PERDARAHAN ANTEPARTUM
Oleh
1618012086
Perceptor
BAB I
PENDAHULUAN
plasenta.
Setiap tahun didunia terdapat kematian perinatal yang tinggi yaitu 3 juta
kematian janin sebelum lahir (still-birth) dan 3 juta kematian neonatus dini (dalam
usia ≤ 7 hari). Peristiwa tragis ini 99% terjadi di negara berkembang dan hanya
1% di negara maju. Dari aspek prenatal care lebih 35% dari perempuan hamil
tersebut tidak memperoleh asuhan kehamilan, dan dari aspek intranatal care 50%
persalinan ditangani oleh petugas yang tidak terampil. Jika melihat latar belakang
teknis medis kematian tersebut tidak harus terjadi. Namun, kematian meternal dan
perinatal terjadi juga. Salah satu faktor yang mempengaruhi mortalitas dan
bantuan medis saat pertama pasien mulai sakit di rumah (delay in decision to seek
reaching care), bahkan setelah tiba di rumah sakit pun masih terjadi
Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi yaitu sebesar 420 per
100.000 kelahiran hidup, rasio tersebut sangat tinggi bila dibandingkan dengan
pada tahun 2008 dikatakan bahwa angka kematian ibu di dunia pada tahun 2005
sebanyak 536.000. Kematian ini dapat disebabkan oleh 25% perdarahan, 20%
penyebab tidak langsung, 15% infeksi, 13% aborsi yang tidak aman, 12%
penyebab utama kematian. Di Indonesia sampai saat ini ada tiga penyebab utama
morbiditas dan mortalitas ibu di seluruh dunia. Bukan hanya karena perdarahan
obstetrik merupakan alasan utama dirawatnya seseorang di ICU namun ini juga
kontribusinya yang sangat signifikan terhadap kematian ibu, maka sangat penting
untuk para ahli obstetrik untuk memahami perubahan hemodinamik yang terjadi
BAB II
ISI
2.2 FREKUENSI
merupakan tanda khas plasenta previa, apalagi kalau disertai tanda-tanda lainnya,
seperti bagian terbawah janin belum masuk ke dalam pintu atas panggul, atau
kelainan letak janin. Karena Tanda pertama adalah perdarahan sehingga pada
pertolongan. Gejala pertamanya ialah rasa nyeri pada kandungan yang makin
lama makin hebat, dan berlangsung terus menerus. Nyeri ini sering diabaikan,
pingsan karena perdarahan retroplasenta yang banyak, atau setelah tampak ada
eklampsia.
antepartum ialah :
7
3. Bagian terbawah janin selalu terapung di atas pintu atas panggul, atau
Menderita pre-eklampsia
2.5 PENANGANAN
untuk transfusi darah dan operasi. Pemasangan tampon dalam vagina tidak
jatuh ke dalam keadaan syok, infus cairan intravena harus segera dipasang, dan
dipertahankan terus sampai tiba di rumah sakit. Memasang jarum infus ke dalam
pembuluh darah, sehingga akan jauh lebih memudahkan transfusi darah apabila
2.6.1 DEFINISI
tempat yang abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi
sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internal). Pada
2.6.2 KLASIFIKASI
Berdasarkan terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir
2.6.3 ETIOLOGI
proses radang atau atropi. Faktor resiko terjadinya Plasenta previa yang dapat
endometrium seperti paritas tinggi, usia lanjut, cacat rahim, misalnya bekas
plasenta previa lebih tinggi 2 kali lipat. Belum diketahui dengan pasti,
bawah Rahim. Teori lain adalah vaskularisasi desidua yang tidak memadai,
Perdarahan tanpa alasan dan tanpa nyeri merupakan gejala utama dan
pertama dari plasenta previa. Perdarahan dapat terjadi selagi penderita tidur
atau bekerja biasa. Perdarahan pertama biasanya tidak banyak, akan tetapi,
bawah uterus telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Dengan
dan serviks mulai membuka. Apabila plasenta tumbuh pada segmen bawah
uterus, pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat
diikuti oleh plasenta yang melekat di situ tanpa terlepasnya sebagian plasenta
11
dari dinding uterus. Pada saat itu mulailah terjadi perdarahan. Darahnya
Anamnesis
Perdarahan dari jalan lahir pada kehamilan setelah 20minggu, tanpa rasa
nyeri, tanpa alasan, berulang dengan volume lebih banyak daripada
sebelumnya, terutama pada multigravida. Banyaknya perdarahan tidak dapat
dinilai dari anamnesis, melainkan dari pemeriksaan hematokrit.
Pemeriksaan Luar
Inspeksi
Palpasi
Bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul, apabila
presentasi kepala, biasanya kepala masih terapung diatas pintu atas
panggul atau mengolak ke samping dan sukar didorong ke dalam pintu
atas panggul.
Tidak jarang terdapat kelainan letak, seperti letak lintang atau letak
sungsang.
Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah.
Tidak terdapat nyeri tekan uterus, uterus tidak tegang, dan tidak iritabel
Auskultasi
Pemeriksaan Inspekulo
ostium uteri eksternum atau dari kelainan serviks dan vagina. Apabila
perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum, adanya plasenta previa harus
dicurigai.
2.6.5 PENANGANAN
Terapi Ekspektatif
Tujuan supaya janin tidak terlahir prematur dan upaya diagnosis dilakukan
3. Keadaan umum ibu cukup baik (kadar Hb dan tanda-tanda vital dalam
batas normal)
Rawat inap, tirah baring, observasi tanda vital, dan berikan antibiotik
profilaksis.
lama, pasien dapat dirawat jalan (kecuali rumah pasien di luar kota atau
diperlukan waktu > 2 jam untuk mencapai rumah sakit) dengan pesan
Janin matur
maturitas janin.
cairan tubuh.
Resusitasi cairan dengan saline atau ringer laktat, 2 jalur, jarum besar
(16G, 18G)
pada kehamilan meningkat hingga 20% dan janin sangat rentan terhadap
hipoksia)
Plasenta previa lateralis atau marginalis atau letak rendah, bila telah ada
pembukaan
15
Apabila amniotomi tidak berhasil, maka terdapat 2 cara lain yang lebih
karena seksio caesaria jauh lebih aman. Kedua cara tersebut cenderung
dilakukan pada janin yang telah meninggal atau yang prognosis untuk
hidup di luar uterus tidak baik. Cara ini, apabila akan dilakukan, lebih
2.6.6 KOMPLIKASI
A. Pada Ibu
Plesentitis
B. Pada Janin
Asfiksia berat
2.6.7 PROGNOSIS
dan morbiditas ibu dan bayi tinggi, mortalitas ibu mencapai 8-10% dan
maka angka kematian dan kesakitan ibu dan perinatal jauh menurun.
emboli udara, dan trauma karena tindakan. Kematian perinatal juga turun
17
2.7.1 DEFINISI
yang normal pada uterus sebelum janin dilahirkan. Istilah lain dari solusio
2.7.2 KLASIFIKASI
yang terlepas.
Kelas 0: asimptomatik
tidak ada, perut terasa agak sakit terus-menerus agak tegang, tekanan
darah dan denyut jantung maternal normal, tidak ada koagulopati, dan
Solusio plasenta sedang dalam hal ini plasenta telah lepas lebih dari
sehingga bagian bagian janin sulit diraba, apabila janin masih hidup
(150–250 % mg/dl).
janinnya telah meninggal. Gejala: ibu telah masuk dalam keadaan syok,
2.7.3 ETIOLOGI
Penyebab utama dari solusio plasenta, masih belum diketahui dengan
jelas. Meskipun demikian, beberapa hal tersebut dibawah ini diduga
merupakan faktor–faktor yang berpengaruh pada kejadiannya, antara lain:
1. Hipertensi essensialis atau preeklamsi
2. Tali pusat yang pendek
3. Trauma
4. Tekanan oleh rahim yang membesar pada vena cava inferior
5. Uterus yang sangat mengecil (Hidramnion pada waktu ketuban pecah,
kehamilan ganda pada waktu anak pertama lahir).
mencapai 1000 ml
syok
Ibu Syok
ibunya
ginjal
Pada keadaan yang agak berat kita dapat membuat diagnosis berdasarkan:
1. Anamnesis
darah.
yang keluar.
lain.
2. Inspeksi
3. Palpasi
Uterus teraba tegang dan keras seperti papan yang disebut uterus in
4. Auskultasi
Sulit, karena uterus tegang. Bila denyut jantung janin terdengar biasanya
diatas 140, kemudian turun dibawah 100 dan akhirnya hilang bila plasenta
5. Pemeriksaan dalam
Kalau sudah terbuka maka ketuban dapat teraba menonjol dan tegang,
previa.
6. Pemeriksaan umum.
penyakit vaskuler, tetapi lambat laun turun dan pasien jatuh syok.
belakangan ini.
sensitif untuk mendeteksi solusio plasenta, tercatat hanya 25% kasus solusio
isoechoic pada fase akut, dan berubah menjadi hypoechoic dalam satu
24
8. Pemeriksaan plasenta
Sesudah bayi dan plasenta lahir, kita periksa plasentanya. Biasanya
tampak tipis dan cekung di bagian plasenta yang terlepas (krater) dan terdapat
koagulum atau darah beku di belakang plasenta, yang disebut hematoma
retroplasenter.
2.7.5 PENANGANAN
Ekspektatif (Konservatif)
uterus tidak ada, perut tidak sakit, uterus tidak tegang, janin hidup.
Pasien dirawat dengan tirah baring, atasi anemia, USG, dan CTG serial,
persalinan spontan.
Aktif
bertambah luas.
Bila janin hidup, dilakukan seksio caesaria. Apabila janin mati, ketuban
seksio caesaria.
Air.
resusitasi cairan dengan saline atau ringer laktat dalam 2 jalur dengan
jarum besar (16G, 18G). Observasi terus keadaan janin, dan berikan O2
dan tidak peduli apakah persalinan akan dilakukan pervaginam atau per
2.7.6 KOMPLIKASI
Komplikasi pada ibu dan janin tergantung dari luasnya plasenta yang
terjadi adalah :
A. Perdarahan
Kontraksi uterus yang tidak kuat itu disebabkan oleh ekstravasasi darah
arteria hipogastrika.
(1973) terjadi pada 46% dari 134 kasus yang diselidikinya. Terjadinya
plasma normal pada wanita hamil cukup-bulan ialah 450 mg%, berkisar
antara 300-700 mg%. Apabila kadar fibrinogen lebih rendah dari 100
yang harus secara rutin dilakukan pada solution plasenta sedang, dan
D. Gawat janin
Jarang kasus solusio plasenta yang datang ke rumah sakit dengan janin
yang masih hidup. Kalau pun didapatkan janin masih hidup, biasanya
29
ringan.
2.7.7 PROGNOSIS
Terhadap Ibu
Terhadap Anak
BAB III
KESIMPULAN
Perdarahan antepartum dapat berasal dari kelainan plasenta dan bukan dari
kelainan plasenta. Perdarahan yang cepat dan banyak berasal dari kelainan
setelah 20 minggu.
plasenta, ruptur sinus marginalis, plasenta letak rendah atau vasa previa.
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, et al. 2001. Plasenta Previa, Antepartum
hemorrhage. In: Williams Obstetrics, 22st ed, Prentice Hall International Inc.
EGC.
Mochtar, R,. 2013. Sinopsis Obstetri obstetri fisiologis obstetri patologis, edisi
Miller DA, Chollet JA, Goodwin TM. . 2009. Clinical risk factors for
Prawirohardjo.
32