Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rettie Angrayni

NIM : D1091161040

Prodi : Perencanaan Wilayah Kota ( PWK )

PEMANFAATAN GIS DI BIDANG PERTAMBANGAN

Dalam bidang pertambangan kebutuhan akan teknologi informasi sangat pesat,


khususnya dalam dunia pertambangan minyak dibutuhkan peran teknologi informasi sangat
sangat krusial diantaranya untuk studi lapangan minyak untuk mengetahui cadangan
hidrokarbon yang terkandung di dalam perut bumi. Dalam hal ini SIG pada umumnya hanya
diaplikasikan sebagai alat bantu dalam pembuatan peta dan sebagai sistem penyimpanan
data (basis data) hasil eksplorasi.

Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam kegiatan eksplorasi mineral


terutama mineral logam telah dikenal sejak awal tahun 1980-an oleh industri pertambangan
dan lembaga-lembaga pemerintah di Indonesia. Sementara kegiatan eksplorasi saat ini
telah berkembang dengan pesat terutama di negara-negara maju seperti Australia, Kanada,
dan Amerika Serikat. Di negara-negara tersebut SIG tidak saja hanya dimanfaatkan sebagai
alat bantu pengganti manusia dalam menghasilkan peta, tetapi juga sudah dimanfaatkan
sebagai suatu sistem informasi terpadu yang ditujukan untuk pengambilan keputusan
terutama dalam analisis kuantitatif dan integrasi data spasial.

Dalam satu dekade terakhir kebutuhan akan teknologi informasi dalam bidang
pertambangan minyak semakin banyak dibutuhkan. Kebutuhan teknologi informasi itu
berkaitan dengan pengolahan data atas data-data seismic untuk kemudian diolah menjadi
grafis yang mudah untuk dianalisa dan diinterpretasikan. Dengan data-data seismic 2D
maupun 3D yang diambil dilapangan dan diolah oleh software akan didapatkan hasil berupa
grafik dalam bentuk 2D yang akan dianalisa dan diinterpretasikan. Hasil dari interpretasi
tersebut akan disimpulkan bahwa di lapisan-lapisan tertentu kemungkinan terdapat
cadangan hidrokarbon berupa minyak atau gas.

Dalam pengekspolitasian minyak GIS memfasilitasi analisis dan integrasi banyak


berbagai jenis data seperti citra satelit, survei seismik, digital mosaik foto udara, studi
geologi permukaan, bawah permukaan dan interpretasi penampang dan gambar, baik
lokasi, dan infrastruktur yang ada . Lalu, Information Combined Pengolahan Citra dapat juga
mengungkapkan informasi lapisan yang ada di bawah tanah. Deteksi penginderaan jauh
dari minyak bumi didasarkan pada analogi karakteristik dan analisa informasi penginderaan
jauh dari ladang minyak yang dikenal. Cara berpikir penginderaan jauh ini adalah sebagai
berikut: mikro-merembes dari hidrokarbon-> deteksi tanah efek->. Perangkat lunak
Eksplorasi dan GIS sangat penting untuk mencari cadangan minyak bumi dan mineral.

Penggunaan GIS dalam proyek-proyek eksploitasi yang mungkin lebih bervariasi


karena evaluasi eksploitasi biasanya berhubungan dengan lebih set data yang luas daripada
yang biasanya digunakan dalam pengaturan eksplorasi. Satu aplikasi eksplorasi spesifik
melibatkan penciptaan peta pengintaian. Eksploitasi pendekatan umumnya diterapkan untuk
dewasa daerah sentra produksi di mana kontrol juga padat, sedangkan untuk proyek
eksplorasi mungkin tidak melibatkan sumur sama sekali. GIS adalah sebuah teknologi yang
efektif yang memungkinkan tim eksplorasi dan eksploitasi untuk berbagi informasi,
menganalisis data dengan cara baru, dan mengintegrasikan proses evaluasi.

Studi Kasus

Kabupaten Garut merupakan kabupaten yang terdiri dari 29 kecamatan, dan banyak
menyimpan potensi sumber daya alam yang tersebar di Kabupaten Garut yang dapat
dimanfaatkan dan dikelola untuk kesejahteraan masyarakat. Potensi alam yang dapat
dikembangkan di Kabupaten Garut diantaranya sungai dan sumber daya air yang berpotensi
terutama di Kecamatan Singajaya memiliki jumlah Daerah Aliran Sungai (DAS) paling
banyak. Menurut data dari Dinas SDAP Kabupaten Garut, Kecamatan Singajaya memiliki
sumber daya air yang dapat dikembangkan, yaitu dengan memilikinya 21 DAS dan 3 titik
mata air dengan debet rata-rata 31 L/detik.
Sub Bagian Bidang Energi dan Ketenagalistrikan Dinas SDAP Kabupaten Garut
masih kesulitan mencari informasi letak potensi geografis yang strategis untuk
dikembangkan, orang-orang dari instansi atau lembaga terkait yang melakukan survei ke
lapangan belum semua data terintegrasi. Maka dibutuhkan suatu pemetaan untuk
mengetahui di mana letak strategis sumber daya air yang berpotensi untuk diberdayakan
dan dimanfaatkan.
SIG (Sistem Informasi Geografis) adalah sistem yang berkemampuan dalam
menjawab baik pertanyaan spasial maupun pertanyaan non-spasial beserta kombinasinya
dalam rangka memberikan solusi-solusi atas permasalahan keruangan. Oleh karena itu
dalam pengembangan sumber daya air dalam pemanfaatan untuk sumber energi di
Kecamatan Singajaya oleh Sub Bagian Bidang Energi dan Ketenagalistrikan Dinas SDAP
Kabupaten Garut membutuhkan solusi-solusi yang mampu memberikan informasi letak
strategis sumber daya air yang berpotensi untuk diberdayakan dan dimanfaatkan.
Dengan perancangan Sistem Informasi Geogafis Sumber Daya Air di Kecamatan
Singajaya Kabupaten Garut ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu (1) Jenis
data dalam Sistem Informasi Geografis terbagi menjadi dua bagian, yaitu data spasial yang
berbentuk gambar raster maupun bitmap dan data non spasial yang berbetuk tabel (2)
Pemetaan yang dilakukan tergantung sumber peta manual yang diperoleh dari Dinas SDAP
Kabupaten Garut dan (3) Berdasarkan hasil pengujian black box yang dilakukan, perangkat
lunak yang dirancang mampu bekerja dengan baik.

Daftar Pustaka

https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://sttgarut.ac.id/jurnal/index.php/al
goritma/article/viewFile/11/11&ved=0ahUKEwiL4Mu697LSAhVCkJQKHXRHB0gQFggqMAQ&usg=AF
QjCNHJBiey8uLkHESRt-ne0UjB_uVwbg&sig2=8fsRXVuP3eicfJuJBTuMyA

http://ahmad-lutfianto.blogspot.co.id/2015/03/implementasi-komputasi-geografi-di.html

http://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=373:aplikasi-sig-
untuk-pemetaan-potensi-mineralisasi-emas-epitermal-flores&catid=32:makalah-buletin

Anda mungkin juga menyukai