2.250 m
- 50 s.d. + 10 mm 3 4.1 Prosedur Pengujian
1.100 m
3
- 10 s.d. terkecil/abu 1.100 m
Sebagian besar prosedur pengujian untuk aspal
minyak dapat pula digunakan untuk menguji
Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, pada tahun aspal alam. Pengujian tersebut berasal dari
1977, PAN-Buton membangun sebuah pabrik di American Society for Testing and Material
Banabung untuk mencetak aspal dalam bentuik briket. (ASTM); American Association Of State Highway
Pendirian pabrik karena adanya anggapan dari Officials (AASHO) dan Institute Of Petroleum (IP).
konsumen bahwa aspal halus dalam bentuk curah
adalah bukan aspal.Tetapi, sejak itu pabrik tidak Bitaumen Yang Tidak Mencair dalam
dipakai lagi tanpa suatu alasan yang pasti, meskipun Nafta Parafin (AASHO T 46-37)
biyaya inventasi pendirian pabrik cukup besarar (± 200
juta rupiah). Pengujian untuk mengetahui kadar keaspalan
yang tidak mencair pada 86-88 Benaphtha, yaitu
Pada tahun 1978 dibangun pula satu pabrik pengolahan berat molekul tertinggi dan fraksi aspal yang
unit pemecahan aspal di Kabungka. Operasi percobaan paling aromatik.
dilakukan pada bulan Maret – Juni 1977 dalam produ
tiga jenis ukuran. Hasilnya ternyata banyak diminta Bitumen Yan g mencair dalam Karbon
konsiumen, terutama produk berukuran -50 mm s.d + Disulfid (ASTM D4-52)
10 mm. Sampai saat ini Crushing plant tersebut masih
dipakai. Pemasaran dalam bentuk kantor (+40 kg) Pengujian untuk mengetahui kemurnian atau
maksudnya untuk lebih memudahkan dalam kapal atau kebebasan asapla dari material pengotorannya.
sebaliknya. Dengan pengujian pencairan (solubity) dapat
diketahui persentase bitumen nyata atau
campuran aspal dengan materia lain. juga dapat
4. PENGGUNAAN DAN SPESIFIKASI diketahui sebagian aspal minyak yang bebas dari
karbon disulfid yang tidak mencair.
Aspal merupakan komponen utama kontruksi jalan
raya. Penggunaannya berpariasi, sebagai pengikat c. Titik Retak (Breaking Point) (IP
jalan dengan pelapis sempurna, disain teknis yang 80/53)
kompleks untuk ultimate traffic,disemprotkan untuk
melindungi lapisan yang telah ada. penggunaan aspal Titik retak adalah temperatur saat pertamakali aspal,
menjadi rapuh, yang ditunjukan oleh rekahan selaput
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3–7
o
Tabel 3. Spesifikasi Aspal Semen, dengan Tingkat Viskositas pada 140 F

No Jenis Uji Tingkat Viskositas


AC - 2.5 AC - 5 AC - 10 AC - 20 AC - 40
o
1. Viskositas 140 , Poises 250 + 50 500 + 100 2000 + 400 4000 + 600 1000 + 200
o
2. Viskositas 275 F, Cs-min 80 110 150 210 300
3. Penetras 77 200 120 70 40 20
4. Titik Api, COC, F, - min 325 350 425 450 450
5 Solubilitas dalam 99,0 99,0 99,0 99,0 99,0
trichloroethylene , persen min
6 Uji residu tes oven lapisan tipis
o 1.000 2.000 4.000 8.000 16.000
viskositas, 140 F, proses-maks
o 100 100 50 20 20
Pengaliran 77 F, 5 cm per
menit, minimum dalam cm
7 Uji Spot, sengan :
- Pencair naptha standar Negatif untuk semua tingkat
- Pencair naptha -xylene,% Negatif untuk semua tingkat
- Pencair heptane-xylene,% Negatif untuk semua tingkat

tiipis jika aspal difdinginkan dan dilenturkan. phalt dan minyak jalan untuk memisahkan
kandungan zat terbang dari aspal. Untuk uji ini
Pengujian dilakukan dengan menempatkan selaput digunakan botol bereher samping, 500 ml aspal
tipis aspal setebal 0,5 mm dengan logam dengan cair, dan termometer yang diletakan pada cairan
tekanan sama pada suatu lekukan mendrel setebal 9 aspal dengan jarak 0,25 inch dari dasar botol.
mm dan digunakan dengan rata-rata 1 celcius
permenit. Duktilitas (kemempuan menerima tekanan) Persentase relatif dari total destilasi diukur dari
aspal berkorenpondensi dengan gerak tekan aspal temperatur antara 320 – 680°F. Apabila pada
yang bergerak sangat lambat sehingga aspal mulai temperatur rendah jumlah persentase lebih besar,
tidak mengalir. ,maka jenis aspal cair merupakan aspal menguap
cepat (repid curing).
d. Pengikatan dan Adesi (ASTM D1191-52 T)
Pengujian yang lain, ASTM D 224 – 49 dibuat
Pengujian untuk mengetahui daya ikat dan adhesi untuk menentukan persentase aspal berdasarkan
dari gabungan material untuk beton semen emulsinya atau memisahkan aspal sebagian dari
potland pada temperatur rendah. pengujian lebih lanjut.

e. Kompatibilitas (ASTM D 1370-58) g. Duktilitas (ASTM D 113-44)

Pengujian untik memperoleh informasi lapisan Duktilitas aspal adalah jarak dalam centimeter dari
aspal pada tingkat jenuh bila dilakukan secara briket standar yang dapat direntang sebelum patah.
bersamaan sehingga pada atap yang disiapkan Pengukuran dilakukan dengan merentangkan briket
akan keluar cairan dan meninggalkan gores. tercetak yang mempunyai luas permukaan papa
bagian terkecil, yaitu 1 cm2 dan rata-rata terikat
Destilasi (ASTM D 402-55) 5cm/menit pada 77°F sampai 0,25 cm/menit pad 32°F
alat yang dipakai adalah duktilometer.Pengukur
Destilasi adalah pengujian terhadap cut back as- mencangkup dua sifat kemampuan aspal mengalir,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3–8

yaitu adesi dan elestisitas. Alat yang diguakan adalah penetrometer yang
memungkinkan pembebanan jarum standar bergerak
h. Flash Point (Titik Nyala ASTM D 92-57) vertikal tanpa friksi. Nilai persentase jarum diukur dari 0
sampai 300mm/10. Aspal lunak mempunyai nilai
Titik nyala asp adalah temperatur nyata sehingga persentase besar, sedangkan aspal keras nilai
memberikan cukup uap air untuk membentuk persentasinya rendah.
campuran yang tidak mudah terbakar dengan udara.
Titik Lunak (ASTM D 36-26)
Metode Cleveland Open Cup lebih banyak di gunakan
dari pada metode Tag Open Cup. Dalam metode Titik lunak aspal adalah temperatur yang dicapai
Cleveland, pemanasan aspal dilakukan di dalam pada saat aspal mengalami pelunakan. Bola baja
mangkuk kuning dengan rata-rata dari 10°F/menit diletakan pada masa aspal yang berada pada
sampai muncul nyala dipermukaan material yang diuji. Kuning kuning, kemudian dipanaskan dalam air
umumnya, titik nyala merupakan petunjuk bahaya api, atau gridselor sampai aspal tersebut tertembus
atau digunakan juga untuk mengetahui bahwa suatiu oleh bola baja.
produk telah rterkonstaminasi mate-rial yang
mempunyai titik nyala lebih rendah. Secara defenitif aspal tidak mempunyai titik lebur,
tetapi secara perlahan akan melunak jika
Dari ujian diperopleh informasi kandungan dipanaskan. sifat melebur ini dijelaskan dengan
campuran yang bailk untuk menghasilkan busa. konsep titik lunak.

Float Test (Uji Apung ASTM D 139-49) m. Berat Jenis (ASTM D 70-52)

Flos Test merupakan salah satu uji untuk Berat jenis masing – masing bitumas biasanya
menentukan konsistensi aspal , terutama yang diterangkan dalam 77/77°F, yaitu, perbandingan antara
memili sifat terlalu lunak apabila dipaka i untuk uji berat meaterial dan volume tertentu pada temperatur
persentase. Pengujian meliputi pengisian aspal 77°F dengan volume air dan temperatur yang sama.
kedalam kolar kuning yang disisipkan pada sawan Untuk aspal padat dan setengan padat, biasanya
pengapung, lalu ditempatkan dalam air pada 122 digunakan alat piknometer, sedangkan untuk aspal cair
celsiusC. Waktu yang dibutuhkan oleh air untuk digunakan hidrometer. Berat jenis sangat penting untuk
mengapung aspal diukur dalam detik merupakan mengubah volume menjadi berat atau sebaliknya,
visokitas mengapung. terutama dalam hubungannya dengan aspal cair
yangdipasarkan dalam satuan volume, sementara
Homoginitas aspal padat dan setengah padat dalam satuan berat.

Homoginitas adalah pengujian mengenai


keragaman, kemurniaan, dan kelengkapan busa n. Spot Test (AASHO T 102-42)
aspal hasil pencampuran. Uji lapisan tipis
trasparan dengan mikroskop menyatakan adanya Uji ini sering dikaitkan dengan uji oliensitspot. Aspal
garam anargonik terpisah dari bahan aspal, dimasukan dalam larutan nafta, dan melelehkan pada
karbon brebas yang ungkin tercampur selama kertas filter sehingga terbentuk spot (noktah). Setengah
pengolahan, dan beberapa ma-terial berat kering, aspal dinyatakan spot negatif apabila
memberikan noda bulat, uniform dan berwarna coklat,
k. Penetrasi (ASTM D 5-52) dan spot positiff apabila memberi noda dengan warna
dan densitas tidak uniform.
Uji ini sering dipakai untuk mengetahui
konsistensi aspal, terutama penentuan tingkat Pengujian dinyatakan signifika si apabila aspal
persentase jarum standar dalam temperatur, tersebut merekah, terlalu panas, atau aspal
waktu, dan beban tertentu. Kondisi yang sering mengandung lumpur atau material lain yang tak
digunakan adalah 77°F, 5 detik, dan 100gram. dapat ditoleransi dalam campuran aspal.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3–9

o. Stain (Noda, ASTM D 1828-58) Kandungan air (ASTM D 95-58)

Uji ini mengukur kecenderungasn aspal untuk menodai Untuk efisiensi dalam pengapalan aspal, kandungan air
kertas atau material selulosik lain. Cetakan yang berisi maksimum aspal cair atau minyak jalan kadang-kadang
aspal ditempatkan pada salah satu sisi setumpuk perlu ditentukan. Pengukuran dilakukan dengan
kertas rokok standar kemudian dilakukan untuk waktu pembusaan kembali produk aspal dengan bahan
dan temperatur tertentu. Banyak lembaran kertas yang pelarut cair dengan mengukur kondesasi air dalam
ternodai menunjukan indeks penodaan. Sifat penodaan gelas khusus. Pada saat mengukur aspal, akan
merupakan ciri penting aspal yang dugunakan untuk diketahui ada tidaknya pembentukan buasa apabila
pelepis kertas atau lainnya dalam mempengaruhi produk tersebut selama penggunaannya dipanaslkan
material selulosik jika dikontakan dengan aspal. pada temperatur tinggi.

u. Kandungan lilin (Wax)


p. Temperatur Kerentanan
Uji coba untuk menentukan lilin ini tidak ada.lilin atau
Temperatur kerentanan digunakan untuk mengetahui parapin padat bukan merupakan material
konsitensi aspal karena perubahan temperatur, dan penentu,melainkan hanya merupakan klasifikasi
untuk menentukan faktor/rasio penetrasi pada sementara untuk menyatakan campuran hidrokarbon
temperatur yang berbeda, meskipun terdapat beberapa yang meleleh pada terperatur tertentu.
faktor yang menghubungkan antara penetrasi dengan
titik lunak viskositas. Berdasrkan pengujian Cuaca (Weathering-ASTM D 529-59)
konsesdtensi, sebagai besar faktor ini signifikan pada
penekanan yang tidak diketahui dan berubah-ubah. Uji ini dipakai untuk mengukur daya tahan relatif
ma-terial pelepis aspal terhadap cuaca.
Pengujian dilakukan dengan air dan sinar ultra
Setiap faktor yang signifikan mempunyai violet yang disorotkan terhadap suatu panel yang
karakteristik indeks, sehingga dapat digunakan dilapisi aspal setebal 0.025 inci dengan kondisi
untuk membedakan aspal dari sumber maupun temperatur dan waktu yang dapat dikontrol.
cara pengolahan yang berbeda.
Alat yang digunakan disebut Weather –
Koreksi Temperatur-Volume (ASTMD Ometer,meskipun tidak memberikan hasil yang
1250-56) memuaskan untuk membandingkan sifat
menahan cuaca dari aspal yang telah diketahui
Uji ini merupakan konvrensi aspal dari suatu dengan aspal yang belum diketahui
temperatur ke temperatur lain. Di Amerika Serikat
setandar dasar yang digunakan adalah ada 4.2 Sifat dan Kegunaan
temperatur 60 celsius F. Biasanya dapat dilihat
dari tabel yang juga dapat digunakan untuk Untuk laporan pengujian biasanya tidak semua
konvrensi gravitas menurut api keberat jenis, atau sifat fisik dilaporkan. Contoh pelaporan pengujian
konvrensi berat ke volume. ada pada Tabel 4.

Thin Film Oven Test (ASTM D 1754-60) Streight-reduced residual penetrasi 90 merupakan tipe
aspal pelepis jalan. Aspal panas merupakan pitch yang
Uji ini bertujuan untuk menentukan pengaruh berasal dari craking – coiltar yang berasal dari fiber
panas udara (sampai 325°F) terhadap aspal yang board atau sebagai pengikat untuk pengerasan
disemprotkan kepada selaput tipis. Dengan material pada temperatur biasa, sebaliknya pada
mengukur perubahan penetrasi akan diperioleh temperatur tinggi akan terjadi penurunan viskositas
aspal yang mengeras. Indikasi ini dapat mencolok.
digunakan untuk menentukan kekerasan relatif
untuk pemakaian aspal hot mix. Produk aspal tiup (air-blown product) adalah tipe
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3 – 10
Tabel 4. Sifat – Sifat Tiga Jenis Aspal

No Jennies Uji SRR Thermal Air-blown


Residual
o
1. Titik Lunak, F 155 235 200
0
2. Penetrasi pada 77 F, 100g, det, mm/10 90 0 90
0
3. Duktilitas pada 77 F, cm/min, cm 150+ sangat keras 3,2
0
4. Berajenis, 60/60 F 1,03 1,22 1,05
0
Rata-rata koef. Mulai/F, ekspansion/ F
0
-60-150 F 0,00035 0,00032 0,00035
0
- 60-450 F 0,00038 0,00035 0,00038
0
Spesifiheat, Btu/(Ib) ( F)
-40 0,40 0,37 0,39
-200 0,47 0,44 0,46
-400 0,56 0,52 0,55
7. Thermal Conductivity pada 800F, Btu (hr) 0,09 0,09 0,09
2
(ft )(F/ft)
9 0 2
Permeability constant x 10 , pad77-95 F, g/cm ,
g, (cm) (hr), (mm), Hg/cm
- water vapor 3,0-9,3 5,4 6,0-11,5
- Oxygen - - 0,4
Water absorption 010 mil films on aluminium panels, %
by wt
- 50 minggu - - 1,5-10
-100 minggu - - 2,5-16,5
10. Surface tension, dynes/cm
0 34 - 32
-77 f
0 27 - 28
-212 F
Dielectric strength, spherical-electrodes, kv/mm 14-45 36 30-35
0
Dielectric constant, 50 cycles pada 68 F 2,7 3,0 2,7

Keterangan : SRR = Streaight – Reduced Residual

yang digunakan sebagai aspal steep – pitchroofing.


Penggunaan aspal terbesar adalah untuk hotmix (aspal
Yang membedakan ketiga jenis aspal diatas adalah
panas) yang apabila dicampur dengan agregat pilihan
titik lunak, tingkat penetrasi, dan daya tahan
akan membentuk beton aspaltik untuk pelepis
pembukaan jalan utama. Aspal yang dicampurkan
a. Sreight-reduced Asphalt
sebagai pengikat adalah sekitar 4,5
– 10% bergantung kepada tinggkat dari tipe
Streight-reduced Asphalt adalah residu penyulingan
agregatnya.
minyak mentah yang mengendap karena adanya
tekanan atmosfer dan vakum dengan/tanpa uap.
Jika kekerasan aspal dikurangi sampai panetrasi
< 300, aspal jenis ini dinamakan aspal semen.
Aspal jenis ini dipakai untuk pelepis jalan, pengikat
Aspal hot mix untuk pelepis jalan biasanya
campuran bahan jalan, dan lapisan penutup (seal
digunakan tingkat panetrasi 85-100 atau yang
coating), sedangkan dalam bentuk aspal cair
lebih rendah, 60-70 (Tabel 4).
digunakan untuk lapisan penutup dan soil stabilizer.
Setelah aspal hot mix, merupakan pemakai
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3 – 11
Tabel 5. Sifat – SIfat Beberapa Jenis Aspal

Metoda Straight-reduced Air Blown


No Sifat-Sifat ASTM Penetration Grade Thermal
40-50 85-100 150-200 Coating CML*)
1. Berat jenis, 77/770F D 70 0,025 1.020 1.013 1.024 1,30 1,90
0
2. Titik api, F D 92 550 485 480 550 450 450
3. Titik lunak (Softening point) 0F E 28 122 166 105 220 185 170
Penetration, mm/10
0 D5 10 16 33 12 32 0
- 32 F, 220g, 60 sec
0 D5 45 90 185 800 55 2
-77 F, 100g, 5 sec
0
-115 F, 50g, 5 sec D5 195 300+ 300+ 300+ 110 14
5. Duktilitas D 133 150+ 150+ 150+ 2,2 3,6 0,0
5 cm/min, cm
6. Furol viskosity , sec D 88
- 2750F - 350 190 120 - - -
0 - 170 105 65 - - 650
- 30 F
0
-350 F - 65 40 28 650 390 120
7. Solubility in CCL, % D4 99,5+ 99,5+ 99,5+ 99,2 98,0 99,0
Thin film oven loss on T 175 0,0 0,1 0,2 0,1 0,1 0,5
0
Heating at 325 F, %
Penetration of residue D5 33 60 110 14 43 0
at 77 tjhin film oven loss
0
on heating at 325 F, %F
8. Oliensisi spot test T 102 neg neg neg - neg

Keterangan : *) CML = Catalitic membrame liming

terbesar, dengan tingkat penetrasi antara 50-200 pelepisan juga diikat dengan pewarna sehingga jenuh.
(roofer’s flux) yang langsung dapat digunakan Pelepisan juga jika dengan pewarna sehingga jenuh.
sebagai penjenuh rol. Pelepisan saluran kenal dengan menyemprotkan aspal
yang telah dipanaskan sampai 400 celsius F. Dengan
Pada tingkat panestrasi ini, aspal akan dioksidasi lapisan tipis (tabel 0,25 inchi) digunakan sekitar 1,5
sampai sedikit di atas titik lunak,biasanya antara 135 – galon/yard2 aspal
145 celsius F untuk penetrasi 25 – 50 dipakai untuk
penjenuh papan sirap. Penambahan oksidasi sampai c. Aspal Panas (Thermal Asphalt)
dengan titik lunak 215 – 230° dan fenetrasi 15 – 25
pada 77 celsius F akan menghasilkan aspal pelepis Produk aspal panas p[emasokannya menurun
untuk pabrik prepared roogfing. karena proses panas sudah diganti dengan
proses katalytic cracking yang menghasilkan
b. Aspal Tiup aspal minyak yang berkadar tinggi. Thermal
Phitches karena kerentanan viskositasnya tinggi.
Sifat khusus aspal yang dioksidasi adalah aspal pelepis Thermal Pitches karena kerentanan viskisitasnya
untuk prepared roofing dan aspal untuk selaput saluran tinggi, sangat keras pada temperatur biasa tetapi
kenal (tabel 5). Jenis terahir biasanya ditiup dengan akan mencair jika dipanaskan.
katalisator P2O5 untuk menghasilkan produk yang
lebih fleksibel pada temperatur rendah. Biasanya, Aspal panas biasanya dipakai pengikat atau sebagai
untuk pelepis diisi dengan 40-50% min-eral penstabil penjenuh untuk fiberboards. Penggunaannya
200 mesh, dan sekitar 35% dari berat akhir papan sirat. tergantung kekerasan aspal (Tabel 5).
Untuk permukaan yang tahan air,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3 – 12
Tabel 6. Spesifikasi Aspal Cair untuk Pelapis Jalan

N0 Spesifikasi Metode Rapid Curing Medium Curing Slow Curing


RC-1 RC-2 MC-1 MC-2 SC-1 SC-2
I. Titik api, (tag open), F D 1310 - 80+ 100+ 150+ - -
2. Titi api (cleveland and open cup) D 92 - - - - 150+ 225+
3. Furol viscosity, sec D 88 - - - - - -
0 - 75-150 - -75-150 - 75-150 -
-122 F
0
-130 F - - 125-250 - -125-250 - -125-250
4. Air, % D 95 - - - - 0,5 0,0
5. - Distilation, % of total distilate D 402 - - - - -
0
- s.d. 680 F - - - - - - -
0 - 10+ - - - - -
- s.d. 374 F
0 - 50+ 8+ 20- - - -
- s.d. 437 F
0 - 70+ 40+ 26-25 30- - -
- s.d. 500 F
0
- a.d. 600 F - 88+ 80+ 70-90 40-80 - -
0 - - - - - 10-30 10-
- Total s.d. 680 F, %
0
- Residu dari distilasi s.d. 680 F - 60+ 78+ 60+ 78+ - -
6. Residu from distilation - - - - - - -
0 D5 80-120 80-120 120-300 120-300 - -
- Penetrasi, 77 F, 100g,
5 sec, mm/10
0 D 113 100+ 100+ 100+ 100+ - -
- ductility at 77 F, cm
4 D4 99,5+ 99,5+ 99,5+ 99,5+ - -
- solubility in CCL , %
0
- float test at 122 F, sec D 139 - - - - 28-10060-150
7. Aspal residu pada D 243 - - - - 50+ 75+
100 penetration, %
8. Ducility of 100 penetration D 113 - - - - 100+ 100+
0
aspal residu pada 77 F, cm, %
4
9. Solubility in CCL , % D4 - - - - 99,5+ 99,5+

d. Liquid Asphalt (Aspal Cair) blown


Alat viskometer mikro telah dikembangkan untuk
Dikenal juga dengan aspal cut beck, dengan komposisi
mengukur sifat selaput tipis, misalnya pelapis dan
asphalt cement fluxed dan pelarut atau pencair
pengikat bahan jalan
minyak.Pengguinaannya tergantung dari tingkat v
skositas, mulai dari temperatur biasa sampai >300°F.
f. Durability (Daya Tahan)
Spesefikasi jenis/tipe produk aspal cair, yaitu Produk
RC (Rapid Cure) dan MC (Me-dium Cure) dapat dilihat Lamanya daya tahan aspal berhubungan erat dengan
pada tabel 6.Sifat reologi yang dinyatakan dengan nilai kemampuan menahan pengaruh panas dan terutama
empiris atau nilai absolut dipakai untuk di dentifikasi
terhadap pengaruh cuaca dan oksidasi.
bitumen alam dengan kaitannya dengan stuktur
material bitumen. Kondisi gel yang berasal dari minyak g. Emulsi
mempunyai sifat asli yang lebih parafinik dan penetrasi
relatif lebih tinggi pada titik lunak tertentu. Derajat
Eulsi merupakan sifat aspal cair yang lain.
sebaran dinyatakan dengan indeks penetrasi (PI),
Tingkat pengerasan cepat (repid-setting grade MS).
dengan klasifikasi PI = –2 adalah tipe pitch PI = -2 s.d.
Untuk perlakukan permukaan dan tudung pelepis atau
+2 adalah tipe sol,dan PI = >+2 adalah tipe gel atau
permukaan yang membutuhkan agregat makadam
Kestabilan dua tipe diatas masih kalah
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3 – 13
Tabel 7. Spesifikasi Aspal Emulsi

No. Spesifikasi apid Curing Medium Curing Slow Curing


RC-1 RC-4 (MC-1) (SC-1)
1. Pengujian emulsi:
o 20-100 - 100+ 20-100
- Viskositas Furol pada 77 F, detik
o - 75-400 - -
- Viskositas Furol pada 122 F, detik
- Residu distilasi, % 57-62 62-69 62-69 57-62
- Pengendapan, 5 hari, % 3- 3- 3- 3-
2. Demulsibilatas
- 35 ml untuk 0,02 N CaCl2, % 60+ 50+ - -
- 50 ml untuk 0,10 N CaCl2, %
- Uji ayak (sisa, pada no. 20), % 0,10- 0,10- 0,10- 0,10-
- Uji campur semen, %
3. Pengujian residu
o 100-200100-200 100-200 100-200
- Penetrasi, 77 F, 100g, 5 dtk, mm/10
- Solubilitas dalam CCl4, % 97,5 97,5 97,5 97,5
o
- Duktilitas pada 77 F cm 40+ 40+ 40+ 40+
Keterangan : Tanda + menandakan harga minimum
Tanda – menandakan minimum

dibandingkan dengan tipe pengerasan lembab dense-raded agregates).


Produk RC atau proses cepat dipakai dengan
mencampurkan aspal semen dengan pencairan 5. PERKEMBANGAN DAN PROSPEK
nafta volatilitas rendah yang disiapkan dengan
tabung penyuling pada temperatur 200 – 400 5.1 Perkembangan Pemasokan dan
celsius F. Produk MC aatu proses medium Permintaan
menggunakan pencair tipe kerosen dengan
volatilitas medium. Produksi aspal Indonesia terdiri dari aspa alam
oleh PT Sarana Karya dan aspal minyak yang
e. Reologi dihasilkan oleh empat dari delapan kilang minyak
pertamina, yaitu Kilang Pamngkala Brandara,
Asap dapat diubah melalui perunbahan musisi, Cilacap dan Wonokromo.
berdasarkan pengontrolan sifat reologinya Aspal alam Pulau Butom (Asbuton) prodiuksinya telah
sebagai syarat pemakaian. Daya tahan terhadap dihentikan sejak Agustus1987 karena masalah
kondisi tergantung kepada sifat mengalirnya. pemasaran. Hal ini sudah terlihat dengan turunnya
Biasanya aspal yang digunakan mempunyai sifat produksi Asbuton tahun 1984 -1986 sebesar 62%
tidak melakukan penggerakan yang besar jika padahal tingkat produksi yang dicapai tahun 1983
dipakai sebagai selaput (film) maupun pelepis adalah 533 ribu ton. Tahun 1983 ini merupakan titik
(coat-ing) untuk waktu yang lebih lama balik untuk produksi aspal alam di Indonesia (tabel 8).
Tiga uji empiris yang sering digunakan untuk Pada tahun 1990, kegiatan pemasaran Asbuton mulai
membedakan aspal diberbagai pemakaian adalah titik aktif kembali dan tahun 1991, Perusahaan
lunak, penikrasi, dan duktilitas. (slow-setting=SS) yang memutuskan untuk memulai produksi kembali.
bisa memisahkan secara sempurna material, seperti Tercatat tahun 1992 produksinya mencapai
semen yang dicampur tanpa mengalami keretakan 200.513 ton.
karena emulsi. dengan demikian, tingkat SS sangat Sementara itu, pembeli utama Asbuton adalah
baik untuk di campur dengan agreget y ang Direktorat Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum
mempunyai tingkatan pembagian kepadatan yang (PU), kemudian Pemda yang ada di Indone-sia
halus (finely divided kawasan Timur , BUMN, dan Swasta.Konsumsi
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3 – 14
Tabel 8. Produksi dan Penjualan Aspal Buton, 1980 – 1989

1) 2)
Tahun Produksi Penjualan (ton) Ekspor
(Ton) LP(%) Dep.PU PEMDA Jumlah Ton Nilai ($AS)
1980 173.018 - 85.800 4.512 90.312 - -
1981 277.098 60,16 210.000 1.255 211.255 - -
1982 330.842 19,40 400.752 6.335 407.087 - -
1983 533.185 16,16 396.686 1.821 398.507 - -
1984 417.239 -11,62 400.969 4.796 405.765 - -
1985 456.634 -3,10 372.964 11.683 384.647 6,0 3.000
1986 242.656 -46,86 113.862 121.940 235.802 40.133,7 2.622.879
1987 84.888 -65,02 - - 50.716 103.386,6 6.431.828
1988 - - - - 44.490 323.969,7 22.436.679
1989 - - - - -37.529 - -
1990 - - - - - - -
1991 - - - - - - -
1992 200.513 - - - - - -
Sumber : 1) PT. Sarana Karya
2) Biro Pusat Statistik
Keterangan : *) Penyaluran : Asbuton yang dikirim dari Banabungi merupakan Hasil penjualan + stok PT.
SAKA di Daerh
ILP = Laju Pertumbuhan Tahunan
Tabel 9. Realisasi Fisik Bidang Bina Marga

Program Satuan Tahun


1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989
Pemeliharaan jalan dan jembatan km 8.974 5.994 10.675 13.467 11.807 23.171 19.499 21.693
Penunjang jalan dan jembatan km 20.114 17.255 13.072 11.676 12.105 9.325 15.506 12.957
Peningkatan jalan dan jembatan km 895 2.111 2.682 3.247 2.562 3.556 5.666 3.751
Pembangunan jalan dan jembatan km 383 246 150 159 151 462 574 208
Penggantian jembatan m 6.291 5.167 4.583 5.990 5.026 7.643 6.506 8.675
Sumber : – Biro Perenicana Departemen Pekerjaan Umum
– Bagian Perintal Direktorat Jenderal Bina Marga

dari 1987-1991 tidak diketahui dengan jelas Tahunan.


sebab hanya berdasarkan surat pemberitahuan Sumber : – Biro Perencanaan Departemen
Mentri PU kepada Direktorat Jendral Pekerjaan Umum
Pertambangan umum (tabe 9) – Bagian Perintah Direktorat
Penggunaan Asbuton oleh Bina Marga menycangkup Jenderal Bina Marga
program pemeliharaan, penunjang, peningkatan, dan
pembangunanjalan, jembatan. Selain itu, hampir 50 Industri cat, vernis, dan lak, industri aki, batu
aspal yang dipakai di Indonesia berasal dari aspal batere, barang dari karet dan barang dari logam.
minyak. Sekarang lewbih dari 95% aspal minyak. Dalam kurun 1985 – 1989, tingkat industri aspal
Pemakaian aspal lainnya di Indonesia oleh disektor industri diatas tidak mengalami peningkatan
sumber :1) PT Sarana Karya berarti. Tahun 1985 tercatat hanya sebesar 2.200 ton
Biro Pusat Statistik dan tahun 1989 sebesar 18.1000 ribu ton,atau rata-
Keterangan :*) Penyuluhan Asbuton yang dikirim rata tahunan sebesar 0,9% (Tabel 10).
dari Banabuni merupakan Sementara itu, ekspor aspal di Indonesia dilakukan
hasil penjualan + stok pada tahun 1985 – 1988, walaupun relatif kecil.
PT. ILP = Laju Pertumbuhan Sedangkan infor pada tahun 1985 – 1988 tercatat
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3 – 15
Tabel 10. Jumlah dan Nilai Konsumsi Aspal di Sektor Industri

Propinsi 1985 1986 1987 1988 1989


ton Juta Rp. ton Juta Rp. ton Juta Rp. ton Juta Rp. ton Juta Rp.
Jawa Barat 1.812,1 1.081,7 1.815,0 1.084,3 1.817,9 1.086,9 1.820,9 1.089,4 1.823,8 1.092,0
DKI Jakarta 356,6 124,1 355,6 123,1 355,6 123,1 354,6 122,0 354,6 122,0
Jawa Tengah - - - - - - - - - -
Jawa Timur 5,6 3,7 4,6 3,6 4,8 3,7 5,5 4,4 4,8 3,8
Luar Jawa 35,9 24,5 48,5 33,0 61,2 41,5 86,3 67,4 111,5 87,0
Jumlah 2.210,1 1.233,9 2.223,7 1.243,9 2.239,5 1.255,5 2.267,3 1.283,3 2.294,8 1.304,7
Tabel 11. Penggunaan Aspal di Indonesia

Aspal Pertamina Aspal Impor Asbuton yang telah


Tahun Dikonversikasikan ke 100% bitumen
ton % dari 8 ton % dari 8 ton % dari 8 % dari 8
1975 53.915 27,7 121.835 62,6 18.922 97 194.672
1976 46.780 38,2 53.312 43,6 22.286 18,2 122.378
1977 82.975 36,9 129.047 57,3 13.060 5,8 225.082
1978 136.738 47,5 101.834 35,4 49,291 17,1 287.863
1979 197.370 70,9 70.430 25,3 10,513 3,8 278.313
1980 200.384 59,3 119.697 35,4 18,063 5,3 338.144
1981 159.400 39,3 167.878 41,4 78,215 19,3 405.493
1982 185.145 34,7 268.050 50,2 80,764 15,1 533.959
1983 161.167 38,3 196.484 46,6 63,762 15,1 421.413
1984 250.000 53,6 156.589 33,6 59,429 12,8 466.018
1985 348.649 68,6 119.101 21,2 57,250 10,2 561.000
1986 404.815 63,1 199.633 31,1 37,149 5,8 641.597
1987 328.332 59,4 160.138 29 64,681 11,7 553.151
1988 390.699 61,8 164.425 26 76,968 12,2 632.092
1989 331.432 50,4 260.957 39,7 65,292 9,9 657.681
Rata-rata 49,9 38,6 11,5 100%

masih dibawah 125 ton, kecuali pada tahun 1985. dimanfaatkan sebagai pelapis permukaan jalan dan
Pada tahun 1989, sampai dengan bulan pengikatan agregat sebagai aspal hot mix. Konsumen
Oktpober, tercatat sebesar 20.224 ton atau yang diarahkan ke Indonesia kawasan Timur yang
merupakan kenaikan sebesar 160 kali lipat dari mempunyai jarak tidak terlalu jauh, sehingga
pada tahun 1988 (Tabel 11). Negara – negara pengangkutan tidak memerlukan ongkos tinggi.
pengimpor aspal ke In-donesia adalah Jepang, Ada nbeberapa keuntungan bila potensi aspal
Singapur, Jerman, dan Amerika Serikat. Indo-nesia dimanfaatkan, yaitu sebagai berikut :

5.2 Prospek – Pemanfaatan kekayaan sumber alam Indonesia


– Penghematan devisa nehgara,
Potensi cadang alam di pulau Buton saat ini berjumlah – Menambah kesempatan kerja,
5,72 ton dengan kadar bitumen 20 – 30% mengingat – Penggunaan energi sedikit, karena tidak perlu
jumlah cadangan tersebut, untuk memasok kebutuhan pemasaran,
aspal di Indonesia yang saat ini lebih dari 500.000 ton – tidak diperlukan teknologi tinggi, dan dapat
sangat tidak mungkin. Oleh karena itu, cadangan yang dikerjakan secara padat karya.
ada masih dapat Seperti diketahui asbuton dapat digunakan sebagai
BAHAN GALIAN INDUSTRI 3 – 16

pelepis penggunaan jalan, baik campuran dingin (cold Konservasi Tahun Anggaran 1978-1979,
mix) maupun campuran panas (hot mix). Pada Direktorat Teknik Pertambangan, Sub Direktorat
campuran dingin asbuton dicampur pada temperatur Konservasi, Jakarta, 1979.
rendah dengan minyak pelumat (flu oil/bunker oli) Anonim, Aspal, Buku Pedoman Bahan Galian
didalam campur beton (concret mixer), sedangkan Indonesia 1950-1965, Bahan Galian Industri
campuran panas asbuton diperoleh dengan campuran Direktorat Pertambangan, Departemen
minyak pelumat dan agraret dengan aspal panas Pertambangan, 1968.
didalam aspalt mixing plant. Kirk-Othme, Aspalt, Encyklopedia of Chemical
Technology, Intersicience Publishers, a Dipision of
6. Penutup John Willey & Sons, Inc, New York, 1967.
H. Ranupandojo dan S.W Koentowibisono
Di pulau Buton saat ini terdapat beberapa Anawlisa Statistik Pertambangan, Biro Pusat
lapanganaspal berpotensi, empat diantaranya Statistik dengan Penelitian Pengembangan
dikatagorikan ekonomis. Potensi cadangannya Ekonomo Fakultas Ekonomi Universitas
diperkiran sekitar 5,72 juta ton dengan kadar 20 – Gajah Mada, 1987.
30%. sampai dengan tahun 1989, pemasokan Sjahrial Zen dan Ngaja Ginting Soeka, BE.
aspal Indonesaia berasap dari aspal alam Pembinaan Pengembangan Teknis Pertambangan
Buton danaspal minyak. akan Tetapi, sejak Agustus dan Perusahaan Aspal Negara Buton, Direktorat
1987, produksi Asbuton dihentikan dengan alasan Pertambangan, Jakarta, 1980.
pemasaran. Disamping itu diperoleh aspal minyak Anonim, 40 Tahun Peran Pertambangan dan
denga harga yang lebih murah. Baru pada tahun 1992 Energi Indonesia 1945 – 1985, Departemen
produksi Asbuton berjalan kembali dengan produksi Pertambangan dan Energi, 1985.
sebesar 200.513 ton, dengan pemasaran ditunjukan ke Anonoim Buku Tahunan Indonesi 1988, Departemen
Indonesi kawasan Timiur. Pertambangan dan Energi, 1989.
Sementara itu, impor aspal sampai dengan tahun Anonim, Majalah Pertambangan dan Energi
1993 masih stabil. Stabilnya impor aspal ini Nimor 5 – 6/1989, Departemen
karena untuk perbuatan jalan, terdapat material Pertambangan Dan Energi,1989.
lainyang berasal dari semen portland yang Mulyono Hadiprayitno, Mempelajari Faktor – faktor
digunakan tol dan jalan di atas tanah labil. yang berpengaruh pada Produksi Cabentonit di
Mengingat jumlah cadangan Asbuton, dan prospek Indonesia, Thesis Program Teknik dan Manajemen
pengusahaan yang ada saat ini, pemasaran dapat Industri, Pakultas Pasca Sarjana, Institut Teknologi
diarahkan untuk propinsi – propinsi yang berada di Bandung, 1987.
Wilayah Indonesia Timur. Untuk itu perlu kebijaksanaan
pemerintah yang dapat mendukung peningkatan ***
Asbuton di masa mendatang.

DAFTAR PUSAKA

G.V Chilingarian dan T.F Yen, Bitumens, Aspalth


and Tar Sands, Elsevier Scientific Pub-lishing
Company, 1978.
John M Botswick, Bituminous materials, In-
dustrials Minerals and rocks (nonmetallics
Other than Fuels), Amerikan Institute of
Minning, Metarullgical , and petroleum
Engineers, Inc, New York, 1983.
Anonim, Buku Induk Kestatistikan, Pekerjaan
Umum Edisi VI 1988, Departemen Pekerjaan
Umum, 1988.
Robert F. Baker, Handbook Of Highway Engi-neering,
litton Educational Publishing, Inc, 1975.
Animon, Laporan Kegiatan Sub Direktorat
BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 24

4 BARIT
Oleh : Adjat Sudradjat,
M. Arifin

1. PENDAHULUAN magma yang mengandung unsur barium yang


menerobos dan mengisi rekahan (fissure) pada batuan
Kata barit berasal dari bahasa Yunani, yaitu yang diterobosnya. Proses pembentukan cebakan
barys yang berarti berat. Barit dikenal juga jenis ini disebut metasomatisme karena terjadi pada
dengan nama lain seperti baryte, heavy spar, suhu sedang sampai dengan rendah. Bentuk cebakan
atau tiff. Mineral ini mulai dikenal dan diusahakan yang terjadi berupa urat-urat barit (fissure vein), yang
secara komersial pada awal abad ke-19. mempunyai panjang dari beberapa ratus meter sampai
2.000 m dan ketebalan dari beberapa sentimeter
Barit dapat dikenal dari nyala api yang berwarna sampai dengan beberapa meter.
hijau bila dibakar. Karekteristik barit lainnya yang
dapat diketahui secara cepat adalah tidak larut Pada cebakan jenis ini, barit umumnya
dalam air dan asam, tidak mudah bereaksi, dan berasosiasi dengan mineral sulfida seperti pyrit,
dapat menyerap radiasi. galena, fluorit, sphalerit, dan kalkopyrit.

Barit yang berkomposisi kimia BaSO4, merupakan b. Residual


senyawa barium yang dapat dijumpai dalam jumlah
sangat besar dan sekarang ini ditambang secara Cebakan residual merupakan hasil pelapukan kimia
ekonomis. Senyawa barium lainnya yang juga sering dan pengayaan terhadap urat-urat barit yang terutama
dijumpai, tetapi dalam jumlah terbatas adalah witherit terdapat pada batuan karbonat. Proses pelapukan
(BaCO3) dan sanbornit (BaSi2O5). akan memceraikan urat-urat barit, sehingga dengan
adanya air tanah dan/atau air permukaan, pecahan
Dalam industri perminyakan, barit merupakan salah urat barit akan terpisah dari unsur pengotornya.
satu komponen lumpur bor yang sangat penting, yang
penggunaannya mencapai 85 – 90% dari produksi barit Cebakan jenis ini disebut juga eluvium atau kolovial
dunia. Sisanya (10 – 15%) digunakan sebagai bahan yang mempunyai kadar lebih tinggi bila dibandingkan
baku dalam pembuatan kimia barium, bahan pengisi dengan jenis cebakan barit primer. Hal ini terjadi
dan pengembang, pigmen, dan bahan penyerap karena barit telah mengalami pencucian dan
radiasi. pengendapan secara alam (residu). Menurut Bateman
(1981), proses pembentukan cebakan residual disebut
proses oksidasi dan pengayaan supergen, dan lapisan
GEOLOGI barit lapuk akan terendapkan di bawah lapisan material
lain yang juga telah melapuk, tetapi mempunyai berat
1 Mula Jadi jenis yang lebih kecil.

Berdasarkan cara terbentuknya, terdapat empat c. Sedimen Volkanik


jenis cebakan barit, yaitu cebakan metasomatik,
residual, sedimen volkanik, dan cebakan Cebakan sedimen volkanik terbentuk sebagai hasil
eksogen (Tabel 1). reaksi kimia antara larutan hidrotermal yang mem-
bawa unsur barium dengan senyawa hidrogen sulfi-da.
a. Metasomatik Cebakan jenis ini biasanya berbentuk lensa yang
mengisi suatu sinklin batuan sedimen yang terlipat.
Cebakan metasomatik merupakan hasil intrusi
BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 25
Tabel 1. Jenis Cebakan Barit dan Cara Terbentuknya

Jenis Cebakan Cara Terbentuknya Karakteristik Terbentuknya Bentuk Cebakan


Metasomatik Intrusi larutan hidrotermal Terjadinya reaksi antara BaCl2, Vein, lensa-lensa, dan breksi
yang bersifat asam dan BaS, dan air hidrotermal barit.
alkalis (metasomatisme). dengan air radose yang me-
ngandung ion SO4.
Residu Pelapukan kimia yang di- Terjadi pelapukan terhadap Lapisan yang terdiri atas
(Eluvial atau sertai dengan pengayakan. batuan yang mempunyai material lapuk (dekat per-
Koluvial ketahanan rendah (batuan mukaan) dan bongkahan
karbonat) yang mengandung barit.
urat barit.
Sedimen Volkanik Pengisian rongga dengan Terjadi rekasi antara unsur- Lensa-lensa.
cara bereaksi dengan unsur Ba dengan unsur H 2S (Ketebalan : 1,5 – 6 cm).
batuan majir (replecement). yang berasal dari penguapan
air laut ataupun sumber air
panas.
H2S ® H2SO4 ® BaSO4.

Eksogen Pengisian ronga yang ter- Terjadi pengisian pada rongga Lensa-lensa, urat, dan pod. yang
dapat pada batuan majir terdapat pada batu-
(cavity filling). gamping.

Sumber : Kuzvart, M., Industrial Minerals and Rocks

Pada cebakan jenis ini, barit pada umumnya Tabel 2. Sifat Fisik dan Kimia Barit
berasosiasi dengan mineral sulfida seperti
galena, sphalerit, dan pyrit. BaO 65,7 %
SO3 34,3%
d. Cebakan Eksogen Berat molekul 233,34
Isotop 135,136,137,138
Cebakan eksogen umumnya terdapat pada batuan Klas kristal Orthorombik
karbonat, yang mengisi celah ataupun rongga batuan Bentuk kristal Tabular
tersebut yang telah mengalami ambrukan (fallen b l o c Kilap Mutiara-Kaca
k ). Menurut Bateman (1981), proses pembentukan Kekerasan (skala Mohs) 2,5 – 3,5
cebakan eksogen adalah pengisian rongga Berat jenis 4,3 – 4,6
(cavityfilling), sedangkan bentuk cebakannya dapat Warna Putih (murni)
-8
berupa urat, pod, ataupun lensa. Konduktivitas arus DC 9,8 E Mho/m
Permitimitas relatif 10,03 Faraz/m
2.2 Mineralogi

Di alam, barit mengandung campuran unsur Cr,


Ca, Pb, dan Ra, yang senyawanya mempunyai Sebagai unsur barium (Ba), barit juga dijumpai
bentuk kristal yang sama dengan barit. sa-ngat terbatas dalam felspar (3% BaO),
plagioklas (7,3% BaO), muskovit (9,9% BaO), dan
Unsur pengotor barit adalah besi oksida, lempung, dan biotit (6 – 8% BaO). Kerak bumi rata-rata
unsur organik, yang semuanya dapat memberikan mengandung unsur barium sekitar 0,05%. Barit
bermacam-macam warna pada barit. Warna kristal barit juga dijumpai sebagai mineral ikutan (gangue
murni adalah putih atau abu-abu. Sifat-sifat kimia dan mineral) terutama pada cebakan logam sulfida,
fisika barit lainnya dapat dilihat pada Tabel 2. seperti timah hitam, emas, perak, tembaga, dan
fluorit, serta dalam cebakan mineral tanah jarang.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 26

2.3 Potensi Cadangan Barit di Indonesia terdapat beberapa lokasi cadangan barit lainnya,
yaitu daerah Tasikmalaya, Jawa Barat;
Secara keseluruhan, cadangan barit di Indonesia Kulonprogo dan Purworejo, Jawa Tengah;
yang telah diketahui cukup besar tetapi tersebar Pangulu, P. Lombok; dan Tanah Toraja, Sulawesi
di beberapa lokasi, seperti : Selatan (Gambar 1 dan Lampiran A).

Daerah Omesuri, Lebatukan, dan


PERTAMBANGAN
Buyasari; Flores Timur
1 Eksplorasi
Cadangan barit di daerah ini termasuk jenis
cebakan metasomatis, yang terbentuk sebagai Kegiatan eksplorasi ditujukan untuk mengetahui
hasil intrusi larutan sisa-sisa magma yang penyebaran, kedalaman, besar cadangan, serta sifat
mengandung barit dan menerobos serta mengisi kimia dan fisik cebakan barit. Untuk tujuan tersebut,
rekahan-rekahan pada batuan beku asam dan beberapa tahap kegiatan eksplorasi, terutama seperti
zona tufa andesit. Cebakan barit yang terbentuk yang pernah dilakukan untuk cebakan barit di daerah
adalah berupa urat-urat barit (fissure vein). Omesuri dan Lebatukan adalah :

Di daerah Buyasari, urat barit mempunyai kete-balan – pemetaan,


0,01 – 1,85 m dan panjang 25 – 50 m, dengan jumlah – pembuatan sumur uji,
cadangan perkiraan sebesar 8,50 ribu ton dan kadar – pemboran inti,
40 – 78% BaSO4. Di daerah Omesuri dan Lebatukan, – pemercontohan.
ukuran urat barit bervariasi, dengan jumlah cadangan Pemetaan dilakukan dengan sistem poligon tertutup
terukur sebesar 308 ribu ton dan kadar 87% BaSO4 dengan menggunakan theodolit. Peta yang dibuat
serta berat jenis 4,2. terdiri atas peta situasi, peta topografi, dan peta geologi
(stratigrafi) yang masing-masing mempunyai skala
b. Pulau Wetar, Maluku Selatan 1:2000. Peta-peta tersebut akan menjadi peta dasar,
yang digunakan selain untuk kegiatan eksplorasi rinci,
Cadangan barit di daerah ini termasuk cebakan seperti untuk penentuan posisi titik bor dan sumur uji,
sedimen vulkanik, yang mengandung unsur emas ukuran sumuran, kedalaman pemboran, dan metode
dan perak yang sangat tinggi. Proses mineralisasi pemercontoan, juga sebagai peta dasar dalam rancang
cebakan barit di daerah ini terjadi dalam tahap bangun tambang.
hidraulik breksia laterit dan vulkanoklastik. Bentuk
cebakan barit berupa pod yang tersemen dalam Sumur uji dan bor inti bertujuan untuk
volkanik laterit oleh mineral kuarsa, limonit, mengetahui penyebaran cebakan barit, baik yang
hematit, dan lempung. Jumlah cadangan barit ada di permu-kaan maupun di bawah permukaan
sekitar 2 juta ton yang merupakan cadangan bumi. Sumur uji yang dibuat berukuran panjang 2
terukur, dengan kadar rata-rata 40% BaSO4 . – 6 m, lebar 0,70 m, dan kedalaman 1 m. Ukuran
sumur uji ini bergantung kepada penyebaran
Daerah Lanjut, Kendawangan, cebakan barit di permukaan bumi. Untuk
Kalimantan Barat mengetahui penyebaran cebakan barit di bawah
permukaan bumi dilakukan dengan pemboran inti
Cadangan barit di daerah ini termasuk cebakan pada kedalaman mencapai 10 m atau lebih.
eksogen. Bentuk cebakan berupa urat dan pod
berwarna putih hingga abu-abu, yang mengisi Pemercontohan bertujuan untuk mengetahui kadar
celah-celah pada batu gamping terkersikan yang cebakan barit serta sifat fisik dan kimia barit serta
berwarna abu-abu hingga coklat kotor. batuan majir (barren rock). Kegiatan ini dilakukan, baik
pada sumur uji dengan pemercontohan alur (channel
Urat-urat barit yang dijumpai mempunyai sampling) maupun dengan bor inti (core sampling).
ketebalan 0,01 – 0,07 m dengan jumlah Berdasarkan hasil pengujian contoh di laboratorium
cadangan tereka sebesar 1,7 juta ton. dan spasi titik sumur uji ataupun bor inti di lapangan,
cadangan cebakan barit dapat dihitung.
Selain lokasi cadangan di atas, di Indonesia masih 3.2 Penambangan
BAHAN GALIAN INDUSTRI

Keterangan :
Lokasi cebakan barit :

1. Cikondang, Kec. Cineam, 3. Ds. Durensari, Bagelen, 5. Tanjung Merah dan Pakuoyong
Kab. Tasikmalaya Kab. Purworejo P. Lomblen, Kab. Flores Timur
2. Ds. Plampang Kukusan, Sermo 4. Ds. Lanjut, Kendawangan, 6. P.Wetar, Maluku Selatan
Kab. Kulonprogo Kab. Pontianak 7. Sangkanropi, Kab. Tanatoraja

Gambar 1. Peta Sebaran Barit di Indonesia


4 – 27
BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 28

Penambangan cebakan barit dapat dilakukan secara Di pasaran banyak dijumpai bermacam-macam
tambang terbuka maupun tambang bawah tanah. konsentrat barit yang sesuai dengan spesifikasi pasar
Pemilihan sistem penambangan bergantung kepada dan kegunaannya. Teknologi pengolahan min-eral
jenis cebakan, topografi daerah setempat, serta sekarang ini dapat menghasilkan berbagai produk barit
ukuran, sifat fisik dan kimia cebakan itu sendiri dan yang sesuai dengan kegunaannya.
lapisan tanah penutupnya. Sebagian besar barit yang
diproduksi selama ini berasal dari tambang terbuka, Dibandingkan dengan pengolahan bahan galian
baik ditambang dengan sistem open pit maupun kuari. industri pada umumnya, pengolahan barit termasuk
pengolahan mineral yang sangat komplek (multi-
minerals processing), dalam arti memerlukan tahap-
Cebakan barit di daerah Omesuri dan Lebatukan tahap pengolahan serta peralatan yang lengkap.
pernah direncanakan ditambang dengan cara
tambang bawah tanah, yaitu dengan sistem sub- Tahap pengolahan barit, terutama untuk
level stoping. Sebaliknya, cebakan barit bersama menghasil-kan barit murni (di atas 95% BaSO 4)
dengan bijih emas di Pulau Wetar direncanakan dengan bermacam-macam kegunaannya dapat
ditambang dengan sistem open cut. dilihat pada Gambar 2.

3.3 Pengolahan
4. KEGUNAAN DAN SPESIFIKASI

TAMBANG

KONSENTRASI
Long Washer,
Roll Crusher,
Sizing Screen, dan
Bendalari
Jig

Slime Konsentrat
100% – 1,25 in
KLASIFIKASI
PEMISAHAAN
MAGNETIK
Halus Kasar Dryer,
Sizing Screen, dan
FLOTASI FLOTASI Hammer Mill

KONSENTRAT KONSENTRAT KONSENTRAT


98 – 99% BaSO4 97 – 97,5% BaSO4 98 – 98,5% BaSO4
0,5% Fe2O3 0,5 - 1% Fe2O3 0,5% Fe2O3

Diambil dari : New Riverside Ochre Company

Gambar 2. Tahap Pengolahan Barit


BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 29

Sebagian besar produksi barit dunia digunakan Tabel 3. Spesifikasi Barit untuk Lumpur Bor
dalam industri perminyakan. Pemakaian ini
mencapai sekitar 85 – 90% dari produksi barit Uraian Standar API
secara keseluruhan. Sisanya digunakan sebagai
bahan baku dalam industri kimia barium, sebagai FISIKA :
bahan pengisi dan pengembang (filler dan Berat jenis min 4,2
extender), dan agregat semen. 1)
Distribusi ukuran :
– 200 mesh maks 3,0%
4.1 Barit Untuk Lumpur Pemboran
– 325 mesh, min maks 5,0%
KIMIA :
Dalam industri perminyakan, barit merupakan
salah satu komponen lumpur pemboran (drilling BaSO4 min 94%
fluids) sangat penting. Hal ini selain disebabkan
berat jenisnya yang tinggi, juga sifat barit lainnya Logam alkali terlarut maks 250 ppm
yang spesifik seperti sifat yang abrasif rendah Lempung maks 1%
dan tidak larut dalam air ataupun asam. Fungsi Karbonat tidak terlarut maks 0,1%
lumpur pemboran dalam eksplorasi minyak bumi
dan gas alam adalah untuk : Diayak secara basah dengan standar Amerika. API =
American Petroleum Institute.

– melumasi dan mendinginkan mata bor;


– mengangkat serpihan batuan (cutting) ke
permukaan; Tabel 4. Spesifikasi Barit untuk Kimia Barium
– mencegah runtuhnya dinding lubang bor;
– mengontrol aliran minyak, gas, dan air sehingga Uraian Nilai
tidak terjadi semburan liar (blowout).
BaSO4 96 – 98,5%
Dalam lumpur pemboran, barit berfungsi sebagai SrSO4 1 – 2,5%
bahan pemberat (weighting agent ). Tujuan Fe2O3 0,1%
penambahan barit di sini adalah untuk meningkatkan SiO2 0,1%
bobot lumpur pemboran pada volume tetap. Oleh MnO2 dan TiO2 Nihil
karena itu, jumlah barit yang akan ditambahkan dapat CaO + MgO 0,2%
dihitung secara matematis (Lampiran B). Fluorin Nihil
Distribusi ukuran 4 dan 20 mesh
Spesifikasi barit yang digunakan untuk lumpur
pemboran dapat dilihat pada Tabel 3.

4.2 Kimia Barium Barium sulfida atau disebut juga black ash,
merupakan kimia barium awal yang nantinya
Barit yang digunakan sebagai bahan baku dalam digunakan untuk pembuatan kimia barium lainnya
industri kimia barium diperkirakan mencapai 8 – (Gambar 3).
9% dari kebutuhan barit dunia secara
keseluruhan. Produk kimia barium yang banyak Barium sulfida diperoleh dengan cara mereduksi
beredar di pasaran antara lain barium sulfida, barit dengan bubuk batu bara dalam tungku putar
barium karbonat, blanc fixe, lithopone, barium (rotary kiln) pada suhu 1100 – 1250°C
klorida, barium hidroksida, dan lain-lain.
BaSO4 + 2C ® BaS + 2CO2
Tabel 4 memperlihatkan spesifikasi barit untuk
digunakan sebagai bahan baku kimia barium, dan Hasil akhir reduksi mengandung sekitar 80 – 85%
Tabel 5 memperlihatkan beberapa jenis dan BaS, bergantung kepada kandungan unsur
kegunaan kimia barium yang ada di pasaran. pengotor dalam material asal (kadar barit).
a. Barium Sulfida b. Barium Karbonat
BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 30
Tabel 5. Jenis Kimia Barium, Cara Pembuatan, dan Kegunaanya

Jenis Kimia Barium Cara Pembuatan Kegunaan

Blanc Fixe Reaksi antara BaS dengan garam Bahan pengisi dan pengembang
(Tepung) Glaube. bermutu tinggi untuk warna-warna
artistik, cat, kertas, vernis, dan tinta.
Blanc Fixe Reaksi antara BaS dengan garam Kertas fotografi dan sebagai bahan
(Pasta) Glaube dan asam HCl. pelapis (coating) untuk kertas.
Lithopone Reaksi ganda antara BaS dengan Zn-
Bahan perekat dan dempul,
Sulfat. warna-warna artistik dan cat.
Barium Hidroksida Ada dua cara, yaitu :
Minyak pelumas, plastik, dan kertas
1. Hidrolisa BaO.
2. Oksidasi BaS dengan O2.
Barium Karbonat Ada dua cara, yaitu : Tabung televisi, keramik, gelas,
Injeksi BaS dengan O2. dan enamel.
Reaksi BaS dengan soda abu.
Barium Klorat Reaksi BaCl2 dengan Na-klorat. Kembang api dengan nyala hijau.
Barium Kromat Reaksi K-kromat dengan suatu kimia Pigmen kuning untuk warna-warna
barium. artistik.
Barium Flourida — Kristal laser, enamel, dan bahan untuk
pembalseman.
Barium Hidrida Reduksi barit dengan hidrogen pada Sumber untuk memperoleh gas hidrogen.
suhu 200°C.
Barium Manganat Reaksi BaCO3 dengan Mn-oksida. Pigmen hijau.
Barium Nitrat Reaksi BaS dengan asam nitrat encer. Nyala api hijau untuk piroteknik.
Barium Oksida Reduksi BaCO3 Dessicant.
Barium Titanat Reaksi BaCO3 dengan Ti-oksida. Elektro keramik.

Sumber : Industrial Mineral, Oktober 1987.

Barium karbonat atau disebut juga witherite merupakan Penggunaan barium karbonat dalam industri gelas,
produk kimia barium yang sangat penting, karena enamel, dan magnetik tetap ditujukan untuk
banyak digunakan dalam industri manufaktur, seperti memperbaiki mutu produk akhir. Selain itu, barium
gelas (35%), kimia (27%), keramik (25%), ferrit dan karbonat juga mempunyai kemampuan untuk
titanat (8%), serta industri email, magnit tetap, dan mengubah garam-garam sulfat yang dapat larut
industri lainnya (5%). menjadi tidak dapat larut (menetralisir larutan sulfat).

Ada dua cara yang sering dilakukan dalam pembuatan Dalam industri gelas, barium karbonat merupakan
barium karbonat dengan menggunakan barium sulfida sumber barium oksida yang digunakan untuk
sebagai bahan baku, yaitu : memperbaiki mutu gelas, seperti :

BaS + CO2 ® BaCO3 + H2S BaS – indek bias menjadi lebih tinggi,
+ Na2CO3 ® BaCO3 + Na2S – memberikan kekerasan dan tahanan terhadap
goresan yang lebih besar,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 31

BaSO4
(Barit)
+C
BaS
(Black ash)

+CO2 + Na2CO3
+ O2H2O + Na2SO4 + HCl + ZnSO4
+ H2SO4 BaCO3
(Barium karbonat)

+ H2SO4 +C + HNO3 + HCl


Ba(OH) BaSO4 BaO Ba(NaO3)2 BaCl2 BaSO4.ZnS
(Blanc fixce) (Lithopone)
5% 15% <1% 1% 8% 20%

Gambar 3. Persentase Produk Kimia Barium dari 100% Barit

– permukaan menjadi lebih halus dan mengkilat, Dalam industri elektro-keramik, barium karbonat
– memperbaiki sifat lelehan gelas, digunakan dalam bentuk barium titanit (BaTiO3).
– memberikan tahanan terhadap media agresif, Barium titanit diproduksi dalam dua bentuk, yaitu
– dapat menyaring radiasi yang keluar dari bentuk piringan dan monolitik. Bahan ini digunakan
tabung sinar katoda pada televisi. untuk pembuatan kondensor berukuran kecil yang
umumnya digunakan dalam industri komputer,
Perkembangan penggunaan barium karbonat ada telekomunikasi, dan otomotif. Fungsi barium titanit di
hubungannya dengan industri televisi. Khusus untuk sini adalah untuk memperbaiki tahanan listrik,
tabung televisi berwarna, pemakaian barium karbonat memperbesar kuat tekan mekanik, dan mengurangi
sedikit berkurang karena adanya bahan pencampur kehilangan arus listrik.
yang lebih baik, yaitu strontium karbonat. Bahan ini
dapat menyerap lebih banyak radiasi gamma yang Selain itu, barium karbonat juga digunakan dalam
dihasilkan oleh potensial katoda dalam televisi pembuatan glasir dan email. Fungsi barium
berwarna. Perbandingan pemakaian antara barium karbonat di sini adalah untuk memperbaiki sifat-
karbonat dengan strontium karbonat dalam industri ini sifat fisik produk yang dilapisi, seperti kekerasan,
sekitar 3 – 4% BaO dan 5 – 7% SrO. kilap, serta ketahanannya terhadap goresan,
korosi, panas, dan pelapukan atmosfir.
Produk gelas lainnya yang juga menggunakan
barium karbonat adalah gelas kristal, gelas fiber, Barium karbonat juga digunakan dalam industri ferrit-
dan manik-manik gelas pemantul sinar yang magnetik (BaFe12O19), yang dihasilkan dengan cara
umum digunakan untuk rambu lalu-lintas. pemanggangan 1 molekul barium karbonat dengan 6
molekul besi oksida pada suhu 1100 – 1350°C.
Dalam industri keramik, barium karbonat sangat
bermanfaat untuk mengikat ion sulfat yang larut dalam BaCO3 + Fe2O3 ® BaFe2O4 + CO2
material pembuat gelas (gipsum), mencegah BaFe2O4 + 5Fe2O3 ® BaFe12O19 Ferrit-magnetik
perusakan warna, dan menghindari terjadinya umumnya digunakan untuk tombol-tombol listrik,
pemekaran permukaan keramik yang dihasilkan. pengeras suara (speaker) dinamik,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 32

alat pendengar (earphone), telepon, mikrofon, rheologi yang baik, indeks bias yang sesuai, dan
dan motor listrik seperti yang terdapat pada tape dispersi dalam air yang baik. Tabel 6, memperlihatkan
re-corder deck, jam listrik, dan peralatan penyapu spesifikasi blanc fixe sebagai pigmen pelapis kertas.
kaca (windscreen wipers). Pemakaian blanc fixe terpenting lainnya, terutama
yang berbentuk pasta adalah untuk pembuatan kertas
Pemakaian barium karbonat lainnya adalah fotografi hitam-putih. Kertas ini dilapisi dengan suatu
sebagai bahan untuk menetralisirkan asam sulfat,
yang digunakan dalam proses pemurnian air laut Tabel 6. Spesifikasi Blanc Fixe sebagai
dengan proses elektrolisis alkali klor serta Pelapis Kertas
digunakan dalam industri asam orthofosfor.

Blanc Fixe Uraian Nilai


Berat jenis 4,0 – 4,2
Blanc fixe atau barium sulfat dibuat dengan berbagai
Kecemerlangan 95 – 99 %
cara, bergantung kepada tujuan penggunaannya.
Ukuran butir 0,5 – 4,0 mm
2
BaCO3 + H2SO4 ® BaSO4 + H2O + Sifat permukaan 4,0 – 4,5 m /g
CO2 BaCl2 + Na2CO3 ® BaSO4 + Kekerasan 3 – 4 (skala Mohs)
2NaCl BaS + Na2SO4 ® BaSO4 + Na2S Kebutuhan binder 9 – 14 g casein/100 g pigmen
Indeks minyak 12 – 22 g minyak/100 g pigmen
BaS + H2SO4 ® BaSO4 + H2S
Indeks air 16 – 22 g air/100 g pigmen
Potensial zeta – 20 hingga -35 mv
Sekitar 90% blanc fixe yang diproduksi
digunakan sebagai bahan pengisi dan
pengembang dalam industri cat (70%), kertas
(10%), plastik dan baterai (10%), dan dalam bahan yang disebut baryta, yaitu suatu campuran
bidang kedokteran (10%). Pemakaian blanc fixe antara 70% blanc fixe dan 30% gelatin, sebelum
dalam industri di atas kadang-kadang kertas tersebut dilapisi dengan emulsi Zn-halida.
menggantikan peranan barit sebagai bahan Pemakaian kedua bahan pelapis ini akan
pengisi dan pengembang. menghasilkan permukaan kertas fotografi yang
mengkilat dengan hasil cetakan foto yang sangat
Dalam industri cat, blanc fixe digunakan untuk tajam.
menggantikan fungsi pigmen putih yang bersifat opak
(tidak tembus cahaya) tanpa mempengaruhi sifat Lithopone
keopakan cat itu sendiri. Pemakaian ini dise-babkan
oleh sifat blanc fixe yang baik seperti indeks minyak Lithopone diproduksi dengan mereaksikan barium
rendah, sehingga mengurangi pemakaian jumlah sulfida dengan seng sulfat. Hasil yang diperoleh
bahan pencampur (binder), serta dapat meningkatkan berupa endapan dengan komposisi BaSO4.ZnS, yang
kecemerlangan cat, sehingga me-ngurangi pemakaian kualitasnya bergantung kepada kandungan Zn-sulfida
pigmen pewarna. Untuk warna-warna artistik, (standarnya adalah 30% ZnS).
pemakaian blanc fixe lebih disukai dibandingkan
dengan barit. Hal ini disebabkan oleh warna dan BaS + ZnSO4 ® BaSO4.ZnS
distribusi ukuran blanc fixe lebih baik.
Lithopone lebih dikenal sebagai pigmen putih yang
Dalam industri kertas, pemakaian blanc fixe dapat digunakan dalam industri kertas dan cat. Pemakaian
menghasilkan kertas yang mempunyai mutu lithopone dalam industri kertas karena sifatnya yang
keburaman dan kecemerlangan sangat tinggi sehingga sama dengan sifat-sifat barit ataupun blanc fixe. Dalam
dapat mengurangi pemakaian tinta cetak, menambah industri cat, lithopone digunakan sebagai cat dasar
bobot kertas tipis, dan menghasilkan kertas dengan permukaan dalam industri otomotif. Bahan ini juga
permukaan yang lebih halus. Blanc fixe dapat pula digunakan sebagai pengisi pasta, dempul, dan pelapis
berfungsi sebagai pigmen pelapis kertas. Sifat blanc kertas dinding. Pemakaian lithopone lainnya adalah
fixe yang perlu diperhatikan untuk tujuan ini adalah untuk warna-warna artistik, karet, dan tinta. Sekarang
distribusi ukuran harus seragam, tidak hidroskopis, ini peranan lithopone sebagai pigmen
bersifat abrasif rendah, bersifat
BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 33

telah digantikan oleh titanium oksida (TiO 2), untuk pembuatan vitamin, hormon, dan
karena bahan ini dapat menghasilkan warna- penggumpal darah.
warna yang lebih bermutu tinggi.
4.3 Bahan Pengisi dan Pengembang (Filler
e. Barium Klorida dan Extender)

Barium klorida diperoleh dari hasil reaksi Salah satu penggunaan barit terpenting di luar industri
langsung antara barium sulfida dengan asam perminyakan adalah sebagai bahan pengisi dan
hidroklorida atau gas klor. Selain itu, kimia barium pengembang. Fungsi barit di sini adalah sebagai
ini dapat pula diperoleh dari hasil reaksi antara bahan pemberat (weighting agent). Jumlah pemakaian
barium karbonat dengan asam hidroklorida. barit sebagai bahan pengisi dan pengembang
Barium klorida yang dihasilkan ada dua macam, mencapai sekitar 4 – 5% dari konsumsi barit dunia
yaitu dalam bentuk anhidrat (BaCl2) atau hidrat secara keseluruhan.
dan dalam bentuk kristal (BaCl2.2H2O).
Barit digunakan sebagai bahan pengisi dan
BaS + 2HCl ® BaCl2 + H2S pengembang karena sifatnya yang baik, seperti
2BaCO3 + 4HCl ® 2BaCl2.2H2O + berat jenis yang tinggi, kecemerlangan, sifat
2CO2 2BaS + 2Cl2 ® 2BaCl2 + S2 abrasif yang rendah, tidak mudah bereaksi, tahan
terhadap pelapukan, dan dapat menyerap radiasi.
Bentuk produk pertama umumnya digunakan untuk
pengaturan dalam pemanasan garam-garam, Di Amerika Serikat, barit sebagai bahan pengisi
sedangkan yang berbentuk hidrat digunakan untuk digunakan dalam industri cat (60%), plastik
menghilangkan kotoran-kotoran yang berupa larutan (25%), dan lain-lain termasuk industri cat dan
sulfat dari suatu sistem atau rester dalam industri otomotif (15%). Di Inggris, pemakaian barit dalam
penyaring molekul (molecular-sieve). industri otomotif jauh lebih besar lagi, yaitu 33%,
sedangkan sisanya digunakan dalam industri cat
Pemakaian barium klorida lainnya adalah sebagai (27%), karet (10%), pelindung radiasi (10%),
bahan untuk pemurnian air laut, bahan tambahan plastik (6%), dan lainnya (14%).
dalam pengerasan baja, dan untuk menurunkan
campuran fluks dalam pengelasan. Tabel 7 memperlihatkan spesifikasi barit yang
umum digunakan sebagai bahan pengisi dan
Barium Hidroksida pengembang.
a. Cat
Barium hidroksida dihasilkan dari proses oksidasi
larutan barium sulfida panas dalam udara. Penggunaan barit sebagai bahan pengisi dalam
Barium hidroksida oktahidrat [Ba(OH)2] yang
dihasilkan kemudian dipanggang untuk
mendapatkan bentuk monohidrat (BaOH). Tabel 7. Spesifikasi Barit sebagai Bahan
Pengisi
3BaS + O2 + 2H2O ® 2Ba(OH)2 + BaS3

Barium hidroksida digunakan sebagai bahan Uraian Nilai


tambahan dalam industri minyak pelumas, BaSO4 97,0 – 98,5
industri PVC, dan sebagai bahan pengganti SiO2 1,5 – 3,0%
barium karbonat dalam industri keramik. Logam berat Nihil
Garam terlarut maks. 0,1%
g. Kimia Barium Lainnya pH 6,2 – 7,8
Kimia barium lainnya yang ada di pasaran adalah Berat jenis 4,4
berbagai jenis barium organik. Kimia barium ini Reflektansi 95 – 96%
umumnya digunakan sebagai bahan katalis ataupun Penyerapan minyak 10,0 – 2,0
reagen yang dalam bidang kedokteran digunakan Kehalusan (min. 99%) maks. 40
BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 34

industri cat sangat dominan. Dalam hal ini, sifat barit Tabel 8. Spesifikasi Barit untuk Bis Rem
yang perlu diperhatikan adalah distribusi ukuran,
bentuk butiran, dan indeks refraktif, yang semuanya
akan menentukan tingkat efisiensi optikal cat. Barit Spesifikasi Nilai
yang digunakan minimal mengandung 80% BaSO4 dan Berat jenis 4,34
maksimal 0,5% Fe2O3. Penyerapan minyak 10,5
Distribusi ukuran :
Dalam industri cat, barit merupakan bahan pengisi
75 mm 99%
pemutih (bukan sebagai pigmen), yang berfungsi untuk
50 mm 85%
menghasilkan suatu perlapisan yang opak (tidak
40 mm 67%
tembus cahaya). Dalam cat vernis, cat air, dan cat anti
30 mm 44%
karat, pemakaian barit dapat menghasilkan suatu
20 mm 23%
derajat impermeabilitas dan durabilitas yang tinggi.
10 mm 8%
Pemakaian tersebut berguna untuk mencegah
5 mm 3%
penyerapan oleh perlapisan paling atas serta dapat
2 mm 1%
menahan goresan.

Barit digunakan juga untuk warna-warna artistik.


Ukuran butir yang diperlukan untuk warna artistik jalan raya, dan jalur-pacu pada bandara udara.
ini berkisar antara 1 – 5 mm. Oleh karena itu, Sekarang ini barit juga digunakan dalam industri
untuk warna-warna artistik lebih banyak ban yang khusus untuk peralatan konstruksi
digunakan blanc fixe sebagai pengganti barit, berat.
karena blanc fixe yang diproduksi mengandung
lebih dari 25% yang berukuran 1 – 5 mm. 4.4 Pelindung Radiasi

b. Plastik dan Karet Barit dapat digunakan sebagai bahan agregat


untuk campuran semen paling baik, yang pada
Pemakaian barit sebagai bahan pengisi dalam industri umumnya berfungsi sebagai bahan pelindung
plastik dan karet ada hubungannya dengan industri radiasi pada reaktor nuklir. Kegunaan agregat
otomotif. Beberapa komponen otomotif yang umumnya semen barit lainnya adalah untuk konstruksi pipa
menggunakan barit adalah tali kipas, selang karet, bawah tanah, terutama pada daerah rawa. Ada
lapik karet, gasket, dan bahan-bahan kedap suara. beberapa faktor yang menyebabkan barit
Sifat-sifat fisik barit yang membuatnya banyak digunakan untuk tujuan ini, yaitu :
digunakan dalam industri ini antara lain berat jenis
yang tinggi, sifat abrasif rendah, tidak mudah larut – Dapat melemahkan sinar gamma.
dalam air dan asam, tahan terhadap panas dan korosi, – Dapat dibuat dalam bentuk agregat semen.
serta dapat menyerap radiasi. – Sifat durabilitas dan penghantar panas yang
tinggi.
Barit juga digunakan dalam industri yang meng-
hasilkan peralatan olah raga. Inti karet bola tenis Tabel 9 memperlihatkan spesifikasi barit yang
mengandung sekitar 10% barit mutu sedang. Fungsi digu-nakan untuk agregat semen.
barit di sini adalah sebagai bahan pemberat.

c. BahanTahan Goresan 5. PROSPEK DAN PERKEMBANGAN

Lakur (logam paduan) yang terdiri atas barium, timbal, Dalam 10 tahun terakhir konsumsi barit dunia
dan kalsium digunakan sebagai bantalan (bearing), bis mengalami penurunan. Keadaan ini terutama
rem, dan kopling. Tabel 8 memperlihat-kan spesifikasi dise-babkan oleh semakin menurunnya aktivitas
barit yang digunakan untuk bis rem. Penambahan pengeboran dalam eksplorasi minyak bumi dan
sekitar 10% barit dalam campuran karet dan aspal gas alam yang membutuhkan barit mutu API.
digunakan sebagai bahan hamparan (ubin) yang Sebaliknya, kebutuhan barit untuk kimia barium
umumnya digunakan untuk parkir, mengalami peningkatan.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 35

Tabel 9. Spesifikasi Barit untuk Agregat Semen Ciccu, R., Operation Research as an Aid to Ma-
nagement of Barega Barite Mine, Sardinia, Insti-
tution of Mining and Metallurgy, August 1985.
Uraian Nilai
BaSO4 min 92% Drawater, C., Estimation of Baryte Consumption
Kandungan besi min1,0% During Oilwell Drilling, Industrial Minerals,
Kandungan air 0% July 1984.
Bobot isi ukuran halus 4,24 rd
Faith, W.L., et .al., Industrial Chemical, 3
Edition, John Wiley and Sons, Inc, New York,
1965.

Di Indonesia, kebutuhan kimia barium cukup Fowler, J.H., Barytes, The No-wait Agent, Cana-
besar namun untuk memenuhinya sebagian dian Institute of Mining and Metallurgy
besar masih diimpor, terutama blanc fixe, Bulletin, Vol 79 No. 889, May 1986.
lithopone, dan barium karbonat.
Griffiths, J., Baryte : Non-drilling Applications,
Potensi cadangan barit, seperti yang terdapat Industrial Minerals, June 1984.
sebagai produk sampingan bijih emas di Pulau
Wetar dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku Harris, T.S., Extender and Filler Mineral Markets in the
dalam industri kimia barium. Namun, karena Western United States & Canada, Cana-dian
industri ini belum berkembang di dalam negeri, Institute of Mining and Metallurgy Bulletin, Vol. 79
produk barit tersebut dipasarkan ke luar negeri. No. 889, May 1986.

Berdasarkan kajian viabilitas ekonomi, usaha pe- Jensen, M.L. & Bateman, A.M., Economic Min-eral
ngembangan industri kimia barium cukup Deposits, Revised Printing, 3rd Edition, John Wiley
menguntungkan. Selain mempunyai nilai tambah and Sons, Inc, New York, 1981.
tinggi dan dapat memenuhi kebutuhan di dalam
negeri, potensi cadangan barit juga cukup Kuzvart M., Industrial Minerals and Rocks, Deve-
mendukung sebagai bahan baku. lopment in Economic Geology 18, Elsevier,
Amsterdam, 1984.

DAFTAR BACAAN Massonne, J., Technology and Uses of Barium-


Strontium Compounds, Industrial Minerals,
Ampian, S.G., Barite, Mineral Facts and Prob- June 1982.
lems 1985, Edition, Bureau of Mines, Bulletin
675, United States Department of Interior. Wolfe, J.A., Mineral Resources a World Review,
Dowden and Culver Book, New York, 1984.
Austin, G.T., Shreve’s Chemical Process Indus-
tries, Fifth Edition, McGraw-Hill Book Co, New
York, 1984. *****
___, Baryte : Its Uses Outside Drilling Muds,
Industrial Minerals, October 1978.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 36

LAMPIRAN A
Lokasi Potensi Barit di Indonesia

Lokasi Cadangan Keterangan


Jawa Barat :
Cikondang, Belum diketahui Berupa urat-urat bijih yang mengisi celah pada batuan
Kec. Cineam, tufa breksi.
Kab. Tasikmalaya Daerah mineralisasi tersebar pada daerah seluas 6 ha.
Jawa Tengah :

Kp. Plampang Kukusan, 12.000 ton Berupa urat-urat bijih yang mengisi celah pada batuan
Watutugu, Sermo, (hipotetis) andesit berumur Miosen.
Kab. Kulon Progo
Durensari, Bagelen Belum diketahui Berupa urat-urat bijih yang mengisi celah pada batuan
Purworejo andesit berumur Miosen.
Kalimantan Barat :

Ds. Lanjut, Belum diketahui Berupa urat-urat bijih yang mengisi celah pada batuan
Kec. Kendawangan, silicified limestone.
Kab. Pontianak Daerah mineralisasi tersebar pada daerah seluas 500 x
2
500 m .
Kadar bijih : 96,5 – 98,5% BaSO2; 0,9 – 2,2% SiO2; 0,3
– 0,6% Fe2O3; 0,15 – 0,25% H2O; dan BJ 4,4.
Sulawesi Selatan :

Sangkonropi, 5.000 ton Mineralisasi bijih sulfida pada zona riolit/dasit yang
Kab. Tanatoraja (Sumber daya) terkersikan.
Nusa Tenggara Timur :

Tj. Merah dan Pakuyong, Belum diketahui Berupa urat-urat bijih yang terbentuk akibat asosiasi
P. Lomblen, Kab. Flores batuan kuarsa pada dasit.
Timur
Kec. Riung, Kab. Ngada Belum diketahui Berupa urat-urat bijih yang mengisi celah pada batuan
tufa dasit.

Sumber : Direktorat Sumberdaya Mineral, 1990


BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 37

LAMPIRAN B
Perhitungan Jumlah Penambahan Barit untuk Lumpur Pemboran

Tujuan penambahan barit adalah untuk meningkatkan bobot lumpur pemboran pada volume tetap.
Jumlah kebutuhan barit yang akan ditambahkan dapat dihitung dengan persamaan berikut :

V1(W2 – W1)
Vb = –––––––––––––
(Wb – W2)
dimana :

V1 = Volume lumpur pemboran sebelum ditambah barit, bbl.


Vb = Volume barit yang ditambahkan, bbl.
W1 = Bobot isi lumpur pemboran sebelumnya, ppg.
W2 = Bobot isi lumpur pemboran yang diinginkan, ppg.
Wb = Bobot isi barit, ppg. (ppg = pounds per gallon dan bbl = barrels)

Dalam perhitungan volume barit yang harus ditambahkan, perlu diperhatikan adanya penambahan volume
permukaan dan kenaikan volume antara dasar laut dengan tinggi rig.

Volume permukaan adalah volume lumpur yang diperlukan untuk sirkulasi secara terus-menerus antara
permukaan dengan mata bor, yang besarnya ditetapkan 600 bbl. Kenaikan volume diasumsikan sebesar
0,52 bbl/ft. terhadap kedalaman air laut dan tinggi rig dari permukaan air laut (biasanya 100 ft), atau
dapat dihitung dengan persamaan berikut :

Kenaikan volume = (kedalaman laut + 100) x 0,52

Dari volume barit yang ditambahkan, berat barit yang dibutuhkan (dalam metrik ton) dapat dihitung
dengan persamaan :

T = Vb x 0,159 x 4,25

= Berat barit yang ditambahkan, ton.


Vb = Volume barit yang ditambahkan, bbl
3
0,159 = Faktor pengubah dari bbl. ke m .
4,25 = Berat jenis barit.

Contoh perhitungan :

Suatu lubang bor berdiameter 12 inci direncanakan dibor hingga mencapai kedalaman 8.800 ft. Selubung
(casing pipe) yang digunakan mempunyai diameter 13 3/8 inci. yang dipasang hingga kedalaman 5.000 ft.
Lumpur pemboran yang digunakan adalah KCl/polimer dengan bobot isi 9,0 ppg. Dengan penambahan
barit, bobot isi lumpur pemboran diharapkan akan mencapai 11,0 ppg. Jika diketahui tinggi rig 100 ft,
kedalaman laut 150 ft, dan volume permukaan 600 bbl, maka dari Tabel 10 dapat dihitung kapasitas
selubung dan lubang bor, yaitu:

Kapasitas lubang bor


(8.800 – 5.000) x 0,1458
554,04

Kapasitas selubung
5.000 x 0,1497
748,50
BAHAN GALIAN INDUSTRI 4 – 38
3. Kenaikan volume Dengan demikian, volume dan berat barit yang

= (150 + 100) x 0,52 dibutuhkan dapat dihitung, yaitu :


= 130 (11,1 – 9,0)
4. Volume permukaan Volume barit = 2.032,54 x
(35,4 – 11,1)
= 600
= 75,65 bbl
5. Jumlah volume total
Berat barit = 175,65 x 0,159 x 4,25
= 2.032,54 bbl = 118,7 ton

Tabel 10. Perhitungan Kapasitas Selubung dan Lubang Bor

Selubung Lubang Bor


Garis tengah Kapasitas Garis tengah Kapasitas

(inci) (bbl/ft) (inci) (bbl/ft)


30 0,7616 36 1,2590
20 0,3552 26 0,6567
5 1
18 /8 0,3062 17 /2 0,2975
1
16 0,2222 12 /4 0,1458
3 5
13 /8 0,1497 10 /8 0,1097
3 3
11 /4 0,1175 8 /4 0,0744
3 1
10 /4 0,0942 8 /2 0,0702
5 7
9 /8 0,0732 7 /8 0,0602
5
8 /8 0,0594 6 0,0350
5
7 /8 0,0459
7 0,0371
1 0,0232
5 /2
BAHAN GALIAN INDUSTRI 5 – 39

5 BAT U APUNG
Oleh : M. Arif,
Toton Sentana Kunrat

1. PENDAHULUAN dasar dalam menentukan langkah-langkah atau


tindakan yang perlu diambil/dilakukan, baik oleh
Batu apung atau pumice merupakan salah satu bahan pihak pemerintah maupun pihak swasta untuk
galian industri atau golongan C, yang cukup pengembangan industri pertambangan batu
mempunyai peranan berarti di sektor konstruksi dan apung di dalam negeri dalam menunjang
sektor industri, baik sebagai bahan baku utama pembangunan nasional.
maupun sebagai bahan baku penolong.

Di alam, batu apung yang terbentuk dari hasil letusan 2. GEOLOGI


gunung api, umumnya berupa fragmen-fragmen dalam
batuan breksi, termasuk jenis batuan aluminium silikat Batu apung atau pumice adalah jenis batuan yang
bersifat gelas (glassy), berstruktur celular, serta berwarna terang, mengandung buih yang terbuat dari
mempunyai densiti ruah (bulk density) yang rendah. gelembung berdinding gelas, dan biasanya disebut
Jenis batuan lainnya yang memiliki struktur fisika dan juga sebagai batuan gelas vulkanik silikat.
asal terbentuknya sama dengan batu apung adalah
Batuan ini terbentuk dari magma asam oleh aksi
pumicit, volkanik cinder, dan scoria.
letusan gunung api yang mengeluarkan materialnya ke
udara; kemudian mengalami transportasi secara
Perkembangan sektor konstruksi dan industri, terutama
horizontal dan terakumulasi sebagai batuan piroklastik.
di negara- negara maju, telah menunjukkan
Batu apung memiliki sifat versikular yang tinggi,
peningkatan yang berarti; dan hal ini telah
mengandung jumlah sel yang banyak (berstruktur
mengakibatkan segi permintaan akan batu apung
selular) akibat ekspansi buih gas alam yang
Indonesia pada akhir-akhir ini terus meningkat. Dari
terkandung di dalamnya, dan pada umumnya terdapat
segi pemasokan, produksi batu apung Indonesia
sebagai bahan lepas atau fragmen-fragmen dalam
sebagian besar berasal dari daerah Nusa Tenggara
breksi gunung api. Sedangkan mineral-min-eral yang
Barat, dan sisanya dari daerah Ternate, Pulau Jawa
terdapat dalam batu apung adalah fel-spar, kuarsa,
dan lain-lain. Sementara itu impor batu apung dapat
obsidian, cristobalit, dan tridimit.
dikatakan tidak ada, atau untuk kebutuhan di dalam
negeri sudah terpenuhi. Didasarkan pada cara pembentukan (desposisi),
distribusi ukuran partikel (fragmen) dan material
Untuk mengetahui sampai sejauh mana perilaku asalnya, endapan batu apung diklasifikasikan
dan perkembangan segi pemasokan, permintaan sebagai berikut :
dan harga batu apung, beserta faktor- faktor yang
berpengaruh terhadap perkembangan tersebut, – Sub-areal;
maka akan dilakukan evaluasi dan analisisnya, – Sub-aqueous;
serta membuat perkiraan di masa mendatang – New ardante; yaitu endapan yang dibentuk oleh
(prospeknya). Metode analisis yang digunakan pergerakan ke luar secara horizontal dari gas
adalah dengan melakukan penelaahan secara dalam lava, yang menghasilkan campuran
kualitatif, dan dengan menggunakan serial data fragmen dengan berbagai ukuran dalam
tahun 1985 sampai tahun 1993. suatu bentuk matriks;
– Hasil endapan ulang (redeposit).
Dengan diketahui perkembangan serta faktor yang Dari metamorfosenya, hanya daerah-daerah yang
berpengaruh tersebut, diharapkan dapat dijadikan relatif ada gunung api, akan mempunyai endapan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 5 – 40
– Al2O3 : 12,00 – 15,00%
batu apung yang ekonomis. Umur geologi dari
endapan-endapan ini antara Tersier sampai – Fe2O3 : 0,90 – 4,00%
sekarang. Gunung api yang aktif selama umur – Na2O : 2,00 – 5,00%
geologi tersebut antara lain pada jalur pinggiran – K 2O : 2,00 – 4,00%
laut Pasifik dan jalur yang mengarah dari laut – MgO : 1,00 – 2,00%
Mediteran ke pegunungan Himalaya kemudian ke – CaO : 1,00 – 2,00%
India Timur. – Unsur lainnya : TiO2, SO3, dan Cl

Hilang pijar (LOI atau loss of ignition) : 6%


Batuan yang sejenis dengan batu apung lainnya
adalah pumicit dan vulkanik cinder. Pumicit
mempunyai komposisi kimia, asal pembentukan pH : 5
dan struktur gelas yang sama dengan batu
apung. Perbedaannya hanya pada ukuran Sedangkan sifat fisikanya adalah :
partikel, yaitu diameternya lebih kecil dari 0,16 3
inci. Batu apung ditemukan relatif dekat dengan – Bobot isi ruah : 480 – 960 kg/cm
tempat asalnya, sedangkan pumicit sudah – Peresapan air
ditransportasi oleh angin dengan jarak yang (water absorption) : 16,67%
3
cukup jauh, dan terendapkan berupa akumulasi – Gravitasi spesifik : 0,8 gr/cm
abu berukuran halus atau sebagai sedimen tufa. – Hantaran suara
(sound transmission) : rendah
– Ratio kuat tekan
Vulkanik cinder mempunyai fragmen vesikular terhadap beban : tinggi
berwarna kemerahan sampai hitam, yang – Konduktivitas panas
tertumpuk selama erupsi batuan basaltik dari (thermal conductivity) : rendah.
letusan gunung api. Sebagian besar endapan – Ketahanan terhadap api : s.d. 6 jam.
cinder kedapatan sebagai fragmen-fragmen
perlapisan yang berbentuk krucut dengan
diameter antara 1 inci sampai beberapa inci. PERTAMBANGAN

Potensi 1 Eksplorasi

Penelusuran ke terdapatan endapan batu apung


Di Indonesia, keterdapatan batu apung selalu
dilakukan dengan mempelajari struktur geologi batuan
berkaitan dengan rangkaian gunung api berumur
di daerah sekitar jalur gunung api, antara lain dengan
Kuarter sampai Tersier. Penyebarannya meliputi
mencari singkapan-singkapan, dengan geolistrik, atau
daerah Serang dan Sukabumi (Jawa Barat),
melakukan pemboran dan pembuatan beberapa sumur
pulau Lombok (Nusa Tenggara Barat) dan pulau
uji. Selanjutnya dibuat peta topografi daerah yang
Ternate (Maluku).
diperkirakan terdapat endapan batu apung dengan
skala yang besar guna melakukan eksplorasi detail.
Potensi endapan batu apung yang mempunyai arti Eksplorasi detail bertujuan untuk mengetahui kualitas
ekonomis dan cadangannya sangat besar adalah di dan kuantitas cadangan dengan lebih pasti. Metode
pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, pulau Ternate, eksplorasi yang digunakan di antaranya dengan
Maluku. Jumlah cadangan terukur di daerah tersebut pemboran (bor tangan dan bor mesin) atau pembuatan
diperkirakan lebih dari 10 juta ton. Di daerah Lombok, sumur uji.
eksploitasi batu apung sudah dilakukan sejak lima
tahun yang lalu, sedangkan Ternate pengusahaannya Dalam menentukan metode mana yang akan dipakai,
baru dilakukan tahun 1991. harus dilihat kondisi dari lokasi yang akan dieksplorasi,
yaitu didasarkan kepada peta topografi yang dibuat
Sifat-sifat kimia batu apung adalah : pada tahap penelusuran (prospeksi). Metode
a. Komposisi kimianya : eksplorasi yang dilakukan dengan cara pembuatan
– SiO2 :60,00 – 75,00% sumur uji, pola yang digunakan adalah empat persegi
BAHAN GALIAN INDUSTRI 5 – 41

panjang (dapat pula dengan bentuk bujur sangkar)


dengan jarak dari satu titik/sumur uji ke sumur uji – Pengeringan (drying); jika material dari tambang
berikutnya antara 25 – 50 m. Peralatan yang dipakai banyak mengandung air, maka perlu dilakukan
dalam pembuatan sumur uji di antaranya adalah : pengeringan, antara lain dengan
cangkul, linggis, belincong, ember, tali. menggunakan rotary dryer.

Sedangkan eksplorasi dengan pemboran dapat


dilakukan dengan menggunakan alat bor yang 4. KEGUNAAN
dilengkapi bailer (penangkap contoh), baik bor tangan
ataupun bor mesin. Dalam eksplorasi ini dilakukan juga Batu apung lebih banyak digunakan di sektor
pengukuran dan pemetaan yang lebih detail, untuk konstruksi dibandingkan dengan sektor industri.
digunakan dalam perhitungan cadangan dan
pembuatan perencanaan tambang. 4.1 Di Sektor Konstruksi

3.2 Penambangan Di sektor konstruksi, batu apung banyak dimanfaat-kan


untuk pembuatan agregat ringan dan beton agregat
Pada umumnya, endapan batu apung terletak dekat ke ringan karena mempunyai karakteristik yang sangat
permukaan bumi, penambangannya dilakukan dengan menguntungkan; yaitu ringan dan kedap suara (high in-
sulation). Berat spesifik batu apung sebesar 650
cara tambang terbuka dan selektif. Pengupasan tanah 3
penutup dapat dilakukan dengan alat-alat sederhana kg/cm sebandingkan dengan bata biasa seberat
(secara manual) ataupun dengan alat-alat mekanis, 3
1.800 – 2.000 kg/cm . Dari batu apung, lebih mudah
seperti bulldozer, scraper, dan lain-lain. Lapisan dibuat blok-blok yang berukuran besar, sehingga dapat
endapan batu apungnya sendiri dapat digali dengan mengurangi pelesteran.
menggunakan excavator antara lain backhoe atau
power shovel, lalu dimuat langsung ke dalam truk Kelebihan lain dari penggunaan batu apung
untuk diangkut ke pabrik pengolahan. dalam pembuatan agregat adalah tahan terhadap
api, kondensi, jamur dan panas, serta cocok
3.3 Pengolahan untuk akustik.

Untuk menghasilkan batu apung dengan kualitas Spesifikasi batu apung untuk pembuatan agregat dan
yang sesuai dengan persyaratan ekspor atau beton agregat ringan adalah sebagai berikut :
kebutuhan di sektor konstruksi dan industri, batu
apung dari tambang diolah terlebih dahulu, antara Agregat ringan (BS 3797, tahun 1964):
lain dengan menghilangkan pengotor dan – SO3 : maks 1%
mereduksi ukurannya. – LOI (loss of ignition) : maks. 4%
– Bobot isi ruah :
Secara garis besar, proses pengolahan batu 3
butiran kasar : maks. 0,96 ton/m
apung terdiri atas : butiran halus : maks. 1,20 ton/m
3

– Pemilahan (sorting); untuk memisahkan batu apung Beton agregat ringan (BS 2028, 1364, tahun
yang bersih dari batu apung yang banyak 1968)
pengotornya (impuritis), dan dilakukan secara – Kedap suara (3 inci blok) : 44.3 db.
3
manual atau dengan scalping screens. – Bobot isi kering : 0.88 ton/m
– Nilai kalori : 1.0 kal.
– Peremukan (crushing); untuk mereduksi – Fire resistance : sampai dengan 6 jam
ukuran, dengan menggunakan crusher, – Susut kering (drying shrinkage) : 0.04%
hammer mills, dan roll mills. – Ukuran Butir : 1 – 9 cm.
– Sizing; untuk memilahkan material berdasarkan Selain penggunaan tersebut di atas, di sektor
ukuran yang sesuai dengan permintaan pasar, konstruksi batu apung digunakan untuk pondasi
dilakukan dengan menggunakan saringan jalan, bahan baku genteng akustik, bahan tahan
(screen). api dan lain-lain.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 5 – 42
– Hilang pijar : maks. 5%

4.2 Di Sektor Industri – Zat terbang : maks. 1%


– Lolos saringan 300 m : min. 70%
Di sektor industri, batu apung digunakan sebagai – Lolos saringan 150 m : maks. 30%.
bahan pengisi (filler), pemoles/penggosok b. Untuk keramik tembikar
(polish-ing), pembersih (cleaner), stonewashing,
abrasif, isolator temperatur tinggi dan lain-lain. – SiO2 : 69,80%
Industri pengguna, fungsi, dan derajat ukuran – Al2O3 : 17,70%
butir batu apung dapat dilihat pada Tabel 1. – Fe2O3 : 1,58%
Beberapa contoh spesifikasi batu apung yang – MgO : 0,53%
digunakan di sektor industri, adalah : – CaO : 1,49%
– Na2O : 2,45%
a. Untuk pigmen sebagai berikut : – K 2O : 4,17

Tabel 1. Kegunaan Batu Apung di Sektor Industri

Industri Kegunaan Derajat Ukuran Butir


Cat – pelapis nonskid kasar
– cat sekat akustik kasar
– bahan pengisi cat tekstur halus-kasar
– flattening agents sangat halus
Kimia – media filtrasi kasar
– chemical carrier kasar
– pemicu korek api belerang halus-kasar
Logam dan plastik – pembersih dan pemoles sangat halus
– vibratory and barrel finishing sangat halus-sedang
– pressure blasting sedang
– electro-plating halus
– pembersih gelas/kaca sangat halus
Komponder – bubuk sabun tangan sedang
– pembersih gelas/kaca sangat halus
Kosmetik dan odol – pemoles dan penambal gigi halus
– pemerata kulit bubuk cair
Karet – bahan penghapus sedang
– bahan cetakan sangat halus
Kulit – untuk mengkilap sedang
Kaca dan cermin – pemrosesan tabung TV halus
– pemoles dan pengkilap kaca tabung TV halus
– bevel finishing sangat halus
– penghalus potongan kaca sangat halus
Elektronika – pembersih papan sirkit sangat halus
Tembikar – bahan pengisi halus

Keterangan : Kasar = 8 – 30 mesh; sedang = 30 – 100 mesh; halus = 100 – 100 mesh; sangat halus > 200 mesh
Sumber : Industri Minerals, Bulletin, 1990
BAHAN GALIAN INDUSTRI 5 – 43
– H 2O : 2,04% – MgO : 0,13% – 0,26%

– Kadar air : 21% – CaO : 0,80% – 1,50%


2
– Kuat lentur : 31,89 kg/cm – Na2O : 3,40% – 3,62%
– Peresapan air : 16,66% – K 2O : 4,30% – 4,71%
2
– Berat volume : 1,18 gr/cm – Hilang pijar : 4% – 5%
– Keplastisan : plastis c. Yunani :
– Ukuran butir : 15 – 150 mesh
– SiO2 : 70,55%
Komposisi bahan untuk keramik tembikar ini – Al2O3 : 12,24%
terdiri atas pumice, tanah liat, dan kapur dengan – Fe2O3 : 0,89%
perbandingan masing-masing 35%, 60% dan 5%. – MgO : 0,10%
Penggunaan batu apung ini, dimaksudkan untuk – CaO : 2,36%
mengurangi bobot dan meningkatkan kualitas – Na2O : 3,49%
tembikar. – K 2O : 4,21%
– SO3 : 0,03%
Di samping di sektor konstruksi dan industri, batu – Unsur lainnya : 0,62%
apung digunakan juga di sektor pertanian, yaitu – Hilang pijar : 5,51%
3
sebagai bahan aditif dan substitusi pada tanah – Bobot isi ruah kering : 0,6 – 0,72 ton/m
pertanian. – Ukuran butir : s.d. 8 mm

Beberapa spesifikasi batu apung yang


diperdagang-kan oleh beberapa produsen di 5. PERKEMBANGAN DAN PROSPEK
dunia adalah sebagai berikut :
5.1 Perkembangan Pemasokan, Permintaan,
a. Tipe Itali : dan Harga
– SiO2 : 70,90%
– Al2O3 : 12,76% Didasarkan kepada kaidah keseimbangan pemasokan
– Fe2O3 : 1,75% dan permintaan, pemasokan terdiri atas produksi,
– Lolos saringan : impor dan stok pada tahun sebelumnya, sedangkan
0.5 inci : 100% permintaan terdiri atas konsumsi, ekspor dan stok
3/4 inci : 95% pada tahun bersangkutan. Oleh karena data stok baik
1/4 inci : 67% pada tahun sebelumnya maupun pada tahun
1/4 inci : 51% bersangkutan tidak/sulit diperoleh, maka dalam
– Pengotor (lempung, evaluasi dan analisis perkembangan pema-sokan dan
garam dan abu) : 32,8% permintaan batu apung di Indonesia, selama periode
– Karbonat : 0% 1985 – 1991 ini diasumsikan nol.
3
– Bobot isi ruah : 480 kg/cm
– Graviti spesifik : 0.80 a. Pemasokan Batu Apung
– Peresapan air : 44.0% berat kering
– Nilai agregat impact Perkembangan pemasokan batu apung
(0.5 – 3/8 inci) : 56.0% Indonesia dalam kurun waktu 1985 – 1991, terus
– Nilai agregat crushing meningkat, sebagai berikut.
(0.5 – 3/8 inci) : 67%
– Nilai abrasi agregat Produksi
(0.5 – 3/8 inci) : 212.0
– Indeks flakiness : 5.4 Produksi batu apung Indonesia berasal dari pulau
– Indeks elongation : 3.6 Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan daerah
b. Turki : lainnya seperti Bali, Lampung, Bengkulu dan
– SiO2 : 67,80% – 72,50% Jawa Barat. Dalam tahun-tahun terakhir ini, di
– Al2O3 : 12,59% – 14,00% daerah Ternate, Maluku, batu apung sudah mulai
– Fe2O3 : 0,90% – 3,00% dieksploitasi.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 5 – 44

1985 – 1991, perkembangan produksi batu apung dari


Perkembangan produksi batu apung Indonesia, selama daerah- daerah tersebut masih menunjukkan
periode 1985 – 1991, secara keseluruhan kecenderungan meningkat. Kenaikan kembali produksi
menunjukkan kecenderungan meningkat, yaitu dari pada tahun 1991, disebabkan oleh mulai diproduksinya
3.091 ton pada tahun 1985 menjadi 127.401 ton pada batu apung dari daerah Ternate.
tahun 1988, kemudian meningkat lagi menjadi 172.554
ton pada tahun 1991. Produksi tertinggi dicapai pada Impor Batu Apung
tahun 1990, sebesar 185.461 ton, yang berarti juga
telah terjadi penurunan produksi di tahun 1991 sebesar Selama kurun waktu 1985 – 1991, Indonesia
6,96%. Laju pertumbuhan produksi selama periode mengimpor batu apung hanya dalam jumlah kecil,
tersebut (lima tahun) terakhir adalah 16,78% per tahun. yaitu dari Jepang dan Taiwan. Pada tahun 1985
dan 1987 tidak tercatat adanya impor batu apung.

Di daerah Lombok, batu apung tercatat mulai Impor batu apung pada tahun 1986 dan 1988 masing-
diproduksi tahun 1987, yaitu sebesar 23.963 ton, masing berjumlah hanya 3 ton dan 1 ton. Akan tetapi,
dan terus meningkat hingga menjadi 138.661 ton dalam tiga tahun terakhir ini, impor batu apung mulai
pada tahun 1990 (Tabel 2). Produksi pada tahun meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
1991, berdasarkan kuota dari pemerintah yaitu pada tahun 1989, tahun 1990, dan pada tahun
terhadap asosiasi batu apung di daerah tersebut, 1991 masing-masing sebesar 259 ton senilai 88.725
sebanyak 125.000 ton. Dalam tiga tahun terakhir AS $, 153 ton senilai 49.106 AS $ dan 294 ton dengan
kontribusi rata-rata produksi batu apung dari nilai 131.502 AS $ (Tabel 3). b. Permintaan Batu
Lombok, NTB, terhadap seluruh produksi batu Apung
apung Indonesia adalah sekitar 70%.
Permintaan batu apung Indonesia yang terdiri atas
Jumlah perusahaan pertambangan batu apung di konsumsi di dalam negeri dan ekspor selama periode
daerah Lombok yang memiliki SIPD eksploitasi 1985 – 1991 cenderung terus meningkat, sebagai
sampai dengan tahun 1991 dan masih aktif,
hanya sebanyak lima buah. Sedangkan yang
Tabel 3. Impor Batu Apung Indonesia
lainnya merupakan perusahaan-perusahaan
dengan SIPD prosesing, dan penjualan.
Produksi batu apung dari daerah Bengkulu, Lampung, Tahun Tonase (ton) Nilai (AS $)
dan Jawa Barat, sudah dimulai sejak sebelum tahun
1985 – –
1985. Meskipun pada tahun 1989 dan 1990 terjadi
penurunan produksi, tetapi selama kurun waktu 1986 3 4.763
1987 – –
1988 1 2.249
Tabel 2. Produksi Batu Apung Indonesia 1989 259 88.725
1990 153 49.106
1991 294 131.502
Produksi (ton)
Tahun Sumber : Statistik Perdagangan, Impor, BPS
NTB Daerah lainnya Jumlah
1985 tt 3.091 3.091 berikut :
1986 tt 17.361 17.361
1987 23.963 73.848 97.811 Konsumsi
1988 51.290 76.332 127.602
1989 100.000 64.322 164.111 Di Indonesia, batu apung digunakan untuk
1990 138.661 46.800 185.461 pembuatan agregat ringan seperti genteng, bata,
1991 125.000 47.554 172.554 gorong-gorong untuk pondasi rumah, dan
stonewashing di industri jean.
Sumber : Dinas Pertambangan NTB dan Survei PPTM 1991/
92, diolah kembali.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 5 – 45

Konsumsi batu apung di dalam negeri selama kurun Perkembangan ekspor batu apung Indonesia,
waktu 1985 – 1991, ternyata telah menunjukkan selama kurun waktu 1985 – 1991, meskipun
peningkatan yang berarti. Pemenuhan kebutuhan batu sedikit berfluktuasi, dapat dikatakan tetap
apung tersebut, lebih dari 98% dipenuhi dari produksi menunjukkan peningkatan, dan dalam lima tahun
dalam negeri sendiri, yaitu antara 10 – 20% dari tingkat terakhir kenaikannya rata-rata 14,96% per tahun.
produksi.
Pada tahun 1985 ekspor batu apung hanya sebanyak
Laju pertumbuhan konsumsi dalam lima tahun 2.787 ton, pada tahun 1988 menjadi 88.787 ton, dan
terakhir adalah 48,59%. Konsumsi pada tahun pada tahun 1991 meningkat lagi menjadi 106.161 ton.
1985 hanya sebanyak 697 ton, pada tahun 1988 Ekspor tertinggi dicapai pada tahun 1989, yaitu
meningkat menjadi 17,891 ton, hingga pada sebanyak 119.082 ton. Jika dibandingkan dengan
tahun 1991 mencapai 49.917 ton (Tabel 4). tahun 1989, ekspor tahun 1991 menurun sekiitar
Penggunaan batu apung di dalam negeri, baik sebagai 10,85%, tetapi meningkat sebesar 1,28% dibandingkan
bahan baku utama maupun penolong, di antaranya ekspor tahun 1990 (Tabel 5).
adalah industri bahan konstruksi seperti genteng, bata c. Harga Batu Apung Indonesia
bangunan, dan untuk pondasi rumah, terutama
Harga batu apung Indonesia (harga berlaku) dalam
kurun waktu 1985 – 1991, dan dihitung berdasarkan
Tabel 4. Konsumsi Batu Apung Indonesia volume dan nilai ekspor, ternyata berfluktuasi, tetapi

Tahun Tonase (ton)


Tabel 5. Ekspor Batu Apung Indonesia
1985 697
1986 1.739
Tahun Tonase (ton) Nilai (AS $)
1987 12.178
1988 17.891 1985 2.787 321.404
1989 26.670 1986 15.626 1.863.752
1990 55.668 1987 73.759 8.683.463
1991 49.917 1988 88.787 9.360.696
1989 119.082 13.857.259
Sumber : Survei PPTM, diolah kembali 1990 104.402 14.373.400
1991 106.161 14.413.440

di daerah yang memiliki potensi batu apung. Sumber : Biro Pusat Statistik
Industri lainnya yang menggunakan batu apung
adalah industri jean (tekstil, keramik, gerabah),
patung, dan barang-barang seni lainnya. tetap menunjukkan kenaikan rata- rata sebesar 3,16%
per tahun harga dinyatakan dalam dolar AS,
Ekspor sedangkan jika dalam rupiah, kenaikannya lebih besar,
yaitu 13,84%. Perbedaan ini disebabkan oleh
Sebagian besar (95%) ekspor batu apung perubahan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah dalam
Indonesia ditujukan ke Hongkong, Thailand, setiap tahunnya, yang ternyata semakin tinggi.
Taiwan, Amerika Serikat, Singapura, Malaysia,
dan Korea Selatan, sedangkan sisanya ke Pada tahun 1985 harga batu apung per ton adalah
negara-negara di Asia Timur, India, Bangladesh, 115,32 dolar AS , kemudian menurun menjadi 105,43
Oman, dan lain-lain. Ukuran batu apung yang dolar AS pada tahun 1988, dan naik kembali menjadi
diekspor ada tiga jenis yaitu 2/3 inci, 3/ 4 inci dan 135,77 dolar AS pada tahun 1991.
5/8 inci. Jumlah ekspor setiap tahunnya sekitar
80 – 90 % dari total batu apung yang diproduksi. Lain halnya jika dalam rupiah, harga pada tahun 1985
adalah Rp 128.582,00 per ton, pada tahun 1988
BAHAN GALIAN INDUSTRI 5 – 46

meningkat menjadi Rp 178.388,00 per ton, dan 3


memiliki cadangan lebih dari 12 juta m . Menurut
pada tahun 1991 terus meningkat hingga Dinas Pertambangan Propinsi NTB, potensi
mencapai Rp 270.455,00 per ton (Tabel 6). endapan batu apung yang terbesar terdapat di
5.2 Prospek Batu Apung pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, dan
3
cadangannya diperkirakan lebih dari 7 juta m .
Untuk dapat melihat prospek industri pertambangan
batu apung Indonesia di masa datang, perlu ditinjau/ Apabila dilihat dari tingkat produksi sekarang,
dianalisis beberapa faktor atau aspek yang yaitu sekitar 175.000 ton per tahun, potensi batu
berpengaruh, baik yang mendukung maupun apung di Indonesia baru habis lebih dari 40
tahun. Namun, eksplorasi dan inventarisai
endapan batu apung di daerah-daerah tersebut di
Tabel 6. Harga Batu Apung Indonesia atas perlu ditingkatkan ke eksplorasi yang lebih
detail, sehingga jumlah cadangan dan
kualitasnya dapat diketahui dengan pasti.
Tahun *)
Harga per ton
dolar AS Rp Kebijaksanaan Pemerintah

1985 115,32 128.582,00 Aspek yang tidak kalah pentingnya bagi industri
1986 119,27 153.023,00 pertambangan adalah kebijaksanaan pemerintah,
1987 117,72 194.238,00 antara lain pencanangan ekspor di luar minyak dan
1988 105,43 178.388,00 gas sejak Pelita IV, deregulasi di bidang ekspor, dan
1989 116,37 206.790,00 peningkatan pemanfaatan sumber daya alam.
1990 137,67 254.690,00 Kebijaksanaan tersebut, pada dasarnya merupakan
1991 135,77 270.454,00 dorongan bagi para eksportir dan para pengusaha
untuk menanamkan investasinya, yang di antaranya
Sumber : Biro Pusat Statistik, diolah kembali adalah di industri pertambangan batu apung. Namun,
Keterangan : *) Harga batu apung (harga berlaku) dihitung agar kebijaksanaan pemerintah tersebut lebih berhasil,
berdasarkan volume dan nilai ekspor.
bagi industri pertambangan batu apung, masih perlu
disertai dengan kemudahan dalam perizinan dan
bantuan teknis baik eksplorasi maupun eksploitasi,
hambatan-hambatannya. Oleh karena data yang serta informasi tentang potensi; terutama untuk para
diperoleh sangat terbatas, analisis hanya pengusaha golongan ekonomi lemah.
dilakukan secara kualitatif. Di samping itu, akan
dibuat juga proyeksi untuk tahun 2000. Faktor Permintaan

a. Aspek-aspek yang Berpengaruh Dengan semakin meningkatnya sektor konstruksi


dan industri pemakai batu apung di dalam negeri,
Perkembangan industri pertambangan batu apung di di negara-negara maju dan di negara-negara
Indonesia, baik yang sudah, sedang, ataupun yang berkembang lainnya, permintaan akan batu
akan datang, di antaranya dipengaruhi oleh aspek- apung telah semakin meningkat.
aspek berikut : potensi, kebijaksanaan pemerintah,
permintaan di dalam dan luar negeri, harga, substitusi, Di sektor konstruksi, sejalan dengan pertambahan
dan aspek lainnya, seperti tumpang tindih lahan, jarak jumlah penduduk di dalam negeri, kebutuhan
transportasi dan informasi potensi dan teknologi perumahan pun terus meningkat, yang sudah barang
pemanfaatan. tentu pemakaian bahan konstruksi akan naik. Untuk
Ketersediaan Potensi daerah yang dekat dengan lokasi keterdapatan batu
apung, dan sukar mendapatkan batu bata dan genteng
Potensi batu apung Indonesia yang tersebar di daerah yang terbuat dari tanah merah, serta batu untuk
Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Yogyakarta, Nusa pondasi, maka batu apung dapat digunakan pengganti
Tenggara Barat, Bali, dan Ternate, belum dapat bahan konstruksi tersebut.
diketahui secara pasti. Tetapi diperkirakan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 5 – 47

Dalam tahun-tahun terakhir ini, pemakaian batu


apung untuk agregat ringan, yaitu genteng sudah Struktur atau tata niaga batu apung yang berlaku
dilakukan oleh satu perusahaan bahan bangunan sekarang ini, masih kurang menguntungkan para
di Bogor, Jawa Barat, dan menghasilkan produk pengusaha tambang batu apung. Sebagai contoh,
genteng yang lebih ringan serta kuat. di daerah Nusa Tenggara Barat, pada tahun 1991
harga batu apung di lokasi tambang berkisar
Di negara-negara maju penggunaan bahan antara Rp 450 – Rp 500,00 per karung, dan di
konstruksi yang ringan dan tahan api untuk tempat prosesing sekitar Rp 700,00 per karung.
pembangunan gedung dan perumahan semakin Jika selesai di proses akan menghasilkan batu
di utamakan. Dalam hal ini, pemakaian batu apung bersih sekitar 30 kg/karung. Sementara itu,
apung sangat sesuai karena di samping ringan harga batu apung yang diekspor, jika dihitung dari
juga mudah penanganannya, yaitu dibentuk nilai dan volume ekspor tahun 1991 diperoleh
menjadi agregat dengan ukuran sebagaimana harga sebesar Rp 270,50 per kg. Jika harga
yang diinginkan, sehingga mempermudah dan tersebut diasumsikan sebagai harga sampai di
mempercepat proses pembangunannya. negara tujuan ekspor, ongkos transportasi, pajak,
dan asuransi, serta ongkos-ongkos lainnya
Demikian juga di negara-negara berkembang, sebesar 40% dari harga tersebut di atas, maka
penggunaan batu apung untuk pembangunan harga jual batu apung di tempat eksportir sekitar
perumahan yang mudah dan murah serta aman, Rp 165,00 per kg, atau Rp 4.950,00 per 30 kg.
mulai banyak dilakukan.
Dengan demikian jelas sekali bahwa batu apung
Semakin meningkat minat masyarakat terhadap di lokasi tambang sangat rendah. Dengan kata
pemakaian dari bahan tekstik jenis jean, baik di lain, tata niaga batu apung di Indonesia,
dalam maupun luar negeri, telah memacu industri cenderung lebih banyak menguntungkan pihak
tekstil jenis jean untuk berproduksi secara besar- eksportir, dibandingkan dengan pengusaha
besaran, sehingga pemakaian batu apung tambangnya sendiri.
sebagai stonewashing terus meningkat.
Oleh karena itu, perlu adanya perombakan dalam
Karena adanya kelebihan dari sifat batu apung dengan tata-niaga batu apung sedemikian rupa, yang
menggunakan bahan galian lainnya seperti batu apung dapat lebih mendukung peningkatan industri
dibandingkan dengan menggunakan bahan galian pertambang-an batu apung, serta tetap
lainnya seperti bentonit, zeolit atau kaolin, di negara- menguntungkan semua pihak.
negara maju, pemakaian batu apung sebagai filler
dalam industri pestisida, mulai menunjukkan Substitusi
peningkatan. Jika menggunakan batu apung, pestisida
tidak akan tenggelam di dalam air, sehingga kerjanya Dalam penggunaanya, batu apung dapat disubstitusi
akan relatif lebih efektif; sedangkan jika menggunakan dengan material lain. Di sektor industri konstruksi, batu
bentonit atau kaolin, pestisida tersebut akan cepat apung dapat diganti oleh kaolin dan feldspar sebagai
tenggelam dan kurang efektif. salah satu bahan baku genteng, saluran air (gorong-
gorong). Untuk dinding bangunan, penggunaan batu
Keadaan tersebut di atas terbukti dari tingkat apung mendapat persaingan dari bata merah, asbes,
permintaan (konsumsi dan ekspor) batu apung, kayu papan, dan sebagainya. Di sektor industri, serta
yang hampir setiap tahunnya terus meningkat. sebagai bahan baku di industri keramik, dapat
Dalam industri keramik jenis gerabah, pemakaian batu disubstitusi dengan bentonit, kaolin, felspar, dan zeolit,
apung akan meningkatkan kualitas keramik, yaitu lebih yang cenderung lebih mudah untuk mendapatkannya.
ringan dan lebih kuat. Namun, pemakaian batu apung
untuk bahan keramik di dalam negeri sampai saat ini
belum banyak berkembang dan masih terus dilakukan Aspek Lainnya
penelitian.
Aspek lainnya yang dapat berpengaruh terhadap
Faktor Harga sektor pertambangan, khususnya pertambangan batu
BAHAN GALIAN INDUSTRI 5 – 48

apung, adalah :
Produksi batu apung di masa datang cenderung akan
Masalah tumpang tindih lahan. lebih dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi di
Pada kenyataannya, banyak potensi batu apung dalam negeri sendiri. Oleh karena itu, untuk
yang terdapat di kawasan perkebunan, kehutanan proyeksinya digunakan laju pertumbuhan pendapatan
(hutan lindung dan cagar alam), dan kawasan domestik bruto (GDP) per tahun; antara lain 3%
lainnya, sehingga terjadi benturan kepentingan, (proyeksi rendah), 5% (proyeksi sedang), 7% (proyeksi
yang akhirnya cenderung potensi batu apung tinggi), maka produksi batu apung pada tahun 2000
tersebut tidak dapat dimanfaatkan/diusahakan. diperkirakan mencapai angka antara 225.100 –
317.230 ton (Tabel 7).
Masalah transportasi.
Meskipun harga batu apung ini relatif lebih murah, Impor
tetapi karena jarak transportasi dari lokasi
terdapatnya batu apung dengan industri-industri Sejalan dengan semakin berkembanganya teknologi,
pemakainya cukup jauh, maka industri-industri di masa datang pengolahan batu apung di dalam
tersebut cenderung menggunakan bahan galian negeri diperkirakan semakin maju, dan sudah dapat
industri yang lain (substitusinya). menghasilkan produk dengan spesifikasi sebagaimana
dibutuhkan oleh industri pemakainya. Dengan
Informasi potensi dan teknologi pemanfaatan. Pada demikian, impor batu apung yamg semula timbul
dasarnya, banyak investor yang berminat terhadap sebagai akibat kualitasnya tidak dapat
industri pertambangan batu apung. Akan tetapi,
karena masih kurangnya informasi tentang data
potensi yang lebih akurat, maka para investor
Tabel 7. Proyeksi Produksi Batu Apung
tersebut tidak melanjutkan niatnya. Demikian juga
Indonesia Tahun 1997dan 2000
halnya, penelitian dan informasi tentang teknologi
pemanfaatan batu apung di industri hilir
pemakainya, di dalam negeri dirasakan masih Produksi Proyeksi Produksi (ton)
perlu ditingkatkan lagi, agar dapat menunjang pada
pengembangan industri pertambangan batu apung Tahun 1991 LP 1997 2000
di masa mendatang.
rendah 194.200 225.100
(3,00%)
b. Prospek Batu Apung Indonesia
172.554 sedang 209.740 267.680
Berdasarkan analisis perkembangan selama periode
(5,00%)
1985 – 1991 dan aspek - aspek yang
tinggi 225.100 317.230
mempengaruhinya, prospek industri pertambangan (7,00%)
batu apung Indonesia di masa datang (sampai tahun
2000) diperkirakan cukup baik. Keterangan : LP = Laju pertumbuhan rata-rata per tahun.

c. Pemasokan
memenuhi permintaan industri hilir tersebut, kini
Walaupun ada substitusi dari material lain bagi batu dapat dipasok dari dalam negeri sendiri. Dengan
apung dan pemanfaatannya di sektor industri di dalam demikian, pada tahun 2000 impor batu apung
negeri yang belum banyak berkembang, jika dilihat dari tidak ada lagi.
sisi potensi yang cukup besar, terus meningkatnya
permintaan dari luar negeri, serta kebijaksanaan d. Permintaan
pemerintah dalam ekspor yang lebih luwes,
diperkirakan sisi pemasokan, yaitu produksi dan impor Sementara itu, sejalan dengan meningkatnya
batu apung, akan terus meningkat. kebutuhan bahan konstruksi yang lebih ringan, aman
dan mudah penanganannya, serta meningkatnya
Produksi kemajuan teknologi pemanfaatan batu apung di
BAHAN GALIAN INDUSTRI 5 – 49

sektor industri, maka permintaan batu apung baik Tabel 9. Proyeksi Ekspor Batu Apung
dari dalam maupun luar negeri diperkirakan akan Indonesia Tahun 1997 dan 2000
terus meningkat.
Produksi Proyeksi Produksi (ton)
Konsumsi
pada
Tahun 1991 LP 1997 2000
Konsumsi batu apung di dalam negeri pada beberapa
tahun terakhir ini mulai menunjukkan peningkatan, rendah 119.480 138.510
terutama di sektor konstruksi. Di masa yang akan (3,00%)
datang pun konsumsi batu apung diperkirakan terus 106.161 sedang 139.150 164.690
meningkat. Untuk proyeksinya, dihitung dengan laju (5,00%)
pertumbuhan GDP 3%, 5%, dan 7%, maka didapat tinggi 184.770 369.390
besarnya konsumsi batu apung di dalam negeri pada (7,00%)
tahun 2000, antara 65.130 – 91.770 ton (Tabel 8).
Ekspor Keterangan : LP = Laju pertumbuhan rata-rata per tahun.

Proyeksi ekspor untuk pemenuhan permintaan


negara- negara lain, pada tahun 2000
diperkirakan mencapai jumlah antara 184.770 – – Batu apung adalah jenis bahan galian industri
369.390 ton. (Tabel 9). yang dihasilkan dari letusan gunung api,
mempunyai struktur selular, bobot isi ruahnya
6. KESIMPULAN DAN SARAN rendah, dan mengandung gelembung yang
berdinding gelas, serta sering disebut juga
Berdasarkan hasil evaluasi dan analisis tentang sebagai batuan vulkanik gelas.

– Batu apung banyak digunakan untuk pembuatan


bahan konstruksi, yaitu agregat ringan seperti
Tabel 8. Proyeksi Konsumsi Batu Apung genteng, pipa saluran air, dinding kedap suara dan
IndonesiaTahun 1997 dan 2000 lain-lain. Sedangkan di sektor industri
digunakan sebagai bahan abrasif dan
Produksi Proyeksi Produksi (ton) pemoles/ pengkilap (polishing) di industri
pada logam dan kulit, bahan pembersih kaca,
Tahun 1991 LP 1997 2000 bahan pengisi (filler) dan pelapis (coating) di
industri cat, odol dan kosmetik, serta sebagai
rendah 56.180 65.130 chemical carrier di industri kimia.
(3,00%)
49.917 sedang 60.670 77.440 – Indonesia memiliki potensi endapan batu apung yang
(5,00%) 3
cukup besar, yaitu lebih dari 10 juta m , tersebar di
tinggi 65.430 91.770 Bengkulu, Jambi, Lampung, Jawa Barat, DI
(7,00%) Yogyakarta, Bali, Pulau Lombok (NTB), Ternate,
dan Tidore. Potensi yang sudah diusahakan
Keterangan : LP = Laju pertumbuhan rata-rata per tahun. adalah di daerah Bengkulu Lampung, Jawa Barat,
Pulau Lombok, dan Ternate.

– Perkembangan pemasokan dan permintaan batu


perkembangan batu apung selama periode 1985 apung Indonesia dalam kurun waktu 1985 – 1991,
– 1991, beserta aspek-aspek yang cenderung meningkat. Produksi batu apung
mempengaruhi-nya, dapat ditarik kesimpulan dan meningkat 16,78% per tahun, konsumsi 48,59%
sara sebagai berikut : per tahun, dan ekspor sekitar 14,67% per tahun.
Impor batu apung selama kurun waktu tersebut
6.1 Kesimpulan masih sangat kecil, yaitu hanya 294 ton pada
BAHAN GALIAN INDUSTRI 5 – 50

tahun 1991. Sedangkan harga batu apung United State, Department of Interior, 1985.
rata-rata meningkat 3,16 % per tahun, dan
pada tahun 1991 mencapai angka Rp Michale B. Mc., Pumice Market (Volcanic Rise of
270.454,00 per ton atau Rp 270,50 per kg. Stone-washing), Industrial Minerals, Buletin,
Department of Interior, 1990.
– Prospek industri pertambangan batu apung di masa
datang diperkirakan baik, yaitu pada tahun 2000 Peterson N.V. and Mason R.S., Pumice, Pum-
proyeksi produksi antara 225.100 – 317.230 ton, icite and Volcanic Cinder, Industrial Minerals
konsumsi di dalam negeri antara 65.130 – 91.770 and Rocks.
ton, dan ekspor mencapai angka 138.510 -
369.390 ton. Sementara itu, batu apung yang Wiss L. N., Mineral Processing Handbook , (Pum-
semula diimpor diharapkan sudah dapat dipenuhi ice), Society of Mining Engineera, American
dari dalam negeri sendiri. Institut of Mining, Metallurgical, and
Petroleum Engineers Inc., New York, 1985.
– Dilihat dari sisi proyeksi pemasokan dan
permintaan, sampai tahun 2000 peluang ——, Statistik Industri, Biro Pusat Statistik,
pengusahaan di industri pertambanan batu Jakarta, 1980 – 1988.
apung, masih cukup terbuka.
——, Statistik Perdagangan Luar Negeri, Ekspor &
6.2 Saran Impor, Biro Pusat Statistik, 1980 – 1988.

– Untuk meningkatkan industri pertambangan batu ——, Laporan Tahunan Kegiatan Pertambang-an,
apung di Indonesia, maka perlu dilakukan Direktorat Teknik Pertambangan Umum,
inventarisasi dan eksplorasi bahan galian tersebut Jakarta.
dengan lebih lengkap, agar dapat menarik minat
investor untuk menanamkan uangnya di industri ——, Informasi Teknologi Keramik dan Gelas,
pertambangan tersebut. Laporan hasil penelitian, LIPI, Jakarta.

– Penelitian dan informasi teknologi pemanfaatan ——, Peningkatan Mutu Body Keramik Plered dengan
batu apung di semua sektor atau bidang, Bahan Tambah, Brosur, Badan Penelitian dan
perlu ditingkatkan lagi. Pengembangan Industri, Balai Besar Industri
Keramik, Departemen Perindustrian, Bandung.
– Peran-serta pemerintah untuk pengembangan
industri batu apung sangat diperlukan, antara ******
lain bantuan eksplorasi, kemudahan perizinan
eksplorasi dan eksploitasi, dan bantuan
penelitian teknologi pemanfaatan batu apung.

DAFTAR PUSTAKA

Appleyard, F. C., Industrial Minerals and Rocks


(Construction Materials).

Mesinger A.C., Pumice and Pumicite (Mineral


Fact and Problems) Bureau of Mines, Buletin,
nnn BAHANGALIAN INDUSTRI
nnnnnnnnnnnnn nnnnnnnnnn 6–
51

6 BAT U DIMENSI
lain yang dijumpai dalam jumlah kecil adalah biotit,
muskovit, hornblende, dan pyroksin.

1. PENDAHULUAN

Batu hias dapat berasal dari batuan beku,


sedimen, atau batuan malihan yang karena sifat-
sifat fisiknya dapat dipotong dan dipoles ataupun
diukir. Jenis pertama disebut batu dimensi
(dimension stone) yang digunakan pada
konstruksi bangunan, sebagai bahan eksklusif
pelapis dinding, lantai ataupun plafon suatu
gedung, monumen, dan bangunan lainnya.

Batu dimensi yang diproduksi di Indonesia adalah


marmer, granit (termasuk gabro), batu sabak, ala-
baster, dan batu pasir. Hingga tahun 1991, di In-
donesia telah beroperasi sekitar 30 buah pabrik
marmer dan empat buah pabrik granit, dengan
kapasitas pabrik terpasang keseluruhan masing-
2 2
masing 4,27 juta m dan 360 ribu m per tahun.
Konsumen batu dimensi, khususnya konsumen
marmer dan granit terbagi dalam tiga kelompok, yaitu
sektor pemerintah, swasta, dan perseorangan.

2. GEOLOGI

2.1 Mineralogi dan Mula Jadi

Secara petrologi, jenis batuan yang umumnya dapat


dijadikan batu dimensi adalah batuan beku (granit dan
gabro), batuan sedimen (batu pasir dan batu kapur),
dan batuan malihan (marmer dan batu sabak).

a. Granit

Granit merupakan salah satu anggota keluarga


batuan beku asam yang mempunyai tekstur
granitik dengan komposisi kimia 70% SiO2 dan
15% Al2O3. Komposisi mineral utama granit
adalah kuarsa dan felspar, sedangkan mineral
khlorit, amphibol, pyrit, pyroksin, hematit, dan grafit.
Semua mineral tambahan ini
Oleh : M. Arifin

Pada umumnya granit berwarna putih


keabu-abuan. Sebagai batu dimensi,
warna-warna granit lainnya yang
diinginkan, antara lain merah, merah
muda, cokelat, abu-abu, biru, hijau, dan
hitam.

Secara geologis, granit merupakan


batuan beku asam plutonik, yang
berarti batu ini terbentuk dan membeku
dalam kerak bumi (batuan beku
dalam). Bentuk cebakan yang terjadi
dapat berupa dyke, sill, atau dalam
bentuk massa yang besar dan tidak
beraturan. Bentuk terakhir merupakan
cebakan granit yang sekarang ini
ditambang untuk tujuan komersial.

b. Gabro

Gabro merupakan batuan beku ultra-


basa plutonik dengan komposisi
mineral utama adalah pyroksin,
hornblende, dan biotit.

Pada umumnya gabro berwarna hitam


pekat, dan karena batu ini mempunyai
komposisi kimia sama dengan granit, yaitu
70% SiO2 dan 15% Al2O3, maka gabro
sering dinamakan granit hitam. Warna-
warna gabro lainnya yang digunakan
sebagai batu dimensi adalah merah muda,
hijau, dan biru.

c. Marmer

Marmer atau disebut juga dengan batu


pualam merupakan batu kapur yang
telah mengalami proses malihan.
Proses ini terjadi karena adanya
tekanan dan suhu yang sangat tinggi,
sehingga tekstur batuan asal seperti
tekstur sedimen dan biologi
menghilang dan membentuk tekstur
batuan yang baru (proses
rekristalisasi).

Komposisi mineral utama marmer adalah


mineral-mineral karbonat, yaitu kalsit,
dolomit, dan/atau serpentin; sedangkan
mineral tambahannya adalah kuarsa, talk,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 52

akan memberikan pola warna yang sangat beragam, rekristalisasi mineral mika.
sebagai contoh, marmer kalsit murni berwarna putih.
Namun, adanya mineral grafit dan pyrit akan Komposisi mineral utama batu sabak adalah
memberikan warna menjadi abu-abu; sedangkan kuarsa dan mika, sedangkan mineral lainnya
mineral hematit akan memberikan warna merah muda. yang dijumpai dalam jumlah kecil adalah illit,
Warna-warna marmer lainnya yang umumnya dijumpai serisit, kalsit, plagioklas, khlorit, dolomit, pyrit,
adalah keemasan, merah, merah jambu, hijau, kuning, grafit, dan rutil. Mineral-mineral ini memberikan
hitam, dan cokelat. variasi warna batu sabak, seperti abu-abu, hitam,
merah, violet, dan hijau.
Berdasarkan komposisi mineral utama dan mula
jadinya, marmer dibagi dalam dua jenis, yaitu : 2.2 Cadangan

– Marmer onyx , yaitu kalsit kristalin yang terbentuk Cadangan batu dimensi di Indonesia sangat
dari larutan air dingin dan umumnya dijumpai bervariasi. Berdasarkan penyelidikan terakhir,
dalam gua-gua batu gamping. jenis cadangan batu dimensi yang telah diketahui
adalah marmer, granit, gabro, dan batu sabak.
– Marmer verde-antik, yaitu serpentin masif yang Dari keempat cadangan batu dimensi di atas,
dipotong oleh urat-urat kuarsa. cadangan marmer dan granit tersebar cukup luas
(Gambar 1 dan 2). Lokasi cadangan batu dimensi
Sedangkan berdasarkan kenampakan teksturnya, di Indone-sia dapat dilihat pada Lampiran A.
ada beberapa jenis penamaan marmer, seperti :

– Statuari (berbutir halus). PERTAMBANGAN


– Arsitektur (kaya dengan tekstur).
– Ornamental (mempunyai pola warna yang 1 Eksplorasi
indah).
– Cipulin (mengandung mineral talk). Tujuan utama eksplorasi batu dimensi adalah
– Ruin (berbutir halus dengan bentuk tidak teratur). untuk menentukan variasi geologi, yang diperoleh
– Breksia (berbutir kasar dengan bentuk persegi). dengan cara pengeboran inti. Evaluasi variasi
– Kerang (mengandung fosil). geologi yang dilakukan selama kegiatan
eksplorasi ini, antara lain :
d. Batu Pasir
– Pemetaan tipe batuan, yang akan digunakan
Ada tiga jenis batu pasir yang dapat digunakan untuk menentukan stratigrafi dan kontinuitas
sebagai batu hias, yaitu batu pasir, batu pasir batuan.
kuarsilik, dan kuarsit. Komposisi mineral utama – Struktur geologi.
batu pasir adalah kuarsa dan felspar. – Soundness system analysis, yaitu analisis tekstur
batuan seperti perlapisan, bidang belahan
Warna batu pasir lebih bervariasi bila (rift/bed), kekar, skistositas, dan lain-lain.
dibandingkan dengan batu hias lainnya. Warna-
warna batu pasir antara lain cokelat, abu-abu, Variasi geologi ini sangat penting, karena sangat
merah muda, krem, kuning gading, kuning, merah menentukan dalam perencanaan dan rancang
jambu, cokelat keabuan, putih, merah, keemasan, bangun kuari batu dimensi, terutama menyangkut
ungu, biru, dan merah coklat. metode penambangan dan arah penggalian.

e. Batu Sabak 3.2 Penambangan

Batu sabak berasal dari lempung atau serpih yang Berbeda dengan penambangan bahan galian pada
telah mengalami proses malihan regional. Batu ini umumnya, penambangan batu dimensi mempunyai ciri
ditandai oleh adanya bidang belahan (cleava-ge) yang khusus, baik cara penggalian maupun bentuk
sejajar, dan terbentuk karena proses produknya. Penambangan batu dimensi bertujuan
BAHAN GALIAN INDUSTRI

6 – 53
Gambar 1. Peta Sebaran Cadangan Marmer di Indonesia
BAHAN GALIAN INDUSTRI

6 – 54
Gambar 2. Peta Sebaran Cadangan Granit di indonesia
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 55

untuk menghasilkan bongkahan batuan yang 3.3 Pengolahan


berukuran tertentu.
Tujuan pengolahan adalah untuk menghasilkan
Sekarang ini telah berkembang suatu metode lempengan batuan berukuran tertentu (standar
penambangan batu hias beserta peralatan pabrik atau pasar) yang salah satu sisi
pemboran yang digunakan, yaitu Finish Method. permukaannya di-poles.
Tahap-tahap penambangan dengan metode ini
antara lain : Sekarang ini telah banyak industri yang
menyediakan peralatan pabrik pengolahan batu
a. Pelepasan Balok dari Batuan Induk hias. Pengembangan mesin pemotong intan,
khususnya jenis diamond-tipped saw telah
Pada tahap produksi pertama ini, sisi balok mempermudah untuk menghasilkan lempengan-
vertikal dibor dengan kedalaman 4 – 6 m dan lempengan batu dimensi dalam berbagai ukuran
spasi 20 cm. Demikian juga dengan sisi balok yang dikehendaki secara cepat dan tepat.
horizontal yang dibor sampai kedalaman 5 – 8 m
dan spasi 30 – 40 cm. Pengeboran tersebut Gambar 3 memperlihatkan tahap pengolahan
dilakukan dengan monodrillguide rigged dengan batu hias dengan makron method.
diameter setiap lubang bor 27 – 32 mm.
Peledakan dilakukan secara simultan, baik
terhadap sisi vertikal maupun horizontal, dengan 4. PRODUK BATU DIMENSI
3
densitas bahan peledak sekitar 60 – 100 g/m .
4.1 Spesifikasi Produk dan Kegunaan
Dengan metode ini ukuran balok batu hias yang
dapat dilepas dari batuan induknya dapat Tidak semua batuan dapat menghasilkan
3
mencapai 4000 m , yaitu panjang 20 – 80 m, permukaan yang halus bila dipoles. Batuan yang
tinggi 4 – 6 m, dan lebar 5 – 8 m. berbutir halus jika dipoles akan menghasilkan
permukaan yang lebih baik dibandingkan dengan
Persiapan Balok untuk Pabrik yang berbutir kasar. Pada umumnya batuan yang
Pengolahan mengandung mineral yang mempunyai belahan
baik tidak dapat dipoles.
Tahap akhir adalah membagi balok besar secara
vertikal menjadi balok yang lebih kecil. Pemboran ASTM (American Standard Testing Material) telah
dilakukan pada spasi 25 cm, sedangkan densitas menerbitkan standar spesifikasi batuan yang dapat
3 dijadikan batu hias. Standar ini meliputi karakteristik
bahan peledak sekitar 30 – 80 g/m . Balok-balok
yang dihasilkan berukuran panjang 3 – 6 m, tinggi batuan, sifat-sifat fisik yang diperlukan, dan metode
4-6 m, dan lebar 1,5 – 3 m. Balok-balok ini cara uji (Tabel 1). Khusus untuk marmer, Indonesia
kemudian diperkecil kembali hingga mencapai telah menetapkan syarat mutu marmer yang digunakan
ukuran 15 – 30 ton, tergantung kapasitas alat sebagai pelapis dinding dan lantai melalui SII.0379-80
muat (wheel loader) dan ukuran mesin pemotong (Tabel 2).
utama (primary saw) pada pabrik pengolahan.
Produk batu dimensi berbentuk lempeng batuan
Pada penambangan batu dimensi, arah bidang belahan yang salah satu sisi permukaannya dipoles.
sangat penting untuk diperhatikan karena akan Lempengan tersebut mempunyai ketebalan 20 –
mempengaruhi kualitas produk akhir. Arah bidang 30 mm, dengan ukuran standar pabrik, yaitu 60 x
belahan merupakan bidang lemah batuan yang dapat 60 cm, 60 x 40 cm, 60 x 30 cm, 30 x 30 cm, atau
dimanfaatkan untuk mempermudah pelepasan berukuran berdasarkan permintaan konsumen
bongkahan dari batuan induknya. Oleh karena itu, (pasar).
pemotongan batu dimensi sebaiknya disejajarkan
dengan arah bidang belahan tersebut, karena cara Dalam perdagangan, batu dimensi mempunyai nama
tersebut juga akan menghasilkan kuat tekan produk komersial yang diberikan berdasarkan pada lokasi
akhir yang maksimum. tambang dengan kombinasi pola warna dan
BAHAN GALIAN INDUSTRI

6 – 56
Gambar 3. Tahapan Pengolahan Batu Dimensi (Metode Makron)
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 57

1)
Tabel 1. Sifat Fisik dan Karakteristik Batuan sebagai Batu Dimensi

Sifat Fisik Granit Gabro Batu Sabak Marmer


Eksterior Interior Kalsit Serpentin Travertin
2 75 – 20
Ukuran maksimum, ft
(ASTM C615-80) – (ASTM C629-80) (ASTM C503-79)
2 (ASTM C-97) (ASTM C-97)
Densitas, lbs/ft
– Rendah 150 – 173 – – 140
– Minimal diinginkan 160 t.i t.i 162 175 144
– Tinggi 190 – 179 – – 160
Penyerapan air, % berat
(ASTM C-121) (ASTM C-97) (ASTM C-121)
– Rendah 0,02 – 0,00 0,00 0,65 –
– Minimal diinginkan 0,40 t.i 0,25 0,45 0,75 0,75 0,75
Kuat tekan, ksi (ASTM C-170) (ASTM C-170)
– Minimal diinginkan 90 t.i t.i 7,2
– Tinggi 52 35 – 28,0
Kuat tarik, ksi (ASTM C-99) (ASTM C-120) (ASTM C-99)
– Minimal diinginkan 1,5 t.i 7,2 1,0
– Tinggi 5,5 – 9,0 4,0
Modulus elastisitas, ksi
– Rendah 2 – – 2,0
– Tinggi 10 – – 15,0
Ketahanan abrasi t.i – 8,0 8,0 10,0
(ASTM C –241)

Dikutip dari Masonary Institute of America.


Catatan : t.i = tidak diinginkan

Tabel 2. Syarat Mutu Marmer, SII.0379 – 80

Sifat Fisik Marmer untuk Lantai Marmer untuk Dinding


A B Bagian Luar Bagian Dalam
Penyerapan air maksimum, % 0,75 0,75 0,75 1,00
2
Kuat tekan maksimum, kg/cm 800 800 600 500
Katahanan aus maksimum, mm/menit 0,13 0,16 – –
Kekekalan bentuk tidak catat tidak catat tidak catat 1)
retak kecil

Keterangan :
2
Kolam A untuk beban hidup >250 kg/cm , seperti ruang umum, gedung pertemuan, koridor hotel, toko/pasar, dan lain-lain.
2
Kolam B untuk beban hidup < 250kg/cm , seperti rumah tinggal biasa, kamar hotel, ruang kantor, dan lain-lain.
Retak-retak kecil yang tidak tembus, atau menyebabkan rapuh.

tekstur atau dengan beberapa diskripsi eksotis bangunan dan monumen, yaitu untuk keperluan
atau lantai. Dibandingkan dengan granit, marmer
Batu dimensi umumnya digunakan pada konstruksi lebih umum digunakan secara eksklusif untuk
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 58

keperluan interior, terutama marmer yang cukup beragam, baik jenis maupun bentuk produknya,
memberikan kesan eksotis dengan pola-pola walaupun bahan baku yang digunakan tidak
warna alam dan urat-urat mineral pengotor di seluruhnya berasal dari dalam negeri. Jenis batu
dalamnya. Sedangkan granit dan gabro lebih dimensi yang diproduksi tersebut antara lain marmer,
umum digunakan untuk keperluan eksterior, dan granit, batu sabak, batu pasir, travertin, dan alabaster;
batu sabak lebih umum digunakan sebagai bahan sedangkan bentuk produk yang dihasilkan adalah tile
penghias langit-langit gedung (roofing). dan roofing.
Penggunaan marmer untuk keperluan eksterior
sekarang ini lebih disukai yang mempunyai pola- Marmer merupakan jenis batu dimensi yang
pola warna yang lembut atau berwarna terang. banyak diusahakan. Pengusahaan batu dimensi
ini sudah berlangsung cukup lama, yaitu diawali
4.2 Kontrol Kualitas oleh PT Industri Marmer Indonesia yang berlokasi
di daerah Tulung Agung. Sekarang ini terdapat 30
Kualitas batu dimensi perlu sekali dijaga perusahaan marmer dengan kapasitas pabrik
kesinambungannya, mengingat pada umumnya 2
terpasang keseluruhan 4,29 juta m per tahun.
konsumen membutuhkan kekuatan yang tinggi, Dari semua perusahaan tersebut tidak seluruhnya
walaupun batu hias tersebut tipis. mengusahakan tambang marmer karena
sebagian hanya merupakan pabrik pengolahan
Untuk kontrol kualitas, diperlukan balok batu yang menggunakan bahan baku dari dalam
dimensi yang diambil dari kuari sebagai contoh uji negeri ataupun impor.
(Gambar 4). Contoh uji ini berukuran 22 x 24 x 30
in. Sebaliknya, pengusahaan granit sebagai batu
dimensi masih relatif baru di Indonesia. Saat ini
ASTM telah menerbitkan satu seri cara uji sifat- terdapat lima perusahaan granit dengan kapasitas
sifat fisik dan karakteristik batu dimensi, yaitu uji 2
pabrik terpasang keseluruhan lebih dari 360 ribu m
penyerapan air (ASTM C-97), bobot isi ruah per tahun. Satu di antaranya, yaitu PT Karimun
(ASTM C-97), kuat tarik (ASTM C-99), kuat tekan Granit di P. Karimun, Riau, sedangkan yang lainnya
(ASTM C-170), ketahanan abrasi (ASTM C-241), hanya merupakan pabrik pengolahan.
dan sifat kelenturan (ASTM C-880). Tujuan uji
mutu batu dimensi ini adalah untuk : Produksi marmer Indonesia saat ini telah
2
mencapai 2,5 juta m per tahun, sedangkan
– Menentukan kemampuan batu dimensi untuk 2
konsumsinya mencapai 4 juta m per tahun.
menahan, baik tekanan yang berasal dari
Dibandingkan dengan marmer, produksi granit
beban struktur maupun proses pelapukan. 2
jauh lebih kecil yaitu rata-rata 15 ribu m per
– Mengetahui sejauh mana batu dimensi dapat tahun. Namun, konsumsinya jauh melampaui
2
menahan tiupan angin dan beban seismik produksinya, yaitu sekitar 200 ribu m per tahun.
tanpa mengalami retakan.
Konsumen batu dimensi terbesar adalah gedung-
– Mengetahui sifat penyerapan air maupun zat gedung megah milik swasta dan pemerintah
cair lainnya yang dapat menyebabkan (perkantoran, pasar swalayan, hotel, dan lain-lain).
perubahan dan pengotoran warna.
Untuk memenuhi kebutuhan batu dimensi dengan
– Menentukan kemampuan batu dimensi berbagai variasi warna tertentu kadang-kadang
terhadap sifat abrasif bila digunakan untuk didatangkan dari impor, mengingat permintaan
lantai. konsumen terhadap pola warna tertentu tersebut tidak
selalu dapat dipenuhi oleh suatu tambang di suatu
negara. Oleh karena itu, dalam perdagangan batu
PROSPEK BATU DIMENSI dimensi, impor produk-produk setengah jadi (produk
tambang) tetap berlangsung antar negara.
1 Kondisi Saat Ini
Konsumsi granit cukup besar, walaupun masih jauh
Jenis batu dimensi yang diproduksi di Indonesia dibandingkan dengan marmer. Harga granit yang
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 59

Gambar 4. Cuplikan Balok dari Tambang untuk Uji Mutu ASTM


BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 60

sangat tinggi merupakan salah satu penyebab, dengan pola warna tertentu, sedangkan pasar
walaupun sifat fisik dan pola warnanya lebih baik. produk dengan pola warna lain tetap ber-langsung
Pada umumnya granit yang dikonsumsi berasal walaupun intensitasnya lebih kecil.
dari impor, baik dalam bentuk produk setengah
jadi maupun produk jadi. Hal ini disebabkan oleh – Perdagangan batu dimensi antar negara tidak
pola warna granit yang berasal dari dalam negeri dapat dihindari, atau dengan kata lain untuk
masih sangat terbatas, di samping pengusahaan pola-pola warna tertentu suatu negara tidak
cadangan granit di dalam negeri masih sangat dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Oleh
terbatas. Impor produk-produk setengah jadi karena itu, di pasaran dunia banyak dijumpai
umumnya digunakan sebagai bahan baku pabrik- produk batu dimensi dengan berbagai pola
pabrik pengolahan batu dimensi di dalam negeri, warna dan bentuk produk (produk jadi atau
sedangkan produk jadi dikonsumsi langsung. setengah jadi).

Selain marmer dan granit, jenis batu dimensi lain yang 5.3 Prospek Pengembangan
diimpor adalah batu sabak, alabaster, batu pasir, dan
travertin. Namun, volume impornya relatif sangat kecil, Indonesia memiliki cadangan batu dimensi yang cukup
Jenis batu dimensi yang diekspor sama dengan jenis besar, tetapi baru sebagian kecil yang telah
yang diimpor; baik dalam bentuk produk jadi maupun diusahakan, khususnya cadangan granit dan gabro.
setengah jadi. Granit merupakan jenis batu hias yang Selain itu, cadangan marmer yang belum diusahakan
diekspor dalam jumlah besar, terutama produk masih banyak, dengan pola warna yang beragam, dan
setengah jadi (produk tambang). Keadaan ini bahkan terdapat warna-warna yang sekarang ini lagi
menunjukkan bahwa kapasitas terpasang pabrik granit disenangi, seperti merah dan hitam. Demikian pula
belum mampu untuk mengolah granit yang dihasilkan dengan cadangan granit yang diketahui cukup besar
oleh tambang-tambang granit di dalam negeri. Ekspor dan tersebar luas, dan di beberapa lokasi cadangan
marmer dalam bentuk produk jadi telah berlangsung tersebut dapat digunakan sebagai batu dimensi
cukup lama tetapi dalam volume cukup kecil, yaitu rata- (Lampiran B).
rata 2.500 ton per tahun 1990, sedangkan ekspor
dalam bentuk produk setengah jadi, terutama dalam Walaupun konsumsi batu hias di dalam negeri masih
bentuk balok berlangsung sejak tahun 1989, yaitu 13,5 cukup besar, pengembangan cadangan batu dimensi
ton per tahun. sebaiknya juga berorientasi ekspor. Hal ini terjadi
karena sifat pola perdagangan batu hias yang tidak
terlepas dari pengaruh perdagangan antarnegara.
5.2 Pola Pasar Namun, yang perlu diperhatikan dalam investasi batu
dimensi, terutama untuk tujuan ekspor, adalah
Berbeda dengan bahan galian industri yang lain, kesinambungan pemasaran. Untuk mencapai tujuan
pasar batu dimensi sama sekali tidak tergantung ini, investor baru ada baiknya melakukan suatu bentuk
pada perkembangan perekonomian dunia. Pasar kerja sama pengusahaan dengan badan perdagangan
batu hias cenderung lebih dipengaruhi oleh selera internasional yang secara tradisional telah menguasai
perancang bangunan (arsitek) dan perseorangan. perdagangan batu dimensi dunia, seperti Italia,
Kekhususan pasar ini ditambah lagi dengan pola Jerman, dan Spanyol.
perdagangan yang lebih ditentukan pula oleh
tampilan warnanya, dan bukan oleh kualitas
produk, seperti halnya bahan galian industri pada
umumnya. Kondisi pola perdagangan produk batu 6. VIABILITAS EKONOMI
dimensi ini menimbulkan beberapa aspek yang
menguntungkan seperti : Berdasarkan prospek yang baik serta harga yang
tinggi, industri batu dimensi, khususnya batu
– Kejenuhan pasar produk batu dimensi tidak akan granit merupakan investasi yang atraktif bila
pernah terjadi. Hanya yang akan terjadi pada dilakukan secara berhati-hati. Sebagai industri
kurun waktu tertentu adalah kecenderung-an yang berorientasi ekspor, investasi ini akan lebih
konsumen untuk lebih menyenangi produk mendatangkan keuntungan.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 61

tahunan sebesar 14,50 juta dolar AS.


Total investasi industri granit dimensi bergantung
kepada kapasitas pabrik terpasang. Pada kapasitas Ringkasan viabilitas ekonomi untuk industri granit
2
terpasang 250.000 m , total investasi yang dimensi dapat dilihat pada Tabel 3.
dibutuhkan diperkirakan sebesar 18,50 juta dolar
AS, dengan total pengeluaran untuk produksi
DAFTAR BACAAN

Tabel 3. Viabilitas Ekonomi Industri Granit Dimensi

Uraian US$
Penguasaan SIPD seluas 25 ha 25.000
Ekplorasi, studi kelayakan, studi lingkungan hidup (AMDAL, RPL, dan RKL, 300.000
uji laboratorium, dan lain-lain.
Pembebasan tanah untuk kuari, perumahan, perkantoran, bengkel, pabrik 650.000
bahan peledak, dan lain-lain.
Bangunan untuk perumahan, perkantoran, bengkel, pabrik, gudang bahan peledak, 1.800.000
dan lain-lain.
Peralatan untuk kuari, pabrik dan bengkel serta peralatan pendukung 10.700.000
Bunga bank selama periode konstruksi 1.300.000
Modal tetap 14.775.000
Modal kerja 2.500.000
Biaya modal 17.275.000
Tes produksi, pelatihan, dan konsultasi 1.225.000
Total investasi 18.500.000
Pengeluaran tahunan :
Biaya langsung :
– Bahan mentah (senyawa kimia, bahan peledak, pemboran, dan lain-lain) 7.500.000
– Utiliti/energi 1.000.000
– Tenaga kerja langsung, termasuk supervisi 750.000
– Perawatan pabrik, termasuk bahan dan tenaga kerja 600.000
– Penyediaan operasi 110.000
– Royalti 150.000
Biaya tidak langsung
Biaya tetap :
– Overhead tidak terduga 130.000
– Depresiasi dan deplesi 2.350.000
– Kredit 1.320.000
– Lainnya (pajak, asuransi, testing, dan lain-lain) 140.000
Total pengeluaran tahunan
Pendapatan pada 80% kapasitas pabrik terpasang :
2
200.000 m x US$ 100 20.000.000
Keuntungan setelah pajak (35%) 4.355.000
Return on Investment (ROI) 24,70%
Payback period 3,40 tahun
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 62

Bates, R.L., Geology of the Industrial Rocks And Perindustrian.


Minerals, Harper And Raw Publishers, New York,
1960. Power, T., Limestone Spesifications, Limiting,
Constrants on the Market , Industrial Mine-rals,
–––––, Dimension Stone Drilling Methods And Oktober 1985.
Drill-ing Machines, Tamrock Quarry Line, Tamrock
Sur-face, Finlandia. Power, W.R., Dimension and Cut Stone, Industrial
Minerals And Rocks, Edited by Lepond, 4th Edi-
Kuzvart, M., Industrial Minerals And Rocks, tion, AIME, New York, 1975.
Devel-opment in Economic Geology 18, Elsevier,
Amsterdam, 1984. Smith, M., Dimensional Stone Blasting in Finland,
Mining Magazine, Oktober 1987.
Harben, P. dan Purdy, J., Dimension Stone Evalu-
ation, From Cradle to Gravestone, Industrial Min- –––––, Statistik Ekspor dan Impor, Biro Pusat
erals, Februari 1991. Statistik, Jakarta.

–––––, Marble Slab Industry, Project Profile, Indo- Taylor, H.A., Dimension Stone, Mineral Facts And
nesian Invesment Coordinating Board, Jakarta, Problems, 1985 Editon, Bureau of Mine Bulletin
April 1985. 675, Washington, 1985.

–––––, Makron Stone Processing Machines and


Method, Makron OY, Finlandia.
*****
–––––, Pengembangan Kapasitas Nasional Sektor
Industri, 1986 – 1990, Edisi 1986, Departemen
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 63

LAMPIRAN A
Lokasi Potensi Cadangan Marmer di Indonesia

Lokasi Cadangan Keterangan


D.I. Aceh :
– Ds. Dadalu, Kec. Takengon Jutaan ton – Berwarna abu-abu, abu kehitaman. Termasuk
Kab. Aceh Tengah. (Sumber daya) Formasi Tawar berumur Perm Trias.
– Kualitas dapat memenuhi sebagai batu
dimensi.
– Ds. Kungki, Kec. Blangkejeren, Jutaan ton – Berwarna putih kehijauan, yang terbentuk
Kab. Aceh Tenggara. (Sumber daya) karena kontak antara batu kapur, yang
termasuk Formasi Alas berumur Perm,
dengan biotit granit.
– Kualitas dapat memenuhi sebagai batu
dimensi.
– Kec. Tapak Tuan, Puluhan juta ton – Berwarna abu-abu, putih dan kehitaman,
Kab. Aceh Selatan. (Sumber daya) serta kecokelatan, dengan sifat fisik
kompak dan keras.
– Kualitas belum diketahui.
Sumatera Utara :
– Kec. Kotapuluh, Kab. Tanahkaro. 3 – Terdapat pada batu gamping yang termasuk
1.552.223 m
(Hipotetik) Formasi Alas. Sifat fisik antara lain keras
dan kompak, dengan warna abu-abu terang
kemerahan.
– Kualitas dapat memenuhi sebagai batu
dimensi.
– Kec. Loabuluh, Kab. Tanahkaro. Sumber daya – Terdapat pada batu gamping yang termasuk
Formasi Batu mithil berumur Perm awal
hingga Trias akhir.
– Kualitas belum diketahui.
– Ds. Simarmar, Kec. Balige, Sumber daya – Sifat fisik antara lain kompak dan berwarna
Kab. Tapanuli Utara putih.
– Kualitas belum diketahui.
– Ds. Siwajan, Kec. Wanatahu, – Sifat fisik antara lain kompak dan berwarna
Kab. Simalungun. hitam.
– Kualtas belum diketahui.
Sumatera Barat :
– Kec. Kamang, Kab. Agam. 3 – Terdapat pada batuan gamping kristalin.
536.814.740 m
– Kualitas baik.
– Ds. Sitangan, Kec.Payakumbuh, Puluhan juta ton – Telah diusahakan oleh PT Alam Sumber
Kab. Limapuluh Kota. (Hipotetik) Indah, Tahiti Jaya, dan PT Marindatara.
– Kualitas baik.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 64
Lanjutan .....

Lokasi Cadangan Keterangan


– Ds. Silibiru, Kec. Sijunjung, 3 – Sifat fisik antara lain keras dan kompak,
15.230.687 m
Kab. Sawahlunto. dengan warna putih dan abu-abu
– Kualitas belum diketahui.
– Ds. Sempur Kudus, 3 – Sifat fisik antara lain keras dan kompak,
4.913.000 m
Kec. Sijunjung, Kab. Sawahlunto. (Hipotetik) dengan warna abu-abu.
– Kualitas belum diketahui.
– Ds. Matur, Kab. Agam Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
– Ds. Singkarak, Kab. Solok. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
– Ds. Silungkang, Kec. Sawah- Puluhan juta ton – Berwarna putih abu-abu dan kehitaman.
lunto, Kab. Sawahlunto (Hipotetik) Berumur Perm Karbon.
– Lubuk Kerambil, Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
Kab. Tanah Datar.
Jambi :
– Bukit Sungsang, S. Tuo, Sumber daya – Berwarna abu-abu muda. Terdapat pada
Kab. Kerinci. daerah dengan ketinggian 1.300 m pal.
– Kualitas belum diketahui.
Lampung :
– Bedengbaru, Tanjungkarang, 3 – Sifat fisik antara lain kompak dan keras,
625.000 m
Kotabumi. (Hipotetik) dengan warna putih. Telah diusahakan oleh
penduduk setempat.
– Kualitas baik.
– Wai Riau Sumber daya – Sifat fisik antara lain kompak dan berwarna
putih.
– Kualitas belum diketahui.
Jawa Barat :
– G. Karang, Bulukeun, Cipanas, 1.300.000 ton – Terletak sekitar 4 km sebelah tenggara
Kab. Lebak. (Hipotetik) desa Cipanas.
– Kualitas belum diketahui.
– Tagogapu dan Citatah, Puluhat juta ton – Merupakan batu gamping yang termasuk
Kab. Bandung Formasi Rajamandala. Sebagian telah
diusahakan oleh PT Marmer Citatah.
– Kualitas cukup baik.
– Ds. Sidangkerta, Cililin, Puluhan juta ton – Merupakan batu gamping yang termasuk
Kab. Bandung Formasi Rajamandala.
– Ds. Tenjojaya, Kec. Cibadak, 3 – Kualitas baik.
1.565.450 m
Kab. Sukabumi.
– Ds. Cigunung dan Ds. Bebe- Sumber daya – Berwarna putih sampai abu-abu. Pernah
dahan, Kec. Cibalong, diusahakan oleh PT Marindo.
Kab. Tasikmalaya.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 65
Lanjutan .....

Lokasi Cadangan Keterangan


Jawa Tengah :
– Merden dan Kebuth. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
– G. Jiwo, Kab. Klaten. Sumber daya – Merupakan batu gamping berumur Miosen.
– Kualitas belum diketahui.
– Darmakraden, Karangbawang, 10 juta ton – Merupakan batu gamping berumur Miosen.
Kab. Purworejo. (Sumber daya) Sifat fisik antara lain kompak, keras, dan
kristalin; dengan warna coklat kekuningan,
kecoklatan, dan kemerahan.
– Kualitas belum diketahui.
– Tanggung, Semarang. 6 juta ton – Terdapat di S. Tanggung dan G. Sugih
(Sumber daya) Manik. Sifat fisik antara lain kompak, keras,
dan kristalin; dengan warna putih
kekuningan, kecoklatan, dan kemerahan.
– Kualitas belum diketahui.
Jawa Timur :
– Campurdarat, Tulungagung. Jutaan ton – Telah diusahakan.
– Kualitas baik.
– Ds. Sambeng, Kec. Panggul, 3 – Berwarna abu-abu kehitaman, dan banyak
3.695.000 m
Kab. Trenggalek. urat-urat kalsit yang tersemenkan secara
baik.
– Ds. Besole, Kec. Besuki, Jutaan ton – Telah diusahakan oleh PT Industri Marmer
Kab. Tulungagung. Indonesia, Tulungagung.
– Dadapan, Kec. Pringkuku, 3 – Terdiri atas tiga buah bukit dengan kemiringan
3.000.000 m
Kab. Pacitan. (Potensial) lereng 30°. Sifat fisik antara lain masif, keras,
padat, dan berbutir halus hingga sedang.
– Kualitas baik.
– Gampeng, Kec. Kampak, 3 – Berwarna abu-abu muda sampai kehitaman
80.000 m
Kab. Trenggalek. (Potensial) dan terdapat urat-urat kalsit yang
tersemenkan.
– Kualitas baik.
– G. Kuncung, Kalidawir, 3 – Berwarna merah daging hingga merah muda,
130.000 m
Kab. Tulungagung. (Potensial) dengan ukuran butir halus hingga kasar.
– Kualitas baik.
– Kec. Gandusan dan Srabah, 3 – Berwarna abu-abu muda dan merah daging
Jutaan m
Kab. Trenggalek. dengan retakan yang tersebar dengan baik.
– Kualitas baik.
Sulawesi Tengah :
– Donggala dan Parigi, Puluhan Juta ton – Sifat fisik kompak, dengan warna putih hingga
Kab. Donggala. (Sumber daya) abu-abu.
– Kualitas belum diketahui.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 66
Lanjutan .....

Lokasi Cadangan Keterangan


– Kec. Poso Pesisir, Pamona Utara, 3 – Mempunyai warna yang sangat bervariasi,
Jutaan m
Lembo, Petasia, dan Kec. Mori (Sumber daya) yaitu putih keabuan, abu-abu kecokelatan,
Atas, Kab. Poso. merah kecokelatan, hijau, dan hitam bergaris
putih.
– Kualitas sangat baik.
Sulawesi Tenggara :
– Launti, Kab. Kendari. Sumber daya – Terdapat pada batu sekis kristalin dan batuan
sedimen tak terinci.
– Kualitas cukup baik.
Sulawesi Selatan :
– Soroako, Kab. Lawu. Sumber daya – Pejal berlapis.
– P. Patuanuang Asue, Puluhan juta ton – Terdapat pada batu kapur yang termasuk
Kec. Maros, Kab. Maros. Formasi Tonasa. Merupakan kontak antara
sill basal dan batu kapur. Berwarna putih, abu-
abu kekuningan hingga hitam.
– Kualitas cukup baik.
Nusa Tenggara Barat :
– G. Lahasan dan G. Batu, Jutaan ton – Berwarna abu-abu kemerahan.
Ds. Neera dan Ds. Pila, (Sumber daya)
Kec. Monta, Kab. Bima.
– Bt. Bangkul, Kp. Ketapang, 21.500.000 ton – Berwarna putih dan abu-abu hingga
Ds. Sekotong Barat, Kec. Gerung, kehitaman.
Kab. Lombok Barat.
Nusa Tenggara Timur :
– Ds. Nunmafo, Kec. Insana, 3 – Terdapat pada batu kapur yang termasuk
Jutaan m
Kab. Timor Tengah. (Sumber daya) Formasi Maubise. Sifat fisik antara lain
kompak dan keras, dengan warna putih abu-
abu.
– Kualitas baik.
– Ds. Fatuketi, Kec. Tasifoto 3 – Terdapat pada batu kapur yang termasuk
Jutaan m
Barat, Kab. Belu. (Sumber daya) Formasi Maubise. Sifat fisik antara lain
kompak dan keras, dengan warna abu-abu
muda.
– Kualitas baik.
– Ds. Fatuleo, Kec. Ampuang, 3 – Terdapat pada batu kapur yang termasuk
Jutaan m
Kab. Kupang. (Sumber daya) Formasi Maubise. Sifat fisik antara lain
kompak dan keras, dengan warna abu-abu
muda.
– Kualitas cukup baik.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 67
Lanjutan .....

Lokasi Cadangan Keterangan


Timor Timur :
– Manatuto Mentiarno, Sumber daya – Tersebar luas pada formasi Wailuli. Sifat
Kab. Manatuto. fisik antara lain kompak dan keras, dengan
warna abu-abu, merah jambu, dan hitam.
– Kualitas belum diketahui.
– Maiana-Batugade, Kab. Bobonaro. Sumber daya – Tersebar luas pada Formasi Cablak,
Maubeise, Lolotoi, Aitutu, dan Dortolu. Sifat
fisik antara lain keras dan masif, dengan
warna abu-abu, merah jambu, dan krem.
– Kualitas belum diketahui.
– Ds. Lomea, Kec. Bobonaro, Sumber daya – Tersebar luas pada Formasi Maubise dan
Kab. Bobonaro. Dortolu. Sifat fisik antara lain keras dan
masif, dengan warna abu-abu, cokelat, dan
krem.
– Kualitas belum diketahui.
Maluku :
– Wai Nabi, P. Taliabu Utara. Sumber daya – Merupakan hasil kontak metamorfosa pada
batu Gamping. Berwarna putih abu-abu,
dengan kandungan kristal kalsit.
– Kualitas belum diketahui.
Irian Jaya :
– Kp. Arunu dan Tanjung Nappan, Sumber daya – Terdapat pada batu gamping yang
TelukWaoboe berselingan dengan skis kristalin.Pantai
Merupakan hasil kontak metamorfosa dengan
batuan plutonik asam.
– Kualitas belum diketahui.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 68

LAMPIRAN B
Lokasi Potensi Cadangan Granit di Indonesia

Lokasi Cadangan Keterangan


D.I. Aceh :
– Ds. Samadua, Kab. Aceh Selatan. Sumber daya – Batu granit berwarna abu keputihan, dengan
ukuran butir sedang hingga kasar, dan
keras. Penyebaran cukup luas.
– Kualitas belum diketahui.
– Ds. Kungki, Kec. Blangkejeren, Sumber daya – Batu granit berwarna abu keputihan yang
Kab. Aceh Tenggara. telah mengalami pelapukan kuat serta
banyak terdapat rekahan-rekahan.
– Kualitas belum diketahui.
Sumatera Utara :
– Sibolga, Kab. Tapanuli Tengah. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
– Tarutung, Kab. Tapanuli Selatan. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
– Kec. Kotanopan, Kab. Tapanuli Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
Selatan.
– P. Berhala. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
– Parapat, Kab. Simalungun. Sumber daya – Berupa batu granit/diorit yang terbentuk
sebagai intrusi yang bersifat masif.
– Kualitas belum diketahui.
Sumatera Barat :
– Alahan Panjang, Kab. Solok. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
– Air Bangis, Kab. Pasaman. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.

Riau :
– G. Kijang P. Bintan. 3 – kualitas cukup baik.
134.000.00 m
– Kec. Rombak dan Kampar. Sumber daya – Tersebar pada daerah seluas 12,5 km2.
– Kualitas baik.
– Kec. Tandum, Kab. Kampar. Sumber daya – Tersebar pada daerah seluas 12 km2.
berwarna abu-abu berbintik hitam.
– Kualitas belum diketahui.
– Kec. Kritang, Kab. Indragiri Hulu. Sumber daya – Tekstur batuan porfir, dengan warna abu-
abu berbintik hitam dan merah muda
– Kualitas belum diketahui.
– Kec. Siberida. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
– G. Bintan Besar, P. Bintan. 3 – Kualitas belum diketahui.
1.079.100 m
(Potensi)
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 69
Lanjutan .....

Lokasi Cadangan Keterangan


Jambi :
– Ds. Sungai Manau, Kec. Sungai Sumber daya – Termasuk batuan jenis granodiorit, dengan
Manau, Kab. Sarko. warna abu-abu kecokelatan.
– Kualitas cukup baik.
– Kec. Palepat dan Rantau Pandan, Sumber daya – Berwarna abu-abu kemerahan.
Kab. Bungotebu.
Bengkulu :
– Air Manna, Kec. Manna Utara. Sumber daya – Sebaran cukup banyak, berupa bongkahan
bergaris tengah 2,5 m, yang tersebar di
daerah aliran sungai, Berwarna abu-abu
muda dan merah.
– Kualitas baik.
Kalimantan Barat :
– G. Raya, G. Burik, G. Banil, Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
G. Pandang, Bengkayang.
– Kab. Sanggau. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.

Kalimantan Selatan :
– Bukit Raya, Kec. Sungai Pinang, Sumber daya – Sebaran cukup banyak, dengan warna
Kab. Banjar. abu-abu kehitaman. Terdiri dari batuan diorit
piroksin dan granodiorit.
– Kualitas belum diketahui.
Kalimantan Tengah :
– Tengkiling, Palangkaraya. 6.000.000 ton – Kualitas belum diketahui.

Sulawesi Selatan :
– Bantimurung, Kab. Maros. Sumber daya – Berupa terobosan batuan granodiorit, yang
sebagian telah mengalami ubahan.
– Kualitas belum diketahui.
– Boloci, Kab. Pankep. Sumber daya – Terdiri dari batuan granodiorit, granit, dan
trakhit.
– Kualitas belum diketahui.
Sulawesi Tengah :
– Kec. Balaesang, Damsol, Sirenja 3 – Berwarna abu-abu cerah sampai kehitaman
107 milyar m
dan Dolo, Kab. Donggalo. (Poteansial) dan cokelat kemerahan, dengan testur
batuan porfiritik. Kandungan felspar >60%
dengan kekerasan 6 – 7 skala Mohs.
– Kualitas sangat baik.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 70
Lanjutan .....

Lokasi Cadangan Keterangan


– P. Talibu, P. Bangkai, P. Labobo, 3 – Warna sangat bervariasi yaitu abu-abu.
27 milyar m
dan P. Peleng, Kep. Banggai. (Potensial) kehitaman, merah jambu, dan merah daging.
Di Indonesia belum ada dijumpai granit
dengan warna seperti di daerah ini.
– Kualitas sangat baik.
– Kec. Dondo, Galang, Dampal 3 – Bertekstur porfiritik dengan bintik hitam
42 milyar m
Utara, dan Dampal Selatan, (Potensial) dari mineral hornblende dan biotit. Berwarna
Kab. Toli-toli. abu-abu keputihan, kecoklatan, dan
kehijauan.
– Kualitas sangat baik.
Sulawesi Tenggara :
– P. Padamrang dan P. Lambusina. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.

Nusa Tenggara Timur :


– Manufahi, Kab. Manufahi. Sumber daya – Berwarna hitam kehijauan hingga hitam
pekat.
– Kualitas baik.
Timor-Timur :
– Hilamahu Laclo, Manatuto. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.

Maluku :
– Ds. Fayaul, Kec. Wasile, Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
Kab. Halmahera Tengah.
– Wusia, Halmahera Timur Sumber daya – Kualitas belum diketahui.

Irian Jaya :
– Ifar. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
– P. Roan. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
– S. Sentani. Sumber daya – Kualitas belum diketahui.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 6 – 71

LAMPIRAN C
Lokasi Potensi Cadangan Batu Sabak di Indonesia

Lokasi Cadangan Keterangan


DI. Aceh :
– Goh Kedondong, Goh Tebara, 1.375.000 ton – Berwarna abu-abu gelap, dengan urat kalsit

Tanah Reubuh, Bukit Lampulo, Sumber daya setebal 0,2 – 6 cm.


Kireng Bidien, Kireng Jambuaye,
Kp. Laudo.
Sumatera Barat :
– Siguntur Mudo, Sumber daya – Berwarna abu-abu gelap.
Kab. Pesisir Selatan. – Kualitas belum diketahui.
– Sirukam, Kab. Solok. Sumber daya – Berwarna abu-abu gelap.
– Kualitas belum diketahui.
– Panti, Kab. Pasaman. Sumber daya – Berwarna abu-abu gelap.
Kualitas belum diketahui.
– Ds. Tanjung balit, Kec. Lembah Sumber daya – Berwarna abu-abu gelap dan pernah
Gumanli, Kab. Solok. dimanfaatkan untuk batu tulis.
Kualitas belum diketahui.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 7 – 72

7 BATU KAPUR
Oleh : Harta Haryadi

1. PENDAHULUAN membedakannya adalah terjadinya perombakan


dari bahan batu kapur tersebut yang kemudian
Batu kapur merupakan salah satu mineral industri yang terbawa oleh arus dan biasanya diendapkan tidak
banyak digunakan oleh sektor industri ataupun jauh dari tempat semula. Sedangkan yang terjadi
konstruksi dan pertanian, antara lain untuk bahan secara kimia, adalah jenis batu kapur yang terjadi
bangunan, batu bangunan, bahan penstabil jalan raya, dalam kondisi iklim dan suasana lingkungan
pengapuran untuk pertanian, bahan keramik, industri tertentu dalam air laut ataupun air tawar.
kaca, industri semen, pembuatan karbid, untuk
peleburan dan pemurnian baja, untuk bahan pemutih Selain hal di atas, mata air mineral dapat pula
dalam industri kertas pulp dan karet, untuk pembuatan mengendapkan batu kapur, (disebut endapan sin-ter
soda abu, untuk penjernihan air; untuk proses kapur). Jenis batu kapur ini terjadi karena peredaran
pengendapan bijih logam non-ferous dan industri gula. air panas alam yang melarutkan lapisan batu kapur di
Sumber daya mineral ini cukup besar, sehingga bawah permukaan, yang kemudian diendapkan
pengembangan industri pertambangannya memiliki kembali di permukaan bumi.
prospek yang baik.
Magnesium, lempung, dan pasir merupakan unsur
Stabilitas politik yang baik di Indonesia, telah memacu pengotor yang mengendap bersama-sama pada saat
perkembangan sektor industri, konstruksi dan pertanian proses pengendapan. Keberadaan pengotor batu
ke tingkat yang lebih baik. Perkembangan ini secara kapur memberikan klasifikasi jenis batu kapur. Apabila
tidak langsung memperlihatkan adanya peningkatan pengotornya magnesium, maka batu kapur tersebut
kebutuhan akan bahan baku dan penolong batu kapur diklasifikasikan sebagai batu kapur dolomitan.
sebagai industri hulu, bagi perkembangan sektor
industri yang merupakan industri hilir. Berdasarkan Begitu juga apabila pengotornya lempung, maka batu
pertimbangan tersebut dapat diperkirakan prospek kapur tersebut diklasifikasikan sebagai batu kapur
pasar untuk komoditas ini cukup cerah. lempungan, dan batu kapur pasiran apabila
pengotornya pasir. Persentase unsur-unsur pengotor
sangat berpengaruh terhadap warna batu kapur
tersebut, yaitu mulai dari warna putih susu, abu-abu
GEOLOGI DAN PENAMBANGAN muda, abu-abu tua, coklat, bahkan hitam. Warna
kemerah-merahan misalnya, biasanya disebabkan oleh
1 Mula Jadi adanya unsur mangan, sedangkan kehitam-hitaman
disebabkan oleh adanya unsur organik.
Batu kapur dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu
secara organik, secara mekanik, atau secara kimia. Batu kapur dapat bersifat keras dan padat, tetapi
Sebagian besar batu kapur di alam terjadi secara organik. dapat pula kebalikannya. Selain yang pejal (mas-
Jenis ini berasal dari pengendapan cangkang/rumah sive) dijumpai pula yang porous.
kerang dan siput, foraminifera atau ganggang, atau
berasal dari kerangka binatang koral/kerang. Batu kapur yang mengalami metamorfosa akan
berubah penampakannya maupun sifat-sifatnya. Hal ini
Untuk batu kapur yang terjadi secara mekanik, terjadi karena pengaruh tekanan maupun panas,
sebetulnya bahannya tidak jauh berbeda dengan jenis sehingga batu kapur tersebut menjadi berhablur,
batu kapur yang terjadi secara organik. Yang seperti yang dijumpai pada marmer. Selain itu, air
BAHAN GALIAN INDUSTRI 7 – 73

tanah juga sangat berpengaruh terhadap berasosiasi dengan batu kapur atau dolomit akan
penghabluran kembali pada permukaan batu tetapi dalam jumlah kecil, adalah siderit (FeCO 3),
kapur, sehingga terbentuk hablur kalsit. ankerit (Ca2MgFe(CO3)4) dan magnesit (MgCO3).

Di beberapa daerah endapan batu kapur seringkali Karena sifat fisika mineral-mineral karbonat hampir
ditemukan di gua dan sungai bawah tanah. Hal ini sama satu sama lain, maka tidak mudah untuk
terjadi sebagai akibat reaksi tanah. Air hujan yang mengindentifikasikannya. Untuk batuan yang relatif
mengandung CO3 dari udara maupun dari hasil monomineralik dan kompak, berat jenis, warna, bentuk
pembusukan zat-zat organik di permukaan, setelah kristal dan sifat fisika lainnya dapat digunakan untuk
meresap ke dalam tanah dapat melarutkan batu kapur mengindentifikasi batuan tersebut.
yang dilaluinya. Reaksi kimia dari proses tersebut
adalah sebagai berikut : Tingkat solubilitas dari mineral yang berbeda dalam
dilute hydroulic acid dapat dipergunakan sebagai
CaCO3 + 2 CO2 + H2O ® Ca (HCO3)2 + CO2 petunjuk dalam pengindentifikasian. Tingkat solubilitas
tertinggi dipunyai oleh aragonit, berikutnya adalah
Ca(HCO3)2 larut dalam air, sehingga lambat laun terjadi kalsit dan dolomit. Teknik ini sangat berguna dalam
rongga di dalam tubuh batu kapur tersebut. Secara laboratorium, sedangkan di lapangan aplikasinya
geologi, batu kapur erat sekali hubungannya dengan sangat terbatas.
dolomit. Karena pengaruh pelindian (leach-ing) atau
peresapan unsur magnesium dari air laut ke dalam Oleh karena batuan karbonat jarang yang
batu kapur, maka batu kapur tersebut dapat berubah monomineralik di alam, maka menurut Carr
menjadi dolomitan atau jadi dolomit. Kadar dolomit atau Donald D. dan Rooney L.F (1985) untuk
MgO dalam batu kapur yang berbeda akan mengklasifikasi-kannya dapat didasarkan pada
memberikan klasifikasi yang berlainan pula pada jenis jumlah kalsit dan dolomit serta material non-
batu kapur tersebut (Tabel 1). karbonat yang terkandung di dalamnya. Oleh
karena itu, jika jumlah kalsit yang terkandung di
dalam batuan karbonat tersebut merupakan yang
Tabel 1. Klasifikasi Batu Kapur Berdasarkan terbanyak, maka dapat dikatakan batuan tersebut
Kadar Dolomit atau MgO merupakan batu kapur. Sedangkan bila mineral
dolomit (MgCO3 ) merupakan yang terbanyak,
maka batuan tersebut batu dolomit (Gambar 1).
Kadar
Nama Batuan Kadar Dolomit
MgO (%) 2.3 Potensi dan Cadangan
Batu kapur 0–5 0,1– 1,1
Batu kapur Potensi batu kapur di Indonesia sangat besar dan
bermagnesium 5 – 10 1,1– 2,2 tersebar hampir merata di seluruh kepulauan Indone-
Batu kapur dolomitan 10 – 50 2,2 – 10,9 sia (Gambar 2). Data yang pasti tentang jumlah seluruh
Dolimit berkalsium 50 – 90 10,9 – 19,7 cadangan batu kapur belum ada, namun secara umum
Dolomit 90 – 100 19,7 – 21,8 potensi batu kapur Indonesia sampai saat ini diketahui
berjumlah sekitar 28,678 milyar ton (Tushadi
Sumber : Petti John, 1990. Madiadipoera, Direktorat Sumber Daya Mineral 1990)
dengan perincian kurang lebih 61,376 juta ton
merupakan cadangan terunjuk (probable), dan 28,616
2.2 Mineralogi milyar ton merupakan cadangan tereka (possible),
termasuk di dalamnya cadangan dengan klasifikasi
Batu kapur dan dolomit merupakan batuan karbonat spekulatif dan hipotetik.
utama yang banyak digunakan di industri. Aragonit
yang berkomposisi kimia sama dengan kalsit (C a C O Sebagian besar cadangan batu kapur Indonesia
3) tetapi berbeda dalam struktur kristalnya, merupakan terdapat di Sumatera Barat dengan jumlah cadangan
mineral metastable karena pada kurun waktu tertentu diperkirakan sekitar 23,23 milyar ton, atau hampir
dapat berubah menjadi kalsit. Min-eral karbonat lainnya 81,02 persen dari cadangan seluruhnya (Tabel 2).
yang umumnya ditemukan
Cadangan batu kapur di Indonesia mempunyai kadar
BAHAN GALIAN INDUSTRI 7 – 74

3.2 Penambangan

Penambangan batu kapur di Indonesia umumnya


dilakukan dengan cara tambang terbuka (kuari). Tanah
penutup (overburden) yang terdiri dari tanah liat, pasir
dan koral dikupas terlebih dahulu dengan
menggunakan bulldozer atau power scraper.
Selanjutnya penambangan dilakukan dengan cara
pengeboran dan peledakan, sampai diperoleh ukuran
bongkah yang diinginkan. Bongkah yang terlalu besar,
akan dibor dan diledakkan ulang (secondary blasting).

Pengambilan bongkah kapur biasanya dilakukan


dengan wheel loader, kemudian dimuat ke alat
transportasi seperti truk jungkit (dump truck ),
ban-berjalan (belt conveyor), lori. dan lain-lain.

3.3 Pengolahan
Gambar 1. Klasifikasi Mineralogi Buatan
Karbonat Dalam beberapa hal, batu kapur dapat langsung
digunakan sebagai bahan baku, misalnya pada
industri semen, fondasi jalan, rumah, dan
– CaO antara 40 – 55%; sebagainya. Akan tetapi, untuk keperluan lainnya,
– SiO antara 0,23 – 18,12%; perlu pengolahan terlebih dahulu, misalnya
– Al2O3 antara 0,20 – 4,33%; dengan pembakaran. Cara ini dimaksudkan untuk
– Fe2O3 antara 0,1 – 1,36%; memperoleh kapur tohor (CaO), kalsium
– MgO antara 0,05 – 4,26%; hidroksida (Ca(OH)2), dan gas CO2.
– CO2 antara 35,74 – 42,78%;
Secara umum pembuatan kapur tohor meliputi :
– H 2O antara 0,1 – 0,85%;
– P 2O5 antara 0,072 – 0,109%; – Kalsinasi pada temperatur 900 – 1000°C,
– K2 = 0,18 dan L.O.I = 40,06%. (Tabel 3). sehingga batu kapur terurai menjadi CaO dan
CO2.
Potensi batu kapur yang sangat besar volumenya
dan tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia – CO2 ditangkap, dibersihkan dan dimasukkan ke
sangat menguntungkan bagi pihak investor/calon dalam tangki.
investor pengusaha untuk berusaha di bidang
pertambangan, terutama dikaitkan dengan – Dari kalsinasi dapat terbentuk kapur tohor
penyediaan bahan baku untuk industri pemakai di (CaO), dan kapur padam (CaOH2), yaitu
dalam negeri. setelah CaO disiram dengan air.
Jika pembakaran batu batu kapur dilakukan pada
temperatur sekitar 900°C, maka diperoleh CaO
PERTAMBANGAN dengan reaksi sebagai berikut :

1 Eksplorasi CaCO3 « CaO + CO2

Eksplorasi batu kapur dilakukan bertahap. Kegiatan ini Pada reaksi ini terjadi penyerapan panas, karena
dapat dilakukan dengan menggunakan cara pemboran untuk menguraikan 1 gram molekul CaCO 3 (100
dan geolistrik. Penghitungan cadangan dilakukan gram) memerlukan panas 42,5 kkal. Sedangkan
berdasarkan korelasi data pengeboran dengan data untuk batu dolomit (MgCO3), jika dibakar pada
geolistrik dan data geologi singkapan. temperatur 800°C akan terjadi penguraian.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 7 – 75

Gambar 2. Peta Lokasi Endapan Batu Kapur Indonesia

Tabel 2. Penyebaran Cadangan Batu Kapur di Indonesia

No. Propinsi Jumlah Keterangan


1. D.I Aceh 100,857 Seluruh cadangan batu kapur ini
2. Sumatera Utara 5,709 terklasifikasi sebagai cadangan
3. Sumatera Barat 23.273,300 tereka (termasuk hipotesis dan
4. Riau 6,875 spekulatif), kecuali cadangan di
5. Sumatera Selatan 48,631 Nusa TenggaraTimur, sejumlah
6. Bengkulu 2,730 61,376 juta ton sebagai
7. Lampung 2,961 cadangan (probable) terunjuk.
8. Jawa Barat 672,820
9. Jawa Tengah & DIY 125,000
10. Jawa Timur 416,400
11. Kalimantan Selatan 1.006,800
12. Kalimantan Tengah 543,000
13. Nusa Tenggara Barat 1.917,386
14. Nusa Tenggara Timur 229,784
15. Sulawesi Utara 66,300
16. Sulawesi Selatan 19,946
17. Irian Jaya 240,000
Total 28.678,500

Sumber : Madiapoera T. (1978), Madiapoera T., dkk (1990), PPTM (1986).


10. Jawa Timur
11. Nusa Tengg
12. Nusa Tengg
Tabel 3. Spesifikasi Kimia Endapan Batu Kapur di Indonesia 13. Kalimantan
14. Kalimantan
No. Provinsi Spesifikasi dalam (%) 15. Kalimantan
16. Sulawesi Te
CaO MgO SO3 Fe 2O3 Al2O3 SiO2 Na2O K2O CO2 H2O P2O5 LOT
17. Sulawesi Se
1. D.I. Aceh 27.4 – 48.8 0.1 – 9.7 0.1 – 0.5 0.0 – 0.7 0.4 – 78 8.2 – 44.3 – – – – – –
18. Sulawesi Te
Sumatera Utara
19. Maluku
a. Batu Gamping Kristalin 41.0 – 66.8 0.1 – 8.7 0.0 – 0.5 0.0 – 0.4 0.0 – 7.2 04 – 89.2 0.25 0.69 – – – –
b. Batu Gamping Dolomit 40.8 – 62 2.2 – 7.8 0.0 – 0.1 0.2 – 0.8 0.5 – 1.7 10.2 – 6.2 0.05 0.58 – – – – 20. Timor-Timu
21. Irian Jaya
3. Sumatera Barat 62.9 – 66 – – 0.0 – 0.1 – 0.1 – 2.8 – – – – – –

BAHAN GALIAN INDUSTRI


4. Riau – – – – 0.4 – 1.6 – – – – – – –
5. Sumatera Selatan – – – – – 0.78 – – – – – –
Bengkulu
a. Kab. Rejang-lobang 46.6 – 66.6 0.1 – 0.8 – 0.0 – 0.6 0.0 – 0.8 0.2 – 3.8 – – 0.6 – 7 0.1 – 07 0.1 –
b. Kab. Lobang Utara 54.6 0.24 – 0.28 0.2 1.26 – – 42.8 0.1 0.1 –
c. Muara Air Kasam 60.0 – 54.1 0.2 – 2.0 – 0.1 – 1.4 0.5 – 4.8 1.4 – 18.1 – – 16.8 – 42.8 0.7 – 09 0.4 –
d. Kab. Bengkulu Utara 50.04 0.51 – 0.5 0.6 8.5 – 0.2 – 0.7 – 40.1
7. Lampung 50.6 – 55.3 0.0 – 2.2 0.0 – 0.4 0.2 – 0.5 0.0 – 2.0 0.1 – 4.8 – – – – – 40.9 – 42.5
8. Jawa Barat 46.4 – 56.2 0.0 – 5.6 0.0 – 0.8 0.1 – 1.8 0.1 – 1.8 0.2 – 6.7 – – – 0.1 – 1.8 0.0 – 04 –
9. Jawa Tengah 45.7 – 59.6 0.0 – 1.1 0.0 – 1.2 0.1 – 1.4 0.0 – 6.0 0.2 – 5.8 – – – 0.2 – 1.7 0.0 – 04 –
7 – 76
BAHAN GALIAN INDUSTRI 7 – 77

jembatan maupun isian bendungan, terutama di


MgCO3 « MgO + CO2 daerah yang tidak memiliki sumber batu bangunan
seperti andesit, basalt, dan semacamnya.
yang menghasilkan MgO yang disebut magnesit
kostik. Walaupun batu kapur mempunyai daya tahan
2
tekan 1000 – 2000 kg/cm , untuk keperluan
Pembakaran batu kapur dolomitan, artinya batu kapur tersebut di atas, harus dipilih batu kapur yang
yang sedikit atau banyak mengandung MgCO3, pada berstruktur pejal atau keras serta berhablur halus
temperatur 800 – 850°C hanya MgCO3 lah yang 2
dengan daya tekan 800 – 2500 kg/m .
terurai, tetapi CaCO3 nya belum dapat terurai. Jadi,
yang dihasilkan adalah MgOCaCO3. b. Bahan Bangunan

Dolomit kostik di sini yang aktif ialah MgO, sedangkan Batu kapur yang digunakan sebagai bahan
CaCO3 bekerja sebagai bahan pengisi. Akan tetapi, bangunan berfungsi sebagai campuran dalam
apabila pembakaran batu kapur dolomitan dilakukan adukan pasangan bata/plester, pembuatan
pada suhu di atas 900°C, yang terjadi ialah baik semen trass atau semen merah. Umumnya batu
CaCO3 maupun MgCO3, keduanya akan terurai kapur yang digunakan adalah kapur kalsium.
menjadi CaO dan MgO, dimana di satu pihak akan
terjadi penambahan zat aktif (CaO), tetapi di lain pihak Syarat yang harus dipenuhi untuk bahan
terjadi pengurangan karena penurunan keaktifan MgO. bangunan ini adalah :

– (CaO + MgO) minimum 95%,


Pada pembakaran batu kapur yang mengandung – (SiO + Al2O3 + Fe2O3) maksimum 5%;
MgCO3 penurunan daya ikat MgO tak dapat – CO2 maksimum 3% dan
dihindari karena pada reaksi penguraian CaCO 3 – 70% lolos ayakan 0,85 mm.
menjadi CaO dan CO2 dibutuhkan temperatur
lebih tinggi dari 900°C. Kapur padam yang dicampur dengan tras dan air
akan membentuk semacam semen yang disebut
Penggunaan Temperatur di atas 900°C diperlukan semen tras. Terjadinya sifat semen dalam
terutama pada pembakaran batu kapur yang berukuran pencampuran tersebut karena oksida-oksida alu-
besar, agar temperatur pada bagian dalam mencapai mina dan silika yang bersifat asam membentuk
temperatur cukup tinggi untuk terjadinya disosiasi. Gas senyawa sebagai berikut :
CO2 yang terjadi akibat disosiasi batu batu kapur, dari
hasil pembakaran bahan bakar, atau pun dari udaranya – Ca(OH2) + SiO2 + (n-1)H2O ® CaO, SiO2 nH2O
sendiri dapat dihilangkan dengan alat pembuat gas (semen)
atau secara alami. Salah satu contoh tungku
pembakaran batu kapur dapat di lihat pada Gambar 3. – Ca(OH2) + Al2O3 + 5 H2O ® CaO, Al2O3 6H2O
(semen)

c. Bahan Penstabil Jalan


KEGUNAAN DAN SPESIFIKASI YANG
DIBUTUHKAN Batu kapur yang digunakan sebagai fondasi jalan raya,
termasuk rawa-rawa yang dilaluinya, berfungsi untuk
Batu kapur dapat dimanfaatkan untuk berbagai mengurangi penyusutan plastisitas
macam kebutuhan, antara lain adalah : dan pemuaian fondasi jalan raya tersebut. Reaksi yang
terjadi diperkirakan sama dengan pembentukan semen
a. Batu Bangunan tras, sedangkan jumlah pemakaian kapur padamnya
sekitar 1 – 6%, sesuai dengan keadaan tanah dan
Yang dimaksud sebagai batu bangunan di sini adalah konstruksi jalan yang akan dibuat. Untuk keperluan ini
yang berupa batu pecah dan batu hias. Batu kapur ini batu kapur yang digunakan diharapkan berkadar
biasanya digunakan untuk pondasi rumah, jalan, belerang rendah.
BAHAN GALIAN INDUSTRI

7 – 78
Gambar 3. Model-Model Tungku Pembakaran Batu Kapur
BAHAN GALIAN INDUSTRI 7–
79

d. Pertanian sebagian kecil saja.

Kesuburan tanah akan lebih baik apabila Industri Kaca


keasamannya (pH) diturunkan melalui pengapuran.
Untuk setiap jenis tanaman memerlukan tingkat Dalam industri kaca, batu kapur digunakan
keasaman yang berbeda; untuk kacang-kacangan, sebagai bahan tambahan. Jenis batu kapur yang
gandum, dan kentang misalnya, masing-masing digunakan adalah jenis batu kapur dan dolomit
memerlukan tingkat keasaman (pH) antara 6 – 7,5; dengan kadar masing-masing :
5,75 – 7,5; dan 5 – 6,45.
– (SiO2 0,96%), (Fe2O3 0,04%), (Al2O3 0,14%)
Batu kapur yang digunakan dalam pertanian, – (MgO 0,15%), dan (CaO 55,8%); serta
dapat berupa serbuk yang ditaburkan atau kapur – (SiO2 0,14%), (Fe2O3 0,03%), (Al2O3 MgO
tohor (hydrated lime). Untuk serbuk batu kapur 20,80%) dan (CaO 31,8%).
diharapkan mempunyai kadar MgCO 3 maksimum
10% dan ukuran butiran lebih kecil dari 5 mm g. Industri Bata Silika
dengan 95% di dalamnya berukuran kurang dari 3
mm. Untuk pembuatan bata silika, batu kapur yang
diperlukan adalah dengan kadar :
Pengapuran dapat memberikan beberapa keuntungan.
Dengan menurunkan keasaman tanah (pH), – CaO minimum 90%
pengapuran memungkinkan nutrient lain lepas dari – MgO maksimum 4,5%
pupuk. Tingkat keasaman yang rendah juga – Fe2O3 + Al2O3 maksimum 1,5% dan
memperbaiki peningkatan mikrobiologi alam dari tanah – CO2 maksimum 5%.
melalui penghancuran bahan organik (penggemburan
tanah). h. Industri Semen

Kapur pada tanah liat (clay) dapat memperbaiki Dalam industri semen, batu kapur merupakan
struktur fisik, sehingga dapat membantu pertumbuhan bahan baku utama. Untuk satu ton semen
akar. Kapur juga memberikan kontribusi kalsium diperlukan tidak kurang dari 1 ton batu kapur.
terhadap tanaman tingkat magnesiumnya Syarat-syarat harus dipenuhi dalam pembuatan
rendah/hilang akibat panenan atau erosi. se-men adalah :

Untuk melaksanakan proses pengapuran, jumlah – kadar CaO : 50 – 55%.


batu kapur yang diperlukan sangat bervariasi. – MgO maksimum 2%
Menurut Goeswono S. (1978), jumlah batu kapur – kekentalan (viskositas) luluhan 3200 centipoise
yang diperlukan sekitar 400 kg untuk setiap hektar (40% H2O).
tanah, sedangkan sumber lain menyebutkan – kadar Fe2O3 : 2,47% dan Al2O3 : 0,95%.
antara 2 – 4 ton untuk setiap hektar, bahkan
sampai 5 ton per hektar. Untuk disinfektan dan Pembuatan Karbid
pembuatan kompos batu kapur yang digunakan
berupa kapur padam. Bahan utama pembuatan karbid adalah kapur
tohor (60%), lainnya adalah kokas (40%),
e. Bahan Keramik antrasit, petroleumcoke (carbon black ).
Kapur tohor yang cocok untuk pembuatan
Dalam industri keramik, batu kapur berfungsi sebagai kalsium karbid ini mempunyai spesifikasi :
imbuh untuk menurunkan temperatur lelah, sehingga
pemuian panas masa setelah dibakar sesuai dengan – Total CaO minimum 92%;
pemuaian glasir, agar glasir tidak retak atau lepas. – MgO maksimum 1,75%;
Selain untuk imbuh dalam pembuatan keramik, batu – SiO2 maksimum 2%;
kapur dapat digunakan juga dalam pembuatan glasir, – Fe2O3 + Al2O3 maksimum 1%;
walaupun hanya – Fe2O3 tidak lebih dari 5%;
– S maksimum 0,2%;
BAHAN GALIAN INDUSTRI 7 – 80

– P maksimum 0,02% dan kadar CaCO3 98%, kehalusan 325 mesh,


– Hilang pijar (LOI) pada contoh yang diambil di mempunyai daya serap terhadap minyak, warna
tungku 4%. putih dan pH >7,8. Bahan pemutih ini dipakai
dalam industri kertas untuk pemutih pulp, pengisi,
Peleburan dan Pemurnian Baja pelapis (coating), dan pengkilap.

Dalam peleburan dan pemurnian besi atau logam Pembuatan Soda Abu
lainnya, batu kapur/dolomit berfungsi sebagai
imbuh pada tanur tinggi. Bijih besi mengandung Untuk pembuatan 1 ton soda abu diperlukan batu
silika dan alumina sebagai unsur tambahan; kapur 1 – 1,25 ton, melalui proses amonia soda.
dalam proses peleburan unsur-unsur tersebut Sedangkan persyaratan yang harus dipenuhi
bersenyawa dengan bahan pengimbuh berupa antara lain :
terak cair (seng) yang mengapung di atas lelehan
besi, sehingga mudah dipisahkan. Di samping itu, – CaCO3 : 90 – 99%;
batu kapur diperlukan untuk mengikat gas-gas – MgCO3 : 0,6%;
seperti SO2,dan H2S. – FesO3 + Al2O3 + SiO2 = 0,3%.

Untuk itu batu kapur yang diperlukan harus m. Penjernihan Air


mempunyai kadar CaO yang tinggi, dan batuan
tersebut harus sarang dan keras. Dalam penjernihan air, kapur umumnya
digunakan bersama soda abu dalam proses
Syarat-syarat umum yang harus dipenuhi antara kapur soda. Di sini kapur berfungsi untuk
lain : menghilangkan “bikarbonat” sebagai penyebab
kekeruhan sementara pada air.
Untuk batu kapur :
Air kotor yang banyak mengandung bakteri akan
– CaO minimum 52%;
menjadi bersih dalam waktu 24 – 48 jam, apabila
– SiO2 maksimum 4% (1,5 – 4%);
dibubuhi kapur yang cukup banyak. Demikian pula air
– Al2O3 + Fe2O3 maksimum 3%;
yang keruh akan menjadi jernih, sedangkan air yang
– MgO maksimum 3,5%;
mengandung CO 2 dinetralkan. Hal ini dimaksudkan
– Fe2O3 maksimum 0,65%;
untuk menghindarkan terbawanya karat pada pipa
– P maksimum 0,1%.
yang disalurkan kepada konsumen.

Untuk dolomit
Proses Pengendapan Bijih Logam Non-
– MgO : 17 – 19%; ferrous
– SiO maksimum 6% dan
– Al2O3 + Fe2O3 maksimum 3%. Selain batu kapur digunakan untuk hal-hal yang
diuraikan di atas, juga dapat digunakan dalam proses
Bahan Pemutih dalam Industri Kertas, pengendapan bijih logam-logam non-ferous. Dalam
Pulp, dan Karet proses ini batu kapur bertindak sebagai settling agent
dan pengontrol keasaman (pH).
Untuk keperluan ini batu kapur yang diperlukan
ialah yang mempunyai hablur murni (hampir Dalam proses flotasi bijih nikel, batu kapur berfungsi
CaCO3 ) yang digerus sangat halus. Biasanya untuk mengendapkan basic nickel carbonate. Batu
batu kapur berasal dari jenis yang lunak, kapur yang diperlukan untuk proses satu ton bijih
berwarna putih, terutama yang terdiri dari adalah antara 75 – 80 kg (Malau K., 1978).
cangkang-cangkang kerang dan jasad-jasad renik o. Industri Gula
yang terdiri dari kapur/CaCO 3 sebagai hasil
sampingan pembuatan basic magnesium Pada industri gula, batu kapur digunakan dalam
karbonat dari dolomit. proses penjernihan nira tebu dan menaikkan pH
nira. Batu kapur yang dibutuhkan untuk 1000 kw
Batu kapur yang cocok untuk bahan pemutih adalah tebu adalah sekitar 150 kg (dalam bentuk kapur
BAHAN GALIAN INDUSTRI 7 – 81

tohor). Persyaratan yang diinginkan adalah batu masa yang akan datang semakin meningkat
kapur dengan kadar : dengan kuantitas yang cukup besar. Demikian
juga untuk konstruksi/jalan.
– H 2O : 0,2%;
– HCL : 0,2%; Untuk daerah yang tidak mempunyai cadangan batu
– SiO2 : 0,1%; andesit/basalt sebagai bahan fondasi jalan dan
– Al2O3 : 0,1%; perumahan, seperti beberapa daerah di Kalimantan,
– CaO : 55,0%; Sulawesi, Bali, NTB dan NTT untuk dapat memenuhi
– MgO : 0,4%; keperluan bahan baku tersebut dapat digantikan oleh
– CO2 : 43,6%; batu kapur. Melihat perkembangan di daerah tersebut
– SO4 : Tidak nyata; terutama dalam Pelita V, maka diperkirakan kebutuhan
– (Na2O K2O) : 0,3%. akan batu kapur untuk fondasi atau konstruksi akan
semakin meningkat.

5. PROSPEK PENGEMBANGAN Berdasarkan hal tersebut, dapat diperkirakan bahwa


kebutuhan batu kapur di luar sektor industri cukup
5.1 Perimbangan Penyediaan dan Kebutuhan besar dan diperkirakan kebutuhannya akan semakin
besar di masa mendatang.
Perkembangan penyediaan dan kebutuhan batu kapur
dari tahun 1986 sampai tahun 1995 (selama 10 tahun a. Produksi dan Konsumsi
pengamatan) menunjukkan ketidakseimbangan, yaitu
terjadi kekurangan penyediaan yang secara kumulatif Perkembangan produksi batu kapur selama kurun
seluruhnya berjumlah 42,3 juta ton. waktu 1986 – 1995 memperlihatkan peningkatan yang
cukup tinggi, dengan laju pertumbuhan tahunannya
Terdapat beberapa kemungkinan yang terjadi sebesar 12,35%. Jumlah produksi pada tahun 1986
sehubungan dengan keadaan tersebut, di tercatat 13,48 juta ton dan pada tahun 1995 meningkat
antaranya adalah semakin pesatnya menjadi 58,43 juta ton, atau hampir empat kali lipat
pertumbuhan sektor pemakainya seperti sektor produksi tahun 1986.
konstruksi dan fondasi selama kurun waktu 1986-
1995. Kemungkinan-kemungkinan lain, yaitu Sementara itu konsumsi batu kapur di sektor
adanya pemasokan yang berasal dari produksi industri dalam kurun waktu yang sama
perusahaan yang tidak tercatat (non-formal). memperlihatkan perkembangan yang cukup
berarti, dalam arti ada kecenderungan meningkat
Sementara itu, perkembangan yang terjadi pada dua cukup tinggi dengan laju pertumbuhan sebesar
tahun terakhir (1994 dan 1995) menunjukkan keadaan 10,45% setiap tahunnya.
kekurangan penyediaan yang relatif sangat besar
(Tabel 4). Sebenarnya keadaan di atas belum Jumlah pemakaian batu kapur tersebut pada tahun
mencerminkan keadaan yang sebenarnya mengingat 1986 sebesar 17,27 juta ton, dan pada tahun 1995
data yang dikumpulkan belum mencakup data menjadi 72,86 juta ton. Industri semen merupakan
pemakaian di bidang pertanian, konstruksi, dan pemakai utama batu kapur. Tercatat sekitar 86,84%
perumahan, serta data tersebut masih merupakan data dari jumlah konsumsi batu kapur pada tahun 1995
perkiraan sementara. diserap oleh industri tersebut (Tabel 5).

Perluasan areal pertanian melalui program Jawa Barat di samping sebagai produsen utama
transmigrasi, khususnya di daerah yang tanahnya batu kapur, juga merupakan konsumen utama.
mempunyai tingkat keasaman tinggi, seperti di Diketahui rata-rata 60% dari jumlah konsumsi
beberapa daerah di Sumatera, Kalimantan, dan batu kapur seluruhnya terserap di provinsi ini
Sulawesi akan memberikan pengaruh terhadap setiap tahunnya (Tabel 6).
tingkat pemakaian batu kapur di Indonesia.
c. Ekspor dan Impor
Melihat perkembangan di daerah tersebut, dapat
diperkirakan bahwa penggunaan batu kapur untuk Sampai saat ini belum diperoleh informasi mengenai
BAHAN GALIAN INDUSTRI
Tabel 4. Perimbangan Penyediaan dan Pemasokan Batu Kapur 1986 – 1995
(ton)
No. Sektor 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995

1. Impor 6.134 11.908 2.448 2.605 8.531 2.933 3.139 4.867 6.490 7.607
2. Produksi 13.456.670 16.405.074 20.917.972 26.451.433 29.694.000 34.920.000 41.206.000 46.294.000 52.011.000 58.434.000
3. Konsumsi 17.271.544 19.851.817 19.957.498 26.730.823 31.440.300 37.060.100 43.770.800 51.790.100 61.379.800 72.856.100
4. Ekspor – – – – – – – – – –
5. Perimbangan penyediaan -3.808.840 -3.434.835 +962.922 -276.785 -1.737.769 -2.137.167 -2.561.661 -5.491.233 -9362.310 -14.414.493
dan kebutuhan

Keterangan : (–) kekurangan penyediaan


(+) kelebihan penyediaan

Tabel 5. Konsumsi Batu Kapur Menurut Provinsi, 1986 – 1995


(000 ton)
No. Provinsi 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995
1. DKI Jakarta 15,5 15,9 15,9 14,1 18,4 26,4 35,6 43,4 52,4 61,6
2. Jawa Barat 10.227,5 12.209,7 12.076,2 16.144,2 17.275,5 18.723,3 20.398,9 22.401,7 24.801,5 27.054,7
3. Jawa Tengah & DIY 997.4 1.112,2 15.01,0 16.07,4 27.98.7 41.86,4 58.62,1 78.62,1 10.255,5 13.329,9
4. Jawa Timur 19.78,0 19.03,6 17.54,4 23.19,7 35.11,0 48.98,7 65.74,4 85.77,2 10.968,0 14.042,2
5. Luar P.Jawa 4.053,2 4.610,4 4.610,0 6.645,4 7.836,7 9.224,4 10.900,1 12.902,9 15.293,7 18.367,9
Total 17.271,5 19.851,9 19.957,5 26.730,8 31.440,3 37.060,1 43.770,8 51.790,1 61.379,8 72.856,1

Sumber : BPS, diolah kembali/PPTM, 1994.


7 – 82
BAHAN GALIAN INDUSTRI 7 – 83

ekspor batu kapur, walaupun ada usaha-usaha ke arah Tingginya harga satuan tersebut disebabkan oleh
itu, yaitu rencana ekspor ke Australia. Namun, sampai beberapa faktor, antara lain biaya transportasi,
saat ini belum ada realisasinya. Impor batu kapur ke cara pengolahan, dan kualitas. (Tabel 8).
Indonesia terdiri atas jenis flux dan kapur tohor (quick-
lime). Data yang disajikan di sini merupakan hasil Akan tetapi apabila menurut lokasi, harga satuan
pengolahan kembali data dari Biro Pusat Statistik, di konsumsi tersebut relatif sama untuk beberapa
antaranya adalah penyesuaian data volume impor propinsi, kecuali untuk DKI Jakarta. Pada tahun 1995,
dengan melihat harga satuan yang sesuai. harga satuannya berkisar antara Rp 4.800,00
– Rp 15.850,00 setiap tonnya, sedangkan untuk
Sebagai contoh data impor pada tahun 1986 dan DKI Jakarta harganya sekitar Rp 80.900,00
1995 mempunyai harga satuan masing-masing setiap tonnya.
sebesar $AS 11,37 dan $AS 163,42 sedangkan
data yang lainnya mempunyai harga satuan yang Sementara itu harga satuan impor dalam kurun waktu
jauh lebih besar dari harga-harga tersebut (di atas tersebut menunjukkan kecenderungan yang
$AS 280). Untuk penyesuaiannya, maka harga meningkat, yaitu dari $AS 11,37 pada tahun 1986
satuan yang dipakai adalah harga di bawah $AS menjadi $AS 163.42 pada tahun 1995 (Tabel 9).
163,42 oleh karena itu terjadi adanya perbedaan
desimal dengan data BPS. 5.2 Pengembangan

Data lainnya yang diolah kembali adalah impor Potensi batu kapur yang begitu besar dan tersebar
quick-lime. Di sini data tersebut dikonversikan hampir merata di seluruh di Indonesia, serta tingkat
menjadi batu kapur/ flux, yaitu dengan cara penggunaan yang terus meningkat di sektor industri
membagi nilai impor dengan harga satuan untuk pemakainya selama sepuluh tahun terakhir
tahun yang bersangkutan. memberikan harapan yang baik bagi investor di bidang
pertambangan untuk dapat mengembangkan usaha
Pada tahun 1986, jumlah impor batu kapur pertambangan batu kapur. Akan tetapi tersedianya
diperkirakan berjumlah 6.134 ribu ton dan pada potensi serta kebutuhan konsumen yang besar
tahun 1995 sedikit meningkat menjadi 7.607 ribu tersebut jika tidak ditindaklanjuti, belum cukup untuk
ton. Impor tertinggi terjadi pada tahun 1987, yaitu mengatakan baik tidaknya prospek pemasarannya di
sebesar 11.908 ton (Tabel 7). masa mendatang, dalam arti perlu memperhatikan
aspek kualitas dan kuantitas dari pemenuhan bahan
d. Harga baku tersebut, sehingga mutu yang diharapkan serta
kontuinitas perusahaan dapat berkesinambungan.
Informasi harga batu kapur yang resmi di pasaran
belum diperoleh. Harga yang disajikan di sini
merupakan harga satuan berdasarkan jumlah, 5.3 Pemasaran Dalam Negeri
dan nilai pemakaian, serta impor.
Melihat perkembangan perimbangan penyediaan dan
Ditinjau dari sisi industri pemakai, harga satuan batu kebutuhan batu kapur dalam kurun waktu 1986
kapur sangat bervariasi. Harga batu kapur untuk – 1995, yang dalam dua tahun terakhir (1994 dan
industri semen dan industri pengolahan bahan galian 1995) menunjukkan ketidakkeseimbangan, serta laju
bukan logam relatif sama dan merupakan harga perubahan tahunan konsumsi batu kapur dalam kurun
terendah. Pada tahun 1995 harganya masing-masing waktu tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan
sekitar Rp 2.820,00 – Rp 4.680,00 setiap tonnya. Hal produksinya, maka dapat diperkirakan bahwa prospek
ini disebabkan hampir seluruh batu kapur yang pengembangan pertambangan batu kapur di masa
digunakan merupakan produksi sendiri. mendatang sangat cerah.

Berbeda dengan batu kapur untuk industri lain (di Dengan menggunakan model pertumbuhan (kuadrat),
industri semen, harga satuannya berkisar antara Rp diperkirakan pada tahun 2000 mendatang jumlah
6.000,00 – Rp 182.850,00 per ton. Harga termahal produksi batu kapur akan mencapai 94,071 juta ton ,
dipunyai oleh batu kapur yang digunakan di industri sedangkan konsumsinya mencapai 141,523 juta ton.
cat, sedangkan yang termurah dipunyai oleh industri Berdasarkan angka-angka
mesin, reparasi, dan bengkel mesin.
Tabel 6. Produksi Batu Kapur Menurut Provinsi, 1986 – 1995

BAHAN GALIAN INDUSTRI


(000 ton)
No. Provinsi 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995

1. Jawa Barat 7.078 8.212 11.974 16.780 17.590 18.695 20.469 21.741 23.170 27.912
2. Jawa Tengah & DIY 2.356 2.657 2.554 2.803 3.613 4.718 6.492 7.764 8.838 10.799
3. Jawa Timur 1.237 1.501 1.446 1.880 2.690 3.795 5.569 6.841 7.460 9.876
4. Luar P.Jawa 2.787 4.035 4.944 4.989 5.799 7.714 8.670 9.948 10.568 12.983
Total 13.457 16.405 20.918 26.451 29.694 34.920 41.206 46.294 52.011 58.434

Sumber : BPS diolah kembali/PPTM, 1994


Keterangan tahun 1995 merupakan data sementara

Tabel 7. Perkiraan Impor Batu Kapur Indonesia, 1986 – 1995


(000 ton)
No. Negara Asal 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995

1. Jepang 751 501 1.529 1.506 1.093 1.068 743 650 1.141 1.300
2. Singapura 3.420 27 510 540 3.726 595 1.425 610 3.810 3.969
3. Amerika Serikat 439 9.353 245 275 781 330 275 1.200 829 988
4. Inggris 127 16 25 55 169 130 69 135 517 676
5. Malaysia 308 – 45 75 650 – 471 147 698 850
6. Thailand 192 – – – 534 – – – 502 661
7. Hongkong – – – – – – – – – –
8. Perancis – – – – – 34 – – – –
9. Swedia – – – – 1.148 – – – – –
10. Jerman Barat 803 9 – – – – – 2.125 – –
11. Norwegia – 2.000 24 54 – – – – 1.227 1.390
12. Guatemala – – – – – - - - – –
13. Swiss – – – – – – – – – –
14. Lainnya – – 68 98 – 153 153 – – –
Total 6.134 11.908 2.448 2.605 8.531 2.933 3.193 4.867 6.490 7.607

7 – 84
Catatan : Data 1994 dan 1995 (Data Sementara)
Sumber : Statistik Perdagangan indonesia (Biro Pusat
Statistik)
BAHAN GALIAN INDUSTRI
Tabel 8. Harga Satuan Batu Kapur Menurut Jenis Industri Pemakai, 1986 – 1995
(000 Rp/ton)

No. Jenis Industri 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995
1. Ind. Gula 23,37 24,36 22,01 20,79 21,41 25,48 30,32 36,08 42,94 51,10
2. Ind. Makanan Ternak 20,82 21,85 22,01 22,00 22,23 22,67 23,12 23,59 24,56 24,54
3. Ind. Penyamakan dan Peng. Kulit 9,00 12,06 12,14 11,65 12,81 16,78 21,92 28,80 37,74 49,43
4. Ind. Kertas 14,65 14,50 13,20 13,63 13,90 14,04 14,18 14,32 14,,46 14,61
5. Ind. Kimia Pokok 13,38 12,53 45,66 40,87 58,03 62,67 67,69 73,10 78,95 85,27
6. Ind. Pupuk 74,00 74,29 73,55 76,87 78,39 79,96 81,56 83,19 84,85 86,55
7. Ind. Cat 73,11 73,12 90,90 96,62 106,28 114,78 123,96 133,88 144,59 156,16
8. Ind. Keramik dan Porselain 47,50 50,00 50,00 55,00 57,76 68,73 81,79 97,33 155,82 137,83
9. Ind. Gelas 19,08 19,14 24,28 29,47 34,18 35,21 36,26 37,35 38,47 39,63
10. Ind. Semen 3,10 3,28 2,70 2,51 2,66 2,97 3,33 3,73 4,18 4,68
11. Ind. Barang dari Semen 18,31 15,37 15,73 15,20 15,97 16,13 16,29 16,45 16,61 16,78
12. Ind. Kapur 15,45 14,76 6,91 6,52 7,88 10,25 13,33 17,33 22,53 29,29
13. Ind. Barang Galian Non-logam 1,60 1,60 2,30 2,34 2,69 8,71 2,74 2,77 2,80 2,82
15. Ind. Dasar Besi Baja. 18,92 18,92 18,92 18,92 19,86 22,05 24,47 27,16 301,5 33,47
16. Ind. Mesin, Reparasi dan Bengkel 42,91 41,19 11,92 6,01 8,23 11,28 15,45 21,17 29,01 39,23
Mesin
17. Ind. Lainnya 109,80 105,30 74,69 14,498 173,97 175,71 177,47 179,24 181,04 182,85
Sumber : BPS diolah kembali/PPTM, 1994.
Keterangan : Tahun 1995 merupakan data sementara.
7 – 85
BAHAN GALIAN INDUSTRI 7 – 86

tersebut, jelas bahwa prospek pengembangan


batu kapur sangat baik. Dengan menggunakan model trend/kecenderungan
yang dibentuk oleh masing-masing jenis industri
Akan tetapi, apabila menggunakan model trend, maka tersebut, kecuali industri dasar besi dan baja
jumlah produksi dan konsumsi batu kapur tersebut menggunakan model pertumbuhan dengan laju
masing-masing akan mencapai 81,790 juta ton dan pertumbuhan yang digunakannya adalah laju
96,180 juta ton, sedangkan bila menggunakan model pertumbuhan konsumsi batu kapur total, maka batu
ekonometrika (ec. power) dan dengan menggunakan kapur yang dibutuhkan pada tahun 2000 mendatang
asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk lima diperkirakan akan mencapai 2,03 juta ton. Dengan
tahun mendatang sebesar 5% setiap tahunnya, maka demikian kelima jenis industri tersebut dapat digunakan
pada tahun 2000 mendatang produksi diperkirakan sebagai arah pemasaran, apabila akan
akan mencapai 143,818 juta ton. Konsumsinya mengembangkan industri batu kapur.
sebesar 164,167 juta ton bila menggunakan proyeksi
kapasitas produksi semen pada tahun 2000 Prospek pengembangan ini akan lebih baik apabila
mendatang dan produksi semen mencapai tingkat juga diarahkan untuk pemakaian di sektor konstruksi,
kapasitas produksinya, yaitu sebesar 60,5 juta ton perumahan, dan pertanian sebagai bahan fondasi dan
semen (Asosiasi Semen Indonesia, Lokakarya Energi, peningkatan kesuburan tanah, khususnya di Indonesia
1988). Itu berarti membutuhkan batu kapur sebagai Bagian Timur. Program pembangunan mulai PJPT II
bahan baku produksinya kurang lebih 11,803 juta ton, atau awal Repelita VI ini diarahkan ke kawasan timur
dengan catatan industri semen tetap menyerap 87% (KTI) dan juga karena ada beberapa daerah di
dari jumlah seluruh pemakaian batu kapur di sektor kawasan ini kaya akan cadangan batu kapur. Akan
industri. tetapi, cadangan batu andesit/basalt sebagai bahan
fondasi sangat kurang serta daerah pertanian yang
tanahnya mempunyai tingkat keasaman yang tinggi. Di
Dengan menggunakan model-model di atas, samping itu, pembangunan industri semen skala kecil
terlihat adanya kelebihan kebutuhan batu kapur akan menambah peluang pengembangan
di sektor industri . Akan tetapi walaupun pertambangan batu kapur di daerah ini.
diperkirakan terdapat kelebihan kebutuhan batu
kapur di sektor industri di masa mendatang 5.4 Pengembangan dengan Orientasi Ekspor
dibandingkan dengan produksinya . Ini
diperkirakan terjadi pada industri semen, akan Pengembangan pertambangan dengan orientasi
sangat sulit bagi pihak luar (investor) untuk dapat ekspor cukup memberikan harapan.
mengisi kelebihan kebutuhan tersebut, karena Perkembangan penyediaan dan kebutuhan batu
kelebihan kebutuhan tersebut sudah dapat kapur di beberapa negara di kawasan ASEAN
dipenuhi oleh industri semen itu sendiri (semua memberikan petunjuk tentang adanya peluang
industri semen mempunyai SIPD batu kapur ekspor batu kapur Indone-sia ke kawasan ini.
sendiri).
Malaysia dan Filipina misalnya, perkembangan di kedua
Hal ini merupakan kendala utama bagi investor baru negara tersebut memperlihatkan ketidakseimbangan
untuk mengembangkan pertambangan batu kapur, dan antara penyediaan batu kapur dari dalam negeri masing-
selayaknya keadaan ini harus menjadi perhatian masing dengan kebutuhan industrinya.
pemerintah terutama bila ingin dunia pertambangan ini
mempunyai iklim yang kondusif, dan menarik bagi para Kebutuhan sektor industri di luar logam di Malay-
investor. Beberapa industri selain industri semen yang sia untuk tahun 1995 diperkirakan mencapai 22
mempunyai kecenderungan menggunakan bahan baku sampai 23 juta ton. Ini belum melibatkan
batu kapur yang terus meningkat di masa mendatang. kebutuhan di sektor konstruksi dan bangunan,
Kuantitasnya yang cukup besar dan harga satuan batu yang diperkirakan sebesar 5 juta ton setiap
kapurnya pun cukup tinggi, yaitu antara Rp 19 sampai tahunnya, sehingga jumlah kebutuhan seluruhnya
Rp 96 setiap ton adalah industri dasar besi dan baja, akan mencapai 27 sampai 28 juta ton.
industri kertas, Industri cat, industri gula, dan industri
makanan ternak. Sementara itu, tingkat produksi dengan asumsi laju
pertumbuhan PDB Malaysia sebesar 8% per tahun,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 7 – 87

hanya mencapai 21,4 juta ton (Lay Hock Teoh, pertambangan batu kapur ini diarahkan ke
1990), sehingga untuk memenuhi kebutuhannya, industri lain, seperti industri gula, kertas, cat,
Malaysia harus mendatangkannya dari luar dan industri dasar besi dan baja, karena
negeri (impor), begitu juga dengan Filipina. industri-industri ini mempunyai kecenderungan
meningkat cukup tinggi dengan harga satuan
Berdasarkan data yang dikirimkan ke Pusat Penelitian batu kapur yang cukup tinggi.
dan Pengembangan Teknologi Mineral, (1988),
produksi batu kapur Filipina berjumlah 26,98 ribu ton, – Selain diarahkan untuk memasok kebutuhan
sedangkan konsumsinya mencapai 1,12 juta ton. Laju sektor industri, pengembangan ini juga dapat
pertumbuhan konsumsi batu kapur di negara ini diarahkan untuk memasok kebutuhan sektor
kurang lebih 15% setiap tahunnya. konstruksi dan perumahan sebagai bahan fondasi
di sektor pertanian sebagai kapur pertanian
Dengan menggunakan laju pertumbuhan ini, khususnya di Indonesia bagian tengah dan timur.
kebutuhan batu kapur pada tahun 1995 mencapai
3,032 juta ton sedangkan produksinya diproyeksikan – Pengembangan tersebut diperkirakan akan
hanya mencapai 14,03 ribu ton. Melihat angka-angka mempunyai prospek yang cukup baik, mengingat
tersebut, jelas terdapat peluang untuk ekspor batu beberapa daerah di kawasan tersebut kaya akan
kapur Indonesia ke negara Fillipina. cadangan batu kapur tetapi tidak mempunyai
cadangan batu andesit/basalt yang cukup. Di
samping itu banyak lahan pertanian dengan tingkat
6. PENUTUP keasaman yang tinggi.

Berdasarkan uraian di muka, dapat ditarik


kesimpulan sebagai berikut : DAFTAR PUSTAKA

– Perkembangan perimbangan penyediaan dan Carr D.D. and Rooney L.F.,”Limestone and
kebutuhan batu kapur selama dua tahun Dolomit”, Industrial Minerals, March. 1990.
terakhir (1994 – 1995) secara relatif
menunjukkan ketidakseimbangan, dengan Dhadar J.R., “Bahan Galian Indonesia”, Direktorat
pertumbuhan konsumsi lebih besar dari Jenderal Pertambangan Umum.
pertumbuhan produksi. Hal ini disebabkan
oleh semakin pesatnya pembangunan Madiapoera T., “Batu Gamping dan Dolomit di
sektor-sektor yang membutuhkan bahan Indonesia”, Hasil lokakarya Peranan Bahan
baku batu kapur. Antara lain, sektor Galian Industri dalam Pembangunan, 29
konstruksi yang menyebabkan industri Maret-1 April 1978, PPTM.
semen semakin pesat perkembangannya.
Madiapoera. T., dkk (1990), “Bahan Galian Industri
– Dengan menggunakan model trend produksi dan di Indonesia”, Direktorat Jenderal Sumberdaya
konsumsi batu kapur, pada tahun 2000 Mineral.
diperkirakan jumlah produksi batu kapur sekitar
81,790 juta ton, sedangkan untuk kebutuhannya Makridakis S., Wheelwright S.C. and McGee V.E.,
diperkirakan sekitar 96,180 juta ton. Hal ini “Forecasting :Method and Application”, John
menunjukkan bahwa prospek pengembangan Willey & Sons, Newyork, 1983.
pertambangan batu kapur cukup memberikan
harapan. Akan tetapi, karena kelebihan kebutuhan Pressher J.W. and Pilham L., “Lime Calcium
tersebut diperkirakan berasal dari industri semen Coumpound”, Mineral Fact and Problem, 1985.
dan dapat dipenuhi sendiri, maka sangat sulit bagi
perusahaan tambang lainnya untuk memasok Petti John., “Lime in Industrial”, 1990.
kekurangan pemasokan tersebut.
Teoh L.H., “Industrial Minerals Potential in Ma-
– Untuk itu, sebaiknya pengembangan laysia”, Status Report, 1990.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 7 – 88

Wijaya Soelistijo U., “Pembakaran Kapur Dengan Ekspor, 1986 s/d 1993, Biro Pusat Statistik.
Bahan Bakar Batubara”, PPTM 1976.
16. ........, “Statistik Perdagangan Luar Negeri”,
10. ........., “Buku Tahunan Pertambangan Indone- Impor, 1986 s/d 1993, Biro Pusat Statistik.
sia, tahun 1986 s/d 1993, Departemen
Pertambangan dan Energi. 17. ........, “Statistik Indonesia, 1993”, Biro Pusat
Statistik.
11. ........, “40 Tahun Peranan Pertambangan dan
Energi Indonesia 1945-1983”, Departemen 18. ........; “Asosiasi Semen Indonesia, Lokakarya
Pertambangan dan Energi. Energi”, 1988.

12. ........, “Kompilasi Informasi Endapan Bahan


Galian di Indonesia”, Bagian I, PPTM, 1986. *****
13. ........, “Lime in Industrial Development : A
UNIDO Guide to its Uses and Manufacture in
Developing Countries”, UNIDO, 1985.

14. ........, “Statistik Industri, 1986 s/d 1993”, Biro


Pusat Statistik.

15. ........, “Statistik Perdagangan Luar Negeri”,


BAHAN GALIAN INDUSTRI 8 – 89

8 BATU MULIA
Oleh : Darsa Permana

PENDAHULUAN intan di Kalimantan memiliki kesamaan dengan


mula jadi intan di Afrika Selatan.
1 Umum
Melalui penyelidikan geologi oleh Ir. W.C.B Koolhoven
Batu mulia adalah semua jenis mineral dan batuan (1935) terhadap endapan pembawa intan di
yang mempunyai sifat fisik dan kimia yang khas, serta Kalimantan Selatan, ditemukan butiran intan berukuran
digunakan untuk perhiasan dan bahan dekorasi atau 0,1 karat pada 10 ton contoh batuan breksi endapan
hiasan. Definisi batu mulia sulit ditentukan dalam aluvial. Penemuan ini dianggap tidak ekonomis,
batasan yang jelas/pasti, tetapi lebih banyak sehingga penyelidikan dilanjutkan kepada jenis batuan
didasarkan atas nilai penting dalam dunia sedimen konglomerat dan batu pasir.
perdagangan. Bahkan saat ini istilah batu mulia sudah
mulai diterapkan juga kepada seluruh mineral atau Tidak ada catatan lebih lanjut tentang keekonomian
batuan, yang apabila diproses melalui pemotongan cadangan, namun produksi intan Kalimantan Selatan
atau pembentukan dan penggosokan dapat dijadikan selama periode 1876 – 1940 telah dipublikasikan
batu hias. Dengan demikian, jenis batu mulia pun dalam Jarboek van het Mijnwezen in Nether-lands
semakin banyak dan bervariasi. Indie. Data yang dikumpulkan belum begitu lengkap
karena tidak memasukan produksi intan hasil
Dalam dunia perdagangan, batu mulia penggalian oleh rakyat setempat.
digolongkan ke dalam tiga jenis, yaitu jenis batu
permata (precious stones), jenis batu Beberapa saat setelah Perang Dunia II berakhir,
setengah/semi permata (semi-precious stones), kegiatan penggalian intan menurun, kecuali tambang
dan jenis batu hias (ornamental stones). rakyat tradisional yang terus berlangsung di Kalimantan
(Selatan, Tengah, dan Barat). Pada tahun 1965,
Batu permata dan semi permata umumnya digunakan pendulang di daerah Cempaka (Kalimantan Selatan)
sebagai perhiasan oleh manusia (langsung maupun menemukan intan berukuran 167 karat, yang kemudian
tidak langsung), sedangkan batu hias untuk dekorasi diberi nama Trisakti.
atau penambah keindahan ruangan. Sebuah jenis batu
permata dapat memiliki nama yang beraneka-ragam, Penemuan ini menggugah Pemerintah untuk
mulai dari nama mineral/batuan, nama ilmiah, nama menggalakkan kembali pencarian intan, yakni dengan
perdagangan, sampai kepada nama julukan/ khusus. mendirikan Proyek Intan Kalimantan Selatan yang
Nama yang disebut terakhir biasanya muncul atas berada di bawah PN Aneka Tambang. Penyelidikan di
dasar pertimbangan warna, tekstur atau motif (pattern), daerah Sungai Air Pinang dan Pangaron, serta
bahkan kadang-kadang mengandung unsur diteruskan ke daerah Martapura, tidak memberikan
kepercayaan suatu daerah/bangsa. hasil yang diharapkan apabila cadangan yang ada
ditambang secara modern.
1.2 Sejarah Perbatumuliaan
Penambangan batu mulia yang lain (di luar intan)
Di Indonesia batu mulia, khususnya intan, sudah hanya dilakukan oleh rakyat secara tradisional, kecil-
ditambang/digali oleh rakyat sejak abad VI. Pemerintah kecilan, dan kadang-kadang bersifat usaha sampingan.
Hindia Belanda mengefektifkan usaha penggalian intan Tidak ada catatan resmi tentang kapan dan di mana
primer di Kalimantan Selatan, menyusul hipotesa yang rakyat pertama kali memulai usaha penambangan
dikemukakan oleh Gascuell bahwa mula jadi tersebut. Hanya sebagai informasi
BAHAN GALIAN INDUSTRI 8 – 90

patut dikemukakan, industri perajin batu mulia sekelilingnya sehingga terjadi penurunan
(lapi-dary) di daerah Sukabumi, Jawa Barat telah temperatur di dalam tubuh magma.
beroperasi sejak tahun 1930. Ini berarti awal
kegiatan penambangan batu mulia di daerah Jika cairan magma mencapai permukaan atau dekat
yang sama, tidak akan jauh berbeda dengan permukaan bumi dalam keadaan kental atau setengah
kegiatan industri pengolahannya. kental, maka berbentuk batuan yang umumnya disebut
lava atau batuan lelehan. Sebaliknya jika magma
Kemajuan industri pengolahan batu mulia (di luar sudah mengental di bawah permukaan bumi, maka
intan) mengalami peningkatan cukup pesat, ditandai berbentuk batuan beku dalam. Ketika terjadi
dengan tumbuhnya perajin di berbagai daerah pendinginan akan terbentuk mineral-mineral, baik
terutama di daerah yang berdekatan dengan sumber mineral pembentuk batuan maupun mineral yang
daya batu mulia. Untuk mengantisipasi perkembangan tergolong batu mulia. Mineral ringan berada di bagian
yang terjadi, sejak awal tahun 1980-an. atas, sedangkan mineral berat akan tenggelam dan
berada di bagian bawah (disebut proses kristalisasi
Pemerintah cq Departemen Perindustrian membuat mineral primer atau diferensiasi magma).
sentra-sentra industri kerajinan batu-batuan di
Sukabumi (Jawa Barat), Lampung, Jambi, Pacitan Pada tingkat kristalisasi selanjutnya, kristal dari
(Jawa Timur), dan Martapura (Kalimantan Selatan). mineral-mineral yang terbentuk mulai tumbuh.
Dewasa ini hampir seluruh ibu kota propinsi telah Kadang-kadang kristal yang kecil tumbuh
memiliki masyarakat perajin batu mulia. Bahkan awal membesar atau ditumbuhi oleh kristal lain sampai
tahun 1990-an mulai didirikan organisasi-organisasi terjadi keseimbangan, yaitu apabila magma
penggemar batu mulia, seperti Masyarakat Batumulia sudah betul-betul dingin.
Indonesia (MBI), Yayasan Pengembangan Batumulia
dan Mineral Indonesia (YPBMI), Perhimpunan Pada tingkat kristalisasi terakhir, sisa magma menjadi
Penggemar Suiseki Indonesia (PPSI), serta lebih encer karena zat yang mudah menguap, seperti
Masyarakat Batumulia dan Mineral (MBM). gas dan uap panas, menjadi lebih banyak. Jika magma
encer ini masuk ke dalam rekahan atau celah batuan,
Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik, maka akan terbentuk pegmatit dan urat-urat. Sebagian
ekspor batu mulia Indonesia pada tahun-tahun gas atau uap yang masih terdapat dalam batuan akan
terakhir menduduki peringkat sembilan besar membentuk lubang-lubang jika gas atau uap tersebut
sebagai penghasil devisa negara non-migas. melepaskan diri. Lubang-lubang ini biasanya diisi oleh
berbagai jenis mineral.

GEOLOGI Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa proses


diferensiasi magma dapat membentuk batu
1 Mula Jadi mulia, yang antara lain dapat dikatagorikan
sebagai berikut :
Mula-jadi batu mulia tidak jauh berbeda dengan
pembentukan batuan atau mineral secara umum. Oleh – Batu mulia bertemperatur tinggi, seperti intan, safir,
karena itu, pembentukan batu mulia mungkin saja rubi, peridotit, garnet, zirkon, dan lain-lain.
terjadi melalui proses diferensiasi magma, proses
– Batu mulia pegmatis, seperti emerland, beril,
metamorforsa, atau proses sedimentasi.
krisoberil, safir, rubi, spinel, topas, turmalin,
zirkon, dan lain-lain.
a. Proses Diferensiasi Magma
– Batu mulia pneumatis, seperti turmalin, topas,
Proses ini sering disebut sebagai proses pembentukan felspar, dan lain-lain.
batuan beku, yaitu mengalirnya cairan magma ke
permukaan bumi akibat terjadi kekuatan alam seperti – Batu mulia bertemperatur rendah, seperti kalsedon,
kegiatan gunung api atau tektonik. Ketika cairan agate (akik), jasper, opal, dan lain-lain.
magma berupaya menerobos ke permukaan bumi, b. Proses Metamorfosa
terjadilah kontak dengan batuan di
BAHAN GALIAN INDUSTRI 8 – 91

Panas, tekanan, cairan, dan gas atau uap yang dilepas besar, dan akhirnya ke laut.
oleh magma yang menuju permukan bumi terserap
oleh batuan di sekitarnya dan akan membentuk min- Selama proses transportasi berlangsung, bahan
eral-mineral baru yang disebut mineral metamorfik. batuan mengalami gesekan terus-menerus
sehingga terjadi ukuran yang lebih halus dan
Ada tiga jenis proses metamorfosa yang tergantung akan mengendap pada tempat-tempat tertentu.
dari keadaan yang mendominasinya, yaitu : Produk dari proses pengendapan ini disebut
endapan sekunder (aluvial) dan merupakan sumber
– Metamorfosa kontak atau termal, yang dominan yang kaya akan batu mulia umumnya dan batu
dipengaruhi oleh faktor temperatur. Perubahan permata khususnya. Sebagai contoh adalah
berlangsung jika panas dari massa batuan beku keterdapatan intan di Kalimantan, yang merupakan
yang menerobos batuan lain mencapai bidang endapan sekunder.
kontak, Batuan gamping (murni) paling reaktif
terhadap perubahan temperatur, dan akan Beberapa jenis batu mulia yang penting banyak
berubah menjadi marmer. dihasilkan dari hasil rombakan batuan beku dan
metamorfosa, yang kemudian terliberasi dan
Pasir yang mengalami proses metamorfosa terendapkan bersama fragmen batuan lain di samping
kontak akan menimbulkan rekristalisasi aliran sungai. Berbagai batu permata, seperti intan,
butiran, sehingga terbentuk kuarsit. Batuan safir, rubi, amethyst, topas dan zirkon, umumnya
yang mengandung lempung dan serpih akan terdapat sebagai endapan letakan.
menjadi hornfels yang menghadirkan Al-silikat
berupa mineral kristolit, biotit atau kordierit. Ditinjau dari unsur kimia yang terdapat pada batu
mulia, diketahui ada tiga kelompok batu mulia
– Metamorfosa dislokasi , yang terjadi pada yaitu :
temperatur rendah, serta pengaruh proses
tektonik yang biasanya terdapat di sepanjang – Batu mulia dengan hanya satu unsur kimia,
bidang patahan dan tempat-tempat lemah atau dikenal dengan istilah monogemstone.
lainnya di dalam kerak bumi. Beberapa jenis Contoh : Intan.
batuan hasil metamorfosa dislokasi antara
lain genes, macam-macam sekis, dan batuan – Batu mulia dengan beberapa unsur kimia yang
serpih. Batuan beku yang mengalami proses terbentuk menjadi suatu mineral, atau dikenal
metamorfosa dislokasi akan menghasilkan dengan istilah mineral gemstone.
serpentinit dan amfibol. Contoh : saphire, rubi, dan korundum, yang
kesemuanya berasal dari mineral korundum;
– Metasomatisma, merupakan metamorfosa yang kecubung (amethyst) yang terbentuk dari min-
disebabkan oleh adanya pengaruh kimia dari eral kuarsa terimbuh oleh mangan sehingga
batuan lain di sekitarnya. Proses metasomatisma menghasilkan warna violet; turmalin yang
ini bekerja dari volume per volume dalam skala berbentuk dari mineral kuarsa yang terimbuh
kecil maupun besar. Secara keseluruhan oleh unsur tembaga dan nikel sehingga
komposisi batuan dapat berubah, dan kadang- memberikan warna hijau kebiruan.
kadang terjadi penggantian sempurna terhadap
satu mineral saja tanpa kehilangan tekstur asal. – Batu mulia dengan beberapa unsur kimia yang
terbentuk dari beberapa mineral, atau dikenal
c. Proses Sedimentasi dengan istilah multi-mineral gemstone.
Contoh : bloodstein yang terbentuk dari min-
Batuan beku dan metamorfosa yang muncul di eral krisopras yang memberikan warna hijau
permukaan bumi akan mengalami pelapukan akibat tua yang dominan dan ditambah dengan min-
pengaruh air, udara atau oksigen atau karbon dioksida, eral hematit yang akan memberikan bercak-
pergantian temperatur, dan pengaruh organisme. bercak warna merah darah.
Hancuran batuan serta pelapukannya kemudian Ditinjau dari ukuran dan bentuk batu mulia,
diangkut oleh air atau media lain (es, angin, pengaruh dikenal tiga klasifikasi, yaitu :
gravitasi) menuju anak sungai, sungai
BAHAN GALIAN INDUSTRI 8 – 92

– Berbentuk gunungan batu mulia yang cukup potensial.


Batu mulia yang terbentuk berukuran besar
dan umumnya akibat terobosan magma yang Keterdapatan batu mulia di Indonesia sesuai dengan
mempengaruhi batuan di sekitarnya. penggolongannya, adalah sebagai berikut :
Contoh : oniks yang merupakan gejala penerobosan
magma pada batu kapur muda (dolomit). Jenis batu permata, meliputi intan, garnet, opal
(kalimaya), kecubung (amethyst), giok (jade),
– Berbentuk kerakal korundum, topas, dan turmalin (Tabel 1);
Batu mulia yang terbentuk berukuran menengah
karena telah mengalami proses transportasi. Jenis semi permata, meliputi kalsedom, agate
Apabila proses transportasi berlangsung lama (akik), rinjang (chert), kristal kuarsa, zirkon,
dan jauh, maka batu mulia dijumpai dalam bentuk jasper, batu asam (meteorit-tektit), krisopras,
membulat seperti kerakal (pebble); apabila singkat malakit, asurit, fluorit, hematit (batu darah),
dan dekat, maka batu mulia berbentuk krisokola, andalusit, kristolit, prechnit, dan ob-
membaji seperti kerikil. sidian (Tabel 2);
Contoh : saphire, rubi, dan emerald.
Jenis batu hias; meliputi oniks, serpentinit, kalsit,
– Berbentuk isian/lempungan aktinolit, peridotit, pegmatit, kuarsit, granit,
Batu mulia yang terbentuk berukuran sangat dan suiseki (Tabel 3).
halus, malahan ada yang bersifat mengkaca
(glassy) atau bersifat mengkristal (cristallin).
Pembentukan batu mulia ini terjadi akibat rongga- PERTAMBANGAN BATU MULIA
rongga yang kosong di sekitar daerah terobosan
magma dan berlangsung proses pendinginan yang 1Penambangan
cepat, sehingga batu mulia tersebut akan
bersifat mengkaca. Kegiatan penambangan berbagai jenis batu mulia
Contoh : opal, kalsedon, dan hornblende. hanya dilakukan oleh rakyat setempat secara
tradisional, kecil-kecilan, sederhana, dan kadang-
Apabila proses pendinginan berjalan amat kadang bersifat usaha sampingan/sambilan. Hampir
lembut, maka akan terbentuk batu mulia yang atau bahkan tidak ada sama sekali kegiatan
bersifat mengkristal. penambangan berskala besar, menggunakan peralatan
Contoh : garnet, kuarsa, dan lain-lain. mekanis, dan ditekuni sebagai usaha tetap.

2.2 Sumber Daya dan Penyebaran Tambang opal (kalimaya) di daerah Kabupaten Lebak,
Jawa Barat mungkin dapat mendekati gambaran teknik
Ditinjau dari segi mula jadi (genesa), Indonesia penambangan yang baik, tetapi karena dikelola oleh
memiliki sumber daya batu mulia yang cukup rakyat kecil, tetap masih perlu pembinaan dalam masalah
besar, walaupun belum sampai kepada lingkungan dan keselamatan kerja. Dengan menggunakan
penentuan kualitas dan kuantitasnya. Di Pulau sistem tambang dalam (underground min-ing), para
Sumatera, batu mulia banyak dijumpai di penambang opal masuk ke tambang melalui sumuran
sepanjang pegunungan Bukit Barisan; di Pulau 2
tegak (vertical shaft) yang berukuran (2 x 2)m .
Jawa terdapat di sepanjang jalur bagian selatan
dan beberapa daerah di sekitar Gunung Muria. Kedalaman maksimum sumuran adalah 35 m. Jenjang
(bench) kecil dibuat pada kedalaman tertentu (biasanya
Wilayah Nusa Tenggara, Sulawesi bagian barat dan disesuaikan dengan panjang tangga yang terbuat dari
utara, serta Kepulauan Maluku diperkirakan juga bambu) . Untuk mengangkut batuan digunakan
mengandung sumber daya batu mulia. Sementara seperangkat alat timba (kerekan, timba, tali karet) serta
Pulau Kalimantan yang merupakan daratan stabil, fondasi untuk menempatkan alat timba tersebut.
memungkinkan pembentukan batu mulia lebih baik dan Sementara untuk keperluan penambangan digunakan
dalam jumlah besar. Demikian pula dengan Pulau Irian peralatan tradisional, seperti cangkul, linggis, pengki,
Jaya yang memiliki banyak kesamaan dengan benua golok atau pisau, dan lampu petromak (sebagai alat
Australia, diperkirakan mengandung
amethys

Giok/Jade

Korundum
Tabel 1. Jenis Batu Permata

Topas
Nama/Jenis Spesifikasi

Rumus Kimia Kekerasan Berat Jenis Warna Mula-jadi Lokasi Turmalin (


A
Intan C 10 3,47 – 3,56 Bervariasi (bening, biru semu, Berasosiasi dengan Sumatera dan Kalimantan (
kehijuan, merah muda, hitam) batuan ultra basa

BAHAN GALIAN INDUSTRI


Garnet (FeMg)3Al2SiO12 6,5 – 7,5 3,5– 4,3 Merah, cokelat, kuning, putih, Metamorfosa dan Sumatera, Kalimantan,
hijau, hitam batuan beku Sulawesi, Maluku, Irian Jaya

Opal/Kalimaya SiO2H2O 5,5 – 6,5 1,9– 2,5 Kuning, hijau bening, hijau Terjadi karena proses Jawa Barat
jingga, merah, biru, safir, hidrotermal
cokelat, hitam)

Kecubung/ SiO2 7 2,65 Ungu Endapan primer dan Sumatera , Jawa, Sulawesi
8 – 93
Tabel 2. Jenis Semi Permata Andalusit dan
Klasitolit

Nama/Jenis Spesifikasi Obsidian

Rumus Kimia Kekerasan Berat Jenis Warna Mula-jadi Lokasi

BAHAN GALIAN INDUSTRI


Kalsedom dan SiO2 7 2,60 Bervariasi (kelabu sampai Berasosiasi dengan Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Agat (batu akik) kuning madu batuan gunung api Sulawesi, Maluku, Irian Jaya

Chert (rijang) SiO2 7 2,60 Terang dan gelap Endapan di dasar laut Aceh, Kalimantan Selatan,
NTT, Sulawesi Selatan

Kristal kuarsa SiO2 7 2,65 Bening, merah muda, kuning Beku pegmatit dan Sumatera, Jawa, Kalimantan,
granit, serta urat Sulawesi
hidrotermal

Zirkon ZrSiO4 7,5 4,08 Bening, Kecokelatan, abu-abu Terdapat dalam Sumatera, Kalimantan Selatan
kehijauan, kemerahan batuan beku asam

Jasper SiO2 6,5 – 7 2,5 – 2,8 Merah kecokelatan, pekat Endapan aluvial pada Jawa, Kalimantan Selatan
aliran sungai

Batu satam SiO2 5,5 2,34 – 2,51 Hitam pekat, suram Dari angkasa luar Sumatera Selatan, Jawa
(meteorit-tektik) (meteorik) Tengah, Kalimantan Selatan

Krisopras SiO2 6,5 – 7 2,65 Hijau muda sampai hijau tua Mengisi rekahan pada Jawa Barat, Jawa Timur
batuan gunung api

Malakit Cu3CO3(OH)2 3,5 – 4 3,9 – 4,03 Hujau cerah Zona oksidasi Aceh, Jawa Barat
mineralisasi tembaga

Asurit Cu3(CO3)2(OH)2 3,5 – 4 3,77 – 3,89 Biru cerah Terdapat bersama Jawa Timur
malakit

Flourit CaF2 4 3 – 3,1 Hijau muda, kuning, hijau Proses hidrotermal Aceh
kebiruan, ungu, bening

Hematit Fe2O3 5,5 – 6,5 5,26 Merah kehitaman Produk sublimasi NTB, Kalimantan Selatan
(batu darah) kegiatan vulkanik

Krisokola Cu4H4Si44O10(OH)8 2–4 2,0 – 2,2 Hijau, biru kehijauan, cokelat, Hijau, biru kehijauan, Aceh
hitam cokelat, hitam

Prehnit Ca2Al2Si3O10(OH)2 6 – 6,5 2,8 – 2,95 Hijau muda Hijau muda NTB, Kalimantan Selatan
8 – 94
Marmer
Tabel 3. Jenis Batu Hias

Nama/Jenis Spesifikasi

BAHAN GALIAN INDUSTRI


Rumus Kimia Kekerasan Berat Jenis Warna Mula-jadi Lokasi

Oniks/ SiO2 3–7 2,5 – 2,8 Cokelat, kuning muda, kuning Proses hidrotermal Jawa, Kalimantan
oniks marble tua berasosiasi dengan
kalsit

Sepentinit Mg6Si4O10(OH)8 3–5 2,5 – 2,6 Kehijuan Berasosiasi dengan Kalimantan Selatan
mineral kromit,
magnetit, dan magnesit

Kalsit CaCO3 3 2,6 – 2,8 Bervariasi (bening, putih, Terjadi pada batu Jawa Timur
kelabu, kemerahan, kehijauan, gamping
kebiruan, ungu, kuning,
cokelat hitam)

Peridotit – 5–6 2,3 – 3,2 Hijau Batuan baku plutonik Kalimantan Selatan

Aktinolit Ca2MgFe5SiO42H2O 5–6 3,0 – 3,3 Hijau Mineral ciri pada Kalimantan,Sulawesi,
batuan metamorfosa Maluku
fasies sekis hijau

Pegmatit – 6–6 2,2 – 2,3 Abu-abu, merah daging Berasosiasi dengan Riau
batuan granit

Kuarsit SiO2 6,5 – 7 2,5 – 2,8 Bervariasi (putih, kelabu, Terjadi akibat proses Sulawesi Tengah
kemerahan, kecokelatan) metamorfosa pada
tekanan dan
temperatur tinggi

Granit – – – Merah, merah daging, merah Hasil pembekuan Sumatera, Kalimantan,


kekuningan, abu-abu magma Sulawesi, Maluku, Irian Jaya
kemerahan, putih kehitaman,
putih kehijuan, hitam

Suiseki – 7 – – Batuan metamorfosa, Sumatera, Jawa, Kalimantan,


sedien, batuan beku Sulawsi, Irian Jaya

Fosil – – – – Bahan organik pada Jambi, Timor, Irian Jaya


ruang kosong
8 – 95
BAHAN GALIAN INDUSTRI 8 – 96

penerangan di dalam sumur). Jika sumuran juga perantara yang berperan sebagai perajin.
mengandung air, maka disediakan pompa air Tidak ada patokan harga dalam transaksi jual-
yang berkekuatan cukup besar. beli, terlebih-lebih jika batu mulia yang dijual
berbentuk profil batuan yang dianggap unik.
Omset penjualan opal ini, baik dalam bentuk mentah
maupun setengah jadi (digosok agak kasar), dapat Secara garis besar, industri pengolahan batu
mencapai jutaan rupiah per hari. Sebagai contoh : opal mulia dapat diklasifikasikan ke dalam tiga
sebesar ibu jari ditawarkan dengan harga berkisar golongan, yaitu :
antara Rp. 200 – Rp. 300 ribu.
– Industri pengolahan berskala kecil (home indus-try),
Umumnya awal penambangan batu mulia, atau lebih yang antara lain dicirikan oleh tenaga kerja setiap
tepat disebut penggalian batu mulia, dimulai ketika perusahaan di bawah lima orang, kadang-
salah seorang penduduk mendapatkan penampa-kan kadang mengerjakan pesanan dari perusahaan
fisik suatu batuan yang tidak sama dengan batuan di yang lebih besar atau tidak memiliki toko (show-
sekitarnya. Batuan tersebut, yang setelah diteliti room) sendiri, modal usaha relatif kecil, dan
ternyata merupakan salah satu jenis batu mulia, menggunakan peralatan sederhana.
kemudian dijajakan dan laku dijual dengan ‘harga yang
memadai’. Anggota masyarakat yang lain, di sela-sela – Industri pengolahan berskala menengah, yang
kesibukan mengolah sawah atau kebun, mulai mencari antara lain dicirikan oleh tenaga kerja setiap
batuan serupa atau ‘batuan aneh’ yang menurut perusahaan berjumlah antara 5 – 15 orang,
perkiraan mereka sebagai batu mulia. Begitulah proses kadang-kadang mengerjakan pesanan dari
ini berlangsung selama bertahun-tahun, tanpa ada perusahaan lain untuk tujuan ekspor, memiliki
perubahan yang berarti. toko sendiri yang mungkin lebih dari satu,
modal usaha cukup besar, dan menggunakan
Kini pencarian batu mulia sudah merambah ke daerah peralatan mekanis.
yang lebih luas lagi, tidak saja di areal pesawahan atau
kebun, tetapi juga dengan menelusuri sungai-sungai – Industri pengolahan berskala besar, yang antara lain
dan perbukitan. Faktor permintaan yang semakin dicirikan oleh tenaga kerja yang profesional dan
meningkat dan diikuti oleh harga yang terus membaik, terdidik, penjualan lebih banyak berorientasi
tampaknya mendorong antusiasme masyarakat untuk ekspor, memiliki toko sendiri di tempat-tempat
mencari batu mulia. Namun mengingat penyebaran eksklusif, batu mulia yang diolah bernilai tinggi,
batu mulia tidak pernah merata (berbentuk lensa-lensa modal usaha sangat besar, dan menggunakan
yang tidak beraturan), maka sulit bagi masyarakat peralatan canggih atau mengandalkan
untuk mendapatkan batu mulia secara kontinu atau profesionalisme tenaga kerjanya. Runa Jew-elry
dalam jumlah besar. merupakan salah satu contoh industri pengolahan
batu mulia berskala besar; selain produk dari
Bertitik tolak dari kenyataan di atas, maka jumlah perusahaan ini mampu merambah Eropa dan
produksi hasil tambang Indonesia yang berasal Amerika Serikat serta Jepang, omset penjualannya
dari batu mulia tidak pernah diketahui, baik pun mampu mencapai 30.000 dolar per bulan.
jumlah, jenis, maupun kualitasnya. Demikian pula
dengan keterlibatan tenaga kerja dalam usaha
penambangan/penggalian batu mulia, mengingat Berbeda dengan industri berskala besar yang
belum ada satu instansi pemerintah pun yang selalu berada di kota-kota besar seperti Bandung
pernah melakukan survei, maka sampai kini tidak dan Jakarta, lokasi industri berskala kecil dan
ada data yang menyangkut masalah ketenaga- menengah umumnya terletak tidak berjauhan
kerjaan ini. dengan lokasi kegiatan penggalian.
3.2 Industri Pengolahan Walaupun hanya digunakan sebagai perhiasan oleh
manusia dan penambah keindahan ruangan, ternyata
Dari hasil penggalian yang dilakukan tanpa metode produk industri pengolahan sangat bervariasi. Hal ini
yang jelas, batu mulia mentah kemudian dijual kepada disebabkan oleh begitu banyak dan beragamnya jenis
perajin, baik secara langsung maupun melalui batu mulia yang ada di alam/diperdagangkan, serta
perantara (pengumpul). Kadang-kadang ada bersifat unik (jarang atau bahkan tidak ada
BAHAN GALIAN INDUSTRI 8 – 97

yang mempunyai tekstur serupa).


Batu mulia telah lama diperdagangkan secara luas di
Beberapa produk hasil industri pengolahan batu seluruh dunia. Berdasarkan data tahun 1987 – 1991
mulia, antara lain mata cincin, giwang, liontin, (Tabel 4), Thailand merupakan negara yang memiliki
gelang, profil hewan atau tumbuh-tumbuhan, tea pasar batu mulia terbesar di dunia, dengan arah
set, asbak, vas bunga, plaket dan batu alami. kecendrungan (trend) peningkatan mencapai 87,7%.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan perdagangan
Secara umum, kehidupan industri pengolahan perhiasan, perdagangan batu mulia dunia berada jauh
batu mulia atau perajin batu mulia jauh lebih baik di atasnya.
dibandingkan dengan kehidupan para penggali.
Dengan nilai tambah yang kadang-kadang Data tahun 1991 yang diperoleh dari Badan
mencapai 5 – 6 kali lipat dari harga batu mulia Pengembangan Ekspor Nasional menunjukkan,
mentah, maka perajin batu mulia dapat menikmati perbandingan rata-rata antara perdagangan batu mulia
keuntungan yang cukup besar. dengan perdagangan perhiasan menunjukkan angka
17.968 : 5.630 (dalam jutaan dolar AS), atau 73,8 : 26,2
Sebagai contoh : Para perajin oniks di Kabupaten (dalam persentase). Dengan trend peningkatan
Tulang Agung membeli bahan baku senilai lebih dari perdagangan batu mulia selama periode 1987 – 1991
Rp 150 juta/tahun. Hasil dari penjualan oniks yang mencapai 10,1%, maka diperkirakan prospek
telah diolah mencapai di atas Rp 1 milyar/tahun. pemasaran batu mulia cukup cerah, karena peluang
Dengan demikian, nilai tambah yang diperoleh sekitar pasar semakin bertambah setiap tahunnya.
Rp 850 juta/tahun (Sumber : Dinas Perindustrian
Tingkat II Tulung Agung, data tahun 1994). Bagi Indonesia yang dikenal memiliki sumber daya
berbagai jenis batu mulia dalam jumlah besar, data di
Animo masyarakat luas yang cukup tinggi dalam atas paling tidak memberikan peluang usaha baru bagi
penggunaan batu mulia, menyebabkan pertum- peningkatan devisa negara. Ekspor yang selama ini
buhan industri pengolahan batu mulia (perajin telah berjalan (Tabel 5) dan berhasil menjadi 10 besar
batu mulia) terus meningkat dari tahun ke tahun. penghasil devisa non-migas, mungkin dapat
Peranan Dinas Perindustrian Tingkat II cukup ditingkatkan lagi di masa-masa mendatang.
menonjol dalam segi bimbingan dan pembinaan, Di sisi lain, dengan jumlah penduduk yang sangat
sehingga data para perajin pun tercatat rapi. besar, pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang cukup
tinggi, dan diindikasikan tidak sedikit penduduk yang
menyenangi batu mulia, maka pasar domestik juga
4. PEMBAHASAN tidak kalah menarik. Dengan demikian, dapat
dibayangkan berapa banyak batu mulia yang harus

Tabel 4. Pasar Potensial Batu Mulia di Dunia Tahun 1987 – 1991

No. Negara Share (%) Indeks (%) Trend (%) Indeks (%) Total Indeks
(a) (b) (a + b)
1. Thailand 32,1 1 87,7 1 2
2. Jepang 16,32 2 11,5 6 8
3. Amerika Serikat 15,8 3 6,6 9 12
4. Swiss 13,2 4 9,7 8 12
5. Hongkong 5,8 5 11,0 7 12
6. Jerman 4,3 6 12,4 4 10
7. Perancis 3,4 7 13,7 3 10
8. Inggris 1,6 8 (9,0) 10 15
9. Belgia 1,2 9 17,7 2 11
10. Italia 1,1 10 12,5 4 14

Sumber : Biro Pusat Statistik


BAHAN GALIAN INDUSTRI 8 – 98

Tabel 5. Perkembangan Ekspor Perhiasan Indonesia ke Berbagai Negara ($AS)

No. Negara 1988 1989 1990


1. USA 2.287.123 3.451.350 3.887.457
2. Jepang 102.404 88.155 9.466.413
3. Singapura 62.051.970 51.086.687 11.650.790
4. Hongkong 11.671.084 38.643.999 34.811.991
5. Jerman 449.518 1.259.008 3.490.235
6. Austria 117.543 1.008.091 113.260
7. Inggris 200.306 447.794 502.486
8. Canada 41.404 134.373 168.357
9. Italia 401.760 751.876 528.023
10. Swiss 369.938 620.019 1.447.700
11. Belanda 13.517 82.720 238.974
Jumlah 81.211.837 111.640.000 140.156.881

Sumber : Biro Pusat Statistik


Catatan : Realisasi Ekspor tersebut belum termasuk barang yang dibeli
Wisatawan Asing (Individual) dalam jumlah terbatas

diproduksi, berapa banyak sentra industri batu mulia penyelidikan pendahuluan. Belum ada
yang harus didirikan, berapa banyak tenaga kerja yang penyelidikan lebih rinci, yang mampu
dapat diserap, serta berapa banyak keterkaitan faktor diterjemahkan ke dalam tahapan operasional.
ekonomi – langsung maupun tidak langsung – lainnya
yang akan terlibat di dalamnya. Untuk mengatasi kendala di atas, maka tidak ada
cara lain bagi Departemen Pertambangan dan
Permasalahannya sekarang adalah berbagai Energi selain menyediakan anggaran yang lebih
perangkat untuk merealisasikan obsesi di atas memadai bagi kepentingan eksplorasi batu mulia.
belum banyak tersedia. Indonesia masih
dihadapkan kepada kendala-kendala yang Dengan data dan informasi yang lebih detil,
memerlukan pemecahan secara terintegrasi. diharapkan banyak investor bermodal kuat yang
mau menanamkan modalnya di bidang
4.1 Data dan Informasi Sumber Daya penambangan batu mulia.
Batu Mulia
4.2 Sumber Daya Manusia
Satu-satunya instansi pemerintah yang khusus
menangani pencarian batu mulia adalah Seksi Batu Perkembangan industri perajin batu mulia baru
mulia pada Direktorat Sumberdaya Mineral, mengarah kepada peningkatan jumlah (kuantitas)
Departemen Pertambangan dan Energi, yang baru perajin dan produk, belum menyentuh aspek kualitas
didirikan pada tahun 1985. Antisipasi yang terlambat perajin dan produk serta diversifikasi produk. Selama
dan diikuti oleh penyediaan anggaran operasional yang bertahun-tahun, jenis produksi yang dihasilkan hampir-
relatif kecil, mengakibatkan penyediaan data dan hampir berjalan monoton dan kurang berkualitas
informasi sumber daya batu mulia berjalan tersendat- ditinjau dari segi seni (art). Akibatnya konsumen jenuh
sendat. Meskipun Seksi ini berhasil mengeluarkan dibanjiri oleh produk-produk yang sedikit sekali
berbagai publikasi tentang sumber daya batu mulia mengalami perubahan.
dan mencakup seluruh wilayah Indonesia, tetapi data
dan informasi yang disampaikan sangat bersifat umum Kondisi yang mengarah kepada stagnasi kreativitas ini
dan berbentuk perlu segera diatasi dengan peningkatan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 8 – 99

sumberdaya manusia para perajin. Bukan persoalan massal (murah), yang paling penting adalah
yang mudah untuk mengatasi-nya, sebab di Indo-nesia bantuan modal dalam bentuk pinjaman lunak.
belum tersedia lembaga pendidikan resmi yang dapat Teknologi canggih yang sulit ditiru harus dibeli
menghasilkan sumber daya manusia berkualitas di dari luar negeri, mungkin perlu diberi keringanan
bidang perbatumuliaan. Perusahaan besar mungkin pajak impor untuk memasukannya ke Indonesia.
telah melakukan upaya peningkatan sumber daya
manusia ini, tetapi jelas terbatas untuk kepentingan
perusahaannya. Keterlibatan beberapa BUMN untuk 5. PENUTUP
membantu perusahaan kecil, juga belum mampu
memecahkan permasalahan secara menyeluruh. Secara geologi, Indonesia diperkirakan mengandung
berbagai jenis batu mulia, mulai dari ujung utara Pulau
Sumatera sampai bagian paling timur Irian Jaya.
Oleh karena itu, sebagaimana dilakukan Namun, masih perlu penyelidikan lebih lanjut agar
Thailand, sudah saatnya Indonesia mendirikan sumber daya yang ada tidak sebatas berfungsi sebagai
semacam Lembaga Pendidikan Perbatumuliaan kekuatan ekonomi yang potensial, tetapi mampu
di beberapa kota yang potensial memiliki sumber menjadi kekuatan ekonomi yang riil.
daya batu mulia. Sentra-sentra industri yang
tersebar di berbagai wilayah tanah air, dapat Berbagai kendala yang dihadapi dalam
dijadikan lokasi keberadaan lembaga ini. pengembangan batu mulia, sudah sepantasnya
membuat semua pihak – pemerintah dan swasta
4.3 Teknologi – secara bersama-sama dan bahu-membahu
mengatasi kendala tersebut. Sebab, walaupun
Walaupun unsur seni sering menonjol dalam menjadi salah satu andalan ekspor non-migas,
menentukan nilai sebuah batu mulia, unsur dibandingkan dengan negara-negara yang
teknologi juga memegang peranan yang sangat tergabung dalam ASEAN, Indonesia masih
penting. Sebagai barang perhiasan dan seni, ketinggalan dalam pengembangan batu mulia.
batu mulia tetap harus disentuh oleh teknologi
canggih, terutama untuk keperluan pemotongan, Meskipun disadari bahwa sektor pertambangan dan
pemolesan, dan penyelesaian akhir (finishing). industri masih memerlukan banyak pembenahan,
pelaksanaan eksplorasi terhadap sumber daya batu
Selama ini hampir seluruh perajin menggunakan mulia sebagai tindak lanjut dari penyelidikan
teknologi yang relatif sederhana walaupun dalam pendahuluan merupakan faktor kunci yang akan
kesederhanaan itu kadang - kadang dapat memberi peluang bagi peningkatan kegiatan keduanya
menghasilkan produk bernilai tinggi. Pembuatan (penambangan dan industri).
mata cincin yang memperlihatkan bentuk macam-
macam di dalam cincin tersebut, membuktikan Apa yang dilakukan Dinas Pertambangan Jawa Barat,
ada perajin yang memiliki kreativitas. yang bekerjasama dengan Lembaga Penelitian
Universitas Padjadjaran, untuk melakukan kegiatan
Ketidakmampuan menyediakan teknologi canggih eksplorasi batu mulia di daerah Bungbulang, Garut
tampaknya semata-mata didasarkan kepada patut ditiru oleh Dinas Pertambangan lain. Eksplorasi
kemampuan finansial yang tidak mendukung (modal yang bertujuan menentukan jumlah cadangan batu
kecil). PT Pupuk Sriwijaya sebagai Bapak Angkat mulia, diharapkan dapat meningkatkan animo
perajin batu mulia di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, masyarakat untuk menambang batu mulia secara
memang telah berhasil membuat beberapa jenis benar melalui bimbingan dan pembinaan, sekaligus
peralatan sendiri dan relatif murah dengan kemampuan mendorong penerimaan daerah dari sektor
sama seperti peralatan impor sejenis yang berharga perpajakan/retribusi.
mahal. Tokh peralatan yang dibuat tidak mampu dibeli
oleh sebagian besar perajin, dengan alasan Sebagai sektor usaha yang mengalami masa booming
ketidakadaan modal. Oleh karena itu, di samping pada beberapa tahun terakhir, dunia perbatumuliaan
dituntut inovasi teknologi dari para pakar di dalam Indonesia memang masih memerlukan pembenahan di
negeri dan dapat dijual secara sana-sini. Dan kesemuanya perlu dana, tenaga,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 8 – 100

serta waktu untuk merealisasikannya. dan Sumberdaya Mineral, Bandung, 1995.

Soetjipto, Rozik B., Peranserta Rakyat dalam


DAFTAR PUSTAKA Pengusahaan Pertambangan, Makalah pada
Temu Profesi Tahunan IV PERHAPI,
Ansori, dkk., Studi Potensi Batumulia dan Bahan Bandung, 1995.
Bangunan di Wilayah Karangsambung, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geoteknologi, , Pembinaan Perajin Batumulia harus Diarahkan
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, kepada Kemandirian dalam Mengembangkan
Karangsambung, 1992. Usahanya, Artikel, Buletin Batu mulia, Edisi
02, Bogor, 1995.
Harjanto, Sarno, Permata dan Batupermata,
Publikasi Khusus, Direktorat Sumberdaya , Hasil Studi Kelayakan Usaha Pertambangan
Min-eral, Direktorat Jenderal Geologi dan Batu Setengah Permata di Kabupaten DT II
Sumberdaya Mineral, Bandung, 1992. Garut, Laporan, Kerjasama Dinas
Pertambangan Propinsi DT I Jawa Barat
Hutagalung, Lindung, SE, Prospek Pemasaran dengan Lembaga Penelitian Universitas
Batumulia, Artikel, Buletin Batumulia No. 001 Padjadjaran, Bandung, 1993.
Tahun I, Bogor, 1994.

Permana, Darsa, dan Rochim, Endang, Studi *****


Pendahuluan Penyelidikan Sumberdaya
Batumulia di Pulau Jawa untuk
Mengembang-kan usaha Pertambangan
Rakyat, PPTM, Bandung, 1995.

Simandjuntak, WHR, Parningolan, MR, dan Zulfikar,


Mengenal Mineral Alamiah dan Jenis Batumulia
Indonesia, Publikasi Khusus, Direktorat
Sumberdaya Mineral, Direktorat Jenderal Geologi
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 101

9 BELERANG
Oleh : Supriatna Suhala,
Adjat Sudradjat

1. PENDAHULUAN batuan penutup kubah garam (cap rock over salt


domes).
Belerang adalah bahan galian non-logam yang banyak
digunakan di berbagai sektor industri, baik dalam Proses sublimasi, sedimentasi, dan aliran belerang
bentuk unsur maupun senyawa. Meskipun belerang menghasilkan endapan permukaan; sedangkan
hanya sebagai bahan baku penolong, perannya sangat endapan penggantian menghasilkan endapan di
penting dalam menghasilkan berbagai produk industri; bawah permukaan bumi yang memerlukan pengeboran
misalnya : industri gula, kimia, pupuk, ban, karet, dan untuk eksplorasi dan eksploitasi.
korek api.
Endapan kubah garam yang mengandung
Meningkatnya aktivitas industri hilir di Indonesia akhir- belerang biasanya berasosiasi dengan batuan
akhir ini mengakibatkan kebutuhan belerang terus gamping, gipsum ataupun anhidrit, dan air
bertambah, dan pada tahun 1992 telah mencapai 402 belerang. Pada umumnya, endapan ini
ribu ton. Dalam kurun 1977 – 1992, laju pertumbuhan mengandung minyak bumi pada kedalaman yang
tahunan konsumsi adalah 8%. relatif dangkal dan suhu sekitar 90°C.

Di lain pihak, produksi belerang Indonesia relatif Endapan kubah garam seperti yang ditemukan di
kecil dan penambangan masih terbatas pada daerah Gulf Coast (USA) diperlukan eksplorasi
belerang murni dari kawah atau bekas gunung yang teliti, karena endapan ini terpencar dan jauh
api. dari permukaan bumi.

Di Indonesia endapan-endapan yang telah


GEOLOGI diketahui dan dieksploitasi merupakan endapan
sublimasi dan sedimentasi.
1 Mula Jadi
Endapan Primer
Di alam, belerang ditemukan, baik sebagai unsur
dalam bentuk kristal belerang (hampir murni) atau Endapan Sublimasi
lumpur dengan kadar S : 40 – 60% maupun sebagai
persenyawaan dengan logam lain (golongan sulfida Proses sublimasi belerang ini berasal dari gas
dan garam sulfo), seperti galena (PbS), spalerit ((Zn, vulkanik yang disebut solfatara. Endapan ini
Fe)S), pirit (FeS2), dan lain-lain. berdasarkan suhu solfatara dibagi menjadi dua,
yaitu :
Secara umum, tipe endapan belerang di alam terdiri
atas endapan primer dan endapan sekunder. Solfatara dengan Suhu 90 – 110°C

Endapan primer terdiri atas endapan sublimasi, Belerang akan melekat pada permukaan batuan di
sedimentasi, aliran belerang, dan endapan sekitar mulut solfatara atau akan mengisi celah-celah
penggantian (replacement). Endapan sekunder batuan dan menjadi semen. Apabila gas-gas vulkanik
terdiri atas endapan pengayaan supergen (hasil melalui rekahan, akan terjadi kerak belerang yang agak
oksidasi, reduksi kimia, dan reduksi bakteri) dan luas daerah penyebarannya,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 102

dengan reaksi pembentukannya sebagai berikut : piroklasik, tufa dan aliran lava atau breksi
volkanik.
2H2O + SO2 ® 3S + 2H2O
4H2S + SO4 ® 5S + 4H2 atau SO2 – Adanya struktur patahan, rekahan, kekar, dan
lipatan atau batuan sarang sebagai saluran.
Batuan asal dapat berubah menjadi opal yang
sarang dan mengandung mineral-mineral sulfat. – Adanya kegiatan vulkanisme atau intrusi
sebagai sumber hidrotermal.
Solfatara dengan Suhu 200 – 300°C
Pembentukan endapan belerang berasal dari
Aktivitas solfatara besar dan gas-gas vulkanik reaksi antara H2S dan SO2 menjadi 3S dan 2H2O
mengalir melalui saluran-saluran, kemudian atau hasil oksidasi :
mendingin, meleleh, dan tertampung dalam
cekungan-cekungan. 2H2S + O2 ® 2S + 2H2O.

Endapan Sedimentasi Gas H2S akan bereaksi dengan oksidasi besi


yang terdapat pada batuan induk dengan reaksi
Sedimentasi belerang terjadi di daerah yang berair. sebagai berikut :
Belerang yang menyublim akan tenggelam dan
tertampung atau tertimbun sebagai suatu endapan di Fe3O4 + 6H2S + 3O2 ® 3FeS2 + 6H2O
dasar kawah. Berdasarkan suhu dasar kawah,
belerang jenis ini dapat dibagi dua jenis, yaitu : atau

– Bila suhu dasar kawah lebih rendah dari titik cair Fe3O4 + 4H2S ® 3FeS + S + 4H2O.
belerang, maka belerang akan mengendap ke
dasar kawah bersamaan dengan lumpur atau Hasil genetika hidrotermal akan menghasilkan
debu. Ciri-ciri endapan ini adalah berwarna bijih berkadar rendah, tetapi karena mineral-
hitam coklat, abu-abu dan kekuning-kuningan mineral sulfida tidak mantap atau sangat peka,
serta mengandung mineral besi sulfida dan maka dapat terjadi kadar menjadi lebih tinggi
abu yang teropalkan (sulfur-mud). dalam proses pengayaan supergen.

– Bila suhu dasar kawah lebih tinggi atau sama dengan b. Endapan Sekunder
titik cair belerang, maka belerang akan terkumpul
di dasar kawah sebagai cairan. Endapan Pengayaan Supergen

Aliran Belerang Alterasi Oksidasi dan Reduksi Kimiawi


Mineral sulfida umumnya sangat peka dan mudah
Endapan belerang ini bersifat asam dan akan berubah komposisi (teralterasi dan teroksidasi) menjadi
keluar bersamaan dengan aliran air panas dan sulfat yang sebagian besar larut dalam air. Karena itu,
uap air melalui lubang solfatara. Endapan ini baru singkapan suatu vein sulfida biasanya bebas dari
diketahui di daerah Shiretoko Iwosan, mineral sulfidis. Misalnya goson (limonit dan kwarsa)
Tokaechidake, dan Azuma Nusa, Jepang. sebagai penutup vein sulfida atau bog-iron. Syarat
pengendapan sulfida supergen adalah :
Endapan Penggantian (Replacement)
– Daerah tropis banyak hujan.
Proses endapan belerang penggantian (metasomatis – Batuan sarang, untuk sirkulasi air dan udara.
replacement) terjadi karena tersarangnya batuan induk – Adanya urat-urat sulfida, vein yang diperkaya.
oleh larutan hidrotermal, misalnya pirit atau markasit – Adanya oksidasi pada bagian dari tubuh vein
(FeS 2 ). Syarat-syarat pengendapan belerang sebelah atas atau urat tadi.
metasomatis adalah : – Tidak ada bahan-bahan yang dapat melarutkan
kembali bahan larutan itu, misal batuan
– Adanya batuan induk yang serasi, misal batuan karbonat pada zona oksidasi.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 103

– Adanya recipitant pada daerah di bawah zona Selanjutnya hidrogen sulfida dioksidasi dengan
oksidasi. reaksi :

Setelah mengalami pencucian, pada daerah di +O2


atas permukaan air tanah, sulfida-sulfida akan 2H2S ® 2S + H2O
teroksidasi dengan reaksi :
Kadang-kadang oleh air meteorit, H2S dan H2SO4
FeS2 + 8H2O + SO2 ® 2Fe2O3 + 8H2SO4 dapat mengendapkan belerangnya, dengan reaksi :
2FeSO2 + 6H3SO4 ® 2Fe2 (SO4 )3 + 6H2O
+O2
Atau 3H2S + 2SO4 ® 4H2O + 4S

FeS2 + H2O + 7O ® FeSO4 + H2SO4 Batuan Penutup Kubah Garam (Cap


2FeSO4 + H2SO4 ® Fe2(SO4)3 + H2O Rock Oversalt Domes)

Ferrosulfat itu mudah teroksidasi dengan reaksi Endapan belerang batuan penutup terdapat di
kimia : atas kubah - kubah garam, dan biasanya
berasosiasi dengan gamping, gips, atau anhidrit.
6FeSO2 + 3O + 3H2O ® 2Fe2(SO4)3 + 2Fe(OH)3 Jenis ini terjadi akibat proses reduksi bakteria dari
bahan - bahan gips, dan anhidrit dan membentuk
Kemudian ferrosulfat akan terhidrolisa, dengan sulfida kalsium yang kemudian menjadi kalsium
reaksi : karbonat dan hidrogen sulfida. Akhirnya, hidrogen
sulfida itu dioksidasikan menjadi belerang dan air.
Fe2(SO4)3 + 6H2O ® 2Fe(OH)3 + 3H2SO4

Peranan ferrosulfat sebagai pengoksidasi yang 2.2 Mineralogi


kuat, dengan reaksi :
Sifat-sifat fisik belerang adalah :
Fe2(SO4)3 +FeS2 ® 3FeSO4 + 2S.
– Kristal belerang berwarna kuning, kuning
Larutan-larutan itu terbawa sampai melewati air kegelapan, dan kehitam-hitaman, karena
tanah dan terjadi perubahan karena pereduksian : pengaruh unsur pengotornya.
– Berat jenis : 2,05 – 2,09.
FeSO4 + 4H2S ® FeS2 + 3S4H2O atau SO2 – Kekerasan : 1,5 – 2,5 (skala F. Mohs).
– Ketahanan : getas/mudah hancur (brittle).
Zona pengayaan sekunder ini dikontrol oleh affini- – Pecahan : berbentuk konkoidal dan tidak rata.
ty, dan terbentuklah pirit atau chalkopirit, dan lain- – Kilap : damar.
lain. – Rasa : batu ambar
– Gores : berwarna putih.
Reduksi Bakteri
Sifat belerang lainnya adalah :
Air yang merembes atau mengalir melalui batuan akan
menjadikan reaksi kimia dan menghasilkan garam- – Tidak larut dalam air, atau H2SO4.
garam sulfat. Dalam kondisi tertentu (miskin oksigen), – Titik lebur 129°C dan titik didihnya 446°C.
garam sulfat biasanya mengandung bakteri-bakteri – Mudah larut dalam CS2, CC14, minyak bumi,
yang dapat mereduksi garam sulfat menjadi hidrogen minyak tanah, dan anilin.
sulfida, dengan reaksi. – Penghantar panas dan listrik yang buruk.
– Apabila dibakar apinya berwarna biru dan
+4H2 menghasilkan gas-gas SO2 yang berbau
(SO4) ® H2S + 4H2O busuk (Tabel 1).
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 104

Tabel 1. Sifat-Sifat Fisik Belerang Endapan tipe stratigrafi umumnya besar,


berbentuk kubah serta dekat dengan permukaan
bumi sehingga tidak begitu sulit untuk dilakukan
Titik Lebur °C eksplorasi. Eksplorasi endapan stratigrafi
Rhombik, Sa 110,2 – 112,8 menyerupai eksplorasi minyak dan gas bumi,
Monoklin, Sb 114,5 – 119,3 karena adanya hubungan genetik antara minyak
Titik didih °C 444,6 dan biogenik belerang seperti :
3
Berat jenis, 20C, g/m ,
Rhombik 2,07 – Batuan pembawa sulfat, lebih disukai yang
Monoklin 1,96 tebal dan tersusun dari anhidrit.
Amorphous 1,92
Lelehan 125 –150°C, g/ml 1,8 – 1,78 – Berdekatan dengan minyak bumi.
Tahanan kelistrikan, ohm cm,
12 – Hubungan hidrodinamika antara sulfat dan
20°C 1,9 x 10
110°C 4,8 x 10
12 minyak yang sering diendapkan pada sesar
400°C 6 patahan dan porositas.
8,3 x 10
– Perangkap struktur dan stratigrafinya mengan-dung
Sumber : Snell FD and Ettre LS Encyclopedia of Industrial
Chemical Analysis, p.363 tanda-tanda reaksi pembentukan belerang.

– Suatu keadaan pengurangan ketika minyak dan


sulfat mengalami metabolisme biokimia.
2.3 Potensi dan Penyebaran
– Pada lingkungan oksidasi, produk metabolisme
Potensi dan penyebaran endapan belerang Indone-sia berubah menghasilkan belerang.
saat ini baru diketahui di enam propinsi, dengan total
cadangan sekitar 5,4 juta ton (Tabel 2).
Metode eksplorasi yang digunakan adalah pemetaan
Untuk tipe sublimasi, karena proses terjadinya geologi, foto geologi (struktur dan warna geokimia),
didasarkan kepada aktivitas gunung berapi, maka thermal IR (panas reaksi), geokimia (masuk dalam
selama gunung berapi aktif, belerang tipe ini epektrometer gas-gas udara), tahanan jenis, alat-alat
dapat diproduksi. Dengan demikian, sumber daya pemboran dan logging lubang bor.
belerang sublimasi dapat dianggap tidak terbatas.
Eksplorasi tipe endapan belerang vulkanis dilakukan
Pengusahaan belerang di Indonesia dilakukan di lima melalui penyelidikan geologi daerah belerang (gunung
lokasi, yaitu di G. Telaga Bodas (Jawa Barat), G. berapi), pemboran, dan sumur-sumur eksplorasi,
Welirang, G. Ijen (Jawa Timur), Pulau Damar (Maluku), analisis kimia contoh untuk menentukan kadar
dan di Sulawesi Utara. Penambangannya dilakukan belerang dan dilakukan mikrokopis bijih.
secara terbuka, yaitu mengambil belerang hasil
sublimasi di sekitar lubang-lubang solfatara dan 3.2 Penambangan
diangkut dengan pikulan.
Penambangan belerang dapat dilakukan dengan
metode tambang terbuka, tambang bawah tanah,
PERTAMBANGAN dan frasch-process, bergantung kepada bentuk,
letak dan sebaran endapannya.
1 Eksplorasi
a. Tambang Terbuka
Eksplorasi endapan belerang agak sukar, terutama
untuk endapan tipe frasch dibandingkan dengan tipe Kegiatan ini dilakukan untuk endapan tipe stratigrafi
endapan stratigrafi (stratiform). Hal ini disebabkan oleh dan vulkanis yang terletak dekat permukaan bumi.
sebarannya di permukaan bumi terpencar, indikasi Penggalian dapat menggunakan alat-alat sederhana
yang sedikit, dan sangat dalam. atau alat mekanis (shovel, monitor, dan dragline
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 105
Tabel 2. Cadangan Belerang Indonesia

No. Lokasi Cadangan (ton) Type


Terukur Terindikasi Tereka Hipotetik Endapan

1. Sumatera Utara
G. Sorik Merapi, Taput. – – 220.000 – S : 20 – 93%
Tarutung (DU.233) 104.487 – – – S : 50 – 70%
Kab. Karo (DU.236) 174.884 – – – S : 99,5%
Sumut (DU.241) 17.197 – – – S : 14,9 – 99,9%
Kec. Panyambungan, (234) 59.788 – – – S : 12,4 – 99,72%
2. Bengkulu
Kawah Kabu, G.Berti – – 33.410 – S:?
3. Jawa Barat
G. Papandayan – – – 1.600 Sublimasi, S : 90 – 95%
Cisurupan, Kab. Garut 130.794 – – – S : 98,8%
G. Kraha – – – 20.000 S : 25 80%
G. Galunggung – – – 9.675 Lumpur, S : 10 12%
G. Talaga Bodas 848.771 – – – Lumpur, S : 99%
G. Putri – – – 121.000 Lumpur, S : ?
Jawa Tengah
G. Dieng – – – 52.763 Sublimasi, S : 32%
G. Ijen – – – 36.000 Sublimasi, S : 20 – 80%
5. Jawa Timur
DU 255/Jatim, PT Candi
Ngirimbi, Kab. Banyuwangi 2.610.192 – – – S : 90%
6. Sulawesi Utara
G. Soputan, Kawah Masem – – – 55.000 Sublimasi, S : 46 – 56%
G. Ronami, Tomboan – – – 37.355 Sublimasi, S : 70%
G. Ambang – – – 521.455 Sublimasi, S : 783 – 99%
G. Mahawu – – – 81.020 Sublimasi, S : 70%
7. Maluku
DU 304, Maluku Tenggara 18.051 246.000 – – S : 95,05%
Jumlah 3.962.166 246.000 254.410 935.868

Sumber : Bahan Galian Industri di Indonesia, DSDM 1991

excavator). Material hasil penggalian dimuat dan lubang bukaan ke arah endapan, seperti shaft,
diangkut dengan pikulan, lori, dump truck , dan tunneling, drift, adit, dan lain-lain. Penambangan
sejenisnya. dapat menggunakan metode room and pillar, cut
and fill, gophering, dan lain-lain.
b. Tambang Bawah Tanah
Metode Frasch-Process
Penambangan bawah tanah dilakukan terhadap
endapan yang terletak di bawah permukaan bumi. Metode frasch-process adalah penambangan
Penambangan dikerjakan dengan membuat lubang- dengan menginjeksikan air panas (±160°C). Air
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 106

panas berfungsi untuk melarutkan belerang dari batuan dan berubah menjadi cairan belerang,
endapan kubah garam atau sejenisnya pada kemudian terkumpul pada bagian bawah
kedalaman antara 150 – 170 m (Gambar 1). lubang bor.

– Melalui pipa keempat dimasukkan udara


bertekanan tinggi untuk menekan cairan
belerang masuk ke pipa ketiga dan mengalir
menuju permukaan tanah. Kecepatan aliran
udara (debit udara) diatur sesuai dengan
kecepatan pelelehan belerang. Apabila aliran
belerang tidak lancar, ke dalam pipa ketiga
dimasukkan air panas sehingga alur cairan
belerang dapat lancar kembali.

3.3 Pengolahan

Cara pengolahan belerang bergantung kepada jenis


endapannya. Belerang jenis lumpur, sebelum
dimasukkan ke dapur a u t o c l a v e dilakukan flotasi
terlebih dahulu, dengan tujuan untuk meninggikan
kadar belerang dan menghilangkan senyawa besi
sulfat dan silikat dari larutan. Dapat juga dilakukan
dengan pelarutan dan penghabluran (solvent dan
crystalization), misalnya pelarut karbon disulfida,
dimethil disulfida atau larutan hidrokarbon lainnya.

Belerang kristal pengolahannya dapat langsung


dimasukkan ke dalam dapur authoclave dengan
Gambar 1. Penambangan dengan Franch menambahkan solar, air, dan NaOH, lalu
Prosess dipanaskan dengan memasukkan uap air panas
bertekanan 3 atmosfer selama 30 – 60 menit.

Pemisahan belerang dalam dapur terjadi karena


Metode ini dikerjakan dengan membuat lubang titik lebur belerang lebih rendah daripada mineral
bor dilengkapi dengan empat macam pipa pengotornya. Hasilnya berupa belerang cair yang
bergaris-tengah 3 – 20 cm. Setiap pipa dialirkan melalui filter kemudian dicetak dalam
mempunyai fungsi sebagai berikut : bentuk balok-balok.

– Pipa pertama (paling luar) berfungsi sebagai Untuk mendapatkan belerang berkadar murni
selubung dan pelindung. tinggi dilakukan sublimasi dan destilasi. Proses
– Pipa kedua berfungsi untuk saluran panas. pemurnian belerang ini sangat penting karena
– Pipa ketiga berfungsi mengalirkan lelehan. industri membutuhkan kemurnian tinggi, yakni
– Pipa keempat atau (paling dalam) berfungsi 99,9% S. Belerang berkadar sekitar 45 – 66%S,
memasukkan udara bertekanan tinggi. dipergunakan untuk membasmi tikus, dan lain
sebagainya.
Cara penambangannya adalah sebagai berikut :

– Air panas dimasukkan melalui pipa kedua 4. KEGUNAAN


menuju ke formasi batuan pembawa belerang
untuk melelehkan endapan belerang. Lelehan Meskipun belerang merupakan suatu elemen
belerang akan bergerak turun melalui pori-pori terpenting dan dibutuhkan hampir semua sektor
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 107

Gambar 2. Pengolahan Belerang dengan Teknik Autoclaving

industri, belerang sangat jarang muncul dalam suatu kehidupan manusia sehari-hari, terutama di
produk akhir. Pada umumnya, belerang digunakan industri pupuk, kertas, cat, plastik, bahan sintetis,
sebagai bahan pemrosesan (processing agent). pengolahan minyak bumi, dan produksi logam.

Saat ini , konsumsi belerang dunia telah mencapai a. Pemakaian Asam Sulfat di Industri Pupuk
40 juta ton. Lebih dari 85% digunakan untuk
membuat asam belerang (asam sulfat-H2SO4). Di industri pupuk, asam sulfat merupakan bahan
Selebihnya digunakan dalam bentuk elemen pembantu utama untuk pembuatan pupuk fosfat
murni atau senyawa kimia bukan asam. (phosphatic fertilizers) dan asam sulfat. Batuan
fosfat diubah oleh asam sulfat menjadi asam
Beberapa penggunaan belerang di dunia industri fosfat, yang menghasilkan gipsum sebagai
dapat diuraikan seperti dibawah ini, dan secara produk sampingan. Asam fosfat ini merupakan
lengkap dapat dilihat dalam Tabel 3. bahan utama untuk memproduksi berbagai jenis
pupuk, yaitu dikalsium fosfat, diamonium fosfat,
4.1 Penggunaan Asam Belerang (sulfat) dan triple superphosphate.

Asam sulfat (asam belerang) merupakan asam Cara lain untuk membuat pupuk fosfat adalah
yang terpenting dalam industri, sehingga dengan mencampurkan batuan fosfat dan asam
konsumsi belerang per kapita pernah dipakai sulfat secara terkontrol. Sebagian kecil fosfat
sebagai ukuran tingkatan industri suatu bangsa. akan diubah menjadi super fosfat kadar rendah
yang larut dalam air dan mengandung gipsum.
Asam belerang atau asam sulfat digunakan baik
secara langsung maupun tidak pada berbagai Di industri pupuk, asam sulfat dipakai untuk
pembuatan barang yang berkaitan dengan membuat pupuk ammonia sulfat. Sebagian kecil
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 108

Tabel 3. Penggunaan Belerang dalam Berbagai Industri

Bentuk Prosentase
No. Sektor Industri Produk Akhir Penggunaan
Penggunaan
Belerang*)
1. Pupuk Asam sulfat – Super fosfat ± 50%
(H2SO4) – Ammonium fosfat
– Ammonium sulfat
– Mixed fertilizer
2. Industri Kimia Asam sulfat – Detergen sintetis ± 18%
– Feed additive
– Anti knok basaline
– Resin sinteti
– Protective coatin
– Bahan pewarna
– Pengasam sumur minyak
(Oil well acizing)
– Katalis dalam pengolahan minyak bumi
– Reduksi aluminium
– Paper sizing
– Pengolahan air
– Industri pharmasi
– Insektisida
– Anti beku
Carbon disulfida – Rayon/viscose ± 3%
(CS2) – Cellophane
– Karbon tetraklorida
– Bahan kimia pengolahan karet
Elemen (S) – Insektisida ± 2%
– Fungisida
– Industri karet
– Soil sulfur
3. Titanium dan Asam sulfat – Cat dan email ± 5%
pewarna lainnya – Lenodeum dan coated serat (fabrics)
– Kertas
– Tinta cetak
4. Rayon dan film Asam sulfat – Serat ban ± 3%
– Tekstil viscase
– Serat campuran
– Sellophane
– Film/fotografi
5. Besi dan baja Asam sulfat – Mobil ± 2%
– Pelas timah dan kontiner lainnya
– Produk logam lainnya
6. Minyak bumi Asam sulfat – Bahan bakar pesawat ± 8%
– Oli/pelumas
– Produk minyak lainnya
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 109
Lanjutan Tabel 3 .....

Bentuk Prosentase
No. Sektor Industri Produk Akhir Penggunaan
Penggunaan
Belerang*)
7. Industri lainnyaAsam sulfat – Bahan peledak ±8%
– Logam bukan besi
– Karet sintetis
– Batere/accu
– Textile finishing
Senyawa belerang – Bahan kimia untuk perang ±3%
lainnya – Baja spesial
– Bahan celup/pewarna
– Bahan pemutih
– Industri kulit
– Fotografi

*) Prosentase penggunaan di Amerika Serikat

belerang murni, asam sulfat, atau gipsum, biasa tambang tembaga berkadar rendah untuk
dipakai untuk meningkatkan mutu tanah. dikonsentrasikan dengan cara konvensional
(teknik flotasi). Juga, untuk memisahkan mineral
Pemakaian Asam Sulfat di Industri Pulp/ karbonat dan silikat dari bijih tembaga yang
kertas sangat sulit dipisahkan dengan cara flotasi.
Umumnya, asam sulfat untuk proses leaching
Pemakaian asam sulfat di industri kertas adalah diperoleh dari hasil sampingan peleburan
untuk proses sulfatisasi kertas yang terbuat dari tembaga yang ada di daerah tambang itu sendiri.
kayu . Kadang - kadang dalam pabrik pulp
digunakan gas SO2 sebagai bahan antara (inter- Asam sulfat merupakan reagen yang biasa di-
mediate). Gas SO2 diperoleh dari pembakaran gunakan untuk mengekstraksi uranium dari bijih-
belerang murni di pabrik pulp itu sendiri atau hasil nya, dengan vanadium sebagai produk
sampingan dari operasi peleburan logam-logam sampingan. Dalam industri logam besi dan baja,
bijih sulfida. Gas SO 2 tersebut akan diubah asam sulfat dipakai untuk bahan pembersih karat,
menjadi asam sulfat yang sangat •dibutuhkan kotoran, dan gemuk di permukaan baja sebelum
dalam proses sulfidasi. masuk ke proses selanjutnya.

c. Pemakaian Asam Sulfat di Industri Cat Pemakaian Asam Sulfat di Industri


Pengolahan Minyak Bumi
Pemakaian asam sulfat di industri cat adalah untuk
memproduksi zat pewarna (pigmen) titanium oksida Fungsi asam sulfat dalam proses pengolahan minyak
dengan proses sulfat. Dalam proses ini asam sulfat bumi adalah sebagai katalis dalam proses alkylation.
direaksikan dengan ilmenit atau titanium slag, dengan Alkylation suatu proses produksi kom-ponen bahan
tujuan untuk menangkap unsur besi sulfat yang dapat bakar dengan bilangan oktan dan stabilitas tinggi dapat
menimbulkan polusi. diproduksi dengan menggabungkan aliran-aliran gas
yang (combining gaseous streams). Dalam proses
d. Pemakaian Asam Sulfat di Industri Logam pengolahan minyak bumi hampir 75% asam sulfat
dapat didaur ulang. Di sektor ini, pemakaian asam
Di industri logam, asam sulfat digunakan dalam sulfat bersaing dengan asam hydrofruor.
proses leaching bijih tembaga atau buangan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 110

Pemakaian Asam Sulfat di Industri a. Proses Kontak


lainnya
Pembuatan asam belerang dengan proses
Industri lain yang memakai asam sulfat adalah kontak dapat diterangkan sebagai berikut.
industri kimia, bahan peledak, karet sintetis, accu,
pertenunan, film dan fotografi. Belerang murni dilelehkan oleh uap air yang
bersirkulasi secara tertutup dalam melting tank.
4.2 Pembuatan Asam Sulfat Lelehan belerang dipompakan ke suatu tempat
pembakaran (burner), yang dikonversikan menjadi gas
Asam sulfat (asam belerang) diproduksi dalam belerang dioksida (SO2). Gas SO2 didinginkan dalam
berbagai tingkat kepekaan, biasanya diukur dalam suatu waste heat boiler untuk selanjutnya disaring dan
Derajat Beaume (°Be). Makin pekat asam belerang dicampur udara dengan campuran 7 – 10% gas SO 2
yang terkandung dalam air, makin tinggi °Be. °Be dan 11 – 14% gas O2.
dihitung dengan rumus seperti di bawah ini.
Campuran gas itu dimasukkan ke dalam suatu
145 konventer yang terbagi menjadi empat ruangan, yang
°Be = 145 –
berat jenis dilengkapi dengan katalis platina, atau vanadium.
Dalam ruangan-ruangan tersebut gas SO2 dan O2
Dengan rumus di atas, pada Tabel 4., ditunjukkan diubah menjadi gas SO3. dan selanjutnya didinginkan
hubungan antara °BE dengan presentase berat dalam economizer, kemudian dialirkan ke dasar oleum
H2SO4 dalam larutan. tower. Sebagian gas SO3 diserap untuk meningkatkan
kepekatan oleum, sedangkan sisanya dialirkan ke
Selain dalam bentuk larutan cair, asam belerang dalam tower asam belerang dan diserap oleh asam
juga dipasarkan dalam bentuk oleum, yaitu belerang yang kurang pekat (Gambar 4).
H2SO4 pekat yang mengandung SO3. Oleum
20% berarti 100 kg larutan mengandung 29 kg Dengan proses kontak, untuk satu ton asam
SO3 dan 80 kg H2SO4. belerang (100%) diperlukan masukan :

Asam belerang dapat diproduksi dengan proses Belerang : 340 kg,


kontak dan proses kamar (chamber process). Air : 4.000 gallon (15.140 liter)

Tabel 4. Tingkat Kepekaan Asam Belerang

% berat Berat Jenis °Be % berat Berat Jenis °Be


H2SO4 H2SO4
5,00 1,0332 4,6593 55,00 1,4494 44,9585
10,00 1,0681 9,2450 60,00 1,5024 48,4878
15,00 1,1045 13,7189 65,00 1,5578 51,9201
20,00 1,1424 18,0789 70,00 1,6151 55,2222
25,00 1,1860 22,7403 75,00 1,6740 58,3811
30,00 1,2220 26,3421 80,00 1,7323 61,2963
35,00 1,2636 30,2485 85,00 1,7841 63,7265
40,00 1,3065 34,0185 90,00 1,8198 65,3209
45,00 1,3515 37,7118 95,00 1,8388 66,1443
50,00 1,3990 41,3545 100,00 1,8537 66,7781

Sumber : Snell FD and Ettre LS, Encyclopedia of Industrial Chemical Analysis, Interscience
Publishers divisions of John Wiley and Sons, Toronto
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 111

Gambar 3. Proses Pembuatan Asam Sulfat dengan Proses Kontak

Gambar 4. Proses Pembuatan Asam Sulfat dengan Proses Kamar Timbal


BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 112

Uap air : 100 kg – Pembuatan insulator, dalam hal ini belerang


Udara : 7.000 m3 yang dibusakan (foamed sulfur) mempunyai
Tenaga listrik : 5 kwh sifat kuat tekan yang tinggi (high compressive
strength).
a. Proses Kamar Timbal (Chamber Process)
– Bahan tambahan pembuatan beton special.
Dari proses ini akan diperoleh gas SO 2 panas
hasil pembakaran belerang atau pirit yang – Elektroda pada pembuatan batere logam alkali.
dicampur dengan udara pada komposisi 7 – 9%
dan 9 –12% gas O2. Campuran gas SO2 dan O2 CS2, yaitu cairan belerang yang mudah terbakar
dialirkan ke bagian bawah Glower Tower, digunakan secara tidak langsung dalam industri
kemudian ke atas berlawanan arah dengan aliran kimia, farmasi, pengolahan karet, dan selulosa.
larutan Nitrous Vit-riol, yaitu asam belerang 70
°BE = 77% H2SO4 dan 2,5% N2O3, yang dialirkan Tujuan penggunaan CS2 di industri adalah :
dari Gay Lussac Tower (Gambar 5).
– Industri kimia; untuk memproduksi karbon
Sebagian SO2 teroksidasi di Glower Tower, tetraklorida, dan senyawa organik yang
tempat nitric oxide (N2O3 ) dicampur dengan mengandung belerang lainnya.
SO2 . Campuran gas akan keluar dari tower pada
suhu 70 –100°C, dan dipompakan ke kamar – Industri pengolahan minyak bumi ; sebagai
timbal yang dipasang secara seri. Di dalam kamar bahan pembuat katalis.
timbal, sebagian besar gas SO 2 dioksidasi
menjadi SO3, dan dikonversikan menjadi H 2 SO4 – Industri farmasi; pembuatan fungisida, dan
dengan menyemprotkan air. Asam sulfat yang obat-obatan lainnya.
keluar kepekatannya 50 °Be (62 – 68% H2SO4)
dan akan dialirkan kembali ke Glower Tower untuk – Industri karet ; untuk proses vulkanisasi dingin
pengkonsentrasian lebih lanjut, sehingga (cold vulcanisation).
menghasilkan asam sulfat pekat 60 °Be (77,7 %
H2SO4). Asam belerang ini disirkulasikan kembali – Industri selulosa; sebagai bahan penolong
ke Gay Lussac Tower untuk menangkap gas NO. pembuatan cellophane, dan viscose rayon

Untuk memperoleh satu ton asam belerang dengan


proses kamar timbal diperlukan masukan : 5. PERKEMBANGAN DAN PROSPEK
Belerang : 330 kg
Nitrogen : 2,5 kg (anhydrous ammonia) oxide 5.1 Perkembangan Ekonomi Belerang
Air : 2.500 gallon (9462,5 lt) Indonesia
Udara : 8.000 m3
Tenaga listrik : 15 kwh Perkembangan produksi belerang Indonesia
dalam kurun 1977 – 1989 berfluktuasi, namun
Pemakaian Belerang Murni dan Senyawa cenderung meningkat dengan laju perubahan
bukan Asam tahunan sebesar 9,4%.

Dibandingkan dengan produksinya, konsumsi belerang


Belerang dapat digunakan langsung dalam
Indonesia pada kurun yang sama cukup tinggi dan
bentuk belerang murni atau senyawa bukan
cenderung meningkat dengan laju pertumbuhan
asam, seperti CS2 (carbon disulfida) dan SO2.
tahunan sebesar 8%. Industri yang mengkonsumsi
belerang adalah industri pupuk sebesar 1,8 juta ton,
Belerang murni dipakai sebagai :
dengan laju pertumbuhan (LP) tahunan sebesar 9,7%.
Selanjutnya, industri kimia sebanyak 216.233 ton
– Campuran aspal pada pembuatan jalan raya.
(11,83%), industri gula sebanyak 140.117 ton
Penambahan dilakukan pada temperatur tinggi
(16,07%.), dan sisanya
untuk lebih meningkatkan kekuatan jalan.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 113

industri ban, karet, korek api. Sementara itu, nilai bagi nilai konsumsi belerang terhadap jumlah
konsumsi belerang pun mengalami kenaikan, dari tonasenya, sehingga dapat dikatakan sebagai harga
Rp 1,7 milyar tahun 1977 menjadi Rp 69,4 milyar beli rata-rata oleh pabrik. Perkembangan harga
tahun 1989 dengan laju pertumbuhan tahunan belerang rata-rata cenderung meningkat. Adanya
sebesar 26,54%. perbedaan harga belerang per jenis industri •terutama
dilihat dari segi kualitas belerang yang dipakai oleh
Ekspor belerang Indonesia pernah dilakukan industri pemakainya. Sebagai bahan perbandingan
tetapi jumlahnya sangat kecil. Di lain pihak, pada tabel yang sama, juga diperlihatkan harga
jumlah dan nilai impor belerang dalam kurun 1977 belerang di di Amerika Serikat dan Kanada, khususnya
– 1989 mengalami kenaikan yang berarti, dengan harga FOB (free on board).
laju pertumbuhan masing-masing 17% dan
34,30%. Impor terendah dicapai tahun 1977 Ketidakseimbangan pada Tabel 5, kemungkinan
sebesar 30.406 ton dengan nilai US $ 2,2 juta adanya impor asam belerang (H2SO4) dan belerang
dan tertinggi dicapai pada tahun 1987 sebesar oksida (SO2) yang cukup meningkat. Di lain pihak,
379.115 ton dengan nilai $ AS 51.4 juta. produksi belerang indonesia masih sangat kecil,
sehingga peranannya terhadap perimbangan
Kanada, Singapura, Taiwan, Belgia, dan Luxem- pemasokan dan permintaan belum berarti.
burg merupakan negara pemasok utama
belerang untuk Indonesia. Masih 18 negara yang 5.2 Prospek Belerang Di Indonesia
tercatat sebagai pemasok belerang dalam jumlah
yang lebih sedikit. Data penyedian dan pasokan a. Produksi Belerang
belerang dapat dilihat dalam Tabel 5 dan 6.
Sejak tahun 1977 sampai sekarang produksi
Harga belerang pada Tabel 7, merupakan hasil belerang Indonesia tidak memperlihatkan perkem-

Tabel 5. Penyediaan dan Pasokan Belerang Indonesia, 1977 – 1992

Produksi Konsumsi Impor


Tahun Jumlah Jumlah Nilai Jumlah Nilai Ekspor Stock
(ton) ton 000 Rp. ton 000$AS
1977 1.697 46.302 1.680.384 30.406 2.235 – negatif
1978 204 62.062 2.790.271 47.083 3.138 – negatif
1979 180 69.384 4.884.295 32.009 3.852 2,5 negatif
1980 197 72.695 7.181.084 53.233 9.172 0,2 negatif
1981 498 73.981 7.936.152 99.925 15.789 0,3 positif
1982 1.144 82.424 1.479.059 76.217 13.667 – negatif
1983 2.769 88.320 10.699.705 105.730 15.860 0,1 positif
1984 5.099 88.476 11.494.916 214.480 32.561 – positif
1985 4.336 240.479 38.287.516 185.213 33.056 – negatif
1986 4.525 322.024 61.586.983 232.246 37.214 – negatif
1987 3.941 333.197 71.075.767 379.115 51.387 – positif
1988 3.411 359.239 60.323.771 345.577 47.389 – negatif
1989 3.732 347.264 69.411.847 298.634 43.374 – negatif
1990 3.918 339.466 73.973.584 260.324 32.299 – –
1991 4.216 355.627 84.908.305 274.761 35.080 – –
1992 5.180 362.396 86.277.855 329.458 41.447 – –

Sumber : Laporan Tahunan, Direktorat Teknik Pertambangan 1979, 1981 – 1994.


Statistik Industri Bagian II, 1977 – 1992.
Sensus
Ekonomi
1986,
Statistik
Industri
Besar
Tabel 6. Jumlah dan Nilai Konsumsi Belerang di Berbagai Industri, 1977 – 1992 dan
Sedang,
BPS
Industri

BAHAN GALIAN INDUSTRI


Tahun Gula Kimia Pupuk Korek Api Ban Karet Total
ton juta Rp. ton juta Rp. ton juta Rp. ton juta Rp. ton juta Rp. ton juta Rp. ton juta Rp.

1977 5.019 532,8 9.732 260,8 31.371 654,0 20 2,6 134 20,7 26 9,5 46.302 1.690,4
1978 10.936 1.465,6 9.079 251,5 41.996 1.055,6 16 2,2 24 1,1 21 9,3 62.062 2.790,3
1979 7.014 544,0 10.757 545,3 51.501 3.169,5 30 3,5 61 7,9 21 2,2 69.354 4.554,3
1980 7.924 1.383,2 9.964 595,7 55.123 5.141,6 34 6,3 255 41,0 105 13,3 72.695 7.151,1
1981 6.533 1.200,3 11.755 923,5 55.202 5.662,9 64 13,2 274 52,6 113 23,8 73.981 7.936,2
1982 5.400 1.650,7 11.471 1.593,4 59.234 6.164,5 59 14,6 46 9,0 201 27,0 52.424 9.479,1
1983 12.539 255,2 17.655 1.909,5 57.765 6.164,5 54 19,6 34 7,0 243 43,4 89.320 10.699,7
1984 11.690 2.654,6 21.497 2.523,3 55.000 6.251,7 55 20,7 12 2,7 192 41,8 88.176 11.494,9
1985 11.257 2.944,0 17.453 3.269,4 211.403 31.993,4 75 22,3 21 7,1 210 61,4 240.479 38.297,5
1986 12.952 3.175,7 16.412 3.244,0 292.492 55.100,5 51 20,1 17 7,1 70 33,5 322.024 61.587,0
1987 13.036 3.654,6 31.000 6.673,9 299.936 61.657,8 56 31,4 30 26,4 79 81,8 333.193 72.075,8
1988 15.162 3.140,6 22.437 5.520,9 313.645 61.943,5 105 44,4 31 15,2 179 122,8 359.239 60.232,8
1989 17.598 3.986,9 25.091 7.234,3 304.215 57.966,4 120 53,0 30 23,0 204 148,3 347.264 69.411,6
1990 15.986 4.091,8 52.351 13.235,5 285.046 62.471,8 125 60,1 32 21,7 81 223,1 339.466 73.973,6
1991 11.972 3.904,3 54.706 11.396,0 287.762 69.453,4 430 242,9 31 21,2 131 191,6 355.627 84.908,3
1992 18.369,0 10.524,9 65.077 15.176,3 288.506 73.820,6 106 38,9 34 20,6 227 251,8 362.395 86.277,9

Sumber : Statistik Industri 1977 – 1992


9 – 114
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 115
Tabel 7. Harga Rata-Rata Belerang Prangko Pabrik, 1977 – 1989

Industri (Rp/ton) Amerika Kanada *)


Serikat
Tahun
F.O.B. F.O.B
Gula Kimia Pupuk Korek Api Ban Karet Tampa Vancouver
($AS) ($AS)
1977 106.151 26.797 2.221 130.650 154.597 366.730 68,50 70 – 85
1978 134.019 28.035 25.141 134.438 170.917 393.857 68,50 70 – 85
1979 121.741 78.303 61.543 182.400 128.930 105.571 95,50 120 – 125
1980 174.554 67.208 92.770 184.500 143.993 80.630 127,50 130 – 130
1981 192.912 78.558 102.583 206.031 167.659 210.353 127,50 120 – 125
1982 200.085 109.416 104.070 212.304 196.065 131.647 135,50 90 – 100
1983 203.782 10.156 106.725 233.226 206.176 178.506 132,20 120 – 120
1984 227.085 117.381 113.668 243.882 227.500 217.531 140,50 135 – 145
1985 260.830 187.003 151.291 297.827 338.857 292.219 157,50 140 – 150
1986 245.703 197.663 188.383 321.753 416.765 476.705 157,50 93 – 120
1987 279.682 215.288 213.288 364.930 879.533 407.192 128 – 135,50 93 – 120
1988 297.402 246.064 193.631 422.524 490.645 689.809 128,00 93 – 120
1989 329.093 317.988 206.197 471.775 573.303 842.693 134,20 100 – 105
1990 – – – – – – 125 – 130,00 125 – 130
Sumber : Statistik Industri, 1977 – 1989, Sensus Ekonomi 1986, Statistik Industri Besar & Sedang, BPS

*) Industrial Mineral, berbagai terbitan.

Tabel 8. Impor Asam Belerang dan Belerang dikembangkan mengingat endapannya :


Dioksida, 1985 –1989
– terjadi dan terdapat dari kegiatan gunung
Tahun Asam Belerang BelerangDioksida berapi yang masih aktif,
– jumlah cadangan sedikit,
Jumlah Nilai Jumlah Nilai
– keberadaan endapan belerang terpencil,
1985 60,91 129.530 8,46 14.195 tersebar jauh dari infrastruktur.
1986 103,12 845.641 2,77 12.524 – Kualitas endapan di bawah belerang impor.
1987 64,96 261.471 7,45 12.642 – Potensi belerang dari mineral-mineral sulfida
1988 22,16 41.927 49,96 61.695 belum ditemukan dalam jumlah besar.
1989 200,23 78.127 13,40 24.213 – Hasil sampingan dari pengolahan MIGAS tidak
1990 142,68 159.041 276,65 238.256 mengadung belerang berkadar tinggi.
1991 377,78 242.919 195,21 121.319
Teknologi

Sumber : Statistik Perdagangan Luar Negeri, Indonesia, Teknologi penambangan/eksplorasi masih


1977 –1989 BPS. terbatas pada endapan sublimasi di gunung api
dan endapan lumpur dalam danau kawah.
bangan yang berarti. Beberapa penyebab Sampai saat ini belum diperoleh informasi tentang
lemahnya perkembangan produksi belerang di produksi belerang hasil pengolahan mineral sulfida,
Indonesia, antara lain :
dan MIGAS di Indonesia. Belerang hasil sampingan
Potensi Belerang di Indonesia pengolahan minyak bumi asal Timur Tengah di kilang
minyak Cilacap dipakai sendiri untuk memproduksi
Potensi belerang Indonesia sangat sulit untuk minyak pelumas.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 116

Harga Belerang diperkirakan perkembangannya akan meningkat


secara perlahan. Ini terbukti dengan laju
Harga belerang Indonesia cenderung mengikuti perubahan yang rata-rata positif.
harga pasaran internasional, akibat dari
ketergantungan terhadap belerang impor. Pada Industri Gula
umumnya, belerang dipasaran internasional
merupakan produk sampingan dari : Dalam hal ini, perkembangan konsumsi belerang di
industri gula akan terus meningkat sejalan dengan
– Penyulingan minyak bumi dan gas alam yang bertambahnya jumlah penduduk, daya beli masya-
bersifat asam, rakat, kapasitas dan jumlah pabrik gula yang ada.

– Pengolahan mineral-mineral sulfida, seperti Penurunan jumlah impor gula yang cukup besar
pirit, kalkopirit (dari tambang tembaga), sejak 1984 membuktikan bahwa tambahan
galena (timah hitam), spalerit (seng), jumlah dan kapasitas pabrik gula yang telah
menstabilkan pemasokan dan permintaan pasar
– Tambang belerang berskala besar (tambang dalam negeri, juga tingkat ekspor.
terbuka atau tambang frasch).
Dari perhitungan ternyata bahwa konsumsi
Dari pernyataan di atas, pengusahaan belerang di belerang besar kaitannya dengan konsumsi gula
Indonesia cukup sulit diterapkan. Penanaman modal di sektor industri dan rumah tangga.
untuk usaha penambangan dan pengolahan belerang
tidak didukung oleh jumlah cadangan, kualitas yang Industri Pupuk
baik, dan harga yang sesuai, sehingga investasi
diperkirakan tidak ekonomis. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi
pupuk di dalam negeri, antara lain :
Cadangan yang ada saat ini hanya cocok dikem-
bangkan untuk skala kecil karena pengusahaan – Program intensifikasi dan ekstensifikasi sektor
belerang di Indonesia masih sedikit. pertanian tanaman pangan dan perkebunan,
termasuk perluasan lahannya.
b. Konsumsi Belerang
– Iklim (curah hujan).
Tingkat konsumsi belerang di Indonesia sangat
dipengaruhi oleh perkembangan industri hilirnya. – Perluasan kapasitas pabrik, dan lain-lain

Pada industri tersebut, belerang yang digunakan belum Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa
ada penggantinya, walaupun merupakan komponen konsumsi belerang di industri pupuk erat
minor atau bahan baku tambahan, belerang selalu ada. kaitannya dengan perkembangan produksi pupuk,
Jadi, belerang pun harga belerang tidak akan banyak yang erat kaitannya dengan perkembangan
berpengaruh terhadap ongkos produksi. Dengan sektor pertanian dan perkebunan.
demikian, setiap kenaikan jumlah produk industri hilir
akan diikuti oleh kenaikan tingkat konsumsi belerang. Adanya perluasan pabrik TSP dan Za, juga turut
Hasil analisis pun menunjukkan bahwa harga belerang meningkatkan konsumsi belerang di industri
hanya sedikit berpengaruh terhadap konsumsi. pupuk 12,6%. Ekspor pupuk pun cenderung
meningkat sejalan dengan adanya peningkatan
jumlah produksi pupuk.
Industri-industri yang diperkirakan mempunyai
prospek yang baik dalam mengkonsumsi Industri Kimia di Luar Pupuk
belerang adalah Industri gula, pupuk, dan kimia.
Untuk industri ini, hasil perhitungan memper-
Di industri ban, korek api, dan karet meskipun lihatkan bahwa konsumsi belerang dipengaruhi
konsumsi belerang masih di bawah ratusan ton, oleh jumlah produknya.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 117

Industri Lainnya – Perlu penelitian cara menangkap uap belerang


sublimasi semaksimal mungkin. Selama ini,
Prospek konsumsi belerang di industri lainnya (industri penambangan belerang dilakukan secara
ban, korek api, dan karet) perkembangannya akan tambang terbuka yang sederhana, yaitu
meningkat secara perlahan. Ini terbukti dengan laju dengan membuat dapur (pawon) pada setiap
perubahan yang rata-rata positif. lubang solfatara. Informasi menunjukkan
bahwa dari 100% uap belerang yang keluar,
Industri lain yang berpotensi menggunakan hanya 20% yang tertangkap, dan selebihnya
belerang dalam jumlah besar adalah : menguap di udara.

– Komposisi belerang aspal untuk aplikasi Sementara itu, kemungkinan habisnya cadangan
pembuatan jalan aspal dengan tujuan untuk belerang di Indonesia akan lama karena
menambah ketahanan dan kekuatan jalan. tergantung dari aktivitas gunung berapi.

– Material enginering dalam rangka menambah Perkiraan Impor


kekuatan dan ketahanan material-material baru.
Belerang impor merupakan pemasok utama
– Pengolahan air limbah. belerang Indonesia dengan perkembangan dalam
satu dasa warsa terakhir mengalami peningkatan
– Industri sulfur elektroda dalam baterai alkali-metal. dengan laju pertumbuhan tahunan sebesar 17%.

– Pengolahan tanah (soil treatment). Impor belerang masih akan terus berlanjut
sejalan dengan meningkatnya kebutuhan
Perkiraan Permintaan Belerang Indone-sia, belerang pada industri hilir. Perkembangan
sampai Tahun 2000 jumlah dan kapasitas pabrik industri hilir pemakai
belerang menyebabkan tingkat produksi dalam
Untuk memprakirakan perkembangan kebutuhan negeri sulit untuk dikembangkan.
belerang lima tahun mendatang di Indonesia
kebutuhan akan dihitung berdasarkan laju
pertumbuhan GNP (Gross National Product ) 6. PENUTUP
sebesar 5% dengan asumsi keadaan ekonomi
dan politik sesuai dengan tahun-tahun Ada beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya
sebelumnya. Hasil perhitungan memperlihat-kan tingkat produksi di Indonesia sehingga tidak banyak
bahwa proyeksi konsumsi belerang pada tahun berpengaruh terhadap perkembangan penyediaan
2000 akan berkisar antara 402.500 – 706.900 ton. belerang di dalam negeri, antara lain :

Sementara itu, dari uraian terdahulu telah dikemukakan – Cadangan belerang Indonesia ditemukan dalam
jumlah belerang impor saat ini lebih besar jumlah yang sedikit.
dibandingkan dengan stok dan produksi tambang.
Perbandingan tersebut adalah 81 : 1. Beberapa faktor – Endapan belerang Indonesia umumnya
yang dapat mendorong meningkatnya produksi tersebar pada daerah terpencil jauh dari
belerang di Indonesia untuk dapat berperan dalam kegiatan pabrik (infrastruktur).
pemasokan, antara lain :
– Kalah bersaing dengan belerang impor baik dari
– Menguatnya nilai mata uang asing terhadap segi harga maupun mutu.
rupiah akan menyebabkan harga belerang.
akan terus bersaing dengan belerang impor. – Perkembangan jumlah dan kapasitas pabrik
industri hilir pemakai belerang di dalam negeri.
– Kebutuhan belerang dalam negeri yang
diperkirakan akan terus meningkat dengan Sementara itu, kebutuhan belerang Indonesia dalam
makin berorientasi swasembada dan ekspor kurun waktu pengamatan terus meningkat, dengan laju
produknya. perubahan tahunan sebesar 8% dan akan terus
BAHAN GALIAN INDUSTRI 9 – 118

berlanjut sesuai dengan perkembangan industri Anonim, Statistik Industri Bag. II, Biro Pusat
hilirnya, terutama pada industri pupuk, kimia, dan Statistik, 1977 – 1992.
gula. Karena produksi belerang dalam negeri
relatif kecil, perkembangan impor belerang di Anonim, Statistik Perdagangan Luar Negeri, Biro
masa mendatang cenderung terus meningkat Pusat Statistik, 1977 – 1992.
sesuai dengan meningkatnya kebutuhan belerang
dalam negeri. Anonim, Rencana Pembangunan Lima Tahun
kelima (1989/90 – 1993/94), Departemen
Mengingat usaha penambangan belerang Indone- Perindustrian.
sia yang selama ini masih sangat terbatas
dengan tingkat produksi yang masih rendah, Anonim, Bahan Galian Industri, Buku Pedoman
maka diperlukan usaha-usaha yang dapat Bahan Galian Industri, 1950 – 1965,
mendorong usaha penambangan belerang di Direktorat Pertambangan, 1967.
Indonesia, diantaranya adalah :
Muchtar Aziz, Pengolahan Belerang dengan Teknik
– Perubahan teknologi penambangan belerang tipe Autoclaving serta Hasil Pene-rapannya dalam
sublimasi yang selama ini dilakukan secara Pabrik skala Kecil, Brosur No. 23.93, Pusat
sederhana, yaitu dengan cara membuat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral,
dapur (pawon) pada lubang-lubang solfatara. Bandung, 1993.
Untuk itu perlu usaha/penelitian yang dapat
mengurangi uap belerang yang lolos sebagai Supriatna Suhala, Adjat Sudradjat Dan Harsodo,
akibat proses sublimasi tersebut. Analisis Kuantitatif Struktur Ekonomi
Belerang Indonesia dalam Kaitannya dengan
Aktivitas Industri Hilirnya, PPTM, Bandung,
DAFTAR PUSTAKA 1986.

Anonim, Sulphur, Mineral Fact and Problem 1985, Tushadi Madiadipoera, dkk., Bahan Galian
Edition, Bureau of Mines Preprint from Industri di Indonesia, Direktorat Sumberdaya
Bulletin, US Department of the Interior. Mineral, Direktorat Jenderal Geologi dan
Sumberdaya Mineral, DPE, Bandung, 1990.
Anonim, Komoditi Belerang dalam Kurun 1979
– 1983 dan Kemungkinan pengembangan
usaha Pertambangan di Indonesia, Tim
Pengkajian Komoditi Mineral, PPTM, DJPU,
1985. *****
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 1

10 BENTONIT
Oleh : M. Arifn
Adjat Sudrajat
1. PENDAHULUAN Tipe bentonit dibagi menjadi dua, yaitu :

Natrium bentonit (Na-bentonit) dan kalsium bentonit (Ca- a. Tipe wyoming (Na-bentonit)
bentonit) adalah bahan galian yang cukup banyak
dibutuhkan oleh sektor industri, antara lain sebagai Jenis bentonit tipe wyoming (wyoming bentinote)
bahan pemucat, bahan penolong, bahan pengisi, mempunyai kemampuan mengembang hingga
ataupun sebagai lumpur pemboran. Cadangan bentonit delapan kali hingga dicelupakan ke dalam air dan
yang sudah diselidiki di Indonesia cukup besar, namun tetap terdidpersi beberapa waktu didalam air.
pengusahaan atau pemamfaatannya penggunaan yang pertama adalah sebagai lumpur
masih belum optimal. di samping itu, Indonesia pembilas pada kegiatan pemboran, pembuatan
sebagai salah satu rodusen minyak sawit dunia pelet biji besi, penyumbat kebocoran bendungan
memerlukan bentonit untuk mendapatkan produk dan kolam.
minyak goreng berkualitas. untuk ekspor bahan
baku masih terdapat kendala terutama kualitas Na-bentonit dalam keadaan kering berwarna putih
produk bentonit yang rendah. atau cream, sebaliknya dalam keadaan basah dan
terkena sinar matahari akan berwarna mengkilap.
2. GEOLOGI perbandingan soda dan kapur tinggi, suspensi
koloidal bentonit wyoming mempunyai pH :8,5-9,8
2.1. Mula Jadi tidak dapat diaktivasi, posisi pertukaran ion sama-
Secara umum, mula jadi endapan bentonit ada sama diduduki oleh ion Na+.
empat macam, yaitu hasil pelapukan, hidrotermal,
akibat transpormasi, dan sedimentasi. Mg, Ca-bentonit (Sub-bentonit = Meta
bentonit)
a. Endapan Hasil Pelapukan
Tipe bentonit ini kurang mengembang apabila dicelupkan
Faktor utama dalam pembentukan endapan kedalam air, akan tetapi secara alamiah ataupun setelah
bentonit hasil pelapukan adalah kondisi komposisi diaktipkan dengan asam, mempunyai sifat menghisap
mineral batuan, komposisi kimia, dan daya laut air yang baik, tetap terdispersi di dalam air, perbandingan
pada batuan asalnya. yang terakhir ini dapat kandungan Na dan Ca rendah, suspensinya mempunyai
dikemukakan sebagai : iklim, macam relief, dan pH :4 -7. Posisi pertukaran ion lebih banyak diduduki oleh
tumbuh-tumbuhan yang berada diatas batuan. ion-ion kalsium dan magnsium. warna abu-
abu,biru,kuning,merah dan coklat. Penggunaan jenis
Mineral penting dalam pembentukan lempung Dalam bentonit ini dalam proses pemurnian minyak goreng perlu
keadaan awal, bentonit mempunyai kemampuan yang di aktivasi terlebih dahulu dengan menggunakan asam-
tinggi untuk menjernihkan warna, seperti pada asam mineral.
pengolahan minyak yang berasal dari binatang atau
tumbuh-tumbuhan. kemampuan penyerapan warna Sebagian besar endapan bentonit di Indonesia
dapat ditingkatkan melalui proses pengolahan dan digolongkan kedalam jenis Ca -bentonit yang tidak
pemanasan.Bentonit berdasarkan kandungan mengembang (nonswelling bentonit).
alumunium silikat hydrous dapat dibagi menjadi dua
golongan yaitu activated clay dan fullers earth. acti-vated 2.3. Potensi dan Cadangan
alay adalah lempung yang kurang memiliki daya
pemucat, tetapi daya pemucatnya dapat ditingkatkan Deposit bentonit Indonesia tersebar di P. Jawa, P.
melalui pengolahan tertentu sebelum lempung itu Sumatera, sebagian P. Kalimantan, dan P. Sulawesi.
dipergunakan didalam proses pemucatan warna.fullers Cadangannya diperkirakan sekitar 380 juta ton, dan pada
earth dipergunakan didalam fulling atau pembersih umumnya terdiri dari jenis kalsium.
bahan wool dari lemak.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 2

Beberapa lokasi yang sudah dan sedang dieksploitasi,


yaitu di Karangnunggal, Tasik malaya, Leuwiliang, Bogor, 3.2 Penambangan
Jawa Barat, Nanggulang (Di Yogyakarta), dan beberapa
tempat di Jawa timur. Sedangkan endapan bentonit jenis Oleh karena itu kebanyakan endapan bentonit
natrium terdapat di pangkalan Brandan, Sumut, terdapat dekat dengan permukaan tanah, bahkan
Sorolangun Bangko (Jambi); Boyolali (Jawa tengah). ada yang sudah tersingkap dipermukaan akibat
Lokasi bentonit lainnya dapat dilihat pada gambar 1. proses pelapukan, maka sistem penambangannya
dilakukan dengan metode penembangan terbuka
PERTAMBANGAN dan sistem jenjang. (gambar 2)
Lapisan tanah akan dikupas terlebih dahulu dan
1 Eksplorasi dipindahkan kesuatu tempat penimbunan, yang
akan digunakan untuk menimbun daerah endapan
Pekerjaan yang lakukan dalam eksplorasi yang sudah selesai ditambang dikemudian hari,
pendahuluan atau detail adalah antara lain : sehingga bekas penambangan dapat dimanfaatkan
pemetaan dan pembuatan sumur uji atau kembali untuk lahan pertranian atau perhubungan.
pemboran. Pada eksplorasi detail pemuatan peta peralatan yang digunakan dalam proses penggalian
dilakukan dalam skala lebih kecil (1 : 1.000), dan dan pengupasan tanah penutup, antara lain : wheel
jarak titik sumur uji atau pengeboran lebih dekat. scraper, dragline scraper, dragline excavator, dan
power shovel.
a. Pemetaan
3.3 Pengolahan
Pemetaan dilakukan untuk membuat peta topografi
dan situasi daerah untuk mementukan langkah- Hasil penggalian endapan bentonit dari tambang berupa
langkah dalam menunjang kegiatan eksplorasi, bongkah-bongkah (raw material) diangkut dengan truk ke
evaluasi endapan dan perencanaan pabrik untuk diolah melalui beberapa tahapan proses,
penambangan.Peengukuran dilakukan dengan yaitu :penghancuran, pemanasan, penggilingan, dan
menggunakan alat ukur theodolit pada areal yang pengayakan (gambar 3)
diinginkan dengan titik ikat pengukurannya adalah
titik triangulasi. selain itu, juga dilakukan penentuan a. Pengembangan Bentonit
dan pengukuran lokaso titik bor atau sumur uji
dengan interval 25-100 m. dari hasil pengukuran Bentonit mempunyai sipat mengadsorpsi karena
kemudian dibuat peta topografi dan situasi dengan ukuran vartikel koloidnya sangat kecil dan memiliki
skala yang diinginkan untuk menggambarkan letak kapasitas permukaan ion yang tinggi.
titik sumur uji atau titik bor, tempat-tempat pengembangan bentonit disebabkan oleh adanya
penggalian eendapan, penyebaran endapan, jalan penggantian isimorphous pada lapisan oktohedral
desa, dan jalan setapak, dan lain-lain. (Mg oleh AI) dalam menghadapi kelebihan muatan
di ujung kisi-kisinya.
b. Pembuatan Sumur Uji atau Pengeboran.
Adanya gaya elektrostatis yang mengikat kristal
Pembuatan sumur uji atau pengeboran (dengan bor pada jarak 4,5 A dari permukaan cukup kuat untuk
tangan ataupun bor mesin) dimaksudkan untuk mempertahankan ion dipermukaan unit-unitnya,
mengetahui penyebaran endapan secara lateral dan dan akan tetap menjaga unit itu untuk tidak saling
vertikal, dtruktur bantuan, dan data lainnya, melalui merapat, pada pencampuran pada air, adanya
pengambilan contoh, pengukuran stratigrafi endapan, pengembangan membuat jarak antara setiap unit
serta analisis contoh tersebut di laboratorium. makin melebar dan lapisannya menjadi bentuk
serpihan, serta mempunyai permukaan luas jika
Berdasarkan pemeriksaan contoh di laboratorium, dalam zat pengsuspensi.
maka akan dapat diketahui kualitas dan kuantitas
endapan bentonit, penyebaran serta ketebalan b. Aktivasi Bentonit
penutupnya, yang selanjutnya data tersebut akan
dievaluasi, sehingga dapat ditentukan nilai Aktivasi bentonit dilakukan untuk menaikan kapasitas
keekonomiannya. adsorpsi dan mendapatkan sifat bentonit yang di
inginkan. dalam keadaan awal, bentonit mempunyai
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 3

Lokasi Endapan Bentonit


1. Belakaring 10. Bojongmanik, Cilayang, 17. Patuk, Sepat, dan Gembyong, 23. Kasasi, Sajung, Ngarayam
2. Pangkalan Brandan dan Leuwidamar, Lebak Gunungkidul; dan Baos Lor, dan
3. Longgam, Kampar 11. Jasinga dan Nanggung, Gayamharyo, Sleman Kasri, Ponorogo
4. Lipatkain, Singingi Bogor 18. Wonosegoro, Simo, Klari 24. Jajai dan Gunung Ujong
5. Kuatan Hulu, Rengat, 12. Lengong dan Jampang Jambe, dan Kendel, Trenggalek
Siberida, dan Kuatan Tengah, Sukabumi Boyolali 25. Bantur dan Sumbermanjing,
Mudik, Indragiri Hulu 13. Sukanagara dan Warung 19. Jatingaleh, Semarang Malang
6. Tabah Penanjung, Bitung, Cianjur 20. Sumberlawang, Sangiran 26. Mulia dan Quelicai
Bengkulu Utara 14. Tomo, Situraja, dan dan Tangken, Sragen Bobonaro
7. Merapai, Lahat Tj. Kerta, Sumedang 21. Gundih, Grobogan 27. Venilale, Baukau
8. Belimbing, Prabumulih 15. Manonjaya dan Karangnunggal, 22. Donorejo, Saren, dan 28. Selaputi, Sangala, dan
9. Kb. Agung dan Banko Tasikmalaya Bandar, Pacitan Sesean, Tanah Toraja
Tj. Enim; dan Tebing 16. Mrenden, Banjarnegara 29. Mondayan, Bolangmo
Tahisapi, Muara Enim ngandow

Sumber : Direktorat Sumberdaya Mineral 1990

Gambar 1. Daerah Prospek Endapan Bentonit di Indonesia

kemampuan adsorpsi yang rendah tetapi melalui Aktivasi dengan Pemanasan


aktivasi (penambahan asam dan pemanasan), daya
adsorpasinya akan meningkat. Pada proses pemucatan minyak kelapa sawit dengan
bentonit sebagai adsorbennya memperlihatkan bahwa
Dalam hal ini, montmorillonit mempunyai struktur bentonit mulai aktif menyerap warna pada temperatur 80
bertingkat dan kapasitas pertukaran ion yang aktif - 130 C. Kenaikkan tingkat kejernihan tidak seberapa
di bagian dasar. oleh karena itu strukturnya dapat besar setelah temperatur 140 - 150 C, bahkan
diganti seperti struktur bagian dasar dengan cara cenderung menurun,. Pada proses pemucatan minyak
penambahan asam . Asam tersebut akan kedele penghilangan warna minimun pada temperatur
menyebabkan penggantian akan menyebabkan sekitar 100 C.
penggantian ion-ion K+,Na+ dan Ca+2 dengan H+
dalam ruang interlamelar, serta akan melepaskan Pengaruh Waktu
ion-ion AI+3, Fe+3, dan Mg+3 dari kisi strukturnya
sehingga menjadikan lempung lebih aktif. Pengontrolan minyak dengan tanah pemucat
sangat dipengaruhi oleh waktu. pada kondisi
Aktivasi bentonit dipengaruhi oleh konsentrasi temperatur, tekanan, dan jumlah tanah pemucat
asam, biasanya dipakai asam sulfat, selain itu, yang sama memperlihatkan bahwa hasil
perlu diperhatikan sifat dasar, distribusi ukuran pori, penghilangan warna maksimum pada temperatur
keasaman, dan nilai SiO2 atau AI2O3 dalam tertentu, dan kemudian cenderung menurun bila
bentonit. Faktor-faktor tersebut bergantung juga kontak diperpanjang. penurunan pemucat
kepada komposisi mineral lempung bleaching earth dikarenakan akan habisnya daya serap lempung.
serta metode aktivasinya (Gambar 4).
Beberapa hasil aktivasi dapat diterangkan di bawah ini. Pengaruh Tekanan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 4

Penimbunan Penggalian
tanah penutup tanah penutup
Pemasaran dalam
Penggalian bentuk raw material
endapan bentonit

Pengangkutan Lokasi pabrik


pengolahan

Lahan bekas
tambang Pengeringan

Penimbunan kembali Proses


dengan tanah penutup pengolahan/aktivasi

Reklamasi Pemasaran

Gambar 2. Bagan Alir PenambanganEndapan Bentonit

Bentonit dari Preparasi/reduksi


tambang ukuran

Pengayakan
(10 mm)

Pengeringan dengan Pengayakan


burner (1-5 jam) (5 mm)

+ 5 mm - 5 mm

Pengeringan dengan Pengeringan dengan


Penggilingan
burner ( 1jam) burner (1 Jam)

Pengayakan dengan
# 200 mesh

Penggilingan + 200 mesh - 200 mesh


Produksi

+ 200 mesh - 200 mesh


Classifying

Gambar Bagan Alir Proses Pengolahan Bentonit


BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 5

Agar reaksi lebih sempurna, perlu diperhatikan


berbagai aspek seperti waktu kontak, penekanan,
dan aspek lainnya.

KEGUNAAN DAN SPESIFIKASI

1 Kegunaan

Dipasaran, Na bentonit alam dikenal sebagai bentonit


Wyoming dan bentonit sintetis disebut brekbond 2
(inggris) dan bentonit (Italia). sedangkan Ca bentonit juga
dikenal denga produk, seperti NKH, Tonsil, Gal-leon, dan
lain-lain Na bentonit dipakai untuk bahan perekat, pengisi
(filler), dan lumpur bor. penggunaan Na bentonit untuk
pengeboran sebenarnya bersaing dengan jenis lempung
lain yang telah diaktivasi. misalnya pada pengeboran
didaerah bergaram dan geothermal, pemakaian Na
bentonit tidak memperoleh hasil baik, karena dapat terjadi
pengendapan dan kerak-kerak akibat pengaruh cairan
elektrolit. pemakaian yang lain adalah untuk pengecoran
logam, pembuatan pelet konsenstrat besi dan logam lain,
teknik sipil, sebagai bahan pemucat, katalis, dan lain-lain.

Penggunaan utama Ca bentonit adalah untuk


pembuatan Na bentonit sintetis dan lempung aktif.
selain itu, juga digunakan untuk pembersih minyak
bakar, pelumas, minyak goreng, farmasi,
kimia,kertras, keramik, dan lainnya. Ca-bentonit
untuk pembuatan Na-bentonit sintetis mempunyai
banyak keuntungan daripada lempung lain, kecuali
Gambar 4. Proses Aktivitas Bentonit lempung lain, lempung asam, misalnya saat
penggerusan, penyaringan, dan pengeringan .
selain itu, menghasilkan produk sampingan yaitu,
Proses penghilangan warna dari bahan pemucat precipitated calcium carbonate.
dipengaruhi juga oleh luas permukaan tanah
pemucat yang dikontakan dengan minyak . dengan Selain Na-bentonit dan Ca-bentonit terdapat
menurunkan tekanan pori dalam tanah pemucat lempung sejenis yang penggunaanya hampir sama
pada tekanan atmosfir, bentonit, akan terdeareasi, yaitu, : atapulgit, sepiolit, dan lempung asam.
sehingga luas permukaannya akan lebih besar.
tekanan yang umum dipakai di industri-industri
Atapulgit mempunyai sifat mengembang yang baik,
adalah 5.077 mm Hg.
sehingga mudah membentuk spesifikasi yang di
inginkan konsumen. aktivasi dilakukan sama
c. Aktivasi Bentonit untuk Lumpur Bor seperti terhadap Ca-bentonit atau lempung asam.

Aktivasi Bentonit untuk lumpur bor adalah proses Lapangan penggunaanya adalah sebagai bahan
aktivasi untuk merubah Ca-bentonit menjadi Na penyerap dan penjernih di industri minyak goreng
bentonit dengan cara penambahan senyawa alkali, dan penyulingan minyak bumi, bahan pembuatan
yaitu sodium karbonat (NaCo3) dan sodium wol mineral, pembersih lemak, bahan obat-obatan,
hidroksida (NaOH). Dengan aktivasi ini diharapkan cat, keramik, campuran semen, bahan pengisi di
terjadi perubahan sifat hidrasi, dispersi, reologi, industri kertas, dan bahan lumpur bor.
swell-ing, dan sifat lainnya dari bentonit, sehingga
dapat digunakan untuk lumpur bor.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 6

Atapulgit digunakan sebagai lumpur bor apabila Tabel 1. Spesifikasi Kimia Bentonit di Industri
pengeboran dilakukan didaerah bergaram (garam, Minyak Sawit dan Mesin
natrium, jodium, atau bromium) dan geothermal.
Unsur Industri Minyak Indutsri Mesin
Sepiolit dalam dunia perdagangan disebut juga full-ers Nabati
earth (Amerika) atau meerschaum (Jerman). Sifat SiO2 37,88 - 64,43% 54,50 - 68,10%
lempung ini tidak terpengaruh oleh elektrolit yang
terdapat dalam cairan, sehingga sepiolit banyak Al2O3 13,24 - 19,68% 4,60 - 18,83%
digunakan sebagai lumpur pengeboran didaerah geo- Fe2O3 3,23 - 7,03% 1,09 - 3,20%
thermal dan didaerah bergaram. penggunaan sepiolit TiO2 0,07 - 0,70% –
sebagai lumpur pengeboran didaerah geothermal dapat CaO 2,14 - 15,40% 0,40 - 2,24%
menghemat biaya sebesar 5-10% dibandingkan dengan MgO 1,68 - 2,21% 2,64 - 5,40%
lempung lain, dan didaerah garam dapat menghemat K2O 0,48 - 1,58% 0,02 - 0,61%
biaya sampai 15-25%. Na2O3 0,12 - 0,53% 0,04 - 1,81%
H2O – 4,99 - 8,00%
Penggunaan sepiolit lainnya adalah di industri L.O.I 12,46 - 21,76% 12,46 - 21,76%
keramik sebagai bahan campuran lempung agar pH – 3,20
dapat menghasilkan sifat plastis yang di inginkan; Blea.Power 25,38 - 38,11% –
bahan perekat dalam pembuatan bata tahan api
Sumber : Survey PPTM, 1993
(refratori) dan sejenisnya; bahan penyerap di
industri minyak bumi dan minyak goreng, bahan Tabel 2. Spesifikasi Bentonit di Industri
wol min-eral, sebagai katalis di bidang pertanian
dan perternakan.
SPESIFIKASI FISIKA
Lempung asam disini hanyalah untuk Bentuk Warna Serbuk halus
membedakan dengan bentonit atau fullers earth Warna putih kekuning – kuningan,
yang sudah kehilangan sifat khasnya, dan derajat tidak berbau
keasaman tinggi (pH rendah). sifat lempung asam Kadar air Maks. 15%
yang sangat menonjol ialah daya serap Kadar abu min. 75%
(hygroscopic) dan peluntur (decolouring) lampung
asam sama sekal;i tidak memiliki sifat
mengembang sehingga lapangan penggunaanya
jauh berbeda dengan bentonit dan fullers earth. SPESIFIKASI KIMIA
pH : 9 – 10,5
Lempung asam banyak dipakai di industri minyak Kekuatan
bumi dan minyak goreng setelah diaktivasi. aktivasi
tidak memerlukan banyak biaya tetapi sifat yang
diharapkan dapat terpenuhi, dan digunakan Sumber : PT Martina Berto dan PT Unilever Indonesia
dengan hasil yang memuaskan. dari proses
aktivasi lempung asam akan didapatkan hasil Berdasarkan hasil pengumpulan data tentang spesifikasi
sampingan yang dipakai di industri kimia dan obat- bentonit yang di konsumsi oleh industri hilir didalam
obatan , yaitu : aluminium sulfat, gipsum, garam negeri tidak diperoleh data yang engkap, dan pada
timbal, aluminium silikat, dan silika. umumnya perusahaan yang disurvei hanya memberikan
unsur spesifikasi yang paling utama.
4.2 Spesifikasi di Industri
Spesifikasi bentonit di industri sabun (PT Agrocorb
Di Indonesia, sebagian besar penggunaan Ca-bentonit Indonesia) adalah :
adalah di Industri penjernihan minyak kelapa dan sawit. Fuller’s earth
untuk dapat memperoleh minyak sawit bermutu tinggi di Kandungan air : max 1%
perlukan Ca-bentonit dengan persyaratan tertentu, Ukuran butir (lolos saringan - 325 mesh) : min 90%
terutama bleaching power. penggunaan di industri Spesifikasi bentonit di industri barang-barang dari
lainnya, juga memerlukan persyaratan yang sesuai semen (PT Wijaya Karya) adalah sebagai berikut :
dengan kebutuhan. – Dalam bentuk serbuk berukuran 200-300 mesh;
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 7

– Zn murni : 98-99% tidak menentu. walaupun terdapat produsen


– Kandungan pb : maks 1% tambang, tetapi jumlah produksinya tidak diketahui
secara pasti. produsen tambang Na-bentonit
Spesifikasi di Industri kimia (obat-obatan) adalah : adalah PT Indoben Wijaya Mineral yang juga
sebagai produsen Ca-bentonit, dan PT Sud chemic.
– Mikrobial Limit :Tidal mengandung eschericia coli,
– pH : 9,5-10,5 Sebaliknya, pengusahaan dan produksi Ca-bentonit
– L.O.I : 5,0-8,0% berat berkembang pesat dan sementara ini sebagian besar
– Gel Formation : 2% dalam 24 jam terdapat di P. Jawa. pada tahun 1994, produkdinya
– swelling power : 2 gr dalam larutan air adalah 144.379 ton meningkat hampir empat kali dari
100ml; 24 mil dalam 2 jam produksi tahun 1992 (43.617 ton). jumlah tersebut
– Ukuran butir : -200 mesh berasal dari lima perusahaan yang melaporkan
kegiatannya yaitu, :PT Hasta Nusantara Agung, PT
Indobent Wijaya Mineral,PT Jati Mineral,KUD Teluk

Tabel 3. Perkembangan Bentonit Indonesia

Pemasokan Permintaan
Tahun Produksi Impor Konsumsi Ekspor
ton ton 000.$AS ton 000 Rp ton 000.$AS
1982 7.597 30.679 4.225,3 3.471 791.819 6.909 1.271,2
1983 10.006 24.185 3.405,1 5.572 1.361.790 9.928 1.674,2
1984 12.505 24.542 3.731,9 8.155 2.169.421 5.184 829,5
1985 11.768 28.189 4.030,7 7.417 2.632.217 3.009 494,1
1986 14.755 23.005 4.123,2 8.800 3.424.397 4.206 643,8
1987 16.594 2.517 1.091,2 9.228 3.558.541 5.832 913,7
1988 20.263 13.532 3.090,4 11.678 3.646.758 5.544 888,8
1989 28.800 8.407 2.584,2 13.512 3.813.837 10.048 1.053,0
1990 33.068 30.462 5.503,7 34.535 10.045.758 7.700 913,8
1991 40.673 10.416 2.188,8 41.717 16.831.255 14.435 1.627,3
1992 43.612 9.951 2.494,6 45.759 21.214.751 22.136 1.904,4
1993 102.943 14.409 2.756,7 43.182 16.708.515 7.996 1.421,2
1994 144.379 15.395 2.880,2 tt tt 7.004 1,138,1

Sumber : Direktorat Produsen BGI, 1992


Data dan Informasi Pertambangan di indonesia, 1995.
Buletin Statistik Komoditi M ineral 1996
Statistik Perdagangan Luarnegeri, Indonesia,
Ekspor - Impor 1982 - 1994, BPS

PERKEMBANGAN DAN PROSPEK BENTONIT


INDONESIA

5.1 Perkembangan

Produksi Na-bentonit Indonesia pada dasarnya


berasalal dari usaha penambangan tidak komersial
dan baru memenuhi sebagian kecil kebutuhan di
dalam negri, yang kontinuitasnya juga dapat dikatakan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 8
Tabel 4. Konsumsi Ca – Bentonit di Indonesia Berdarkan Asal Bahan

Asal Bahan
Tahun Impor Domestik Total
ton 000 Rp. ton 000 Rp. ton 000 Rp.
1982 2.369 563.014 1.102 228.805 3.417 791.819
1983 3.111 741.624 2.461 619.505 5.572 1.361.790
1984 4.286 1.024.852 3.869 1.144.569 8.155 2.169.421
1985 1.675 839.245 5.742 1.792.972 7.417 2.632.217
1986 1.165 539.959 7.634 2.884.438 8.800 3.424.397
1987 3.147 1.258.800 6.081 2.297.651 9.228 3.558.451
1988 611 176.236 11.067 3.470.522 11.678 3.646.758
1989 865 192.277 12.647 3.621.560 13.512 3.813.837
1990 897,5 327.800 33.537,5 9.717.958 34.535 10.045.758
1991 941,0 477.803 40.776 16.353.452 41.717 16.831.255
1992 1240,5 653.039 44.518,5 20.561.722 45.759 21.214.751
1993 802,0 402.450 42.380 16.306.165 43.182 16.708.515

Sumber : Satistik Industri Bagian II, 1982 – 1993 Tabel 5. Konsumsi Na - Bentonit*)
1982 – 1991
Uang Sakti, dan UD Morgan City.
Kedalaman
Dalam kurun 1982-1993, komsumsi Ca-bentonit In-
donesia juga meningkat pesat, terutama di Industri Tahun Konsumsi Jumlah
minyak goreng, kimia dasar, dan barang galian Lubang
buku logam. Tahun 1993, ketiganya mengkonsumsi (ton) (ton) Bor (mt)
sekitar 90,4% dari total konsumsi (43.182 ton). 1982 30.207 238 503.458
sisanya dikonsumsi oleh Industri pengecoran,
sabun, kosmetika, dan mesin jahit. laju 1983 32.867 265 547.786
pertumbuhan tahunan konsumsi di Industri-industri 1984 24.785 214 413.092
tersebut adalah 32,7%. di samping itu, makin 1985 25.835 220 430.593
banyak pemakaian bahan baku yang berasal dari
dalam negri (Tabel 3 dan 4). 1986 18.157 147 302.620
1987 11.217 93 186.959
Walaupun priduksi Na-bentonit sudah ada tetapi dalam 1988 16.430 135 273.835
penggunaannya diperkirakan masih terdapat kendala,
terutama swelling index yang masih kurang, dan apabila
1989 15.115 117 251.918
dipakai untuk pengeboran diperlukan jumlah yang lebih 1990 16.555 123 275.918
besar daripada Na-bentonit impor. Data Na-bentonit 1991 16.212 130 270.204
diperoleh berdasarkan kegiatan pengeboran eksplorasi
minyak bumi dan geother-mal yang mengkonsumsi Na- Keterangan : *) Perkiraan berdasarkan pengeboran
bentonit paling banyak. Asumsi yang dipakai adalah minyak bumi dan geothermal
bahwa setiap meter kedalaman pengeboran berdiameter
6-8 inci memerlukan Na-bentonit 60kg, dengan hasil jumlah produksi minyak, tahun-tahun sebelumnya. baru
perhitungan seperti tercantum pada (tabel 5). tahun 1988, kegiatan pengembangan eksplorasi
Perkembangan konsumsi Na-bentonit tahun 1984-1987 terutama pada pengeboran geothermal dimulai kembali
menurun karena adanya kuota OPEC terhadap
dan pemakaian Na-bentonit meningkat kembali.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 9

Tabel 6. Harga Rata-Rata Ca - Bentonit di Beberapa Provisi (Rp/Kg)

Harga di Propinsi
Tahun Jakarta Jawa Barat Jateng dan Jawa Timur Luar Jawa Rata-rata
DI Yogyakarta
1985 240 200 233 191 419 256
1986 240 202 260 191 436 266
1987 276 203 228 192 419 264
1988 236 202 228 203 423 258
1989 236 214 231 203 388 255
1990 237 217 232 207 414 261
1991 238 222 232 209 420 264
1992 238 226 240 212 425 268

Sumber : Survei PPTM

tinggi yang disebabkan adanya biaya tambahan


Adanya ekspor bentonit diperkirakan berasal dari transportasi, karena produsen bentonit umunya
jenis kalsium, sedangkan jenis natrium sampai berada di pulau Jawa (tabel 6)
tahun 1991 nihil. perkembangan tahun 1991-1994
menurun, dengan tahun 1994 ekspor ditujukan ke Harga bentonit domestik ini masih lebih rendah
negara Singpura (58,0%) dan Thailan (38,2%). daripada harga bentonit impor. Adanya industri
minyak goreng yang menggunakan bentonit impot
Impor bentonit diperkirakan sebagian besar berupa dengan alasan kemampuan bleaching yang tinggi
Na-bentonit untuk kegiatan eksplorasi minyak bumi (> 65%). tetapi jumlahnya tidak banyak. Survei
dan gas, Impor bentonit ini berasal dari Jepang, PPTM, 1992, memperlihatkan bahwa bleaching
Cina, Amerika Serikat, Singapura, India, Australia, power bentonit Indonesia di industri tersebut sekitar
Inggris, belanda, Prancis, dan Jerman. 30% (Tabel 1).

Perkembangan harga bentonit di dalam negri tahun 5.2 Prospek


1985-1992 tidak banyak mengalami perubahan
berarti, walaupun harga bentonit di luar Jawa lebih Hasil perhitungan antara variabel pemasukan dan
pemakaian dan pendekatan suatu model memberi
Tabel 7. Perkembangan Produksi Minyak gambaran bahwa :
Sawit Dunia
– Produksi bentonit Ca-bentonit dipengaruhi secara
nyata oleh konsumsinya, terutama konsumsi di
Tahun Indonesia Malaysia Nigeria Lainnya industri minyak goreng atau jum lah produksi
1980 691 2.576 433 849 minyak goreng dan mening katnya produk
domestik bruto (PDB).
1985 1.210 4.133 307 1.182
– Ekspor bentonit sangat dipengaruhi oleh besar
1990 2.413 6.902 580 1.858 nya produksi dan konsumsi bentonit di dalam
1991 2.665 6.139 605 2.006 negeri.
1995 4.731 7.596 780 2.256
2000 7.465 8.751 1.016 2.730 Dari pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa
industri pertambangan bentonit di Indonesia
2005 9.891 9.901 1.297 3.154
berhubungan erat dengan turun naiknya industri
2010 12.293 11.052 1.623 3.603 minyak goreng di dalam negeri, dan peningkatan
PDB.
Sumber : Ditjen Perkebunan, 1994
a. Peluang Pengusahaan Bentonit dan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 10

Proyeksinya Di Indonesia, konsumsi bentonit untuk keperluan ini


Indonesia dan Malaysia termasuk negara produsen tahun 1993 mencapai 20.498 ton, sedangkan Ma-laysia
utama minyak sawit di dunia. Tahun 1995, mencapai 199.000 ton. Dengan demikian, prospek
produksinya mencapai sebesar 4,73 juta ton dan konsumsi bentonit di kedua negara tersebut diperkirakan
7,60 juta ton minyak sawit masing-masing. Industri cukup menggembirakan, yang berarti peluang bagus
ini merupakan konsumen terbesar bentonit jenis bagi pengusahaan bentonit di Indo-nesia. Hal ini
kalsium. diperkuat oleh perkembangan produksi

Tabel 8. Pemsokan dan Permintaan Kalsium Bentonit di ASEAN


Negara 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993
Indonesia 1 14.755 16.594 20.263 28.800 33.068 40.673 43.612 102.943
(Cadangan 2 4.206 5.832 5.544 10.048 7.700 14.435 22.136 7.996
380 Juta ton ) 3 8.800 9.228 11.678 13.512 34.535 41.717 45.759 43.182
4 23.005 2.517 13.532 8.407 30.462 10.416 9.951 14.409
Filipina 1 1.800 2.021 2.030 5.961 14.607 42.066 31.896 tt
(14 juta ton ) 2 - 34.879 - 0.1 - - tt
3 3.683 - 6.631 13.422 23.107 45.749 13.649 tt
4 1.883 2.322 4.601 7.461 8.500 3.685 6.269 tt
Thailand 1 - - - - - 2.512 8.010 2.780
(14 juta ton) 2 - - - - - - - -
3 - - - - - 2.521 4.645 3,50
4 - - - - - 22.407 - -
Malaysia 1 - - - - - 53.361 80.442 199.188
2 - - - - - - - -
3 - - - - - - - -
4 - - - - - 53.361 80.442 199.188

Keterangan : 1 = Produksi; 2 - Ekspor; 3 = Konsumsi; 4 =


Impor
Sumber : An Overview : The Malaysian Mineral Industry 1994.
The Philippine Market for Industry Minerals,1994.
Overview of the Mineral Industry of Thailand, 1994

Tabel 9. Perkembangan dan Proyeksi Bentonit, 1994 - 2000

Tahun Indonesia Malaysia


Produksi Ekspor Konsumsi KbMG PMS PMS KbMg
1994 144.379 7.004 7.044 51.300 23.327 4.098,00 7.202 210.068
1995 179.795 110.780 7.478 69.015 26.546 4.731,00 7.596 221.56
1996 190.881 113.959 8.075 76.922 30.209 5.182,85 7.814 227.918
1997 202.828 117.226 8.789 85.602 34.378 5.677,85 8.038 234.452
1998 216.197 120.595 9.640 95.602 39.122 6.220,12 8.269 241.190
1999 219.188 124.066 10.656 95.122 44.521 6.814,19 8.507 248.132
2000 244.575 127.624 11.869 116.951 50.665 7.465,00 8.751 255.249

Keterangan : KbMG = Konsumsi bentonit di industri minyak


Goreng.
PMS = Produksi Minyak Sawit
*) estimasi berdasarkan model
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 11

minyak sawit dan proyeksi dari kedua negara mencapai 127.600 ton.
tersebut (Tabel 7).
Namun satu hal yang patut diketahui, yaitu selama ini Faktor Kendala Usaha Industri
Malaysia mengimpor bentonit dari Amerika Serikat dan Pertambanagan Bentonit
India. Indonesia yang memiliki cadangan bentonit
sebesar 380 juta ton dan kebanyakan dari jenis Pada akhir pelita V atau memasuki tahap pelita VI,
bleaching clay, sebetulnya mempunyai peluang Departemen Perindustrian memperkirakan bahwa
mengekspor bentonit ke Malaysia (Tabel 8). produksi bentonit sekitar 308.940 ton, tetapi tidak
tercapai. Tahun 1994 produksinya hanya mencapai
Dalam hal ini, kemungkinan bleaching power produk Ca- sekitar 144 ribu ton.
bentonit Indonesia yang rendah merupakan salah satu Beberapa faktor yang mempengaruhi hal di atas
kendala utama. Apabila dipaksakan perlu lebih banyak adalah :
bahandinilai lebih rendah daripada bentonit Amerika – Tidak ada investor yang berani membangun pabrik
Serikat atau India. pengolahan bentonit dan sulit didapatnya tenaga
pengolah siap pakai di Indonesia.
Pemakaian pada Industri Kimia dasar juga – Penelitian dan rekayasa rancang bangun untuk
mempunyai prospek cukup baik dalam pemakaian pengolahan Ca-bentonit yang sesuai dengan
Ca-bentonit. Tahun 1993, Industri ini kondisi endapan di dalam negeri tidak
mengkonsumsi 12.262 ton, terbesar kedua ini berkelanjutan.
Indonesia setelah industri minyak goreng. industri – Penambangan baru diarahkan terhadap endapan
lainnya meskipun dalam jumlah tidak banyak bentonit berkadar penyerap yang tinggi.
diperkirakan relatif stabil, yaitu industri sabun, – Proses aktivasi Ca-bentonit banyak memakai asam
kosmetika, mesin jahit, dan pengecoran logam. sulfat yang bersifat korosif terhadap alat logam besi
Jumlah penduduk Indonesia merupakan pasar dan baja dan dapat menghasilkan limbah
potensial bagi produk minyak goreng didalam berbahaya bagi lingkungan tempat pembuangan.
negeri. Sampai saat ini, diperkirakan minyak Dalam proses kation Ca -bentonit nanjadi Na
goreng yang berkualitas baik masih terbatas -bentonit terdapat kendala dalam
dikonsumsi oleh masyarakat tertentu. memperoleh bahan kimia yang akan digunakan
Sejalan dengan bertambah baiknya pola hidup untuk menambahkan swelling ideks viskositas.
masyarakat, kebutuhan terhadap minyak goreng
berkualitas baik di masa mendatang di perkirangan Yang menarik adalah naiknya konsumsi bentonit
akan terus meningkat. Dalam hal ini, peranan untuk penjernihan tidak memberikan nyata
bentonit dalam proses pengolahan minyak sangat terhadap kenaikan harga. Keadan ini disebabkan
penting, sehingga kebutuhan Ca-bentonit pun akan cukup tersedianya cadangan bentonit di pulau
terus bertambah. Jawa, dan membuktikan adanya persaingan harga
Pesaing Indonesia dalam hal pemasaran ekspor bentonit di luar negri adanya perbedaan harga lebih
(terutama ke Malaysia) dalam Filipina, yang banyak dip[engaruhi oleh ongkos transportasi.
mempunyai jumlah cadangan sebesar 14 juta ton, rendahnya harga Ca -bentonit Indonesia daripada
juga jarak yang lebih dekat. harga bentonit impor karena selama ini produksi
Dengan adanya peluang tersebut, proyeksi bentonit kebanyakan masih berupa bahan mentah.
pemasokan dan permintaan bentonit Indonesia
sampai tahun 2000 diperkirakan akan mencapai Pemakaian bentonit aktif di industri minyak goreng
angka seperti tertera Tabel 9. berakibat harga bentonit menjadi lebih tinggi dari
Proyeksi tersebut dibuat dengan harapan Indone- bentonit impor. dengan kata lain, belum ditemukan
sia sudah dapat mengeskpor bentonit ke Malay-sia cara pengolahan denga ongkos murah dan dapat
paling sedikit 50% untuk kebutuhan pengolahan menghasilkan produk bentonit berkualitas setara
minyak sawitnya. dengan kadar bentonit impor.

– Produksi bentonit tahun 2000 diperkirakan Faktor lain yang mempengaruhi perkambangan
seluruhnya sebesar 116.950 ton, dengan industri bentonit di Indonesia adalah :
sekitar 50% digunakan untuk pengolahan
minyak sawit, yaitu sebesar 50.665 ton. – Jumlah perusahaan pertambangan dan pengolahan
– Sementara itu untuk ekspor tahun 2000 akan bentonit sebagian besar berlokasi di
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 12

Pulau Jawa; hal yang sama terjadi pada penyebaran Untuk dapat menunjang kebutuhan Na-bentonit di
penduduk Indonesia. oleh karena itu kebanyakan Indonesia, beberapa upaya yang perlu dilakukan,
pabrik minyak goreng berada di Pulau. Jawa, antara lain :
sehingga produsen tambang di pulau Jawa tidak
dapat bersaing dengan di pulau Jawa karena – Peningkatan kegiatan eksplorasi terhadap
tingginya ongkos transportasi. kemungkinan adanya cadangan Na-bentonit
yang besar.
– Penambangan baru diarahkan kepada endapan – Sistem informasi mineral industri
berkadar menyerap tinggi. (golongan C) sebagai sumber informasi bagi para
investor dalam kaitannya dengan pengusahaan
– Adanya material subtitusi seperti fullers earth, piropilit, pertambangan, seperti cadangan, dan pasokan
dan lain-lain, dengan potensi yang cukup besar dan permintaan komoditi mineral. Dalam hal ini,
mudah dijangkau, tidak mistahil akan merupakan ARDCMR dapat sebagai sarana/fasilitas pusat
saingan dan kendala bagi pengembangan usaha distribusi dan pertukaran informasi mineral.
perkembangan bentonit. – Peningkatan penelitian dan pengembangan
6. PENUTUP teknologi pengolahan bentonit berkadar rendah
dengan biaya yang murah yang berkelanjutan;
Di kawasan ASEAN, Malaysia dan Indonesia
termasuk negara produsen utama minyak sawit DAFTAR PUSTAKA
dunia. sementara itu, Malaysia menginfor Ca -
bentonit dari Amerika Serikat dan India yang tahun Adjat Sudradjat, M. Arfin, Prospek Pengusahaan Bentonit
1993 mencapai 199.000 ton. di Indonesia, PPTM, Bandung, 1996.

Indonesia, dengan jumlah cadangan bentonit lebih Anonim, Statistik Industri, Bag. II, Biro Pusat
dari 380 juta ton dan umumnya dari jenis kalsium Statistik, Jakarta, 1982 -1992.
mempunyai peluang pengusahaan Ca -bentonit
yang cukup terbuka, baik untuk pemakaian di luar Anonim, Statistik Perdagangan Luar negeri (Ekspor
negri maupun untuk ekspor ke Malaysia dan dan Impor), Biri Pusat Statistik, Jakarta, 1982 -
negara lainnya. Sampai saat ini, ekspor bentonit 1994.
Indonesia ke Malaysia masih nihil.
Anonim, Peranan Bahan Galian Industri dalam
Adanya peluang tersebut, Indonesia perlu memvbangun Pembangunan, Lokakarya Direktorat Jenderal
pabrik pengolah Ca- bentonit dengan kemampuan Geologi dan Sumberdaya Mineral, Jakarta, 29 Maret
bleaching yang cukup tinggi (min. 65%) selama ini, dari - 1 April 1975, Lampiran 4.20. A, Bentonit.
hasil survai menunjukan bahwa kemanpuan bleaching
bentonit dalam negri baru 30%. Anonim, An Overview : The Malaysian Mineral
Indusrtriy, 1994.
Apabila Indonesia dapat mebgekspor Ca -bentonit
ke Malaysia paling sedikit 50% dari kebutuhan Anonim, The Philippine Market For Industry Min-
bentonit Malaysia, maka produksi Ca-bentonit erals, 1994
Indo-nesia sampai tahun 2.000 diperkirakan akan
mencapai antara 180 -245 ribu ton, masih dibawah Anonim, Overview of the Mineral Industry of Thai-
kapasitas produksi sebesar 308,9 ribu ton. land, 1994.

Dalam hal pemasaran ekspor, Filipina dengan Hadiprayitno, M. Faktor-faktor yang berpengaruh
cadangan bentonit sebesar 24 juta ton merupakan pada produksi Ca-Bentonit di Indonesia, Thesis
pesaing kuat dikawasan ASEAN, terutama ekspor Bandung, 1987.
bahan bakunya ke malaysia. di Indonesia peluang
permintaan akan di tentukan oleh industri minyak Komar P.A, Penjernihan Minyak Nabati dengan Bentonit
goreng, terutama dilihat dari pola kehidupan yang dari Nanggulan, PPTM, Bandung, 1981.
semakin mapan dan jumlah penduduk yang besar.
Industri lainnya yang mempunyai prospek Lefond, Some Properties of the Major Mineral Fille,
permintaan cukup baik adalah industri kimia dasar. hal 239, Industrial Mineral and Rock 4 th.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 10 – 13

Syafri Munir, beberapa hasil pengolahan Bentonit, Pusat


Pengembangan Teknologi Mineral, Laporan Teknik
Pengembangan No. 08, Bandung, 1980.

Sunardi, R.A, Asean-ECC Workrshop On Indus-trial


Minerals, Bangkok, 21 - 22 Februari 1988.

Van Bemmelen, R.W, The Geology of Indonesia Vol


1 A, hal. 616 - 659.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 11 – 134

DOLOMIT
11
Oleh : Suhendar

1. PENDAHULUAN umur batu gamping, semakin besar


kemungkinannya untuk berubah menjadi dolomit.
Dolomit, salah satu variasi batu gamping, merupakan Dolomit primer umumnya berbentuk urat, yang
bahan baku penting yang digunakan industri gelas dan terbentuk bersama-sama dalam cebakan bijih.
kaca lembaran, industri keramik dan porselen, industri Mulajadi dolomit dapat dilihat pada Gambar 1.
refraktori, pupuk, dan pertanian. Dalam industri hilir
pemakai, dolomit dapat digunakan, baik secara 2.2 Mineralogi
langsung dalam bentuk dikalsinasi terlebih dahulu,
maupun dalam bentuk kimia dolomit. Sebagai salah satu rumpun mineral karbonat,
dolomit mempunyai struktur kristal rhombohedral
Potensi dolomit di Indonesia cukup besar dan tersebar yang mempunyai komposisi kimia
mulai dari Propinsi DI Aceh hingga ke Irian Jaya CaMg(CaCO3)2 atau manganodolomit dan
dengan spesifikasi yang berbeda, sedangkan dolomit berkomposisi MgFe(CaCO3)2 atau ferrodolomit.
dengan kualitas baik sampai saat ini baru diketahui
terdapat di daerah Sedayu dan Tuban, Jawa Timur. Umumnya dolomit berwarna putih ke abu-abuan
atau kebiru-biruan dengan kekerasan lebih lunak
dari batu gamping (berkisar antara 3,5 – 4),
GEOLOGI DAN POTENSI bersifat pejal, berat jenis antara 2,8 – 2,9 yang
berbutir halus hingga kasar dan mempunyai sifat
1 Mula Jadi mudah menyerap air serta mudah dihancurkan.

Dolomit yang baru dikenal sejak tahun 1882, Batuan ini merupakan batu kapur yang sebagian
merupakan variasi batu gamping yang dari unsur kalsiumnya diganti oleh magnesium.
mengandung >50% karbonat. Istilah dolomit Kandungan unsur magnesium menentukan nama
pertama kali digunakan untuk batuan karbonat dolomit tersebut. Misalnya batu kapur yang
tertentu yang terdapat di daerah Tyrolean Alpina mengandung ± 10% MgCO3 disebut kapur
(Pettijohn. F.J. 1956). Dolomit dapat terbentuk, dolomitan, sedangkan bila mengandung 19%
baik karena proses primer maupun sekunder. MgCO3 disebut dolomit (Tabel 1 dan Gambar 2).

Secara sekunder, dolomit umumnya terjadi karena 2.3 Potensi dan Penyebaran
proses pelindian (leaching) atau peresapan unsur
magnesium dari air laut ke dalam batu gamping, atau Tushadi (1990) menyatakan bahwa penyebaran
yang lebih dikenal dengan proses dolomitisasi, yaitu dolomit yang cukup besar terdapat di Sumatera Utara,
proses perubahan mineral kalsit menjadi dolomit. Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan
Selain itu, dolomit sekunder dapat juga terbentuk Madura, Timor Timur, dan Irian Jaya. Selain itu,
karena diendapkan secara tersendiri sebagai endapan sebenarnya dolomit juga tersebar di daerah lain,
evaporit. namun jumlahnya relatif jauh lebih kecil, dan hanya
berupa lensa-lensa pada endapan batugamping.
Pembentukan dolomit sekunder dapat terjadi karena
beberapa faktor, di antaranya adalah tekanan air yang a. Provinsi Jawa Barat
banyak mengandung unsur magnesium dan prosesnya
berlangsung dalam waktu lama. Dengan semakin tua Dijumpai di daerah Cibinong, Bogor yaitu di Pasir
BAHAN GALIAN INDUSTRI 11 – 135

Gedogan. Dolomit di daerah ini umumnya dolomitan.


berwarna putih abu-abu dan putih, serta termasuk
batu gamping dolomitan yang bersifat keras, c. Provinsi Jawa Timur
kompak, dan kristalin.
Dijumpai di beberapa daerah yaitu :
b. Provinsi Jawa Tengah
– Di daerah G. Ngaten, dan G. Ngembang, Tuban
Dijumpai di daerah Pamotan, tepatnya sekitar 1 km di yang terdapat pada bagian atau formasi batu
sebelah timur laut Pamotan. Cebakan di daerah ini gamping yang berumur Pliosen . Cadangan
berupa batuan dolomit dan batu gamping dolomit dengan kandungan MgO

Air Laut

Presipitasi
Biokimia
Presipitasi kimia
Dolit Gua-gua Dolomit
Lumpur arogonit Cangkang Invertebrata

Diagenesis Diagenesis

Gamping Biostromal
Kalsilutit Butiran Pengayaan
dan Biohermal

Diagenesis

Kalkarenit Eksolusi

MgO dari air laut


atau ait tanah

Dolomit primer Dolomit ubahan Dolomit berbintik

Gambar 1. Ganesa Dolomit Menurut Pettijohn (1965)

Tabel 1. Penanaman Dolomit Berdasarkan Kandungan

Nama Batuan Kadar Dolomit (%) Kadar MgO (%)


Batu gamping 0– 5 0,1– 1,1
Batu gamping magnesium 5 – 10 1,1– 2,2
Batu gamping dolomitan 10 – 50 2,2 – 10,9
Dolomit berkalsium 50 – 90 10,9– 19,7
Dolomit 90 – 100 19,7– 21,8

Sumber : Pettjohn, 1956


BAHAN GALIAN INDUSTRI 11 – 136

yang terdapat di daerah ini bersifat keras dan


0 10 50 90 100 pejal, kompak serta kristalin.

% Kalsit Di daerah Socah, Bangkalan Madura, yaitu


sekitar 1 km sebelah timur Socah, batuan dolomit
Batu Gamping

Batu Gamping dolomitan


Batu Gamping Magnesium

Dolomit berkalsium

Dolomit
termasuk formasi Kalibening (fasis batu gamping)
yang berumur Pliosen. Cebakan dolomit di sini
berwarna putih agak lunak dan sarang, dengan
cadangan ditaksir sekitar 430 juta metrik ton.

d. Provinsi Sumatera Barat

Dijumpai di daerah G. Kajai. Analisa batu


gamping yang diambil dari bongkahan lepas yang
berasal dari dapur bakar batu gamping dekat
Kajai (antara Bukittinggi-Payakumbuh),
% Dolomit diperkirakan berumur Permokarbon.
0 10 50 90 100
e. Provinsi Sulawesi Selatan

Dijumpai di daerah Tonassa, beberapa contoh


batu gamping yang berasal dari Tonassa telah
dianalisa, hasilnya menunjukkan bahwa contoh
tersebut adalah dolomit yang berumur Eosen dan
Sumber : Pettijohn, 1956
merupakan lensa-lensa dalam batu gamping.
Gambar 2. Klasifikasi Campuran Kalsit Provinsi Timor-Timur
dengan Dolomit
Dolomit di Propinsi Timor Timur ini termasuk kedalam
Formasi Wailuli, ditandai dengan warna putih, dan
3
18,5% sebesar 9 juta m , sedangkan dengan masih berupa sumber daya yang belum dimanfaatkan
3
kandungan MgO 14,5% sebesar 3 juta m . dengan baik. Terdapat di daerah Desa Tapau, Desa
Carabau, Kec. Bobonaro.
– Di daerah Sekapuk, endapan dolomit terdapat di
sebelah utara Kampung Sekapuk yang terletak g. Provinsi Irian Jaya
antara Sedayu-Tuban. Endapan batu gamping
dan dolomit di daerah ini membentuk bukit Terdapat di daerah Abe Pantai, sekitar G. Sejahiro, G.
Sekapuk, Kaklak, dan Malang. Batuan dolomit Mer, dan Tanah hitam dengan kandungan MgO
di daerah ini terdapat pada formasi gamping 10,7% – 21,8%, merupakan lensa-lensa dan
berumur Pliosen, dengan ketebalan 50 m dan kantong-kantong dalam batu gamping.
mempunyai sifat lunak serta berwarna putih.
3
Jumlah cadangan sekitar 50 juta m .
PERTAMBANGAN
Di daerah Pacitan, Sentul, dan Pancen, umumnya
batu gamping yang mengandung dolomit 45,5 – 1 Eksplorasi
90,4% berumur Pliosen. Di daerah G. Kaklak,
Tuban cebakan dolomit terdapat dalam formasi Eksplorasi di samping bertujuan untuk menentukan
batu gamping Pliosen, dengan ketebalan sekitar jumlah cadangan juga untuk menginterpretasikan
35 m dan besar cadangan diperkirakan sekitar 70 bentuk tubuh endapan, luas penyebaran, dan struktur
3 yang dominan di daerah tersebut. Eksplorasi bahan
juta m .
galian industri pada umumnya
Di G. Lengis, Gresik pada umumnya batuan dolomit
BAHAN GALIAN INDUSTRI 11 – 137

lebih sederhana dibandingkan dengan untuk min-


eral logam, karena sebaran fisik bahan galian
industri biasanya lebih mudah ditemukan.

Eskplorasi biasanya dilakukan apabila hasil


penyelidikan pendahuluan memenuhi syarat
untuk perencanaan penambangan. Eksplorasi
batuan dolomit dilakukan bertahap. Kegiatan ini
dapat dilakukan dengan menggunakan cara
pemboran dan/atau sumuraji. Perhitungan
cadangan dilakukan berdasarkan korelasi data
pemboran dengan data geologi permukaan.

3.2 Penambangan
Gambar 3. Bagan Alir Pengolahan Dolomit
Penambangan batuan dolomit di Indonesia
umumnya dilakukan dengan cara tambang Keterangan :
terbuka dengan metoda kuari. Tanah penutup A = Penghancuran B = Pengayakan
(overburden) yang terdiri dari tanah liat, pasir dan
koral dikupas terlebih dahulu. Pengupasan dapat C = Penyimpanan D = Pembakaran
dilakukan dengan menggunakan bulldoser atau E = Produk F = Pertanian, Penyaring,
G = R.R. Cars Pengisian
power scraper. Penambangan dilakukan dengan 1 = Tambang 11 = Elevator
cara konvensional dan mekanis.
2 = Penghancur lubang 12 = Pengayak Ganda
3.3 Pengolahan buka 3 inch
3 = Ban berjalan (24x76) 13 = Bak penyimpanan
75 ton
Pengolahan dolomit dilakukan dengan cara yang 4 = Tempat Penumpukkan, 14 = Bak penyimpanan 800
sederhana pula. Bongkah-bongkah dolomit hasil kap. 480 to ton
dari penambangan diangkut ke unit pengolahan. 5 = Ban berjalan 60 tph 15 = Ban berjalan
6 = Penghancur, lubang 16 = Konveyor
Kemudian bongkah-bongkah dolomit tersebut buka 1 inchi
direduksi ukurannya dengan mengguna-kan alat 7 = Konveyor 17 = Konveyor
pemecah batu, hasil proses ini selanjutnya 8 = Pengayak Ganda lubang 18 = Tempat penyimpanan
digiling untuk mendapatkan dolomit yang buka 1/2-line (6.500t) 9 = Penggiling
9 = Elevator mangkok palu
berukuran halus (tepung) dengan ukuran tertentu
yang disesuaikan dengan permintaan. 10 = Traylor rolls 20 = Pembakar putar

Bagan alir proses pengolahan dolomit terlihat


pada Gambar 3. – Bahan pembuat semen, sorel, sea water mag-
nesia
– Industri alkali
4. KEGUNAAN – Pembersih air
– Industri ban
Dolomit banyak digunakan, baik untuk keperluan bahan – Ply wood
bangunan, pertanian ataupun dalam industri. Dolomit – Industri obat-obatan dan komestik
banyak digunakan sebagai komoditi pada : – Campuran makanan ternak
– Industri keramik
– Industri refraktori – Bahan penggosok (abrassive)
– Dalam tungku pemanas atau tungku pencair
– Dalam pupuk digunakan unsur Mg untuk Dalam kaitannya dengan penggunaan dalam industri di
meningkatkan pH tanah Indonesia, dibatasi hanya dalam beberapa sektor
– Dalam industri cat sebagai pengisi industri saja, sesuai dengan yang terdaftar di
– Industri kaca, plastik, kertas Departemen Perindustrian, seperti industri
BAHAN GALIAN INDUSTRI 11 – 138

gelas dan kaca lembaran, industri keramik dan Foy C, 1971).


porselen, industri refraktori, pertanian khususnya sektor
perkebunan, industri peleburan dan pemurnian logam, Komoditi pertanian perkebunan merupakan
industri bahan galian non-logam. penyumbang devisa negara dari sektor nonmigas yang
masih diandalkan selain sektor lainnya. Untuk
Dari sekian banyak cara pemanfaatannya, menunjang hal tersebut perlu ekstensifikasi, selain
penggunaan dolomit dapat dikelompokkan intensifikasi dan diversifikasi. Dengan terbatasnya
menjadi tiga, yakni (Gambar 4) : sumber daya tanah, perluasan areal tersebut makin
menjamah tanah-tanah bermasalah, di antaranya
Penggunaan dolomit secara langsung termasuk tanah-tanah masam dan kurang subur,
Penggunaan dolomit yang telah dikalsinasi seperti tanah Podsolik Merah Kuning.
Penggunaan kimia dolomit.
Pengalaman menunjukkan bahwa kebanyakan
4.1 Pengunaan Dolomit Secara Langsung tanah perkebunan di lahan bermasalah ini
produktivitasnya rendah. Untuk meningkatkan
Seperti tercantum dalam Gambar 4, penggunaan produkstivitas tanah tersebut diperlukan masukan
dolomit secara langsung digunakan untuk unsur hara yang tinggi, termasuk pengapuran
pertanian, semen klinker mortar, klinker dolomit, dan pemupukan magnesium
penyemenan atau dempul untuk rekahan-
rekahan, sedangkan di Kuwait saat ini dolomit Total areal perkebunan yang mencapai ± 10 juta
telah digunakan sebagai material untuk jalan. hektar, peranan dolomit dapat ditingkatkan
sebagai salah satu alternatif yang dapat
a. Pertanian dimanfaatkan untuk perbaikan dan peningkatan
kesuburan tanah masam di atas.
Dolomit digunakan untuk menetralisir tanah yang
sudah masam dan digunakan untuk menahan Dalam sektor pertanian dolomit dipergunakan
untuk menaikkan pH tanah masam dan sebagai
Penggunaan Dolomit

Langsung Dolomit Kalsinasi Kimia dari dolomit

a. Pertanian a. Semen magnesium oksoklorida a. Oksida magnesium


b. Semen klinker mortar b. Semen magnesium oksisulfat b. Hidroksida magnesium
c. Dolomit klinker c. Busa inorganik magnesium c. Magnesium Karbonat
d. Dempul rekahan d. Bata dolomit
Pemanfaatan lainnya
(di Kuwait untuk pondasi jalan)

Gambar 4. Skema Pengunaan Dolomit

keasaman yang ditimbulkan oleh penggunaan sumber magnesium. Pada tanah-tanah masam
pupuk seperti urea. Dolomit menetralisasi unsur yang banyak terkandung adalah Mn dan F
keasaman tanah melalui pertukaran ion, dan esertakekuranganunsurMg,yang
kation kalsium dan magnesium menghilangkan mengakibatkan tanaman tidak dapat
ion hidrogen di dalam tanah. Berdasarkan hasil mengasimilasi CO2.
penelitian proses ini akan meningkatkan sekitar
15 – 40% produksi tanaman (Kamprath. E. and Dengan pemberian dolomit, pH tanah akan
meningkat sehingga unsur-unsur N, P dan K akan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 11 – 139

menjadi semakin baik. Pada pemberian pupuk tanah bereaksi netral sampai alkalin.
amonium (Urea dan DAP) dan Kalium (KCl atau
ZK) yang terlalu banyak, akan menyebabkan b. Semen Klinker Mortar
tanah kekurangan unsur Mg. Pemberian pupuk
nitrogen mempunyai kecenderungan menciptakan Penambahan dolomit sampai 40% terhadap se-
suasana asam. men mempercepat hidrasi semen (Soroka and
Setter, 1977). Butiran halus dolomit berkisar
Dolomit terbukti lebih dapat menaikkan pH tanah 2
1.150 hingga 10.300 cm /g. Untuk membuat
dengan nyata bila dibandingkan dengan Kieserit, semen portland, material halus dolomit ini
tetapi tidak berbeda nyata terhadap kandungan ditambahkan dengan rasio 1 : 2,75 ke mortar,
C-organik, N-Kjeidahl dan P-Bray 2, K-tukar, dan yang secara alamiah membentuk pasir silisius
KTK tanah. Dolomit sudah sejak lama diperguna- dan yaitu dolomit yang perbandingan harganya
kan sebagai pupuk magnesium untuk berbagi saat ini 1 : 6.
jenis tanaman semusim ataupun tahunan
(Collings, 1955; Donahus et al dalam P . 3
Mempunyai berat jenis mendekati 2,63 g/cm
Simatupang). Kandungan dolomit antara 10 – 40% dari berat
semen akan merubah volume pasir, rasio air
Penggunaan dolomit sebagai pengganti Kieserit antara 30 : 70. Dari hasil penelitian ternyata
akhir-akhir ini meningkat karena subsidi pupuk dolomit dengan batu gamping pun pada dasarnya
dikurangi pemerintah termasuk Kieserit, MgSO4 menghasilkan nilai yang hampir sama.
H2O. Dengan naiknya harga pupuk, pemakai
pupuk cenderung memilih yang lebih murah. c. Klinker Dolomit

Penggunakan bahan baku dalam negeri akan Untuk pembuatan klinker dolomit (Mamykin dan
dapat menghemat devisa per tahun kurang lebih Ivanova 1971) memerikan bahwa spesifikasi
sebesar US $ 9 juta dan sekaligus mengembang- dolomit yang dapat digunakan adalah :
kan industri dalam negeri dalam rangka memberi
kesempatan kerja (Soepardi, 1985, Simatupang, CaO 32,51%
1989). MgO 20,59
SiO2 Sedikit
Karena pupuk dolomit bersifat alkalis dan Fe2O3 0,13
termasuk salah satu jenis bahan kapur pertanian Al2O3 0,05
maka penggunaan terus-menerus menurunkan TiO2 0,04
kemasaman tanah, atau meningkatkan pH tanah. LOI 46,25
Perubahan sifat tanah ini dapat menyebabkan
beberapa unsur hara makro dan mikro, terutama Dolomit dipanaskan dan ditambahkan kalsium
P, K, Cu dan Zn menjadi tidak tersedia atau florida pada temperatur 1.500°C memperlambat
penyerapannya oleh akar tanaman akan hidrasi dan mempercepat kristalisasi MgO.
terganggu (Rajagukguk, 1984; Soepardi, 1985).
d. Dempul Rekahan
Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan
dolomit sebagai pupuk Mg untuk tanaman Selain batu gamping, dolomit atau campuran
perkebunan belum sepenuhnya diketahui dan keduanya dapat juga dimanfaatkan untuk dibuat
perlu diteliti lebih jauh . Penelitian yang perlu dempul sebagai penyemen rekahan-rekahan
mendapatkan prioritas antara lain adalah : pada kayu. Komposisi untuk dempul ini,
kandungan dolomitnya sekitar 85% dari
Kehalusan butir, kesuluruhan. Untuk filler kandungan dolomitnya
Jenis dan kadar unsur yang terkandung, kurang dari 95% harus lebih kecil dari 150 mikron
Metode analisis pupuk untuk menduga keefektifan dan bila kurang dari 50% dari beratnya harus
dolomit bagi tanaman perkebunan, lebih kecil dari 53 mikron.
Kemungkinan penggunaan dolomit untuk 4.2 Dolomit Kalsinasi
berbagai macam tanaman perkebunan pada
BAHAN GALIAN INDUSTRI 11 – 140

a. Semen Magnesium Oksiklorida nesium oksida membentuk magnesium polifosfat


komplek, dan juga sebagai binder.
Magnesium oksiklorida dapat dibuat dari MgO-
CaCO3 melalui proses kalsinasi pada dolomit. Hal penting adalah bahwa penambahan fosfat adalah
Caranya adalah dengan penambahan terhadap membantu mengikat kembali kalsium oksida dari
100 bagian MgO dengan 100 bagian magnesium kalsinasi dolomit, sehingga mencegah bentukan dari
klorida dicampur dalam 30 ml air dan 1 bagian kalsium hidroksida, karena kalau hal ini terjadi maka
sodium heksame-tafosfat. Reaksi antara oksida akan terjadi penurunan kualitas semennya. Semen ini
dan mag-nesium klorida menghasilkan semen banyak digunakan untuk mempercepat pembuatan
magnesium oksiklorida (5MgO.MgCl2. 9H2O). jalan raya, pavement dan berbagai konstruksi serta
Semen ini dapat digunakan dalam industri polister untuk mengisi rekahan-rekahan (Limes and Russel,
(SMC) yang akan membentuk garam dengan 1975).
karbosiklik dan kelompok molekul polister.
Kecepatan reaksi penebalannya dapat dikontrol di c. Busa Magnesium Anorganik
daerah permukaan atau dari ukuran butir
magnesiumnya. SMC banyak digunakan dalam Sejenis busa dari bahan anorganik dapat dibuat
industri komponen kendaraan mobil. dengan mereaksikan oksida magnesium dengan asam
polifosforik. Jenis produknya antara lain adalah untuk
Semen ini cukup keras, tetapi tidak tahan terhadap air. bahan pintu, pelapis, dinding tahan api, bata penyekat,
Untuk menghindarkannya dapat dilindungi dengan dan pencegahan keling baja dari korosi.
pemolesan dengan menggunakan terpentin. Semen ini
sering digunakan sebagai ma-terial dasar. Penggunaan d. Bata Silikat
lainnya adalah untuk matrik penyemenan dalam
berbagai variasi. Hampir keseluruhan komposisi semen Prosesnya dimulai dengan memisahkan bagian yang
ini tahan terhadap pelarut, kuat akan tekanan dan terutama mengandung partikel dengan ukuran 106
tarikan, harga bersaing, dan tahan terhadap api dan mikron dari dolomit yang dikalsinasi. Bagian ini
serangga. kemudian ditambahkan ke bagian penghidrasian dari
oksida magnesium dan oksida kalsium. Pemisahan
b. Semen Magnesium Oksisulfat bagian ini dapat dilakukan dengan penyaringan atau
dengan menggunakan pemisahan udara, sementara
Saat ini telah ditemukan cara untuk partikel pasiran dibuang.
menghaluskan karbonat dari dolomit dan kalsium
sulfat untuk menghasilkan larutan dengan bebas Partikel pasiran terutama mengandung oksida
dari unsur besi, yakni dengan proses : mag-nesium dan bagian mengandung sebagian
dari oksida magnesium yang berukuran 106
MgCO3 + CaSO4 ® MgSO4 + CaCO3 mikron. Bagian ini dapat digunakan untuk industri
Magnesium Gypsum Magnesium Kalsium bata silikat. Mengejutkan sekali bahwa tidak ada
Karbonat Sulfat Karbonat
unsur fosfat yang digunakan dalam proses ini. Hal
ini diantisipasi untuk lebih meningkatkan kualitas
Untuk menghasilkan semen magnesium batanya.
oksisulfat maka perlu disiapkan bahan dasar
berupa MgSO4 7H2O (magnesium sulfat 4.3 Penggunaan Dolomit dari Kimia Dolomit
heptahidrat). Pertama-tama sediakan 50% larutan
konsentrat MgSO4 7H2O, kemudian tambahkan Viswanathan (1979) telah melakukan proses
sodium heksameta-fosfat (± 6% dari berat MgSO4 pemisahan magnesium karbonat dan kalsium karbonat
7 H2O), lalu tambahkan magnesium oksida dari dari dolomit atau batu gamping dolomitan. Magnesium
dolomit yang sudah dikalsinasi. Sehingga proses karbonat telah digunakan sebagai pengganti kalsium
ini akan menghasilkan 5 MgSO4. MgSO4 8 H2O. karbonat dalam industri refraktori dasar dan kimiawi
magnesium juga digunakan sebagai pengisi (filler)
Penambahan fosfat ke dalam reaksi ini mengandung dalam industri plastik. Bagian yang kaya akan batu
banyak maksud, yaitu di antaranya sebagai perubah gamping dapat
viskositas, bereaksi dengan mag-
BAHAN GALIAN INDUSTRI 11 – 141

dimanfaatkan untuk industri semen, dengan


kandungan oksida magnesium kurang dari 3%.

Proses pemisahan magnesium karbonat dan


kalsium karbonat dari dolomit dan batu gamping
dolomitan dapat dilihat pada Gambar 5 dan 6.

a. Magnesium Oksida (MgO)

Magnesium Oksida dari dolomit banyak digunakan


pada beberapa industri, di antaranya industri gelas dan
kaca , keramik, dan untuk refraktori.

Industri Gelas dan Kaca Lembaran


Gambar 6. Bagan Alir Kalsinasi Dolomit
Dalam industri kaca diperlukan bahan-bahan seperti (Viswanathan et al. 1979)
pasir silika, soda (Na2CO3) , kapur, dolomit dan
lainnya. Dolomit yang dipakai mempunyai standar
Perancis, untuk industri kaca diperlukan oksida-oksida
termasuk di dalamnya magnesium oksida dari dolomit SiO2 : 70 – 72%
dengan spesifikasi berikut : Al2O3 : 0 – 2%
CaO : 6 – 12%
SiO2 : 0,15% Na2O : 12 – 16%
Fe2O3 : 0,03% MgO : 0 – 4%
Al2O3 : 0,05%
MgO : 20,80% Sedangkan dalam industri kaca yang
CaO : 31,80% memproduksi kaca tak berwarna, dolomit
dipergunakan sebagai bahan tambahan, dengan
Sedangkan komposisinya adalah : spesifikasinya antara lain adalah :

Kadar air bebas : maks. 5,00%


Dolomit, 10 kg MgO : min. 19,00%
CaO : min. 33,00%
Fe2O3 : maks. 0,05%
Kalsinasi
dengan ukuran besar butir :

Dolomit semi kalsinasi, 7,94 kg Ukuran lubang ayakan : berat(%)

+ 2,0 : nihil
Penggilingan basah (hilang 0,04 kg)
+ 0,83 : maks. 15
- 0,15 : maks. 20
Material dalam proses (7,90 kg)
Industri Keramik dan Porselen
Karbonasi, penyaringan Dalam industri keramik dan porselen, dolomit
yang dipergunakan di antaranya harus
CaCO3 (5,6 – 6,0 kg) MgCO3 (3,8 – 4,4 kg) mempunyai spesifikasi :

MgO : min. 17,5% (dari dolomit)


Gambar 5. Pemisahan Magnesium Karbonat CaO : min. 27,5%
dan Kalsium Karbonat dari Dolomit dan Batu Fe2O3 : maks. 0,5%
Gamping Dolomitan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 11 – 142

Industri Refraktori banyak) dan magnesit krom (kadar magnesit lebih


banyak). Cara pembuatan bata-bata basa ini ada dua
Bahan refraktori (bahan tahan api) adalah bahan macam yaitu dibakar atau tidak dibakar.
non metal yang mempunyai kemantapan ukuran,
sifat fisik dan kimia pada suhu tinggi dan kondisi Magnesit lebih banyak dipergunakan dari pada
kerja yang stabil waktu dipergunakan. dolomit, karena magnesit jauh lebih stabil.
Dolomit mempunyai kerugian antara lain :
Refraktori sangat luas pemakaiannya, bahkan boleh
dikatakan semua industri yang menggunakan panas – kecenderungan untuk slacking (bereaksi
dalam proses produksinya memakai bata tahan api ini. dengan air dan CO2),
seperti industri besi baja, industri pengecoran logam – bata dolomit rapuh,
dan lain-lain. Sehingga di negara-negara maju industri – bata dolomit mempunyai kecenderungan untuk
refraktori ini termasuk industri kunci. cepat menjadi bubuk.

Dewasa ini industri hilir pemakai refraktori di Indo- Magnesit dan dolomit selain dibuat bata juga
nesia semakin meningkat, sedangkan untuk sebagai mortar, pembuatan bata magnesit dapat
memenuhi kebutuhan konsumsi refraktori masih disingkat sebagai berikut :
harus diimpor walaupun produksi refraktori di In-
donesia sudah memberikan andil, namun masih Kalsinasi bahan mentah untuk menghilangkan CO2
dalam jumlah terbatas, yaitu dengan nya, hal ini dapat dikerjakan :
perbandingan produksi dalam negeri dan dari
impor rata-rata berkisar 1 : 2. – Dengan temperatur 129 – 188°F akan terjadi
disosiasi MgCO3 – MgO + CO2 Sifat MgO
Bahan mentah tahan api bukan lempung (non yang masih bereaksi dengan air (H2O) dan
clay refractory) diantaranya adalah dolomit, SO2. Dapat bereaksi dengan MgCl2 sehingga
bauksit, korundum dan lain-lain. menghasilkan bahan yang kompak. Prinsip ini
dipakai untuk pembuatan barang tahan api
Dolomit adalah batuan karbonat yang banyak yang tidak dibakar.
mengandung mineral CaCO3.MgCO3, secara
teoritis komposisinya adalah : – Bahan dipanaskan hingga suhu 2.642 –
CaO : 30,4% 3.272°F hingga membentuk MgO dibakar
MgO : 21,9% mati (periclase). Periklas ini sudah tidak
CO2 : 47,7% mempunyai sifat seperti MgO dibakar
rendah. Untuk menurunkan temperatur
Dolomit biasanya banyak digunakan untuk pembuatan hingga dihasilkan periklas ini dapat
barang tahan api, yang digunakan dalam industri baja dicapai dengan penambahan Fe3O4
karena bahan ini sangat mudah didapat dan murah. sebanyak 4 – 8%.
Akan tetapi, karena CaO dalam dolomit sangat sukar
dibakar mati (dead burn) maka penggunaan bahan ini Bahan yang sudah dikalsinasi ini digiling dengan
tergeser oleh magnesit. dry pan atau roller mill hingga mencapai
butiran 6 mesh.
Persyaratan dolomit untuk bata tahan api ini
adalah sebagai berikut : Hasil saringan ditambah dengan air 5 – 7%
dan perekat organik dicampur dengan
MgO : min. 19% menggunakan wet pan.
SiO2 : maks. 2%
R2O3 (Al2O3 + Fe2O3 +Mn3O4) : maks. 2% Bahan campuran dibentuk dengan tekanan tinggi,
setelah itu dikeringkan dalam pengeringan
Dolomit adalah salah satu bahan pembentuk barang terowongan.
tahan api basa, tempat barang tahan api basa tersebut
ada beberapa jenis, yaitu : magnesit, dolomit, krom, Bata mentah ini kemudian dibakar dalam
krom magnesit (kadar krom lebih
BAHAN GALIAN INDUSTRI 11 – 143

tungku selama 18 – 21 hari pada temperatur dan tidak mengandung air, dikenal dengan nama
2.075 – 2.768°F. Vienna Lime, merupakan bahan penggosok pada
beberapa macam logam dan mutiara. Bahan ini
Untuk pembuatan barang tahan api terutama dipakai sebagai bahan penggosok dan
diklasifikasikan menurut komposisi kimia dalam pembersih barang atau logam yang dipernekel,
tiga tingkat mutu sebagai berikut : supaya unsur nikel dapat lebih melekat.

– Tingkat mutu 1 Magnesium Hydroksida


– Tingkat mutu 2
– Tingkat mutu 3 Magnesium hidroksida digunakan sebagai filler
untuk industri plastik, yang berfungsi untuk
dengan syarat mutu sebagai berikut : memperlambat pengaruh panas atau api.
Industri Peleburan dan Pemurnian Logam
4.4 Industri Lainnya
Dalam industri peleburan dan pemurnian dolomit
dipakai sebagai bahan imbuh (iflux) pada tanur Selain pemakaian dalam industri-industri seperti
tersebut di atas, penggunaan dolomit lainnya
adalah :

Oksida Mutu – Dalam industri alkali diperlukan batu gamping


1 2 3 dolomitan dengan kandungan MgO 6%,
MgO , min, % 22 19 16
SiO2, maks, % 0,5 1 3 – Sebagai pengikat senyawa sulfur dari bahan-
(Al2O3+ Fe2O3), maks, % 1,5 2 3 bahan yang banyak mengandung sulfur,

– Dolomit dapat dipakai sebagai pembersih air,


untuk mengikat SiO2 dalam air,
tinggi, yang berfungsi untuk menurunkan titik lebur,
penyebaran panas dan mengikat unsur-unsur ikutan. – Sebagai bahan pengisi dalam industri ban, cat,
Pada peleburan bijih besi unsur-unsur ikutan seperti kertas, ply wood dan sebagainya.
silika dan alumina akan bersenyawa dengan bahan
imbuhan (sebagai slag) yang mengapung di atas – Sebagai bahan baku obat-obatan dan komestik,
lelehan besi, sehingga mudah dipisahkan. Di samping
itu bahan imbuhan ini berfungsi pula mengikat gas-gas, – Sebagai campuran makanan ternak.
seperti SO2, H2S dan HF.

Penyebaran panas pada tanur metalurgi harus PERKEMBANGAN DAN PROSPEK


baik, maka dolomit yang akan digunakan harus
memiliki sifat-sifat : 1 Perkembangan

– Sarang keras Dolomit cukup banyak dimanfaatkan oleh industri


– Lunak dan hancur sebelum tercapai titik lebur hilir, baik secara langsung berupa dolomit itu
logamnya, sendiri, setelah dikalsinasikan dan semi kalsinasi
– MgO antara 17 – 19% atau kandungan oksidasinya.
– SiO2 maks 6 %
– Al2O3 + Fe2O3 + MgO maks 5% Produksi dolomit dari tahun 1986 hingga tahun 1993
menunjukkan kenaikan dari 68.988 ton hingga 111.786
Industri Bahan Penggosok ton, sedangkan konsumsi akan dolomit dimanfaatkan
oleh beberapa industri, di antaranya adalah industri
Sebagai bahan penggosok (abbrasive) dolomit yang pupuk, keramik dan porselein, kaca lembaran dan
digunakan adalah dolomit dengan kandungan 43% gelas, bahan galian bukan logam,
MgCO3. Dolomit dikalsinasikan menjadi MgO, CaO
BAHAN GALIAN INDUSTRI 11 – 144

dan bahan dasar besi dan baja dengan total volu- meningkatkan kapasitas produksi atau
me pada pada tahun 1986 sebesar 91.975 ton melakukan penambangan di lokasi yang baru.
dan naik terus menjadi 184.223 pada tahun 1993.

Sampai saat ini ekspor komoditi dolomit tidak 6. KESIMPULAN


jelas terungkap, sedangkan impornya dari tahun
1986 sebesar 7.074 ton dan naik mengalami Dolomit dapat digunakan oleh beberapa industri hilir. Di
fluktuasi hingga tahun 1993 menjadi 4.468 ton. antaranya oleh industri gelas dan kaca lembaran,
industri keramik, pertanian, dan lain-lain. Digunakan
5.2 Prospek sebagai bahan baku utama maupun sebagai bahan
baku penolong. Potensi dolomit di Indonesia cukup
Melihat jumlah produksi, konsumsi, ekspor dan banyak, yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan
impor ternyata belum adanya keseimbangan, dan kualitas yang berbeda.
jumlah volume konsumsi masih cukup tinggi
dibandingkan pasokan produksi dan impor. Hal ini
dapat dilihat pada Tabel 2. Sehingga data DAFTAR PUSTAKA
tersebut dapat diperkirakan masih ada peluang
untuk meningkatkan jumlah produksi dengan cara Corr D.D. and Rooney L.F, Limestone and
Dolomit, Industrial Mineral, March 1990.

Tabel 2. Keseimbangan Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Dolomit

No. Sektor 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993
1. Produksi 68.988 38.492 70.043 68.791 83.850 92.285 101.569 111.786
2. Impor 7.074 5.158 5.069 6.939 3.670 3.505 3.588 3.546
3. Konsumsi 91.975 128.111 127.519 129.938 142.255 153.923 167.787 184.223
4. Ekspor – – – – – – – –
5. Perimbangan -15.913 -84,461 -52.407 54.208 -54.735 -58.133 -62.630 -68.891
Penyediaan
dan Kebutuhan

Sumber : Statistik Industri, diolah lagi PPTM

Darmawijaya, M.I., Dosis Pemupukan Tanaman


Teh Produktif Asal Biji Pada Tanah Jenis
Andosol di Indonesia, Warta BPTK 2 (3/4):
236 – 276, 1976.

Dhadar J.R., Bahan Galian Indonesia, Direktorat


Jenderal Pertambangan Umum.

Mediadipoera T. dkk., Bahan Galian Industri di


Indonesia, Direktorat Jenderal Sumberdaya
Mineral Bandung, 1990.

Pusat Penelitian Marihat, Pupuk pupuk Mag-


nesium untuk Tanaman Kelapa Sawit.,
Gambar 7. Perimbangan Produksi, Pematang Siantar, Sumatera Utara, 1984.
Konsumsi dan Impor Dolomit Indonesia
Schoorel, A.F., Report of Visit to PTP VII,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 11 – 145

Internal Report of BPTK, 1976. Pusat Statistik.

Soepraptoharjo, M., Soil Classification in In- _____, Statistik Perdagangan Luar Negeri, Impor,
donesia, Soil Rest. Ist. Bogor, 1979. Biro Pusat Statistik, 1986 – 1990.

Suhendar, Dolomit (Perkembangan dan _____, Statistik Indonesia, Biro Pusat Statistik,
Prospeknya). Pusat Penelitian dan Pengem- 1986.
bangan Teknologi Mineral, Prospek Pengem-
bangan Pusat Informasi Mineral, 1994. Thampan, P.K., Handbook on Coconut Palm,
Oxford & IBM Publishing Co., 1981.
_____, Batugamping dan Dolomit di Indone-sia,
Hasil Lokakarya, Peranan Bahan Galian
Industri dalam Pertambangan, 29 Maret – 1
April, PPTM, Bandung, 1978. *****

_____, Buku Tahunan Pertambangan Indone-sia,


Tahun 1986 – 1992. Departemen
Pertambangan dan Energi.

_____, Statistik Industri, 1981 – 1990. Biro


BAHAN GALIAN INDUSTRI 12 – 146

12 FELSPAR
Oleh : Yudi Mandalawanto

1. PENDAHULUAN jenis felspar di atas yang dikenal memiliki nilai


ekonomis adalah felspar yang berasal dari
Pembangunan sektor industri pemakai felspar di batuan asam.
Indonesia dewasa ini menunjukkan peningkatan
yang berarti, terutama dalam industri keramik, 2.2 Mineralogi
dengan pemakaian di atas 85%. Hal ini akan
memberikan dampak positif bagi pengembangan Felspar adalah mineral alumina anhidrat silikat
usaha pertambangan felspar di masa mendatang, yang berasosiasi dengan unsur kalium (K),
sesuai dengan laju pertumbuhan industri keramik natrium (Na), dan kalsium (Ca) dalam
sebagai konsumen terbesar felspar. perbandingan yang beragam. Berdasarkan
kandungan unsur-unsur tersebut, secara
mineralogi felspar dapat diklasifikasikan menjadi
GEOLOGI dua kelompok mineral, yaitu :

1 Mula Jadi – alkali felspar;


– plagioklas.
Felspar adalah nama kelompok mineral yang terdiri
atas potasium, sodium, dan kalsium alumino silikat. Kelompok felspar tersebut dapat divisualisasikan
Pada umumnya kelompok mineral ini terbentuk oleh dalam bentuk segitiga hubungan antara K-Na-Ca
proses pneumatolistis dan hidrothermal yang seperti pada Gambar 1.
membentuk urat pegmatit. Felspar ditemukan pada
batuan beku, batuan erupsi, dan metamorfosa, baik Kelompok alkali felspar adalah sanidin sebagai ka-
yang bersifat asam maupun basa. lium-natrium felspar dan ortoklas sebagai natrium-
kalium felspar. Sedangkan ortoklas dan mikrolin
Batuan granit mengandung 60% felspar yang. keduanya termasuk sanidin, namun masing-masing
berasosiasi dengan kuarsa, mika khlorit, beryl, mempunyai sistem kristal monoklin, dan mikrolin
dan rutil, sedangkan pada batuan pegmatit mempunyai sistem kristal triklin.
berasosiasi dengan kuarsa, mika, dan topaz.
Kelompok felspar plagioklas terklasifikasikan
Berdasarkan keterdapatannya endapan felspar mulai dari albit (natrium felspar) dengan
dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu : komposisi Na : Ca sekitar 9 : 1 hingga anortit
(kalsium felspar) dengan komposisi Na : Ca
– felspar primer; sekitar 1 : 9 (Gambar 1). Sebaliknya kombinasi
– felspar diagenetik; unsur unsur K dengan Ca tidak pernah terjadi.
– felspar aluvial.
Seluruh jenis felspar umumnya mempunyai sifat
Setiap jenis endapan felspar mempunyai fisik yang hampir sama, yaitu nilai kekerasan
karakteristik yang berbeda-beda. Felspar primer sekitar 6 – 6,5 skala Mohs dan berat jenisnya
terdapat dalam batuan granitis, felspar diagenetik sekitar 2,4 – 2,8 gram/ml, sedangkan warna
terdapat dalam batuan sedimen piroklastik, bervariasi mulai dari putih keabu-abuan, merah
sedangkan felspar aluvial terdapat dalam batuan jambu, coklat, kuning, dan hijau.
yang telah mengalami metamorforsa. Dari seluruh Berdasarkan komposisi kimia, felspar mempunyai
BAHAN GALIAN INDUSTRI 12 – 147

+ + kalsium. Sebaliknya anortiti (Ca-felspar) tidak pernah


rumus umum MZ4O8. M adalah kation K , Na
2+ 2+ berasosiasi dengan unsur kalium. Felspar partitik dan
atau Ca , kadang-kadang ada juga Ba dan
4+ 3+ felspar albit adalah felspar komersial.Untuk
NH . Komponen Z adalah kation-kation Al dan
4+ 3+ membedakan alkali felspar dari felspar plagioklas
Si , tetapi sebagian digantikan oleh Fe . dapat dilakukan dengan menggunakan asam fluorida
Dengan demikian berdasarkan keterangan pada
Gambar 1, maka komposisi kimia felspar murni serta larutan natrium kobaltnitrit, dan dengan bantuan
adalah seperti pada Tabel 1. mikroskop akan terlihat permukaan kalium felspar
Di alam sulit ditemukan felspar ideal dengan berwarna kuning

Gambar 1. Hubungan antara K-Na-Ca Felspar

Tabel 1. Komposisi Kimia dan Sifat Fisik Felspar

Felspar Rumus Komposisi Kimia Teoritis Berat


Kekerasan Na2O CaO Al2O3 SiO2 Jenis
Ortoklas K2O.Al2O3 6SiO2 16,9 – – 18,4 64,7 2,24 – 2,66 6,0

Albit Na2O.Al2O8 6SiO2 – 11,8 – 19,4 68,8 2,50 – 2,70 6,0 – 6,5
Anortit CaO.Al2O8 2SiO2 – – 20,1 36,62 43,28 2,60 – 2,80 6,0 – 6,5

komposisi seperti Tabel 1. Hampir semua kalium cerah dan permukaan felspar plagioklas berwarna
felspar mengandung unsur natrium baik terinklusi m e rah. Cara ini sering disebut dengan teknik stain-
atau interlock dengan albit yang disebut felspar ing (pewarnaan). Kemudian cara fisika biasanya
partitik. Demikian pula albit selalu mengandung dilakukan dengan menggunakan difraksi sinar-x.
sejumlah kecil campuran unsur kalium dan unsur 3. PERTAMBANGAN
BAHAN GALIAN INDUSTRI 12 – 148

Endapan felspar yang baik dan halus digali dan disortir


3.1 Eksplorasi di tempat penggalian. Setelah disortir, kemudian
diangkut ke tempat penimbunan (gudang) .
Pembuatan Peta Situasi dan Eksplorasi Pengangkutan dari tempat penambangan ke gudang
Skala 1 : 1000 penimbunan bisa dilakukan dengan tenaga manusia
dengan menggunakan peralatan pengki (untuk lokal).
Pembuatan peta selain untuk menggambarkan lokasi
titik-titik bor, sumur uji, daerah penggalian, dan Dari gudang, bahan galian diangkut ke konsumen
keseluruhan daerah ini, juga untuk membuat peta dengan menggunakan truk. Penjualan dilakukan
geologi lokal penyebaran batuan felspar yang dapat dengan harga loko gudang, dengan demikian
digunakan sebagai peta kegiatan eksplorasi lanjutan pengangkutan ke tempat pabrik dilakukan oleh
dalam melanjutkan penggalian terarah. pembeli. Sebelum dipasarkan dilakukan
pemeriksaan laboratorium atas beberapa contoh
b. Pemboran Inti yang diambil dari stok yang ada di gudang.

Pemboran dimaksudkan untuk mengetahui 3.3 Pengolahan


penyebaran secara mendatar dan ke arah dalam
dari endapan felspar, sehingga dapat diketahui Pada umumnya, pengolahan felspar adalah
besarnya cadangan dari batuan tersebut. menghilangkan atau menurunkan kadar material
pengotor, seperti : besi, biotite, turmaline, mica/mus-
c. Sumur Uji covite dan kwarsa. Apabila kadar unsur Fe2O3 terlalu
tinggi, maka akan mengakibatkan perubahan warna
Pembuatan sumur uji bergantung kepada pada proses pembuatan badan keramik. Sebagai
penyebaran endapan felspar. Dari sumur uji ini contoh, untuk pembuatan badan porselen yang baik,
akan terlihat variasi ketebalan tanah penutup, di apabila kadar Fe2O3 maksimum adalah 0,50%.
samping terdapatnya batuan tufa yang belum
mengalami perubahan secara sempurna akibat Cara pengolahan dapat dilakukan dengan sederhana,
pengaruh hidrotermal yang mengubahnya yaitu dengan penggilingan, pencucian, dan
menjadi batuan fel-spar. Dengan sumur uji akan pengayakan. Penggilingan dapat dilakukan dengan
diketahui batas penyebaran batuan felspar dan menggunakan alat Pot Mill atau Pebble Mill.
dapat diperkirakan pengaruh bahan-bahan yang
membentuk batuan felspar tersebut. Jika mineral felspar terdapat dalam batuan yang telah
mengalami ubahan dan mengandung berbagai macam
3.2 Penambangan mineral ikutan seperti mika (muskovit, biotit), hematit,
tourmalin, garnet, dan silika bebas serta terkaolinisasi,
Penambangan bahan galian felspar dilakukan dengan maka proses pengolahannya menjadi lebih rumit.
cara tambang terbuka. Penambangan didahului Proses magnetik intensitas magnet tinggi hanya dapat
dengan pengupasan lapisan tanah penutup yang memisahkan hematit, namun mineral-mineral pengotor
berupa lempung. Apabila ditemukan lapisan felspar lainnya tetap tidak terpisahkan dan kadar alkali
akan dilakukan penambangan secara selektif. felsparnya juga tidak meningkat.

Penambangan selanjutnya dilakukan dengan sistim Cara pengolahan yang sudah umum dilakukan
teras (bench system) seperti Gambar 2, dengan terhadap jenis batuan felspar yang telah mengalami
ketinggian dan lebar teras 3 x 5 m. Sistem ubahan adalah proses penghilangan lanau (desliming)
penambangan ini dapat menghasilkan suatu front dikombinasikan dengan proses flotasi buih (froth
penambangan yang aman dan memudahkan flotation). Flotasi buih adalah proses yang
pekerjaan selanjutnya. Lapisan tanah penutup atau memanfaatkan media gelembung udara untuk
endapan felspar yang berkualitas rendah dibuang/ mengapungkan secara selektif mineral yang bersifat
dipindahkan ke suatu tempat yang tidak mengganggu hidrofobi. Selain gelembung udara, proses flotasi
jalannya penambangan. membutuhkan pereaksi kimia seperti pengatur pH,
surfaktan, dan pembuih. Proses ini dapat
BAHAN GALIAN INDUSTRI 12 – 149

Gambar 2. Penambangan Felspar dengan Sistem Teras (Bench System)

menghasilkan produk-produk berkadar tinggi cara flotasi buih berlangsung pada pH asam dengan
seperti felspar, kuarsa, dan mika secara terpisah. menggunakan pereaksi asam hidrofluor (HF). Namun
saat ini di Jepang telah dilakukan uji coba proses
Di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Jepang, flotasi tanpa HF bahkan prosesnya berlangsung pada
dan negara-negara Eropa, pengolahan felspar dengan pH mendekati normal, sehingga menjadi lebih
BAHAN GALIAN INDUSTRI 12 – 150

murah dan dapat mengurangi pencemaran a. Felspar untuk pembuatan badan keramik halus
limbah. Keberhasilan dari proses flotasi buih
ditentukan oleh faktor-faktor seperti derajat SNI No. 1145 – 1984
liberasi, jumlah, dan jenis pereaksi kimia.
Felspar untuk
Bagan Alir Proses Pengolahan Felspar yang
umum dilakukan di Jepang dan USA dapat dilihat GerabahOksida
pada Gambar 3. Porselen Saniter Halus
(%) (%) Padat
3.4 Potensi (%)
K2 + Na2O 6,0 – 15,0 6,0 –15,0 6,0 – 15,0
Berdasarkan data dari Direktorat Sumberdaya
Min-eral, Indonesia mempunyai potensi cadangan Fe2O3 + maks. 0,5 0,7 0,8
fel-spar sangat banyak, yaitu cadangan proved TiO2 + maks. 0,3 0,7 –
271.693 ribu ton, probable 11.728 ribu ton, dan CaO + maks. 0,5 0,5 1,0
possible 56.561 ribu ton. Dari jumlah cadangan Di dalam industri gelas terdapat beberapa
tersebut besar produksi felspar baru dihasilkan
dari beberapa perusahaan, yaitu dua buah di SNI No. 1275 – 1985
Jawa Tengah dan lima buah di Jawa Timur. Kelas Na2O (%)
1 2,00 – 2,99
4. SPESIFIKASI DAN KEGUNAAN 2 3,00 – 3,99
3 4,00 – 4,99
Mutu felspar ditentukan oleh kandungan oksida 4 5,00 – 5,99
kimia K2O dan Na2O yang relatif tinggi (di atas 5 6,00 – 6,99
6%), oksida Fe2O3, dan TiO2 .

Felspar digunakan di berbagai industri, banyak


diperlukan sebagai bahan pelebur/perekat pada suhu
tinggi dalam pembuatan keramik halus seperti barang
persyaratan khusus yang harus dipenuhi, yaitu :
pecah belah, saniter, isolator dan juga digunakan Syarat kimia atau komposisi oksida (%)
dalam industri gelas/kaca. Kegunaan yang lebih rinci – SiO2, antara 68,00 – 69,99%
dapat dilihat pada (Gambar 4). – Al2O3, di atas 17%
– (K2O + Na2O), di atas 11%
Kegunaan felspar dan persyaratan yang di – Fe2O3, antara 0,1 – 02%
perlukan dalam industri yaitu :
Syarat fisik
4.1 Industri keramik – Ukuran butir :
+16 mesh – 0 (nol)
Jenis felspar yang digunakan dalam industri +20 mesh – 1%, maksimum
keramik adalah orthoklas/mikrolin dan albit/ -100 mesh – 25%, maksimum
plagioklas asam (natrium felspar). Felspar dalam
bentuk plagioklas basa dengan kadar kalium 2.3 Industri Gelas Amber (Gelas Berwarna
tinggi tidak dipakai. Coklat)

Persyaratan untuk industri keramik berdasarkan – Kalium feldspar 99,5% berukuran -20 mesh
Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah : – Fe2O3 (maksimum) = 0,05
b. Felspar untuk pembuatan glasir – K2O lebih dari 10%
– Al2O3 lebih dari 18%. Silika bebas (maksimum)
4.2 Industri Gelas = 6%
– CaO (maksimum) = 2%
BAHAN GALIAN INDUSTRI 12 – 151

Batuan felspar dari Batuan felspar dari


tambang 1 tambang 2

Peremuk rahang Peremuk rahang

Peremuk kerucut Peremuk kerucut

Pencampuran
(blending)
Kasar
Rod mill

Ayakan getar

Klasifayer Slime (lempung, kaolin, dll.)

H2SO4 sulfonat MIBC Conditioner 1


pH 2,5 – 3,0

Flotasi oksida
besi/mika

Mengapung Tidak mengapung


(oksida besi/mika) (felspar, kuarsa)

HF –
Pengeringan Conditioner 2
Amine asetat –
pH 3,0 – 3,5
MIBC –

Produk oksida besi/ Flotasi felspar


mika kadar tinggi

Mengapung Tidak mengapung


(felspar) (kuarsa)

Pengeringan Pengeringan

Produk felspar kadar Produk kuarsa kadar


tinggi tinggi

Gambar 3. Bagan Alir Pengolahan Felspar yang Umum Digunakan di Luar Negeri
BAHAN GALIAN INDUSTRI 12 – 152

Gambar 4. Pohon Industri Felspar (Kegunaan Felspar di Berbagai Industri)


BAHAN GALIAN INDUSTRI 12 – 153

c. Ekspor dan Impor


2.4 Industri Kaca Lembaran
Ekspor felspar yang tercatat selama tahun
– Al2O3 lebih besar dari 18% pengamatan baru pada tahun 1988, yaitu sebesar 21
– Fe2O3 lebih kecil dari 0,8% ton dengan nilai AS $ 306. Ekspor ini kemungkinan
– K2O (alkali komponen) lebih besar 10% besar merupakan contoh yang dikirim pengusaha/
penambang dalam rangka mencari pemasaran atau
Penggunaan sebagai bahan pengisi (filler) penjajagan usaha bersama dengan pihak lain.
diutamakan yang ukuran butirnya berkisar antara
200 mesh sampai 10 mikron. Walaupun tingkat produksi mengalami peningkatan,
perkembangan impor pun mengalami kenaikan pula
Adapun komposisi kimia beberapa felspar Indonesia sebesar 19,47% per tahun. Impor felspar pada tahun
dan luar negeri yang pernah dianalisis oleh Balai Besar 1977 sebesar 6.014 ton dengan nilai AS $ 455.893
Industri Keramik dapat dilihat pada Tabel 2. meningkat menjadi 47.308 ton dengan nilai AS $
5.832.612,00 pada tahun 1994. Tercatat 13 negara
pengimpor felspar ke Indonesia. Pada tahun 1994 yang
5. PERKEMBANGAN DAN PROSPEK terbesar datang dari RRC (30,00%, Turki (21%),
Malaysia (19%), dan India (13,00%) (Gambar 7).
5.1 Perkembangan Produksi, Konsumsi,
Ekspor dan Impor, serta Harga d. Harga

Produksi Sampai saat ini harga standar felspar di


Indonesia belum dapat diperoleh, karena belum
Perkembangan produksi felspar selama tahun ada laporan secara periodik. Namun demikian
pengamatan (Tabel 3 dan Gambar 5) secara harga felspar diperoleh dengan membagi nilai
keseluruhan mengalami peningkatan sebesar 22% per konsumsi terhadap jumlah tonase konsumsi
tahun. Tanpa melibatkan data tahun 1977 dan 1978 setiap tahunnya, sehingga harga yang diperoleh
laju pertumbuhan produksi hanya mengalami merupakan harga beli rata rata oleh pabrik.
peningkatan, yaitu sebesar 7,78% per tahun.Produksi
felspar hingga saat ini hanya dihasilkan beberapa Variasi harga ini secara teoretis diakibatkan oleh
perusahaan saja, itu pun dalam bentuk raw material. berbagai faktor, antara lain kualitas talk, jarak industri
pemakai dari pelabuhan impor, kuantistas talk yang
b. Konsumsi dibeli, dan lain lain. Dalam tahun pengamatan (1977
– 1994) harga felspar atas dasar harga yang
Pemakai utama felspar di Indonesia adalah industri berlaku mengalami kenaikan 8,17%.
keramik dan porselen, yang pada tahun 1994
pemakaiannya mencapai ± 81,00% kaca lembaran; 5.2 Prospek
sisanya oleh industri alat-alat dapur, dan lain-lain
(Gambar 6). Penggunaan felspar dalam industri Beberapa faktor yang mempengaruhi
keramik dan porselein sebagian besar adalah sebagai perkembang-an felspar, antara lain : potensi,
bahan body material, sedangkan pada industri alat-alat teknologi, pemasok-an (supply) dan permintaan
dapur digunakan sebagai pelapis (fritz enamel). (demand), perkembangan industri hilir.

Pemakaian felspar pada industri dalam kurun waktu Melihat potensi dan besar cadangan yang tersebar,
pengamatan (Tabel 3 dan Gambar 5) meningkat setiap serta sedikitnya perusahaan felspar, sebenarnya
tahunnya, yaitu dari 6.657 ton pada tahun 1977 komoditas ini berpeluang untuk dikembangan,
menjadi 33.318 ton pada tahun 1990, dan terjadi sedangkan faktor teknologi merupakan kendala yang
lonjakan mulai tahun 1991 akibat adanya pertumbuhan cukup besar dalam pengusahaan felspar, karena
industri pemakai felspar. Secara keseluruhan konsumsi selama ini penambangan masih dilakukan secara
felspar mengalami kenaikan dengan laju pertumbuhan sederhana dan produk yang dihasilkan masih dalam
21,30% setiap tahunnya. bentuk bongkah. Di samping itu, dengan adanya mutu
felspar yang bervariasi dan tidak konsisten,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 12 – 154

Tabel 2. Beberapa Komposisi Kimia Felspar

Felspar Analisa Kimia (%)


SiO2 Al2O3 Fe2O3 TiO2 CaO MgO K2O Na2O
Indonesia
1. Lampung 64,91 13,45 0,17 0,03 0,21 – 11,91 3,86
2. Sumut 86,00 8,75 0,16 0,04 0,31 0,31 3,14 1,45
3. Banjarnegara (Jateng) 77,00 12,25 0,68 0,11 0,02 0,10 5,95 2,18
4. Ludoyo (Jatim) 74,30 11,36 1,01 – 0,33 0,05 4,50 7,41
5. PT Artomoro (Kab. Blitar) 69,79 16,60 1,65 0,30 0,42 0,69 7,23 0,13
6. PT Jaya Murni (Kab. Lebak) 68,82 16,91 0,54 2,56 0,75 0,67 1,50 8,21
Impor
1. USA 68,00 17,50 0,10 – – 0,50 2,00 11,50
2. Canada 66,50 17,30 0,10 – 0,15 – 2,00 13,00
3. Jerman 72,60 15,00 0,20 – 0,40 0,40 – 11,40
4. Inggris 73,80 16,00 0,40 – 2,30 0,10 – 7,40
5. India
a. Supergrade 62,40 19,37 0,19 – 1,05 0,19 12,33 3,89
b. Standar 63,58 18,62 0,10 – 0,82 0,78 11,56 3,75
6. RRC 67,68 16,82 0,39 – 0,75 1,21 7,48 4,74

Tabel 3. Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Felspar


Tahun 1977 – 1994

Tahun Produksi Konsumsi Harga*) Ekspor Impor


(ton) (ton) (000. Rp/ton) (ton) (ton)
1977 2.827 6.657 47 – 6.014
1978 6.616 8.658 33 – 6.766
1979 14.782 10.902 54 – 10.760
1980 12.226 11.611 77 – 13.611
1981 17.839 9.610 84 – 13.133
1982 14.785 11.076 83 – 10.653
1983 12.826 14.964 80 – 7.230
1984 13.417 13.928 76 – 13.523
1985 14.496 15.376 76 – 6.872
1986 17.995 15.962 76 – 12.504
1987 18.715 17.846 73 – 14.193
1988 19.839 18.816 75 21 16.000
1989 23.293 19.106 77 – 18.977
1990 16.900 33.318 79 – 18.723
1991 22.547 79.251 82 – 14.556
1992 22.928 66.363 83 – 26.226
1993 24.384 105.380 106 – 37.308
1994 34.224 90.288 134 – 47.685

Keterangan : *) Berdasarkan harga yang berlaku


Sumber : Biro Pusat Statistik, diolah kembali
BAHAN GALIAN INDUSTRI 12 – 155

Gambar 5. Perkembangan Produksi, Konsumsi, dan Impor Felspar 1977 – 1994

Gambar 6. Pemakaian Komoditas Felspar di Sektor Industri Tahun 1994

Gambar 7. Impor Felspar Menurut Negara Asal, Tahun 1994

mengakibatkan kualitas bahan belum sepenuhnya spar dalam bentuk tepung yang disesuaikan dengan
memenuhi Standar Nasional Indonesia. Oleh karena spesifikasi yang dibutuhkan oleh industri pemakai.
itu, perlu adanya teknologi industri pengolahan fel-
BAHAN GALIAN INDUSTRI 1211 –– 156

Ditinjau dari segi pemasokan dan permintaan, tetap spar, dengan tujuan memperoleh berbagai macam
belum mencapai keseimbangan. Hal ini disebabkan manfaat yang cukup layak dan untuk mendapatkan
oleh data di sektor konsumsi belum mencerminkan gambaran apa saja yang mungkin dikemudian hari.
keadaan sebenarnya. Namun, apabila melihat Dalam pengkajian aspek keuangan diperhitungkan
perkembangan sektor industri (produksi dan ekspor beberapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk modal
keramik dan porselein) yang saat ini telah memasuki tetap dan modal kerja/operasional sehari-hari. Modal
perkembangannya yang cukup pesat (Tabel 4), tetap meliputi tanah, gedung/bangunan lain, mesin/
mengakibatkan kebutuhan akan bahan baku felspar peralatan, dan kendaraan lapangan. Sedangkan modal
semakin meningkat pula. Kemungkinan inilah yang kerja/operasional yang diperlukan untuk memutar roda
mengakibatkan impor felspar tetap tidak bisa dihindari, operasional sehari-hari meliputi : bahan penolong,
di dalamnya terdapat jenis leucite yang merupakan bahan bakar, gaji dan upah, dan lain-lain. Perubahan
bahan substitusi felspar untuk keramik. Oleh karena mengenai penilaian investasi proyek penambangan
itu, melihat kondisi di atas, diperkirakan komoditas felspar menggunakan konsep nilai waktu uang (time
felspar cukup prospek untuk dikembangkan. value of money ) dengan mendasarkan pada
proceededs (cash flow) yang didiskontokan atas dasar
biaya modal (cost of capi-tal) dan beberapa kriteria
6. KRITERIA INVESTASI keuntungan seperti Net Present Value (NPV), Internal
Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PP).
Investasi dalam mengembangkan komoditas fel-

Tabel 4. Pertumbuhan Industri Pemakai Bahan Galian Felspar

No. Jenis Industri Kapasitas Produksi


1986 1990 1993*)
1. Alat makan dan minum 3.085.000 5.997.000 14.670.000
(table wares, dosin) (17 perusahaan) (30 perusahaan)
2. Sanitair wares (buah) 753.900 1.660.000 2.400.000
(5 perusahaan) (9 perusahaan)
3. Floor/wall tiles (m2) 16.700.000 28.000.000 84.000.000
(18 perusahaan) (25 perusahaan) (46 perusahaan)
4. Glazed roof tiles (buah) 16.290.000 25.300.000 35.000.000
(3 perusahaan) (5 perusahaan)
5. Isolator keramik tt 13.000 tt
tegangan rendah (ton) (5 perusahaan)
Tegangan menengah – – 800.000
(buah) (1 perusahaan)
6. Glasir/Frit, ton – – 50.000
(3 perusahaan)
Gelas
– Kaca lembaran (ton) tt 300.000 tt
– Botol dan alat rumah tt 130.000 tt
tangga (ton)
– Lampu pijar/TL (ton) tt 120.000 tt
8. Kerajinan keramik 4.600.000.000 tt tt
(buah)
BAHAN GALIAN INDUSTRI 12 – 157

profitabilitas untuk kapasitas produksi 10.000 ton/


6.1 Net Present Value (NPV) tahun.

Metode ini menghitung selisih antara nilai Besarnya kebutuhan investasi adalah Rp 1,1
sekarang investasi dengan nilai sekarang milyar yang dipenuhi dari Rp. 550 Juta pinjaman
penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang Bank dengan tingkat bunga 20%, waktu
akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang pengembalian pinjaman selama 10 tahun.
tersebut perlu ditentukan terlebih dahulu tingkat Rincian biaya yang harus dikeluar kan untuk
bunga yang dianggap relevan. Apabila nilai tingkat produksi 10.000 ton/tahun dapat dilihat
sekarang penerimaan penerimaan kas bersih di pada Tabel 5, sedangkan biaya operasional
masa yang akan datang lebih besar daripada nilai tahunan dapat dilihat pada Tabel 6.
sekarang investasi, maka proyek dikatakan
menguntungkan. Sedangkan apabila lebih kecil Dalam menghitung aliran kas tahunan (annual
(disebut NPV negatif), proyek dinilai tidak cash flow) hanya diperhitungkan semua kejadian
menguntungkan. Adapun rumus NPV adalah yang berbentuk kas, sehingga unsur depresiasi
n -t n -t (tidak berbentuk kas) dijadikan sebagai unsur
NPV = Í Bt(1 + i) – Í Ct(1 – i) penambah dari keuntungan tahunan. Dari hasil
t=1 t=0
perhitungan diperoleh besarnya aliran kas
NPV = nilai bersih (keuntungan) saat sekarang;
sebagai berikut :
B(t) = total penerimaan (benifit) dari periode t;
C(t) = total biaya yang dikeluarkan pada waktu t;
-t
(1+i) = PWF (present wort factor) atau discount Tabel 5. Rincian Dana Investasi untuk Tingkat
factor. Produksi 10.000 ton/tahun

6.2 Internal Rate of Return (IRR)


Jenis Pengeluaran Nilai Pengeluaran
IRR untuk suatu investasi adalah tingkat bunga 1. Peralatan pengelolaan Rp. 500.000.000,00
yang menyamakan present value dari aliran kas 2. Bangunan Rp. 150.000.000,00
masuk. Secara matematika tingkat bunga 3. Tanah Rp. 100.000.000,00
sebagai IRR dinyatakan sebagai r, dengan rumus
4. Biaya Kendaraan Rp. 200.000.000,00
: dimana :
5. Biaya modal kerja Rp. 130.000.000,00
untuk dua bulan
= IRR yang dicari
P1 = tingkat bunga ke – 1 Kebutuhan Dana Investasi Rp. 1.100.000.000,00
P2 = tingkat bunga ke – 2
C1 = NPV ke – 1 – Th. ke-1 – ke-5 = Rp 463.750.000,00
C2 = NPV ke – 2

6.3 Payback Period – Th. ke-6 = Rp 533.750.000,00


P2 – P1 – Th. ke-7 – ke-9 = Rp 463.750.000,00
= P1 – C1 – Th. ke-10 = Rp 671.250.000,00
C2 – C 1
Berdasarkan discounted proceed per tahun
Metode ini mencoba mengukur seberapa cepat suatu
dengan tingkat bunga 20% dan asumsi salvage
investasi bisa kembali. Kalau periode payback ini lebih
value/nilai sisa dianggap peralatan pengolahan
pendek daripada yang diisyaratkan, maka proyek
dan kendaraan 10% dan bangunan 5%, maka
dikatakan menguntungkan.
besarnya NPV adalah sebesar Rp
666.785.600,00 dan IRR adalah 42%.
Sebagai ilustrasi dari metode kriteria investasi
tersebut, berikut ini disajikan studi investasi Tingkat IRR yang cukup tinggi ini karena pada
bahan galian felspar. Dengan berdasarkan pada umumnya kegiatan di sektor pertambangan
peluang pasar, berikut ini akan dianalisis secara
mempunyai risiko tinggi seperti risiko ketidakpastian
BAHAN GALIAN INDUSTRI 12 – 158
Tabel 6. Biaya Operasional Tahunan

Jenis Biaya Nilai Pengeluaran Jumlah Pengeluaran


(Rp. 000) (Rp. 000)
Variable Cost
1. Gaji karyawan produksi 200.000,00
2. Bahan penolong 100.000,00
3. Bahan baku 300.000,00
4. Bahan bakar 45.000,00
5. Telepon 5.000,00 650.000,00
Fixed Cost
1. Gaji karyawan di luar kas produksi 75.000,00
2. Penyusunan alat dan bangunan 155.000,00
3. Perawatan 25.000,00
4. Asuransi 10.000,00
5. Biaya administrasi dan umum 50.000,00
6. Bunga kredit 110.000,00
7. Reklamasi 25.000,00 450.000,00
Jumlah Biaya Operasional 1.100.000,00

pasar, perubahan harga yang cenderung Tabel 7. Perubahan Indikator Profitabilitas


menurun dan sebagainya. Oleh karena itu, perlu sebagai Akibat Penurunan Harga
dibahas kondisi ketidakpastian tersebut dalam
analisis kepekaan/sensitivitas. Indikator Profitabilitas
Harga NPV IRR PP
Analisis Kepekaan (Rp/ton) PI
(Rp.000) (%) (th.bln)
Ketidakpastian berarti semakin banyak ke-mungkinan
yang akan terjadi. Karena apabila suatu rencana 175.000,00 66.785,600 42,0 2th 5bl 1,50
proyek akan dihadapkan pada masalah ketidakpastian 150.000,00 653.636,570 22,7 3th 6bl 1,04
dalam penafsiran aliran kas, maka perlu diperkirakan 145.000,00 -68.993,200 16,0 5th 6bl 0,95
kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi bila
proyek tersebut sudah berjalan.

Penurunan Harga Felspar

Apabila terjadi penurunan harga dari Rp 7. PENUTUP


175.000,00/ ton sampai Rp 145.000,00/ton
perubahan profita-bilitas yang terjadi adalah Semakin berkembangnya industri yang memerlukan
seperti yang terlihat pada Tabel 7. akan bahan baku felspar yang selama ini masih
Kenaikan Biaya Operasi dipenuhi oleh impor, membuka peluang untuk usaha
pengembangan pertambangan felspar di Indonesia.
Apabila terjadi kenaikan biaya operasi 10%, yaitu dari Sudah saatnya Pemerintah, c.q Departemen
Rp 1.100.000.000,00 menjadi Rp 1.375.000.000,00 Pertambangan dan Energi melakukan peningkatan
sebagai kenaikan tingkat upah, bahan-bahan dan penelitian mengenai industri pengolahan felspar di
biaya perawatan, maka perubahan indikator Indonesia yang dapat menghasilkan felspar dengan
profitabilitas dapat dilihat pada Tabel 8. kualitas produk felspar impor atau produk felspar
dengan standar industri pemakai (SNI).
BAHAN GALIAN INDUSTRI 12 – 159

Tabel 8. Perubahan Indikator Profitabilitas , Statistik Perdagangan Luar Negeri In-donesia,


Akibat Kenaikan Biaya Operasi Mineral Ekspor, Biro Pusat Statistik, Jakarta, 1977 –
Felspar 1994.

Kenaikan Indikator Profitabilitas , Statistik Perdagangan Luar Negeri In-donesia,


Biaya Impor, Biro Pusat Statistik, Jakarta, 1977 –
Operasional NPV IRR PP PI 1994.
(%) (Rp.000) (%) (th.bln)
, Buku Tahunan Pertambangan Indo-nesia,
10 367.023,850 34 2 th.10 bl. 1,27 Departemen Pertambangan dan Energi,
25 –82.618,700 15 3 th.10 bl. 0,94 berbagai Edisi.

, Kompilasi Informasi Endapan Bahan Galian


Industri di Indonesia, PPTM Ngurah Ardha,
Jafril., Bahan Galian Industri Felspar, B.07.95,
DAFTAR PUSTAKA PPTM, 1995.

Balai Besar Industri Keramik, Family Tree, Bahan Ngurah Ardha, Jafril, Bahan Galian Industri Fel-
Galian Industri Untuk Industri Keramik, spar, B.07.95, PPTM, 1995.
Departemen Perindustrian, 1990.
Yudi Mandalawanto, Prospek Perkembangan Felspar
Hartono J.M.V. dan Widad Baraba, Masalah dan di Indonesia, Tahun 1980 – 1990, Laporan
Prospek Bahan Galian Industri Untuk Ekonomi Bahan Galian No. 76, 1990/1991.
Keramik, 1992.

Subari, Pengolahan Felspar dan Pemakaian-nya *****


Dalam Industri Keramik.
Mineral Fact and Problem, Edisi 1985 Bureau of
Mines, Bulletin 675, United States
Department of Interior.

, Statistik Industri, Biro Pusat Statistik, 1977 –


1993.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 160

13 FOSFAT
Oleh : Adjat Sudradjat,
Darsa Permana

1. PENDAHULUAN (Ca10(PO4)6.F2) yang terbentuk selama proses


pembekuan magma. Kadang-kadang, endapan fosfat
Fosfat merupakan salah satu bahan galian yang berasosiasi dengan batuan beku alkali kompleks,
sangat berguna untuk pembuatan pupuk. Tahun terutama karbonit kompleks dan sienit. Fosfat karbonit
1992, sekitar 90%, konsumsi fosfat dunia dipakai kompleks banyak terdapat di Afrika Selatan, sedangkan
untuk pembuatan pupuk, sedangkan sisanya fosfat dengan kandungan nefelin sienit terdapat di Kota
dipakai oleh industri detergen dan makanan Peninsula, CIS; Jacupi-ranga dan Araxa, Brazil; Sukulu
ternak. Di Indonesia dalam 10 tahun terakhir ini, Hill, Uganda; dan Glenover, Afrika Selatan. Endapan
konsumsi fosfat untuk pupuk, antara 94 – 97%. fosfat primer terbatas sehingga produksi dunia dari
endapan tersebut hanya sekitar 15 – 20%.
Sebagai negara agraris, Indonesia sangat
membutuhkan penyediaan fosfat cukup banyak, b. Endapan Fosfat Sedimen
namun hampir seluruhnya diimpor. Pada tahun
1992 konsumsi fosfat mencapai 1,9 juta ton. Sebagian besar produksi fosfat dunia berasal dari
endapan sedimen, seperti gamping fosfatan dan
Kendala utama pemasokan fosfat di dalam negeri pasir fosfatan yang terdapat sepanjang pesisir
karena cadangan yang sedikit dan tersebar, sehingga kontinen bagian timur. Misalnya, endapan Miosen
impor fosfat diperkirakan akan tetap tinggi di tahun- di bagian timur Amerika Serikat, mulai dari
tahun mendatang apabila penyelidikan cadangan fosfat selatan Virginia, California Utara, Georgia sampai
yang baru belum menampakkan hasil. ke selatan Florida.

Endapan tersebut termasuk endapan primer mate-rial


GEOLOGI fosfatan akibat penaikan temperatur air atau
pertemuan arus air bertemperatur hangat dan dingin,
1 Mula Jadi terutama di struktur cekungan dan sepanjang paparan
berbentuk kubah (dome). Kandungan fosfat akan
Fosfat adalah batuan dengan kandungan fosfor meningkat di suatu muara (estuaria) atau dekat muara
yang ekonomis. Biasanya, kandungan fosfor sungai selama sejumlah organik dan nutrisi tumbuh
dinyatakan sebagai bone phosphate of lime (BPL) terendapkan dan terkayakan oleh adanya daur ulang di
atau triphos-phate of lime (TPL), atau dasar laut, seperti pelapukan dan pelindihan. Endapan
berdasarkan kandungan P2O5. Florida yang terkenal tersusun dari pebel berbagai
ukuran, mulai dari pasir hingga gravel yang terbentuk
Mula jadi batuan fosfat dapat dibedakan menjadi dan terendapkan dalam arus purba atau lapisan
tiga tipe, yaitu fosfat batuan beku-apatit (igneous estuaria.
phosphate), sedimen (fosfat marin), dan guano.
Tipe endapan fosfat marin berasal dari himpunan
Endapan Fosfat Batuan Beku-apatit endapan sedimen, seperti serpih, dolomit, rijang,
(Primer) diatome, garam, dan pasir karbonatan. Sebarannya
sangat luas dan biasanya disusun oleh mineral
Fosfat apatit termasuk fosfat primer karena gugusan frankolit dengan kandungan fosfat berupa nodule,
oksida fosfatnya terdapat dalam mineral apatit
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 161

kerangka fosfatan (material tulang), dan pasir fisik yang dimilikinya : warna putih atau putih
fosfatan. Contoh jenis ini adalah endapan umur kehijauan, hijau, berat jenis 2,81 – 3,23 dan
Kambrium di Australia, endapan Perm di bagian kekerasan 5 H.
barat Amerika Serikat, endapan Kapur di
Colombia, endapan Eosin di bagian Barat dan 2.3 Potensi dan Cadangan
Utara Afrika dan Timur Tengah, endapan Miosen
di Peru, California, dan di Kara Tau, Uni Soviet. Di dunia, cadangan fosfat berjumlah 12 milyar ton
dengan cadangan dasar sebesar 34 milyar ton.
Endapan lainnya adalah yang terbentuk pada Jumlah tersebut diperkirakan akan bertambah
kontinen stabil atau bagian dalam kontinen. dengan ditemukannya endapan fosfat di Afrika
Biasanya berasosiasi dengan gamping, dolomit, Utara, Barat, dan Timur Tengah. Maroko, dan
serpih, batu pasir glaukonit, seperti endapan Sahara Barat; kemudian CIS, Afrika Selatan,
pasir fosfatan yang terdapat di Tennesse dan Amerika Serikat, China, dan Jordania adalah
serpih fosfatan di Arkansas. negara yang memiliki cadangan fosfat terbesar di
dunia (Tabel 1).
c. Endapan Guano

Endapan fosfat guano terbentuk dari sisa kotoran Tabel 1. Cadangan Fosfat Dunia,
burung laut atau kelelawar yang terhimpun dalam per Januari 1993 (ribu ton)
jumlah banyak. Fosfat guano dapat terubah
menjadi lapisan batuan di bawah koral setelah
mengalami pelindihan, seperti terdapat di Negara Cadangan Dasar
Kepulauan Island dan Nauru, batuan gamping di Amerika serikat 1.230.000 4.440.000
Pulau Christmas, dan batuan volkanik di Senegal.
Cina 210.000 210.000
Israel 10.000 10.000
Batuan fosfat Guano sebarannya sangat Jordania 90.000 480.000
terbatas, tidak memiliki pelapisan, dan berwarna Maroko dan Sahara
gelap. Fosfat yang terbentuk dalam gua
Barat 5.900.000 21.440.000
mempunyai kenampakkan fisik yang hampir
Senegal – 160.000
sama dengan fosfat yang terdapat di daratan.
Afrika Selatan 2.530.000 2.530.000
Jenis fosfat lainnya adalah koprolit, yaitu kumpulan Tongo – 60.000
fosfat yang berasal dari kerangka tulang, gigi, dan lain-
Tunisia – 270.000
lain. Endapan fosfat jenis koprolit mengandung
Rusia 1.330.000 1.330.000
sejumlah kecil fosfat, bahkan apabila suatu produksi
Lainnya 690.000 2.860.000
dimurnikan, cadangannya dapat menjadi lebih kecil lagi Total 12.000.000 34.000.000
(susut).
Sumber : Mineral Commodity Summaries, 1993
Produksi fosfat dunia dari endapan guano
diperkirakan sekitar 2%.

2.2 Mineralogi Di Indonesia, jumlah cadangan yang telah


diselidiki adalah 2,5 juta ton endapan guano
Sebagian besar fosfat komersil yang berasal dari (kadar P2O5 = 0,17 – 43%) dan diperkirakan
mineral apatit adalah kalsium fluo-fosfat dan sekitar 9,6 juta ton fosfat marin dengan kadar 20
kloro-fosfat dan sebagian kecil wavellite (fosfat – 40% P2 O5 . Keterdapatannya di Provinsi Aceh,
aluminium hidros). Sumber lainnya tetapi dalam Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi
jumlah sedikit berasal dari jenis slag, guano, Utara, Sulawesi Tengah, dan NTT. Tempat
crandallite [CaAl3(PO4)2(OH)5.H2O], dan millisite lainnya adalah Sumatera Utara, Kalimantan,
(Na,K). CaAl6(PO4)4(OH)9.3H2O. Sifat Timor Timur, dan Irian Jaya (Tabel 2).
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 162
Tabel 2. Cadangan Fosfat di Indonesia

No. Jenis Lokasi Cadangan (ton) Kandungan P2O5 (%)

1. Guano Jawa Barat


Kabupaten Lebak dan Rangkasbitung : 4.000 23 – 30
Kab. Bogor (Cibinong dan Leuwiliang) n.n n.n
Kabupaten Ciamis
Cigugur, Cijulang, Parigi, Pangandaran 99.459 1 – 38
Kecamatan Padaherang :
Gua Tumpeng 13.650 26,5
Bukit Katileng 6.142 14,55
Gua Komijing 1 21.775 29
Gua Komijing 2 12.792 33
Gua Jamenom 16.800 28
Desa Ciganjeng 19.656 n.n
Kabupaten Tasikmalaya :
Kecamatan Kawalu/Bubuay 117 19.38
Jawa Tengah
Kabupaten Pati, Sukolilo dan Brati 119.000 10 – 38
Kabupaten Grobogan, Desa Karangayung 54.500 25,99
Jawa Timur
Kabupaten Tuban 25.831 28
Kabupaten Lamongan 186.680 31
Kabupaten Gresik 25.500 29,5
Sumatera Utara
Kabupaten Tanah Karo, Kec. Kota Buluh n.n
Kabupaten Langkat, Kecamatan Bahorok n.n
Kalimantan Selatan
Kabupaten Kandangan 72.240 12,48 – 30
Sulawesi Tenggara
Pulau Kakabaya 45.000 0,37 – 25,12
Timor Timur
Queicai 9 – 21,30
Irian Jaya
Pulau Misol 3–8
Pulau Anjawi 2.500 3
Ayamaru 28
2. Marin Jawa Timur
Kabupaten Tuban, Kecamatan Merakurah,
Desa Senor 1.600.000 n.n
Pulau Madura 74.518 28
Pulau Kangean n.n n.n

Sumber : – Kompilasi Sumberdaya Mineral, 1991, DSDM


BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 163

PERTAMBANGAN penghancur dan penghalus. Dengan proses


basah, fosfat ukuran tertentu dialirkan untuk
1 Eksplorasi diklasifikasikan menjadi konsentrat solid (60 –
70%) dan sejumlah pengotor.
Di Indonesia, eksplorasi fosfat dimulai sejak
tahun 1919. Umumnya, kondisi endapan fosfat Konsentrat diolah dengan proses flotasi. Dengan
guano yang ada berbentuk lensa-lensa, sehingga penambahan reagen bahan bakar (fuel acid) dan
untuk penentuan jumlah cadangan, dibuat sumur asam gemuk (fatty acid), sisa mineral pengotor
uji pada kedalaman 2 – 5 m. Selanjutnya adalah akan menempel pada reagen, sementara
pengambilan contoh untuk dianalisis kandungan fosfatnya mengendap dan diproses pada
fosfatnya. Eksplorasi rinci juga dapat dilakukan klasifikasi tahap kedua.
dengan pemboran bilamana kondisi struktur
geologi total diketahui. Konsentrat hasil klasifikasi dimasukkan ke dalam
alat pengering dan siap dipasarkan, sedangkan
3.2 Penambangan mineral pengotornya diproses kembali.

Pada umumnya, sistem penambangan batu fosfat Dalam hal khusus, pengolahan fosfat memiliki
adalah tambang terbuka. Di beberapa negara cukup banyak variasi, seperti di bawah ini.
tidak jarang diterapkan sistem tambang dalam,
seperti di Rusia, Maroko, Tunisia, Mesir, dan a. Pengeringan dan Penggilingan
Amerika Serikat. Di Indonesia tambang batu
fosfat khususnya tipe guano menerapkan Endapan fosfat dengan kemurnian sangat tinggi
tambang bawah tanah dengan sistem gophering. cukup diolah dengan pengeringan hingga tingkat
kelembaban tertentu, lalu digiling sesuai ukuran
Pada tambang skala besar, dragline menjadi butir yang diinginkan konsumen.
pilihan utama. Apabila lapisan penutup endapan
terdiri dari material padat, pengupasan dapat
b. Kalsinasi
dilakukan dengan peledakan.
Proses kalsinasi dilakukan untuk memperoleh
Peralatan yang umum digunakan selain dragline,
fosfat dengan kandungan Al2O3 + Fe2O3 di
adalah scraper, p i p a (slurry pipe lines ), ban
bawah 4%. yang bebas dari zat-zat organik, flour,
berjalan (belt conveyor), bucket wheel excavator
dan karbon, pada temperatur 900 – 950°C.
(BWE), grabbing cranes, truk, dan alat bantu
lainnya. Pada tambang skala kecil seperti yang
dilakukan di Indonesia dipakai alat sederhana c. Pencucian dengan Air
seperti linggis, cangkul, belincong, dan
semacamnya. Pencucian dilakukan terhadap batuan fosfat
berkadar tinggi dan mengandung lumpur yang
3.3 Pengolahan dapat mengakibatkan kadar Al2O3 dan Fe2O3
tinggi. Alat yang digunakan adalah log washer,
Pengolahan fosfat meliputi penghancuran, thickener, ayakan (screen ), cyclone , pompa,
penghalusan, pencucian, pengayakan, klasifikasi, dan alat pengering.
flotasi, dan pengeringan, dan alat bantu penampung
(bin), pompa hisap, cyclone, ban berjalan, grizzly, d. Flotasi
thickener, dan sejenisnya (Gambar 1).
Cara flotasi digunakan terhadap batuan fosfat
Proses pengolahannya adalah sebagai berikut : apatit atau collophanite untuk mengapungkan
mineral ikutannya. Alat yang dipakai adalah an-
Fosfat hasil tambang dimasukkan ke dalam alat ionic, car-boxylic acid atau olieic acid.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 164

Fosfat dari
tambang

Penggerusan
(crusher)
Fosfat ukuran

Penghalusan
(mil ) tertentu
Proses basah

Klasifikasi I Konsentrat 60 - 70%


(classifier) padatan dan sejumlah
pengotor

Flotasi
(untuk konsentratnya)

Kosentrat I
Kosentrat II
Klasifikasi II

Alat pengering
Pengotor (rotary drier)

Produk

Gambar 1. Bagan Alir Proses Pengolahan Fosfat

e. Volatilisasi fosfatnya. Apabila kadar MgO >0,3% akan timbul


kesulitan dalam pembuatan asam fosfat.
Volatilisasi dilakukan untuk membersihkan Pelindihan dilakukan dengan penambahan asam
mineral fosfat dari senyawa aluminium dan besi belerang, ammonium, dan SO2.
dengan proses reaksi kimia. Aluminium dan besi
diubah menjadi AlCl3 dan FeCl3 yang bersifat Peralatan yang digunakan untuk pengolahan
volatile dengan cara penggerusan, pemanasan, meliputi penampung bijih (bin), grizzly, ban
dan pemasukan gas HCl. berjalan, penghancur (crusher mill), ayakan,
pompa, alat flotasi, classifier, thickener,
Reduksi pengering, dan alat bantu lainnya.

Cara ini dipakai untuk pengambilan fosfor.


KEGUNAAN DAN SPESIFIKASI
g. Pencampuran (Blending)
1 Kegunaan
Fosfat kadar rendah dapat dimanfaatkan setelah
penambahan fosfat kadar tinggi pada rasio Fosfat adalah sumber utama unsur kalium dan
tertentu, sehingga dicapai kadar yang diinginkan. nitrogen yang tidak mencair dalam air, tetapi
dapat diolah dengan menambahkan asam untuk
h. Pelarutan/Pelindihan (Leaching) memperoleh berbagai produk fosfat (Gambar 2).

Pelindihan adalah untuk mengurangi kadar MgO – Penambahan asam belerang menghasilkan su-
dalam batuan fosfat tanpa mengurangi kadar per-fosfat normal (0-18-0 sampai 0-20-0).
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 165

– Proses kering asam fosforik, H3PO4 (0-52-0 Fosfat dipasarkan dengan berbagai kandungan P
sampai 0-54-0) menghasilkan asam 2O5, antara 4 – 42%. Sementara itu, tingkat uji
superfosforik (0-68-0 sampai 0-72-0); pupuk pupuk fosfat ditentukan oleh jumlah kandungan N
cair; superfosfat kadar tinggi (P2O5 = 54%). (nitro-gen), P (fosfat atau P2O5), dan K (potas
cair atau K2O).
– Penambahan asam fosforik akan menghasilkan
triple superfosfat [pupuk TSP (0-44-0 sampai Pemakaian fosfat untuk pupuk di Indonesia saat
0-46-0)], ditambah ammonia menghasilkan ini mencapai di atas 94%. Fosfat sebagai pupuk
monoammonium fosfat [pupuk MAP (11-48- alam tidak cocok untuk tanaman pangan, karena
0)], dan diammonium fosfat [DAP (18-46-0)]. tidak larut dalam air sehingga sulit diserap oleh
akar tanaman pangan. Fosfat yang digunakan
– Penambahan fosfat dengan asam nitrat akan sebagai pupuk tanaman pangan perlu diolah
menghasilkan pupuk nitro-fosfat. menjadi pupuk buatan.

Semua produk di atas mengandung water 4.2 Spesifikasi


soluble P dan dapat digunakan secara tersendiri
atau dikombinasikan dengan sejumlah potas Persyaratan pupuk fosfat alam berdasarkan
untuk membentuk pupuk campuran (Gambar 3). Standar Industri Indonesia (SII) nomor 0826
tahun 1983 adalah sebagai berikut :
Batuan fosfat yang dilebur dengan kokas dan
silika akan menghasilkan : P2O5 total min. 26%. a.b.d.k.
P2O5 larut dalam asam sitrat min. 3%
– asam fosforik murni untuk imbuh makanan dan CaO min. 40%
industri pasta gigi, H 2O min. 20%
Al2O3 + Fe2O3 min. 3%
– sodium tripolyfosfat (STPP) untuk detergen dan
Kehalusan (-80 mesh) min. 60%
imbuh makanan,
– asam fosfor untuk water treatment, a.b.d.k. = asal berat dasar kering

– fosfor triklorid pestisida, penghambat api, Untuk pupuk fosfat buatan berlaku SII nomor
plastizer untuk plastik dan rethanes. 0029 tahun 1973, yaitu :

Deflorinasi Makanan Ternak

Penggilingan Pupuk :
Batuan
Fosfat Penambahan H2SO4 - Aplikasi Langsung
Penambahan HNO3
- Super Fosfat Normal
Penambahan H2PO4
- Fosfat Nitrit
- TSP
H 2 S O4 Amoniasasi
- Amonium Fosfat
Penurunan - Aplikasi Langsung
panas

Asam Fosfat
Variasi
Oksidasi dan absorpsi

dalam air
Fosfat Industri Kimia dan
Elemental Makanan

Gambar 2. Pemanfaatan Batuan Fosfat Gambar 3. Persentasi Pupuk Campuran


BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 166

– SSPA (single super phosphate) : Fosfat larut – Fosfat larut dalam asam sitrat 2% (dihitung
dalam air (P2O5 min. 13%). sebagai P2O5 ) min. 30% dari P2O5 yang larut
– DSPA (double super phosphate) : Fosfat larut dalam asam mineral.;
dalam air (P2O5 min. 38%). – Kehalusan 80 mesh min. 90%.
– TSP (triple super phosphate) : Fosfat larut Di pasaran internasional, penilaian kadar P2O5
dalam asam sitrat 2% (P2O5 min. 43%). ditentukan atas dasar BPL (Bone Phosphate
– Fosfat Bakar Lime), yang identik dengan persen Ca3(PO4)2.
Persen BPL = 2,1853 x persen P2O5.
Berdasarkan mutu, fosfat terdiri dari dua jenis :
Untuk sifat fisik dan komposisi kimia fosfat yang
a. Mutu I
diperdagangkan di pasar internasional dapat
– Fosfat larut dalam asam belerang (P2O5 min. disimak pada Tabel 3 – 6.
19%);
Persyaratan fosfat untuk pembuatan pupuk yang
– Fosfat larut dalam asam sitrat 2% (P2O5 min.
dipakai oleh PT Petro Kimia Gresik adalah :
80% larut dalam asam mineral;
– Kehalusan 80 mesh min. 90%. Fisik
b. Mutu II – Warna : Coklat
– Bentuk : Butiran
– Fosfat larut dalam asam belerang (P2O5 min. – Ukuran : + 4 mesh maks. 0,75%
11%); – ( lolos saringan) : + 200 mesh min. 96%.

Tabel 3. Fosfat di Pasaran Internasional

Jenis Rumus kimia Warna Spesifik Gravity Kekerasan


(SG) (H)
Hydroxy fluorapatite Ca5(PO4)3(OH,F) Hijauatau hijau kebiruan 3,17 – 3,23 5
Flour apatite Ca5(PO4, CO3,OH)3(F,OH) Nodul gelap dan terang 3,1 – 3,2 5
Wavellite Al3(PO4)2(OH)3.5H2O Putih atau putih kehijauan 2,81 5

Sumber : Phosphate Rock, The Industrial Minerals Handy Book, 1992

Tabel 4. Spesifikasi Fosfat di Pasar Internasional

Fisik
Texture : berpola, bentuk, ukuran, kristalinitas, rekahan
Ukuran : berdimensi kristal dan fragment, ukuran bebas,
Alternation : hancuran karena iklim (weathering), kalsinasi
Kimia
P 2O5 di atas 42%
Rasio CaO : P2O5 dari 1,32 – 1,61; atau yang lebih rendah (untuk mengurangi konsumsi asam),
Besi dan aluminium : < 3 + 4% dengan P2O5/R2O3 = 20
Magnesium : tingkat P2MgO = 78
Flourine : Jarak rasio P2O5 : F dari 6-11 dalam apatit; rasio Si : F harus tinggi
Klorin : 500 ppm
Elemen toksic : kandungan Cd, Hg, Cr, As, Pb, Se, U, dan V rendah
Organic matter : rendah

Sumber : The Industrial Mineral Hand Book, 1992.


BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 167
Tabel 5. Komposisi Kimia Konsentrat Fosfat Komersial di Dunia

Unsur Siilijarvi Jordania Florida Idaho Morocco Togo Nauru Mexico


Finland 70/72% 77% BPL Youssou- Kalsin Baja Cal*)
TCP fiaun
P 2O5 35,5 32,5 35,31 32,3 34,14 36,85 39,92 29,0
CaO NA 50,0 50,10 45,85 53,84 51,69 54,42 46,14
CO2 6,90 4,70 2,98 2,10 2,90 – 2,04 5,33
MgO 1,30 0,45 0,23 0,17 0,46 0,03 – 0,77
K 2O 0,04 0,03 0,08 0,61 0,9 0,05 trace 0,32
Na2O 0,10 0,45 0,40 0,46 0,89 0,27 0,45 0,73
Al2O3 0,20 0,50 1,02 2,13 0,33 1,00 0,30 1,96
Fe2O3 0,50 0,35 1,03 0,95 0,15 1,30 – 2,15
SiO2 0,50 0,35 3,05 9,87 2,72 2,99 0,40 6,78
F2 0,50 0,35 3,87 2,99 4,25 3,75 2,62 2,95

*) Pasir pantai, benefisiasi, bukan kalsin


Sumber : The Industrial Mineral Hand Book, 1992

Tabel 6. Bahan-bahan untuk Pupuk (Fertilizer) Konversi untuk Mineral Fosfat

Potas
Nutrisi Utama Nutrisi Sekundair Muriate of potash = KCl
Nitrogen Kalsium Boron
KCl = K2O x 0,61
Fosforus Magnesium Klorin K 2O =KCl x 1,64 atau K x 1,2051
Potasium Belerang Kobalt K = K2O x 1,2046
Tembaga Kalsium fosfat
Besi
Mangan BPL = Bone phosphate of lime
Molibdenum
TCP = Tricalsium phosphate
Sodium
TPL = Triphosphate of lime
Seng
P = P2O5 x 2,2914 atau BPL x
5,0072
P 2O5 = P x 0,4346 atau BPL x 2,1852
Kimia BPL; TCP; TPL = P x 0,1997 atau P2O5 x
– P 2O5 : 29 – 34% 0,4576

Sumber : The Industrial Minerals Hand Book, 1992


– CaO : 48 – 54%
– H2O maks.: 3%
– F maks. : 4%
PERKEMBANGAN DAN PROSPEK
– MgO : 0,4%
– Na2O maks. : 0,75%
1 Perkembangan
– K2O maks. : 0,25%
– Cl maks. : 0,03%
a. Indonesia
– CO2 : 4,5 – 6,0%
– SiO2 : 4,0 – 5,5% Kegiatan pertambangan fosfat di Indonesia masih
– Al2O3 + Fe2O3 : 0,3 – 3,0% terbatas di Pulau Jawa dalam skala kecil, walaupun
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 168

indikasi sumber daya fosfat terdapat di Pembangunan berbagai proyek di atas sebagian
Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, Timor telah menampakkan hasil nyata bahkan
Timur dan Irian Jaya. Data tahun 1990 – 1992 cenderung dapat melakukan ekspor komoditi
mencatat 35 perusahaan SIPD (Surat Izin hasil pertanian tertentu. Di sisi lain, hal ini
Pertambangan Daerah), yaitu di Propinsi Jawa membuat konsumsi pupuk fosfat meningkat.
Barat (7), Jawa Tengah (6), dan Jawa Timur (22).
Pada tahun 1982, kebutuhan fosfat adalah 328,8
Produksi fosfat Indonesia dalam kurun 1982 – 1994 ribu ton menjadi 1,97 juta ton tahun 1992, dengan
mengalami penurunan, bahkan tahun 1994 hanya 445 laju pertumbuhan tahunan 25,80%. Tahun 1985
ton. Salah satu penyebabnya adalah produksi yang merupakan awal lonjakan permintaan fosfat
tidak berkelanjutan karena cadangan yang sedikit dan Indone-sia, yaitu dimulainya produksi asam fosfat
tersebar, Salah satu pertambangan yang cukup besar untuk bahan baku pupuk TSP yang selama ini
(PT IKI) di Jawa Barat mulai tahun 1996 diperkirakan masih diimpor. Nilai konsumsi fosfat pun
akan memproduksi fosfat dengan kapasitas sampai mengalami peningkatan, dan pada tahun 1992
700 ribu ton per tahun. mencapai Rp 170 milyar.

Dalam kurun 1981 – 1994, impor fosfat Indonesia Konsumsi fosfat pada industri pupuk mencapai
lebih dari 13 juta ton, bernilai lebih $AS 700 juta, 94 – 97% dari total konsumsi Indonesia, sisanya
dengan laju pertumbuhan tahunan sebesar di luar industri pupuk mencapai 35.000 – 40.000
19,33% dan 18,01%. Pada tahun 1992, ton per tahun, atau 3 – 4% dari total konsumsi
kebutuhan fosfat yang berasal dari impor fosfat. Indonesia juga mengekspor fosfat dengan
mencapai 99,1% (Tabel 7 dan 8). negara tujuan Republik of China atau Taiwan.

Pada setiap Repelita, sektor pertanian selalu Sementara itu, antara harga fosfat impor dan fosfat
mendapat prioritas utama untuk dikembangkan. ekspor relatif tidak jauh berbeda. Hal ini menandakan
Untuk PJP II ini, penekanan di bidang pertanian fosfat Indonesia sebenarnya mampu bersaing dan
adalah kepada perluasan tanaman pangan, lahan tidak kalah mutunya dengan fosfat impor.
pertanian serta pemanfaatan lahan kering dan
sebagainya yang didukung oleh pemanfaatan 1)
Dari Tabel 7, apabila dikaji jumlah impor tahun 1992
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta –1994, terjadi penurunan drastis dari 800 ribu ton pada
penyediaan sarana dan prasarana. tahun 1992 menjadi 133 ribu ton tahun 1993

Tabel 7. Perimbangan Pemasokan dan Permintaan Fosfat Indonesia

Tahun Produksi Impor Harga Ekspor Konsumsi


ton 1) 2) ($AS) ($AS/ton) (ton) ($AS) ton (000 Rp.)
(ton) (ton)
1981 – – 251.091,0 20.729.252 82,56 – – – –
1982 25. 656 289.476,0 289.476,0 20.999.806 72,54 520,0 36.500,0 328.818,0 14.541.838,0
1983 36. 513 361.757,0 361.757,0 21.389.830 59,13 1.106,0 58.712,0 401.848,0 18.492.368,0
1984 46. 772 636.504,0 636.504,0 39.741.935 62,44 550,0 33.750,0 387.500,0 18.975.450,0
1985 54. 037 817.451,0 817.451,0 56.336.966 68,92 2.200,0 77.623,0 1.034.382,0 65.511.853,0
1986 64. 448 717.571,0 717.571,0 42.180.100 58,78 – – 1.332.981,0 89.586.733,0
1987 78. 391 1.195.639,0 1.195.639,0 66.978.615 56,02 2.254,0 140.216,0 1.278.135,0 105.375.866,0
1988 164. 965 1.035.831,0 1.035.831,0 58.558.552 56,53 11.789,0 936.295,0 1.331.594,0 101.223.441,0
1989 73. 034 853.611 853.611,0 52.971.589 62,06 13.192,0 942.136,0 1.074.946,0 66.978.615,0
1990 9.724 898.851 1.181.821,0 74.312.905 62,88 3.563 326.369 1.188.511,0 139.953.890,0
1991 6.384 1.273.635 1.585.622,2 102.472.749 64,63 5.249 581.369 1.191.828,0 149.676.571,0
1992 800 793.044 1.947.898,0 125.678.379 64,52 1.237 89.957 1.966.266,0 170.000.795,0
1993 1.191 133.344 1.331.018,2 84.652.759 63,60 859 72.516 tt –
1994 445 489.151 1.589.150,5 104.661.452 65,86 6.169 791.689 tt –

Sumber : Statistik Perdagangan Luar Negeri, Impor, BPS, 1981 – 1992


Data dan Informasi, DJPU, 1995
1) 2)
Keterangan : Data BPS; diolah kembali; Impor fosfat pada tahun 1990, 1992, berdasarkan konsumsi
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 169

Tabel 8. Jumlah dan Nilai Konsumsi Fosfat di Indonesia, 1990 – 1992

Asal Fosfat Total


Tahun Impor Domestik

ribu ton milyar Rp. ton milyar Rp. ribu ton milyar Rp.
1990 1.181,8 139,74 6.690 0,21 1.188,5 139,95
1991 1.084,5 142,37 107.346 7,29 1.191,8 149,66
1992 1.947,9 147,54 18.373 22,46 1.966,3 170,00
Sumber : Statistik Industri,bag II, Biro Pusat Statistik, 1990 – 1992.

dan 489 ribu ton tahun 1994. Akan tetapi apabila 1991 tercatat mengimpor fosfat sekitar 679 ribu ton,
melihat jumlah konsumsi fosfat yang tinggi tahun dan Malaysia sekitar 500 ribu ton tahun 1993.
1992, dan produksi yang kecil, ada kemungkinan
tingkat impor
2)
tahun 1993 –1994 lebih besar lagi. c. Dunia

Perbedaan tersebut kemungkinan besar terjadi Cadangan fosfat dunia saat ini adalah 12 milyar
karena banyaknya stok fosfat dari impor tahun- ton dari cadangan dasar sebesar 34 milyar ton
tahun sebelumnya. yang kebanyakan berasal dari endapan fosfat
marin. Jumlah itu diperkirakan akan bertambah
b. Kawasan ASEAN dengan ditemukannya endapan fosfat di Afrika
Utara, Barat, dan Timur Tengah.
Di kawasan ASEAN, selain Indonesia, Filipina
dan Thailand memiliki endapan fosfat walaupun Negara-negara penghasil utama fosfat dunia adalah
dalam jumlah yang sedikit. Oleh karena itu, fosfat Amerika Serikat, Rusia, Maroko, dan Cina. Keempat
yang diproduksi pun dalam jumlah yang kecil negara tersebut memproduksi fosfat sekitar 76% dari
apabila dibandingkan dengan konsumsi di dalam total produksi dunia tahun 1992, yaitu 138,9 juta ton.
negeri masing-masing (Tabel 9). Tahun 1992 ini merupakan tahun keempat turunnya
produksi dunia sejak 1989. Sementara itu, negara
Oleh karena itu, Indonesia, Filipina, dan Malaysia eksportir fosfat terbesar dunia adalah Maroko dan
merupakan importir terbesar di kawasan ASEAN. Amerika Serikat. Negara eksportir lainnya adalah
Pada tahun 1992, impor fosfat Indonesia Rusia, Yordania, Syria, Tunisia, Israel, Afrika Barat, dan
diperkirakan sekitar 1,9 juta ton; Filipina, tahun Afrika Selatan (Tabel 10).

Tabel 9. Produksi, Konsumsi dan Impor Fosfat di Kawasan ASEAN (ton)

Negara Cadangan 1991 1992 1993


juta ton Prod. Kons. Impor Prod. Kons. ton Prod. Kons. ton

Indonesia 11,1 6.384 1,2 juta 1,6 juta 800 1,9 juta 1.947,9 1.191 tt 1,33 juta
Filipina 3,4 21.793 0,93 juta 0,93 juta tt tt – tt tt –
1)
Thailand 0,34 5.936 5.037 – 7.981 7.080 – 10.764 8.838 –
2) – tt 0,41 juta – tt 0,43 juta 0,43 juta tt 527.789 0,53 juta
Malaysia

Sumber : Overview of the mineral industry of Thailand Country Paper,


1994 The Malaysian Mineral Industry, overview, 1994
Overview of the Mineral Industry of Philipphines, 1994
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 170

Tabel 10. Negara Produsen dan Eksportir Fosfat Dunia (000 ton)

No. Negara Produksi Eksportir


1990 1991 1992 1989 1990 1991
1. Amerika Serikat 46.041 48.096 46.965 8.323 6.959 5.749
2. CIS 35.082 29.994 21.411 2.712 1.914 1.128
3. Maroko 21.189 17.988 19.700 12.426 11.672 9.143
4. Cina 15.500 17.627 17.956 194 344 534
5. Tunisia 6.566 6.401 6.400 1.082 602 421
6. Jordania 5.925 4.433 4.296 6.357 4.871 4.246
7. Israel 3.516 3.370 3.595 1.946 1.501 1.4
8. Afrika Selatan 3.086 3.165 3.23 1.094 1.217 1.166
9. Brazil 2.968 3.210 3.450 – – –
10. Togo 2.314 2.965 2.083 3.347 2.783 3.074
11. Senegal 2.289 1.741 2.301 1.396 1.356 1.304
12. Syria 1.670 1.415 1.266 1.729 1.394 1.246
13. Mesir 1.143 1.300 1.300 – – –
14. Aljazair 1.102 1.17 1.23 298 851 1.044
15. Nauru 926 530 747 1.187 926 530
16. Lainnya 3.889 3.558 2.945 – – –
Total 153.206 146.433 138.875 – – –

Sumber : Industrial Mineral, March 1994

Beberapa faktor yang menyebabkan turunnya akibat buruknya keadaan cuaca, banjir, atau
permintaan fosfat dunia, adalah : musim kemarau.

– ditutupnya beberapa pabrik asam fosforik di Seballiknya, pertumbuhan pemakaian pupuk


kawasan Eropa Barat, fosfat di negara-negara berkembang cukup tinggi
terutama produk fosfat impor, seperti di Cina,
– situasi politik di kawasan Eropa Timur dan India, dan Pakistan.
sekutu Uni Soviet (dahulu),
5.2 Prospek
– perluasan ke arah pabrik pengolahan oleh
produsen fosfat utama dunia dan a. Indonesia
bertambahnya penjualan produk pupuk
daripada bahan baku fosfat di pasaran, Di Indonesia, sebagai negara agraris yang sedang
mengarah ke agrobisnis, keberadaan industri pupuk
– diperolehnya keuntungan hasil sampingan, fosfat akan sangat menunjang sektor pertanian
yaitu produk-produk industri hilir (fosfo- sebagai konsumen pupuk. Dengan demikian, prospek
gipsum dari produksi asam fosforik), pemakaian fosfat di Indonesia dalam PJP II
diperkirakan masih akan terus meningkat.
– munculnya isu lingkungan sehubungan dengan
kandungan impuritis yang tinggi dari fosfat Hal ini sesuai dengan program sektor pertanian
sedimen; misalnya cadmium dan arsenik. yang tertera dalam GBHN 1993, di antaranya :

Tahun 1993, di Amerika Utara, kecuali Meksiko – Pembangunan pertanian tanaman pangan terus
dan Brazil, pemasaran pupuk fosfat juga menurun ditingkatkan untuk lebih memantapkan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 171

swasembada pangan, dan pendapatan Faktor yang cukup berpengaruh dalam penentuan
masyarakat, antara lain : melalui peningkatan harga fosfat adalah jarak dari produsen ke
produktivitas usaha tani, perluasan lahan konsumen, dan kualitas fosfat (% BPL). Di masa
pertanian, pemanfaatan lahan kering, pekarangan, depan diperkirakan harga fosfat dunia akan
dan rawa dengan didukung oleh pemanfaatan ilmu mengalami sedikit penurunan atau paling tidak
pengetahuan dan teknologi, penyediaan sarana stabil, selama belum terjawabnya isu lingkungan,
prasarana yang makin memadai, penanganan larangan pemakaian fosfat dan subtitusi fosfat
pasca-panen yang makin efisien dan untuk detergen oleh zeolit di negara-negara maju.
kebijaksanaan harga yang sesuai. Di lain pihak, harga fosfat diperkirakan akan
mengalami sedikit kenaikan sehubungan dengan
– Pembangunan perkebunan dilanjutkan untuk meningkatnya penggunaan fosfat untuk makanan
meningkatkan ekspor dan memenuhi ternak.
kebutuhan industri dalam negeri.
b. Kawasan ASEAN
Program Sektor Pertanian di atas memberikan
gambaran bahwa permintaan pupuk fosfat diper- Di kawasan ASEAN, Indonesia, Filipina, dan Malay-sia
kirakan akan meningkat di masa mendatang. adalah negara konsumen fosfat yang cukup besar.
Bank Dunia dan Departemen Perindustrian dan Sampai dengan tahun 1993, kebutuhan fosfat ketiga
Perdagangan memperkirakan bahwa negara tersebut mencapai 500 ribu sampai 3 juta ton
permintaaan fosfat Indonesia tahun 2000 akan per tahun. Di lain pihak, keberadaan mineral fosfat di
mencapai sekitar 3 juta ton. negara kawasan ASEAN relatif kecil, sehingga untuk
memenuhi kebutuhan fosfat di masa mendatang
Di Indonesia, Direktorat Sumberdaya Mineral diperkirakan masih dipasok dari impor.
nampaknya mengalami masalah dalam membiayai
penelitian sumber daya fosfat yang baru. Adanya 5.3 Isu dan Kecenderungan
dukungan dari USGS (United States of Geological
Survey) dalam mengembangkan cadangan fosfat dan Terjadinya penurunan produksi dari hampir semua
industri pertambangan fosfat di Indonesia, terutama di produsen fosfat di dunia sampai tahun 1992,
Sidamulih, Ciamis (PT. IKI) diperkirakan prospek diperkirakan akan terus berlanjut untuk beberapa tahun
pertambangan fosfat di Indonesia cukup baik. mendatang selama belum terjawabnya isu lingkungan
dan adanya subtitusi fosfat untuk detergen.
USGS berpendapat bahwa jumlah cadangan fosfat dari
hasil studi pendahuluan yang dilakukan BPPT (40 juta Sementara itu, walaupun harga fosfat di Amerika
ton) dapat ditentukan secara lebih besar lagi, apabila Serikat dan dunia mengalami sedikit peningkatan,
digunakan peralatan canggih yang dimiliki USGS. Jika harga pupuk fosfat, terutama diammonium fosfat
hasil survei menunjukkan kelayakan, ada dua menurun sekitar 1/3 dibandingkan dengan harga
perusahaan besar AS yang akan ikut mengembangkan pada tahun 1994.
pertambangan fosfat di Indonesia dengan teknik yang
lebih maju. Kedua perusahaan tersebut adalah Berkenaan dengan harga pupuk fosfat tersebut,
Freeport dan Jacob Engineering. Dengan demikian, membuat sangsi bagi produsen pupuk terhadap
Indonesia dapat menggunakan potensi fosfatnya untuk kelangsungan ekonomi di Amerika Serikat dan
mengurangi ketergantungan terhadap fosfat impor, dan internasional. Namun, beberapa kalangan berpendapat
meningkatkan kemampuan penggunaan fosfat untuk bahwa bertambahnya pemakaian fosfat untuk
yang lebih luas lagi. Untuk itu, perlu dilakukan survei di makanan ternak membuat permintaan fosfat dunia
lain tempat untuk mendukung survei pendahuluan. selanjutnya akan meningkat.

a. Produksi Fosfat Indonesia


Hasil dari kerjasama antara BPPT dan USGS akan
dipakai sebagai acuan untuk menentukan posisi Dengan ditemukannya cadangan fosfat di Sida-mulih,
Indonesia terhadap pasokan fosfat pada tahun 2000. Ciamis, milik PT Istana Kanematsu Indonesia (IKI),
Dana yang diperlukan untuk eksplorasi lanjutan telah disusun program untuk antisipasi meningkatnya
diperkirakan sebesar 4 juta dolar AS. permintaan fosfat di Indonesia.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 172

PT IKI berencana akan memproduksi antara 600 – 700 Tabel 11. Perdagangan Merchant Grade
ribu ton fosfat alam tahun 1995 dan akan menambah (MGA) & Super Phosphate Konversi untuk
kapasitasnya menjadi 1 juta ton akhir 1996. Di samping mineral fosfat (SPA)
itu, PT IKI sedang membangun pabrik untuk berbagai
produk, seperti KSP (Kapur Pertanian Fosfat) dengan
kandungan 5 – 10% P 2O5, fosfat batuan alam (16 – Negara MGA SPA
30% P2O5), fosfat cair, dan fosfat kalsium defluorinated 1991 1992 1991 1992
alam (NDCP) dengan kandungan 15 – 16% P2O5.
Amerika Serikat 303 438 386 45
Pemasaran produk fosfat dilakukan bekerja sama
dengan KUD di sekitarnya dan untuk tiga tahun
Tunisia 436 506 107 37
pertama, PT IKI akan memasok sebesar 1,6 juta ton.
Spanyol 12 26 92 6

Sumber : Industrial Mineral, March 1994


PT IKI dan PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) juga telah
melakukan kerja sama dalam rangka memperluas Permintaan SPA yang menurun sangat berpengaruh
pemasaran fosfat, akhir tahun 1995. PT Pusri bertindak terhadap produsennya, seperti Oxychem (USA), Siape
sebagai distributor KSP bagi perkebunan-perkebunan (Tunisia) dan Fesa (Spanyol). India termasuk salah
dan daerah transmigrasi. satu produsen pupuk SPA yang terganggu, karena
harga SPA cukup tinggi sehingga permintaan DAP di
Untuk memasok kebutuhan dalam negeri, PT IKI akan negaranya menurun, sementara para petaninya beralih
memproduksi 100.000 ton NDCP tahun 1996, dan memakai pupuk urea. Group OCP, Maroko kehilangan
akan memperluasnya dalam waktu dekat menjadi sekitar 50.000 ton ekspor fosfatnya (hampir 9% dari
250.000 ton/tahun dengan harga antara 80 51% pasaran fosfat Maroko di dunia).
– 200 ribu rupiah/ton. PT IKI juga menerima pesanan
dari negara lain, tetapi hanya dapat mengekspor NDCP Negara-negara produsen MGA yang mengalami
ke Australia sebesar 500 ton/bulan, karena prioritas kenaikan cukup tinggi adalah Amerika Serikat
utama untuk kebutuhan dalam negeri. (dari 60.000 menjadi 200.000 ton), perusahaan
Senegal (dari 5.000 menjadi 259.000 ton), Siape,
Untuk menambah kapasitas produksi menjadi 1 Tunisia (dari 10.000 menjadi 240.000 ton), JPMC
juta ton per tahun diperlukan biaya investasi Jordania (6.000 menjadi 18.000 ton) dan Fesa,
sekitar 135 juta dolar AS. Spanyol (dari 0 menjadi 18.000 ton).

Kendala yang ada sekarang ini adalah transportasi dari Selain di negara tersebut di atas, di kawasan Eropa
pabrik ke jalan utama, sementara jalan peng-hubung Barat pemasaran MGA diperkirakan mempunyai
masih dalam pembangunan. prospek yang sangat baik. Hal ini ditunjukkan oleh
permintaan MGA tahun 1992 yang cukup tinggi, yaitu
b. Perdagangan Asam Fosforik Dunia
670 ribu ton dari 300 ribu ton tahun 1991.
Ada dua jenis asam fosforik yang dijual di
Tingginya permintaan MGA menyebabkan
pasaran dunia, yaitu merchant grade (MGA) dan
ditutupnya sejumlah pabrik asam fosforik karena
super fosfat (SPA). Penjualan jenis MGA
dianggap tidak ekonomis lagi dan masalah
cenderung menaik, sedangkan penjualan SPA
lingkungan, seperti di Inggris (1), Belgia (2).
menurun, terutama karena adanya interaksi
Ketiga pabrik tersebut kapasitasnya turun drastis
antara permintaan asam fosforik dengan produk
menjadi sekitar 270.000 ton per tahun.
industri hilir, seperti diammonium fosfat (DAP) dan
monoamonium fosfat (MAP) (Tabel 11). Di kawasan Asia dan Timur Tengah, kecuali Cina,
pemasaran asam fosforik juga cukup rendah dan
Sampai tahun 1992, CIS masih merupakan konsumen cenderung mengalami penurunan.
terbesar SPA di dunia, tetapi hanya mencapai 64 ribu
ton, menurun drastis dari 565 ribu ton tahun 1991, Pemasaran Pupuk
sebagai akibat rendahnya permintaan polyfosfat
amonium dan merosotnya nilai tukar uang. Lebih dari 90% pasaran fosfat dunia dikonsumsi
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 173

untuk pupuk, tetapi tahun 1992, konsumsi pupuk dan danau-danau (entropication). Sifat merugikan ini
fosfat mengalami penurunan sekitar 3,5%, mengakibatkan larangan penggunaan fosfat untuk
bersamaan dengan adanya perubahan cuaca, pembuatan detergen (Sodium tripoly-phosphate –
politik, dan juga munculnya isu lingkungan. STPP), dan digantikan oleh zeolit dan polycarboxilate.
Akan tetapi, pemerintah negara maju menganggap
bahwa larangan tersebut masih terlalu pagi. Beberapa
Tabel 12. Ekspor Asam Fosforik (000 ton P2O5) studi yang dilakukan memperlihatkan bahwa pengaruh
larangan itu belum dapat dilaksanakan bahkan
cenderung diabaikan.
Negara 1991 1992
Para ahli lainnya berpendapat bahwa limbah fosfat
Maroko 1.337,5 1.453,8
lebih mudah dipisahkan daripada limbah zeolit. Satu
Tunisia 543,1 542,9
teknologi yang telah dikembangkan di Belanda
Amerika Serikat 689,1 483,3
memperlihatkan perolehan sekitar 70 – 80% fosfat
Afrika Selatan 151,6 196,2
hasil limbah dapat dipisahkan dan menghasilkan
Afrika 109,6 55,6
kalsium fosfat pelet yang dapat didaur ulang. Teknologi
Spanyol 104,2 32,3
tersebut dapat dipromosikan di Eropa Timur dan
negara berkembang (yang belum ada larangan
Sumber : Industrial Mineral, March 1994 pemakaian STPP).

Adanya daur ulang akan merupakan suatu


Beberapa negara importir pupuk terbesar seperti Cina, ancaman terhadap volume permintaan fosfat
India, dan Rusia mengalami penurunan. Pada tahun untuk perdagang-an STPP, selama pengaruh
1994, Cina dan India secara nyata menghapuskan terhadap alam belum teratasi, terutama
subsidi pembelian pupuk. Sementara itu, Rusia muncul pemakaian STPP untuk detergen di negara maju.
sebagai kekuatan baru sebagai pengekspor MAP dan Hal ini terlihat dari pemakaian STPP sebesar 690
DAP, sebagai suatu upaya dalam mengatasi kesulitan m lbs tahun 1993 menjadi 610 m lbs pada tahun
nilai tukar mata uangnya. Berkurangnya importir 1994, bahkan mungkin lebih rendah lagi.
terbesar di dunia ini merupakan suatu peringatan
bahwa penjualan MAP & DAP di pasaran dunia masih Pemasaran Makanan Ternak
akan menurun walaupun permintaan pupuk masih
tetap stabil. Fosfor adalah suatu komponen tulang kritis yang
mempunyai peranan penting dalam fungsi
Beberapa kawasan yang mengalami penurunan metabolisme. Fosfor sebagai unsur pokok makanan
permintaan pupuk fosfat, misalnya di Eropa Barat ternak terdiri atas empat jenis, yaitu : bone, meal, beta
disebabkan oleh surplus panen gandum; Amerika trikalcium fosfat , dan defluorinated fosfat.
Utara karena adanya musim hujan serta banjir di Pertumbuhan pasar fosfat untuk makanan ternak di
daerah-daerah pertanian sebelah selatan. dunia diperkirakan 1 – 1,5%/tahun.
Namun, US Department of Agriculture
memperkirakan apabila situasi membaik, tingkat c. Teknologi Pengolahan Fosfat untuk Pupuk
konsumsi pupuk akan meningkat lagi. Di lain
pihak, negara-negara berkembang di Asia akan Dengan memakai prinsip-prinsip dalam proses
mengalami pertumbuhan yang baik, dengan laju frasch pada penambangan belerang, para ahli
permintaan pupuk berkisar 4 – 6% per tahun. tambang dapat mengeksploitasi endapan bawah
tanah dengan cairan garam, yang kemudian
Pemasaran Detergen dikenal dengan pelindihan in situ. Larutan garam
disuntikkan ke dalam deposit untuk melarutkan
Fosfat dapat menjadikan dunia kotor di mata mineral dan kemudian dipompakan ke
masyarakat karena hubungannya dengan tingkat permukaan untuk dikristalisasi dan recovery.
kandungan gizi yang tinggi yang ditunjukkan oleh
tumbuhnya tanaman ganggang di sungai-sungai Sejalan dengan perkembangannya ditemukan pula
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 174

metode heap and dump leaching. Larutan yang – Sejumlah besar gipsum mengandung radium.
digunakan adalah asam belerang dengan tujuan Kerusakan produk radium biasanya tampak
melarutkan mineral logam agar berkumpul di dalam batuan yang dihasilkan. Penambahan
bagian bawah. Tetapi, pemakaian asam belerang asam sulfat terhadap setiap ton batuan fosfat
pada pelindihan bijih emas tidak efektif sehingga akan menghasilkan 1,5 ton gipsum.
dipakai larutan sodium dan potasium sianida.
Dari hal di atas, pelindihan in situ atau pelindihan
Apabila bijih tidak mengandung kehalusan dan ukuran vat (vat leaching) menjadi alternatif untuk
butir yang layak, pelindihan dapat dilakukan dengan pengolahan batuan fosfat. Pengurangan asam
cara vat leaching. Bahan baku ditempatkan dalam sulfat tidak memungkinkan sebab perolehan
suatu bejana yang dilengkapi media penyaring. Hasil gipsum yang akan menguntungkan.
pelindihan dimasukkan melalui puncak bejana dan
dilakukan penapisan bahan baku sampai selesai. Teknologi Baru Pengolahan Pupuk Fosfat
Bejana disusun sedemikian rupa sehingga sistem
penghitungan dapat dipakai dan operasi pelindihan Suatu cara telah dikembangkan untuk pelindihan
dapat tercapai. Larutan padat ditambahkan kepada endapan batuan fosfat atau hasil tambang, yaitu
bejana terakhir dan larutan encer kepada bejana heap (leaching) atau vat (leaching) dengan
pertama, kemudian dipompakan dari bejana pertama menggunakan HCl atau HNO 3. Melalui cara
sampai bejana terakhir. Waktu pelindihan antara 2 – 4 penguapan akan diperoleh kristal-kristal yang
hari. mengandung kalsium klorid dan mono-kalsium-
fosfat atau kalsium nitrat dan monokalsium fosfat,
Pemakaian cara vat leaching dapat mengkonsumsi kemudian dengan pemanasan pada suhu 200 –
reagen sekecil mungkin dengan hasil produksi 250°C akan diperoleh dikalsium-fosfat.
berkadar tinggi dan menghindarkan pemakaian thick-
ener dan alat penyaring yang harganya mahal. Walaupun HCL dan HNO3 lebih mahal daripada
H2SO4, dinilai lebih efektif dan dapat diperbaharui
Sementara ini, teknologi penambangan endapan secara bertahap dengan daur ulang. Dengan demikian,
fosfat yang digunakan saat ini adalah sistem pemakaian vat leaching akan lebih ekonomis dengan
terbuka dan bawah tanah. Penambangan bijih perolehan bahan baku yang diharapkan.
biasanya dilakukan dengan memisahkan
lempung, karbonat atau material organiknya. Pada proses teknologi saat ini, konsentrasi asam
Konsentrat fosfat diberi perlakuan dengan merupakan faktor penting. Larutan asam yang
menambahkan asam sulfur dalam suatu bejana digunakan harus mempunyai konsentrasi yang rendah
sehingga akan menghasilkan asam fosfor yang karena pelindihan batuan fosfat pada konsentrasi
terpisah dari gipsum dalam suatu urutan arus asam tinggi akan mengarah ke formasi asam fosforik,
penghitung thickeners . Dalam beberapa kasus seperti dalam persamaan berikut :
digunakan juga asam nitrit tetapi tidak ada
gipsum yang terbentuk. Ca10 ( PO4 )6 F2 + 20 H
+ +
® 6H3 PO4 + 10 Ca2 + 2HF

Beberapa masalah dengan memakai teknologi di Asam fosforik selanjutnya akan bereaksi dengan
atas, yaitu : apatit selama pelapisan dan akan membentuk
dikalsium-fosfat yang terlarut dalam air, seperti
– Diperlukan material yang sangat besar dan ditunjukkan oleh persamaan berikut :
waktu yang lama.
Ca10 ( PO4 )6F2 + 4H3PO4 ®10 Ca HPO4+ + 2HF
– Apabila batuan mengandung lumpur, perlu
waktu lama bagi lumpur masuk ke tempat Oleh karena itu, susunan dikalsium fosfat dalam
yang dipersiapkan dan memerlukan tempat lapisan batuan fosfat tidak menguntungkan karena
yang luas dan air banyak di dalam sirkuit. terhalang pori-pori lapisan dan mengakibatkan
penyaringan menjadi lebih lama. Jadi, pemakaian
– Reklamasi daerah lapisan penutup dan konsentrasi asam rendah akan mendukung
pembuangan untuk menjaga lingkungan. penyusunan mono-kalsium-fosfat yang terlarut dalam
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 175

air dan tidak akan bercampur oleh adanya proses Tabel 13. Analisis Jenis Produk Dikalsium-
pelindihan. Lebih diutamakan, konsentrasi optimum Fosfat
HCl berkisar antara 7 – 10% dan konsentrasi opti-mum
HNO3 berkisar antara 15 – 20%.
Unsur 10% HCl 20 % HNO3
Larutan pelindih dapat didaur ulang selama semua P 2O5 38,8 42,9
asam bebas digunakan oleh reaksi apatit di dalam Ca 35,0 35,1
lapisan batuan fosfat. Sebagai contoh, konsentrasi HCl Mg 0,22 0,51
= 10% dan HNO3 = 20%, jumlah asam akan mendekati Fe 0,30 0,71
tiga kali jumlah stoichiometric karena hadirnya apatit
Al 1,25 3,26
dalam lapisan, sehingga semua larutan asam dapat
P2O5/Ca 1,14 1,22
dikonsumsi.

Proses Pelindihan Sumber : Industrial Mineral, March 1994

Pada saat batuan fosfat disaring dengan larutan asam,


P2O5 hasil pelindihan sebagian besar berbentuk
monokalsium-fosfat, kemudian diuapkan untuk Ekstraksi Uranium dan Lantanida
memperoleh kristalin dari CaCl2. Ca(H2PO4)2.2H2 atau
Ca(NO3)2.Ca (H2PO4)2. 2H2O, tetapi bergantung Seperti diketahui bahwa kebanyakan batuan
kepada pemakaian asam hidrolis atau asam nitrit. fosfat mengandung uranium dan lantanida dalam
Penguapan dapat juga dengan sinar matahari. konsentrat yang kecil. Dengan ekstraksi akan
memungkinkan diperoleh logam-logam hasil
Pada saat garam rangkap dipisahkan dari hasil pelindihan dengan memakai bahan pelarut
pelindihan, kristal-kristal dipanaskan pada suhu organik secukupnya, sebelum diuapkan.
antara 200 – 250°C dengan tujuan membentuk
dikalsium fosfat dan uap asam. Reaksi yang Untuk ekstraksi uranium dari batuan fosfat,
berlangsung bergantung kepada besarnya terlebih dahulu dilakukan pelindihan terhadap
persentasi pemakaian HCl dan HNO3. kristal-kistal untuk mendapatkan monokalsium
fosfat. Apabila menggunakan HNO 3, uranium
+ diekstraksi dari pelindihan dengan campuran
CaCl2 PO4H2O ® CaHPO4 + HCl +H2O
Ca (NO3) H2 PO4. H2O ® CaHPO4 + HNO3 +H2O tributyl phosphate dan di(2 – ethiyhexyl) asam
fosfor cair dalam bentuk hexane atau toluene.
Dalam reaksi di atas, uap asam dapat dipadatkan Rasio campuran biasanya antara 0,75 : 1 dan
atau dicuci dengan air untuk memperoleh 1, dengan jumlah cairan untuk ekstraksi
sebagian larutan asam yang diperlukan, bervariasi dari 10 – 20%.
sementara sisanya, yaitu P2O5 = 40% sebagai
produk fosfat berkadar tinggi (Tabel 13). Perolehan Fluorin

Sebagian lagi larutan asam diperoleh dengan Batuan fosfat mengandung sekitar 3% fluorin.
menambahkan H2SO4 kepada cairan induk pada Pada teknologi sekarang, suatu fraksi fluorin
kondisi normal dan menjaring gipsum yang terbentuk. teruapkan sebagai gas HF atau SiF4 yang akan
ditangkap dalam sistem pembuangan gas .
CaCl2 + H2SO4 ® 2HCl + CaSO4 Dengan menggunakan larutan HCl atau NO3, sisa
2
Ca (NO3)2 + H2SO4 ® 2HNO3 + CaSO4 fluorin ditawarkan sebagai ion fluoro silikat SiF 6.
Dengan penambahan garam sodium akan
Penguraian secara relatif akan berkurang dan diperoleh suatu presipitat fluoro silikat sodium
dipertahankan dalam bentuk di atas untuk kondisi yang merupakan sumber fluorin yang banyak
optimal. Dalam hal ini, tahapan perolehan yang digunakan di industri aluminium.
diharapkan tidak menghasilkan pembentukan uap
asam dan gas nitrit yang rumit. +
2Na + Si F6 ® Na2 SiF6
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 176

Pemisahan Radium digunakan secara tersendiri atau dikombinasikan


dengan sejumlah potas untuk membuat pupuk
Produk dikalsium fosfat yang dijual di pasaran harus campuran atau pupuk kompon.
bebas dari radioaktif radium (produk dari uranium).
Produk tersebut diperoleh dengan menambahkan Dalam dunia perdagangan, fosfat dipasarkan dengan
sejumlah barium klorid secukupnya diikuti oleh kandungan P2O5, antara 4 – 42%, dan nilai batuan
sejumlah eqivalen sodium sulfat yang membentuk fosfat lebih dari 20% P2O5. Penilaian kadar P2O5
monokalsium- fosfat menjadi presipitat (BA,Ra)SO4 ditentukan atas dasar BPL (Bone Phosphate of Lime)
yang dapat dipisahkan melalui penyaringan. yang identik dengan prosentase Ca3(PO4)2, sekitar
2,1853 x persent P2O5.
Beberapa keuntungan dari teknologi eksploitasi
endapan fosfat vat leaching di atas, adalah : Sampai saat ini, kegiatan pertambangan fosfat Indo-
nesia masih terbatas di P. Jawa, walaupun indikasi
– Pelindihan batuan in situ (penambangan) suatu keberadaan sumber daya fosfat terdapat pula di
deposit, penghancuran, dan cara pengolahan Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, Timor Timur
(heap dan vat leaching) merupakan suatu dan Irian Jaya. Sementara itu, produksi fosfat Indo-
teknologi murah daripada pelindihan dalam nesia sampai 1994 masih sangat kecil, hanya 445 ton.
bejana yang diikuti oleh pencucian dalam Rendahnya produksi fosfat karena sumber daya yang
suatu thickener seperti dipraktekkan saat ini. sedikit dan produksi yang tidak berkelanjutan,
sedangkan permintaan fosfat hampir mencapai 2 juta
– Pemakaian HCl dan HNO3 sebagai agen pelindihan ton tahun 1992. Dengan demikian, konsumen masih
walaupun harganya lebih mahal dari pada H2SO4, mengandalkan kebutuhannya terhadap fosfat impor
tetapi mempunyai beberapa keuntungan, yaitu : yang tahun 1994 mencapai 1,6 juta ton, bahkan
modal dan ongkos operasi rendah; diperolehnya mungkin lebih.
produk sampingan (gipsum); mempertinggi
perolehan uranium, tanah jarang, fluorin; dan Di kawasan ASEAN, cadangan fosfat selain
mengontrol radium serta produk-produk yang terdapat di Indonesia, juga terdapat di Filipina,
bersifat merusak. Ma-laysia, dan Thailand, tetapi jumlahnya sedikit.
Sementara itu, konsumsinya berkisar antara 500
– Kolam matahari dapat digunakan untuk menguapkan – 700 ribu ton per tahun, kecuali Thailand (di
hasil pelindihan dan akan meng-hasilkan bawah 20.000 ton).
monokalsium fosfat, juga CaCl2 dan Ca(NO3)2
bergantung kepada jenis asam yang digunakan. Cadangan fosfat dunia tahun 1993, tercatat 12
Produk hasil penguapan akan membentuk kristal- milyar ton dari cadangan dasar sebesar 34
kristal CaCl2Ca(H2PO4)2 . 2H2O atau milyar. dan diperkirakan akan bertambah dengan
Ca(NO3)2Ca(H2PO4)2. H2O. Kristal-kristal tersebut ditemukannya cadangan fosfat di kawasan Afrika
dikompos pada suhu 200 – 250°C yang akan bagian Utara dan Barat, serta Timur Tengah.
menghasilkan dikalsium fosfat (CaHPO4) sebagai Cadangan fosfat terbesar terdapat di pesisir
produk fosfat berkadar tinggi yang laku di pasaran Kontinental, Laut Atlantik dan Kepulauan Pasifik.
dengan kandungan P 2O5 = 40%
Amerika Serikat, CIS, Maroko dan Cina merupakan
produsen utama dunia yang menghasilkan sekitar 76%
dari total produksi dunia sebesar 138,9 juta ton.
6. PENUTUP Produksi fosfat dunia selama 4 tahun terakhir ini
mengalami penurunan yang disebabkan menurunnya
Fosfat (P) merupakan suatu bahan utama nutrisi permintaan, terutama akibat ditutupnya pabrik-pabrik
(Kalium dan Nitrogen), yang dalam pemakaiannya asam fosforik dan di kawasan Eropa Barat; situasi
harus diolah dengan menambahkan asam, yang akan politik di kawasan Eropa Timur (sekutu Uni Soviet
menghasilkan berbagai produk pupuk, berdasarkan dahulu); juga dihentikannya impor fosfat oleh importir
persentasi campuran nitrogen, fosfat dan potas cair. terbesar dunia, yaitu : Cina, India, dan Rusia. Bahkan
Semua produk pupuk tersebut dapat Rusia telah muncul
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 177

sebagai eksportir fosfat baru. Selain itu, adanya diammonium phosphate (DAP) dan mono ammo-
perluasan dari produsen ke arah pabrik nium phosphate (MAP). Di samping itu, harga
pengolahan dan bertambahnya penjualan produk SPA yang tinggi telah menyebabkan permintaan
pupuk, sehingga mengimpor produk akhir lebih DAP di beberapa negara menjadi turun drastis
menguntungkan daripada bahan baku fosfat. Isu tahun 1992, yang berakibat ditutupnya sejumlah
lingkungan yang muncul di negara maju ikut pabrik asam fosforik (SPA) karena dianggap
menurunkan produksi fosfat. sudah tidak ekonomis lagi.

Di lain pihak, sumber fosfatnya sendiri merupakan Pemakaian fosfat untuk detergen juga telah
hal penting dengan perolehan produk akhir menurun drastis, karena hubungannya dengan
berupa fosfo-gipsum dari hasil sampingan tingkat kandungan gizi yang tinggi di sungai-
pengolahan fosfat. Seperti diketahui, bahwa fosfat sungai dan danau-danau yang ditunjukkan oleh
sedimen mengandung tingkat impuritis yang tumbuhnya tanaman ganggang (entropication).
tinggi daripada fosfat apatit (batuan beku), seperti
cadmium dan arsenik yang merusak lingkungan. Di negara maju, pemakaian fosfat untuk pembuatan
detergen (STPP Sodium tripolyphosphate) telah
Berdasarkan studi pendahuluan oleh BPPT bekerja dilarang meskipun telah ditemukan suatu teknologi
sama dengan Konsorsium Perancis tahun 1989, di yang dapat menangkap sekitar 70 – 80% fosfat hasil
Pulau Jawa diperkirakan terdapat cadangan fosfat buangan serta dapat menghasilkan kalsium fosfat yang
sebesar 40 juta ton. Selain itu, diperkirakan juga dapat di daur ulang. Para ahli mengusulkan zeolit dan
terdapat endapan fosfat tipe marin. polycarboxilate dapat dipakai sebagai pengganti fosfat
untuk detergen.
Ditinjau dari sisi ilmu geologi ada keterkaitan antara
Pulau Christmas dan Kepulauan di Indonesia. Oleh Adanya daur ulang limbah fosfat dapat
karena itu, dimungkinkan keberadaan endapan fosfat merupakan ancaman terhadap jumlah
Indonesia jauh lebih besar lagi, karena Pulau permintaan dan pemasokan fosfat, khususnya
Christmas dengan luas wilayah yang kecil saja STPP yang sudah menurun sejak tahun 1994.
mempunyai cadangan fosfat sebesar 100 juta ton.
Di negara maju, fosfat untuk keperluan ini akan terus
Dengan jumlah cadangan fosfat terduga tersebut, menurun selama dampak terhadap alam sekitarnya
prospek industri fosfat di Indonesia di masa men- belum teratasi. Meskipun demikian, negara-negara di
datang diperkirakan akan dapat mengurangi Eropa Timur dan berkembang masih merupakan pasar
impor fosfat yang semakin meningkat atau yang prospek karena belum ada larangan.
mungkin menghentikannya.
Dewasa ini, telah ditemukan metode pelindihan yang
Dengan demikian, upaya pemenuhan kebutuhan fosfat lebih efektif untuk penambangan/pengolahan fosfat,
domestik sebesar 2,96 juta ton per tahun pada tahun yaitu vat leaching. Metode ini ditemukan dengan
2000, diharapkan akan dapat dicapai apabila menggunakan konsep dasar dari proses frasch
eksplorasi lanjutan yang menurut rencana akan terhadap mineral belerang dan dapat juga dipakai
dilaksanakan oleh lembaga bantuan survai Amerika terhadap bijih-bijih logam, serta bahan galian fosfat
Serikat (USGS) menampakkan hasil seperti yang dengan menggunakan asam HCl dan HNO3 sebagai
diduga. Jika hasil survai menunjukkan kelayak-an, agen pelindih.
kemungkinan ada dua perusahaan Amerika Serikat,
yaitu Freeport dan Jacob Engineering yang akan Keuntungan yang diperoleh dengan memakai
membantu mengembangkan pertambangan fosfat teknologi eksploitasi in situ atau vat leaching
dengan teknologi yang lebih maju. terhadap endapan fosfat, yaitu :

Dalam dunia perdagangan asam fosforik, jenis mer- – Pelindihan batuan insitu, atau penambangan suatu
chant grade (MGA) mempunyai prospek yang lebih deposit, penghancuran, dan cara pengolahan
baik daripada jenis super fosfat (SPA), terutama dalam (heap dan vat leaching) merupakan suatu
hubungannya antara permintaan asam fosforik dengan teknologi murah daripada pelindihan dalam bejana
produk-produk industri hilir seperti seperti dipraktekkan saat ini.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 13 – 178

– Pemakaian larutan HCl dan HNO3 sebagai agen Export dan Import, 1981 – 1994, Biro Pusat
pelindih walaupun lebih mahal dari pada H2SO4 Statistik.
yang biasa digunakan, tetapi menghasilkan
beberapa keuntungan, yaitu modal dan ongkos Anonim, Bab II : Pembangunan Nasional, Garis-
operasi rendah; diperolehnya produk sampingan garis Besar Haluan Negara, 1993.
(gipsum); mempertinggi perolehan uranium, tanah
jarang dan fluorin; mempertinggi kemungkinan Anonim, Daftar KP dan SIPD, Jawa Timur, Jawa Barat
dalam mengontrol radium dan produk-produk yang dan Jawa Tengah, Dinas Pertambangan Jawa
bersifat merusak. Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, 1990
– 1992.
– Kolam matahari dapat digunakan untuk menguapkan
hasil pelindihan yang akan menghasilkan Anonim, Mineral Industrial of Asia and the Pasific, 1989
monokalsium fosfat dan juga CaCl2 dan Ca(NO3)2 International Review, US Departemen of the
bergantung kepada jenis asam yang digunakan. Interior, Bureau of Mines, 1992.
Produk hasil penguapan berbentuk kristal-kristal
CaCl2Ca(H2PO4)2. 2H2O atau Ca(NO3)2 Ca Amdel., Industrial Minerals laboratory Testing;...
(H2PO4)2.2H2O. yang akan dikompos pada suhu Characteristic of Commercial Products, 19...
200 – 250°C untuk menghasilkan dikalsium fosfat
sebagai produk fosfat berkadar tinggi yang laku di Darsa, dkk., Prospek Perkembangan Fosfat di
pasaran dengan kandunganan P2O5 = 40%. Indonesia, PT. Aneka Tambang dan
Puslitbang Teknologi Mineral (P3TM), 1990.

Fathi Habashi, Phosphate Fertilizer Industry


DAFTAR PUSTAKA "Processing Technology", Industrial Mineral,
March 1994.
Anonim, Phosphate Market-boom, Vacillation,
and Recovery, Industrial Mineral, November Joyce Griffiths, Phosphate Rock "Prevailing Cli-mate
1976, p.17. Uncertain", Industrial Mineral, March, 1994.

Anonim, Mineral Commodity Summary, 1993, US 14. ...., Paper Countries, Morocoan Company Pro-
Publishing, 1994. files, Industrial Minerals, July 1993, p. 25 – 33.

Anonim, Maximum Handling of Phosphate Peter W. Harben, The Industrial Minerals Hand
Needed, Petrominer, No. 07, July 15, 1995. Book : AGuide to Markets, Specification, and
Prices, Published by Industrial Minerals Divi-
Anonim, PT IKI Pursues, Domestic Phosphate sions, 1992.
Requirement, Petrominer, No. 04. April 15,
1996, p. 26 – 28. 16. ...., Some Environmental Aspects of Jordanian
Phosphate Mining, Industrial Mineral, March,
Anonim, Statistik Industri Bag. II, 1982 – 1992, 1990, p. 103 – 109.
Biro Pusat Statistik.

Anonim, Statistik Perdagangan Luar Negeri : *****


BAHAN GALIAN INDUSTRI 14 – 179

GIPSUM
14
Oleh : Toton Sentana Kunrat

1. PENDAHULUAN diketahui sampai sejauh mana perkembangan


industri pertambangan gipsum di Indonesia, dan
Gipsum adalah salah satu bahan galian industri langkah-langkah yang perlu dilakukan serta
yang mempunyai kegunaan cukup penting di sektor penang-gulangannya, baik oleh pihak pemerintah
industri, konstruksi maupun bidang kedokteran; baik maupun pihak swasta untuk pengembangan
sebagai bahan baku utama maupun bahan baku industri pertambangan gipsum di dalam negeri.
penolong. Di alam, gipsum merupakan mineral
hidrous sulfat yang mengandung dua molekul air,
– GEOLOGI
atau dengan rumus kimia CaSO4 2H2O. Jenis-jenis
batuannya adalah satinspar, alabaster, gypsite dan
selenit. Warna gipsum mulai dari putih, kekuning- 1 Mula Jadi
kuningan sampai abu-abu. Dalam penggunaannya
gipsum dibagi menjadi dua bentuk, yaitu gipsum Gipsum adalah mineral hidrous kalsium sulfat
tidak dikalsinasi dan dengan kalsinasi (bentuk plas- (CaSO4.2H2O) yang terjadi di alam. Pada
ter). umumnya endapan gipsum berbentuk endapan
sedimen mendatar, terletak dekat permukaan
Perkembangan sektor industri pemakai gipsum di bumi dengan penyebaran yang luas, serta sering
Indonesia telah menunjukkan peningkatan yang cukup berasosiasi dengan batu kapur, serpih, batu pasir,
berarti, terutama industri semen. Hal ini telah marmer, dan lempung. Jenis batuan yang lain
mengakibatkan semakin meningkatnya penyediaan dan selalu berasosiasi dengan gipsum adalah
dan permintaan akan gipsum di dalam negeri. anhidrit (CaSO4), yang masih merupakan mineral
sulfat yang sejenis dengan gipsum tetapi tidak
Meskipun Indonesia sudah memproduksi gipsum mengandung kristal H2O.
alam dan gipsum sintetis, untuk pemenuhan
sebagian kebutuhan industri pemakai gipsum di Endapan gipsum sebagian besar terbentuk dari air laut
dalam negeri, masih harus mengimpor dari dan hanya sebagian kecil berasal dari endapan danau
negara lain. Di sisi lain, Indonesia mulai tahun yang mengandung air garam. Gipsum juga dapat
1985 telah melakukan ekspor ke negara-negara terjadi sebagai hasil kegiatan vulkanik, tempat gas H2S
tetangga. dari fumarol bereaksi dengan kapur dan hasil
pelapukan batuan-batuan.
Oleh karena itu, untuk mengetahui sampai sejauh
mana perilaku dan perkembangan segi penyedia- Endapan gipsum ditemukan dalam lima jenis
an, permintaan, dan harga gipsum tersebut, bentuk, yaitu :
beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya,
maka akan dilakukan evaluasi dan analisisnya, – Batuan gipsum yang berbentuk granular dan
serta membuat perkiraan di masa mendatang buram, mengandung sedikit dolomit, batu
(sampai tahun 2000). Mengingat keterbatasan kapur, dan kadar CaSO4 : 76%,
data, analisis hanya akan dilakukan secara
kualitatif, dan dengan menggunakan serial data – Gipsit, bersifat lunak dan kurang murni,
dari tahun 1980 sampai dengan tahun 1989.
– Alabaster, berbentuk padat, berbutir halus,
Berdasarkan analisis tersebut diharapkan dapat bagus berwarna putih dan agak bening,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 14 – 180

– Satinspar, berbentuk serat dan berkilap (fiber), Kerta Pertambangan Jabar, cadangannya hanya
sering kali ditemukan dalam lapisan tipis sebesar 161.151 ton (cadangan terkira atau prob-
dengan bentuk kristal, able).

– Selenit, berbentuk kristal dan transparan.


PERTAMBANGAN
a. Sifat Fisik
– Warna : putih, kuning, abu-abu 1 Eksplorasi

merah jingga, hitam bila tak Eksplorasi endapan gipsum untuk mengetahui letak,
murni. penyebaran dan ketebalan dapat digunakan cara
– Spesifik grafity : 2,31 – 2,35 pemetaan geologi atau geofisika, misalnya
– Kekerasan : 1,5 – 2 (skala F. Moh's) menggunakan metode tahanan jenis, potensial listrik,
– Bentuk mineral : kristalin, serabut dan masif. dan lain-lain. Perhitungan cadangan dapat dilakukan
– Kilap : sutera. secara sederhana, yaitu perkalian antara luas daerah
b. Sifat Kimia mendatar dengan kedalaman rata-rata. Hal ini
disebabkan oleh bentuk dan penyebaran endapan
gipsum pada umumnya lebih sederhana dibandingkan
– Gipsum pada umumnya mengandung : dengan endapan logam.
– SO3 = 46,5%
– CaO = 32,6% Untuk menentukan ketebalan rata-rata dapat dilakukan
– H2O = 20,9% dengan cara pemboran, sumur uji (test pit), atau parit-
– Kelarutan dalam air adalah : parit eksplorasi. Di samping menentukan ketebalan,
2,1 gram tiap liter pada suhu 40°C. juga diambil contoh-contoh endapan gipsum untuk
1,8 gram tiap liter air pada 0°C. dianalisis di laboratorium secara analisis kimia dan
1,9 gram tiap liter pada suhu 70 – 90°C. analisis mikroskopi bijih dalam menentukan kualitas
– Kelarutan bertambah dengan penambahan Hcl endapan tersebut.
atau HNO3.
3.2 Penambangan
2.2 Potensi
Cara penambangan gipsum dapat dilakukan secara
Ditinjau dari segi keberadaannya, endapan tambang terbuka (quarry) atau tambang bawah tanah
gipsum di Indonesia tersebar di beberapa daerah, (underground mining). Hal ini bergantung kepada letak
yaitu di Pulau Jawa, DI Aceh, Sumatera, dan penyebaran endapan apakah di atas atau di
Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Tengah, bawah permukaan bumi. Penambangan secara
serta Nusa Tenggara Barat. Pada umumnya tambang terbuka dapat dilakukan meliputi tahapan :
penyelidikan yang pernah dilakukan, baru sampai pengupasan lapisan tanah penutup (stripping),
tahap penyelidikan umum, sehingga kuantitas pembongkaran (loosening), pemuatan (loading), dan
dan kualitas seluruh cadangan gipsum hingga pengangkutan (transporting).
saat ini belum diperoleh angka yang pasti.
a. Pengupasan Tanah Penutup
Meskipun dari segi penyebaran cukup banyak, dari
hasil penyelidikan tersebut di atas, ternyata belum Ini merupakan suatu kegiatan membersihkan segala
ditemukan cadangan gipsum yang besar dan dapat macam material yang menutupi tubuh batuan, seperti
ditambang secara besar-besaran dan ekonomis. alang-alang, tanah, atau batuan pengotor lainnya.
Kegiatan ini dapat menggunakan alat-alat manual
Demikian juga halnya dengan cadangan yang (seperti cangkul, linggis, blincong, sekop, dsb.)
sekarang sedang diusahakan, yaitu di daerah Cidadap, sampai dengan modern (seperti : bulldoser yang
Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya, dilengkapi ripper, scrapper, shovel, hydraulicking,
Jawa Barat, yang dikerjakan oleh PD dan sebagainya). Namun pemilihan alat ini
BAHAN GALIAN INDUSTRI 14 – 181

bergantung kepada keadaan lapangan dan skala bongkah-bongkah batuan gipsum menjadi butir
produksi. Kegiatannya meliputi : pembabatan/ atau partikel dengan ukuran tertentu yang sesuai
pembersihan dan pendorongan material-material dengan kebutuhan. Sedangkan tahapan
pengganggu ke tempat yang tidak menggangu prosesnya meliputi :
kegiatan penambangan selanjutnya.
– Peremukan primer menggunakan peremuk
b. Pembongkaran crusher dengan tipenya bergantung kepada
ukuran bongkah,
Ini merupakan serangkaian pekerjaan untuk
membebaskan batuan atau endapan dari batuan – Peremukan sekunder dengan menggunakan
induknya yang masif/ padat. Kegiatan ini bergantung hammer mill dan cone crusher,
kepada kekerasan batuan/endapan. Melihat sifat fisik
endapan gipsum, yang kekerasannya lunak (1,5 – 2 – Pengayakan dilakukan baik sesudah
skala F. Moh's) untuk skala produksi besar dapat peremukan primer maupun sekunder dengan
menggunakan bulldoser yang dilengkapi rip-per. Akan menggunakan ayakan getar,
tetapi, bila endapan telah mengeras sehingga tidak
mungkin dilakukan penggaruan, maka dapat – Penghalusan, dengan menggunakan roller mill,
digunakan cara pengeboran dan peledakan, dengan ball mill, dan metode gravitasi lainnya, atau
peralatannya antara lain : alat bor Jack Hammer, dengan flotasi,
bahan peledak ANFO, dinamit dan detona-tor.
Kegiatan ini meliputi : penggaruan oleh bulldoser yang – Pengeringan, untuk mengurangi kadar air bebas, dan
dilengkapi ripperataupengeborandanpeledakan, lalu biasanya dilakukan sebelum atau sesudah
material hasil pembongkaran dikumpulkan dengan peremukan sekunder, serta menggunakan
bulldoser agar mudah dimuat oleh alat muat (misalnya pengering putar pada suhu 49°C,
wheel loader).
– Pencucian, jika dibutuhkan produk bersih dan
c. Pemuatan dan Pengangkutan putih dilakukan pencucian dengan
mengguna-kan heavy media separator.
Ini merupakan kegiatan memuat dan mengangkut
material hasil penggaruan/peledakan ke unit b. Proses Kalsinasi
pengolahan atau penampungan. Kegiatan ini
dapat menggunakan alat muat wheel loader dan Kalsinasi atau pemanasan dilakukan untuk
alat angkut dump truck dengan kapasitas mengurangi/mereduksi gipsum dari bentuk
tergantung skala produksinya. dehidrat menjadi hemihidrat(stucco atau plaster
of paris), anhidrit dapat larut (solube anhidrit),
3.3 Pengolahan dan anhidrit tidak dapat larut (insoluble anhidrit
atau dead burn gipsum).
Pengolahan gipsum dimaksudkan untuk meng-
hilangkan mineral pengotor yang terkandung di 1
Hemihidrat (CaSO4 /2H2O)
dalamnya serta agar dapat memenuhi spesifikasi
yang diperlukan oleh industri pemakainya Terdiri atas a (alpha) hemihidrat dan ß (beta)
(Gambar 1). Secara garis besar proses hemihidrat. Keduanya mempunyai bentuk kristal
pengolahan gipsum dibagi menjadi tiga tahap, yang sama, tetapi sifat fisika yang berbeda. a
yaitu proses preparasi, kalsinasi, dan formulasi. hemihidrat lebih stabil, lebih lambat mengeras,
Tahapan proses tersebut tidak selalu dilakukan lebih kerat dan kuat, kurang reaktif, prosesnya
semuanya, bergantung kepada kualitas dan jenis lebih mahal dibandingkan dengan ß-hemihidrat.
gipsum yang dibutuhkan oleh industri pemakai.
Pembuatan a hemihidrat dilakukan dengan
a. Proses Preparasi memanaskan (kalsinasi gipsum hasil preparasi, di
dalam suatu lingkungan yang jenuh air pada suhu
Proses preparasi dimaksudkan untuk mereduksi 97°C, dengan tekanan tinggi yang dihasilkan dari
BAHAN GALIAN INDUSTRI 14 – 182

Gipsum dari hollow flight screw can (dengan pemakaian


Tambang panas melalui hollow flight), atau kombinasi
grinding dengan kalsinasi (pemanasan) melalui
impact mill. Reaksinya adalah :
Peremukaan &
Pengayakan I 1 1
CaSO4.2H2O ® CaSO4 /2H2O + 1 /2H2O
Soluble Anhidrit

Peremukaan & Apabila hemihidrat yang terbentuk dalam ketel


Pengayakan II dipanaskan lebih lanjut dengan uap air sampai
dengan 200°C, akan terbentuk suatu plaster
anhidrous calsium sulfat yang disebut juga
Pengayakan Pengeringan Gipsum untuk anhidrit yang dapat larut (soluble anhidrit), kurang
Buangan Semen plastis, lebih dan kuat. Reaksinya adalah :

CaSO4.2H2O ® CaSO4 + 2 H2O


Kalinasi Penghalusan
Insoluble Anhidrit

Jika kalsinasi dilanjutkan sampai dengan suhu hampir


Penghalusan Kalinasi Gipsum untuk 500°C (di dalam tanur putar), akan menghasilkan
filler & Pertanian anhidrit yang tidak dapat larut (insoluble anhidrit atau
dead burned gipsum), dan jika ditambahkan
accelerator ke dalamnya akan membentuk suatu
Stucco plaster yang disebut Keenes Cement.

Jika temperatur kalsinasi dinaikkan lagi hingga


lebih dari 900°C, maka sebagian SO2 akan
dibebaskan, dan dihasilkan suatu produk dengan
Wallboard Penghalusan Campuran
kandungan CaO lebih tinggi, serta apabila
mesin & tungku Kembali Plaster
dicampur dengan air akan menghasilkan produk
yang sangat padat, kerat, mempunyai ketahanan
Produk Produk tinggi, dan berwarna buram. Reaksinya adalah :

CaSO4.2H2O ® CaO + SO3 + 2 H2O

Gambar 1. Bagan Aliran Pengolahan Gipsum c. Proses Formulasi


Pada dasarnya proses formulasi ditujukan untuk
auto clave dengan uap air. Sedangkan ß-hemihidrat mengatur waktu pengerasan (setting time) dari produk
dibuat dengan memanaskan (kalsinasi) gipsum pada hasil kalsinasi, yaitu dengan penambahan suatu zat
suhu 100°C di dalam suatu ruangan hampa udara. atau material yang disebut accelerator dan retarder.
Biasanya dilakukan dalam suatu alat yang disebut
kettle yang terdiri atas ruangan mengandung sedikit Apabila gipsum hasil kalsinasi ditambah dengan air
uap air, pada tekanan atmosfir. Apabila kalsinasi akan mengeras kembali dalam waktu 15 – 25 menit.
mencapai hampir 170°C sebagian besar produk yang Dengan penambahan suatu accelerator, waktu
dihasilkan berupa ß-hemihidrat, dan sebagian kecil a- pengerasan akan menjadi 3 – 4 menit. Material yang
hemihidrat. digunakan sebagai accelerator antara lain adalah
potasium sulfat. Apabila retarder yang ditambahkan,
Beberapa metode lain untuk menghasilkan ß- maka waktu pengerasan akan menjadi 2 – 3 jam.
Material yang digunakan sebagai retarder dibuat dari
hemihidrat, yaitu dengan kalsinasi dalam tanur putar,
unsur-unsur organik.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 14 – 183

yaitu batu kapur yang digunakan mempunyai


3.4 Gipsum Sintetis mutu yang lebih tinggi.
Gipsum Sintetis Hasil Sampingan Industri
Selain gipsum alam, terdapat juga gipsum sintetis Kimia (Cement Retarder)
yang diperoleh dengan memproses air laut dan
air kawah yang banyak mengandung sulfat Gipsum dapat juga dihasilkan sebagai produk
dengan menambahkan unsur kalsium ke sampingan beberapa industri kimia, antara lain
dalamnya. Sumber gipsum yang lain adalah industri asam sulfat, asam sitrat dan asam fosfat.
sebagai produk sampingan pembuatan asam
fosfat, asam sulfat, dan asam sitrat. Di Indonesia, gipsum sintetis di antaranya dihasilkan
dari produk sampingan dalam pembuatan asam fosfat
a. Gipsum Sintetis dari Air Laut PT Petrokimia Gresik Berdasarkan data dari
Departemen Perindustrian dan Perdagangan, pabrik
=
Air laut banyak mengandung ion SO4 dibanding ion gipsum sintetis telah selesai dibangun tahun 1984
++ ++) dengan kapasitas terpasang 440.000 ton per tahun dan
Ca (sebagian terikat oleh Mg , maka jika ke
dalam larutan tersebut ditambahkan suatu larutan direncanakan seluruh produksinya diperuntukan
++ sebagai retarder bagi pemenuhan kebutuhan pabrik-
yang banyak mengandung Ca , akan terjadi
pengendapan gipsum. Dalam hal ini, sumber ion pabrik semen di dalam negeri.
++
Ca dapat diperoleh dari larutan CaCl 2 sebagai
hasil buangan pabrik soda abu yang menggunakan
proses amonia-soda, atau dari larutan Ca(OH) 2 4. KEGUNAAN
yang dapat dibuat dari kapur.
Penggunaan gipsum baik di sektor konstruksi
b. Gipsum Sintetis dari Air Kawah maupun industri terbagi atas dua macam, yaitu :

Pembuatan gipsum sintetis dari air kawah yang Gipsum yang belum dikalsinasi,
mengandung sulfat dapat dilakukan dengan cara dipergunakan untuk :
yang cukup mudah, yaitu cukup dengan
menambahkan batu kapur (CaCO3) ke dalamnya. Industri portland semen (sebagai retarder agar se-men
Reaksinya adalah : jangan lekas membeku); yaitu jika pem-bakaran kapur
sudah berbentuk klinker, maka gipsum (atau campuran
CaCO3 + air kawah ® CaSO4 2H2O gipsum dan anhidrit) akan dicampurkan dan digerus
bersama-sama klinker tersebut, sehingga membentuk
Penelitian cara pembuatan gipsum sintetis ini pernah portland semen.
dilakukan, dengan menggunakan air kawah gunung
Ijen di Jawa Timur yang banyak mengandung sulfat. Persyaratannya adalah :
Percobaan di laboratorium menunjukkan bahwa setiap – SO3 (min) 35%,
liter air kawah gunung Ijen dapat menghasilkan 80 2
– CaO (min) /3berat SO3,
gram gipsum. – garam-garam Mg dan Na (maks.) 0,1%,
– hilang pijar (maks.) 9%,
Berdasarkan hasil tes di laboratorium pabrik se- – ukuran partikel 95% – 14 mesh,
men Gresik, gipsum yang diperoleh ternyata – Pertanian; sebagai kondisioner tanah yang
menunjukkan kadar yang masih di bawah kadar mengandung alkali dan sebagai pupuk
yang digunakan oleh pabrik semen tersebut, terutama untuk tanaman kacang,
tetapi masih memenuhi persyaratan ASTM (14), – Industri kertas, cat, dan insektisida, sebagai
serta dapat digunakan dalam pembuatan semen filler, jenis gipsum adalah terra alba,
dan tidak banyak mengurangi sifat-sifat semen itu berwarna putih dan derajat kemurniannya
sendiri. lebih besar dari 98%.
Senyawa pengotor yang terdapat dalam gipsum yang b. Gipsum Kalsinasi
dihasilkan adalah Al2O3 dan Fe2O3 yang berasal dari
batu kapur. Senyawa ini dapat dikurangi,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 14 – 184

– Di sektor konstruksi, untuk wall board dan partisi, - 100 mesh : 95%
yaitu gipsum plaster jenis ß-hemihidrat. - 30 mesh : 100%
– Di bidang kedokteran, a-hemihidrat (plaster of
paris) untuk cetakan gigi, pengobatan tulang – Brewing, dengan syarat-syarat :
- CaSO4 2H2O : 98%
Air Gipsum - SiO2 : 0,34%
- Al2O3 & Fe2O3 : 0,34%
Tangki - MgO : 0,08%
Mill Pullvirizer
Pencucian - Alkali : 0,14%
- H2O dan organik lainnya : 0,26%
Air Sodium Olcate/
– Untuk bahan tahan api; bila gipsum plaster
Sodium silicate Mill
dicampur 20% air, dapat melindungi barang
dari suhu tinggi,

Tangki Tangki Saringan – Dalam bentuk soluble anhidrit dapat digunakan


Pencucian Flotasi Getar juga untuk filler,

– Penggunaan lainnya adalah sebagai sumber


pembuatan asam sulfat, amonium sulfat,
Saringan Saringan
Tekan Pengering Pemanasan untuk kapur tulis, dan sebagai lumpur
Putar
pemboran (drill-ing mud).

Blender Humidity PERKEMBANGAN DAN PROSPEK GIPSUM DI


Chamber INDONESIA

5.1 Perkembangan Pemasokan, Permintaan,


PLASTER
dan Harga
OF PARIS
a. Pemasokan
Gambar 2. Bagan Alir Pembuatan Plaster of
Paris Perkembangan pemasokan gipsum selama
kurun waktu 1980 – 1992 adalah sebagai berikut.
yang patah, dan sebagainya (proses
pembuat-annya lihat Gambar 2). Produksi
– Di industri keramik/sanitair, untuk cetakan
(moul-ding dan potting plaster) dengan Produksi selama kurun waktu 1980 – 1992
persyaratan menurut ASTM : meskipun agak berfluktuasi, masih menunjukkan
-
peningkatan cukup berarti. Pada tahun 1980
1 : 80%
CaSO4 /2H2O sampai dengan 1984, produksi gipsum masih di
- Waktu pengerasan : 20 – 40 menit bawah 1.000 ton dan hanya berasal dari produksi
- Ukuran partikel : tambang (gipsum alam). Mulai tahun 1985 telah
- 100 mesh : 90% terjadi lonjakan produksi yang cukup besar (Tabel
- 30 mesh : 100% 1), dan pada tahun 1992 produksinya mencapai
Compressive strength : 800 psi 433.320 ton.

– Untuk industri pasta gigi dengan persyaratan : Lonjakan produksi ini disebabkan oleh mulai
- CaSO4 1/2H2O : 93% diproduksi-nya gipsum sintetis (sebagai produk
- Waktu pengerasan : 5 – 20 menit sampingan) sejak tahun 1985 yang di antaranya
- Ukuran partikel : berasal dari PT Petrokimia Gresik.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 14 – 185

Tabel 1. Produksi Gipsum Indonesia Tabel 2. Impor Gipsum Indonesia

Tahun Produksi (ton) Tahun Gipsum Plaster Jumlah


Alam Sintetis Jumlah (ton) (ton) (ton)
1980 259.770 58.836 318.606
1980 453 – 453
1981 855 – 855 1981 307.612 8.546 316.158
1982 570 – 570 1982 286.568 7.781 294.349
1983 354.970 1.185 356.155
1983 658 – 658
1984 382.446 1.855 384.301
1984 712 – 712
1985 292.113 12.826 304.939
1985 981 134.535 135.517
1986 1.437 273.816 274.253 1986 193.033 4.486 197.519
1987 1.367 368.957 380.324 1987 117.550 4.823 122.373
1988 1.591 427.902 429.493 1988 86.934 5.797 92.731
1989 1.449 420.788 422.237 1989 129.221 12.173 141.394
1990 1.656 414.342 415.998 1990 238.134 7.743 245.877
1991 184.978 4.726 189.704
1991 1.550 430.501 432.051
1992 213.173 5.494 218.667
1992 1.815 431.205 433.020

Sumber : **) Laporan tahunan Direktorat Teknik Sumber : Statistik Perdagangan (Impor), Biro Pusat Statistik
Pertambangan, DJPU.
*) Statistik Industri, BPS.

laju perubahan rata-rata 15% per tahun (Tabel 2).

Perkembangan produksi gipsum alam dalam Dari tahun 1980 sampai dengan 1985 impor
kurun waktu 1980 – 1992 cenderung meningkat gipsum relatif stabil, yaitu rata-rata sekitar
rata-rata 15,91% per tahun. Pada tahun 1980 325.000 ton. Sejak itu sampai dengan tahun 1988
produksi gipsum alam hanya 485 ton, tahun 1988 impor gipsum menurun dengan tajam hingga
meningkat menjadi 1.591 ton, dan pada tahun mencapai 92.731 ton. Penurunan ini disebabkan
1992 tercatat sebesar 1.815 ton, atau meningkat oleh sebagian kebutuhan gipsum yang semula
sekitar 17.10% dari produksi tahun 1988. dari impor, khususnya untuk industri semen
sudah dapat dipenuhi oleh gipsum sintetis yang
Produksi gipsum sintetis yang sebagian besar diproduksi di dalam negeri sendiri (dari PT
diproduksi PT Petrokimia Gresik, pada tahun Petrokimia dan industri kimia lainnya).
1985 sebanyak 134.535 ton, meningkat menjadi
Sedangkan pada tahun 1989 sampai 1992 impor
433.020 ton pada tahun 1992.
gipsum cenderung meningkat lagi. Pada tahun 1992
produksinya mencapai 218.667 ton. Peningkatan
Impor
tersebut disebabkan oleh adanya peningkatan produksi
semen sebagai konsekuensi dari meningkatnya
Sampai tahun 1992, untuk memenuhi sebagian
kebutuhan semen untuk pembangunan di sektor
kebutuhan gipsum di dalam negeri, Indonesia masih
konstruksi. Dengan demikian kebutuhan gipsum pun
harus mengimpor dari negara lain. Impor gipsum
ikut meningkat lagi.
sebagian besar terdiri atas gipsum tidak dikalsinasi,
dan sisanya dalam bentuk plaster. Gipsum yang tidak Ditinjau dari asal negara, Jepang, Thailand, Austra-lia,
dikalsinasi tersebut lebih dari 85% dipergunakan untuk dan China adalah negara-negara pemasok utama
memenuhi kebutuhan pabrik semen. gipsum Indonesia. Selain itu masih ada beberapa
negara lain yang tercatat sebagai pemasok gipsum ke
Secara keseluruhan perkembangan impor gipsum Indonesia dalam bentuk plaster dalam jumlah tertentu,
selama kurun waktu 1980 – 1992, meskipun serta dilakukan secara insidentil (tidak
berfluktuasi masih menunjukkan peningkatan dengan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 14 – 186

kontinu) dalam setiap tahunnya, antara lain dari


Jerman, Belanda, dan Perancis. Perkembangan jumlah konsumsi gipsum selama
b. Permintaan kurun waktu 1980 – 1992 oleh masing-masing
industri pemakai tersebut adalah sebagai berikut :
Perkembangan permintaan gipsum selama
periode 1980 – 1992 adalah sebagai berikut.
– Pada industri semen, pemakaian gipsum
Konsumsi meningkat rata-rata 12,29% per tahun. Pada
tahun 1980 konsumsinya sebanyak 174.930
Dalam kurun waktu 1980 – 1992, konsumsi ton, kemudian meningkat menjadi 294.150
gipsum, gipsum alam, sintetis ataupun plaster of ton pada tahun 1985, dan terus meningkat
Paris (hasil kalsinasi) oleh industri hilir dan sektor hingga menjadi 679.148 ton pada tahun 1992.
lainnya secara keseluruhan terus meningkat rata-
rata 12,30% per tahun. – Pada industri keramik-porselen meningkat rata-
rata 33,68% per tahun.
Pada tahun 1980 konsumsi gipsum sebanyak
177.672 ton meningkat menjadi 296.611 ton pada – Pada industri lainnya meningkat rata-rata
16,17% per tahun.

Tabel 3. Konsumsi Gipsum di Sektor Industri Ekpor

Ekspor gipsum baru dimulai pada tahun 1985 dengan


Konsumsi di Industri (ton) negara tujuan adalah Jepang dan Filipina.
Tahun
Jumlah Perkembangan ekspor gipsum sampai tahun 1989
Semen Porselen Lainnya berfluktuasi, yaitu pada tahun 1985 hanya sebesar
1.839 ton meningkat menjadi 166.213 ton pada tahun
1980 174.930 607 2.135 177.672
1988. Akan tetapi, sejak tahun 1989 sampai tahun
1981 205.320 557 1.302 207.179
1992 terus menurun hingga hanya sebanyak
1982 222.510 1.042 1.160 224.712
1983 243.330 524 2.110 245.964
1984 265.500 998 1.572 268.070
1985 294.150 891 1.570 296.613 Tabel 4. Ekspor Gipsum Indonesia
1986 328.230 1.501 1.670 331.403
1987 356.280 2.688 2.126 361.094
Tahun Negara Tujuan (ton) Jumlah
1988 395.640 2.628 2.220 400.488
1989 437.700 3.463 2.343 443.506 Jepang Filipina Ton
1990 597.038 2.663 3.054 602.755
1991 578.311 6.653 6.305 591.268 1985 – 1.839 1.839
1992 679.148 6.395 6.760 692.303 1986 10.500 73.435 83.935
1987 40.221 40.200 80.421
Sumber : Statistik Industri, Biro Pusat Statistik
1988 54.715 111.498 166.213
1989 – 110.753 110.753
1990 – 81.639 81.639
1991 – 89.300 89.300
tahun 1985, dan terus meningkat hingga mencapai
1992 – 61.607 61.607
692.303 ton pada tahun 1992 (Tabel 3).
Dilihat dari industri pemakainya, lebih dari 98%
total konsumsi gipsum di dalam negeri
dikonsumsi oleh industri semen, Sedangkan 61.607 ton. (Tabel 4).
sisanya dikonsumsi oleh industri keramik dan Jika ditinjau dari tingkat produksi tambang (gipsum
porselen, serta industri lainnya seperti industri alam) yang masih sangat kecil dibandingkan dengan
bata tahan api, barang konstruksi, alat tingkat ekspor, maka dapat dipastikan jenis gipsum
laboratorium, dan sebagainya. yang diekspor adalah gipsum sintetis dan diperkirakan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 14 – 187

dari PT Petrokimia Gresik. mempengaruhinya, antara lain faktor kesediaan


c. Harga potensi/cadangan, perkembangan industri
pemakai, material substitusi, harga,
Harga gipsum per ton atas dasar harga berlaku di kebijaksanaan pemerintah, dan lain sebagainya.
Indonesia selama kurun waktu 1980 – 1992
menunjukkan kecenderungan meningkat dengan laju a. Ketersediaan Potensi
pertumbuhan rata-rata 5,40% per tahun. Pada tahun
1992 harganya mencapai Rp 48.120,00 per ton, atau Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya
naik sekitar 18,68% dari harga tahun 1991 (Tabel 5). bahwa keberadaan endapan gipsum di Indonesia
tersebar di beberapa daerah, akan tetapi dari
hasil eksplorasi yang dilakukan sampai saat ini,
ternyata belum diketemukan cadangan endapan
Tabel 5. Harga Gipsum
yang besar dan ekonomis untuk diusahakan
dengan tingkat produksi yang tinggi. Keadaan ini
Tahun Harga (Rp/ton) jelas tidak menunjang perkembangan
Atas Dasar Harga Atas Dasar Harga pertambangan gipsum di masa mendatang, yang
berlaku Konstan 1983 pada akhirnya akan dapat memenuhi penyediaan
gipsum, khususnya di dalam negeri.
1980 26.000,00 34.600,00
1981 27.300,00 34.900,00 Oleh karena itu, kegiatan eksplorasi dan
1982 32.800,00 35.900,00 inventari-sasi daerah-daerah yang potensil akan
1983 32.500,00 32.500,00 endapan gipsum perlu lebih ditingkatkan lagi.
1984 35.000,00 32.200,00
1985 35.700,00 32.000,00 b. Perkembangan Industri Hilir/Pemakai
1986 36.800,00 32.300,00
1987 38.100,00 33.200,00 Perkembangan industri pemakai gipsum di Indone-sia,
1988 39.370,00 34.500,00 telah menunjukkan suatu perkembangan yang sangat
1989 41.570,00 35.600,00 pesat, terutama industri semen sebagai konsumer
1990 39.800,00 36.300,00 gipsum terbesar.
1991 40.150,00 35.300,00
1992 47.650,00 40.100,00 Ditinjau dari pertumbuhan produksi semen selama
tahun 1980 sampai 1992, terus menunjukkan
peningkatan sekitar 10,15% per tahun (Tabel 6).
Dengan demikian kebutuhan akan gipsum juga terus
Jika harga gipsum tersebut didasarkan atas meningkat, yang selama ini kebutuhan tersebut
harga konstan tahun 1983, maka meskipun sebagian masih dipenuhi dari impor. Hal ini pada
sampai dengan tahun 1985 cenderung menurun. dasarnya merupakan faktor yang memberikan peluang
Akan tetapi, perkembangan dari 1980 sampai terhadap peningkatan industri gipsum di dalam negeri.
dengan 1992 masih menunjukkan peningkatan
dengan laju pertumbuhan hanya sebesar 1,36%. c. Substitusi
Pada tahun 1980 harga gipsum Rp.34.600,00 per
ton, menurun menjadi Rp 32.000,00 per ton pada Dalam penggunaannya di beberapa industri, gipsum
tahun 1985, kemudian terus meningkat hingga dapat digantikan juga oleh material lain, baik dari jenis
pada tahun 1992 menjadi 47.1007,00 per ton bahan galian golongan C sendiri maupun dari material
sintetis. Misalnya penggunaan sebagai filler dalam
5.2 Prospek industri kertas, cat, dan insektisida cenderung lebih
banyak dan mudah dengan menggunakan kaolin,
Untuk dapat mengetahui prospek gipsum di masa kalsit, dan bentonit. Dalam kegiatan pemboran
mendatang selain berdasarkan kondisi per- cenderung lebih baik menggunakan Na-bentonit.
kembangan pada tahun-tahun sebelumnya, juga Sebagai wallboard dan partisi bangunan dapat
tidak terlepas dari faktor-faktor kualitatif yang digantikan dengan plywood.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 14 – 188

Tabel 6. Perkembangan Produksi Semen lebih murah, sehingga kurang menarik bagi
para investor

Tahun Produksi Semen Laju – Ongkos transportasi; untuk daerah tambang yang
(000 ton) perubahan (%) cukup jauh dari pusat pemasaran. Ongkos
1980 5.831 transportasi akan merupakan beban yang cukup
1981 6.844 + 17,37 besar, sehingga akan sulit bersaing dengan
1982 7.417 + 8,37 gipsum impor, dan gipsum produk sampingan.
1983 8.111 + 9,36
1984 8.850 + 9,11 Dengan demikian, berdasarkan analisis perkem-
1985 9.805 + 10,08 bangan selama periode 1980 – 1992, serta
1986 10.941 + 1,16 pengaruh dari faktor-fator kualitatif, baik yang
1987 11.876 + 8,54 menunjang maupun tidak, maka prospek
1988 13.188 + 1,04 perkembangan gipsum di masa mendatang dapat
diperkirakan sebagai berikut.
1989 14.590 + 10,06
1990 16.871 + 15,63
1991 18.243 + 8.13 5.3 Proyeksi Pemasokan
1992 19.480 + 6,78
a. Produksi
Sumber : Statistik Industri, BPS
Meskipun ada beberapa faktor yang menunjang,
jika ditinjau dari masalah ketersediaan potensi
yang sangat kurang, harga yang relatif rendah,
dan adanya saingan dari gipsum sintetis akan
Dalam industri semen, gipsum alam dapat menjadi kendala terhadap perkembangan industri
digantikan dengan gipsum sintetis yang pertambangan gipsum, atau dengan kata lain
dihasilkan dari produk sampingan beberapa bahwa prospek industri pertambangan gipsum di
industri kimia, seperti industri asam sitrat, asam Indonesia tidak akan banyak berkembang.
fosfat, titanium oksida, dan industri kimia lainnya.
Adanya gipsum sintetis dari produk sampingan Sebagai proyeksi, yang dihitung dengan menggunakan
ini, jelas akan merupakan saingan terhadap laju pertumbuhan di sektor pertambangan umum 4,3 %
industri pertambangan gipsum (gipsum alam). (proyeksi rendah), produk domestik bruto (PDB) 5%
(proyeksi sedang), serta laju pertumbuhan rata-rata
d. Kebijaksanaan Pemerintah produksi gipsum per tahun selama periode
pengamatan yaitu 15,91%, (proyeksi tinggi), maka
Kebijaksanaan pemerintah seperti peningkatan ekspor produksi gipsum alam sampai dengan tahun 2000
di luar minyak dan gas, pada dasarnya akan hanya akan berkisar antara 2.680 – 5.900 ton.
merupakan dorongan bagi berkembangnya sektor lain.
Dalam hal ini termasuk juga industri pertambangan
gipsum. Namun kebijaksanaan tersebut perlu disertai Demikian juga halnya produksi gipsum sintetis
dengan beberapa kemudahan antara lain kemudahan dari produk sampingan industri kimia, apabila
dalam perizinan dan bantuan dalam melakukan tidak ada peningkatan kapasitas dari pabrik kimia
eksplorasi. yang memproduksi produk sampingan gipsum
tersebut, atau tidak ada pendirian pabrik gipsum
e. Faktor Lainnya sintetis yang baru, maka produksi gipsum sintetis
ini pun tidak akan banyak berubah dari tahun-
Faktor lainnya yang berpengaruh terhadap tahun sebelumnya. Pada saat ini produksinya
perkembangan industri pertambangan adalah : hampir mendekati kapasitas terpasang, yaitu
440.00 ton per tahun.
– Harga; dibandingkan dengan harga bahan galian
industri lainnya, bentonit, kaolin, zeolit dan Dengan demikian, baik produksi gipsum alam maupun
sebagainya, maka harga per ton gipsum relatif sintetis, sampai tahun 2000, diperkirakan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 14 – 189

tidak akan banyak berkembang. membutuhkan gipsum sekitar 750.000 ton. Selain
itu, kemungkinan besar akan didirikan lagi pabrik-
b. Impor pabrik semen baru seperti di Kalimantan dan
kawasan timur Indonesia, yang sekarang ini
Melihat pemasokan gipsum alam (gipsum dari sedang dalam taraf studi kelayakan.
tambang) yang sangat kecil, dan keterbatasan
penyediaan gipsum sintetis dari produk b. Ekspor
sampingan, sedangkan tingkat kebutuhan
gipsum khususnya di industri semen akan terus Ekspor gipsum yang baru dimulai tahun 1985,
meningkat, maka impor gipsum di masa dalam lima tahun terakhir telah menunjukkan
mendatang diperkirakan meningkat juga. suatu peningkatan yang cukup besar, dan gipsum
yang diekspor adalah gipsum sintetis.
Untuk proyeksi impor di masa mendatang,
diasumsikan bahwa laju pertumbuhannya sama Namun, jika rencana peningkatan kapasitas produksi
dengan laju pertumbuhan PDB 5% dan 7% per tahun industri semen pada akhir Pelita V dapat terealisasi,
(proyeksi rendah dan sedang), laju pertumbuhan maka akan membawa dampak yang berarti terhadap
konsumsi di industri semen 10,15% per tahun, prospek ekspor gipsum di masa mendatang. Ekspor
(proyeksi tinggi), sehingga diperoleh perkiraan impor gipsum diperkirakan akan menurun dan bahkan
tahun 2000 antara 322.450 – 473.700 ton. kemungkinan tidak ada ekspor sama sekali, karena
gipsum alam maupun sintetis kemungkinan akan
5.4 Proyeksi Permintaan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan industri di
dalam negeri, khususnya industri semen.
a. Konsumsi
5.5 Proyeksi Harga (Atas Dasar Harga Konstan
Perkembangan konsumsi gipsum (termasuk plas- 1983)
ter) pada dasarnya tidak terlepas dari
perkembang-an industri pemakainya. Ditinjau dari kemungkinan terjadinya peningkatan
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa pemakai konsumsi gipsum yang cukup besar, sehingga
terbesar gipsum di Indo-nesia adalah industri dalam kesetimbangan pasar di dalam negeri
semen (sekitar 98% dari seluruh konsumsi). diperkirakan akan terjadi kesenjangan antara
pemasokan dan permintaan, dan permintaan jauh
Oleh karena itu, perkembangan konsumsi gipsum ini lebih besar. Keadaan ini akan berpengaruh
sangat dominan dipengaruhi oleh laju pertumbuhan terhadap perkembangan harga gipsum di masa
produksi semen, yaitu sebesar 10,15% per tahun. mendatang, dan diperkirakan akan meningkat.
Sedangkan industri semen sendiri akan dipengaruhi
oleh pertumbuhan di sektor konstruksi, yang pada Sebagai proyeksi, harga gipsum (atas dasar harga
akhirnya dipengaruhi oleh produk domestik bruto konstan 1983), yang dihitung dengan menggunakan
(PDB). Dengan kata lain, konsumsi gipsum secara laju pertumbuhan per tahun selama kurun waktu 1980
tidak langsung akan dipengaruhi oleh tingkat – 1992 sebesar 1.36%, produk domestik bruto (PDB)
pertumbuhan PDB. 5% dan 7% per tahun, maka diperoleh harga gipsum
per ton di tahun 2000 berkisar antara Rp 44.670 – Rp
Sebagai proyeksi, konsumsi gipsum sampai tahun 68.900 per ton.
2000, yang dihitung berdasarkan laju pertumbuhan
produk domestik bruto (PDB) 5% dan 7% per tahun, 5.6 Peluang Pengusahaan
serta laju pertumbuhan industri semen, diperoleh
angka berkisar antara 1.003.400 – 1.470.700 ton. Berdasarkan hasil analisis perkembangan struktur
industri gipsum dan proyeksinya, serta faktor-faktor
Proyeksi tersebut diperkirakan akan mendekati yang berpengaruh, ternyata di masa mendatang
kenyataan, dan hal ini dapat ditinjau dari adanya jumlah permintaan gipsum di dalam negeri
rencana peningkatan kapasitas terpasang industri diperkirakan jauh lebih besar daripada pemasokan,
semen pada akhir Pelita V (tahun 1993) dari 17,8 dalam hal ini pemasokan gipsum yang berasal dari
juta ton menjadi 25 juta ton per tahun, yang akan produksi tambang dan produk sampingan industri
BAHAN GALIAN INDUSTRI 14 – 190

kimia di dalam negeri, maka peluang Johnstone,S.J., Minerals For The Chemical and
pengusahaan gipsum sangat besar. Allied Industries, Chapman and Hall, second
edition, London, 1961.
Namun apabila dilihat dari jumlah cadangan gipsum
yang sudah diketemukan sangat sedikit, maka Komar, P.A., Diskusi Masalah Bahan Baku Kimia Untuk
pengembangan produksi gipsum di masa mendatang Industri, Kertas Kerja, Proceeding Lembaga Kimia
akan sulit dilakukan. Oleh karena itu, untuk membantu Nasional, LIPI, Bandung, 1978.
pemenuhan kosumsi gipsum di dalam negeri yang juga
sebagai upaya pengurangan impor gipsum, hanya Pressler J.W., Gypsum Mineral Facts and Prob-
gipsum sintetis yang menjadi alternatif untuk dapat lems, Bureau of Mines, Belletin, United State,
dikembangkan di masa mendatang. Department of Interior, 1985.

———, Statistik Industri, Biro Pusat Statistik,


6. PENUTUP Jakarta, 1980 – 1992.

Untuk menunjang berkembangnya industri ———, Statistik Perdagangan Luar Negeri,


pertambangan gipsum di Indonesia, maka kegiatan Ekspor & Impor, Biro Pusat Statistik, 1980 –
eksplorasi dan inventarisasi endapan/cadangan 1992.
gipsum perlu lebih ditingkatkan.
———, Data dan Informasi Pertambangan
Ditinjau dari segi kebutuhan gipsum di masa Umum, Direktorat Jenderal Pertambangan
mendatang yang diperkirakan semakin besar, Umum, Departemen Pertambangan dan
maka perlu diteliti lebih seksama pemanfaatan Energi, Jakarta, 1987/1988.
sumber lain untuk membuat gipsum sintetis, agar
ketergantungan terhadap impor dapat dikurangi. ———, Laporan Tahunan Kegiatan Pertam-
bangan, Direktorat Teknik Pertambangan,
Direktorat Jenderal Pertambangan Umum,
DAFTAR PUSTAKA Jakarta, 1987/1992.

Appleyard, F.C., Industrial and Rocks (Con- ———, Pengembangan Kapasitas Nasional
struction Materials). Sektor Industri, 1986 – 1990, Departemen
Perindustrian, Jakarta.
Davis, L.L., Gypsum, Mining Engineering US-
Bureau of Mines, London, June 1990. ———, Basic Chemical Industries of Indonesia,
Directory 1990, Published by The Federation
Dickson, T., Gypsum, Building From The Depths, of Basic Chemical Industries of Indonesia,
Industrial Minerals, US-Bureau of Mines, Jakarta, 1990.
Bulle-tin, United State.
*****
BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 191

15 KALSIT
Oleh : Adjat Sudrajat,
Darsa Permana,
Harta Haryadi

1. PENDAHULUAN (CaCO3). Ankerit terbentuk karena adanya substitusi


unsur Fe terhadap unsur Ca menjadi mineral
Dewasa ini pemanfaaan kalsit menunjukkan CaFe(CO3)2 dengan berat sekitar 21,7% kalsit.
perkembangan yang semakin baik. Pemakaian Sedangkan kutnakorit merupakan substitusi Mn
kalsit jenis heavy maupun light semakin terhadap unsur Ca hingga mencapai 25% berat kalsit.
bertambah luas ruang lingkupnya, sehingga
volume pemakaian juga meningkat. Mineral aragonit mempunyai komposisi kimia sama
seperti kalsit. Keduanya dapat mempunyai warna yang
Semula pemakai kalsit hanya beberapa jenis industri, sama, tetapi kehadiran kedua mineral tersebut dapat
tetapi sampai saat ini telah mencapai 23 jenis industri, dibedakan dari struktur kristalnya.
baik sebagai bahan baku utama maupun sebagai
bahan baku tambahan. Kalsit selain digunakan di Kalsit mempunyai bentuk primatik, tabular,
sektor industri, juga digunakan di sektor pertanian, rhomboedral, massive, berbutir kasar sampai sangat
yang berfungsi sebagai soil conditioner, yang dikenal halus. Kalsit dapat terbentuk sebagai stalaktit, nodul,
dengan nama kaptan. tuberose, koraloidal, olitic atau pisolitik. Berat jenis
kalsit murni adalah 2,71 dan akan meningkat sesuai
dengan tingkat substitusi unsur logam.
GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN
Kalsit murni tidak berwarna dan transparan,
1 Mula Jadi dan Mineralogi warnanya akan berubah sesuai dengan substitusi
yang terjadi, sepeti kuning, coklat, pink, biru,
Endapan kalsit merupakan hasil restrukturisasi batu lavender, kehijauan, abu-abu, hitam dan mungkin
gamping yang mengkristal setelah mengalami proses kehijauan seperti klorit. Sifat kalsit yang lain
pelarutan. Umumnya terjadi pada batu gamping atau adalah tingkat kekerasan 3 Mohs, belahan
marmer dalam masa kristalin yang berlapis dan berupa rhombohedral dengan sudut 75 – 105°.
stalaktit dan stalakmit.
Kalsit termasuk mineral pembentuk batuan
Kalsit dengan komposisi kimia CaCO3 dapat sedimen ataupun metamorf, dan merupakan
ditemukan dalam keadaan murni dan tidak, material semen pada suatu batuan, banyak
bergantung kepada kandungan mineral ditemukan dan terdistribusi pada lapisan bumi.
pengotornya. Mineral pengotor ini terbentuk
karena adanya subtitusi unsur Ca oleh unsur Kalsit murni terjadi sebagai bagian dari chalk atau batu
logam, seperti Mg, Fe, Mn. Dalam prosentase kapur. Batuan kalsit akan mengalami perubahan
berat tertentu, mineral pengotor kalsit tersebut menjadi marmer pada tekanan dan temperatur tinggi.
akan membentuk mineral kapur yang lain, seperti Pada proses ini struktural kristal kalsit berubah,
dolomit, ankerit, dan kutnakorit. demikian pula dengan sifat fisiknya, sedangkan
komposisi kimianya mengikuti batuan asalnya.
Dolomit terbentuk karena substitusi unsur Mg terhadap
unsur Ca, sehingga terbentuk mineral CaMgCO3 yang Kalsit ditemukan juga pada batuan beku basa sebagai
mencapai sekitar 26,5% berat kalsit hasil dari alterasi kalsium silika, atau hasil proses
BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 192

hidrotermal pada urat-urat bijih. Pada keadaan jumpai bukit kapur yang tidak ditutupi lagi oleh
tersebut kalsit merupakan asosiasi dari bijih tanah penutup, tetapi terlihat berupa bukit-bukit
sulfida, fosfat, kuarsa, barit, flourit, dolomit, dan kapur yang tandus.
siderit. Sifat fisik kalsit dan asosiasinya dapat
dilihat pada Tabel 1. Penyelidikan endapan kalsit dilakukan melalui
penyelidikan yang mencakup pengecekan
2.2 Potensi dan Cadangan Kalsit lapangan, keadaan endapan, dan
penyebarannya. Pengupasan dilakukan dengan
Penyebaran kalsit di Indonesia mengikuti sebaran penggalian tanah penutup permukaan dan
endapan batu gamping karena pembentukannya sama, tebing-tebing. Selanjutnya eksplorasi dengan
namun hal ini tidak berarti bahwa pada setiap endapan membuat parit-parit, pemboran, dan sumur uji.
batu gamping akan ditemukan kalsit.
Penentuan kualitas dapat dilakukan analisis contoh hasil
Endapan kalsit sebagian besar diketemukan dalam pengeboran dan chanel sampling yang dengan tujuan
bentuk lensa-lensa atau merupakan asosiasi endapan mengetahui kandungan unsur di dalam endapan, hilang
mineral yang lain, dan jarang ditemukan endapan kalsit pijar, dan unsur lainnya. Hasil eksplorasi dapat digunakan
murni dalam ukuran besar. Berdasarkan data DSDM, untuk menghitung cadangan pasti, perencanaan
1991, jumlah cadangan yang sudah diselidiki (tereka) penambangan, pengolahan, sistem transportasi yang
adalah 10,1 juta ton yang terdapat di Indarung, tepat, dan lain-lain.
Sumatera Barat (10 juta ton) dan Begelan, Kabupaten
Purwokerto, Jawa Tengah (0,1 juta ton). Pada pertambangan kalsit berskala kecil, tahap ini
jarang dilakukan, tetapi cukup dengan melakukan
2.3 Eksplorasi Penambangan dan penyelidikan pendahuluan dan penelitian terhadap sifat
Pengolahan fisik-kimia, dan kandungan mineral pengotor.

a. Geologi dan Eksplorasi b. Penambangan

Pada umumnya, geologi kalsit merupakan daerah Pada umumnya, penambangan kalsit dilakukan secara
batu kapur, perbukitan atau pegunungan. sistem terbuka. Pengupasan tanah penutup yang tipis
Stratigrafi batuannya terdiri atas tanah penutup dapat dilakukan dengan buldoser atau dengan
(lempung dan marel), batu kapur (termasuk peralatan sederhana. Untuk tanah penutup yang tebal,
kalsit), dan lapisan paling bawah yang terdiri batu penambangan dilakukan dengan cara tambang bawah
gunung api (tufa, breksi, dan andesit). Sering tanah dan untuk tanah penutup yang terdiri dari batuan
terjadinya erosi menyebabkan banyak di keras, pengupasan

Tabel 1. Sifat Fisik Kalsit dan Batu Kapur

Mineral (Rumus Kimia) Sistem Kristal Belahan Kekerasan Bobot isi Warna
(Mohs)
Kalsit (CaCO3) Hexagonal Rhombohedral 3 2,71 tidak berwarna putih,
berwarna (pengotor)
Dolomit (CaMg(CO3)2) Hexagonal Rhombohedral 3,5 – 4,0 2,87 putih – pink
Aragonit (CaCO3) Orthorombik – 3,5 – 4,0 2,93 – 2,95 tidak berwarna –
putih
Siderit (FeCO3) Hexagonal Rhombohedral 3,5 – 4,0 3,7 – 3,9 coklat – hitam
Ankerit (Ca2 MgFe(CO3)4) Hexagonal Rhombohedral 3,5 – 4,0 2,9 putih – pink
Magnesit (MgCO3) Hexagonal Rhombohedral 3,5 – 4,0 2,96 – 3,1 putih – kuning

Sumber : Industrial Minerals and Rocks, 1985


BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 193

dilakukan dengan cara pengeboran dan peledakan. CaO + H2O ® Ca(OH)2


hydrated lime
Tahap selanjutnya adalah penambangan batuan secara Ca(OH) + CO2 ® CaCO3 + H2O
berjenjang dengan pengeboran dan peledak-an atau Kalsit
dengan menggunakan alat sederhana.
Dalam proses kalsinasi, terlebih dahulu dilakukan
Di Indonesia, penambangan kalsit dilakukan reduksi ukuran terhadap batu kapur, lalu
secara tambang terbuka, karena endapannya dimasuk-kan ke dalam tungku dan dipanaskan
berupa perbukitan dan dataran di lingkungan sampai suhu 1000° – 1300°C yang menghasilkan
pegunungan kapur. Ada juga penambangan kalsit kapur tohor (quicklime) dan gas CO2.
di daerah gua-gua kapur yang keberadaannya
bersamaan dengan endapan fosfat. Apabila dilakukan penambahan air secukupnya
terhadap kapur tohor dan penambahan kapur
Pengusaha kalsit terdiri dari pengusaha dengan surat kembali untuk mengikat unsur Ca, maka akan
izin pengusahaan daerah (SIPD) Tk I atau II dan non- diperoleh CaCO3 dan air (H2O). CaCO3 inilah
SIPD. Pengusaha SIPD melakukan teknik yang dikenal sebagai light calcite.
penambangan dengan lebih teratur, sedangkan
pengusaha non-SIPD melakukan panambangan Tahap-tahap kegiatan pengolahan kalsium
cadangan berupa lensa-lensa dengan volume lebih karbonat dapat diamati pada Gambar 1 dan 2.
kecil dan dengan sistem selektif pada batu kapur.

c. Pengolahan KEGUNAAN DAN SPESIFIKASI PRODUK

Pengolahan kalsit hanya bertujuan untuk mem- 1 Penggunaan


peroleh ukuran butir dan tingkat kadar CaCO 3
sesuai dengan spesifikikasi pasar. Pengolahan Penggunaan kalsit sekarang ini telah mencakup
dapat dilakukan secara sederhana, yaitu dengan berbagai sektor yang didasarkan pada sifat fisik
menghilangkan kotoran yang melekat. Kemudian dan kimianya. Penggunaan tersebut, di antaranya
dilakukan penghancuran dan diayak sesuai di sektor pertanian, industri kimia, industri
dengan ukuran yang diinginkan. makanan, industri logam, dan lainnya.

Untuk mendapatkan ukuran butir halus (<12 mesh) a. Pertanian


dipecahkan dengan menggunakan hammer mill; dan
untuk mendapatkan ukuran yang sangat halus (-200 Pemupukan tanah hasilnya akan optimum apabila
mesh) digunakan super mill (pulverizer). keasaman tanah dapat dikurangi dengan cara
pengapuran. Kapur yang digunakan dapat berupa
Produk kalsit hasil penambangan yang dapat kapur tohor (quicklime), kapur padam (hidrated lime),
dikon-sumsi langsung oleh industri, dikenal ataupun dalam bentuk tepung yang biayanya lebih
dengan nama heavy calcite. murah dibandingkan dengan jenis lainnya. Biasanya,
pengapuran dapat mencapai 5 ton/ha dan tidak harus
Proses pengolahan yang lain adalah melalui dilakukan setiap tahun.
proses kalsinasi terhadap batu gamping sebagai
bahan baku. Produk dari proses ini merupakan b. Industri Kimia
kalsit dari jenis ligth calcite
Di industri kimia, kalsit dipakai untuk
Rumus umum reaksi pembuatan light calcite memproduksi kaustik soda dan alkali lainnya
adalah sebagai berikut : dengan mengguna-kan solvay process.

dipanaskan Kalsit jenis light calcite berfungsi sebagai filler,


CaCO3 (kapur) ® CaO + CO2 extender coating pada industrii kertas, cat, karet,
Quicklime farmasi, dan plastik. Produk lain yang banyak
BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 194

Quari batu kapur

Produk blok Produk fraksi

Pemisahan
Barang-barang Batu hias ukuran
seni

Konstruksi Material balast Mineral


teraso

Industri
teraso
Penggerusan Industri semen Kalsinasi

Kapur tanah Kapur tanah


kalsium karbonat magnesium

Commercial Pengendapan Aktivasi


lime kalsium kalsium
production karbonat karbonat

V
Light calsium carbonat

Gambar 1. Proses Pengolahan Light Kalsium Karbonat

digunakan adalah kalsium hipklorit, asam sitrit, Kalsit di industri ini dipakai juga untuk mengolah sisa
fosfat, gliserin, dan propilin oksida. Kalsit alam produk pada pabrik pengawetan, mengurangi
(heavy calcite) digunakan pada industri keramik, keasaman buah kalengan dan persiapan penggiling-
gelas, barang-barang gelas, kimia, bahan galian annya. Apel dan beberapa jenis buah lainnya akan
bukan logam, dan lainnya. menjadi baik dengan cara pengontrolan suhu. Jenis
kalsit yang digunakan adalah hydrated lime yang
c. Industri Makanan berfungsi menyerap karbon dioksida yang dikeluarkan
oleh buah-buahan.
Pemakaian kalsit terbesar di industri ini adalah
untuk pemurnian gula bit. Setiap satu ton gula Di industri makanan ternak, kalsit di pakai sebagai
membutuhkan sampai 250 kg kalsit yang imbuhan atau penambah unsur Ca dalam
sebagian besar di pasok dari pembakaran kapur pembentukan tulang dan telur pada unggas.
di pabrik gula. Gula tebu juga memerlukan kalsit d. Industri Metalurgi
tetapi dalam jumlah kecil (2 – 7 kg/ton).
Baja yang dibuat dengan basic oxygen method
BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 195

Batu kapur Kokas


¯ ¯
Kiln
¯ ¯
Kapur tohor Gas
¯ ¯
Pengadukan Bak pencucian
¯ ¯ ®
Pemisahan ® Pelarutan ® Bak reaksi ® Pemisahan ® Bak penampung Dehidrasi
¯
Pengeringan
¯
Pulveris ?
¯
Tes
¯
Pengepakan
Gambar 2. Proses Pengolahan Kalsium Karbonat

memerlukan sejumlah kalsit berkualitas tinggi sebagai karbonat, yang akan dihasilkan dengan melakukan
fluks yang berfungsi untuk mengikat material pengotor pembakaran dengan tingkat kehilangan sekitar 10%.
atau sebagai slag, seperti fosfor, belerang, silika, dan
alumina. Kadang-kadang dolomit dipakai sebagai fluks Untuk mengurangi keasaman tanah, pengolahan dapat
dengan maksud tungku peleburan lebih besar. dilakukan dengan menambahkan fosfat dan nutrisi
pupuk. Pada tanah dengan tingkat keasaman rendah
Pada peleburan aluminium dengan Metode Bayer, mikro organisme akan tumbuh dengan baik sehingga
kalsit dan kaustik soda merupakan bagian penting tanah menjadi gembur dan subur. Pengapuran pada
yang berfungsi untuk menghancurkan bijih bauksit. tanah lempung dapat mem-perbaiki struktur tanah.
Kapasitas dan frekuensi pengapuran tergantung sifat
Pemakaian kalsit/kapur terbesar pada kegiatan tanah permukaan dan tingkat aktivitas pelarutan yang
flotasi logam bukan besi adalah pada flotasi terjadi.
logam tembaga. Kemudian untuk logam-logam
seng, timah hitam, perak, dan uranium. Pada industri perminyakan, kalsit dipakai untuk
Sementara itu, pada pengolahan logam bukan membuat lumpur pemboran.
besi lainnya, kalsit dipakai pada proses flotasi
sebagai settling agent dan pengontrol pH selama Industri Konstruksi
proses flotasi berlangsung.
Batu kalsit termasuk sebagai material konstruksi.
e. Industri Lainnya Pemakaiannya adalah untuk pondasi jalan atau
bangunan yang berfungsi untuk menstabilkan
Selain industri di atas, industri pengalengan, lem tanah. Penggunaan kalsit untuk konstruksi tidak
tulang, kertas, dan perminyakan menggunakan memerlukan persyaratan tertentu.
se-jumlah kalsit pada proses pabrikasinya. Selain itu, kalsit dapat juga dipakai untuk
Industri kertas merupakan salah satu industri pemakai pembuatan kapur tohor dengan cara
kalsit cukup besar. Penggunaan kalsit bertujuan untuk memisahkan CO2 melalui pemanasan.
memperoleh alkali pada proses sulfat. Selain itu, juga
dipakai untuk menghasilkan endapan 3.2 Spesifikasi Kalsit (Kalsium Karbonat) di
BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 196

Industri Hilir
Industri Plastik, Ban, dan Pelapis
Di dalam penggunaanya, kalsit berfungsi sebagai
filler, pelicin, fluks dan lain-lain. Sifat dan Spesifikasi kalsium karbonat yang diperlukan
spesifikasi-nya tergantung industri pemakaiannya. untuk jenis industri ini adalah :

a. Bahan Pengisi (Filler) 2


– permukaan spesifik : 20 – 50 m /g,
– ukuran butir : 0,08 – 0,02 m.
Kalsit berfungsi sebagai filler karena mempunyai
sifat stabil terhadap cahaya dan tidak larut dalam Jenis plastik yang menggunakan filler dari
air (mempunyai daya tutup yang baik). Fungsi kalsium karbonat antara lain polyvinyl chlorida,
filler di dalam pabrikasi, antara lain untuk : polypropylin, dan polyester.

– mengurangi jumlah bahan baku utama, Keuntungan digunakannya filler kalsium karbonat di
– menurunkan biaya tanpa mengurangi kualitas industri ini adalah biaya bahan baku menjadi rendah,
produk, tahan terhadap benturan, kekakuan, dan tahan panas.
– menambah daya tutup,
– diperolehnya sifat-sifat tertentu, seperti warna Persyaratan jumlah CaCO3 dalam industri plastik
yang tidak cepat pudar. adalah :

– PVC : 7 – 40% berat bahan,


Persyaratan umum kalsit untuk industri adalah : – PP : 20 – 40% berat bahan,
– PE : 30 – 55% berat bahan,
– CaCO3 : 96%
– ukuran butir : -325 mesh, Penggunaan plastik, antara lain untuk kemasan
– tidak larut dalam HCI : 1%, plastik dan karet, pembuatan pipa (paralon),
– hilang pijar : 4,2 – 4,4%, industri automotif, kelistrikan, dan elektronika.
– kadar air : 0,3%.
Industri Cat
Beberapa persyaratan kalsit sebagai filler untuk
setiap industri, seperti pada Tabel 2. Pada industri cat, spesifikasi kalsium karbonat yang

Tabel 2. Spesifikasi Kalsit (Kalsium Karbonat) sebagai Filler untuk Beberapa Industri (%)

Jenis Industri Cat Karet Pipa PVC Kertas Kertas Pelapis Pelitur
Pengisi Kimia dll.
CaCO3, % 96,15 98,5 98,5 96,15 98,5 98,1 96,15
Kandungan air 0,13 0,10 0,14 0,13 0,14 – 0,13
Kandungan uap air 0,20 20 1 15 – – 0,20
Distribusi partikel :
+ 53 mikron 0,030 0,02 0,1 0,75 0,02 0,01 9
+ 10 mikron 18 1 13 18 1 1 30
5 mikron 33 2,5 35 35 2,5 4 5,30
2 mikron- 36 80 40 40 80 90 28
1 mikron- – 42 – – 42 70 –
2
Luas per spes m /gr 2,70 6,0 1,88 2,2 8,0 5 – 16 1,50
Kilap 85,5 84 84,0 85,5 89 96 84,70

Sumber : Power, Tim "Limestone Spesification" Industrial Mineral, October 1985


BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 197

diperlukan, antara lain :


b. Pelicin
Sifat fisika :
2
– permukaan : 5 – 11 m /g, Fungsi kalsit sebagai pelicin dapat dijumpai pada
– ukuran butir : 0,2 – 4,0 m (-325 mesh), industri farmasi (pembuatan tablet). Fungsi
– kecerahan : 97 – 98% pelicin pada tablet adalah untuk :
– sg : 2,7;
– kandungan air : 1% – mengurangi daya gesek antara butiran tablet
dengan die.
Kimia : – memperlancar aliran butiran tablet,
– CaCO3 : 98,50% – mencegah melekatnya butiran tablet pada per-
– Acid insolube : 0,30% mukaan punch dan die,
– Al2O3 : 0,20% – mempermudah pemrosesan akhir.
– SiO2 : 0,20%
– Fe203 : 0,02% Persyaratan kalsium karbonat sebagai pelicin
– MgO : 0,30% antara lain :

Pemakaian cat ini meliputi : – kandungan CaCO3 minimal 98,5% dihitung


– cat kering (cholorinated rubber), terhadap zat yang dikandungnya,
– cat anti karat, – serbuk hablur, putih tidak berbau, tidak berasa,
– bahan untuk mencegah penggumpalan cat, – kandungan arsen tidak lebih dari 4 BPL,
– pembuatan rambu-rambu pada jalan raya, – logam berat tidak lebih dari 30 BPL,
– bahan tinta cetak. – susut kering 2%

Meskipun digunakan untuk cat, pigmen kalsium Persyaratan zat pelicin antara lain :
karbonat mempunyai daya tahan yang kurang
baik terhadap cuaca karena solubilitas dan reaksi – dapat melapis sebagian besar butiran,
yang kurang terhadap asam dan air hujan. – jumlah zat pelicin tidak boleh melebihi 1%; apa-
bila melebihi, obat akan mudah hancur,
Industri Kosmetika – bersifat hidropholic (menolak air),
– ukuran butiran : -200,
Spesifikasi yang diperlukan, antara lain : – mempunyai permukaan spesifik yang tinggi,
yaitu perbandingan antara luar permukaan
2 dengan volume.
– permukaan : 6 – 11 m /g,
– ukuran butir : 0,2 – 0,4 m,
– kecerahan : 98 – 99%, c. Bahan Pewarna

Pemakaian filler untuk kosmetika antara lain Penggunaan kalsit sebagai bahan pewarna
sebagai : memerlukan spesifikasi seperti :

– filler pada cream, – kandungan CaCO3 >98%,


– pembawa parfume, – kandungan air dan hilang bakar <1%,
– filler untuk make up penahan sinar matahari, – alkalinity 0,5%,
– pasta gigi. – ukuran -44 m >99%.

Pemakaian sebagai pengkilap dan pembersih d. Industri Gelas


tingkat halus sampai sedang,
– ukuran partikel 5 – 6 m, Pemakaian kalsit pada industri gelas
– untuk pembersih jendela, pintu rumah, dan dimaksudkan sebagai campuran bahan baku,
kendaraan, seperti pasir kuarsa, dengan persyaratan :
– detergen.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 198

– CaO : 55,06%, – rigid profiles


– SiO : 0,25%,
– Al2O3 : 0,09% , k. Plasticiced PVC
– Fe2O3 : 0,037%.
– Loble,
Kalsit murni juga dapat digunakan untuk – Coating
pembuatan peralatan optik.

e. Industri Makanan Ternak 4. PERKEMBANGAN EKONOMI KALSIT


– CaO : 38%,
Produk kalsit Indonesia berasal dari produksi
– Fosfor : 0,02%, tambang formal (SIPD) dan non-formal, juga dari
– Sodium : 0,06%, industri kalsium karbonat. Produksi kalsit hasil
– Klorin : 0,03%, tambang merupakan kalsit alam (heavy calcite),
– Magnesium : 2,04%, sedangkan produk dari industri kalsium karbonat
– Potasium : 0,11%, disebut ligth calcite, yang berasal dari
– Sulfur : 0,04%, pengolahan kapur, chalk , marmer, atau dolomit.
– Iron : 3.500 ppm.
Selama rentang waktu pengamatan, produksi
Industri Barang-Barang Kimia heavy calcite dan ligth calcite menunjukkan
peningkatan dengan laju pertumbuhan tahunan
– CaCO3 min 95% sebesar 18,34% dan 21,67%. Produksi kalsit
– SG 2,65 – 2,75%, alam berasal dari Propinsi Jawa Barat, Jawa
– ukuran butir Timur, Jawa Tengah, dan D.I Yogyakarta.
- <30 m = 100%,
- <20 m = 96%, Walaupun produksi tambang yang tercatat hanya
- <10 m = 34%. berasal dari tambang yang formal, pemasokan
dari perusahaan non-formal tidak dapat
g. Industri Kosmetik diabaikan. Hal itu dilihat dari tingkat konsumsi
– CaCO3 = 98,5%, kalsium karbonat yang tinggi.

– Kandungan air = 1%, Dari hasil pengamatan di lapangan jumlah


– pH = 8–9 perusahaan non-SIPD jauh lebih besar dari pada
h. Industri Kertas SIPD. Jumlah peruusahaan SIPD di pulau Jawa
tercatat 2.489 buah perusahaan dan Non-SIPD
– CaCO3 = 85%, 35.043 buah perusahaan.

– air = 0,8%, Konsumsi kalsit alam dan kalsium karbonat dalam


– sisa 200 mesh = 0,05 %, kurun pengamatan menunjukkan peningkatan yang
– kecerahan = 98 %. berarti. Konsumsi kalsit terdiri dari heavy calcite dan
light calcite. Heavy calcite dipakai pada industri
Plastik, Rubber, Sealant keramik, industri barang-barang kimia, industri
pengolahan logam, dan industri makanan ternak.
Spesifikasi : Sedangkan light calcite dikonsumsi oleh industri kertas,
industri cat, plameur, industri ban, industri sabun,
2 industri kosmetik, dan lainnya.
– Spesifikasi permukaan = 20 – 50 m /g,
– ukuran butir = 0,08 – 0,02 m,
Kosumsi kalsit Indonesia selama kurun waktu 1989
PVC Polymer – 1992 meningkat dengan laju tahunan 13,26%.
Kenaikan permintaan kalsit dipengaruhi oleh industri
– corrugate land drain, drain pipes, guttering, pemakainya, eperti industri kimia, gelas dan barang
– presure pipes, dari gelas, bahan galian bukan logam.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 199

Pada tahun 1985 hanya terdapat beberapa jenis produksi domestik kurang memenuhi syarat
industri yang mengkonsumsi kalsit atau kalsium (Tabel 4 dan 5).
karbonat, dan pada tahun-tahun terakhir ini
perkembangan pemasarannya cukup pesat mencapai
lebih dari 12 jenis industri. Perkembangan ini didorong 5. PROSPEK PERKEMBANGAN KALSIT
oleh semakin berkembangnya teknologi industri
sebagai subtitusi dan mineral filler yang harganya lebih Selama ini perkembangan pemasokan kalsit alam
murah. masih berjalan secara berkesinambungan. Walaupun
data mengenai cadangan kalsit tidak dapat diketahui,
Pemasokan impor kalsium karbonat berasal dari namun pasokan bahan baku kalsium karbonat dapat
negara Taiwan, Jepang, Cina, Perancis, dan bersumber dari kapur, marmer, chalk, dolomit, ataupun
Korea Selatan dan lainnya. Impor kalsit selama kalsit itu sendiri masih dapat diandalkan.
kurun waktu pengamatan cenderung stabil.
5.1 Perkembangan di Indonesia
Komposisi pemakaian kalsit/kalsium karbonat untuk
masing-masing sektor industri ban misalnya, Prospek perkembangan produksi kalsium
pemakaian kalsum karbonat berkisar antara 5 – 10% karbonat juga nampak semakin baik dengan
berat ban, industri cat membutuhkan kalsium karbonat meningkatnya investasi pada industri ini.
sebesar 10% berat hasil produksinya (Tabel 3).
Kapasitas terpasang industri kalsium karbonat
Keseimbangan antara pemasokan dan permintaan pada akhir Pelita V diproyeksikan 136.600 ton per
selama lima tahun terakhir ternyata menunjukkan tahun, dari 23 perusahaan. Sementara itu,
tingkat yang negatif, yang berarti bahwa tingkat diperkirakan produksi kalsium karbonat pada
pemasokan lebih rendah dari tingkat permintaan. akhir Pelita V adalah mencapai 270.000 ribu ton.
Keadaan ini kemungkinan karena tingkat pemasokan
kalsit, tidak tercatat secara akurat, terutama yang Semakin cerahnya prospek kalsium karbonat dilihat
berasal dari perusahaan Non-SIPD. dengan akan diproduksinya kalsium karbonat
masterbatch compound, dan masterbatch colorants
Sementara itu, dari hasil survei pasar diperoleh dua compound, yang keduanya berfungsi sebagai bahan
jenis kalsit, yaitu heavy calcite dan light cal-cite. Harga pewarna plastik. Diharapkan diversifikasi produksi
jenis kalsit heavy grade tingkat pabrik per bulan April kalsium karbonat ini akan dapat memenuhi bahan baku
1990 adalah Rp. 100,00 – Rp. 120,00/kg, sedangkan tersebut yang selama ini dipenuhi dari impor.
harga kalsit jenis light grade eks impor (Taiwan) adalah
Rp. 330,00/kg, tidak termasuk PPN. Walaupun kalsit Kapasitas terpasang pada akhir Pelita V dari lima
impor lebih mahal namun penggunaannya cenderung buah perusahaan yang telah mendapat izin dan
naik, karena

Tabel 3. Produksi, Impor dan Konsumsi Kalsit dan Kalsium Karbonat Indonesia, 1985 – 1989

Produksi Impor Konsumsi


Kalsium Karbonat
Tahun
Kalsit Alam Kalsium ton 000 $AS Kalsit Alam Kalsium
Karbonat Karbonat
1985 12.262,00 13.450,00 21.404,00 4.758,00 95.927,00 13.240,00
1986 40.768,00 14.407,00 30.003,00 4.938,00 104.781,00 14.628,00
1987 41.060,00 40.500,00 22.373,00 7.965,00 156.309,00 16.881,00
1988 50.387,00 58.472,00 23.382,00 5.559,00 165.259,00 18.461,00
1989 47.885,00 70.786,00 16.450,00 5,979.00 152.751,00 16.986,00

Sumber : Buletin Statistik Komoditi Mineral, PPTM, Departemen Perindustrian, Hasil Survey Komoditi Mineral, PPTM ,1990
BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 200

Tabel 4. Jumlah Konsumsi Kalsit Heavy Grade pada Industri, 1985 – 1989 (ton)

No. Jenis Industri 1985 1986 1987 1988 1989


1. Makanan ternak 4.194,00 4.797,00 5.400,00 6.844,00 6.594,00
2. Kimia pokok 4.028,00 6.330,53 8.633,07 10.935,60 13.238,13
3. Barang kimia lainnya 30.566,10 30.568,10 69.533,00 68.944,78 55.330,78
4. Keramik dan porselen 85,00 85,00 90,00 86,00 94,00
5. Gelas dan sejenisnya 45.794,09 50.858,04 54.847,99 62.822,94 56.736,08
6. Bahan galian non-logam 11.043,00 12.157,00 14.443,00 12.005,00 16.858,00
7. Logam untuk bangunan 129,36 129,36 129,36 129,36 129,36
8. Lainnya*) 87,00 1.128,80 3.232,80 3.491,43 3.770,74
Total 95.926,55 104.780,83 156.309,22 165.259,11 152.751,09
Sumber : Survei Pemakaian Bahan Galian, PPTM 1990, Statistik Industri, BPS 1985 – 1987, Jakarta

Keterangan : *) minyak goreng, limun, triplek, pulp, pupuk, barang dari semen, genteng, mesin dan listrik dan pengolahan
lainnya.

Tabel 5. Jumlah Konsumsi Kalsit Light Grade pada Berbagai Industri, 1985 – 1989 (ton)

No. Jenis Industri 1985 1986 1987 1988 1989


1. Kertas 4.755,00 4.400,00 3.305,00 4.785,00 5.385,00
2. Cat, vernis, dan lain-lain 1.192,00 1.465,38 1.732,35 2.019,53 2.291,70
3. Farmasi 367,00 513,00 587,00 733,00 733,00
4. Sabun dan alat pembersih lainnya 6.291,00 7.508,60 10.461,20 9.862,80 7.448,40
5. Ban luar dan dalam 210,00 252,20 317,00 492,00 528,00
6. Barang-barang dari karet 150,00 200,00 175,00 250,00 225,00
7. Plastik 275,16 288,92 303,36 348,53 334,60
Total 13.240,16 14.628,10 16.880,91 18.490,86 16.945,70

Sumber : Survey Pemakaian Bahan Galian, PPTM ,1990


Statistik Industri, BPS 1985 – 1987, Jakarta

masih dalam taraf persiapan produksi ditambah luasnya pemanfaatan kalsit ini adalah sebagai
lima perusahaan terdahulu adalah 210.800 ton akibat dari perkembangan teknologi pengolahan
per tahun. Apabila angka produksi kalsit kalsium karbonat sesuai dengan kebutuhan
mencapai 70% dari kapasitas terpasang, maka pasar/Industri. Walaupun pemakaian kalsit untuk
produksi kalsium karbonat akan mencapai soil conditioner secara angka belum tercatat,
147.560 ton, yang diperkirakan angka produksi namun dari beberapa penelitian, kalsit ternyata
sudah akan dicapai pada tahun 1991. sangat bermanfaat dalam menurunkan derajat
keasaman tanah sehingga mikro organisme
Semakin luasnya jenis industri pemakai kalsit membuat dapat tumbuh dengan baik, terutama untuk lahan
prospek permintaan kalsit semakin baik. Sektor lain transmigrasi, dan tanah pozoland merah kuning.
yang diperkirakan memakai kalsium karbonat adalah
sebagai soil conditioner, bahan konstruksi maupun Faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi
keperluan lainnya. Semakin perkembangan pemasokan, permintaan, dan harga
BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 201

kalsit Indonesia adalah sebagai berikut : Tingkat efisiensi produksi industri kalsium
karbonat belum mencapai kapasitas optimum,
a. Pemasokan Kalsit Alam karena baru sekitar 60% dari kapasitas yang ada,
yaitu 210.000 ton per tahun.
Perkembangan dan prospek kalsit akan
dipengaruhi oleh besarnya cadangan kalsit, c. Permintaan
perilaku pengusaha-an, serta permintaan kalsit.
Peningkatan permintaan kalsit/kalsium karbonat
Kondisi Cadangan Kalsit terutama didorong oleh perkembangan tingkat
teknologi sehingga penggunaannya menjadi
Endapan kalsit di Indonesia ditemukan dalam bentuk demikian luas, baik sebagai bahan baku utama
lensa-lensa di pegunungan kapur dengan ukuran yang maupun penolong.
kecil-kecil dan kadar tidak merata. Ciri kalsit yang unik
menyebabkan operasi pengusahaan kalsit agak 5.2 Perkembangan di Pasaran Internasional
tersendat-sendat dan bukan padat modal. Sementara
itu penambangannya dilakukan secara sederhana Di Malaysia tingkat impor kalsit juga menunjukkan
dangan kapasitas produksi terbatas. trend naik. Pada tahun 1988 tercatat sebesar 33.107
ton (3.912.876 dolar AS), dan perkembangan
Usaha Sampingan ekspornya berfluktuasi dan pada tingkat yang lebih
rendah dan pada tahun yang sama sebesar 1.926 ton
Adakalanya produksi kalsit merupakan usaha (873.465 dolar AS). Sedangkan Philipina, produksi
sampingan dari penambangan kapur, karena yang tercatat sebesar 1.815 ton (1988), Ekspor/
keterdapatan endapan kalsit bersamaan dengan impornya tidak tercatat. Impor kalsit Indonesia yang
kapur/gamping. berasal dari Philipina pada tahun 1985 tercatat 10.400
ton (759 dolar AS).
Dengan demikian, produksi kalsit tidak berjalan
berkelanjutan sehingga produksi dari usaha ini Perkembangan kalsit atau kalsium karbonat untuk
berkembang secara fluktuatif. Dengan kata lain, tingkat dunia menunjukkan keadaan yang cukup baik.
pabrik dapat mengolah bahan baku kalsium Produksi kalsium karbonat di Eropa Barat tercatat
karbonat waktunya kosong. bahwa produsen kalsium karbonat yang tertinggi
adalah Inggris yaitu sebesar 72.000 ton pada tahun
Keterkaitan Perusahaan Penambangan 1988, kemudian disusul oleh Jerman Barat 62.000 ton.
Besar dengan Perusahaan Pengolahan Sedangkan Finlandia dan Spanyol masing-masing
15.000 ton dan 10.000 ton, terendah adalah Swedia
Sebagian besar penambang kalsit hanya mem- 3.000 ton. Total produksi kalsium karbonat 258.000 ton
produksi kalsit berupa bahan baku. Di lain pihak, pada tahun 1988.
perusahaan pengolahan merupakan penghubung
antara pihak penambang dengan pihak Konsumsi kalsium karbonat untuk Eropa Barat
konsumen, dan peranan ini sangat penting sekali tercatat sebesar 202.000 ton, dengan negara
dalam jalur pemasokan dan permintaan. konsumen terbesar Jerman Barat 50.000 ton dan
Perancis 48.000 ton, kemudian Inggris 30.000
Penambang non-SIPD merupakan pengusaha ton. Sedangkan konsumsi kalsit di negara-negara
ekonomi lemah, sebaliknya perusahaan pengolahan, yang lain seperti bervariasi antara 4.000 – 25.000
dalam perkembangannya menjadi faktor penentu bagi ton/ tahun.
kelangsungan perusahaan tambang ekonomi lemah.
Meskipun perusahaan pengolahan lebih banyak Di Eropa, pemakaian kalsium karbonat yang
diuntungkan, namun kehadirannya tetap dibutuhkan terbesar digunakan untuk polimer dan plastik
sebagai satu-satunya pembeli. sebesar 80.000 ton/tahun. Pada industri kertas
sebesar 60.000 ton/tahun, industri cat 40.000 ton/
b. Kapasitas Produksi tahun, industri kosmetik, farmasi, dan lainnya
masing-masing 10.000, 5.000, dan 16.000 ton/
tahun.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 202

7. KESIMPULAN
Permintaan kalsium karbonat untuk mineral filler
di wilayah Asia untuk industri plastik merupakan Perkembangan pemanfaatan, dan pemakaian kalsit
yang terbesar dibandingkan dengan mineral filler baik light grade maupun heavy grade di sektor industri,
yang lain seperti kaolin, talk, silika. Peningkatan semakin meningkat dan laju pertumbuhan rata-rata per
permintaan plastik telah mendorong berkembang tahun secara historikal mencapai 27%, dan 14%.
dan meluasnya industri plastik Asia. Permintaan Sedangkan konsumen terbesar untuk light grade
plastik per kapita yang tertinggi adalah Amerika adalah industri kertas, sabun dan pembersih lainnya
Serikat sebesar 55 kg, dan berikutnya Jepang dan industri kertas. Tingkat konsumsi jenis ini pada
dengan 40 kg per kapita, berikutnya baru tahun 1989 mencapai 22.545 ton. Konsumen dari jenis
Malaysia 10 kg per kapita. Pemakaian plastik ini heavy grade yang terbesar adalah industri gelas dan
meliputi florring, pipa, tali dan kabel, kelistrikan, barang-barang dari gelas, industri barang-barang
kendaraan, alat-alat listrik dan lainnya. kimia, pada tahun 1989 mencapai volume 152.751 ton.

6. INVESTASI Pemasokan kalsit terdiri atas produksi tambang


(SIPD dan Non-SIPD), produksi industri kalsium
Peningkatan pemasokan kalsit di dalam negeri tidak karbonat dan kalsit/kalsium karbonat impor.
terlepas dari perkembangan aktivitas penam-bangan Perkembangan produksi baik dari tambang SIPD
dan pengolahannya. Perkembangan ini dipengaruhi maupun industri kalsium karbonat terus
oleh tingkat investasi yang ada, dengan semakin tinggi meningkat dan pada tahun 1989 tercatat sebesar
perkembangan tingkat investasi, maka tingkat 22.545 ton dan 70.786 ton. Sedangkan impor
perkembangannya akan semakin tinggi pula. Dalam menunjukkan kecenderungan yang terus
rangka mendorong tingkat investasi pada sub-sektor menurun dan pada tahun 1989 tercatat 6.450 ton.
ini, maka akan ditampilkan gambaran mengenai hal
tersebut. Ketidakseimbangan antara permintaan dan
pemasokan, yang menunjukkan keadaan negatif atau
Perkiraan investasi meliputi biaya produksi, permintaan lebih besar dari pemasokan, terutama
pemasaran, dan rate of return dan aliran kas bersumber pada kekurangjelasan arus perdagangan,
kegiatan pertambangan dan pengolahan kalsit. baik pemasokan kalsit dari perusahaan non-SIPD dan
Perkiraan didasarkan pada beberapa asumsi perusahaan pengolahan.
kondisi endapan/cadangan yang merupakan
bukit, ketebalan tanah penutup 0 – 2,5 m terdiri Proyeksi baik produksi maupun konsumsi sampai
atas tanah, tumbuhan kayu agak jarang, ganti akhir Pelita V, dan untuk tahun 2000, didasarkan
rugi pemilikan lahan perseorangan yang atas laju pertumbuhan historikal, pertumbuhan
dilakukan secara bertahap untuk yang terkena PDB dan tingkat kecenderungan; sehingga dapat
operasi dan dampaknya. diperoleh angka produksi kalsit dan kalsium
karbonat untuk proyeksi sedang adalah sebesar
Operasi penambangan dilakukan secara semi 33.637 ton dan 119.000 ton, dan proyeksi
mekanis dengan pemboran dan peledakan. tingginya 57.586 ton 150.639 ton. Kapasitas ini
Kapasitas terpasang pabrik pengolahan 5 210.000 ton, sehingga proyeksi tingginya dapat
ton/jam, dengan 200 mesh dan dikemas dengan tercapai.
karung plastik. Proyeksi permintaan kalsit/kalsium karbonat
untuk akhir Pelita V maupun tahun 2000, selain
Rincian biaya selengkapnya dapat diamati pada Tabel didasarkan atas laju pertumbuhan historikal,
6. Investasi yang ditanam berupa modal sendiri dan pertumbuhan intensitas pemakaian, dan tingkat
modal pinjaman bank, dengan masing-masing 35% kecenderungan. Perkembangan pemakaian ini
dan 65%. Nilai total investasi sebesar Rp.1.225 juta, juga didasarkan atas diversifisikasi produk
modal sendiri sebesar Rp. 429 juta. industri kalsium karbonat sehingga akan
memperluas lingkup pemakaian produk kalsit.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 203

Tabel 6. Perkiraan Investasi, Biaya Produksi dan Pemasaran serta Rate of


*)
Return Pertambangan dan Pengolahan Kalsit

No. Jenis Kegiatan Nilai (Jutaan Rupiah)

Investasi :
Biaya pemilikan konsesi (SIPD)
– Perizinan, akte notaris, dan lain-lain 15
– Pembebasan tanah (pabrik, kantor, bengkel, dan lain-lain) 25
Eksplorasi (penyelidikan umum, pemetaan geologi, topografi,
pemboran, dan analisis contoh) 100
3. Studi kelayakan dan PIL/ANDAL 10

Pra Produksi :
– Gedung pabrik, kantor, bengkel 150
– Penyiapan lahan 15
– Peralatan pengolahan, 50 ton/hari 310
– Peralatan tambang dan pendukungnya 150
– Peralatan kantor dan sarana operasional 50
5. Modal Kerja 400

Total investasi 1.225


B. Pengeluaran per tahun :

Biaya operasi
– Bahan bakar dan peledak 120
– Biaya pemeliharaan 318
– Gaji dan upah karyawan 210
2. Pajak dan asuransi 25
3. Reklame dan rehabilitasi 5
4. Amortisasi 225
5. Depresiasi 92

Total pengeluaran 995

Pendapatan :
1. Penjualan (11.000 ton per tahun) 1.100
2. Pendapatan bersih 164
3. Rare of return 33,36%
4. Payback period 2,5 tahun

*) Berdasarkan keadaan tahun 1991


BAHAN GALIAN INDUSTRI 15 – 204

DAFTAR BACAAN
Ladoo nd Mayer, Non Metallic Minerals, Mc.
Anonim, Statistik Industri, Bagian II, Biro Pusat Graw Hills Book, Inc. New York, Toronto Lon-
Statistik, 1982 – 1993. don, 1951, p.121.

Ananonim, Statistik Perdagangan Luar Negeri Lefond S.J., Industril Mineerals and Rocks, Non
Indonesia; Ekspor dan Impor, Biro Pusat Metallic other han fuels, Ameria Institute of Mining,
Statistik Jakarta, 1982 – 1994. Metalurgi and Petroleum Engineering, Inc. New
York, 1975, p. 770 – 774.
Anonim, Buku Tahunan Pertambangnan dan
Indonesia, Departemen Pertambangan dan Seth Vidur, dkk., Sodium Dodecyl Phosphate as
Energi, berbagai edisi. Collector in The Clsit-Apatite Mineral System, The
Departement of Metallurgical Engineering Indian
Anonim, Laporan Penelitian Bahan Baku Keramik, Insitute of Technology, Kapur, India, 19?.
Balai Besar Keramik, Bandung, 1983.
Supranto, J., Ekonometrik , Lembaga Penerbit
Anonim, Penyebaran Endapan Bahan galian di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia,
D . I Yogyakarta, Direktorat Jenderal Jakarta, 1986.
Pertambangan Umum Sumberdaya Mineral,
Bandung, 1982. *****

Anonim, Kajian Perekonomian Indonesia, Cen-tre


for Policy Studies, berbagai edisi.

Anonim, Komplikasi Informasi Endapan bahan


Galian Industri di Indonesia, Pusat
Pengembangan Teknologi Mineral, 1987.

Gujarati D., Basic Econometrics, 4th Edition, Mc.


Graw Hill Intenational Book Company, New
York, 1984.
BAHAN GALIAN INDUSTRI
KETERANGAN

1. Lubuk Sikapang , Pasaman Sumbar 11. Sumber Sari, Pati Jateng

2. Indarung Lolopadang , Padang Pariaman Subar 12. Gebangharjo , Pancimantoro , Wonogiri


3. Lebong Muaraam , Bengkulu 13. Kedungtulup , Simber , Rembang
4. Bideng Baru , Lampung 14. Tanalumi , Remabang , Purbolinggo
5. G Jambu , Leuwiliang , Bogor 15. Sumigaluh Kulonprogo
6. Kec Rowokele , Kec Ayah , Kec Buayan , Kebumen , Jateng 16. Pojongtepus , Semam panggang , Gunung Kidul
7. Kec Purwonegoro , Bawang , Bumi jawa , Banjarnegara 17. Gedangan , Sumbermajing Wetan , Malang
8. Gondorejo , Todanan , Blora 18. Klepu pule-pule, Beji ledok pelum Pacitan
9. Keling , Jepara 19. Talun , G Tumpuk kepil , Trenggalek
10. Komadahbatur , Tawangrejo , Grobogan , Jateng

15 – 205
Tabel 1. Lokasi Penyebaran Endapan Kalsit di Indonesia
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 1

16 KAOLIN
Oleh : Toton Setanan Kuntrat
Supriatna Suhala

1. PENDAHULUAN telah diambil sejak beberapa abad yang lampau.


Kaolin merupakan masa batuan yang tersusun dari
Dengan meningkatnya perkembangan industri material lempung dengan kandungan besi yang
pemakai kaolin di Indonesia seperti: industri karet, rendah, dan pada umumnya berwarna putih atau
kertas, keramik, pestisida, dan lain-lainnya, agak keputihan. Kaolin mempunyai komposisi
kebutuhan/permintaan kaolin, baik sebagai bahan hidrous alumunium silikat (2H2O Al2O3 2SiO2),
baku utama maupun pembantu, dirasakan semakin dengan disertai beberapa material penyerta.
meningkat. Dua proses geologi pembentukan
Ditinjau dari segi geologi, Indonesia memiliki potensi kaolin(kaolinisasi) adalah proses pelapukan dan
yang besar untuk dikembangkan menjadi salah satu proses hidrotermal alterasi pada batuan beku
penghasil kaolin terkemuka di dunia. Sehingga bukan feldspartik, mineral-min-eral potas alumunium silika
saja dapat memenuhi kebutuhan industri dalam negeri, dan feldspar diubah menjadi kaolin.
tetapi juga dapat menjadi pengekspor kaolin atau barang- Proses kaolinisasi berada dalam kondisi tertentu,
barang padat kaolin. sehingga elemen-elemen selain siliks, alumunium,
Informasi tentang potensi, pemasokan(supply), oksigen, dan hidrogen akan mengalami
permintaan(demand) dan harga, serta analisis perpindahan. Gambaran proses ini seperti dalam
perkembangan dari tahun ke tahun dan prospeknya persamaan berikut:
di masa datang sangat dibutuhkan, baik bagi
pemerintah (untuk menyusun pola kebijaksanaan 2KAlSi3O8 + 2H2O Al2 (OH)4(Si2O5) + K2O+4SiO2
pengembangan industri kaolin) maupun pihak Felspar Kaolinit
swasta yang berminat untuk melakukan inventasi di
sektor bahan galian kaolin dan industri hilirnya. Proses pelapukan terjadi pada permukaan atau
Oleh karena itu, akan dilakukan suatu analisis sangat dekat dengan permukaan tanah, sebagian
perkembangan pemasokan, permintaan, dan harga besar proses terjadi pada batuan beku.
kaolin secara kualitatif dan kuantitatif dengan Endapan kaolin yang terjadi karena proses
menggunakan serial data dari tahun 1989 sampai hidrothermal terdapat pada retakan-retakan,
tahun 1993, serta membuat perkiraan patahan, dan daerah permaebel lainnya.
perkembangan di masa mendatang. Endapan kaolin ada dua macam, yaitu endapan re-
Disamping perkembangannya, hasil analisis sidual dan endapan sedimentasi. Di Indonesia
tersebut diharapkan dapat diketahui juga faktor- endapan kaolin yang besar, yaitu endapan residual
faktor yang berpengaruh terhadap tingkat produksi, dari hasil alterasi batuan granit. Endapan ini
konsumsi, dan harga kaolin di Indonesia, serta terdapat di Pulau Bangka dan Belitung.
kemungkinan ada peluang khususnya bagi para
pengusaha baik Swasta,BUMN atau masyarakat 2.2 Mineralogi
lainnya untuk mengembangkan usahanya ke dalam
bidang pertambangan komoditi kaolin. Mineral yang termasuk dalam kelompok kaolin
adalah kaolinit, nakrit, dikrit, dan halloysit, dengan
GEOLOGI kaolinit sebagai mineral utamanya. Halloysit
(Al2(OH)4 SiO5 2H2O) mempunyai kandungan air
1 Mula Jadi lebih besar, dan seringkali membentuk endapan
tersendiri. Dalam endapan kaolin yang ekonomis
Nama kaolin berasal dari bahasa China “kauling” yang tidak diketemukan mineral seperti nakrit dan dikrit.
berarti “pegunungan tinggi”, yaitu nama gunung dekat Sifat-sifat fisik mineral kaolinit antara lain, berwarna
Jauchau Fa, China, yang tanah lempungnya
putih dan agak keputihan, kekerasan 2-2,5, berat
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 2

jenis 2,60-2,63, plastis, mempunyai daya hantar Cara tambang terbuka (open pit)
panas dan listrik yang rendah, serta PH bervariasi. Cara tambang semprot (hydraulicking)
Pada cara tambang terbuka, pengupasan tanah
2.3 Potensi dan Cadangan Kaolin Indonesia penutup dapat dilakukan dengan alat-alat
sederhana secara manual ataupun dengan alat-alat
Cadangan kaolin menurut penyelidikan sebelum tahun mekanis, seperti bulidoser, scraper, dan lain-lain.
1950 diketahui sekitar 7,2 juta ton. Penyelidikan sesudah Lapisan ka-olin itu sendiri dapat digali dengan
tahun 1950, yang meliputi daerah Kalimantan Barat, menggunakan excavator antara lain backhoe atau
Kalimantan Selatan, Pulau Bangka dan Belitung power shovel, lalu dimuat langsung ke dalam truk
menghasilkan angka cadangan perkiraan sebesar untuk diangkut kepabrik pengolahan.
66.212.000 ton, termasuk didalamnya 12.946.830 ton Padad cara tambang semprot, endapan kaolin
cadangan terbukti (proved), 26.565.232 ton cadangan yang telah dikupas tanah penutupnya disemprot
terunjuk (prob-able), dan 26.700.000 ton cadangan tereka dengan menggunakan monitor, hasil penyemprotan
(pos-sible) (Lampiran A), dengan mutu yang cukup baik berbentuk lumpur yaitu campuran kaolin dengan
sebagai bahan keramik dan untuk pengisi (filer). air. Kemudian lumpur tersebut dipompakan ke
tempat pengolahan melalui pipa-pipa.
Di samping cadangan tersebut, masih terdapat de- 3.3 Pengolahan
posit lainnya yang masih memerlukan penyelidikan
lebih lanjut, yaitu berupa cadangan hipotesis yang Pengolahan kaolin terutama ditujukan untuk
berjumlah puluhan juta ton, serta tersebar di membuang mineral-mineral pengganggu seperti
Sumatera, Jawa, dan Sulawesi Utara. Cadangan pasir kuarsa, mineral oksida besi, oksida titanium,
kaolin pada beberapa produsen dapat dilihat dalam dan mika. Selain itu, pengolahan kaolin ditujukan
Gambar 1. untuk mendapatkan butir-butir halus, tingkat
keputihan yang tinggi (brightness), kadar air
PERTAMBANGAN tertentu, pH tertentu, dan sifat-sifat lainnya.
Pada dasarnya proses pengolahan bergantung
1 Eksplorasi kepada jumlah, jenis mineral-mineral pengotornya,
dan spesifikasi penggunaan. Secara umum proses
Untuk mengetahui kualitas dan kuantitas sumber pengolahan dapat dilihat pada gambar 2.
daya endapan kaolin, perlu dilakukan eksplorasi. Untuk keperluan khusus dengan persyaratan ketat,
Metode eksplorasi yang digunakan diantaranya seperti penggunaan sebagai pengisi dan sebagai
dengan pengeboran (bor tangan dan bor mesin) pelapis dilakukan pengolahan secara khusus pula.
atau pembuatan sumur uji. Untuk industri kertas, proses pengolahannya dapat
Dalam menentukan metode mana yang akan dilihat pada gambar 3.
dipakai, maka harus dilihat kondisi dari lokasi yang
akan dieksplorasi. Metode eksplorasi yang PENGGUNAAN KAOLIN DAN
dilakukan dengan cara pembuatan sumur uji, pola SPESIFIKASINYA
yang digunakan adalah empat persegi
panjang(dapat pula berbentuk bujur sangkar) 4.1 Penggunaan
dengan jarak dari satu titik/sumur uji ke sumur uji
berikutnya antara 25-50 m. Peralatan yang Kaolin banyak dipakai dalam berbagai industri, baik
dipakai dalam pembuatan sumur uji diantaranya: sebagai bahan baku utama maupun bahan
cangkul, linggis, belincong, ember, tali. pembantu. Hal ini karena adanya sifat-sifat kaolin
Sedangkan eksplorasi dengan pemboran dapat seperti kehalusan, kekuatan, warna, daya hantar
dilakukan dengan menggunakan alat bor yang listrik dan panas yang rendah, serta sifat-sifat
dilengkapi bailer(penangkap conto), baik bor lainnya.
tangan maupun bor mesin. Dalam industri, kaolin dapat berfungsi sebagai pelapis
(coater), pengisi (filer), barang-barang tahan api dan
3.2 Penambangan insolator. Penggunaan kaolin yang utama adalah dalam
industri-industri kertas, keramik, cat, sabun, karet/ban,
Penambangan kaolin dapat dilakukan dengan dua dan pestisida. Sedangkan penggunaan yang lainnya
cara bergantung kepada kondisi endapannya, yaitu: adalah dalam industri-
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 3

KETERANGAN
Sebaran endapan permukaan berumur Kuarter
Lokasi endapan kaolin :

1. Krueng seunagan 8. Cerucuk, pangkalan 15. Dulangan, Wonogiri 25. Bangli, Tambanan
Meulaboh Baru, Pangkalalan, 16. Banaran, Ngentrong, 26. Batunampar, Lobok
2. Blangkejeran Aer Rajah, Aer Saga, 17. Singkawang Timur
3. Kutapanjang, Aceh dan Badau, P. Belitung 18. Lusar, Ledo 27.Sape, Bima
Tenggara 9. Aer batu, Palembang 19. Mandor 28. Palawa, Donggala
4. Sarulla, Tap. Utara 10.Tanjung sari, Lahat 20. Kendawangan, Ketapang 29. Bolangmangandow
5. Bonjol, Pasaman 11.Gihan, Lampung21. Kireng, Bingkerai 30. Ngai Modomera Tabobo

Gambar 1. Sebaran Potensi Endapan Kolin


industri kosmetik, farmasi (obat-obatan), fertilizer, Kaolin dari Tambang
absorbent, pasta gigi, industri logam dan barang-
barang untuk bangunan, dan sebagainya. Secara
Talang dengan Sekat
skematis penggunaan kaolin industri dapat dilihat Air Pasir Kasara
pada gambar 4. ( Sluice Box )
Reagen
Dalam industri kertas, kaolin digunakan sebagai
pelapis dan pengisi agar permukaan menjadi kuat Penggumpal Elutrasi / Desliming Pasir Kasara
dan halus. Karena sifat daya hantar panas dan (Tawas)
listrik yang rendah, sehingga kaolin dapat Tangki pengendapan
digunakan untuk peralatan/barang-barang tahan (Setting pond)
api, dan digunakan sebagai penyekat (dalam
kelistrikan). Dengan harga yang relatif lebih murah
Filtering
dibandingkan dengan bahan-bahan yang lain,
kaolin cukup kompetitif di pasaran.
Dalam industri keramik, kaolin merupakan salah Pengeringan
satu bahan baku utama. Pemakaian kaolin dalam (Draying
industri keramik dan porselen berkisar antara 15-
40%. Untuk industri cat, karet/ban kaolin berfungsi Kaolin Murni
sebagai filer.Sedangkan dalam industri sabun, tapal
gigi, kosmetik, farmasi, dan industri lainnya, kaolin
Penggilingan
hanya merupakan bahan baku imbuhan atau bahan
baku
Tepung Kaolin

Gambar 2. Bagian Aliran Proses Pengolahan


Kaolin Secara Umum
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 4

Kaolin dari Tambang


Kaolin MurniI I Coating Liner/Milling

Air Slurry
Ban Kosmetik

Kertas Farmasi
Filer

Cat
Pengayakan Kotoran
Kaolin Murni Glasir

Pasir Kuarsa Pertisida

Classifier
A.R Tangga

Refraktori Gelas

Seniter
Cyclone Pasir Halus
Isolator
Kaolin SemenPutih

Porselen Keramik

Air Kapur Tulis


Thickener Barang Teknik

A.R Tangga

Tiles

Filter Press
Stone Were Cer
Tilles

Liner/Milling
Liner/Milling
Keramik Seni
Pasir Halus
Pengeringan

Tepung Kaolin
Gambar 4. Diagram Penggunaan Kaolim di
Desintergration Sektor Industri

Cyclone

Cyclone

Gambar 3. Bagan Aliran Proses Pengolahan


Kaolin untuk Coating Grade
4.2 SPESIFIKASI Equivalent(PCE), warna hasil pembakaran dan
penyusutannya. Sebagai syarat umum, kaolin
a. Spesifikasi untuk Industri Hilir harus mengandung mineral kaolinit paling sedikit
80%. Syarat-syarat yang lain dapat dilihat pada
tabel 2. Industri Karet
Penggunaan kaolin dalam industri hilir memerlukan
Dalam industri karet, kaolin digunakan sebagai
beberapa persyaratan tertentu, dan ini bergantung
campuran latek, yang dimaksudkan untuk
kepada jenis industrinya, antara lain sebagai
memperbaiki sifat-sifatnya, antara lain kekuatan,
berikut: Industri Kertas
katahanan terhadap abrasi, dan kakakuannya.
Dalam industri kertas, kaolin berfungsi sebagai
Persyaratan kaolin untuk dapat digunakan dalam
pengisi dan pelapis. Spesifikasi kaolin yang
industri karet adalah:
dibutuhkan dalam industri ini secara umum dapat
Pengisi
dilihat pada tabel 1.
– Derajat kecerahan : 76-84%
Industri Keramik
– Kandungan air : 1%
Dalam industri keramik, kaolin antara lain
– Sisa lolos saringan
digunakan untuk membuat white ware (barang-
325 mesh : 0,02-0,30%
barang yang berwarna putih, termasuk porselen),
– Ukuran butir : 2 mikron : 55-92%
ubin dinding, insulator (alat penyeka), refraktori,
5 mikron : 3-25%
face brick. Klasifikasinya adalah:
Pelapis
– Kelas porselen,
– Kelas saniter,
– Derajat kecerahan : 83,5-85,5%
– Kelas gerabah halus padat (stone-ware),
– Ukuran butir 2 mikron : 71-80%
– Kelas gerabah tidak padat (earth-ware).
5 mikron : 3-8%
Tes terhadap kaolin ini meliputi Modulus of
– Sisa lolos saringan
Rupture(MOR), Casting Rate, Pyrometric Cone
200 mesh : 0,0005-0,0007%
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 5

Industri Pestisida mudah reaktif, dapat berfungsi sebagai lapisan


penutup yang mempunyai kekuatan tinggi. Warna
Kegunaan kaolin dalam industri pestisida kaolin yang putih akan memudahkan untuk
mempunyai spesifikasi seperti dibawah: merubah menjadi berwarna seperti apa yang
diinginkan, sehingga mengurangi jumlah
– Ukuran Butir : < 2 mikron 87 – 92% pemakaian bahan-bahan pewarna. Mempunyai
– Sisa Saringan suspensi yang baik, juga mempunyai variasi ukuran
200 mesh : minimum 99,5-100% butir yang besar, yang akan dapat dipergunakan
325 mesh : minimum 99,0-99,97% dalam berbagai industri cat.
– Kandungan Air : maksimum 1%
– Suspensi Air Tabel 2. Spesifikasi Kaolin untuk Keramik
setelah 48 jam : 70-80%
– PH : 4,5-5,5% Analisis Spesifikasinya (%)
– Komposisi Kimia : Al2O3 38%, SiO2 45% Porselen Saniter Gerabah
– Bentuk Butir : Pipih hexagonal platest Halus Kasar
– Comptability : baik untuk semua materi
Kimia
– Daya rekat : baik dengan atau tanpa
- Fe2O3 < 0,4 < 0,7 < 0,8 1
minyak
– Abrasi : sangat rendah - TiO2 < 0,3 < 0,7 - -
- CaO < 0,8 < 0,8 < 0,8 0.8
Industri Cat - SO3 < 0,3 < 0,2 < 0,4 0.4
Penggunaan kaolin di dalam industri cat, antara lain Fisika
dikarenakan kaolin mempunyai sifat yang tidak
Tabel 1. Spesifikasi Kaolin untuk Industri - Besar butir
Kertas < 2 micron > 80,0 > 80,0 > 80,0 > 80,0
Spesifikasi Pelapis Pengisi - Brightness > 90,0 > 90,0 > 80,0 > 80,0
Fisika - Kadar Air < 5,0 < 5,0 < 7,0 < 7,0
- Derajat Putih >83% 79-83,5%
- Ukuran butir Sumber : Standar Industri Indonesia, Departemen Perindustrian
<2 mikron 71 - 80% 30 - 68%
>5mikron 3 - 8% 12 - 50%
- Bentuk partikel flad shape - 5. PERKEMBANGAN DAN PROSPEK
- Viskositas
pada 10 - 100 rpm, 500 cps - 5.1 Keseimbangan antara Pemasokan dan
precent solid 68 - 73% - Permintaan
- Abrasion index mak20mg -
a. Produksi
-PH 4,5 - 7,0 4,5 - 7,0
- Kandungan air 1% <1%
Produksi kaolin di Indonesia dalam kurun waktu
tahun 1977-1992 menunjukan kecendrungan
Kimia meningkat, yaitu dari 36.460 ton pada tahun 1977
- SiO2 46 . 73% 47. 80% menjadi 147.109 ton pada 1988, dan meningkat
-Al2O3 37 . 84% 37. 30% lagi menjadi 181.114 ton pada tahun 1992 (Tabel
- Fe2O3 0.92% 0.52% 3). Selama kurun waktu tersebut waktu tersebut
- TiO2 0.09% 0.04% rata-rata laju pertumbuhan produksi kaolin 12.82%
- CaO 0.05% 0.20% per tahun.
- MgO 0.06% 0.10% Jenis kaolin yang diproduksi pada kurun waktu
- K2O 1.70% 1.72% tersebut pada umumnya adalah jenis ceramic
- Na2O 0.07% 0.05% grade, dan hanya sebagian kecil berupa jenis
-L.O.I 12 . 33% 12. 30% pengisi (filer grade), sedangkan untuk jenis pelapis
Sumber : Industrial Minerals, Juni 1987 (coating grade) belum diproduksi.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 6

Sampai dengan tahun 1992, di Indonesia tercatat konsumsi kaolin dalam industri tersebut 21d,87%
lebih dari 20 perusahaan tambang kaolin, yang dan 13,93%. Sedangkan untuk industri lainnya
kebanyakan terdapat di Pulau Bangka dan di Pulau seperti industri kosmetik, barang untuk bangunan,
Belitung, sisanya tersebar di Pulau Jawa, industri, barang logam, pada tahun terakhir dalam
Kalimantan, dan Sulawesi. periode tersebut telah mengkonsumsi kaolin
sebanyak 5.752 ton.
b. Konsumsi
c. Ekspor
Pada kurun waktu 1977-1992 konsumsi kaolin di
sektor industri di Indonesia memperlihatkan Indonesia sudah sejak lama melakukan ekspor ka-
peningkatan rata-rata 19,30% per tahun. Pemakai olin, yaitu untuk jenis ceramic grade atau raw ma-
kaolin terbesar adalah industri kertas (41%), diikuti terial, sedangkan jenis pengisi (filer) baru dilakukan
oleh industri keramik (30%), cat dan sabun 12%, beberapa tahun belakangan ini. Tujuan ekspor
dan sisanya dikonsumsi oleh industri lain-lain. adalah Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Thailand,
Pada tahun 1977 total konsumsi kaolin hanya dan negara-negara lainnya.
13.400 ton, dan pada tahun 1985 mencapai hingga
104.552 ton atau meningkat sekitar delapan kali Pada kurun waktu 1977-1992, jumlah dan nilai
lipat. Konsumsi kaolin di sektor industri terus ekspor kaolin memperlihatkan peningkatan dengan
meningkat, sehingga mencapai 146.33 ton pada laju pertumbuhan 19,84% per tahun (Tabel 5). Pada
tahun 1992 (Tabel 4). tahun 1992 jumlah ekspor kaolin 137.681 ton
dengan nilai Rp. 21,9 milyar, atau jumlahnya
Konsumsi kaolin di industri kertas selama kurun
waktu tersebut di atas meningkat rata-rata 15,20% Tabel 3. Produksi Kaolin Indonesia
per tahun. Pada tahun 1977 konsumsinya hanya Tahun Jumlah(ton)
3.408 ton, dan pada tahun 1985 menjadi 32.187
ton, kemudian pada tahun 1992 mencapai 59.704 1977 36.460
ton. 1978 37.800
Konsumsi kaolin di industri keramik dan poselen 1979 60.760
meskipun berfluktuasi, namun masih menunjukan 1980 85.463
peningkatan rata-rata 26,67% per tahun. Pada 1981 82.249
tahun 1992 konsumsinya 44.496 ton atau 1982 85.088
meningkat hampir enam kali lipat dari konsumsi
1983 85.752
pada tahun 1977 yang jumlahnya hanya 7.799 ton.
Industri lainnya yang banyak mengkonsumsi kaolin 1984 111.954
adalah industri cat dan industri sabun. Dalam 1985 106.877
periode 1977-1992, konsumsi kaolin di industri cat, 1986 123.240
meskipun berfluktuasi, masih menunjukan 1987 122.046
peningkatan sebesar 19,72% per tahun. Konsumsi 1988 147.109
tertinggi dicapai pada tahun 1988 yaitu 17.296 ton.
1989 157.122
Pada tahun 1992 konsumsinya sebanyak 16,682
ton atau lebih rendah 3,40% dari konsumsi tahun 1990 169.683
1988. Sedangkan di industri sabun, konsumsi ka- 1991 186.532
olin cenderung terus meningkat dengan laju 1992 188.114
pertumbuhan sebesar 16% per tahun. Konsumsi Sumber : Survai, PPTM 1993
pada tahun 1977 sebanyak 883 ton, kemudian
pada tahun 1985 meningkat menjadi 10.069 ton, meninglat lebih dari empat kali lipat dan nilainya
dan pada tahun 1992 konsumsi 13.970 ton. lebih dari delapan kali lipat dibandingkan dengan
jumlah dan nilai ekspor pada tahun 1985.
Dalam industri ban dan karet, pestisida pada tahun
terakhir dalam periode 1977-1992, masing-masing d. Impor
mengkonsumsi kaolin 3.751 ton, 1.990 ton, dan
5.750 ton. Rata-rata laju pertumbuhan per tahun Meskipun Indonesia sudah mengekspor kaolin,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 7

pemenuhan sebagian kebutuhan da dalam negeri akan Harga rata – rata kaolin untuk pengisi (filer) pada
kaolin jenis pengisi, dan seluruh jenis pelapis masih tahun 1992 adalah Rp. 119.500,00 per yang berarti
diimpor dari negara lain seperti Jepang, Austra lia,
meningkat menjadi hampir dua kali lipat dari harga
A m e rika, Inggris, Belanda, Jerm an tahun 1985. Harga Kaolin untuk pelapis (coating)
Barat, dan
rata – rata Rp. 589.260,00 per ton (280,60 dolar AS
negara lainnya.
per ton) sampai di tempat konsumen (CIF), yang
Im p o r kaolin sejak tahun 1977 sam p a i dengan 1992
berarti meningkat sekitar 10,73% dari harga tahun
terus m e n ingkat dengan laju pertumbuhan 19,44% per
1988.
tahun (Tabel 6). Pada tahun 1977 im p o r kaolin
Jika atas dasar harga konstan 1983, perkembangan
sebanyak 3.500 ton dengan nilai Rp. 155,06 juta, m e n
harga rata – rata per ton kaolin (rill price) jenis keramik
ingkat m e n jadi 22.207 ton dengan nilai Rp. 5.05 m
dan pengisi ternyata berfluktuasi (Tabel 8). Pada tahun
ilyar pada tahun 1985, dan terus m e n ingkat
1992 harga per ton kaolin jenis keramik Rp. 53.840,00
m e n jadi 69.596 ton dengan nilai Rp. 41,01 m ilyar
dan jenis pengisi Rp. 95.190,00, Sedangkan
pada tahun 1992 yang berarti tiga kali lipat dari tahun
perkembangan harga per ton kaolin jenis pelapis dari
1985, dan nilainya lebih dari delapan kali lipat.
tahun 1977 sampai dengan tahun 1989 terus
menunjukkan peningkatan (sama seperti untuk harga
e. Harga
yang berlaku). Harga per ton pada tahun 1992 adalah
Rp. 402.760,00 (Tabel 8), atau meningkat lebih dari dua
Atas dasar harga yang berlaku, Perkembangan
kali lipat dibandingkan dengan harga pada tahun 1977.
harga rata-rata kaolin dalam periode 1977-1992
sedikit berfluktuasi, tetapi cenderung meningkat.
Harga kaolin jenis keramik di dalam negeri pada
Rata-rata laju pertumbuhan per tahun ketiga jenis kaolin
tahun 1992 adalah Rp.65.600,00 per ton atau
tersebut masing-masing sebesar 4,29% untuk kaolin
meningkat 11,50% dibandingkan dengan harga
jenis keramik, 2,73% untuk jenis pengisi, dan
pada tahun 1988 (Tabel 7).
Tabel 4. Konsumsi Kaolin Indonesia
Tahun Industri Jumlah
Kertas Keramik Cat Sabun Ban dan Kare Pestisida Lainnya
1977 3,408 7,799 612 883 209 tt 489 13,400
1978 2,393 7,625 619 768 232 tt 783 12,420
1979 5,535 8,850 799 836 349 tt 501 16,870
1980 5,842 13,378 1,046 1,596 231 tt 326 21,419
1981 7,518 12,690 861 1,632 644 tt 451 23,796
1982 13,379 14,707 772 1,003 1,591 321 968 32,741
1983 22,618 13,469 1,190 2,023 807 256 782 41,145
1984 21,801 10,327 3,762 3,761 1,389 363 1,018 42,421
1985 32,187 41,464 14,057 10,069 1,901 1,067 3,777 104,522
1986 40,333 45,234 15,648 9,701 2,100 2,099 3,698 118,813
1987 45,604 44,212 16,318 10,436 2,226 2,587 3,659 125,043
1988 51,737 43,461 17,269 12,085 2,379 1,823 3,803 132,557
1989 53,742 44,457 16,678 11,973 2,752 1,999 4,752 136,353
1990 53,936 43,125 16,188 11,526 2,170 1,981 3,080 132,006
1991 56,847 44,315 16,884 12,254 2,619 1,895 4,518 139,332
1992 59,704 44,496 16,682 13,970 3,751 1,990 5,750 146,333

Sumber : Statistik Industri 1977 s/d 1992, Biro Pusat Statistik, Jakarta
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 8

6,05% untuk jenis pelapis. dalam negeri, yang mempunyai hubungan baik
dengan tingkat kemakmuran masyarakat maupun
5.2 Propek dengan jumlah penduduk.

Untuk mengetahui prospek perkembangan industri Hal ini dapat dijelaskan juga bahwa dengan semakin
pertambangan kaolin Indonesia di masa meningkatnya tingkat kemakmuran masyarakat dan
mendatang, maka terlebih dahulu akan dilakukan semakin bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan
analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap akan produk-produk industri hilir pemakai kaolin semakin
perkembangan selama periode tahun 1977-1992, meningkat, antara lain kebutuhan akan kertas tulis dan
baik yang bersifat kuantatif maupun kualitatif. cetak bermutu tinggi, barang-barang dari keramik baik
untuk peralatan rumah tangga, tegel, dinding, maupun
Secara kuantitatif, berdasarkan hasil pengujian sebagai barang hiasan, kebutuhan perumahan yang
ekonometrika dengan menggunakan regresi ganda, sudah barang tentu akan memerlukan cat, kebutuhan
dan asumsi tidak ada stok serta faktor yang bersifat sabun atau detergen dan produk pemakai lainnya.
kualitatif (tanpa memasukan faktor kebijaksanaan,
pengaruh pasar internasional), menunjukan bahwa Dengan demikian, dapat dikatakan juga bahwa
terdapat beberapa faktor dominan atau nyata yang tingkat kemakmuran masyarakat dan jumlah
berpengaruh terhadap tingkat produksi, konsumsi, penduduk, secara terpisah mempunyai pengaruh
ekspor, impor dan harga kaolin di Indonesia, yang nyata terhadap tingkat konsumsi kaolin.
sebagai berikut:
– Meskipun tingkat ekspor kaolin selama
–Selama kurun waktu 1977-1992, produksi ka-olin di periode1977 - 1992 terus menunjukkan
Indonesia lebih banyak dipengaruhi secara nyata peningkatan, tetapi dari pengujian secara
oleh tingkat produksi, konsumsi, dan ekspor pada ekonometrika ternyata faktor yang dominan
tahun sebelumnya, atau terdapat lagi satu tahun. pengaruhnya terhadap tingkat ekspor hanya
Faktor tingkat produksi tahun sebelumnya yang
mempengaruhi tingkat produksi pada tahun yang
berjalan dapat ditafsirkan bahwa para produsen Tabel 5. Eksport Kaolin Indonesia
kaolin cenderung untuk mempertahankan tingkat
produksinya, sama seperti tahun sebelumnya. Tahun Jumlah Nilai
Sedangkan pengaruh faktor konsumsi dan ekspor (ton) ($AS) (000 Rp)
pada tahun sebelumnya dapat ditafsirkan juga 1977 2,175 46,274 19,212
bahwa para produsen kaolin 1978 2,557 54,480 24,321
1979 1,574 34,347 21,639
kurang memperhatikan kemungkinan 1980 5,313 175,605 110,944
perkembangan ke depan akan permintaan ka- 1981 9,309 618,668 393,832
olin, yang sebenarnya terus meningkat, 1982 2,063 168,130 112,042
sehingga dalam merencanakan produksinya 1983 3,796 160,102 143,178
hanyaa berpegang kepada tingkat permintaan 1984 10,920 633,630 652,539
pasar pada tahun sebelumnya.
1985 34,908 2,402,476 2,678,352
1986 44,807 2,737,183 3,511,395
– Aktivitas industri hilir mempunyai pengaruh
1987 76,403 4,263,662 7,033,058
dominan terhadap tingkat konsumsi kaolin,
terutama produksi industri kertas, keramik, cat, 1988 82,682 4,983,370 8,432,859
sabun, ban dan karet, 1989 121,129 9,100,340 16,198,605
1990 126,661 8,115,361 15,013,418
serta industri lainnya. Dalam periode 1977-1992, 1991 125,125 9,879,703 18,969,030
produksi kertas, keramik, cat, sabun, dan karet, 1992 137,861 10,690,370 21,915,259
cenderung terus meningkat, dan hal ini diikuti secara
nyata dengan meningkatnya jumlah konsumsi ka-olin di
industri-industri tersebut. Sebagian besar produk industri Sumber : Statistik Perdagangan, BPS, Jakarta
hilir pemakai kaolin dikonsumsi di
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 9

Tabel 6. Eksport Kaolin Indonesia Tabel 7. Harga Kaolin Atas Dasar Harga
Berlaku
Tahun Jumlah Nilai Jenis Kaolin
(ton) ($AS) (000 Rp) Tahun Mentah Pengisi Pelapis
1977 3,500 373,493 155,063 (Rp/ton) (Rp/ton) Rp/ton $AS/ton
1978 8,247 1,007,618 449,821 1977 20,300 35,380 70,210 168.3
1979 11,429 1,147,714 723,955 1978 20,600 32,210 84,240 188.7
1979 21,000 38,180 119,340 189.2
1980 13,318 2,523,714 962,625
1980 29,420 39,400 123,130 194.9
1981 13,668 2,905,281 1,212,864
1981 24,980 48,960 121,780 191.3
1982 13,218 2,004,951 1,336,099 1982 35,100 53,880 137,150 205.8
1983 20,347 3,126,210 2,795,738 1983 31,100 64,560 170,541 190.7
1984 29,956 5,613,324 5,782,173 1984 38,640 72,460 226,500 219.4
1985 22,207 4,526,854 5,046,673 1985 41,600 82,600 256,410 230
1986 19,460 4,935,911 6,332,033 1986 52,900 93,000 290,690 226.6
1987 27,597 6,178,722 10,192,110 1987 56,200 92,700 393,090 238.3
1988 35,301 8,581,069 14,520,884 1988 61,700 98,600 417,970 247
1989 50,464 12,689,460 22,587,239 1989 65,600 119,500 459,600 258.2
1990 56,787 16,259,358 30,079,812 1990 73,200 132,800 491,200 265.5
1991 42,621 13,126,127 25,595,947 1991 81,700 147,500 532,150 272.9
1992 91,100 164,000 589,260 280.6
1992 69,569 19,529,121 41,011,154
Keterangan : *) berdasarkan jumlaj dan Nilai Impor
Sumber : Statistik Perdagangan, BPS, Jakarta
dari Amerika dan Australia
Sumber : Statistik Perdagangan, BPS, Jakarta
tingkat ekspor pada tahun sebelumnya. Hal ini dapat
diartikan juga sebenarnya tingkat ekspor cenderung Dengan demikian, jelaslah bahwa jumlah
lebih dipengaruhi oleh keadaan/ permintaan pasar di tingkat impor kaolin ini dipengaruhi oleh tingkat
luar negeri, sehingga rencana ekspor pada tahun konsumsi.
berjalan berpatokan kepda tingkat ekspor tahun
sebelumnya. Disamping itu, apabila dari jenisnya, – Secara ekonometrika tingkat harga kaolin untuk
kaolin yang diekspor sebagian besar berupa raw jenis keramik (raw material) dan pengisi hanya
material yang mempunyai harga rendah. dipengaruhi oleh tahun berjalan. Sedangkan
harga kaolin jenis pelapis lebih dominan
dipengaruhi oleh harga pada tahun
– Sedangkan faktor yang paling dominan atau nyata sebelumnya. Keadaan tersebut bukan berarti
pengaruhnya terhadap tingkat impor ka-olin adalah bahwa faktor tingkat produksi, konsumsi,
tingkat konsumsi, dan ini dapat ditafsirkan bahwa ekspor atau impor tidak berpengaruh terhadap
tingkat impor kaolin ini benar-benar bergantung tingkat harga tetapi disebabkan oleh kesulitan
kepada kebutuhan kaolin jenis yang diimpor oleh dalam pemilahan/ pemisahan jumlah tonase
beberapa industri pemakainya. produksi, konsumsi, ekspor dan impor menurut
masing-masing jenisnya. Oleh karena itu, tidak
Jika dilihat dari perkembangan industri hilir bisa dilakukan pengujian ekonometrika untuk
pemakai kaolin, terutama industri kertas, pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap tingkat
peningkatan aktivitas industri tersebut harga masing-masing jenis kaolin.
berpengaruh terhadap tingkat industri kaolin,
sementara itu jenis kaolin yang digunakan di Untuk harga jenis pelapis, karena jenis belum
industri tersebut di antaranya belum diproduksi diproduksi di dalam negeri atau harus di impor dari
di dalam negeri, yaitu jenis pelapis (coating). negara lain, maka tingkat harga pada tahun
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 10

Tabel 8. Harga Kaolin Dasar Harga dieksplotasi baru dilakukan di Pulau Bangka,
Konstan 1983 Belitung, dan di beberapa daerah di Pulau Jawa
serta di Sulawesi Utara. Sedangkan potensi kaolin
Tahun Jenis Kaolin yang terdapat di sebagian daerah Kalimantan Barat
Mentah Pengisi Pelapis dan Kalimantan Selatan yang diperkirakan mutunya
(Rp/ton) (Rp/ton) (Rp/ton) cukup baik untuk keramik dan pengisi, belum
pernah dilakukan penambangan.
1977 36,100 68,420 188,020
Dengan demikian, masalah cadangan kaolin di In-
1978 32,620 65,390 203,360
donesia cukup tersedia, dan dapat mendukung
1979 38,240 69,530 217,320 pengembangan struktur industri kaolin di masa
1980 40,890 55,550 173,610 mendatang.
1981 30,720 62,670 155,880
1982 41,630 63,900 162,660 Teknologi dan Investasi
1983 31,100 64,560 170,540
1984 40,570 76,080 237,830 Perkembangan industri kaolin di Indonesia sering
dihadapkan kepada masalah teknologi, terutama
1985 37,320 73,510 230,000
teknologi pengolahan.
1986 49,670 77,330 272,560
Sampai saat ini kaolin yang diproduksi di Indone-
1987 46,250 76,290 323,510 sia, dan dipasarkan baik dalam negeri maupun
1988 44,120 70,500 298,850 ekspor, sebagian besar terdiri atas jenis keramik
1989 47,470 87,800 337,690 dan sisanya jenis pengisi. Sedangkan untuk kaolin
1990 49,510 90,200 358,120 jenis pelapis, belum tercatat adanya produksi.
Hal ini selain tidak tersedianya deposit kaolin untuk
1991 51,630 92,660 379,780 jenis pelapis, juga disebabkan oleh kurangnya
1992 53,840 95,190 402,760 penguasaan segi teknologi pengolahan. Disamping
itu untuk mendirikan pabrik pengolahan kaolin
membutuhkan inventasi yang cukup besar.

berjalan mengacu kepada tingkat harga tahun Subtitusi


sebelumnya.
Dari segi kegunaan, peranan kaolin dapat
Faktor yang bersifat kualitatif yang berpengaruh disubtitusi dengan material/bahan galian lain.
terhadap perkembangan pemasokan dan Sebagai bahan baku untuk keramik atau sebagai
permintaan kaolin Indonesia, serta prospeknya di pengisi dalam industri kertas, cat, sabun dan
masa mendatang adalah: kosmetik, kaolin dapat disubtitusi oleh bentonit,
kalsit, gypsun, talk, zeolit, dan feldspar.
–Ketersediaan potensi/cadangan, Penggunaan material subtitusi untuk kaolin di
– Teknologi, sektor industri, yang paling besar kemungkinannya
– Subtitusi, dan mulai berkembang saat ini adalah light calcite,
– Kebijaksanaan Pemerintah, khususnya untuk industri kertas (konsumen kaolin
– Faktor lainnya. terbesar). Akan tetapi penggunaan light calcite
dalam industri kertas dibutuhkan perubahan proses
Potensi dalam industri itu sendiri, yaitu dari proses asam
menjadi proses basa.
Sebagaimana diketahui, bahwa di Indonesia memiliki Untuk beberapa tahun mendatang (jangka pendek),
potensi endapan kaolin yang sangat besar, dan tersebar subtitusi ini diperkirakan belum banyak berpengaruh
di Pulau Bangka, Belitung, Jawa, Kalimantan, Sumatera, terhadap perkembangan industri kaolin.
dan Sulawesi. Jika dilihat dari segi pengusahaanya,
potensi kaolin yang sudah Kebijaksanaan Pemerintah

Program pemerintah yang dicanangkan sejak Pelita


BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 11

III, yaitu peningkatan sektor industri, dan adanya Tabel 9. Proyeksi Produksi (1996 – 2000)
program peningkatan ekspor di luar minyak dan
gas, yang disertai dengan kemudahan-kemudahan Tahun Produksi (ton)
(deregulasi), sangat mendukung perkembangan
Rendah Sedang Tinggi
industri kaolin di dalam negeri.
1995 195,380 201,280 205,040
Faktor Lainnya 1996 203,190 215,370 233,500
1997 211,130 230,440 243,610
– Tenaga kerja ; upah tenaga kerja yang relatif 1998 219,570 246,580 265,540
lebih rendah dibandingkan dengan negara lain 1999 228,350 2000 289,430
dapat menekan biaya opersi penambangan/
pengolahan. 2000 237,490 282,300 315,480
– Energi ; tersedianya sumber energi, Tabel 10. Proyeksi Konsumsi (1996 – 2000)
seperti batu bara, dan air (PLTA, PLTG, dan
sebagainya) dapat menekan ongkos produksi
serta ketergantungan terhadap bahan bakar
Tahun Konsumsi (ton)
minyak.
Rendah Sedang Tinggi
5.3 Proyeksi 1996 163,330 178,030 194,050
1997 172,560 188.09 205.02
Berdasarkan perkembangan yang terjadi selama periode 1998 182,300 198,700 216,590
1977-1992, dan dengan melihat faktor-faktor kualitatif
1999 192,610 209,940 228,840
maupun kuantitatif yang berpengaruh terhadap
perkembangan pemasokan dan permintaan kaolin, maka 2000 203,500 221,800 241,770
dengan menggunakan model ekonometrika akan dibuat
proyeksi produksi, konsumsi, ekspor impor dan harga
c. Proyeksi Ekspor
kaolin di masa mendatang (Tahun 1996-2000).

Ekspor kaolin Indonesia terdiri atas jenis keramik


Proyeksi yang dibuat mengacu kepada
dan filer yang selama ini terus menunjukkan
pertumbuhan PDB, masing-masing untuk proyeksi
peningkatan, dapat diartikan juga bahwa kualitas
rendah 3%, sedang 5%, dan tinggi 7%. Sedangkan
kedua jenis kaolin tersebut dapat diterima di
pertumbuhan penduduk untuk proyeksi rendah
pasaran internasional.
1,5%, sedang 2%, dan proyeksi tinggi 2,5%.
Adanya kemudahan-kemudahan yang dinerikan
a. Proyeksi Produksi
oleh pemerintah di bidang ekspor komoditis di luar
minyak dan gas, serta apabila diikuti dengan
Proyeksi produksi kaolin di Indonesia sampai
peningkatan kualitas dan harga-harga yang dapat
dengan tahun 2000 diperkirakan akan mencapai
bersaing, maka perkembangan ekspor kaolin di
angka antara 237.490-315.440 ton (Tabel 9).
masa mendatang akan bertambah baik. Ekspor ka-
olin pada tahun 2000 diperkirakan mencapai angka
b. Proyeksi Konsumsi
antara 232.100-377.160 ton (Tabel 11)
Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan
masyarakat akan produk industri hilir pemakai ka- d. Proyeksi Impor
olin, maka aktivitas industri hilir pun akan semakin
meningkat, sehingga kebutuhan akan kaolin pada Indonesia meskipun sudah memproduksi kaolin
tahun mendatang akan meningkat juga. untuk jenis pengisi (filer), tetapi untuk pemenuhan
Proyeksi konsumsi kaolin pada tahun 2000 kaolin jenis tersebut yang sesuai dengan
diperkirakan berkisar antara 203.500-241.770 ton kebutuhan beberapa konsumen di dalam negeri
(Tabel 10). tetap harus diimpor.
Dengan demikian, impor kaolin pengisi dan jenis
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 12
Tabel 13. Perkiraan Harga Kaolin

coating di masa mendatang diperkirakan akan terus


meningkat. Sebagai proyeksinya, jumlah impor ka- (1996 – 2000)
olin Indonesia pada tahun 2000 diperkirakan
mencapai angka antara 98.860 – 128.240 ton
Tahun Harga Kaolin Jenis : (Rp/ton)*)
(Tabel 12). Ceramic
(Raw Material Pengisi Pelapis
Tabel 11. Proyeksi Ekspor Kaolin 1996 59,250 102,230 533,590
(1996 – 2000)
1997 60,620 104,070 562,940
Tahun Ekspor (ton) 1998 61,980 105,940 591,090
Rendah Sedang Tinggi 1999 63,350 107,850 617,690
2000 64,710 109,800 642,390
1996 137,800 179,140 223,920
Keterangan : *) Atas dasar harga konstan 1983 (riil price)
1997 157,030 204,140 255,160
1998 178,880 232,540 290,670 tersebut umumnya tidak dapat meningkatkan mutu
kaolinnya ke jenis pelapis atau coating grade. Hal
1999 203,760 264,880 331,100 ini sebagai akibat adanya kendala dan segi
2000 232,100 301,730 377,160 teknologi (teknologi pengolahan) dan investasi.

Ditinjau dari perkembangan konsumsi dan ekspor,


Tabel 12. Proyeksi Impor Kaolin serta proyeksinya yang terus meningkat,
(1996 – 2000) merupakan peluang bagi perusahaan baru untuk
komoditas ka-olin jenis pengisi dan pelapis, karena
Tahun Impor (ton) meskipun berupa kaolin jenis pengisi, tetapi pada
kenyataannya dalam impor pun selain kaolin jenis
Rendah Sedang Tinggi pelapis terdapat juga jenis pengisi.
1996 79,800 87,780 90,420 Keadaan ini dapat ditafsirkan juga para produsen
1997 84,190 94,800 98,670 kaolin jenis pengisi lebih mengutamakan kearah
ekspor daripada untuk kebutuhan industri hilir di
1998 88,820 102,380 107,680 dalam negeri, atau kemungkinan kaolin jenis
1999 93,700 110,570 117,510 tersebut kurang dapat memenuhi persyaratan yang
diminta oleh beberapa konsumen di dalam negeri.
2000 98,860 119,420 128,240
Oleh karena itu, untuk pengusahaan kaolin jenis
pengisi ini perlu memperhatikan dan
e. Proyeksi Harga mengutamakan kualitas sehingga dapat memenuhi
atau sesuai dengan spesifikasi kaolin yang
Berdasarkan model ekonometrika dan model diperlukan disetiap industri hilir di dalam negeri,
pertumbuhan, maka harga kaolin atas dasar harga serta dapat lebih bersaing di luar megeri.
konstan 1983 (rill price), pada tahun 2000 untuk
setiap jenis kaolin diperkirakan sebagai berikut Sedangkan untuk pengusahaan kaolin jenis
(Tabel 13). pelapis, melihat ketersediaan deposit yang pada
umumnya hanya berkualitas untuk jenis pengisi,
– raw material/ceramic maka masih diperlukan penyelidikan eksplorasi
grade : Rp. 64.710,00 / ton lebih lanjut. Dari segi ketersediaan cadangan,
– Pengisi (filer grade) : Rp. 109.800,00 / ton maka untuk melakukan pengusahaan komoditas
– Pelapis (coating grade) : Rp. 642.390,00 / ton kaolin serta pengembangan di kemudian hari, de-
posit atau cadangan di daerah Kalimantan Barat
dan Selatan mempunyai prospek yang cukup baik.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 13

6. PENUTUP ton,
– Konsumsi kaolin antara 168.000-231.000
Dari hasil kajian yang dilakukan terhadap tingkat ton,
pemasokan, permintaan, dan harga kaolin di Indo- – Impor kaolin antara 60.000-76.000 ton,
nesia serta kaitannya dengan aktivitas industri – Ekspor kaolin antara 159.000-295.000 ton
hilirnya dan faktor-faktor yang berpengaruh, maka
perkembangan di masa mendatang dapat diperoleh Dengan melimpahnya potensi kaolin di Indone-sia,
gambaran sebagai berikut: serta semakin meningkatnya konsumsi, perlu
usaha-usaha pengembangan industri
Perkembangan pemasokan, permintaan, dan harga penambangan kaolin baik melalui pembukaan
kaolin selama kurun waktu 1977-1992 tambang-tambang baru ataupun diversufikasi.
menunjukkan peningkatan, dengan rata-rata Dengan kata lain peluang untuk melakukan
laju pertumbuhan per tahun masing-masing usaha penambangan komoditas kaolin masih
untuk produksi 12,82%, konsumsi 19,30%, terbuka, khususnya untuk jenis kaolin pengisi
ekspor 19,84% dan impor 19,44%. Sedangkan (filer), dengan lebih memperhatikan kualitas
laju pertumbuhan per tahun harga kaolin (atas yang diinginkan baik oleh industri hilir maupun
harga konstan 1983) jenis keramik 4,29%, jenis di pasaran internasional, serta dengan harga
pengisi 2,73%, dan jenis pelapis 6,03%. yang dapat bersaing.

Timbulnya ketidakseimbangan antara permintaan Untuk memperkuat struktur kaolin di dalan negeri,
dan pemasokan pada dasarnya disebabkan perlu dilakukan penyelidikan/eksplorasi lebih
oleh masih adanya mata rantai y terputus lanjut terhadap keberadaan deposit kaolin yang
antara industri penambangan kaolin (industri berkualitas untuk pelapis (coating), agar dapat
hulu) dan industri hilir, yaitu belum adanya menanggulangi ketergantungan terhadap
perusahaan yang memproduksi kaolin jenis impor.
coating dan jenis filer yang sesuai dengan Deposit kaolin yang mempunyai prospek cukup
kebutuhan sebagian industri hilir. baik diusahakan adalah di daerah Kalimantan
Berdasarkan pengujian ekonometrika menunjukan Barat dan Kalimantan Selatan.
bahwa konsumsi kaolin mempunyai korelasi
nyata dengan produk domestik bruto (PDB), DAFTAR PUSTAKA
atau dapat diartikan juga bahwa dengan
semakin meningkatnya PDB, maka intensitas Lefond, Industrial Mineral and Rocks, 4th Edi-tion,
penggunaan kaolin di Indonesia semakin American Institut Of Mining, Metallurgical and
meningkat juga. Petroleum Engineers, Inc. New York, 1975.
Berdasarkan faktor-faktor terukur (kuantitatif) dan Kuzvart.M, Industrial Mineral and Rocks, Devel-
faktor yang bersifat kualitatif seperti segi opment in Economic Geology, Elsevier,
ketersediaan potensi/cadangan, belum Amsterdam, 1984.
berkembangnya material subtitusi, kebijaksanaan Wolfe. J.A., Mineral Resources A World Re-view, A
pemerintah yang lebih luwes, serta faktor mudah dan Dowden Culver Book, Chapman and Hall, New
murahnya sumber energi dan tenaga kerja, maka York, 1984.
prospek perkembangan kaolin di masa mendatang Harben P., Paper Expansions Spur Kaolin In
cukup baik. Georgia, Industrial Mineral Bulletin, June 1979.
Sebagai proyeksinya, yang dihitung secara ekonometrika Bristow.C.M., Worl Kaolins, Genesis, Exploation
serta berdasarkan laju pertumbuhan produk and Application, Industrial Mineral Bulletin, July
domestik bruto, dan jumlah penduduk, maka pada 1987.
tahun 2000 jumlah pemasokan, permintaan, dan Gujarati.D., Basic Econometrics, 4th Edition,
harga kaolin diperkirakan terus meningkat sebagai Mc.Graw Hill, International Book Company,
berikut: New York, 1984.
– Produksi kaolin antara 187.000-365.000
BAHAN GALIAN INDUSTRI 16 – 14

Pindyck. R.S., Econometric Model and Economic


Forecast, Second Edition, International Student
Edition, Mc. Graw-Hill Book Company, New
York,1981.
-----------, Mining Annual Review, Publish by Min-ing
Journal, London, 1989.
-----------, ASEAN - EEC Industrial Mineral Work-
shop, Bangkok, 1988.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 220

17 KROMIT
Oleh : Toton Sentana Kunrat,
M. Arifin

1. PENDAHULUAN Tabel 1. Mineralogi Kromit

Kromit termasuk mineral strategis karena sifat fisik


Uraian Keterangan
logam yang berasal dari ekstraksi mineral tersebut
sangat erat hubungannya dengan perkembangan Komposisi Kimia FeCr2O4
industri rekayasa pesawat dan ruang angkasa,
Habit Masif hingga granular
kemiliteran, dan industri italic lainnya.
Kristal Oktahedral (namun jarang)
Pada dekade tahun 80-an ataupun dekade
sebelumnya, nilai strategis juga diakibatkan oleh Sifat Fisik :
ketimpangan dalam pemasokan dan permintaan – Warna Hitam
(supply-demand) kromit dunia. Negarapemasok kromit, – Goresan Cokelat
terutama kromit metalurgi berasal dari negara-negara – Kilap Logam
sosialis, seperti Uni Sovyet, Albania, dan Kuba; – Belahan Tidak ada
sedangkan negara konsumen terdiri dari Amerika – Pecahan Tidak beraturan
Serikat, Jepang, dan negara-negara Eropa Barat. – Tahanan Getas
– Kekerasan 5,5 (skala Moh's)
Sebagian besar konsumsi kromit, atau sekitar – Berat jenis 4,5 – 4,8
76% dari produksi kromit dunia digunakan untuk
industri logam kromium dan logam paduan,
sedangkan sisanya digunakan sebagai kromit dengan sebuah prisma yang mempunyai varian
non-logam, yaitu untuk industri refraktori, foundri, enam buah (Gambar 1). Oleh karena itu, secara
kimia (termasuk pigmen), dan industri keramik. umum komposisi kimia kromit dapat ditulis
+2 +3
menjadi (Mg,Fe )(Cr,Al,Fe )2O4.

2 GEOLOGI Karena komposisi kimia kromit yang bervariasi,


berdasarkan kadar dan nisbah Cr:Fe, kromit dapat
2.1 Mula Jadi dan Mineralogi dibagi dalam tiga kelompok, yaitu kromit kaya krom,
kaya aluminium, dan kaya besi. Variasi kromit ini juga
Kromit merupakan satu-satunya mineral yang dapat dibedakan dari tipe endapan, mula jadi, dan
menjadi sumber logam kromium. Mineral ini tujuan penggunaannya (Tabel 2).
mempunyai komposisi kimia FeCr2O3, dengan
sifat fisik terpenting, antara lain berwarna hitam a. Endapan Primer
dan bentuk kristal tidak beraturan. Sifat-sifat fisik
kromit lainnya dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan mula jadinya, cebakan kromit primer
dibagi dalam dua tipe, yaitu cebakan stratiform
Di alam, komposisi kimia kromit sangat bervariasi dan podiform.
karena terdapat unsur-unsur logam lain yang
mempengaruhinya seperti magnesium dan alu-minium, Stratiform
yang masing-masing dapat menggantikan unsur besi
dan krom dalam mineral kromit. Perubahan komposisi Cebakan stratiform merupakan cadangan kromit
kromit dapat digambarkan secara grafis dunia terbesar yang dapat ditambang secara
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 221
tersebut terdiri atas 13 lapisan dengan ketebalan

0,02 – 4 m. Penyebaran cebakan kromit di daerah ini


mempunyai jurus barat-timur sepanjang 50 km dan
lebar 0,8 km.
Podiform

Cebakan podiform terbentuk pada batuan ultramafik

peridotit dan serpentinitit yang terlipat kuat. Batuan


jenis ini disebut juga dengan ofiolit, yaitu batuan
yang berasal dari selubung dan kerak samudera
yang terangkat ke atas oleh peristiwa tektonik
selama proses pembentukan jalur pegunungan.
Bentuk umum cebakan podiform tidak beraturan,

seperti pod, lensa-lensa, dan sack-form. Selain itu,


Gambar 1. Medan Komposisi Kromit dapat juga berbentuk tabular atau lapisan-lapisan,

Tabel 2. Pengelompokan Bijih Kromit Berdasarkan Komposisi dan Kegunaannya

Podiform Stratiform Podiform dan Stratiform


Kadar Kaya unsur Al Kaya unsur Fe Kaya unsur Cr
% Cr2O3 (% berat) 33 – 38 40 – 46 46 – 55
Nisbah Cr : Fe 2 – 2,5 : 1 1,5 – 2 : 1 2:1
Kegunaan Utama Refraktori Metalurgi dan Kimia Metalurgi

Sumber : US Geological Survey Circular 930-B

ekonomis. Cebakan tipe ini terbentuk sebagai tetapi berbeda dengan stratiform karena lapisan
hasil proses kristalisasi suatu fase kromit yang tersebut tidak kontinu (perlapisan disiminasi) dan
berupa suatu masa leleh dan bersifat asam. tidak memperlihatkan pola distribusi yang
Kromit adalah salah satu mineral pertama yang sistematis di dalam batuan induknya.
terbenam, berkerut, dan mengkristal sebelum
mengendap dalam ruang-ruang magma. Cadangan bijih podiform sangat bervariasi tetapi
sangat kecil dibandingkan dengan cebakan strati-form,
Keadaan ini yang menyebabkan terjadinya lapisan- yaitu dari beberapa ton hingga satuan juta ton. Lebih
lapisan kromit yang tipis dan homogen, serta dari setengah cadangan bijih podiform dunia
memperlihatkan batas yang jelas antara lapisan bijih dikelompokkan sebagai kromit kaya aluminium.
kromit dengan lapisan batuan induk. Pada celah-celah
Di Indonesia, endapan kromit termasuk tipe podiform,
antara lapisan dijumpai mineral-mineral silikat dalam
yang pada umumnya tersebar di Indone-sia bagian
jumlah cukup besar dan secara nyata akan
timur. Bentuk endapan berupa perlapisan dan lensa-
mempengaruhi kadar dan ukuran butir kromit.
lensa di dalam batuan piroksen-peridotit.
Karakteristik cebakan stratiform lainnya adalah
b. Endapan Sekunder
penyebaran secara lateral yang sangat jauh (luas).
Sebagai contoh adalah cebakan kromit di Komplek Endapan kromit sekunder ada dua tipe, yaitu pasir
Stillwater, Montana, Amerika Serikat. Cebakan hitam dan tanah laterit. Proses pelapukan terhadap
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 222

batuan yang mengandung kromit mengakibatkan 3. PERTAMBANGAN


terjadinya akumulasi butir-butir kromit yang berbentuk
pasir berwarna hitam. Hal ini dapat terjadi karena 3.1 Penambangan
kromit mempunyai berat jenis tinggi dan tahan
terhadap pelapukan. Pada daerah tropis, pelarutan Teknologi penambangan endapan bijih kromit dapat
mineral silikat yang terdapat dalam batuan ultramafik dilakukan secara tambang dalam ataupun tambang
dapat menghasilkan tanah laterit yang kadang-kadang terbuka. Untuk cebakan stratiform, penambangan-nya
mengandung kromit walaupun sangat kecil. sangat mudah dilakukan walaupun tebal lapisannya
lebih kecil dari 1 m. Hal ini disebabkan oleh batas yang
Di Indonesia, jenis tanah laterit ini dijumpai bersama jelas antara lapisan bijih dengan batuan induknya.
dengan endapan bijih nikel, seperti di Pegunungan Sebaliknya, untuk cebakan podiform,
Siklop dan Moropeni (Irian Jaya). Kandungan bijih penambangannya agak sulit dilakukan dalam jumlah
kromit pada endapan jenis ini hanya 2 – 40% Cr 2O3. besar. Untuk cebakan jenis ini selec-tive mining sering
Sedangkan salah satu contoh jenis endapan tanah dilakukan.
hitam adalah di daerah Wosu, Sulawesi Tengah.
Endapan kromit ini dijumpai dalam bentuk pasir kerikil Endapan kromit di daerah Wosu (Sulawesi Tengah)
dengan ketebalan 3 m. ditambang dengan cara tambang terbuka. Karena
berbentuk pasir, penambangannya cukup dengan
2.2 Potensi Sumberdaya Kromit di Indonesia menggunakan wheel loader (front-end loader). Alat ini
berfungsi sebagai alat gali dan alat muat pasir kromit
Di Indonesia, batuan ultramafik-mafik atau dari batuan induk ke saringan putar (trommel screen).
disebut juga batuan ofiolit merupakan batuan Material yang lolos saringan kemudian dipompakan ke
induk mineral kromit. Batuan ini tersebar cukup pabrik pengolahan untuk diolah lebih lanjut.
luas, terutama di Indonesia bagian timur.
Endapan kromit di Kavak (Turki) ditambang dengan
Di Indonesia bagian barat, batuan ini tersebar secara cara tambang dalam. Jalan masuk tambang berupa
tidak merata dan kecil-kecil pada jalur pegunungan di sumuran (shaft) berukuran 1,20 x 4,00 m, yang
Sumatera Barat, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, berfungsi sebagai sarana transportasi petambang serta
dan Kalimantan Selatan. Menurut Sopaheluwakan sarana suplai perbekalan dan peralatan.
(1985), luas daerah penyebaran batuan ofiolit di
2 Penambangan dilakukan di setiap sub-level yang
Indonesia diperkirakan 75 ribu km (Gambar 2). jumlahnya tergantung kepada jumlah lapisan bijih
kromit, sedangkan penggaliannya dilakukan dengan
Indikasi mineralisasi kromit di Indonesia telah
cara timbun-balik (back-fill system). Produksi tambang
cukup lama diketahui, namun berdasarkan
rata-rata 400 ton per hari, dan sebelum dibawa ke
penelitian, daerah yang berpotensi masih sangat
permukaan (pabrik pengolahan), produk tambang yang
terbatas di antaranya adalah (Lampiran A) :
berukuran 60 x 80 cm terlebih dahulu diremuk dengan
jaw crusher yang terletak di dalam tambang pada level
– G. Patrabulu, G. Bobaris, G. Meratus, P.Laut,
-250 m.
dan P. Sebuku di Kalimantan Selatan,

– Daerah Barru dan Malili di Sulawesi Selatan, 3.2 Pengolahan

– P. Pakal, P. Gebe, dan P. Halmahera di Maluku Pengolahan kromit termasuk dalam multi-minerals
Utara, processing, karena selain membersihkannya dari unsur
pengotor (slime dan mineral kuarsa) juga
– Pegunungan Siklop dan Pegunungan Moropeni memisahkannya dari mineral-mineral berat lainnya.
di Irian Jaya. Pengolahan kromit dengan cara tersebut pada
umumnya terdiri atas pengolahan basah (wet pro-cess)
Di samping itu potensi cadangan kromit di daerah dan pengolahan kering (dry process). Untuk endapan
Wosu, Sulawesi Tengah sejak tahun 1988 telah kromit primer, sebelum bijih kromit diolah, maka
diusahakan oleh PT Bituminusa dan PT sebelumnya dilakukan pengecilan ukuran (crushing-
Palmabim Mining. screen-milling processing).
BAHAN GALIAN INDUSTRI

17 – 223
Gambar 2. Peta Indikasi Cebakan Kromit pada Daerah Penyebaran Batuan Ofiolit di Indonesia (Sopaheluwakan, J., 1985)
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 224

Teknologi pengolahan yang diterapkan untuk endap-an 4. PENGGUNAAN DAN SPESIFIKASI


kromit di daerah Wosu terdiri atas (Gambar 3) :
Penggunaan kromit terbesar adalah sebagai kromit
metalurgi yang digunakan dalam pembuatan baja
a. Pengolahan basah :
– Metode : gravitasi. tahan karat (stainless steel) pada industri logam.
– Peralatan : siklon dan humprey spiral. Kebutuhan kromit untuk industri logam sekitar 76% dari
total produksi kromit dunia, sedangkan sisanya
– Konsentrat akhir : 80% CrO2.
– Kebutuhan air : 600 gpm. digunakan sebagai kromit non-logam atau sebagai
– % Perolehan : 90%. mineral industri, yaitu untuk refraktori (13%) serta
b. Pengolahan kering : kimia, foundri, dan keramik (11%).
Penggunaan kromit terbesar untuk logam karena
– Metode : medan listrik dan magnit. logam kromium mempunyai sifat yang sangat
– Peralatan : high tension seperator dan penting, yaitu sifat ketahanan terhadap panas,
magnetic seperator. abrasif, korosif, dan oksidasi; sedangkan logam
– Material olahan : konsentrat pengolahan basah. paduannya mempunyai kuat tekan yang sangat
tinggi. Karakteristik dan sifat fisik logam krom
– Konsentrat akhir : 98% CrO2. lainnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Raw material
¯
Saringan putar ® Batu, krikil, dan slime
¯ ® ® Kuarsa
Humprey spiral Siklon
¯ ¬
Konsentrat, 80% CrO2
¯
Nirkonduktor
Stockpile (Kuarsa, Olivin, dan Hornblende)
¯ ® -
Tungku putar High tension separator

¯
Konduktor
(Kromit, magnetit, dan ilmenit)
Magnetik
¬ ¯
(Magnetik dan ilmenit) Magnetic separator

¯
Nirmagnetik
(Kromit, 98% CrO2)
¯
Storage
Kapasitas 80 ribu ton

Gambar 3. Diagram Alir Pengolahan Kromit (PT Palmabim Mining)


BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 225

Tabel 3. Karakteristik Logam Krom logam dunia. Tabel 4, memperlihatkan spesifikasi


kromit yang digunakan untuk refraktori.

Nomor atom 24 Sebagai bahan baku refraktori, kromit digunakan untuk


Berat atom 52,0 menghasilkan refraktori basa (basic refrac-tory) yang
Isotop 50(4,5%),52(83,8%), pada umumnya berkomposisi magnesia-krom.
Refraktori ini ada empat jenis, yaitu :
53(9,4%), 54(2,3%)
Titik leleh 1903°C – Bata berkomposisi kromit dan magnesia, yaitu
Berat jenis 7,2 bata krom-magnesia (70% kromit) dan bata
magnesia-krom (30 – 40% kromit).
– Klinker magnesia-krom.
– Bata magnesia-krom bakar.
Diagram penggunaan kromit, baik sebagai kromit – Bata magnesia-krom yang berasal dari pem-
metalurgi maupun non-metalurgi dapat dilihat bakaran, peremukan, dan rebonded.
pada Gambar 4.
Penggunaan bata magnesia-krom terbesar adalah
untuk melapisi ladel pada peleburan baja dan alu-
4.1 Kromit Logam
minium. Refraktori ini juga digunakan secara luas pada
industri pemurnian logam non-besi, seperti peleburan
Dalam industri logam, kromit terutama digunakan
tembaga, timbal, dan seng serta pada industri gelas
untuk menghasilkan logam paduan kromit, yaitu
baja tahan karat. dan semen portland.

Dalam pembuatan baja tahan karat, pertama kali kromit Akhir-akhir ini, volume penggunaan bata magnesia-
direduksi di dalam sebuah electric carbon arc furnace krom sedikit menurun, yang disebabkan oleh adanya
yang akan menghasilkan fero-krom dengan kadar 50 – pengurangan penggunaan open hearth furnace dan
73% Cr2O3. Untuk keperluan tersebut, pada umumnya electric arc furnace terutama di Amerika Serikat,
digunakan kromit berkadar tinggi (kromit metalurgi), Jepang, dan negara-negara Eropa Barat.
yaitu minimal 48% Cr2O3 dengan nisbah Cr : Fe = 3 : 1.
Dengan semakin berkembangnya teknologi peleburan Negara-negara tersebut kini mulai beralih meng-
baja, yaitu proses AOD (argon oxygen decarburization) gunakan basic oxygen furnace dalam memproduksi
dan VOD (vacuum oxygen decarburization), fero-krom baja. Teknologi peleburan tersebut pada umumnya
yang berkadar rendah telah semakin luas digunakan menggunakan refraktori magnesia dan dolomit tanpa
dalam pembuatan logam ini. Bahan baku tersebut kromit. Sebaliknya, di negara-negara Eropa Timur
dikenal dengan nama charge-chrom yang mempunyai penggunaan bata magnesia-krom masih sangat besar
kadar 50% Cr2O3. Oleh karena itu, sekarang ini baja karena teknologi produksi baja masih menggunakan
tahan karat telah dapat diperoleh dengan teknologi peleburan lama, yaitu open hearth furnace
menggunakan kromit berkadar rendah (kromit kimia) dan electric arc furnace.
yang di alam dijumpai lebih melimpah dibandingkan
dengan kromit metalurgi. Foundri

Untuk keperluan foundri, kromit digunakan dalam


Dalam jumlah kecil, logam kromium murni dapat bentuk pasir. Walaupun di pasaran terdapat bahan
pula dihasilkan dengan menggunakan proses yang lebih baik (pasir zirkon), namun kebutuhan pasir
alumino-thermis dan elektrolitik terhadap kromit sebagai foundri cenderung meningkat. Hal ini
senyawa kromium (asam kromik). disebabkan oleh harga kromit yang lebih stabil dengan
kualitas yang konsisten.
4.2 Kromit Non-Logam
Penggunaan kromit sebagai foundri disebabkan oleh
a. Refraktori beberapa sifat fisik yang sangat penting, yaitu :

Volume penggunaan kromit untuk refraktori sangat – Sangat tahan terhadap logam-logam reaktif
besar, yaitu sekitar 50% dari produksi kromit non- yang sedang dicetak.
BAHAN GALIAN INDUSTRI
– Pabrik peleburan baja dan
aluminium (ladle lining)
Kromit dan – Pabrik peleburan tembaga,
Refraktori Bata magnesia-krom timbal, dan seng
Magnesia
– industri gelas dan gelas fiber
– industri semen

– Industri logam (chrom platting)


– Sodium kromat – Industri perkayuan (bahan
– Sodium bikromat pengawet kayu)
– Amonium bikromat – Industri kulit (bahan penyamak)
– Asam kromat – Industri tekstil (bahan pencelup)
(krom tri-oksida) – Industri sabun
– Krom sulfat – Industri pigmen
Sodium kromat dan – Industri kimia organik
Non-logam Kimia – Potasium bikromat
sodium bikromat – Potasium kromat – Industri perminyakan (drilling mud)
– Lainnya

– Chrom yellow and green – Industri cat


– merkuri krom – Industri tinta cetak

KROMIT – Pabrik peleburan baja-mangan


Foundri Pasir kromit Cetakan (casting) (manganese steel smelting)

Gelas dan Produk gelas dan


keramik Tepung kromit keramik berwarna

Logam Logam dasar Ferrochrom dan Baja tahan karat – Industri barang-barang dari logam
charge chrom
17 – 226
Gambar 4. Diagram Penggunaan Kromit
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 227

– Kecepatan ekspansi panas sangat rendah. dengan komposisi kimia dan distribusi ukuran.
– Tahan terhadap peningkatan panas yang tiba- Spesifikasi pasir kromit yang berlaku saat ini
tiba. berdasarkan pada British Steel Casting Re-
search and Trade Assosiation (Tabel 5).
Spesifikasi kromit sebagai foundri berhubungan
Pasir kromit sebagai foundri terutama digunakan
Tabel 4. Spesifikasi Kromit untuk Refraktori

Fine lumps +10 mesh -10 mesh


1): Cr2O3 31% minimum 32% minimum 33% minimum
Komposisi kimia
Cr2O3 + Al2O3 58% minimum 59% minimum 60% minimum
SiO2 6.5% maksimum 5.5% maksimum 3,5% maksimum
Total besi sebagai Fe 12% maksimum 12% maksimum –
1)
Distribusi ukuran : -10 mesh 20% maksimum 20% maksimum –
-65 mesh – – 30% maksimum
+10 mesh 80% minimum 80% minimum –
+65 mesh – – 70% minimum
Tingkat kebutuhan asam : pada pH 3 4 5
Maksimum 13,6 ml 11,3 ml 10,9 ml
Bentuk butir : Angular
Ekspansi panas (900°C) : 55% maksimum
Hilang pijar : 0,10% maksimum
Berat jenis : 4.50
Densitas ruah : 160 lbs/cuft.

Berdasarkan spesifikasi dari "the Palauig Refractory Chromite, the Philippines"

Tabel 5. Spesifikasi Kromit untuk Foundri

Komposisi : Cr2O3 48% minimum


Fe2O3 26% maksimum
SiO2 4% maksimum
CaO 0,5% maksimum
pH : 7–9
Tingkat kebutuhan asam : pada pH 3 4 5
Maksimum 10 ml 6 ml 6 ml
Loss on ignition : Maksimum 0,05% dihitung di bawah atmosfir nitrogen (bebas oksigen)
Kadar

Halus Menengah

Komposisi granulometrik : Lolos 22, tertahan pada 200 mesh – 95% minimum
Lolos 44, tertahan pada 200 mesh 90% minimum –
Tertahan pada 44, 60, 72, 100 mesh – 10% minimum
Tertahan pada 72, 100, 150, 200 mesh 10% minimum –
70% minimum on 4 sieve
Lolos200 mesh 8% maksimum 5% maksimum
A.F.S. kandungan lempung 0,5% maksimum 0,5%
maksimum
Sumber : The British Steel Casting Research and Trade Association
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 –
228

pada pabrik peleburan logam paduan baja-


mangan (manganese steel alloy). lainnya adalah sebagai bahan pengawet kayu,
bahan pencelup tekstil, dan bahan penyamakan
c. Kimia Kromium kulit, lumpur pemboran, katalis, pengolahan air,
dan pengerjaan akhir logam.
Di pasaran terdapat banyak jenis kimia kromium yang
berasal dari pengolahan dan reaksi antara kapur dan Sebagai bahan pengoksida, sodium bikromat
soda abu dengan bijih kromit. Jenis kimia kromium digunakan pada pembuatan makanan ternak,
tersebut adalah sodium bikromat, sodium kromat, bahan organik sintesis, bahan pemucat dan
potasium bikromat, potasium kromat, asam kromik pemurnian lilin, minyak, dan gemuk pada industri
(kromium trioksida), pigmen, dan lain-lain. sabun, serta bahan pengkilap kuningan.

Pada umumnya kimia kromium tersebut digunakan Asam Kromik (CrO3)


sebagai bahan penyamakan kulit (leather tanning),
bahan pencelup tekstil (dye and mordant ), Asam kromik (kromium trioksida) berbentuk kristalin
pencetakan, industri proses kimia (kimia dasar), yang berwarna merah gelap. Dalam industri logam,
fotografi, farmasi, pelapis logam (metal plating), dan asam kromik digunakan sebagai bahan pelapis krom
produksi logam kromium murni. (chrom plating), sedangkan dalam industri non-logam,
bahan kimia ini digunakan sebagai bahan pengawet
Spesifikasi kromit untuk pembuatan kimia kayu, yang berfungsi untuk mencegah kerusakan
kromium dapat dilihat pada Tabel 6. kayu yang disebabkan oleh serangga. Selain itu,
Jenis kimia kromium yang umum dijumpai di pasaran asam kromik digunakan juga pada industri kulit
(bahan penyamak), industri tekstil (bahan pencelup
wool), dan pigmen (zinc yellow pigment).
Tabel 6. Spesifikasi Kromit Kimia
Kimia Kromium Lainnya

Kandungan % Berat Kimia kromium lainnya yang sering dipasarkan


Kromik oksida (Cr2O3), min. 4,0% dan digunakan, antara lain :
Silika (SiO2) maks. 5,0%
– Kromik sulfat (tanning salt) umum digunakan
Besi total (FeO) maks. 20,0%
sebagai bahan penyamak kulit dan bahan
Alumina (Al2O3) maks. 14,0%
pencelup untuk kain drill.
Magnesia (MgO) maks. 14,0%
Kapur (CaO) maks. 3,0% – Sodium kromat digunakan sebagai bahan
pencelup tekstil (terutama wool), pengolahan
Sumber : Indian Standards Institution, IS : 4737-1968 air, lumpur pemboran minyak bumi dan gas
alam, pipa aliran minyak mentah, pigmen,
bahan pengawet kayu, dan katalis.
dunia, antara lain :
– Potasium bikromat (Na2Cr2O7) digunakan
Sodium Bikromat (Na2Cr2O7) untuk produk-produk piroteknik, korek api,
fotografi, dan cetak biru.
Sodium bikromat berwarna orange kemerahan.
Bahan kimia ini sangat penting karena selain – Amonium bikromat [(NH4)2Cr2O7] digunakan
dapat digunakan secara langsung, juga untuk produk-produk kembang api, katalis,
merupakan bahan dasar dalam pembuatan dan porselain.
kimia kromium lainnya (termasuk pigmen).
– Kromium dioksida (CrO2 ) digunakan sebagai bahan
Dalam penggunaan secara langsung, sodium dalam pembuatan pita magnetik berkua-litas
bikromat terutama digunakan sebagai bahan tinggi untuk tape recorder dan audio-video.
pengoksida (oxidizing agent). Sedangkan kegunaan d. Pigmen
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 –
229

Senyawa kromium dapat menghasilkan warna-


warna brilian dan eksotis, selain juga dapat penggunaan ini adalah :
memberikan sifat ketahanan terhadap korosi.
– Kadar : 40 – 44% Cr2O3.
Warna senyawa kromium tersebut, antara lain : – Ukuran butir : -38 mikron maksimum 5%.

– Merah, kuning, dan orange dihasilkan dari


interaksi antara sodium bikromat dengan PERKEMBANGAN DAN PROSPEK KROMIT
garam-garam timbal (lead salts) yang akan DI INDONESIA
membentuk timbal kromat.

– Biru dihasilkan dari oksidasi ferocyanida 5.1 Perkembangan


dengan bikromat.
a. Produksi dan Konsumsi
– Hijau dihasilkan dari kombinasi antara pigmen
Pada pertengahan tahun 1970 pernah ada kegiatan
chrome yellow dengan prussian blue.
penambangan kromit di daerah Barru, Sulawesi
Selatan yang dilakukan oleh rakyat setempat. Tahun
Chrome yellow, chrome green, dan molybdate
or-ange merupakan pigmen utama yang umum 1988, penambangan kromit secara kontinu dilakukan
diguna-kan di industri cat dan tinta cetak. oleh PT Bituminusa dan PT Palmabim Mining di
daerah Wosu, Sulawesi Tengah. Jenis kromit yang
Zinc yellow merupakan cat primer modern yang diproduksi adalah kromit foundri dengan kapasitas
mengandung unsur seng, kalsium, strontium, atau produksi pabrik pengolahan rata-rata 40.000 ton per
barium. Pigmen ini berfungsi sebagai zat penghambat tahun. Pada tahun 1988, produksi kromit 7.636 ton,
korosi (corrosion-inhibiting agent) yang terutama yang kemudian meningkat menjadi 8.857 ton pada
digunakan sebagai bahan pelapis dasar pada baja tahun 1989.
super-struktur untuk konstruksi laut dan logam-logam
ringan untuk pesawat terbang. Oleh karena konsumsi kromit di dalam negeri sangat
kecil, hampir seluruh produksi kromit tahun 1989 dan
Mercury chrome juga digunakan untuk tujuan 1989 diekspor. Namun sejak tahun 1991, kegiatan
kelautan, yaitu sebagai cat anti-fouling karena dapat penambangan kromit di daerah Wosu terhenti, karena
menghambat pertumbuhan dan kolonisasi organisme sulitnya pemasaran ekspor.
laut, seperti teritip (remis) dan ganggang yang
biasanya menempel pada dasar kapal. Di Indonesia, kromit terutama digunakan di industri
refraktori sebagai bahan baku untuk pembuatan bata
Chrome oxide green (Cr2O3) dihasilkan dari
magnesia-krom. Industri hilir lainnya adalah industri
reduksi sodium bikromat pada suhu tinggi
barang-barang dari logam yang menggunakan kromit
sehingga membentuk anhidrous kromik oksida.
sebagai foundri (moulding sand), serta industri
Pigmen ini sangat luas digunakan sebagai cat
keramik dan porselen yang menggunakan kromit
untuk peralatan militer (mesin-mesin perang) dan
sebagai salah satu bahan glasir. Berdasarkan pada
untuk pembuatan roofing granule berwarna hijau,
karena sifat pigmen ini yang sangat baik seperti data konsumsi yang ada serta volume impor, maka
tahan terhadap bahan kimia, panas, air, dan konsumsi kromit rata-rata dapat diperkirakan sebesar
sinar matahari. Pigmen sejenis ini adalah 184 ton per tahun, yaitu :
Guignet’s green yang pada umumnya digunakan
sebagai pigmen cat dan tinta karena dapat – Industri refraktori : 175 ton.
memberikan warna biru-hijau yang unik serta – Industri barang-barang dari logam : 7 ton.
kestabilan terhadap unsur-unsur alkali. – Industri keramik dan porselen : 2 ton.

e. Lainnya Selain mengkonsumsi kromit secara langsung,


In-donesia juga mengkonsumsi produk kromit,
Kromit dalam bentuk tepung digunakan secara seperti kimia kromium, pigmen, ferro-krom, dan
langsung pada industri gelas dan keramik sebagai baja tahan karat.
sumber warna alami. Spesifikasi umum kromit untuk
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 230

b. Impor dan Ekspor berkembang pesat. Hal ini sangat terasa terutama di
negara-negara Eropa Barat, Amerika Serikat, dan
Hampir seluruh kebutuhan kromit di Indonesia berasal Jepang. Perkembangan ini terutama disebabkan oleh
dari impor, namun mulai tahun 1988 – 1991 sebagian sifat logam kromium dan baja tahan karat yang
kecil kebutuhan tersebut telah dapat dipenuhi oleh mempunyai nilai strategis serta hubungannya dengan
produksi tambang kromit di dalam negeri. Pada tahun perkembangan industri hi-tech.
1989, impor kromit hanya sekitar 95 ton, yang pada
tahun 1987 mencapai 247 ton. Ketimpangan pemasokan-permintaan kromit
dunia juga merupakan salah satu faktor yang
Dibandingkan dengan impor kromit, volume impor meng-akibatkan teknologi produksi baja tahan
produk kromit jauh lebih besar lagi. Keadaan ini karat semakin berkembang pesat.
menunjukkan bahwa industri-industri hilir yang
menggunakan kromit sebagai bahan baku di dalam Teknologi peleburan kromit yang telah dikembangkan
negeri masih sangat terbatas, terutama industri oleh negara-negara Eropa Barat, Jepang, dan Amerika
peleburan kromit (stainless steel) dan industri proses Serikat adalah AOD (argon oxygen decarburization)
kimia atau kimia dasar (termasuk pigmen). dan VOD (vacuum oxygen decarburization). Kedua
teknologi tersebut dapat menggunakan ferro-krom
Sebagian besar produksi kromit di dalam negeri berkadar rendah atau yang disebut charge-krom ( 50%
diekspor. Ekspor kromit Indonesia pertama kali Cr2O3) sebagai bahan baku. Dengan demikian, industri
berlangsung pada tahun 1988, yaitu sebesar 80 baja tahan karat tidak selalu tergantung pada kromit
ton. Pada tahun 1989, ekspor kromit meningkat logam, tetapi juga dapat menggunakan kromit kimia
menjadi 15.198 ton dengan nilai AS $ 1,30 juta. sebagai bahan baku, yang cadangannya jauh lebih
Negara tujuan ekspor kromit tersebut adalah Aus- melimpah, seperti yang terdapat di Afrika Selatan,
tralia, Jepang, Inggris, Singapura, dan Filipina. Filipina, Turki, dan India.

c. Harga Dengan semakin berkembangnya teknologi AOD


dan VOD, secara geopolitik, pemasokan kromit
Berdasarkan data ekspor, harga kromit Indonesia dunia sebagai bahan baku logam tidak menjadi
dari jenis foundri sekitar AS$ 85 per ton. Menurut masalah lagi. Keadaan ini yang mengakibatkan
majalah Industrial Mineral, November 1990, teknologi industri hilir kromit semakin
harga kromit per ton yang berasal dari negara berkembang pesat, sehingga secara langsung
produsen adalah : mengakibatkan kebutuhan kromit di masa
mendatang akan semakin meningkat.
– Transvaal, chemical grade 44 – 45% Cr2O3,
FOB : AS$70 – 75. Pada tahun 2010, kebutuhan kromit dunia diperkirakan
– Foundry grade 45% Cr2O3, FOB : AS$ 74 – 78. mencapai 10 juta ton. Tabel 7 memper-lihatkan bahwa
– Refractory grade 46% Cr2O3, FOB : AS$ 74 – 78. peningkatan kebutuhan kromit tersebut disebabkan
– Filipina, refractory grade (conc.), FOB : AS$100 oleh perkembangan industri peleburan kromit, seperti
– 120. yang ditunjukkan oleh peningkatan kebutuhan industri
– Inggris, moulding grade (98% mesh), FOB: f120 tersebut sebesar 93% dari total kebutuhan kromit dunia
– 150. pada tahun 2010. Peningkatan ini dapat dimengerti
karena :
5.2 Prospek
– Perkembangan teknologi rekayasa, ruang angkasa,
a. Kromit Dunia pesawat, dan teknologi hi-tech lainnya yang
semakin tumbuh di masa mendatang,
Sebagai salah satu mineral yang mempunyai nilai
strategis, di masa mendatang kebutuhan kromit dunia – Tidak tersedianya bahan pengganti (substitusi)
dipastikan semakin meningkat. Faktor utama yang kromit sebagai bahan baku baja tahan karat,
mendorong pertumbuhan kromit dunia adalah teknologi
produksi baja tahan karat yang semakin – Perkembangan industri peleburan kromit (AOD dan
VOD) yang didukung oleh ketersediaan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 231

bahan baku kromit metalurgi dan kromit kimia sia termasuk cebakan podiform dengan volume
yang melimpah. cadangan sangat kecil (di bawah 1 juta ton).
Cadangan ini tersebar di beberapa daerah,
antara lain Kalimantan Selatan, Sulawesi
Selatan, dan Sulawesi Tengah.
Tabel 7. Perkiraan Konsumsi Kromit
Cadangan yang kecil-kecil serta terbatasnya industri
Dunia,Tahun 2010
hilir yang dapat menyerap kromit kemungkinan yang
(Dalam juta menjadi penyebab terlambatnya usaha-usaha
ton)
pengembangan cadangan kromit di dalam negeri.
Penggunaan 1985 2010 LP1)
Logam 1,9 9,3 6,6 Meskipun demikian, penyelidikan rinci terhadap
cadangan kromit di daerah-daerah berpotensi seperti
(Ferokrom dan Stainless
Halmahera dan pulau-pulau di sekitarnya serta daerah
Steel)
Pegunungan Siklop dan Moropeni Irian Jaya perlu
Kimia, Foundri 0,6 0,7 0,6 segera dilakukan. Hal ini guna mendukung
dan Refraktori pertumbuhan industri hilir di dalam negeri ataupun
untuk memanfaatkan perkembangan kromit dunia yang
Jumlah 2,5 10,0 5,7
semakin meningkat pesat.

Sumber : Chromium Review, No.3 March 1985.


1)
LP = laju pertumbuhan per tahun. DAFTAR BACAAN
b. Kromit Indonesia
Industrial Minerals Supplement, Mining Journal, Vol.
Perkembangan kromit dunia belum diikuti oleh 308 No. 7919, London, May 1990.
perkembangannya di dalam negeri. Kendala utama
yang dihadapi di Indonesia antara lain kecilnya Logam Nusantara, Warta Logam dan Besi Baja
cadangan kromit yang telah diketahui secara pasti dan Indonesia, No. 0003, Maret 1990.
terbatasnya jenis industri hilir di dalam negeri.
Malhotra, V., Chromite In India, A Review, Indus-
Perkembangan Industri Hilir Kromit trial Minerals, September 1983.

Di masa mendatang, peningkatan kebutuhan McMichael,B., Chromite, Ladles Refine Demand,


kromit secara tidak langsung diperkirakan dari Industrial Minerals, Februari 1989.
peningkatan kebutuhan refraktori di dalam negeri.
Menurut Departemen Perindustrian, pada tahun Mikami, H.M., Chromite, Industrial Minerals and Rocks,
1990, kebutuhan besi-baja oleh industri logam Volume 1, Fifth Edition, American Insti-tute of
dasar (PT Krakatau Steel dan perusahaan Mining, Metallurgical, and Petroleum Engineers,
swasta) mencapai 690 ribu ton, dan pada tahun Inc., New York, 1983, p. 567 – 584.
1993 meningkat menjadi 5.200 ribu ton.
PT Bituminusa dan PT Palmabin Mining,
Pertumbuhan industri logam dasar pada tahun Chromite Sand From Indonesia, Brosur.
1993 secara langsung mengakibatkan
peningkatan kebutuhan refraktori sekitar 7,5 kali Power, T., Chromite, The Non-metallurgical
lipat (disesuaikan dengan pertumbuhan industri Markets, Industrial Minerals, April 1985.
logam dasar tahun selama 1990 – 1993).
Simanjuntak, H.R.W. dan Sopaheluwakan, J., Lokasi
Kondisi Cadangan Kromit Indonesia Baru Penemuan Mineral Kromit pada Komplek
dan Peluang untuk Pengembangannya Ofiolit di Indonesia Timur, Buletin No. 25, Maret
1986, Direktorat Sumberdaya Mineral.
Berdasarkan penelitian-penelitian rinci yang telah Sopaheluwakan, J.,Komoditi Strategis Kromit,
dilakukan diketahui bahwa cadangan kromit Indone-
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 232

Geologi, Teknologi, dan Potensinya di Indone-sia, view, A Dowden And Culver Books, Chapman
Riset, Jilid 6 No.1, Lembaga Geologi dan and Hall, New York, 1984.
Pertambangan Nasional, LIPI, 1985.
10. Wolfe, J.A., Mineral Resources, A World Re- *****
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 233

LAMPIRAN A
Lokasi Potensi Kromit di Indonesia

Lokasi Cadangan Keterangan


Kalimantan Selatan :
– Gunung Patrabulu, 10.000 ton Termasuk cebakan podiform yang dijumpai dalam bentuk
Martapura lensa-lensa atau bongkahan bijih masif.
Kadar bijih : 44,73% Cr2O3; 21,68% Fe2O3; 1% TiO2;
10,22% MgO.
– Penyaringan, Belum diketahui Kadar bijih : 34,84% Cr2O3; 14,33% Fe2O3; 0,78% TiO2;
Tanah Laut 12,90% MgO.
– Tanah Ambungan, 132.000 ton Kadar bijih : 3,0 – 30,3% Cr2O3 dan 4,5 – 40,5% Fe2O3.
Tanah Laut
– Pulau Sebuku Belum diketahui Kadar bijih : 50,0% Cr2O3.

Sulawesi Selatan :
– Sungai Larona, Belum diketahui Termasuk cebakan podiform yang dijumpai dalam bentuk
Malili lensa-lensa atau bongkahan bijih masif.
– Daerah Barru Belum diketahui Termasuk cebakan podiform yang dijumpai dalam bentuk
lensa-lensa 0,30 – 0,75m dan lapisan tipis dengan tebal
0,10-1,00 m.
Tersebar pada kompleks batuan ultramafik yang telah
mengalami tektonik purna magmatik yang sangat kuat dan
tingkat erosi lanjut.
Kadar bijih : 52,65% Cr2O3; 17,46% Fe2O3; 0,17% TiO2;
12,83% Al2O3. Termasuk kromit refraktori dengan nisbah
Cr:Fe = 2,95:1.
Sulawesi Tenggara :
Daerah Latau 3.000 ton Termasuk cebakan podiform yang dijumpai dalam bentuk
lensa-lensa atau bongkahan bijih masif.
Kadar bijih : 50,0% Cr2O3 dan termasuk kromit metalurgi.
Sulawesi Tengah :
Daerah Wosu, Di atas 1 juta ton Termasuk cebakan sekunder (pasir hitam) yang tersebar
Bungku Tengah, Poso di lima lokasi pada pesisir pantai sepanjang 30 km dengan
tebal endapan sekitar 3 m.
Kadar bijih : 42,30% CrO3; 19,70% Fe2O3; 20,0% TiO2; dan
termasuk kromit foundri.
Lokasi cadangan kromit ini telah diusahakan oleh PT
Bituminusa dan PT Palmabim Mining.
Maluku :
– Sungai Dodoga, Belum diketahui Dijumpai dalam bentuk bongkahan bijih masif.
Halmahera Tengah Kadar bijih : >20% Al2O3; dan termasuk kromit metalurgi
dengan nisbah Cr : Fe = 3 : 1.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 17 – 234

Lanjutan ...

– Sungai Tutungan, Belum diketahui Kadar bijih :30,0% Al2O3 dan 19,0% MgO. Nisbah Cr:Fe =
Halmahera Tengah 1,9 – 2,2 :1.
– Pulau Pakal, Belum diketahui Berupa lapisan tipis (schlieren) yang terdapat pada batuan
Halmahera Timur dunit terlipat.
Kadar bijih : 14,0% Al2O3 dan termasuk kromit metalurgi
dengan nisbah Cr : Fe = 3,6 : 1.
– Pulau Gebe Belum diketahui Berupa lapisan tipis (schlieren).
Kadar bijih : 40,0% Cr2O3 dan 26,0 – 27,0% Al2O3. Termasuk
kromit refraktori dengan nisbah Cr : Fe = 2,2 :1.
Irian Jaya :
– Daerah Ifar, 3 juta ton Termasuk cebakan sekunder (tanah laterit) yang
Pegunungan Siklop, mengandung bijih nikel dan kobal.
Tanah Merah Kadar bijih : 44,0% Cr2O3 dengan nisbah Cr : Fe = 2,2 : 1
– Pegunungan Belum diketahui Termasuk cebakan sekunder (tanah laterit) yang tersebar
Moropeni 2
pada daerah seluas 10 km .
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 235

18 MANGAN
Oleh : M. Arifin,
Tiswan Suseno

1. PENDAHULUAN lima tipe, yaitu :

Mangan merupakan salah satu dari 12 unsur terbesar – Cebakan hidrothermal,


yang terkandung dalam kerak bumi. Mineral mangan – Cebakan sedimenter, baik bersama-sama
yang diketahui ada sekitar 300 jenis, namun yang maupun tanpa affiliasi vulkanik,
sering dijumpai dalam cebakan bijih komersial ada 13 – Cebakan yang berasosiasi dengan aliran lava
jenis. Pirolusit dan psilomelan merupakan mineral yang bawah laut,
umum menjadi cebakan utama bijih mangan. – Cebakan metamorfosa
– Cebakan laterit dan akumulasi residual.
Di Indonesia, cadangan mangan cukup besar
namun tersebar di banyak lokasi, yang secara Dari kelima tipe cebakan tersebut, sumber
individu umumnya berbentuk kantong atau lensa mangan komersial berasal dari cebakan
berukuran kecil dengan kadar yang bervariasi. sedimenter yang terpisahkan dari aktivitas
Cadangan mangan yang telah diketahui sekitar vulkanik dan cebakan akumulasi residual.
5,35 juta ton, sedangkan cadangan yang sedang
ditambang berjumlah 4,90 ribu ton. Cebakan sedimen laut mempunyai ciri khusus yaitu
berbentuk perlapisan dan lensa-lensa. Seluruh
Saat ini, terdapat empat usaha pertambangan mangan cebakan bijih karbonat berasosiasi dekat dengan
yang telah berproduksi. Salah satu di antaranya batuan karbonat atau grafitik, dan kadang-kadang
merupakan tambang mangan tertua yaitu PD Kerta mengandung lempung yang menunjukkan adanya
Pertambangan, yang dimiliki oleh pemerintah daerah suatu pengurangan lingkungan pengendapan dalam
Provinsi Jawa Barat, sedangkan tiga perusahaan cekungan terdekat. Sebaliknya, cebakan bijih oksida
lainnya adalah swasta nasional. lebih umum dan berasosiasi dengan sedimen klastik
berukuran kasar, dengan sedikit atau sama sekali
Kegunaan mangan sangat luas, baik untuk tujuan bebas dari unsur karbon organik. Cebakan bijih ini
metalurgi maupun non-metalurgi. Untuk tujuan dihasilkan di bawah kondisi oksidasi yang kuat dan
non-metalurgi, mangan digunakan untuk produksi bebas sirkulasi air.
baterai, kimia, keramik dan gelas, glasir dan frit,
pertanian, proses produksi uranium, dan lainnya. Cebakan bijih oksida merupakan cebakan sedimenter
Di Indonesia, industri hilir pemakai mangan yang sangat komersial dengan kadar bijih 25 – 40%
adalah industri baterai, keramik dan porselein, Mn, sedangkan cebakan bijih karbonat kadarnya
industri logam, dan industri korek api. cenderung lebih kecil, yaitu 15 – 30% Mn.

b. Nodul
GEOLOGI Istilah nodul mangan umum digunakan walaupun
sebenarnya kurang tepat, karena selain mangan
1 Mula Jadi masih terkandung pula unsur besi, nikel, kobalt,
dan molybdenum, sehingga akan lebih sesuai
Cebakan Terrestial bila dinamakan dengan nodul poli-metal.
Menurut Park (1956), cebakan mangan dibagi dalam Dasar samudra diperkirakan diselimuti lebih dari 3

18 – 235
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 236
Tabel 1. Mineral Mangan yang Umum Dijumpai dalam Cebakan Komersial

Mineral Komposisi Kandungan Mn (%)


Pirolusit MnO2 63,2
+4 +2
Nsutit (Mn1-x) (Mnx) O2-2x(OH)2x ?
Manganit Mn2O3.H2O 62,0
Hausmanit Mn3O4 72,0
Psilomelan Bervariasi Bervariasi
Kriptomelan KMn8O16 45 – 60
Lithioforit (Al, Li) MnO2(OH)2 ?
2+ 4+ 2+
Todorokit (Na,Ca,K,Mn )(Mn ,Mn ,Mg)6O12.3H2O) ?
Groutit HMnO2 ?
Braunit 3Mn2O3.MnSiO3 50 – 60
Rhodonit MnSiO3 42,0
Rhodokrosit MnCO3 48,0
Wad Bervariasi Bervariasi

triliyun ton nodul berukuran kentang. Di Samudra dan terbentuk dalam cebakan sedimenter dan re-
Pasifik sendiri, nodul yang terbentuk diperkirakan sidual.
sebesar 10 juta ton per tahun. Berdasarkan hasil
penyelidikan yang dilakukan oleh USBM, diketahui Pirolusit merupakan mineral berwarna abu-abu besi
bahwa zona kadar tertinggi terdapat dalam Cekungan dengan kilap metalik, mempunyai kekerasan 2 – 2,5
Sedimen Pasifik bagian timur, yang terletak pada jarak dan berat jenis 4,8. Pirolusit yang terbentuk sebagai
2.200 km sebelah tenggara Los Angeles, Kalifornia. Di pseudomorf dari manganit atau mineral mangan
zona ini, nodul mangan terjadi dalam lapisan tunggal lainnya, biasanya bersifat masif ataupun reniform dan
dan tidak teratur. kadang-kadang berstruktur fibrous dan radial.

Secara individu, nodul mempunyai kilap suram dengan Psilomelan merupakan mineral berkomposisi oksida
warna coklat tanah hingga hitam kebiruan. Tekstur terhidrasi yang pada umumnya berasosiasi dengan
permukaan dari halus hingga kasar. Setiap nodul mineral barium dan potasium oksida. Mineral ini
mengandung satu atau lebih sisa-sisa makhluk air laut, mempunyai warna dan berat jenis sama dengan
pragmen batuan, atau nodul lainnya. Nodul ini diliputi pirolusit, namun mempunyai kekerasan yang lebih
oleh lapisan mangan, besi, dan logam oksida lainnya besar (5 – 6) dan mempunyai kilap submetalik.
yang berbentuk konsentris namun tidak terus-menerus. Sebagai mineral yang amorf, psilomelan bersifat masif,
Lapisan lempung kemudian mengisi celah-celah di reniform, botriodal, atau stalaktitik, sehingga lebih
antara lapisan oksida tersebut secara tidak beraturan umum dijumpai dalam cebakan sekunder.
dan biasanya dapat dijadikan patokan dalam
perhitungan periode pertumbuhan nodul bersangkutan. Mangan berkomposisi oksida lainnya, namun tidak
berperan sebagai mineral utama dalam cebakan bijih,
adalah braunit dan manganit. Braunit merupakan
2.2 Mineralogi mineral berwarna coklat kehitaman dan sering
mengandung silika sebanyak 10%, sedangkan
Mangan, dengan kandungan sekitar 0,1%, termasuk manganit merupakan mineral oksida terhidrasi yang
12 unsur terbesar yang terdapat dalam kerak bumi. berwarna hitam besi atau abu-abu baja. Kedua mineral
Walaupun lebih dari 300 jenis mineral mangan yang ini dijumpai dalam urat bijih ataupun cebakan
telah diketahui, namun hanya sekitar 13 mineral saja sekunder.
yang sering dijumpai dalam cebakan bijih komersial
(Tabel 1). Bijih mangan utama adalah pirolusit dan Beberapa mineral mangan yang dijumpai terbatas
psilomelan. Kedua mineral ini berkomposisi oksida dalam cebakan bijih adalah hausmanit, todorokit,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 237

lithioforit, dan nsutit. Pada tahun 1930, cadangan mangan di Kliripan dan
Karangnunggal diusahakan secara teratur oleh sebuah
Hausmanit merupakan mineral berwarna coklat perusahaan Belanda, yaitu NM Algemeene Indisch
kehitaman dengan kilap submetalik. Todorokit yang Mijnbouw en Exploitatie Maatschappij(AIME).
hanya dikenal di tambang Todoroki, Jepang sebelum
tahun 1960, merupakan salah satu mineral utama Setelah Perang Dunia II, kedua tambang tersebut
dalam nodul mangan. Lithioforit berkomposisi alu- kemudian diambil alih oleh pemerintah daerah
minium-litium mangan oksida dengan kandungan setempat yang pengelolaannya dilakukan oleh masing-
kobal, nikel, dan tembaga yang bervariasi. masing perusahaan daerah bersangkutan.

Nsunit adalah nama yang berasal dari tambang Nsuta Saat ini terdapat 22 usaha pertambangan mangan di
di Ghana, merupakan mangan oksida bukan Indonesia, namun hanya empat di antaranya telah
stochiometrik . Rhodokrosit yang berkomposisi berproduksi secara teratur, sedangkan sisanya masih
karbonat, merupakan mineral berwarna merah muda dalam tahap eksplorasi. Salah satu perusahaan yang
hingga coklat yang terbentuk dalam urat bijih sebagai telah berproduksi tersebut adalah PD Kerta
cebakan replasemen pada batuan kapur. Rhodonit Pertambangan, yang merupakan perusahaan milik
yang berkomposisi silikat mempunyai kemiripan sifat pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat, sedangkan
fisik dengan rhodokrosit, namun mineral ini terbentuk sisanya adalah perusahaan swasta nasional.
sebagai cebakan sekunder.
Dari hasil kegiatan eksplorasi oleh ke-22 perusahaan
2.3 Cadangan Mangan di Indonesia pertambangan tersebut, diketahui bahwa cadangan
mangan Indonesia tercatat sebesar 649.065 ton
Cebakan sedimenter merupakan cadangan bijih mangan cadangan terukur dan 4.679.681 ton cadangan
yang banyak dijumpai di Indonesia, dan umumnya terunjuk, sedangkan cadangan yang sedang ditambang
berkomposisi oksida serta berasosiasi dengan kegiatan tercatat sebesar 4.888 ton cadangan terukur dan
vulkanik dan batuan yang bersifat basa. Cebakan bijih 2.341.315 ton cadangan terunjuk.
mangan tersebut umumnya dijumpai dalam bentuk
mineral pirolusit dan psilomelan, dan kadang-kadang 3.2 Teknologi Pertambangan
dijumpai pula dalam bentuk rhodonit, rhodokrosit,
manganit, braunit, dan nsutit. Cebakan bijih mangan berbentuk kantong-kantong
kecil dan lensa-lensa yang tersebar dalam batuan
Secara keseluruhan, potensi cadangan mangan induknya. Pada umumnya, kadar bijih bervariasi, tidak
di Indonesia cukup besar, namun tersebar di hanya dalam tubuh bijih secara keseluruhan, namun
banyak lokasi di seluruh Indonesia. Secara dalam tubuh bijih secara individu.
individu, cadangan mangan tersebut relatif kecil,
berbentuk kantong-kantong ataupun lensa-lensa, Kondisi demikian sangat menyulitkan untuk
dan pada umumnya termasuk cadangan yang menentukan jumlah ketersediaan cadangan bijih
mempunyai kadar relatif rendah. dengan kadar tertentu, yang akibatnya akan
menyulitkan pula dalam penyediaan produk tambang
Sebaran potensi dan lokasi cadangan bijih mangan di dalam jumlah besar dengan mutu seragam secara
Indonesia dapat dilihat pada Lampiran A. teratur. Selain itu, kondisi tersebut juga akan
menyulitkan dalam menentukan disain tambang dan
umur tambang. Oleh karena itu, tambang mangan pada
3. PERTAMBANGAN umumnya merupakan suatu bentuk kuari yang besar,
dengan banyak lokasi penggalian di dalamnya yang
3.1 Perkembangan Tambang Mangan di tersebar secara tidak beraturan dan dilakukan secara
Indonesia manual.

Usaha pertambangan mangan di Indonesia pertama Di Indonesia, cadangan mangan umumnya ditambang
kali dilakukan di Kliripan, Kulon Progo, Yogyakarta, secara tambang terbuka dengan peralatan manual
walaupun cebakan mangan yang pertama ditemukan hingga semi-mekanis, hanya cadangan bijih mangan di
di daerah Karangnunggal, Tasikmalaya, Jawa Barat. daerah Singkil, Malang yang ditambang
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 238

secara tambang bawah tanah. Eksplorasi Pembersihan


tanam tumbuh
Karena penambangan mangan umumnya untuk
cadangan yang mempunyai kadar MnO 2 74 –
90%, sehingga pengolahan mangan hanya Timbun Pengupasan
berbentuk pemilahan dan pencucian untuk balik tanah penutup
menghilangkan unsur pengotor, seperti lempung
dan pasir (Gambar 1). Gambar 2 memperlihatkan Ekstraksi bijih
tahap pertambang-an mangan, mulai dari tahap
eksplorasi hingga pemasaran.
4. KEGUNAAN DAN SPESIFIKASI
Pemecahan
primer

Pengolahan Penimbunan

Pengangkutan
ke pelabuhan

Pengapalan

Gambar 2. Tahap-Tahap Umum


Pertambangan Mangan

keramik dan gelas, kimia, dan lain-lain.

Dalam dua dekade terakhir, intensitas


penggunaan mangan dalam proses produksi
besi-baja meng-alami penurunan. Hal ini selain
disebabkan oleh jalur proses produksi besi-baja
yang semakin efisien, juga disebabkan oleh
perubahan spesifikasi produk baja itu sendiri.
Sebaliknya, intensitas penggunaan mangan
untuk tujuan non-metalurgi cenderung meningkat,
walaupun peningkatan kebutuhan tersebut tidak
banyak berpengaruh terhadap pasar dunia.

4.1 Logam

Gambar 1. Proses Pengolahan Mangan Dalam proses produksi besi baja, peranan mangan
adalah sebagai penghilang oksigen dan belerang.
Peranan tersebut semakin penting seiring dengan
Sekitar 90% mangan dunia digunakan untuk tujuan semakin berkembangnya teknologi proses produksi
metalurgi, yaitu untuk proses produksi besi-baja, baja, namun sebaliknya, keadaan tersebut meng-
sedangkan penggunaan mangan untuk tujuan non- akibatkan pula terjadinya penurunan kebutuhan
metalurgi antara lain untuk produksi baterai kering, mangan seperti pada penerapan teknologi proses
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 239

produksi dengan tungku berbasis oksigen (BOF). b. Keramik

Penggunaan mangan dalam proses produksi besi-baja Dalam produksi keramik, mangan berfungsi sebagai
akan memberikan keuntungan pada produk akhir, bahan pewarna, yang akan memberikan warna
seperti memberikan efek kekuatan, stabilitas kekilapan bayangan seperti hitam dan abu-abu, merah dan
(tahan terhadap reaksi oksigen dan belerang), serta coklat, dan juga warna-warna lembut lainnya.
lebih mampu untuk menahan beban dalam konstruksi
berat. Penggunaan mangan dalam proses produksi Formulasi mangan untuk menghasilkan warna-warna
besi-baja ada dua bentuk, yaitu konsentrat bijih tertentu sangat bergantung kepada tipe lempung yang
mangan dan/atau logam mangan paduan (feromangan digunakan, jumlah dan ukuran butir mangan yang
dan/atau siliko-mangan). digunakan, cara penggunaan, suhu pembakar-an,
lama perendaman, dan kondisi tungku pem-bakaran
Dalam proses produksi besi baja, bijih mangan (kiln ). Selain itu, formulasi tersebut bergantung pula
berukuran halus dicampur dengan bijih besi yang kepada kandungan besi oksida dalam mangan, karena
juga berukuran halus membentuk sinter bijih, kandungan besi yang lebih tinggi akan memberikan
yang kemudian di dalam tungku peleburan akan warna yang lebih gelap.
meng-hasilkan logam panas. Sebagian besar
mangan untuk tujuan metalurgi digunakan untuk Ada dua jenis produk mangan yang dipasarkan
produksi logam paduan mangan, dan yang sebagai bahan pewarna, yaitu dalam bentuk
sangat dikenal saat ini adalah feromangan tepung berukuran 53 mikron dan dalam bentuk
(FeMn). Logam paduan ini pertama kali suspensi yang siap digunakan yang disebut
diproduksi di Perancis, dengan komposisi terdiri dengan slop (kandungan mangan 60% berat).
dari 76% Mn, 7% C, dan sisanya Fe.
c. Gelas
4.2 Non-Logam
Dalam produksi gelas, mangan mempunyai tiga
a. Baterai fungsi utama, yaitu sebagai penghilang unsur-
unsur organik dalam adonan gelas, bahan
Baterai primer merupakan pasar terbesar untuk penghilang warna dengan mengoksidasi ion besi
penggunaan mangan non-metalurgi. Disebut sehingga gelas terhindar dari warna hijau, dan
dengan baterai primer karena merupakan sumber sebagai bahan pewarna.
tenaga untuk peralatan yang mempunyai jangka
hidup terbatas. Fungsi mangan sebenarnya yang utama adalah
sebagai bahan pewarna, terutama untuk pembuatan
Pada umumnya, baterai dinamakan berdasarkan gelas-gelas industri dan kemasan, tetapi tidak
pada kandungan komponen utamanya, sebagai digunakan untuk pembuatan kaca lembaran.
contoh ordinary zinc-carbon cell, heavy duty zinc-
carbon cell, mercury button cell, lithium cell, dan Warna pasti yang dihasilkan dari penambahan
alkaline manganese cell. mangan sangat bergantung kepada kondisi suhu
dan oksidasi gelas, tipe gelas yang dikehendaki,
Mangan yang digunakan untuk baterai ada tiga bentuk dan jumlah mangan yang ditambahkan.
produk, yaitu naturally manganese dioxide (NMD) yang
terdiri dari konsentrat bijih atau bijih mangan (natural d. Glasir dan Frit
ground ore), chemical manganese dioxide (CMD), dan
electrolytic manganese dioxide (EMD). Ketiga mangan Mangan juga digunakan sebagai glasir, sebagai
dioksida tersebut digunakan sebagai katoda yang di contoh persenyawaan MNO2-Fe2O3 akan mem-
dalam sell akan bertindak sebagai de-polarisator. Saat berikan noda merah muda, sementara itu MnO 2-
ini, NMD cenderung digunakan untuk produksi zinc- CaO-FeO atau MnO2-Cr2O3-NiO akan
carbon cell,sedangkan EMD dan CMD untuk produksi memberikan noda merah-cokelat.
alkaline cell.
Frit digunakan sebagai dasar untuk glasir dan email,
biasanya terdiri atas dua lapisan yang salah satunya
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 240

berwarna hitam dan mengandung mangan sekitar (3MnO.MnSO4).


1,5% berat.
g. Lainnya
e. Kimia
Kegunaan mangan lainnya adalah bahan pembuat
Di bidang kimia mangan digunakan sangat luas batang las, elektrolisis seng, dan sebagai bahan
untuk pengolahan air serta sebagai bahan imbuh pengoksida dalam produksi uranium.
pada pupuk dan bahan bakar. Beberapa jenis
kimia mangan yang umumnya digunakan antara 4.3 Spesifikasi
lain mangan karbonat, mangan klorida, mangan
oksida, mangan sesquioksida, mangan sulfat, Selama ini dikenal ada tiga jenis mutu mangan yang
potasium permanganat, mangan chilat, dan diproduksi dan dipasarkan, yaitu metalurgi, baterai,
mangano-manganik oksida. dan kimia. Mutu mangan untuk baterai dan kimia
mempunyai komposisi sama dengan mutu untuk
Pertanian metalurgi, hanya kandungan mangan dinyatakan
dalam MnO2, yang mempunyai nilai pembanding
Dalam pertanian, mangan biasa digunakan pula untuk sebesar 63% terhadap Mn. Dengan demikian, bila
pembuatan pupuk, pakan ternak, dan fungisida. diketahui kadar bijih mangan 85% MnO2, berarti
kandungan unsur Mn adalah 54% (Tabel 2).
Makanan hewan membutuhkan kandungan Mn tinggi,
namun tidak dalam bentuk MnO2. Mangan etelin Selain kandungan mangan, pertimbangan lain yang juga
bisditiokarbonat adalah produk fungisida yang dapat menentukan mutu adalah tingkat konsentrasi unsur
mencegah pembusukan, penyakit, dan jamur pada pengotor seperti alumina, silika, dan kapur, serta distribusi
tumbuh-tumbuhan. Sebagai pupuk, mangan dapat ukuran butir, dan khusus untuk tujuan metalurgi nisbah
digunakan dalam bentuk oksida (MnO2), sulfat (MnSO mangan terhadap besi merupakan faktor yang sangat
4), atau tribasik mangan sulfat penting pula untuk dipertimbangkan.

Tabel 2. Spesifikasi Mangan untuk Berbagai Keperluan

Metalurgi Baterai Kimia


MnO2 – min. 80,00% min. 70,00%
Mn min. 48,00% – –
Al2O3 maks. 7,00% – –
Al2O3 + SiO2 maks. 11,00% – –
Fe maks. 6,00% – maks. 5,00%
P maks. 0,19% – maks. 8,00%
As maks. 0,18% – maks. 0,15%
Cu maks. 0,001% –
Pb maks. 0,30% – –
Zn – –
Co – maks. 0,001% –
Ni – maks. 0,001% –
Nitrat – trace –
NH3 – maks. 0,02% –
Na2O – maks. 0,20% maks. 0,10%
K 2O – maks. 0,10% maks. 2,00%
CaO – maks. 0,20% maks. 0,25%
H 2O – maks. 3,00% –
Ukuran butir – 76% 44 mikron 100% <2 inci
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 241

ekstruksi logam bukan besi.

PERKEMBANGAN MANGAN DI Jenis mangan dan produknya yang dikonsumsi


INDONESIA oleh keempat industri hilir tersebut adalah :

5.1 Penyediaan dan Permintaan – mangan dioksida, baik berupa konsentrat bijih
maupun bijih mangan (natural ground ore),
Pada tahun 1992, produksi mangan Indonesia
mencapai 16.394 ton (Tabel 3). Produksi tersebut – mangan dioksida sintetis, yang berupa EMD
berasal dari empat perusahaan tambang ataupun CMD,
mangan, yaitu PD Kerta Pertambangan, CV.
Budimas & Co., PT. Nusa Tri Wijaya, dan CV. – logam paduan mangan, yang berupa logam
Sribumi, namun sejak tahun 1991, CV. Sribumi FeMn ataupun SiMn.
telah menghentikan kegiatannya.
Secara keseluruhan, konsumsi mangan beserta
Sebagian besar produksi mangan diekspor, produknya cukup besar (Tabel 4). Berdasarkan vol-
dengan negara tujuan antara lain Jepang, Cina, ume konsumsi mangan dioksida pada tahun 1992,
Australia, dan Taiwan. Hanya sebagian kecil saja diketahui bahwa industri baterai merupakan industri
yang dipasarkan ke dalam negeri. Tujuan pasar hilir pemakai mangan terbesar, dengan tingkat
mangan di dalam negeri adalah industri korek api konsumsi sekitar 85,5% dari total konsumsi, kemudian
serta industri keramik dan porselein. diikuti oleh industri keramik dan porselain (13%),
industri logam (0,9%), dan industri korek api (0,6%).
Industri hilir pemakai mangan di dalam negeri antara Dalam industri baterai, jenis mangan yang digunakan
lain industri baterai, keramik dan porselein, logam, dan terdiri atas mangan dioksida dan EMD, yang
industri korek api. Industri logam terdiri dari industri dikonsumsi oleh industri baterai seluruhnya berasal
logam dasar, pengecoran, dan penggilingan besi-baja dari impor. Mangan yang dikonsumsi oleh industri
dan logam bukan besi, serta industri keramik dan porselein dan industri korek api

Tabel 3. Perkembangan Mangan di Indonesia

Uraian 1988 1989 1990 1991 1992


1) 12.964 9.873 11.007 13.253 16.394
Produksi, ton
1)
Penjualan :
– Ekspor, ton 9.180 5.720 8.600 3.172 4.505
– Dalam negeri, ton 2.131 4.268 9.206 2.631 564
Konsumsi :
2) 16.743 16.842 14.780 18.169 20.726
– Mangan dioksida, ton
– EMD, ton 4.936 4.418 4.751 4.353 5.764
– FeMn dan SiMn, ton 5.677 5.967 5.430 8.042 12.527
Impor :
2)
– Mangan dioksida, ton 14.612 12.574 5.574 15.538 20.162
– EMD, ton 4.936 4.418 4.751 4.353 5.764
– FeMn dan SiMn, ton 5.677 5.967 5.430 8.042 12.527

Sumber : Subdit. Bimbingan, DTPU, 1992.


Biro Pusat Statistik, diolah kembali
Produksi dan penjualan mangan dalam bentuk mangan dioksida
Merupakan NMD yang terdiri dari konsentrat dan bijih mangan (natural ground ore)
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 242
Tabel 4. Konsumsi Mangan di Indonesia

Industri hilir 1988 1989 1990 1991 1992

Industri baterai :
1) 15.354 15.131 12.883 15.659 17.737
– Mangan dioksida, ton
– EMD, ton 4.936 4.418 4.751 4.353 5.764
Industri keramik dan porselein :
– Mangan dioksida, ton 1.316 1.676 1.865 2.354 2.714
2)
Industri logam :
– Mangan dioksida, ton – – – 102 194
– FeMn dan SiMn, ton 5.677 5.967 5.430 8.042 12.527
Industri korek api :
– Mangan dioksida, ton 73 35 32 54 81
Total konsumsi :
– Mangan dioksida, ton 16.743 16.842 14.780 18.169 20.726
– EMD, ton 4.936 4.418 4.751 4.353 5.764
– FeMn dan SiMn, ton 5.677 5.967 5.430 8.042 12.527

Sumber : Biro Pusat Statistik, diolah kembali.


Merupakan NMD yang terdiri dari konsentrat dan bijih mangan (natural ground ore)
Terdiri dari industri logam dasar, pengecoran, penggilingan besi-baja dan bukan besi, serta
industri ekstruksi logam bukan besi

merupakan bijih mangan (natural ground ore), Taiwan, Cina, India, Mozambik, Afrika Tengah,
yang hampir seluruhnya berasal dari produksi di Afrika Selatan, Australia, Inggris, Jerman, Belgia,
dalam negeri. dan Norwegia.

Dalam industri logam, selama ini menggunakan 5.2 Harga


logam paduan mangan (FeMn dan SiMn) dalam
proses produksi. Namun, sejak tahun 1991 telah Pasar mangan dunia relatif stabil. Hal ini
menggunakan pula bijih mangan untuk campuran disebabkan oleh bahan substitusi mangan untuk
sinter dalam tungku peleburan. Seluruh bijih berbagai kegunaan tidak ada.
mangan dan logam paduannya yang digunakan Harga mangan di pasar dunia bergantung kepada
dalam industri logam berasal dari impor. jenis produk dan kadar MnO 2, sebagai contoh,
harga mangan pada tahun 1992 untuk :
Konsumsi mangan di dalam negeri semakin
meningkat. Konsekwensinya, impor mangan juga – bijih dengan kadar MnO2 74 – 76% : 220 dolar
meningkat (Tabel 3). Hal ini disebabkan oleh AS per ton,
cadangan mangan di dalam negeri yang sedang
ditambang relatif kecil serta mempunyai kadar – mangan dioksida dengan kadar MnO2 84%
yang sangat beragam. (mutu baterai) : 220 dolar AS per ton,

Pada umumnya impor mangan (termasuk konsentrat – EMD dengan kadar MnO2 90 – 92% : 1,55 dolar
bijih dan EMD) berasal dari Jepang, Taiwan, Cina, AS per kg.
Singapura, Amerika Serikat, Brasil, Jerman, dan
Belgia, sedangkan impor logam paduan mangan Sedangkan harga bijih mangan di dalam negeri pada
(FeMn dan SiMn) berasal dari Jepang, Korea Selatan, tahun 1992 berkisar antara Rp 200 – 400 per kg.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 243

McMichael, B., Manganese : EMD, the Power in the


DAFTAR BACAAN Markets, Industril Minerals, May 1989.

Harries-Rees, K., Manganese : A Myriad of Minor Myhre, F., Changing Role of Manganese and Its
Markets, Industrial Mineral, November 1992. Effects on Consumption, Transaction of IMM,
Section A, Vol. 94, July 1985.
Harben, P.W. and Bates, R.L.. Industrial Miner-als
: Geology and World Deposits, Industrial Rao, V.S. and Pradhan, A.W., Winning of
Mineral Division, Metal Bulletin Plc, London, Manganese Ore from Pockety Deposits, IE(I)
1993. Journal-MI, Vol. 65, November 1984.

Harben, P.W.. The Industrial Minerals Handy Robert-Tissot, C.E.D., Manganese : Commer-cial
Book : A Guide to Markets, Spesifications, Aspects, Transaction of IMM, Section A, Vol.
and Prices, Industrial Mineral Division, Metal 94, July 1985.
Bulle-tin Plc, London, 1992.
Toon, S., Manganese : Active Batteries Attact
Madiadipoera, T., dkk.. Bahan Galian Industri di Producers, Industrial Mineral, July 1985.
Indonesia, Direktorat Sumberdaya Mineral,
Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya *****
Mineral, Bandung, 1990.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 244
LAMPIRAN A

Lokasi Potensi Cadangan Mangan di Indonesia

Lokasi Cadangan Keterangan

Aceh :
– Karang Igeuh Sumber daya Indikasi berupa rhodonit dalam cebakan hidrothermal.
(Belum diketahui)
– Lhok Kruet, Calang, Sumber daya Kontak metasomatik berupa pirolusit yang berasosiasi
Aceh Barat (Belum diketahui) dengan besi. Ukuran badan bijih di permukaan sekitar
2
150 x 14 m .
– Kapi (40 km tenggara Sumber daya Psilomelan di daerah patahan (hidrothermal).
Blangkejeren) (Belum diketahui)
Sumatera Utara :

– Pantai Timur Sumber daya Sedimen, berupa konresi dari besi rawa. Kadar Mn 3O4
(Belum diketahui) dalam bog iron 7,9%, sedangkan dalam konkresi 13,5 –
20,1%.
– 23 km timur laut Natal Sumber daya Berupa bongkah oksida mangan berukuran hingga
(Belum diketahui) 50 cm, berlapis, dan berbentuk karena replacement
batuan chert radiolaria.
Sumatera Barat :

– Mangani Sumber daya Hidrothermal dalam urat breksi yang berasosiasi


(Belum diketahui) dengan Au dan Ag. Terdapat sebagai rhodonit dan
rhodokrosit.
– Ulu Ayer Sumber daya Hidrothermal, berupa urat kecil Polianit dalam batuan
(Belum diketahui) diabas. Kadar MnO2 94,4%.
Riau :

– S. Lumut Singingi Sumber daya Hidrothermal (?), bijih bangan berupa sedimen dalam
(Belum diketahui) breksi. Kadar Mn total 43,08%.
– Belangbeo Sumber daya Hidrothermal (?), ditemukan mangan oksida sebagai
(Belum diketahui) bongkahan yang tersingkap pada daerah selebar 2 – 3
m.
Sumatera Selatan :

S. Selan, P. Bangka Sumber daya Kadar MnO2 27,56%.


(Belum diketahui)
Bengkulu :

Gebang Ilir, Tambang Sumber daya Hidrothermal yang berasosiasi dengan Au. Berupa
Sawah (Belum diketahui) rhodonit, rhodokrosit, psilomelan, pirolusit, braunit, dan
nsutit.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 245
Lanjutan ...

Lokasi Cadangan Keterangan


Lampung :
G. Pesawaran Ratai Hipotetik Sedimen rawa, terdapat sebagai psilomelan dan hidro-
(G. Waja, G. Kasih, dan G. Waja : 300 ton thermal. Kadar Mn di G. Waja 60%, di G. Kasih 45 –
G. Kedondong) G. Kasih : 500 ton 50%, dan G. Kedondong 7%.
Jawa Barat :

– Cikotok, Pandeglang Sumber daya Berasosiasi dengan Au, berupa rhodokrosit, rhodonit,
(Belum diketahui) dan spartait. Kadar MnO2 9 – 32%.
– Cibadong, Sukabumi Sumber daya Terdapat dalam tufa dan breksi. Kadar MnO2 32 – 60%.

(± 10.000 ton)
– Karangnunggal, Sumber daya Terdapat 13 lokasi mineralisasi. Kadar MnO2 45 – 90%.
Tasikmalaya (± 350.000 ton)
– Cigembor, Salopa, Sumber daya Terdapat berupa bongkahan limonit mengandung
Tasikmalaya (Indikasi) mangan. Kadar MnO2 83,34%.
– Cikatomas, Sumber daya Terdapat berupa bongkahan yang terdiri dari pirolusit.
Tasikmalaya (Indikasi) Kadar MnO2 66 – 91%.
Jawa Tengah :

– Karangbolong, Sumber daya Pirolusit dan psilomelan yang berupa gumpalan olitik
Banyumas (± 7.000 ton) dalam batu kapur, Kadar MnO2 60%.
– Ngargoretno, Salaman, Sumber daya Terdapat sebagai pirolusit berbentuk lensa. Kadar MnO2
Magelang (± 127.000 ton) 80%.
– Bapangsari, Purworejo Sumber daya Ditemukan dalam bentuk bongkahan.
(Indikasi)
– Cangkerep, Semang- Sumber daya Ditemukan dalam bentuk bongkahan.
gung, Purworejo
DI Yogyakarta :

– Kliripan, Kulonprogo Sumber daya Terdapat di daerah Kliripan, Penggung pada lereng
(± 182.000 ton) selatan Bukit Menoreh (Sewu, Beleng, Tetes,
Wanotawan, dan Barongan). Kadar Mn 25 – 35%.
– Samigaluh, Kulonprogo – Terdapat berupa pirolusit dan psilomelan. Kadar
MnO2 57,75%.
– Daerah Gedad Sumber daya Terdapat sebagai lensa-lensa di antara batu kapur
Batuwarno, Eromoko (Gedad 54 ton) dan Formasi Andesit Tua. Kadar MnO2 di Gedad
92,10%, Batuwarno 82,74%, dan Eromoko 78,31%.
– Gunung Kidul Sumber daya Terdapat di Kepuh, Ngepek, Ngejring, Ngaglik,
(Indikasi) Kutuan, dan Selonjono.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 246
Lanjutan ...

Lokasi Cadangan Keterangan

Jawa Timur :
– Pacitan dan Ponorogo Sumber daya Dijumpai di beberapa daerah. Endapan bijih mangan
Nambakan berupa pirolusit, sebagai lensa-lensa di abtara batu
(18.315 ton) kapur dan tufa.
Tambah Kadar Mn di Nambakan 3%.
(28.261 ton) Kadar Mn di Tambah 4,5%.
Ngradu Kadar Mn di Ngradu 5%.
(28.756 ton) Kadar Mn di Sempor 6,6%.
Sempor Kadar Mn di Gunung Gede 60,55%.
(55.174 ton) Kadar Mn di Dawung 58,26%.
G. Gede Kadar Mn di Klumpit 58,55%.
(40.506% ton) Kadar Mn di Banyumuntah 55,51%.
Munung Kadar Mn di Bukul 49,04%.
(19.500 ton) Kadar Mn di Gunung Kembar 55,47%.
Kadar Mn di Cikuli 57,6 – 57,9%.
Kadar Mn di Goro 57,82%.
– Blimbing Ponorogo Sumber daya Berupa pirolusit. Kadar Mn 59,52%.
(Cukup besar)
– Panggul, Trenggalek Sumber daya Berupa psilomelan dalam bentuk lensa-lensa di antara
(Indikasi) batu kapur dan tufa.
– G. Kuncung, Tumpak- Sumber daya Terdapat di banyak tempat. Berupa pirolusit dan
telor, dan Serut, (Belum diketahui) psilomelan dalam bentuk lensa-lensa di antara batu
Trenggalek kapur dan tufa.
Kadar Mn di Gunung Kuncung 56,66%.
Kadar Mn di Gunung Tumpaktelor 49,42%.
Kadar Mn di Serut 39,00%.
Kadar Mn di Tumpak Gumaewang : 60,31%.
Kadar Mn di Gunung Prongos 59,78%.
Kadar Mn di Belih Gondangan 59,95%.
Kadar Mn di Gelang 47,19%.
Kadar Mn di Belik 54,81%.
Kadar Mn di Lempung 30,67%.
Kadar Mn di Dandah 46,76%.
Kadar Mn di Ampelgading 35,68%.
– Gunung Jambe, Blitar Sumber daya Pirolusit dan psilomelan, berupa lensa-lensa tipis di
(Belum diketahui) antara batu kapur dan tufa. Kadar Mn 6,4 – 51,1%.
– G. Puncak Asem, Blitar Sumber daya Pirolusit dan psilomelan, berupa lensa-lensa tipis di
(2.000 ton) antara batu kapur dan tufa. Kadar Mn 5,6%.
– G. Cemenung, Blitar Sumber daya Pirolusit dan psilomelan, berupa lensa-lensa tipis di
(± 54.000 ton) antara batu kapur dan tufa. Kadar Mn 47,9%.
– Kec. Wlingi, Blitar Sumber daya Kadar Mn 60 – 75%.
(± 2.000 ton)
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 247
Lanjutan ...

Lokasi Cadangan Keterangan

– Sukorejo, Tulung Sumber daya Pirolusit dan psilomelan, berupa lensa-lensa tipis di
Agung (± 500 ton) antara batu kapur dan tufa. Kadar Mn 41 – 42,1%.
– Tenggong, Tulung Sumber daya Kadar Mn 34 – 24,1%.
(± 30 ton)
– G. Rajak dan Kalirejo, Sumber daya Berupa lensa-lensa. Kadar Mn O2 50 – 90,1%
Malang (± 30.000)
– Bedug I dan II, Puger Sumber daya Pirolusit dan psilomelan, berupa lensa-lensa tipis di
Jember (± 28.000 ton) antara batu kapur dan tufa. Kadar Mn 2,1%
– Karang Bale, Puger, Sumber daya Kadar Mn 31,8 – 56,7%.
Jember (Belum diketahui)
– G. Marondon Sekunir Sumber daya Kadar Mn 13,8%.
Puger, Jembe (± 37.000 ton)
– G. Sadeng, Puger, Sumber daya Kadar Mn 18,8%.
Jember (± 180.400 ton)
Kalimantan Barat :

Lumar, Sambar Sumber daya Terdapat berupa sedimen dan urat dalam tufa yang
(± 42.7000 ton) terdiri rhodonit, rhodokrosit. Kadar Mn 14,94 – 5,42%.
Kalimantan Timur :

G. Bambu, Muara Sumber daya Hidrothermal, berupa urat-urat halus bersama mineral
Ancalong (Belum diketahui) kuarsa.
Kalimantan Selatan :

– G. Besi, Pengaron, Sumber daya Terbentuk karena proses hidrothermal dan sedimen
Martapura (± 9.000 ton) (?). Terdapat sebagai bongkahan dalam Formasi
Diabas Formir dan Serpih Pasiran. Kadar Mn 14,94 –
55,42%.
– S. Tawao, Birayang Sumber daya Hidrothermal kontak (?), berupa bongkahan.
(± 100 – 200 ton)
Nusa Tenggara Barat :

– Teluk Maja, Sumbawa Sumber daya Berupa bongkahan manganit.


(Indikasi)
– Panda, Binoa Sumber daya Terdapat bersama-sama limonit.
(Indikasi)
Nusa Tenggara Timur :

– Manggarai, Flores Sumber daya —


(Indikasi)
– Pulau Roti Sumber daya Berupa bongkah bijih besi dan konkresi bijih mangan.
(Indikasi) Kadar Mn3O4 69,1%.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 248
Lanjutan ...

Lokasi Cadangan Keterangan

Nusa Tenggara Barat :


Sumber daya Berupa bongkahan manganit.
(Indikasi)
– Panda, Binoa Sumber daya Terdapat bersama-sama limonit.

Nusa Tenggara Timur :

– Manggarai, Flores Sumber daya —


(Indikasi)
– P. Roti Sumber daya Berupa bongkah bijih besi dan konsentrasi bijih
(Indikasi) mangan. Kadar Mn3O4 69,1%.
– Sebelah Timur Kupang, Sumber daya —
Timor (Indikasi)
– Ole manenok, Sumber daya Terdapat sebagai lensa-lensa kecil pada batuan
Kupang, Timor (Indikasi)
– Tanimi, Kupang, Timur Sumber daya Ditemukan pada sungai sebelah timur Bukit Tanini.
(Indikasi)
– Sebelah Selatan Sumber daya —
Kupang, Timur
– Ikan Foti, amarasi Sumber daya Berupa bongkahan pirolusit dan nodul-nodul hasil.
(Indikasi) endapan laut dalam. Kadar MnO2 85,15%.
– Niuk Baum, Amarasi, Sumber daya Terdapat sebagai lensa-lensa. Kadar MnO2 85%.
(Indikasi)
– Moil Tobe Sumber daya Terdapat sebagai lapisan-lapisan di antara tanah lias
(± 63.800 ton) dan serpihan pasiran.
– Buleo, Timur Niki-Niki Sumber daya Berupa konkresi pada kompleks Babonaro.
(Indikasi)
– Ds. Ponudan Kaubelah, Sumber daya Berupa konkresi pada kompleks Babonaro
Barat Atapupu (Indikasi)
– Oe Ekam, Oe Baki Sumber daya —
Babuin, Kalbano, (Indikasi)
Timor Tengah
Timor Timur :

– Viqueque Sumber daya Berupa pirolisit dan manganit yang berkadar tinggi,
(Indikasi) dapat di Batukerbau Vemasse, Buibau, dan Seisal.
– Venilale Sumber daya Hasil endapan laut dalam dan berasosiasi dengan
(Indikasi) fosfat marin.
– Selatan Airucondor Sumber daya —
(Indikasi)
BAHAN GALIAN INDUSTRI 18 – 249
Lanjutan ...

Lokasi Cadangan Keterangan

Sulawesi Utara :
– Tanjung Tarowitan, Sumber daya Berupa butiran mangan yang tersebar dipermukaan
Minahasa (Belum diketahui) tanah. Kadar Mn 32,42%.
– Molosifat Sumber daya Berupa psilomelan
(Belum diketahui)
Sulawesi Tengah :

Tewangko, Tona Sumber daya Berupa psilomelan dalam bongkahan kuarsa


(Belum diketahui)
Sulawesi Selatan :

– Wonomulyo, Polewali Sumber daya Berupa bongkahan.


(± 15.000 ton)
– Liburung, Bone Sumber daya —
(Indikasi)
– Tanene, Riaja Sumber daya Terdapat dalam batu kapur dan batu lanau

(Indikasi)
Sulawesi Tenggara :

S. Rumu, Wapowaru Sumber daya Berupa bongkahan


(Belum diketahui)
Maluku :

– Kec. Laloda dan Galela Sumber daya Terdapat di daerah Supu, Pasawani, A. Pacao, A.
(Indikasi) Keretalamo, A. Salu, A. Doitia, dan A. Pitan.
Bongkahan pirolusit dan psilomelan tersebar di sungai-
sungai.
– Pulau Batanta Sumber daya Berupa psilomelan dan pirolusit yang terdapat pada
(Indikasi) batas antara urat porfir dan tufa.
– Waturen, Tj. Fatufat, Sumber daya Fragmen pirolusit terbentuk lapisan tipis (5 cm) dalam
Pulau Buru (Indikasi) batu kapur.
– Pulau Doi, Pulau Sumber daya Pirolusit dan psilomelan terdapat sebagai lapisan pada
Dongasuli Dowonggigita batas tufa. Di Pulau Doi bijih mangan tersebut dijumpai
(8.900 ton) di empat lokasi.
Dawa (65.000 ton)
Salube (7.000 ton)
Galau (10.000 ton)
– Waigeo Sumber daya Bijih mangan dijumpai bersama-sama kobal yang
(Indikasi) merupakan lapisan penutup endapan nikel.

Sumber : Direktorat Sumberdaya Mineral, Bandung, 1990.


BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 250

PASIR KUARSA
19
Oleh :M. Arifin,
Adjat Sudradjat,
Supriatna Suhala

1. PENDAHULUAN Pada umumnya, di alam, pasir kuarsa ditemukan


dengan ukuran butir bervariasi dalam distribusi
Pasir kuarsa memegang peranan cukup penting yang melebar, mulai dari fraksi halus (0,06 mm)
bagi industri, baik sebagai bahan baku utama sampai dengan ukuran kasar (2 mm).
maupun penolong. Sebagai bahan baku utama,
pasir kuarsa dipakai oleh industri semen, kaca 2.2 Mineralogi
lembaran, botol dan pecah-belah, email (enamel).
Sedangkan sebagai bahan baku penolong dipakai Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri
dalam pengecoran logam, dan industri lainnya. atas kristal-kristal silika (SiO 2 ) dan mengandung
senyawa pengotor yang terbawa selama proses
Lebih dari satu dasawarsa terakhir ini, industri hilir pengendapan. Pada umumnya, senyawa
pemakai pasir kuarsa tumbuh dan berkembang pengotor tersebut terdiri atas oksida besi, oksida
dengan pesat. Hasil pemantauan Biro Pusat kalsium, oksida alkali, oksida magnesium,
Statistik dalam kurun 1981–1993, konsumsi pasir lempung, dan zat organik hasil pelapukan sisa-
kuarsa meningkat sekitar 24,70% per tahun. sisa hewan, serta tumbuhan.

Sementara itu, hasil survei Pusat Penelitian dan Secara umum, pasir kuarsa Indonesia
Pengembangan Teknologi Mineral dalam kurun mempunyai komposisi kimia sebagai berikut :
waktu yang sama, produksi pasir kuarsa
meningkat sekitar 28,30% per tahun. Peningkatan SiO2 : 55,30 – 99,87%
produksi ini karena didukung pula oleh Fe2O3 : 0,01 – 9,14%
sumberdaya pasir kuarsa yang sangat melimpah. Al2O3 : 0,01 – 18,00,%
TiO2 : 0,01 – 0,49%
CaO : 0,01 – 3,24%
GEOLOGI MgO : 0,01 – 0,26%
K 2O : 0,01 – 17,00%
1 Mula Jadi
Sifat-sifat fisik mineral pasir kuarsa, antara lain :
Pasir kuarsa yang juga dikenal dengan nama
pasir putih merupakan hasil pelapukan batuan Warna : putih bening atau warna lain
yang mengandung mineral utama, seperti kuarsa, bergantung kepada senyawa
dan felspar. Hasil pelapukan kemudian tercuci pengotornya; misalnya, warna
dan terbawa oleh air atau angin yang diendapkan kuning mengandung Fe-oksida,
di tepi-tepi sungai, danau, atau laut. warna merah mengandung Cu-
oksida.
Di alam, pasir kuarsa ditemukan dengan kemurnian Kekerasan : 7 (Skala Mohs);
yang bervariasi bergantung kepada proses Berat jenis : 2,65;
terbentuknya di samping adanya material lain yang ikut Titik lebur : kurang lebih 1715°C
selama proses pengendapan. Material pengotor Bentuk kristal : hexagonal;
tersebut bersifat sebagai pemberi warna pada pasir Panas spesifik : 0,185; dan
kuarsa, dan dari warna tersebut dapat diperkirakan Konduktivitas
derajat kemurniannya. panas : 12 – 100°C
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 251

2.3 Potensi Cadangan Pasir Kuarsa Indonesia melalui penyelidikan udara, pemetaan geologi,
geofisika, dan lain-lain. Penyelidikan geofisika
Cadangan pasir kuarsa Indonesia cukup besar dapat menggunakan cara tahanan jenis,
dengan lokasi tersebar di 11 propinsi (Gambar 1). potensial diri, atau cara gempa.
Menurut Madiadipoera. T, dkk., jumlah cadangan
pasir kuarsa diperkirakan sekitar 4,55 milyar ton, Untuk lebih meyakinkan potensi cadangan dapat
dengan perincian 78,6 juta ton cadangan terukur, dilakukan melalui eksplorasi lanjutan, seperti
12,4 juta ton terindikasi, 21,3 juta ton tereka dan pemboran, sumur uji (test pit ), atau saluran
4,4 milyar cadangan hipotetik. (trenches). Penyelidikan ini dilakukan untuk
tempat yang berada di lembah purba, sungai,
Cadangan pasir kuarsa terbesar terdapat provinsi
danau, atau laut, karena endapan mengalami
di Sumatera Barat, yaitu sekitar 82,5% dari
pelapukan dari batuan induk, kemudian terangkut
seluruh cadangan yang ada di Indonesia.
dan terendapkan pada daerah tersebut.
Berikutnya adalah Kalimantan Barat, Jawa Barat,
Sumatera Selatan (Tabel 1).
Perhitungan cadangan dapat dilakukan dengan
Mutu cadangan pasir kuarsa di Kalimantan Selatan perkalian antara luas sebaran endapan dengan
merupakan pasir kuarsa terbaik di Indonesia, dengan rata-rata ketebalan. Rata-rata ketebalan dapat
kadar silika (SiO2) berkisar antara 98,7 – 99,9%, ditentukan dengan cara pemboran tangan, sumur
kemudian Bangka dan Belitung dengan kadar SiO2 uji, atau parit uji. Untuk luas penyebaran, panjang
antara 97,6 – 98,53%. dan lebarnya ada penambahan/pengurangan
jarak antara titik-titik lubang bor. Kemudian,
pengambilan contoh endapan untuk dianalisis
PERTAMBANGAN dalam menentukan kualitas endapan.
1 Eksplorasi
3.2 Penambangan
Eksplorasi endapan pasir kuarsa dilakukan untuk
menentukan letak, penyebaran, dan ketebalan Penambangan pasir kuarsa dapat dilakukan dengan

Gambar 1. Lokasi Endapan Pasir Kuarsa di Indonesia


BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 252
Tabel 1. Potensi Cadangan Pasir Kuarsa dan Silika di Indonesia (ton)

No. Propinsi Cadangan


Terukur Terindikasi Tereka Hipotetik Mutu SiO2
1. Sumatera Utara 225.430 – – – 84,08%
2. Riau 5.405.175 – – 85.100.000 99,51%
3. Sumatera Barat – 780.000 1.300.000 3.751.000.000 baik
4. Sumatera Selatan 59.350.653 11.575.000 10.772.110 14.951.100 87,4 – 99,68%
5. Jawa Barat 11.043.092 0 8.327.836 102.520.000 73,54 – 99,33%
6. Jawa Tengah 572.189 0 0 1.450.000 68,37 – 96,00%
7. Jawa Timur 1.168.845 0 886.737 2.725.000 89,65 – 98,8%
8. Kalimantan Barat 0 0 0 330.950.000 96,65 – 99,63%
9. Kalimantan Selatan 810.700 0 0 49.000.000 97,99 – 99,50%
10. Kalimantan Timur 0 0 0 4.000.000 belum diketahui
11. Sulawesi Selatan 0 0 0 95.530.000 90,00 – 97,17%
Total 78.576.083 12.355.000 21.286.683 4.437.226.100
Catatan : tt. = Tidak Tercatat

Sumber : T. Madiapura, dkk, Direktorat Sumberdaya Mineral, 1991

cara seluri ataupun tambang semprot, bergantung selain peralatan manual ataupun mekanis,
kepada letak dan penyebaran endapan. Tahapan tekanan air tinggi juga dapat digunakan.
penambangan meliputi pengupasan lapisan tanah
penutup, pembongkaran, pemuatan dan c. Pemuatan dan Pemangkutan
pengangkutan (Gambar 2).
Untuk mengangkut hasil pembongkaran ke unit
a. Pengupasan (Stripping) pengolahan atau penampungan (stock pile) dapat
menggunakan alat muat wheel loader, back hoe,
Pengupasan dilakukan untuk membersihkan ma-terial dredging, dan alat angkut dump truck , pikulan,
penutup dengan memakai alat manual (cangkul, gerobak, lori, dan lain-lain.
singkup, belincong, dan lain-lain), ataupun alat mekanis
(bulldoser yang dilengkapi garu tunggal/ganda, 3.3 Pengolahan
srapper, shovel, dan lain-lain).
Untuk memperoleh spesifikasi yang diinginkan
Pemilihan alat tergantung kepada kondisi perlu pengolahan/pencucian untuk
lapangan dan skala produksi tambang. Apabila menghilangkan senyawa pengotor. Pasir kuarsa
digunakan bulldoser yang dilengkapi garu, dapat langsung digunakan, misalnya untuk pasir
tahapan penambangan dapat meliputi : cetak. Namun, kadang-kadang dilakukan
penggaruan, pendorongan dan pengumpulan penggilingan untuk memperoleh ukuran yang
material tanah penutup yang dapat dimanfaatkan sangat halus seperti yang diinginkan industri
untuk menutup lubang bekas penambangan. pemakai. Secara umum, pengolahan pasir kuarsa
dapat dilihat seperti pada Gambar 3.
b. Pembongkaran

Pembongkaran dilakukan untuk membebaskan 4. PENGGUNAAN


endapan dari batuan induknya yang padat/keras. Pada
umumnya, endapan pasir kuarsa merupakan endapan Pasir kuarsa banyak digunakan di industri gelas kaca,
lepas yang mudah dibongkar, sehingga semen, bata tahap api (refraktori), pengecor-
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 253

untuk mendapatkan sifat produk gelas kaca yang


diinginkan, seperti :

– AlO3 dan B2O3 untuk menambah katahanan


terhadap kimia,

– Oksida-oksida krom, kobal, besi, atau nikel


sebagai bahan pewarna.

– Oksida belerang untuk memperbaiki proses


peleburan dalam pelembutan gelas yang
dicairkan.

Dalam industri gelas kaca, spesifikasi pasir


kuarsa yang digunakan bergantung kepada jenis
produknya. Ada empat jenis produk gelas kaca
yang beredar di pasaran, yaitu kaca lembaran,
gelas kemasan, gelas rumah tangga, gelas ilmu
pengetahuan dan keteknikan.

a. Kaca Lembaran

Di bidang konstruksi bangunan, pemakaian kaca


sudah sangat meluas terutama kaca lembaran,
kaca gelombang, kaca balok untuk keperluan
kombinasi sinar difusi, gelas fiber untuk pengatur
tata suara gedung pertunjukan, atau keperluan
lain yang membutuhkan sifat tembus cahaya atau
tembus pandang.

Gambar 2. Penambangan Pasir Kuarsa Untuk menghasilkan kaca mutu tinggi (misalnya
cermin), kaca lembaran harus dipoles rata-halus
kedua permukaannya dan mengkilap dengan
an logam, bahan baku pembuatan tegel dan mosaik cara polished plate glass, tetapi harganya mahal
keramik, bahan baku fero silikon, silikon carbida, karena membutuhkan banyak waktu dan biaya
ampelas, pasir filter, glass wool, dan lain-lain. dalam pemolesannya, walau menggunakan
mesin sekalipun. Setelah tahun 1959, ditemukan
Persyaratan pasir kuarsa yang dipakai oleh setiap kaca mutu prima dengan cara float process
industri tidak dapat ditetapkan secara pasti. Yang (proses pengambangan) dengan biaya lebih
paling utama adalah harus menjamin kemurnian rendah dari polished plate glass.
minimum dengan pembatasan pada oksida
pengotornya. Ada dua jenis kaca yang sudah diketahui, yaitu
jenis indoflot (kaca polos/bening) dan panasap
4.1 Industri Gelas dan Kaca (kaca berpola atau kaca es). Keduanya sudah
dikembangkan dengan teknik yang lebih modern
Sebagian besar formula gelas kaca yang diproduksi di PT Asahimas.
untuk komersil terdiri dari kuarsa/silika, soda dan garam
dapur. Sebagai bahan baku, pasir kuarsa merupakan Kaca Indoflot
oksida pembentuk gelas. Pada proses pembuatannya
terhadap formula gelas kaca kadang-kadang Kaca indoflot dibuat dengan cara pengambangan
ditambahkan oksida-oksida lain cairan kaca di atas cairan logam. Sifat istimewa
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 254

Pasir Kuarsa dari alam

Pencucian dengan air pada


Air cyclone/classifier/washer, Lempung dan
untuk menghilangkan lempung kotoran lain
yang dikandungnya

Scrubbing (pencucian dengan


kekentalan yang tinggi :
60 – 70% solid)

Air Pencucian pada Sisa-sisa lempung/


cyclone/classifier senyawa besi

Magnetic separator Magnetic

Pengayakan

Pasir kuarsa murni dengan


spesifikasi tertentu
Gambar 3. Pengolahan Pasir Kuarsa

yang dimilikinya adalah :


– Arsitektur interior dan eksterior rumah, perkan-
– Kedua permukaannya rata, sejajar sempurna, toran, pusat perbelanjaan dan semacamnya;
dan bebas distorsi, baik untuk bayangan – Lemari pamer dan ruang pamer (etalase);
langsung maupun dipantulkan. – Dinding kaca yang luas;
– Mebel;
– Benda yang ada dibalik kaca akan terlihat – Akuarium dan sebagainya.
terang dan jernih karena kaca ini bersifat
transparansi dan transmitansi yang tinggi. Kaca Panasap (Kaca Berpola/Es)

– Permukaan lebih berkilau daripada polished Kaca Panasap merupakan kaca warna yang dibuat
plate glass karena dipoles dengan api. dengan proses pengambangan. Warna kaca diperoleh
dengan cara memasukkan zat pewarna ke dalam
– Tebal kaca dimungkinkan sampai 19 mm cairan kaca yang sedang diproses.
dengan dimensi lebih besar sehingga
memudahkan perencanaan dinding kaca Kaca panasap dapat mengurangi panas dan silau
yang besar. cahaya yang masuk, serta mempunyai daya tembus
pandang rendah sekali yang memberi rasa nyaman
Kaca indoflot sangat cocok untuk pemakaian bagi yang ada di dalam ruangan. Kaca jenis ini sangat
sebagai berikut : cocok dipakai di daerah tropis,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 255

terutama untuk pemakaian :


Industri lainnya
– Arsitektur interior dan eksterior rumah, per-
kantoran, pusat perbelanjaan dan sejenisnya; Penggunaan gelas-kaca di bidang ilmu penge-
– Mebel; tahuan dan keteknikan secara langsung memacu
– Dinding partisi dan sebagainya. penerapan teknologi maju dalam industri gelas
kaca.
Khusus, kaca tanpa pantul (non reflektive/non-
glare) dapat digunakan untuk kaca bingkai foto. Industri mobil, pesawat terbang, motor boat
banyak menggunakan gelas kaca berteknologi
Sifat fisik, komposisi pembuatan kaca, dan tinggi, seperti kaca laminasi, kaca diperkeras,
spesifikasi kaca indoflot dan panasap, harus kaca berkawat listrik, kaca pengaman lengkung,
memenuhi persyaratan seperti pada Tabel 2 – 4. isolasi gelas fiber atau gelas fiber yang
dimanfaatkan sebagai plastik.
Gelas Kemasan
Di bidang kelistrikan, gelas digunakan untuk
Gelas kemasan digunakan untuk pengemasan penerangan, transimisi daya, perhubungan, dan
produk industri makanan dan industri farmasi. elektronika. Produk dari bidang ini adalah kaca
Untuk pengemasan makanan dan minuman dapat penghantar listrik, gelas isolator listrik, tabung
digunakan botol yang berwarna ataupun tidak sinar katoda, gelas resistor, gelas penahan sinar
berwarna ultrasonik pada radar, televisi, komputer, gelas
laboratorium, dan lain-lain.
Untuk kemasan obat-obatan diperlukan botol
yang tahan terhadap kimia, yaitu jenis botol 4.2 Industri Semen
sulfatasi dan pipa gelas jenis borosilikat untuk
ampul dan vial. Di industri semen, pasir kuarsa digunakan
sebagai bahan pelengkap untuk pembuatan
Gelas Keperluan Alat Rumah Tangga cement port-land, yaitu sebagai pengontrol
kandungan silika dalam semen yang dihasilkan.
Gelas keperluan alat rumah tangga dapat berupa
piring, mangkok, dan cangkir, termasuk gelas Jumlah pasir kuarsa yang dicampur dengan bahan
perhiasan, gelas kristal, dan gelas lainnya. baku semen lainnya bervariasi, bergantung kepada

Tabel 2. Sifat-sifat Fisik dan Mekanik Kaca

Sifat Fisik dan Mekanik Nilai-nilai


– Indeks refraksi ± 1,52
– Indeks pantulan/cahaya tegak lurus ± 4%
– Suhu pelunakan 0,2 kcal/kg°C (0 – 50°C)
– Konduksi panas 720 - 730°C
-6
– Koefesien pemuaian linier 9 – 10 x 10 /°C (suhu normal 27 – 350°C)
– Berat jenis ± 2,5
– Kekerasan 6 Derajat (skala Mohs)
2
– Modulus young 720.000 kg/cm
– Angka poisson 0,25
2
– Tegangan pecah rata-rata ± 500 kg/cm
– Ketahanan terhadap cuaca Tidak berubah

Sumber : PT IGLAS, 1992


BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 256

Tabel 3. Pasir Kuarsa untuk Pembuatan Kaca

Kaca Indoflot Kaca Panasap


Komposisi Persentase Komposisi Persentase
– SiO2 70 – 72% – SiO2 97,56%
– Al2O3 0 – 2% – Fe2O3 0,20%
– CaO 6 – 12% – Al2O3 0,68%
– MgO 0 – 4% – CaO 0,15%
– Na2O 12 – 16% – MgO 0,02%
– SO3 0,75%
– H 2O 0,65%

Sumber : PT IGLAS, 1992

Tabel 4. Spesifikasi Kaca Jenis Indoflot dan Panasap

Ketebalan Ukuran Maksimum Berat


Produk 2
Standar Toleransi Standar Spesial (kg/m )
(mm) (mm) (mm) (mm)
Indoflot 2 1,7 – 2,3 1.320 x 660 – 4,5
3 2,7 – 3,3 1.830 x 910 3.660 x 1.520 7
5 4,7 – 5,3 2.440 x 2.130 4.370 x 3.660 12
6 5,7 – 6,3 3.050 x 2.130 4.370 x 3.660 15
8 7,1 – 9,0 3.050 x 2.130 4.370 x 3.660 20
10 9,1 – 11,0 3.050 x 2.130 4.370 x 3.660 25
12 11,1 – 13,0 3.050 x 2.130 4.370 x 3.660 30
15 14,1 – 16,0 – – 37
19 17,5 – 20,5 – – 47
Panasap gray 5 4,7 – 5,3 2.440 x 2.130 – 12
Panasap bronze 6 5,7 – 6,3 3.050 x 2.130 – 15
8 7,1 – 9,0 3.050 x 2.130 – 20
10 9,1 – 11,0 3.050 x 2.130 – 25
12 11,1 – 13,0 3.050 x 2.130 – 30
Panasap dark gray 5 4,7 – 5,3 2.440 x 2.130 – 12
Panasap blue 6 5,7 – 6,3 3.050 x 2.130 – 15
Clear sheet 2 1,7 – 2,1 1.320 x 660 – 4,5
3 2,7 – 3,3 1.830 x 910 – 7
5 4,7 – 5,3 – – 15
Figure class 3 2,6 – 3,4 1.830 x 910 – 7
5 4,6 – 5,4 2.440 x 2.130 – 11
Non reflektive glass 2 1,7 – 2,1 1.220 x 910 – 4,5

Sumber : PT IGLAS, 1992


BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 257

Tabel 5. Spesifikasi Penggunaan Pasir Kuarsa di Beberapa Industri

Spesifikasi Kaca Lembaran Gelas Kemasan dan Gelas Optik


Rumah Tangga
Komposisi Kimia
– SiO2 min. 99,00 min. 98,50 min. 99,50
*)
– FeO2 maks. 0,50 maks. 0,03 maks. 0,001
– Al2O3 maks. 0,10 maks. 0,30 maks. 0,002
– CaO + MgO maks. 0,50 maks. 0,20 maks. 0,10
– Cr2O3 maks. 0,50 maks. 0,0006 maks. 0,0002

Distribusi Ukuran butir (+20 - 200 mesh)


– 14 mesh tidak ada tidak ada tidak ada
– 25 mesh maks. 1 maks. 0,5 –
– 36 mesh maks. 5 maks. 1,5 –
– -120 mesh maks. 5 – maks. 95,00
Hilang pijar pada 1.000°C maks. 0,5 maks. 0,5 maks.0,5
Kelembaban maks. 5,0 maks. 5,0 maks. 0,5

Catatan : *) Kandungan Fe-oksida untuk gelas kemasan yang tidak berwarna.


Sumber : Anim Lukman, dkk (1991), Perkembangan pasir kuarsa di Indonesia, dalam kurun 1980 - 1988,
PPTM, 1991.

kandungan silika bahan baku semen lainnya. mempermudah proses pengeringan, mengontrol,
Akan tetapi, secara umum dapat ditentukan penyusutan, dan memberi kerangka pada badan
dengan komposisi atau perbandingan 66,5 kg keramik.
pasir kuarsa untuk 1 ton produk semen.
Secara umum, keramik terdiri atas bahan anorganik
4.3 Industri Pengecoran dan Bata Tahan Api bukan logam berfasa kristalin dan/atau campuran
dengan logam yang proses produksinya memerlukan
Pasir kuarsa yang dipakai di industri pengecoran pemanasan suhu tinggi. Berdasarkan fungsi dan
berfungsi sebagai pasir cetak (casting sand) dan strukturnya, produk keramik dibagi menjadi dua tipe,
foundry. Sementara itu, di industri bata tahan api yaitu keramik konvensional dan keramik maju
pasir kuarsa merupakan bahan baku utama. (advance ceramics).
Persyaratan umum yang dipakai di kedua industri
tersebut, antara lain kandungan silika, distribusi a. Keramik Konvensional
ukuran, dan bentuk butiran (Tabel 6).
Pada umumnya, jenis ini menggunakan bahan-
4.4 Industri Keramik bahan alam yang terdiri atas fasa amorf dengan
atau tanpa diolah.
Pasir kuarsa di industri keramik digunakan
sebagai bahan mentah untuk pembuatan badan Ada dua golongan industri yang termasuk
keramik bersama-sama dengan kaolin, ball clay, keramik konvensional, yaitu :
felspar, dan lain-lain. Penggunaan yang utama
adalah sebagai bahan keramik saniter. – Industri keramik berat yang terdiri atas industri
semen, mortar, refraktori, abrasif, dan industri
Pasir kuarsa dipakai karena mempunyai sifatnya khusus.
yang baik untuk bahan pengurus sehingga
– Industri keramik halus, yaitu gerabah/keramik
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 258

Tabel 6. Pasir Kuarsa untuk Pengecoran dan Bata Tahan Api (Refraktori)

Pengecoran Bata Tahan Api (Refraktori)


Komposisi Komposisi
– SiO2 min. 90% SiO2 min. 95,00%
– Na2 + K2O maks. 2% Al2O3 maks. 1,00%
– Fe2O3 maks. 1,5 Na2O3 maks. 0,30%
K 2O maks. 0,30%
TiO2 maks. 0,30%
Distribusi Ukuran Butir Distrribusi Ukuran Butir
– Kasar (-30 + 70 mesh) 35% Kasar 3,35 – 0,50 mm
– Sedang (70 mesh) 30% Sedang 0,50 – 0,18 mm
– Halus (-70 + 200 mesh) 35% Halus >0,18 mm
Bentuk Butiran Sub-angular Bentuk butiran agak bersudut

Sumber : Anim Lukman, dkk [3], PPTM, 1991

hias, ubin lantai dan dinding, saniter, yang memberi bentuk kekuatan, dan glasir sebagai
peralatan makan-minum (table ware), isolator penutup badan sehingga tampak lebih indah, menarik,
listrik, alat dapur, keramik teknik, lampu pijar, dan mudah dibersihkan. Persentase penggunaan pasir
botol dan gelas. kuarsa dalam keramik tergantung dari jenis badan
keramik yang dibuat (Tabel 7).
b. Keramik Maju
Pasir kuarsa memiliki peranan penting sebagai
Industri keramik maju di Indonesia belum ada. Bahan pembentuk badan keramik karena mempunyai fungsi
yang digunakan merupakan bahan baku artifisial murni sebagai pengendali sifat pasir kuarsa dalam keadaan
yang mempunyai fasa kristalin. Produk keramik maju mentah dan setelah dibakar. Sebagai pengendali, pasir
dipasarkan di dunia, antara lain : kuarsa harus memenuhi persyaratan standar seperti
pada Tabel 8.
– Zirkonia dan sialon untuk industri otomotif (blok
mesin, gear), mata pisau dan gunting; 4.5 Industri Lainnya

– Barium titanat untuk industri elektronika Beberapa kegunaan pasir kuarsa dalam industri
(sebagai kapasitor, resistor); lain, yaitu :

– Keramik nir-oksida (Zirkon nitrida, magnesium – Bahan pengisi (filler) dalam industri cat.
nitrida, silikon karbida, silikon nitrida) – Bahan pengeras dalam industri karet.
digunakan untuk high technology kiln – Bahan ampelas dalam industri gerinda.
furniture, cutting tools, komponen mesin, alat – Bahan penghilang karat dalam industri logam
ekstraksi dan pengolahan logam; (sand blasting).
– Bahan penyaring (sand filter) dalam industri
– Fibre optic di industri telekomunikasi, penjernihan air (water treatment).
penerangan, gedung pencakar langit dan – Bahan baku pembuatan ferro silicon carbide.
tenaga surya.
5. PERKEMBANGAN DAN PROSPEK
Badan keramik terdiri atas dua bagian, yaitu badan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 259

Tabel 7. Persentase Penggunaan Bahan Pasir bersangkutan. Sebagian besar produksi pasir
Kuarsa untuk Badan Keramik kuarsa berasal dari hasil tambang yang berada di
Jawa Barat (umumnya dimiliki oleh industri se-
men) dan Belitung, yang tahun 1993 mencapai
Bahan Jumlah Pasir Kuarsa (%) sekitar 71,6% dan 21,52% (Tabel 9).
Stone Ware
Amerika 30 Dalam kurun 1981 – 1993, jumlah produksi pasir
Eropa 25 kuarsa Indonesia mengalami peningkatan
Saniter dengan laju pertumbuhan tahunan sebesar
18,04%, dan pada tahun 1993 telah mencapai
Amerika 30 1,28 juta ton. Jumlah produksi ini tidak termasuk
Eropa 25 dari perusaha-an tanpa izin.
Porselin
Pemakai Lokal 20,7 – 32,2 Industri semen merupakan pemakai utama pasir
Hotel Ware 19,6 – 27,0 kuarsa, yaitu sekitar 74,4% dari seluruh jumlah
Barang Tahan Panas 12,3 – 23,0 konsumsi. Berikutnya adalah industri gelas dan
Semi Porselin 10 – 20 barang dari gelas (11,4%), kaca lembaran (9,9%),
dan sisanya oleh industri barang dari semen,
Bone China 3 – 14 logam/pengecoran logam, keramik-porselain, dan
industri kimia.
Sumber : Kajian Keramik, PPTM, 1994
Perkembangan konsumsinya dalam kurun yang
sama, juga meningkat dengan laju pertumbuhan
tahunan sebesar 11,63 %, yaitu dari sebesar
5.1 Perkembangan Pasir Kuarsa Indonesia 623,5 ribu ton tahun 1981 meningkat sekitar
133,86 % pada tahun 1993 (Tabel 10).
Sampai dengan tahun 1992, perusahaan
pertambangan pasir kuarsa yang terlibat sekitar 35 Sementara itu, ekspor pasir kuarsa dimulai tahun 1977.
buah perusahaan, yang sebagian besar terdapat di Walaupun laju pertumbuhan tahunan ekspor menaik,
Belitung, Jawa Barat, dan Jawa Timur. tetapi perkembangannya berfluktuasi (Tabel 10).
Negara tujuan ekspor pasir kuarsa adalah Jepang,
Data produksi pasir kuarsa yang dipunyai oleh Korea Selatan dan Taiwan.
industri semen tidak tercatat secara resmi, dan
diperkirakan seluruhnya dipakai oleh yang Walaupun produksi pasir kuarsa dan silika cukup
besar, beberapa perusahaan pemakai masih

Tabel 8. Persyaratan Silika (Kuarsa) untuk Bahan Pembentuk Rangka Keramik

Unsur SII 1281 – 85 atau Persyaratan Silika untuk Keramik di Jepang


SNI 1026 – 89 (%) Table ware 1) Ubin
Novelties
SiO2 =97,00 min. >98% >98% >98%
Al2O3 1,00 maks. <1% <0,5% <0,5%
CaO 1,50 maks. Jejak Jejak <0,2%
Fe2O3 0,40 maks. Jejak <0,1%
MgO – Jejak <0,2% –
K 2O – <1,0% 0,8% –
Na2O – >1,0% – –
TiO2 – – – –

arca, vas dan barang seni lainnya


Tabel 9. Produksi Pasir Kuarsa Menurut Propinsi, 1981 – 1993
(Ribuan ton)
No. Provinsi 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993

1. Sumatera Utara 1,10 4,00 10,46 6,85 6,94 7,15 2,84 5,80 6,85 7,12 7,39 8,72 9,67
2. Riau 3,81 6,91 19,67 – – – – – – – – – –
3. Sumatera Barat 64,77 142,7 94,13 86,83 87,05 90,61 91,77 100,07 118,18 122,84 127,50 150,43 166,91
4. Lampung 1,48 1,18 – – – – – – – – – – –
5. P. Bangka 5,34 14,72 17,04 26,12 23,94 21,79 4,57 4,02 4,75 4,93 5,12 6,04 6,71
6. P. Belitung 99,59 104,29 80,90 62,83 84,70 69,78 52,55 125,12 147,76 153,59 159,42 188,09 208,70
7. Jawa Barat 229,47 660,85 115,45 405,90 557,69 671,31 753,19 472,97 558,56 580,60 602,63 711,01 788,90
8. Jawa Tengah 18,13 11,01 2,24 1,34 1,26 8,15 1,79 – 2,1 1,9 2,3 2,6 2,96
9. Jawa Timur 24,26 31,69 9,53 14,10 3,81 4,14 6,62 0,17 0,20 0,21 0,22 0,26 0,28
10. Kalimantan Timur – 10,3 22,80 24,68 – – – – – – – – –
11. Kalimantan Barat – – – – 3,71 – – – – – – – –

19 – 260
12 Kalimantan Selatan 2,02 32,63 28,65 31,14 43,84 56,09 55,97 58,17 68,70 71,41 74,12 87,45 97,03

Total 449,96 1.010 400,87 659,81 813,01 933,13 969,30 766,63 907,1 941,7 978,7 1.155 1.281
BAHAN GALIAN INDUSTRI
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 261
Tabel 10. Konsumsi, Ekspor dan Impor Pasir Kuarsa Indonesia, 1981 – 1993

(Ribu ton)
Jenis Industri
Barang Gelas Kaca Keramik dan Kimia
Tahun Semen dari dan Lembaran Porselain Logam Pokok Lain Total Ekspor Impor
Semen Sejenisnya
1981 482,4 14,64 54,56 58,04 6,42 0,85 0,10 6,59 623,6 12,55 tt
1982 525,1 4,79 81,40 56,97 7,67 4,97 4,47 6,36 691,7 15,96 0,80
1983 573,1 4,83 99,92 64,47 6,18 2,37 3,04 16,22 770,2 46,30 0,68
1984 623,5 3,57 30,00 70,92 4,26 4,77 1,26 1,74 740,0 28,20 0,50
1985 705,7 6,40 113,03 110,03 9,15 21,63 9,92 2,82 978,7 20,35 1,47
1986 792,6 7,80 151,58 114,87 11,36 18,99 14,96 6,00 1.118,2 36,90 2,39
1987 829,1 7,32 141,38 128,71 5,70 12,36 17,01 4,02 1.145.6 16,96 0,53
1988 856,9 13,45 221,01 131,02 7,88 19,27 19,34 4,26 1.273,2 24,80 0,90
1989 916,9 13,99 223,22 132,33 8,26 19,66 19,73 4,43 1.338,6 6,67 1,46
1990 981,1 14,55 225,45 133,65 8,43 20,05 20,12 4,61 1.408,0 18,65 4,27
1991 1.049,8 15,13 227,71 134,99 8,60 20,45 20,52 4,79 1.482,0 14,28 13,49
1992 1.123,3 15,73 229,98 136,34 8,77 20,86 20,93 4,98 1.560,9 12,16 9,87
1993 1.201,9 16,36 232,28 137,70 8,94 21,28 21,35 5,18 1.564,0 13,22 5,21

Sumber : Statistik Industri Bag. II, 1981-1993, Biro Pusat Statistik.

menggunakan pasir kuarsa impor; terutama kuarsa domestik. Demikian juga dengan harga
dipakai sebagai sand blasting pada pengecoran ekspor dan impor (Tabel 11).
logam, yaitu untuk membuang karat pada pipa.
Harga pasir kuarsa dalam negeri sangat bervariasi,
Sama halnya dengan ekspor, perkembangan impor bergantung kepada kualitas bahan yang dipakai dan
pasir kuarsa berfluktuasi cukup tinggi, tetapi jumlahnya biaya angkut, tetapi secara umum, perkembangan-nya
sedikit dibandingkan total konsumsi. Jepang, Australia, cenderung menaik. Demikian juga perkem-bangan
dan Jerman merupakan negara pemasok pasir kuarsa harga kuarsa ekspor, tahun 1985 sebesar 7,08 dolar
Indonesia. AS/ton, dan tahun 1993 sebesar 23,05 dolar AS/ton.
Sebaliknya, harga pasir kuarsa impor menurun. Pada
Sementara itu, mengingat lebih dari 90 % konsumsi tahun 1985 harganya sekitar 303,72 dolar AS, dan
pasir kuarsa ini berasal dari dalam negeri, maka harga tahun 1989 turun menjadi 218 dolar AS per tonnya.
satuan yang dihitung dianggap harga pasir Tingkat harga pasir kuarsa impor lebih tinggi

Tabel 11. Harga Pasir Kuarsa Ekspor, Impor dan Beberapa Industri Pemakai, dan, 1985 – 1993

Jenis Industri (000 Rp/ton)


Tahun Ekspor Impor Barang Gelas dan Kaca Keramik Logam Kimia
$ AS/ton $ AS/ton Semen dari barang dan dan
Lembaran Pokok
Semen dari gelas Porselain Pengecoran
1985 7,08 303,72 8,44 23,37 19,02 20,03 32,94 23,82 37,00
1986 10,03 275,20 9,90 24,13 20,90 21,00 30,14 18,12 41,24
1987 9,80 230,21 10,28 23,01 21,58 60,94 64,22 25,75 41,89
1988 10,94 179,81 12,89 27,39 21,18 62,04 30,62 20,00 42,55
1989 12,73 218,11 17,40 28,49 21,98 63,16 31,11 19,17 43,22
1990 14,77 230,37 18,62 29,63 22,86 64,42 31,73 20,04 44,08
1991 17,13 180,03 19,92 30,81 23,77 65,71 32,37 20,44 44,97
1992 19,87 217,90 21,32 32,04 24,72 67,03 33,01 20,85 45,87
1993 23,05 230,32 22,81 33,32 25,71 68,37 33,67 21,27 46,78
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 262

daripada harga konsumsi dan ekspor. mm), kaca berpola (3 – 5 mm), dan kaca new sun pitro
(3 – 10 mm). Laju pertumbuhan tahunan produk-si
5.2 Perkembangan Industri Pemakai Pasir kaca lembaran dalam Pelita IV adalah 20,26%.
Kuarsa
Kecuali kacamata, kebutuhan kaca lembaran domestik
a. Industri Kaca Lembaran telah terpenuhi dari produksi dalam negeri, dengan
pertumbuhan selama Pelita IV adalah sekitar 8,61%.
Pada akhir Pelita IV ada empat pabrik kaca lem-baran Sedangkan dalam Pelita V Departemen Perindustrian
swasta nasional dengan kapasitas terpasang sebesar memperkirakan kenaikan konsumsi sebesar 15%/
341.120 ton/tahun. Metode yang dipakai adalah proses tahun (Tabel 13).
pengambangan (float process) yang dapat Pangsa pasar kaca lembaran akhir Pelita IV adalah
memproduksi kaca lebih baik dan dapat bersaing di Jawa (79,01%), Sumatera (14,44%), Kalimantan
pasaran luar negeri daripada dengan proses tarik atau (3,01%), dan daerah lainnya (3,54%). Sementara itu,
fourcault process. ekspor kaca lembaran dimulai akhir Pelita III (1.352
ton) dan pada akhir Pelita IV telah mencapai 118.388
Lokasi pabrik lebih mengutamakan pada orientasi ton. Negara tujuan ekspor adalah Jepang, Australia,
pasar, jumlah penduduk yang besar dan pertumbuhan Korea, Singapura, Amerika Serikat, Kanada, Eropa,
ekonomi yang relatif tinggi, seperti di Jakarta, Jawa dan Timur Tengah.
Timur, Jawa Tengah, dan Medan (Tabel 12).
Adanya kenaikan ekspor disebabkan oleh
Salah satu dapur pabrik berkapasitas 36.120 ton/ tahun beberapa pabrik di negara Australia, Filipina, dan
telah melakukan memodifikasi proses fourcault menjadi Taiwan saat itu masih mengadakan perbaikan.
rolled-out yang dapat menghasilkan kaca jenis New Gambaran industri kaca lembaran di negara
Sun Pitro untuk ekspor. Produk kaca lembaran terdiri ASEAN/ASIA, dapat dilihat pada Tabel 14.
atas kaca polos dengan tebal 2 – 19 mm, kaca warna Pengembangan selanjutnya adalah melaksanakan
(2 – 19 pembangunan pabrik dengan kapasitas 1,29 juta

Tabel 12. Perkembangan Kapasitas dan Produksi Kaca Lembaran dalam Pelita IV (Ribu ton)

Nama Perusahaan Status 1984/85 1985/86 1986/87 1987/88 1988/89


PT Asshahimas Flat Glass Kapasitas 198,1 198,1 198,1 156,1 156,1
Co. Ltd. Jakarta (PMA) Produksi 152,1 182,2 189,2 150,3 136,9
Ekspor 10.666 9.213 15.763 44.737 56.072
PT Purnomo Sejati Kapasitas – – – 150,0 150,0
Industrial Ltd. Jawa Timur Produksi – – – 105,0 151,8
(PMDN) Ekspor – – – 3.250 62.316
PT Abdi Rakyat Bakti Kapasitas – – – 15,0 15,0
Medan (PMDN) Produksi – – – – 13,3
Ekspor – – – – –
PT Tensindo,Semarang Kapasitas – – – 20.0 20,0
(PMDN) Produksi – – – – 10,7
Ekspor – – – – –
Total Kapasitas 198,1 198,1 198,1 341,1 341,1
Produksi 152,1 182,2 189,2 255,3 312,7
Ekspor 10.666 9.213 15.763 47.987 118.388

Sumber : PT. Asahimas


BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 263

Tabel 13. Kebutuhan Kaca Lembaran dalam Pelita IV dan V

(ribu ton)
Tahun Kebutuhan LP (%) Tahun *) LP (%)
Kebutuhan
1984/86 140,1 – 1989/90 205,8 –
1985/86 157,3 12,25 1990/91 236,7 –
1986/87 179,2 13,97 1991/92 272,1 –
1987/88 184,5 2,93 1992/93 313,0 –
1988/89 194,2 5,28 1993/94 359,9 –

*)
proyeksi Departemen Perindustrian

Tabel 14. Gambaran Industri Kaca Lembaran di Beberapa Negara di ASIA, 1990 – 1994
ton
No. Negara 1994

1. Malaysia +
Kapasitas 81.000 81.000 81.000 125.000 260.000
Pemanfaatan kapasitas 81.000 81.000 81.000 116.200 228.600
Konsumsi dalam negeri 50.300 59.500 63.000 70.000 90.000
+/- 30.700 21.500 18.000 46.200 138.600
Harga/ton
– DN 682 682 682 682 682
– Ekspor (FOB) 385 685 385 385 385
Thailand
Kapasitas 168.000 247.000 262.000 329.500 329.500
Pemanfaatan kapasitas 168.000 231.200 251.100 314.500 322.750
Konsumsi dalam negeri 168.000 188.500 209.000 233.000 260.000
+/- – 42.700 42.700 42.100 81.500
Harga/ton
– DN 594 594 594 594 594
– Ekspor (FOB) – – – – –
3. Pilipina +
Kapasitas – 98.500 111.000 124.000 124.000
Pemanfaatan kapasitas – 98.500 108.500 120.150 122.700
Konsumsi dalam negeri – 50.000 59.000 66.000 73.000
+/- – 48.500 49.500 54.150 49.700
Harga/ton
– DN 620 620 620 620 620
– Ekspor (FOB) – – – – –
4. Taiwan +
Kapasitas 300.000 327.000 413.000 447.000 447.000
Pemanfaatan kapasitas 300.000 321.600 393.100 431.600 443.600
Konsumsi dalam negeri 224.000 251.500 275.500 301.500 337.000
+/- 76.000 70.100 117.600 130.100 106.600
Harga/ton
– DN 730 730 730 730 730
– Ekspor (FOB) 592 592 592 592 592
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 264

No. Negara 1994

Korea
Kapasitas 480.000 632.500 766.000 804.000 804.000
Pemanfaatan kapasitas 480.000 602.000 724.050 783.050 800.200
Konsumsi dalam negeri 445.000 536.500 581.000 628.000 678.000
+/- 35.000 65.000 143.050 155.050 122.200
Harga/ton
– DN 560 560 560 560 560
– Ekspor (FOB) – – – – –
6. China
Kapasitas 1.491.500 1.639.000 1.945.000 2.042.000 2.144.000
Pemanfaatan kapasitas 1.491.500 1.609.200 1.869.050 1.992.000 2.133.900
Konsumsi dalam negeri 1.431.000 1.501.000 1.600.000 1.717.000 1.834.000
+/- 60.500 108.500 269.050 275.000 279.900
Harga/ton
– DN – – – – –
– Ekspor (FOB) 277 277 277 277 277
7. Indonesia
Kapasitas 481.120 481.120 951.120 971.120 971.120
Pemanfaatan kapasitas 402.240 467.120 725.785 920.120 969.120
Konsumsi dalam negeri 236.660 272.150 312.970 359.915 395.906
Ekspor 133.660 175.600 194.000 337.200 663.050
+/- 133.660 175.600 194.000 337.200 663.050
Harga/ton
– DN 426 426 426 426 426
– Ekspor (FOB) 400 400 400 400 400

Sumber : Laporan Ekonomi Bahan Galian Industri No. 124, PPTM.

ton/tahun yang izinnya telah terbit (Tabel 15). Sampai dengan tahun 1993, kapasitas produksi
industri keramik di Indonesia dengan pesat,
b. Perkembangan Industri Semen terutama floor tile, wall tile, dan alat makan-
Produsen semen di Indonesia sampai saat ini minum (table ware).
berjumlah 10 perusahaan dengan produksi semen
berbagai tipe, yaitu 5 (lima) di P. Jawa dan 5 (lima) di
Industri keramik table ware mempunyai kapasitas
luar Jawa. Kontribusi pabrik semen yang berlokasi di P.
terpasang 686 juta buah/tahun. Sekitar 70 – 75%
produk keramik tersebut dikonsumsi di dalam
Jawa mencapai 72,35% dari total produksi semen
negeri dan sisanya diekspor.
Indonesia, yaitu dari PT Semen Cibinong, PT
Indocement Tunggal Perkasa, PT Tridaya Manunggal
Perkasa Cement, PT Semen Nusantara dan PT Semen
Pabrik keramik saniter ada tiga buah (TOTO, KIA
Gresik.
Standard, dan INA), dengan kapasitas produksi 2
juta buah/tahun. Kebutuhan keramik di dalam
Peningkatan konsumsi pasir kuarsa tidak terlepas dari negeri telah dapat dipenuhi oleh ketiga pabrik
semakin tingginya kebutuhan semen di dalam negeri tersebut, meskipun ada, produk saniter dari
dan ekspor, terutama digunakan untuk perumahan, manca negara jumlahnya sedikit.
pembuatan jalan untuk tanah berawa.
Industri keramik gelas-botol/rumah tangga, lampu
c. Perkembangan Industri Keramik pijar dan isolator kapasitas produksinya masing-
masing sebesar 130.000 ton, 120.000 ton, dan 13
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 265
Tabel 15. Perluasan dan Pembangunan Proyek Baru Pabrik Kaca

No. Nama Perusahaan Kapasitas Selesai


(ton/Tahun) (Tahun)
1. Perluasan PT Abdi Rakyat Bakti,Medan 120.000 Desember 1990
2. Pembangunan PT Tensido, Semarang, Tahap II 20.000 1990
Tahap III 20.000 1993
3. Pabrik baru PT Astraguard, Serang 190.000 Juli 1993
4. Perluasan PT Asahimas Flat Glass Co. Ltd 150.000 Juli 1992
5. Perluasan PT Tensindo, Kendal 130.000 Desember 1992
6. Pabrik baru PT Mulia Glass, Bekasi 150.000 Awal 1992
7. Pabrik baru PT Hanindo Glass Industry, Semarang 160.000 Juli 1993
8. Pabrik baru PT Indo Glass Era Cipta Industries, Serang 200.000 Juli 1993
9. Pabrik baru PT Perkasa Sheet Glass Industries, Serang 150.000 Juli 1993

ribu ton/tahun. Prospek dan Peluang Industri Pemakai


Pasir Kuarsa di Indonesia
Produk keramik yang diekspor terdiri atas jenis keramik
refraktori, bangunan, saniter, dan rumah tangga. Dalam Perkembangan konsumsi pasir kuarsa di masa
hal lain, impor keramik dilakukan untuk perlengkapan mendatang diperkirakan akan ditentukan oleh
laboratorium dan alat-alat pertanian yang berasal dari perkembangan industri-industri tersebut. Jumlah
Jepang, Singapura, Tai-wan, Jerman, Italia, Spanyol, penduduk yang besar juga merupakan potensi
dan negara lainnya. pasar yang dapat diharapkan untuk produk-
produk industri. Industri keramik pun mempunyai
5.3 Prospek dan Peluang Industri Pemakai peluang yang cukup baik dengan semakin
Pasir Kuarsa Indonesia beragamnya produk-produk yang dihasilkannya.

Prospek Keberadaan Pasir Kuarsa di Meskipun demikian, untuk memasok pasir kuarsa
Indonesia untuk industri semen dan kaca lembaran di In-
donesia diperkirakan akan mengalami berbagai
Selama tingkat harga domestik lebih rendah dari kendala yang berarti. Hal ini disebabkan oleh
harga impor, maka prospek pengusahaan selama ini industri tersebut kebanyakan memiliki
pertambangan pasir kuarsa dilihat dari sisi pengusahaan pertambang-an pasir kuarsa sendiri
sumber dayanya cukup cerah. Jumlah cadangan untuk kebutuhan industrinya.
saat ini tidak kurang dari 4,5 milyar ton.
Peluang pengusaha-an pertambangan lebih
Sementara itu, prospek pasir kuarsa untuk tujuan ditujukan untuk memasok industri di luar industri
ekspor diperkirakan kurang begitu baik. Salah tersebut, misalnya industri keramik, water treat-
satu kendalanya adalah daya saing pasir kuarsa ment, tabel ware dan sebagainya.
yang kuat dari negara lain, khususnya Malaysia
dan Australia sebagai pengekspor utama pasir Prospek Pasir Kuarsa di Industri Semen
kuarsa ke Jepang.
Menurut Departemen Perindustrian, proyeksi
Untuk itu, adanya perluasan kapasitas produksi kapasitas produksi semen sampai tahun kedua
industri terkait di dalam negeri lebih ditekankan Pelita VI sekitar 25,8 juta ton dan mulai tahun
untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. 1995 diperlukan paling sedikit 1,8 juta ton pasir
Sementara itu, orientasi ekspor lebih ditekankan kuarsa per tahun. Sementara itu, pada akhir pelita
kepada produk industri daripada bahan baku. VI (1998/99) proyeksi kapasitas produksi semen
sebesar 34,3 juta ton dengan kebutuhan pasir
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 266

kuarsa sekitar 2,4 juta ton/tahun. sehingga dalam Repelita VI dan VII keadaan
pemasokan dan permintaan kaca lembaran
Adanya gejolak kenaikan harga semen portlan di masih cukup mantap (Tabel 16).
Indonesia akan berakibat terhadap naiknya harga
jual rumah murah mengakibatkan naiknya laju Berdasarkan posisi industri kaca lembaran pada
inflasi di Indonesia. akhir Pelita V dan proyeksi pengembangannya,
pada Pelita VI perlu kebijaksanaan :
Sebagai alternatif pemecahannya adalah dengan
menaikkan kapasitas terpasang pabrik semen yang – Realisasi perluasan dan pengembangan pabrik
telah ada, atau mendirikan pabrik semen baru di kaca lembaran baru seperti pada Tabel 16.
daerah yang belum mempunyai pabrik. di samping itu,
penetapan HPS yang lebih menguntungkan produsen – Penggunaan proses pengambangan yang
diharapkan dapat menarik minat investor baru atau sesuai perkembangan teknologi dewasa ini.
bekerja sama dengan investor semen yang sudah ada
yang memerlukan bantuan dana dalam menaikkan – Mendorong pengembangan industri-industri
kapasitas produksi. substitusi bahan baku impor untuk memper-
kecil ketergantungan terhadap impor.
Dalam Pelita VI, pemerintah menargetkan
membangun 500 – 600 ribu unit rumah – Di masa mendatang lokasi pabrik kaca lembar-
sederhana dan sangat sederhana. Target tersebut an diharapkan dapat didirikan di Provinsi-
akan terwujud seandainya pasokan dan harga provinsi lain yang potensial.
semen cukup mendukung. Untuk bangunan RS
dan RSS meskipun menggunakan semen tipe II Beberapa kendala yang harus diantisipasi dalam
jenis campuran, harganya masih cukup tinggi. upaya peningkatan ekspor kaca lembaran di
masa mendatang.
Sementara itu, jumlah penduduk Indonesia pada
tahun 2000 diperkirakan sekitar 214 juta jiwa – Hampir semua negara tujuan ekspor memiliki
dengan sendirinya kebutuhan perumahan akan industri kaca lembaran.
semakin meningkat.
– Negara pesaing ekspor telah banyak
Dengan dibangunnya infra struktur di Indonesia, menambah kapasitas produksinya.
seperti jalan tol, perumahan, perkantoran dan
bangunan lainnya jelas akan memerlukan – Biaya transportasi ekspor cukup tinggi.
pasokan semen yang cukup banyak.
– Impor bahan baku/penolong untuk keramik
Prospek Pasir kuarsa di Industri Kaca Lembaran kecuali pasir kuarsa masih dominan (70%),
sehingga biaya produksi tinggi.
Kebutuhan kaca lembaran erat kaitannya dengan
perkembangan pembangunan perumahan, Prospek Pasir Kuarsa di Industri Keramik
gedung, kantor, dan lain-lain. Di Industri otomotif,
perkembangan kaca lembaran sebagai bahan Produk keramik yang mungkin dapat bersaing di
baku utama industri kaca pengaman diperkirakan pasaran luar negeri yaitu : table ware (jenis
juga akan meningkat. Kebutuhan kaca lembaran porselain), tiles, kerajinan keramik (novelties),
saat ini adalah untuk perumahan/gedung (65%), refraktori, dan isolator.
kaca mobil (5%), mebel (12%), kaca muka (6%).
Sementara itu, berkembangnya perumahan dan makin
Departemen Perindustrian memperkirakan bahwa mantapnya pendapatan penduduk Indone-sia telah
kenaikan permintaan pasir kuarsa pada Repelita VI mendorong masyarakat untuk memiliki produk-produk
akan mencapai sebesar 10,0% (579.600 ton) dan pada tersebut. Berdasarkan hal tersebut, investasi modal
Repelita VII sebesar 7,5 % per tahun (832.155 ton). masih akan terus berlanjut dan produk keramik pun
Untuk mencapai jumlah tersebut perlu pemanfaatan akan terus meningkat, sehingga kebutuhan terhadap
kapasitas produksi kaca 100%, pasir kuarsa pun akan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 267
Tabel 16. Perkiraan Persediaan dan Permintaan Kaca Lembaran pada Repelita VI dan VII

ton

Repelita VI 1994/95 1995/96 1996/97 1997/98 1998/99


KNT
– Eksisting Unit 1.631.120 1.631.120 1.631.120 1.631.120 1.631.120
– Tambahan Kapasitas – – – – –
– Jumlah 1.631.120 1.631.120 1.631.120 1.631.120 1.631.120
Permintaan/Kebutuhan
– Dalam Negeri 395.906 435.496 479.045 526.950 579.645
– Ekspor 696.450 736.500 736.500 736.500 736.500
– Jumlah 1.092.356 1.171.996 1.215.545 1.263.450 1.316.145
– Kapasitas Pabrik 1.544.120 1.631.120 1.631.120 1.631.120 1.631.120
– Kelebihan/Kekurangan 451.764 459.124 415.575 386.670 314.975
Repelita VII 1999/2000 2000/01 2001/02 2002/03 2003/4
KNT
– Eksisting Unit 1.631.120 1.631.120 1.631.120 1.631.120 1.631.120
– Tambahan Kapasitas – – – – –
– Jumlah 1.631.120 1.631.120 1.631.120 1.631.120 1.631.120
Permintaan/Kebutuhan
– Dalam Negeri 631.118 669.852 720.091 774.098 832.155
– Ekspor 736.500 736.500 736.500 736.500 736.500
– Jumlah 1.367.618 1.406.352 1.456.591 1.510.598 1.568.655
– Kapasitas Pabrik 1.631.120 1.631.120 1.631.120 1.631.120 1.631.120
– Kelebihan/Kekurangan 271.502 224.768 174.529 120.522 62.465

bertambah besar. tersebar di 16 provinsi, yang terbesar di antaranya


72,76% di Sumatera Barat, 11,91% di Sumatera
Walaupun perusahaan keramik bergantung Utara, dan 9,23% di Kalimantan barat.
kepada permintaan domestik, diperkirakan ada
delapan perusahaan yang mempunyai potensi Dengan meningkatnya permintaan semen secara
untuk dikembangkan menjadi perusahaan ekspor. langsung memerlukan pasir kuarsa sebagai salah satu
Untuk tujuan tersebut perlu keterkaitan sektor bahan baku utama pembuatan semen. Departemen
hulu-hilirnya, melalui perbaikan kualitas, Perindustrian memproyeksikan bahwa kebutuhan pasir
produktivitas dan pemasaran. kuarsa di tahun 2.000 akan mencapai 2,4 juta ton,
sementara pada tahun 1993 kebutuhan pasir kuarsa
Industri Lainnya adalah 1,56 juta ton.

Perkembangan konsumsi pasir kuarsa di industri Untuk itu, adanya kemungkinan perluasan
logam, kimia pokok, bata tahan api diperkirakan kapasitas produksi industri lebih ditekankan untuk
cenderung sedikit menaik, dan diharapkan memenuhi kebutuhan domestik. Sementara itu,
perkembangan industri ini akan semakin baik. orientasi ekspor lebih ditekankan kepada produk
industri daripada ekspor bahan baku, karena
peluang pasir kuarsa untuk tujuan ekspor akan
6. PENUTUP bersaing dengan negara Malaysia dan Australia.

Potensi sumber daya pasir kuarsa di Indonesia Yang paling berpeluang adalah industri semen
cukup besar dengan cadangan diperkirakan tidak
kurang dari 4,48 milyar ton. Keberadaannya
BAHAN GALIAN INDUSTRI 19 – 268

dan keramik (table ware, saniter, wall tile, dan Anonim, Kompilasi Informasi Endapan Bahan Galian
keramik hias). Sementara itu, untuk ekspor kaca Industri di Indonesia, Bag. 1, Pusat
lembaran akan terdapat kendala-kendala, karena Pengembangan Teknologi Mineral, DJPU,
hampir semua negara tujuan ekspor dalam kurun Departemen Pertambangan dan Energi, 1986.
1981 – 1993 memiliki pabrik kaca lembaran yang
saat ini telah menambah kapasitas produksinya. Anonim, Statistik Perdagangan Luar Negeri, Ekspor
Selain itu, biaya transportasi yang cukup tinggi di dan Impor, Menurut Jenis Barang dan Negara
samping masih dominannya (± 70%) bahan baku Asal, Biro Pusat Statistik, Jakarta, 1980
penolong untuk pembuatan kaca lembaran. – 1994.

Selain industri semen, industri kaca lembaran dan Anonim, Kajian Keramik, Pusat Penelitian dan
keramik sebagai salah satu pemakai pasir kuarsa Pengembangan Teknologi Mineral, 1994.
yang cukup banyak mempunyai peluang untuk
meningkatkan produk. Demikian juga dengan Groudev S.N. and Groudeva V.I., Iron From
industri lainnya, walaupun peningkatannya Quartzands : a Microbial Approach, Industrial
diperkirakan relatif sedikit. Minerals, 1986.

Semakin pesatnya pembangunan di luar Pulau Harta Haryadi, Mineral dalam Gelas dan Kaca,
Jawa, akan berpengaruh terhadap perpindahan Pusat Penelitian dan Pengembangan
penduduk dari Pulau jawa. Oleh karena itu, dalam Teknologi Mineral, 1995.
upaya memenuhi permintaan produk industri di
atas perlu diupayakan pendirian pabrik semen Madiadipoera T., dkk., Bahan Galian Industri di
dan kaca lembaran di Provinsi-provinsi yang Indonesia, Direktorat Jenderal Geologi dan
potensial dengan kualitas bahan yang cukup Sumberdaya Mineral, Direktorat Sumberdaya
memadai, misalnya Sulawesi (Ujungpandang) Mineral, 1990.
dan Kalimantan Barat atau Kalimantan Selatan.
Pendirian pabrik diperuntukan terutama untuk Makridakis S., Wheelwright S.C., McGee V.E.,
memenuhi permintaan produk semen dan kaca Forecasting : Methods and Applications, Sec-
lembaran di Kawasan Indonesia Timur. ond Edition, John Wiley & Sons, New York,
1983.
Kendala sehubungan dengan peluang peng-usahaan
Pindyck R.S. & Rubinfeld, Econometrics Mod-els
pasir kuarsa di Indonesia adalah pemasaran bahan
and Economics Forecast, McGraw-Hill Book
galian tersebut. Selama ini, kebutuhan pasir kuarsa di
Company, Sydney, 1986.
industri semen dan kaca lembaran masih dipasok oleh
industri semen itu sendiri, mengingat hampir semua Suhala S., Sudradjat A., dan Arifin M., Analisa
industri semen dan industri kaca lembaran mempunyai Kuantitatif Struktur Ekonomi Pasir Kuarsa In-
konsesi penambangan pasir kuarsa sendiri. Dalam hal donesia dalam Kaitannya dengan Aktivitas
ini, perlu suatu kerja sama antara produsen pasir Industri Hilirnya, Pusat Penelitian dan
kuarsa dengan industri-industri pemakai pasir kuarsa. Pengembangan Teknologi Mineral, 1986.

*****
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Statistik Industri, Vol. II, Biro Pusat


Statistik, Jakarta, 1980 – 1993.

Anonim, Buku Tahunan Pertam-bangan Indo-


nesia, Departemen Pertambangan dan
Energi, 1980 – 1988.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 20 – 269

PERLIT
20
Oleh : Suhendar

1. PENDAHULUAN
Tebal lapisannya mencapai ratusan meter.
Perlit dikenal sebagai batuan yang akan Umumnya batuan pengandung tersebut adalah
mengembang bila dipanaskan dengan perlahan- batuan piroklastik, sedimen tufaan yang kadang-
lahan maupun secara cepat. Sifat pemuaian ini kadang mengandung kerakal (pebbles)
disebabkan oleh adanya struktur molekuler air tersisipkan bersama-sama dengan aglomerat
dan gas yang dapat dimobilisasikan pada amygdaloidal. Perlit yang terdapat pada batuan
temperatur 760°C, dan dapat mengembang intrusi di dekat permukaan umumnya berbentuk
hingga 20 kali dari volume asalnya. kubah (dome), retas (dike), dan sill.

Keterjadiannya selalu berasosiasi dengan kegiatan 2.2 Mineralogi


vulkanisme, sehingga potensi mineral perlit di Indone-
sia cukup banyak. Mineral perlit sebenarnya telah Struktur aliran ditandai dengan warna goresan
ditemukan sejak 2000 tahun yang lalu. Sedang untuk merah atau coklat. Selain itu terdapat pula
skala industri, batuan ini baru dikembangkan pada mineral-mineral biotit yang berwarna coklat, yang
tahun 1945. Pada tahun 1925 pemrosesan perlit dapat menunjukkan arah aliran.
secara skala komersil dikembangkan di Jerman Barat.
Perlit merupakan batuan yang dihasilkan dari kegiatan
Perlit dimanfaatkan untuk plester dan agregat vulkanik, berkomposisi riolitik, berstruktur perlitik, ,dan
beton ringan, bahan atap, isolator temperatur umumnya mempunyai kandungan air lebih besar dari
rendah (insu-lation low temperature), isolator obsidian (glossary of geology) pada endapan yang
temperatur tinggi, dempul tembok, agregat untuk berbentuk memancar (radier) atau sentripetal. Umur
pertanian (pupuk), filler, dan bahan filter. batuan pengandung umumnya tersier sampai kwater,
jarang yang berumur lebih tua.

GEOLOGI 2.3 Potensi

1 Mula Jadi Sesuai dengan keterjadiannya, perlit selalu berasosiasi


dengan aktivitas gunung berapi,sehingga banyak
Perlit terdapat pada hasil letusan atau lelehan di kemungkinan keterdapatannya di Indonesia yang kaya
bagian bawah atau tengah. Hal ini diinterprestasikan akan gunung berapi ini.
bahwa terjadinya perlit disebabkan oleh proses
perlitisasi selama atau pada waktu pembekuan. Proses Dari berbagai hasil studi dapat diinventarisasi
tersebut berlangsung pada temperatur tertentu yang keberadaan, potensi dan hasil analisis kimia
disebabkan oleh berat lapisan di atasnya. perlit di Indonesia adalah sebagai berikut :

Selama perlitisasi berlangsung terjadi penambahan air a. Pansurnapitu, Sumatera Utara


yang berasal dari batuan sekitarnya atau post
magmatic hydration . Pecahan-pecahan perlit Perlit ditemukan di daerah Pansurnapitu, Kecamatan
berbentuk kulit bawang (onion skin fracture), mungkin Silindung, Kabupaten Tapanuli Utara. Lokasinya
disebabkan oleh gaya tarikan (strain) pada waktu berjarak ± 14 km sebelah selatan kota Tarutung. Perlit
proses pendinginan. berada dalam suatu endapan bersama dengan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 20 – 270

Tabel 1. Komposisi Kimia Rata-Rata Perlit barat kota Lubuk Sikaping. Perlit di daerah ini
dan Rhiolit ditemukan sebagai bongkah-bongkah di dalam
tufa, berwarna putih keabu-abuan, dan agak
lunak. Tersingkap 185 m dengan ketebalan 1,5 –
Oksida Utama Perlit Rhiolit 3,5 m dan faktor pengembangan 213,3% dari
Wit% Wit% hasil crucible test.
SiO2 72,70 72,82
d. Sungai Tutung, Sumatera Barat
Al2O3 12,91 13,27
TiO2 0,91 0,28
Perlit terdapat di Sungai Tutung termasuk ke
Fe2O3 1,35 2,58
dalam Kecamatan Air Angek, Kabupaten Kerinci.
MgO 0,23 0,39
CaO 0,82 1,57
e. Mutaralam, Lampung
Na2O 3,07 3,55
K 2O 4,73 4,30
Perlit ditemukan sebagai aliran riolit dan berlokasi
MnO 0,05 0,07
di daerah Mutaralam, Kecamatan Sumberjaya,
P 2O5 0,04 0,07
Kabupaten Lampung Utara. Hasil dari
LOI 3,19 1,10
laboratorium (crucible test) menunjukkan bahwa
Kisaran Oksida pada perlit pengem-bangannya sebesar 269%.
SiO2 70.33 75.07
Dengan hasil analisa kimia :
Al2O3 12.17 13.66
Na2O 2.4 3.75 SiO2 = 70,94%; Al2O3 = 18,45%;
K 2O 4.43 5.03 Fe2O3 = 0,23%; FeO = 0,21%;
LOI 2.15 4.98 CaO = 1,46%; MgO = 0,30%
Na2O = 2,80%; K2O = 1,60%
Sumber : Mineral Industry International, 1992 TiO2 = 0,16%; P2O5 = 0,01%;
MnO = 0,06%; H2O = 0,76%; H2O+ = 3,03%,
cadangannya diperkirakan banyak.
obsidian sebagai bongkah-bongkah di dalam tufa,
berwarna keabu-abuan dan keputihan, agak lunak. Gedong Surian, Lampung

Dari hasil pemeriksaan laboratorium contoh perlit Ditemukan di daerah Gedong Surian, Kecamatan
ini pengembangannya sampai 153,3% dari hasil Sumberjaya, Kabupaten Lampung Utara.
cru-cible test.
g. Gunung Muhul, Lampung
b. Bukit Sikaping, Sumatera Barat
Perlit ditemukan di daerah Gunung Muhul,
Lokasi ditemukannya terdapat di daerah Bukit Sikaping, Kecamatan Balulu, Kabupaten Lampung Utara.
Desa Ujung Ladang, Kecamatan Sepuluh Koto Perlit di daerah ini terdapat sebagai aliran riolit-
Singkarak, Kabupaten Solok, berjarak 9 km sebelah dasit dan sebagai bongkah-bongkah dalam tufa.
barat Singkarak. Perlit di daerah ini ditemukan bersama Terdapat pada depresi Suoh pada zone patahan
dengan obsidian sebagai bongkah-bongkah dalam tufa. Semangko. Asosiasinya dengan batuan dasit dan
Perlitnya agak keras, berwarna keabu-abuan, dengan liparit. Pengembangannya mencapai 392%
faktor pengembangan 9,4% dari hasil crucible test. (crucible test).

c. Bukit Rasam, Sumatera Barat Dengan hasil analisa :

Lokasi ditemukannya di daerah Bukit Rasam, SiO2 = 71,95%; Al2O3 = 12,45%;


Desa Jambak, Kecamatan Lubuk Sikaping, Fe2O3 = 0,93%; FeO = 5,14%;
Kabupaten Pasaman. Berjarak ± 3 km sebelah CaO = 1,32%; MgO = 0,45%;
Na2O = 3,80%; K2O = 2,40%;
BAHAN GALIAN INDUSTRI 20 – 271

TiO2 = 0,17%; P2O5 = 0,01%; tersebut terdapat pula obsidian. Agak keras,
MnO = 0,10%; H2O = 0,51%; H2O+ = 3,03% berwarna kehijau-hijauan. Pengembangannya
cadangannya diperkirakan banyak. mencapai 300% (crucible test) dengan
cadangannya mencapai 644.000 ton.
h. Ciasmara, Jawa Barat
Tataaran, Sulawesi Utara
Perlit ditemukan di daerah Ciasmara Kecamatan
Cibungbulan, Kabupaten Bogor. Lebih kurang 32 Tataaran termasuk Kecamatan Tomohon, Kabupaten
km dari Bogor melalui jalan Bogor-Leuwiliang. Minahasa. Lebih kurang 25 km sebelah selatan kota
Perlit di daerah ini ditemukan berupa fragmen dari Manado. Perlit di daerah ini ditemukan berupa sisipan
breksi lahar, maksimum 25 m. Berwarna keabu- dalam aliran kaca volkanik-riolit. Termasuk dalam
abuan dan keputih-putihan agak keras, dengan satuan batuan gunung api muda. Warna perlit keputih-
pengem-bangannya sampai 127% (crucible test). putihan, agak lunak, dengan pengembangannya
Analisis kimianya belum lengkap H 2O = 1,14%; mencapai 176%.
H2O+ = 1,23%; Cadangannya belum diketahui.

Gunung Kiamis, Jawa Barat PERTAMBANGAN

Gunung Kiamis termasuk Desa Pasirwangi, 1 Eksplorasi


Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut. Lebih
kurang 17 km sebelah barat laut kota Garut. Perlit Eksplorasi dilakukan untuk menentukan jumlah
ditemukan sebagai aliran yang berselang seling cadangan, dan luas penyebaran. Eksplorasi
dengan obsidian. Berwarna keputih-putihan dan dilakukan apabila prospekting yang terdahulu
agak keras terdapat di atas lapisan lava andesit. memenuhi syarat untuk perencanaan
Tebalnya mencapai 30 m, dengan penambangan. Eksplorasi perlit dilakukan dengan
pengembangan sebesar 84 – 119% (crucible test) beberapa tahapan, yaitu dengan melakukan
pemboran dan geolistrik untuk mendapatkan data
penyebaran vertikal. Perhitungan cadangan
Dengan hasil analisa : dilakukan berdasarkan korelasi data dengan data
pengeboran dan geologi permukaan.
SiO2 = 73,62%; Al2O3 = 13,25%;
Fe2O3 = 1,75%; FeO = 0,39%; 3.2 Penambangan
CaO = 1,38%; MgO = 0,58%;
Na2O = 3,82%; K2O = 3,40%; Umumnya endapan perlit di beberapa negara yang
TiO2 = 0,23%; P2O5 = 0,01%; telah menggunakan secara besar-besaran ditambang
MnO = 1,00%; H2O = 0,51%; H2O+ = 1,20%. dengan cara tambang terbuka (open pit) dengan tidak
mengabaikan pilihan terhadap tanah penutup (over
Santrijaya, Jawa Barat burden) yang paling kecil sehingga dapat ditambang
dengan biaya operasional relatif lebih murah.
Santrijaya terletak 2 km sebelah utara Karang-
nunggal, Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Cara penambangan terbuka (open pit) dirasakan lebih
Tasikmalaya. Perlit di daerah ini ditemukan murah karena menggunakan alat-alat yang lebih
sebagai aliran kaca volkanik di dalam tufa sederhana dan jumlahnya sedikit, jika dibandingkan
andesit-dasit dan juga sebagai fragmen breksi. dengan cara lain. Jenis perlit batu apung atau perlit
Mutu dan analisa kimia belum ada. tidak kompak (lose) dapat ditambang dengan peralatan
ripper, loader, dan buldoser.
k. Dorodonggamasa, Nusa Tenggara Barat
Penggunaan kombinasi ripper dan scraper
Dorodonggamasa termasuk Kecamatan Sape, dilakukan di beberapa daerah, tempat
Kabupaten Bima. Lebih kurang 20 km sebelah selatan sebenarnya penggunaan alat-alat modern ini
Sape. Endapan perlit tersebut terdapat berbentuk gang harus dilakukan dengan sangat selektif dan
pada batuan andesit-dasit. Dalam gang perlit dengan kontrol kualitas yang baik.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 20 – 272

Sedangkan untuk endapan perlit yang kompak (dense) Metode Penfield (Loss of Ignition)
atau dengan retakan-retakan sedang ditambang
dengan cara peledakan dan diusahakan tidak banyak Adanya H2O ditentukan dengan memanaskan contoh
memecahkan tubuh perlit tersebut. Hasil peledakan pada temperatur tertentu. H2O ditentukan dengan
dapat diangkut dengan truk dan buldoser ke tempat memanaskan contoh sampai temperatur 105°C. Perlu
penampungan. dipanaskan sampai 24 jam supaya terjadi penguapan
yang sempurna. Jumlah contoh yang diperlukan
3.3 Pengolahan masing-masing sebanyak 0,5 gram. H2O+ didapat
dengan cara pengurangan kedua hasil tersebut. Cara
Metode yang sering dilakukan dalam pengolahan perlit ini kurang teliti jika dibandingkan dengan Metode
untuk mengetahui dan menentukan tingkat Penfield. Tabel 2 adalah hasil ringkasan beberapa tes
pengembangan serta jumlah kadar air hablur yang yang telah dilakukan terhadap beberapa contoh
terkandung dalam perlit atau batuan lainnya adalah (Sumber : Perlit Deposite in New Zealand, Journal of
metode crucible dan metode penfield atau loss of Sci-ence and Technology).
ignition.

Metode Crucible a. Penggilingan (Milling)

Dengan metode ini diperlukan 2 gram contoh, dengan Penggilingan dilakukan untuk mengurangi atau
besar butir No -14+52 B.S. Contoh tersebut mengecilkan ukuran butir dan lebih menyeragam-
ditempatkan dalam crucible platina, kemudian kan ukuran butir tersebut sesuai dengan yang
dimasukkan ke dalam tungku listrik. Setelah itu dikehendaki, dapat dilakukan dengan cara basah
dipanaskan pada temperatur 950°C selama 10 menit. dan cara kering. Proses basah dilakukan untuk
Kemudian contoh dikeluarkan dari tungku, dan diukur mengurangi debu yang timbul saat penggilingan
volumenya dengan ukuran standar. yang dapat membahayakan atau mengganggu
kesehatan manusia di sekitar pabrik.
Blast Test. Seandainya diperlukan data untuk
setiap perubahan maka perlu dilakukan Blast Proses ini memerlukan air sangat banyak sekitar
Test. Untuk uji ini diperlukan contoh 0,2 gram 15 ton tiap hari untuk tiap 1 ton perlit. Sebaliknya
yang berbutir -14+ 52 B.S yang ditempatkan proses kering tidak memerlukan air sebanyak itu.
dalam cawan platina kecil dan terbuka. Kemudian Untuk proses penggilingan ini dapat di daerah-
contoh tersebut dipanaskan selama ± 2 menit. daerah kuari atau di lokasi tertentu yang dinilai
Perlu diperhatikan dan dicatat adanya perubahan- lebih cocok,seperti di jalan utama atau mendekati
perubahan warna, dan gelembung-gelembung pelabuhan. Contoh proses penggilingan dapat
yang timbul. Volume tidak diukur. dilihat pada Gambar 1 dan 2.

Tabel 2. Hasil Beberapa Uji Terhadap Batuan

H2O + H2O
H 2O
Tipe Batuan Pengembangan Warna Swelling Warna % % %
Penfield Dari Ignition loss
Ignimbrit – Coklat Tua – Coklat tua 0,84 3,6 3,61
Ignimbrit 10 Coklat tua sedikit Coklat tua 1,26 – 4,25
Obsidian – Abu-abu sedikit Abu-abu 0,05 0,2 0,32
kehitaman kehitaman
Pitchstone 40 – – – – – –

Sumber : New Zealand Journal of Science and Technology, 1989


BAHAN GALIAN INDUSTRI 20 – 273

Gambar 1. Contoh Proses Penggilingan

Gambar 2. Bagan Alir Proses Pengolahan Perlit Muai Menurut Barnes (1961)

b. Proses Pengembangan Pada Gambar 3 dan 4 kondisi pemanasan, yang


juga menggambarkan urutan kurva viskositas
Peningkatan Standar perlit dari komposisi kimia yang konstan dengan
kandungan air yang berbeda.
Pengembangan ini dilakukan dengan menurunkan titik
kehalusan (softening point) karena campuran air dan Jika perlit menahan semua air dengan kuat di
oleh naiknya gelembung udara dari perubahan secara dalamnya ketika dipanaskan, viskositasnya akan turun
lambat uap dari air saat perlit pada kondisi plastis. sepanjang garis kurva ke kandungan airnya.
Hasil percobaan memperlihatkan bahwa kecepatan
pembebasan air tersebut pada temperatur tertentu Misalnya perlit yang kandungan airnya 3% akan
sangat tinggi dan jumlah residu air sangat berarti mencapai titik kehalusan pada temperatur 470°C,
dalam mengontrol pengembangan perlit. sedangkan bila kandungan airnya hanya 1%, maka
BAHAN GALIAN INDUSTRI 20 – 274

Gambar 3. Perubahan Viskositas Perlit di Bawah Kondisi Pemanasan yang Bervariasi

Pada kurva tiga yaitu viskositas berkurang terhadap


7,6
titik kehalusan dari 10 P pada temperatur 600 –
700°C untuk pengembangan menghasilkan kondisi di
bawah kondisi yang biasa untuk kebutuhan komersial.

Pengembangan Tungku
Pembakaran (Furnance)
Ada beberapa jenis tungku yang sudah dikembang-
kan, diantaranya adalah tungku putar mendatar dan
tungku tegak tetap, seperti terlihat pada Gambar 3 – 5.

4. KEGUNAAN
Gambar 4. Hilang Air pada Tingkat yang
Perlit digunakan untuk plester, agregat beton ringan,
Berbeda Saat Perlit Dipanaskan
atap, isolator temperatur rendah (insulation low
temperature), isolator temperatur tinggi, dempul
tidak akan tercapai kehalusan walaupun dipanaskan
tembok, pembawa pupuk, bahan pengisi dan bahan-
hingga 770°C, meskipun kandungan airnya berkurang
bahan penyaring. Perlit muai dapat bersaing dengan
dan kemiringan kurva viskostasnya lebih kecil.
bahan lain untuk digunakan sebagai bahan agregat
Garis kurva viskositas hasil perubahan dari tiga konstruksi bangunan ringan, campuran plesteran atau
kondisi pemanasan, yang ditandai dengan titik- campuran beton karena berst jenis sangat ringan dan
titik, dijelaskan dengan proyeksi vertikal dan tahan panas.
kandungan air sisa pada temperatur yang
diberikan pada kurva viskositas asli seperti yang Untuk dipergunakan sebagai campuran plester dan
digambarkan untuk temperatur 990°C/menit. beton, perlit muai harus mempunyai berat jenis
BAHAN GALIAN INDUSTRI 20 – 275

a. Beton Ringan

Sebagai beton ringan harus mempunyai


kepadatan antara 7,5 – 15 per kaki kubik dan
besar butiran tertentu dalam beton sangat ringan
ini biasanya perlit dicampur dengan air dan
semen portland atau bitumen. Hasilnya dapat
dimanfaatkan sebagai langit-langit, pengisi lantai
terutama pada bangunan bertingkat dan untuk
sistem dinding pembatas di bangunan tinggi.

b. Isolasi Bangunan

Sebagai isolasi bangunan (building insulation),


perlit muai biasanya dicampur dengan bahan lain
yang tahan api (non-flammable), misalnya
senyawa silika, digunakan sebagai plaster
tembok atau mansonry wall. Untuk keperluan ini
dianjurkan perlit muai tersebut agar mempunyai
Gambar 5. Pengembangan Horizontal 3
kepadatan antara 3,25 – 5,2 kg/m .
Perlit dengan Pemanasnya
c. Plesteran

antara 7,15 – 15 pon (Ib) per kaki kubik. Penggunaan perlit yang terbesar hingga saat ini
Persyaratan lain yang diperlukan perlit muai adalah untuk plesteran. Plesteran dari perlit ini
untuk campuran bahan bangunan (ligth weight sering digunakan untuk konstruksi struktur beton
concrete) adalah besar butiran yang homogen. tahan api, dan mengurangi beban mati yang juga
digunakan untuk atap langit-langit. Plester ini
Sifat-sifat lain yang diperlukan perlit muai sebagai berfungsi untuk menyerap panas dan akan
bahan bangunan adalah : tidak reaktif, pH = 7, bebas mengeluarkan uap air. Berat plesteran perlit ini
dari bahan organik, dan tidak mempengaruhi setting 60% lebih ringan dari plesteran tradisional yang
time dari ikatan-ikatan semen portland. terbuat dari pasir dan dengan daya tahan
terhadap panas empat kali lebih baik.
Apabila perlit dipanaskan, air yang terkandung Persyaratan besar butir yang diperlukan menurut
sebanyak 2 – 6% akan berubah menjadi uap, standar ASTM dapat dilihat pada Tabel 3.
membentuk gelembung-gelembung kecil yang tidak
berhubungan satu sama lainnya. Permukaan d. Isolator Temperatur Tinggi
gelembung tersebut apabila pecah akan menambah
luas permukaan dan sifat absorbsi perlit muai tersebut. Pada pengecoran besi atau logam lainnya, perlit
Oleh karena permukaan yang tidak teratur dari partikel- muai digunakan sebagai lapisan pada
partikel perlit muai, maka bahan tersebut akan permukaan, maksudnya untuk mencegah panas
menyerap suara sehingga baik sekali sebagai bahan yang hilang selama pengecoran, sehingga tidak
akustik. terjadi perlapisan. Pada pembuatan bahan tahan
api, misalnya batu bata tahan api, perlit muai
Lebih dari 75% perlit muai digunakan sebagai digunakan sebagai campuran bahan baku.
campuran bahan bangunan konstruksi ringan dan
sisanya di bidang industri dan pertanian. Hal ini e. Isolasi Temperatur Rendah
disebabkan sifatnya yang sangat menguntungkan,
yaitu mempunyai kepadatan yang sangat kecil dan Untuk keperluan penyimpanan cairan gas yang
konduktivitas yang sangat rendah. mempunyai titik didih sangat rendah diperlukan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 20 – 276

Tabel 3. Besar Butir Perlit Muai Menurut ASTM yang Diperlukan untuk
Plesteran dan Bahan Beton

No. Ukuran Ukuran (mikron) Campuran Plesteran Bahan Beton (ASTM C–332–66)
Sieve (mikron) (ASTM C–35–67) Berta % yang Tinggal
Vol % yang Tinggal
8 2,380 5 0 15 0
16 1,190 60 5 60 15
30 590 95 45 80 40
50 297 98 75 95 75
100 149 100 88 100 90

Sumber : Industrial Mineral, 1989

Tabel 4. Hubungan Komposisi Semen Berbanding dengan Agregat Terhadap Sifat Fisik

Campuran Beton BJ dalam Udara Strength Konduktivitas Shrinkage


Semen : Agregat 3 2 Panas W/m°C
Kering kg/m N/mm
1:7 400 1,40 0,098 0,45
1:6 480 2,15 – 0,4
1:5 560 3,40 – –
1:4 640 4,75 1,555 0,20

Sumber : Industrial Mineral, 1989

isolator yang sangat baik dan rendah konduktivitasnya. perlit muai digunakan sebagai bahan
Dalam hal ini perlit muai adalah bahan isolator yang saringan, misalnya pada perusahaan
sangat baik dan dapat bersaing dengan bahan isolator minuman, makanan, pabrik gula, pabrik sari
lainnya karena harganya lebih murah, mudah dibawa buah-buahan, dan farmasi kimia.
dan dipindahkan serta tidak menyerap air (non
higroskopis). – Bahan Pembawa
Yaitu digunakan sebagai bahan pengandung
Industri atau pembawa untuk insektisida, pestisida
weedicida, pupuk dan lain-lain.
Di bidang industri perlit muai digunakan antara
lain sebagai : – Bahan Pengisi
Sebagai bahan pengisi atau ekstender, misalnya
– Bahan penggosok (abrasive), yaitu sebagai pada cat,email, plastik, kertas, tekstil, gandarukem,
campuran pada alat penggosok atau pembersih, damar, genting, dan bahan pembersih. Selain
misalnya sabun dan bahan pembersih lainnya, digunakan sebagai ekstender, juga untuk
pada gurinda (grinding wheel), perlit muai direkat mengurangi kepadatan hasil akhir.
pada temperatur rendah. Perlit muai mempunyai
keuntungan tahan urai (disintegrasi). g. Mineral untuk Makanan Ternak

– Bahan Saringan Mineral perlit dimanfaatkan dalam berbagai variasi


Oleh karena sifatnya yang netral (non reaktif), untuk makanan ternak, sebagai unsur tambahan,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 20 – 277

untuk meningkatkan pertumbuhan ternak. mengontrol masuknya makanan pada susu ternak, juga
Meningkatkan sifat fisik makanan ternak, dapat mengabsorpsi mikro-organisme dan komponen
mengurangi kadar air dan pencegah efek panas. lainnya selama proses permentasi dalam usus
Keberadaan mineral perlit dan vermikulit akan binatang memamah biak tersebut. Sedangkan dalam
bersaing dengan penggunaan sepiolit dan zeolit. akuakultur perlit dan vermikulit digunakan untuk
menghilangkan kandungan amoniak yang dihasilkan
Penambahan perlit sebagai diluent pada makanan oleh ikan setelah dipakan. Pada prinsipnya perlit
ternak penghasil susu lemak dengan kadar yang digunakan sebagai unsur pembesar dan untuk
rendah dan menjaga kandungan lemaknya. Ketika memperkecil kandungan lemak.
ditambahkan ke dalam menu makanan ayam broiler
ternyata ada pengurangan pada kadar lemak. Untuk Sebagai bahan baku perlit muai dapat disebutkan
optimalnya dilakukan dengan takaran 1 – 3%. Perlit di sini antara lain : perlit, pitchstone. Tidak semua
yang digunakan untuk makanan ternak ini umumnya obsidian mempunyai sifat seperti perlit. Hasil
berukuran butir sangat halus. analisis kimia dari beberapa macam perlit,
welded tuff, pitchstone (sumber : Perlite
Mineral ini juga akan dapat mengganti keberadaan Resources of the United States by Marison
pestisida dalam makanan ternak dengan C.Jaster USA 1956), dapat dilihat seperti pada
mengadsorpsi dan sebagian dieksresikan, sehingga Tabel 5.
mengurangi kadar polutan baik dalam tubuh ternak
maupun pada hasil susunya.
5. PERKEMBANGAN DAN PROSPEK
Takaran yang dipertimbangkan dari hasil riset
tentang penggunaan perlit sebagai pemacu Penggunaan perlit di berbagai sektor baik sebagai
pertumbuhan, meniru seperti yang diterapkan bahan baku utama maupun sebagai bahan baku
seperti pada zeolit dan sepiolit. Perlit selain dapat penolong menjadi satu indikasi bahwa kebutuhan perlit
di masa mendatang akan sangat banyak

Tabel 5. Komposisi Kimia Beberapa Macam Perlit, Elded Tuff, Pitchstone

Rhyolitik Andesitik Dasitik Welded tuff Pitchstone Obsidian


Perlit Perlit Perlit
SiO2 74,73 65,13 69,56 73,29 70,10 73,84
Al2O3 10,82 15,73 15,65 12,63 12,37 13,00
Fe2O3 2,46 2,24 1,24 0,84 0,81 1,82
FeO 0,58 1,86 0,91 2,25 0,91 0,79
MgO 0,20 1,49 0,82 0,10 1,43 0,49
CaO 0,80 3,62 2,52 1,78 3,03 1,52
Na2O 2,68 2,93 4,00 3,32 3,57 3,82
K 2O 4,40 3,96 2,19 5,16 none 3,92

H 2O 0,27 0,52 n.d none 6,48 none
+
H2O 2,94 1,91 2,92 0,34 0,07 0,53
TiO2 0,12 0,58 n.d 0,40 0,02 0,14
MnO 0,03 tr n.d – 0,03 0,07
P 2O5 0,12 0,23 0,13 0,14 – 0,01
NiO – 0,07 – – – –
FeS2 – – – – – 0,02
Jumlah 100,15 100,27 100,03 100,25 100,36 99,07

Sumber : Industrial Minerals, 1988


BAHAN GALIAN INDUSTRI 20 – 278

diperlukan. Walaupun secara formal penggunaan perlit Lin, I.J., Vermicullite & Perlit for Animal.
belum begitu muncul dan belum dikenal luas, melihat
karakteristiknya, perlit dapat dikembangkan volume ––––, Feedstuff & Crop Farming, Industrial Min-
asalnya, maka kemungkinan prospek perlit dari masa erals, p. 43 – 49,1989.
mendatang cukup cerah.
Peter W. Harber, Robert L. Bates, Vermiculite,
Industrial Minerals : Geology and World
6. PENUTUP Deposites, p. 295 – 298.

Sebagai mineral atau batuan yang dapat mengembang Philip R. Strand & O.F. Stewart, Vermiculite,
bila dipanaskan dengan perlahan maupun secara Industrial Mineral & Rocks, 5th Ed., Vol. 2, p.
cepat hingga mencapai 20 kali volume asal, dan 1375 – 1381.
keberadaannya di Indonesia yang kaya akan gunung
berapi cukup tersebar luas dari Aceh hingga Irian Jaya Roger Lougbrough, Minerals in Lightweight Insu-
menjadikan mineral ini cukup berprospek untuk masa lation Filling the Market, Industrial Minerals, p.
yang akan datang. 21 – 35, 1991.

Shackley D., Competition & Profitability in fu-ture,


DAFTAR PUSTAKA 4th Hungarian Perlite Conference, Indus-trial
Minerals, 1989.
Arthur C. Meisinger, Vermiculite, Mineral Facts &
Problems, 1985 edition, Bulletin 675, p. 917 – Ted Dickson, Vermiculite Little Growth Envis-
922, 1985. aged, Industrial Minerals, p. 47 – 51, 1982.

Diana Kinch, Brazil set to boost Vermiculite ––––, Perlit, Market, Patterns and Future Poten-tial,
market, Industrial Minerals, p. 40 – 41, 1989. Industrial Minerals, p. 17 – 37, 1977.

Lee Pettifar, Diversification the Key to Overall ––––, Perlit Deposite in Zealand, Journal of
Expansion, Industrial Minerals, p. 55 – 75, 1981. Science and Technology, 1989.

Misalajuk, Z., Laporan Peninjauan Geologi Bahan


Obsidian Daerah S. Codot Rimbo
Pengadang, Kec. Lebong Selatan Kabupaten
Rejang Lebong, Propinsi Bengkulu, 1991. *****
BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 279

TALK
21
Oleh : Yudi Mandalawanto

1. PENDAHULUAN baik untuk pembentukan endapan talk murni


(Winkler, 1994) :
Berkembangnya sektor industri di dalam negeri,
seperti industri kosmetik, industri cat, dan industri 3 dolomit + 4 kuarsa + H2O = talk + 3 kalsit + 3CO2
keramik, secara tidak langsung menunjukkan
Gambaran geologi dari endapan talk bervariasi
bahwa kebutuhan terhadap komoditas mineral
dan bermacam-macam, akan tetapi secara garis
talk ikut meningkat, baik sebagai bahan baku
besar mempunyai kesamaan.
utama maupun bahan baku penolong.
Pertama, talk merupakan mineral sekunder yang
Walaupun data cadangan talk secara kuantitatif belum dibentuk dalam batuan induk (preexisting rocks),
ada, namun secara indikatif Indonesia mempunyai baik secara langsung dari batuan tersebut
potensi untuk dapat mengembangkan mineral ini, maupun melalui pembentukan mineral baru.
sehingga diperkirakan akan mampu mengurangi
ketergantungan impor talk yang sampai saat ini Kedua, endapan-endapan yang secara ekonomi
mendominasi kebutuhan di dalam negeri. penting, dibentuk di bawah kondisi metamorfosa
daerah dengan kadar rendah.
Peranan talk sangat penting dalam industri pemakai,
Ketiga, badan/bentuk komersial umumnya tersusun
karena akan menghasilkan produk industri hilir dengan
berlajur (tabular) dan selaras yang merupakan hasil
ciri dan kualitas tinggi. Melihat kegunaan nya dalam
industri hilir di dalam negeri, ternyata peranan talk pelapukan setelah pembentukan material induknya.
bersaing dengan mineral pengganti yang potensinya Keempat, sebagian besar badan “bijih” talk (talc ore
besar, seperti : kaolin dan felspar. bodies) terjadi dalam unit-unit batuan precambrian,
sedangkan yang lainnya diperkirakan. Alasannya,
hampir seluruh batasan-batasan talk terhadap
GEOLOGI precambrian dalam ruang dan waktunya disajikan tidak
jelas. Ini akan mudah dipahami dalam hal batuan
1 Mula Jadi ultramatic. Untuk batuan ini lebih banyak dalam
precambrian daripada dalam sistem geologi yang lebih
Endapan talk dapat terjadi hampir di setiap benua muda. Akan tetapi, akan lebih sulit dimengerti apabila
dengan geologi endapan hampir semuanya dihadapkan dengan batuan dolomatic.
sama, dan Alkalis sebagian besar batuan induk
untuk formasi talk merupakan batuan dolomit dan Untuk batuan ini lebih banyak di dalam cambrian dan
ultra-mafic. Menurut Chidester et al. (1964) sistem geologi yang lebih muda daripada dalam
terdapat tiga jenis endapan talk yang terdapat di precambrian. Kondisi sebagai akibat dari metamorfosa
Amerika Serikat, yaitu endapan talk yang yang dinamis dapat mencapai intensitas cukup hanya
berasosiasi dengan batuan sedimen, seperti yang dalam waktu precambrian.
terdapat di Nevada, California, Montana, New
York, dan Texas; endapan yang berasosiasi 2.2 Mineralogi
dengan batuan beku ultra matic, di Vermont, dan
endapan yang berasosiasi dengan batuan beku Talk adalah mineral yang sangat lunak dengan
mafic di pegunungan Appalachian. komposisi 3Mg 4SiO H2O, dan biasanya terjadi
Reaksi kimia berikut merupakan metode yang cukup sebagai mineral sekunder hasil hidrasi batuan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 280

pendukung magnesium (magnesium bearing


rock) seperti peridotit, gabros, dan dolomit. 3.1 Penambangan

Apabila talk dibentuk dari peridotit (gabungan Sebagian besar talk ditambang dengan cara
antara magnesium yang olivin dengan pyroxene, penambangan terbuka (open pit mining), akan
prosesnya mengarah pada serpentinisasi atau tetapi cara penambangan dalam (underground
steatisasi. Chlorit secara khusus diasosiasikan mining)akhir-akhir ini banyak digunakan, tentunya
dengan talk jenis ini. Dan apabila talk terjadi dengan alasan-alasan tertentu, misalnya karena
dalam endapan sedimen, batuan induknya letak lokasi endapan.
biasanya terjadi dengan talk jenis ini.
Oleh karena tingkat kelicinan talk yang luar biasa,
Talk dengan kemurnian tinggi dapat diperoleh dari peralatan yang digunakan memerlukan
batuan sedimenter magnesium karbonat, spesifikasi khusus yang dapat memperkecil
sedangkan untuk kemurnian rendah dapat masalah yang ditimbulkan oleh kondisi tersebut.
diperoleh dari batuan beku ultrabasa. Tremolit, Alat-alat pemuat dan pengangkut yang digunakan
suatu ampibole 2CaO5 MgO SO2 H2O harus kendaraan dengan ban atau rantai yang
diasosiasikan dengan batuan metamorfik dan dapat mengurangi selip (licin), dan kemiringan
terjadi sebagai batuan pipih atau kumpulan serat. harus dijaga jangan terlalu tajam.
Pyrophilite adalah hydrous aluminium silikat yang
mempunyai kesamaan dengan talk dalam sifat- Pemakaian peralatan pada tambang dalam umum nya
sifat dan kegunaannya, dengan formula kimianya bersifat sederhana, sedangkan operasinya
Al2O3.4SiO2.H2O. Blok pyrophylite yang masif menggunakan sumuran tegak (vertical shafts)dengan
adalah pyrophylite crypto crystaline yang kompak kedalaman 1000 feet. Metode penambangan yang
(compact cryptocrystaline pyrophylite) yang berisi digunakan adalah shrinkage stoping konvensional
rutil (TiO2) dan pengotor karbon dalam industri dengan sistem room and pillar. Untuk kondisi endapan
berlian sintetis, yaitu sebagai media transfer talk yang berlapis, penyangga kayu seringkali
tekan (pressures transfer medium ) dan dibutuhkan untuk memproduksi hasil tambang yang
mempunyai kemampuan mempertahanan bermutu tinggi dan lunak.
integritas struktur pada temperatur dan tekanan
yang ultra tinggi. Jenis ini dikenal secara umum Operasi penambangan untuk memproduksi bongkah
sebagai wonder-stone. kasar sebelum dipasarkan, biasanya dilaksanakan
dengan menggunakan metode pemboran konvensional
Unsur yang menentukan kadar talk untuk dan peledakan. Hal ini dilaksanakan untuk jenis bijih
pembuatan instalator tuba elektronik adalah ste- talk yang keras. Akan tetapi, memerlukan penanganan
atite. Blok steatite talk merupakan bentuk masif yang istimewa untuk menghindarkan berkurangnya
dari talk yang dapat dibentuk dengan mesin, dan kecerahan (brightness) talk. Pengambilan material
mempunyai tingkat penyusutan rendah yang untuk keperluan blok atau bongkah, atau untuk
merata, serta mempunyai resistivitas yang tinggi membentuk batuan yang berdimensi, dilakukan
pada saat dibakar dalam temperatur tinggi. dengan mengguna-kan bahan peledak yang rendah
(minimum).
2.3 Potensi
Salah satu contoh penambangan talk dengan sistem
Secara kuantitatif potensi mineral talk di Indo- tambang dalam (underground mining) dapat dilihat pada
nesia sampai saat ini belum diketahui. Akan Gambar 1, sedangkan salah satu contoh
tetapi, secara indikasi potensi mineral ini ada dan penambangan talk dengan sistem tambang terbuka
dapat dikembangkan. Endapan mineral talk yang (open pit mining) dapat dilakukan dengan sistem
telah diketahui terdapat di Kebumen, Jawa pembuatan jenjang-jenjang (back filling and digging
Tengah, dan Fayaul Halma-hera Tengah, Maluku. method) seperti terlihat pada Gambar 2. Kegiatan
dilakukan meliputi pengupasan, pemuatan, dan
pengangkutan, baik tanah penutup maupun tanah
3. PERTAMBANGAN
BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 281

Gambar 1. Penambangan Talk dengan Sistem Tambang Dalam

Gambar 2. Penambangan Talk dengan Sistem Tambang Terbuka

endapan talknya. Pengupasan dilakukan dengan seperti buih, sedimentasi, hydro-claning, magnetic
menggunakan mesin gali seperti buldoser dan separator kering/basah, pemutihan besaran butir
back hoe. Material hasil pengupasan selanjutnya secara centrifugal, pengeringan dengan penyemprotan,
dimuat ke atas truk untuk diangkut ke lokasi dan penggerusan dengan teknik baru. Penggerusan
penimbunan dan pengolahan. teknik baru ini dimaksudkan untuk mendapatkan
ukuran partikel yang sangat kecil dan menghindarkan
3.2 Pengolahan dari pengotoran terhadap warna putih.

Penggilingan talk secara tradisional menghasilkan Kualitas talk umumnya ditentukan oleh butiran partikel
produk talk dengan kemurnian yang rendah, sehingga dan warna . Akan tetapi, dalam pengolahannya sangat
cara ini mulai ditinggalkan. Generasi baru penggilingan rumit. Hal ini disebabkan sulitnya menentukan warna
talk meliputi aneka ragam pengolahan, putih yang diinginkan,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 282

dan warna putih ini sering dikotori oleh peralatan Bongkah talk
penggerusan (ball mill). Untuk mengatasi hal tersebut,
media penggerusan sebaiknya menggunakan bahan
keramik, mengingat bahan galian talk itu lunak. Peremukan I
(jaw crusher)
Tahap pertama dalam peng-gilingan bijih talk
untuk menghasilkan ukuran partikel lebih besar > 100 mesh
oversize
dari 100 mesh menggunakan peralatan peremuk
Pengayakan
awal/pri-mary crusher (Gambar 3). Pada tahap ini
biasanya digunakan jaw crusher.
Peremukan II
Selanjutnya dilakukan pengayakan untuk memisah-kan (gyratory crusher)
butiran berukuran besar dari yang kecil. Butiran yang undersize
masih berukuran besar diremuk lagi dengan peremuk
kedua (secondary crusher), sedangkan yang sudah
berukuran kecil dapat langsung digerus agar berukuran
Penggerusan
lebih halus. Pada peremukan kedua biasa digunakan
gyratory crusher sebagai alat peremuknya. Flotasi Tailing

Tahap selanjutnya adalah memisahkan talk dari


mineral-mineral pengotor dengan flotasi. Butiran- Kolam penampungan
butiran talk diapungkan dengan pembuihan,
sedangkan mineral pengotornya diendapkan. Pengentalan
Air
(thickening)
Tahap berikutnya memisahkan talk yang menempel pada
buih dengan cara pengentalan (thickening). Air yang
Penyaringan
keluar dari alat pengental (thickener) dibuang, sedangkan Filtrat
butiran talknya diolah dengan filter untuk mendapatkan (filtering)
gumpalan butir-butir talk yang berupa cake. Untuk
menghasilkan talk yang kering dilakukan dengan Cake
mengeringkan cake dalam alat pengering(dryer).

Apabila terdapat mineral-mineral besi dalam talk, maka Pengeringan


mineral pengotor tersebut dapat dipisahkan dengan (dryer)
menggunakan alat pemisah magnetik (mag-netic
separator). Mineral-mineral besi akan tertarik oleh Produk
magnet sehingga talk terbebas dari mineral
pengotornya. Dalam proses pengolahan talk, semakin
kompleks mineral pengotor yang ada pada talk, akan
Gambar 3. Diagram Alir Pengolahan Talk
semakin panjang tahap pengolahan yang dilakukan.
Secara Umum

kadar rendah ternyata menunjukkan kecenderungan


KEGUNAAN DAN SPESIFIKASI TALK naik yang sangat tinggi dalam penggunaannya. Talk
DALAM INDUSTRI merupakan salah satu mineral industri yang
mempunyai fungsi sebagai bahan pengisi (filler),
4.1 Kegunaan pelapis (coating) ataupun sebagai pitch-control agent.

Talk merupakan mineral yang mempunyai kemampuan Kadar talk seringkali diidentifikasi menurut
menyesuaikan diri yang tinggi (versa-tile mineral). Hal kegunaannya. Sifat penting talk adalah kehalusan dan
ini berarti bahwa tingginya tingkat kemurnian talk tidak kerataan, warna, kilap, licin, kandungan air, penghisap
memegang peranan penting dalam pemasarannya. minyak dan lemak, kelembaman, titik fusi,
Sebagai contoh, talk dengan konduktivitas listrik rendah, penghantar panas
BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 283

tinggi, dan dielectric strength tinggi. Berdasarkan


sifat-sifat talk tersebut, maka talk dapat Tabel 1 menyajikan kegunaan dan fungsi talk
digunakan pada industri kosmetik dan industri dalam industri pemakai.
lainnya (cat, kertas, plastik, dan lain-lain), seperti 4.2 Spesifikasi Talk
yang terlihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Pohon Industri Talk (Kegunaan Talk Diberbagai Industri)


BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 284
Tabel 1. Kegunaan Talk pada Beberapa Industri

Industri Kegunaan Fungsi

1. Keramik – penyekat/isolasi – keseragaman


– dinding dan genteng – tahan api
– peralatan makanan – tahan pecah
– refraktori – tahan tekanan
2. Kosmetik – bedak bayi – penghalus
– bedak badan – pewarna
– tepung halus – kemurnian
– bahan bulu mata – pengharum
– pewarna muka – penahan bau
– anti praspiran
– cream dan lations
3. Insektisida wettable powders – pembuat kuku
– penyerap
4. Cat – cat rumah – pewarna
– cat industri – pembentuk butiran/kehalusan
– tepung pelapis/dempul – pemurni
– penyerap bahan kimia
5. Plastik – model/bentuk kendaraan – besi lunak
– peralatan – pembentuk kehalusan
– dempul – pewarna
– pipa PVC – pemuai
– lantai/ubin buatan – penyerap bahan kimia dan cairan
6. Kertas – peredam suara – untuk permukaan
– pengganti serat – warna
– pengisi/filler – kemurnian
– pengatur warna – kikisan rendah
– penyerap
7. Atap – kasa untuk atap – penyerap bahan kimia
– penyerap cairan
– kehalusan
– tidak melekat (anti stick)
8. Karet – tali dan kabel – kemurnian
– kaus, pipa karet, selang karet – pembentuk kehalusan
– bahan pesawat – penyerap bahan kimia
– penyerap cairan

Sumber : Industrial Minerals, 1987, diolah kembali

Seperti telah dijelaskan bahwa kemurnian talk belum testing/pengecekan mengenai mineral talk, yang
menjamin pemakaian yang tinggi; artinya, bahwa dikaitkan dengan jenis industri tertentu.
setiap jenis industri memerlukan spesifikasi khusus
dari talk yang digunakan. Untuk itu perlu a. Industri Kosmetik
BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 285

Standar talk untuk kosmetik dari United States


Penggunaan talk untuk kosmetik agar mutunya Pharmaceopia and Dispensatory of The United
sangat baik dan mahal harganya, maka talk harus States adalah sebagai berikut :
bebas dari pengotor yang nampak kemurniannya,
warnanya harus putih murni, bebas bakteri, daya – Sangat putih atau putih keabu-abuan;
serapnya tinggi, besar butirnya 99% – Bentuk tepung kristalin;
– 200 mesh, LOI tidak kurang dari 5%, daya larut – Manis-manis melekat pada kulit;
pada asam tidak kurang dari 2,5%. – Bebas dari kekasaran;
– Pembakaran (5%);
Beberapa standar untuk kosmetik agar talk – Melarutkan/menyerap asam (1% maks.);
bermutu tinggi antara lain : Standar kosmetik dari – Menyerap air (0,5% maks.);
Johnson and Johnson Australia, yang – Bebas dari larutan besi di air.
menggunakan talk dengan standar utama dari Mt
Filton adalah sebagai berikut : Kegunaan talk pada industri kosmetik mempunyai
fungsi bermacam-macam, di antaranya sebagai
penghalus pada bedak bayi, pewarna pada bedak
– Dapat melarutkan asam (1,25%);
badan, pemurnian pada tepung halus, pengharum
– Bulk density (20 – 25 pcf);
pada bahan bulu mata, penahan bau pada
– Licin, tidak kasar dan harus melekat pada kulit;
pewarna muka, anti-bau badan (perspirants) dan
– Fe2O3 (0,3%);
pewangi, serta penghalus pada cream dan
– Min 200 mesh (98,5%);
lotions. Tabel 2 menyajikan standar talk dari
– Min 100 mesh (100 %).
beberapa negara dan Tabel 3 menyajikan
spesifikasi talk menurut negara produsen.
Standar talk untuk kosmetik dari British Pharma-
coepia adalah antara lain : b. Industri Keramik

– Sangat putih bedak/tepungnya; Untuk talk yang lunak dan masif juga bebas dari
– Netral (acidity alkality test); pengkristalan mineral pengganggu/pengotor,
– Menyerap asam (1% maks.); terutama sekali untuk spesifikasi yang minimal :
– Menyerap air (0,5%);
– besar butir : 95% lolos 325 mesh
– Kekeringan (105) (1% maks.)
99% lolos 200 mesh
– Pembakaran (1000) (6%).
– warna sesudah : kuning muda atau putih
dibakar

Tabel 2. Standar Talk untuk Kosmetik dari Beberapa Negara

Negara T.G.A Limits New York North Mt


Toilet Goods Kanada India Perancis Italia State California Carolina Filton
Unsur Association SA
LOI maks. 7% 9,92 1,98 4,18 2,28 3,94 6,79 2,26 4,51
R2O3(Fe2O3,
Al2O3, Free maks. 6% 1,40 0,43 0,85 0,40 1,08 0,63 0,07 1,19
SiO2) acid
solution
Fe2O3 maks. 0,75 1,30 0,43 0,48 <0,4 0,57 <0,63 <0,07 0,58
CaO maks. 1,5 4,09 0,11 0,24 0,53 2,73 3,72 0,94 nd
Carbonates none trace none none none none none none –
Pb ppm maks. 20 0 1 2 0 0 0 1 –

As ppm maks. 2 1 2 1 0 0 0 1 –
BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 286
Tabel 3. Spesifikasi Talk Menurut Negara Produsen

Negara 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Unsur-unsur

SiO2 59,8 61,0 38,4 55,8 38,9 62,4 60,3 57,4 62,2 46,3 63,5
Al2O3 0,57 2,36 1,74 – 0,9 0,2 1,77 1,29 0,61 12,6 –
Fe2O3 0,05 0,84 0,91 0,40 0,60 0,10 0,23 – 0,13 – –
FeO 0,15 0,03 5,21 – 5,90 0,20 0,85 0,86 0,45 1,50 –
MnO 0,39 – – – – – – – – – –
CaO 6,80 0,56 1,22 0,40 1,00 0,30 0,64 13,5 0 0,40 –
MgO 27,5 33,8 32,0 31,4 32,8 31,3 31,1 23,9 32,1 30,6 31,7
Na2O2 + K2O 0,07 – – 0,1 – – – 0,44 0 – –
SO3 4,75 – – – – – – – – – –
H2O + LOI 4,55 1,03 3,58 5,00 3,00 4,90 5,20 2,20 4,51 4,60 4,80
H 2O 0,45 – – – 0,10 0,10 – – 0,11 – –
CO2 1,18 – 16,3 3,60 16,8 0,5 0,78 – – 4,00 –

Sumber : Purity spesification for talc


Keterangan :

1. Talville, New York, Amerika Serikat 7. Italia (kadar kosmetik super halus)
2. Norwegia 8. California, Amerika Serikat (tremolitic talc)
3. Finlandia 9. Best snow white, Mt Fitton
4. Norwegia (talk abu-abu) 10. Talk kadar rendah untuk keramik, Perancis
5. Norwegia (A.T) 11. Talk murni (teoritis)
6. Norwegia (I.T)

– SiO2 : min. 60%


– MgO : min. 30% – Fe2O3 : 1,5%
– Al2O3 : maks. 2,5% – CaO : 1,5%
– CaO : maks. 1,0% – Al2O3 : 4,0%
– Fe2O3 : maks. 1,5%
– Alkalis nominal : 0,4%
– LOI : maks. 6,0% PERKEMBANGAN DAN PROSPEK TALK DI
– Acid Soluble lime : maks. 1,0% INDONESIA

Talk dengan kandungan Al yang tinggi digunakan 5.1 Perkembangan


dalam porselen listrik antara lain :
a. Konsumsi
– MgO : 30%
– LOI : -5% Konsumsi talk pada berbagai macam industri hilir
– CaO, Fe2O3, dan Alkalis : < 15% selama kurun waktu 1977 – 1994 menunjukkan
peningkatan yang cukup besar, yaitu rata-rata 30,06%
Talk untuk bahan isolasi : per tahunnya (Tabel 4 dan Gambar 5). Pada tahun
1993 konsumsi mencapai 36.352 ton atau hampir lima
– CaO : maks. 2,0% kali konsumsi talk pada tahun 1983.
– Fe2O3 : maks. 0,3%
– Al2O3 : maks. 4,0% Ditinjau dari segi industri hilirnya, pemakai utama
mineral talk adalah industri kosmetik, industri barang
sedangkan spesifikasi steattite dari MSBM adalah :
keramik dan porselein, industri cat, industri
BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 287

Tabel 4. Perkembangan Konsumsi, Impor, kertas, serta industri lainnya yang meliputi
dan Harga Talk Tahun 1977 – 1994 industri barang-barang dari karet, industri ban
luar, industri coklat bubuk, dan kembang gula.

Tahun Konsumsi Harga*) Impor Kontribusi pemakaian talk pada industri untuk data
(ton) (000 Rp/ton) (ton) tahun 1993, dapat dilihat pada Gambar 6.Pemakaian
1977 1.695 367 12.244 talk pada industri kosmetik mencapai 55% dari
1978 1.762 367 11.103 konsumsi keseluruhan, sedangkan sisanya terbagi
1979 2.822 342 10.457 pada industri lainnya seperti industri keramik dan
1980 3.028 359 10.946 porselain, cat, plastik, dan kertas.
1981 3.426 371 12.824
1982 3.605 395 17.356 b. Impor
1983 7.379 426 20.296 Selama kurun waktu pengamatan (1977 – 1994) impor
1984 2.850 330 17.229 mineral talk mengalami perubahan dengan laju
1985 7.895 407 12.759 perubahan yang tidak tetap dan kenaikan rata-rata per
1986 6.266 363 27.287 tahunnya mencapai 16,60% per tahun (Tabel 4 dan
1987 6.450 364 16.753 Gambar 5). Dari tahun 1983 sampai tahun 1994 impor
1988 8.127 376 28.548 talk mengalami kenaikan dan penurunan, dan tercatat
1989 8.437 385 27.741 pada tahun 1994 impor menunjukkan angka 58.328 ton
1990 10.054 397 43.770 atau hampir tiga kali impor pada tahun 1984. Tercatat
1991 12.448 431 28.879 21 negara pengimpor talk ke Indonesia. Pada tahun
1992 14.603 469 30.900 1994 terbesar datang dari negara RRC yang mencapai
1993 36.352 508 59.609 92,50, Amerika Serikat 1,68%, Australia 1,58%, dan
1994 28.948 552 58.328 Thailand 1, 43%. (Gambar 7).

Sumber : Biro Pusat Statistik, diolah kembali oleh PPTM. c. Harga


Keterangan : *) harga berdasarkan harga konstan tahun 1993.

Gambar 5. Perkembangan Konsumsi dan Impor Talk


BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 288

Gambar 6. Konsumsi Talk Berdasarkan Sektor Industri, Tahun 1993

Gambar 7. Impor Talk Berdasarkan Negara Asal, Tahun 1994

Sampai saat ini harga standar talk belum dapat secara teoritis diakibatkan oleh berbagai faktor, antara
diperoleh karena belum ada laporan secara periodik. lain kualitas talk, jarak industri pemakai dari pelabuhan
Namun, harga talk diperoleh dengan membagi nilai impor, kuantitas talk yang dibeli, dan lain lain. Dalam
konsumsi terhadap jumlah tonase konsumsi setiap tahun pengamatan (1977 – 1994) harga talk atas dasar
tahunnya, sehingga harga yang diperoleh merupakan harga yang berlaku mengalami kenaikan 15,10%. Akan
harga beli rata rata oleh pabrik. Variasi dari harga ini tetapi berdasarkan harga
BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 289

konstan tahun 1993, harga talk sebenarnya macam manfaat yang cukup layak di kemudian
mengalami kenaikan sebesar 2,89% per hari dan untuk mendapatkan gambaran apa saja
tahunnya (Tabel 4). yang mungkin di kemudian hari.

5.2 Prospek Dalam pengkajian aspek keuangan diperhitungkan


berapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk modal
Idealnya, penelaahan baik tidaknya prospek tetap dan modal kerja/operasional sehari-hari. Modal
pengembangan talk harus didukung oleh data tetap meliputi tanah, gedung/bangunan lain, mesin/
dan informasi yang lengkap, seperti data potensi, peralatan, dan kendaraan lapangan. Sedangkan modal
produksi, konsumsi, ekspor, impor, harga, kerja/operasional yang diperlukan untuk memutar roda
kebijakan pemerintah, serta informasi lainnya. operasional sehari-hari meliputi : bahan penolong,
bahan bakar, gaji dan upah, dan lain-lain.
Akan tetapi, pada kenyataannya untuk memperoleh
data yang lengkap tidak semudah yang dibayang-kan. Perubahan mengenai penilaian investasi proyek
Sebagai jalan keluar, penelaahan prospek penambangan talk menggunakan konsep nilai
pengembangan komoditas talk dapat dilakukan dengan waktu uang (time value of money) dengan
cara memantau prilaku/gerak konsumsi dan impor mendasarkan pada proceededs (cash flow) yang
untuk kurun waktu tertentu. didiskontakan atas dasar biaya modal (cost of
capital) dan beberapa kriteria keuntungan seperti
Data komoditas talk yang ada, ternyata menunjukkan Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return
ketidaklengkapan. Data konsumsi belum termasuk data (IRR), dan Payback Period.
konsumsi pada industri farmasi, refraktori, makanan
ternak dan insektisida. Hal ini menyebabkan Net Present Value
ketidakseimbangan pemasokan dan kebutuhan, dan
pemasokan lebih besar daripada kebutuhan. Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang
investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih
Ketidakseimbangan ini akan menyebabkan di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai
terakumulasinya stok industri. Keadaan ini sekarang tersebut perlu ditentukan terlebih dahulu
menunjukkan bahwa prospek pengembangan tingkat suku bunga yang dianggap relevan. Apabila
komoditas talk di Indonesia kurang baik. Akan tetapi nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa yang
apabila melihat pergerakan volume impornya yang akan datang lebih besar daripada nilai sekarang
cenderung menaik, maka sebetulnya prospek investasi, maka proyek dikatakan menguntungkan.
pengembangan komoditas talk ini menggembirakan. Sedangkan apabila lebih kecil (disebut NPV negatif),
Juga, ditunjang oleh adanya indikasi cadangan talk di proyek dinilai tidak menguntungkan. Adapun rumus
Indonesia, menunjukkan bahwa kesempatan untuk NPV adalah :
mengembangkan industri pertambangan talk di
Indonesia cukup besar. -t -t
NPV = t (1+i) - t (1-i)
Namun, perlu diperhatikan bahwa peranan harga dan NPV = nilai bersih (keuntungan) saat sekarang;
mineral pengganti sangat besar, seperti ka-olin, dan (t)= total penerimaan (benifit) dari periode t
lain-lain. Oleh karena itu, tingkat harga talk yang akan C(t) = total biaya yang dikeluarkan pada waktu
diproduksi di dalam negeri hendaknya tidak lebih tinggi -t
t (1+i) = PWF (present wort factor) atau
dari harga talk impor, serta harus diusahakan tingkat discount factor (DF) yang merupakan faktor
harga tersebut sebanding dengan harga-harga mineral koreksi pengaruh waktu terhadap nilai uang pada
pengganti. periode t dengan nilai interest rate i per
tahun.

6. KRITERIA INVESTASI Berdasarkan aliran kas (cash flow ) tahunan selama 5


tahun (Tabel 4), maka diperoleh NPV atas dasar DF
Investasi merupakan usaha menanamkan faktor-faktor 18% sebesar Rp 325.802.542,20; sedangkan atas
produksi langka dalam proyek tertentu (komoditas talk) dasar DF 30% diperoleh NPV sebesar Rp
dengan tujuan memperoleh berbagai 139.450.785,9. Dengan melihat angka tersebut, maka
BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 290

proyek dianggap layak karena nilai NPV positif. proyek akan dihadapkan pada masalah ketidakpastian
dalam penafsiran aliran kas, maka perlu diperkirakan
Internal Rate of Return (IRR) kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi bila
proyek tersebut sudah berjalan.
IRR untuk suatu investasi adalah tingkat suku
bunga yang menyamakan present value dari Harga Talk Mengalami Penurunan
aliran kas masuk. Secara matematis tingkat suku
bunga sebagai IRR dinyatakan sebagai r, dengan Jika yang terjadi adalah penurunan harga jual,
rumus : dimana : maka dengan adanya penurunan harga jual
r = IRR yang dicari sebesar Rp 50.000,00/ton dari Rp 200.000,00/ton
P1 = tingkat suku bunga ke 1 menjadi Rp 150.000,00/ton, akan mengakibatkan
P2 = tingkat suku bunga ke 2 nilai NPV turun menjadi Rp 59.408.007,80 dari
C1 = NPV ke 1 sebelumnya Rp 139.450.785,90 .
P2 – P 1
r = P1 - C1 IRR juga mengalami penurunan dari nilai sebelumnya
C2 – C1 38,98% menjadi 24,27%, begitu pula pay back period
berubah dari sebelumnya selama 2 tahun 4 bulan
C2 = NPV ke 2 menjadi 3 tahun 3 bulan. Walaupun demikian,
mengingat suku bunga pinjaman saat ini antara 18 – 24
Dengan memasukan nilai NPV yang telah %, nilai NPV pada DF 18 – 24% positif dan payback
diperoleh ke dalam rumus IRR tersebut, maka period masih di bawah 5 tahun rencana, maka proyek
diperoleh besarnya IRR proyek penambangan ini masih dianggap layak melakukan usaha biarpun
talk = 38,98%. Berdasarkan nilai tersebut, maka harga talk mengalami penurunan harga sebesar Rp
jika tingkat suku bunga pinjaman bank saat ini 50.000,00/ton.
berkisar antara 18 – 24% per tahun, proyek
tersebut dianggap layak untuk diusahakan. Biaya Operasional Mengalami
Kenaikan Hingga 30%
Payback Period
Apabila terjadi peningkatan biaya operasional sampai
Metode ini mencoba mengukur seberapa cepat suatu dengan 30%, akan mengakibatkan NPV pada DF 18%
investasi bisa kembali. Kalau payback period ini lebih turun menjadi Rp 206.212.702,90 dari Rp
pendek daripada yang diisyaratkan, maka proyek 325.802.542,20 sebelumnya. Pada tingkat DF 30%,
dikatakan menguntungkan. NPV turun menjadi Rp 46.914.699,40 dari sebelumnya
Rp 139.450.785,90.
Dari hasil perhitungan, aliran kas selama proyek
berjalan lima tahun usaha diperoleh aliran kas IRR juga mengalami penurunan dari nilai sebelumnya
pada tahun ke 1 sebesar Rp 118.417.060,00; sebesar 38,98% menjadi 33,53%, begitu pay back
tahun ke 2 sebesar Rp 195.360.580,00; period berubah dari 2 tahun 4 bulan menjadi 2 tahun 8
tahun ke 3 sebesar Rp 272.304.100,00; bulan. Dengan demikian, proyek penambangan talk
tahun ke 4 sebesar Rp 272.304.100,00; tersebut masih layak untuk diusahakan walaupun
tahun ke 5 sebesar Rp 392.304.100,00; terjadi peningkatan biaya operasional hingga 30%.

Sementara total modal yang dikeluarkan sebesar Rp


392.000.000,00 sehingga diperoleh payback period 7. PENUTUP
selama 2 tahun 4 bulan dari rencana operasional
proyek 5 tahun. Dengan demikian, proyek Semakin berkembangnya industri yang memerlukan
penambangan talk ini berdasarkan kriteria payback bahan baku talk yang selama ini masih dipenuhi oleh
period dianggap layak untuk diusahakan. impor, semakin membuka peluang untuk usaha
d. Analisis Kepekaan pengembangan pertambangan talk di Indonesia. Oleh
karena itu, sudah saatnya Pemerintah, c.q Departemen
Ketidakpastian berarti semakin banyak kemungkin-an Pertambangan dan Energi melakukan peningkatan
yang akan terjadi. Karena apabila suatu rencana penelitian mengenai cadangan talk di
BAHAN GALIAN INDUSTRI 21 – 291

Indonesia yang secara kuantitatif besar Pusat Statistik, Jakarta.


cadangannya belum diketahui. Salah satu faktor
yang perlu dipertimbangkan, adalah persaingan ----------, Statistik Perdagangan Luar Negeri In-
harga dengan mineral-mineral pengganti, seperti donesia, Impor, Jilid I, Tahun 1984 – 1994,
kaolin, felspar, dan lain-lain merupakan Biro Pusat Statistik, Jakarta.
paramater yang perlu diperhatikan.
----------, Kompilasi Informasi Endapan Bahan
Galian Industri Indonesia, Bagian I, PPTM,
DAFTAR PUSTAKA Bandung, 1986.

Bateman, Alan M., Economy Mineral Deposit, Tatang Wahyudi, Sujarwanto, Sujarwo, Bambang
John Willey & Sons Inc., New York.Berry, Sunarto, Bahan Galian Industri Talk, B.03.95 ,
L.G., and Brian Mason, 1959 Mineralogy, WH PPTM, Bandung, 1995.
Free-man and Co., San Fransisco.
Yudi Mandalawanto, Model Ekonometrik Talk
Grexa Ronald W., North American Talc, Compe- Indonesia, Tahun 1977 – 1986, Laporan
tition in Every Direction, Industrial Minerals, Ekonomi Bahan Galian No. 62, PPTM,
June 1987. Bandung, 1989/ 1990.

-----------, Purity Specification for Talc, United


States Pharmacopoeia, 17 p. *****
----------, Statistik Industri, tahun 1984 – 1993,
Biro Pusat Statistik, Jakarta.

----------, Statistik Perdagangan Luar Negeri In-donesia,


Ekspor, Jilid I, Tahun 1984 – 1994, Biro
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 292

TANAH JARANG
22
Oleh : Ridwan Saleh,

M. Arifin

1. PENDAHULUAN – REE-berat atau subkelompok yttrium yang


meliputi gadolinium hingga lutetium dan yttrium.
Tanah-jarang adalah nama yang diberikan kepada
kelompok lanthanida, yang merupakan logam transisi Tanah-jarang mempunyai sifat reaktif tinggi terhadap
dari Grup 111B pada Tabel Periodik. Kelompok air dan oksigen, bentuk senyawa stabil dalam kondisi
lanthanida terdiri atas 15 unsur, yaitu mulai dari oksidasi +3, titik leleh relatif tinggi, serta sebagai bahan
lanthanum (nomor atom 57) hingga lutetium (nomor penghantar panas yang tinggi. Beberapa sifat penting
atom 71), serta ditambah dengan yttrium (nomor atom REE lainnya dapat dilihat pada Tabel 1.
39) karena unsur terakhir ini memiliki toleransi sifat
sebagai tanah-jarang. Tanah-jarang tersebar luas dalam konsentrasi
rendah (10 – 300 ppm) pada banyak formasi
Sebelum teknologi pengolahan modern berkembang, batuan yang melingkupi kerak bumi. Walaupun
identifikasi dan ekstraksi REE tunggal sangat sulit tanah-jarang lebih umum dijumpai pada batuan
dilakukan. Saat ini tidak hanya konsentrat RE-min-eral granitik dibandingkan dengan pada variasi batuan
dan RE-garam yang dapat dijumpai di pasaran dunia. basa, konsentrasi REE tertinggi dijumpai pada
Namun, dapat dijumpai pula REE tunggal dalam bentuk batuan beku alkalin dan karbonatit.
RE-metal dan RE-oksida.
Dalam berbagai batuan, RE-mineral pada umumnya
Penggunaan tanah-jarang sangat luas dan kini erat
merupakan mineral ikutan (accessory minerals), bukan
kaitannya dengan produk industri teknologi tinggi.
sebagai mineral utama pembentuk batuan.
Industri komputer, telekomunikasi, nuklir, dan ruang
Berdasarkan mula jadi, cebakan RE-mineral dibagi
angkasa di masa mendatang diperkirakan akan
dalam dua tipe, yaitu cebakan primer sebagai hasil
mendominasi penggunaan tanah-jarang, terutama REE
proses magmatik hingga hidrothermal, serta cebakan
tunggal, seperti neodymium, samarium, eu-ropium,
sekunder sebagai hasil proses rombakan dan
gadolinium, dan yttrium.
sedimentasi (Tabel 2).

Pembentukan RE-mineral primer dalam batuan yang


2. GEOLOGI
berasosiasi karbonatit menghasilkan mineral
bastnaesit dan monasit. Cebakan RE-mineral yang
2.1 Mineralogi dan Mula Jadi
umum dikenal dan diusahakan adalah cebakan
REE merupakan kelompok lanthanida yang terdiri dari sekunder, yang sebagian besar berupa mineral
lanthanum hingga lutenium, yang satu sama lain monasit yang telah mengalami rombakan dari batuan
mempunyai sifat kimia sama. Yttrium, walaupun tidak asalnya serta telah diendapkan kembali sebagai
termasuk dalam kelompok lanthanida, karena endapan sungai, danau, delta, dan pantai.
mempunyai toleransi sifat sebagai tanah-jarang,
dimasukkan ke dalam kelompok REE. Karena variasi Selama ini telah diketahui lebih dari 100 jenis RE-
radius ion dan susunan elektron yang besar, REE mineral, dan 14 jenis di antaranya diketahui
diklasifikasikan ke dalam dua subkelompok, yaitu : mempunyai kandungan total % REO tinggi. RE-
mineral tersebut dikelompokkan dalam mineral
– REE-ringan atau subkelompok cerium yang karbonat, fosfat, oksida, silikat, dan fluorida
meliputi lanthanum hingga europium, (Tabel 3). Walaupun demikian, saat ini hanya
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 293
Tabel 1. Karakteristik REE dan Yttrium

Unsur Nomor Simbol Berat Oksida Warna Oksida Sub Kelompok


Atom Atom REE

Lanthanum 57 La 138,91 La2O3 Putih atau tidak berwarna


Cerium 58 Ce 140,12 CeO2 Putih, tidak berwarna, kuning
Praeseodymium 59 Pr 140,91 Pr6O11 Hijau. hitam
Neodymium 60 Nd 144,24 Nd2O3 Biru lembayung REE – Ringan
Promethium 61 Pm 146,00 Pm2O3 Merah muda
Samarium 62 Sm 150,43 Sm2O3 Merah, krem
Europium 63 Eu 152,00 Eu2O3 Tidak berwarna
Gadolinium 64 Gd 157,25 Gd2O3 Putih atau tidak berwarna
Terbium 65 Tb 158,93 Tb4O7 Putih, tidak berwarna, coklat
Dysprosium 66 Dy 162,46 Dy2O3 Krem
Holmium 67 Ho 164,93 Ho2O3 Krem
Erbium 68 Er 167,26 Er2O3 Merah muda REE – Berat
Thulium 69 Tm 169,93 Tm2O3 Hijau
Ytterbium 70 Yb 173,04 Yb2O3 Hijau, tidak berwarna
Lutetieum 71 Lu 174,97 Lu2O3 Tidak berwarna
Yttrium 39 Y 88,91 Y 2O3 Putih

Sumber : Industrial Mineral, April 1984 dan roskill Information Service, 1988

Tabel 2. Klasifikasi Cebakan RE-Mineral

Proses Pembentukan Tipe Cebakan Contoh


Magmatik Karbonatit Mountain Pass (AS), Bayan Obo (Cina)
hingga Granit alkaliln Strange Lake (Kanada)
hidrothermal Pegmatit –
Urat–urat hidrothermal Steenkampskraal (Afrika Selatan)
Rombakan dan Aluvial (pantai, sungai, dan lain-lain) Australia, India, Brazilia

sedimentasi Konglomerat Blind River (Kanada)


Residu Longnam, Xunwu (Cina)

Sumber : Industrial Mineral, Special Review, 1991

terdapat tiga jenis RE-mineral yang diusahakan Cebakan bastnaesit dijumpai sebagai urat-urat bijih
secara komersial, yaitu bastnaesit, monasit, dan dan diseminasi dalam suatu komplek batuan
xenotim. karbonatit-silikat. Cadangan bastnaesit terbesar
terdapat di Bayan Obo (Cina), sedangkan cadangan
a. Bastnaesit komersial dengan kadar sangat tinggi dijumpai di
Mountain Pass (Kalifornia, Amerika Serikat).
Bastnaesit mengandung 7 – 10% REO dan yttrium
sangat kecil (0,05%). Sifat fisik bastnaesit antara lain b. Monasit
berwarna kuning pucat hingga coklat, kekerasan
sekitar 4 – 4,5 (skala Moh's), dan berat jenis lima. Monasit mengandung lebih dari 70% REO dan 2%
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 294
Tabel 3. RE-Mineral Utama

Mineral Formula Tipe % Reo Maks

Bastnaesit CeFCO3 Fluokarbonat 75


Monasit (Ce,Y)PO4 Fosfat 65
Xenotim YPO4 Fosfat 62
Apatit (Ca, Ce)5 [(P,Si)O4]3(O,F) Fosfat 12
Pyroklor (Na, Ca, Ce)2 Nb2O6F Oksida 6
Fergusonit (Y,Er,U,Th) (Nb,Ta,Ti)O4 Oksida 46
Samarskit (Y, Er,U,Ca) (Nb, Ta,Ti)2O6 Oksida 22
Euxenit (Y,Ca,Ce,U,Th) (Nb,Ta, Ti)2O6 Oksida 30
Brannerit (U, Ca, Fe, Y, Th)3 (Ti,Si)5O16 Oksida 12
Allanit (Ce, Ca, Th)2 (Al,Fe)3 (SiO4)3 (SiO4)3OH Silikat 28
Cerit CaCe6Si3O13 Silikat 70
Gadolinit (Y, Ce)2 FeBe2Si2O10 Silikat 48
Zirkon (Zr,Th,Y,Ce)SiO4 Silikat ?
Fluocerit CeF3 Fluorida 70

Sumber : Industrial Mineral, 1982

Y2O3. Sifat fisik monasit antara lain berwarna kuning timah aluvial di Indonesia, Malaysia, Thailand,
hingga coklat kemerahan, dengan kekerasan 5 (skala dan Australia.
Moh’s), berat jenis 5, serta mempunyai ketahanan
terhadap proses pelapukan.
2.2 Cadangan

Cadangan dan sumber daya tanah-jarang dunia


Cebakan utama monasit adalah endapan aluvial
dan pasir pantai, yang dijumpai bersama-sama diperkirakan sebesar 45 juta ton REO, atau sekitar
dengan mineral berat lain, seperti ilmenit, rutil, 1000 kali konsumsi dunia saat ini (Tabel 4). Hampir
kasiterit, dan zirkon. seluruh cadangan tersebut dijumpai dalam bentuk
mineral bastnaesit dan monasit, yang berarti hampir
Endapan pantai terpenting yang mengandung sekitar 94% merupakan sumber REE-ringan.
lebih dari 80% mineral berat dan 1 – 20% monasit
terdapat di sepanjang pantai Australia, Bahia dan
Espirito Santo (Brazilia), serta Tamil Nadu dan Tabel 4. Cadangan Tanah-Jarang Dunia
Kerala (India). Cebakan monasit lainnya terdapat (dalam ribu ton REO)
di Sri Lanka, Afrika Selatan, Madagaskar,
Malaysia, Indonesia, Thailand, Cina, dan Korea Negara Cadangan Cadangan Dasar
Selatan, sedangkan di Amerika Selatan (di luar
Brazilia) terdapat di Uru-guay dan Argentina. Cina 36.000 36.000
Amerika Serikat 5.500 6.500
c. Xenotim India 1.800 1.900
Australia 680 750
Xenotim mengandung lebih dari 62% REO, dan Negara CCS 450 500
merupakan sumber utama dari REE – berat dan Kanada 164 200
yttrium. Mineral ini dapat pula mengandung Malaysia 30 35
unsur-unsur radioaktif, seperti uranium dan Brazilia 20 73
thorium. Sifat fisik xenotim antara lain berwarna Thailand 1 1
kuning hingga hijau kecoklatan, kekerasan 4,5 Lainnya 174 1.700
(skala Moh’s), dan berat jenis 4,5.
Jumlah 45.000 48.000
Xenotim terutama diperoleh sebagai produk sampingan
dari penambangan dan pengolahan bijih Sumber : Industrial Minerals, Special Review, 1991.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 295

Daerah prospektif tanah-jarang terutama cebakan 3. PERTAMBANGAN


primer belum banyak diketahui; namun, yang telah
diketahui secara pasti adalah cebakan sekunder, yaitu 3.1 Penambangan dan Pengolahan
berupa mineral monasit dan xenotim. Mineral ini
bersama-sama dengan mineral ilmenit dan zirkon RE-mineral ditambang secara open pit untuk cebakan
merupakan mineral ikutan bijih timah sekunder yang primer (bastnaesit), sedangkan tambang semprot dan
dijumpai di daratan dan perairan P. Karimun Kundur, P. kapal keruk (dredging) untuk cebakan-cebakan aluvial
Bangka, dan P. Belitung (Gambar 1). (monasit dan xenotim). Pada umumnya min-

Keterangan :
Sn : kasiterit
W : wolframit
Ta-Nb : tantalum-nibium
Zr : zirkon
Y : yttrium (xenotim)
Ce : cerium (monasit)

Gambar 1. Daerah Prospektif Cebakan Re-Mineral Sekunder di Indonesia


BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 296

eral-mineral tersebut merupakan produk khususnya yttrium. Di Malaysia dan Thailand,


sampingan, kecuali cebakan bastnaesit di konsentrat xenotim mempunyai kadar 60% Y2O3.
Mountain Pass yang merupakan produk utama
3.2 Pemurnian
a. Bastnaesit
Proses pemurnian bertujuan untuk memperoleh
Bastnesit merupakan sumber utama REE-ringan RE-garam yang salah satu atau lebih unsur telah
yang ditambang sebagai produk utama di dipisahkan, serta REE tunggal baik dalam bentuk
Mountain Pass. Operasi penambangan (open RE-oksida maupun RE-metal. Tahapan umum
pit), pengolahan, dan pemurnian mineral ini telah proses pengolahan dan pemurnian tanah-jarang
berlangsung sejak 40 tahun yang lalu. Dalam dapat dilihat pada Gambar 2.
lima tahun terakhir kapa-sitas produksi tambang
telah mencapai 10 – 18 ribu ton REO per tahun.
KEGUNAAN, PRODUK DAN SPESIFIKASI
Di Bayan Obo, bastnaesit diperoleh sebagai TANAH-JARANG
produk sampingan dari tambang bijih besi.
4.1 Kegunaan
Bijih bastnaesit di Bayan Obo mengandung 5 – 6%
REO, sedangkan di Mountain Pass 7 – 10% REO. a. Peleburan
Dengan proses pengolahan mineral (terutama flotasi)
akan diperoleh konsentrat bastnaesit dengan kadar Pemanfaatan RE-metal dan paduannya terutama
60% REO, dengan proses pelindihan kadar dapat dalam industri logam telah berlangsung sejak tahun
ditingkatkan menjadi 70% REO, dan dengan kombinasi 1948. Jenis RE-metal dan paduannya yang terpenting
antara pelindihan dan kalsinasi kadar dapat mencapai adalah cerium, yttrium, mischmetal, dan RE-silisida.
85% REO.
Pada umumnya, fungsi RE-metal dan paduannya
b. Monasit adalah untuk mempermudah dalam proses
peleburannya sendiri serta untuk meningkatkan
Monasit yang juga merupakan sumber utama REE- mutu produk akhir. Hal ini disebabkan salah satu
ringan, diperoleh sebagai produk sampingan dari keuntungan RE-metal dan paduannya dapat
penambangan dan pengolahan mineral berat, seperti mengendalikan kandungan inklusi sulfida dalam
ilmenit, rutil, dan zirkon (Australia, Brazilia, Cina, dan produk akhir.
India); serta kasiterit, ilmenit, dan zirkon (Malay-sia,
Thailand, dan Indonesia). Dalam peleburan logam besi baja maupun logam
non-besi, RE-metal dan paduannya berfungsi
Konsentrat monasit terutama diperoleh dengan untuk meningkatkan mutu produk akhir, seperti :
proses pengolahan mineral secara konsentrasi
gravitasi, elektrostatik, dan magnetik. Sebagian – Membantu meningkatkan ketahanan dari
besar konsentrat monasit yang umumnya berasal keretakan karena adanya tekanan.
dari proses pengolahan mineral berat tersebut
– Memberikan ketahanan lebih merata ke arah
mempunyai kadar 55 – 65% REO.
memanjang dan melintang.
c. Xenotim – Dapat mengurangi keretakan akibat indusi
hidrogen, seperti HS2 atau sumber-sumber
Xenotim umumnya diperoleh sebagai produk hidrogen lainnya.
sampingan dari penambangan dan pengolahan min-
eral berat, seperti kasiterit, ilmenit, zirkon, dan monasit – Memperbaiki sifat fisik lainnya, seperti ringan,
di Asia Tenggara; serta penambangan dan pengolahan tahan terhadap gaya tarikan dan geseran,
(pelindihan) bijih uranium di Kanada. serta meningkatkan daya redam terhadap
getaran.
Xenotim merupakan sumber utama REE-berat, Beberapa jenis produk besi baja dan logam paduan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 297

BIJIH
¯
PENGOLAHAN MINERAL
Konsentrasi Gravitasi, Elektrostatik, dan Magnetik
atau Flotasi

¯
KONSENTRAT
¯
HIDROMETALURGI
dan
PEMURNIAN KIMIA
Pelindian (Leaching)
¯
RE-GARAM
Klorida, Karbonat, Nitrat, Fluorida, dan Halida
¯ ¯
ELEKTROLISIS
KALSINASI atau
REDUKSI METALTHERMIK

¯ ¯
RE-OKSIDA RE-METAL

Gambar 2. Tahap Pengolahan dan Pemurnian Tanah-Jarang

non-besi yang menggunakan RE-metal dan paduannya menciptakan suatu medan elektrostatis yang
antara lain high-strength low-alloy steel (HSLA steel), kuat sehingga dapat membantu
pyrophiric alloy, paduan magnesium, high carbon steel, perkembangan keasaman permukaan.
paduan aluminium, ductile iron, fecralloy, dan super
alloy (Tabel 5). – Mencegah katalisator dari kerusakan yang
diakibatkan oleh uap panas selama
b. Katalis pemanasan tinggi yang diperlukan untuk
pembakaran akumulasi karbon.
Salah satu kegunaan tanah-jarang terpenting
adalah sebagai katalisator pada pengolahan
minyak bumi dan pada sistem pembuangan emisi Dalam industri automotif, cerium dan lanthanum
gas dari hasil pembakaran minyak. dengan kemurnian tinggi digunakan sebagai
katalisator untuk mengontrol sistem pembuangan
Dalam pengolahan minyak bumi, penambahan 1 – 5% emisi gas hasil pembakaran dalam mesin mobil
tanah-jarang dalam katalis zeolit (buatan) dapat berbahan bakar bensin. Selama ini, senyawa
meningkatkan efisiensi proses perekahan katalitik. platina dan palladium digunakan sebagai
Tanah-jarang yang digunakan umumnya berbentuk RE- katalisator untuk merubah senyawa berbahaya
garam (klorida, oksida, nitrat, atau hidrat), dan sekitar dan beracun, seperti hidrokarbon, karbon
70% di antaranya merupakan gabungan tanah-jarang monoksida, dan nitro-gen dioksida menjadi
yang kaya dengan lanthanum atau cerium. Fungsi senyawa yang aman terhadap lingkungan, seperti
tanah-jarang di sini antara lain : air, nitrogen, dan karbon dioksida.
– Mengaktifkan sifat katalis dengan cara
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 298
Tabel 5. Kegunaan Re-metal dan Paduannya dalam Peleburan Logam

Re–metal dan Paduannya Produk Logam Fungsi dan Kegunaan

Mischmetal HSLA Steel – pipa untuk keperluan aliran bawah tanah dan pemboran
dalam.
– Kerangka mobil/truk, seperti batang muka, bumper,
reinforcement, panel bodi, chasis, per, kemudi, dan
boot frame.
– Rangka baja untuk jembatan, hangar, gedung bertingkat,
dan stadion.
– Pondasi pada instansi lepas pantai.
Pyrophiric alloy Bahan pematik untuk korek api.

High carbon steel – Mata bajak (peralatan pertanian).


– Bilah gergaji.
– Tabung mekanik dan bearing (roll and bar)

Paduan magnesium – Kerangka dan mesin pesawat udara.


– Gearbox housing.

RE-Silisida HSLA Steel (Lihat mischmetal).


Yttrium Paduan aluminium Struktur badan pesawat udara.
Pecralloy (Jenis – Menggatikan fungsi keramik sebagai bahan pelapis

stanless steel) pada catalytic converter mobil.


– Sistem pembuangan gas pada mesin-mesin.

Super alloy – Peralatan pabrik pengolahan kimia.


Keramik – Turbin gas.
– Industri ruang angkasa .

Cerium Paduan Aluminium (Lihat yttrium).


Cerium & Lanthanum Ductile iron – Rumah transmisi dan exectric gear.
– Pipa pembuangan gas pada mesin.
– Brake drums.

Lanthanum Super alloy (Lihat yttrium).

c. Gelas dan Keramik thanum oksida, sedangkan dalam jumlah kecil antara
lain yttrium, europium, neodymium, praesodymium,
Dalam industri gelas, tanah-jarang mempunyai fungsi erbium, dan holium oksida (Tabel 6).
sebagai bahan pemoles, bahan peningkat warna,
bahan pewarna, dan sebagai bahan imbuh untuk Dalam industri keramik, tanah-jarang khususnya
menghasilkan gelas-gelas khusus. Tanah-jarang yang RE-oksida umumnya digunakan sebagai bahan
luas digunakan adalah cerium oksida dan lan- pewarna, hanya sebagian kecil yang digunakan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 299
Tabel 6. Kegunaan Re-Oksida dalam Gelas dan Keramaik

Jenis Tanah–jarang Produk Fungsi dan Kegunaan

Cerium Oksida Gelas biasa dan – Bahan pemoles untuk tabung sinar katoda (TV), kaca
gelas khusus lembaran, gelas oftalmik, gelas optik, dan lensa kamera.
– Bahan peningkat warna untuk tabung gelas TV dan gelas
kristal.
Keramik Bahan pewarna : Putih opak untuk ubin.
Lanthanum oksida Gelas Khusus Bahan imbuh untuk pembuatan lensa optik, gelas pengaman
radiasi, gelas kristal, gelas laser, serta gelas untuk keperluan
electroteknikal dan elektronik, industri kimia, dan petrokimia.
Keramik bahan imbuh untuk pembuatan keramik kondesor.
Neodymium oksida Gelas biasa dan Bahan pewarna : Violet.
gelas khusus
Keramik – Bahan pewarna : Unggu muda.
– Bahan imbuh untuk pembuatan kapasitor keramik.

Praesodymiun oksida Keramik Bahan pewarna : Coklat, hijau, kuning, dan orange.

Samarium oksida Keramik (Lihat lanthanum oksida).


Yttrium oksida Keramik – Bahan pewarna : orange.

– Bahan imbuh untuk pembuatan krusibel dan keramik


listrik.
Yttrium dan europium Gelas khusus (Lihat lanthanum oksida).
oksida
Keramik Sebagai fluks dalam sintering keramik halus.
Neodymium, Gelas khusus Bahan imbuh untuk pembuatan filter fotografi.
praesodymium, erbium,
dan holmium oksida

sebagai bahan imbuh dalam pembuatan keramik besi (Nd-Fe) yang kekuatannya dua kali lipat dari
kondensor dan sebagai fluks dalam pemanggangan magnet Sm-Co.
keramik halus. Jenis RE-oksida yang digunakan antara
lain praesodymium, yttrium, europium, sa-marium, dan Penggunaan tanah-jarang sebagai bahan magnet
lanthanum oksida (Tabel 6). sangat menguntungkan karena sifatnya yang
permanen (tetap), kekuatannya yang berlipat, dan
d. Magnet berbobot ringan. Karena sifat-sifat tersebut, pemakaian
magnet Nd-Fe dan Sm-Co telah mengakibatkan
Samarium, neodymium, dan praesodymium oksida komponen-komponen elektronika dan listrik dibuat
dengan kemurnian 96% digunakan sebagai bahan dengan ukuran yang semakin kecil.
magnet. Magnet samarium-kobalt (Sm-Co) sejak tahun
1970-an dikembangkan di Jepang. Sekarang ini telah Magnet Nd-Fe umumnya digunakan untuk motor
dikembangkan pula magnet neodymiun- stater, wiper, motor alat pendingin, dan pengeras
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 300

suara stereo; sedangkan magnet Sm-Co tinggi pada industri superkonduktor, media
umumnya digunakan untuk motor DC, mempercepat reaksi fusi pada reaktor nuklir, dan
headphone, pengeras suara, tabung gelombang- media pemantau kontaminasi dalam proses
mikro, mikrofon, dan lain-lain. pengolahan limbah.

e. Fosfor g. Superkonduktor

Fosfor (pemancar cahaya) merupakan pasar terpenting Superkonduktivitas adalah kemampuan suatu bahan
untuk REE tunggal, terutama RE-metal. Fungsi tanah- untuk menghantarkan listrik tanpa tahanan. Sifat ini
jarang adalah untuk menghasilkan berkas cahaya pada ditemukan pertama kali pada tahun 1911 di Belanda.
panjang gelombang yang sangat presisi dalam Superkonduktor yang dalam 10 tahun terakhir masih
spektrum elektromagnetik, seperti : terus dikembangkan adalah keramik dengan bahan
baku tanah-jarang. Tanah-jarang yang umum
– Cerium akan mengeluarkan berkas cahaya
digunakan adalah RE-oksida, yaitu yttrium, lantha-num,
ultra violet,
thallium, dan holmium oksida.
– Dysprosium akan mengeluarkan berkas cahaya
kuning, Penggunaan superkonduktor yang mengandung
– Thulium akan mengeluarkan berkas cahaya biru, tanah-jarang cukup luas, yaitu mulai dari
– Europium akan mengeluarkan berkas cahaya pengolahan mineral, industri elektronika,
merah, peralatan kedokteran, kereta magnet (tevitated
train), hingga pembangkit tenaga listrik.
– Samarium akan mengeluarkan berkas cahaya
orange,
h. Penyimpan Data
– Terbium akan mengeluarkan berkas cahaya
hijau, Dalam bubblememory, tanah-jarang yang digunakan
– Neodymium akan mengeluarkan berkas cahaya adalah RE-oksida dengan kemurnian sangat tinggi
infra merah. namun dalam jumlah yang sangat kecil.

Fosfor yang mengandung REE tunggal tersebut Teknologi sekarang ini telah dapat menghasilkan
digunakan dalam tabung sinar katoda TV berwarna, bubble memory secara komersial terutama dalam
bentuk pita magnet yang berkapasitas 32 – 64
layar fokus X-ray, dan lampu fluorisensi. 2
mbit/ cm . Bahan penyimpan data ini umumnya
Laser menggunakan yttrium, luthium, samarium,
dan/atau gadolinium oksida.
Dalam suatu laser, ion-ion aktif yang merupakan
media aktif menyerap energi dari sumber-sumber Dalam tahun 1990-an, telah dikembangkan
luar seperti lampu kilat dan arus listrik, yang bubble memory jenis terbaru, yaitu disk optik,
kemudian diperkuat melalui kaca resonansi dan yang mengandung gadolinium, terbium, dan
dikeluarkan kembali sebagai sinar laser dengan dysprosium oksida. Namun, bahan penyimpan
tingkat energi yang lebih tinggi. data ini belum dioperasikan secara komersial.

Media aktif dalam suatu mesin laser dapat berupa Nuklir


bahan padat berbentuk kristal (YAG, yttrium-alu-
minium-garnet), cair, atau gas. Contoh mesin laser Dalam bidang nuklir, tujuan penggunaan tanah-
yang mengandung REE adalah neodymium-YAG dan jarang antara lain :
gadolinium-SAG (scandium-aluminium-garnet).
– Gadolinium oksida digunakan sebagai racun
Laser umumnya digunakan sebagai alat pemotong dan mudah terbakar yang dicampur dalam uranium
las pada industri logam, alat pemotong dan pelubang sebagai bahan bakar pada reaktor pemanas air.
kain pada industri garmen, mesin operasi untuk
kedokteran, alat pemotong dengan presisi – Samarium, europium, dan/atau dysprosium
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 301

oksida digunakan sebagai bahan penyerap galium garnet, dan zirkonia merupakan
neu-tron pada reaktor pembiakan cepat. permata buatan sebagai substitusi intan.

– Logam yttrium digunakan sebagai tabung untuk – Paduan lanthanum-nikel digunakan sebagai
reaktor pelelehan garam. bahan penyimpan hidrogen dalam jumlah
sangat besar (metal hidrat).
– Logam gadolinium dan dysprosium, terutama
dalam bentuk foil digunakan dalam neutron – Lanthanum heksaborida dapat menggantikan
radiografi pada industri ruang angkasa, nuklir, peranan tungsten sebagai katoda pada
dan rekayasa. mikroskop elektron.

– Sejumlah kecil thulium dan erbium digunakan – Yttrium-besi-garnet dan gadolinium-besi-garnet


sebagai bahan sasaran (target materials) dalam bentuk polikristal digunakan sebagai
pada beberapa generator neutron. bahan ferrit pada peralatan gelombang-mikro.

– Gadolinium oksida digunakan sebagai bahan – Gadolinium dan praesodymium sangat sesuai
imbuh cat yang dapat mencegah penetrasi digunakan dalam mesin pendingin magnetik.
radiasi bom neutron.
– Di Cina, RE-garam sangat luas digunakan pada
– Logam ytterbium dalam bentuk foil digunakan industri tekstil dan unutk pencelupan kain wol.
sebagai alat ukur tekanan yang dihasilkan
oleh peledakan nuklir bawah tanah. – Cerium fluorida menggantikan peranan
molibdenum disulfida dalam minyak pelumas,
Kedokteran yang fungsinya dapat meningkatkan
ketahanan terhadap panas dan tekanan.
Dalam bidang kedokteran, tanah-jarang yang
telah dikembangkan penggunaannya adalah : – Yttrium heksaborida dan erbium dekaborida
digunakan sebagai bahan pelapis plasma
– Gadolinium-153, isotop tanah-jarang, pada sistem energi matahari.
digunakan sebagai agen radio-farmasi pada
pengobatan nuklir. – Yttrium oksida sebagai bahan imbuh cat untuk
pelapis permukaan yang tidak reaktif atau
– Thullium-170 digunakan untuk mengurangi keramik, yang dapat digunakam pada suhu di
penolakan awal pada transplantasi organ tubuh. atas 2000°C.

– Europium telah dikembangkan dalam – Dalam bidang geologi, tanah-jarang digunakan


campuran bahan antigen, seperti hepatitis B, untuk mempelajari proses-proses geologi
serta sebagai bahan rehabilitasi gigi rusak terutama yang berlangsung di mantel dan
dalam kedokteran gigi. kerak bumi.

k. Lainnya 4.2 Jenis Produk dan Spesifikasi

Penggunaan tanah-jarang dalam berbagai bidang Produk-produk tanah-jarang yang merupakan


kehidupan masih sangat luas, walaupun dalam hasil pengolahan dan pemurnian serta juga
jumlah sangat kecil. Kegunaan tanah-jarang merupakan produk yang dipasarkan terdiri dari
tersebut antara lain : tiga jenis, yaitu :

– Paduan terbium-dysprosium-besi dapat – Kombinasi atau gabungan REE berbentuk


menggantikan peranan paduan besi-nikel- senyawa klorida, fluorida, asetat, karbonat, nitrat,
kobal, sebagai bahan magnetostriksi. oksalat, dan oksida, baik berupa konsentrat RE-
mineral (alam) maupun RE-garam (produk
– Kristal yttrium-aluminium garnet, gadolinium- pemurnian) yang salah satu atau lebih unsur
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 302

telah dipisahkan. tersebut.

– REE tunggal, yang berupa RE-metal atau RE- Saat ini sekitar 50% suplai tanah-jarang dunia berasal
oksida dengan kemurnian di atas 99,0%. dari Cina, baik dalam bentuk konsentrat RE-mineral
dan RE-garam maupun dalam bentuk RE-oksida.
– Logam paduan, seperti mischmetal, RE-silisida, Dalam lima tahun terakhir, produksi tanah-jarang
dan ferocerium. terutama dalam bentuk RE-garam dan RE-oksida
meningkat rata-rata 15% per tahun. Peningkatan ini
Dari keempat produk tanah-jarang tersebut, sebagai akibat dari pembukaan tambang-tambang
RE-metal dan RE-oksida merupakan baru, peningkatan efisiensi penambangan dan
produk yang mempunyai nilai jual sangat pengolahan, serta kegiatan-kegiatan proyek kerjasama
tinggi (Lampiran A). internasional. Tambang RE-mineral di Cina tersebar di
lima propinsi dengan kapasitas produksi total 20.100
Kadar atau kualitas RE-mineral, baik masih dalam ton REO per tahun (Tabel 7).
bentuk bijih maupun konsentrat, serta produk-produk
pemurnian (kecuali REE tunggal dan logam paduan)
ditentukan berdasarkan nilai REO dan/atau Y2O3 Di Amerika Serikat, perusahaan Molycorp
(yttrium oksida). Di pasaran dunia, kualitas produk mengem-bangkan industri tanah-jarang secara
tanah jarang sangat beragam, dan harga setiap produk terpadu, mulai dari penambangan bastnaesit di
juga bervariasi. Mountain Pass-Kalifornia, pengolahan dan
pemurnian, hingga pemasarannya.

PENYEDIAAN DAN PERMINTAAN, SERTA Di Perancis, perusahaan Rhone Poulenc mempro-


PROSPEK PASAR duksi REE tunggal dengan kemurnian tinggi. Karena
perusahaan ini tidak mengusahakan tambang sendiri,
5.1 Penyediaan kebutuhan bahan baku berupa konsentrat monazit
selama ini diimpor dari Australia, dan saat ini
Hingga akhir tahun 1990, terdapat empat negara perusahaan tersebut telah menandatangani pula
sebagai produsen utama produk pengolahan dan kontrak pembelian RE-klorida dari Cina sebagai bahan
pemurnian tanah-jarang, yaitu Cina, Amerika Serikat, baku pengganti.
Perancis, dan Jepang. Total kapasitas produksi tanah-
jarang dunia pada tahun 1992 diperkirakan sebesar Di Jepang terdapat tiga perusahaan yang mengelola
70.000 ton REO, dimana Cina dan Perancis industri pemurnian konsentrat RE-mineral yang
menguasai sekitar 75 – 80% dari kapasitas produksi terutama memproduksi REE tunggal dengan

Tabel 7. Tambang Utama Tanah-Jarang di Cina

Tambang Propinsi RE-Mineral Kapasitas (ton/tahun)


Bayan Obo Nei Monggol Bastnaesit dan Monasit 12.000
Ganan Jiangxi Bijih serapan ion 1.000
Longnan (>90% REO)
Xunwu
Dingnan
Nanshanhan Guangdong Monazit dan Xenotim 4.900
P.Hainan
Yangjiang
Guangdong Guandong Bijih serapan ion 200
Weishan Shandong bastnaaesit 2.000
Yueyang Hunan Monazit —
Sumber : Industrial Minerals, Special Review, 1991
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 303

kemurnian tinggi. Ketiga perusahaan tersebut Berdasarkan pola konsumsi, konsumen tanah-
adalah Mitsui Mining & Smelting, Seimi Chemical, jarang dunia dapat dibagi dalam dua kelompok
dan Shin Nippon. utama, yaitu :

5.2 Permintaan – Kelompok konsumen yang menggunakan


konsentrat RE-mineral dan RE-garam.
Pada tahun 1990, konsumsi tanah-jarang terutama
REE tunggal di pasaran dunia mencapai 35.000 ton – Kelompok konsumen yang menggunakan REE
REO per tahun dengan nilai sekitar 400 juta dolar AS. tunggal, yang digunakan untuk menghasilkan
produk-produk teknologi tinggi, seperti
magnet, fosfor, superkonduktor, dan lain-lain.
Pada tahun 1992, konsumsi meningkat sekitar
10% menjadi 38.500 ton REO dengan nilai
5.3 Pola Penyediaan dan Permintaan
sekitar 425 juta dolar AS (Tabel 8 – 10).

Tabel 8. Konsumsi REE Tunggal di Dunia, Tahun 1992


(Dalam ton REO )
Penggunaan Amerika Utara Eropa Jepang Cina Lainnya Total
Katalis 3.945 3.235 510 2.120 1.040 10.850
Gelas 2.210 2.175 2.900 810 2.355 10.650
Peleburan 1.140 685 215 3.615 4.795 10.450
Magnet 450 210 1.065 315 110 2.150
Fosfor 170 325 350 300 155 1.300
Keramik 330 455 865 125 75 1.850
Lainnya 90 95 65 954 55 1.250
Total 8.835 7.180 5.970 8.250 8.765 38.500
Sumber : Industrial Minerals, July 1993

Tabel 9. Konsumsi REE Tunggal Berdasarkan Penggunaan, Tahun 1992

(Dalam ton REO )

Penggunaan Pengunaan Total


Katalis Gelas Peleburan Magnet Fosfor Keramik Lainnya

Lanthanum 3.105 785 3.225 0 115 315 310 7.855


Cerium 6.270 5.235 5.235 25 65 1.025 210 22.260
Praseodymium 390 525 525 50 0 150 55 1.195
Neodymium 1.085 1.465 1.465 1.330 0 130 225 4.630
Samarium 0 0 0 745 0 0 0 745
Europium 0 0 0 0 45 0 0 45
Gadolinium 0 0 0 0 55 0 40 95
Terbium 0 0 0 0 30 0 15 45
Dysprosium 0 0 0 0 40 10 55 105
Erbium 0 0 0 0 0 0 0 15
Thullium 0 0 0 0 10 0 0 10
Yttrium 0 0 0 0 940 220 340 1.500
Total 10.850 10.650 1.045 2.150 1.300 1.850 1.250 38.500

Sumber : Industrial Minerals, July 1993 dan Australian Journal of Mining, June 1993
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 304

Tabel 10. Perkiraan Konsumsi REE Tunggal Dunia, Tahun 2000 (dalam ton REO)

Total Konsumsi
Penggunaan 1990 1992 Laju Pertumbuhan 2000
(% per tahun)
Katalis 10.215 10.850 2,0 – 3,0 12.452 – 13.728
Gelas 9.430 10.650 4,0 – 8,0 13.959 – 20.359
Peleburan 9.980 10.450 2,5 – 5,0 12.775 – 16.256
Magnet 1.760 2.150 12,5 – 20,0 5.715 – 10.897
Fosfor 1.100 1.300 5,0 – 7,5 1.792 – 2.267
Keramik 1.750 1.850 3,0 – 10,0 2.352 – 4.539
lainnya 765 1.250 5,0 – 10,0 1.246 – 3.095
total 35.000 38.500 — 50.291 – 71.142

Sumber : Australian Journal of Mining, June 1993

Saat ini di pasaran dunia terjadi kelebihan Akibat diterapkannya standar tersebut secara
penyediaan tanah - jarang sekitar 50% . Keadaan ketat, beberapa negara produsen tanah-jarang
ini mengakibatkan terjadi penurunan penjualan yang selama ini hanya memproduksi konsentrat
secara drastis, terutama penjualan konsentrat RE-mineral dan RE-garam (industri hulu), saat ini
RE-mineral dan RE-garam yang diperkirakan telah mulai mengembangkan industri hilir secara
mendominasi pasar. Keadaan ini sangat progresif untuk menghasilkan REE tunggal, baik
dirasakan oleh negara-negara produsen utama dalam bentuk RE-oksida maupun RE-metal.
konsentrat RE-mineral dan RE-garam, seperti
Australia, Cina, dan negara produsen lainnya. 5.4 Prospek Pasar Dunia

Dalam lima tahun terakhir, penjualan konsentrat Di masa mendatang, peranan tanah-jarang dalam
monasit dari tambang-tambang di Australia Barat pengembangan industri teknologi tinggi akan
mengalami penurunan dari 13.000 – 15.000 ton semakin penting, terutama dalam industri
REO per tahun menjadi 5.000 – 7.000 ton REO komputer, telekomunikasi, dan ruang angkasa.
per tahun. Di Cina, produksi monasit turun dari
1.500 ton REO pada tahun 1987 menjadi 610 ton Pada tahun 2000-an, permintaan tahan-jarang di
REO pada tahun 1991, demikian pula dengan pasaran dunia diperkirakan sebesar 50.000 –
produksi xenotim yang mengalami penurunan dari 70.000 ton REO per tahun dengan nilai sekitar
80 ton REO pada tahun 1990 menjadi 40 ton 1.000 – 1.2000 juta dolar AS per tahun (Tabel 10).
REO pada tahun 1991. Peningkatan permintaan ini terutama disebabkan
oleh perkembangan industri teknologi tinggi, yang
Disamping itu, penurunan penjualan ini disebabkan diperkirakan akan menyebabkan peningkatan
pula oleh semakin ketatnya standar keselamatan dan kebutuhan REE tunggal rata-rata 85% per tahun.
kesehatan lingkungan (International Standards Peningkatan ini terutama akan terjadi pada :
Organization 9000 Series) yang diterapkan dalam 2
– 3 tahun terakhir, baik oleh negara-negara – Neodymium : laser (NdP5O14) dan magnet
konsumen maupun negara-negara produsen tetap (NdFeB).
sendiri. Karena seperti diketahui, dalam mineral
monasit dan xenotim terkandung unsur-unsur – Samarium : magnet tetap (SmCo), produksi
radioaktif relatif tinggi, sebagai contoh, monasit video colour recorder.
dari Australia Barat mengandung 6 – 7% ThO2.
– Europium : fosfor (TV berwarna).
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 305

– Gadolinium : laser, gelombang-mikro (Gd-Fe 1990.


garnet), dan nuklir.
Kamitani, M., Rare Earth Resources and the
– Yttrium : fosfor (TV berwarna), laser (yttria), PSZ Problems, Rare Earth : Future Prospects, In-
(zirkonia), dan gelombang mikro (Y-Fe garnet). dustrial Mineral Special Review, 1991.

Kingsnorth, D.J., Rare Earth : The Seeds of High


DAFTAR BACAAN Technology, Australian Journal of Mining,
June 1993.
Balint, B.J., Separation Factors Between Adja-
cent Rare Earth, Australian Journal of Mining, Kingsnorth, D.J. and Harries-Rees, K., Chinese
June 1993. Rare Earths : The Dragon Has Entered,
Indus-trial Minerals, July 1993.
Ezawa, T., Supply and Demand of Rare Earths in
Japan, Rare Earth : Future Prospects, Indus-trial Su, Q., Yttrium : Its Separation and Applica-
Mineral Special Review, 1991. tions, Rare Earth : Future Prospects,
Industrial Mineral Special Review, 1991.
Griffiths, J., Rare Earths - Attracting Increasing
th
Attention, Industrial Minerals, April 1984. , The Economics of Rare Earths and Yttrium, 7
Edision, Roskill Informasion Service Ltd,
Harben, P.W., The Industrial Minerals London, 1988.
HandyBook: A Guide to Markets, Specifica-
tions, and Prices, Industrial Minerals Division -
Metal Bulletin PLC, London, 1992. *****

Harben, P.W. and Bates, R.L., The Industrial Minerals


Geology and World Deposits, Industrial Minerals
Division - Metal Bulletin PLC, London,
BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 306

LAMPIRAN A
Spesifikasi dan Harga Tanah-Jarang
(Kondisi Tahun 1990)

No. Produk Kualitas Harga (FOB)

Konsentrat RE-mineral :
1. Bastnaesit 70% REO $ 2,30/kg
2. Monasit min. 55% REO A$ 650 – 700/ton
3. Xenotim 60% Y2O3 $ 32 – 33/kg

RE-garam :
1. Cerium karbonat 99% REO $ 11,22/kg
2. Cerium fluorida Techical Grade $ 6,60/kg
3. Cerium nitrat 96% REO $ 5,17/kg
4. Lanthanida klorida 46% REO $ 2,20/kg
5. Lanthanum karbonat 99,9% REO $ 12,98/kg
6. Lanthanum–lanthanida klorida 46% REO $ 2,09/kg
7. Lanthanum–lanthanida karbonat 60% REO $ 5,39/kg
8. Lanthanum–lanthanida nitrat 39% REO $ 3,85/kg
9. Neodymium karbonat 96% REO $ 9,90/kg

RE–oksida :
1. Cerium oksida 99,5% $ 30/kg
2. Gadolinium pksida 99,99% $ 125/kg
3. Samarium oksida 96% $ 140/kg
4. Neodymium oksida 95% $ 15/kg
5. Europium oksida 96% $ 1.600kg
6. Terbium oksida 99,9% $ 750/kg

RE–metal :
1. Cerium 99.5% $ 25,75/kg
2. Dysprosium 95% $ 132/kg
3. Erbium 96% $ 190/kg
4. Gadolinium 99,99% $ 136,50/kg
5. Holmium 99,9% $ 510/kg
6. Lanthanum 99,99% $ 23/kg
7. Lutetium 99,99% $ 7.000/kg
8. Samarium 96% $ 175/kg
9. Neodymim 95% $ 20/kg
10. Praseodymium 96% $ 38,85/kg
11. Terbium 99,9% $ 880/kg
12 Thulium 99,9% $ 3.600/kg
13. Ytterbium 99% $ 230/kg
14. Yttrium 99,99% $ 115,50/kg

Sumber : The Industrial Minerals Handybook, 1992


BAHAN GALIAN INDUSTRI 22 – 307

S i n g k a t a n

REE Rare earth elements.


Unsur-unsur tanah-jarang

RE-mineral Mineral yang mengandung REE, seperti bastnaesit, monasit, xenotim, dan lain-lain.
RE-garam Senyawa baru yang terbentuk dari pemurnian RE-mineral, dengan salah satu atau
lebih unsur tanah-jarang telah dihilangkan.
RE-metal REE tunggal (Individual REE).
Logam tanah jarang, yaitu logam yang hanya terdiri dari salah satu unsur tanah-jarang.
RE-oksida REE tunggal (Individual REE)
Oksidasi tanah jarang, yaitu senyawa yang hanya terdiri dari salah satu unsur tanah-jarang.
REO (%, ton) Rare earth oxide total.
kandungan total oksida tanah-jarang dalam RE-mineral, RE-garam, dan RE-oksida.

Mbit Magabit (106 bit)


Kapasitas suatu memori dapat menyimpan data.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 308

23 ZEOLIT
Oleh :SupriatnaSuhala,
M. Arifin

1. PENDAHULUAN hingga zona analsimik, yang pada akhirnya


terbentuk zona natrium feldspar di tengah-tengah
Zeolit alam merupakan senyawa alumino-silikat cekungan.
terhidrasi yang secara fisik dan kimia mempunyai
kemampuan sebagai bahan penjerap (adsorpsi), Endapan zeoilit jenis ini mempunyai struktur yang
penukar kation, dan katalis. sangat sederhana, dengan ketebalan hanya dari
beberapa sentimeter hingga beberapa meter. Daerah
Di Indonesia, zeolit termasuk salah satu bahan galian penyebaran cukup luas dan mempunyai konsentrasi
yang baru diusahakan dan dimanfaatkan. Oleh karena tinggi untuk jenis mineral zeolit tertentu.
itu, penelitian dan pengembangan pemanfaatan zeolit
untuk berbagai keperluan masih terus dilakukan. Endapan ini pada umumnya dijumpai di daerah
Sebaliknya, di negara-negara Eropa, Amerika Serikat, yang bersifat asam dan kering, dan mineral yang
dan Jepang zeolit telah digunakan secara luas di sektor umum dijumpai adalah klinoptilolit, erionit,
pertanian, peternakan, perikanan, industri manufaktur, khabazit, dan fillipsit.
dan konstruksi.
Endapan Zeolit yang Berasal dari Hasil
Alterasi Air Tanah
GEOLOGI
Endapan zeolit jenis ini dicirikan oleh lapisan tufa
1 Mula Jadi zeolitik yang tebal. Zona zeolit yang terbentuk lebih
bersifat vertikal daripada horizontal. Keadaan ini
Mineral-mineral yang termasuk dalam grup zeolit disebabkan oleh perubahan komposisi kimia sebagai
pada umumnya dijumpai dalam batuan tufa yang akibat dari reaksi air tanah.
terbentuk dari hasil sedimentasi debu vulkanik
yang telah mengalami proses alterasi. Endapan ini mempunyai ketebalan yang dapat
mencapai ratusan meter. Mineral yang pada umumnya
Secara geologi, endapan zeolit terbentuk karena dijumpai adalah klinoptilolit dan mordenit.
proses sedimentasi debu vulkanik pada
lingkungan danau yang bersifat alkali (air asin), c. Endapan Zeolit Jenis Diagenetik
proses diagenetik (metamorfosa tingkat rendah), Endapan zeolit jenis ini dicirikan oleh perlapisan
dan proses hidrotermal. yang sangat tebal (sampai ratusan meter)
dengan penyebaran yang sangat luas, namun
Endapan Zeolit yang Berasal dari kandungan mineral zeolit sangat rendah.
Sedimen Vulkanik pada Lingkungan
Danau Ciri lain jenis endapan ini adalah struktur geologi
yang komplek, sebagai akibat proses tektonik.
Endapan zeolit jenis ini dicirikan oleh zona mineralogi Endapan zeolit ini mengandung mineral heulandit
secara lateral. Keadaan ini diakibatkan oleh perubahan dan laumontit.
komposisi air danau, yaitu mulai dari indikasi debu
vulkanik yang tidak mengalami alterasi dan tersingkap d. Endapan Zeolit Jenis Hidrothermal
pada batas cekungan danau, kemudian diikuti oleh
zona zeolit non-analsimik Endapan zeolit jenis ini dicirikan oleh zona
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 309

mineralisasi klipnotilolit dan mordenit pada + +


Ion Na dan K merupakan kation yang dapat
daerah intrusi yang terdangkal dan terdingin. dipertukarkan, sedangkan atom Al dan Si
merupakan struktur kation dan oksigen akan
Meskipun endapan zeolit jenis ini mempunyai kadar membentuk struktur tetrahedron pada zeolit.
yang tinggi, keterdapatannya di alam sangat terbatas, Molekul- molekul air yang terdapat dalam zeolit
sehingga kurang begitu ekonomis untuk ditambang. merupakan molekul yang mudah lepas.

Zeolit alam terbentuk dari reaksi antara batuan


2.2 Mineralogi tufa asam berbutir halus dan bersifat rhyiolitik
dengan air pori atau air meteorik.
Zeolit alam merupakan senyawa alumino-silikat Komponen utama pembangun struktur zeolit
terhidrasi, dengan unsur utama yang terdiri dari 4-
kation alkali dan alkali tanah . Senyawa ini adalah struktur bangun primer (SiO 4) yang
berstruktur tiga dimensi dan mempunyai pori mampu membentuk struktur tiga dimensi. Muatan
listrik yang dimiliki oleh kerangka zeolit, baik yang
yang dapat diisi oleh molekul air. Rumus empiris
terdapat di permukaan maupun di dalam pori
zeolit alam adalah : menyebabkan zeolit dapat berperan sebagai
penukar kation, penjerap, dan katalis.
M2/nO. Al2O3. x(SiO2). yH2O
Pori-pori zeolit terbentuk dengan cara pengusiran
dimana : air pada pemanasan di atas 100°C. Keadaan
seperti ini yang memungkinkan zeolit dapat
: kation alkali atau alkali tanah, n :
menjerap molekul-molekul yang mempunyai garis
valensi kation,
tengah lebih kecil dari pori-pori zeolit tersebut.
x : suatu harga dari 2 – 10,
Kandungan air yang terperangkap dalam rongga
y : suatu harga dari 2 – 7.
zeolit biasanya berkisar antara 10 – 35%.
Sebagai contoh adalah formula unit-sel dari Perbandingan antara atom Si dan Al yang bervariasi
klinoptilolit, yang merupakan mineral zeolit paling akan menghasilkan banyak jenis atau spesies zeolit
umum dijumpai, yaitu : yang terdapat di alam. Sampai saat ini telah ditemukan
lebih dari 50 jenis zeolit. Namun, mineral pembentuk
(Na,K)2O. Al2O3.10SiO2.8H2O zeolit terbesar hanya ada sembilan jenis, yaitu analsim,
khabazit, klinoptilolit, erionit, mordenit, ferrierit,
atau dapat pula ditulis : heulandit, laumontit, dan fillipsit (Tabel 1). Di Indonesia,
(Na3K3) (Al6Si30O72).24H2O jenis mineral zeolit yang terbanyak adalah klinoptilolit
dan mordenit.

Tabel 1. Formula Unit-Sel dan Sifat Fisik Zeolit Alam

Jenis Mineral Kestabilan Volume Pori Garis tengah Kapasitas


Komposisi Pori Tukar Kation
Zeolit Panas (%)
(°A) (meq/100 g)
Analsim Na16 (Al6Si32O96) .16H2O Tinggi 18 2,6 4,54
Kabasit (Na2, Ca)6(Al2Si24O72) .40H2O Tinggi 47 3,7 – 4,2 3,84
Fillipsit (Na, K)5 (Al5Si11O32) .20H2O Sedang 31 2,8 – 4,8 3,31
klinoptilolit (Na3, K3) (Al16Si30O72) .24H2O Tinggi 34 3,9 – 5,4 2,16
Erionit (Na, Mg1/2, K)9 (Al9Si27O72) .27H2O Tinggi 35 3,6 – 5,2 3,12
Ferrierit (Na2, Mg2) (Al6Si30O72) .18H2O Tinggi 28 3,4 – 5,5 2,33
Mordenit Na8 (Al8Si40O96) .24H2O Tinggi 28 2,9 – 7,0 2,29
Heulandit Ca4 (Al8Si28O72) .24H2O Rendah 39 4,0 – 7,2 2,91
Laumonit Ca4 (Al8Si16O48) .16H2O Rendah 34 4,6 – 6,3 4,25
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 310

2.3 Kristalografi total volume kristalnya.

Struktur kristal zeolit membentuk suatu kerangka Struktur kristal zeolit mempunyai sifat hidrofolik
tetrahedron berantai dalam bentuk tiga dimensi. Pada serta memperlihatkan sifat afinitas yang sangat
kristal zeolit, kedudukan atom pusat tetrahedron kuat terhadap molekul air. Dengan demikian
ditempati oleh atom Si dan Al, sedangkan atom-atom semua aplikasi adsorpsi (penjerapan) dan
oksigen berada pada sudut-sudutnya. reaksi-reaksi lainnya memerlukan proses
dehidrasi terlebih dahulu untuk mencapai
Kedudukan atom Al dalam posisi tetrahedra memerlukan kondisi bebas air. Perlu diketahui bahwa semua
tambahan muatan positif sebagai penetral muatan listrik, proses penjerapan, katalis, dan penukaran
seperti kation logam alkali atau alkali tanah. Keadaan kation terjadi di dalam struktur kristal zeolit ini.
seperti ini yang menyebabkan zeolit dapat bersifat
sebagai penukar kation (cation-ex-change). Sedangkan Secara garis besar, struktur zeolit dibangun
pori-pori yang terdapat di dalam struktur kristal zeolit dalam tiga bagian utama, yaitu (Gambar 1) :
diisi oleh molekul air. Pada umumnya pori-pori tersebut
mencapai 20 – 30% dari – Unit bangun primer (TO4), yaitu tetrahedron

Keterangan :

Bentuk Kudung Oktahendra


Bentuk Satu Unit Sel
Bentuk Kerangka Zeolit-A

Gambar 1. Bentuk Kristal Zeolit


BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 311

dari empat oksigen dengan atom pusat Produk tambang berupa bongkahan zeolit
4+ 3+ berukuran 20 – 30 cm, atau sesuai dengan mesin
tetrahe-dra (T) adalah Si dan Al . Semua
atom oksigen mengambil bagian di antara peremuk utama yang digunakan.
dua tetra-hedra, (TO2)n.
3.2 Pengolahan
– Unit bangun sekunder, yaitu susunan tetrahedra
yang membentuk cincin, seperti cincin tunggal Pengolahan zeolit dilakukan dalam dua tahapan,
berbentuk lingkar empat, enam, delapan atau yaitu pengecilan ukuran dan proses aktivasi
berbentuk kubus serta cincin ganda lingkar empat, (Gambar 3).
prisma heksagonal atau gabungan dari dua cincin
lingkar empat. a. Pengecilan Ukuran

– Polihedra besar yang simetri dan tersusun atas Pengecilan ukuran dilakukan melalui beberapa
kudung oktahedra, 11-hedra atau unit tingkatan, yaitu mulai dari peremukan (crushing)
concridal, serta 14-hedra atau unit ganelimit. sampai dengan penggerusan (grinding).

2.4 Cadangan Zeolit di Indonesia Tujuan tahapan ini adalah untuk memperoleh
ukuran produk yang sesuai dengan tujuan
Penyelidikan sumber daya zeolit di Indonesia masih penggunaannya. Produk yang dihasilkan dapat
belum banyak dilakukan. Walaupun demikian, indikasi secara langsung digunakan (bidang pertanian
adanya endapan ini diberbagai tempat telah diketahui, dan peternakan) atau terlebih dahulu melalui
yang umumnya dijumpai pada sebaran batuan proses aktivasi untuk tujuan penggunaan tertentu.
berumur Tersier (Gambar 2).
Tingkatan dan peralatan yang digunakan dalam
Terdapat beberapa daerah di Indonesia yang tahap pengecilan ukuran adalah :
diperkirakan mempunyai cadangan zeolit sangat
besar dan berpotensi untuk dikembangkan, yaitu Peremukan :
Jawa Barat dan Lampung. Daerah potensi zeolit – Crusher dan screen (ayakan).
ini dapat dilihat pada Lampiran A. – Ukuran produk 3 cm,

Penggerusan :
PERTAMBANGAN – Hammer mill dan siklon.
– Ukuran produk hingga 100 mesh.
1 Penambangan
b. Aktivasi
Penambangan zeolit pada umumnya dilakukan secara
tambang terbuka (kuari). Peralatan yang digunakan Proses aktivasi bertujuan untuk meningkatkan sifat-
dapat berupa peralatan sederhana hingga peralatan sifat khusus zeolit dengan cara menghilangkan unsur-
mekanis, bergantung kepada kapasitas produksi unsur pengotor (mineral pengganggu) yang terdapat di
tambang. Untuk tambang-tambang zeolit skala dalam zeolit. Terdapat dua cara yang pada umumnya
menengah ke atas, penggalian zeolit dengan cara digunakan dalam proses aktivasi zeolit, yaitu dengan
pemboran dan peledakan tidak dapat dihindari, cara pemanasan dan cara kimia.
mengingat kekerasan zeolit cukup tinggi.
Pemanasan
Tahap-tahap penambangan zeolit terdiri atas :
Pemanasan dilakukan dalam suatu tungku putar
– Pengupasan tanah penutup. (rotary kiln) dengan menggunakan hembusan
– Penggalian zeolit, manual atau dengan udara panas yang bersuhu 200 – 400°C.
pemboran dan peledakan.
– Pemuatan. Pemanasan dilakukan selama 2 – 3 jam, tergantung
– Pengangkutan. besarnya kandungan unsur pengotor yang ada serta
BAHAN GALIAN INDUSTRI

23 – 312
Gambar 2. Peta Penyebaran Endapan Zeolit di Indonesia
BAHAN GALIAN INDUSTRI

23 – 313
Gambar 3. Diagram Alir Pengolahan Zeolit
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 314

stabilitas zeolit terhadap panas. Stabilitas ini Tabel 4. Komposisi Mineral Mordenit dan
dipengaruhi oleh jenis mineral zeolit yang terkandung, Klinoptilolit dalam Larutan HCl pada
atau perbandingan atom Si dan Al (Tabel 2). Konsentrasi Asam Tertentu
Kimia
Konsentrasi Perbandingan SiO2 : Al2O3
HCl Mordenit Klinoptilolit
Tabel 2. Stabilitas Zeolit Terhadap Suhu
0,00 N 9,50 : 1,00 9,30 – 1,00
0,25 N – 9,30 – 0,58
Jenis Mineral Zeolit Suhu 0,50 N – 9,30 – 0,33
Klinoptilolit (kaya ion Ca) 500°C (maks.) 1,00 N 9,50 : 0,83 9,30 – 0,07
Klinoptilolit (kaya ion K) 800°C (maks.) 2,00 N 9,50 : 0,48 9,30 – 0,00
Khabazit 600 – 865°C 6,00 N 9,50 : 0,32 –
Laumonit 345 – 800°C 12,00 N 9,50 : 0,27 –
Mordenit 800 – 1000°C
Filipsit 360 – 400°C

untuk ukiran, dan agregate beton ringan). Pada


30 tahun terakhir, kegunaan zeolit dalam
Aktivasi zeolit secara kimia dilakukan dengan cara
berbagai keperluan baru diketahui setelah
perendaman dan pengadukan zeolit dalam suatu
kandungan mineral zeolit dapat dianalisis secara
larutan asam (H2SO4 atau HCl) ataupun dalam larutan
rinci dengan menggunakan defraksi sinar-x
soda kaustik (NaOH). Kondisi aktivasi zeolit secara
(XRD) mikroskop elektron.
kimia dapat dilihat pada Tabel 3.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dalam
Penelitian dan penggunaan zeolit di sektor pertanian,
larutan asam (HCl) mineral mordenit dan klinoptilolit peternakan, perikanan, industri, dan pengontrolan
polusi telah banyak dilakukan. Dari hasil penelitian
Tabel 3. Kondisi Aktivasi Zeolit dengan tersebut, pada 10 tahun terakhir telah mengubah
Cara Kimia kedudukan zeolit dari yang hampir tidak mempunyai
nilai ekonomis menjadi bahan galian yang ekonomis
untuk dikembangkan.
Uraian Reagen
H2SO4 NaOH Penggunaan zeolit pada umumnya didasarkan
pada sifat-sifat kimia dan fisika zeolit, seperti
Konsentrasi Asam/Basa 0,2 N 0,5 N
penjerap, penukar kation, dan katalis.
Konsistensi 12,5% 50%
Lama Pengadukan 1 jam 3 jam a. Penjerap

Penjerapan adalah proses ikatan suatu molekul atau


3+ unsur pada permukaan unsur lain. Penggunaan zeolit
akan melepaskan ion Al . Perubahan sebagai bahan penjerap karena :
konsentrasi asam mengakibatkan perubahan
perbandingan atom Si dan Al (Tabel 4). – Zeolit bersifat selektif dan mempunyai
kapasitas tukar kation cukup tinggi.

KEGUNAAN DAN SPESIFIKASI – Zeolit dapat memisahkan molekul-molekul


berdasarkan ukuran dan bentuk struktur
1 Dasar-dasar Penggunaan kristal zeolit.

Zeolit alam sebenarnya telah lama dikenal dan Jika beberapa molekul memasuki sistem pori zeolit,
digunakan, namun hanya terbatas sebagai bahan salah satu molekul tersebut akan tertahan yang
bangunan (semen pozolan, blok batu ringan, batu berdasarkan pada kepolaran atau efek interaksi
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 315

molekul tersebut dengan zeolit. Mekanisme mengandung pasir (kandungan lempung sedikit) dan
proses ini ada dua, yaitu penjerapan fisik atau tanah podzolik. Fungsi zeolit disini adalah sebagai
gaya vanderaxials dan penjerapan kimia atau bahan pemantap tanah (soil conditioner), sebagai
gaya tarik elektrostatik. Kedua mekanisme pembawa pupuk (fertilizer carrier), pengontrol
4+ +
tersebut dapat berjalan secara bersamaan, pelepasan ion NH dan K (slow release fertilizer),
bergantung kepada sifat unsur yang dijerap, dan sebagai pengontrol cadangan air.
keasaman permukaan, kemampuan penukaran
kation zeolit, dan kandungan kelembaban sistem. Dalam penggunaan zeolit sebagai pemantap tanah,
masalah penting yang harus diketahui adalah jenis
b. Penukar Kation kation dominan yang terkandung dalam zeolit. Zeolit
+
dengan kandungan ion Na yang tidak lebih tinggi
Kation-kation dalam zeolit dapat dipertukarkan daripada kation yang dapat dipertukarkan akan
memberikan hasil (panen) yang baik. Namun bila ion
dengan kation lain dalam suatu larutan. Hal ini +
disebabkan oleh ion-ion dalam pori-pori kristal Na berlebihan akan menyebabkan banyak ion ini
zeolit selalu memelihara kenetralan muatan masuk ke dalam tanah, sehingga dapat
menimbulkan keracunan dan hambatan dalam
listriknya, selain disebabkan pula oleh ion-ion
proses osmosa pada tanaman. Sebaliknya, zeolit
tersebut yang dapat bergerak bebas. Kapasitas +
pertukaran kation tergantung kepada ukuran, dengan kandungan ion K yang tinggi akan
muatan ion, dan jenis zeolit. mempersulit terjadi proses pertukaran kation dengan
4+
ion NH , sehingga zeolit jenis ini tidak cocok untuk
Selain sebagai penukar kation, zeolit juga dapat pertanian. Oleh karena itu, zeolit jenis klinoptilolit
+
berfungsi sebagai penukar anion. Dalam hal ini lebih umum digunakan karena kandungan ion Na
kedudukan dari gugus hidroksil (OH) pada zeolit +
lebih tinggi dibandingkan ion K .
memegang peranan penting. Gugus hidroksil pada
4+
zeolit dapat dibentuk dengan metoda deamonisasi Penahanan ion NH dalam struktur kristal zeolit
4+ 4+
melalui proses pertukaran ion NH pada zeolit. dapat mencegah proses oksidasi ion NH menjadi
3+
ion NO oleh nitrifying bacteria. Selain itu, keadaan
c. Katalis ini juga dapat mengontrol pemakaian pupuk jenis
amonium secara berlebihan.
Reaksi katalistik terjadi di dalam pori-pori kristal zeolit.
Oleh karena itu, sifat zeolit yang sangat penting Penggunaan zeolit, terutama jenis klinoptilolit
sebagai katalis adalah ukuran pori-pori dan volume telah memperlihatkan hasil, yaitu berupa
kosong yang besar. Akan tetapi, sifat ini sangat jarang peningkatan ketersediaan unsur nitrogen dalam
dijumpai pada zeolit alam, sehingga penggunaan zeolit tanah. Keberhasilan ini akan lebih terlihat lagi bila
buatan sebagai katalis lebih umum. Selain itu, zeolit tersebut digunakan pada tanah yang
kedudukan kation dalam struktur zeolit dan kandungan lempungnya sedikit (sandy soil,
perbandingan atom Si dan Al juga mempengaruhi sifat coarse textured soils, dan highly permeable).
zeolit sebagai katalis.
Penelitian pemanfaatan zeolit untuk pertanian yang
Sebagai katalis, zeolit mempunyai keistimewaan, yaitu dilakukan oleh Pusat Pengembangan Teknologi Mineral
lama pemakaian (life time) yang lebih panjang bila dengan Pusat Penelitian Tanah Bogor pada tahun
dibandingkan dengan bahan katalis lainnya. 1985, diketahui bahwa hasil penelitian tanaman padi
dalam laboratorium dan rumah kaca :
4.2 Penggunaan Zeolit
– Sampai dengan umur tanaman 1 bulan, penambahan
a. Bidang Pertanian dan Perkebunan 250 ppm zeolit pada lahan tanaman padi dan
tanpa penambahan NPK memberikan pengaruh
Berdasarkan kapasitas pertukaran kation dan yang sama dengan kondisi kontrol. Namun, pada
retensivitas terhadap air yang tinggi, zeolit sekarang ini umur berikutnya, peningkatan dosis zeolit akan
telah banyak digunakan untuk memperbaiki sifat-sifat menyebabkan peningkatan anak tanaman padi
tanah, terutama tanah yang banyak dalam jumlah cukup tinggi.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 316

sebagai imbuh makanan (feed additive) ternak


– Pemupukan dengan NPK dan penambahan 1.000 babi dan ayam. Penggunaan untuk ternak domba
ppm zeolit akan menghasilkan gabah tertinggi dan dan sapi hingga sekarang ini masih dalam tahap
jumlah anak terbanyak dibandingkan dengan penelitian.
pemberian zeolit pada tingkat dosis lainnya.
Penggunaan zeolit dalam bidang peternakan di
– Pada skala lapangan, peningkatan produksi lahan dasarkan kepada dua sifat zeolit yang penting, yaitu:
pertanian secara optimal diperoleh dengan
penggunaan zeolit sebanyak 6 ton/ha. 4+
– Kapasitas pengikat ion NH yang berasal dari
ammonia sangat besar.
Tanah pertanian yang berupa tanah pozolan merah-
kuning merupakan lahan yang kurang subur dan perlu – Afinitas zeolit terhadap ion-ion yang bersifat
diperbaiki. Secara umum, tanah jenis ini memiliki sifat racun.
kimia kurang baik, sedangkan sifat fisiknya tidak
mantap karena stabilitas agregat kurang, sehingga Pada ternak ruminansia (domba, sapi, babi, ayam, dan
mudah terkena erosi. Selain itu, kandungan mineral lain-lain), proses pencernaan protein dan non-protein
kaolinit juga tinggi, sehingga jumlah air yang tersedia nitrogen (NPN) sangat berbeda bila dibandingkan
bagi tanaman agak kurang. dengan proses pencernaan pada ternak non-
ruminansia. Di dalam ruman ternak ruminansia, baik
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Pusat protein maupun non-protein nitrogen akan dicerna
Pengembangan Teknologi Mineral dengan Fakultas menjadi ammoniak. Proses pencernaan nitrogen dalam
Pertanian Universitas Padjadjaran, bahwa perlakuan ruman tersebut biasanya berlangsung cepat sehingga
terhadap tanah pozolan merah-kuning dengan kalsit banyak protein yang tidak dapat dimanfaatkan oleh
dan zeolit memberikan pengaruh nyata, yaitu : jasad-jasad renik (bakteri) untuk sintesis protein di
dalam tubuh. Keadaan ini menyebabkan banyak
– Penambahan 6 ton zeolit dan 2 ton kapur per ha, protein yang hilang dalam bentuk urin.
produksi bijih kedelai kering per ha meningkat
566,4%, atau 1450 ton/ha dibandingkan dengan
produksi tanpa penambahan zeolit dan kapur yang Penambahan zeolit ke dalam ransum,
besarnya 0,256 ton/ha. 4+
menyebabkan kelebihan ion NH dapat diikat oleh
zeolit sehingga dapat dimanfaatkan oleh bakteri
– Penambahan 6 ton zeolit per ha, produksi jagung untuk keperluan sintesa protein sesuai dengan
per ha meningkat 141%, atau 230 ton/ha kebutuhan. Dengan demikian zeolit di sini berfungsi
dibandingkan dengan produksi lahan tanpa 4+
sebagai buffer ion NH . Adanya mekanisme
penambahan zeolit yang besarnya 0,95 ton/ha. tersebut, pemanfaatan protein oleh ternak
ruminansia lebih efisien, yang pada akhirnya dapat
Di Jepang, pemanfaatan zeolit untuk peningkatan meningkatkan pertumbuhan dan produksi ternak.
produksi pertanian telah lama diterapkan.
Menurut Minato (1968), penambahan 40 ton Spesifikasi zeolit yang digunakan sebagai imbuh
zeolit jenis klinoptilolit pada sawah seluas 1 are makan ternak dapat dilihat pada Tabel 5, yang
bersama-sama pupuk standar (urea/NPK), dapat cara penggunaan zeolit tersebut adalah :
meningkatkan penyediaan nitrogen sebesar 63%.
Menurut Kazru Tori (1975), penambahan 1 ton – Zeolit digerus sampai ukuran -200 mesh.
zeolit jenis klinoptilolit per Ha dapat – Bunga matahari juga digerus.
meningkatkan produksi padi 17%, wortel 65%, – Kedua bahan di atas dicampur dengan rumput.
apel 13 – 14%, terung 55%, dan gandum 13%. c. Bidang Perikanan
b. Bidang Peternakan
Lahan perikanan terdiri atas tambak, kolam,
Dalam bidang peternakan, zeolit telah digunakan perikanan laut, dan lainnya.
secara komersial, terutama di negara-negara Eropa
dan Jepang. Di Indonesia, zeolit telah digunakan Zeolit di sini berfungsi sebagai pengontrol kandungan
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 317

Tabel 5. Spesifikasi Zeolit Sebagai Imbuh


Makanan Ternak – Meningkatkan kelangsungan hidup benur dari
rata-rata 25% menjadi 87%.

Analisis Kimia Spesifikasi – Meningkatkan produksi tambak udang dari 4,36 kg


SiO2 64,50% 2
per petak menjadi 12 kg per petak (7 x 4 m ).
TiO2 0,32%
Al2O3 11,95% Jumlah penggunaan zeolit pada tambak udang
Fe2O3 0,45% tergantung kepada tujuan penggunaannya, yaitu :
Na2O 4,22%
CaO 1,21% – Untuk menjerap unsur NH4, H2S, besi, dan
MgO 0,13% unsur logam lainnya, yang umumnya
menggunakan zeolit sebesar 300 kg per ha
per bulan.

4+ – Untuk perawatan dan pembersihan tambak,


ion NH di dalam air. Pada umumnya ion ini
berasal dari kotoran ikan dan sisa-sisa makanan baik yang berasal dari kotoran dan sisa pakan
yang telah membusuk. Dengan pemberian zeolit, udang maupun kotoran yang berasal dari luar,
pada ruangan yang sama jumlah ikan yang dapat dapat dilakukan dengan penaburan zeolit
dipelihara lebih banyak. Sebagai contoh, ikan 2
sekitar 50 gr/ m setiap 7 – 10 hari.
salmon sekitar 30.000 ekor dapat dipelihara
dalam suatu kobongan di sungai yang kandungan – Untuk tambak baru atau tambak selesai panen,
4+
ion NH tetap terkontrol pada 0,15 ppm dengan pada dasar tambak ditebarkan zeolit
pemberian zeolit setiap 6 – 8 hari. sebanyak 500 kg/ha.

Pada peternakan udang, kendala yang dihadapi d. Bidang Industri


adalah rendahnya produksi (1 ton per ha per
tahun), sedangkan produksi tambak udang di Pengeringan dan Pemurnian Gas
Taiwan mencapai 20 ton/ha/tahun. Hal ini
umumnya disebabkan oleh tingkat kematian Zeolit telah umum digunakan dalam proses
benur yang masih tinggi karena sirkulasi air yang pemurnian gas methan (biogas), gas alam, dan
belum baik. Peningkatan produksi dapat lain-lain.
dilakukan dengan memperbaiki sistem pengairan
dan pemanfaatan zeolit. Pada umumnya gas methan yang terbentuk dari
pembusukan sampah atau kotoran binatang
Pada tambak dengan sistem pengairan yang hanya 4+
mempunyai komposisi CH (50%), CO2 (40%), dan
mengandalkan air pasang surut air laut serta sisanya (10%) berupa unsur belerang. Gas methan
kepadatan penebaran udang yang tinggi akan ini masih sangat kotor, bersifat korosif, dan nilai
menimbulkan masalah akumulasi amoniak. kalornya sangat rendah. Tahap pekerjaan untuk
4+
Berdasarkan penelitian, pada kandungan ion NH memurnikan gas methan tersebut adalah :
sekitar 0,2 ppm, pernafasan dan pencernaan udang
akan terganggu dalam waktu 35 hari. – Gas methan mula-mula dikeringkan dan
dihilangkan unsur belerangnya.
Zeolit dapat mengatasi masalah polusi di tambak
udang, terutama polusi yang terbentuk oleh ion – Gas methan kering kemudian dialirkan melalui
3+ 2- 4+ 3+ 2+ tabung-tabung yang berisi bubuk zeolit kering
NH , S , NH , Fe , dan Mn , baik yang
berasal dari ekskresi udang itu sendiri maupun (zeolit jenis khabazit atau erionit).
dari pembusukan sia-sisa makanan. Berdasarkan
hasil percobaan yang telah dilakukan oleh Pusat – Dalam tabung tersebut gas CO2 akan terjerap
Pengembangan Teknologi Mineral pada tambak dan terikat, sehingga dihasilkan gas methan
udang windu, penggunaan zeolit dapat : yang murni.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 318

digunakan untuk mengisap gas CO2 dan uap air.


Sama halnya dengan gas methan, dalam pemurnian
gas alam juga digunakan zeolit (khabazit dan erionit) – Dua tangki yang lain dipakai untuk mengisap
yang berfungsi untuk menjerap gas CO2. gas N2 (nitrogen)
.
Mengingat sifat zeolit yang dapat menjerap gas – Udara yang dialirkan melalui tangki-tangki
CO2, maka zeolit dapat digunakan untuk tersebut akan keluar menjadi udara jenuh
mengatasi pencemaran atau polusi udara dan air. oksigen (80% O2).
Pencemaran tidak hanya terjadi karena adanya
partikel-partikel yang tidak dikehendaki, namun Bahan Pengisi (Filler)
disebabkan pula oleh menurunnya kadar oksigen.
Zeolit dapat digunakan pada industri kertas dan
Penggunaan zeolit untuk meningkatkan konsentrasi zat kayu lapis (multipleks) sebagai pengisi (filler).
asam dalam air (danau, sungai, atau ruang tertutup
lainnya) merupakan suatu cara yang sangat mudah Pada industri kertas, zeolit jenis klinoptilolit
dan murah. Secara garis besar, untuk meningkatkan digunakan untuk menghasilkan kertas berkualitas
konsentrasi oksigen adalah dengan cara mengalirkan super untuk menggantikan fungsi kaolin atau
udara kotor (tercemar) ke dalam tabung-tabung yang kalsium karbonat. Zeolit yang digunakan
telah diisi dengan bubuk zeolit yang telah diaktivasi berukuran 0,7 – 15 mikron. Spesifikasi zeolit
dengan asam (Tabel 6). sebagai pengisi dapat dilihat pada Tabel 7.
Zeolit jenis mordenit merupakan zeolit terbaik untuk
meningkatkan konsentrasi oksigen. Zeolit jenis lain
Pada industri kayu lapis, zeolit digunakan dalam
yang juga dapat digunakan adalah klinoptilolit,
bentuk pasta yang berfungsi sebagai pengisi dan
perekat sebelum dilakukan penekanan dan
khabazit, erionit, dan analsim. Keistimewaan mordenit
pemanasan.
karena mempunyai sifat tambahan, yaitu mampu
menjerap gas nitrogen (N) secara terpisah
Bahan Keramik

Tabel 6. Spesifikasi Zeolit yang Digunakan Pada suhu 500°C dan tekanan 2.000 MPa, Zeolit-Y
sebagai Bahan Pemurnian Oksigen
Tabel 7. Spesifikasi Zeolit sebagai Pengisi
Kertas
Uraian Spesifikasi
Jenis zeolit Modenit Spesifikasi Nilai
(50 – 55% dalam zeolit) Analisa kimia :
Ukuran butir -3+8 mesh SiO2 55 – 56%
Pengaktipan Pemanasan TiO2 0,03%
pada suhu 500 – 600°C Al2O3 28 – 30%
Kekerasan Tinggi Fe2O3 0,5%
Na2O 0,05%
K 2O 7%
yang kemudian diubah menjadi ikatan atau
CaO. MgO 2%
senyawa Na-N-H.
Hilang pijar 6 – 7%
Proses peningkatan konsentrasi oksigen dapat Analisa Fisika :
dikerjakan pada temperatur kamar. Cara penggunaan
Ukuran butir :
zeolit sebagai bahan pemurnian oksigen adalah :
300 mesh 0,05%W
+10 mesh 25,00%
– Digunakan empat buah tangki yang berisi
-5 mesh 54,00%
tepung zeolit.
Brightness 70 – 73%
pH 9,1 – 9,3
– Dua tangki berdiameter 1 m dan tinggi 6 m
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 319

akan berubah menjadi jadeite (batu giok), yang ulang dalam lingkungan yang bersifat asam.
merupakan batu permata yang sangat keras dan
kaku. Reaksi perubahan fisika dan kimia Zeolit-Y Walaupun penggunaan zeolit alam kurang efektif
tersebut adalah : bila dibandingkan dengan zeolit sintetis, namun
zeolit alam mudah diperoleh dalam jumlah besar
Na(AlO2)2.4H2O ® NaAlSi2O6 + 4H2O dengan biaya yang sangat murah. Dengan sedikit
pengolahan, yaitu dengan menghilangkan unsur
Zeolit (dalam bentuk penukar magnesium) akan pengotornya, zeolit alam dapat digunakan
° sebagai bahan penjerap, penyaring, dan katalis
meleleh menjadi glass pada suhu 1600 C dan pada
suhu 10.000°C akan mengalami proses rekristalisasi minyak bumi yang sangat murah dengan hasil
membentuk kordirit, yang reaksinya adalah : yang cukup memuaskan.

Mg(AlO2)4 (SiO2)5 ® Mg2Al4Si5O18 MgX Sejak tahun 1970, zeolit jenis klinoptilolit dan mordenit
telah digunakan sebagai bahan katalis, isomerisasi,
Koordirit merupakan bahan keramik yang hidrogenasi, alkalinisasi, dan bahan polimerisasi. Zeolit
komposisinya dapat diubah sebelumnya dengan jenis khabazit pada umumnya digunakan sebagai
cara penukaran kation. bahan pengering gas H2, F2 dan pemurni hidrokarbon
yang mengandung klorin (Cl2) dan fluorin (F2).
e. Bidang Energi Mordenit yang telah diaktifkan dapat digunakan
sebagai bahan katalis untuk menguraikan ikatan
Gasifikasi Batu bara hidrokarbon, sebaliknya erionit dapat digunakan
sebagai pembawa bahan katalis pada pembuatan
Zeolit digunakan sebagai katalisator pada proses persenyawaan hidrokarbon.
gasifikasi batu bara, terutama batu bara yang berkadar
belerang dan/atau nitrogen tinggi. Penggunaan zeolit Energi Matahari
dapat membantu untuk memperoleh gas batu bara
yang bersih karena zeolit tersebut dapat menjerap Dalam industri pemanfaatan energi matahari,
unsur-unsur pengotor. Cara lain dalam proses zeolit digunakan sebagai bahan penjerap dan
gasifikasi batu bara, terutama batu bara insitu, yaitu pelepasan panas kembali. Zeolit yang digunakan
dengan menghembuskan gas oksigen (oksigen cair) ke
adalah jenis khabasit dan klinoptilolit.
dalam endapan tersebut. Penjerapan dan pelepasan panas radiasi matahari
digunakan untuk pembuatan alat pemanas dan
Karena biaya untuk mencairkan dan memurnikan pendingin ruangan (air conditioner) atau alat pemanas
oksigen sangat mahal, maka dapat digunakan air (heater). Selain itu, panas radiasi matahari juga
zeolit untuk membuat gas oksigen yang sesuai dapat diubah fungsinya sebagai sumber energi listrik.
dengan kadar yang dikehendaki. Selain itu,
bahaya akibat kebakaran yang biasanya terjadi Pada dasarnya, fungsi zeolit disini adalah untuk
pada waktu pemompaan oksigen murni dapat menciptakan keadaan yang kering pada siang
dihindarkan atau dapat diperkecil. hari dan lembab pada malam hari. Proses
pengeringan dan pelembaban oleh bubuk zeolit
Industri Perminyakan dapat menyebabkan perubahan panas beberapa
ratus BTU untuk setiap kilogram bubuk zeolit.
Dalam industri perminyakan, zeolit selain digunakan Zeolit dapat menjerap panas secara merata ke
sebagai petunjuk paleo environment pada lapangan segala arah dengan kapasitas besar. Hal ini
minyak bumi, juga dapat digunakan pada proses berbeda dengan bahan penjerap lain yang kini
pemurnian. Tujuan penggunaan zeolit di sini adalah banyak digunakan.
untuk menjerap air dan karbon dioksida yang
terkandung di dalam minyak bumi. Jenis zeolit yang Kelestarian Lingkungan
dapat digunakan dalam proses ini adalah khabazit,
klinoptilolit, dan mordenit. Penggunaan zeolit ini dapat Dalam masalah lingkungan hidup, zeolit digunakan
berlangsung lama dan berulang- sebagai bahan penghilang bau (deodorizer ),
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 320

penghilang warna, dan bahan pengontrol polusi. Tabel 8. Spesifikasi Zeolit sebagai Bahan
Pengontrol Polusi
Penggunaan zeolit sebagai bahan pengontrol
polusi pada umumnya didasarkan kepada Jenis Limbah Spesifikasi
kemampuan zeolit untuk mengubah kation suatu
limbah dalam jumlah besar secara selektif. Limbah Radioaktif
Jenis zeolit Klinoptilolit
Sekarang ini, penggunaan diterjen sudah merata Bahan yang diserap Cesium dan strontium
di masyarakat. Untuk menghilangkan kesadahan Ukuran butir 20-50 mesh
detergen tersebut, bisanya digunakan sodium Limbah Rumah Tangga
trifosfat sebagai pelembut air (water softener).
Bahan kimia ini ternyata sangat berbahaya bila Jenis zeolit Klinoptilolit
berada dalam air secara berlebihan karena dapat Bahan yang diserap NH4 (amonium)
mempercepat pertumbuhan lumut hijau (green al- dan logam berat
gae), yang dapat mengurangi kadar oksigen Ukuran butir 20 – 50 mesh
dalam air. Oleh karena itu, timbul pemikiran untuk Limbah Peternakan
mengganti senyawa fosfat tersebut dengan zeolit,
Jenis zeolit Klinoptilolit
karena selain mempunyai sifat sebagai pelembut,
zeolit juga dapat menjerap dye-stuffs dan Bahan yang diserap NH4 (amonium)
pigment dirt. Ukuran butir 100 mesh

Pengurangan penggunaan detergen fosfat sudah


dilakukan, terutama di negara Eropa (Jerman Barat
Tabel 9. Spesifikasi Zeolit sebagai
dan Belanda). Satu-satunya masalah yang timbul,
Penangkap Gas SO2 pada Cerobong Asap
zeolit tidak larut tetapi membentuk suspensi dalam air,
Pabrik Asam Sulfat dan PLTU Batubara
sehingga penggunaan detergen zeolit memerlukan
mesin cuci yang konstruksinya harus dimodifikasi
secara besar-besaran. Oleh karena itu, zeolit Uraian Spesifikasi
berukuran halus dan berbentuk bundar lebih disukai. Jenis zeolit Klinoptilolit atau
Mordenit
Spesifikasi zeolit yang digunakan untuk pengelolaan
Ukuran butir 50 – 85 mesh
lingkungan dapat dilihat pada Tabel 8 dan 9.
Pengaktipan Pemanasan pada
suhu 500 – 600°C
g. Bahan Bangunan Kemampuan serap 200 mg. SO2/gr
Zeolit pada kondisi statik
Penggunaan zeolit sebagai bahan bangunan dan
ornamen telah dilakukan sejak jaman Romawi kuno.
Penggunaan tersebut meliputi jalan, pondasi rumah tekan dan dikeringkan dalam tungku (oven)
atau bangunan, saluran air, jembatan, bahan perekat selama kira-kira dua jam. Produk yang dihasilkan
atau plester, dan lain-lain. Ornamen yang dibuat adalah bata ringan dengan berat 0,75 kg dan
meliputi dinding berukir dan patung. 2
kuat tekan 47 kg/cm .
h. Industri Pesawat
Seperti halnya perlit, obsidian, dan pitchstone,
zeolit juga dapat dibuat menjadi pelet ringan. Dalam industri ini, zeolit kemungkinan dapat
Cara ini dapat dilakukan dengan cara pemanasan digunakan sebagai saringan molekuler.
zeolit hingga temperatur 1.400°C.
4.3 Zeolit Buatan
Di Jepang, zeolit jenis klinoptilolit dipanaskan hingga
temperatur 550°C dan kemudian didinginkan di udara
Di pasaran terdapat tiga jenis bahan kimia yang
terbuka. Bahan tersebut kemudian dicampur dengan
kegunaannya sama dengan zeolit alam, yaitu karbon
plester dolomit (doloma tohor) dan air dengan
aktif, silika gel, dan zeolit buatan. Akan tetapi
perbandingan 1:1, kemudian dicetak
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 321

berdasarkan penelitian, kemampuan karbon aktif


dan silika gel sebagai bahan penjerap tidak – Didinginkan secepatnya dengan air dan disaring
melebihi zeolit alam. untuk memisahkan padatan dari larutannya.

Zeolit buatan dapat dihasilkan dengan dua cara, – Padatan dicuci dengan air panas dan dikeringkan
yaitu clay convertion process dan hydrogel dalam oven bertekanan pada temperatur 250°F.
process. Jenis zeolit buatan yang dihasilkan
tersebut adalah Zeolit A, Zeolit Y, Zeolit K-G, – Produk yang dihasilkan adalah 464 g Zeolit Y
Zeolit alfa, Zeolit 2K-5, dan lain-lain. yang berkomposisi Na2O.Al2O3.5SiO2. nH2O.

Pada clay convertion process digunakan bahan Zeolit buatan lebih murni dan mempunyai kemampuan
baku kaolin sebagai sumber silika dan alumina. lebih luas dibandingkan dengan zeolit alam, terutama
Reaksi perubahan kimia dari proses tersebut sebagai bahan katalis. Walaupun demikian, prospek
adalah : pengembangan zeolit buatan belum memberikan
peluang karena zeolit alam dapat diperoleh dalam
500 – 600°C
jumlah besar dengan biaya lebih murah, sedangkan
2Al2Si2O5(OH4) ® Al2Si2O7 + 4H2O
teknologi pemanfaatannya masih belum mencapai titik
kaolin metakaolin
optimal.
100°C
6Al2Si2O7 + 12 NaOH + 21H2O ®
metakaolin PROSPEK PENGEMBANGAN ZEOLIT

Na12(AlO2)12(SiO2)12.27H2O Di masa mendatang, perkembangan zeolit di


zeolit A Indo-nesia diperkirakan semakin meningkat. Hal
ini disebabkan oleh semakin berkembangnya
jumlah ataupun ruang lingkup penggunaan zeolit,
Berdasarkan reaksi tersebut, untuk menghasilkan
serta perkembangan teknologi pengolahannya
1 ton zeolit A diperlukan bahan-bahan :
yang semakin dapat memenuhi kriteria zeolit
untuk berbagai keperluan.
– kaolin : 1.414 lb,
– metakaolin : 1.217 lb,
Ditinjau dari sisi teknologi dan potensi sumber daya,
– sodium hidroksida : 438 lb,
pengembangan zeolit tidak menjadi masalah. Terdapat
– air reaksi : 345 lb.
beberapa lokasi cadangan zeolit di Jawa Barat dan
Lampung yang dapat dikembangkan, walaupun
Pada hydrogel process digunakan bahan baku
penyelidikan rinci terhadap kedua lokasi cadangan
alumino-silikat gel alkali tanah. Tahapan
tersebut belum pernah dilakukan.
pekerjaan pada proses ini adalah :

– Masukan 2.090 g H2O ke dalam suatu ketel Secara teknis, pengembangan tambang zeolit
resin, dan larutkan 162,2 gr NaOH. baru melaui berbagai tahap kegiatan antara lain :

– Tambahkan 425 g sodium aluminat yang me- – Evaluasi cadangan.


ngandung Al2O3 24%, Na2O 20%, dan H2O – Rancang-bangun tambang.
56% berat. – Studi kelayakan.
– Dinginkan hingga suhu 100°F dan kemudian
ditambah 570 silika kalsinasi. Dalam kasus ini, evaluasi tambang zeolit baru
hanya didasarkan pada rencana kapasitas pabrik
– Pendinginan dipertahankan pada suhu 100°F terpasar sebesar 12.000 ton/tahun, sehingga
selama 24 jam dengan pengadukan perlahan, tingkat produksi tambang diperkirakan sebesar
dan setelah itu suhu ditingkatkan hingga 15.000 ton/ tahun. Kelayakan ekonomi tambang
212°F dan dipertahankan selama 24 jam zeolit ini dapat dilihat pada Tabel 10.
dengan peng-adukan perlahan. DAFTAR BACAAN
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 322
1. Anwar, T.S., dkk., Penggunaan Zeolit Bayah 2. Clifton, R.A., Natural and Synthetic Zeolites, IC-

untuk Pengolahan Air Limbah Industri Textil 9140, Bureau of Mines, USA.
di Kabupaten Garut , PPTM, Bandung,
1987. 3. Heryadi, D., Pemberian Mineral Zeolit sebagai
Tabel 10. Viabilitas Ekonomi Tambang Zeolit

(dalam ribuan Rp)

Klasifikasi Jumlah
Pemilikan SIPD 15.000
(Izin, Akte Notaris, Rekomendasi, dan lain-lain)
Evaluasi Cadangan 75.000
(Pemetaan, Eksplorasi, Analisa Conto, Pengolahan dan Evaluasi Data Cadangan)
Studi kelayakan, ANDAL, Rancang-bangun Tambang, dan lain-lain) 35.000
Pembebasan Tanah : 30 ha 150.000
(Lokasi Tambang, Pabrik, dan Infrastruktur lainnya)
Saranan Fisik dan Fasilitas Tambang 100.000
Peralatan 825.000
(Peralatan Tambang, Pengolahan, serta Peralatan Operasional dan Penunjang)
Biaya Tetap 1.200.000
Modal Kerja 250.000
Pelatihan, Penyimpanan Lahan, dan Tes Produksi 50.000
Investasi 1.500.000

Biaya Produksi :
– Bahan Bakar dan Pelumas 50.000
– Gaji dan Upah 435.000
– Karung Plastik @ 25 kg. 125.000
– Iuran Produksi 30.000
Perawatan, Pajak, dan Asuransi 95.000
Reklamasi dan Rehabilitasi Daerah Bekas Tambang 45.000
Biaya Umum, termasuk Promosi 200.000
Biaya Operasi Tambang 980.000
Amortisasi 12.000
Depresiasi 225.000
Pengeluaran Setiap Tahun 1.217.000

Penjualan 2.100.000
(12.000 ton x Rp. 175.000/ton)
Pendapatan Besih per Tahun 420.000
Tingkat Pengambilan Modal :
– Return on Investment (ROI) 34,30%
– Payback Period 2,3 Tahun
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 323

Imbuh Makanan Ternak Ayam dan Domba,


PPTM, Bandung, 1987. Sudjadi, M. dkk., Prospek Pemakaian Zeolit Bayah
sebagai Perubah Sifat Tanah untuk Tanaman Padi,
Komar P.A., dkk., Prospek Pemakaian Zeolit PPTM dan PPTB, Bogor, 1985.
Bayah sebagai Penukar Kation, PPTM,
Bandung, 1985. Suganal, dkk., Penggunaan Zeolit Bayah untuk
Pengolahan Air, PPTM, Bandung, 1987.
Komar P.A., dkk., Prospek Pemakaian Zeolit
Bayah sebagai Penjernih Minyak Kelapa Sunara, T. dan Komardi, O.S., Pemberian Min-
Sawit, PPTM, Bandung, 1985. eral Zeolit sebagai Imbuh Makanan Ternak
dan Domba, PPTM, Bandung, 1987.
Komar P.A., dkk., Prospek Pemakaian Zeolit
Bayah sebagai Penangkap Ion Ca, PPTM, Suyartono, dkk., Penerapan Model Pengolahan
Bandung, 1985. dan Pemanfaatan Zeolit Bayah untuk Gas
dan Cairan, PPTM, 1986.
Komar P.A., dkk., Prospek Pemakaian Zeolit
Bayah sebagai Penukar Ion Fe / Mn Dalam Suyartono, Percontohan Model Pengolahan
Air, PPTM, Bandung, 1985. Zeolit Bayah untuk Pertanian dan
Pengolahan Air, Buletin PPTM Vol. 10 No. 3.,
Komar P.A., dkk., Prospek Pemakaian Zeolit November 1988.
Bayah sebagai Penjerap Radionuklida SR-85
Sampah Radio Aktif, PPTM, Bandung, 1985. Suyartono, Peranan Kapur dan Zeolit dalam
Pertanian, Terbitan Khusus No. 04, PPTM,
Komar P.A., dkk., Prospek Pemakaian Zeolit Bandung, 1986.
Bayah sebagai Penjerap ionNH4 dalam Air
Limbah, PPTM, Bandung, 1985. Torii, K., Utilization of Natural Zeolite in Japan,
National Industrial Research Institute, Tohoku,
Mumpton, F.A., The Role of Natural Zeolit in Japan, 1980.
Agriculture and Aquaculture, International
Com-mittee on Natural Zeolites, Westview Usri, T., dkk., Pengaruh Penambahan Beberapa
Press, Colorado, 1984. Tingkat Zeolit dalam Ransum terhadap
Pertumbuhan Domba, Fakultas Peternakan,
Olson, R.H., Zeolit, Industrial Minerals, 1985. Universitas Padjadjaran, Bandung, 1990.

Paggi, dkk., Prospek Pemakaian Zeolit Bayah


sebagai Pencapur Makanan Ternak , *****
Kerjasama PPTM dan Universitas
Padjadjaran, Bandung, 1981.

Sarief, E.S., dkk., Pemanfaatan Zeolit dan Kapur


untuk Peningkatan Produktivitas Tanah dan
Hasil Pertanian Khususnya Tanaman Kedele
dan Jagung, PPTM, Bandung, 1987.

Sariman, dkk., Percontohan Penerapan


Pemanfaatan Zeolit Bayah untuk Pendingin
Ruang-an, PPTM, Bandung, 1989.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 324
Lampiran A

Lokasi Cadangan Zeolit di Indonesia

Perkiraan Cadangan
Lokasi Luas Penyebaran Ketebalan Jumlah
Ha m Cadangan
Jawa Barat :
– Bayah, Lebak Ratusan Puluhan Jutaan ton
– Cilember, Sukabumi – – –
– Cikembar, Sukabumi – – –
3
– Nanggung, Bogor 115 – 25 juta m
– Nagreg, Bandung – – –
– Cikalong, Tasikmalaya – – –

Jawa Timur :
– Sumbermanjing, Wetan,Malang – 0–5 –
– Slaung, Ponorogo 35 – Jutaan ton
– Kedung banteng, malang – – Jutaan ton

Jawa Tengah dan DI Yogyakarta :


– Semanu, Gunung Kidul
– Banjarnegara – – –
– Wonosobo – – –
– Nanggulan – – –
– Salatiga – – –

Sumatera Utara :
– Kecamatan Purba – – –
– Kecamatan Sibolangit – – –
– Kecamatan Namorambe – – –
– Kecamatan Balige – – –
– Kecamatan Sarula – – –

Sumatera Selatan :
– Kota Agung – – –
– Krui – – –
– Kalianda – – –
– Rajabasa – – –
– Muara Enim – – –
– Baturaja – – –
– Pengunungan Gumai – – –

Kalimantan Timur :
– Gunung Rian – – –
– Malianau – – –
BAHAN GALIAN INDUSTRI 23 – 325
Lanjutan ...

Perkiraan Cadangan
Lokasi Luas Penyebaran Ketebalan Jumlah
Ha m Cadangan
Kalimantan Selatan :
– Desa Mandi Angin – – –
– Desa Kiram – – –
– Desa Gunung Jambu – – –
Kalimantan Barat :
Desa Gunung Jambu – – –

Maluku :
Desa Mepa – – –

Sulawesi Selatan :
Desa Barru – – –

Sulawesi Tengah :
Desa Bomba – – –
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 326

ZIRKON
24
Oleh : M. Arifin,
Supriatna Suhala

PENDAHULUAN adalah zirkon (zirkonium silikat, ZrO2.SiO2) dan


baddeleyit (zirkonium oksida, ZrO2). Di alam, kedua
Zirkon termasuk mineral baru di Indonesia, mineral ini dijumpai dalam bentuk senyawa dengan
karena selain keberadaannya sangat langka, juga hafnium (HfO2). Kandungan hafnium sekitar 1,5 – 2,5%
penggunaannya baru mulai berkembang dalam dari total berat zirkon atau baddeleyit.
sepuluh tahun terakhir ini.
Pada umumnya zirkon mengandung unsur besi,
Konsumen zirkon terbesar adalah industri keramik, kalsium, sodium, mangan, dan unsur lainnya. Unsur-
terutama untuk produksi keramik ubin (wall tile) dan unsur ini memberikan variasi warna zirkon yang
rumah tangga (table ware). Konsumen terbesar lainnya bermacam-macam. Warna zirkon murni adalah putih
adalah industri logam dasar, yang kegunaannya adalah bening. Mineralogi zirkon dan variasi sifat fisika dan
sebagai bahan anti korosi dan penahan panas kimianya dapat dilihat pada Tabel 1.
(refraktori dan foundri).
2.3 Cadangan dan Potensi Sumber Daya

2. GEOLOGI Sampai dengan saat ini, jumlah cadangan zirkon


di Indonesia tidak diketahui secara pasti.
2.1 Mula Jadi Walaupun demikian, potensi mineral ini
diperkirakan cukup besar.
Zirkon terbentuk sebagai mineral ikutan (accessory
mineral) pada batuan yang terutama mengandung Na- Di Sumatera, penyebaran zirkon pada umumnya
feldspar, seperti batuan beku asam (granit dan syenit) mengikuti penyebaran endapan kasiterit, yang lebih
dan batuan metamorf (gneiss dan skiss). dikenal dengan nama tin belt. Penyebaran tersebut
meliputi daerah Sumatera bagian timur, Kepulauan
Secara ekonomis, zirkon dijumpai dalam bentuk
Riau, Pulau Bangka, dan Pulau Belitung, serta
butiran (ukuran pasir), baik yang terdapat pada
sedimen sungai maupun sedimen pantai. Pada sebagian Kalimantan bagian barat. Berdasarkan
umumnya zirkon terkonsentrasi bersama-sama penyelidikan yang telah dilakukan, endapan zirkon
mineral titanium (rutil dan ilmenit), monazit, dan dipastikan terdapat di daerah Hatapang (Sumatera
mineral berat lainnya. Utara), Pulau Karimun Kundur dan Pulau Bintan
(Riau), serta Pulau Bangka dan Pulau Belitung
Di Indonesia, zirkon merupakan sedimen sungai yang (Sumatera Selatan).
terdapat di daratan dan lepas pantai. Mineral ini
dijumpai bersama-sama dengan mineral kasiterit dan Di Kalimantan tengah, zirkon merupakan mineral
elektrum (Au, Ag) sebagai mineral utama, ilmenit, ikutan bijih emas aluvial, walaupun di beberapa tempat
magnesit, monazit, xenotim, pyrit, mineral sulfida kandungan zirkon kadang-kadang lebih dominan.
lainnya, dan kuarsa. Cebakan keseluruhan mineral ini Berdasarkan hasil kegiatan eksplorasi dan eksploitasi
pada umumnya berasal dari batu granit yang telah tiga perusahaan Kontrak Karya Emas di daerah
mengalami pelapukan dan transportasi. Kalimantan Tengah, zirkon diketahui tersebar di sungai
Cembaga dan Katingan (termasuk anak-anak
2.2 Mineralogi sungainya). Di Kalimantan Timur, zirkon terdapat di
daerah Semboja yaitu sebagai endapan pantai yang
Mineral utama yang mengandung unsur zirkonium dijumpai bersama-sama mineral rutil.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 327
Tabel 1. Sifat Fisika dan Kimia Zirkon dan Baddeleyit

Baddeleyit Zirkon
Kristal Monoklin Prismatik Ditetragonal Dipiramidal
Warna Gelap Putih bening hingga kuning, kehijuan,
coklat, kemerahan, dan kuning kecoklatan
Kilap Logam Lilin
Belahan Beraturan Tidak sempurna
Kekerasan (skala Moh's) 6,5 7,5
Berat Jenis 5,8 4,6 – 4,7
Indek Refraksi 2,19 1,92 – 1,96
Hilang Pijar – 0,1%

Menurut Kantor Wilayah Departemen dipisahkan dari mineral-mineral berat lainnya


Pertambangan dan Energi setempat, cadangan (multi-mineral processing).
zirkon tersebut dipastikan sebesar 33 ribu ton.
Pengolahan kasiterit, zirkon, dan mineral berat
Di Irian Jaya, keberadaan zirkon didasarkan kepada lainnya dilakukan oleh PT Tambang Timah dalam
kegiatan eksploitasi sembilan perusahaan SIPD yang dua tahap, yaitu :
berlokasi di daerah Kabupaten Jayapura. Karena
terbatasnya data yang ada, potensi zirkon di daerah ini a. Pengolahan di Tambang
belum jelas, baik tipe endapan, penyebaran maupun
jenis mineral ikutannya. Pengolahan di sini dilakukan dengan menggunakan
sluice box dan jig. Tujuan pengolahan tersebut adalah
Daerah potensi zirkon di Indonesia beserta hasil-hasil untuk menghasilkan konsentrat kasiterit beserta
penyelidikan yang telah dan sedang dilakukan dapat mineral ikutannya, termasuk zirkon.
dilihat pada Gambar 1 dan Lampiran A.
Pengolahan di Pusat Pencucian Bijih
Timah
3. PERTAMBANGAN Pengolahan dilakukan terhadap konsentrat
tambang dan kapal keruk. Metoda dan peralatan
Berdasarkan tipe endapan zirkon yang merupakan yang digunakan terdiri atas pemisahan gravitasi
endapan aluvial, penambangan dilakukan dengan (meja goyang, klasifier, jig), pemisahan listrik
menggunakan kapal keruk, bulldozer, dragline, dan (high ten-sion separator), dan pemisahan magnit
lain-lain peralatan yang biasanya digunakan untuk (rapid mag-netic separator ). Produk pengolahan
menambang bijih aluvial. adalah kasiterit, ilmenit, monazit, xenotim, dan
zirkon (Gambar 2).
Di P. Bangka, P. Belitung, dan P. Karimun Kundur,
zirkon ditambang bersama-sama dengan Di Kalimantan Tengah, zirkon ditambang bersama-
kasiterit. Penambangan dilakukan oleh PT sama dengan bijih emas oleh PT Ampalit Mas
Tambang Timah dengan cara : Perdana. Zirkon yang dihasilkan merupakan konsentrat
sluice box, akibatnya kadar zirkon tersebut masih
– Tambang semprot (konvensional dan tambang sangat rendah ( 30% ZrO2).
besar).
– Kapal keruk, tambang mekanis.
KEGUNAAN DAN SPESIFIKASI
Pengolahan zirkon termasuk sangat komplek 1 Kegunaan
karena selain memisahkannya dari mineral
pengganggu (gangue minerals), tetapi juga Penggunaan zirkon sangat bervariasi, baik
BAHAN GALIAN INDUSTRI
Keterangan :
1. Hatapang, Rantau Prapat, Sumatera Utara 5. P. Belitung Sumatera Selatan
2. P. Karimun Kundur, Riau 6. Kasongan, Kalimantan Tengah
3. P. Bintan, Riau 7. Semboja, Kalimantan Timur
P. Bangka, Sumatera Selatan

24 – 328
Gambar 1. Peta Indikasi Cebakan Zirkon di Indonesia
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 329

KOSENTRAI
TAMBANG
(30 - 45 % Sn)

PEMISAHAN GRAVITASI
(siklon, Klasifier
shaking table, dan jig)

MIDDLING
KOSENTRAT TAILING
kaseterit kuarsa
Kseterit ilmenit ilmenit
pyrit / Markasit
Monasi / Xenotim
Kuarsa tourmain

PENGERINGAN
(rotary dryer)

PEMISAHAN LISTRIK
(high tension separator

KONDUKTOR NON - KONDUKTOR


kasiterit monasit / xenotim
ilmenit ziroon kuarsa

PEMISAHAN MAGNIT
(rapid magnetik separator)

MAGNETIK NON - KONDUKTOR


Monasit / xenotim ziroon kuarsa

PEMISAHAN GRAVITASI
(air table)

KOSENTRAT TAILING
Ziroon kuarsa

Gambar 2. Diagram Alir Proses Pengolahan Zirkon


BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 330

sebagai mineral industri (non-logam) maupun keramik yang berasal dari zirkon, yaitu PSZ.
mineral logam (Gambar 3). Pasaran zirkon dunia Produk PSZ yang telah dikembangkan ada dua
sebagian besar digunakan sebagai mineral macam, yaitu :
industri, yaitu untuk pasir cetak (foundri), bata
tahan api (refraktori), keramik dan gelas, kimia PSZ yang Dibuat dengan Menggunakan
zirkonium, dan lain-lain. CaO dan MgO

a. Keramik dan Gelas Keramik yang dihasilkan mempunyai kekuatan


dan ketahanan yang lebih baik, jika dibandingkan
Pada industri keramik dan gelas, zirkon yang dengan keramik konvensional (SiC, Si3, dan
digunakan berbentuk zirkonia, PSZ (partially Al2O3). Produk keramik ini telah digunakan untuk
stabi-lized zirkonia), dan tepung zirkon komponen mesin/motor, pompa kimia, dan nozel
(micronized zirkon). (mulut pipa).

Tepung Zirkon PSZ yang Dibuat dengan Menggunakan


Yttrium Oksida (Y2O3)
Tepung zirkon pada keramik terutama berfungsi
sebagai glasir opak (opacifier glazes), hal ini Keramik yang dihasilkan lebih stabil dan
disebabkan zirkon mempunyai indeks refraksi cukup mempunyai konduktivitas panas rendah, selain
tinggi. Zirkon di sini menggantikan peranan Sn-oksida mempunyai ketahanan dan tahan lama. Keramik
untuk menghasilkan keramik putih dan keramik jenis ini sangat sesuai untuk pembuatan
berwarna yang bermutu tinggi, khususnya keramik komponen adiabatik mesin diesel, seperti pelapis
untuk keperluan rumah tangga (table ware) dan silinder, kepala piston, dan katup.
keramik ubin (tile ceramic).
Kegunaan PSZ lainnya adalah untuk pembuatan
Prosentase pemakaian zirkon sebagai glasir opak elektroda yang dapat berfungsi untuk mengontrol ratio
adalah 13% dari total bahan glasir yang antara bahan bakar dan oksida di dalam mesin.
digunakan. Bahan-bahan glasir lainnya adalah Keadaan ini tidak saja menyangkut masalah
pasir silika (28%), feldspar (27%), kaolin (9%), lingkungan, tetapi juga masalah efisiensi mesin mobil
witherit (5%), dan Zn-oksida (4%). dan penghematan pemakaian bahan bakar.
Produk keramik untuk elektroda tersebut telah
Sebagai frit-enamel, tepung zirkon digunakan dikembangkan oleh perusahaan NGK-insulator
untuk melapisi logam (baja dan besi tuang). (Jepang).
Walaupun jumlah pemakaian zirkon sangat kecil
dibandingkan TiO2, dengan penggunaan zirkon b. Refraktori
lebih baik, terutama dalam proses pelapisan
secara kering untuk menghasilkan produk Zirkon dapat dibuat menjadi bata tahan api yang
peralatan dapur dan kamar mandi. digunakan untuk melapisi tungku peleburan baja dan
gelas. Zirkon yang digunakan ada dua jenis, yaitu AZS
Zirkonia refraktori dan zirkonia-mullit. Pemakaian kedua bahan
ini sebagai refraktori karena secara kimia mempunyai
Dalam industri gelas, zirkonia (fused zirkon ) sifat netral serta ketahanan terhadap panas mendadak
digunakan untuk menghasilkan gelas-gelas yang yang sangat baik. Zirkonia-mullit digunakan dalam
berkomposisi khusus, seperti gelas optik, gelas bentuk batangan dan nodul yang disusun secara
fiber, gelas TV berwarna, dan lain-lain. beraturan.

PSZ (Partially Stabilized Zirkonia) Pemakaian zirkon secara langsung untuk


refraktori pada umumnya digunakan sebagai
Khusus untuk menghasilkan keramik rekayasa ladle brick . Refraktori ini dapat digunakan pada
dan listrik, sekarang ini telah dibuat bahan dasar suhu hingga 3600°F.
BAHAN GALIAN INDUSTRI

24 – 331
Gambar 3. Diagram Penggunaan Zirkon
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 332

c. Pasir Cetak (Foundri) e. Kimia Zirkonium

Zirkon sangat sesuai digunakan sebagai pasir Dalam industri kimia, zirkonia digunakan untuk
cetak karena sifat-sifatnya : pembuatan zirkonium sulfat,
H2ZrO2(SO4)2.3H3O. Bahan kimia ini sangat
– Pengantar panas yang sangat tinggi, sehingga penting karena merupakan bahan dasar dalam
proses pendinginan berlangsung empat kali pembuatan kimia zirkonium lainnya.
lebih cepat bila dibandingkan dengan pasir
kuarsa, Zirkonium sulfat digunakan sebagai bahan untuk
penyamakan kulit (tanning leather) dan bahan
– Tidak reaktif terhadap logam lain, tambahan pada pigmen titania (berfungsi sebagai
penstabil pigmen).
– Butiran zirkon berbentuk bulat dengan
permuka-an bersih serta sesuai dengan Produk kimia zirkonium lainnya beserta tujuan
semua jenis binder, penggunaan adalah :

– Membutuhkan binder lebih sedikit dibandingkan – Zirkonium oxyclorida, sebagai bahan pelapis
dengan pasir cetak lainnya, (coating) pada tekstil.

– Ukuran tetap stabil walaupun terjadi – Zirkonium tetrachlorida, sebagai bahan


peningkatan panas, pemurnian Al dan Mg.

– pH zirkon netral atau sedikit asam. – Zirkonium karbonat sebagai obat (berbentuk
salep) untuk melawan racun yang berasal
Sebagai pasir cetak, zirkon umumnya digunakan untuk dari tumbuh-tumbuhan.
menghasilkan produk cetakan yang mempunyai
permukaan halus. Selain zirkon, fused zirkonia juga – Zirkonium hydrat sebagai moderator neutron.
digunakan sebagai pasir cetak, khususnya pencetakan
gelas secara kontinu. Zirkonia

d. Abrasif Zirkonia merupakan produk zirkon yang sangat


penting karena penggunaannya yang sangat luas,
Produk zirkon yang umumnya digunakan sebagai baik sebagai bahan pengganti zirkon itu sendiri
abrasif adalah alumina-zirkonia. Abrasif jenis ini maupun bahan yang digunakan untuk
ada dua kelompok, tergantung prosentase menghasilkan produk-produk berteknologi tinggi.
zirkonia yang digunakan, yaitu :
Zirkonia (termasuk fused zirkonia), selain
– AZ-abrasif (25% zirkonia). digunakan pada industri yang telah diuraikan
– NZ-abrasif (40% zirkonia). diatas, juga digunakan sebagai bahan :
AZ-abrasif terutama digunakan dalam hubungannya
– Piezo-electric dan keramik titanat,
dengan pengerjaan bahan-bahan yang berasal dari
logam, seperti steel billet , automotif, dan lain-lain. Di
– Pelapis penahan panas pada baling-baling
pasaran NZ-abrasif ada dua jenis, yaitu E347 (bonded
pesawat terbang, seperti yang telah
abrasive) dan E349 (coated abrasive). NZ-abrasif
diproduksi oleh perusahaan Pratt Whitney,
terutama digunakan sebagai mata (bit) pada mesin
General Elec-tric, dan Rolls Royce.
pemotong untuk batu hias (marmer dan granit) dan
sebagai bola penggerus (grinding wheel).
g. Zirkon sebagai Batu Mulia (Gemstone)
Sebagai abrasif, pasir zirkon dapat juga
digunakan secara langsung, yaitu sebagai Zirkon yang mempunyai variasi warna dapat
sandblast meng-gantikan fungsi pasir kuarsa. digunakan sebagai batu mulia, seperti :
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 333

– Putih bening (Matara diamond), pasaran, antara lain :


– Jacinth atau hyacinth yang berwarna orange,
merah, ataupun coklat), – Baja zirkonium yang digunakan untuk
– Jargon atau jaargon (kuning ataupun hijau), gandar/as roda, poros, batang bor, dan
– Starlite (berwarna biru sebagai hasil dari konstruksi katup-tekan.
pemanasan zirkon yang berwarna merah
kecoklatan). – Niobium-zirkonium sebagai superkonduktor.

h. Logam Zirkonium dan Logam Paduan – Magnesium-logam tanah jarang-zirkonium yang


digunakan pada industri ruang angkasa dan
Logam zirkonium dengan kemurnian mendekati pesawat terbang.
100% diperoleh dengan cara mereduksi
zirkonium tetrachlorida dengan sodium. Logam – Zircaloy, terutama berbentuk tabung digunakan
yang dihasilkan berwarna abu-abu dan bersifat pada pembangkit listrik tenaga nuklir.
lunak (mudah dibentuk dan dipotong).
Logam zirkonium terpenting lainnya, terutama
Sifat terpenting logam ini adalah anti korosif. dalam bentuk senyawa dengan unsur lain (metal-
Berdasarkan sifatnya ini, logam zirkon terutama like compound) adalah zirkonium karbida. Logam
digunakan untuk : ini digunakan sebagai konduktor elektronik,
komponen alat pemotong, dan material struktur
– Crucible yang digunakan pada laboratorium analit. pada reaktor nuklir.
– Pipa keluaran gas.
– Bahan peledak primer (detonator). 4.2 Spesifikasi Produk
– Foil pada lampu sorot dan bola lampu kilat
kamera. a. Zirkon sebagai Mineral Industri
– Tabung penukar panas.
Kualitas zirkon yang terdapat di pasaran dibagi
Dalam jumlah kecil, logam zirkonium digunakan dalam tiga kelompok yang didasarkan pada
untuk konstruksi pabrik petrokimia, pupuk urea, penggunaannya, yaitu premium grade (ceramic
asam sulfat, dan pabrik asam hidroklorida. grade), standard grade (foundry grade), dan
interme-diate grade. Komposisi kimia utama dan
Khusus logam zirkon dengan kemurnian 100 % tujuan penggunaan masing-masing kualitas
(unsur hafnium telah dihilangkan) digunakan zirkon dapat dilihat pada Tabel 2.
sebagai tabung bahan bakar radio-aktif pada
reaktor nuklir. Ukuran butir zirkon yang pada umumnya digunakan
terdiri atas milled zircon (+200 mesh atau +300 mesh)
Logam paduan zirkon yang banyak terdapat di dan micronized zircon (1.5 mikron atau 10

Tabel 2. Spesifikasi Zirkon dan Tujuan Penggunaannnya

Parameter Premium Intermediate Standard


ZrO2 + (HfO2), %min 66,00 65,50 65,00
TiO2, % maks. 0,10 0,30 0,25
Fe2O3, %maks 0,05 0,07 0,15
Kegunaan – Refraktori gelas – Refraktori baja – Refraktori basa
– Zirkonium silikat – Keramik – Foundri
– Keramik mutu tinggi – Foundri

Sumber : The 9th Industrial Minerals International Congress.


BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 334

mikron), tetapi dalam pemasaran ukuran ini tidak Sedangkan pada zircolay-4 unsur-unsur logam
begitu penting. tersebut sama, kecuali nikel. Dalam logam
paduan niobium-zirkonium mengandung sekitar
Berbeda dengan zirkon, baddeleyit yang dipasarkan 20 – 40% zirkonium.
mempunyai kandungan ZrO2 lebih tinggi, karena unsur
utama mineral ini sudah dalam bentuk ZrO2, namun di c. Mineral Substitusi
pasaran baddeleyit ini sangat terbatas, hal ini
disebabkan oleh cadangan baddeleyit sangat jarang Terdapat beberapa mineral ataupun produk kimia
dijumpai di alam. yang dapat digunakan sebagai bahan substitusi
zirkon dalam penggunaannya, seperti :
Produsen baddeleyit terbesar adalah PMC (Palabora
Mining Co.) dan Foskor (Phosphate Development – Refraktori : kromit, alumina-magnesia spinel,
Corp.) yang berkedudukan di Afrika Selatan. Kualitas dan pasir kuarsa.
produk baddeleyit yang dipasarkan oleh kedua – Foundri : pasir kuarsa, kromit, dan olivin.
perusahaan ini dapat dilihat pada Tabel 3. – Keramik : TiO2 dan Sn-oksida.

Tabel 3. Spesifikasi Baddeleyit Foskar dan PMC

Unsur Kimia Foska PMC


BC96 BC99SEF N SQ
1 96,00 Min. 99,00 98,00 99,00
ZrO2 + HfO2
TiO2 1,00 Maks.0,30 0,40 0,20
Fe2O3 1,00 Maks.0,05 0,50 0,20
SiO2 1,50 Maks.0,50 0,30 0,20
CuO 0,60 Maks.0,02 0,10 0,10
P2O5 0,20 Maks.0,01 0,10 Maks.0,10
ThO2 0,03 maks.0,03 0,05 0,05
U 2O8 Maks.0,07 Maks.0,07 0,10 0,10

Sumber : Industrial Minerals, October 1981.


!)
Unsur hafnium yang terkandung adalah 1,5 – 1,9% HfO 2

Selain itu pula, PMC memproduksi zirkonium Tabel 4. Spesifikasi ZR-Sulfat


sulfat dengan spesifikasi seperti pada Tabel 4.
Unsur Kimia Spesifikasi
b. Zirkon sebagai Logam
ZrO2 + HfO2 Min. 33.00%
Logam zirkonium murni yang terdapat di pasaran SO4 52,40
mempunyai kadar 98% dan 100%. Logam zirkon H2SO4 bebas, nihil
yang mempunyai kadar kurang dari 100%, H2O bebas Maks. 5,00%
menunjukkan bahwa logam ini masih terdapat Asam tidak terlarut 0,30%
unsur hafnium di dalamnya (1,5 – 2,5% berat). Fe2O3 0,05%
Bentuk logam tersebut yang ada di pasaran TiO2 0,30%
adalah sponge, plate, cold rolled, dan powder. SiO2 0,50%
P 2O5 0,05%
Logam paduan (alloy) zirkon terpenting adalah
Na2O Maks. 0,01%
zircolay-2 dan zircolay-4. Unsur logam lain yang
LOI pada 1000°C 66,40%
terkandung dalam zircolay-2 adalah timah (1,5%), besi
(0,12%), chromium (0,10%), dan nikel (0,05%). Sumber : Industrial Minerals, Oktober 1981.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 335

– Abrasif : pasir kuarsa dan ilmenit. Beberapa faktor yang menyebabkan produksi zirkon di
dalam negeri mengalami fluktuasi, antara lain :

5. STRUKTUR EKONOMI – Produksi zirkon seluruhnya merupakan produk


sampingan (by-product) bijih timah dan emas.
Zirkon merupakan salah satu mineral baru dalam
pengadaannya oleh sektor pertambangan di – Penyebaran zirkon, terutama dalam bijih timah
dalam negeri. Akan tetapi pemakaian mineral ini tidak menentu, sehingga jumlah produksi
oleh industri hilir di dalam negeri sudah zirkon tidak dapat dipastikan berdasarkan
berlangsung cukup lama. jumlah produksi bijih timah.

5.1 Produksi – Hingga saat ini produksi zirkon masih sangat


tergantung kepada permintaan konsumen,
Pengadaan zirkon oleh tambang di dalam negeri baik pasar di dalam negeri maupun ekspor.
berlangsung sejak tahun 1984. Zirkon ini berasal
dari tambang-tambang timah di Pulau Bangka 5.2 Konsumsi
dan Pulau Belitung yang dikelola oleh PT
Tambang Timah. Pada tahun 1989, produksi Di Indonesia, zirkon terutama digunakan pada
zirkon ditambah dari produk sampingan bijih industri keramik, yaitu sebagai glasir opak.
emas aluvial yang ditambang oleh PT Ampalit Kebutuhan zirkon pada industri ini mencapai 94%
Mas Perdana di Kalimantan Tengah. dari total konsumsi rata-rata. Sisanya 6%,
digunakan pada industri logam dasar (3,5%) dan
Produksi zirkon selama kurun waktu 1984 – 1989 industri barang-barang logam (2,5%).
menunjukkan angka yang fluktuatif (Tabel 5).
Angka-angka produksi ini didasarkan kepada Zirkon yang digunakan pada industri logam dasar
jumlah penjualan zirkon oleh PT Tambang Timah, dan industri barang-barang logam berfungsi
baik di dalam negeri maupun ekspor. Produk sebagai bahan penahan panas (refraktori) dan
zirkon yang berasal dari PT Ampalit Mas Perdana pasir cetak (foundri).
hingga tahun 1990 belum dapat dipasarkan
karena mutunya yang sangat rendah. Jumlah konsumsi zirkon pada industri hilir di dalam

Tabel 5. Produksi dan Penjualan Zirkon, Thaun 1984 – 1989

Produksi, ton 1) Ekspor


Penjualan Dalam Negeri
Tahun PT Tambang PT Ampalit Total Jumlah Nilai Jumlah Nilai
Timah M. Perdana (ton) (000 Rp) (ton) (AS$)
1984 73 – 73 – – 73 11.890
1985 460 – 460 – – 460 46.000

1986 – – – – – – –
1987 50 – 50 50 18.750 – –

1988 1.230 – 1.230 30 10.614 1.200 170.970


1989 277 1.194 1.470 50 33.440 227 51.985

Keterangan : Kualitas zirkon PT Tambang Timah adalah 60 – 65%


ZrO2 Kualitas zirkon PT Ampalit Mas Perdana adalah + 30% ZrO2 1)
apparent consumption = impor + penjualan dalam negeri
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 –
336

negeri cukup besar. Selama kurun waktu 1985 –


1988, konsumsi zirkon mengalami peningkatan, Besarnya ekspor pada tahun tersebut
yaitu 295 ton pada tahun 1985 menjadi 737 ton kemungkinan disebabkan banyaknya stok karena
pada tahun 1988, atau meningkat 2,5 kali lipat. tidak ada permintaan pada tahun sebelumnya.
Hingga Oktober 1989, konsumsi zirkon telah Pada tahun 1989, ekspor zirkon mencapai 227
mencapai 530 ton, dan pada akhir tahun 1989, ton dengan nilai AS$ 51.935, atau turun sekitar
diperkirakan akan melebihi konsumsi pada tahun- 50% dibandingkan dengan ekspor pada tahun
tahun sebelumnya (Tabel 6). 1985 yang besarnya 460 ton (Tabel 5).

Negara tujuan ekspor zirkon Indonesia adalah


Ma-laysia dan Singapura.
Tabel 6. Konsumsi Zirkon (dalam ton)
Kebutuhan zirkon oleh industri hilir belum seluruhnya
Industri Hilir 1985 1986 1987 1988 1989 dapat dipenuhi oleh pemasok di dalam negeri (PT
Keramik 268 457 537 699 503 Tambang Timah), baik kualitas maupun kontinuitas
pemasokan dalam jumlah besar. Oleh karena itu,
Logam Dasar 18 13 18 24 16
impor mineral ini masih sangat besar, yaitu sekitar
Lain-lain 9 11 11 14 11
90% dari total konsumsi di dalam negeri.
Total 295 481 566 737 530
Selama kurun waktu 1985 – 1988, impor zirkon
mengalami peningkatan. Pada tahun 1985, impor
Sumber : Biro Pusat Statistik
zirkon tercatat sebesar 295 ton, dan pada tahun
1988 meningkat menjadi 707 ton, atau meningkat
2,4 kali lipat. Hingga Oktober 1989, impor zirkon
Berdasarkan fungsi dan kegunaan zirkon, telah mencapai 480 ton (Tabel 7).
sebenarnya pemakaian zirkon oleh industri di
dalam negeri jauh lebih besar lagi, terutama Impor zirkon Indonesia selama ini terutama
pemakaian secara tidak langsung. Beberapa berasal dari Australia.
bahan baku yang diperkirakan mengandung
unsur zirkonium dan digunakan oleh industri di
dalam negeri adalah :
Tabel 7. Jumlah dan Nilai Impor Zirkon,
– Industri penyamakan kulit (tanning material), Tahun 1985 –1989
– Industri keramik dan gelas (glasir dan frit-enamel),
– Foundri, refraktori, dan abrasit (industri logam Tahun Jumlah, ton Nilai, 1000 AS$
dasar dan industri barang-barang logam).
1985 295 411
1986 481 532
Penggunaan produk-produk tersebut, terutama
refraktori yang menyebabkan konsumsi zirkon 1987 516 570
pada industri logam dasar sangat kecil. 1988 707 808
1989 480 532
5.3 Ekspor dan Impor
Sumber : Departemen Perdagangan dan Biro Pusat Statistik.

Ekspor zirkon berlangsung sejak tahun 1984.


Ekspor tersebut seluruhnya berasal dari PT
Tambang Timah. Harga Zirkon

Selama kurun waktu 1984 – 1989, ekspor zirkon Pada tahun 1989, zirkon yang dipasarkan oleh PT
memperlihatkan peningkatan dan penurunan, bahkan Tambang Timah untuk penggunaan di dalam negeri
pada tahun 1986 dan tahun 1987 sama sekali tidak berharga Rp 500.000 – 800.000 per ton, sedangkan
ada ekspor. Ekspor terbesar terjadi pada tahun 1988 harga ekspor sekitar AS$ 226 – 232 per ton.
sejumlah 1.200 ton dengan nilai AS$ 170.970.
Harga zirkon yang bervariasi tergantung pada
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 337

kadarnya (% ZrO2). Zirkon yang dijual (luar dan pertambangan mineral berat yang berbentuk
dalam negeri) mempunyai kadar 30 – 60% ZrO2. endapan aluvial (placer). Tambang-tambang bijih
aluvial banyak beroperasi di Indonesia, baik
Harga zirkon impor jauh lebih besar lagi. Pada tahun tambang konvensional (tambang semprot)
1989, harga zirkon impor (termasuk ongkos maupun tambang berteknologi tinggi (kapak
pengangkutan) sekitar AS$ 1.083 per ton. Berdasar- keruk). Demikian juga halnya dengan proses
kan Industrial Minerals, bulan Juni 1990, harga zirkon pengolahan, Indonesia juga telah sangat
Australia per ton (bulk dan FOB) adalah : berpengalaman dalam mengolah bijih yang dapat
menghasilkan beberapa mineral berat sebagai
– Standard grade : A $ 570-640. konsentrat (multi-minerals processing).
– Intermediate grade : A $ 600-700.
– Premium grade : A $ 630-750. 6.2 Perkembangan Industri Hilir

Perkembangan industri di dalam negeri selama


6. PROSPEK PENGEMBANGAN lima tahun terakhir ini memperlihatkan
perkembangan yang sangat pesat. Keadaan ini
Di masa mendatang, potensi zirkon di dalam sebagai akibat pengaruh dari kebijaksanaan
negeri dapat dikembangkan menjadi komoditi pemerintah dalam menentukan strategi
bahan tambang yang dapat diandalkan. Ada pembangunan ekonomi, seperti yang tertuang
beberapa faktor yang mendukung perkembangan dalam paket-paket deregulasi. Paket
tersebut, antara lain : kebijaksanaan tersebut akan memberikan suatu
jaminan dan kepastian untuk mengembangkan
– Ketersediaan potensi sumberdaya zirkon dan produk industri, investasi baru dan lain-lain.
kemampuan,
– Teknologi, Perkembangan zirkon dalam kaitannya dengan
– Perkembangan industri hilir di dalam negeri, industri hilir di dalam negeri secara langsung
– Peluang ekspor. tergantung pada perkembangan industri keramik
dan industri logam dasar.
6.1 Ketersediaan Cadangan dan Kemampuan
Teknologi a. Industri Keramik

Potensi zirkon di Indonesia berjumlah cukup Dalam industri keramik, zirkon digunakan sebagai
besar. Walaupun belum terdapat angka pasti glasir opak. Industri keramik pemakai zirkon
yang menunjukan hal tersebut, akan tetapi adalah dari jenis yang memproduksi wall tile dan
penyebaran mineral ini telah diketahui terdapat di table ware. Kapasitas terpasang kedua jenis
daerah Hatapang (Sumatera Utara), Pulau industri keramik ini cukup besar. Berdasarkan
Karimun Kundur dan Pulau Bintan (Riau), Pulau data Departemen Perindustrian, pada tahun
Bangka dan Belitung (Sumatera Selatan), daerah 1989, kapasitas terpasang industri keramik wall
2
Kasongan (Kalimantan Tengah), Semboja tile sebesar 15 juta m per tahun dengan jumlah
(Kalimantan Timur), serta daerah Jayapura. perusahaan 25 buah. Sedangkan kapasitas
terpasang industri keramik table ware adalah 265
Di Indonesia, mineral ini merupakan mineral juta buah per tahun dengan jumlah perusahaan
ikutan bijih timah (kasiterit) dan bijih emas 24 buah. Tingkat produksi kedua industri keramik
(elektrum), walaupun kadang-kadang mineral ini ini baru mencapai sekitar 80 – 85% dari kapasitas
lebih dominan (daerah Kasongan dan Semboja). terpasang.

Faktor lain yang juga tidak kalah pentingnya adalah Kebutuhan glasir untuk industri keramik dalam lima
kemampuan teknologi penambangan maupun teknologi tahun terakhir meningkat. Dalam kurun waktu 1987
proses pengolahan. Indonesia (dalam hal ini PT – 1989, kebutuhan glasir yang diimpor meningkat
Tambang Timah dan PT Aneka Tambang) sudah sangat tajam, yaitu dari 2.011 ton pada tahun 1985
berpengalaman dalam mengelola menjadi 6.026 ton pada tahun 1989 (Tabel 8).
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 338

Tabel 8. Impor Refraktori, Foundri, Abrasif, c. Industri Lain-lain


Glasir, dan Frit Enamel
Industri lain yang juga di perkirakan
mengakibatkan peningkatan kebutuhan zirkon
1987 1988 1989
adalah industri mesin, barang-barang logam
Refraktori 48.246 43.922 48.582 (peralatan rumah tangga dan kantor), dan industri
Foundri 1.097 1.238 1.270 otomotif (asembling kendaraan bermotor).
Abrasif 2.827 2.333 2.359
Glasir 2.011 2.351 6.026 Industri tersebut secara tidak langsung membutuhkan
Frit Enamel 2.325 4.167 6.010 zirkon dalam bentuk produk-produk antara, seperti :

Sumber : Biro Pusat Statistik. – Frit-enamel (industri barang-barang logam).


– Abrasif (industri barang-barang logam dan
otomotif).
– Foundri (industri mesin dan industri pengecoran).
Perkembangan impor glasir, memungkinkan
untuk pengembangan industri yang menghasilkan Kebutuhan produk tersebut sangat besar, dan saat ini
produk antara tersebut. Mengingat zirkon masih diimpor dalam jumlah besar. Walaupun
merupakan salah satu bahan baku utama glasir pemakaian zirkon pada produk tersebut relatif kecil,
(13% dari total bahan yang diperlukan) serta tetapi pengembangan industri mesin, barang-barang
bahan baku lainnya juga cukup tersedia, maka
logam, dan industri otomotif di masa depan akan
keadaan ini dapat membuka peluang bagi
mengakibatkan peningkatan kebutuhan zirkon di dalam
pengembangan industri glasir di dalam negeri.
negeri, apalagi jika industri yang menghasilkan produk
antara tersebut dapat dikembangkan di dalam negeri.
b. Industri Logam Dasar (Besi-Baja)

Di Indonesia, penggunaan zirkon pada industri logam 6.3 Peluang Ekspor


dasar berfungsi sebagai material anti korosi dan
penahan panas (refraktori). Pengembangan industri Sejak tahun 1984, Indonesia telah memproduksi
logam dasar sebagai akibat semakin meningkatnya zirkon, yaitu dalam bentuk penjualan keluar
kebutuhan besi-baja oleh PT Krakatau Steel dan negeri (ekspor). Walaupun demikian produksi
perusahaan swasta di dalam negeri, yang diperkirakan zirkon ini masih merupakan produk sampingan
akan mencapai 5,2 juta ton pada tahun 1993 bijih timah dan emas, sehingga kualitas dan
(Departemen Perindustrian). kontinuitas produksi zirkon tidak menentu. Oleh
karena itu, untuk lebih meningkatkan ekspor
Pengembangan industri logam dasar tersebut, zirkon di masa mendatang, potensi mineral ini
selain mengakibatkan peningkatan kebutuhan perlu dikelola lebih profesional (bukan sebagai
zirkon secara langsung, juga secara tidak produk sampingan), yaitu dengan cara :
langsung akan meningkatkan kebutuhan zirkon
dalam bentuk produk antara, seperti refraktori. – Melakukan penyelidikan dan eksplorasi zirkon
secara rinci sehingga diperoleh data
Kebutuhan refraktori oleh industri logam dasar cadangan yang pasti.
cukup besar, terutama yang berasal dari impor. – Penanganan proses pengolahan zirkon secara
Keadaan ini menyebabkan pemakaian zirkon khusus sehingga dapat diperoleh produk yang
sangat kecil, karena telah dipenuhi oleh pemakai sesuai dengan spesifikasi pasar. Selain itu, ekspor
refraktori impor yang sangat besar.
zirkon Indonesia sangat tergantung kepada situasi
pemasokan-permintaan zirkon dunia saat ini dan di
Pengembangan industri refraktori di masa mendatang
masa mendatang.
sangat mempunyai prospek. Keadaan ini selain dapat
mendukung pengembangan industri logam dasar, 6.4 Sisi Pemasokan
tetapi juga dapat memacu pertumbuhan kebutuhan
zirkon di dalam negeri. Pada tahun 1989, produksi zirkon dunia mencapai
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 339

860 ribu ton. Negara penghasil zirkon utama adalah pengurangan pemakaian zirkon untuk ladle
Australia, yaitu lebih dari 50% total produksi zirkon refrac-tory, terutama yang telah dilakukan oleh
dunia. Negara penghasil zirkon terbesar lainnya adalah negara-negara industri.
Afrika Selatan (16%), Amerika Serikat (12%), dan
Rusia (10%). Pada tahun yang sama, sejumlah 60 ribu Penurunan ini lebih terasa lagi karena selama ini,
ton zirkon (12% total produksi dunia) diproduksi oleh industri logam dasar di Jepang menggunakan
Brazilia, China, India, Nige-ria, Malaysia, Thailand, dan zirkon dalam jumlah sangat besar.
Srilangka. Zirkon yang berasal dari negara-negara
tersebut pada umumnya berkadar rendah. Faktor yang menyebabkan penurunan konsumsi
zirkon, terutama oleh industri logam dasar di
Jepang adalah pemasokan zirkon (dari Australia)
Di masa mendatang, produksi zirkon dunia di tidak dapat mencukup kebutuhan, sehingga
perkirakan meningkat pesat. Pada tahun 1995 menyebabkan harga meningkat.
produksi zirkon di perkirakan 1.160 ribu ton dan
tahun 2000 mencapai 1.400 ribu ton. Pada Selain itu, sekarang ini telah di kembangkan bahan
produksi tersebut Australia masih tetap sebagai substitusi zirkon, yaitu alumina magnesia spinel (Al2 03
pemasok terbesar (Tabel 9). 70% dan MgO 28%) yang mempunyai

Tabel 9. Perkiraan Produksi Zirkon Dunia Tahun 2000 (dalam ton)

No. Negara Produsen 1989 1990 1995 2000


1. Australia 473 540 610 720
2. Afrika Selatan 138 160 230 300
3. Amerika Selatan 103 100 120 140
4. Negara-negara bekas Eropa Timur 86 90 100 120
Jumlah 860 980 1.160 1.400

Sumber : Mining Journal dan Industrial Minerals International Congress, March 1990.

Harga zirkon relatif turun tetapi diimbangi dengan karakteristik lebih baik dari zirkon, walaupun
peningkatan konsumsi zirkon dunia yang menjadi harganya jauh lebih mahal.
bahan pertimbangan peningkatan produksi zirkon
di masa mendatang. Sebaliknya, konsumsi zirkon untuk refaktori
peleburan gelas cenderung meningkat. Tingkat
6.5 Sisi Permintaan pertumbuhan konsumsi dunia pada industri ini
rata-rata 3% per tahun, sedangkan pada industri
Perkembangan konsumsi zirkon dunia logam dasar rata-rata 0,7% per tahun.
diasumsikan berdasarkan tingkat pertumbuhan
yang berbeda untuk setiap penggunaan zirkon b. Foundri
tersebut pada industri hilirnya.
Konsumsi zirkon untuk foundri cenderung meningkat.
a. Refraktori Hal ini disebabkan sifat fisika zirkon yang lebih baik
dibandingkan bahan yang mempunyai fungsi sama
Konsumsi zirkon untuk refraktori pada tahun-tahun seperti chromit, silika, dan olivin.
terakhir mengalami penurunan, terutama pada industri
logam dasar. Penurunan ini disebabkan oleh Penggunaan zirkon tidak dapat dihindari, terutama
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 340

pada pencetakan logam dasar untuk menghasilkan Secara keseluruhan total konsumsi zirkon dunia
konponen berpresisi tinggi, seperti blok-blok mesin mengalami peningkatan. Tingkat pertumbuhan
aluminium. Tingkat pertumbuhan konsumsi zirkon konsumsi tersebut rata-rata 3,7% per tahun.
dunia untuk foundri rata-rata 2,6% tahun (Tabel 10). Pada tahun 2000, konsumsi zirkon dunia
diperkirakan mencapai 1.398 ribu ton (Tabel 9).

Tabel 10. Perkiraan Konsumsi Zirkon Dunia,


Tahun 1990 – 2000 DAFTAR BACAAN

(Ribuan ton) Benbow. J., Steel Industry Minerals, Adding Value


Provide the Key, Industrial Minerals, Oc-tober
1990 2000 % Pertumbuhan
1989.
Fouduri 201 259 +2,6%
Refraktori : Berry, L.G. and Mason, B., Mineralogy, W.H.
– Besi 177 165 -0,7% Freeman and Company, London, 1959.
– Gelas 162 217 =3,0%
Keramik 243 395 5,0% Clarke, G., The Palabora Complex, Triumph Over
Kegunaan baru 165 362 +6,4% Low Grade Ores, Industrial Minerals, Octo-
ber 1981.
Jumlah 978 1.398 +3,7% Coope, B.M., Zirkon - In Good Shape After
Turbulent Decade, Industrial Minerals,
Sumber : Industrial Minerals International Congress, Decem-ber 1976.
March 1990
Griffiths. J., Rare-earths, Attracting Increasing
Attention, Industrial Minerals, April 1984.
c. Keramik
Grullemans, W., Zirkon Supply and Demand in
Perkembangan konsumsi zirkon untuk glasir the 1990’s, 9th Industrial Minerals
pada keramik ubin (tile) sangat kuat dipengaruhi International Congress, Sydney, 1990.
oleh bidang kontruksi bangunan, baik bangunan
komersial maupun perorangan. Warna-warna Industrial Minerals Supplement, Mining Journal, Vol.
produk keramik yang menarik dan tahan lama 308 No.7919, London, May 1990.
juga merupakan faktor yang mempengaruhi
peningkatan konsumsi zirkon pada industri ini. Kuzvart, M., Industrial Minerals and Rocks,
Developments in Economic Geology, Elsevier,
Tingkat pertumbuhan konsumsi zirkon dunia pada Amsterdam, 1984.
industri keramik rata-rata 5% per tahun.
Logam Nusantara, Warta Logam dan Besi Baja
d. Lain-lain Indonesia, No.0003, Maret 1990.
Mayer, W., A Field Guide to Australian Rocks,
Selain ke tiga kegunaan zirkon di atas, beberapa Minerals & Gemstones, Rigby Ltd., Sydney,
kegunaan baru zirkon lainnya yang diperkirakan 1976.
mendorong perkembangan konsumsi di masa
mendatang, seperti zirkonia, PSZ, kimia Power, T., Fused Minerals, The High Purity High
zirkonium, logam zirkonium, abrasif dan lain-lain. Performance Oxider, Industrial Minerals, July
1985.
Secara bersama-sama, penggunaan zirkon untuk
tujuan diatas mempengaruhi pertumbuhan Rouse, I.M., Zirkonium and Hafnium, Mining
konsumsi zirkon rata-rata 6,4% per tahun. Annual Review Mining Journal, 1989.
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 341

Suryono dan Subejo, Prospek Endapan Mineral Watson, I., Minerals for Frits and Glazer, Value in
Timah Dan Wolfram di Daerah Hatapang, Variety, Industrial Minerals, June 1981.
Rantau Prapat, Sumatera Utara,
Proceedings, Direktorat Sumberdaya Mineral,
No.19, Kolokium, Vol.1, Februari 1985. *****
BAHAN GALIAN INDUSTRI 24 – 342

LAMPIRAN A
Daerah Potensi Zirkon di Indonesia

Lokasi Cadangan Keterangan


Aek Batujongjong dan Belum diketahui – Tersebar di bagian timur Granit Hatapang pada tujuh
Aek Moumang, Hatapang, lokasi. Dijumpai bersama-sama dengan kasiterit
Rantau Prapat, Sumatera dan ilmenit.
Utara
– Potensi cukup besar, berdasarkan penelitian pada
413 conto diketahui bahwa kadar zirkon rata-rata
8,7% berat konsentrat.
Pulau Bintan, Riau Tidak diketahui Dijumpai bersama-sama dengan bijih bauksit dan
kasiterit.
Pulau Karimun Kundur Tidak diketahui – Merupakan mineral ikutan kasiterit dalam bentuk
(Riau) dan Pulau Bangka endapan aluvial dan bijih primer.
dan Belitung (Sumatera
Selatan) – Telah diusahakan oleh PT Tambang Timah.

Sungai Cembaga dan – Merupakan endapan aluvial yang dijumpai bersama-


Sungai Katingan, sama dengan bijih emas.
Kasongan, Kalimantan
Tengah – Potensi cukup besar dan telah ada tiga perusahaan
KK emas yang beroperasi, yaitu PT Kasongan Bumi
Kencana, PT Ampalit Mas Perdana, dan PT Kalteng
Mas Perdana.
Tanah Merah, Semboja, 33.000 ton (proved) – Merupakan endapan pasir pantai dan dijumpai
Kalimantan Timur bersama-sama dengan rutil.
– Daerah ini mempunyai prospek untuk dikembangkan

dengan memperluas daerah penelitian dan


eksplorasi.

Anda mungkin juga menyukai