Anda di halaman 1dari 4

pumping dan recovery test

merupakan metode pengukuran debit yang berasal dari pengamatan kontinuitas sumber
air dan ketersediaan air dari sumber itu sendiri. Pumping melibatkan laju penurunan muka
air tanah sedangkan recovery merupakan laju kenaikan muka air tanah pada posisi semula
dengan fungsi waktu dan kedalaman. Hal yang menjadi inti dari pumping test adalah
perbandingan antara penurunan muka air saat pumping terhadap kenaikan muka air saat
recovery dalam tenggat kedalaman yang sama. Prinsip pumping test melibatkan aplikasi
tekanan buatan pada akuifer dengan mengekstraksi air tanah dari sumur pompa dan
mengukur respon dari tekanan buatan dengan memperhatikan tingkat penurunan muka air
tanah dengan fungsi waktu dan kedalaman.

beberapa kemungkinan terjadi dalam pengukuran debit pada pumping test :

- jika perbandingan dari kedua keadaan ini dimana laju permukaan muka air saat
pumping terhadap laju kenaikan saat recovery adalah 1 maka debit input = debit
yang keluar
- jika laju penurunan pada pumping lebih besar dari pada laju kenaikan pada
recovery berarti debit input lebih kecil dari debit output
- jika laju penurunan pada pumping lebih kecil dari pada laju kenaikan pada
recovery berarti debit input lebih besar dari debit output

untuk mendapatkan nilai debit, dapat dilakukan dengan mengalikan luas area sumber
dengan tinggi kenaikan muka rata- rata saat recovery.

Q = A. Vmean recovery

selain untuk mengetahui debit, beberapa kegunaan lain dari pumping test :

- mengetahui hydraulic properties dari akuifer


- efek spasi dari pumping test terhadap sumur (perbedaan ketinggian kolom air)
- mengetahui ketinggian ideal pompa pada sumur
- memberikan kualitas air tanah dan variabelnya terhadap waktu
Grafik dari hasil pumping test dan recovery test nantinya akan diplot pada diagram log
yang bersumbu x = waktu sedangkan sumbu y = kedalaman. hasil plot keduanya akan
diperoleh suatu bentuk kurva berlawanan arah dimana pada pumping test dihasilkan suatu
bentuk kurva melengkung menurun akibat kedalaman MAT menurun sdangkan pada
recover test bentuk kurva melengkung naik akibat kenaikan MAT. dari grafik ini,
diperoleh debit air apakah lebih besar atau lebih kecil.

hukum darcy

merupakan prinsip laju aliran dalam suatu volume tertentu. seorang insinyur prancis,
Henry Darcy, mengemukakan bahwa laju aliran air melalui tabung sebanding dengan
perbedaan ketinggian air antara kedua ujung tabung dan berbanding terbalik dengan
panjang tabung. dia juga mengemukakan bahwa aliran sebanding dengan koefisien K
yang disebut konduktiviats hidrolik.

Q = K A {(hA – hB) / L}

atau

Q = K A (dh/dl)

pembatasan hukum darcy :

- hukum darcy hanya berlaku untuk tanah yang homogeny dan isotropis. isotropis
merupakan sifat tanah kesegala arah sama atau homogeny dari atas sampai
kebawah
- kontinuitas yakni volume air yang masuk ke volume control sama dengan volume
keluar tanpa memperhatikan volume control. jika volume tetap hukum darcy tidak
berlaku.
- volume tanahnya tidak berubah, bagi tanah yang mengemabng dan mengerut
hukum ini tidak berlaku.
koefisien kelulusan (konduktivitas hidrolik)

merupakan kemampuan suatu lapisan tanah atau batuan untuk melewatkan sejumlah
air tanpa mengubah sifatnya. ini sangat diperngaruhi oleh porositas dan sifat cairan
yang melaluinya. nilai ini dapat ditentukan di laboratorium dengan permeameter atau
dengan slug test dan uji kemompaan. hukum darcy koefisien kelulusan :

𝑄
𝐾=
𝑑ℎ
𝐴( )
𝑑𝑙

transmissivitas dan koefisien daya simpan

merupakan nilai yang menunjukkan banyaknya air yang dapat mengalir melalui suatu
bidang vertical setebal akuifer serta selebar satuan panjang dengan persamaan:

T=K.b

dimana : b = ketebalan akuifer (m)

Koefisien daya simpan (S) adalah volume air yang dapat dilepaskan atau disimpan
dalma tiap satuan luas permukaan akuifer terhadap perubahan tinggi (head).Untuk
mendapatkan kedua nilai tersebut, dapat dilakukan dengan beberapa metode. Untuk
akuifer tertekan digunakan metode theis sedangkan akuifer bocor digunakan metode
hantush. persamaan metode theis :

S = { Q/ 4π T} W(u)

∞ 𝑒 −𝑢 𝑟2𝑆
𝑊(𝑢) = ∫𝑢 𝑑𝑢 ; 𝑢 =
𝑢 4𝑇𝑡

dimana :

S = koefisien daya simpan (tidak berdimensi)

t = waktu pemompaan (s)

r = jarak radial dari sumur (m)


u = konstanta dari kurva baku

T = transmissivitas (m2/s)

ho – h = penurunan drawdown dalam satu siklus log (m)

W(u) = fungsi sumur dari kurva baku hantush, 1956

Spesific Capacity

merupakan perbandingan debit discharge (Q) dengan drawdown (s) pada suatu sumur
pompa. harga ini menunjukkan produktivitas sumur. persamaannya :

𝑄
𝑆𝐶 = 𝑆𝑤

dimana :

Sc = specific capacity (m3/ hari/ mdd)

Q = debit pemompaan (m3/ hari)

Sw = drawdown (m)

Anda mungkin juga menyukai