Anda di halaman 1dari 9

Rimilda, Analisis Kemampuan........

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DALAM


MENYELESAIKAN SOAL MELALUI PENDEKATAN PROBLEM SOLVING
PADA MATERI LIMAS KELAS VIII MTSN MODEL
BANDA ACEH

Rimilda1

Abstrak

Matematika tidak hanya sekedar alat bantu berpikir, alat untuk menemukan pola, menyelesaikan
masalah atau mengambil kesimpulan, tetapi matematika juga sebagai suatu alat yang berharga untuk
mengkomunikasikan berbagai ide secara jelas, tepat, dan cermat. Selain itu, materi matematika juga
mengandung aspek komunikasi yang digunakan untuk dapat menyelesaikan soal pemecahan masalah
yang diberikan. Komunikasi matematika dapat diartikan sebagai suatu kemampuan siswa
dalam menyampaikan sesuatu yang diketahuinya melalui peristiwa dialog, saling hubungan yang
terjadi di lingkungan kelas atau terjadi pada tempat pengalihan pesan. Sedangkan problem solving
dalam matematika adalah proses seorang siswa atau kelompok siswa (cooperative group) menerima
tantangan yang berhubungan dengan persoalan matematika yang penyelesaian dan caranya tidak
langsung bisa ditentukan dengan mudah. Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk
mengetahui kemampuan komunikasi matematika siswa dalam menyelesaikan soal pada materi limas
kelas VIII MTsN Model Banda Aceh. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan yaitu melalui
pendekatan problem solving. Berdasarkan hasil uji coba melalui pendekatan problem solving pada
materi limas di kelas VIII MTsN Model Banda Aceh dapat disimpulkan bahwa kemampuan
komunikasi matematika siswa dalam menyelesaikan soal memperoleh skor rata-rata 71,3. Dari hasil
tersebut mengungkapkan bahwa pemberian soal melalui pembelajaran dengan pendekatan problem
solving dapat diterapkan khususnya pada materi limas.

Kata Kunci: Komunikasi Matematika, Problem Solving, Limas

1
Rimilda, Dosen STKIP Bina Bangsa Getsempena, E-mail: rimilda.ridwan@gmail.com

ISSN 2355-0074 Volume II. Nomor 2. Oktober 2015 | 123


Rimilda, Analisis Kemampuan........

Pendahuluan menemukan pola, menyelesaikan masalah atau


Tujuan pembelajaran matematika dalam mengambil kesimpulan, tetapi matematika juga
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai suatu alat yang berharga untuk
menyiratkan dengan jelas tujuan yang ingin mengkomuniksikan berbagai ide secara jelas,
dicapai yaitu kemampuan pemecahan masalah tepat, dan cermat. Kedua, mathematics learning
(problem solving), kemampuan berargumentasi as social activity, artinya sebagai aktivitas sosial
(reasioning), kemampuan berkomunikasi dalam pembelajaran matematika. Matematika
(communication), kemampuan membuat koneksi juga sebagai wahana interaksi antar siswa dan
(connection), dan kemampuan representasi juga komunikasi antar guru dan siswa.
(representation). Selain itu tujuan keahlian Sayangnya kemampuan komunikasi
dalam pelajaran matematika SMP/MTs sesuai matematika siswa jarang mendapat perhatian.
dengan Kurikulum 2006 (KTSP) perlu diberikan Guru lebih berusaha agar siswa mampu
kepada semua perserta didik mulai dari sekolah menjawab soal dengan benar tanpa meminta
dasar untuk membekali peserta didik dengan alasan atau jawaban siswa, ataupun meminta
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, siswa untuk mengkomunikasikan pemikiran, ide
kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja dan gagasannya. Hal ini sesuai dengan pendapat
sama. Jane (2004) yang mengemukakan bahwa karena
Penilaian hasil belajar matematika peserta siswa jarang diminta untuk berargumentasi
didik dikelompokkan menjadi tiga aspek, dalam pembelajaran matematika, akibatnya
yaitu: kemampuan pemahaman konsep, sangat asing bagi mereka untuk berbicara tentang
kemampuan penalaran dan komunikasi, matematika.
kemampuan pemecahan masalah (Sri Wardani, National Council of Teachers of
2005). Semua materi matematika yang ada di Mathematics (NCTM) menetapkan pemecahan
sekolah mengandung aspek pemahaman masalah sebagai salah satu dari lima standar
konsep karena memang kemampuan mendasar proses matematika sekolah. Oleh karenanya
dalam belajar matematika adalah memahami pemecahan masalah merupakan salah satu tujuan
konsep terlebih dahulu. Selain itu, materi utama pendidikan matematika dan merupakan
matematika juga mengandung aspek komunikasi salah satu bagian utama dalam aktivitas
yang digunakan untuk dapat menyelesaikan soal matematika. NCTM juga menyatakan bahwa
pemecahan masalah yang diberikan. pemecahan masalah merupakan fokus dari
Baroody (dalam Ansari, 2009) menyebutkan pembelajaran matematika, karena pemecahan
sedikitnya ada dua alasan penting mengapa masalah merupakan sarana mempelajari ide dan
komunikasi matematika perlu keterampilan matematika.
ditumbuhkembangkan di kalangan siswa. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
Pertama, mathematics as language, artinya peneliti di kelas VIII MTsN 1 Banda Aceh
matematika tidak hanya sekedar alat bantu diketahui bahwa kemampuan pemecahan
berfikir (a tool to aid thinking), alat untuk masalah matematika siswa masih relatif rendah.

ISSN 2355-0074 Volume II. Nomor 2. Oktober 2015 | 124


Rimilda, Analisis Kemampuan........

Hal ini terlihat ketika guru memberikan latihan berpikir kritis dan keterampilan pemecahan
soal yang tingkat kesulitannya yang lebih tinggi, masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan
hanya beberapa siswa saja yang mampu dan konsep yang esensial dari materi
menyelesaikan soal tersebut dengan benar, pembelajaran.
sedangkan siswa yang lain masih mengalami Berdasarkan latar belakang di atas, maka
kesulitan untuk menyelesaikannya. Beberapa rumusan masalah yang akan diteliti yaitu
siswa bahkan terlihat enggan menyelesaikan bagaimana kemampuan komunikasi matematika
masalah yang mereka anggap sulit, sehingga siswa dalam menyelesaikan soal pada materi
mereka hanya mengandalkan jawaban teman lain limas kelas VIII MTsN Model Banda Aceh.
atau menunggu penjelasan dari guru tanpa Adapun tujuan yang akan dicapai yaitu untuk
berusaha untuk menemukan sendiri solusi dari mengetahui kemampuan komunikasi matematika
permasalahan yang mereka hadapi. siswa dalam menyelesaikan soal pada materi
Hasil yang diperoleh The Third limas kelas VIII MTsN Model Banda Aceh.
International Mathematics and Science Study 1. Tinjauan Pustaka
(TIMSS) bahwa siswa SLTP Indonesia sangat Pengertian Komunikasi Matematis
lemah dalam problem solving namun cukup baik Bernard Berelson dan Bary A,Stener
dalam keterampilan prosedural. Kemampuan mengemukakan bahwa, “Kemampuan
siswa dalam penalaran, komunikasi dan koneksi komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan,
matematis, serta pemecahan masalah dirasakan emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan
sangat kurang. Untuk menjawab permasalahan menggunakan simbol–simbol kata-kata, gambar,
ini diperlukan upaya nyata yang tepat dan perlu figur grafik, dan sebagainya. Tindakan atau
direncanakan dengan matang. proses transmisi itulah yang biasanya di sebut
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi komunikasi. Gerald R Miller mengemukakan
dan informasi yang semakin pesat menuntut pula bahwa, “Komunikasi terjadi ketika suatu
adanya perubahan dan perkembangan di segala sumber menyampaikan suatu pesan kepada
bidang termasuk dalam dunia pendidikan. penerima dengan niat yang di sadari untuk
Sehubungan dengan hal itu, dalam pelaksanaan mempengaruhi perilaku penerima. Jadi dapat
proses belajar mengajar, guru dituntut untuk disimpulkan bahwa, komunikasi adalah proses
menggunakan berbagai macam strategi atau cara penyampaian ide-ide, pandangan,
pembelajaran yang mengaktifkan interaksi antar pemikiran atau menjelaskan pengertian antar
guru dan siswa, siswa dengan siswa, serta siswa sesama pribadi yaitu komunikator dengan
dengan lingkungannya. Salah satu pendekatan komunikan.
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan tersebut Komunikasi matematis dapat diartikan
adalah pendekatan pembelajaran berbasis sebagai suatu kemampuan siswa
masalah yaitu pendekatan pengajaran yang dalam menyampaikan sesuatu yang diketahuinya
menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu melalui peristiwa dialog atau saling hubungan
konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara yang terjadi di lingkungan kelas, dimana terjadi

ISSN 2355-0074 Volume II. Nomor 2. Oktober 2015 | 125


Rimilda, Analisis Kemampuan........

pengalihan pesan. Pesan yang dialihkan berisi a) Membuat model dari suatu situasi melalui
tentang materi matematika yang dipelajari siswa, lisan, tulisan, benda-benda konkrit, gambar,
misalnya berupa konsep, rumus, atau strategi grafik, dan metode-metode aljabar.
penyelesaian suatu masalah. Pihak yang terlibat b) Menyusun refleksi dan membuat klarifikasi
dalam peristiwa komunikasi di dalam kelas tentang ide-ide matematika.
adalah guru dan siswa. Cara pengalihan pesannya c) Mengembangkan pemahaman dasar
dapat secara lisan maupun tertulis. matematika, termasuk aturan-aturan definisi
NCTM (1989), menyatakan bahwa siswa matematika.
yang berhasil dalam mempelajari matematika d) Menggunakan kemampuan membaca,
merupakan siswa yang mampu melakukan menyimak, dan mengamati untuk
komunikasi matematis dengan cara berbicara dan menginterpretasi dan mengevaluasi suatu ide
menulis tentang apa yang siswa kerjakan. matematika.
Berbicara dalam hal ini adalah memikirkan dan e) Mengapresiasi nilai-nilai dari suatu notasi
berbagi ide, strategi serta solusi matematika matematis termasuk aturan-aturannya dalam
dengan siswa lain, sedangkan menulis berarti mengembangkan ide matematika.
merefleksikan pekerjaan siswa dan Pengertian Pendekatan Pembelajaran
mengklarifikasi ide-ide siswa untuk dirinya Secara etimologi pendekatan adalah
sendiri. derivasi kata dekat, artinya tidak jauh, setelah
Indikator-indikator Komunikasi Matematis mendapat awalan pe dan akhiran an maka artinya
NCTM (1989) menyatakan bahwa aspek (a) proses, perbuatan, cara mendekati (b) usaha
komunikasi matematis dapat dilihat dari : dalam rangka aktivitas penelitian untuk
1) Kemampuan mengekspresikan ide-ide mengadakan hubungan dengan orang yang
matematis melalui lisan, tulisan, dan diteliti atau metode-metode untuk mencapai
mendemonstrasikannya serta pengertian tentang masalah penelitian.
menggambarkannya secara visual. Pendekatan dari sudut terminologi adalah cara
2) Kemampuan memahami, pandang atau paradigma yang terdapat dalam
menginterpretasikan, dan mengevaluasi ide- suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan
ide matematis baik secara lisan, tulisan, dalam memahami agama. Dari keterangan di
maupun dalam bentuk visual lainnya atas, dapat kita pahami bahwa pendekatan
3) Kemampuan dalam menggunakan istilah- terhadap objek pengkajian perlu
istilah, notasi-notasi matematika dan dimasyarakatkan guna mendapatkan keterangan
struktur-strukturnya untuk menyajikan ide- ilmiah seiring dengan tuntunan zaman.
ide serta menggambarkan hubungan- Sedangkan Mulyasa (2003:100)
hubungan dengan model-model situasi. menjelaskan bahwa pembelajaran pada
Indikator komunikasi matematika untuk siswa hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta
setingkat SMP adalah sebagai berikut. didik dengan lingkungannya sehingga terjadi
perubahan perilaku kearah yang lebih baik.

ISSN 2355-0074 Volume II. Nomor 2. Oktober 2015 | 126


Rimilda, Analisis Kemampuan........

Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor ide matematika (Mathematics Course
yang mempengaruhinya, baik faktor internal Development Support Material 1989). Dalam
yang datang dari dalam diri individu, maupun problem solving, biasanya, permasalahan-
faktor eksternal yang datang dari lingkungan. permasalahan tidak tersajikan dalam peristilahan
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan matematika. Permasalahan yang digunakan dapat
sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap diangkat dari permasalahan kehidupan nyata
proses pembelajaran, yang merujuk pada yang pemecahannya memerlukan ide matematika
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sebagai sebuah alat.
sifatnya masih sangat umum, di dalamnya Posamentier dan Stepelmen mengutip dari
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan salah satu paper pada The National Council of
melatari metode pembelajaran dengan cakupan Supervisors of Mathematics (NCSM) edisi Juni
teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, 1998, yang berjudul Essential Mathematics for
pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, the 21 st Century, yang intinya problem solving
yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang merupakan komponen pertama dari esensi
berorientasi atau berpusat pada siswa (student matematika dan dapat disimpulkan sebagai
centered approach) dan (2) pendekatan berikut.
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat a. Pembelajaran untuk menyelesaikan masalah
pada guru (teacher centered approach). adalah alasan yang paling prinsip untuk
Adapun macam-macam pendekatan yaitu mempelajari matematika.
sebagai berikut. b. Problem solving merupakan penerapan dari
a. Pendekatan Problem solving pengetahuan yang sebelumnya untuk situasi
b. Pendekatan Open Ended (persoalan) yang tidak biasa atau persoalan
c. Pendekatan Kontektual yang baru.
d. Pendekatan Realistik c. Penyelesaian soal ceritera dalam suatu
e. Pendekatan Konstrukstivisme wacana merupakan salah satu bentuk
f. Pendekatan Deduktif problem solving, di samping siswa harus
g. Pendekatan Induktif diberi pengalaman juga dalam penyelesaian
Pengertian Pendekatan Problem Solving soal non ceritera.
Istilah problem solving ada pada berbagai d. Strategi problem solving mencakup teknik
profesi dan disiplin ilmu dan memiliki pengertian pengajuan pertanyaan, analisis situasi,
yang berbeda. Problem solving dalam translasi hasil, ilustrasi hasil, menggambar
matematika adalah proses dimana seorang siswa diagram dan penggunaan trial and error.
atau kelompok siswa (cooperative group) e. Siswa harus mencari penyelesaian alternatif
menerima tantangan yang berhubungan dengan untuk suatu soal, mereka harus terbiasa
persoalan matematika dimana penyelesaiannya dengan lebih dari satu penyelesaian.
dan caranya tidak langsung bisa ditentukan Selanjutnya problem solving merupakan
dengan mudah dan penyelesaiannya memerlukan taraf yang harus dipecahkan dengan cara

ISSN 2355-0074 Volume II. Nomor 2. Oktober 2015 | 127


Rimilda, Analisis Kemampuan........

memahami sejumlah pengetahuan dan d. Memeriksa kembali/mengecek kembali hasil


ketrampilan kerja dan merupakan hasil yang penyelesaian
dicapai individu setelah individu yang Untuk langkah yang terakhir ini, siswa
bersangkutan mengalami suatu proses belajar melakukan pengecekan terhadap hasil
problem solving yang diajarkan suatu perhitungannya. Untuk mengecek kembali, siswa
pengetahuan tertentu. Jadi, problem solving. juga dapat mencari jalan yang berbeda untuk
Langkah-langkah Problem Solving mengetahui kebenaran dari hasil perhitungannya.
Menurut Polya (dalam Shadiq, 2004: 3) 2. Metode
dalam menyelesaikan suatu masalah dalam Untuk memperoleh data mengenai
matematika terdapat empat langkah yang dapat kemampuan komunikasi matematika siswa
dilakukan. Adapun langkah problem solving dalam menyelesaikan soal pada materi limas
adalah sebagai berikut. kelas VIII MTsN Model Banda Aceh digunakan
a. Memahami Masalah pendekatan kualitatif. Margono (2003:36)
Memahami masalah merupakan langkah menyatakan bahwa: “penelitian kualitatif adalah
yang sangat penting dalam menyelesaikan suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data
masalah. Apabila seseorang tidak memahami deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
masalah dengan baik, sudah tentu ia tidak akan orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.
mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi. Pendekatan kualitatif pada hakekatnya adalah
Untuk memahami masalah, langkah yang harus mengamati secara langsung objek penelitian.
ditempuh oleh siswa yaitu membuat pernyataan Populasi yang ditentukan dalam uji coba ini
tentang hal yang diketahui dan ditanyakan dalam yaitu seluruh siswa kelas VIII MTsN Model
sebuah soal. Banda Aceh. Sedangkan sampel yang diambil
b. Membuat Rencana yaitu seluruh siswa kelas VIII-3 MTsN Model
Setelah siswa memahami masalah dan Banda Aceh. Teknik pengumpulan data
mengilustrasikannya, maka akan mudah bagi dilakukan dengan cara memberikan tes kepada
siswa dalam membuat rencana. Membuat siswa setelah pendekatan problem solving
rencana merupakan tahap untuk melihat dilakukan di kelas. Selanjutnya dari hasil tes
pengetahuan siswa terhadap kemampuan tersebut dianalisis kemampuan komunikasi siswa
menyelesaikan soal. yang ditinjau dari indikator kemampuan
c. Melaksanakan rencana komunikasi matematis yang telah penulis
Dalam langkah ini siswa melaksanakan paparkan pada kajian teori di atas.
rencana berdasarkan rencana yang telah disusun
sebelumnya. Biasanya siswa dihadapkan pada
masalah penyelesaian dengan menggunakan
operasi hitung. Untuk mendapatkan jawaban
yang maksimal diperlukan ketelitian ketika
menggunakan operasi hitung.

ISSN 2355-0074 Volume II. Nomor 2. Oktober 2015 | 128


Rimilda, Analisis Kemampuan........

Skor Menulis Menggambar (Drawing) Ekpresi Matematika


(Written texts) (Mathematical
Expression)
0 Tidak ada jawaban, kalaupun ada hanya memperlihatkan tidak memahami konsep
sehingga informasi yang diberikan tidak berarti apa-apa
1 Hanya sedikit dari Hanya sedikit dari gambar, Hanya sedikit dari model
penjelasan yang benar diagram, atau tabel yang matematika yang benar.
benar.
2 Penjelasan secara Melukiskan, diagram, Membuat model
matematis masuk akal gambar, atau tabel namun matematika dengan benar,
namun hanya sebagian kurang lengkap dan benar namun salah dalam
lengkap dan benar mendapatkan solusi.
3 Penjelasan secara mate- Melukiskan, diagram, Membuat model mate-
matis masuk akal dan gambar, atau tabel secara matika dengan benar,
benar, meskipun tidak lengkap dan benar kemudian melakukan
tersusun secara logis atau perhitungan atau men-
terdapat sedikit kesalahan dapatkan solusi secara
bahasa. benar dan lengkap
4 Penjelasan secara ma-
tematis masuk akal dan
jelas serta tersusun secara
logis
Skor Maksimal = 4 Skor Maksimal = 3 Skor Maksimal = 3
Diadaptasi dari Cai, Lane, Jakabcsin (1996b), dan Ansari (2004).
3. Hasil dan Pembahasan limas kelas VIII MTsN Model Banda Aceh yang
Berdasarkan hasil uji coba di kelas untuk dilakukan melalui pendekatan problem solving
mengetahui kemampuan komunikasi matematika diperoleh hasil sebagai berikut.
siswa dalam menyelesaikan soal pada materi
Tabel 1. Kemampuan komunikasi matematika siswa
No Indikator kemampuan komunikasi siswa Skor
1. Membaca dan menulis ide matematika 74,2
2. Mengekspresikan ide-ide matematika melalui tulisan serta 73,7
menggambarkannya
3. Memahami, menginterpretasikan, dan mengevaluasi ide-ide matematika 70,1
secara tertulis
4. Menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi matematika dan struktur- 67,2
strukturnya untuk menyajikan ide-ide serta menggambarkan hubungan-
hubungan dengan model-model situasi.
Skor rata-rata 71,3

Dari tabel di atas, diperoleh hasil bahwa kemampuan komunikasi matematika dengan skor
kemampuan komunikasi matematika siswa tertinggi yaitu pada indikator membaca dan
dalam menyeesaikan soal pada materi limas di menulis ide matematika. Sedangkan skor
kelas VII-3 dengan skor rata-rata 71,3. Indikator terendah yaitu 67,2 diperoleh pada indikator

ISSN 2355-0074 Volume II. Nomor 2. Oktober 2015 | 129


Rimilda, Analisis Kemampuan........

menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi 4. Kemampuan menggunakan istilah-istilah,


matematika dan struktur-strukturnya untuk notasi-notasi matematika dan struktur-
menyajikan ide-ide serta menggambarkan strukturnya untuk menyajikan ide-ide serta
hubungan-hubungan dengan model-model menggambarkan hubungan-hubungan dengan
situasi. model-model situasi. Skor yang diperoleh
Berikut dipaparkan penjelasan tentang siswa untuk indikator ini yaitu sebesar 67,2.
masing-masing indikator komunikasi matematika Skor pada indikator ini merupakan skor yang
siswa dalam menyelesaikan soal materi limas. paling rendah. Hal ini disebabkan siswa
1. Kemampuan membaca dan menulis ide masih belum mampu dalam menggunakan
matematika. Skor kemampuan membaca dan notasi maupun rumus dalam limas.
menulis ide matematika yang terdapat pada 4. Simpulan
soal yang diberikan sebesar 74,2. Siswa Berdasarkan hasil uji coba di kelas VII-3
terampil dalam membaca dan menuliskan ide MTsN Model Banda Aceh pada materi limas
yang terkandung di dalam soal. Siswa mampu dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
membaca dan menuliskan ide matematika problem solving diperoleh bahwa kemampuan
dengan jelas pada lembar jawaban mereka. komunikasi matematika siswa dalam
2. Kemampuan mengekspresikan ide-ide menyelesaikan soal memperoleh skor rata-rata
matematika melalui tulisan 71,3. Dari hasil tersebut mengungkapkan bahwa
sertamenggambarkannya. Skor yang pemberian soal melalui pembelajaran dengan
diperoleh siswa pada indikator ini yaitu 73,7. pendekatan problem solving dapat diterapkan
Siswa mampu dengan baik dalam khususnya pada materi limas.
mengekspresikan ide-ide matematika melalui
tulisan. Pengungkapan ide matematika
dilakukan siswa dengan cara menuliskan
dahulu ide pokok kemudian ide-ide
pendukung.
3. Kemampuan memahami,
menginterpretasikan, dan mengevaluasi ide-
ide matematis secara tertulis. Skor siswa pada
indikator ini yaitu sebesar 70,1. Siswa
menginterpretasikan suatu ide matematika
dengan cara mengklasifikasikan ide-ide
pokok kemudian ide-ide pendukung.

ISSN 2355-0074 Volume II. Nomor 2. Oktober 2015 | 130


Rimilda, Analisis Kemampuan........

DAFTAR PUSTAKA
Ansari, Bansu. (2009). Komunikasi Matematika, Konsep dan Aplikasi. Banda Aceh: Yayasan Pena Banda
Aceh Divisi Penerbitan

Depdiknas. (2006). Kurikulum 2006 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika Sekolah
Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah, Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang
Departemen Pendidikan Nasional

Goetz, Jane. (2004). Top Ten Thoughts about Communication in Mathematics.


Http://www.kent.k12.wa.us/ksd/15/communication_in_math.htm.

Http://Id.Wikipedia.Org/W/Index.Php?Title=Daftar_Definisi_Komunikasi&Action=Edit&Section= 6
Bernard Berelson dan Bary A,Stener

Http://Id.Wikipedia.Org/W/Index.Php?Title=Daftar_Definisi_Komunikasi&Action=Edit&Section=2,
Gerald R Miller

Margono, S. (2003). Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Mulyasa, E., 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, dan Implementasi.
Bandung: Rosda Karya

NCTM. (1989). Principles and Standards for School Mathematics. Reston: NCTM Peraturan Menteri
Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan

Shadiq, Fajar. 2004. Pemecahan Masalah, Penalaran dan Komunikasi Materi Diklat
Instruktur/Pengembangan Matematika SMA Jenjang Dasar, Yogyakarta: PPPG Matematika
Yogyakarta

Wardani, Sri. (2005). Pembelajaran dan Aspek Pemahaman Konsep, Penalaran, Komunikasi, dan
Pemecahan Masalah Materi Pembinaan Matematika SMP. Yogyakarta: PPPG Matematika

ISSN 2355-0074 Volume II. Nomor 2. Oktober 2015 | 131

Anda mungkin juga menyukai