Anda di halaman 1dari 10

WENNA VALENTINE P.

Definisi Etiologi Manifestasi Diagnosis Terapi Komplikasi Prognosis


Klinis
Laserasi Terpotongn Trauma tumpul - Anamnesis - Partial Thickness 1. Akibat Tergantung pada
Kelopak ya jaringan Terdapat riwayat Eyelid Injuries kegagalan luasnya laserasi
Mata pada terjadinya Laserasi kelopak memperbai dan atau
kelompak trauma yang mata dangkal ki laserasi kerusakan
mata menyebabkan yang tidak khususnya palpebra serta
luka pada melibatkan jika lokasi dan
kelopak mata margin palpebra melibatkan ketebalan jaringan
- Pemeriksaan dan yang sejajar margin yang rusak
Fisik dengan garis kulit palpebra (Mounir B, 2013).
1. Dilakukan sehingga dapat - Epiforakroni
pemeriksaan distabilkan s
oftalmologi dengan skin tape - Konjungtivit
untuk Laserasi yang lebih is kronis
mengetahui besar dan tegak - Konjungtivit
apakah terjadi lurus dengan garis is bacterial
kerusakan kulit mmerlukan - Keratitis
didalam mata pendekatan yang - Abrasion
atau tidak. Pada lebih hati2 dan kornea
anak-anak eversi ke tepi kulit. berulang
memerlukan Hal ini dapat - Ektropion /
pembiusan dilakukan dengan entropion
secara umum. cara menggunakan berulang
Bila terjadi benang ukuran 6-0
penetrasi pada atau 7-0 yang 2. Akibat
palpebra meski absorbable atau teknik
kecil juga harus non absorbable. pembedaha
diwaspadai - Eyelid Margin n yang
penetrasi pada Laceration buruk
bola mata. Perbaikan dimulai terutama
2. Keadaan luka dengan dalam
pada palpebra penempatan akurasi luka
harus benang 6-0 pada - Jaringan
diperhatikan bidang kelenjar parut
karena meibom di margin - Fibrosis
mempengaruhi palpebra , kira- - Deformalita
jenis teknik kira 2 mm dari s palpebra
operasi yang tepi luka dan sikatrikal
digunakan dengan
3. Tes anel kedalaman 2 mm 3. Keadaan
Apabila terjadi menggunakan luka yang
kebocoran pada benang memburuk
cairan yang absorbable. akibat
disuntikkan adanya
maka infeksi atau
kemungkinan penutupan
besar terjadi luka yang
laserasi pada tertunda
kanalis 4. Laserasi
lakrimalis dekat
(Jeffrey P, et al, canthus
2009). - Eyelid Injuries medialis
With Tissue Lost dapat
Hrus ditentukan merusak
apakah dan sistem
berapa banyak nasolakrim
jaringan kelopak alis (Mounir
mata yang hilang B, 2013).
dan berapa
lapisan kelopak
mata yang tidak
ada kemudian di
jahit.
- Full Thickness
Eyelid Laceration
Jika lamella
posterior terlibat
tanpa
menimbulkan
ketegangan kulit
yang tidak
semestinya maka
langsung
diperbaiki dengna
menggunakan
benang
polyglactin ukuran
6-0 atau 7-0
namun dexon, silk
dan kromik juga
bisa digunakan
untuk penutupan
tarsal (Jeffrey P, et
al, 2009).
Trikiasis Kelainan - Epibleparon - Sensasi Diagnosis - Jika hanya sedikit - Abrasi Umumnya baik.
dimana bulu - Herpes zoster benda asing ditegakkan bulumata yang kornea Tindak lanjut dan
mata okular - Iritasi pada melalui anamnesis arah tumbuhnya -Ulkus Kornea perawatan
tumbuh - Trauma seperti permukaan dan pemeriksaan salah maka (Graham RH, berkala bisa
mengarah kebakaran bola mata fisik serta trikiasis dapat 2016). meningkatkan
ke dalam - Blefaritis secara penunjang diterapi dengan prognosis jangka
(Graham kronik kronik - Dari mekanikal epilasi panjang (Graham
RH, 2016) - Trakoma - Lesi pada pemeriksaan  membuang RH, 2016)
- Kelainan pada kelopak fisik akan lebih bulu mata yang
kulit atau mata nampak ada tumbuh ke dalam
membrane - Gatal atau tidaknya dengan forcep
mukus seperti - Nyeri ulkus kornea dengan bantuan
pada steven (Graham atau erosive slit lamp. Karena
Johnson RH, 2016). (Graham RH, pertumbuhan
syndrome dan 2016). kembali dapat
pemfigoid terulang maka,
sikatrik epilasi dilakukan
(Graham RH, setiap 3-8 minggu.
2016). - Radiosurgery
dengan cara
menggunakan
ujung jarum yang
dimasukkan dari
ujung silia ke basis
silia. Sinyal
radiosurgery
dikirimkan < 1 s
dengan tenaga
lemah untuk
menghancurkan
folikel rambut.
Ketika ujung
jarum
dipindahkan maka
bulu mata dapat
diangkat dengan
mudah.
- Trikiasis
segmental dapat
diperbaiki dengna
cryoterapi. Folikel
dari bulu mata
sangat sensitive
dengan dingin dan
dapat
dihancurkan pada
suhu -20˚c. area
dibekukan selama
25 detik kemudian
dibiarkan
mencair.
Kemudian
dibekukan untuk
kedua kalinya
selama 20 detik.
Bulu mata yang
abnormal
kemudian
diangkat dengan
forcep (Collin R &
Rose G, 2011).
Dakriosistitis Infeksi pada - Kasus dewasa - Berair dan Berdasarkan - Non - Fistula Kekambuhan
saccus akut : belekan anamnesis dan medikamentosa : - Abses tinggi jika tidak
lacrimalis Stapylococcus - Pada pemeriksaan fisik. kkompres hangat kelopak tertangani secara
aureus, kondisi Untuk - Medikamentosa mata tepat. Jika
Streptococcus akut : di pemeriksaan fisik Dakriosistitis akut - Ulkus dilakukan
β haemoliticus daerah dilakukan dengan biasanya - Selulitis pembedahan baik
- Kasus dewasa sakus tujuan untuk berespon orbita dengan
kronik : lakrimalis mengetahui ada terhadap (Ilyas, dakriosistorinosto
Streptococcus terdapat tidaknya obstruksi antibiotik sistemik Sidarta, mi eksternal atau
pneumonia & gejala serta letak dan yang memadai, 2008) internal
Candida radang, penyebab dan bentuk kekambuhan
albicans sakit, obstruksi. kroniknya sering sangat jarang
- Pada bayi : bengkak, Pemeriksaan yang dapat terjadi (O’brien
infeksi kronik dan nyeri digunakan untuk dipertahankan TP,2009).
menyertai tekan. memeriksa laten dengan
obstruksi Substansi adanya obstruksi tetesan antibiotik.
ductus purulen pada ductus Meskipun begitu
nasolakrimalis, dapat nasolakrimalis menghilangkan
tetapi diperas dari adalah eye obstruksi adalah
dakriosisititis sakus disappearance penyembuhan
akut jarang - Pada test, fluorescein satu-satunya.
terjadi kondisi clearance test, - Pada orang
- Pada anak : kronik : John Eye Test. dewasa
akibat infeksi nerocoh / Sementara unutk diindikasikan
Haemophilus berair. memeriksa letak bedah
influenza Substansi obstruksinya Dakriosistorinosto
(Vaughan, mukoid dapat digunakan mi yaitu
2015) dapat anel test dan pembentukan
diperas dari probing anastomosis
sakus test.(Ilyas,Sidarta permanen antara
(Vaughan, 2009) septum dan
2015). dinding lateral
Fluorescein hidung (Vaughan,
clearance test 2015).
- Epifora yang
berlebihan
terkadang
disebabkan oleh
stenosis kanalikuli
atau obstruksi di
John Eye Test. perbatasan
antara kanalikulus
komunis dan
saccus lakrimalis.
Pada kasus ini
kompresi pada
saccus tidak
menyebabkan
keluarnya cairan,
mukus, atau pus
melalui puncta,
dan tidak
didapatkan
mukokel. Intubasi
dan irigasi sistem
kanalikuli dengan
suatu kanula
lakrimalis dan
studi sinar X
memakai media
kontras dapat
menentukan
lokasi obstruksi.
Obstruksi
kanalikuli dapat
diatasi dengan
intubasi saluran-
saluran tersebut
dengan sten
silicon selama 3-6
bulan. Akan tetapi
adanya jaringan
parut obstruksi
yang tebal
mengharuskan
dilakukannya
dakriosistorinosto
mi dan
kanalikuloplasti
dengan intubasi
silicon di sistem
kanalikulo.
Pada dakriosistitis
infantile lokasi
stenosis biasanya
di katup hasner.
Kegagalan
kanalisasi adalah
kejadian yang
umum ditemukan
(4-7% neonatus),
tetapi duktus
tersebut biasanya
membuka spontan
dalam bulan
pertama. Sakus
lakrimalis yang
ditekan kuat
kadang-kadang
dapat merobek
membrane
sehingga saluran
terbuka. Jika
stenosis menetap
lebih dari 6 bulan
atau jika timbul
dakriosistitis,
diindikasikan
pelebaran duktus
dengan probe.
Satu kali dilakukan
tindakan ini efektif
pada 75% kasus.
Sisanya hampir
selalu dapat
disembuhkan
dengan
pengulangan
tindakan dengan
merusak concha
inferior ke dalam
atau dengan bidai
lakrimalis silikon
temporer.
Tindakan
pelebaran jangan
adilakukan jika
ada infeksi akut
((Vaughan,
2015).)
Dakrioadenit Inflamasi 1. Virus - Nyeri hebat Tergantung pada Fistula pada - Prognosis dari
is pada (Penyebab dan onset dan kelenjar dakrioadenitis
kelenjar air utama)  pembengkak etiologinya lakrimal kronik adalah
mata pars mumps an pada 1. Virus : Self (Ilyas, Sidarta, baik, karena
sekretorik penyebab kelopak limiting disease, 2008) kebanyakan
tersering mata atas terapi kasus
pada anak- - Konjungtiva supportivenya merupakan self
anak. EBV, kemotik kompres hangat limiting disease.
Herpes dengan dan NSAID oral - Pada
zoster, belekan 2. Bakteri : dakrioadenitis
Citomegalovir - Pembesaran cephalosporin kronik,
us, dll. kelenjar generasi pertama prognosis
2. Bakteri preaurikuler 3. Jamur : antifungal tergantung dari
Staphylococc (Sowka et al, 4. Dakrioadenitis manajemen
us aureus dan 2014) kronik : jika tidak terapi yang
Streptococcus hilang lebih dari 2 berhubungan
, Treponema minggu dapat dengan
pallidum, dilakukan biopsy penyakit yang
Chlamydia glandula mendasarinya
trachomatis, lakrimalis. (Sowka (Sowka et al,
Mycobacteriu et al, 2014) 2014)
m leprae, dll.
3. Fungi (jarang)
Histoplasmosi
s,
Blastomycosi
s, dll
4. Sarkoid dan
idiopati
(Sowka et al,
2014)

Anda mungkin juga menyukai