Anda di halaman 1dari 38

TANAMAN KUNYIT (Kurkuma Longa. Linn.

Syn)

I. Klasifikasi Kunyit (Kurkuma Longa. Linn. Syn)

Kunir, kunyit, temulawak (Curcuma longa Linn. syn atau Curcuma domestica Val. ) termasuk salah satu

tanaman rempah dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami persebaran ke daerah

Indo-Malaysia, Indonesia, Australia, bahkan Afrika. Kunyit (Curcuma domestica Val) termasuk salah satu tanaman

rempah dan obat, habitat asli tanaman ini meliputi wilayah Asia khususnya Asia Tenggara.

Kunyit tergolong dalam kelompok jahe-jahean, Zingiberaceae. Kunyit dikenal di berbagai daerah dengan

beberapa nama lokal, seperti turmeric (Inggris), kurkuma (Belanda), kunyit (Indonesia dan Malaysia), kunir (Jawa),

koneng (Sunda), konyet (Madura).

Gambar 1

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan dengan pembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan dengan bunga)

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 1


Kelas : Liliopsida (biji berkeping satu atau monokotil)

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae (suku jahe-jahean)

Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val

Nama latin dari kunyit adalah Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val. Ia merupakan tanaman

dimana bagian pentingnya justru terdapat pada bagian akar yang berupa umbi. Kunyit berkerabat dengat dengan

lengkuas, temu giring, jahe, temu hitam, temu lawak, dan lain-lain.

II. Morfologi Kunyit

Gambar 2

Kunyit merupakan tanaman terna, berbatang semu, tinggi dapat mencapai 40 – 100 cm. Bentuk batangnya

semu, tegak, bulat dan basah, membentuk rimpang dengan warna hijau kekuningan dan tersusun dari pelepah daun

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 2


(agak lunak). Daun tunggal, bentuk bulat telur (lanset) memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm dan pertulangan

menyirip dengan warna hijau pucat. Berbunga majemuk yang berambut dan bersisik dari pucuk batang semu, panjang

10-15 cm dengan mahkota sekitar 3 cm dan lebar 1,5 cm, berwarna putih/kekuningan. Ujung dan pangkal daun

runcing, tepi daun yang rata. Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan, daging buah merah jingga kekuning-

kuningan.

Kunyit mampu membentuk rimpang, berwarna oranye, bila tua dan tunas mudanya berwarna putih,

membentuk rumpun yang rapat. Berakar serabut berwarna coklat muda. Setiap tanaman berdaun 3 – 10 helai, panjang

daun beserta pelepahnya sampai 70 cm, helaian daun berbentuk lanset memanjang, berwarna hijau dan hanya bagian

atas dekat pelepahnya berwarna agak keunguan, panjang 28 – 85 cm, lebar 10 – 25 cm. Bunga muncul dari batang

semu panjang 10 – 15 cm. Bunga warnanya putih/kuning pucat, pangkal bunga warnanya putih.

Kunyit yang mempunyai nama latin Curcuma domestica Val. merupakan tanaman yang mudah diperbanyak

dengan stek rimpang dengan ukuran 20-25 gram stek. Bibit rimpang harus cukup tua. Kunyit tumbuh dengan baik di

tanah yang tata pengairannya baik, curah hujan 2.000 mm sampai 4.000 mm tiap tahun dan di tempat yang sedikit

terlindung. Tapi untuk menghasilkan rimpang yang lebih besar diperlukan tempat yang lebih terbuka. Rimpang

kunyit berwarna kuning sampai kuning jingga.

Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan ketinggian 40-100 cm. Batang merupakan batang semu, tegak,

bulat, membentuk rimpang dengan warna hijau kekuningan dan tersusun dari pelepah daun ( agak lunak). Daun

tunggal, bentuk bulat telur ( lanset) memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12.5 cm dan pertulangan menyirip dengan

warna hijau pucat. Berbunga majemuk, berambut, dan bersisik dari pucuk batang semu, panjang 10-15 cm dengan

mahkota sekitar 3 cm dan lebar 1.5 cm, serta berwrna putih/ kekuningan. Ujung dan pangkal daun runcing serta tepi

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 3


daun rata. Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan dan daging buah merah jingga kekuning-kuningan (Johani,

2002).

Menurut Steenis (2006), tanaman yang termasuk family Zingiberaceae ini merupakan tanaman herba menahun

dengan akar rimpang. Batang tegak. Daun kerap kali jelas 2 baris dengan pelepah yang memeluk batang dan lidah

diantara batas pelepah dan helain daun. Bunga zygomorph, berkelamin 2. Kelopak berbentuk tabung dengan ujung

yang bertaju kerap kali terbelah serupa pelepah. Daun mahkota 3, pada pangkalnya melekat. Benang sari sempurna 1,

penghubung benang sari kerap kali lebar, ruang sari 2. Staminodia hampir selalu 3. Bakal buah tenggelam tenggelam,

beruang 3 atau 1. Tangkai putik sangat langsing, dengan ujung terjepit di antara kedua benang sari. Kepala sari

melebar. Buah kotak kebanyakan berkatup 3, kadang-kadang tidak pecah.

Menurut Tjitrosoepomo ( 2005), rimpang ( rhizoma ) sesungguhnya adalah batang beserta daunnya yang

terdapat di dalam tanah, bercabang-cabang dan tumbuh mendatar dan dari ujungnya dapat tumbuh tunas yang

muncul di atas tanah dan dapat merupakan suatu tumbuhan baru. Rimpang disamping digunakan sebagai alat

perkembangbiakan juga merupakan tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan. Akar tinggal pada kunyit

memiliki ciri-ciri yaitu berbentuk bulat atau jorong, bergaris tengah ±5 cm, panjangnya sekitar 2 cm sampai 6 cm, lebar

sekitar 1 cm sampai 3 cm. Bagian tepi akar tersebut berkeriput, bagian luar bewarna coklat muda kemerah-merahan.

III. Asal Tanaman

Kunyit merupakan tanaman obat berupa semak dan bersifat tahunan (perenial) yang tersebar di seluruh daerah

tropis. Tanaman kunyit tumbuh subur dan liar disekitar hutan/bekas kebun. Diperkirakan berasal dari Binar pada

ketinggian 1300-1600 m dpl, ada juga yang mengatakan bahwa kunyit berasal dari India. Kata Curcuma berasal dari

bahasa Arab Kurkum dan Yunani Karkom. Pada tahun 77-78 SM, Dioscorides menyebut tanaman ini sebagai Cyperus

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 4


menyerupai jahe, tetapi pahit, kelat, dan sedikit pedas, tetapi tidak beracun. Tanaman ini banyak dibudidayakan di

Asia Selatan khususnya di India, Cina Selatan, Taiwan, Indonesia (Jawa), dan Filipina.

IV. Cara Penyebaran di Indonesia

Tanaman kunyit ( Curcuma domestica Val.) adalah sejenis tanaman yang termasuk familia Zingiberaceae,

tempat tumbuhnya terutama di pulau Jawa (Kartasapoetra, 1996). Termasuk salah satu tanaman rempah dan obat,

habitat asli tanaman ini meliputi wilayah asia khususnya asia tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami persebaran

ke daerah Indo-Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap bangsa Asia umumnya pernah

mengonsumsi tanaman rempah ini. Baik sebagai pelengkap bumbu masak, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan

kecantikan (Arisandi, 2008).

Ketersediaan tanaman kunyit di Indonesia bisa dibilang sangat melimpah. Tanaman ini bisa dijumpai hampir di

seluruh wilayah Indonesia. Terutama di pulau Jawa. Dan biasanya tumbuh di daerah tropis dan subtropis termasuk

Thailand, Maalaysia, dan kawasan Asia Tenggara lain. Di Indonesia, sentra penanaman kunyit di Jawa Tengah, dengan

produksi mencapai 12.323 kg/ha. Untuk mendapatkan kunyit sangat mudah karena hampir disemua pasar-pasar

tradisional maupun di swalayan banyak dijumpai penjual–penjual kunyit. Awalnya tanaman ini merupakan tanaman

yang tumbuh di daerah hutan dan lahan-lahan kosong. Namun Indonesia, tanaman ini umumnya sudah mulai

dijadikan sebagai tanaman obat keluarga bersama jahe, kencur, dan lain-lain yang banyak ditanam di pekarangan

rumah.

V. Komposisi dan Kandungan

Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin

,desmetoksikumin dan bisdesmetoksikurkumin dan zat- zat manfaat lainnya.

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 5


Kandungan Zat : Kurkumin : R1 = R2 = OCH3 10 % Demetoksikurkumin : R1 = OCH3, R2 = H 1 – 5 %

Bisdemetoksikurkumin: R1 = R2 = H sisanya Minyak atsiri / Volatil oil ( Keton sesquiterpen , turmeron , tumeon 60%,

Zingiberen 25%,felandren , sabinen , borneol dan sineil ). Lemak 1 -3 %, Karbohidrat 3 %, Protein30%, Pati 8%,

Vitamin C 45-55%, Garam-garam Mineral (Zat besi, fosfor, dan kalsium) sisanya.

VI. Jenis-Jenis Kunyit

Beberapa jenis kunyit yang ada di Indonesia dan biasa digunakan di masyarakat sebagai obat tradisional/jamu.

a. Temu Mangga

Gambar 3

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae (suku jahe-jahean)

Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma mangga Val.

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 6


1) Morfologi Tanaman Kunyit Putih (Curcuma mangga Val.)

Temu mangga (Curcuma mangga Val.van Zip.) famili Zingiberaceae merupakan tanaman asli daerah

Indo-malesian, tersebar dari Indo-China, Taiwan, Thailand, Pasifik hingga Australia Utara. Beberapa nama

daerah adalah Temu mangga, kunyit putih, kunir putih, temu bayangan, temu poh (Jawa), temu pao (Madura),

temu mangga, temu putih (Melayu), koneng joho, koneng lalap, konneng pare, koneng bodas (Sunda), dan

nama asingnya adalah temu pauh (Malaysia), kha min khao (Thailand). Dinamakan temu mangga karena

aroma rimpangnya spesifik seperti aroma mangga, dapat dikonsumsi sebagai simplisia (diiris, dikeringkan dan

direbus) instant, asinan, permen/manisan, sirup, selai, lalapan (rimpang segar), dan botokan.

Gambar 4. Morfologi temu mangga a:


rumpun yang berbunga; b: rimpang

Tanaman kunyit putih (Curcuma mangga Val.) merupakan tanaman semak berumur tahunan. Tanaman

ini mempunyai tinggi 50-75 cm, bentuk batang semu yang tersusun dari pelepah-pelepah daun. Daun berwarna

hijau, berbentuk seperti mata lembing bulat lonjong di bagian ujung dan pangkalnya. Panjang daun 30-60 cm

dengan lebar daun 7,5-12,5 cm, tangkai daunnya panjang sama dengan panjang daunnya. Permukaan atas dan

bawah daun agak licin, tidak berbulu. Tanaman ini mempunyai bunga majemuk berbentuk bulir yang muncul

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 7


dari bagian ujung batang. Mahkota bunga berwarna kuning mudaatau hijau keputihan, panjang 2,5 cm. Kunyit

putih memiliki rimpang berbentuk bulat, renyah, dan mudah dipatahkan. Kulitnya dipenuhi semacam akar

serabut yang halus hingga menyerupai rambut. Rimpang utamanya keras, bila dibelah tampak daging buah

berwarna kekuning-kuningan di bagian luar dan putih kekuningan di bagan tengahnya. Rimpang berbau

aromatis seperti bau mangga, dan rasanya mirip mangga sehingga masyarakat menyebutnya temu mangga.

Tanaman kunyit putih (Curcuma mangga Val.) memiliki morfologi yang dapat dilihat pada Gambar 1.

sebagai berikut:

2) Syarat Tumbuh Tanaman Kunyit Putih (Curcuma mangga Val.)

a. Iklim dan Ketinggian Tempat

Ketinggian tempat yang sesuai untuk penanaman kunyit putih berkisar 250-1000 meter diatas permukaan

laut (mdpl). Untuk mendapatkan target produksi dan mutu yang optimal, ketinggian tempat penanaman

sekitar 500 mdpl (Syukur, 2003).

b. Syarat Tanah

Tanaman kunyit putih (Curcuma mangga Val.) termasuk jenis tanaman yang toleran terhadap jenis tanah,

namun pertumbuhan akan baik apabila jenis tanah yang digunakan untuk pertumbuan tanaman ini yaitu

tanah liat berpasir (lempung berpasir) yang gembur, subur, dan pengairan baik. Untuk memperoleh tanah

yang subur dan gembur, tanah diolah secara sempurna dan cukup dalam, serta ditambahkan pupuk

organik (kotoran ternak atau kompos.

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 8


c. Curah Hujan

Curah hujan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan kunyit putih (Curcuma mangga Val.). Pada awal

pertumbuhan hingga umur 5 bulan setelah ditanam, tanaman ini membutuhkan curah hujan yang cukup

besar, yaitu sekitar 900-4000 mm per tahun dengan bulan kering kurang dari 5 bulan per tahun. Setelah

berumur lebih dari 5 bulan diharapkan curah hujan berangsur-angsur berkurang sehingga

memungkinkan sinar matahari bertambah banyak sampai rimpang siap panen.

d. Kebutuhan Cahaya

Tanaman kunyit putih (Curcuma mangga Val.) dapat tumbuh baik dengan cahaya penuh maupun

ternaung (tertutup) atau cahaya matahari tidak langsung mengenai tanaman. Dari sisi produksi Kunyit

putih (Curcuma mangga Val.) yang ditanam dibawah naungan, mempunyai berat yang tidak jauh berbeda

dangan yang ditanam didaerah cahaya matahari penuh. Namun dari sisi kandungan minyak atsiri yang

dihasilkan dari pertanaman dengan cahaya penuh lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman dibawah

naungan berat (Syukur, 2003).

e. Kelembapan Udara

Suhu untuk pertumbuhan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) yang optimal berkisar antar 25-30 C.

Ketinggian tempat di atas 1.200 mdpl dengan suhu di bawah 24 C masih dapat tumbuh, tetapi harus

melalui adaptasi yang cukup lama atau memerlukan perlakuan khusus.

3) Kandungan Kimia Kunyit Putih (Curcuma mangga Val.)

Rimpang kunyit putih (Curcuma mangga Val.) mengandung bahan minyak atsiri, amilum, tanin, gula

dan damar (Muhisah, 1999) Syukur (2003). Komponen yang terdapat dalam rimpang kunyit putih ( Curcuma

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 9


mangga Val.) yaitu myrcene (81,4%), β-ocimene (5,1%), β-pinene (3,7%), α-pinene (2,9%), minyak atsiri (0,28%),

dan kurkumin (3%). Selain itu rimpang dan daunnya mengandung saponin, flavonoid dan polifenol (Kardinan

dan Taryono, 2003).

4) Manfaat Tanaman Kunyit Putih (Curcuma mangga Val.)

Tanaman kunyit putih (Curcuma mangga Val.) merupakan salah satu obat tradisional yang banyak

digunakan oleh masyarakat. Rimpangnya digunakan untuk mengurangi rasa nyeri saat haid, penambah nafsu

makan, penurun panas tubuh, penyempitan peranakan, mengobati masuk angin, dan gatal-gatal (Muhlisah,

1999) Syukur (2003). Selain itu, dapat memperkecil rahim, menyempikan vagina, mengeringkan luka operasi

kanker payudara, mengobati maag, peradangan akibat gangguan wasir, radang tenggorokan, diare, lemah

syahwat, penangkal racun, dan menghambat pertumbuhan kanker.

Cara penggunaan tanaman kunyit putih:

a. Untuk pencegahan dan pengobatan kanker, penggunaan Kunyit Putih dapat di komsumsi langsung

maupun dengan diolah dengan mencampurkan dengan bahan ramuan lainnya. Secara umum mengolah

kunyit putih dengan dikeringkan. Untuk mencegah kanker, biasanya kunyit putih diiris kecil-kecil

kemudian dikeringkan. Setelah kering ambil sekitar 100 gram kemudian direbus dengan 5 gelas air sampai

mendidih dan air rebusan tersisa 3 gelas saja. Saring dan dinginkan. Air rebusan kunyit putih jika

digunakan untuk mencegah kanker serta untuk meningkatkan daya tahan tubuh sebaiknya dikomsumsi

selama 3 bulan secara rutin dengan dosis 2 gelas sehari dengan komsumsi 3 bulan dapat menignkatkan

daya tahan tubuh 5 sampai 10 tahun kedepan karena masing-masing manusia memiliki kemampuan

berbeda-beda efek dari komsumsi kunyit putih pada bulan awal akan menimbulkan buang air lebih sering,

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 10


badan terasa lemas, dan pening. Untuk mengatasi masalah yang biasa timbul ini disarankan untuk

mengkomsumsi makanan bergizi dan banyak mengandung vitamin dan memperbanyak minum air putih.

b. Pengobatan gangguan pencernaan, untuk mengobati gangguan pencernaan dapat dikomsumsi langsung

dengan mengambil 1 rimpang yang sudah dibersihkan kemudian dikupas dan langsung dikunyah.

c. Penggunaan sebagai obat luar, dengan diparut dan dicampur dengan asam kawak dapat pula dicampur

dengan minyak kelapa kemudian dibalurkan pada bagian yang sakit. Cara ini digunakan untuk luka

lebam, bangkak, dan bisul.

d. Mengobati masuk angin, ambil 200 gram kunyit putih, dicuci sampai bersih, kupas dan kemudian diparut,

hasil parutan diperas dan air perasan di rebus. Air rebusan dapat dicampur dengan madu.

Selain dari pemanfaatan dengan mengolah sendiri,saat sekarang ini sudah banyak produsen obat herbal

yang mulai memproduksi kunyit putih/temu putih ini kedalam berbagai bentuk misalnya kapsul dengan tujuan

agar lebih mudah dikomsumsi. Penggunaan kunyit putih tidak memiliki efek samping, namun yang perlu

diperhatikan bahwa kunyit putih sebaiknya tidak digunakan pada ibu hamil karena dapat menimbulkan

keguguran dan ank-anak dibawah 3-5 tahun.

b. Temu Putih

Gambar 5

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 11


Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan dengan bunga)

Kelas : Liliopsida (biji berkeping satu atau monokotil)

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae (suku jahe-jahean)

Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma zedoaria

A. Morfologi Tanaman

Gambar 6

Curcuma zedoaria (Rosc), di Indonesia disebut temu putih, temu kuning. Menurut Hong, Kim, Lee,

tumbuhan ini berasal dari Himalaya, India, dan terutama tersebar di negara-negara Asia meliputi China,

vietnam, dan Jepang. Curcuma zedoaria (Rosc) tumbuh liar di Sumatra (Gunung Dempo), di hutan jati Jawa

Timur, banyak dijumpai di Jawa Barat dan Jawa Tengah, di ketinggian sampai 1000 dpl. Tumbuhan ini berupa

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 12


terna tahunan, tinggi mencapai 2 m, tumbuh tidak berkelompok. Daun berbentuk lanset memanjang berwarna

merah lembayung di sepanjang tulang tengahnya. Bunga keluar dari rimpang samping, menjulang ke atas

membentuk bongkol bunga yang besar. Mahkota bunga berwarna putih, dengan tepi bergaris merah tipis atau

kuning. Rimpang berwarna putih atau kuning muda, rasa sangat pahit.

B. Kandungan Kimia

a. Kandungan kimia rimpang Curcuma zedoaria Rosc terdiri dari : kurkuminoid (diarilheptanoid), minyak

atsiri, polisakarida serta golongan lain.

b. Diarilheptanoid yang telah diketahui meliputi : kurkumin, demetoksikurkumin, bisdemetoksikurkumin,

dan 1,7 bis (4-hidroksifenil)-1,4,6-heptatrien-3-on.

c. Minyak atsiri berupa cairan kental kuning emas mengandung : monoterpen dan sesquiterpen. Monoterpen

Curcuma zedoaria terdiri dari : monoterpen hidrokarbon (alfa pinen, D-kamfen), monoterpen alkohol (D-

borneol), monoterpen keton (D-kamfer), monoterpen oksida (sineol).

d. Seskuiterpen dalam Curcuma zedoaria terdiri dari berbagai golongan dan berdasarkan penggolongan yang

dilakukan terdiri dari : golongan bisabolen, elema, germakran, eudesman, guaian dan golongan

spironolakton.

e. Kandungan lain meliputi : etil-p-metoksisinamat, 3,7-dimetillindan-5-asam karboksilat (Windono dkk,

2002).

C. Aktivitas Farmakologi

a. Aktivitas hepatoprotektor

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 13


Aktivitas hepatoprotektor dari suatu senyawa secara eksperimental pada hewan percobaan, dapat

dilakukan dengan cara membandingkan aktivitas metabolisme hepar yang dirusak oleh senyawa-senyawa

hepatotoksik, misalnya CCl4, faloidin, alfa amanitin dan D-galaktosamin dengan hepar yang telah

dilindungi oleh zat hepatoprotektor. Fungsi hepar dapat diketahui melalui aktivitas SGOT, SGPT,

perpanjangan waktu tidur heksobarbital, ekskresi urin p-oksifenil asam piruvat dan sebagainya. Ekstrak

metanol rimpang temu putih Curcuma zedoaria Rosc. menunjukkan perpanjangan waktu tidur

heksobarbital pada mencit, dan zat aktif yang menunjukkan efek tersebut adalah sesquiterpen : germakron,

kurzerenon dan germakron epoksida.

b. Aktivitas antimikroba

Ekstrak etanol Curcuma zedoaria g/cakram kertas) mampu menghambat pertumbuhan Micrococus

luteus,(5 Enterococci faecalis ATCC 29213, tetapi tidak menghambat pertumbuhan Eschericia coli ATCC

2922 dan ATCC 35213. minyak atsiri rimoang Curcuma zedoaria Rosc. menunjukkan aktivitas antimikroba

terhadap Staphilococcus aureus, Vibrio comma dan Escherichia coli. Ekstrak etanol rimpang kering

Curcuma zedoaria menunjukkan efek antifungi, dengan senyawa aktifetil-p-metoksisinamat (EPMS).

c. Aktivitas antiradang

Kurkumin yang terkandung dalam rimpang temu putih terbukti memiliki efek antiradang. Aktifitas

antiradang kurkumin pertama kali dilaporkan oleh Grieve pada tahun 1971. pada percobaan tersebut

dilaporkan bahwa kurkumin sangat aktif dalam menghambat peradangan baik secara akut maupun kronis

pada model hewan percobaan. Pada percobaan akut, kurkumin memiliki potensi yang hampir sama dengan

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 14


fenilbutason dan kortison. Sedangkan pada percobaan kronis kurkumin hanya menunjukkan setengah

potensi fenilbutason.

d. Aktivitas antikanker

Ekstrak etanol rimpang Curcuma zedoaria menunjukkan aktivitas menghambat sel-sel OVCAR-3 (

Cell-line kanker ovarium manusia). Isolasi yang dipantau dengan bioaktivitas hambatan terhadap sel

OVSCAR-3 menghasilkan senyawa aktif demetoksi kurkumin. Ekstrak etanol 70% turmeric

memperlihatkan penghambatan pada sel normal dan bersifat sitotoksis pada sel lymphoma pada

konsentrasi 0,4 mg/ml. Ekstrak etanol turmeric juga menunjukkan penghambatan fase mitosis pada sel

mamalia secara in vitro dengan menghambat pembentukan kromosom.

e. Aktivitas insektisida

Ekstrak diklormetan rimpang Curcuma zedoaria menunjukkan aktivitas insektisida terhadap larva

nyamuk Aedes aegypti, larva Plutella xylostella dan Callosobruchus maculatus dewasa. Fraksinasi dipandu

aktivitas, menunjukkan bahwa zat aktif insektisida terhadap larva A. aegypti adalah furanodien (LC50 =

0,56 g/ml).

f. Aktivitas antioksidan

Kurkumin yang terkandung dalam rimpang temu putih diindikasikan juga sebagai antioksidan.

Kereaktifan antioksidan kurkumin pertama kali dilaporkan oleh Sharma pada tahun 1972 melalui uji in

vitro maupun in vivo, membuktikan kemampuan kurkumin dalam menghambat lipid peroksidase (LPO)

tanpa dan dengan karagenin. Selanjutnya kurkumin menunjukkan pula aktivitas yang baik sebagai

penangkap superoksid, lebih dibanding aktivitas analognya demetoksikurkumin. Hal ini menunjukkan

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 15


pula bahwa gugus fenolik memberi sumbangan yang nyata sebagai penangkap superoksid, dan keberadaan

gugus metoksi pada posisi ortho terhadap gugus fenolik akan menaikkan aktivitas penangkap radikal

superoksid

VII. Syarat Pertumbuhan Kunyit

1. Iklim

Tanaman kunyit dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki intensitas cahaya penuh atau sedang,

sehingga tanaman ini sangat baik hidup pada tempat-tempat terbuka atau sedikit naungan.

Pertumbuhan terbaik dicapai pada daerah yang memiliki curah hujan 1000-4000 mm/tahun. Bila

ditanam di daerah curah hujan < 1000 mm/tahun, maka system pengairan harus diusahakan cukup & tertata

baik. Budidaya Kunyit dpt dibudidayakan sepanjang tahun. Pertumbuhan yang paling baik adalah pada

penanaman awal musim hujan. Suhu udara yang optimum bagi tanaman ini antara 19-30°C.

2. Media Tanam

Kunyit tumbuh subur pada tanah gembur, pada tanah yang dicangkul dgn baik akan menghasilkan umbi

yang berlimpah. Jenis tanah yang diinginkan adalah tanah ringan dgn bahan organik tinggi, tanah lempung

berpasir yang terbebas dari genangan air/sedikit basa.

3. Ketinggian Tempat

Kunyit tumbuh baik di dataran rendah (mulai < 240 m dpl) sampai dataran tinggi (> 2000 m dpl).

Produksi optimal + 12 ton/ha dicapai pada ketinggian 45 m dpl.

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 16


Cara Budidaya Tanaman Kunyit
Gambar 7

VIII. Pedoman Budidaya Kunyit

1. Pembibitan

a. Persyaratan Bibit : Bibit kunyit yang baik berasal dari pemecahan rimpang, karena lebih mudah tumbuh.

Syarat bibit yang baik : berasal dari tanaman yang tumbuh subur, segar, sehat, berdaun banyak & hijau,

kokoh, terhindar dari serangan penyakit; cukup umur/berasal dari rimpang yang telah berumur > 7-12 bulan;

bentuk, ukuran, & warna seragam; memiliki kadar air cukup; benih telah mengalami masa istirahat

(dormansi) cukup; terhindar dari bahan asing (biji tanaman lain, kulit, kerikil).

b. Penyiapan Bibit : Rimpang bahan bibit dipotong agar diperoleh ukuran & dgn berat yang seragam serta utk

memperkirakan banyaknya mata tunas/rimpang. Bekas potongan ditutup dgn abu dapur/sekam atau

merendam rimpang yang dipotong dgn larutan fungisida (benlate & agrymicin) guna menghindari

tumbuhnya jamur. Tiap potongan rimpang maksimum memiliki 1-3 mata tunas, dgn berat antara 20-30 gram

& panjang 3-7 cm.

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 17


c. Teknik Penyemaian Bibit. Pertumbuhan tunas rimpang kunyit dapat dirangsang dgn cara : mengangin-

anginkan rimpang di tempat teduh atau lembab selama 1-1,5 bulan, dgn penyiraman 2 kali sehari (pagi & sore

hari). Bibit tumbuh baik bila disimpan dalam suhu kamar (25-28°C). Selain itu menempatkan rimpang

diantara jerami pada suhu udara sekitar 25-28°C. & merendam bibit pada larutan ZPT (zat pengatur tumbuh)

selama 3 jam. ZPT yang sering digunakan adalah larutan atonik (1 cc/1,5 liter air) & larutan G-3 (500-700

ppm). Rimpang yang akan direndam larutan ZPT harus dikeringkan dahulu selama 42 jam pada suhu udara

35°C. Jumlah anakan atau berat rimpang dapat ditingkatkan dgn jalan direndam pada larutan pakloburazol

sebanyak 250 ppm.

Gambar 8. Cara penyamaian dengan jerami

d. Pemindahan Bibit Kunyit: Bibit yang telah siap lalu ditempatkan pada persemaian, dimana rimpang akan

muncul tunas telah tanaman berumur 1-1,5 bulan. Setelah tunas tumbuh 2-3 cm maka rimpang sudah dapat

ditanam di lahan. Pemindahan bibit yang telah bertunas harus dilakukan secara hati-hati guna menghindari

agar tunas yang telah tumbuh tdk rusak. Bila ada tunas/akar bibit yang saling terkait maka akar tersebut

dipisahkan dgn hati-hati lalu letakkan bibit dalam wadah tertentu utk memudahkan pengangkutan bibit ke

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 18


lokasi lahan. Jika jarak antara tempat pembibitan dgn lahan jauh maka bibit perlu dilindungi agar tetap

lembab & segar ketika tiba di lokasi. Selama pengangkutan, bibit yang telah bertunas jangan ditumpuk.

2. Pengolahan Media Tanam

a. Persiapan Lahan : Lokasi penanaman dapat berupa lahan tegalan, perkebunan atau pekarangan. Penyiapan

lahan utk kebun kunyit sebaiknya dilakukan 30 hari sebelum tanam.

b. Pembukaan Lahan : Lahan yang akan ditanami dibersihkan dari gulma & dicangkul secara manual atau

menggunakan alat mekanik guna menggemburkan lapisan top soil & sub soil juga sekaligus mengembalikan

kesuburan tanah. Tanah dicangkul pada kedalaman 20-30 cm kemudian diistirahatkan selama 1-2 minggu

agar gas-gas beracun yang ada dalam tanah menguap & bibit penyakit/hama yang ada mati karena terkena

sinar matahari.

c. Pembentukan Bedengan : Lahan kemudian dibedeng dgn lebar 60-100 cm & tinggi 25-45 cm dgn jarak antar

bedengan 30-50 cm.

d. Pemupukan (sebelum tanam) : utk mempertahankan kegemburan tanah, meningkatkan unsur hara dalam

tanah, drainase, & aerasi yang lancar, dilakukan dengan.menaburkan pupuk dasar (pupuk kandang) ke

dalam lahan/dalam lubang tanam & dibiarkan 1 minggu. Tiap lubang tanam membutuhkan pupuk kandang

2,5-3 kg.

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 19


Gambar 9. Cara mempersiapkan lahan dalam bentuk bedengan
(atas) dan petakan (bawah)

3. Teknik Penanaman : Kebutuhan bibit kunyit/hektar lahan adalah 0,50-0,65 ton. Maka diharapkan akan diperoleh

produksi rimpang sebesar 20-30 ton/ha.

a. Penentuan Pola Tanaman : Bibit kunyit yang telah disiapkan kemudian ditanam ke dalam lubang berukuran

5-10 cm dgn arah mata tunas menghadap ke atas. Tanaman kunyit ditanam dgn dua pola, yaitu penanaman

di awal musim hujan dgn pemanenan di awal musim kemarau (7-8 bulan) atau penanaman di awal musim

hujan & pemanenan dilakukan dgn dua kali musim kemarau (12-18 bulan). Kedua pola tersebut dilakukan

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 20


pada masa tanam yang sama, yaitu pada awal musim penghujan. Perbedaannya hanya terletak pada masa

panennya.

b. Pembutan Lubang Tanam : Lubang tanam dibuat di atas bedengan/petakan dgn ukuran lubang 30 x 30 cm

dgn kedalaman 60 cm. Jarak antara lubang adalah 60 x 60 cm.

c. Cara Penanaman : Teknik penanaman dgn perlakuan stek rimpang dalam nitro aromatik sebanyak 1 ml/liter

pada media yang diberi mulsa ternyata berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan & vegetatif kunyit,

sedangkan penggunaan zat pengatur tumbuh IBA (indolebutyric acid) sebanyak 200 mg/liter pada media

yang sama berpengaruh nyata terhadap pembentukan rimpang kunyit.

d. Perioda Tanam : Masa tanam kunyit yaitu pada awal musim hujan sama seperti tanaman rimpang-

rimpangan lainnya. Hal ini dimungkinkan karena tanaman muda akan membutuhkan air cukup banyak utk

pertumbuhannya. Walaupun rimpang tanaman ini nantinya dipanen muda yaitu 7 – 8 bulan tetapi

pertanaman selanjutnya tetap diusahakan awal musim hujan.

4. Pemeliharaan Tanaman

a. Penyulaman : Apabila ada rimpang kunyit yang tdk tumbuh atau pertumbuhannya buruk, maka dilakukan

penanaman susulan (penyulaman) rimpang lain yang masih segar & sehat.

b. Penyiangan : Penyiangan & pembubunan perlu dilakukan utk menghilangkan rumput liar (gulma) yang

mengganggu penyerapan air, unsur hara & mengganggu perkembangan tanaman. Kegiatan ini dilakukan 3-5

kali bersamaan dgn pemupukan & penggemburan tanah. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman

berumur ½ bulan & bersamaan dgn ini maka dilakukan pembubunan guna merangsang rimpang agar

tumbuh besar & tanah tetap gembur.

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 21


c. Pembubunan : Seperti halnya tanaman rimpang lainnya, pada kunyit pekerjaan pembubunan ini diperlukan

utk menimbun kembali daerah perakaran dgn tanah yang melorot terbawa air. Pembubunan bermanfaat utk

memberikan kondisi media sekitar perakaran lebih baik sehingga rimpang akan tumbuh subur & bercabang

banyak. Pembubunan biasanya dilakukan setelah kegiatan penyiangan & biasanya dilakukan secara rutin

setiap 3 – 4 bulan sekali.

5. Pemupukan :

a. Pemupukan Organik : Penggunaan pupuk kandang dapat meningkatkan jumlah anakan, jumlah daun, &

luas area daun kunyit secara nyata. Kombinasi pupuk kandang sebanyak 45 ton/ha dgn populasi kunyit

160.000/ha menghasilkan produksi sebanyak 29,93 ton/ha.

b. Pemupukan Konvensional : Selain pupuk dasar (pada awal penanaman), tanaman kunyit perlu diberi pupuk

susulan kedua (pada saat tanaman berumur 2-4 bulan). Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk organik

15-20 ton/ha. Pemupukan tahap kedua digunakan pupuk kandang & pupuk buatan (urea 20 gram/pohon;

TSP 10 gram/pohon; & ZK 10 gram/pohon), serta K2O (112 kg/ha) pada tanaman yang berumur 4 bulan. dgn

pemberian pupuk ini diperoleh peningkatan hasil sebanyak 38% atau 7,5 ton rimpang segar/ha. Pemupukan

juga dilakukan dgn pupuk nitrogen (60 kg/ha), P2O5 (50 kg/ha), & K2O (75 kg/ha). Pupuk P diberikan pada

awal tanam, pupuk N & K diberikan pada awal tanam (1/3 dosis) & sisanya (2/3 dosis) diberikan pada saat

tanaman berumur 2 bulan & 4 bulan. Pupuk diberikan dgn ditebarkan secara merata di sekitar tanaman atau

dalam bentuk alur & ditanam di sela-sela tanaman.

c. Pengairan & Penyiraman : Tanaman kunyit termasuk tanaman tdk tahan air. Oleh sebab itu drainase &

pengaturan pengairan perlu dilakukan secermat mungkin, agar tanaman terbebas dari genangan air

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 22


sehingga rimpang tidak .membusuk. Perbaikan drainase baik untuk melancarkan & mengatur aliran air serta

sebagai penyimpan air di saat musim kemarau.

d. Waktu Penyemprotan Pestisida : Penyemprotan pestisida dilakukan jika telah timbul gejala serangan hama

penyakit.

e. Pemulsaan : Sedapat mungkin pemulsaan dgn jerami dilakukan diawal tanam utk menghindari kekeringan

tanah, kerusakan struktur tanah (menjadi tdk gembur/padat) & mencegah tumbuhnya gulma secara

berlebihan. Jerami dihamparkan merata menutupi permukaan tanah di antara lubang tanaman.

IX. Hama dan Penyakit

1. Hama

Ulat penggerek akar (Dichcrosis puntifera.). Gejala: pada pangkal akar dimana tunas daun menjadi layu &

lama kelamaan tunas menjadi kering lalu membusuk. Pengendalian: tanaman disemprot/ditaburkan insektisida

furadan G-3.

2. Penyakit

a. Busuk bakteri rimpang : Gejala: kulit akar tanaman menjadi keriput & mengelupas, kemudian rimpang lama

kelamaan membusuk & keropos. Pengendalian: mencegah terjadi genangan air pada lahan, mencegah

terlukanya rimpang; penyemprotan fungisida dithane M-45.

b. Karat daun kunyit. Penyebab : Taphrina macullans Bult & Colletothrium capisici atau oleh kutu daun yang

disebut Panchaetothrips. Gejala: timbulnya warna coklat (karat) pada helaian daun; bila penyakit ini

menyerang tanaman dewasa/ daun yang tua maka tdk akan.mempengaruhi produksinya sebaliknya jika

menyerang tanaman/daun muda, menyebabkan tanaman tersebut menjadi mati. Pengendalian: Dilakukan

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 23


dgn mengurangi kelembaban;Penyemprotan insektisida, seperti dgn agrotion 2 cc/liter atau dgn fungisida

dithane M-45 secara teratur selama seminggu sekali.

c. Gulma : Gulma potensial pada pertanaman kunyit ini adalah gulma kebun yang umum yaitu alang-alang,

rumput teki, rumput lulangan, ageratum, & gulma berdaun lebar lainnya.

Dalam pertanian organik yang tdk menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya melainkan dgn bahan-

bahan yang ramah lingkungan biasanya dilakukan secara terpadu sejak awal pertanaman utk menghindari

serangan hama & penyakit tersebut yang dikenal dgn PHT (Pengendalian Hama Terpadu) yang komponennya

adalah sbb:

a. Mengusahakan pertumbuhan tanaman yang sehat yaitu memilih bibit unggul yang sehat bebas dari hama &

penyakit serta tahan terhadap serangan hama dari sejak awal pertanaman

b. Memanfaatkan semaksimal mungkin musuh-musuh alami

c. Menggunakan varietas-varietas unggul yang tahan terhadap serangan hama & penyakit.

d. Menggunakan pengendalian fisik/mekanik yaitu dgn tenaga manusia.

e. Menggunakan teknik-teknik budidaya yang baik misalnya budidaya tumpang sari dgn pemilihan tanaman

yang saling menunjang, serta rotasi tanaman pada setiap masa tanamnya utk memutuskan siklus penyebaran

hama & penyakit potensial.

f. Penggunaan pestisida, insektisida, herbisida alami yang ramah lingkungan & tdk menimbulkan residu toksik

baik pada bahan tanaman yang dipanen ma maupun pada tanah.

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 24


Disamping itu penggunaan bahan ini hanya dalam keadaan darurat berdasarkan atas kerusakan ekonomi

yang diperoleh dari hasil pengamatan. Beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan sbg pestisida nabati &

digunakan dalam pengendalian hama antara lain adalah:

1. Tembakau (Nicotiana tabacum ) yang mengandung nikotin utk insektisida kontak sbg fumigan atau racun

perut. Aplikasi utk serangga kecil misalnya Aphids.

2. Piretrum (Chrysanthemum cinerariaefolium) yang mengandung piretrin yang dapat digunakan sbg insektisida

sistemik yang menyerang urat syaraf pusat yang aplikasinya dgn semprotan. Aplikasi pada serangga seperti

lalat rumah, nyamuk, kutu, hama gudang, & lalat buah.

3. Tuba (Derris elliptica & Derris malaccensis) yang mengandung rotenone utk insektisida kontak yang

diformulasikan dalam bentuk hembusan & semprotan.

4. Neem tree atau mimba (Azadirachta indica) yang mengandung azadirachtin yang bekerjanya cukup selektif.

Aplikasi racun ini terutama pada serangga penghisap seperti wereng & serangga pengunyah seperti hama

penggulung daun (Cnaphalocrocis medinalis). Bahan ini juga efektif utk menanggulangi serangan virus RSV,

GSV & Tungro.

5. Bengkuang (Pachyrrhizus erosus) yang bijinya mengandung rotenoid yaitu pakhirizida yang dapat digunakan

sbg insektisida & larvasida.

6. Jeringau (Acorus calamus) yang rimpangnya mengandung komponen utama asaron & biasanya digunakan utk

racun serangga danpembasmi cendawan, serta hama gudang Callosobrocus.

X. Panen

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 25


1. Ciri & Umur Panen : Tanaman kunyit siap dipanen pada umur 8-18 bulan, saat panen yang terbaik adalah pada

umur tanaman 11-12 bulan, yaitu pada saat gugurnya daun kedua. Saat itu produksi yang diperoleh lebih besar &

lebih banyak bila dibandingkan dgn masa panen pada umur kunyit 7-8 bulan. Ciri-ciri tanaman kunyit yang siap

panen ditandai dgn berakhirnya pertumbuhan vegetatif, seperti terjadi kelayuan/perubahan warna daun &

batang yang semula hijau berubah menjadi kuning (tanaman kelihatan mati).

2. Cara Panen : Pemanenan dilakukan dgn cara membongkar rimpang dgn cangkul/garpu. Sebelum dibongkar,

batang & daun dibuang terlebih dahulu. Selanjutnya rimpang yang telah dibongkar dipisahkan dari tanah yang

melekat lalu dimasukkan dalam karung agar tdk rusak.

3. Periode Panen : Panen kunyit dilakukan dimusim kemarau karena pada saat itu sari/zat yang terkandung

didalamnya mengumpul. Selain itu kandungan air dalam rimpang sudah sedikit sehingga memudahkan proses

pengeringannya.

4. Perkiraan Hasil Panen : Berat basah rimpang bersih/rumpun yang diperoleh dari hasil panen mencapai 0,71 kg.

Produksi rimpang segar/ha biasanya antara 20-30 ton.

XI. Pascapanen

1. Penyortiran Basah & Pencucian : Sortasi pada bahan segar dilakukan utk memisahkan rimpang dari kotoran

berupa tanah, sisa tanaman, & gulma. Setelah selesai, timbang jumlah bahan hasil penyortiran & tempatkan

dalam wadah plastik utk pencucian. Pencucian dilakukan dgn air bersih, jika perlu disemprot dgn air bertekanan

tinggi. Amati air bilasannya & jika masih terlihat kotor lakukan pembilasan sekali atau dua kali lagi. Hindari

pencucian yang terlalu lama agar kualitas & senyawa aktif yang terkandung didalam tidak larut dalam air.

Pemakaian air sungai harus dihindari karena dikhawatirkan telah tercemar kotoran & banyak mengandung

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 26


bakteri/penyakit. Setelah pencucian selesai, tiriskan dalam tray/wadah yang belubang-lubang agar sisa air cucian

yang tertinggal dapat dipisahkan, setelah itu tempatkan dalam wadah plastik/ember.

2. Perajangan : Jika perlu proses perajangan, lakukan degan pisau stainless steel & alasi bahan yang akan dirajang

dgn talenan. Perajangan rimpang dilakukan melintang dgn ketebalan kira-kira 5 mm – 7 mm. Setelah perajangan,

timbang hasilnya & taruh dalam wadah plastik/ember. Perajangan dapat dilakukan secara manual atau dgn

mesin pemotong.

3. Pengeringan : Pengeringan dapat dilakukan dgn 2 cara, yaitu dgn sinar matahari atau alat pemanas/oven.

pengeringan rimpang dilakukan selama 3 - 5 hari, atau setelah kadar airnya dibawah 8%. pengeringan dgn sinar

matahari dilakukan diatas tikar atau rangka pengering, pastikan rimpang tdk saling menumpuk. Selama

pengeringan harus dibolak-balik kira-kira setiap 4 jam sekali agar pengeringan merata. Lindungi rimpang

tersebut dari air, udara yang lembab & dari bahan-bahan disekitarnya yang bisa mengkontaminasi. Pengeringan

di dalam oven dilakukan pada suhu 50 o C - 60 o C. Rimpang yang akan dikeringkan ditaruh di atas tray oven &

pastikan bahwa rimpang tidak saling menumpuk. Setelah pengeringan, timbang jumlah rimpang yang dihasilkan.

4. Penyortiran Kering : Selanjutnya lakukan sortasi kering pada bahan yang telah dikeringkan dengan cara

memisahkan bahan-bahan dari benda-benda asing seperti kerikil, tanah atau kotoran-kotoran lain. Timbang

jumlah rimpang hasil penyortiran ini (untuk menghitung rendemennya).

5. Pengemasan : Setelah bersih, rimpang yang kering dikumpulkan dalam wadah kantong plastik atau karung yang

bersih & kedap udara (belum pernah dipakai sebelumnya). Berikan label yang jelas pada wadah tersebut,

yang.menjelaskan nama bahan, bagian dari tanaman bahan itu, nomor/kode produksi, nama/alamat penghasil,

berat bersih & metode penyimpanannya.

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 27


6. Penyimpanan : Kondisi gudang harus dijaga agar tdk lembab & suhu tdk melebihi 30 o C & gudang harus

memiliki ventilasi baik & lancar, tdk bocor, terhindar dari kontaminasi bahan lain yang menurunkan kualitas

bahan yang bersangkutan, memiliki penerangan yang cukup (hindari dari sinar matahari langsung), serta bersih

& terbebas dari hama gudang.

XII. Manfaat Tumbuhan Kunyit

1. Mafaat Kunyit bagi Kesehatan

a. Sebagai Penguat Daya Ingat (Anti Alzheimer)

Kunyit (Curcuma domestica) merupakan salah satu jenis tanaman obat yang banyak memiliki

manfaat, di antaranya sebagai bumbu masak (terutama kare), pewarna makanan, minuman, tekstil dan

kosmetik. Tanaman ini telah dikenal sejak lama di Indonesia dan penggunaannya cukup banyak dalam

kehidupan sehari-hari. Mengingat pola hidup dewasa ini yang cenderung moderen dengan gejala serba

instan, menjadikan penyakit yang berkembang di masyarakat juga beragam. Dalam sepuluh tahun

terakhir, banyak penyakit yang mencuat di masyarakat di antaranya aids, kanker, flu burung dan bahkan

gejala pikun dini. Kondisi ini membuat masyarakat mulai berfikir untuk mencari pengobatan alternatif

secara konvensional di samping pengobatan moderen.

Salah satu tanaman obat yang berpeluang sebagai pengganti pengobatan kimiawi yang dapat

memperlam-at datangnya penyakit pikun adalah kunyit. Penggunaan tanaman ini biasanya berupa bubuk

atau tepung kunyit yang diracik ke dalam bumbu masak. Rimpang kunyit sangat ber-manfaat sebagai

antikoagul-an, menurunkan tekanan darah, obat cacing, abat asma, penambah darah,obat sakit perut,

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 28


diare, usus buntu dan rematik. Selain ber-khasiat dalam pengobatan, rimpang kunyit juga banyak

digunakan untuk bahan pewarna, bahan campuran kosmetika, bakterisida, fungisida dan stimulan.

Penyakit Alzheimer adalah sejenis penyakit pikun yang umum terjadi pada manusia yang mulai

memasuki usia tua (manula). Secara alamiah, pikun biasa terjadi pada setiap orang karena kondisi fisik

otak menurun. Namun pikunpun dapat di-perlambat datangnya dengan meng-gunakan kunyit dalam

bentuk bum-bu kare. Kunyit sebagai bahan bumbu kare yang banyak dipakai dalam berbagai resep

masakan dirasakan dapat mempertahankan kualitas otak hingga usia lanjut. Salah satu bukti adalah

manula yang berada di negara-negara Asia tetap memiliki ingatan baik di usia lanjut karena mereka rajin

mengkonsumsi bumbu kare.

Hasil penelitian Dr. Tze-Pin Ng dari Universitas Nasional Singapura (NUS) pada 1.010 manula berusia

60 tahun sampai 93 di tahun 2003, menunjukkan bahwa manula yang rajin mengkonsumsi bumbu kare

memiliki daya ingat yang lebih tinggi dibandingkan mereka jarang atau yang tidak pernah sama sekali. Hal

ini mungkin akan membuat kita penasaran dan ingin tahu. Ternyata rahasianya terletak pada zat pewarna

kuning (kurkumin) yang terdapat di dalam rimpang kunyit yang diguna-kan dalam membuat bumbu kare

tersebut. Kurkumin pada kunyit me-miliki fungsi yang sangat penting dalam mengobati berbagai jenis

penyakit karena senyawa tersebut dapat berfungsi sebagai anti tumor promoter, antioksidan, anti mikroba,

anti radang dan anti virus. Selain itu kurkumin pada kunyit ternyata juga berperan dalam meningkatkan

sistem imunitas tubuh.

Tepung kunyit yang akan dijadikan bahan racikan bumbu kare dapat dibuat dari umbi kunyit yang

telah dikeringkan. Ditinjau dari segi kemudahannya, umbi yang telah di iris lalu dikeringkan, akan lebih

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 29


mudah digiling untuk dijadikan tepung. Di negara-negara konsumen seperti Amerika Serikat dan Inggris,

tepung kunyit digunakan secara langsung sebagai bumbu pewarna makanan, dan bahan baku pembuatan

oleoresin. Di India, tepung kunyit merupakan salah satu bahan dasar untuk pembuatan bumbu kare (curry

powder) yang merupakan campuran homogen dari berbagai jenis tepung kunyit.

Dengan rutin mengkonsumsi bumbu kare, akan dapat menurunkan resiko serangan penyakit

Alzheimer yang bisa menyebabkan pikun total karena kondisi fisik otak yang terus menurun. Namun, pada

penggunaan yang berlebihan pun bagi orang lanjut usia dapat menimbulkan efek sakit perut, gangguan

hati atau ginjal. Dari hasil kesimpulan para peneliti yang dilaporkan dalam American Journal of

Epidemiologi Edisi 1 November 2006, menyatakan bahwa bumbu kari sangat berpotensi mencegah

alzheimer karena dilihat dari kemanjurannya dan tidak beracun. Hasil penelitian ini merupakan bukti

pertama yang menunjukkan hubungan antara konsumsi kare dengan kemampuan kognitif otak.

b. Kunyit dapat mencegah panas dalam. Ambil 1 biji kunyit yang agak besar, lalu bersihkan kunyit sampai

tidak tersisa lagi bekas tanah yang menempel. Kuliti sampai bersih, parut kunyit sampai mempunyai

bagian-bagian yang kecil. Sisihkan. Ambil gula merah dan potong secukupnya, campurkan keduanya

bersamaan dengan menggunakan air panas. Aduk dan sampai terlihat mengental, lalu parutan kunyit tadi

Anda saring, dan minum selagi hangat. Lakukan terus, sampai panas dalam Anda hilang.

c. Kunyit dapat mencegah keputihan. Ambil 2 ruas kunyit, satu genggam daun beluntas, satu gagang asam,

sepotong gula aren. Bersihkan dulu semua bahan, lalu bahan direbus secara bersamaan sampai air

mendidih, jika sudah mendidih, saring bahan dan minumlah secara rutin, satu gelas per hari.

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 30


d. Mencegah gatal-gatal dan penyakit kulit. Ambil 1 ruas kunyit, bersihkan lalu parut kunyit. Ambil biji

cengkeh lalu ditumbuk, parutan kunyit tadi Anda campurkan dengan tumbukan biji cengkeh dan bunga

melati. Remas-remas, lalu balurkan pada tubuh yang gatal. Untuk mencegah luka, Anda cukup

mencampurkan parutan kunyit dan asam kawak, balurkan sampai luka mongering dan tidak terasa sakit

lagi.

e. Mencegah rasa tidak nyaman dimulut seperti sariawan, bengkak pada mulut, dan gatal-gatal pada

tenggorokan. Bersihkan kunyit terlebih dahulu, lalu parut kunyit dan campurkan air perasannya dengan

sedikit garam. Lakukan terus sampai rasa sakit hilang.

f. Akar kunyit dipercaya dapat menyembuhkan penyakit rematik dan bengkak-bengkak pada tubuh Anda.

g. Karena kunyit mempunyai kandungan antioksidan yang tinggi, kunyit dipercaya dapat menurunkan

kolesterol, dan menyempitkan arteri, selain itu kunyit dapat mencegah penyakit serangan jantung

mendadak.

h. Kunyit yang mempunyai kandungan vitamin C dan E yang tinggi juga karatenoid ini adalah sejenis

makanan herbal yang dapat menghalangi oksigen berlebih yang masuk dalam badan. Oleh karena itulah,

selain meningkatkan daya tahan tubuh, kunyit juga dapat mencegah masuk angin.

2. Manfaat Kunyit dalam Bidang Industri

Zat warna alam untuk bahan tekstil pada umumnya diperoleh dari hasil ekstrak berbagai bagian

tumbuhan seperti akar, kayu, daun, biji ataupun bunga. Pengrajin-pengrajin batik telah banyak mengenal

tumbuhan-tumbuhan yang dapat mewarnai bahan tekstil beberapa diantaranya adalah : daun pohon nila

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 31


(indofera), kayu tegeran (Cudraina javanensis), kunyit (Curcuma), teh, akar mengkudu (Morinda citrifelia), kulit

soga jambal (Pelthophorum ferruginum), kesumba (Bixa orelana), daun jambu biji (Psidium guajava).

Bahan tekstil yang diwarnai dengan zat warna alam adalah bahan-bahan yang berasal dari serat alam

contohnya sutera,wol dan kapas (katun). Bahan-bahan dari serat sintetis seperti polyester , nilon dan lainnya

tidak memiliki afinitas atau daya tarik terhadap zat warna alam sehingga bahan-bahan ini sulit terwarnai

dengan zat warna alam. Bahan dari sutera pada umumnya memiliki afinitas paling bagus terhadap zat warna

alam dibandingkan dengan bahan dari kapas. Berikut akan dijelaskan proses dalam mewarnai kain dengan

menggunakan ekstrak rimpang kunyit :

a. Menyiapkan kain polos putih berukuran 30 cm x 30 cm yang akan diberi pewarna alami (ekstrak

rimpang kunyit).

b. Memotong kunyit dan menghancurkannya dengan blender untuk membuat ekstrak rimpang kunyit.

c. Memberi sedikit air lalu dibuat larutan kunyit (disaring dan diambil airnya).

d. Masukkan ekstrak rimpang kunyit ke dalam gelas plastik dan siapkan kain polos putih tadi.

e. Kemudian lakukan pengadukan kain putih tadi agar warna merata.

f. Setelah beberapa menit dan warna merata, angkat kain, dan bilas dengan air bersih.

g. Kemudian lakukan pencelupan kain kembali ke dalam ekstrak rimpang kunyit sebanyak 3x untuk

mendapatkan hasil warna yang signifikan.

h. Kemudian bilas dengan air bersih dan angin-anginkan kain sampai benar-benar kering (di tempat teduh

agar warnanya tidak belang).

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 32


Jika ekstrak kurang memberi warna yang signifikan pada kain maka diperlukan persiapan sebelum

dilakukan pencelupan dengan larutan zat warna alam pada kain katun dan sutera perlu dilakukan beberapa

proses persiapan sebagai berikut:

a. Proses mordanting

Bahan tekstil yang hendak diwarna harus diproses mordanting terlebih dahulu. Proses mordanting

ini dimaksudkan untuk meningkatkan daya tarik zat warna alam terhadap bahan tekstil serta berguna

untuk menghasilkan kerataan dan ketajaman warna yang baik.

b. Pembuatan larutan fixer (pengunci warna)

Pada proses pencelupan bahan tekstil dengan zat warna alam dibutuhkan proses fiksasi (fixer) yaitu

proses penguncian warna setelah bahan dicelup dengan zat warna alam agar warna memiliki ketahanan

luntur yang baik. Ada 3 jenis larutan fixer yang biasa digunakan yaitu tunjung (FeSO4), tawas, atau

kapur tohor (CaCO3).

c. Proses Pencelupan Dengan Zat Warna Alam

Setelah bahan dimordanting dan larutan fixer siap maka proses pencelupan bahan tekstil dapat

segera dilakukan dengan jalan sebagai berikut:

1. Siapkan larutan zat warna alam hasil proses ekstraksi rimpang kunyit dalam tempat pencelupan.

2. Masukkan bahan tekstil yang telah dimordanting kedalam larutan zat warna alam dan diproses

pencelupan selama 15 – 30 menit.

3. Pencelupan dengan zat warna alam biasanya dilakukan dengan berulang-ulang untuk

mendapatkan warna yang diinginkan. Artinya setelah dicelup kemudian diatuskan (dianginkan

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 33


beberapa waktu), dicelup lagi berulangkali hingga diperoleh warna yang diinginkan kemudian baru

dikeringkan.

4. Kemudian masukkan bahan kedalam larutan fixer dan bahan diproses dalam larutan fixer selama 10

menit.

5. Bilas dan cuci bahan lalu keringkan. Bahan telah selesai diwarnai dengan larutan zat warna alam.

6. Amati warna yang dihasilkan.

3. Manfaat dan Khasiat Kunyit Untuk Kecantikan

1. Kunyit untuk Mencegah Penuaan Dini

Nutrisi yang terkandung dalam kunyit memiliki khasiat untuk memulihkan kerutan serta

menghambat penuaan. Caranya dengan menggunakan kunyit sebagai marker.

2. Kunyit Untuk Mencegah Rambut Rontok

Rambut rontok mungkin sangat mengkhawatirkan bagi kita. Untuk mencegahnya kita perlu

mengambil langkah untuk melakukan pecegahan. Salah satu caranya dengan mengoleskan parutan

kunyit pada kepala.

3. Kunyit untuk menghaluskan Kulit dan mengangkat sel kulit mati

Memiliki kulit yang kasar atau berkerak akan sangat mengganggu penampilan. Maka dari itu

perlu menghaluskan dengan cara yang alami menggunakan kunyit. Caranya dengan mengoleskan

kunyit yang telah dicampur minyak kelapa pada bagian kulit yang kasar serta berikan pijitan ringan.

Untuk mengangkat sel kulit mati, buat kunyit menjadi scrub dengan mencampurkan kunyit dengan

tepung chickpea.

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 34


4. Kunyit untuk mengatasi Jerawat

Nutrisi yang terkandung dalam kunyit memiliki khasiat untuk memulihkan wajah dari jerawat.

Caranya dengan menggunakan kunyit sebagai marker.

5. Kunyit untuk mengatasi kulit berminyak

Nutrisi yang terkandung dalam kunyit memiliki khasiat untuk mengurangi minyk pada kulit

wajah. Caranya dengan menggunakan kunyit sebagai marker.

XIII. Khasiat dan Kreatifitas Pengolahan Kunyit

Gambar 9

1. Memperlancar ASI Bahan

a. Rimpang kunyit ditumbuk sampai halus dan dibalurkan seputar payudara sekali setiap 2 hari terutama pada

masa awal menyusui. Haid tidak lancar.

b. Rimpang kunyit, 1/2 sendok Teh ketumbar, 1/2 sendok Teh biji pala, 1/2 genggam daun srigading. Semua bahan

ditumbuk halus, direbus dgn 1 liter air sampai mendidih, saring dinginkan.Minum 1 gelas sehari.

2. Sakit Keputihan

Dua rimpang kunyit, 1 genggam daun beluntas, 1 gagang buah asam, 1 potong gula aren. Semua bahan

tersebut direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian di saring. Minum 1 gelas sehari.

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 35


3. Perut mulas pada saat haid

Satu rimpang kunyit sebesar 4 cm, 1 rimpang jahe sebesar 4 cm, 2 rimpang kencur sebesar 4 cm. Semua

bahan dicuci bersih dan diparut, ambil airnya. Tambahkan perasan jeruk nipis, diseduh dgn stengah gelas air

panas, kemudian saring. Tambahkan garam dan gula sesuai selera. Minum pada hari pertama haid.

4. Diabetes mellitus

Tiga rimpang kunyit + 1/2 sendok the garam direbus dgn 1 liter air sampai mendidih kemudian saring dan

dinginkan. Minum rebusan stengah gelas 2x seminggu

5. Tifus

2 rimpang kunyit + 1 bonggol sere + 1 lembar daun sambiloto ditumbuk halus, tambahkan 1 gelas air hangat,

aduk rata kemudian disaring. Minuman ini diminum sekali sehari selama 1 minggu.

6. Berak lender

1 rimpang kunyit, 1 potong gambir, 1/4 sendok makan kapur sirih direbus bersama 2 gelas air sampai

mendidih dan tinggal 1 gelas. Saring. Minum pagi dan sore masing2 stengah gelas.

7. Usus buntu

1 rimpang kunyit, 1 butir buah jeruk nipis, 1 potong gula kelapa/aren. Garam secukupnya. Kunyit diparut dan

jeruk nipis diperas, kemudian dicampur dengan bahan yang lain dan disedu dengan 1 gelas air panas, kemudian

disaring. Minum setiap pagi setelah makan.

8. Disentri

1-2 rimpang kunyit, gambir dan kapur sirih secukupnya. Semua bahan direbus dengan 2 gelas air sampai

tinggal 1 gelas kemudian disaring. Diminum sampai sembuh

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 36


9. Cangkrang (Waterproken)

2 rimpang kunyit, 1 genggam daun eceng, ditumbuk sampai halus, kemudian oleskan dibagian yg sakit

10. Amandel

Bahan: 1 rimpang kunyit, 1 butir jeruk nipis, 2 sendok madu. Kunyit diparut, jeruk diperas untuk diambil

airnya, kemudian dicampur dengan madu dan 1/2 gelas air hangat, diaduk sampai merata dan disaring. Minum

secara rutin 2 hari sekali

11. Morbili

1 rimpang kunyit dan 1 rimpang dringo bengle ditumbuk sampai halus dan oleskan kebagian yg sakit.

XIV. Efek Samping Kunyit

Selain memiliki banyak manfaat bagi tubuh, mengkonsumsi kunyit secara berlebihan juga menimbulkan efek

samping bagi tubuh. Beberapa orang mengalami masalah sakit pada perut serta diare.

1. Menimbulkan Masalah Pada Lambung

Efek samping mengkonsumsi kunyit dalam jangka waktu panjang akan menyebabkan masalah pada

lambung. Hal tersebut karena sifat pedas yang terkandung dalam kunyit.

2. Ganguan pada Rahim

Efek samping mengkonsumsi kunyit secara berlebihan pada wanita hamil dapat menstimulasi rahim

yang dapat mendorong aliran menstruasi.

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 37


3. Efek kemoterapi

Dari penelitian, kunyit mempunyai efek pada kemoterapi. Sehingga bagi Anda yang sedang dalam proses

kemoterapi untuk tidak mengkonsumsi kunyit.

Kunyit (Curcuma longa Linn. syn) Page 38

Anda mungkin juga menyukai