Anda di halaman 1dari 6

SISTEM EKONOMI SOSIALIS

A. Pengertian Ekonomi Sosialis dan Sejarahnya Singakatnya


Istilah sosialisme atau sosialis dapat mengacu ke beberapa hal yang berhubungan dengan
ideologi atau kelompok ideologi, sistem ekonomi, dan negara. Istilah ini mulai digunakan
sejak awal abad ke-19. Dalam bahasa Inggris, istilah ini digunakan pertama kali untuk
menyebut pengikut Robert Owen pada tahun 1827. Di Perancis, istilah ini mengacu pada para
pengikut doktrin Saint-Simon pada tahun 1832 yang dipopulerkan oleh Pierre Leroux dan J.
Regnaud. Penggunaan istilah sosialisme sering digunakan dalam berbagai konteks yang
berbeda-beda oleh berbagai kelompok, tetapi hampir semua sepakat bahwa istilah ini berawal
dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20
berdasarkan prinsip solidaritas dan memperjuangkan masyarakat egalitarian yang dengan
sistem ekonomi menurut mereka dapat melayani masyarakat banyak daripada hanya
segelintir elite.
Pendapat Brinton dalam buku Perkembangan Pemikiran Ekonomi karya — Sosialisme oleh
sementara orang juga diartikan sebagai bentuk perekonomian yang pemerintahannya paling
kurang bertindak sebagai pihak yang dipercayai oleh seluruh warga masyarakat. Pemerintah
juga sebagai pihak yang menasionalisasikan industry-industri besar seperti pertambangan,
jalan-jalan dan jembatan, kereta api serta cabang-cabang produksi lain yang menyangkut
hajat hidup orang-orang banyak. Dalam bentuk yang paling lengkap sosialisme melibatkan
semua alat-alat produksi , termasuk yang didalamnya tanah-tanah pertanian oleh negara dan
menghilangkan milik swasta.
Eropa baru saja menyelesaikan ‘perang’ antara kapitalisme dan rezim feodalisme.
Sebelumnya, sejarah masyarakat eropa lebih didominasi oleh kaum bangsawan dan feodal.
Kelas masyarakat inilah yang telah lama menancapkan kuku penjajahannya pada masyarakat
bawah. Namun, setelah sekian lama tertindas, akhirnya lahirlah kekuatan baru bernama kaum
kapitalis yang berusaha meruntuhkan otoritarianisme kaum feodal. Hal ini ditandai dengan
lahirnya Renaisance di eropa. Era ini menandai lepasnya masyarakat eropa dari ‘zaman
kegelapan’ yang lebih didominasi oleh kaum feodal.
Era pencerahan dimulai dengan ditemukannya mesin cetak oleh Johan Guttenberg pada abad
ke-15 M. Hadirnya mesin cetak ini mampu merubah kondisi sosial-budaya masyarakat eropa
saat itu, terutama dalam produksi. Dengan mesin cetak, produksi buku akhirnya bisa
dilakukan secara massal, setelah sebelumnya bersifat manual menggunakan tangan atau
menulis di atas batu. Pola manual ini jelas sangat melelahkan dan tidak efektif untuk
meningkatkan produksi tulisan.
Ditemukannya mesin cetak ini merupakan fenomena revolusioner yang mampu mendobrak
kebutuhan bahan produksi selama berabad-abad. Mesin cetak adalah faktor utama terjadinya
akselerasi peningkatan produksi buku dan bacaan. Fenomena ini berimplikasi pada lahirnya
era komunikasi. Dengan banyaknya kuantitas buku yang dicetak, semua orang terpicu untuk
saling tukar ide dan pikiran.
Maraknya diskusi dan pertukaran ide ini ternyata membawa akibat fatal terhadap rezim
bangsawan. Budaya kritis masyarakat semakin terasah, sehingga mampu membongkar segala
macam kebusukan dan kebobrokan kaum feodal, sekaligus meruntuhkan mitos surgawi yang
diwartakan para raja. Revolusi teknologi itulah yang akhirnya menjadi titik tolak terjadinya
perubahan-perubahan di masyarakat. Fakta yang lebih jelas sebagai konsekuensi munculnya
revolusi teknologi ini melahirkan apa yang dinamakan dengan Engels Revolusi Industri, yaitu
terjadinya perubahan mendasar dari sistem pertanian ke sistem perindustrian. Ketika revolusi
industri terjadi, selanjutnya diikuti dengan lahirnya revolusi sosial, salah satunya adalah
Revolusi Perancis. Penindasan terhadap kaum buruh oleh kaum Borjuis inilah yang mampu
mendorong para pemikir untuk berupaya melahirkan sistem baru yang mampu mengangkat
keterpurukan kaum proletarian dari penindasan kaum kapital. Salah satu tokoh yang peduli
dengan nasib kaum buruh pada waktu itu adalah Karl Marx yang menawarkan konsep sistem
ekonomi sosialis.
Sistem masyarakat yang ada pada masa Karl Marx, sebenarnya merupakan akibat dari
kondisi ekonomi, dimana perubahan-perubahan yang dialami sistem tersebut semata-mata
bisa dikembalikan kepada satu sebab, yaitu perjuangan kelas (class struggle) dalam rangka
memperbaiki kondisi kelas tersebut secara materi. Sejarah telah menceritakan kepada kita,
bahwa perjuangan ini ketika itu selalu berakhir dengan satu bentuk, yaitu menangnya kelas
yang lebih dominan jumlahnya dan lebih jelek kondisinya atas kelas orang-orang kaya dan
kelas yang jumlahnya lebih sedikit. Inilah yang kemudian disebut dengan hukum Dialektika
Sosial. Dimana, hukum ini masih bisa berlaku untuk masa-masa mendatang, sebagaimana
hukum ini sebelumnya pernah terjadi.
Ekonomi sosialis memiliki beberapa prinsip dasar. Diantaranya adalah otoritas suatu negara
untuk menguasai semua aset masyarakat. Di sini regulasi seputar ekonomi serta kepemilikan
harta dilakukan oleh pemerintah. Prinsip lain adalah keseteraan ekonomi. Maksudnya,
masyarakat tidak bekerja untuk pribadi, mereka hanyalah pegawai pemerintah yang gajinya
berasal dari keringat mereka sendiri. Prinsip lainnya adalah tentang disiplin politik. Di negara
yang menganut sistem ekonomi sosialis, parlemen sebagai lembaga yang berhak membuat
konstitusi dan regulasi dikuasai oleh kaum proletarian atau kaum buruh. Mereka ditempatkan
oleh partai-partai guna membuat regulasi yang cenderung berpihak pada kaum buruh sebagai
representasi kaum sosialis.

B. Pemikiran Sistem Ekonomi Sosialis


Pemikiran-pemikiran ekonomi beraliran sosialis secara garis besar dapat dilihat atas tiga
kelompok:
Dari kelompok pemikir sebelum Marx
Pandangan Marx dan Engels
Kelompok pemikir sosialis sesudah Marx

1. Dari kelompok pemikir sebelum Marx


Aliran sosialisme sebelum Marx lebih bersifat utopis dan kelompok pemikir yang mencoba
merealisasikan gagasan-gagasan mereka dengan membentuk komunitas-komunitas bersama.
Tokoh sosialis-utopis yang paling terkenal adalah Sir Thomas More (1478-1535). Bahkan
,istilah ‘sosialis-utopis’ diberikan karena More pernah menulis tentang sebuah ‘negara
impian’ dalam sebuah tulisannya yang sangat terkenal: ‘utopia’. Buku Utopia ditulis pertama
kali dalam bahasa latin di Belgia tahun 1516 , dan diterjemahkan ke dalam bahasa inggris
tahun 1551. Dalam buku tersebut More menjelaskan bahwa di sebuah pulau khayal bernama
utopia yang dapat juga ditafsirkan sebagai sebuah negara , semua milik merupakan milik
bersama. Semua orang tinggal dalam satu tempat bersama,makanan serta kebutuhan lainnya
disediakan secara bersama-sama pula.
Tulisan-tulisan lain yang senada dengan Utopia-More cukup banyak, antara lain dapat dilihat
dari karangan Thomasso Champanella (1568-1639) , Freanciss Bacon(1560-1626) dan James
Hurrington.
Tulisan-tulisan para pemikir sosialis utopia diatas bersifat utopis , hanya mengkhayalkan
bentuk suatu komunitas ideal. Di lain pihak ada tokoh-tokoh sosialis yang merealisasi cita-
cita mereka dalam kanyataan. Di antaranya Robert Owen 91771-1858), Charles Fourier
(1772-1837) dan Louis Blanc(1811-1882) dengan mendirikan komunitas-komunitas namun
kebanyakan segera layu sebelum berkembang. Barulah di tangan Karl Marx, ide sosialisme
mendapat ‘landasan ilmiah’, paling kurang menurut anggapan Marx sendiri.
2. Pandangan Marx dan Engels
Diantara sekian banyak pakar sosialis , pandangan Karl Heindrich Marx (1818-1883)
dianggap paling berpengaruh dari segi teoritis, banyak pakar dan pemikir ekonomi yang
mengakui bahwa argumentasi Marx sangat dalam dan luas. Teori-teorinya tidak hanya
didasarkan pada pandangan ekonomi saja, tapi juga melibatkan moral, etika, social , politik,
sejarah, dan falsafah dan sebagainya.
Karl marx sangat benci dengan sistem perekonomian liberal yang digagas oleh Adam smith
dan kawan-kawan. Argumen argumen yang disusun Marx dapat dilihat dari berbagai
segi,baik dari sisi moral, sosiologi maupun ekonomi.
Salah satu buku yang ditulis Marx dan Engels yang sangat berpengaruh adalah Manifesto
Komunis yang terbit tahun 1848 dan Das Kapital. Dalam buku Manifesto Komunis dapat
diikuti bagaimana teori Marx tentang pertentangan kelas. Menurut Marx , sejarah segala
masyarakat yang ada hingga sekarang pada hakikatnya adalah sejarah pertentangan kelas. ada
masyarakat kelas kaya dan ada masyarakat kelas tak berpunya. Semua kelas-kelas masyarakat
ini dianggap Marx timbul sebagai hasil dari kehidupan ekonomi masyarakat.
Marx juga mengemukakan tentang teori ‘Surplus Value’ dan penindasan buruh. Upah alami
yang diterima oleh para buruh hanya cukup sekadar penyambung hidup secara subsisten ,
yaitu untuk memenuhi kebutuhan yang sangat pokok-pokok saja. Padahal , nilai dari hasil
kerja para buruh jauh lebih besar dari jumlah yang diterima mereka sebagai nilai upah alami.
Kelebihan nilai produktivitas kerja buruh atas upah alami yang disebut Marx sebagai nilai
lebih (surplus value), dinikmati oleh para pemilik modal.

3. Kelompok pemikir sosialis sesudah Marx


Pengaruh dari ajaran Marx dan Engels tersebut sangat luar biasa. Pada kuarter pertama abad
ke-20 pemikiran-pemikiran Marx dan Engels dimodifikasi oleh Lenin. Dengan teori di atas
Lenin mempunyai cukup alas an untuk melakukan revolusi di Rusia, yang dikenal dengan
revolusi Bolshevik tahun 1917. Sementara itu , kaum Revisionis yang dipimpin oleh
Bernstein dan Kautsky juga ingin melakukan perubahan-perubahan social. Akan tetapi bukan
melalui revolusi kekerasan seperti yang dilaksanakan Lenin, melainkan secara damai.
Hingga pertengahan tahun 60-an muncul Aliran Kiri Baru (the New Left) secara sederhana ,
aliran kiri baru dapat diartikan sebagai kombinasi dari Marxisme-Leninisme Ortodoks dengan
pemikiran-pemikiran radikal baru.
Sistem Ekonomi sosialis yaitu sistem ekonomi yang seluruh kegiatan ekonominya
direncanakan, dilaksanakan, dan diawasi oleh pemerintah secara terpusat. Sistem ekonomi
sosialis tidak sama dengan sistem ekonomi komunis, sosialisme merupakan tahap persiapan
ke komunisme.
 Faktor-faktor yang mendorong lahirnya sosialisme :
1. Karena adanya revolusi industry
2. Karena bangkitnya kaum borjuis (majikan) dan kaum proletar (buruh)
3. Munculnya pemikiran-pemikiran baru yang lebih terpelajar dan lebih rasional terhadap
kehidupan manusia dan masyaraka
4. Adanya tuntutan-tuntutan berlakunya demokrasi dari hasil Revolusi Perancis
Karl Max merupakan tokoh pengkritik kapitalisme di eropa dan penggugah perlawanan kaum
buruh terhadap kapitalisme, juga penulis wacana yang menjadi dasar pembentukan sistem
ekonomi social

C. Kelebihan, Kekurangan dan Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Sosialis


Kelebihan :
1. Disediakannya kebutuhan pokok. Setiap warga negara disediakan kebutuhan
pokoknya, termasuk makanan dan minuman, pakaian, rumah, kemudahan fasilitas
kesehatan, serta tempat dan lain-lain. Setiap individu mendapatkan pekerjaan dan
orang yang lemah serta orang yang cacat fisik dan mental berada dalam pengawasan
Negara.
2. Didasarkan oleh perencanaan Negara. Semua pekerjaan dilaksanakan berdasarkan
perencanaan Negara Yang sempurna, diantara produksi dengan penggunaannya.
Dengan demikian masalah kelebihan dan kekurangan dalam produksi seperti yang
berlaku dalam System Ekonomi Kapitalis tidak akan terjadi.
3. Produksi dikelola oleh Negara. Semua bentuk produksi dimiliki dan dikelola oleh
Negara, sedangkan keuntungan yang diperoleh akan digunakan untuk kepentingan-
kepentingan Negara.
4. Pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi, pengangguran dan masalah ekonomi
lainnya
5. Pasar barang dalam negeri berjalan lancer
6. Pemerintah dapat turut campur dalam hal pembentukan harga
7. Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan
8. Jarang terjadi krisis ekonomi
Kekurangan :
1. Sulit melakukan transaksi. Tawar-menawar sangat sukar dilakukan oleh individu yang
terpaksa mengorbankan kebebasan pribadinya dan hak terhadap harta milik pribadi
hanya untuk mendapatkan makanan sebanyak dua kali. Jual beli sangat terbatas,
demikian pula masalah harga juga ditentukan oelh pemerintah, oelh karena itu
stabilitas perekonomian Negara sosialis lebih disebabkan tingkat harga ditentukan
oleh Negara, bukan ditentukan oelh mekanisme pasar.
2. Membatasi kebebasan. Sistem tersebut menolak sepenuhnya sifat mementingkan diri
sendiri, kewibawaan individu yang menghambatnyadalam memperoleh kebebasan
berfikir serta bertindak, ini menunjukkan secara tidak langsung system ini terikat
kepada system ekonomi dictator. Buruh dijadikan budak masyarakat yang
memaksanya bekerja seperti mesin.
3. Mengabaikan pendidikan moral. Dalam system ini semua kegiatan diambil alih untuk
mencapai tujuan ekonomi, sementara pendidika moral individu diabaikan. Dengan
demikian, apabila pencapaian kepuasan kebendaan menjadi tujuan utama dan nlai-
nilai moral tidak diperhatikan lagi.
Ciri-ciri sitem ekonomi sosialis
1. Lebih mengutamakan kebersamaan (kolektivisme).
 Masyarakat dianggap sebagai satu-satunya kenyataan social, sedangkan individu-
individu fiksi belaka.
 Tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi (individu) dalam sistem sosialis.
2. Peran pemerintah sangat kuat
 Pemerintah bertindak aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap
pengawasan.
 Alat-alat produksi dan kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur oleh negara.
3. Sifat manusia ditentukan oleh pola produksi
 Pola produksi (aset dikuasai masyarakat) melahirkan kesadaran kolektivisme
(masyarakat sosialis)
 Pola produksi (aset dikuasai individu) melahirkan kesadaran individualisme
(masyarakat kapitalis).

D. Prinsip Dasar Sistem Ekonomi Sosialis


Dalam setiap system yang ada baik itu sosial maupun politik memiliki sebuah prinsip
yang dipegang sebagai suatu acuan untuk tetap menjaga eksistensi dari sebuah system
tersebut. Begitupun system ekonomi sosialis yang memiliki beberapa prinsip diantaranya
sebagai berikut :
1. Dalam sistem ekonomi sosialisme mempunyai beberapa prinsip dasar sebasagai berikut:
Pemilikan Harta oleh Negara Seluruh bentuk produksi dan sumber pendapatan menjadi milik
masyarakat secara keseluruhan. Hak individu untuk memiliki harta atau memanfaatkan
produksi tidak diperbolehkan.
2. Kesamaan Ekonomi Sistem ekonomi sosialis menyatakan, (walaupun sulit ditemui
disemua Negara komunis) bahwa hak-hak individu dalam suatu bidang ekonomi ditentukan
oleh prinsip kesamaan. Setiap individu disediakan kebutuhan hidup menurut keperluan
masing-masing.
3. Disiplin Politik Untuk mencapai tujuan diatas, keseluruhan Negara diletakkan dibawah
peraturan kaum buruh, yang mengambil alih semua aturan produksi dan distribusi.
Kebebasan ekonomi serta hak kepemilikan harta dihapus. Aturan yang diperlakukan sangat
ketat untuk lebih menggefektifkan praktek sosialisme. Hal ini yang menunjukkan tanpa
adanya upaya yang lebih ketat mengatur kehidupan rakyat, maka keberlangsungan system
sosialis ini tidak akan berlaku ideal sebagaimana dicita-citakan oleh Marx, Lenin dan Stalin.
Marx membedakan fase sosialisme dengan komunisme penuh atau lengkap. Dalam fase
sosialisme, produktivitas masih rendah dan kebutuhan materi belum terpenuhi secara cukup.
Sementara itu dalam fase komunisme penuh produktivitas sudah tinggi, sehingga semua
kebutuhan materi sudah diproduksi secara cukup. Dengan begitu, perekonomian dapat
memenuhi kebtuhan semua anggota masyarakat secara berkelimpahan.
Tentang hakikat manusia sebagai produsen dalam fase sosialisme manusia belum cukup
menyesuaikan diri sehingga menjadikan kerja sebagai hakikat dan masih mementingkan
insentif materi untuk bekerja. Pada tahap komunisme, kerja sudah menjadi hakikat. Semua
pekerjaan dikerjakan dengan sukarela, kegembiraan dan efesien tanpa mengharapkan insentif
langsung seperti upah yang merupakan produk sampingan dari kerja.
Sosialisme merupakan tahap persiapan ke komunisme. Komunisme merupakan tahap akhir
perkembangan masyarakat (The Six Major Historical Stages): primitive communism slaery
feudalism, capitalism, sosialism dan full communism.
Negara yang menganut sistem ekonomi sosialis
1. Korea Utara
2. Kuba
3. Vietnam
4. RRC (sudah mulai mengendur)

Anda mungkin juga menyukai