Anda di halaman 1dari 2

Lalu bagaimana cara mengobati hati?

Imam Ibnul Qoyim, dalam karyanya Ighatsatul Lahafan (1/16 – 17) menjelaskan bahwa ada 3
teori pokok untuk mengobati sesuatu yang sakit. Teori ini juga digunakan dalam ilmu medis.

Dalam dunia medis, ketika seorang dokter hendak mengobati pasien, dia akan memberlakukan 3
hal:

ُ ‫]ح ْف‬
Pertama, [‫ظ القُ َّوة‬ ِ menjaga kekuatan. Ketika mengobati pasien, dokter akan menyarankan agar
pasien banyak makan yang bergizi, banyak istirahat, tenangkan pikiran, tidak lupa, sang dokter
juga memberikan multivitamin. Semua ini dilakukan dalam rangka menjaga kekuatan fisik
pasien.

Ibnul Qoyim menjelaskan, orang yang sakit hati, salah satu upaya yang harus dia lakukan adalah
menjaga kekuatan mentalnya, dengan ilmu yang bermanfaat dan melakukan berbagai ketaatan.
Hatinya harus dipaksa untuk mendengarkan nasehat dan ilmu yang bersumber dari Al-Quran dan
sunah, serta fisiknya dipaksa untuk melakukan ibadah dan ketaatan. Karena ilmu dan amal,
merupakan nutrisi bagi hati manusia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadis
riwayat Bukhari, memisalkan ilmu sebagaimana hujan dan hati manusia sebagaimana tanah.
Karena hati senantiasa butuh nutrisi berupa ilmu.

Kedua, [‫]الح َمايَة َع ِن الـ ُمؤْ ذِى‬


ِ melindungi pasien dari munculnya penyakit yang baru atau sesuatu
yang bisa memparah sakitnya.

Dalam mengobati pasien, tahapan lain yang dilakukan dokter adalah menyarankan pasien untuk
menghindari berbagai pantangan sesuai jenis penyakit yang diderita pasien.

Hal yang sama juga berlaku untuk penyakit hati. Seperti yang dijelaskan Ibnul Qoyim, orang
yang sakit harus menghindari segala yang bisa memperparah panyakit dalam hatinya, yaitu
dengan menjauhi semua perbuatan dosa dan maksiat. Dia hindarkan dirinya dari segala bentuk
penyimpangan. Karena dosa dan maksiat adalah sumber penyakit bagi hati. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan bagaimana bahaya dosa bagi hati manusia,

‫ َو ِإ ْن َعادَ ِزيدَ فِي َها َحتَّى ت َ ْعلُ َو‬،ُ‫س ِق َل قَ ْلبُه‬ َ ‫ع َوا ْست َ ْغفَ َر َوت‬
ُ ‫َاب‬ َ ٌ‫َت ِفي قَ ْل ِب ِه نُ ْكت َة‬
َ َ‫ فَإِذَا ه َُو نَز‬،‫س ْودَا ُء‬ ْ ‫َطيئَةً نُ ِكت‬
ِ ‫طأ َ خ‬
َ ‫ِإ َّن ال َع ْبدَ ِإذَا أ َ ْخ‬
ْ ُ ُ ُ َ
} َ‫َللا» { َكَّل بَل َرانَ َعلى قلوبِ ِه ْم َما كَانوا يَك ِسبُون‬ْ َّ َ َّ
ُ َّ ‫الرانُ الذِي ذك ََر‬ َّ ‫ َوه َُو‬،ُ‫قلبَه‬ ْ َ

Sesungguhnya seorang hamba, apabila melakukan perbuatan maksiat maka akan dititikkan dalam
hatinya satu titik hitam. Jika dia meninggalkan maksiat itu, memohon ampun dan bertaubat,
hatinya akan dibersihakn. Namun jika dia kembali maksiat, akan ditambahkan titik hitam tersebut
hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan “ar-raan” yang Allah sebutkan dalam firman-
Nya, (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu
menutupi hati mereka.’ (HR. Turmudzi, Ibnu Majah dan sanadnya dinilai kuat oleh Syuaib Al-
Arnauth).

ُ ‫ ]اِ ْستِ ْف َرا‬menghilangkan penyakit yang ada dalam dirinya


Ketiga, [‫غ الـ َم َواد الفَا ِسدَة‬

Tahapan terakhir, setelah dokter memastikan jenis penyakit yang diderita pasien, dokter akan
memberikan obat untuk menyerang penyakit itu. Dokter akan memberinkan antibiotik dengan
dosis yang sesuai, atau obat lainnya yang sesuai dengan penyakit pasien.

Di bagian akhir keterangannya untuk pembahasan ini, Ibnul Qoyim menjelaskan bahwa cara
untuk menghilangkan penyakit yang merusak hati adalah dengan banyak bertaubat, beristighfar,
memohon ampunan kepada Allah. Jika kesalahan itu harus ditutupi dengan membayar kaffarah
maka dia siap membayarnya. Jika terkait dengan hak orang lain, diapun siap dengan meminta
maaf kepadanya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan,


ُ‫ب لَه‬ ِ ‫التَّائِبُ ِمنَ الذَّ ْن‬
َ ‫ َك َم ْن ََل ذَ ْن‬،‫ب‬

Orang yang bertaubat dari satu perbuatan dosa, seperti orang yang tidak melakukan dosa itu.
(HR. Ibn Majah).

Karena dengan taubat, berarti dia menghilangkan penyakit hati berupa dosa dalam dirinya.

Jamaah yang kami hormati,

Obat yang diberika seorang dokter akan berbeda-beda sesuai dengan jenis dan tingkat penyakit
yang diderita pasien.

Dokter akan memberikan penanganan lebih, ketika sakit yang diderita pasien cukup parah,
bahkan sampai harus rawat inap di ICU atau bahkan CCU. Dengan rentang waktu berbeda-beda,
atau bahkan pemberian obat tanpa batas waktu. Termasuk treatment operasi dan ampuntasi.

Sama halnya dengan mereka yang sakit hatinya. Jika penyakit yang diderita sangat parah, karena
pelanggaran yang dilakukan adalah dosa besar, syariat memberikan treatment sampai pada taraf
hukuman had, seperti cambuk, potong tangan, pengasingan, qishas, denda, hingga rajam.

Sebagaimana anda tidak dibenarkan untuk menuduh dokter kejam karena melakukan bedah
operasi atau amputasi. Anda juga sangat tidak dibenarkan mengatakan islam kejam karena
memberikan hukuman kematian.

Allahu a’lam.

Semoga Allah melindungi kita dari segala penyakit hati yang berbahaya, dan menjadikan hati
kita, hati yang sehat, yang bisa merasakan lezatnya iman, islam, dan amal soleh.

Amiin..

َ‫صحْ ِب ِه أَجْ َم ِعيْن‬ َ ‫سلَّ َم َو َب‬


َ ‫اركَ َعلَى نَ ِب ِِّينَا ُم َح َّم ٍد َوآ ِل ِه َو‬ َ ‫صلَّى هللاُ َو‬
َ ‫َو‬

Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina

Anda mungkin juga menyukai