Osteoarthritis
Osteoarthritis
STATUS PASIEN
1.2 ANAMNESIS
a. Keluhan Utama :
Nyeri yang hebat pada sendi-sendi sejak 2 hari sebelum masuk
rumah sakit
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
± 3 bulan yang lalu os mulai merasakan nyeri sendi pada kedua
lututnya yang hilang timbul, nyeri terasa terutama saat os melakukan
aktifitas (berdiri lama, berjalan, mengangkat beban) dan akan berkurang
dengan istirahat. Os hanya memberikan salep penghilang rasa sakit yang
dibelinya sendiri dari apotik. Namun rasa nyeri tetap ada saat os
melakukan aktifitas.
± 2 bulan yang lalu rasa nyeri sudah terasa mulai dari pinggang
sampai ujung kaki serta nyeri juga terasa di bahu. Os juga mengeluhkan
setiap kali rasa nyeri muncul os akan demam dan berkeringat dingin.
Sendi- sendi pada tangan dan lutut terlihat bengkak dan sakit.Os akhirnya
1
datang ke dokter dan di beri obat. Setelah mengkonsumsi obat os
merasakan ada perubahan, nyerinya mulai terasa sedikit berkurang. Ketika
os berhenti mengkonsumsi obat. ± 1 bulan yang lalu os kembali merasa
nyeri. ± 2 minggu yang lalu sendi-sendi kembali bengkak terutama pada
sendi-sendi jari tangan. ±2 hari SMRS os merasa badannya lemas dan
sendi-sendi semakin nyeri, ibu jari tangan kanan os tidak dapat di lipat
kedalam, semua jari terasa kaku dan tangan kanan sudah tidak dapat
menggenggam. Lutut terkadang terasa mau patah, terasa seperti ada yang
retak saat lutut di lipat dan diluruskan. Lutut juga terasa panas jika sedang
nyeri. Os juga mengeluhkan tidak nafsu makan dan sering merasa nyeri
ulu hati. Os merasa mual, pusing,dan sulit BAB. Akhirnya pada tanggal 27
November 2012 os di bawa ke IGD RSUD Raden Mattaher dan di rawat di
bagian penyakit dalam.
2
Tinggi badan : 155 cm
Berat badan : 60 kg
IMT : 24,9 > berat badan lebih dengan risiko
Pemeriksaan Kepala
- Bentuk Kepala : Normal
Pemeriksaan Mata
- Konjungtiva : anemis (- / -)
- Sklera : ikterik (- / -)
kanan : dbn
Pemeriksaan Hidung
- Bentuk : normal
Pemeriksaan Mulut
- Bibir : tidak sianosis, tidak kering
Pemeriksaan Telinga
- Bentuk : normal
Pemeriksaa Leher
- JVP : normal (5-2 cmH2O)
3
- Kelenjar tiroid : tidak membesar
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Thrill (-)
Perkusi : batas jantung dbn
Auskultasi : Bunyi jantung N, reguler, Gallop (-)
Pulmo
Inspeksi : Simetris kanan-kiri, pergerakan dinding dada tidak
ada yang tertinggal.
Palpasi : Stem fremitus kanan sama dengan kiri normal
Perkusi : sonor dikedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler (), ronkhi (-), wheezing (-)
Abdomen
Inspeksi : datar dan soepel, striae rubra
Palpasi : NT (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
Ekstremitas
• Ekstrimitas superior :
o bengkak dan keras pada sendi- sendi interphalangeal
metacarpal dextra et sinistra
o deformitas sendi interphalangeal metacarpal polex dextra
o tangan kanan tidak bisa menggenggam
o sendi interphalangeal metacarpal dextra et sinistra bengkak
dan kaku
o gerakan terbatas
• Ekstrimitas inferior
o Lutut bengkak
o Sendi interphalangeal metatarsal bengkak
o Krepitasi pada lutut (+)
4
o Gerakan terbatas
1.8 TATALAKSANA
- Non farmakologis
a. Edukasi pada pasien tentang seluk beluk penyakit yang di alaminya
b. Latihan atau olah raga ringan agar persendian tetap dapat dipakai
c. Saran untuk menurunkan berat badan, sebisa mungkin berat badan
ideal yaitu 55 kg.
5
d. Control terus tekanan darahnya karena os memiliki hipertensi yang
merupakan salah satu faktor risiko untuk osteoarthritis
- Farmakologis :
a. IVFD Dextrose 5 % 20 tetes/menit
b. OAINS > Meloksikam tablet 7,5 gr 2x1
c. Ranitidine injeksi 2x1
d. Cefotaxime 2x1
1.9 PROGNOSA
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
1.10 FOLLOW UP
6
A : osteoartritis
1-12-2012 S : nyeri-nyeri pada sendi, badan IVFD RL 20 tetes/menit
panas, lemas, nyeri ulu hati, tidak Ranitidine 2x1
nafsu makan Amoxilin
O : TD : 130/80 mmHg Meloxicam 2x1
N : 84 x/i RR : 18 x/i
T : 36,6 c
A : osteoartritis
2-12-2012 S : nyeri sendi Antasida sirup 3x1
O : TD : 140/90 mmHg Meloxicam 2x1
N : 84 x/i Rr : 24 x/i
T : 34,7 C
A : osteoartritis
3-12-2012 S : Nyeri sendi ringan Pulang
O : TD : 130/80 mmHg Lanjutkan terapi
N : 84 x/i RR : 18x/i
T : 36,6 C
A : osteoartritis
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENDAHULUAN
Osteoarthritis (OA) adalah jenis arthritis yang umum dan paling sering
terjadi di antara penyakit arthritis lainnya. Penyakit ini memiliki prevalensi yang
cukup tinggi, terutama pada orang tua. Selain itu, osteoarthritis ini juga
merupakan penyebab kecacatan paling banyak pada orang tua. Faktor resiko
utama penyakit ini adalah obesitas. Oleh sebab itu, semakin tinggi prevalensi
obesitas pada suatu populasi akan meningkatkan angka kejadian penyakit
osteoarthritis. Di Amerika Serikat, prevalensi osteoartritis diperkirakan akan
meningkat sebesar 66-100% pada tahun 2020.1
8
Osteoarthritis simptomatik (nyeri pada persendian yang didukung
gambaran radiologis OA) pada lutut terjadi sebesar 12% dari orang usia 60 di
Amerika Serikat dan 6% dari seluruh orang dewasa usia 30. OA panggul
simptomatik kira-kira sepertiga dari penyakit OA pada lutut. Sementara OA
asimtomatik (tidak menimbulkan gejala namun sudah dibuktikan dari gambaran
radiologis) pada tangan seringkali terjadi pada pasien usia lanjut. Meski begitu,
OA simptomatik di tangan juga terjadi pada 10% orang tua dan sering
menghasilkan keterbatasan fungsi gerak sendi.1
2.2 DEFINISI
2.3 ETIOLOGI
9
tulang. Kerusakan sendi terjadi multifaktorial, yaitu akibat terganggunya faktor-
faktor protektif tersebut. Osteoarthritis juga bisa terjadi akibat komplikasi dari
penyakit lain seperti gout, rheumatoid arthritis, dan sebagainya.1,2
2.4 KLASIFIKASI
2.5 EPIDEMIOLOGI
Penyakit ini memiliki prevalensi yang cukup tinggi, terutama pada orang
tua. Prevalensinya meningkat seiring bertambahnya usia. Di Amerika Serikat,
prevalensi osteoartritis pada populasi dengan usia di atas 65 tahun mencapai 80%
dan diperkirakan akan meningkat pada tahun 2020.1,2
OA terjadi pada 13,9% orang dewasa berusia lebih dari 25 tahun dan
33,6% dari mereka yang berusia lebih dari 65 tahun. Prevalensi sendi yang
terkena OA menurut temuan radiologis adalah pada tangan 7,3%, kaki 2,3%, lutut
0,9%, dan panggul 1,5%. Prevalensi OA menurut gejala yang ditemui yaitu pada
tangan 8%, kaki 2%, lutut 12,1% pada orang dewasa berusia lebih dari 60 tahun
dan 16% pada orang dewasa berusia 45 – 60 tahun, dan panggul 4,4%. 3,4,5,6
10
2.6 FAKTOR RISIKO
o Usia : merupakan faktor risiko paling umum pada OA. Proses penuaan
meningkatkan kerentanan sendi melalui berbagai mekanisme. Kartilago pada
sendi orang tua sudah kurang responsif dalam mensintesis matriks kartilago yang
distimulasi oleh pembebanan (aktivitas) pada sendi. Akibatnya, sendi pada orang
tua memiliki kartilago yang lebih tipis. Kartilago yang tipis ini akan mengalami
gaya gesekan yang lebih tinggi pada lapisan basal dan hal inilah yang
menyebabkan peningkatan resiko kerusakan sendi. Selain itu, otot-otot yang
menunjang sendi menjadi semakin lemah dan memiliki respon yang kurang cepat
terhadap impuls. Ligamen menjadi semakin regang, sehingga kurang bisa
mengabsorbsi impuls. Faktor-faktor ini secara keseluruhan meningkatkan
kerentanan sendi terhadap OA.
11
2.6.3 Faktor beban pada persendian
o Penggunaan sendi yang sering : aktivitas yang sering dan berulang pada
sendi dapat menyebabkan lelahnya otot-otot yang membantu pergerakan sendi.
2.7 PATOGENESIS
12
Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit kompleks yang melibatkan faktor
biomekanik dan metabolisme yang mengubah homeostasis jaringan tulang rawan
artikular dan tulang subchondral sehingga proses destruktif lebih mendominasi
daripada proses produktif. Kunci utama dalam patofisiologi kartilago artikular
adalah interaksi ekstraseluler matriks (ECM) yang dimediasi oleh integrin
permukaan sel. Dalam pengaturan fisiologis, integrin memodulasi ECM untuk
mengatur dalam pertumbuhan, diferensiasi dan mempertahankan homeostasis
tulang rawan. Pada OA, ekspresi integrin abnormal mengubah ECM dan
memodifikasi sintesis kondrosit, menyebabkan ketidakseimbangan sitokin
melebihi faktor regulasi. IL-1, TNF-alpha dan sitokin pro-katabolik mengaktifkan
degradasi enzimatik dari matriks tulang rawan dan tidak diimbangi dengan
sintesis inhibitor yang memadai. Enzim utama yang terlibat dalam gangguan ECM
adalah metalloproteinase (MMP). Aktivitas MMP sebagian dihambat oleh
inhibitor jaringan MMP (TIMP). Pada tulang rawan dengan osteoarthritis, TIMP
ini sintesisnya lebih rendah dibandingkan dengan produksi MMP.8
2.8 DIAGNOSIS
Gejala yang sering muncul pada osteoarthritis adalah nyeri sendi yang
diperburuk oleh aktivitas dan gejala mereda setelah istirahat.2 Nyeri sendi dari
OA berhubungan dengan aktivitas sendi tersebut. Nyeri dapat terjadi selama atau
setelah aktivitas dan kemudian secara bertahap hilang.1 Contohnya nyeri lutut atau
pinggul pada aktivitas naik atau turun tangga, nyeri sendi karena menahan beban
saat berjalan. Pada tahap awal penyakit, nyeri episodik sering dipicu setelah satu
atau dua hari penggunaan yang terlalu aktif dari sendi yang sakit, misalnya orang
dengan OA lutut yang melakukan olahraga lari jarak jauh dan beberapa hari
kemudian timbul rasa nyeri pada sendi. Seiring proses berjalannya penyakit, rasa
nyeri menjadi terus menerus dan bahkan mengganggu di malam hari.1 Gejala kaku
sendi pada pagi hari cukup umum dijumpai, durasinya berkaitan dengan
keparahan penyakit. Kekakuan sendi bisa terjadi setelah tidak melakukan aktivitas
selama beberapa jam.2 Pada pemeriksaan muskuloskeletal mungkin ditemukan
13
edema, deformitas, krepitasi, dan terbatasnya pergerakan sendi. Nyeri tekan pada
umumnya ditemukan di sekitar persendian.2
OA adalah penyebab paling umum nyeri lutut kronis pada orang di atas
usia 45 tahun, tetapi banyak terdapat diagnosis banding. Arthritis inflamasi
dimungkinan jika terdapat kekakuan sendi pada pagi hari.1 Pada bursitis biasanya
nyeri meningkat saat bergerak terutama pada malam hari.2 Pemeriksaan fisik
harus dititikberatkan pada apakah nyeri tekan terdapat tepat pada sendi atau di
luar sendi.
Tidak ada tes darah rutin diindikasikan untuk pemeriksaan pasien dengan
OA kecuali terdapar gejala dan tanda arthritis inflamasi. Pemeriksaan cairan
sinovial sering lebih membantu diagnosis daripada foto sinar-x. Jika jumlah cairan
sinovial putih adalah> 1000 per L, inflamasi arthritis atau gout atau pseudogout
mungkin terjadi, dimana gout dan pseudogout juga dapat diidentifikasi dengan
adanya kristal.1
14
Gambar 1. Pencitraan radiologis sinar-x pada osteoarthritis lutut.
Sumber : LS, Daniel, Deborah Hellinger. 2001. Radiographic Assessment of
Osteoarthritis. American Family Physician. 64 (2) : 279-286
Keterangan :
15
Gambar 2. Pencitraan radiologis sinar-x pada osteoarthritis tangan.
Sumber : LS, Daniel, Deborah Hellinger. 2001. Radiographic Assessment of
Osteoarthritis. American Family Physician. 64 (2) : 279-286
Keterangan :
Gambaran anteroposterior dari foto sinar-x di atas menunjukkan
menyempitnya celah sendi dan sklerosis subchondral pada sendi metacarpal
pertama (tanda panah putih). Pembentukan osteofit dengan pembengkakan
jaringan lunak dan sklerosis subchondral dijumpai pada sendi interphalangeal
distal kedua dan ketiga (tanda panah transparan)
16
Gambar 3. Pencitraan radiologis sinar-x pada osteoarthritis panggul.
17
Gambar 4. Pencitraan radiologis sinar-x osteoarthritis pada jari tangan
Sumber : Jacobson, JA, et al. 2008. Radiographic Evaluation of Arthritis :
Degenerative Joint Disease and Variation. Radiology. 248(3) : 737-747.
Keterangan : gambaran radiologis posteroanterior menunjukkan penyempitan
ruang sendi interphalangeal, sklerosis subchondral, dan pembentukan osteofit
(panah)
18
Gambar 6. Pencitraan radiologis sinar-x osteoarthritis pada lutut.
Sumber : Jacobson, JA, et al. 2008. Radiographic Evaluation of Arthritis :
Degenerative Joint Disease and Variation. Radiology. 248(3) : 737-747.
19
Keterangan : (a) anteroposterior dan (b) kaki katak pinggul. Kedua gambar di atas
menunjukkan penyempitan ruang superolateral sendi, sklerosis, kista subkondral,
dan pembentukan osteofit (panah).
2.9 TATALAKSANA
Sampai saat ini tidak ada terapi yang bisa mengobati osteoarthritis. Tujuan
terapi osteoarthritis adalah untuk mengurangi rasa nyeri dan meminimalisasi
hilangnya fungsi fisik. Pengobatan OA dilakukan secara komprehensif yaitu
menangani semua gangguan yang dialami dan meningkatkan fungsi. Pengobatan
komprehensif tersebut dapat dilakukan dengan terapi farmakologis dan atau terapi
20
nonfarmakologis. Pasien dengan gejala ringan yang hilang timbul mungkin perlu
perawatan nonfarmakologis saja. Namun, pasien dengan nyeri hebat yang
mengganggu aktivitas sehari-hari mungkin membutuhkan terapi komprehensif,
baik terapi nonfarmakologis maupun terapi farmakologis.
2.9.1 Farmakoterapi
2.9.2 Non-farmakoterapi
21
2. Meningkatkan kekuatan otot penunjang kerja sendi untuk mengoptimalkan
fungsinya sebagai faktor protektif sendi.
22
DAFTAR PUSTAKA
3. Lawrence RC, Felson DT, Helmick CG, et al. 2008. Estimates of the prevalence
of arthritis and other rheumatic conditions in the United States. Part II. Arthritis
Rheum. 58(1):26–35.
4. Dillon CF, Rasch EK, et al. 2006. Prevalence of knee osteoarthritis in the
United States: arthritis data from the Third National Health and Nutrition
Examination Survey 1991–1994. J Rheumatol. 33(11):2271–2279.
5. Jordan JM, Helmick CG, Renner JB, et al. 2007. Prevalence of knee symptoms
and radiographic and symptomatic knee osteoarthritis in African Americans and
Caucasians: The Johnston County Osteoarthritis Project. J Rheumatol. 34(1):172–
180.
6. Dillon CF, Hirsch R, et al. 2007. Symptomatic hand osteoarthritis in the United
States: prevalence and functional impairment estimates from the third U.S.
National Health and Nutrition Examination Survey, 1991–1994. Am J Phys Med
Rehabil. 86(1):12–21.
7. Sacks JJ, Helmick CG, Langmaid G. 2004. Deaths from arthritis and other
rheumatic conditions, United States, 1979–1998. J Rheumatol. 31:1823–1828.
23