Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup
di muka bumi. Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia,
hewan hidup dari tumbuhan. Memang ada tumbuhan dan hewan yang hidup di laut,
tetapi sebagian besar dari makanan kita berasal dari permukaan tanah. Oleh sebab itu,
sudah menjadi kewajiban kita menjaga kelestarian tanah sehingga tetap dapat
mendukung kehidupan di muka bumi ini. Akan tetapi, sebagaimana halnya pencemaran
air dan udara, pencemaran tanah pun akibat kegiatan manusia juga.Kita semua tahu
Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya. Salah satu
kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah yang sangat subur karena berada di
kawasan yang umurnya masih muda, sehingga di dalamnya banyak terdapat gunung-
gunung berapi yang mampu mengembalikan permukaan muda kembali yang kaya akan
unsur hara.

Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia
banyak yang digunakan sesuai aturan yang berlaku tanpa memperhatikan dampak
jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut. Salah satu diantaranya,
penyelenggaraan pembangunan Pembangunan kawasan industri di daerah-daerah
pertanian dan sekitarnya menyebabkan berkurangnya luas areal pertanian, pencemaran
tanah dan badan air yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil/produk
pertanian, terganggunya kenyamanan dan kesehatan manusia atau makhluk hidup
lain.Sedangkan kegiatan pertambangan menyebabkan kerusakan tanah, erosi dan
sedimentasi, serta kekeringan. Kerusakan akibat kegiatan pertambangan adalah berubah
atau hilangnya bentuk permukaan bumi (landscape), terutama pertambangan yang
dilakukan secara terbuka (opened mining) meninggalkan lubang-lubang besar di
permukaan bumi.

1
Kimia tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan
mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran
limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida;
masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan
kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat
penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak
memenuhi syarat (illegal dumping).

Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat
menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke
dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di
tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat
mencemari air tanah dan udara di atasnya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah makalah ini, yaitu :
1. Apakah pengertian Kimia Tanah?
2. Bagaimana sifat Kimia Kimia Tanah?
3. Apakah penyebab Kimia Tanah?
4. Apakah dampak Kimia Tanah?
5. Apakah Komponen – Komponen pada Kimia Tanah?

1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah :
1. Mengetaui pengertian Kimia air.
2. Memahami Bagaimana sifat Kimia dari Kimia Tanah?
3. Mengetahuidampak Kimia Tanah?
4. Megetahui Bagaimana usaha menanggulangi Kimia Air?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kimia Tanah

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran
limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida;
masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan
kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat
penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak
memenuhi syarat (illegal dumping).

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang Pengendalian kerusakan
tanah untuk produksi bio massa: “Tanah adalah salah atu komponen lahan berupa
lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta
mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang
kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.”

Tetapi apa yang terjadi, akibat kegiatan manusia, banyak terjadi kerusakan tanah. Di
dalam PP No. 150 th. 2000 di sebutkan bahwa “Kerusakan tanah untuk produksi
biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku
kerusakan tanah”.
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat
menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke
dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di
tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat
mencemari air tanah dan udara di atasnya.

Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat


energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan

3
lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau
tidak dapat berfungsi lagi. Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran di
sebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat
menyebabkan kerugian terhadap makluk hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan
kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033%
dapat memberikan efek merusak.

Suatu zat dapat disebut polutan apabila :

1. Jumlahnya melebihi jumlah normal.

2. Berada pada waktu yang tidak tepat.

2.2 Komponen – Komponen Kimia Tanah

1. Limbah domestik

Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagang-


an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor
pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.

Limbah padat berupa senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan atau diuraikan
oleh mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan
bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang subur. Bahan pencemar itu akan tetap
utuh hingga 300 tahun yang akan datang. Bungkus plastik yang kita buang ke
lingkungan akan tetap ada dan mungkin akan ditemukan oleh anak cucu kita setelah
ratusan tahun kemudian, Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan
lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga
peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah
mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh
bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang.
4
Gambar 2.2.1 : Limbah Padat

Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak
kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.

5
2. Limbah industri

Limbah Industri berasal dari sisa-sisa produksi industri. .

A.Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri berupa padatan,
lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula,
pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.

B. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-
sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal,
perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan
logam seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah. Merupakan zat yang sangat beracun
terhadap mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian
bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah.

3. Limbah pertanian

Limbah pertanian dapat berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah atau
tanaman, misalnya pupuk urea dan pestisida untuk pemberantas hama tanaman.
Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah,
yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman
tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Dan penggunaan pestisida bukan saja
mematikan hama tanaman tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah.
Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Selain itu
penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal
terhadap pestisida tersebut.

6
Gambar 2.2.2 : Limbah Pertanian

2.3 Sifat-sifat Kimia Tanah


Komponen kimia tanah berperan terbesar dalam menentukan sifat dan ciri tanah
umumnya dan kesuburan tanah pada khususnya. Bahan aktif dari tanah yang berperan
dalam menjerap dan mempertukarkan ion adalah bahan yang berada dalam bentuk
koloidal, Yaitu :
· Liat
· Baham Organik
Kedua bahan koloidal ini berperan langsung atau tidak langsung dalam
mengatur dan menyediakan hara bagi tanaman.
Dua bahan penting yang diabsorbsi tanaman dan dipindahkan dari tanah adalah air dan
unsur hara. Tanaman dapat mengalami defisiensi unsur essensial, bila :
1. Unsur tidak terdapat di dalam tanah
2.Terdapat dalam kuantitas yang besar dalam tanah, tetapi sangat sedikit terlarut
atau tersedia
untuk menopang kebutuhan tanaman.

7
2.3.1 Derajat Kemasaman Tanah (pH)
pH tanah atau kemasaman tanah atau reaksi tanah menunjukkan sifat
kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH
menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H +) di dalam tanah. Makin tinggi
kadar ion H+ di dalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain ion
H+ dan ion-ion lain terdapat juga ion hidroksida (OH-), yang jumlahnya berbanding
terbalik dengan banyaknya ion H+. Pada tanah-tanah masam jumlah ion H+ lebih tinggi
dibandingakan dengan jumlah ion OH-, sedangkan pada tanah alkalis kandungan ion
OH- lebih banyak dari ion H+. Jika ion H+ dan ion OH- sama banyak di dalam tanah
atau seimbang, maka tanah
bereaksi netral.
A.Pengaruh pH terhadap tanah
Reaksi tanah (pH) mempunyai peranan yang penting terhadap ketersediaan
unsur-unsur hara, baik hara makro maupun hara mikro. Meningkatnya kelarutan ionion
Al, dan Fe dan juga
meningkatnya aktifitas jasad-jasad renik tanah sangat dipengaruhi oleh keadaan pH
tanah.
B. pH dan ketersediaan unsur-unsur hara
Reaksi tanah berpengaruh terhadap ketersediaan unsur-unsur hara di dalam
tanah. Pada umumnya unsur hara makro akan lebih tersedia pada pH agak masam
sampai netral, sedangkan unsur hara mikro kebalikannya yakni lebih tersedia pada pH
yang lebih rendah.
Tersedianya unsur hara makro, seperrti nitrogen, fosfor, kalium dan magnesium
pada pH 6.5. Unsur hara fofor pada pH lebih besar dari 8.0 tidak tersedia karena diikat
oleh ion Ca. Sebaliknya jika pH turun menjadi lebih kecil dari 5.0, maka fisfat kembali
menjadi tidak tersedia. Hal ini dapat menjadi karena dalam kondisi pH masam, unsur-
unsur seperti Al, Fe, dan Mn menjadi sangat larut. Fosfat yang semula tersedia akan
diikat oleh logam-logam tadi sehingga, tidak larut dan tidak tersedia untuk tanaman.
Beberapa tanaman tertentu dapat kekurangan unsur hara mikro seperti Fe dan Mn.
Untuk memperoleh ketersediaan hara yang optimum bagi pertumbuhan tanaman dan

8
kegiatan biologis di dalam tanah, maka pH tanah harus dipertahankan pada pH sekitar
6.0 – 7.0.
Pentingnya pH tanah :
1. Menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman. Pada umumnya unsur
hara mudah diserap akar tanaman pada pH tanah sekitar netral, karena pada pH tanah
tersebut kebanyakan unsur hara mudah larut dalam air. Pada tanah masam unsur P
tidak dapat diserap tanaman karena diikat oleh Al, sedang pada tanah alkalis unsure P
juga tidak dapat diserap oleh tanaman karena diikat oleh Al, sedang pada tanah alkalis
unsur P juga tidak dapat diserap oleh tanaman karena diikat oleh Ca.
2. Menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun. Pada tanah-tanah masam
banyak ditemukan ion-ion Al di dalam tanah, yang kecuali mengikat unsur P yang
juga merupakan racun bagi tanaman. Pada tanah-tanah rawa pH terlalu rendah (sangat
masam) menunjukkan kandungan sulfat tinggi, yang juga merupakan racun bagi
tanaman. Di samping itu, reaksi tanah masam, unsur-unsur mikro juga menjadi mudah
larut, sehingga ditemukan unsur mikro yang terlalu banyak. Unsur mikro adalah unsur
hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah yang sangat kecil, sehingga menjadi
racun kalau terdapat dalam tanah dalam jumlah yang terlalu besar. Termasuk unsure
mikro dala jenis adalah Fe,Mn,Zn,Cu,Co. unsur mikro yang lain yaitu Mo yang dapat
menjadi racun kalau tanah terlalu alkalis. Disamping itu, tanah yang terlalu alkalis
juga dapat menjadi racun bagi tanaman.
3. Mempengaruhi perkembangan organisme, bakteri dapat berkembang dengan baik pada
pH 5,5 atau lebih, sedang pada pH kurang dari 5,5 perkembangannya sangat terlambat.
Jamur dapat berkembang dengan biak pada segala tingkat kemasaman tanah. Pada pH
lebih dari 5,5 jamur harus bersaing dengan bakteri. Bakteri pengikat nitrogen dari udara
dan bakteri nitrifikasi hanya dapat berkembang dengan baik pada pH lebih dari 5,5.Cara
mengubah pH tanah yaitu pada tanah-tanah yang terlalu masam dapat dinaikkan pHnya
dengan cara penambahan kapur kedalam tanah, sedangkan tanah yang terlalu alkalis di
tambahkan belerang.
Proses yang menghasilkan keasaman tanah :
1. Karbon dioksida hasil dari dekomposisi seresah akan terlarut dalam air akan
bereaksi dengan molekul air menghasilkan asam karbonat
9
CO2 (aq)«CO2(gas) K1 = 10-1,41 « CO2 (aq) + H2O H2CO3 K2 = 10-2,62
b. asam-asam organik hasil dekomposisi
c. H+ yang dilepas oleh akar tanaman dan organisme yang lain pada waktu
pengambilan hara. Prinsip elektroneutrality adalah pengambilan kation oleh akar
harus diimbangi dengan pengambilan anion atau dengan pelepasan ion hidrogen atau
kation lain. Oksidasi dari substansi tereduksi sepeti mineral sulfida, bahan
organik, fertilizer yang mengandung ammonium.
Proses yang menghasilkan kebasaan tanah :
1. Reduksi dari Ferri, mangan, dan oxidized substances membutuhkan H+ atau
melepas OH- dan meningkatkan pH (terjadi pada tanah yang aerasinya jelek)
Fe(OH)2 (amorf) + OH-«Misal : Fe(OH)3 (amorf) + e-
2. Pengambilan kation oleh akar tanaman, kemudian setelah tanaman mati maka akan
terdeposisi di permukaan tanah PH tanah dikontrol oleh berbagai mekanisme.
Sebagian mekanisme adalah sumber langsung H+ dan atau OH- dan sebagian bekerja
dengan bereaksi dengan H+ dan atau OH- untuk buffer pada larutan tanah.
Mekanisme tersebut adalah :
(1) oksidasi dan reduksi besi, mangan dan senyawa sulfur
(2) dissolution dan presipitasi mineral tanah
(3) Reaksi gas misal CO2 dengan larutan tanah
(4)dissosiasi grup asam lemah pada tepi lempung silikat, hidrous oksida, atau
substansi humus
(5) reaksi ion-exchange
Pengelompokan kemasaman tanah adalah sebagai berikut:
a. Sangat masam untuk pH tanah < 4,5
b. Masam untuk pH tanah berkisar antara 4,5 s/d 5,5
c. Agak masam untuk pH tanah berkisar antara 5,6 s/d 6,5
d. Netral untuk pH tanah berkisar antara 6,6 s/d 7,5
e. Agak alkalis untuk pH tanah berkisar antara 7,6 s/d 8,5
f. Alkalis untuk pH tanah > 8,5.
Pentingnya pH tanah untuk diketahui, yaitu untuk :

10
 Menentukan mudah tidaknya unsur hara mudah diserap oleh tanaman. Pada
umumnya unsur hara mudah diserap oleh akar tanaman pada pH tanah sekitar
netral, karena pada pH netral tersebut kebanyakan unsur hara mudah larut di
dalam air. Sebagai contoh pada tanah masam unsur P tidak dapat diserap oleh
tanaman karena diikat oleh unsur Al, sedangkan pada tanah alkalis unsur P juga
tidak dapat diserap oleh tanaman karena diikat oleh unsur Ca.
 Menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun
 Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme.
 pH tanah
 Derajat keasaman tanah (pH TANAH)
 Kunci Kesuburan Tanah.Tanah merupakan media tumbuh alami yang
menyediakan makanan (unsur hara) bagi kelangsungan hidup tumbuh-tumbuhan
(tanaman). Agar tanaman mampu berproduksi optimal berkesinambungan,
kualitas tanah harus tetap dipertahankan. Kesalahan-kesalahan dalam
pengolahan tanah dapat mengakibatkan kerusakan pada tanah, berakibat
menurunkan produktifitas tanaman. Produktifitas tanah dalam menghasilkan
produk pertanian sangat tergantung pada kemampuan suatu tanah dalam
menyediakan unsur hara yang berimbang sesuai dengan kebutuhan tanaman.
 Tingkat kesuburan tanaman pada masing-masing tempat tidak sama. Pada tanah
asam serta miskin unsur hara, pertumbuhan tanaman akan terganggu sehingga
dapat menurunkan produksi secara signifikan, apalagi jika ketersediaan air tidak
terpenuhi dengan baik. Tanah asam merupakan jenis tanah dengan nilai pH
rendah. Terhambatnya pertumbuhan tanaman akibat tanah asam pada umumnya
berkaitan erat dengan berbagai reaksi tanah pada pH rendah tersebut dan dapat
merupakan kombinasi dari keracunan aluminium (Al), mangan (Mn), keracunan
besi (Fe), serta defisiensi (kahat) unsur P (fosfor), Ca (kalsium), Mg
(magnesuim), dan kahat K (kalium). Akan tetapi, faktor yang paling dominan
penyebab buruknya pertumbuhan tanaman adalah keracunan Al dan kekurangan
unsur P (kahat fosfor).
 Disamping terhambatnya pertumbuhan tanaman akibat keracunan Al dan kahat
unsur hara tersebut, hambatan faktor fisik juga menjadi penyebab terhambatnya
11
pertumbuhan tanaman pada tanah asam. Hambatan faktor fisik yang utama
meliputi tekstur tanah kasar akibat erosi, kapasitas memegang air yang sangat
rendah, serta adanya lapisan yang padat pada tanah sehingga sukar ditembus
akar. Hambatan faktor fisik ini tidak kalah penting dengan hambatan faktor
kimia dan bahkan lebih sulit penanganannya.
 Secara umum para ahli mengemukakan bahwa masalah tanah asam dapat diatasi
dengan teknologi pengapuran, karena pengapuran dapat menaikkan pH tanah
dan mengurangi keracunan Al yang meracuni secara tepat dan akurat. Akan
tetapi pengapuran saja tidaklah cukup karena defisiensi (kahat) unsur hara perlu
diatasi dengan cara pemupukan, sedangkan masalah daya ikat air yang rendah
perlu diatasi dengan penambahan bahan organik pada tanah.
 Pada prakteknya di lapangan, pemupukan menggunakan pupuk kandungan
nitrogen (N) dan fosfor (P) tinggi ternyata dapat menurunkan pH tanah sehingga
tanah menjadi asam. Oleh karena itu, penggunaan pupuk kandungan N dan P
tinggi harus diimbangi dengan pengapuran yang tepat.
Penggunaan bahan organik yang belum selesai melapuk juga dapat menurunkan
pH tanah meskipun hanya sementara. Jika pelapukan telah selesai, pH tanah
akan meningkat kembali. Untuk itu, penggunaan bahan organik sebaiknya
setelah melapuk karena dapat meningkatkan pH tanah. Jika menggunakan bahan
organik segar, sebaiknya diberi masa inkubasi yang cukup dengan tanah,
berkisar antara 4-6 minggu untuk menghindari reaksi memasamkan tanah. Di
daerah pegunungan dengan suhu rendah, pemberian bahan organik segar
terkadang malah diperlukan untuk meningkatkan suhu tanah.
 Nilai pH Tanah
 Nilai pH tanah merupakan ciri kimia tanah yang sangat penting dalam
menentukan kesuburan tanh karena ketersediaan unsur hara bagi tanaman sangat
berkitan dengan nilai pH tanah. Semakin tinggi nilai pH tanah berarti semakin
asam tanah tersebut. Populasi dan kegiatan mikroorganisme di dalam tanah juga
sangat dipengaruhi oleh pH tanah. Pengukuran pH tanah dapat dengan berbagai
cara, yaitu menggunakan kertas lakmus, pH meter dan pH tester.

12
 Pada tanah asam (pH rendah), tanah didominasi oleh ion Al, Fe, dan Mn. Ion-
ion ini akan mengikat unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman, terutama
unsur P (fosfor), K ( kalium), S (sulfur), Mg (magnesium) dan Mo
(molibdenum) sehingga tanaman tidak dapat menyerap makanan dengan baik
meskipun kandungan unsur hara dalam tanahnya banyak. Pada kondisi ini,
derajat keasaman tanah bernilai <7. Selain ion-ion Al, Fe, dan Mn mengikat
unsur hara, ion-ion tersebut juga meracuni tanaman. Pada tanah asam,
kandungan unsur mikro seperti seng (Zn), tembaga (Cu) dan kobalt (Co) juga
tinggi sehingga meracuni tanaman. pH netral bernilai 7, pada kondisi ini
kebanyakan unsur hara mudah larut dalam air sehingga tanaman dapat dengan
mudah menyerap unsur hara. Pada tanah basa dengan nilai derajat keasaman
(pH>7) unsur P (fosfor) akan banyak terikat oleh Ca (kalsium), sementara unsur
mikro molibdenum (Mo) berada dalam jumlah banyak. Unsur Mo pada tanah
basa menyebabkan tanaman keracunan.
 Pengukuran pH Tanah
 Pengukuran pH tanah dapat dilakukan dengan berberapa cara, yaitu
mengunakan kertas lakmus, pH tester dan pH meter. Pengukuran bisa secara
diagonal maupun zigzag asal sudah mewakili. Tentukan beberapa titik sampel
yang akan diukur pH-nya secara acak, setelah itu dilakukan pengukuran lalu
dihitung rata-ratanya.
 Kertas Lakmus
 Siapkan wadah berisi air secukupnya, ambil sampel tanah yang akan diukur pH-
nya. Kocok hingga bercampur rata. Ambil lapisan atas campuran tersebut dan
pindahkan ke wadah yang baru. Pengambilan bisa menggunakan pipet tetes atau
jarum suntik. Masukkan kertas lakmus ke dalam wadah terakhir. Kemudian
cocokkan warna kertas lakmus dengan warna standar yang menunjukkan angka
pH tanah. Jika kertas lakmus berwarna biru berarti tanah bersifat basa,
sedangkan kertas lakmus berwarna merah berarti tanah bersifat asam.
 pH Meter
 Tentukan beberapa titik sampel secara acak, misal 10 atau 20 titik tergantung
luas lahan yang akan diukur. Basahi permukaan tanah yang akan diukur pH-nya
13
sampai jenuh (kapasitas lapang). Tancapkan pH meter, tunggu beberapa saat.
Jarum akan bergerak perlahan sampai akhirnya berhenti (stabil). Angka pada
kondisi ini merupakan nilai pH. Lakukan untuk semua titik sampel, kemudian
ambil rata-ratanya.
 pH Tester
Alat pH tester terdiri dari 1 botol kecil cairan kimia penguji pH tanah, cawan
porselen tempat pengujuan, dan kartu pengamatan perbandingan skala pH
dengan warna indikator. Cara menentukan pH tanah menggunaakn pH tester
hampir sama dengan menggunakan kertas lakmus. Hanya saja cairan tanah yang
bening dipisahkan dari tanah, kemudian diteteskan pada cawan porselen. Pada
cairan taqanah tersebut ditambahkan 2 tetes cairan kimia dan diaduk rata.
Tunggu beberapa saat lalu amati warnanya. Cocokkan warna yang ditimbulkan
dengan kartu pengamatan perbandingan skala pH.
 Menetralkan pH Tanah
Derajat keasaman tanah (pH tanah) pada kondisi netral mempunyai banyak
keuntungan. Tanaman mampu tumbuh dengan baik sehingga produksinya dapat
optimal. Tanaman mampu menyerap unsur hara dengan baik karena pada
kondisi ini unsur hara mudah larut dalam air terutama sekali unsur makro P
(fosfor) tidak terikat oleh unsur Al, Fe, dan Mn sehingga unsur P (fosfor) pada
kondisi tersedia. Unsur P (fosfor) tersedia ini sangat dibutuhkan tanaamn
trutama pada fase pertumbuhan awal. Pembentukan akar menjadi sempurna.
Penyerapan unsur K (kalium) juga sempurna sehingga tanaman tahan terhadap
serangan hama penyakit dan tahan terhadap kekeringan.
 Pada tanah dengan pH rendah (tanah asam) dapat ditingkatkan nilai pH-nya
dengan cara pengapuran, sedangkan pada tanah basa (pH tinggi), penetralan pH
dapat
dilakukan dengan penambahan belerang (S).

14
2.3.2 Sifat Penyangga Tanah
Reaksi tanah (pH) tidak mudah diturunkan ataupun dinaikkan secara mendadak,
karena di dalam tanah ada sifat penyangga pH. Komponen tanah yang mempunyai sifat
menyangga ini adaIah gugus asam Iemah seperti karbonat serta komplek koloidai tanah
yakni koloid Iiat dan koloid humus. Koloid tanah dikelilingi oleh ion-ion H yang
terjerap pada permukaannya dan di pihak lain ada ion-ion H yang tidak dipengaruhi
oleh komplek jerapan tanah , yakni ion H yang herada pada larutan tanah. Ion H yang
terjerap dan yang berada di dalam larutan tanah berada dalam keseimbangan.
Mekanisme sanggaan dapat dijelaskan berdasarkan sifat dissosiasi ion H dari
asam koloidal lemah. Reaksinya sebagai berikut
Ion H yang terjerap <==========> Ion H dalam larutan tanah
(Kemasaman cadangan) ( Kemasaman aktif)
Asam Iemah ini mempunyai tingkat disosiasi yang Iemah dan sebagian besar
dari ion H masih tetap terjerap pada permukaan koloid. Bila suatu tanah masam ingin
dinaikkan pH nya, maka dilakukan pengapuran, dan akibatnya reaksi akan beralih ke
kanan dimana ion-ion Ca dari kapur lebih banyak terjerap, tapi ternyata pH tidak banyak
berubah. Hal ini terjadi karena ion-ion H masih banyak terjerap pada koloid tanah.
Dengan penambahan kapur yang Iebih banyak lagi hingga cukup untuk mebebaskan
semua ion H dari kompIek jerapan tanah dan digantikan oleh ion Ca, maka akan
terjadilah peningkatan pH tanah yang lebih nyata. Ini berarti kemasaman cadangan telah
dinetralkan.
Dengan adanya sifat penyangga di dalam tanah, hai ini dapat menjaga penurunan
pH yang drastis akibat bertambahnya ion H oleh suatu poroses biologis ataupun
perlakuan pemupukan. Adanya aktifitas jasad jasad hidup di dalam tanah atau perlakuan
pemupukan yang bersifat asam akan menyumbangkan banyak ion H, sehingga reaksi
beralih ke kiri, namun demikian penurunan pH juga tidak nyata. HaI ini juga disebabkan
oleh adanya sifat sanggaan tanah tadi. Dari uraian diatas jelaslah bahwa sifat sanggahan
tanah sangat penting artinya dalam menjaga kestabilan reaksi tanah, sehingga gejolak
pH yang hebat tidak terjadi yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
Tersedianya unsur hara makro, seperrti nitrogen, fosfor, kalium dan magnesium
pada pH 6.5. Unsur hara fofor pada pH lebih besar dari 8.0 tidak tersedia karena diikat
15
oleh ion Ca. Sebaliknya jika pH turun menjadi lebih kecil dari 5.0, maka fisfat kembali
menjadi tidak tersedia. Hal ini dapat menjadi karena dalam kondisi pH masam, unsur-
unsur seperti Al, Fe, dan Mn menjadi sangat larut. Fosfat yang semula tersedia akan
diikat oleh logam-logam tadi sehingga, tidak larut dan tidak tersedia untuk tanaman.
Beberapa tanaman tertentu dapat kekurangan unsur hara mikro seperti Fe dan Mn.
Untuk memperoleh ketersediaan hara yang optimum bagi pertumbuhan tanaman dan
kegiatan biologis di dalam tanah, maka pH tanah harus dipertahankan pada pH sekitar
6.0 – 7.0.

2.3.3 KTK (Kapasitas Tukar Kation)


Kapasitas Tukar Kation (KTK) atau Cation Exchange capacity (CEC)
merupakan jumlah total kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid yang
bermuatan negative. Berdasarkan pada jenis permukaan koloid yang bermuatan
negative, KTK dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : a) KTK koloid anorganik atau
KTK liat yaitu jumlah kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid
anorganik (koloid liat) yang bermuatan negative, b) KTK koloid organic yaitu jumlah
kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid oerganik yang bermuatan
negative, dan c) KTK total atau KTK tanah yaitu jumlah total kation yang dapat
dipertukarkan dari suatu tanah baik kation pada permukaan koloid organic (humus)
maupun kation pada permukaan koloid anorganik (liat)
Besarnya KTK tanah tergantung pada tekstur tanah, tipe mineral liat tanah, dan
kandungan bahan organic. Semakin tinggi kadar liat atau tekstur semakin halus maka
KTK tanah akan semakin besar. Demikian pula pada kandungan bahan organic tanah,
semakin tinggi bahan oerganik tanah maka KTK tanah akan semakin tinggi.
Kapasitas Tukar Kation (KTK) setiap jenis tanah berbeda-beda. Humus yang
berasal dari bahan organic mempunyai KTK jauh lebih tinggi (100-300 meq/100g).
Koloid yang bersal dari batuan memiliki KTK lebih rendah (3-150 meq/100g). Secara
kualitatif KTK tanah dapat diketahui dari teksturnya. Tanah dengan kandungan pasir
yang tinggi memiliki KTK yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah dengan
kandungan liat atau debu. KTK tanah yang rendah dapat ditingkatkan dengan

16
menambahkan bahan organic seperti kompos atau pupuk kandang, penambahan
hancuran batuan zeolit secara signifikan juga dapat meningkatkan KTK tanah.
Kapasitas tukar kation tanah tergantung pada tipe dan jumlah kandungan liat,
kandungan bahan organik, dan pH tanah. Kapasitas tukar kation tanah yang memiliki
banyak muatan tergantung pH dapat berubah-ubah dengan perubahan pH. Keadaan
tanah yang masam menyebabkan tanah kehilangan kapasitas tukar kation dan
kemampuan menyimpan hara kation dalam bentuk dapat tukar, karena perkembangan
muatan positif. Kapasitas tukar kation kaolinit menjadi sangat berkurang karena
perubahan pH dari 8 menjadi 5,5. KTK tanah adalah jumlah kation yang dapat dijerap
100 gram tanah pada pH 7.
Kation adalah ion bermuatan positif seperti Ca++, Mg+, K+, Na+, NH4+, H+, Al3+,
dan sebagainya. Di dalam tanah kation-kation tersebut terlarut di dalam air tanah atau
dijerap oleh koloid-koloid tanah. Banyaknya kation (dalam miliekivalen) yang dapat
dijerap oleh tanah per satuan berat tanah (biasanya per 100 g) dinamakan kapasitas
tukar kation (KTK). Kation-kation yang telah dijerap oleh koloid-koloid tersebut sukar
tercuci oleh air gravitasi, tetapi dapat diganti oleh kation lain yang terdapat dalam
larutan tanah. Hal tersebut dinamakan pertukaran kation. Jenis-jenis kation yang telah
disebutkan di atas merupakan kation-kation yang umum ditemukan dalam kompleks
jerapan tanah.
Pertukaran kation merupakan pertukaran antara satu kation dalam suatu larutan
dan kation lain dalam permukaan dari setiap permukaan bahan yang aktif. Semua
komponen tanah mendukung untuk perluasan tempat pertukaran kation, tetapi
pertukaran kation pada sebagaian besar tanah dipusatkan pada liat dan bahan organic.
Reaksi tukar kation dalam tanah terjadi terutama di dekat permukaan liat yang
berukuran seperti klorida dan partikel-partikel humus yang disebut misel.
Setiap miseldapat memiliki beribu-ribu muatan negative yang dinetralisir oleh kation
yang diabsorby.
Pada kebanyakan tanah ditemukan bahwa pertukaran kation berubah dengan
berubahnya pH tanah. Pada pH rendah, hanya muatan permanen liat, dan sebagian
muatan koloid organik memegang ion yang dapat digantikan melalui pertukaran kation.
Dengan demikian KTK relatif rendah.
17
KTK tanah berbanding lurus dengan jumlah butir liat. Semakin tinggi jumlah
liat suatu jenis tanah yang sama, KTK juga bertambah besar. Makin halus tekstur tanah
makin besar pula jumlah koloid liat dan koloid organiknya, sehingga KTK juga makin
besar. Sebaliknya tekstur kasar seperti pasir atau debu, jumlah koloid liat relatif kecil
demikian pula koloid organiknya, sehingga KTK juga relatif lebih kecil daripada tanah
bertekstur halus.
Pengaruh bahan organik tidak dapat disangkal terhadap kesuburan tanah. Telah
dikemukakan bahwa organik mempunyai daya jerap kation yang lebih besar daripada
koloid liat. Berarti semakin tinggi kandungan bahan organik suatu tanah makin tinggi
pula lah KTKnya.
Nilai kapasitas tukar kation tanah pada umumnya berkisar antara 25-45 cmol/kg
sampai dengan kedalaman 1 meter. Besarnya nilai KTK sangat dipengaruhi oleh kadar
lempung, C-organik, dan jenis mineral lempungnya. Pengaruh kadar lempung dan C-
organik terhadap nilai KTK tanah terlihat dari grafik hubungan sifat-sifat fisik-kimia.
Kadar lempung berpengaruh cukup tinggi terhadap KTK dengan nilai koefisien
determinasi R2 = 0.62. Makin tinggi kadar lempung maka makin tingi nilai KTK,
sedangkan untuk C-organik pengaruhnya kacil terhadap KTK (R2 = 0.29), hal ini
mungkin karena kadar C-organik yang rendah, selain itu jenis mineral lempung pun
berpengaruh terhadap nilai KTK.
Dalam kondisi tertentu kation teradsorpsi terikat secara kuat oleh lempung
sehingga tidak dapat dilepaskan kembali oleh reaksi pertukaran, kation ini disebut
kation terfiksasi. Mineral lempung yang banyak menyumbang fiksasi K+ dan
NH4+ antara lain : zeolit, mika, dan ilit. Fiksasi K penting didalam tanah pasiran untuk
mencegah dari pelindian dan pemupukan K+ dan NH4+ yang terus menerus yang dapat
menurunkan fiksasi K.

18
2.3.4 Kejenuan Basa(KB)
Kejenuhan basa adalah perbandingan dari jumlah kation basa yang ditukarkan
dengan kapasitas tukar kation yang dinyatakan dalam persen. Kejenuhan basa rendah
berarti tanah kemasaman tinggi dan kejenuhan basa mendekati 100% tanah bersifal
alkalis. Tampaknya terdapat hubungan yang positif antara kejenuhan basa dan pH. Akan
tetapi hubungan tersebut dapat dipengaruhi oleh sifat koloid dalam tanah dan kation-
kation yang diserap. Tanah dengan kejenuhan basa sama dan komposisi koloid
berlainan, akan memberikan nilai pH tanah yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan derajat disosiasi ion H+ yang diserap pada permukaan koloid. Kejenuhan
basa selalu dihubungkan sebagai petunjuk mengenai kesuburan sesuatu tanah.
Kemudahan dalam melepaskan ion yang dijerat untuk tanaman tergantung pada derajat
kejenuhan basa. Tanah sangat subur bila kejenuhan basa > 80%, berkesuburan sedang
jika kejenuhan basa antara 50-80% dan tidak subur jika kejenuhan basa < 50 %. Hal ini
didasarkan pada sifat tanah dengan kejenuhan basa 80% akan membebaskan kation basa
dapat dipertukarkan lebih mudah dari tanah dengan kejenuhan basa 50%

19
2.4 Dampak Kimia Tanah

Adapun dampak dari pencemaran tanah ialah sebagai berikut:

1. Dampak terhadap kesehatan


Pencemaran tanah oleh limbah – limbah industri atau rumah tangga baik cair atau
padatan dapat menurunkan kualitas lingkungan. Bpaparan benzena yang terendap di
tanah mampu menyebabkan
leukimia (kanker sel darah putih),
dan lain sebagainya.

Gambar 2.4 : Manusia yang terkena Kanker

2. Dampak terhadap ekosistem


Kerusakan tanah oleh limbah – limbah tersebut juga akan merusak ekosistem
yang ada. Tanah merupakan habitat bagi organisme terestrial (daratan). Bagaimana
kelangsungan hidup organisme – organisme ini jikalau tanah tempat tinggal mereka
mengalami kerusakan akibat pencemaran. Peguburan sampah – sampah padat yang
tidak dapat diuraikan oleh dekomposer, tentu akan membuat kesuburan tanah menurun.
Selain itu, mengganggu kehidupan organisme yang hidup di dalam tanah. Tanah yang
subur mengandung berbagai macam mineral yang dibutuhkan organisme. Tanah yang
tidak subur menyebabkan tumbuhan akan sulit berkembang. Jika hal demikian terjadi

20
maka dapat dipastikan, wilayah dengan pencearan taah tersebut akan mengalami
kekeringan, tandus, dan lainnya.

3. Dampak pada Pertanian

Perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan


hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana
tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki
waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari
bahan pencemar tanah utama.

2.5 Pencegahan Kimia Tanah

Tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran


dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan macam bahan pencemar yang perlu
ditanggulangi. Pada umumnya langkah pencegahan adalah berusaha untuk tidak menyebabkan
terjadinya pencemaran, misalnyamengurangi terjadinya bahan pencemar, langkah pencegahan
itu antara lain:

1. Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain dapat
dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan terbuka,
kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk.

2.Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh
mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat terbakar
seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang
jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman. Sampah yang tidak
dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil, kemudian dikubur.

3.Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan mencemari
tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar dilakukan proses
pemurnian.

4.Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai dengan aturan
dan tidak sampai berlebihan.

21
5. Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat
dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.

Gambar 2.5 : Penangulangan Kimia


Tanah

22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk
dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena:
kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan
pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan;
kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari
tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah
secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

Ada beberapa cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran tanah, diantaranya
dengan remediasi dan bioremidiasi. Remediasi yaitu dengan cara membersihkan
permukaan tanah yang tercemar. Sedangkan Bioremediasi dengan cara proses
pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri).

3.2 Saran

Untuk lebih memahami semua tentang pencemaran tanah, disarankan para


pembaca mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini. Selain
itu, diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari – hari dalam menjaga kelestarian tanah
beserta penyusun yang ada di dalamnya.

23

Anda mungkin juga menyukai