Anda di halaman 1dari 3

Paragraf terakhir LB :

Dampak bullying bisa bermacam-macam tergantung bagaimana reaksi korban, ada dampak
positif dan negatifnya. Dampak positifnya seperti si korban bisa lebih tegar dalam menghadapi
masalah dan termotivasi, sementara dampak negatif nya yaitu kondisi mental yang memburuk,
gangguan emosi, anti sosial bahkan bisa sampai ketakutan untuk bersosialisasi karena trauma.
Secara fisik bisa membuat kesehatan sang korban menurun, cedera fisik, sakit punggung, sakit
kepala, kecemasan berat, mengompol, pusing dan kepala berkunang-kunang (hellosehat, 2018).
Secara psikis bisa membuat phobia, ketakutan, kecanggungan sosial, depresi bahkan bisa memberi
hasrat bunuh diri.
Contohnya adalah tindakan fisik yang juga dialami oleh salah satu siswa kelas X di salah satu
SMA di Jakarta. Siswa tersebut ditonjok wajahnya oleh siswa kelas XII karena melewati sebuah
koridor yang hanya boleh dilewati oleh siswa kelas XII yang disebut koridor Gaza. Tidak hanya
itu, siswa tersebut setelah jam sekolah berakhir diminta oleh siswa kelas XII untuk menuju ke
sebuah warung yang diikuti teman sekelasnya dari kejauhan. Siswa tersebut diberi gel rambut di
telinga dan di seluruh rambut pada saat di warung dan teman sekelasnya dipanggil untuk
memukul siswa tersebut. Namun, siswa kelas XII menjadi marah karena tidak dituruti oleh
teman sekelas siswa tersebut sehingga siswa tersebut mulai ditonjok. Ketika siswa tersebut
mencoba berdiri dan akan membalas, siswa kelas XII mendatanginya dan ditonjok kembali
(Detik, 2012).

Data Pendukung :
Peneliti menemukan remaja yang ditindas di masa lalunya dan yang sedang mengalami penindasan
cenderung memiliki kualitas hidup yang rendah.

Studi terbaru menunjukkan sementara anak-anak yang tidak pernah ditindas atau sekali saja
mengalami penindasan cenderung lebih berkualitas hidupnya. Karena itu studi menyatakan perlu
ditemukan cara yang lebih efektif untuk mengintervensi atau menghentikan bullying.
''Saya pikir ini menjadi bukti perlunya intervensi sejak awal dan secepat mungkin pada aksi bullying.
Termasuk mencari cara ilmiah tentang bentuk intervensi,'' ujar Laura Bogart dari Boston Children's
Hospital.
Di masa lalu, peneliti telah mensurvei bahwa murid di satu titik dalam waktu, anak-anak dan remaja
yang pernah ditindas cenderung mendapat skor rendah dalam kesehatan fisik dan mentalnya.
Tetapi sejumlah studi kemudian mencari tahu apakah ada kemungkinan
dampak bullying terakumulasi sepanjang tahun.
Data yang dianalisa dari Healthy Passages yang meneliti murid di Alabama, Kalifornia, dan Tecas
tentang seberapa besar pengalaman bullying yang dialami. Studi juga dilakukan terkait kesehatan
fisik dan mentalnya. Sebanyak 4.297 murid yang duduk di kelas lima, tujuh, dan 10 diperiksa.
Hasilnya, satu per tiga murid secara rutin mengalami bullying. Secara umum, mereka yang pernah
ditindas di masa lalu mendapat skor yang lebih baik pada kesehatan fisik dan mentalnya. Angka
tersebut dibanding mereka yang sedang mengalami penindasan. Sedang remaja yang
mengalami bullying sepanjang masa sekolahnya mendapat skor terburuk.
Kesehatan mental buruk mencakup perasaan sedih, takut, dan marah. Menurut Bogart, buruknya
kesehatan fisik termasuk tidak suka berjalan jauh dan tidak mau mengangkat benda-benda berat.
''Saya rasa kunci untuk mengatasi ini adalah orang dewasa siapapun yang memiliki kontak dengan
anak-anak harus mengetahui tanda-tanda bullying,'' kata Bogart. Ciri-ciri anak yang sedang ditindas
namun tak selalu jelas. Bogart mengibaratkan, ''ada tanda-tanda fisik, tapi tidak selalu fisik.''
Contoh tanda non fisik misalnya ketika anak sedang ditindas, ia kerap tak mau pergi ke sekolah.

Dampak

 Terdapat berbagai dampak yang ditimbulkan akibat bullying. Dampak yang dialami korban
bullying tersebut bukan hanya dampak fisik tapi juga dampak psikis. Bahkan dalam kasus-
kasus yang ekstrim seperti insiden yang terjadi, dampak fisik ini bisa mengakibatkan
kematian.
 Dampak Jangka Panjang Hilda (2009) menjelaskan bullying tidak hanya berdampak
terhadap korban, tapi juga terhadap pelaku, individu yang menyaksikan dan iklim sosial yang
pada akhirnya akan berdampak terhadap reputasi suatu komunitas. Terdapat banyak bukti
tentang efek-efek negatif jangka panjang dari tindak bullying pada para korban dan pelakunya.
Pelibatan dalam bullying sekolah secara empiris teridentifikasi sebagai sebuah faktor yang
berkontribusi pada penolakan teman sebaya, perilaku menyimpang, kenalakan remaja,
kriminalitas, gangguan psikologis, kekerasan lebih lanjut di sekolah, depresi, dan ideasi bunuh
diri. Efek-efek ini telah ditemukan berlanjut pada masa dewasa baik untuk pelaku maupun
korbannya
 Gangguan Emosi Korban biasanya akan merasakan berbagai emosi negatif, seperti marah,
dendam, tertekan, takut, malu, sedih, tidak nyaman, terancam, tetapi tidak berdaya
menghadapinya. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat mengembangkan perasaan rendah
diri dan tidak berharga. Bahkan, tak jarang ada yang ingin keluar dan pindah ke sekolah lain.
Apabila mereka masih bertahan di situ, mereka biasanya terganggu konsentrasi dan prestasi
belajarnya atau sering sengaja tidak masuk sekolah.
 Dampak Psikologis Dampak psikologis yang lebih berat adalah kemungkinan untuk
timbulnya masalah pada korban, seperti rasa cemas berlebihan, selalu merasa takut, depresi,
dan ingin bunuh diri.
 Konsentrasi Belajar Terganggu Hasil studi yang dilakukan National Youth Violence
Prevention Resource Center Sanders (2003; dalam Anesty, 2009) menunjukkan bahwa
bullying dapat membuat remaja merasa cemas dan ketakutan, mempengaruhi konsentrasi
belajar di sekolah dan menuntun mereka untuk menghindari sekolah. Bila bullying berlanjut
dalam jangka waktu yang lama, dapat mempengaruhi self-esteem siswa, meningkatkan isolasi
sosial, memunculkan perilaku menarik diri, menjadikan remaja rentan terhadap stress dan
depreasi, serta rasa tidak aman. Dalam kasus yang lebih ekstrim, bullying dapat
mengakibatkan remaja berbuat nekat, bahkan bisa membunuh atau melakukan bunuh diri
(commited suicide).
 Depresi dan Marah Terhadap Diri sendiri Coloroso (2006) mengemukakan bahayanya jika
bullying menimpa korban secara berulang-ulang. Konsekuensi bullying bagi para korban, yaitu
korban akan merasa depresi dan marah, Ia marah terhadap dirinya sendiri, terhadap pelaku
bullying, terhadap orang-orang di sekitarnya dan terhadap orang dewasa yang tidak dapat
atau tidak mau menolongnya. Hal tersebut kemudan mulai mempengaruhi prestasi
akademiknya. Berhubung tidak mampu lagi muncul dengan cara-cara yang konstruktif untuk
mengontrol hidupnya, ia mungkin akan mundur lebih jauh lagi ke dalam pengasingan.
 Gangguan Akademik Sekolah Terkait dengan konsekuensi bullying, penelitian Banks (1993,
dalam Northwest Regional Educational Laboratory, 2001; dan dalam Anesty, 2009)
menunjukkan bahwa perilaku bullying berkontribusi terhadap rendahnya tingkat kehadiran,
rendahnya prestasi akademik siswa, rendahnya self-esteem, tingginya depresi, tingginya
kenakalan remaja dan kejahatan orang dewasa. Dampak negatif bullying juga tampak pada
penurunan skor tes kecerdasan (IQ) dan kemampuan analisis siswa. Berbagai penelitian juga
menunjukkan hubungan antara bullying dengan meningkatnya depresi dan agresi.
http://putrinf58.blogspot.co.id/2014/10/dampak-negatif-fisik-dan-mental-pada.html

Anda mungkin juga menyukai