Laporanlbm1blok19sgd2 130523073714 Phpapp01
Laporanlbm1blok19sgd2 130523073714 Phpapp01
Rehabilitative
“Nenekku Sudah Banyak Kehilangan Gigi”
Disusun Oleh:
SGD 2
Bismillahirrohmanirrohim
Laporan SGD LBM 1 blok rehabilitative ini disusun berdasarkan apa yang
telah kami bahas pada SGD yang telah kita laksanakan pada hari senin dan kamis
berdasarkan sumber belajar yang kami cari pada step belajar mandiri.
penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata pengantar................................................................................................. 2
Daftar isi.......................................................................................................... 3
Bab I pendahuluan
A. Skenario............................................................................................... 4
B. Latar belakang masalah....................................................................... 4
Bab II pembahasan.......................................................................................... 5
A. Peta konsep........................................................................................ 14
B. Kesimpulan........................................................................................ 15
Daftar pustaka................................................................................................ 16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Skenario
4
BAB II
PEMBAHASAN
Gigi Tiruan Lengkap (GTL) adalah gigi tiruan yang dibuat untuk
menggantikan gigi asli baik rahang atas maupun rahang bawah yang didukung
oleh jaringan keras ataupun lunak yang ada didalam rongga mulut.
5
(permukaannya saja) sedangkan pada rahang bawah resorbsi lebih banyak
hingga kedalamnya
4. Gangguan TMJ
6
Prosedure pembuatan GTL
1. Pembuatan model study dan model kerja: pembuatan sendok cetak sendiri,
dilihat rahang atas pasien diharuskan mengucapkan huruf A karena
menentukan perbatasan palatum durum dan molle , jika saat mengucapkan
huruf A masih salah maka ditandai pada daerah yang masih salah. Pada
palatum molle terdapat otot-otot sehingga jika melebihi perbatasan tesebut
maka akan ada udara yang masuk dan terlepas.
2. Pembuatan model malam: dibuat dengan bite plane anterior sejajar dengan
garis mata sedangkan posterior sejajar dengan garis cuping hidung.
Kemudian dioklusikan. Untuk menentukan dimensi vertikal caranya
dengan membuat garis camfer 4 mm dari meatus acusticus ekternus
sampai spina nasalis anterior, pasien dipasang biterim rahang atas dan
rahang bawah, kemudian dimensi vertikalnya diukur dari jarak pupil
sampai ke sudut mulut harus sama dengan jarak spina nasalis anterior
hingga dagu. Jika sama maka dimensi vertikalnya sudah sesuai. Cara
mengecek dari pasien diinstruksikan untuk mengucapkan huruf M dan S
3. Pemasangan diartikulator
4. Penyusunan gigi dilakukan secara bertahap, dimulai dari anterior rahang
atas, anterior rahang bawah dan gigi posterior atas gigi M1 bawah dan gigi
posterior bawah lainnya (buku gigi geligi tiruan lengkap lepas
drg:itjiningsih). Pada saat menusun gigi harus memperhatikan inlinasi,
dilihat dari oklusal berada diatas lingir rahang, permukaan oklusal pada
anterior (garis datar horizontal) dan posterior (garis obliq) berbeda,
melebar 6° dari midline, hubungan dengan gigi antagonisnya
5. Wax contouring (pembuatan malam menyerupai gigi asli)
6. Penananan ke kuvet
7. Boiling out
8. Packing akrilik
9. Finishing dan poleshing
7
Dalam pembuatan gigi tiruan ada beberapa faktor yang harus diperhatikan
dalam pembuatan gigi palsu agar tujuan dari pembuatan gigi tiruan tersebut
terpenuhi
8
Menyerang pada perempuan setelah menopause karena terjadi penurunan
estrogen dan menyebabkan berkurangnya tulang yang progresif
6. Pencabutan terakhir gigi: lama pencabutan terakhir akan mempengaruhi
hasil gigi tiruan, waktu idelanya adalah setelah luka pencabutan sembuh,
waktu standartnya tidak ditentukan tergantung dari kondisi pasien, jenis
pencabutan, kesehatan gigi dan ada atau tidaknya infeksi
7. Pemilihan bahan
8. Kondisi edentulous: batas mukosa, alveolarisnya
9. Kompilkasi DM, pada penderita DM sering dijumpai edema mukosa yang
disebabkan karena suplay darah berkurang sehingga mukosa mudah
teriritasi dan mengakibatkan terjadi hiperplasi, pencetakan pada pasien
tersebut menyebabkan hasil basisnya kurang bagus sehingga retensi dan
stabilisasi kurang
1. kardiovaskuler
2. depresi mental : biasanya menggunakan obat- obat yang mempunyai efek
samping pengeringan mukosa, mengakibatkan pengurangan retensi pada
GTL (Gunadi dkk)
3. perubahan mental, perubahan fisiologis (edema), pengaruh nutrisi:
menderita penyakit periodontal, Oh jelek dan butuh vit-C (spesialist care
dentistry)
4. Endocarditis: bakteri masuk melalui gigi yang mengalami infeksi,
menyebar melalui pembuluh darah dan menybebar
5. Diabetes Melitus: pasien lansia dan menderita DM maka dirongga
mulutnya akan terjadi xerostomia, periodontitis, perubahan mukosa, sel
epitel mulut mengalami penipisan dan mengalami keratinisasi, dan suplai
darah akan berkurang. Hal ini menyebabkan jamur mudah menginfeksi
9
dikarenakan self cleansing yang kurang sehingga menyebabkan
candidiasis. Selain itu karena perubahan muka menyebabkan denture
stomatitis.
6. pada penderita xerostomia akan menyebabkan retensi dan stabilisasi pada
GTL. Proteksi mekanis pada gigi tiruan atau jaringan lunak akan
mengganggu retensi. Pada pseien xerostomia dianjurkan untuk menyimpan
gigi tiruan pada reservoil untuk menyimpan sediaan saliva buatan
7. hiperplasia: akibat respon fibroepitelia terhadap pemakaian gigi tiruan,
sayap yang terlalu lebar. Pertumbuhan fibrotik (basker tahun 96)
10
>1/2 diameter kaca mulut berarti dalam dan apabila kaca mulut
yang terbenam kurang dari ½ maka termasuk dangkal.
Pemeriksaan dilakukan pada regio posterior dan anterior dimulai
dari fornix sampai puncak ridge. Vestibulum yang lbh dalam lebih
retentif daripada yang dangkal
Dalam gigi tiruan dikenal istilah retensi dan stabilisasi. Retensi merupakan
daya tahan gigi tiruan terhadap gaya yang menyebabkan pergerakan ke arah yang
berlawanan dengan arah pemasangannya. Retensi merupakan kemampuan gigi
tiruan untuk tahan terhadap gaya gravitasi, sifat adhesi makanan, dan gaya-gaya
yang erhubungan dengan pembukaan rahang, sehingga akan menghasilkan gigi
tiruan tetap pada posisinya didalam rongga mulut.
a. Adesi: gaya tarik fisik satu sama lain antara molekul-molekul yang
berbeda. Pada GTL terjadi pada saliva terhadap basis gigi tiruan
dan mukosa
b. Kohesi: gaya tarik fisik satu sama lain antara molekul-molekul
yang sama. Hal ini terjadi pada lapisan tipis saliva diantara basis
gigi tiruan mukosa (ui.ac.id)
c. Tegangan permukaan interfacial: merupakan tahanan terhadap
pemisahan yang dihasilkan oleh lapisan yang dapat menyebabkan
naik turunnya permukaan cairan saat berkontak dengan benda
padat
11
d. Tekanan atmosfir: untuk memanfaatkan tekanan atmosfir secara
efektif, gigi tiruan harus memiliki penutup yang baik diseluruh
tepinya. Untuk memastikan penutup ini, batas gigi tiruan diperluas
sampai batas antara jaringan bergerak dan tidak bergerak, namun
tidak boleh sampai melukai
e. Otot-otot fasial dan rongga mulut: otor bibir lidah dan pipi yang
berinteraksi baik dengan GTLnya
f. Stabilisasi: Kualitas cetakan akhir, kontur permukaan yang halus,
susunan elemen gigi tiruan yang baik dan benar (ui.ac.id)
12
ix. Pasien kontrol 4 hari setelah dibuatkan protesa, jika pasiennya
sudah menua dan mudah luka maka kontol 1-2 hari setelah
dibuatkan protesa
x. Menyikat denture dengan sikat gigi dan pembersih khusus
dengan hipoklorit dan pembersih yang mengandung alkali
perkarbonat, bubuk dan pasta yang mengandung bahan abrasif
ringan
xi. Mukosa pendukung dibersihkan dengan sikat gigi yang halus
selama 2-3 menit tiap pagi dan malam hari
13
BAB III
PENUTUP
A. Peta konsep
Bahan
Edentulous
14
B. Kesimpulan
Gigi Tiruan Lengkap (GTL) adalah gigi tiruan yang dibuat untuk
menggantikan gigi asli baik rahang atas maupun rahang bawah yang didukung
oleh jaringan keras ataupun lunak yang ada didalam rongga mulut.
Agar GTL nyaman digunakan, tidak mudah lepas saat makan, minum dan
berbicara maka harus diperhatikan retensi dan stabilisasinya. Beberapa faktor
yang mempengaruhi retensi dan stabilisasi antara lain adhesi, kohesi, tegangan
permukaan interfasial, tekanan atmosfer, otot-otot fasial dan rongga mulut dan
lain-lain.
15
DAFTAR PUSTAKA
16