Askep Trauma Ginjal
Askep Trauma Ginjal
BAB I
KONSEP MEDIS
A. DEFINISI
Trauma ginjal adalah cedera pada ginjal yang disebabkan oleh berbagai macam rudapaksa baik
tumpul maupun tajam.
B. ETIOLOGI
1. Trauma abdomen.
2. Trauma punggung.
Mekanisme trauma pada ginjal perlu diperhatikan benar oleh klinis. Berikut adalah mekanisme
yang umumnya terjadi pada trauma ginjal;
1. Trauma tembus
2. Trauma tumpul
3. Iatrogenic
4. Intraoperatif
5. Lain-lain
C. KLASIFIKASI
1. Trauma renal minor mencakup kontusi, hematom dan beberapa laserasi dikorteks ginjal.
2. Cedera renal mayor mencakup laserasi mayor disertai rupture kapsul ginjal.
3. Trauma vaskuler (renal kritikal) meliputi laserasi multiple yang parah pada ginjal disertai cedera
panda suplay vaskuler ginjal.
Klasifikasi trauma ginjal menurut Sargeant dan Marquadt yang dimodifikasi oleh Federle:
Grade I
Lesi meliputi :
1. Kontusi ginjal
2. Minor laserasi korteks dan medula tanpa gangguan pada sistem pelviocalices
3. Hematom minor dari subcapsular atau perinefron (kadang – kadang)
· 75 – 80 % dari keseluruhan trauma ginjal
Grade II
Lesi meliputi
1. Laserasi parenkim yang berhubungan dengan tubulus kolektivus sehingga terjadi extravasasi
urine
2. Sering terjadi hematom perinefron
· Luka yang terjadi biasanya dalam dan meluas sampai ke medulla
· 10 – 15 % dari keseluruhan trauma ginjal
Grade III
Lesi meliputi
1. Ginjal yang hancur
2. Trauma pada vaskularisasi pedikel ginjal
· 5 % dari keseluruhan trauma ginjal
Grade IV
Meliputi lesi yang jarang terjadi yaitu:
1. Avulasi pada ureteropelvic junction
2. Laserasi pada pelvis renal
D. PATOFISIOLOGI
Trauma tumpul merupakan penyebab utama dari trauma ginjal. Dengan lajunya pembangunan,
penambahan ruas jalan dan jumlah kendaraan, kejadian trauma akibat kecelakaan lalu lintas juga
semakin meningkat. Trauma tumpul ginjal dapat bersifat langsung maupun tidak langsung.
Trauma langsung biasanya disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, olah raga, kerja atau
perkelahian. Trauma ginjal biasanya menyertai trauma berat yang juga mengenai organ organ
lain. Trauma tidak langsung misalnya jatuh dari ketinggian yang menyebabkan pergerakan ginjal
secara tiba tiba di dalam rongga peritoneum. Kejadian ini dapat menyebabkan avulsi pedikel
ginjal atau robekan tunika intima arteri renalis yang menimbulkan trombosis. Ginjal yang terletak
pada rongga retroperitoneal bagian atas hanya terfiksasi oleh pedikel pembuluh darah serta ureter,
sementara masa ginjal melayang bebas dalam bantalan lemak yang berada dalam fascia Gerota.
Fascia Gerota sendiri yang efektif dalam mengatasi sejumlah kecil hematom , tidak sempurna
dalam perkembangannnya. Kantong fascia ini meluas kebawah sepanjang ureter ,meskipun
menyatu pada dinding anterior aorta serta vena cava inferior, namun mudah untuk sobek oleh
adanya perdarahan hebat sehingga perdarahan melewati garis tengah dan mengisi rongga
retroperitoneal.(Guerriero, 1984). Karena miskinnya fiksasi, ginjal mudah mengalami dislokasi
oleh adanya akselerasi maupun deselerasi mendadak, yang bisa menyebabkan trauma seperti
avulsi collecting system atau sobekan pada intima arteri renalis sehingga terjadi oklusi parsial
maupun komplet pembuluh darah. Sejumlah darah besar dapat terperangkap didalam rongga
retroperitoneal sebelum dilakukan stabilisasi. Keadaan ekstrem ini sering terjadi pada pasien
yang datang di ruang gawat darurat dengan kondisi stabil sementara terdapat perdarahan
retroperitoneal. Korteks ginjal ditutupi kapsul tipis yang cukup kuat. Trauma yang menyebabkan
robekan kapsul sehingga menimbulkan perdarahan pada kantong gerota perlu lebih mendapat
perhatian dibanding trauma yang tidak menyebabkan robekan pada kapsul. Vena renalis kiri
terletak ventral aorta sehingga luka penetrans didaerah ini bisa menyebabkan trauma pada kedua
struktur. Karena letaknya yang berdekatan antara pankreas dan pole atas ginjal kiri serta
duodenum dengan tepi medial ginjal kanan bisa menyebabkan trauma kombinasi pada pankreas,
duodenum dan ginjal.. Anatomi ginjal yang mengalami kelainan seperti hidronefrosis atau tumor
maligna lebih mudah mengalami ruptur hanya oleh adanya trauma ringan.(McAninch,2000).
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Nyeri
2. Hematuria
3. Mual dan muntah
4. Distensi abdomen
5. Syok akinat trauma multisistem
6. Nyeri pada bagian punggung
7. Hematoma di daerah pinggang yang semakin hari semakin besar
8. Massa di rongga panggul
9. Ekimosis
10. Laserasi atau luka pada abdomen lateral dan rongga panggul
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
2. Plain photo
3. Intravenous Urography (IVU)
4. CT Scan
5. Asteriografi
6. USG
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Konservatif
2. Eksplorasi
a. Indikasi absolut
b. Indikasi relatif
H. KOMPLIKASI
1. Urinoma
2. Delayed bleeding
3. Urinary fistula
4. Abses
5. Hipertensi
Komplikasi lanjut
1. Hidronefrosis
2. Arteriovenous fistula
3. Piolenofritis
BAB II
KONSEP PERAWATAN
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
B. INTERVENSI KEPERAWATAN